PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MATERI SEJARAH KERAJAAN ISLAM MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER(NHT)DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN DUREN 01 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository
PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MATERI SEJARAH KERAJAAN ISLAM
MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA VISUAL
PADA SISWA KELAS V SDN DUREN 01 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
KHADZIK MISJA
NIM 11511025
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MATERI SEJARAH KERAJAAN ISLAM
MELALUI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA VISUAL
PADA SISWA KELAS V SDN DUREN 01 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
KHADZIK MISJA
NIM 11511025
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO َداَرَأ ْنَم دلاَو ِمْلِعلْاِب ِهْيَلَعَف اَيْن ِمْلِعلْاِب ِهْيَلَعَف ِةَرِخلآا َداَرَأ ْنَم َو ِهْيَلَعَف اَمُه َداَرَأ ْنَم ِمْلِعلْاِب
Artinya: “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan akhirat) maka dengan ilmu ”. (HR. Turmudzi)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1. Kedua orang tuaku, Bapak Ta’yid Djufri dan Ibu tercinta Tarhibah yang selalu bermunajat memohon kepada-Nya demi kesuksesan anak-anaknya.
2. Kepada kakak-kakakku Mbak Aini, Mbak Ana, Mas Faried, dan Mbak Erma yang selalu memberikan suntikan semangat untuk meraih cita-cita.
3. Kepada teman kost yang selalu memberikan banyak pelajaran, kenangan dan pengalaman tentang kehidupan.
4. Teman-teman seperjuangan PGMI.
5. Para dosen IAIN Salatiga yang membekali ilmu pengetahuan dan ilmu agama.
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semuanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akademik dengan lancar tanpa menemukan kendala yang berarti. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tugas akhir yang berupa skripsi ini merupakan suatu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanan, penulis menyusun skripsi de ngan judul : “Peningkatan Minat Belajar IPS Materi
Sejarah Kerajaan Islam melalui Metode Numbered Head Together (NHT) dengan Media Visual pada Siswa Kelas V SDN Duren 01 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
” Skripsi ini berhasil diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa materi maupun spiritual. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penulisan skripsi.
2. Suwardi S.Pd., M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan lmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Salatiga.
4. Rasimin, S.Pd.I., M.Pd., selaku pembimbing dalam penulisan skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen PGMI yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Keluarga tercinta yang selau mendukung dalam mencari ilmu.
7. Kepala SDN Duren 01, guru dan karyawan serta semua siswa-siswi yang telah berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Atas jasa mereka, peneliti hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan, maka besar harapan dari penulis, agar para pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan penulisan skripsi.
Salatiga, 12 Desember 2015 Penulis
Khadzik Misja
ABSTRAK
Misja, Khadzik. 2015. Peningkatan Minat Belajar IPS Materi Sejarah Kerajaan Islam
melalui Metode Numbered Head Together (NHT) dengan Media Visual pada Siswa Kelas V SDN Duren 01 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd.
Kata Kunci: Minat Belajar, IPS, Numbered Head Together dan Media Visual Kualitas pendidikan telah diupayakan melalui peningkatan kualitas tenaga pendidik, pengelolaan satuan pengajaran dan pemanfaatan pembelajaran yang digunakan. Namun kenyataannya belum memperlihatkan hasil yang optimal. Kondisi ini disebabkan kurang efektifnya pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik yang berakibat ketidaknyamanan siswa dalam belajar.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan : apakah penggunaan metode Numbered Head Together (NHT) dengan media visual dapat meningkatkan minat belajar IPS materi Sejarah Kerajaan Islam siswa kelas V SDN Duren 01 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016? adapun tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menyatakan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan media visual dapat meningkatkan minat belajar IPS materi Sejarah Kerajaan Islam pada siswa kelas V SDN Duren 01 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016? Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui siklus, yakni: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dengan observasi, tes dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa penerapan metode Numbered Head
Together (NHT) dengan media visual dapat meningkatkan minat belajar IPS materi Saejarah
Kerajaan Islam pada siswa kelas V semester I SDN Duren 01 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 dibuktikan dengan persentase peningkatan minaSt belajar pada prasiklus sebanyak 5 siswa atau sebesar 25%, siklus I sebanyak 10 siswa atau sebesar 50%, siklus II sebanyak 15 siswa atau sebesar 75% dan siklus III sebanyak 18 siswa atau sebesar 90%. Metode Numbered Head Together (NHT) dengan menggunakan media visual dapat memenuhi target pencapaian KKM mata pelajaran IPS materi Sejarah Kerajaan Islam dari rata-rata pra siklus 57,75, siklus I sebesar 68,50, siklus II sebesar 72,25, dan siklus III sebesar 81,75, serta dapat melampaui KKM sebesar 70.
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ iv MOTTO .............................................................................................. v PERSEMBAHAN ............................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................ vi ABSTRAK .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................. xii xiv DAFTAR DIAGRAM ........................................................................
BAB I PENDAHULUAN A.
1 Latar Belakang Masalah ..................................................
B.
7 Rumusan Masalah ...........................................................
C.
7 Tujuan Penelitian .............................................................
8 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .............
E.
9 Kegunaan Penelitian ........................................................
F.
10 Definisi Operasional .........................................................
G.
11 Metode Penelitian .............................................................
H.
19 Sistematika Penulisan .......................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
21 Minat Belajar IPS .............................................................
1.
21 Pengertian Minat Belajar ............................................
2.
23 Macam-macam Minat Belajar ....................................
3.
26 Mata Pelajaran IPS .....................................................
B.
28 Metode Numbered Head Together (NHT) .......................
1.
28 Pengertian Numbered Head Together (NHT).............
29 2. Langkah-langkah Numbered Head Together (NHT)..
3. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ................................................
32
32 4. Media Visual...............................................................
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.
40 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)................................
B.
43 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I.........................................
C.
50 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II........................................
D.
56 Deskripsi Pelaksanaan Siklus III.......................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN A.
63 Hasil Penelitian................................................................
1.
63 Pra Siklus ....................................................................
2.
64 Hasil dari Siklus I .......................................................
3.
68 Hasil dari Siklus II ......................................................
4.
71 Hasil dari Siklus III ....................................................
B.
75 Pembahasan .....................................................................
1.
57 Deskripsi Kegiatan Pra Siklus ....................................
2.
58 Deskripsi Kegiatan Siklus I ........................................
3.
64 Deskripsi Kegiatan Siklus II .......................................
73 4. Deskripsi Kegiatan Siklus III .....................................
BAB V PENUTUP A.
83 Kesimpulan ......................................................................
B.
84 Saran ................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
85 LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran NHT ........................
59 Tabel 3.12 Hasil Pengamatan Aspek Minat Pada Siklus III................
75 Tabel 4.9 Hasil Rata-rata Pengamatan Aspek Minat Pada Siklus II...
73 Tabel 4.8 Hasil Rata-rata Pengamatan Aspek Minat Siswa Pada siklus I..................................................................................................
72 Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Pada Siklus III..............................
69 Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Tes Siklus III..............................................
68 Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Pada Silkus II...............................
66 Tabel 4.4 Rata-rata Hasil Tes Siklus II................................................
65 Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Pada Siklus I................................
63 Tabel 4.2 Rata-rata Hasil Tes Siklus I.................................................
61 Tabel 4.1 Rata-rata Hasil Tes Awal.....................................................
58 Tabel 3.11 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III ................
30 Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ................................
55 Tabel 3.10 Rekapitulasi Belajar Siswa Siklus III................................
54 Tabel 3.9 Hasil Pengamatan Aspek Minat Pada Siklus II ............................
53 Tabel 3.8 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II .............................
49 Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................
48 Tabel 3.6 Hasil Pengamatan Aspek Minat Siswa Pada Siklus I. ..................
47 Tabel 3.5 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ...............................
42 Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................
41 Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Aspek Minat Siswa Pada Pra Siklus ...............
41 Tabel 3.2 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus ..........................
76
Tabel 4.10 Hasil Rata-rata Pengamatan Aspek Minat Pada Siklus III76 Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Nilai-nilai pada Siklus I, II, dan III.....
78 Tabel 4.12 Hasil Rekapitulasi Pencapaian KKM Pada Siklus I, II, dan III...................................................................................................
80
DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.13 Diagram Nilai Rata-rata siklus I, II, dan III..................
81 Diagram 4.14 Diagram Hasil Presentase Belajar Siklus I, II, dan III..
82
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang selalu berusaha
meningkatkan pembangunan di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan. Pembangunan di bidang pendidikan ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang berkualitas dan mampu bersaing di era global seperti yang tertuang dalam pembukaan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa antara lain melalui jalur pendidikan. Salah satu implementasi pendidikan tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, didalam peraturan tersebut tertuang beberapa pokok poin penting untuk mengembangkan sistem pendidikan yang harus dilaksanakan dalam tatanan pendidikan Indonesia. Salah satunya yaitu penyampaian satu mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Dijelaskan di peraturan tersebut bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Selain itu mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial (Depdiknas, 2006:575).
Pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial sangat diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup bahasanya, objek yang dipelajari, maupun metode/pendekatan dari tiap-tiap disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut. Dengan menguasai konsep-konsep IPS yang bersumber dari masyarakat dan lingkungan dapat menambah wawasan yang lebih luas dan mendalam. Berkaitan dengan hal tersebut, alangkah baiknya melihat penjelasan dari tokoh pendidikan yang menjelaskan tentang pengertian IPS. Menurut Soemantri (2001:103), Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. Melalui pembelajaran dan pengembangan potensi diri pada pembelajaran IPS siswa akan memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan diri terhadap fenomena dan perubahan- perubahan di lingkungan sekitar dirinya dengan berpegang teguh kepada pancasila.
Perbaikan kualitas pendidikan yang terjadi selama ini tidak pernah berhenti. Usaha yang dilakukan untuk menyesuaikan dan mengimbangi tuntutan zaman yang semakin berkembang dan semakin cepat. Tanpa adanya perbaikan, dunia pendidikan akan terjebak pada situasi keadaan di mana pendidikan justru menjadi beban masyarakat dan negara. Titik awal yang perlu dilakukan oleh semua stakeholder pendidikan adalah mencari dan menyimak dengan tepat mengenai titik kelemahan yang menyebabkan kualitas belajar menjadi menurun. Salah satunya adalah kualitas belajar mata pelajaran IPS. Menurut Piaget dalam Semiawan (2008:114) banyak sekali kelemahan yang berkaitan dengan cara mengajarkan IPS di sekolah. Salah satu kelemahan adalah banyaknya lembaga-lembaga pendidikan yang menghasilkan persepsi kognitif yang kurang ditandai oleh aspek kemampuan berkinerja (the ability to perform). Jadi perolehan pelajaran IPS tersebut adalah perolehan intelektual tentang fakta dan prinsip yang seringkali sudah kadaluwarsa. Secara tidak langsung, apa yang diajarkan kepada guru-guru SD yang mengajarkan IPS memiliki cara berpikir dan cara mengajar yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang selalu berkembang.
Pendidikan tradisional tidak mengenal, bahkan sama sekali tidak menggunakan asas aktivitas dalam proses belajar mengajar. Siswa hanya mendengarkan hal-hal yang diberikan oleh guru. Cara belajar yang sering dilakukan guru adalah metode imposisi. Siswa menelan saja hal-hal yang direncanakan dan disampaikan oleh guru.
Kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem imposisi lebih mudah pelaksanaannya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan; guru cukup mempelajari materi dari buku lalu disampaikan kepada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan bersikap pasif atau tidak aktif.
Pelaksanaan pembelajaran, banyak sekali variabel yang mempengaruhi kesuksesan seorang guru. Penguasaan dan ketrampilan guru dalam penguasaan materi pembelajaran dan strategi pembelajaran tidak menjadi jaminan untuk mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Idealnya aktivitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan juga bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat untuk menghadapi situasi yang baru atau memecahkan masalah-masalah khusus yang ada kaitannya dengan bidang studi yang dipelajari. Dalam hal ini adalah bidang studi IPS.
Minat belajar IPS yang diajarkan di SDN Duren 01 Tengaran Kabupaten Semarang selama ini masih menerapkan metode mengajar yang konvensional atau lebih berpusat kepada guru (teaching centered). Guru belum mampu untuk menyesuaikan situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan siswanya. Guru belum mampu untuk menyampaikan pelajaran dengan baik, sehingga membuat siswanya bingung dan kurang memahami dengan baik pengetahuan apa yang telah diberikan oleh guru. Hal tersebut berdampak buruk kepada hasil belajar siswa secara keseluruhan.
Melihat dari beberapa permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut, peneliti memiliki inisiatif untuk membuat alternatif tindakan untuk memperbaiki hasil belajar siswa, meningkatkan keaktifan siswa, dan meningkatkan kemampuan guru melalui penggunaan model dan media pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti bersama tim kolaboratif menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif berupa model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan media visual.
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama
merupakan varian dari model pembelajaran kooperatif. Menurut Trianto (2009:82) Number Head Together (NHT) dirancangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam satu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ciri khasnya adalah guru menunjuk salah satu nomor (siswa) secara acak untuk mempresentasikan hasil kegiatan berfikir bersama kelompoknya.
Pemanggilan siswa secara acak akan menjamin keterlibatan total semua siswa, karena dengan panggilan secara acak siswa menjadi siap semua.
Model Numbered Head Together (NHT) juga dapat meningkatkan tanggung jawab dan kerja sama diantara anggota kelompok, karena setiap anggota kelompok selain bertanggung jawab atas pembelajarannya juga bertanggung jawab atas pembelajaran anggota kelompoknya. Tanggung jawab tersebut dapat diwujudkan dengan memberikan bantuan berupa penjelasan dari siswa yang lebih mampu.
Suatu proses belajar mengajar terdapat dua unsur yang amat penting adalah model mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini sangat berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas, dan respon siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Kustiono, 2010:23).
Menurut Arsyad (1997: 92) ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual. Diantaranya: (1) usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram, (2) visual digunakan untuk menekan informasi sasaran sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik, (3) ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat, (4) hindari visual yang tak-berimbang, (5) visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca, (6) unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengelolaan informasi, (7) warna harus digunakan secara realistik.
Berdasarkan ulasan latar belakang tersebut maka peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Minat Belajar IPS Materi Sejarah Kerajaan Islam Melalui Metode Numbered
Head Together (NHT) dengan Media Visual Pada Siswa Kelas V SDN Duren 01 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan : Apakah penggunaan metode Numbered Head Together (NHT) dengan media visual dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas V SDN Duren 01 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 ? C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menyatakan metode pembelajaran numbered head together (NHT) dengan media visual dapat meningkatkan minat belajar IPS pada siswa kelas V SDN Duren 01 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1.
Hipotesis Tindakan Hipotesis penelitian adalah rangkuman atau kesimpulan- kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian kepustakaan.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tinbgkat kebenarannya. Hipotesis tindakan yang dipahami sebagai suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan (Basrowi dan Suwandi, 2008:90).
Berdasarkan kerangka berpikir yang dipaparkan maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah : Penggunaan metode Numbered Head
Together (NHT) dengan media visual dapat meningkatkan minat belajar IPS kelas V SDN Duren 01 Tengaran Kabupaten semarang.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan media visual ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun Indikator yang dirumuskan adalah sebagai berikut : a.
Minat belajar siswa meningkat apabila 80% dari jumlah siswa telah aktif mengikuti pelajaran IPS materi sejarah kerajaan islam indonesia sesuai dengan aspek aktivitas belajar dalam kegiatan belajar mengajar yang diamati dan meningkatnya prestasi belajar siswa di tiap akhir siklus.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya. Penelitian ini memiliki 2 jenis manfaat, antara lain : 1.
Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan konstribusi untuk mengembangkan teori strategi pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
Secara Praktis penelitian ini bermanfaat bagi : a.
Siswa Dengan penerapan model Numbered Head Together (NHT) berbasis visual, siswa dapat menerima pengalaman belajar yang bervariasi dan menarik sehingga dapat meningkatkan minat, keterampilan, siswa dalam belajar IPS dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran baik secara individu maupun kerjas sama dalam kelompok, serta tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. Selain itu siswa juga akan memiliki jiwa bertanggung jawab yang tinggi dan memiliki rasa solidaritas yang baik. b.
Guru Dengan penerapan model Numbered Head Together (NHT) berbasis visual, guru dapat memperbaiki strategi pembelajaran yang digunakan dan menambah wawasan guru tentang model pembelajaran yang variatif dan inovatif, sehingga mampu menciptakan kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan.
c.
Sekolah Dengan penelitian ini, sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikannya. sehingga sekolah mendapatkan kepercayaan dari berbagai komponen masyarakat dalam pengembangan pendidikan.
F. Definisi Operasional 1.
Peningkatan Peningkatan artinya usaha yang dilakukan untuk mencapai sesuatu yaitu minat belajar anak pada pembelajaran IPS yang semula baik menjadi lebih baik (Slameto, 1991).
2. Minat Belajar IPS
Minat adalah kecenderungan kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang (Bahri, 2011).
3. Metode Numbered head together (NHT)
Number Head Together (NHT) yaitu teknik belajar mengajar
yang memberikan kesmpatan kepada siswa untuk saling sharing ide- ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Huda, 2013:138).
4. Media Visual Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar lukisan dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film diksi, dan film kartun (Djamarah, 2006:124).
5. Siswa Siswa yang dimaksud di atas adalah siswa kelas V SDN Duren 01 Tengaran Kabupaten Semarang.
G. Metode Penelitian 1.
Rancangan Penelitian Peneltian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi, dan orang awam (Burns, 1999 dalam bukunya Kunandar 2011:44).
PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran (Arikunto 2008:105). Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru (Aqib 2006:127).
Jadi kesimpulannya PTK itu adalah pendekatan pembelajaran untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas.
PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut (Arikunto 2008:74). siklus I siklus II
Penelitian ini di laksanakan di SDN 01 Duren Kecamatan Tengaran, sebuah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan untuk jenjang sekolah dasar, SD ini berlokasi di Desa Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Hampir kebanyakan siswa di SD ini adalah warga asli Desa Duren sendiri.
Untuk subjek pada penelitian yang di lakukan kali ini adalah seluruh siswa kelas V tahun ajaran 2015/2016, dimana siswa tersebut Pelaksanaan tindakan I
Perencanaan tindakan I permasalahan
Pengamatan/ pengumpulan data I
Refleksi I
Permasalahan baru hasil refleksi
Pelaksanaan tindakan II Perencanaan tindakan II
Pengamatan/ pengumpulan data II
Refleksi II Pelaksanaan tindakan III
Perencanaan tindakan III
Permasalahan
baru hasil refleksi II Pengamatan/ pengumpula n data III
Refleksi III
2. Subjek Penelitian
terdiri dari 11 siswa putra 9 siswa putri. Dan penelitian ini akan di lakukan selama 3 siklus dengan menggunakan metone Numbered Head
Together (NHT) dengan media Visual.
3. Langkah- langkah penelitian
Menurut Kurt Lewin dalam bukunya (Aqib 2006: 21) dalam pelaksanaan PTK mencakup empat langkah yaitu: a.
Perencanaan 1) membuat RPP dengan menerapkan metode Numbered Head
Together (NHT) dengan media visual pada mata pelajaran IPS.
2) menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran. 3) membuat soal sebagai tes tertulis. 4) mempersiapkan instrument.
b.
Pelaksanaan tindakan Dalam tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang telah tertulis di RPP yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
c.
Pengamatan Pada bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. d.
Refleksi Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan peneliti bersama guru kelas melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi sesuai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan melalui media audio visual.
4. Instrumen penilaian a.
Tes tertulis Tes ini digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
Numbered Head Together (NHT) dengan media visual dalam mata
pelajaran IPS. Dalam tes ini berisi soal- soal pilihan ganda dan uraian.
b.
Lembar observasi Alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi ini berisikan catatan lapangan yang mendiskripsikan proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan media visual di samping itu juga observer mendokumentasikan dengan foto-foto serta mencatat proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
5. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode sebagai berikut: a.
Metode observasi Metode observasi digunakan untuk menyelidiki upaya yang dilakukan guru IPS untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui media visual. Observasi adalah studi yang sengaja dan dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala alam dengan jalan pengamatan dan cacatan (Hadi, 1989). Metode ini dapat pula digunakan sebagai alat bantu untuk mencari data tentang kegiatan yang dilakukan di sekolah.
b.
Metode dokumentasi Yaitu untuk mencari data mengenai hal-hal yang merupakan catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya. Metode ini untuk menggali data minat belajar siswa pada mata pelajaran ips serta penggunaan metode Numbered Head Together (NHT) dengan media visual pada mata pelajaran IPS. Metode ini dapat digunakan pula untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, dan keadaan sarana prasarana.
c.
Metode wawancara Metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh interviewer (pewawancara) untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Metode ini penulis untuk memperoleh data-data dari sumber langsung seperti kepala sekolah, guru, dan siswa.
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut : a.
Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes b.
Menentukan kriteria nilai (70-100 tuntas dan 0-69 tidak tuntas) c. Data keaktifan siswa diambil dari keaktifan siswa, ketika pembelajaran, kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan rumus.
d.
Minat belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus.
Nilai per tes untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan metode Numbered Head Together (NHT) dengan media visual dalam pembelajaran IPS.
Menurut Rosma Hartiny Sam’s (2010: 94) Penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif. Teknik deskriptif yang digunakan berupa persentase sebagai berikut :
1) Rumus mencari nilai rerata.
∑ Keterangan :
= Mean ( rerata ) ∑ = Jumlah dari hasil perkalian antara masing- masing skor dengan frekuensinya.
N = Jumlah siswa (Sudijono, 2010: 83).
2) Rumus mencari persentase keberhasilan belajar.
Keterangan :
P = Angka Persentase f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Case ( jumlah frekuensi/banyaknya individu ) (Sudijono, 2010: 43).
H. Sistematika penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari sampul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan lampiran.
Sedangkan pada bagian isi dalam skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu: Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian pustaka. Pada bab ini mencakup: Minat belajar IPS, mata pelajaran IPS, metode Numbered Head Together (NHT), dan media visual. Bab III Pelaksanaan Penelitian. Pada bab ini mencakup: deskripsi kondisi awal, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini mencakup: Deskripsi paparan per siklus meliputi, deskripsi hasil kondisi awal, deskripsi hasil penelitian siklus I, deskripsi hasil penelitian siklus II, deskripsi hasil penelitian siklus III dan perbandingan antar siklus.
Bab V Penutup. Pada bab ini bersisi tentang kesimpulan dan saran yang selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek bidang yang diteliti.
Sedangkan pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat Belajar IPS 1. Pengertian Minat Belajar Minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin besar pula minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pertanyaan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek yang disukainya.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 1991).
Minat belajar yaitu meningkatkan kegairahan atau keinginan siswa untuk belajar sehingga akan tertanam pada diri siswa untuk belajar (Ismail, 1980).
Minat untuk belajar sesuatu bidang mempunyai kedudukan yang penting untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar. Minat merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil atau tidaknya sesorang terhadap suatu kegiatan atau aktivitas. Dengan minat yang besar maka akan memberikan rasa senang atau suka terhadap sesuatu tersebut.
Crow and crow (Djaali, 2012) mengatakan Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri (Djaali, 2012).
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang (Bahri, 2011).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah faktor yang sangat penting dalam menunjang tercapainya efektivitas proses belajar mengajar, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan.
Minat belajar pada dasarnya adalah sikap ketaatan pada kegiatan belajar, baik lewat jadwal maupun inisiatif spontan. Tidak mudah bagi seseorang untuk mendapatkan atau merasakan minat itu, minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Oleh karena itu dalam proses belajar apa yang dilihat oleh siswa haruslah dapat membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihatnya itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri (kepentingan untuk mencapai tujuan belajar). Minat akan selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan, oleh karena itu seorang guru harus dapat menciptakan kondisi tertentu dalam proses belajar, sehingga siswa akan selalu butuh dan ingin terus belajar. Salah satu faktor keberhasilan adalah terletak pada minat siswa. Minat belajar yang besar akan memberikan daya gerak tersendiri bagi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2. Macam-macam Minat Belajar
Menurut M. Buchori minat ada dua macam yaitu : a.
Minat primitive Yaitu minat yang timbulnya dari kebutuhan jaringan yang berkisar pada soal makanan, comfort, dan kebebasan aktivitas.
b.
Minat cultur/sosial Yaitu minat yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya, jadi dengan kata lain minat dari taraf merupakan hasil dari pendidikan (Buchori, 1982).
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penggolongan minat berdasar pada : 1)
Minat yang berasal dari diri sendiri Yaitu berdasarkan atas kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan organisme.
2) Minat yang berpengaruh faktor sosial
Yaitu minat yang berbentuk berdasarkan pengaruh yang ada disekitarnya baik berupa aktivitas sehari-hari maupun pendidikan.
3) Timbulnya faktor-faktor yang mempengaruhi minat.
c.
Ciri-ciri Minat Belajar Menurut Drs Ahmad Susanto ada tujuh ciri-ciri minat yaitu :
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
2) Minat tergantung pada kegiatan belajar
3) Minat tergantung pada kesempatan belajar
4) Perkembangan minat mungkin terbatas
5) Minat dipengaruhi budaya
6) Minat berbobot emosional
7) Minat berbobot egosentris, artinya jika seorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.
d.
Cara Guru Untuk Membangkitkan Minat Belajar Siswa terdorong untuk belajar apabila mereka memiliki minat belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar.
Menurut Rasimin (2012:119) ada beberapa cara dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat siswa sebagai berikut: 1)
Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh apabila ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna bagi kehidupannya.
2) Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat penglaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal dan kegagalan dapat membunuh minat siswa untuk belajar.
3) Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi, misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi, dan lain-lain.
Menurut Bahri juga mengemukakan ada beberapa macam cara yang dilakukan guru untuk membangkitkan minat siswa sebagai berikut:
a) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didk, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.
b) Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran.
c) Memberikan ksempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. d) Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.
3. Mata Pelajaran IPS a.
Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial Secara praktis disadari atau tidak, ilmu pengetahuan sosial merupakan sesuatu yang tidak asing bagi setiap orang. Dalam perkembangan hidup manusia sejak lahir sampai dewasa tidak terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Proses kehidupan manusia selalu berhubungan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir.