KEHARMONISAN KELUARGA TUNARUNGU DAN TUNAWICARA (Studi kasus di Dk. Dukuhan Ds. Doplang Kec. Jati Kab. Blora Tahun 2017) - Test Repository

  

KEHARMONISAN KELUARGA TUNARUNGU DAN

TUNAWICARA

(Studi kasus di Dk. Dukuhan Ds. Doplang Kec. Jati Kab. Blora Tahun 2017)

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  Oleh: Hanik rusdiyana

  21112003

  

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lam : 4 (empat) eksemplar Hal : pengajuan naskah skripsi

  Kepada Yth Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga Di Salatiga.

  Assalamu’alaikum warrohmatullohi wabarokatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa. Nama : Hanik rusdiyana NIM : 21112003 Judul : Keharmonisan keluarga tunarungu dan tunawicara (studi kasus

  di Dk. Dukuhan Ds.Doplang Kec. Jati Kab. Blora)

  dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqosah.

  Demikian nota pembimbing dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum warrohmatullohi wabarokatuh.

  Salatiga 20 september 8 Agustus 2017 Pembimbing Dr. IlyyaMuhsin, M.Si.

  197909302003121001

KEMENTERIAN AGAMA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS SYARI ’AH

  Jl. Nakula Sadewa V No. 9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722 Website :

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksidandiperbaiki, makaskripsiSaudara: Nama : Hanikrusdiyana NIM : 211112003 Fakultas

  : Syari’ah Jurusan : Hukumkeluargaislam.

  Judul :KEHARMONISAN KELUARGA TUNARUNGU DAN TUNAWICARA (STUDI KASUS DI DK.DUKUHANDS. DOPALNG KEC. JATI KAB.

  BLORA) Telah kami setujuiuntukdimunaqosahkan.

  Boyolali, 8 Agustus 2017 Pembimbing Dr. IlyyaMuhsin, M.Si.

  197909302003121001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertandatangan di bawahini: Nama : Hanikrusdiyana NIM : 21112003

  Fakultas : Syari’ah

  Jurusan : Hukumkeluargaislam Menyatakanbahwaskripsi yang sayatulisinibenar- benarmerupakanhasilkaryasayasendiri,bukanjiplakandarikaryatulis orang lain.

  Pendapatatautemuan orang lain yang terdapatdalamskripsiinidikutipataudirujukberdasarkankodeetikilmiah.

  Boyolali, 13 september2017 Yang menyatakan, Hanikrusdiyana

  MOTTO

kesuksesan yang di raih dengan fisik yang normal

itu biasa kita jumpai, namun kesuksesan yang diraih dengan fisik yang tidak normal itu sangat jarang kita jumpai, karena kegigihan dan selalu bersyukur itu adalah kunci kesuksesan.

  PERSEMBAHAN

  Atas nama cinta dan kasih dari dalam jiwa, skripsi ini penulis persembahkan untuk, 

  Bapak,ibu(Abdul mana dan Sumiyati) yang tak henti-hentinya memberikan dukungan, do’a dan semangat sepanjang masa buat saya.

   Suami tercinta ( zainul muttaqin ) yang selalu memberi dukungan cinta, doa serta semangat yang selalu mengalir.

   Kakak adik ( wiji lestari dan muhammad alwi sidiq )yang selalu memberikan semangat dan do’a.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

  Segala puji bagi Allah swt dan puji syukur peneliti panjatkan kepadaNya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang kita nanti syafaatnya di hari akhirat nanti.

  Dengan segala kerendahan hati, peneliti menyadari keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, sehingga bimbingan, pengarahan dan bantuan telah banyak penulis peroleh dari berbagai pihak.Oleh karena itu, peneliti ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. RahmatHariyadi, M.Pd. selakurektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dr. SitiZumrotun, M.Ag. selaku dekan Fakultas Syari’ah.

  3. Bapak Sukron Ma’mun, S.Hi.,M.Si. selaku ketua program studi Hukum Keluarga Islam.

  4. Bapak Dr. Ilyya Muhsin,S.Hi,M.Si. Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya serta memotivasi guna membimbing terselesaikannya skripsi ini.

  5. Seluruh dosen IAIN Salatiga yang mengajari dari semester satu sampai delapan telah membagi ilmunya yang bermanfaat.

  6. Bapak Kepala Desa Doplang.

  7. Para informan keluarga tunarungu dan tunawicara.

  8.

  9. Suami tercinta yang selalu mendampingi dan memberikan perhatian.

  10. Semua pihak yang tidak bias peneliti sebutkan satu per satu terimakasih atas kerjasama dan perhatiannya.

  Teriring do’a dan harapan semoga amal baik semuapihaktersebut di atasakanmendapatbalasandari Allah swt.

  Wassalamu’alaikumwr.wb

  Penulis

  Abstrak

  Hanik rusdiyana, 21112003,keharmonisankeluargatunarungudantunawicara (studi kasus Dk. Dukuhan Ds. Doplang Kec. Jati Kab. Blora), jurusan hukum keluarga islam Fakultas Syariah IAIN Salatiga.

  Kata kunci: keluarga, Tunarungu dan tunawicara

  Keluarga yang sakinah serta harmonis merupakan dambaan semua keluarga. Saling menyayangi, saling memberikan perhatian, dan rukun itu impian setiap keluarga, namun bagaimana jika semua itu terjadi dalam kelurga yang tunarungu dan tunawicara. Permasalahan yang yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana proses perkawinan dan bentuk keluarga tunarungu dan tunawicara? (2) bagaimana pasangan suami istri tunarungu dan tunawicara dalam memenuhi hak dan kewajibannya? (3) bagaimana upaya keluarga tunarungu dan tunawicara dalam mewujudkan keluarga sakinah? (4) bagaimana keharmonisan keluarga tunarungu dan tunawicara menurut teori sakinah dan pra sakinah.

  Lokasi penelitian adalah Dukuh Dukuhan Desa Doplang Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan normatif yuridis dan sosiologis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

  Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil penelitian, maka dapat di simpulkan bahwa yang pertama proses perkawinan keluarga tunarungu dan tunawicara adalah sah secara agama dan Negara. Ijab qobul yang dilakukan menggunakan isyarat yang memang diperuntukkan bagi orang yang bisu sebagaimana pendapat para fuqohak serta mazhab hambali dan syafi’i, sedangkan bentukkeluarga tunarungu dan tunawicara berdasarkan perkawinan termasuk perkawinan monogami, berikutnya berdasarkan pemukinan termasuk dalam bentuk keluarga patrilokal dan neolokal, selanjutnya berdasarkan jenis anggota keluarga adalah termasuk keluarga nuclear family, berdasarkan kekuasaan termasuk kelauraga patriakal dan equalitarium. Kedua keluarga tunarungu dan tunawicara mampu memenuhi hak dan kewajibannya yang meliputi kewajiban suami terhadap istri, kewajiban istri terhadap suami, serta kewajiban suami istri terhadap keluarga semua dapat terpenuhi. Ketiga upaya- upaya keluarga tunarungu dan tunawicara dalam mewujudkan keluarga sakinah adalah dengan adanya kebiasaan-kebiasaan yang membuat komunikasi dan hubungan antar anggota keluarga selalu terjaga dengan baik seperti baik dalam beribadah, rasa saling menyayangi, selalu memberi senyuman,saling membantu dalam melaksanakan kewajiban, melakukan musyawarah keluarga, serata saling menerima kekurangan. Keempat, keharmonisan keluarga tunarungu dan tunawicara menurut teori sakinah dan prasakinah, yang terdiri dari teori prasakinah. Sakinah I, sakinah II, sakinah

  III, dan sakinah III plus, kedua keluarga tunarungu dan tunawicara masuk

  DAFTAR ISI

  Sampul Lembarberlogo Judul .................................................................................................... i Persetujuanpembimbing ...................................................................... ii Pengesahankelulusan .......................................................................... iii Pernyataankeaslian .............................................................................. iv Motto ................................................................................................... v Persembahan ....................................................................................... vi Kata pengantar .................................................................................... vii Abstrak ................................................................................................ ix Daftarisi.......................................................................................................x Daftartabel ........................................................................................... xv Daftarlampiran .................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakangmasalah ............................................................................1 B. Rumusanmasalah ....................................................................................8 C. Tujuanpenelitian..........................................................................................8 D. Telaahpustaka...........................................................................................9 E. Metodepenelitian .....................................................................................10 F. Sistematikapenulisan................................................................................16 BAB II TINJAUAN UMUM KELUARGA SAKINAH, MAWADAH, WAROHMAH DAN KEHARMONISAN KELUARGA A. Tinjauanumumtentangperkawinan.

  2. Tujuanperkawinan....................................................................................17 3.

  Rukunperkawinan....................................................................................18 4. Syaratsahperkawinan……………………………………………………21 B. Tinjauanumumkeluarga.

  1. Pengertiankeluarga ...................................................................................22 2.

  Bentuk-bentukkeluarga.............................................................................24 C. Hakdankewajibansuamiistri.

  1. Kewajibansuamiterhadap istri ................................................................26 2.

  Kewajibanistriterhadapsuami.................................................................28 3. Kewajibansuamiistriterhadapkeluarga...................................................29 D. Keluargasakinah.

  1. Pengertiankeluargasakinah....................................................................30 2.

  Dasarkeluargasakinah............................................................................34 3.

  Kriteriakeluargasakinah......................................................................36 4. Bekalkeluargasakinah.........................................................................42

  BAB III PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN KELUARGA TUNARUNGU DAN TUNAWICARA A. Gambaranumumlokasipenelitian 1. Kondisigeografis ............................................................................47 2. Keadaanpenduduk ..........................................................................48 3. Pendidikan ......................................................................................49 4. Mata pencaharian .............................................................................49 5. Kehidupansosial, ekonomi, dankeagamaan.....................................51

  1. Pasangansuamiistritunarungudantunawicara (pak KN danbu SW).52 2.

  Pasanganistritunarungudantunawicaradengansuami normal ( pak BD danbu RN ) ....................................................................................57 C.

  Proses perkawinandanbentukkeluarga.

  1. Proses perkawinan.................................................................................59 2.

  Bentuk-bentukkeluarga.........................................................................62 D. Cara keluargatunarungudantunawicaradalammemenuhihakdankewajiban.

  1. Cara memenuhikewajiabansuamiterhadapistri.................................66 2.

  Cara istridalammemenuhihakdankewajibanterhadapsuami..........68 3. Cara suamiisrtimemenuhihakdankewajibanterhadapkeluarga......69

  BAB IV KEHARMONISAN KELUARGA TUNARUNGU DAN TUNAWICARA MENURUT TEORI SAKINAH DAN PRA SAKINAH. A. Upayakeluargatunarungudantunawicaradalammembinakeluargaharmonisd ansakinah.

  1. Baikdalamberibadah...........................................................................71 2.

  Rasa salingmenyayangi.......................................................................71 3. Selalu member senyuman...................................................................72 4. Saling membantu dalam melaksanakan kewajiban pasangannya..........................................................................................73 5. Melakukanmusyawarahkeluarga.........................................................74 6. Salingmenerimakekurangan................................................................74 7. Melakukanmakanbersama...................................................................75 B. GolongankeluargapakKNdanpak BD

2. Keluarga pak BD……………………………………………………77 BAB V PENUTUP.

  A.

  Kesimpulan. .............................................................................................79 B. Saran...........................................................................................................81

  

DAFTAR TABEL

1.

  Tabel I informan di Desa Doplang.............. ................................... 12 2. Tabel II fasilitas pendidikan di Desa Doplang ............................... 49 3. Tabel III mata pencaharian di Desa Doplang ................................. 50 4. Tabel IV jumlah penduduk berdasarkan agama ............................. 51 5. Tabel V komparasi keluarga berdasarkan pemukiman .................. 64 6. Tabel VI komparasi berdasarkan jenis anggota keluarga................65 7. Tabel VII komparasi berdasarkan kekuasaan....................................66 8. Tabel golongan keluarga sakinah II pak KN………………………76 9. Tabel golongan keluarga sakinah II pak BD………………………..77

DAFTAR LAMPIRAN

  LampiranI DaftarRiwayatHidup Lampiran II FotoWawancara Lampiran III FotoAktaNikahkeluarga tunarungu dan tunawicara Lampiran IV Surat tugas penelitian LampiranV DaftarNilai SKK LampiranVI Nota PembimbingSkripsi LampiranVII LembarKonsultasiSkripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan

  manusia. Karena tujuan perkawinan dalam Islam tidak hanya sekedar pada batas pemenuhan nafsu biologisataupelampiasan nafsu seksualbelaka, tetapi memiliki tujuan yang lebihmulia yaituuntuk menciptakankeluarga yang hidupdenganaman dan tenteram (sakinah), pergaulanyang saling mencintai (mawaddah)dansaling menyantuni(rahmah) (Idris Ramulyo, 1974: 4).

  Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Rum ayat 21:

   

  Artinya:"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir

  ”( Al-Qur’an dan Terjemahannya, 1992 : 644) Perkawinan merupakan suatu akad yang tidak hanya sekedar menjalin hubungan dua pihak secara individual antara suami istri namun lebih jauh dapat mempererat tali hubungan antara keluarga pihak suami dan pihak istri. sebagaimana tujuan perkawinan maka perkawinan harus didasari dengan rasa kasih sayang yang dimiliki oleh suami istri maupun orang tua. Tanpa kasih sayang maka tujuan perkawinan tidak akan tercapai.

  Menurutpasal1undang

  • –undangNo1tahun 1974 tentang perkawinan, Perkawinanialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suamiistri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam definisi tersebut disebutkantujuan pernikahan yaitu membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal, yang menafikan perkawinan secara temporal seperti nikah mut’ah. Selain itu juga dijelaskan dalam pasal 2 Kompilasi Hukum Islam :Perkawinan menuruthukum islam adalah akad yang sangat kuat atau mitsaqon gholidhon untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.Ungkapanakad yang sangat kuat atau mitsaqon gholidhonmerupakan penjelasan dari ungkapanikatan lahir batinyang terdapat dalam rumusan undang-undang yang mengandung arti bahwa akad perkawinan itu bukanlah semata perjanjian yang bersifat keperdataan. Sedangkan ungkapan untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah merupakan penjelasan dari ungkapan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam undang - undang. Hal ini lebih menjelasakan bahwa perkawinan bagi umat Islam merupakan peristiwa agama dan oleh karena itu orang yang telah melaksanakannya telah melakukan perbuatan ibadah (Amir Syarifuddin, 2010 : 41).
Disamping agama memandang perkawinan sebagai perbuatan ibadah, ia juga merupakan Sunnah Allah dan Sunnah Rasul. Sunnah Allah berarti menurut qudrat dan iradah Allah dalam penciptaan alam ini, sedangkan sunnah rasul berarti suatu tradisi yang telah ditetapkan untuk dirinya sendiri dan untuk umatnya ( Syarifuddin, 2010 : 41).

  Karena melaksanakannya merupakan ibadah maka dalam perkawinan haruslah terpenuhi syarat-syarat dan rukunnya, salah satu rukunnya adalah wali nikah, meskipun ulama berbedapendapat dalam hal ini.

  Menurut ulama Malikiyah dan S yafi’iyah, wali merupakan rukun dalam sebuah perkawinan. Apabila pernikahan dilakukan tanpa adanya wali maka pernikahan itu tidak sah. Begitu juga tidak sahpernikahan tanpa wali menurut ulama Hanabilah, meskipun dalam pengambilan dalilnya berbeda dengan Malikiyah dan Syafi’yah.

  Sedangkan menurut ulama Hanafiyah, wali bukanlah termasuk rukun nikah yang wajib terpenuhi melainkan hanya sebagai syarat sahnya perkawinan bagi anak kecil, orang gila laki-laki/perempuan meskipun dewasa (Dedi Supriyadi, 2011 : 33-50). Jadi wanita yang telah baligh dan berakal sehat boleh memilih sendiri suaminya dan boleh pula melakukan aqad nikah sendiri baik perawan atau janda. Tidak seorang pun yang mempunyai wewenang atas dirinya atau menentang pilihannya, dengan syarat orang yang dipilihnya itu sekufu dengannya dan maharnya tidak kurang dari mahar mitsil (Muhammad Jawad Mughniyah, 2007 : 345).

  Dalam sebuah perkawinan yang paling berhak menjadi wali nikah adalah ayah selaku orang tua. Bagi orang tua anak adalah bagian dari harapan terbesar untuk meneruskan tugas kekhalifahan di muka bumi. Demi regenerasi itu, para orang tua senantiasa menginginkan seluruh keturunannya menjadi putra

  • –putri yang shalih dan shalihah, serta memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Lebih dari itu, setiap manusia menginginkan seluruh keturunannya menjadi perhiasan, penyejuk mata (qurrota a ’yun) bagi mereka.

  Allah swt berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 74: Artinya: Dan orang-orang yang berkata:Ya Tuhan, anugerahkanlah kepada kami istri-istrikamidanketurunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa(Al-Qur

  ’an dan Terjemahannya, 1992 : 569)

  Namun demikian, anak tetap bukanlah hak milik bagi orang tua. Ia adalah titipan Allah swt semata. Orang tua berkewajiban mengasuh, membesarkan, mendidik, dan menikahkan putra-putri mereka apabila telah waktunya tiba. Walaupun demikian, apakah kewajiban ini menjadikan orang tua berhak sepenuhnya menentukan calon pasangan bagi anak - anaknya terutama anak perempuannya.

  Dalam hal memilihkan pasangan hidup ini, masih kita jumpai pemaksaan kehendak orang tua atas anak gadisnya. Bahkan tidak jarang orang tua memaksakan kehendak dengan semena-mena terhadap anaknya dengan alasan kasih sayang dan demi kebaikan anaknya.

  Halitu terjadi,apakahkarena masih banyak pemahaman di kalangan orang tua bahwa anak adalah hak milik bagi mereka. Orang tua berhak sepenuhnya untukmenentukan kehidupan sang anak, termasuk menentukan calon suami yang hendak menjadi pasangan hidup bagi si anak gadis untuk sepanjang umurnya. Oleh sebab itu, jika seorang anak gadis menolak calon suami pilihan orang tua, seorang ayah merasa berhak memaksakan kehendaknya tanpa mempertimbangkan persetujuan calon mempelai. Padahal telah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 16 yang menyatakan bahwa: Perkawinan didasarkan atas persetujuan calon mempelai.

  Hal ini didasarkan pada pemahaman ajaran agama mengenai hak ijbar yang dimiliki oleh orang tua yaitu ayahatau kakek selaku wali mujbir. Bagi orang yang kehilangan kemampuannya seperti gila, anak - anak yang masih belum mencapai usia tamyiz, boleh dilakukan wali mujbir atas dirinya sebagaimana dengan orang-orang yang kurang kemampuannya seperti orang yang akalnya belum sempurna tetapi sudah berusia tamyiz (abnormal) (Sayid Sabiq, 2007 : 18)

  Yang dimaksud berlakunya wali mujbir yaitu seorang wali berhak mengakadnikahkan orang yang diwakilkan diantara golongan tersebut tanpa menanyakan pendapat mereka terlebih dahulu. Akadnya berlaku juga bagi orang yang diwakilkan tanpa melihat ridha atau tidaknya. (Sayid Sabiq, 2007 : 18)

  Pernikahanpada dasar untuk mencapai kebahagian antara ke dua belah terbina menjadi keluarga sakinah dan akan terciptasaling memberi dan menerima bagi mereka yang lahir normal dan panca indra berfungsi semua,namun bagaimana dengan mereka yang lahir dengan kekurangan fungsi panca indra ?

  Manusia terlahir sudah pasti memiliki kekurangan yang berbeda - beda, kekurangan itu bila bersatu akan saling mengisi dan melengkapi satu sama lainnya, kekurangan bisa berbentuk ruhani dan jasmani namun yang menjadi fakus atau bahan pembicaraan pada umumnya mereka yang kekurangan dalam fisik seperti kaki buntung, tangan buntung, bisu dan lain

  • – lain. Seperti halnya tunarungu dan tunawicara merupakan kekurangan yang membutuhkan perhatian khusus dalam semua kehidupannya.

  Tunarungu adalah kekurangan yang dialami oleh manusia dalam hal pendengaran, dengan kekurangan ini ia tidak bisa menangkap atau mendengar suara apapun yang dikeluarkan oleh sumber bunyi, ia hanya bisa memperhatikan dan mempelajari pergerakan yang dilihat oleh mata kemudian disimpan dalam memori otak untuk ia gunakan dalam menyampaikan isi hatinya melalui gerakan

  • – gerakan yang telah dipelajarinya, tunarungu ini bisa mengeluarkan suara dari mulutnya yang bisa didengar oleh orang lain.

  Tunawicara juga kekurangan yang dimiliki manusia dalam menyampaikan isi hati melalui suara mulutnya, ia bisa menangkap suara dari sumber bunyi karena indra pendengarannya normal, sama halnya dengan tunarungu, tunawicara ini juga mengandalkan indra penglihatannya untuk kekurangan berbeda tetapi bila di kaji lagi menemukan satu kesamaan yaitu tidak mampu menyampaikan isi hati melalui mulut atau berbicara normal.

  Dari sini muncullah berbagai macam pertanyaan mengenai tunarungu dan tunawicara ini, bagaimana tunarungu dan tunawicara ini menikah yang

  • – keduanya memiliki kekurangan yang sama ?, mereka ingin seperti orang orang normal pada umumnya, yang bisa berumahtangga dengan baik, memiliki keturunan, memiliki rumah bahkan bekerja menjalankan tugas masing
  • – masing sebagai suami dan istri yang menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warohmah. Bagaimanakah keluarga cacat tunarungu dan tunawicara dalam berumahtangga ?.

  Seperti apa pola kehidupan berumahtangga mereka, bagaimana mereka menjalankan peran aktifitas sehari

  • – hari, apakah keluarga mereka bahagia, bagaimana mereka membina rumahtangga agar menjadi sakinah ?

  Keluarga merupakan kelompok kecil menggambarkan dinamika masyarakat secara umum yang mempunyai tujuan satu diraih bersama

  • – sama, tujuan berkeluarga yaituuntuk mengembangkan cinta kasih, kepribadian, kebutuhanketurunan, juga termasuk ingin bekerjasama dan merencanakan masa depan yang lebih baik, secara nyata bisa dikatakan menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warrohmah.

  Keluarga sakinah adalah keluarga yang setiap anggotanya senantiasa mengembangkan kemampuan dasar fitrah kemanusiaannya, dalam rangka menjadikan dirinya sendiri sebagai manusia yang memiliki tanggung jawab anggota keluarga tersebut akan selalu merasa aman, tentram, aman, damai dan bahagia (PP Aisyiah, 1989 : 5) Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis bermaksud mengkaji lebih mendalam dalam bentuk skripsi dengan judul: keharmonisan keluarga tunarungu dan tunawicara (Tunarungu dan Tunawicara StudiKasus di Dk. Dukuhan Ds. Doplang Kec. Jati Kab. Blora) Tahun 2017 B.

   Rumusan Masalah

  Untuk membuat permasalahan menjadi spesifik yang sesuai dengan titik kajian, maka diperlukan rumusan masalah yang lebih fokus. Hal ini dimaksudkan agar dalampembahasanini tidak melebar dari tujuan penelitian. Dari latar belakang yang telah disampaikan di atas, ada beberapa rumusan masalah yang dapat diambil yaitu :

  1. Bagaimana proses perkawinan dan bentuk keluarga tunarungu dan tunawicara?

  2. Bagaimana pasangan suami istri tunarungu dan tunawicara dalam memenuhi hak dan kewajibannya?

  3. Bagaimana upaya keluarga tunarungu dan tunawicara dalam mewujudkan keluarga sakinah?

  4. Bagaimana keharmonisan keluarga tunarungu dan tunawicara tunarungu dan tunawicara menurut teori sakinah dan prasakinah?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  Dari rumusan masalah di atas, maka dapat diambil tujuan dan kegunaan

  1. Tujuan a.

  Untuk mengetahui bagaimana proses pernikahandan bentuk keluarga tunarungu dan tunawicara.

  b.

  Untuk mengetahui bagaimana keluarga tunarungu dan tunawicara dalam melaksanakan hak dan kewajibannya dalam rumah tangga c.

  Untuk mengetahui upaya keluarga tunarungu dan tunawicara dalam kehidupan sehari

  • – hari d.

  Untuk mengetahui cara keluarga tunarungu dan tunawicara dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan warrohmah

  2. Kegunaan Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : a.

  Penelitian ini dapat menjadi literatur dalam menentukan kajian yang respek terhadap problematika rumah tangga b.

  Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi pengembangan keilmuan pada Fakultas Syari’ah dan Hukum secara umum dan khususnya Jurusan Al Ahwal As Syakhsiyah D.

   Telaah Pustaka

  Dalam menyusun skipsi ini penulis telah melakukan beberapa kajian dan penelusuran mengenai karya karya yang berhubungan dengan keharmonisan rumah tangga. Dalam penelusuran penulis belum menemukan skripsi yang membahas tentang keharmonisan rumah tangga penyandang cacat. Tetapi untuk kajian yang lebih mendalam, penulis perlu melakukan penelaahan terhadap skripsi lain yang mempunyai relevansi dengan masalah tersebut.

  Adapun penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Nurul Laila dengan judul Penelitian Upaya Keluarga Autis dalam Membina Keluarga Sakinah (Studi Di Lembaga Pendidikan Autis Aldewis Kota Blitar), dengan Rumusan Masalah Upaya yang dilakukan para orang tua penderit aautis dalam membina keluarga sakinah. Dengan Hasil Penelitian Para keluarga autis dalam membina keluarga sakinah adalah Mendekatkan diri pada Allah, seperti meningkatkan ibadah dan selalu berdo’a agar rumah tangga tetap diberi ketenangan dalam menghadapi permasalahan yangadasertaslaluberusahadanberupayadengan diiringi do’a. Memenuhi hak- hak untuk anak, memenuhi hak anakadalah kewajiban orang tua serta anak sendiri adalah amanah dari Allah sehingga sudah selayaknya orang tua memenuhi hak-haknya(NurulLaila, 2009).

  Penelitian yang selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Iis Mustamid dengan judul Penelitian Upaya Pasangan Suami-Istri tunanetra Dalam Membentuk Keluarga Sakinah(Studi Kasus di Desa Jalaksana Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan)Rumusan Masalah Bagaimana upaya pasangan tunanetradalammembentuk keluarga sakinah. Hasil PenelitianUpaya pasangan suami istri tunanetra dalam membentuk keluarga yang sakinah berbagai cara mereka lakukan untuk terwujudnya keluarga yang sakinah, seorang suami harus memberikan nafkah kepada anak isteri dan lain-lain, Sementara seoarang isteri membantu suaminya. Saling bekerja sama, saling menghargai, berusaha mengikuti selera masing-masing, manfaatkan waktu luang untuk keluarga, saling mengekang emosi, dan adanya kekuatan mental (Iis Mustamid, 2007)

E. Metode Penelitian

  Metodepenelitianbermaknaseperangkat pengetahuan tentang langkah- langkah sistematis dan logis dalam mencari data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya (Soejono Soekanto, 1986 : 21-22).

  Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini sebagai berikut

  1. Jenis penelitian.

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

  research ) yang bersifat deskriptif kualitatif guna memperoleh gambaran

  yang jelas dan dapat memberikan data yang detail tentang obyek yang diteliti.

  2. Pendekatan penelitian.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif yuridis dan sosiologis. Pendekatan normative yuridis digunakan untuk mengetahui apakah keluarga tuna rungu dan tuna wicaradalamhalini sudah sesuai dengan kriteria keluargasakinah atau belum. Pendekatan sosiologis adalah sebuah prosesi pengungkapan kebenaran yang berdasarkan pada penggunaan konsep-konsep dasar (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2009 : 13-14)

  3. Kehadiran Peneliti.

  2 Ibu Ihsan Orang Tua Tuna Wicara

  8 Bu AS Tetangga

  7 Bu IH Tetangga

  6 Bu SD Tetangga

  5 Bu WT Tetangga

  4 Ibu SW Istri (tuna rungu)

  3 Pak KN Suami (tuna wicara)

  1 Bapak Ihsan Orang Tua Tuna Wicara

  Dalam hal penelitian ini, peneliti hadir dilapangan sebagai peneliti. Peneliti hadir hanya meneliti keluarga tunarungu dan tunawicara dan tetangga sekitar yang diwawancarai.

  No Nama informan Status informan

  Tabel 1 Informan di Dukuh Dukuhan Desa Doplang Kecamatan Jati.

  Sumber data adalah keluarga tuna rungu dan tuna wicara di Dukuh Dukuhan Desa Doplang Kecamatan Jati Kabupaten Blora beserta keluarganya dan tetangga sekitarnya.

  5. Sumber data.

  Lokasi penelitian di Dukuh Dukuhan Desa Doplang Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Alasan penelitian di Blora karena masih kerabat dengan peneliti dan kasus yang di dapatkan berada di Blora. Subjek penelitian adalah keluarga tunarungu dan tunawicara.

  4. Subjek dan Lokasi Penelitian.

  9 Bu NN Tetangga

6. Metode pengumpulan data.

  a.

  Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

  Suharsimi, Arikunto, 1998 : 146).

  menggunakan seluruh alat indra ( Dalam observasi penelitian ini dengan terjun langsung ke lapangan yang akan diteliti. Yaitu dengan datang langsung di keluarga tuna rungudantuna wicara di Dukuh Dukuhan Desa Doplang Kecamatan Jati.

  b.

  Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh keduabelah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, Lexy , M.A. 2009 : 186) Metode ini peneliti gunakanwawancara kepada tunarungu dan tunawicara. Dengancara mengajukan pertanyaan - pertanyaan dengan dibantu orang tua tunarungu,tetangga sekitar sebagai penerjemah yang menerangkan gerakan tubuh atau isyarat lainnyakedalam bahasa verbal begitu sebaliknya.

  c.

  Dokumentasi.

  Metode dokumentasi adalah sejumlah fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Setiap bahan tertulis ataupunfilm, dimanfaatkanuntuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramal (Moleong, Lexy, M.A, 2009 : 216-217).

  Dokumen dalam penelitian ini adalah foto dan surat nikah.

  7. Analisis data.

  Seluruh data penelitian yang telah dikumpulkan ataupun diperoleh, dianalisa secara kualitatif dengan cara mengambarkan masalah secara jelas dan mendalam. Jenisanalisis yang akan peneliti gunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi sekarang. Metode diskripsi kualitatif dalam penelitian ini yaitu dengan mengambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan mengenai faktor - faktormereka menikah, bagaimana mereka mencari nafkah, serta bagaimana upaya keluarga tunarungu dan tunawicaradalam membina keluarga sakinah mawaddah dan warrohmah untuk kemudian di komparasikan.

  8. Pengecekan keabsahan data.

  Dalam suatu penelitian, data mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan hasilakhir suatu penelitian sehingga untuk mendapatkan data yang validdiperlukan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan penelitian (Moleong, Lexy , M.A. 2009 : 330). Untuk melakukan triangulasi yaitu keterangan informan dicek dengan informan lainnya,kemudian keterangan informan dicek dengan observasi dan dokumentasi.

9. Tahap-tahap penelitian.

  Adapun prosedur atau tahap penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut: a.

  Tahapsebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti peneliti menentukan topik penelitian, mencari informasi tentang keluarga tuna rungu dan tuna wicara diDukuh Dukuhan Desa Doplang Kecamatan Jati dan menyusun proposal.

  b.

  Tahap pekerjaan lapangan yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mencari data-data yang diperlukan seperti wawancara kepada informan, melakukan observasi dan dokumentasi.

  c.

  Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data tersebut dan menggambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada objek yang akan diteliti.

  d.

  Tahap penulisan laporan yaitu apabila semua data telah terkumpul dan dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.

F. Sistematika Penulisan Sistematika skripsi ini disusun ke dalam lima bab.

  Bab pertama adalah pendahuluan yang meliputi abstrak, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab dua berisi kajian pustaka yang terdiri: Tinjauan Umum tentang keluarga, bentuk keluarga, tinjauan tentang tunarungu dan tunawicara tinjauan umum tentangkeluarga sakinah. Bab tiga adalah hasil penelitian yang meliputi: berisi tentang hasil penelitian yang memuat faktor-faktor mereka menikah, bagaimana mereka melakukan komunikasi, bagaimana mereka mencari nafkah, serta bagaimana upaya keluarga tunarungu dan tunawicara membina keluarga sakinah mawaddah dan warrohmah di Dukuh DukuhanDesa Doplang Kecamatan Jati. Bab empat adalah analisis data yang mencakupanalisis pembahasan tentang bentuk keluarga, dan kriteria keluarga sakinah kemudian di komparasikan.

  Bab lima adalah penutup yang terdiri dari Kesimpulan, saran dan Penutup.

BAB II TINJAUANUMUM UPAYA KELUARGA TUNARUNGU DAN TUNAWICARA SERTA KELUARGASAKINAH, MAWADDAH, WARROHMAH A. Tinjauan umum tentang perkawinan.

  1. Pengertian Pernikahan atau Perkawinan Pernikahan adalah melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan wanita untuk menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah pihak, dengan dasar sukarela dan keridhaan ke dua belah pihak untuk mewujudkan suatu kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara-cara yang diridhai oleh Allah (Ahmad ashar basyir, 2009.12).

  2. Tujuan perkawinan.

  Salah satu dari tujuan pernikahan atau perkawinan adalah untuk memperoleh keluarga yang sakinah.Sakinah artinya tenang, dalam hal ini seseorang yang melangsungkan pernikahan berkeinginan memiliki keluarga yang tenang dan tentram.Dalam Tafsirnya Al-Alusi mengatakan bahwa sakinah adalah merasa cenderung kepada pasangan. Kecenderungan ini merupakan satu hal yang wajar karena seseorang pasti akan merasa cenderung terhadap dirinya.

  Apabila kecenderungan ini disalurkan sesuai dengan aturan Islam maka yang tercapai adalah ketenangan dan ketentraman, karena makna lain dari sakinah adalah ketenangan. Ketenangan dan ketentraman ini yang menjadi salah satu dari tujuan pernikahan atau perkawinan.Karena pernikahan adalah sarana efektif untuk menjaga kesucian hati agar terhindar dari perzinahan (Ahmad ashar basyir, 2009.15).

3. Rukun perkawinan a.

  Pengantin lelaki (Suami) 1.)

  Islam 2.)

  Lelaki yang tertentu 3.)

  Bukan lelaki mahram dengan bakal isteri 4.)

  Mengetahui wali yang sebenar bagi akad nikah tersebut 5.)

  Bukan dalam ihram haji atau umrah 6.)

  Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan 7.)

  Tidak mempunyai empat orang isteri yang sah dalam satu masa 8.)

  Mengetahui bahawa perempuan yang hendak dikahwini adalah sah dijadikan isteri b. pengantin perempuan (Isteri)

  1.) Islam

  2.) Perempuan yang tertentu

  3.) Bukan perempuan mahram dengan bakal suami

  4.) Bukan seorang khunsa

  6.) Tidak dalam idah

  Merdeka d. Dua orang saksi lelaki

  6.) Dapat mendengar, melihat dan bercakap

  5.) Memahami kandungan lafaz ijab dan qabul

  4.) Lelaki

  3.) Baligh

  2.) Berakal

  1.) Islam

  Tidak cacat akal fikiran,gila, terlalu tua dan sebagainya 8.)

  7.) Bukan isteri orang c.

  Tidak fasik 7.)

  Bukan dalam ihram haji atau umrah 6.)

  Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan 5.)

  Baligh 4.)

  Lelaki dan bukannya perempuan 3.)

  Islam, bukan kafir danmurtad 2.)

  Wali 1.)

  7.) Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak berterusan melakukan dosa-dosa kecil) e.

  Merdeka f. Ijab dan kabul (akad nikah)

  1.) Pernikahan nikah ini hendaklah tepat

  2.) Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran

  3.) Diucapkan oleh wali atau wakilnya

  4.) Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah(nikah kontrak perkahwinan(ikatan suami isteri) yang sah dalam tempo tertentu seperti yang dijanjikan dalam persetujuan nikah mutaah)

  5.) Tidak secara taklik (tiada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafazkan)

  6.) Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab

  7.) Tiada perkataan sindiran

  8.) Dilafazkan oleh bakal suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)

  9.) Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mut’ah(seperti nikah kontrak)

  10.) Tidak secara taklik(tiada sebutan prasyarat sewaktu qabul dilafazkan)

  11.) Menyebut nama bakal isteri

  12.) Tidak diselangi dengan perkataan lain

  Menurut madzhab Hambali bahwa bagi orang bisu yang menikah dengan ijab kabul menggunakan bahasa isyarat atau tulisan, selama isyarat bahwa mengungkapkan ijab kabul dengan tulisan bagi orang bisu lebih diutamakan. Hal ini karena tulisan lebih jelas dan lebih dapat dipahami.

  Meski demikian, Hanabilah tetap membolehkan orang bisu melafalkan ijab kabul dengan isyarat, walaupun ia bisa menulis dan membaca.

  Para fuqaha sepakat bahwa akad nikah dengan isyarat hanya diperbolehkan bagi orang bisu dan tuli, selama isyarat tersebut dapat dipahami oleh saksi dan orang lain. Madzhab Syafi’iberpendapat bahwa bahasa tulisan lebih diutamakan dibandingkan dengan bahasa isyarat. Tulisan kedudukannya sama dengan ungkapan dengan kata-kata. Maliki dan Hanabilah mengatakan bahwa lafal ijab kabul dengan isyarat atau tulisan mempunyai kedudukan yang sama. Artinya tidak ada yang lebih baik antara satu dengan yang lainnya.Hanafi mengatakan tulisan lebih baik dari isyarat, karena tulisan lebih dipahami oleh orang lain(Ahmad ashar basyir, 2009.28).

4. Syarat sah perkawinan a.

  Islam b. Lelaki yang tertentu c. Bukan lelaki mahram dengan bakal isteri d. Mengetahui wali yang sebenar bagi akad nikah tersebut e. Bukan dalam ihram haji atau umrah f. Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan Mengetahui bahawa perempuan yang hendak dikahwini adalah sah dijadikan isteri(Ahmad ashar basyir, 2009.24).

B. Tinjauan Umum tentang keluarga.

1. Pengertian keluarga.

  Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.Keluargamenjadi tempatpertama seseorang yang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk suatu hubungan yang sangat erat antara ayah, ibu, maupun anak. Hubungan tersebut terjadi antar anggota keluarga sehingga saling berinteraksi. Dengan adanya interaksi maka akan terjadi hubungan yang akrab yang akan terjalin di dalam keluarga, dan dalam kehidupan yang normal maka lingkungan yang pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tua, saudara-saudaranya serta mungkin kerabat lain yang tinggal serumah. Melalui lingkungan itu anak mulai mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari. Melalui lingkungan keluarga itulah seorang anak akan mengalami proses sosiolisasi awal.

  Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera menyebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Undang-Undang No. 10 Tahun 1992).

  Dalam tinjauan sosiologis, keluarga tersebut merupakan suatu kesatuan Keluarga ini merupakan community primer yang paling penting dalam masyarakat, karena hubungan antara para anggotanya sangat erat dan kekal. Oleh karena itu, keluarga tersebut mempunyai sifat-sifat dan ciri : a.

  Memiliki ikatan batin dan emosional.

  Artinya di antara para anggota memiliki rasa kasih sayang dan kecintaan yang mendalam, termasuk kebanggaan terhadap eksistensinya.

  b.

  Memiliki hubungan darah.

  Artinya, setiap anggota keluarga tersebut berada dalam satu jalur keturunan kecuali suami dan isteri yang berasal dari garis keturunan yang berbeda.

  c.

  Memiliki ikatan perkawinan.

  Artinya, pasangan pria wanita yang membentuk keluarga diikat oleh perkawinan yang sah (menurut agama dan pemerintah), sehingga secara resmi mereka telah menjadi pasangan suami isteri. Perkawinan ini bisa indogami, yakni kawin dengan golongannya sendiri, atau eksogami, yaitu kawin di luar golongan sendiri.

  d.

  Mempunyai kekayaan keluarga.

Dokumen yang terkait

Penerapan hadis Nabi SAW tentang etika bertetangga (studi kasus di desa ngadipurwo kec. Blora Kab. Blora Jawa Tengah)

0 23 87

PENCARUH SIKAP DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAPK REATIVITAS ANAKD I SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa Ml Tholabiyah Tcgaron Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2008) - Test Repository

0 0 91

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR Studi Kasus Siswa MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2008 - Test Repository

0 0 74

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 1 109

HIBAH DALAM KELUARGA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBAGIAN WARIS ( Studi Kasus di Desa Bonomerto Kec. Suruh Kab. Semarang ) - Test Repository

0 0 72

TRADISI PINGIN PENGANTIN DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM (Study Kasus Ds. Klalingan Kec. Klego Kab. Boyolali) - Test Repository

0 0 93

Hubungan Keaktifan Ibu-ibu Dalam Mengikuti Pengajian AN-NUR Dengan Perilaku Sosial Masyarakat Dsn. Geneng Ds. Timpik Kec.Susukan Kab. Semarang Tahun 2016 - Test Repository

0 0 120

KEHARMONISAN KELUARGA TKI DAN TKW (StudiKomparasiKeluarga TKI dan TKW di DesaSemowo KecamatanPabelanKabupaten Semarang) - Test Repository

0 0 148

PENDIDIKAN MORAL ANAK PADA KELUARGA BROKEN HOME (Studi Kasus di Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2017) - Test Repository

0 2 125

KONTRIBUSI PENDEKATAN HUMANISTIK DALAM PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DAN KLINIS TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI (Studi Empiris Kepala SMA di Kabupaten Sanggau Tahun 2017) - Test Repository

0 1 149