PERAN ORGANISASI SOLIDARITAS KEROHANIAN ISLAM (SKI) AR-ROYYAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMA N 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

PERAN ORGANISASI SOLIDARITAS KEROHANIAN

  

ISLAM (SKI) AR-ROYYAN DALAM MEMBENTUK

KARAKTER SISWA DI SMA N 1 SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Najmul Laili NIM 11113037 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  

2017

  

MOTTO

ORANG CERDAS ADALAH ORANG YANG TAHU BAHWA DIRINYA

TIDAK TAHU DAN MAU BELAJAR UNTUK MENCARI TAHU

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Keluargaku tercinta, yang tane mereka penulis bukanlah apa-apa. Kepada orang tuaku, Bapak Zuhroni, Ibu Siti Syarifah, serta kedua adikku Hikmah Nur‟aini dan Zahida Alya Rahma.

  2. Teman-teman se-angkatan, yaitu PAI 2013 yang senantiasa menghiasi rutinitas di kampus menjadi menyenangkan, terutama kepada sahabat- sahabatku Dek Bella, Mbak Azizah, Kang Sayyid, dan Kak Yudha yang senantiasa memberikan semangat kepadaku.

  3. Seluruh keluarga besar HMI Cabang Salatiga, khususnya kepada HMI Cabang Salatiga Komisariat Walisongo. Terima kasih untuk dukungan Kanda dan Yunda semuanya.

  4. SMA N 1 Salatiga, kepala sekolah beserta jajarannya, adik-adik siswa-siswi yang baik sekali kepada kakak-kakak PPL IAIN Salatiga 2016, terutama adik- adik dari SKI Ar-Royyan. Dan juga teman-teman penulis selama PPL, Mas Munif, Mas Ekky, Mas Ikhsan, Mas Fiqqi, Mas Aji, Mbak Faiq, Mbak Umi, Mbak Sirril, Mbak Tina, Mbak Alfin, Mbak Novita, dan Mbak Sunna.

  5. Seluruh warga Dusun Suruhan, Desa Rogomulyo, Kecamatan Kaliwungu, Kabuaten Semarang dan seluruh teman-teman penulis selama KKN di sana, Bang Ridwan, Mas Aris, Mas Adit, Pak Sutrisno, Mbak Novita, Mbak Alfi, Mbak Silvi, dan Mbak Kurnia.

KATA PENGANTAR

  Atas berkat Allah Swt. yang tercurahkan kepada seluruh makhluk yag telah Ia ciptakan, sepantasnya kita untuk lebih banyak bersyukur serta selalu meningat akan kuasa Allah yang begitu luas akan segala sesuatu, yang atas ridlo- Nya, penulis telah dimudahkan segala urusannya untuk dapat menyelesaikan skr ipsi ini yang berjudul “Peran Organisasi Solidaritas Kerohanian Islam (SKI)

  Ar-Royyan dalam Membentuk Karakter Siswa di SMA N 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017”.

  Selain sebagai tugas wajib untuk memeperoleh gelar sarjana, skripsi ini dibuat dengan tujuan dapat menjadi jalan alternatif untuk menanamkan sebuah karakter terpuji kepada peserta didik sebagai jawaban atas krisis moral, serta degradasi mental yang sedang melanda bangsa Indonesia sekarng ini. Harapan penulis dengan adanya kegiatan kerohanian Islam di sekolah dapat berperan dalam memproduksi sumber daya manusia yang berkarakter dan berbudi luhur.

  Rasa hormat penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan membantu dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan FTIK.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. selaku Ketua Jurusan PAI.

  4. Bapak Drs. Badwan, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  

ABSTRAK

  Laili, Najmul. 2017. Peran Organisasi Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) Ar-

  Royyan dalam Membentuk Karakter Siswa di SMA N 1 Salatiga Tahun

Pelajaran 2016/2017 . Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S. Ag., M. Phil. Kata kunci: membentuk karakter, organisasi solidaritas kerohanian Islam Penelitian ini membahas tentang peran organisasi solidaritas kerohanian

  islam Ar-Royyan dalam membentuk karakter siswa di SMA N 1 Salatiga tahun

  pelajaran 2016/2017. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk kegiatan SKI Ar-Royyan, bagaimana peran SKI Ar-Royyan dalam membentuk karakter siswa, dan apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan SKI Ar-Royyan. Pendekatan dari penelitan ini bersifat kualitatif dan jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang mana penelitian ini metode yang dipakai untuk mengumpulkan data yaitu melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  Peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data tersebut berupa keterangan para key informan, sedangkan data tambahan berupa catatan lapangan. Keseluruhan data tersebut selain diperoleh melalui wawancara, juga didapatkan dari observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamat triangulasi.

  Dari penelitian yang dilaksanakan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: bentuk kegiatan SKI Ar-Royyan SMA N 1 Salatiga yaitu pembacaan Asma‟ul Husna, pengadaan infaq, rebana, shalat jum‟at berjamaah, kajian rutin, khotmil Qur‟an, Gerakan Sayang Masjid (GSM), buletin, mading, perayan idul adha, ziarah, pawai ta‟aruf, idul yatama, Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), maulid Nabi, evaluasi tengah tahun, isra‟ mi‟raj, mujahadah, Festival Lomba Islami (FLI), Gelar Aktifitas Ramadhan (Gatra), Reorganisasi, dan Forum Silaturahmi SKI (FS SKI). Sedangkan peran SKI Ar-Royyan dalam membentuk karakter siswa yaitu melalui kegiatan-kegiatannya dan delapan belas karakter siswa semuanya dibentuk oleh SKI Ar-Royyan. Karakter peserta didik yang tergabung menjadi anggota SKI Ar-Royyan sudah baik yaitu siswanya tertata dan minimnya pelanggaran. Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk karakter siswa dimulai dari tergabungnya siswa menjadi anggota SKI Ar-Royyan sampai menjadi pengurus yaitu dalam waktu satu tahun. Untuk faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan SKI Ar-Royyan berasal dari banyak hal. Faktor pendukung berasal dari pihak sekolah, alumni, guru, dan banyaknya jumlah pengurus. Sedangkan penghambatnya karena kurangnya koordinasi dan ketidak sesuaian jadwal.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi KATA PENGANTAR ................................................................................ vii ABSTRAK ................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................. x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ....................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7 E. Penegasan Istilah ...................................................................................... 8 F. Metode Penelitian ................................................................................... 11 G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 19 BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 21 A. Organisasi ............................................................................................... 21

  B. Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) ....................................................... 24

  C. Karakter .................................................................................................. 35

  D. Peran Organisasi Kerohanian Islam dalam Pembentukan karakter ....... 44

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .................... 46 A. Gambaran Umum Sekolah .................................................................... 46 B. Gambaran Umum Organisasi Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) Ar-Royyan ............................................................................................... 56 C. Penyajian Data ........................................................................................ 59 BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 104 A. Analisis Data ........................................................................................ 104 B. Pengecekan Keabsahan Data ................................................................ 110 BAB V PENUTUP .................................................................................... 117 A. Kesimpulan .......................................................................................... 117 B. Saran ..................................................................................................... 119 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 121 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 124

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Sarana dan Prasarana Sekolah ....................................................... 54 Tabel 2. Data Pendidik dan Kependidikan Sekolah .................................... 55 Tabel 3. Data Siswa Tahun Pelajaran 2016/2017 ........................................ 56 Tabel 4. Indikator Pembentukan Karakter Siswa ......................................... 67 Tabel 5. Penyajian Data Pembentukan Karakter ......................................... 73 Tabel 6. Catatan Lapangan Wakasekbid Kesiswaaan ............................... 111 Tabel 7. Catatan Lapangan Pembina ......................................................... 111 Tabel 8. Catatan Lapangan Peserta Didik ................................................. 112 Tabel 9. Catatan Lapangan Observasi ....................................................... 113

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah syariat Allah yang diturunkan kepada umat

  manusia di muka bumi agar mereka beribadah kepada-Nya. Penanaman keyakinan terhadap Tuhan hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan baik di rumah, sekolah maupun lingkungan. Pendidikan Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhuluk pedagogis, manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta pendukung dan pemegang kebudayaan (Majid, 2005: 130).

  Perilaku keagamaan merupakan aturan-aturan mengenai tingkah laku atau tata cara hidup manusia dalam hubungannya dengan Tuhan (hablumminallah) dan sesama manusia (hablumminannas). Perilaku keagamaan merupakan ekspresi dari rasa agama yang dimiliki oleh manusia. Rasa agama merupakan dorongan dari dalam jiwa yang membentuk rasa percaya kepada Tuhan dan dorongan taat aturan-Nya.

  Masa remaja merupakan suatu rangkaian perubahan- perubahan yang dialami oleh remaja. Tidak saja perubahan di dalam dirinya, tetapi perubahan sikap orangtua, anggota keluarga lain, dan guru- guru di sekolah, serta cara dan metode mengajar guru yang berbeda serta kurikulum yang berubah. Selain itu, terjadi perubahan dalam hubungan dengan orang lain. Lepas dari ikatan keluarga kemudian bergabung dengan teman-teman sebaya. Penggabungan dengan teman-teman sebaya berarti perkenalan dengan nilai, norma, tata cara, dan adat istiadat yang baru (Gunarsa, 2012: 86). Keadaan jiwa remaja yang demikian itu nampak pula dalam kehidupan agama yang mudah goyah, timbul kebimbangan, kerisauan dan konflik batin (Ahyadi, 2001: 43).

  Usia remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia, di mana awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun (Hurlock, 1996: 206). Masa ini adalah masa paling kritis karena merupakan tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan juga dalam pembentukan kepribadiannya. Selaras dengan jiwa remaja yang berada dalam transisi dari masa anak-anak menuju kedewasaan maka kesadaran beragama pada masa remaja berada dalam peralihan dari kehidupan beragama anak-anak menuju kemantapan beragama.

  Pada era ini, arus globalisasi membawa pengaruh yang cukup besar di negeri ini. Budaya barat mulai semakin marak terutama di kalangan remaja yang mengakibatkan mulai tergoyahnya budaya ketimuran yang dimiliki oleh bangsa ini. Hal ini dibuktikan dengan semakin maraknya perbuatan-perbuatan negatif seperti minum-minuman keras, penggunaan obat-obat terlarang dan free sex. Hal-hal tersebut sudah hampir menjadi sesuatu yang tidak tabu lagi, ditambah lagi dengan dunia perfilman yang semakin vulgar dengan menghadirkan tontonan dan tuntunan pergaulan bebas tanpa batas. Filterisasipun semakin terlihat mengendur sehingga budaya-budaya tersebut semakin mudah masuk ke negeri ini.

  Dampak dari globalisasi membawa dekadensi moral yang berakibat pada perilaku-perilaku menyimpang. Nilai-nilai Islam seperti, kejujuran, toleransi, tolong-menolong, keadilan, mental positif yang unggul mulai tergantikan dengan penipuan, penindasan, penyelewengan, aksi anarki, dan rasa dendam. Sehingga, lambat laun sikap egoisme masyarakat semakin terlihat. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Apalagi sasaran dari bangsa barat yang semakin menggencarkan nilai-nilai negatif melalui budayanya ditujukan kepada generasi penerus bangsa yang tidak lain adalah para remaja. Kondisi faktual bangsa yang hamp ir “sempurna” kehancurannya, harus disiasati bersama.

  Selain itu, perilaku keagamaan remaja juga dipengaruhi oleh lingkungan dan teman sebayanya. Salah satu contohnya, apabila seorang remaja berteman dengan teman yang suka mengikuti kajian kerohanian, maka ia juga akan ikut terlibat, namun berbeda apabila bergaul dengan teman yang acuh tak acuh terhadap agama, maka ia juga akan menjadi acuh tak acuh terhadap agamanya.

  Kondisi riil mengenai perilaku moral siswa di SMA N 1 Salatiga yang saat ini masih banyak didapati perilaku yang belum sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Hal ini terbukti dengan masih adanya siswa muslim yang berpacaran, menggunakan handphone ketika sedang melakukan aktivitas pembelajaran, tidak jujur pada saat ulangan, berkata kotor, belum adanya konsistensi dalam berbusana yang sesuai dengan ajaran Islam, selain itu masih ada siswa yang belum melaksanakan salat jama‟ah dzuhur berjama‟ah dan tidak sedikit pula yang masih sering menunda-nunda kewajiban ibadah salat.

  Perilaku dan akhlak yang belum sesuai harus segera ditangani, karena akhlak merupakan dasar sebuah karakter diri. Pribadi yang berakhlak baik nantinya akan menjadi bagian dari masyarakat yang baik pula. Akhlaklah yang membedakan karakter manusia dengan makhluk lainnya (Syafri, 2014: 68).

  Peran pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda bangsa ini, terutama untuk menyelamatkan moral generasi muda.

  Karakter bangsa yang semakin ironi dapat diatasi dengan adanya pembinaan dalam membangun karakter melalui proses pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara berkesinambungan. Sebagaimana dikatakan Aminudin: “Ibnu Miskawaih, Ibnu Sina dan Al-Ghazali, sepakat bahwa akhlak dapat dibentuk melalui pendidikan, pelatihan, pembinaan dan perjuangan keras yang sungguh- sungguh” (Aminudin, 2002: 155). Peran sekolah sangat penting dalam usaha pembentukan karakter. Dalam konteks tersebut, pendidikan karakter adalah usaha sekolah yang dilakukan secara bersama oleh guru, pimpinan sekolah (dan seluruh warga sekolah) melalui semua kegiatan sekolah untuk membentuk akhlak, watak atau kepribadian peserta didik melalui berbagai kebaikan (virtues) yang terdapat dalam ajaran agama. Bagi yang beragama Islam, mereka senantiasa menjadikan Al-

  Qur‟an dan sunnah sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (Salahudin, 2013: 45).

  Dalam lingkup sekolah umum pembentukan karakter dapat dilakukan melalui pengajaran pendidikan agama Islam (PAI). Namun, pendidikan agama yang diperoleh dari sekolah dengan alokasi waktu hanya tiga jam dalam satu minggu dinilai belum sepenuhnya dapat diandalkan untuk membentuk perilaku dan pengamalan ajaran agama sebagaimana yang diharapkan. Waktu yang diberikan tentu sangat terbatas jika dibandingkan dengan materi yang hendak disampaikan, belum lagi jika peserta didik ingin berdiskusi seputar permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat mungkin terjadi karena pendidikan agama Islam merupakan pedoman yang akan mereka aktualisasikan dalam kehidupan nyata. Padahal seharusnya, sekolah menjadi lembaga pendidikan formal yang mengarahkan peserta didik cerdas akademik, intelektual dan emosional, sosial, maupun moral-spiritual. Oleh karena itu, diperlukan suatu wadah bagi peserta didik untuk lebih mendalami dan memahami nilai-nilai agama Islam sebagai pendukung pendidikan agama Islam di luar jam pelajaran.

  Berangkat dari latar belakang permasalahan di atas, penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian skripsi yang berjudul “Peran Organisasi Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) Ar-Royyan dalam Membentuk Karakter Siswa di SMA N 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017”. Oleh karena itu, penulis ingin mendalami dan menggali informasi dari SMA N 1 Salatiga, tentang bagaimana peran SKI Ar- Royyan dalam membentuk kararakter siswa di sekolah tersebut.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan, di antaranya:

  1. Bagaimana kegiatan organisasi SKI Ar-Royyan di SMA N 1 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?

2. Bagaimana peran SKI Ar-Royyan membentuk karakter siswa di SMA

  N 1 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017? 3. Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan organisasi SKI Ar-Royyan di SMA N 1 Salatiga tahun pelajaran

  2016/2017? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian berisi gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti (STAIN Salatiga, 2008:50-51).

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Untuk mengetahui kegiatan organisasi SKI Ar-Royyan di SMA N 1 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.

  2. Untuk mengetahui peran SKI Ar-Royyan membentuk karakter siswa di SMA N 1 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.

  3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan organisasi SKI Ar-Royyan di SMA N 1 Salatiga tahun

  pelajaran 2016/2017. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah terhadap referensi ilmu pendidikan, khususnya dalam pendidikan karakter dalam kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler maupun organisasi kerohanian Islam.

  2. Manfaat Praktis Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembina SKI pada khususnya dan pembina dari organisasi lain pada umumnya, serta guru-guru yang berusaha membangun karakter peserta didiknya dalam setiap mata pelajaran.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa arti kata yang terdapat dalam judul penelitian.

1. Peran Organisasi

  Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, istilah peran menurut bahasa adalah fungsi, kedudukan, sebagai kedudukan.

  Sedangkan menurut istilah diartikan dengan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat (Salim, 1995:1132).

  Sedangkan istilah organisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesatuan (susunan dsb) yang terdiri atas bagian- bagian (orang dsb) diperkumpulan dsb untuk tujuan tertentu, kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama (Depdikbud, 1985: 803).

  Di dalam sumber buku lain, dituliskan bahwa pengertian organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (Muhammad, 2005: 24).

  Secara sederhana, organisasi diartikan sebagai suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

  Organisasi tidak sekedar berarti wadah kelompok yang bekerja sama untuk untuk mencapai suatu tujuan, akan tetap juga merupakan mekanisme yang berlangsung dalam proses kerja sama itu.

  Jadi, peran organisasi yang dimaksud di sini adalah peran organisasi Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) Ar-Royyan di SMA N 1 Salatiga dalam membentuk siswa menjadi pribadi yang berkarakter.

1. Solidaritas Kerohanian Islam (SKI)

  Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) biasa dikenal dengan istilah Kerohanian Islam (Rohis).

  Kerohanian berasal dari kata dasar (rohani) yang mendapat awalan ke- dan akhiran -an yang berarti hal-hal tentang rohani (Depdikbud, 1985: 752). Sedangkan Islam adalah pengikraran dengan lidah dan membenarkan dengan hati serta mengerjakan dengan sempurna oleh anggota tubuh dan menyerahkan diri pada Allah Swt. dalam segala qadha dan qadar-Nya (Al-Shiddieqy, 1977: 34).

  Kata “kerohanian Islam” ini disebut juga dengan istilah “Rohis” yang berarti sebagai suatu wadah besar yang dimiliki oleh siswa untuk menjalankan aktivitas dakwah di sekolah (Koesmarwanti, 2000:124).

  Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan Kerohanian Islam (Rohis) adalah kegiatan tambahan yang mendorong siswa untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatan beragama Islam.

  Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) yang dimaksud di sini adalah suatu unit kerja bidang keagamaan, khususnya agama Islam dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Salatiga. Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) adalah salah satu organisasi keagamaaan di bawah naungan OSIS SMA N 1 Salatiga yang memiliki tujuan untuk pembinaan diri dan pengembangan potensi diri yang berkenaan dengan kerohanian Islam.

2. Membentuk Karakter

  Asal karakter berasal dari bahas Latin “kharakter”, “kharassein”, “kharax”, dalam bahasa Inggris: character dan Indonesia “karakter”, Yunani character, dari charassein yang berarti membuat tajam, membuat dalam. Dalam kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang meliputi hal-hal seperti perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai-nilai, dan pola-pola pemikiran (Majid, 2013: 11).

  Hermawan Kertajaya mendefinisikan karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah “asli” dan mengakar kepada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan „mesin‟ pendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu (Majid, 2013: 11).

  Pengertian secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku (Salahudin, 2013: 42).

  Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang menjadi kepribadian khusus sebagai pendorong dan penggerak serta membedakannya dengan yang lain.

  Dalam membentuk peserta didik berkarakter dapat dilaksanakan melalui pendidikan akhlak. Tujuan puncak pendidikan akhlak adalah terbentuknya karakter positif dalam perilaku peserta didik.

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dari penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2011: 6).

  Sedangkan jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Lapangan dalam hal ini diartikan sebagai lokasi penelitian, yaitu di SMA N 1 Salatiga.

  Penelitian lapangan (field research) dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke „lapangan‟ untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomenon dalam suatu keadaan alamiah atau „in situ‟ (Moleong, 2011: 26).

  2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti pada awalnya adalah sebagai mahasiswa

  PPP (Praktikum Pengembangan Profesi). Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Dan dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengamat partisipan dan kehadiran peneliti diketahui statusnya oleh informan.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi SMA N 1

  Salatiga, Jalan Kemiri No. 1, Kota Salatiga.

  4. Sumber Data a.

  Data Primer Menurut S. Nasution, data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan (Moleong, 2011: 157).

  Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang bersifat up to date. Untuk mendapatkannya, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data primer ini untuk mendapatkan berbagai informasi langsung mengenai peran organisasi SKI Ar-Royyan di SMA N 1 Salatiga yaitu dengan cara wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, pembina SKI Ar-Royyan, pengurus SKI Ar-Royyan dan yang berterkaitan dengan penelitian tersebut.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat- surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen SKI. Selain itu, data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran- lampiran, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi historis, dan sebagainya (Setiawan, 2014: 10).

  Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam melakukan penelitian, oleh karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data untuk mendapatkan data yang valid.

  Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002:110) a.

  Metode Observasi Partisipasi (participant observation) Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi,

  .

  1995: 136) Objek observasi dalam penelitian kualitatif terdapat tiga komponen, yakni place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas) (Sugiyono, 2010: 314).

  Tempat penelitian ini berlokasikan di SMA N 1 Salatiga, Jalan Kemiri No. 1, Kota Salatiga. Sedangkan pelaku dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.

  Adapun aktivitas yang diobservasi adalah kegiatan dalam organisasi SKI Ar-Royyan tersebut. b.

  Metode Wawancara Mendalam (indepth interview) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

  Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011: 186).

  Metode wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang terpenting sehingga tanpa wawancara peneliti akan kehilangan informan yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Data yang semacam itu adalah tulang punggung suatu penelitian (Singarimbun, 1983: 145).

  Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (indepth interview) dengan subjek yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan mendalami situasi dan mengetahui informasi untuk mewakili lembaga tempat penelitian dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan fokus penelitian (Iskandar, 2008: 253).

  Wawancara mendalam merupakan bentuk komunikasi antara peneliti dengan subjek yang dapat dilakukan secara formal maupun informal, di tempat resmi maupun di tempat umum. Teknik ini peneliti gunakan untuk mendapatan data dan informasi yang akurat tentang peran SKI Ar-Royyan dalam membangun karakter siswa di

  SMA N 1 Salatiga dengan segala bentuk kegiatan yang dilakukan. Adapun subjek yang diwawancarai adalah wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, pembina SKI Ar-Royyan, pengurus SKI Ar- Royyan serta anggota SKI Ar-Royyan.

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Dalam penelitian kualitatif, dokumentasi dilaksanakan untuk memperoleh data tambahan. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data seperti profil sekolah terutama kegiatan organisasi SKI, arsip-arsip, gambar, serta dokumen yang relevan untuk membantu menganalisis data.

6. Analisis Data

  Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2011: 248).

  Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2010) analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

  Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 336-337): a.

  Reduksi data (data reduction) Reduksi data dilakukan untuk memfokuskan data pada hal- hal yang penting dari sekian banyak data yang diperoleh dari data hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan yang tidak terpola. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

  b.

  Penyajian data (data display) Setelah data reduksi maka data yang diperoleh didisplay, yakni dengan menyajikan sekumpulan data dan informasi yang sudah tersusun dan memungkinkan untuk diambil sebuah kesimpulan.

  a.

  Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification) Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada data informasi yang tersusun pada bentuk yang terpola pada penyajian data.

  Melalui informasi tersebut peneliti dapat melihat dan menentukan kesimpulan yang benar mengenai objek penelitian karena penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari objek penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam menguji keabsahan data diperlukan teknik triangulasi agar data yang didapatkan dalam penelitian valid dan reliabel.

  Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2011: 330). Jenis teknik triangulasi yang digunakan antara lain: a.

  Triangulasi sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

  Triangulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pembina, siswa, dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.

  b.

  Triangulasi teknik Triangulasi teknik pengumpulan data digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

  Dalam penelitian ini di mana peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi pada seorang sumber dengan data permasalahan yang sama.

  c.

  Triangulasi waktu Pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara dalam waktu yang berbeda.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini memuat 5 (lima) bab, yang antara bab satu dengan bab berikutnya memiliki keterkaitan yang saling mengisi terhadap substansi yang ada. Adapun rincian sistematis penulisan ini sebagai berikut:

  Bab I, berisi tentang pendahuluan, yaitu uraian umum latar belakang penelitan, fokus penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II, berisi tentang landasan teori dari penelitian, pada

  bagian ini dikemukakan teori-teori yang telah diuji kebenarannya yang berkaitan dengan objek formal penelitian. Sesuai dengan judul skripsi maka pembahasan pada bab ini berisi: definisi organisasi, definisi kerohanian Islam, dan definisi karakter.

  Bab III, berisi penyajian hasil penelitian tentang temuan penelitian, yaitu gambaran umum SMA N 1 Salatiga, Organisasi Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) Ar-Royyan dan penyajian data.

  Bab IV, peneliti akan memaparkan analisis data dan pengecekan keabsahan data dari Peran Organisasi Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) Ar-Royyan dalam Membentuk Karakter Siswa di SMA N 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

  Bab V, berisi penutup. Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah dan saran dari peneliti sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Organisasi 1. Pengertian Organisasi Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, istilah peran menurut bahasa adalah fungsi, kedudukan, sebagai kedudukan. Sedangkan menurut istilah diartikan dengan sesuatu yang diharapkan

  oleh seseorang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat (Salim, 1995:1132).

  Organisasi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani “Organon” yang berarti alat atau instrumen. Karena memang sebenarnya organisasi digunakan oleh manusia untuk mencapai tujuan.

  Berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dapat diselesaikan dengan ikut menjadi anggota organisasi (Siswanto, 2008: 54).

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi adalah kesatuan (susunan dsb) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) di perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu, kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama (Depdiknas, 2007: 803).

  Organisasi menjadi sarana/alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Gibson dkk dalam Siswanto (2008:54) berpendapat bahwa organisasi merupakan wadah yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai individu-individu secara sendiri.

  Sedangkan menurut Boone dan Kurtz dalam Herlambang (2014: 111), organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang- orangnya berinteraksi untuk mecapai tujuan. Dalam pengertian tersebut ada tiga elemen pokok sebuah organisasi, yaitu: a.

  Adanya interaksi manusia b. Kegiatan yang mengarah kepada tujuan c. Adanya struktur yang jelas.

2. Hakikat Organisasi

  Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa sebuah organisasi merupakan: a.

  Kumpulan individu-individu Organisasi merupakan kumpulan orang yang berserikat dan bekerja sama.

  b.

  Memiliki tujuan Kriteria kedua terbentunya organisasi adalah memiliki tujuan.

  Walaupun terdapat sekumpulan orang, namun mereka tidak memiliki tujuan yang sama, maka tidak dapat dikatakan sebagai organisasi.

  c.

  Koordinasi Setelah terdapat dua kriteria di atas, agar mempermudah dalam pencapaian tujuan, maka perlu ada pengkoordinasian.

  Pengkoordinasian ini merupakan kegiatan penting agar organisasi tersebut dapat terarah (Siswanto, 2008: 56).

  3. Tujuan Organisasi Afzalurahman berpendapat bahwa tujuan organisasi berupa efektivitas organisasi dengan tercapai tujuan yang bersifat meterial dan spiritual. Pengertian ini memiliki konsekuensi bahwa pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan material dan non-materi yang membutuhkan pemenuhan (Siswanto, 2008: 59).

  4. Fungsi/peran organisasi Organisasi memiliki beberapa fungsi/peran, di antaranya: a. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi

  Setiap organisasi memiliki kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Misalnya semua organisasi cenderung memerlukan gedung sebagai tempat beroperasinya organisasi, biaya, fasilitas, tenaga kerja yang rajin dan terampil, dan yang lainnya.

  b.

  Mengembangkan tugas dan tanggung jawab Organisasi harus hidup sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun standar masyarakat di mana organisasi itu berada. Standar ini memberikan organisasi satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota organisasi. c.

  Memproduksi barang atau orang Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis organisasinya. Semua organisasi memiliki produk masing-masing. Misalnya organisasi pendidikan guru produksinya adalah calon-calon guru.

  d.

  Mempengaruhi dan dipengaruhi orang Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang membimbing, mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru, dan arah yang baru.

  Bentuk dari pengaruh organisasi misalnya organisasi surat kabar mempengaruhi kita terhadap apa yang kita baca, perusahaan mobil mempengaruhi kita terhadap apa kendaraan yang kita kendarai. Sebaliknya organisasi juga dipengaruhi oleh orang.

  Suksesnya suatu organisasi tergantung kepada kemampuan dan kualitas anggotanya dalam melakukan aktifitas organisasi.

B. Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) 1.

  Pengertian Solidaritas Kerohanian Islam Kerohanian berasal dari kata dasar (rohani) yang mendapat awalan ke- dan akhiran -an yang berarti hal-hal tentang rohani

  (Depdiknas, 2007: 752). Sedangkan Islam adalah pengikraran dengan lidah dan membenarkan dengan hati serta mengerjakan dengan sempurna oleh anggota tubuh dan menyerahkan diri pada Allah Swt. dalam segala qadha dan qadar-Nya (Al-Shiddieqy, 1977: 34).

  Kata “kerohanian Islam” ini disebut juga dengan istilah “Rohis” yang berarti sebagai suatu wadah besar yang dimiliki oleh siswa untuk menjalankan aktivitas dakwah di sekolah (Koesmarwanti, 2000:124).

  Rohis merupakan sebuah organisasi memperdalam dan memperkuat ajaran Islam. Rohis sering disebut juga Dewan Keluarga Masjid (DKM). Rohis biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakulikuler di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. (Wikipedia,

  

Rohani Islam , (Online),

diakses 31 Maret 2017).

  Organisasi Rohis adalah sekumpulan orang-orang atau kelompok orang atau wadah tertentu dan untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang sama dalam badan kerohanian, sehingga manusia yang tergabung di dalamnya dapat mengembangkan diri berdasarkan konsep nilai-nilai keislaman dan mendapatkan siraman kerohanian. (Henry, 2010, Ekstrakulikuler Rohani Islam (ROHIS) , (Online), s 30 Maret 2017).

  Solidaritas Kerohanian Islam (SKI) seringkali dipandang memiliki strata tertinggi oleh siswa dibandingkan dengan organisasi- organisasi lainnya di sekolah. Anggapan dasar yang muncul pada siswa bahwa mereka yang aktif di organisasi ini haruslah orang-orang yang tingkat religiusitasnya tinggi, ahli di bidang baca tulis Al- Qur‟an atau setidaknya memiliki kemampuan lebih di bidang yang berkenaan dengan kerohanian Islam. Padahal, untuk menjadi anggota SKI tidak serumit yang siswa bayangkan. Siapapun dapat menjadi anggota lembaga khusus ini.

  Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) termasuk di dalamnya SKI, disediakan bukan hanya untuk menyalurkan bakat dan minat siswa agar dapat berkembang sesuai keinginannya, tetapi juga sebagai sarana untuk belajar berorganisasi, bekerja sama serta mengembangkan karakter dan sikap atau kepribadian agar menjadi siswa yang berbasis Islam. Anggota yang aktif dalam organisasi SKI kelak akan menjadi

  agent of change dan merupakan harapan bagi masyarakat muslim yang

  mampu mengembangkan watak-watak akhlakul karimah dan berjiwa Qur‟ani dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan kegiatan organisasi kerohanian Islam

  Rohis umumnya memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota pria (ikhwan) dan wanita (akhwat). Tetapi tidak selalu. Hal ini dikarenakan perbedaan mahram di antara anggota ikhwan dan akhwat tersebut. Apabila kajian di tempat terbuka, seperti masjid, aula, dan lapangan, maka kegiatan dapat digabung antara pria dan wanita dengan catatan harus ada pembatasnya. Kebersamaan dapat juga terjalin antara anggota dengan rapat kegiatan serta kajian-kajian di luar ruangan.

  Tujuan utama Rohis adalah mendidik siswa menjadi lebih Islami dan mengenal dengan baik ajaran dan segala hal tentang Islam.

  Dalam pelaksanaannya, anggota Rohis memiliki kelebihan dalam penyampaian dakwah dan cara mengenal Allah lebih dekat melalui alam dengan cara pembelajaran Islam di alam terbuka (rihlah). (Wikipedia, Rohani Islam , (Online), kses 31 Maret 2017).

3. Peran organisasi solidaritas kerohanian Islam

  Sebuah organisasi pasti memiliki perannya masing-masing, tidak terkecuali dengan organisasi kerohanian Islam. Berikut ini merupakan peran pada pokonya dapat dijelaskan menjadi 4, yaitu: a.

  Lembaga keagamaan Kerohanian Islam identik dengan agama Islam, hal ini disebabkan kerohanian Islam memiliki motif, tujuan serta usaha yang bersumber pada agama Islam. Dan semua kegiatan yang dilaksanakan tidak lepas dari kerangka ajaran Islam. Kerohanian Islam juga dipandang sebagai pusat kegiatan remaja yang bernafaskan Islam, sehingga diharapkan dapat menjadi wadah yang mampu menghasilkan kader-kader bangsa yang berkarakter.

  b.

  Lembaga dakwah Kerohanian Islam memiliki tugas yang cukup serius, yaitu sebagai lembaga dakwah. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan- kegiatan seperti pengajian hari besar agama Islam, mentoring, dan sebagainya yang tidak hanya diikuti oleh anggotanya saja melainkan semua jajaran yang ada di sekolah. Dakwah secara kelembagaan yang dilakukan oleh Rohis adalah dakwah aktual yaitu telibatnya Rohis secara langsung dengan objek dakwah melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial keagamaan (Oepen, 1987: 92).

Dokumen yang terkait

PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI KOMUNITAS HIJABERS KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 132

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA PENYANDANG AUTIS DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 3 127

PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA TUNARUNGU DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PEMBELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 115

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT DALAM PERSPEKTIF ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132

EFEKTIVITAS FULL DAY SCHOOL DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA DI SD INTEGRAL HIDAYATULLAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 124

PERAN USTADZ DALAM MEMBENTUK KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN PANCASILA SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI Di ajukan Guna Memperoleh Gelar

0 6 129

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN KALIBENING SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 170

PERAN GURU AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL SISWA DI SMK NEGERI 1 JAMBU KEC JAMBU KAB SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 133

PEMBINAAN AKHLAK SISWA TUNAGRAHITA PADA SMPLB NEGERI SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 108

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SMP ISLAM AL-AZHAR 18 KOTA SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 189