METODE DAKWAH YANG DITERAPKAN DI PONPES AGRO NUUR EL-FALAH, PULUTAN, SIDOREJO, KOTA SALATIGA TAHUN 2017 - Test Repository
METODE DAKWAH YANG DITERAPKAN
DI PONPES AGRO NUUR EL-FALAH, PULUTAN,
SIDOREJO, KOTA SALATIGA TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh
SUYADI
NIM 11713027
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
METODE DAKWAH YANG DITERAPKAN
DI PONPES AGRO NUUR EL-FALAH, PULUTAN,
SIDOREJO, KOTA SALATIGA TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh
SUYADI
NIM 11713027
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
MOTTO
Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-
sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka
(QS. Al-Imran Ayat 191)
PERSEMBAHAN
1.Kedua orangtua kami Bapak Rajiman dan Ibu Suyati tercinta atas doa restunya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Kedua mertua kami Bapak Sumardi dan Ibu Siti Barokah tercinta atas doa restunya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd yang telah membantu saya dalam menyelesaikan kuliah ini dari awal sampai akhir.
4. Bapak Nur Wachid, SE yang telah membantu saya dari awal dalam perkuliah ini.
5. Bapak Sujadmiko Dwi Admaja yang telah mengikhlaskan kami tempat untuk bermukim sementara, sehingga kami bisa segera menyelesaikan laporan ini.
6. Istriku tercinta Turifahyaningsih yang memberikan dukungan, dorongan semangat, pengertiannya, mendampingi baik suka dan duka sehingga laporan ini segera terselesaikan.
7. Kedua anak-anakku Ahmad Syarief Hidayatullah dan Zahwa Azzahra Hidayatullah yang menjadi kebanggaan, motivasi semangat dan harapan kami serta ikut mendo’akan kesuksesan
9. Temanku Ahmad Fikri Sabiq, S.Pd.I,kami ucapkan banyak terimakasih karena telah menuntun, mengarahkan dan mendampingiku untuk selesainya laporan ini.
10. Teman seperjuanganku Muhammad Maghfurin yang saling memberi semangat motivasi.
11. Temanku Nur Afandi yang telah rela membantu dengan ikhlas sarana penunjang laporan ini, kami ucapkan terimakasih, mudah-mudahan kebaikanmu dibalas oleh Allah SWT.
12. Teman-temanku seangkatan semua yang telah memberikan masukan informasi dalam melakukan penelitian ini.
13. Teman-teman UKM, organisasi intra kampus maupun ekstra kampus yang telah memberikan kami waktu dan tempat berproses dalam suatu wadah organisasi sehingga bisa menjadi bekal kami.
14. Teman-temanku semua yang dekat maupun jauh yang belum bisa saya sebut satu-persatu.
15. Teman-temanku guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, yang telah mau mengerti dan memberikan dorongan kepada kami.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pemelihara seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Metode dakwah yang diterapkan di Ponpes Agro Nuur El-Falah, Pulutan, Sidorejo, Kota Salatiga Tahun 2017.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Srata (S1) yaitu Sarjana Sosial (S. Sos) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, dan para Wakil Rektor, atas segala motivasi, wawasan dan nasihat yang telah diberikan selama ini.
2. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Dakwah Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, yang sekaligus Dosen Pembimbing kami, memberikan arahan dan masukan selama penulisan skripsi ini, dan terimakasih yang sebesar-besarnya atas waktu yang diluangkan.
5. Para dosen pengajar dan staf karyawan di lingkungan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga yang kami banggakan.
6. Narasumber dari Ponpes Agro Nuur El-Falah Ustadz Ahmad Su’udi, Bagus Putro Pembayun, Wahyu Nugroho yang dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk diajak wawancara langsungtentang informasiPonpes.
Semoga kebaikan mereka semua kepada penulis akan dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang berlipat ganda. Amin.
Penulis menyadari ada banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan sebagai pembelajaran untuk pencapaian yang lebih baik di masa mendatang.
Salatiga, 2 Mei2017
SUYADI
ABSTRAK
Suyadi. 2017. Metode dakwah yang diterapkan di Ponpes Agro Nuur El-Falah,
Pulutan, Sidorejo, Kota Salatiga Tahun 2017. Skripsi. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Fakultas Dakwah. IAIN Salatiga.
Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M.Hum. Kata Kunci: Metode Dakwah,Ponpes, Agro Nuur El-Falah.
Penelitian ini tentang metode dakwah yang diterapkan di Ponpes Agro Nuur El-Falah. Pondok ini berbasis pertanian. Dalam dakwah Islam tidak hanya mengkaji Al-
Qur’an dan kitab saja. Pertanyaan utama penelitian ini adalah: 1) Bagaimana metodedakwahyangditerapkandi ponpestersebut? 2) Bagaimana Implementasi metodedakwahyangditerapkandi ponpestersebut?3) Bagaimana kelebihan dan kekurangan metode tersebut?.
Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diambil dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian dianalisis dengan cara analisis deskriptif.
Hasil penelitian bahwa Ponpes Agro Nuur El-Falah berdakwah menggunakan metode: a) bil-hikmah/al-
hikmah, maw‟izhoh hasanah, kisah
(qashash), tanya jawab, keteladanan yang baik (uswah hasanah),
berdiskusi/tukar fikiran dengan cara baik, perumpamaan(al-amtsal), dan berdalil naqli dengan pembelajaran kitab kuning dan juga ilmu pertanian; b) Implementasinya kegiatan harian yaitu takror, mingguan yaitu kitobiyah, bulanan yaitu kitobiyah kubro dan tahunan yaitu pengajian akbar; c) Kelebihannya menerapkan Panca Jiwa Santri dan biaya gratis
DAFTAR ISI
i LEMBAR BERLOGO ii HALAMAN JUDUL iii PERSETUJUAN PEMBIMBING iv PENGESAHAN KELULUSAN v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN vi
MOTO vii PERSEMBAHAN viii KATA PENGANTAR x ABSTRAK xii DAFTAR ISI xiii DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
1 A. Latar BelakangMasalah
1
D. KegunaanPenelitian
52 B. TemuanPenelitian
100
92 BAB V PENUTUP A.
El-FalahkotaSalatiga
86 C. KelebihandankekuranganmetodedakwahPonpesAgro Nuur
Nuur El-FalahKota Salatiga
81 B. Implementasimetodedakwahyangditerapkandi PonpesAgro
Metodedakwahyangditerapkandi PonpesAgro Nuur El-Falah Kota Salatiga
81 A.
70 BAB IV ANALISA PENELITIAN
4 E. Penegasan Istilah
5 F. MetodePenelitian
52 A.
44 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
37 D. PengertianPonpes
26 C. Pengertian Metode
23 B. PengertianDakwah
PengertianAgama
23 A.
21 BAB II KAJIAN PUSTAKA
12 G. SistematikaPenulisan
Paparan Data
DAFTAR PUSTAKA
103 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN 1.
PedomanWawancara 2. Paparan Informasi dari Wawancara 3. FotoKegiatan 4. Daftar RiwayatHidup 5. Jadwal Kegiatan 6. Tata Tertib
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang
mempunyai peran dalam mengembangkan aktivitas dakwah. Dapat dilihat bahwa pondok pesantren mempunyai fungsi sebagai lembaga penyiaran agama Islam.
Ilmu agama, ilmu pengetahuan umum serta program perekonomian dan program keterampilan sebagai perwujudan untuk mencetak santri yang cerdas dan berakhlak mulia adalah bekal ilmu bagi santri. Santri yang berkualitas baik secara fisik, mental dan spiritual serta berwawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang mampu memberikan perubahan kemajuan bangsa.
Di era globalisasi, keberagaman pondok pesantren mampu memberikan warna dan kontribusi yang besar terhadap pembangunan nasional. Sehingga sangat diperlukan metode dakwah Islam dan cara-cara pengembangan pengelolaan pondok pesantren. Sehingga dapat membantu anak-anak Indonesia agar terus dapat mewujudkan cita-citanya.
Salah satu cita-cita tersebut adalah dengan mengembangkan kemampuan keahlian dibidang pertanian adalah salah satu pembelajaran
skill . Indonesia merupakan negara agraris yang sangat cocok untuk lahan
industri pertanian. Sehingga agribisnis bisa dijadikan bekal para santri dengan harapan agar menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam mengelola sektor pertanian, memajukan pertanian dalam negeri serta mampu menjadi pengekspor hasil-hasil pertanian ke luar negeri, sebagai mata pencaharian dan sumber penghasilan untuk menghadapi era globalisasi. Sumber Daya Manusia yang handal, terutama dalam mengolah pertanian dengan tujuan agar mampu menghasilkan produk yang unggul dan mampu mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri dan luar negeri.
Santri secara intensif dibekali ilmu agama agar kelak setelah lulus dari pesantren mampu menjadi pembaharu di tengah-tengah masyarakat. Di era globalisasi seperti saat ini sangatlah diperlukan sosok para tokoh pembaharu agama dalam masyarakat. Mengingat pengaruh gaya hidup ala barat sudah masuk ke dalam bangsa Indonesia, yang sangat tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dan Pancasila, perlu adanya dasar fondasi agama yang kuat. Dengan berbekal agama yang kuat, diharapkan mampu memilah budaya bangsa Barat yang masuk ke Indonesia serta meniru budaya Barat yang mengandung nilai-nilai positif saja. Seperti halnya Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah yang berlokasi di Pulutan, Sidorejo, Kota Salatiga yang keberadaan pondok pesantren ini juga memiliki peran aktif di dalam melakukan dakwah Islam. Sehingga dengan keberhasilan dalam pelaksanaan metode dakwah, dapat menjadikan tolak ukur atau barometer bagi pondok- pondok lain yang akan menerapkan metode yang lainnya. Seperti pondok berbasis peternakan, perikanan, kelautan, wirausaha, interpreuner, dan lain sebagainya. Yang menjadikan dakwah Islam bisa menjawab tantangan jaman yang serba modern atau jaman global seperti sekarang ini.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana metode dakwah yang diterapkan di Ponpes Agro Nuur El- Falah Kota Salatiga?
2. Bagaimana Implementasi metode dakwah yang diterapkan di Ponpes Agro Nuur El-Falah Kota Salatiga?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan metode dakwah yang diterapkan di Ponpes Agro Nuur El-Falah Kota Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui metode dakwah yang diterapkan di Ponpes Agro Nuur El-Falah Kota Salatiga.
2. Untuk mengetahui Implementasi metode dakwah yang diterapkan di Ponpes Agro Nuur El-Falah Kota Salatiga.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode dakwah yang diterapkan di Ponpes Agro Nuur El-Falah Kota Salatiga.
D. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini dapat digunakan secara teoritis dan juga secara praktis, yaitu dapat kami jelaskan dibawah ini yakni:
1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bisa memperkaya khasanah ilmu dakwah dan komunikasi dalam memajukan dakwah Islamiyah.
2. Secara Praktis a.
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman, khususnya bagi penulis.
b.
Untuk menambah wacana mengenai metode dakwah dan pelaksanaannya di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah.
c.
Dengan terwujudnya skripsi ini, diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat mengenai metode dakwah dan implementasi metode gerakan dakwah yang diterapkan di Ponpes Agro Nuur El- Falah Kota Salatiga.
E. Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini, penulis merujuk pada beberapa karya skripsi sebelumnya yang sudah pernah ada, yakni penelitian yang dilakukan Juliono tahun 2015 dengan judul “Implementasi Nilai-Nilai Panca Jiwa Pondok
Bagi Santri Di Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah
”. Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah Salatiga tahun 2015 menghasilkan beberapa point diantaranya adalah:
Pertama , nilai dalam Panca Jiwa Pondok Pesantren Agro Nuur El-
Falah Salatiga ada 5 yaitu Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah
Islamiyah, Kebebasan . Keikhlasan sepi ing pamrih rame ing gawe tidak
mengharapkan imbalan atau balasan dari orang lain, sebesar apapun itu yang dilakukan. Ketika kita ikhlas insya Allah balasan dari Allah jauh lebih besar.
Kesederhanaan, menampilkan apa adanya, baik itu pakaian, tindakan, pemikiran, perbuatan sesuai dengan kadar kita.
Dalam kesederhanaan terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup.
Berdikari, berdiri di atas kaki sendiri, mandiri, kemampuan untuk mengurus diri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain.
Ukhuwah Islamiyah jalinan persaudaraan dalam ikatan syariat Islam. Semua umat muslim adalah saudara kita, tanpa memandang suku, warma kulit, adat istiadat, bahkan Islam juga menganjurkan agar kita tetap mengajak bekerja sama dengan orang non muslim dalam hal kebaikan. Kebebasan, di pondok santri bebas berfikir, berkarya, bertindak, berinovasi, asalkan sesuai dengan tempat, waktu, tujuan serta tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku. Tidak hanya di pondok, tetapi ketika lulus nanti santri bebas menentukan jalan hidup masing-masing sesuai hati nurani, tidak melanggar syariat Islam serta aturan perundang-undangan yang berlaku.
Kedua , bahwa implemetasi nilai-nilai pendidikan dalam panca jiwa
pondok ini masih belum maksimal, meski sudah ada santri yang mengamalkan nilai-nilai panca jiwa pondok. Butuh pengawasan dan bimbingan yang lebih ekstra dari seluruh eleman pondok demi berjalannya nilai-nilai panca jiwa pondok.
Ketiga, faktor pendukung dan penghambat implementasi nilai-nilai
dalam panca jiwa pondok yaitu faktor lingkungan terdiri dari fasilitas yang cukup memadai, kegiatan didesain dengan baik terdiri dari fasilitas yang cukup memadai, kegiatan didesain dengan baik yang dan faktor sumber daya manusia (SDM) yang meliputi beground asatidz yang bermacam-macam, santri pengabdian, bantuan masyarakat sekitar, donatur yang senantiasa memberikan bantuan untuk pondok.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah, dari faktor lingkungan yang dikarenakan fasilitas yang kurang perawatan, kebijakan, kegiatan yang belum terlaksana dengan maksimal. Dan dari sumber daya manusia yang kurang memadai, kepribadian santri yang masih terbawa dan menyebabkan banyak pelanggaran.
Penelitian yang dilakukan Iswati tahun 2012 dengan judul “Metode
Dakwah Pondok Pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy Yogyakarta ”.
Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Permasalahan yang diangkat adalah metode yang digunakan pondok pesantren Syaikh
Jamilurrahman As-Salafy dalam berdakwah. Penelitian ini menghasilkan dua lingkup metode dakwah yaitu lingkup internal dan lingkup eksternal.
Pertama metode dakwah untuk kalangan internal meliputi bentuk-
bentuk penguatan para santri atau capacity building yang meliputi pemahaman-pemahaman materi agama dan sekaligus ketrampilan hidup lainnya. Dimana penguatan diri tersebut (capacity building) terbangun dalam sebuah program pendidikan serta ketrampilan yang sistematis dan terukur. Metode yang digunakan yaitu metode pelatihan dan pendidikan da’i terprogram dan metode ceramah.
Kedua metode yang bersifat eksternal adalah sebuah upaya
implementasi praksis dari seluruh ajaran agama yang telah dipahami. Dalam konteks ini selain diisi dengan program dakwah ke masyarakat dalam bentuk ceramah atau kajian umum yang diantaranya juga menggunakan sarana radio dan internet, sekaligus juga menjalankan metode keteladanan atau mempraktekkan uswah al-hasanah dalam kehidupan sehari-hari mereka di dalam lingkungan pondok pesantren atau di kawasan terbuka di luar pondok pesantren.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Asep Saeful Millah yang dilaksanakan pada tahun 2016 dengan judul
“ Metode Dakwah Pesantren
Mahasiswa An Najah Desa Kutasari Kecamatan Baturraden” dengan
menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif menghasilkan:
Pertama , bahwa Pesantren Mahasiswa An Najah dalam
menjalankan dakwahnya kepada masyarakat menggunakan metode-metode yang dapat diklasifikasikan menjadi dua lingkup juga yaitu, pertama internal dan kedua eksternal.
Untuk lingkup internalnya yaitu sebagai mana visi, misi, dan tujuan Pesantren Mahasiswa An Najah menjadikan lembaga pendidikan yang unggul yang mengembangkan subyek didik sebagai individu dan anggota sosial yang relegius, cerdas, inklusif dan humanis. Para santri mereka dibekali pemahaman-pemahaman. Materi agama dan sekaligus keterampilan-keterampilan hidup agar para santri bisa berprilaku profetik, jujur, amanah, komunikatif, melatih lifeskill untuk memperkuat peran sebagai hamba Allah dimuka bumi. Dan metode-metode dakwah yang diterapkan untuk internal didalam pesantren yaitu: pelatihan da’i atau khithabahan, metode tulisan dan karya wisata (rihlah ilmiah).
Kedua metode yang bersifat eksternal adalah sebuah upaya
implementasi dari seluruh ajaran agama yang telah dipahami. Dalam konteks ini selain diisi dengan program dakwah kemasyarakat dalam bentuk ceramah atau kajian umum (diskusi) sekaligus juga menjalankan metode keteladanan atau mempraktikkan uswah al-hasanah dalam kehidupan sehari-hari didalam lingkungan pesantren atau kawasan terbuka diluar pesantren.
Menurut Arif, Mohammad dalam jurnalnya. 2013 Perkembangan
. “
Pesantren di Era Teknologi” bahwa pendidikan di pesantren, dilihat dari
sejarahnya, sudah banyak mengalami perubahan terutama dalam hal mencetak ilmuwan/ulama baik dalam hal agama maupun pengetahuan umum.
Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi informasi ternyata dapat mengubah secara perlahan paradigma pesantren yang kini jauh lebih peka terhadap perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam aspek kebijakan pasal-pasal tertentu menunjukkan adanya pembelaan terhadap sistem pendidikan pesantren dalam konteks pendidikan nasional yaitu Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003.
Dalam menjalankan perannya, pesantren berupaya memajukan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi. Semua digunakan untuk menunjang kelancaran proses pengelolaan pesantren dan peningkatan citra positif lembaganya. Meskipun teknologi informasi di dunia maya sangat beresiko ketika tidak dikelola dengan baik namun ia sangat dibutuhkan oleh pesantren.
Semua bergantung pada sikap manusia sebagai pelakunya. Teknologi informasi adalah sarana atau washilah yang berdasarkan tujuannya diciptakan untuk menciptakan kemaslahatan agama, akal, jiwa, harta dan keturunan atau generasi di masa datang.
Visi baru ini, dapat menginspirasi secara kuat terhadap keberadaan pesantren di Indonesia dalam mencetak generasi yang cerdas dan responsif terhadap kemajuan ilmu dan peradaban dunia. Pesantren adalah lembaga pendidikan yang sangat kompleks baik dalam konteks ilmu pengetahuan, sosial, budaya, bangsa dan alam semesta.
Demikan beberapa penelitian sebelumnya yang berhasil peneliti himpun, memang masih ada beberapa kesamaan dalam penelitian tersebut, karena mereka menjadikan pondok pesantren sebagai objek penelitiannya. hal inilah yang menjadi salah satu persamaan penulis dengan peneliti terdahulu.
Meskipun begitu ada perbedaan dengan peneliti sebelumnya, sehingga biarpun sama-sama menjadikan pondok pesantren sebagai objek penelitiannya, namun objek bidikan penulis berbeda dengan mereka. Penulis memfokuskan pada
“Metode dakwah yang diterapkan di Ponpes Agro Nuur El- Falah, Pulutan, Sidorejo, Kota Salatiga Tahun 2017”
yang metode dan kurikulumnya menggunakan agribisnis pertanian sebagai tambahan skill santri dan menerapkan kedisiplinan pada setiap pelaksanaan kegiatannya. Dibuktikan pada setiap mulai kegiatan dan selesainya kegiatan diadakan apel untuk laporan.
E. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak berupa angka-angka tetapi data yang terkumpul berbentuk kata-kata lisan yang mencakup laporan dan foto-foto (Moeloeng, 2009:4).
Menurut Bahroni mengutip pendapat Sutopo bahwa penelitian pendekatan kualitatif deskriptif, adalah bertujuan untuk mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal, keadaan, fenomena, dan tidak terbatas pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi data tersebut (Bahroni, 2016:125).
Jadi hasil penelitian ini adalah berupa deskripsi atau gambaran metode-metode dakwah Islam yang dilaksanakan di pondok pesantren.
Metode dakwah ialah cara dakwah yang teratur dan terpogram secara baik agar maksud mengajak melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna (Budiharjo, 2007:53).
Ada berbagai macam metode dakwah, namun dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada metode dakwah yang digunakan Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah, Pulutan, Sidorejo, Kota Salatiga tahun 2017.
2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengamat partisipan. Yaitu peneliti melakukan penelitian dengan pengamatan kegiatan yang dilaksanakan di pondok pesantren tanpa ikut melaksanakan kegiatan harian atau ikut mondok. Akan tetapi peneliti mengamati kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan mencocokkan dengan pengakuan-pengakuan dari pihak-pihak yang terkait atau terlibat.
3. Lokasi Penelitian Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah yang berada di Jalan.
Dipomanggolo RT 04 RW 05, Kelurahan Pulutan, Kecamatan Sidorejo,
Kota Salatiga, Jawa Tengah. Dengan Luas Tanah 17.000 M² dan Luas Bangunan 8.000 M².
4. Sumber Data Menurut Arikunto (2006:129), yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data itu dapat diperoleh.
Sehingga dalam penelitian ini menggunakan bebarapa sumber. Pertama, sumber data primer yakni data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti. Data primernya adalah pengasuh, ustadz, pengurus dan santri pondok pesantren Agro Nuur El-Falah, yang akan merespon pertanyaan- pertanyaan peneliti terkait dengan obyek penelitian yang diteliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Kedua, yaitu sumber data sekunder yakni data yang diperoleh
secara tidak langsung. Data sekundernya adalah buku-buku, internet, dokumen atau arsip-arsip dan bahan-bahan kepustakaan lain yang ada relevansinya dengan penelitian ini.
5. Prosedur Pengumpulan Data Dalam penelitian ini untuk pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data diantaranya adalah:
pertama , wawancara yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2010:72).
Secara umum yang disebut wawancara adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan secara lisan kepada orang lain dengan maksud agar orang lain memberi jawaban. Dalam metode wawancara terjadi komunikasi antara penulis dan subyek.
Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, artinya dalam melakukan wawancara, pengumpul data menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data yang digunakan Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah dengan sumber informasi wawancara adalah pengasuh pondok pesantren, ustadz, pengurus dan santri pondok pesantren. Selain itu, sebagai data pendukung wawancara juga dilakukan dengan narasumber lain, tapi tetap yang berhubungan dengan penelitian.
Sedangkan yang kedua, adalah observasi yaitu usaha pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung terhadap sumber data yang ada pada pondok pesantren Agro Nuur El-Falah.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif, artinya dalam melakukan observasi peneliti ikut terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2010: 64).
Obyek observasi dalam penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah kota Salatiga meliputi: kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren Agro Nuur El-Falah, kegiatan keagamaan yang dilakukan Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah dan kegiatan- kegiatan lain yang dilakukan Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah.
Ketiga, metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231). Dokumen-dokumen yang dijadikan arsip dalam penelitian ini meliputi: dokumentasi mengenai profil pondok pesantren Agro Nuur El- Falah, dokumentasi mengenai struktur organisasi pondok pesantren Agro Nuur El-Falah, dan dokumentasi mengenai kegiatan belajar pondok pesantren Agro Nuur El-Falah.
6. Analisis Data
Adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2010:89).
Analisis data kualitatif secara umum dapat dilakukan sebagai berikut: Pertama, proses reduksi adalah proses mengolah data dari yang tidak atau yang belum tertata menjadi data yang tertata. Dalam proses reduksi ini terkandung aspek pengeditan, pemberian kode dan pengelompokan data sesuai dengan kategorisasi data. Proses reduksi bertujuan untuk mengolah data yang diperoleh melalui pengumpulan data, agar menjadi data yang dapat dipahami dan tersusun secara sistematis.
Kedua , proses interpretasi (penafsiran) yaitu setelah data disusun
secara sistematis, tahap berikutnya yang harus ditempuh adalah tahap analisa. Ini adalah tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap ini data yang berkaitan dengan permasalahan yang diajukan, ditafsirkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian (Daymon dan Holloway, 2008: 369).
Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis data deskriptif kualitatif. Maksudnya adalah proses analisis yang akan didasarkan pada kaidah deskriptif dan kualitatif. Kaidah deskriptif adalah bahwasannya proses analisis dilakukan terhadap seluruh data yang telah didapatkan, diolah dan kemudian hasil analisa tersebut disajikan secara keseluruhan.
Sedangkan kaidah kualitatif adalah bahwasanya proses analisis tersebut ditujukan untuk mengembangkan teori bandingan dengan tujuan untuk menemukan teori baru yang dapat berupa penguatan terhadap teori lama, maupun melemahkan teori yang telah ada tanpa menggunakan rumus statistik.
Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori metode dakwah kemudian menganalisisnya dengan analisis indeksikalitas.
Indeksikalitas adalah keterkaitan makna kata, perilaku dan lainnya pada konteksnya.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam suatu penelitian agar data dapat dikatakan valid, maka diperlukan adanya uji keabsahan data. Keabsahan data merupakan konsep penting yang harus diperbarui dari konsep kesahihan data (validitas) dan keandalan (realibilitas). Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan, salah satunya adalah derajat kepercayaan (credibility).
Penelitian ini dilakukan uji keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik yang paling banyak digunakan untuk pemeriksaan melalui sumber lainnya untuk keperluan pembanding dengan tujuan meningkatkan kualitas penilaian. Triangulasi merupakan salah satu teknik pemeriksaan dari kriteria kredibilitas atau cara untuk meningkatkan keabsahan data dalam penelitian kualitatif.
Terdapat enam macam teknik triangulasi, yaitu sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan teori, data, sumber, metode, instrumen, dan analitik. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Sedangkan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
8. Tahap-tahap Penelitian
Dari seluruh penelitian ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kegiatan. Pertama, kegiatan ini dilakukan di Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah diberikan.
Kedua , tahap pemetaan lingkungan fisik terutama di pondok
pesantren yang menjadi pilihan lokasi penelitian. Yang meliputi depan, belakang dan lingkungan yang dijadikan lokasi kegiatan-kegiatan. Ketiga, penelitian lapangan yang sesungguhnya. Dalam penelitian lapangan yang sesungguhnya ini peneliti sudah melakukan observasi beberapa waktu sebelumnya. Peneliti sudah terlebih dulu mulai mencari informasi sebelum menentukan lokasi penelitian. Baik dari santri yang telah berada disana serta sumber-sumber yang bisa mendukungnya.
Keempat, pengolahan data yang diperoleh ditulis dalam catatan
buku, direkam menggunakan handphone, kemudian ditulis ulang dalam catatan refleksi pada malam hari atau paginya, selanjutnya data yang ditulis dalam catatan refleksi dianalisis secara mendalam guna menemukan kesimpulan sementara. Dari hasil analisis ini pertanyaan maupun hipotesa baru dikembangkan dan kemudian mengadakan penelitian lanjut untuk memperoleh jawaban seterusnya prinsip snow
ball . Analisis dilapangan dilakukan dengan mengkategorikan, menemukan konsep lokal dan menghubungkan antar konsep dari data yang ditemukan.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, bab ini terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, bab ini terdiri dari data-data dan teori sebagai penjelas tentang pengertian agama, pengertian metode, pengertian dakwah, dan pengertian pondok pesantren.
Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian, bab ini menguraikan tentang data dan temuan dengan menggunakan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, dan teknik penelitian.
Bab IV Pembahasan, bab ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap teori-teori dan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan (grounded theory).
Bab V Penutup, bab ini memuat tentang temuan pokok atau kesimpulan, implikasi dan tindak lanjut penelitian, serta saran-saran atau rekomendasi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Agama Sebelum lebih jauh mempelajari tentang metode dakwah terlebih dulu
harus mengenal apa arti dari agama. Agama menurut Sumardi (dalam Ali, 2017:36), berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a berarti tidak dan gama berarti kacau, sehingga agama berarti sesuatu yang tidak kacau. Sementara agama dalam bahasa Inggris relegion, berasal dari kata relegio (bahasa latin), yang berakar pada kata religare yang berarti mengikat. Dalam pengertian relegio termuat peraturan tentang kebaktian bagaimana manusia mengutuhkan hubungannya dengan realitas tertinggi (vertikal) dalam penyembahan dan hubungannya secara horizontal.
Agama adalah keprihatinan maha luhur dari manusia yang terungkap selaku jawabannya terhadap panggilan dari yang Maha Kuasa dan Maha
Kekal . Keprihatinan yang maha luhur itu diungkapkan dalam hidup manusia,
pribadi atau kelompok terhadap Tuhan, terhadap manusia dan terhadap alam semesta raya serta isinya Sumardi (dalam Ali, 2017:36).
Sehingga agama itu timbul sebagai jawaban manusia atas penampakan realitas tertinggi secara misterius yang menakutkan sekaligus mempesonakan. Dalam pertemuan itu manusia tidak berdiam diri, ia harus atau terdesak secara batiniah untuk merespons. Dalam kaitan ini ada juga yang mengartikan religare dalam arti melihat kembali kebelakang kepada hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan Tuhan yang harus diresponnya untuk menjadi pedoman dalam hidupnya.
Secara antropologis Geertz (dalam Ali, 2017:37) mendefinisikan agama sebagai sistem lambang yang berfungsi menegakkan berbagai perasaan dan motivasi yang kuat, berjangkauan luas dan abadi pada manusia dengan merumuskan berbagai konsep mengenai keteraturan umum eksistensi, dan dengan menyelubungi konsepsi-konsepsi ini dengan sejenis tuangan faktualitas sehingga perasaan-perasaan dan motivasi-motivasi itu secara unik tampak realistik.
Yahya mengutip pendapat Sayid Qutub menyatakan bahwa semua agama mengajarkan pemeluknya untuk hidup dalam kedamaian. Bahkan agama muncul guna menyantuni dan menyelamatkan anak manusia, menunjukan jalan-jalan kedamaian dan keselamatan, meng hilangkan ketidakpastian dan mendatangkan ketentraman, mengajar kan kasih sayang, menyucikan diri dari perbuatan-perbuatan buruk, tercela atau merusak dan lain sebagainya dari perbuatan yang baik (Yahya, 2016:82) Diperkuat oleh Goody (dalam Ali, 2017:37), perihal agama atau kepercayaan-kepercayaan agama hadir pada saat wujud-wujud bukan manusia dipuja-puja dengan model manusiawi. Kegiatan-kegiatan keagamaan tidak hanya merupakan tindakan-tindakan dengan eksistensi wujud-wujud ini.
Jadi agama memiliki peran yang sangat kuat dalam masyarakat. Sehingga dengan perannya akan terbentuk kehidupan yang sehat dan tidak terjadi saling merugikan antara individu yang satu terhadap individu lainnya.
Agama juga bisa dijadikan agama ageming aji yang berarti ajaran sekaligus sebagai pedoman yang harus dipegang dengan kukuh dan dihayati agar muncul kebaikan. Nilai kebaikan dapat dilihat dari berbagai dimensi; dimensi pribadi, dimensi sosial, dan dimensi semesta. Beragama yang baik adalah ketika ketiga dimensi yang melingkupi hidup manusia itu selalu dalam keadaan baik. Baik dalam dimensi pribadi adalah bahwa manusia menemukan kebahagiaan sejati, baik dalam dimensi sosial, maknanya manusia dipersepsi baik oleh orang disekitarnya, karena selalu memberikan kebahagiaan, ketenangan, rasa aman, dan keselamatan kepada mereka, dan baik dalam dimensi semesta menjaga keselarasan antara kedua jagat- kosmos ; makro-jagat ageng dan jagad alit-mikro (Ali, 2017:44).
B. Pengertian Dakwah Selanjutnya definisi dan pengertian-pengertian tentang dakwah.
Dakwah ditinjau dari etimologi atau bahasa, berasal dari bahasa Arab, yaitu
da‟a yad’u da‟watan, yang berarti mengajak, menyeru, memanggil. Dengan
demikian dakwah secara etimologi adalah merupakan suatu proses penyampaian atas pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut. Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan tersebut dikenal dengan panggilan
da‟i artinya orang yang menyeru (Amin, 2013:1-2).
Menurut Yahya mengutip pendapat Budiharjo, dakwah bisa didefinisikan sebagai ishlah, yaitu memperbaiki keadaan kaum muslimin dan memberi petunjuk kepada orang-orang kafir agar mau memeluk Islam atau proses memindahkan kepada situasi lebih baik. Dia juga merupakan suatu proses penyampaian, ajakan atau seruan kepada orang lain agar mau memeluk, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama secara sadar, sehingga menjadikannya bangkit dan kembali ke potensi fitrinya yang tujuannya adalah bahagia di dunia dan akhirat (Yahya, 2016:88).
Didukung oleh Bahroni menurut pendapat Syaikh Abdullah Ba’alawi, mengartikan dakwah adalah mengajak, membimbing, dan memimpin orang yang belum mengerti atau sesat jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah, menyuruh orang berbuat baik dan melarang berbuat buruk agar mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat (Bahroni, 2016:123).
Secara terminologi definisi mengenai dakwah, telah banyak dibuat para ahli, dimana masing-masing definisi tersebut saling melengkapi.
Walaupun berbeda susunan redaksinya, namun maksud dan makna hakikinya sama, sesuai yang dikutip Samsul Munir Amin (2013:1-5), beberapa definisi dakwah yang dikemukakan para ahli mengenai dakwah yaitu:
Menurut Toha Yahya Omar, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.
Menurut A. Hasjmy, dakwah Islamiyyah yaitu mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah Islamiyyah yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.
Menurut Syaikh Ali Mahfudz, dakwah adalah memotivasi manusia untuk berbuat kebajikan, mengikuti petunjuk, memerintahkan kebaikan, dan mencegah kemungkaran agar mereka memperoleh kebahagiaan dan akhirat.
Menurut M. Natsir, dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan
menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat
manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia
di dunia ini, dan yang meliputi al-amar bi al- ma‟ruf an-nahyu an al-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan
akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan
bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.
Menurut M. Arifin, dakwah mengandung pengertian sebagai suatu
kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan
sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha
mempengaruhi rang lain baik secara individual maupun secara
kelmpok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran,
sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai
message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-
unsur paksaan.
Menurut Amrullah Ahmad, pada hakikatnya dakwah Islam merupakan
aktualisasi imani (theologis) yang dimanifestasikan dalam suatu
sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang
dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa,
berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada tataran kenyataan
individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan
terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan
menggunakan cara tertentu.Menurut Aboebakar Aceh, d akwah yang berasal dari da‟a, berarti
perintah mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali
dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar. Kata-kata ini
mempunyai arti luas sekali, tetapi tidak keluar daripada tujuan
mengajak manusia hidup sepanjang agama dan hukum Allah.Menurut M. Quraish Shihab, bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi atau masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek.
Menurut Ibnu Taimiyah, dakwah merupakan suatu proses usaha untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah, percaya dan mentaati apa yang telah diberikan oleh rasul serta mengajak agar dalam menyembah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya.
Dakwah merupakan suatu proses usaha untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah, percaya dan menaati apa yang telah diberitakan oleh rasul serta mengajak agar dalam menyembah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya (Amin, 2009:3-5).