IMLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK KELUARGA PERANTAU (Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang) - Test Repository

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

PADA ANAK KELUARGA PERANTAU

(Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh

ANISA AINURROFI

11113151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

PADA ANAK KELUARGA PERANTAU

(Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh

ANISA AINURROFI

11113151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

MOTTO

ُّ لُك ُّ

  

ُِّوِناَسِّجَمُيُّْوَأُِّوِناَرِّصَنُ يُّْوَأُِّوِناَدِّوَهُ يُُّهاَوَ بَأَفُِّةَرْطِفْلاُّىَلَعُُّدَلوُيٍُّدوُلْوَم

Setiap Bayi Dilahirkan Atas Dasar Fitrah, Maka Kedua Orang

Tuanyalah Yang Menjadikannya Yahudi, Nasrani, Dan

  

Majusi.

(HR Muttafaq Alaih)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Kedua orang tua penulis Bapak Sumarmin dan Ibu Juwariyah tersayang yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  2. Dan untuk kakak penulis tersayang (Rohmad Asy’ari ) yang sudah memberikan support.

  3. Seluruh keluarga besar penulis terimakasih atas motivasi dan dukungannya.

  4. Dan untuksi Dia thank’s banget untuk support & dukungannya selama ini, yang selalu menemaniku disaat susah maupun senang.

  5. Sahabatku Linda Istiroh, Listiana Pratiwi & Rikha Nurussafinnatun Naja thank’s banget selama ini sudah memberikan support dan membantu dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini.

  6. Keluarga besar Hotel Nugraha Wisata yang selalu memberikan semangat.

  7. Untuk teman-teman ku seangkatan PAI 2013 terimakasih telah menjadi bagian keluarga semasa di IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillairabbil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

  SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

  Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatNya kelak di Yaumul Akhir. Aamiin.

  Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak keluarga Perantau (Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang

  ” Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana progam studi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

  Dalam menyusun skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Bapak Muh Hafidz, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil Selaku dosen pembimbing akademik (PA).

  Terimakasih atas bimbingannya selama empat tahun membimbing penulis.

  6. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  7. Kepada kedua orang tua penulis Bapak Sumarmin dan Ibu Juwariyah terimakasih atas segala motivasi, dukungan, dan do’a restu kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  8. Keluarga besar ku yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada penulis untuk kesuksesan penulis.

  9. Desa Candi khususnya Dusun Tarukan yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melaksanakan penelitian,

  10. Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  11. Teman-teman satu angkatan tahun 2013 yang telah memberikan semangat belajar dan motivasi.

  12. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  

ABSTRAK

  Ainurrofi, Anisa. 2018. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Keluarga

  Perantau (Studi Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang. Skripsi. Jurusan

  Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M.Pd

  Kata Kunci : Pendidikan, Karakter, dan Keluarga Perantau

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan karakter pada anak keluarga perantau. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimanakah Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Keluarga Perantau Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang? (2) Apa sajakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam Pendidikan Karakter Pada Anak keluarga Perantau Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang? (3) Apa sajakah solusi faktor penghambat Pendidikan Karakter Pada Anak Keluarga Perantau Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang?

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Tokoh Masyarakat, Ibu, Ayah, dan Nenek yang merupakan pengasuh anak dalam keluarga perantau. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan Karakter Pada Anak Keluarga Perantau Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang telah terlaksana dengan baik, sesuai dengan karakter yang diinginkan yaitu disiplin, tanggung jawab, dan jujur melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengevaluasian. (1) Implementasi pendidikan karakter pada anak, untuk mencapai pendidikan maupun karakter yang baik meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan pengevaluasian. perencanaan: mengajarkan hal-hal yang mudah dimengerti dan mudah dipahami. Pengorganisasian: bermain dengan teman sebayanya dan memberi pengertian kepada anak. Pelaksanaan: memberi contoh berkarakter yang baik. Pengawasan: memantau anak baik dari pendidikan maupun karakter. Pengevaluasian: melihat hasil prestasi belajar. (2) Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan Implementasi Pendidikan Karakter di Desa Candi. Faktor pendukung pada anak antara lain: anak belajar mandiri, anak menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar, anak lebih bertanggung jawab. Sedangkan faktor penghambat yaitu: antusias teman bermain, lingkungan, dan anak menjadi malas-malasan. (3) Solusi yang diterapkan untuk mengatasi faktor penghambat yaitu meminta bantuan saudara yang lebih berkompeten.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i HALAMAN BERLOGO ......................................................................................... ii HALAMAN JUDUL ................................................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................... v DEKLARASI ............................................................................................................ vi MOTTO..................................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ..................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................................ xii DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6 E. Penegasan Istilah ............................................................................... 8 F. Metode Peneletian ............................................................................. 10 G. Sistematika Penulisan........................................................................ 18 BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi ..................................................................................... 20

  B.

  Pendidikan Karakter .......................................................................... 21 C. Keluarga Perantau ............................................................................. 33

  BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ....................................................................... ..38 B. Lokasi Penelitian ............................................................................... ..38 C. ................................................................................................39 Sumber Data D. Prosedur Pengumpulan Data .....................................................................39 E. Analisis Data ...............................................................................................42 F. Pengecekan Keabsahan Data .....................................................................42 G. Tahap-Tahap Penelitian ..............................................................................43 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Tempat Penelitian ................................................................... 45 B. Temuan Data ..................................................................................... 54 C. Analisis Data ..................................................................................... 71 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 75 B. Saran .................................................................................................. 76 C. Penutup .............................................................................................. 77 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah KependudukanTabel 4.2 Sarana Dan Prasarana Desa CandiTabel 4.3 Daftar Identitas Informan Atau Responden

  LAMPIRAN-LAMPIRAN 1.

  Daftar Riwayat Hidup 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian 3. Surat Telah Melakukan Penelitian 4. Pengajuan Pembimbing 5. Lembar Konsultasi Skripsi 6. Pedoman Wawancara 7. Transkip Hasil Wawancara 8. Dokumentasi Foto Penelitian 9. Laporan SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi setiap manusia, terutama

  anak-anak yang belum dewasa. Hal ini dapat diamati dengan jelas pada saat manusia lahir ke dunia dengan segala keadaannya yang lemah tidak berdaya dan tidak mengetahui segala sesuatu yang ada disekelilingnya merupakan petunjuk dan bukti bahwa anak adalah makhluk yang memerlukan bantuan, pendidikan, arahan dan bimbingan menuju ke arah kedewasaan (Heriawan, 1988 : 62). Situasi sosial-kultural masyarakat akhir-akhir ini semakin menghawatirkan. Berbagai macam peristiwa yang merendahkan harkat dan martabat manusia berkembang di masyarakat bahkan dalam dunia pendidikan, semisal hancurnya nilai-nilai moral, merebaknya ketidakadilan, tipisnya solidaritas, meningkatnya kenakalan remaja, praktek korupsi yang semakin canggih, tindak pidana, sikap tidak etis terhadap guru, dan berbagai kasus moral lainnya. Fenomena ini seolah mempertanyakan kembali peranan pendidikan dalam membangun etika dan moral masyarakat.

  Dalam Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 disebutkan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Dengan demikian pendidikan tidak hanya membentuk insan cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter kuat dan berakhlak mulia yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Dalam pendidikan karakter harus melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Tiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. Jika salah satu tidak ada maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dari proses kesadaran seseorang mengetahui tentang nilai-nilai yang baik (knowing the

  

good ), lalu merasakan dan mencintai kebaikan (feeling and loving the

good ) itu sehingga terpatri dan terukir dalam jiwanya yang akhirnya

  menjadi berkakter kuat untuk melakukan kebaikan.

  Pola asuh atau parenting style adalah salah satu faktor yang secara signifikan turut membentuk karakter anak. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama bagi anak, yang tidak bisa digantikan oleh lembaga pendidikan manapun. Oleh karena itu, pendidikan dalam keluarga sangat diperlukan untuk membangun sebuah comunity of learner tentang pendidikan anak, serta sangat diperlukan menjadi sebuah kebijakan pendidikan dalam upaya membangun karakter bangsa secara berkelanjutan (Wibowo, 2012 : 106-107).

  Anak yang kurang kasih sayang dari keluarganya terutama orang tuanya, berakibat negatif dari segi psikisnya. Antara lain anak merasa tidak tenang, anak kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri dan juga orang lain. Orang tua perantau melimpahkan tanggung jawabnya pada orang lain yang dipercaya untuk mengasuh putra-putrinya. Misalnya pada nenek/kakek, paman/bibi atau keluarga dekat lainnya. Pengawasan, pendampingan dan perhatian orang tua tidak kandung sangatlah berbeda dibanding dengan perhatian langsung dari orang tua kandungnya.

  Orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar atas terselenggaranya pendidikan anak, bahkan di tangan orang tualah pendidikan anak akan sangat berpengaruh. Oleh sebab itu, maka wajib bagi kedua orang tua untuk membesarkan anak-anak mereka dengan landasan iman yang sempurna dan aqidah yang sholeh. Orang tua juga harus memiliki pengetahuan tentang syari’at dan moral islami, di samping memiliki akhlaq yang utama. Tanggung jawab untuk mempersiapkan generasi mu’min yang sholih terletak di pundak kedua orang tua.

  Orang tua adalah orang dewasa pertama yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada pada tengah-tengah ayah dan ibunya. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup, dan ketrampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada di tengah- tengah orang tuanya. Setiap orang tua yang bertanggungjawab, memikirkan dan mengusahakan agar senantiasa terciptakan dan terpelihara suatu hubungan antara orang tua dan anak yang baik. Sebab telah menjadi kesadaran para orang tua bahwa hanya dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan dapat menunjang terciptanya kehidupan keluarga yang harmonis.

  Hubungan orang tua yang efektif penuh kemesraan dan tanggung jawab yang didasari oleh kasih sayang yang tulus menyebabkan anak- anaknya akan mampu mengembangkan aspek-aspek kegiatan manusia pada umumnya, yaitu kegiatan yang bersifat individual, kegiatan yang bersifat sosial dan kegiatan keagamaan (Basri: 2004:90). Begitu besar peranan orang tua dalam menyiapkan anak-anak mereka agar menjadi anak yang sholeh yang mampu berbuat sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Orang tua hendaknya memperhatikan perilaku keagamaan putra-putrinya. AllahSWT juga telah mengingatkan, bahwa orang tua bertanggung jawab terhadap keluarganya sebagaimana mereka (orang tua) bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri untuk meninggalkan kemaksiatan dan melakukan hal- hal yang diperintahkan kepada oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam QS. At Tahrim: 6

  

ةَكِئ َلََم اَهْيَلَع ُةَراَجِحْلا َو ُساَّنلا اَهُدوُق َو اًراَن ْمُكيِلْهَأ َو ْمُكَسُفْنَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

  ََ نوُرَم ْؤ

  ُياَم َنوُلَعْفَي َو ْمُهَرَمَأ اَم َ َّاللَّ َنوُصْعَي َلَ داَدِش ظ َلَِغ

  Artinya: “Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu

  dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, penjaganya malaikat-malaikat yang besar lagi keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka serta selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh- Nya

  .“(QS. At Tahrim: 6) Jadi, pembentukan karakter pada anak tahap awal yaitu diperoleh dari keluarga. Dalam pendidikan karakter ini periode yang paling sensitif menentukan karakter tersebut adalah pendidikan dalam keluarga yang menjadi tanggungjawab orang tua, yang tidak bisa digantikan oleh lembaga pendidikan manapun. Pendidikan karakter anak di dalam keluarga itu sangat penting karena pendidikan karakter memerlukan keteladanan dan sentuhan mulai sejak dini sampai dewasa. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar atas terselenggaranya pendidikan anak, bahkan di tangan orang tualah pendidikan anak akan sangat berpengaruh.

  Berdasarkan latar belakang itulah, peneliti ingin mengetahui lebih jauh bagaimana pendidikan karakter pada anak keluarga perantau, dengan mengambil judul

  “PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK KELUARGA PERANTAU (Studi Kasus di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang)” B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter pada anak keluarga perantau Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang?

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja dalam pendidikan karakter pada anak keluarga perantau Desa Candi Kec. Bandungan Kab.

  Semarang? 3. Bagaimana solusi yang diterapkan untuk mengatasi faktor-faktor penghambat dalam pendidikan karakter pada anak keluarga perantau

  Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat penulis rumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada anak keluarga perantau Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja dalam pendidikan karakter pada anak keluarga perantau Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang.

  3. Untuk mengetahui solusi yang diterapkan untuk mengatasi faktor- faktor penghambat dalam pendidikan karakter pada anak keluarga perantau Desa Candi Kec. Bandungan Kab. Semarang.

D. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini digarapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain: 1.

  Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khazanah keilmuan Pendidikan Agama Islam umunya, khususnya tentang pendidikan karakter terutama mengenai implementasi atau strategi yang dilakukan oleh pengasuh agar anak didiknya berakhlakul karimah.

2. Manfaat Praktis

  Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: a.

  Bagi Peneliti : dapat mengetahui strategi yang tepat dalam mendidik karakter anak agar berakhlakul karimah.

  b.

  Bagi Lembaga (IAIN Salatiga) : seluruh komponen yang ada di

  IAIN Salatiga, sebagai masukan dan bahan koreksi bagi masing- masing mahasiswa agar berakhlak yang baikn kapanpun dan dimanapun berada. c.

  Bagi Desa Candi : dapat memberikan sumbangan informasi tentang pendidikan karakter dalam peningkatan kualitas pendidikan saat ini sebagai upaya pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, penguasaan ketrampilan hidup, kemanapun akademik, seni dan pengembangan insan paripurna.

  d.

  Bagi Pembaca : dapat memberikan gambaran tentang proses pendidikan karakter anak di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

E. Penegasan Istilah

  Untuk memudahkan dalam memahami, maka perlu diberikan penegasan dan pembatasan istilah yang dianggap penting dalam penafsiran.

  Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut: 1.

  Pendidikan Karakter Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter juga dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik atau buruk karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

  Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak- anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Megawangi, 2004: 95).

2. Keluarga Perantau Keluarga adalah sebagai wadah pertama dalam pendidikan.

  Keluarga adalah sanak saudara, kaum kerabat, orang seisi rumah dan anak bini (Marimba, 1962 : 19).

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) perantau berasal dari kata rantau yang berarti negeri lain tempat mencari penghidupan atau daerah yang didiami atau ditinggali oleh orang yang berasal dari daerah lain.

  Perantau, berasal dari kata “rantau” yang artinya daerah (tanah, negeri) di luar daerah (negeri) sendiri atau daerah di luar kampung halaman. Mendapat awalan pe- menjadi perantau yang artinya “orang yang mencari penghidupan, ilmu dan sebagainya di negeri orang, atau pengembara atau orang asing” (Daryanto, 1997: 503).

  Keluarga perantau yang dimaksud adalah keluarga di Desa Candi yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mereka mencari penghasilan di kota atau daerah lain, misalnya di Jakarta. Mereka menetap beberapa saat di daerah rantau kemudian pulang ke kampung halaman, dan setelah itu kembali lagi ke daerah rantau mereka, begitu seterusnya. Dan selama mereka di daerah rantau, anak-anak mereka ditinggalkan di rumah atau di kampung halaman.

F. Metodologi Penelitian

  Untuk memperoleh penelitian yang valid, maka harus digunakan metode yang tepat dan sesuai untuk pengolahan data sesuai obyek yang dibahas. Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang berkaitan dengan penelitian yaitu :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, menurut Bogdam dan Tylor dalam Moelong (2009:4). Metode Kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif yang berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak berupa angka- angka tetapi data yang terkumpul berbentuk kata-kata lisan yang mencakup laporan dan foto-foto. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian diskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2004: 234).

  Penelitian ini dilakukan di lapangan tanpa menggunakan prosedur analisis statistik. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan penelitian langsung di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang guna memperoleh data-data yang akurat mengenai pendidikan karakter pada anak keluarga perantau dan problematika serta solusi yang diterapkan untuk anak.

  2. Kehadiran Penelitian Peneliti hadir secara langsung pada objek penelitian dalam rangka pengumpulan data yang dilaksanakan, sehingga peneliti terlibat secara langsung dan aktif dalam rangka pengumpulan data.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Desa

  Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

  a.

  Tempat penelitian Tempat atau lokasi penelitian ini adalah di Desa Candi Kec.

  Bandungan Kab. Semarang, dengan batasan wilayah Dusun Tarukan. Sedangkan yang menjadi fokus subjek penelitian ini adalah semua komponen yang terkait dengan pendidikan karakter pada anak keluarga perantau, faktor pendukung dan penghambat serta solusi yang diterapkan untuk mengatasi faktor-faktor penghambat.

  b.

  Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 05 juni 2017 sampai tanggal 3 Januari 2018.

4. Sumber Data a.

  Data Primer Menurut Nasution data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian (2004: 64). Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Data primer digunakan untuk mendapatkan informasi langsung mengenai Pendidikan Karakter Pada Anak Keluarga Perantau Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

  Tabel 1.1 No. Nama Jabatan

  1. Wintopo Tokoh Masyarakat

  2. Kholid Mawardi Tokoh Masyarakat

  3. Rena Roviyanti Ibu

  4. Muntri Isniati Ibu

  5. Bambang Ayah

  6. Kuncoro Ayah

  7. Tiyah Nenek

  8. Rumsiyah Nenek b. Data Sekunder

  Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, baik buku-buku maupun dokumen yang resmi dari berbagai instansi pemerintah. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan beberapa informan di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Adapun dalam pengkajian skripsi ini peneliti ini menggunakan teknik pengumpulan data penelitian dengan cara sebagai berikut : a.

  Metode Wawancara Interview atau wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan peneliti yang ingin memperoleh informasi dari seseorang dengan cara mengajukann pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Menurut Esterberg, dalam Sugiyono wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam satu topik. Ia juga mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, semistruktur dan tidak terstruktur (2008: 317).

  Metode ini digunakan untuk mengetahui apa saja yang ada dalam pikiran dan perasaan responden. Salah satu cara yang akan ditempuh peneliti adalah melakukan wawancara secara mendalam dengan subyek penelitian dengan tetap berpegang pada arah sasaran dan fokus penelitian.

  b.

  Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atai variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:148). Dokumentasi dalam penelitian ini di perlukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari lapangan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berupa catatan tertulis dari Desa Candi. c.

  Metode Observasi Metode observasi merupakan pengamatan langsung dan melihat sendiri obyek yang akan diamati. Observasi juga bisa diartikan sebagai pengamatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diteliti (Hadi, 2005:136). Metode observasi adalah cara menghimpun bahan- bahan yang digunakan dengan mengadakan pengamatan fenomena- fenomena yang dijadikan pengamatan. Objek yang diamati adalah karakter anak ketika anak berada di lingkungan masyarakat.

  Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan mengumpulkann informasi mengenai pendidikan karakter pada anak kelaurga perantau.

6. Analisis Data

  Menurut Pavon dalam Moelong (2009: 280), tekhnik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar, membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

  Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam analisis ini peneliti menggunakan tiga macam analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau kesimpulan. Fokus analisis data ini pada ruang lingkup pendidikan karakter pada anak keluarga perantau dan problematika serta solusi yang diterapkan untuk anak.

  a.

  Pengumpulan data.

  Merupakan hasil dari data informasi yang diperoleh dari pengumpulan data baik menggunakan metode wawancara, pengamatan, maupun observasi, data yang terkumpul masih berupa data mentah yang belum diolah, sehingga masih perlu dipilih yang penting dan tidak.

  b.

  Reduksi data.

  Reduksi data dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih fokus dan tajam, karena data yang menumpuk belum dapat memberi gambaran yang jelas. Reduksi data merupakan penyederhanaan yang diperoleh dari catatan lapangan sebagai upaya untuk mengorganisasikan data dan memudahkan penarikan kesimpulan.

  c.

  Penyajian data.

  Data yang dihasilkan melalui proses reduksi data akan langsung disajikan sebagai kumpulan informasi terusan yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penulis membuat ini dengan naratif guna memperjelas hasil penelitian ini.

  d.

  Kesimpulan.

  Dari hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan diverivikasi, pengertian verivikasi adalah pembuktian yaitu proses- proses mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola dan penjelasan, kemudian data disajikan dan disimpulkan.

  Kesimpulan yang diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk mencari kesimpulan akhir.

  7. Pengecekan Keabsahan Data (Validitas) Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian karena sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan. Validitas membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang sesuai yang sebenarnya atau kejadian (Nasution, 2003:105). Tekhnik pengujian validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan dengan memanfaatkan suatu yang lain dari data itu sendiri (Moleong, 2009:330). Dalam penelitian ini tekhnik triangulasi yang digunakan yaitu: a.

  Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda.

  b.

  Triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan metode yang berbeda.

  8. Tahap-Tahap Penelitian a.

  Penelitian Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis mengkajikan referensi-referensi yang berkaitan dengan pendidikan karakter pada anak keluarga perantau, sekaligus mencari informasi- informasi yang berkaitan dengan pendidikan karakter anak pada keluarga perantau.

  b.

  Pengembangan Desain Sebelum tahap pendahuluan, penulis menyediakan waktu guna mengembangkan desain penelitian, menyusun petunjuk guna memperoleh data yang dibutuhkan, seperti petunjuk wawancara dan pengamatan.

  c.

  Pelaksanaan Penelitian Penulis melaksanakan penelitian secara langsung di lokasi penelitian sekaligus melihat secara seksama, agar lebih mengetahui secara detail berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian dan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan.

  d.

  Penulisan laporan Tahap penulisan laporan adalah tahap penyusunan data-data hasil temuan penelitian secara sistematis. Dalam penulisan laporan penelitian ini tentunya mencakup semua kegiatan penelitian mulai dari tahap awal penelitian sampai tahap akhir yaitu tahap penarikan kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika diperlukan untuk menata dan mengatur sistematika penulisan sehingga mudah dibaca dan dipahami. Adapun sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  Bab I Pendahuluan, berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.

  Bab II Kajian Pustaka, berisi uraian tentang pendidikan karakter (pengertian pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter serta pendidikan karakter pada keluarga) dan juga berisi uraian tentang keluarga perantau (pengertian keluarga perantau, dan dampak anak yang ditinggal keluarga/orang tuanya merantau).

  Bab III Paparan Data Dan Temuan Penelitian, paparkan tentang definisi obyek penelitian yaitu Desa Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

  Bab IV Analisis Data, Penjelasan tentang hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan. Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran pembahasan yang dilakukan serta daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Pendidikan Karakter Akar dari semua tindakan yang jahat dan buruk, tindakan kejahatan,

  terletak pada hilangnya karakter. Karakter yang kuat adalah merupakan kemampuan fundamental yang diberikan kepada populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan yang bebas dari kekerasan dan tindakan-tindakan tidak bermoral.

1. Pengertian Implementasi

  Implementasi secara bahasa berarti “pelaksanaan, penerapan” Menurut Mulyasa (2001: 93), pengertian implementasi menurut istilah adalah “suatu proses penerapan idse, konsep, kebijakan, atau motivasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap”.

  Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas,aksi,tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas , tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan(Usman, 2002: 70).

  Menurut Setiawan, implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana,birokrasi yang efektif.

  Dari pengertian-pengertian diatas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu aktifitas dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

2. Pengertian Pendidikan Karakter

  Sebelum mengetahui pengertian pendidikan karakter sendiri, disini penulis akan sedikit menjelaskan tentang pendidikan, dilanjutkan dengan karakter kemudian pendidikan karakter.

  Ki Hajar Dewantara (1977: 20) menyatakan bahwa pendidikan merupakan tuntunan bagi pertumbuhan anak-anak. Artinya, pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak, sehingga mereka sebagai manusia sekaligus sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

  Muslich (2011: 69), mengemukakan pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi, yaitu sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai.

  Supriyoko (2004: 419) menyatakan bahwa pendidikan adalah sarana strategis untuk meningkatkan kualitas manusia. Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat.

  Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi pendidikan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai yang menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak sehingga melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat.

  Pengertian karakter berdasarkan etimologi, Menurut Kamus Besar

  

Bahasa Indonesia (2008) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak

  atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010). Nilai-nilai yang unik, baik itu kemudian dalam Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 dimaknai sebagai tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik.

  Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya (Samani, 2014 : 41).

  Karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah dan ibunya. Dalam bahasa jawa dikenal istilah “Kacang ora ninggal lanjaran” (Pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu tempatnya melilit dan menjalar). Kecuali itu lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam ikut membentuk karakter.

  Kamisa, (1997: 281) mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian.

  Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi karakter diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter tersebut dipengaruhi oleh hereditas. Dalam arti secara khusus ciri-ciri karakter membedakan antara satu individu dengan yang lainnya, serta cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

  Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serat rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengambangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter dapat pula dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil (Samani, 2014 : 45-46).

  Pendidikan karakter, menurut Megawangi (2004: 95), “sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya”. Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi karakter diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis, sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil dan sebuah usaha untuk mendidik anak- anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tujuan pendidikan karakter

  Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional dalam publikasinya berjudul Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter 2011 (dalam Samani dan Hariyanto, 2012: 9) menyatakan bahwa pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

  Tujuan pendidikan karakter, menurut Muslich (2011: 81) adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Dasar pendidikan karakter ini sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak yang biasa disebut sebagai usia emas. Anak merupakan penerus kehidupan bangsa yang memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan. Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, merupakan tempat untuk mengasah dan membentuk karakter anak supaya menjadi seorang individu yang lebih baik.

  Kesuma dkk (2012: 9), mengemukanan tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah. Tujuan kedua pendidikan karakter adalah mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ketiga pendidikan karakter adalah membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyrakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

4. Nilai-nilai pendidikan karakter

  Dalam desain induk pendidikan karakter antara lain diutarakan bahwa secara substantif karakter terdiri atas 3 (tiga) nilai operatif (operative value), nilai-nilai dalam tindakan, atau tiga unjuk perilaku yang satu sama lain saling berkaitan dan terdiri atas pengetahuan tentang moral (moral knowing, aspek kognitif), perasaan berlandaskan moral (moral