4. PROFIL KABUPATEN KEBUMEN - DOCRPIJM d30c6cd4aa BAB IVBab 4 Profil Kabupeten Kebumen

4.
PROFIL KABUPATEN KEBUMEN
Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten Kebumen seperti batas administrasi
wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial
dan ekonomi wilayah.

IV - 1

Kabupaten Kebumen adalah salah satu Kabupaten yang termasuk ke dalam
Wilayah Administratif Provinsi Jawa Tengah. Ibukota Kabupaten Kebumen adalah
Kebumen. Sejarah awal mulanya adanya Kebumen tidak dapat dipisahkan dengan
sejarah Mataram Islam. Hal ini disebabkan adanya beberapa keterkaitan peristiwa
yang ada dan dialami Mataram membawa pengaruh bagi terbentuknya Kebumen
yang masih didalam lingkup kerajaan Mataram dan Struktur kekuasaan Mataram,
lokasi Kebumen termasuk di daerah Manca Negara Kulon (wilayah Kademangan
Karanglo) dan masih dibawah Mataram.
Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Kebumen yang direncanakan selama
20 tahun ke depan dalam jangka waktu tahun 2005-2025 dibuat dengan
mempertimbangkan konstelasi regional Jawa Tengah dan Nasional serta peluang
dan tantangan yang dihadapi oleh Kabupaten Kebumen. Mendasarkan kenyataan
tersebut, maka Visi Pembangunan Kabupaten Kebumen tahun 2005-2025 adalah

“Kebumen Yang Mandiri dan Sejahtera Berbasis Agrobisnis”.
Visi tersebut diharapkan mampu mewadahi cita-cita Nasional, Regional Jawa
Tengah dan Harapan Masyarakat Kebumen. Sebagaimana kita ketahui, visi
pembangunan nasional tahun 2005-2025 adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil
dan Makmur”, dan visi pembangunan daerah Jawa Tengah adalah “Jawa Tengah yang
Mandiri, Maju, Sejahtera dan Lestari”. Sedangkan harapan Kabupaten Kebumen itu
mempertimbangkan fakta bahwa kita memiliki Potensi pertanian yang cukup besar
namun masih belum mampu mencapai swasembada memenuhi kebutuhan dalam
negeri atau dengan kata lain mewujudkan visi Mandiri belum terpenuhi. Pada saat
yang sama, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kebumen ingin memberikan
kontribusi yang berarti dalam mengembangkan agrobisnis untuk membantu
memenuhi kebutuhan tersebut. Visi Pembangunan harus bisa diukur tingkat
pencapaiannya dengan memahami konsep yang sinergis dari setiap unsur yang
terkandung di dalam visi tersebut. Dalam hal ini, konsep yang perlu dijelaskan
maknanya adalah Kebumen, Mandiri, Sejahtera dan Agrobisnis.
Pada tataran yang lebih operasional, untuk mewujudkan visi Pembangunan
Daerah Kebumen tersebut perlu ditempuh melalui 5 Misi Pembangunan Daerah
Kebumen yaitu sebagai berikut :
A. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
B. Mengurangi Tingkat Kemiskinan Penduduk

IV - 2

C. Meningkatkan kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Pelayanan Dasar
di Wilayah Strategis
D. Mengembangkan Agrobisnis serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
untuk mewujudkan Ekonomi Kerakyatan, dan
E. Menerapkan prinsip-prinsip Tata Kepemerintahan yang Baik (Good
Governance) dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan
serta Di Semua Elemen Kemasyarakatan.

4.1

Profil Geografis dan Administratif Wilayah
4.1.1 PROFIL GEOGRAFI
Kabupaten Kebumen memiliki Luas Wilayah 1.281,11 km2 atau
128.111.50 hektar, dengan kondisi wilayah berupa daerah pantai dan
pegunungan dan sebagian besar merupakan dataran rendah.
Kabupaten Kebumen teletak pada 109 0 22’ - 1090 50' Bujur Timur 70
27’ - 70 50' Lintang Selatan, dengan batas administasi sebagai berikut :



Sebelah Barat

: Kabupaten Cilacap dan Banyumas



Sebelah Timur

: Kabupaten Purworejo



Sebelah Utara

: Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara



Sebelah Selatan


: Samudera Indonesia

Jenis-jenis tanah yang ada di Kabupaten Kebumen dapa dibedakan atas
Tanah Alluvial, Tanah Latososl, Tanah Podsolik, Tanah Regosol, Asosiasi Glei
Humus dan Alluvial Kelabu srta Asosiasi Litosol dan Mediteran Coklat, dimana
potensi tanah seperti tersebut di atas menunjukan di Kabupaten Kebumen
sebagian wilayahnya tergolong ckup subur untuk difunghsikan sebagai lahan
pertanian. Untuk bebrpa wilayah kecamatan seperti Sempor, Karanganyam,
Sadang dan Alian tanahnya kurang mampu untuk ditanami.
Secara administrasi Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan
yang terbagi atas 11 kelurahan dan 449 desa, dimana Kecamatan Ambal
memiliki desa terbanyak yaitu 32 desa, diikuti oleh Kecamatan Kebumen

IV - 3

dengan 29 desa/kelurahan. Sedangkan Kecamatan Sadang hanya memiliki 7
desa.
Jumlah kecamatan dan desa/kelurahan di Kabupaten Kebumen
dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 4.1

NO

Jumlah Kecamatan, Kelurahan/ Desa Di Kabupaten Kebumen

KECAMATAN

KELURAHAN

DESA

TOTAL

1

Ayah

-


18

18

2

Buayan

-

20

20

3

Puring

-


23

23

4

Petanahan

-

21

21

5

Klirong

-


24

24

6

Buluspesantren

-

21

21

7

Ambal

-


32

32

8

Mirit

-

22

22

9

Bonorowo

-


11

11

10

Prembun

-

13

13

11

Padureso

-


9

9

12

Kutowinangun

-

19

19

13

Alian

-

16

16

14

Poncowarno

-

11

11

15

Kebumen

5

24

29

16

Pejagoan

-

13

13

17

Sruweng

-

21

21

18

Adimulyo

-

23

23

19

Kuwarasan

-

22

22

20

Rowokele

-

11

11

21

Sempor

-

16

16

22

Gombong

2

12

14

23

Karanganyar

4

7

11

24

Karanggayam

-

19

19

25

Sadang

-

7

7

26

Karangsambung

-

14

14

Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

IV - 4

Gambar 4.1

Peta Administratif Kabupaten Kebumen

IV - 5

4.1.2 IKLIM
lklim wilayah Kabupaten Kebumen pada umumnya beriklim tropis yang
lembab dan panas. Seperti yang terjadi pada Tahun 2013, curah hujan dan hari
hujan di Kabupaten Kebumen lebih rendah dari tahun sebelumnya. Tercatat
curah hujan selama tahun ini sebesar 3.787,00 mm lebih tinggi dari tahun
sebelumnya sebesar 2.328,43 mm dan hari hujan sebanyak 188 hari lebih
sering dari tahun sebelumnya sebanyak 108 hari. Suhu terendah yang
terpantau di stasiun pemantauan Wadaslintang pada bulan Juli dengan suhu
sekitar 20,60°C dan tertinggi 34,00°C pada bulan Maret. Rata-rata kelembaban
udara setahun 81,00% dan rata-rata kecepatan angin 0,23 meter/detik.
Sedangkan pada stasiun pemantauan Sempor suhu terendah 21,60°C terjadi
pada bulan Agustus dan tertinggi 33,60°C pada bulan Februari. Rata-rata
kelembaban udara setahun 84,00% dan rata-rata kecepatan angin 1,99
meter/detik.

Gambar 4.2

Grafik Jumlah Hari Hujan dan Rataan Curah Hujan per Bulan di Kabupaten
Kebumen tahun 2009 – 2013 (Sumber : Kebumen Dalam Angka,2014)

4.1.3 LUAS WILAYAH DAN PENGGUNAANNYA
Kabupaten Kebumen secara administratif terdiri dari 26 kecamatan
dengan luas wilayah sebesar 128.111,50 hektar atau 1.281,115 km², dengan
kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan perbukitan,
sedangkan sebagian besar merupakan dataran rendah. Pada tahun 2013 , dari
Total Wilayah Kabupaten Kebumen , tercatat 39.748,00 hektar (31,03%)
IV - 6

merupakan lahan sawah dan 88.363,50 hektar (68,97%) merupakan lahan
kering. Sedangkan untuk penggunaan lahan kering dibagi menjadi untuk
lahan pertanian sebesar 42.799,50 hektar (48,45%) dan bukan untuk pertanian
sebesar 45.544,00 hektar (51,55%).

Gambar 4.3

Diagram Jenis dan luas penggunaan Lahan di Kabupaten Kebumen
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Pembagian lahan sawah menurut sistem irigasinya terbagi sebagai berikut :
1) Lahan sawah beririgasi teknis sebesar 50,34%, dengan hampir
keseluruhan dapat ditanami dua kali dalam setahun
2) Lahan sawah beririgasi setengahteknissebesar 9,23%
3) Lahan sawah beririgasi sederhanasebesar 5,77%
4) Lahan sawah beririgasi desa sebesar 2,65%
5) Lahan berupa sawah tadah hujan dan pasang surut sebesar 32,02%
Lahan kering dengan fungsi untuk pertanian terbagi sebagai berikut :
1) Tegal/kebun seluas 27.629,00 hektar
2) Ladang/huma seluas 745,00 hektar
3) Perkebunan seluas 1.159,00 hektar
4) Hutan rakyat seluas 3.011,00 hektar
5) Tambak seluas 24,00 hektar
6) Kolam seluas 53,50 hektar
IV - 7

7) Padang penggembalaan seluas 33,00 hektar
8) Tidak diusahakan seluas 231,00 hektar
9) Lainnya seluas 9.914,00 hektar

Gambar 4.4

Diagram Jenis dan luas penggunaan Lahan kering untuk fungsi pertanian
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Sedangkan lahan kering bukan untuk pertanian digunakan untuk
bangunan

seluas 26.021,00 hektar, hutan negara seluas 16.861,00 hektar,

rawa-rawa seluas 12,00 hektar serta lainnya seluas 2.670 hektar.

Gambar 4.5

Diagram Jenis dan luas penggunaan Lahan kering untuk fungsi bukan pertanian
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

IV - 8

4.2

Gambaran Demografi
Secara Agregat, Penduduk Kabupaten Kebumen di Tahun 2013 tercatat

sebanyak 1.176.662 jiwa dengan besarnya jumlah pertumbuhan penduduk pada
tahun sebelumnya adalah sebesar 0,60% serta jumlah Rumah Tangga sebanyak
316.159 rumah tangga. Sehingga jumlah rata-rata per rumah tangga adalah sebesar
4 jiwa.Kepadatan penduduk di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 adalah sebesar
918 jiwa/km². Wilayah dengan jumlah kepadatan penduduk tertinggi adalah
Kecamatan Kebumen yaitu sebesar 2.882 jiwa/km², sedangkan wilayah dengan
dengan jumlah kepadatan terendah adalah Kecamatan Sadang yaitu sebesar 334
jiwa/km². Berikut adalah luas wilayah, jumlah penduduk dan tingkat kepadatan di
tiap kecamatan di Kabupaten Kebumen :
Tabel 4.2

NO

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan di tiap Kecamatan
Kabupaten Kebumen

KECAMATAN

LUAS
WILAYAH(km²)

JUMAH
PENDUDUK (jiwa)

KEPADATAN
(jiwa/km²)

1

Ayah

76,370

55.233

4

2

Buayan

68,420

54.055

4

3

Puring

61,970

52.697

4

4

Petanahan

44,840

53.010

4

5

Klirong

43,250

54.188

4

6

Buluspesantren

48,770

52.373

4

7

Ambal

62,410

54.631

4

8

Mirit

52,350

43.833

4

9

Bonorowo

20,910

18.486

3

10

Prembun

22,960

26.264

4

11

Padureso

28,950

13.288

3

12

Kutowinangun

33,730

42.069

4

13

Alian

57,750

53.917

4

14

Poncowarno

27,370

14.879

4

15

Kebumen

41,040

121.178

4

16

Pejagoan

34,580

48.529

4

17

Sruweng

43,680

53.317

4

18

Adimulyo

43,430

34.085

3

IV - 9

NO

KECAMATAN

LUAS
WILAYAH(km²)

JUMAH
PENDUDUK (jiwa)

KEPADATAN
(jiwa/km²)

19

Kuwarasan

33,840

44.376

4

20

Rowokele

53,795

42.217

4

21

Sempor

100,150

59.049

4

22

Gombong

19,480

47.237

4

23

Karanganyar

31,400

33.957

4

24

Karanggayam

109,290

48.315

4

25

Sadang

54,230

18.091

4

26

Karangsambung

65,150

37.388

4

Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

4.2.1 STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN
UMUR
Pada Tahun 2013, jumlah penduduk Laki-laki di Kabupaten Kebumen
berjumlah 586.021 jiwa dan jumlah penduduk Perempuan berjumlah 590.641
jiwa. Sex ratio di Kabupaten Kebumen sebesar 99. Artinya setiap 100 jiwa
penduduk Perempuan terdapat 99 jiwa penduduk Laki-laki.

Gambar 4.6

Grafik Jumlah penduduk Laki-laki dan Perempuan tahun 2011-2013 di
Kabupaten Kebumen
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

IV - 10

Gambar 4.7

Grafik Jumlah penduduk Laki-laki dan Perempuan Anak-Anak dan Dewasa
Tahun 2011-2013 di Kabupaten Kebumen
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Dilihat menurut kelompok umur, penduduk dibawah 15 tahun tercatat
311.020 jiwa(26,34%) dan penduduk 65 tahun keatas tercatat sebanyak
114.474 jiwa (9,70%), sedang penduduk 15-64 tahun sebanyak 755.162 jiwa
(63,96%).

Gambar 4.8

Grafik Jumlah penduduk Laki-laki dan Perempuan Menurut Kelompok Umur

IV - 11

Tahun 2013 di Kabupaten Kebumen
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

4.2.2 STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
Kualitas tenaga kerja tidak lepas dari tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah terkait. Tingkat pendidikan Penduduk
Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Gambar 4.9

Diagram Struktur penduduk (>5 tahun) menurut Tingkat Pendidikan Di
Kabupaten Kebumen Tahun 2013
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Dilihat dari diagram diatas, bahwa sebagian besar tingkat pendidikan
yang dilalui oleh penduduk Kabupaten Kebumen adalah jenjang pendidikan
SD yaitu sebesar 43% , urutan kedua adalah belum/tidak tamat SD yaitu 22%
dan urutan ketiga adalah lulusan SLTP yaitu sebesar 19%. Sedangkan untuk
tingkat pendidikan tinggi masih minim, yaitu 2% untuk lulusan Sarjana dan 1%
untuk lulusan akademi/diploma dari total penduduk yang ada.

4.2.3 STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN JENIS DAN LAPANGAN
PEKERJAAN
Penduduk Usia Kerja diKabupaten Kebumen pada tahun 2013 jika
dilihat dari keadaan tenaga kerja (penduduk 15 tahun keatas) yaitu berjumlah
869.636 jiwa, yang terdiri dari angkatan kerja sebesar 69,96% dan bukan
angkatan kerja sebesar 30,04%. Dari penduduk angkatan kerja yang ada terdiri

IV - 12

dari penduduk yang telah bekerja sebanyak 97,91% dan sebesar 2,09%
merupakan penduduk pencari kerja.

Gambar 4.10

Grafik penduduk Usia Bekerja Tahun 2011-2013 di Kabupaten Kebumen
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Jika dilihat dari jenis lapangan pekerjaannya/sektor pekerjaan, maka
penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 sebanyak 260.385 jiwa
bekerja di sektor Pertanian, 99.033 jiwa bekerja di sektor Industri, 31.151 jiwa
bekerja di sektor Konstruksi, 98.287 jiwa bekerja di sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran, 18.893 jiwa bekerja di sektor Angkutan/Komunikasi, 75.930 jiwa
bekerja di sektor Jasa-jasa dan sisanya 9.332 jiwa bekerja di sektor lain-lain.
Struktur penduduk dilihat dari jenis lapangan pekerjaan ditunjukkan oleh
gambar berikut ini:

Gambar 4.11

Diagram struktur penduduk berdasarkan lapangan pekerjaan
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

IV - 13

Dari gambar di atas diketahui bahwa penduduk Kabupaten Kebumen
masih dominan berkerja di sektor Pertanian yaitu sebesar 44%, dan 17%
bekerja di sektor industri serta 17% bekerja di sektor perdagangan, hotel dan
restoran.

4.3

Gambaran Demografi
Topografi Kebupaten Kebumen berada pada ketinggian di atas permukaan laut

pada ketinggian 0 – 997,5 m dpl dengan panjang garis pantai 57,5 km. Kemiringan
lahan di wilayah Kabupaten Kebumen dapat dikelompokan dalam 4 (empat)
tingkatan, yaitu :
1) 0 – 2 % (datar) meliputi lebih dari separuh wilayah Kabupaten Kebumen yaitu +
seluas 66.953 ha atau 52,26 % dari total luas wilayah Kabupaten Kebumen.
2) 2 – 15 % (bergelombang), meliputi luas wilayah sebsar kurang lebih 5.944,37 ha
atau sekitar 4,64 % daritotal luas wilayah Kabupaten Kebumen.
3) 15 – 40 % (curam), meliputi luas wilayah sebesar

+ 21.919,37 ha atau sekitar

17,11 % dari total luas wilayah Kabupaten Kebumen.
4) Lebih dari 40 % (sangat curam), meliputi luas wilayah sebesar

+ 33.294,6 ha

ha atau sekitar 25,99 % dari total luas wilayah Kabupaten Kebumen.
Topografi Kabupaten Kebumen berada pad aketinggian 0 – 997,5 di atas
permukaan laut (mdpl) dengan panjang garis pantai sekitar 57,5 km. Kemiringan
tanahnya dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) tingkatan sebagai berikut :
Tabel 4.3

Topografi Kabupaten Kebumen

No
Topografi
1. 0 – 2 % (datar)

% Luas
52,26%

2.

2 – 15 %
(bergelombang)

4,64%

3.

15 – 40 % (curam)

17,11%

4.

>40% (sangatcuram)

25,99%

Sebaran Lokasi
Wilayah tengah dan pesisir
selatan

Wilayah bagian utara dan
IV - 14

sebagian Kecamatan Ayah
Sumber : Profil Daerah Kabupaten Kebumen, 2009

Topografi

Kabupaten

Kebumen

sangat

lengkap,

terdiri

atas

daerah

pegunungan, dataran sedang, dataran rendah hingga pantai. Dengan variasi
topografi tersebut, iklim di Kabupaten Kebumen sepanjang tahun 2009 berada pada
kisaran 24,050C s/d 28,950C dengan kelembaban udara rata-rata 80% dan kecepatan
angin rata-rata 1,89 knot. Kabupaten Kebumen bercorak agraris dengan penggunaan
lahan yang dominan sebagai lahan persawahan, baik sebagai sawah irigrasi teknis
maupun tadah hujan. Penggunaan lahan untuk persawahan seluas 39.768 hektar atau
31,04% dari luas wilayah darat, yang terdirid ari lahan sawah teririgrasi seluas 26.429
hektar dan lahan sawah tadah hujan seluas 13.339 hektar. Aliran irigrasi berasal dari
Waduk Sempor dan waduk Wadas lintang.
Di wilayah-wilayah perkotaan dan pinggir jalan protokol setiap waktu terjadi
alih fungsi lahan, yaitu dari lahan pertanian produktif ke lahan non pertanian.
Sementara di beberapa wilayah lain juga terdapat alih fungsi lahan kering menjadi
lahan sawah tadah hujan, sehingga secara total luas lahan persawahan relative tetap
yaitu sekitar 39.768 hektar. Pemanfaatan lahan kering terbanyak untuk pemukiman
dan ladang. Perubahan penggunaan lahan dari tahun 2005 tidak terlalu signifikan
dengan proposi/persentase yang relative stabil hingga tahun 2009. Rata-rata curah
hujan selama tahun 2009 sebanyak 2.246,50 mm/tahun. Curah hujan tertinggi ada di
Kecamatan Alian sebesar 3.329 mm/tahun sedangkan terendah di Kecamatan Puring
sebesar 1.238 mm/tahun.

IV - 15

Gambar 4.12

Peta Topografi Kabupaten Kebumen
Sumber: BAPPEDA Kebumen

IV - 16

Tabel 4.4

NO.

Ketinggian dan Luas Kabupaten Kebumen

PERSENTASE LUAS

KETINGGIAN

LUAS (HA)

1

0-7m

±26.378,15 Ha

20,59 %

2

7-18m

±22.163,28 Ha

17,30 %

3

18-25m

±15.360,36 Ha

11,69 %

4

25-100m

±23.316,29 Ha

18,20 %

5

100-500m

±40.111,17 Ha

31,31 %

6

500-997,5m

±781,71 Ha

0,61 %

Tabel 4.5

NO.

KEMIRINGAN
TANAH

(%)

Kemiringan dan Luas Kabupaten Kebumen

LUAS (HA)

PERSENTASE LUAS
(%)

1

0-2 %

±66.953,16 Ha

52,26 %

2

2-15 %

±5.944,37 Ha

4,64 %

3

15-40 %

±21.919,37 Ha

17,11 %

4

>40 %

±33.294,6 Ha

25,99 %

IV - 17

Gambar 4.13 Peta Kontur Kabupaten Kebumen
Sumber: BAPPEDA Kebumen

IV - 18

Gambar 4.14 Peta Lereng Kabupaten Kebumen
Sumber: BAPPEDA Kebumen

IV - 19

4.4

Gambaran Geohidrologi
Kondisi hidrogeologi daerah Kebumen di bagian selatan yang sebagian besar

tersusun oleh dataran rendah dan kars mempunyai potensi sumber daya air tanah
dengan produktifitas tinggi – sedang. Namun pada sebagian wilayah di bagian utara
yang berupa rangkaian pegunungan–perbukitan dengan litologi batuan bersifat
tufaan potensi sumber daya air tanahnya secara umum rendah. Pada daerah kars
ketersediaan air, baik air tanah maupun air permukaan pada umumnya cukup baik
(sedang), namun jumlah total kandungannya, posisi reservoar serta kualitas air belum
teridentifikasi dengan jelas disamping itu pada musim kemarau jumlah airnya sangat
terbatas. Sedang untuk daerah-daerah yang rawan kekeringan seperti daerah sekitar
bumi perkemahan desa Widoro Kecamatan Karangsambung serta daerah Kecamatan
Padureso, pada musim penghujan keberadaan airnya cukup baik, namun pada
musim kemarau sangat kekurangan air.
Dari luas wilayah Kabupaten Kebumen, pada tahun 2008 tercatat 39.768,00
hektar (31,09%) merupakan lahan sawah dan 88.343,50 hektar (68,91%) merupakan
lahan kering. Sebagian lahan sawah beririgrasi teknis (46,18%), sebagian lagi berupa
sawah tadah hujan (33,82%) dan sisanya (11,25%) lahan merupakan sawah beririgrasi
setengah teknis dan sederhana. Lahan kering digunakan untuk bangunan seluas
35.985,00 hektar (40,73%), pekarangan (40,70%), tegalan dan kebun seluas 28.777,00
hektar (32,57%) dan hutan Negara seluas 16.861 hektar (19,09%) dan sisanya
digunakan untuk padang pengembalaan, tambak, kolam, tanaman kayu-kayuan,
serta lahan yang sementara tidak diusahakan dan tanah lainnya.

IV - 20

Gambar 4.15 Peta Penggunaan Lahan
Sumber: BAPPEDA Kebumen

IV - 21

Gambaran Klimatologi

4.5

Pada tahun 2008 curah hujan di Kabupaten Kebumen lebih rendah dari tahun
sebelumnya. Tercatat curah hujan sebesar 2.017,33 mm dan hari hujan hanya 98 hari.
Suhu terendah terjadi di stasiun pemantau Wadaslintang pada bulan Januari dengan
suhu sekitar 17,80 0C tercatat dengan rata-rata kelembapan udara setahun 82,58% dan
kecepatan angin 0,55 m/dtk. Sedangkan pada stasiun pemantauan Sempor suhu
terendah 21,20 0C terjadi pada bulan Agustus dengan rata-rata kelembapan udara
setahun 84,00% dan kecepatan angin 1,76 m/dtk.

Kondisi Sosial Ekonomi

4.6

Kondisi Ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari Keuangan Daerah bersangkutan
yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Aktivitas Perbankan yang terjadi, serta
Penyaluran Kredit yang ada. Selain itu kondisi harga-harga yang terdapat di suatu
daerah merupakan salah satu informasi terhadap perubahan Inflasi yang terjadi sebagai
tolok ukur kestabilan perekonomian daerah bersangkutan.
A.

PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA DAERAH
Kondisi Keuangan Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 yang dilihat dari

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah sebesar Rp 1.626.520,76 juta.
APBD tersebut berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 131.471,83 juta
dan Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat maupun Provinsi sebesar Rp
1.421.255,68 juta serta berasal dari Lain-lain Pendapatan Yang Sah sebesar Rp
73.793,25 juta.

IV- 22

Gambar 4.16

Diagram Sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kebumen 2013
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 mengalami
peningkatan sebesar

28,46% bila dibandingkan dengan

tahun 2012.

Sumber

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kebumen berasal dari Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan serta dari Pendapatan Daerah
Yang Sah dengan prosentasi masing-masing sumber sebagai berikut :

Gambar 4.17

Diagram Prosentase Sumber PAD Kabupaten Kebumen Tahun 2013
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Pada Tahun 2013, Kabupaten Kebumen mengalami surplus sebesar Rp 78.344,06
juta dikarenakan oleh besaran Anggaran Belanja Daerah lebih sedikit daripada
Pendapatan Daerah yang ada. Anggaran Belanja Daerah ini digunakan untuk Belanja
Operasional sebesar Rp.1.191.647,57 juta dan Belanja Modal sebesar Rp. 286.958,91
juta serta Belanja Transfer sebesar Rp. 69.527,32 juta. Besaran prosentase
pembelanjaan Daerah ditunjukkan oleh diagram berikut ini :

IV- 23

Gambar 4.18

B.

Prosentase Jenis Anggaran Pembelanjaan Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2013
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

DANA SIMPANAN MASYARAKAT
Aktivitas perbankan di Kabupaten Kebumen berdasarkan data Bank Indonesia,

pada tahun 2013 dapat digambarkan bahwa total asset perbankan (bank umum dan
BPR) yang berada di wilayah Kabupaten Kebumen sebesar Rp.3.075.882,00 juta.
Kondisi ini meningkat 17,54% dibanding tahun sebelumnya. Dana simpanan
masyarakat mencapai angka Rp.3.058.648,00 juta yang terdiri atas giro (7,71%),
simpanan berjangka 22,19% serta tabungan 69,79%. Dari ketiga jenis simpanan
masyarakat tersebut yang mengalami peningkatan paling besar adalah giro yang
meningkat 62,91% dari tahun sebelumnya, simpanan berjangka meningkat 13,81%
sedangkan tabungan mengalami peningkatan sebesar 0,49% saja dibanding tahun
sebelumnya.

Gambar 4.19

Grafik Besarnya Dana Simpanan Masyarakatbaik di Bank Umum maupun BPR di
Kabupaten Kebumen tahun 2009 hingga 2013
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

IV- 24

C.

PINJAMAN DAN KREDIT
Pada tahun 2013, pinjaman yang disalurkan oleh semua institusi perbankan yang

ada di Kabupaten Kebumen meningkat sebesar 17,83% dari tahun sebelumnya yaitu
sebesar Rp3.029.222 juta.Pinjaman atau kredit yang disalurkan tersebut terdiri dari
kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Kredit Investasi mengalami
pertumbuhan tertinggi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan
kredit konsumsi mengalami pertumbuhan yang paling sedikit tetapi mendominasi
jenis kredit yang paling besar. Berikut adalah prosentase jenis pinjaman berdasarkan
jenis kredit :

Gambar 4.20

Diagram prosentase jumlah kredit berdasarkan jenis kredit di Kabupaten Kebumen
Tahun 2013
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Jika dilihat dari jenis sektor yang melakukan kredit di Kabupaten Kebumen, maka
pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada sektor listrik, gas, dan air yang tumbuh
sebesar 4.072,87% diikuti sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar
75,64% pada tahun 2013. Sektor UMKMdi Kabupaten Kebumenmasih menjadi sektor
yang menarik dibiayai oleh perbankan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan
pembiayaan kepada sektor UMKM. Kredit UMKM pada tahun 2013 mengalami
pertumbuhan sebesar 24,77%, secara nominal mencapai angka Rp.1.311.427 juta bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit UMKM di Kebumen sebagian besar
diserap oleh Sektor Perdagangan Hotel dan Restauran, Sektor Industri Pengolahan
dan Sektor Pertanian dengan persentase masing-masing sebesar 78,62%, 7,01%, dan
3,54% dari total kredit UMKM yang disalurkan. Penyaluran Kredit Skala Kecil dan Mikro
mendominasi penyaluran kredit UMKM di Kebumen, dengan pangsa kredit masingIV- 25

masing sebesar 43,95% dan 44,37% dari total penyaluran kredit UMKM. Sedangkan
kredit skala Menengah hanya 11,68% saja dari total penyaluran kredit UMKM.
D.

INFLASI DAN HARGA
Perubahan harga di berbagai sektor di suatu wilayah terkait erat dengan tingkat

inflasi yang terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh besarnya angka inflasi sangat
dipengaruhi oleh perubahan harga barang dan jasa yang terjadi di wilayah tersebut.
Pada tahun 2013, Tingkat inflasi Kota Kebumen adalah sebesar 10,46%. Hal tersebut
sangat tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya mencapai 4,64%. Satu
penyebab diantara naiknya tingkat inflasi tersebut adalah adanya kenaikan harga BBM
bersubsidi sehingga barang lainnya juga ikut mengalami kenaikan.
Penyumbang inflasi tahun 2013 yang cukup besar di Kabupaten Kebumen
berasal dari sektor Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga sebesar 22,93%, Sektor
Sandang sebesar 22,62%, Sektor Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar
21,17% dan Sektor Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 10,63%.

Gambar 4.21

Grafik Perubahan Angka Inflasi berdasarkan kelompok Barang dan Jasa di
Kabupaten Kebumen tahun 2009-2013
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Perkembangan harga 9 bahan pokok yang terjadi di Kabupaten Kebumen hampir
kesemuanya mengalami kenaikan dalam kurun waktu Tahun 2013. Bahan Pokok
tersebut meliputi : Beras, Ikan Asin, Garam, Minyak goreng, Gula Pasir, LPG, Sabun
IV- 26

Cuci, Tekstil, dan Kain Batik. Dari 9 bahan pokok tersebut hanya sabun cuci dan tekstil
yang harganya tetap, sedangkan baranglainnya mengalami kenaikan selama Januari –
Desember 2013, terutama Harga Kain Batik/helai yang cukup signifikan mengalami
kenaikan. Fluktuasi kenaikan harga 9 bahan pokok tersebut terlihat pada grafik berikut
ini :

Gambar 4.22

Grafik kenaikan Harga 9 bahan pokok di Kabupaten Kebumen tahun 2013
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Gambaran Sosial Budaya

4.7

Penduduk Kabupaten Kebumen umumnya merupakan penduduk Jawa dialek
Banyumasan seperti halnya di wilayah Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas dan
Kabupaten Banjarnegara. Penduduk pendatang umumnya dari wilayah sekitarnya dan
dari provinsi Jawa Barat seperti Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar.
A.

SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan adalah adanya Sumber

daya manusia yang berkualitas. Melalui jalur pendidikan, pemerintah berupaya untuk
menghasilkan dan meningkatkan Sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan
Sumber daya manusia sekarang ini lebih diutamakan dengan memberikan kesempatan
IV- 27

kepada penduduk untuk mengikuti pendidikan yang seluas-luasnya, terutama pada
kelompok umur 7–24 tahun yaitu kelompok usia sekolah. Ketersediaan fasilitas
pendidikan baik

sarana maupun

prasarana akan sangat menunjang dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Pendidik dan pengajar atau Guru juga sangat
menentukan lulusan murid yang akan dihasilkan baik jumlah tenaga pengajar maupun
kualitas tenaga pengajar tersebut. Berikut adalah data jumlah sekolah dan jumlah
tenaga pengajar di Kabupaten Kebumen:
Tabel 4.6

Jumlah sekolah menurut jenis dan jenjangnya serta jumlah tenaga pengajar di
Kabupaten Kebumen Tahun 2013

NO

JENIS SEKOLAH

1
2
3
4

TK
Roudhatul Atfal
SD Negeri
SD Swasta
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Negeri
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Swasta
SLTP Negeri
SLTP Swasta
Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Negeri
Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Swasta
SMU Negeri
SMU Swasta
SMK Negeri
SMK Swasta
Madrasah Aliyah (MA) Negeri
Madrasah Aliyah (MA)
Swasta
Perguruan Tinggi Negeri
Perguruan Tinggi Swasta

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

JUMLAH UNIT
SEKOLAH
588
96
783
19

JUMLAH TENAGA
PENGAJAR
1337
308
7155
269

4

92

101
65
51

980
1950
807

8

517

74
14
12
7
55
4

1190
567
168
466
1573
240

18
1
7

230
13
309
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Pada tahun ajaran 2012/2013 ditingkat Pra Sekolah jumlah sekolah bertambah
sebanyak 3 unit atau mengalami peningkatan sebesar 0,44% . Pada tingkat Sekolah
IV- 28

Dasar (SD) jumlah sekolah bertambah sebanyak 2 unit (0,22%) dari 905 unit pada
tahun sebelumnya menjadi 907 unit di tahun 2013. Sedangkan Di tingkat Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) juga terjadi penurunan jumlah sekolah sebesar 2,46%
di tahun 2013. Sementara untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), jumlah
sekolah bertambah 3 buah menjadi sebanyak 110 unit di Tahun 2013. Perubahan
jumlah sarana sekolah di Kabupaten Kebumen dari tahun 2009-2013 ditunjukkan oleh
gambar berikut ini :

Gambar 4.23

B.

Grafik jumlah sekolah di Kabupaten Kebumen Tahun 2009-2013
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

AGAMA DAN KEPERCAYAAN
Kerukunan hidup beragama antar penduduk di Kabupaten Kebumen berjalan

cukup harmonis. Hal tersebut dapat dilihat dari keberadaan tempat-tempat
peribadatan yang terletak di sekitar perumahan warga seperti masjid, gereja, langgar
dan pondok-pondok pesantren. Pada tahun 2013 jumlah sarana dan prasarana
peribadatan di Kabupaten Kebumen tercatat jumlah masjid sebanyak 1.385 buah,
musholla sebanyak 3.808 buah, gereja sebanyak 65 buah, vihara sebanyak 10 buah
dan klenteng sebanyak 2 buah.
Kehidupan beragama yang santun dan budaya khas kehidupan pesantren juga
terjadi di Kabupaten Kebumen yang dapat dilihat dari banyaknya jumlah pondok
IV- 29

pesantren yang ada dan tersebar hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Kebumen,
kecuali Kecamatan Sadang yaitu kecamatan dengan jumlah Desa yang paling sedikit.
Banyaknya pondok pesantren di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 tercatat 179
buah dengan jumlah guru/ustadz sebanyak 1.201 orang dan santri sebanyak 18.574
orang. Wilayah terbanyak memiliki pondok Pesantrenadalah Kecamatan Kebumen
dengan jumlah pondok Pesantren sebanyak 36 pondok dengan jumlah santri 2.593
santribaikpria maupun wanita.
Kehidupan beragama yang religius terutama agam Islam juga dapat dilihat dari
banyaknya jumlah jemaah haji yang berasal dari Kabupaten Kebumen. Pada Ttahun
2013, jumlah jemaah haji yang diberangkatkan pemerintah dari Kabupaten Kebumen
mencapai 942 orang jemaah. Dari jumlah tersebut 457 orang adalah jemaah laki-laki
dan 485 orang jemaah perempuan.
C.

KESEHATAN
Kesehatan merupakan satu diantara aspek sosial yang menyangkut aspek

mendasar dalam pembangunan manusia. Hal tersebut disebabkan karena keberhasilan
pembangunan dalam aspek sosial kesehatan akan berdampak langsung pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara jangka panjang. Upaya yangdilakukan
pemerintah Kabupaten Kebumen untuk meningkatkan Kualitas kesehatan warganya
yaitu dengan menyediakan fasilitas kesehatan baik berupa unit-unit pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan terkait dan ketersedian akses terhadap obat-obatan.
Hingga tahun 2013, jumlah rumah sakit pemerintah sebanyak 1 Unit, Rumah Sakit
Swasta sebanyak 12 unit, jumlah Puskesmas (perawatan/non perawatan) sebanyak 34
unit, dan

Puskesmas Pembantu sebanyak 74 unit. 13 Unit Rumah Sakit tersebut

tersebar di 7 Kecamatan sebagai berikut :
Tabel 4.7
NO
1
2
3
4
5
6
7

Sebaran Unit Rumah Sakit di Kabupaten Kebumen
KECAMATAN
JUMLAH UNIT RS
Kec. Buayan
1
Kec. Petanahan
1
Kec. Kutowinangun
1
Kec. Kebumen
6
Kec. Sruweng
1
Kec. Kuwarasan
1
Kec.Gombong
2
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

IV- 30

Sedangkan Unit Puskemas yang juga menyediakan fasilitas rawat inap/perawatan
yaitu sebanyak 10 unit tersebar di 11 Kecamatan sebagai berikut :
Tabel 4.8 Sebaran Unit Puskesmas Perawatan di Kabupaten Kebumen
NO
KECAMATAN
JUMLAH UNIT PUSKES PERAWATAN
1
Kec. Ayah
1
2
Kec. Petanahan
1
3
Kec. Ambal
1
4
Kec. Mirit
1
5
Kec. Prembun
1
6
Kec. Kutowinangun
1
7
Kec. Alian
1
8
Kec. Gombong
1
9
Kec. Karanganyar
1
10
Kec. Karangsambung
1
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Sedangkan untuk tenaga medis yang ada di Kabupaten Kebumen, pada tahun
2013 jumlah dokter (umum, spesialis, dan gigi) secara keseluruhan berjumlah 192
orang, sedangkan yang bertugas di puskesmas/pustu sebanyak 33 orang dokter
umum dan 28 orang dokter gigi. Akses pelayanan kesehatan lainnya seperti
ketersediaan obat diharapkan dapat menjangkau seluruh masyarakat. Pada tahun
2013, jumlah apotik yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen sebanyak
50 buah.
D.

HUKUM
Hukum dan Pembangunan di bidang Hukum merupakan satu diantara aspek

sosial masyarakat yang berfungsi untuk menciptakan sistem dan produk hukum guna
mengayomi dan memberikan landasan hukum dalam kehidupan sosial masyarakat.
Kehidupan sosial yang terkait dengan aspek Hukum di Kabupaten Kebumen dapat
dilihat dari banyaknya kasus perkara pidana dan perdata baru yang masuk ke
Pengadilan Negeri Kebumen.
Hingga tahun 2013, tercatat sebanyak 408 perkara pidana dan 477 perkara
perdata. Selain itu masih ada sisa perkara dari tahun 2012 yang belum diputus yaitu
sebanyak 46 perkara pidana dan 31 perkara perdata. Dari jumlah tersebut perkara
yang diputus sebanyak 395 perkara pidana (87,00%), sedangkan perkara perdata 498
perkara (98,03%).
IV- 31

E.

SOSIAL LAINNYA
Kehidupan Sosial di dalam lingkungan masyarakat terdiri dari beberapa golongan

masyarakat.

Satu diantaranya adalah penyandang cacat, anak yatim piatu dan

terlantar. Pembangunan manusia secara keseluruhan harus menyentuh semua
golongan

masyarakat yang ada.

Perwujudan

pembangunan manusia secara

menyeluruh dapat dilakukan dengan pengembangan melalui keterpaduan upaya
antara lain bimbingan, santunan, dan rehabilitasisosial penyandang cacat. Jumlah
penyandang cacat di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 tercatat sebanyak 11.290
orang. Dari jumlah tersebut 24,39% diantaranya adalah penyandang cacat tubuh;
14,97% cacat netra; 15,42% cacat wicara; 24,74% cacat mental dan 20,48% adalah
cacat lainnya.

Gambar 4.24

Grafik banyaknya penyandang cacat menurut jenis kecacatan di Kabupaten
Kebumen Tahun 2009-2013
Sumber : Kebumen Dalam Angka, 2014

Sedangkan

Jumlah panti asuhan di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013

tercatat sebanyak 18 buah dengan jumlah penghuni sebanyak 650 orang, yakni
bertambah 36,55% dari tahun sebelumnya. Panti asuhan tersebut berada di
Kecamatan Kebumen 6 buah, Gombong 3 buah, Sempor 2 buah, Ayah, Padureso,
Alian, Pejagoan, Sruweng, Adimulyo dan Kuwarasan masing-masing 1 buah.

IV- 32

Tingkat kesejahteraan sosial tiap keluarga yang berada di suatu wilayah dapat
dilihat dari jumlah Keluarga Sejahtera sesuai tahapan yang telah ditetapkan oleh
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Di Kabupaten
Kebumen, jumlah Jumlah keluarga pra sejahtera pada tahun 2013 turun sebesar
3,92%, Keluarga sejahtera I turun sebesar 1,29%, Keluarga sejahtera II berkurang
sebesar 13,21%, Keluarga sejahtera III meningkat sebesar 3,99% dan Keluarga
sejahtera III+ meningkat sebesar 59,22%.

IV- 33