SEJARAH AHMADIYAH DI SALATIGA DAN SEKITARNYA TAHUN 1965-2008 - Test Repository

  

SEJARAH AHMADIYAH DI SALATIGA DAN SEKITARNYA

TAHUN 1965-2008

SKRIPSI

  Diajukan Kepada Ushuludin, Adab dan Humaniora

  IAIN Salatiga Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

  Oleh : ROHAYATI NIM. 216-14-007 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS USHULUDIN, ADAB, DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

  

SEJARAH AHMADIYAH DI SALATIGA DAN SEKITARNYA

TAHUN 1965-2008

SKRIPSI

  Diajukan Kepada Ushuludin, Adab dan Humaniora

  IAIN Salatiga Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

  Oleh : ROHAYATI NIM. 216-14-007 JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS USHULUDIN, ADAB, DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

  PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

  Bismillahirrahmanirrahim

  Nama : Rohayati NIM : 216-14-007 Jurusan : Sejarah Peradaban Islam Fakultas : Ushuludin, Adab, dan Humaniora Judul : SejarahAhmadiyah Di Salatiga Dan SekitarnyaTahun 1965-

  2008 Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk: 1.

  Memberikan hak bebas Royalty, kepada Perpustakaan IAIN Salatiga atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

  2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan, mengelola, dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan IAIN Salatiga. Tanpa meminta izin dari saya selama mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

   MOTTO

Banyak kegagalan dalam hidup ini di kerenakan orang- orang tidak menyadari betapa

dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

  • Thomas Alva Edison-

  

Dewasa itu belum tentu di lihat dari segi umur, namun dewasa dapat dilihat seberapa

bijak menyelesaikan masalah.

  • Penulis-

  Sebaik- baik Manusia adalah yang Berguna bagi Manusia Lainya

  • -H.R Bukhoridan Muslim

  

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Dengan Mengucapkan Syukur Alhamdulilah Skripsi Ini Penulis Persembahkan Buat: 1.

  Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orangtua saya yang tercinta Ayah Robanidan Alm. Ibu Sulastri yang tidak pernah lelah mendidikku, membesarkanku, mendoakan setiap langkahku, dan telah bekerja keras penuh peluh, Terimakasih tanpa mereka saya bukan apa-apa.

  2. Teruntuk ibu Sri wahyuni yang telah memberikan dorongan Terimakasih atas keikhlasan yang telah diberikan.

  3. Teruntuk Bapak Beny Ridwan, Bapak Haryo Aji dan Bapak A. Faidi yang telah membantu di setiap kesulitan dan memberi pengtahuan baru dalam menyelesaikan tugas akhir saya.

  4. Kakak – kakak kandung kutercinta. Triyono, Supriyono, kartatik, Asna, tidak pernah lelah, memotivasi dan selalu mengingatkan saya untuk menyelesaikan tugas akhir saya.

  5. Teruntuk teman special Reserse Irvan Fauzi. yang telah mengenalkan makna cinta dan arti kesetian serta mensport dan motivasi saya untuk menyelesaikan tugas akhir saya.

  6. Teruntuk sahabat- sahabat Sejarah Perdaban Islam Angkatan 2014 7.

  Teruntuk Sahabat Seperjuangan. Susanti, Siti Miladil Camaliyah, Sriyatun, Leni, Ela, Wihartatik. Semoga ukhuwah kita juga selalu terjaga 8. Civitas Akademik IAIN Salatiga yang saya dambakan

  

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWrWb.

  Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurah terhadap Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga zaman terang benderang. Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Humaniora pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuludin, Adabdan Humaniora IAIN Salatiga.

  Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikandoronganbaikmorilmapunmateriil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, melalui ruang penulisan mengucapkan penghargaan dan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. H . Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Dr. Benny Ridwan, M. Hum selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora. Serta selaku dosen pembimbing skripsi ini dan membantu memberikan banyak masukan yang sangat berguna bagi penulis.

  3. Bapak Haryo Aji. S.Sos., M.Hum. selaku Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam. Serta yang telah membantu penulisan menyelesaikan skripsi ini.

  4. Kepada Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada panulis.

  5. Keluarga besar penulis yang telah mencurahkan do‟a dan menyemangati penulis untuk kesuksesan skripsi ini.

  6. Keluarga Besar Jamaah Ahmadiyah telah membantu dalam kesulitan menyelesaikan skripsi.

  7. Seluruh teman- teman seperjuangan SPI 2014 yang telah menyemangati saya.

  8. Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu semoga amal bantuan dalam bentuk apapun mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya di sisi Allah SWT. Akhirnya penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan Allah SWT. Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikerenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri. Untuk itu, kritik dan saran terbuka luas dan penulis harapkan dari pembaca yang budiman guna kesempurnaanya. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

  WassalamualaikumWr. Wb

  Salatiga, 7 September 2018 Peneliti

  ROHAYATI NIM. 21614007

  

ABSTRAK

Rohayati.2018 .Sejarah Ahamdiyah di Salatiga dan Sekitarnya Tahun 1965-2008.

  Skripsi. Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.2018 .

  Kata Kunci: Sejarah, Ahmadiyah, di Salatiga, danSekitarnya.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Ahmadiyah di Salatiga dan sekitarnya Tahun 1965-2008, dan interaksinya dengan masyarakat. Jamaah Ahmadiyah adalah gerakan yang didirikan Mirza Ghulam Ahmad yang secara singkat ajaranya sedikit berbeda dengan Islam pada umumya, seperti Tafsir nabi.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif naratif sejarah. Sumber data diperoleh langsung dari sumbernya melalui wawancara. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu, heuristik, verivikasi, interpretasi, dan historiografi. Sedangkan skripsi ini lebih mengarah pada sejarah, dalam sejarah Ahmadiyah di Salatiga berdiri pada tahun 1965. Kemudian tahun 1982 Ahmadiyah semakin berkembang sehingga mempunyai cabang yang meliputi, cabang Susukan, Getasan.

  Adapun hasil penelitian ini jika ditarik kesimpulan dari semua pembahasan, peneliti melihat bahwa sejak berdirinya Ahmadiyah di Salatiga sampai sekarang hubungan antar masyarakat baik-baik saja, bahkan antara masyarakat beda agama pun terjalin silaturahmi dengan baik. Ahmadiyah selalu menjaga kerukunan antar umat beragama dan memperjuangkan keutuhan NKRI. Kemudian muncul berbagai peran dalam perkembanganya, Ahmadiyah mengambil peran di Salatiga yaitu peran Sosial Ekonomi, pengobatan Alternatif ( Humanity First ) dalam pengambil peran yang meningkat dari tahun ketahun adalah bidang social-ekonomi yang dapat menunjang kemajuan khususnya di Kota Salatiga.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................iii HALAMANPERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH ................................................. v HALAMAN MOTTO ................................................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................viii KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix ABSTRAK .................................................................................................................. xii DAFTAR ISI .............................................................................................................xiii

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5 E. Tinjauan Pustaka................................................................................................ 8 F. Metode penelitian ............................................................................................ 10 G. Sistematika penelitian ...................................................................................... 19

  BAB II. GAMBARAN UMUM AHMADIYAH A. Sejarah Ahmadiyah.......................................................................................... 17 B. Masuknya Ahmadiyah diIndonesia ................................................................. 21 C. Faham keagamaan Ahmadiyah ....................................................................... 24 BAB III. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SALATIGA DAN KELOMPOK AHMADIYAH DI KOTA SALATIGA A. Profil Salatiga ................................................................................................... 36 B. Kondisi Sosial Masyarakat Ahmadiyah di Salatiga dan Sekitarnya ................. 37 C. Kondisi keagamaan Masyarakat Ahmadiyah di Salatiga ................................. 39 BAB IV. SEJARAH BERDIRINYA DAN BERKEMBANGNYA AHMADIYAH DI SALATIGA A. Awal berdirinya Ahmadiyah di Salatiga ......................................................... 41 B. Kehidupan Ahmadiyah di Salatiga .................................................................. 48 C. Perkembangan Ahmadiyah padaTahun 1932-2008 ........................................ 48 D. Peran Ahmadiyah di Salatiga dan Sekitarnya.................................................. 50

  • Sosial Ekonomi .......................................................................................... 51
  • Sosial Agama ............................................................................................ 51

  BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ............................................................................................... 57 B. SARAN ........................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 60 DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan berkembang di tanah Arab. Pembawa ajaran ialah Muhammad SAW. Agama ini lahir salah satuya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi

  rahmatan lil’ala min,

  seharusnya memberikan nuansa kedamaian dan kesejukan bagi seluruh penganut dan lingkungannya. Manusia yang menganutnya seharusnya memiliki karakter yang sama dalam membawa misi yang ketika mereka berinteraksi dengan kelompok mereka sendiri, mereka sangat akrab dan penuh kekeluargaan, dan di Indonesia adalah Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

  1 Islam di Indonesia merupakan moyoritas terbesar ummat Muslim di Indonesia.

  Hal ini dikarenakan setiap manusia merasakan bahwa dirinya ada sesuatu yang lebih tinggi yang mengatur dan menguasai seluruh alam termasuk manusia.

  Oleh karena itu manusia membutuhkan sesuatu yang dapat melindungi dirinya dari kekuatan yang luar biasa tersebut, yaitu sistem yang dapat memberikan perlindungan, ketentraman dan ketenangan jiwa dalam menghadapinya. Sistem kepercayaan akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia dalam 1 kehidupan bermasyarakat.

  Abdul Rohman,” Karakter kelompok aliran Islam dalam respon Islamic social network” Tahun

  IV, Nomor 2 juni 2014. hlm. 200-2003

  Bentuk dari sistem kepercayaan tersebut adalah agama. Dengan beragama manusia akan merasa terlindungi, tentram dan juga akan menemukan ketenangan dalam jiwanya. Masing-masing individu mempunyai hak untuk menentukan dan memilih dalam menganut salah satu kepercayaan yang dianggapnya benar. Oleh karena itu keberagamaan beragama adalah sesuatu yang wajar terjadi dalam masyarakat.

  Ajaran Islam dalam pengertian generik adalah inti saripati dari semua agama para Nabi dan Rasul. Sekalipun secara sosiologis dan formal kemasyarakatan seseorang adalah beragama islam atau muslim, namun jika tidak ada padanya ketulusan sikap al-Islam itu (sikap penuh pasrah dan berserah diri kepada Allah ) maka ia juga termasuk kategori keagamaan yang tidak sejati dan

  2 tertolak.

  Dilihat dari terjadinya agama, maka agama itu dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu agama samawi atau agama langit dan agama wad‟i atau agama bumi. Agama samawi adalah agama yang diungkapkan dengan wahyu (

  ) yang bersumber dari wahyu Tuhan. Yang termasuk dalam

  revealed religion

  agama samaw i adalah Yahudi, Kristen dan Islam. Agama wad‟i adalah agama dunia ( natural religion ) yang tidak bersumber pada wahyu Illahi melainkan hasil ciptakan akal pikiran dan perilaku manusia, oleh karena disebut juga

2 Djami‟atul Islamiyah, Realitas Pemikiran Islam moderet-puritan, Millati, Journal of Islamic Studies and Humanities, Vol. 2 No 2, Desember 2017, hlm. 159.

  dengan agama budaya. Yang termasuk da lam agama wad‟i adalah, Hindu,

  3 budhha, Tao, Kong Hu Cu dan berbagai Aliran keagamaan lainya.

  Islam sebagai salah satu agama samawi diyakini para pemeluknya sebagai ajaran yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad, sebagai Nabi terakhir untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk di dunia dan di akhirat. Islam juga mengatur tata hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan lingkungan yang semuanya itu terdapat dalam Al-

  Qur‟an dan Hadist sebagai sumber hukum pokok dalam agama ini. Dalam perkembangan Islam mengalami kemajuan yang pesat dibandingkan agama- agama yang lain, yaitu dengan banyaknya penganut agama Islam dan munculnya Aliran-aliran yang ada di seluruh dunia seperti aliran perkataan syiah, khawarij, Qodariyah, jabariyah, Sunny ( Ahlussunah Wal Jamaah ), Asy-Ariah, siah. Namun ada juga yang berkeyakinan bahwa munculnya aliran- aliran dalam Islam karena adanya golongan yang ingin menghancurkan Islam baik itu secara langsung maupun tidak.

  4 Di Indonesia sendiri yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Dan

  dari sebuah mayoritas pastilah ada bagian-bagian kecil yang membentuk mayoritas tersebut. Yang dimaksud bagian-bagian kecil dari mayoritas tersebut

  3 Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H, Antropologi Agama bagian I ( Pendektan Budaya Terhadap Aliran

Kepercayaan Agama Hindu, Budha, Kong Hu Cu di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993,

4 hlm. 20.

  

Dwi Rendy Maulana “ Ahmadiyah Lahore di Yogyakarta 1924-1930 suatu pertumbuhan awal di pulai jawa”( universitas Indonesia), 2010.hlm.2-3 yaitu organisasi-organisasi dalam agama Islam. Banyak organisasi dalam islam seperti NU, Muhammadiyah dan Ahmadiyah.

  Ahmadiyah merupakan organisasi yang telah memiliki jamaah cukup banyak, namun, organisasi ini masih belum begitu popular sehingga jarang pula organisasi ini belum banyak yang mengetahui secara agama maupun keorganisasiannya. Baik secara nasional maupun internasional. Oleh sebab itu penulis mencoba memberikan ulasan dan sebuah karya tulis ilmiah tentang Ahmadiyah yang ditinjau dari segi sejarahnya diwilayah salatiga (kelompok Ahmadiyah Qadian).

  Jamaah Ahmadiyah Indonesia berhasil membangun dan mengembangkan kebeberapa cabang yaitu salah satunya Cabang jamaah Ahamdiyah di Salatiga. Peneliti merasa tertarik dengan Ahamdiyah karena Peneliti merasa ada sesuatu yang harus diungkap dari sejarah Ahmadiyah disalatiga guna untuk memberikan khasanah keilmuan tentang Ahmadiyah kepada akademisi dan masyarakat umum. Penelitian ini akan mengulas lebih lanjut dan menyajikannya dalam bentuk skripsi dengan judul

  “Sejarah Ahmadiyah di Salatiga dan sekitarnya Pada tahun 1965 – 2008 “.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

  Batasan spesial dalam penelitian Sejarah Ahmadiyah ini diambil hanya ruang lingkup Salatiga dan sekitarnya yang meliputi.Getasan, susukan peneliti melibatkan area tersebut kerena getasan dan susukan masih tergabung dalam cabang Ahmadiyah Salatiga. Batasan temporal dalam penelitian ini adalah tahun 1965-2008.

  Pembatasan ini dikarenakan pada tahun1965 merupakan awal berdirinya jamaah Ahmadiyah di Salatiga. Pembatasan selanjutnya yaitu tahun 2008 di karenakan tahun tersebut Ahmadiyah mulai berkembang dan memiliki banyak cabang di area Salatiga dan sekitarnya.

  Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dikemukakan inti permasalahan dari penelitian ini, yaitu mengenai Sejarah Ahmadiyah di Salatiga.

  Permasalahan tersebut dapat dikemukakan dalam beberpa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum Ahmadiyah di Indonesia? 2.

  Bagaimana gambaran umum masyarakat Salatiga dan kelompok Ahmadiyah di kota Salatiga?

  3. Bagiamana Sejarah berdirinya dan berkembangnya Ahmadiyah di Salatiga dan Sekitarnya tahun1965-2008 ?

C. Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian

  Sesuai dengan objek dan pembahasan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengtahui, menjelaskan serta menganalisis data tentang.

1. Menguraikan gambaran sejarah Ahmadiyah di Indonesia 2.

  Menjelaskan gambaran umum masyarakat Salatiga dan Sekitarnya

3. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya dan berkembangnya Ahmadiyah di Salatiga dan Sekitarnya tahun 1965-2008.

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat digunakan : 1.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa dan mampu memberikan informasi, pengetahuan, serta pemahaman tentang Sejarah Ahmadiyah di Salatiga 1965-2008.

  2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan koleksi sehingga memberikan wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

  3. Hasil Penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan pengalaman secara nyata bagi peneliti.

D. Tinjuan Pustaka

  Dalam penelitian ini menggunakan sumber berupa pustaka-pustaka, sumber-sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Jurnal yang berjudul, “karakter kelompok aliran Islam dalam merespons

  Islamic social networking

  di kabupaten banyumas” yang disusun oleh Abdul Rahman pada juni 2014. Yang menjelaskan tentang Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi kasih sayang, memberikan nuansa kedamaian dan kesejukan bagi seluruh penganutnya seharusnya memiliki karakter yang sama dalam

  5 membawa misi yang ketika berinteraksi dengan kelompok mereka senidri.

  Kedua Jurnal yang berjudul

  “ Hak atas kebebasan Beragama di Indonesia

  ” yang di susun oleh Aniqotul Ummah pada tahun 2016 yang menjelaskan tentang Ahmadiyah masuk ke Manislor ( Kuningan jawa barat ) tahun 1952 sejak itulah Ahmadiyah berkembang pesat di desa tersebut.

  6 Perbedaan dengan skripsi saya adalah menjelaskan tentang sejarah masuknya Ahmadiyah di salatiga pada tahun 1965-2008.

  Ketiga, jurnal yang berjudul “ Teologi Ahmadiyah dulu, sekarang dan

  akan datang di Indonesia

  ” yang di susun oleh Ridwan A. Malik. Agustus 2013 yang menjelaskan tentang perbedaan Ahmadiyah Qadian dan Lahore.

  7 Ahmadiyah Qadian berbeda pandangan dengan umat Islam secara umum yang

  mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW. Bedanya dengan penelitian saya adalah Ahmadiyah Qadian meyakini nabi terakhir adalah Nabi Muhammad namun Ahamdiyah Qadian juga meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi yang membawa Syariat.

  Keempat, skripsi yang berjudul “ Islam Dalam Pandangan oleh Herbert Schuman” yang disusun oleh Ahmad Sayafiq universitas Islam Negeri 2016 yang menjelaskan tentang Tuhan Allah dalam pandangan Muhammad lalu 5 Schuman menjelaskan tentang hakikat agama, yaitu pada dasarnya mengajarkan

  

Abdul Rohman,” Karakter Kelompok aliran Islam daalam respon Islamic social network” Tahun IV, 6 Nomor 2 juni 2014. 7 Aniqotul Ummah, “ Hak atas kebebasan Beragama di Indonesia” Tahun 2016 Ridwan A. Malik, “ Teologi Ahamdiyah dulu, sekarang dan akan datang di Indonesia” Tahun 2013. kebaikan hanya saja persepsi manusia kurang tepat dalam memahami agama.

8 Perbedaan dengan skripsi saya adalah lebih jelasnya membahas tentang

  Ahamdiyah di salatiga bagaimana tentang respon masyarakat salatiga menanggapi adanya Ahmadiyah di salatiga.

  Kelima, Skripsi yang berjudul “ Ahmadiyah Lahore di Yogyakarta 1924-

  1930 suatu pertumbuhan awal di pulai jawa” yang di susun oleh Dwi Rendy

  Maulana universitas Indonesia 2010, yang menjelaskan tentang masuknya

9 Ahamdiyah Lahore di Yogyakarta . Sedangkan perbedan dengan skripsi saya adalah lebih fokusnya menjelaskan Sejarah Ahamdiyah Qadian di Salatiga.

  Keenam, Skripsi yang berjudul “ Ekstensi Jemaah Ahmadiyah Indonesia di Yogyakarta pasca SKB 3 menteri Tahun 2008 tentang Ahma diyah” yang di susun oleh Pratina Ikhtiyarini Universitas Negeri Yogyakarta 2012, yang

  10

  menjelaskan tentang keberadaan Ahamdiyah di Indonesia. Bedanya dengan penelitian saya adalah menjelaskan keberadaan Ahmadiyah di Salatiga serta ingin mengtahui perkembangan Ahamdiyah disalatiga.

E. Kerangka Konseptual

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori-teori dalam menjabarkan materi dalam penelitian ini. Penulis menyusun penelitian ini menggunakan kerangka konseptual berupa gerakan Ahmadiyah melalui 8 organisasi Masyarakat Ahmadiyah.

  Ahmad Sayafiq, 9 “ Islam dalam Pandangan oleh Herbert Schuman “ Tahun 2016 Ahmadiyah Lahore di Yogyakarta 1924-1930 suatu pertumbuhan awal di pulai

  Dwi Rendi Maulana” 10 jawa ” tahun2010.

  Pratina Ikhtiyarini, “ Keberadaan Ahmadiyah di Indonesia “ tahun 2008.

  Seperti diketahui, kebangkitan Islam dimulai sejak pertengahan abad ke- 19 dan mengkristalkan dalam wujud semeraknya gerakan Islam pada permulaan

  • – abad ke-20 sampai saat ini. Dari berbagai bentuk gerakan Islam, ada gerakan gerakan yang menekankan aspek Islam tertentu atau menekankan kehidupan duniawi dari individu-individu atau masyarakat Islam. Gerakan Islam dalam pengertian tersebut, misalnya Mu‟tazilah dan Asy‟ariyah.

  Secara tipologis, ada gerakan-gerakan puritanis dan fundamentalis Islam. Dalam bidang politik ada gerakan Negara Islam. Dalam bidang ekonomi, ada gerakan antimonopoly tembakau dan gerakan Islam dalam Nasionalisasi minyak dirian sekitar tahun 1950. Gerakan Islam dapat pula berupa gerakan pembebasan, seperti gerakan rakyat Afghanistan, Aljazair, dan Kashmir.

11 Semua itu dipandang sebagai gerakan yang muncul kerena dipengaruhi Islam dan merupakan bagian-bagian dari seluruh gerakan yang berkeseimbangan.

  Dalam kaitanya dengan gerakan- gerakan Islam di India, Wilfred C. Smith memasukan Mirza Ghulam Ahmad dengan gerakan Ahmadiyah ke dalam gerakan teologi. Akan tetapi Gibb cenderung memasukanya ke dalam gerakan intelektual, walaupun aspek intelektual Ahmadiyah hanya merupakan unsur yang tidak begitu dominan di dunia Islam. Aspek Intelektual Ahmadiyah ini hanya sedikit artinya sebagai pembawa tafsiran- tafsiran Islam yang bersifat Liberal. Sebagaimana pemikiran Islam lainya, Mirza Ghulam Ahmad berusaha 11 memperbaiki keadaan umat Islam India melalui perubahan pola pikir dalam

Iskandar Zulkarnain ,gerakan Ahmadiyah di Indonesia, Pt Lkis Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2005, hlm.

  11-12 memahami agama Islam yang disesuaikan dengan perubahan zaman. dibandingkan dengan Akhmad Khan dan Amir Ali yang terlalu rasional bagi zamanya, pikiran Mirza Ghulam Ahmad Menurut B.J. Esser, dapat memuaskan emosi keagamaan sebagaian umat Islam India.

  Ahmadiyah merupakan gerakan Islam yang berpusat di India. Gerakan merupakan aspek-aspek ideologis-eskatologis karena gerakan ini bersifat mahadiistik. dengan keyakinan bahwa al-

  Mahdi dipandang sebagai ” Hakim peng- ishlah” atau sebagai “ Juru Damai “. Menurut keyakinannya, al- Mahdi mempunyai tugas untuk mempersatukan kembali perpecahan umat Islam, baik di bidang kaidah maupun

  Syari‟ah. Ahmadiyah beberapa umat Islam bersatu kembali seperti pada zaman Nabi Muhammad Saw. Lebih dari itu, al-Mahdi juga diyakini bertujuan mempersatukan kembali semua agama, terutama agama

  12 Nasrani dan Hindu, agar melebur kedalam Islam.

  Paham al-Mahdi sebagaimana diketahui, adalah ajaran yang meyakini adanya juru selamat atau messiah bagi umat yang tertindas akibat merajalelanya kezaliman penguasa. Tokoh penyelamat tersebut dikenal sebagai” al- Mahdi yang dijanjikan”. Paham milenaristik ini juga pernah muncul di Indonesia sekitar abad ke-19 dan ke 20 , khususnya dijawa pada masa pemerintahan Kolonial Belanda.

  Tokoh gerakan tersebut di kenal masyarakat Jawa dengan nama “ Ratu Adil “ dengan demikian Mahadisme merupakan tradisi gerakan Islam mesikipun

  Ibid,hlm 13 ditandai dengan corak yang berbeda- beda. Dalam konteks keindonesiaan, Ahmadiyah sebagai organisasi kegamaan dapat digolongkon ke dalam aliran pemikiran dan gerakan. Ahmadiyah masuk ke Indonesia mulai abad ke-20 seiring dengan mulai semeraknya paham kebangsaan sejak perempat awal abad ke-20. Ahmadiyah di Indonesia sampai saat ini masih tetap eksis walaupun pendukungya tidak sebanyak Muhammadiyah atau Nu.

F. Metode Penelitian

  Langkah awal dalam melakukan penelitian adalah melakukan pemilihan topik, seperti yang disampaikan Kuntowijoyo berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Topik yang dipilih oleh peneliti menyangkut masalah sejarah Ahmadiyah di Salatiga dan sekitarnya.

  Setiap ilmu pasti mempunyai metode. Tanpa adanya metode, kumpulan pengetahuan tentang obyek tertentu tidak bisa dikatakan sebagai ilmu meskipun

  13

  ada ketentuan lain. Metode itu berbeda dengan metodologi. Menurut Kenneth

  D. Bailey, metode adalah teknik penelitian atau alat yang dipergunakan untuk menggumpulkan data, sedangkan metodologi adalah falsafah tentang proses penelitian yang di dalamnya mencakup asumsi-asumsi, nilai-nilai, standar atau

  14 kriteria yang digunakan untuk menafsirkan data dan mencari kesimpulan.

  Metode dalam ilmu sejarah adalah seperangat aturan dan secara sintesis, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis secara tertulis atau suatu 13 prosedur atau dalam menyusun detail-detail yang telah disimpulkan dari

  Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, "Pengantar Ilmu Sejarah", Ombak, Yogyakarta, 2011, hlm 40. Ibid., hlm 41. dokumen-dokumen otentik menjadi suatu kisah yang saling berhubungan. Kuntowijoyo mengartikan metode sejarah sebagai petunjuk pelaksanaan dan teknis tentang bahan, kritik, dan interpretasi sejarah serta dalam penyajian dalam

  15 bentuk tulisan.

  `Menurut penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode sejarah merupakan cara atau teknik merekontruksi peristiwa masa lampau, melalui empat tahapan kerja yaitu: heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber (eksternal dan internal), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan

  16 sejarah).

  a.

  Tahap pertama adalah Heuristik atau pengumpulan sumber. Heuristik adalah mencari dan menghimpun sumber- sumber sejarah yang berkaitan dengan objek yang diteliti, baik sumber primer maupun sekunder. Data- data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, studi kepustakaan adalah suatu cara untuk menelusuri data baik primer maupun sekunder yang terkait dengan obyek penelitian, atau hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan terkait dengan obyek penelitian. Dalam penelitian ini dipergunakan sumber- sumber primer yang ditemukan di perpustakan, dari internet dan untuk arsip dapat diperoleh atau dikantor-kantor. Adapun proses heuristik yang dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun kajian ini yakni:

15 Ibid., hlm 42.

  Ibid., hlm42-43.

1. Penelitian lapangan

  Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara langsung ke lapangan untuk meneliti serta mencari data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, agar dapat dibahas berdasarkan informasi atau bukti data yang ditemukan. Ada 2 teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian lapangan yaitu:

  • Adalah suatu teknik yang dilakukan peneliti untuk mengamati secara langsung objek yang berkaitan dengan penelitian dan bukti-bukti tentang Sejarah Ahmadiyah di Salatiga.

  Pengamatan ( observasi )

  • Adalah suatu teknik yang dilakukan pengumpulan data dengan pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang bersifat turun temurun. Misalnya dengan mengadakan wawancara langsung dengan pelaku atau dengan orang- orang yang mengtahui tentang Sejarah Ahmadiyah di Salatiga, peneliti akan mengadakan wawancara langsung kepada Bpk Dudi selaku Mubalig Jamaah Ahmadiyah di Salatiga.

  Tradisi Lisan / Wawancara

  Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara kepada Ibu Hamidah selaku warga Ahmadiyah di Tuntang Alasan penulis mewawancari ibu Hamidah adalah karena beliau sudah lama menjadi anggota Ahmadiyah.Tentang Sejarah Ahmadiyah di Salatiga karena termasuk pengurus Jamaah Ahmadiyah. b.

  Kritik Sumber atau Verifikasi (perbandingan) Penulisan sejarah dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan sumber skunder. Sumber primer adalah kesaksian dari seseorang dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan panca indra yang lain atau dengan alat mekanis. Sumber kedua adalah sumber skunder, adalah merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan saksi mata, yakni dari orang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan. Kritik sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau ketetapan dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua yaitu kritik eksteren dan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber.

  • data atau autentitas data. Kritik ekstern juga menjelaskan tentang apakah data maupun fakta peninggalan atau dokumen itu merupakan yang sebenarnya, bukan palsu. Berbagai tes dapat dipergunakan untuk menguji keaslian tersebut. Misalnya untuk mengetahui secara umum dokumen yang diteliti dengan melibatkan tanda tangan, tulisan tangan, penggunaan bahasa, dll.

  Kritik ekstern merupakan kritik yang berguna untuk menetapkan keaslian

  • ekstern, berikutnya dilakukan kritik internal. Kritik internal biasanya dilakukan untuk mengetahui isi yang ada dalam kandungan suatu dokumen tertentu yang kemudian dapat memberikan suatu kritikan terhadap isi atau kandungan yang ada dalam dokumen yang telah diteliti.

  Kritik internal, setelah dilakukan pengujian suatu dokumen melalui kritik c.

  Intepretasi (penafsiran) Dalam tahap ini dilakukan analisis berdasarkan data-data yang diperoleh dan akhirnya dihasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya maka disebut tulisan atau karya sejarah. Interpretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagai fakta yang ada untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interpretasi yang bersifat deskriptif saja belum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunakan.

  d.

  Historiografi (penulisan) Dalam tahap ini proses penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang sebelumnya terlepas satu sama lain dapat disatukan, sehingga menjadi satu perpaduan yang logis dan sistematis dalam bentuk narasi kronologis. Historiografi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok- pokok pemikiran yang diajukan.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memperoleh suatu karya yang sistematis, kornologis dan mudah dipahami, maka peneliti menyusun pembahasan penelitian menjadi lima bab : Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian, Kerangka

  Konseptual , Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

  Bab II ini akan membahas mengenai gambaran umum Ahmadiyah yang meliputi ; Sejarah Ahmadiyah, Masuknya Ahmadiyah di Indonesia, Faham keagamaan Ahmadiyah.

  Bab III ini akan membahas gambaran umum masyarakat Salatiga yang meliputi : Profil Salatiga, Kondisi Sosial Masyarakat Salatiga, kondisi keagamaan Masyarakat Salatiga.

  Bab IV ini akan membahas mengenai Sejarah berdiri dan berkembangnya Ahmadiyah di Salatiga yang meliputi : Awal berdirnya Ahmadiyah di Salatiga, Kehidupan Ahamdiyah di Salatiga, perkembangan Ahmadiyah di Salatiga Tahun 1932-2008. Peran social- Ekonomi Ahmadiyah di Dalatiga,

  Sosial-Ekonomi

  • Social Agama -

  Bab V Penutup yang berisi : Kesimpulan dan Saran

  

BAB II

GAMBARAN UMUM AHMADIYAH A. Sejarah Ahmadiyah Munculnya Ahmadiyah merupakan serangkian peristiwa sejarah dalam Islam yang tidak terlepas dari situasi dan kondisi umat Islam pada saat itu. Sejenak kekalahan Turki Usmani dalam serangannya Benteng Wina pada tahun

  1683, pihak Barat mulai bangkit menyerang kerajaan tersebut sampai pada abad ke-18 selanjutnya, bangsa Eropa, didorong oleh semangat revolusi industri, mampu melahirkan berbagai penemuan baru dengan menciptakan senjata- senjata modern. Maka dari itu, di satu sisi mereka dapat menjarah daerah- daerah Islam, sedangkan di sisi lain umat Islam sendiri masih tenggelam dalam kebodohan.

  Dengan sikap apatis serta fatalistis, jadi tidak heran Inggris dapat merampas India dan Mesir, perancis dapat menguasai afrika Utara, sedangkan

  17 bangsa Eropa lainya dapat menjarah daerah- daerah Islam lainya.

  Pasca India menjadi kolonia Inggris, tampaknya sikap umat Islam yang masih sangat tradisional dan fatalistis, dengan disertai semangat antipasti dan fanantisme keagamaan yang berlebihan dalam menghadapi tradisi Barat, menyebabkan mereka semakin terisolasi. Keadaan kaum muslim India ini semakin terpuruk terutama setelah pembrontakan Muktinya pada tahun 1857.

17 Ridwan A. Malik.” Teologi Ahmadiyah dulu, sekarang dan akan datang di Indonesia “, Vol. 7, No. 2, Agustus 2013, hal, 207-208.

  Sebagai akibat pemberontakan tersebut, pihak Inggris lebih curiga dan bersikap reaksioner terhadap umat Islam . Inggris berkeyakinan bahwa umat Islam-lah yang menjadi biang keladi pembrontakan tersebut. Selain itu, Inggris menuding umat Islam ingin mengembalikan hak- hak kemaharajaan Mughal, dan mengagap oposisi umat Islam karena di dorong oleh semangat nasionalisme yang menyala-nyala. Hal ini berbeda dengan Umat Hindu yang tampak dapat menyembunyikan, sehingga umat Hindu dapat bekerja sama dengan pemerintah Inggris.

  Sikap non-kooperatif umat Islam India pada saat itu semakin memojokkan posisi mereka dan membawanya ke dalam situasi ketersinggungan di negeri sendiri. Umat Islam India semakin tenggelam dalam keterbelakangan dan perselisihan dengan sesama Muslim, karena masalah khilaffiyah di satu pihak dan di pihak lain hubungan anatara mereka, terutama yang telah mendapat

  18 didikan system Barat.

  Keadaan demikian, Intelektual kaum ulama Islam semakin tenggelam sampai ke tingkat yang paling bawah. Sehingga pertarungan antara sesama kelompok Muslim karena perbedaan paham yang kecil saja telah dipandang sebagai pengabdian terhadap Islam yang paling besar dan menghukum Muslim. lainya sebagai kafir. Demikianlah situasi umat Islam yang melatar belakangi munculnya gerakan Mahadiisme Ahmadiyah. Sebagaimana yang telah disinyalir di atas bahwa kemahdian Ahmadiyah berorientasi pada pembaruan pemikiran.

  Ibid.halm 209-210

  Disini Mirza Ghulam Ahmad yang mengaku telah diangkat sebagai-almahdi dan al-Masih oleh Tuhan merasa mempunyai tanggung jawab moral untuk memajukan Islam dan Muslim dangan memberikan interprestasi baru terhadap ayat- ayat Al-

  Qur‟an sesuai dengan tuntunan zamannya sebagai yang diilhamkan Tuhan kepadanya. Motif Mirza Ghulam Ahmad ini tampaknya didorong oleh gencaranya serangan misionaris Kristen dan propaganda umat Hindu terhadap umat Islam saat itu.

  Oleh karena itu Ahmadiyah yang lahir menjelang akhir abad ke-19, di tengah hura- hara runtuhnya masyarakat Islam lama dan infiltrasi budaya dengan dengan sikapnya yang baru, serangan gencar kaum misionaris Kristen terhadap Islam dan berdirinya Universitas Aligarh yang baru, maka lahirnya

  19 Ahmadiyah adalah sebagai protes terhadap keberhasilan kaum misionaris

  Kristen memperoleh pengikut- pengikut baru. Di samping itu, juga sebagai protes terhadap paham rasionalis dan westernisasi yang dibawa oleh Sayyid Ahmad Khan dengan Aligarh-nya.

  Di samping itu, di saat yang sama, demikian menambahkan, lahirnya Ahmadiyah juga sebagai protes atas kemrosotan Islam pada umumya.

  Sayangnya pembaharuan al-Mahdi Ahmadiyah ini menyentuh keyakinan umat

  20 Islam yang sangat sensitive, yaitu masih adanya nabi dan wahyu yang di

  turunkan Tuhan sesudah masih adanya Nabi dan wahyu yang diturunkan Tuhan sesudah Al- 19 Qur‟an dan sesudah kerasulan Nabi Muhammad saw. Inilah

  Ibid.hal.211-212 kiranya yang menyebabkan timbulnya reaksi keras dan permusuhan umat Islam terhadap Aliran yang baru lahir.

  Melihat genealogi aliran Ahmadiyah di atas, dapat disimpulkan bahwa Ahmadiyah adalah nama ajaran dan gerakan yang dipelopori oleh Mirza Ghulam Ahmad ( 1839-1908 ) di Qadyan, Punjab, India. Ahmadiyah adalah gerakan Mesianik dalam Islam Modern. Gerakan ini merupakan salah satu gerakan yang paling aktif dan paling kontroversial sejak kelahiranya di India pada masa penjajahan Inggris pada tahun 1889. Ia berhasil mempertahankan kegiatanya selama lebih dari se-abad dan tidak tersaingi dalam menyebarkan

  21 keyakinan.

  Gerakan ini dipimpin oleh Hazrat Mirz Ghulam Ahmad atau yang sering disebut Ahmad saja, pendiri dari Ahmadiyah Ia adalah keturunan Haji Barlas, raja kawasan Qesh. Di sebabkan sebuah serangan, keluarganya akhirnya mengungsi hingga ke Khorasan, India. Mirza Ghulam Ahmad lahir di Desa Qodyan, Punjab, India pada tanggal 13 Febuari 1835. Ia terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Saudara kembarnya meninggal saat lahir. Sejak kecil ia sangat tertarik mendalami agama Islam. Berjam- jam waktunya dihabiskan untuk membaca Al-

  Qur‟an atau sekedar masalah keagamaan dengan ahli agama Islam ataupun agama lainya. Hal ini mengecewakan ayahnya yang berharap ia dapat menjadi seorang pengacara atau pegawai negeri.

  

Ian Adamson “ Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian “Pustaka Marwa, Yogyakarta. 1989. Hlm. 11-15

  Pada usia 40 tahun, Mirza Ghulam Ahmad atau yang sering disebut Ahmad mengaku memperoleh wahyu dari Tuhan. Ia lalu menulis banyak karya yang isinya pembelaan atas pandangan- pandangan miring yang menghajut Islam. Ia juga mengaku sabagai mujaddid ( pembaru ), al- masih, dan al- Mahdi yang dijanjikan. Menurutnya, Ahmadiyah bertujuan menegakkan syari‟at Islam, dengan meremajakan moral dan nilai- nilai dalam Islam. Baginya, Ahmadiyah

  22 bukan sebuah agama baru, namun merupakan bagian dari agama Islam.

B. Masuknya Ahmadiyah di Indonesia Informasi tentang dua paham Ahmadiyah di Indonesia tidaklah jelas.

  Ketidak jelasan itu terlihat dari latar belakang kedatangannya di Indonesia. Orang- orang Indonesia, khususnya pemuda- pemuda di Sumatra,mengtahui kehadiran Ahmadiyah aliran Qadian melalui sekolah- sekolah di Qadian.

  Berbeda dengan Ahmadiyah Lahore yang tampaknya yang lebih suka memakai cara mengirim propagandis- propagandis ke Indonesia tanpa harus melalui

  23

  permintaan dan orang – orang Indonesia.

  Berkenan dengan awal kemunculan Ahamdiyah di Indonesia, Howward M. Federspiel menyatakan bahwa Ahmadiyah pada awalnya sampai ke Indonesia melalui para siswa yang kembali dari sekolah Ahmadiyah di India pada akhir abad ke-19. Akan tetapi, secara kronologis versi itu dipermasalahkan 22 karena akhir abad lalu gerakan ini baru lahir India. Sumber lain tampaknnya

  Ibid.hlm 17-19 Ahmadiyah sebuah titik yang dilupa” Tempo, 21 september 1974, hlm. 45 tidak setuju dengan fakta- fakta tentang proses orang- orang Indonesia yang

  24 pada awalnya bersekolah ( Ahmadiyah di Qadian ).

  Hamka menyatakan bahwa berita tentang Ahmadiyah tersebar melalui buku- buku dan majalah- majalah yang terbit di luar negeri. Sebaliknya, artikel yang muncul belakang menunjukkan bahwa bahwa Ahmadiyah tidak dikenal di Indonesia sampai tiga orang siswa Indonesia pergi belajar ke India pada 1922 M.Setelah mendengar pengajaranya Islam di India tidak kurang hebatnya dibandingkan dengan pengajaran Islam di Timur Tengah, sejak itu banyak murid Indonesia berangkat keindia untuk meneruskan pendidikannya ke Lahore menuju kampung Qadian. Dari situ mereka kemudian mengirim informasi melalui surat tentang gerakan itu kepada orang- orang Islam di Indonesia.

  Ajaran Ahmadiyah tersebar melalui pelajar Sumatra yang belajar di India dan kembali ke Indonesia sekitar tahun 1925 M. Sebagai contoh Abdul Sami Sumantri, seorang siswa asal Sumatra yang sedang sekolah di Ahmadiyah School Qadian yang mengirim surat sekolah tersebut. Ia menginformasikan bahwa sekolah di Ahmadiyah School sangat menyenangkan. Di sekolah itu ada pelajaran bahasa Arab yang cukup, bahasa Inggris , bahasa persi, bahasa Urdu, dan bahasa Hindustan yang merupakan bahasa sehari- sehari.

  Selain itu, terdapat pelajaran lain seperti yang diajarkan di Indonesia.