T KIM 1201335 Chapter3

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Eksperimen dengan desain one group pretest posttest. Pada desain ini, pretes diberikan kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal dan habits of mind siswa sebelum implementasi strategi penilaian formatif dengan feedback. Feedback yang digunakan berupa feedback yang ditujukan saat proses pembelajaran dengan cara verbal dan written feedback (mengomentari peta konsep dan laporan praktikum yang dibuat siswa). Setelah itu dilakukan postes untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan habits of mind siswa. Perbedaan hasil pretes dan postes sebagai bukti adanya pengaruh perlakuan (Firman, 2008). Desain penelitian digambarkan pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1. Desain Implementasi Strategi Penilaian Formatif pada Pembelajaran Larutan Penyangga

Pretes Perlakuan Postes

O1 X O2

Keterangan : O1 = pretes

O2 = postes

X = implementasi strategi penilaian formatif dengan feedback

Selama proses pembelajaran dilakukan observasi oleh guru untuk melihat implementasi strategi penilaian formatif dengan feedback terhadap penguasaan konsep dan habits of mind siswa.

Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan indikator pembelajaran pada setiap pertemuan. Pada pertemuan kedua, siswa membuat peta konsep sesuai pemahaman mereka. Pada pertemuan ketiga, siswa membuat laporan praktikum. Hasil peta konsep dan laporan praktikum dianalisis untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar lalu dikembalikan kepada siswa disertai feedback berupa


(2)

komentar yang mendidik sehingga siswa mengetahui kelemahan materi yang telah dipelajari.

Written feedback diberikan pada hasil peta konsep dan laporan praktikum yang dibuat oleh siswa meliputi komentar baik pada konsep yang telah sesuai dan komentar yang memperbaiki secara spesifik pada konsep yang belum sesuai. Siswa yang mendapat komentar ‘perlu diperbaiki lagi’ memperbaiki kembali hasil peta konsep dan laporan praktikum sampai sesuai dengan konsep atau mendapat komentar ‘good’ dari guru dalam rangka memperbaiki proses belajarnya dan diharapkan juga timbul self regulation dari siswa itu sendiri. Pada pertemuan selanjutnya diberikan verbal feedback di awal pertemuan dan pada saat yang diperlukan dengan cara memberikan penekanan pada konsep-konsep yang merupakan bagian kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil peta konsep dan laporan praktikum yang diberikan sebelumnya.

Setelah serangkaian proses pembelajaran, siswa diberikan postes untuk mengetahui implementasi strategi penilaian formatif terhadap penguasaan konsep dan habits of mind siswa. Setelah itu, siswa diberikan angket untuk mengetahui respon terhadap implementasi strategi penilaian formatif pada pembelajaran materi larutan penyangga.

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI salah satu SMA swasta di Bandung yang berjumlah 26 siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah strategi penilaian formatif sedangkan variabel terikat adalah penguasaan konsep dan habits of mind siswa.

Berdasarkan nilai ulangan pada mata pelajaran kimia, subjek penelitian dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok atas, kelompok sedang, dan kelompok bawah. Ada bermacam-macam cara untuk menentukan ranking atau kedudukan siswa dalam kelompoknya, namun yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan standar deviasi (Arikunto, 2002). Penentuan kedudukan siswa berdasarkan standar deviasi adalah dengan membatasi setiap kelompok oleh suatu standar deviasi tertentu. Kelompok atas adalah semua siswa yang mempunyai skor rata-rata +1 standar deviasi ke atas, kelompok sedang adalah semua siswa yang


(3)

mempunyai skor antara -1 standar deviasi dan +1 standar deviasi sedangkan kelompok bawah adalah semua siswa yang mempunyai skor -1 standar deviasi dan yang kurang dari itu. Berdasarkan hasil perhitungan siswa yang termasuk dalam kelompok atas adalah 6 orang, kelompok sedang 16 orang dan kelompok bawah 4 orang.

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mengemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut:

1) Penilaian formatif adalah salah satu jenis penilaian yang membantu guru memodifikasi pembelajaran dan pengajaran ketika pembelajaran sedang berlangsung dan dapat diartikan sebagai penilaian untuk pembelajaran dan di luar pembelajaran (Furtak, 2009).

2) Peta konsep merupakan representasi grafis dari hubungan-hubungan diantara konsep-konsep (Vanides, Yin, Tomita, & Ruiz-Primo dalam Furtak, 2009). 3) Dengan penguasaan konsep seorang siswa mampu mengenali prosedur atau

proses menghitung yang benar dan tidak benar serta mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan untuk memberikan alasan induktif dan deduktif sederhana baik secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan (Depdiknas, 2006).

4) Marzano (1993) mengungkapkan bahwa habits of mind di bagi ke dalam tiga kategori, yaitu: self regulation, critical thinking, dan creative thinking.

D. Alur Penelitian


(4)

Penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini : 1. Tahap Persiapan

(a) Menentukan materi yang dapat dikembangkan dengan strategi penilaian formatif yaitu dengan cara menganalisis materi pada standar isi mata pelajaran kimia SMA dan buku-buku teks kimia. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka diputuskan bahwa materi pokok untuk penelitian

Larutan Penyangga

Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pembuatan Instrumen Penelitian

 Tes Tertulis Penguasaan Konsep

 Lembar Observasi Habits of Mind

 Angket Tanggapan Siswa

 Pedoman Wawancara Validasi Instrumen

Habits of Mind

Postes

Revisi

Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan Hasil Penelitian Angket dan Wawancara

Uji Coba Tes dan Analisis Tes Hasil Uji Coba (Uji Reliabilitas, Daya Pembeda dan Taraf Kemudahan)

Penerapan Strategi Penilaian Formatif dengan Feedback Pretes

Gambar 3.1Alur Penelitian

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan


(5)

adalah larutan penyangga. Setelah itu dilakukan analisis KI dan KD untuk materi larutan penyangga.

(b) Studi kepustakaan mengenai penilaian formatif dan habits of mind. (c) Pembuatan RPP dan LKS.

(d) Pembuatan instrumen penilaian yang terdiri dari tes tertulis penguasaan konsep, lembar observasi habits of mind, angket tanggapan siswa, dan pedoman wawancara.

(e) Melakukan validasi isi instrumen. (f) Revisi instrumen.

(g) Melakukan uji coba tes tertulis penguasaan konsep.

(h) Melakukan analisis hasil uji coba tes tertulis penguasaan konsep. (i) Revisi instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

(a) Melakukan pretes kepada siswa sebelum implementasi strategi penilaian formatif dalam pembelajaran.

(b) Implementasi strategi penilaian formatif dengan feedback dalam pembelajaran kimia dengan materi pokok larutan penyangga. Tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran teori larutan penyangga sebagai strategi penilaian formatif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan membentuk habits of mind siswa. Pelaksanaan dilakukan satu kali pertemuan. Siswa membuat peta konsep yang dikomentari/ diberi feedback oleh guru. Bila komentar dari guru kurang sesuai dengan teori maka hasil peta konsep siswa tersebut dikembalikan lagi pada siswa untuk diperbaiki sampai konsepnya sesuai.

2. Praktikum larutan penyangga sebagai strategi penilaian formatif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan membentuk habits of mind siswa. Pelaksanaan dilakukan satu kali pertemuan. Siswa membuat laporan praktikum yang dikomentari/ diberi feedback oleh guru. Bila komentar yang diberikan guru kurang sesuai maka hasil laporan praktikum siswa tersebut dikembalikan lagi pada siswa untuk diperbaiki sampai konsepnya sesuai.


(6)

(c) Melakukan observasi kelas terhadap aktivitas siswa.

(d) Melakukan postes kepada siswa setelah implementasi strategi penilaian formatif dalam pembelajaran.

(e) Memberikan angket kepada siswa.

(f) Melakukan wawancara kepada beberapa siswa sebagai data pendukung. 3. Tahap Akhir

(a) Mengolah data hasil penelitian.

(b) Menganalisis dan membahas hasil penelitian. (c) Menarik kesimpulan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini didasarkan atas data yang diperlukan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tes Tertulis

Instrumen tes tertulis yang dikembangkan dalam penelitian ini berbentuk tes objektif (pilihan ganda) yang berjumlah tujuh soal dengan lima pilihan jawaban dan tes essay yang berjumlah lima soal terintegrasi dengan materi larutan penyangga. Tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah implementasi strategi penilaian formatif dengan feedback. Kisi-kisi tes tertulis ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Tertulis

Indikator Pembelajaran Nomor Soal

3.13.1 Mengidentifikasi pengertian dan komponen larutan penyangga

1 PG, 2 PG, 3 PG, dan 1 Essay

3.13.2 Menganalisis cara kerja larutan penyangga yang

bersifat asam dan larutan penyangga yang bersifat basa 2 Essay 3.13.3 Menghitung pH larutan penyangga berdasarkan

data

4 PG, 5 PG, 6 PG, 7 PG, 4 Essay, dan 5 Essay 3.13.4 Menentukan peran larutan penyangga dalam

tubuh makhluk hidup 3 Essay

2. Lembar Observasi Habits of Mind

Lembar observasi habits of mind digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis habits of mind siswa pada saat pembelajaran. Lembar observasi ini berupa daftar tabel yang diisi dengan memberikan tanda centang pada kolom nilai


(7)

yang sesuai. Indikator penilaian terdiri atas rentang nilai 4 – 1. Setiap nilai memiliki deskriptor sesuai indikator yang dinilai dan dipaparkan dalam rubrik. Setelah mencentang jawabannya, observer dapat memperjelas hasil observasinya dengan mengisi kolom keterangan.

Rubrik penelusuran habits of mind diadopsi dan dikembangkan dari Marzano (1993) dan Sriyati (2011) yang diberikan sebelum dan setelah pembelajaran strategi penilaian formatif. Rubrik ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang tediri dari tiga kategori yaitu self regulation, critical thinking, dan creative thinking. Kisi-kisi rubrik ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kisi-kisi rubrik Habits of Mind

No. Kategori Habits of Mind Nomor Pernyataan

1. Self Regulation 1,2,3,4,5

2. Critical thinking 6,7,8,9,10,11 3. Creative thinking 12,13,14,15

3. Pedoman Wawancara

Wawancara terhadap beberapa siswa bertujuan untuk memperoleh informasi yang tepat dan mendalam mengenai respon yang diberikan siswa selama proses belajar mengajar, peran guru, dan kekurangan kelebihan selama pembelajaran dengan strategi penilaian formatif. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan yang mendukung data angket dan observasi. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur yaitu peneliti menggunakan pedoman wawancara berisi pertanyaan singkat yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap.

4. Angket tanggapan siswa

Data dari angket ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap implementasi strategi penilaian formatif dengan feedback pada materi pokok larutan penyangga yang sudah dipelajari siswa. Angket diberikan kepada siswa setelah serangkaian pembelajaran. Angket terdiri dari 25 pertanyaan dengan jawaban tertutup yaitu dengan memilih sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kisi-kisi angket ditunjukkan pada Tabel 3.4.


(8)

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket

No. Indikator Nomor pertanyaan

1. Tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran

kimia dengan strategi penilaian formatif 1,2,3,4,5,6

2. Tanggapan peserta didik terhadap bahan ajar yang

digunakan dalam pembelajaran 7,8,9,10

3. Tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran

praktikum 11,12,13,14,15,16,17

4. Tanggapan peserta didik terhadap feedback yang

diberikan oleh guru dalam pembelajaran 18,19,20,21,22

5. Tanggapan peserta didik terhadap peta konsep yang

dibuat dalam pembelajaran 23,24,25

Instrumen penelitian yang digunakan dilengkapi dengan instrumen pembelajaran berikut ini:

1. Lembar Observasi Kinerja Praktikum

Lembar observasi kinerja praktikum digunakan untuk melihat keterlaksanaan praktikum dengan menekankan pada penjabaran indikator habits of mind. Lembar observasi berupa tabel yang diisi dengan memberikan tanda centang pada nilai yang sesuai. Nilai ada pada rentang 4 – 1. Setiap nilai memiliki pendeskripsian sesuai indikator yang dinilai dan dipaparkan dalam rubrik. Setelah mencentang jawabannya, observer dapat memperjelas hasil observasinya dengan menambahkan catatan di lembar observasi tersebut. Lembar observasi kinerja praktikum diisi oleh guru yang bertugas melakukan pengamatan pada tiap-tiap kelompok.

2. Lembar Penilaian Laporan Praktikum

Setelah melaksanakan praktikum, setiap kelompok ditugaskan membuat laporan praktikum yang harus dikumpulkan pada minggu berikutnya. Guru memeriksa dan memberi feedback terhadap laporan praktikum siswa.

Kriteria yang harus dipenuhi oleh siswa dalam menyusun laporan praktikum tersaji dalam task dan rubrik penilaian laporan praktikum. Siswa diberikan kesempatan memperbaiki laporan praktikum berdasarkan feedback yang


(9)

diberikan guru dan dilakukan penilaian kembali, sehingga siswa mendapat kesempatan untuk menampilkan karya terbaik untuk laporan praktikum.

3. Peta Konsep

Peta konsep digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam mengaitkan konsep-konsep. Tujuan dari peta konsep adalah untuk memperoleh pemahaman siswa tidak hanya ide-ide penting, istilah-istilah, dan konsep-konsep tetapi juga bagaimana konsep-konsep tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Selain itu, peta konsep juga digunakan sebagai feedback untuk strategi penilaian formatif yang diimplementasikan. Siswa membuat peta konsep dengan menghubungkan antara satu konsep dengan konsep lain pada materi larutan penyangga yang dihubungkan dengan sebuah panah satu arah kemudian dilabeli frasa penghubung sehingga hubungan antara dua konsep dapat dibaca sebagai sebuah kalimat.

F. Teknik Pengolahan Data 1. Validasi Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini metode analisis validitas yang dilakukan adalah jenis validitas isi. Validitas isi yang dilakukan yaitu content validity ratio atau CVR. Validitas CVR dilakukan untuk memvalidasi rancangan instrumen penelitian, Sebelum dilakukan perhitungan nilai CVR, setiap butir soal dari berbagai instrumen yang dikembangkan dinilai oleh ahli. Apabila seorang ahli menyatakan butir soal tersebut valid maka butir soal tersebut diberi bobot 1 dan jika tidak valid maka bobot butir soal tersebut 0. Selanjutnya, nilai CVR masing-masing butir soal dihitung.

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Validitas Butir Soal

Kriteria Bobot

Valid 1

Tidak Valid 0

Untuk mengetahui nilai CVR dapat dengan menggunakan persamaan Lawshe, yaitu sebagai berikut:


(10)

� = ��− � ne= jumlah validator yang menyatakan valid

N= jumlah keseluruhan validator (Lawshe, 1975)

Berdasarkan persamaan Lawshe, maka dapat dihitung nilai CVR untuk setiap butir soal. Nilai CVR yang diperoleh dibandingkan dengan nilai minimum CVR seperti yang tercantum dalam Tabel 3.6 di bawah ini.

Tabel 3.6 Nilai Minimum CVR Uji Satu Pihak, p=0,05 (Lawshe, 1975) Jumlah validator Nilai minimum CVR

5 0,99

6 0,99

7 0,99

8 0,75

9 0,78

10 0,62

11 0,59

12 0,56

13 0,54

14 0,51

15 0,49

20 0,32

25 0,37

30 0,33

35 0,31

40 0,29

Butir soal yang diterima adalah butir soal yang mempunyai nilai sama atau lebih tinggi dari nilai minimum CVR, sedangkan butir soal yang mempunyai nilai dibawah nilai minimum CVR ditolak (Lawshe, 1975). Hasil perhitungan nilai CVR tes tertulis disajikan pada Tabel 3.7.


(11)

Tabel 3.7. Nilai CVR untuk Setiap Butir Soal pada Tes Tertulis yang dikembangkan

Soal Nilai CVR Keputusan

1 1 Diterima

2 1 Diterima

3 0,75 Diterima

4 0,75 Diterima

5 0,75 Diterima

6 0,75 Diterima

7 1 Diterima

8 1 Diterima

9 1 Diterima

10 1 Diterima

11 0,75 Diterima

12 1 Diterima

Berdasarkan Tabel 3.7 butir soal yang mempunyai nilai CVR sama dengan 1 adalah sebanyak 7 soal sedangkan butir soal yang mempunyai nilai CVR sama dengan 0,75 adalah sebanyak 5 soal. Nilai CVR sama dengan 1 didapat karena delapan validator menilai sesuai sedangkan nilai CVR sama dengan 0,75 didapat karena tujuh validator menilai sesuai. Dengan demikian, berdasarkan nilai minimum CVR untuk validator berjumlah delapan yaitu 0,75 ada 12 soal yang dikatakan memenuhi kriteria baik (layak) dari segi validitasnya sehingga jumlah soal yang diuji reliabilitasnya sebanyak 12 soal.

2. Analisis Reliabilitas Tes Tertulis

Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Menurut Firman (2008) reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (bukan palsu). Reliabilitas


(12)

seringkali disebut derajat konsistensi (keajegan). Suatu alat evaluasi dikatakan baik apabila reliabilitasnya tinggi.

Reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan metode split-half dengan rumus KR-20 untuk butir soal pilihan ganda. Rumus KR-20 adalah sebagai berikut:

�11= �−1� −∑2 (Arikunto, 2002)

Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

k = banyaknya item soal

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

S = standar deviasi dari tes

Reliabilitas instrumen dalam uji coba penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan program Anates versi 4. Adapun kriteria dari reliabilitas dapat digunakan pedoman kriteria penafsiran koefisien realibilitas yang diberikan pada Tabel 3.8. berikut:

Tabel 3.8. Kriteria Penafsiran Koefisien Reliabilitas (Arikunto, 2002) Koefisien reliabilitas Kriteria

0,8 – 1,00 Sangat tinggi

0,6 – 0,79 Tinggi

0,4 – 0,59 Sedang

0,2 – 0,39 Rendah

< 0,2 Sangat rendah

Berdasarkan hasil uji coba, hasil perhitungan dengan menggunakan program Anates versi 4 diperoleh reliabilitas sebesar 0,62 untuk butir soal pilihan ganda dan 0,61 untuk butir soal uraian yang artinya baik soal pilihan ganda maupun soal uraian termasuk kriteria tinggi.


(13)

3. Taraf Kemudahan

Analisis taraf kemudahan dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah, sedang atau sukar. Taraf kemudahan (F) ialah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada pokok uji tersebut (Firman, 2000).

F =

N

n

n

T

R

Dimana, nT : jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar nR : jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar N: jumlah anggota kelompok tinggi + anggota kelompok rendah. Adapun Kriteria Taraf Kemudahan diberikan pada Tabel 3.9. berikut:

Tabel 3.9. Kriteria Taraf Kemudahan (Firman, 2000)

Taraf Kemudahan Tafsiran

F < 0,25 Sukar

0,25 ≤ F ≤ 0,75 Sedang

F > 0,75 Mudah

Taraf kemudahan instrumen dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan program Anates versi 4. Berdasarkan hasil uji coba, hasil perhitungan taraf kemudahan ditunjukkan pada Tabel 3.10 dan 3.11.

Tabel 3.10. Taraf Kemudahan Butir Soal Pilihan Ganda Uji Coba Nomor

Soal

Jumlah Betul

Taraf

Kemudahan(%) Tafsiran

1 33 82,50 Mudah

2 24 60,00 Sedang

3 14 35,00 Sedang

4 26 65,00 Sedang

5 23 57,50 Sedang

6 18 45,00 Sedang


(14)

Tabel 3.11. Taraf Kemudahan Butir Soal Uraian Uji Coba Nomor

Soal

Taraf

Kemudahan(%) Tafsiran

1 32,73 Sedang

2 4,86 Sangat Sukar

3 7,58 Sangat Sukar

4 13,64 Sangat Sukar

5 45,91 Sedang

Dari data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa soal paling mudah adalah soal pilihan ganda nomor 1 dan soal paling sukar adalah soal uraian nomor 2.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2002).

Daya pembeda (D) ialah selisih antara proporsi kelompok skor tinggi yang menjawab benar dengan proporsi kelompok skor rendah yang menjawab benar (Firman, 2000)

Untuk menentukan daya pembeda butir soal dapat digunakan rumus :

keterangan :

D = daya pembeda

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

Adapun nilai daya pembeda ditafsirkan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.12. berikut:


(15)

Tabel 3.12. Kriteria Penafsiran Koefisien Daya Pembeda (Arikunto, 2002)

Daya pembeda Tafsiran

< 0,00 Sangat jelek, harus dibuang

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

Daya beda instrumen dalam uji coba penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan program Anates versi 4. Dari hasil uji coba diperoleh daya pembeda seperti ditunjukkan pada Tabel 3.13. dan Tabel 3.14.

Tabel 3.13. Daya Pembeda Butir Soal Pilihan Ganda Uji Coba Nomor soal Indeks Daya Pembeda (%) Kriteria

1 27,27 Cukup

2 81,82 Baik sekali

3 90,91 Baik sekali

4 72,73 Baik

5 26,26 Cukup

6 72,73 Baik sekali

7 81,82 Baik sekali

Tabel 3.14. Daya Pembeda Butir Soal Uraian Uji Coba Nomor soal Indeks Daya Pembeda (%) Kriteria

1 65,45 Baik

2 9,72 Jelek

3 15,15 Jelek

4 27,27 Cukup

5 90,00 Baik sekali

Setelah analisis hasil uji coba tes penguasaan konsep, agar diperoleh komposisi soal yang baik dilakukan revisi pada soal nomor 4 pilihan ganda yaitu mengganti larutan NH3 dan (NH4)2SO4 dengan larutan CH3COOH dan


(16)

mudah. Hal tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa siswa akan lebih mudah menentukan pH larutan penyangga jika valensi untuk anion dari garam bernilai 1. Jika digunakan larutan NH3 dan (NH4)2SO4 siswa banyak yang terkecoh oleh

valensi kation dari garam tersebut. Selain itu dilakukan juga revisi pada soal nomor 3 essay diganti redaksi kalimatnya agar taraf kemudahan kategori sangat sukar berubah menjadi sedang.

Setelah dilakukan uji coba, peneliti menghitung kembali reliabilitas, taraf kemudahan, dan daya pembeda pada instrumen penelitian yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program Anates versi 4, diperoleh reliabilitas sebesar 0,64 untuk butir soal pilihan ganda dan 0,68 untuk butir soal uraian yang artinya baik butir soal pilihan ganda maupun uraian termasuk kriteria tinggi. Hasil perhitungan untuk taraf kemudahan dan daya pembeda diberikan pada Tabel 3.15, 3.16, 3.17, dan 3.18 berikut ini:

Tabel 3.15. Taraf Kemudahan Butir Soal Pilihan Ganda Nomor

Soal

Taraf Kemudahan(%)

Tafsiran

1 80,77 Mudah

2 76,92 Mudah

3 57,69 Sedang

4 92,31 Sangat Mudah

5 84,62 Mudah

6 69,23 Sedang

7 76,92 Mudah

Tabel 3.16. Taraf Kemudahan Butir Soal Uraian Nomor

Soal

Taraf Kemudahan(%)

Tafsiran

1 78,57 Mudah

2 65,02 Sedang

3 71,43 Mudah

4 76,19 Mudah


(17)

Tabel 3.17. Daya Pembeda Butir Soal Pilihan Ganda Nomor soal Indeks Daya Pembeda (%) Kriteria

1 57,14 Baik

2 28,57 Cukup

3 85,71 Baik sekali

4 28,57 Cukup

5 28,57 Cukup

6 71,43 Baik sekali

7 42,86 Baik

Tabel 3.18. Daya Pembeda Butir Soal Uraian Nomor soal Indeks Daya Pembeda (%) Kriteria

1 25,71 Cukup

2 67,98 Baik

3 38,10 Cukup

4 47,62 Baik

5 22,86 Cukup

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil observasi habits of mind siswa, hasil wawancara siswa, penguasaan konsep siswa setelah proses belajar mengajar, dan hasil angket siswa. Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Penguasaan konsep

Setiap butir soal penguasaan konsep pilihan ganda bernilai 5 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah sedangkan untuk butir soal penguasaan konsep uraian memiliki nilai maksimum masing-masing untuk setiap nomor. Nilai total setiap siswa dihitung dengan menjumlahkan skor butir soal pilihan ganda dan skor butir soal uraian.

Data kuantitatif berupa peningkatan penguasaan konsep siswa dianalisis dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi (Hake, 1998) dengan kriteria N-gain pada Tabel 3.19. berikut.

�� = − �


(18)

Keterangan :

Ng = gain yang dinormalisasi

Spre = skor pretes

Spost = skor postes

Smax = skor maksimum

Tabel 3.19. Kategori N-gain (Hake, 1998)

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung rata-rata nilai siswa secara keseluruhan.

b. Menghitung rata-rata setiap kategori kelompok siswa yaitu kelompok siswa tinggi, sedang dan rendah.

c. Menilai peningkatan penguasaan konsep siswa berdasarkan kategori menurut N-Gain baik secara keseluruhan maupun setiap kategori kelompok siswa. d. Melakukan analisis secara deskriptif tentang fenomena yang terjadi pada

penelitian untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa baik secara keseluruhan maupun setiap kategori kelompok siswa.

2. Analisis Lembar Observasi Habits of Mind

Data tentang habits of mind siswa dianalisis dengan menggunakan lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik habits of mind dari Marzano dan Mc Tighe (1993). Rubrik menetapkan nilai tertinggi 4 dan terendah 1. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menganalisis lembar observasi habits of mind pada saat implementasi strategi penilaian formatif kemudian dianalisis kembali kategori dan indikator mana yang paling berkembang dari habits of mind. Setelah itu mengubah hasil observasi dalam bentuk deskripsi.


(19)

3. Analisis Data Hasil Wawancara

Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan mengubah hasil wawancara dari bentuik lisan ke bentuk tulisan kemudian menganalisis jawaban hasil wawancara dengan cara membandingkan hasil wawancara yang diperoleh dengan teori.

4. Analisis Angket Siswa

Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan instrumen penelitian untuk mensurvei pilihan, opini, ekspektasi responden dalam jumlah besar (Firman, 2008). Tidak ada format khusus bagi kuesioner namun umumnya berupa:

1. sederetan pertanyaan yang perlu dijawab dengan esai singkat 2. sejumlah pertanyaan dengan beberapa opsi jawaban tersedia

3. rating scale untuk menentukan nilai suatu obyek, orang atau peristiwa.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah pertanyaan tentang tanggapan siswa terhadap implementasi strategi penilaian formatif dengan beberapa opsi jawaban tersedia yang diolah dengan skala Likert.

Tabel 3.20. Skor Pernyataan Angket Likert

Langkah selanjutnya yaitu menghitung skor jawaban angket berdasarkan skor skala Likert kemudian mengubah skor menjadi nilai persentase (%) dengan cara :

Setelah mengubah ke dalam persentase langkah selanjutnya adalah menghitung nilai rata-rata siswa kemudian menafsirkan data nilai (%) rata-rata ke dalam kategori sikap berdasarkan kriteria sikap dalam Tabel 3.21. berikut:


(20)

Tabel 3.21. Kriteria Sikap Berdasarkan Nilai Persentase Rentang nilai (%) Kategori Sikap

25-50 Kurang

51-75 Cukup

76-100 Baik


(1)

Tabel 3.12. Kriteria Penafsiran Koefisien Daya Pembeda (Arikunto, 2002)

Daya pembeda Tafsiran

< 0,00 Sangat jelek, harus dibuang

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

Daya beda instrumen dalam uji coba penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan program Anates versi 4. Dari hasil uji coba diperoleh daya pembeda seperti ditunjukkan pada Tabel 3.13. dan Tabel 3.14.

Tabel 3.13. Daya Pembeda Butir Soal Pilihan Ganda Uji Coba

Nomor soal Indeks Daya Pembeda (%) Kriteria

1 27,27 Cukup

2 81,82 Baik sekali

3 90,91 Baik sekali

4 72,73 Baik

5 26,26 Cukup

6 72,73 Baik sekali

7 81,82 Baik sekali

Tabel 3.14. Daya Pembeda Butir Soal Uraian Uji Coba

Nomor soal Indeks Daya Pembeda (%) Kriteria

1 65,45 Baik

2 9,72 Jelek

3 15,15 Jelek

4 27,27 Cukup

5 90,00 Baik sekali

Setelah analisis hasil uji coba tes penguasaan konsep, agar diperoleh komposisi soal yang baik dilakukan revisi pada soal nomor 4 pilihan ganda yaitu mengganti larutan NH3 dan (NH4)2SO4 dengan larutan CH3COOH dan


(2)

mudah. Hal tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa siswa akan lebih mudah menentukan pH larutan penyangga jika valensi untuk anion dari garam bernilai 1. Jika digunakan larutan NH3 dan (NH4)2SO4 siswa banyak yang terkecoh oleh valensi kation dari garam tersebut. Selain itu dilakukan juga revisi pada soal nomor 3 essay diganti redaksi kalimatnya agar taraf kemudahan kategori sangat sukar berubah menjadi sedang.

Setelah dilakukan uji coba, peneliti menghitung kembali reliabilitas, taraf kemudahan, dan daya pembeda pada instrumen penelitian yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program Anates versi 4, diperoleh reliabilitas sebesar 0,64 untuk butir soal pilihan ganda dan 0,68 untuk butir soal uraian yang artinya baik butir soal pilihan ganda maupun uraian termasuk kriteria tinggi. Hasil perhitungan untuk taraf kemudahan dan daya pembeda diberikan pada Tabel 3.15, 3.16, 3.17, dan 3.18 berikut ini:

Tabel 3.15. Taraf Kemudahan Butir Soal Pilihan Ganda Nomor

Soal

Taraf Kemudahan(%)

Tafsiran

1 80,77 Mudah

2 76,92 Mudah

3 57,69 Sedang

4 92,31 Sangat Mudah

5 84,62 Mudah

6 69,23 Sedang

7 76,92 Mudah

Tabel 3.16. Taraf Kemudahan Butir Soal Uraian Nomor

Soal

Taraf Kemudahan(%)

Tafsiran

1 78,57 Mudah

2 65,02 Sedang

3 71,43 Mudah

4 76,19 Mudah


(3)

Tabel 3.17. Daya Pembeda Butir Soal Pilihan Ganda

Nomor soal Indeks Daya Pembeda (%) Kriteria

1 57,14 Baik

2 28,57 Cukup

3 85,71 Baik sekali

4 28,57 Cukup

5 28,57 Cukup

6 71,43 Baik sekali

7 42,86 Baik

Tabel 3.18. Daya Pembeda Butir Soal Uraian Nomor soal Indeks Daya Pembeda (%) Kriteria

1 25,71 Cukup

2 67,98 Baik

3 38,10 Cukup

4 47,62 Baik

5 22,86 Cukup

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil observasi habits of mind siswa, hasil wawancara siswa, penguasaan konsep siswa setelah proses belajar mengajar, dan hasil angket siswa. Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Penguasaan konsep

Setiap butir soal penguasaan konsep pilihan ganda bernilai 5 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah sedangkan untuk butir soal penguasaan konsep uraian memiliki nilai maksimum masing-masing untuk setiap nomor. Nilai total setiap siswa dihitung dengan menjumlahkan skor butir soal pilihan ganda dan skor butir soal uraian.

Data kuantitatif berupa peningkatan penguasaan konsep siswa dianalisis dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi (Hake, 1998) dengan kriteria N-gain pada Tabel 3.19. berikut.

�� = − �


(4)

Keterangan :

Ng = gain yang dinormalisasi Spre = skor pretes

Spost = skor postes Smax = skor maksimum

Tabel 3.19. Kategori N-gain (Hake, 1998)

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung rata-rata nilai siswa secara keseluruhan.

b. Menghitung rata-rata setiap kategori kelompok siswa yaitu kelompok siswa tinggi, sedang dan rendah.

c. Menilai peningkatan penguasaan konsep siswa berdasarkan kategori menurut N-Gain baik secara keseluruhan maupun setiap kategori kelompok siswa. d. Melakukan analisis secara deskriptif tentang fenomena yang terjadi pada

penelitian untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa baik secara keseluruhan maupun setiap kategori kelompok siswa.

2. Analisis Lembar Observasi Habits of Mind

Data tentang habits of mind siswa dianalisis dengan menggunakan lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik habits of mind dari Marzano dan Mc Tighe (1993). Rubrik menetapkan nilai tertinggi 4 dan terendah 1. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menganalisis lembar observasi habits of mind pada saat implementasi strategi penilaian formatif kemudian dianalisis kembali kategori dan indikator mana yang paling berkembang dari habits of mind. Setelah itu mengubah hasil observasi dalam bentuk deskripsi.


(5)

3. Analisis Data Hasil Wawancara

Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan mengubah hasil wawancara dari bentuik lisan ke bentuk tulisan kemudian menganalisis jawaban hasil wawancara dengan cara membandingkan hasil wawancara yang diperoleh dengan teori.

4. Analisis Angket Siswa

Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan instrumen penelitian untuk mensurvei pilihan, opini, ekspektasi responden dalam jumlah besar (Firman, 2008). Tidak ada format khusus bagi kuesioner namun umumnya berupa:

1. sederetan pertanyaan yang perlu dijawab dengan esai singkat 2. sejumlah pertanyaan dengan beberapa opsi jawaban tersedia

3. rating scale untuk menentukan nilai suatu obyek, orang atau peristiwa.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah pertanyaan tentang tanggapan siswa terhadap implementasi strategi penilaian formatif dengan beberapa opsi jawaban tersedia yang diolah dengan skala Likert.

Tabel 3.20. Skor Pernyataan Angket Likert

Langkah selanjutnya yaitu menghitung skor jawaban angket berdasarkan skor skala Likert kemudian mengubah skor menjadi nilai persentase (%) dengan cara :

Setelah mengubah ke dalam persentase langkah selanjutnya adalah menghitung nilai rata-rata siswa kemudian menafsirkan data nilai (%) rata-rata ke dalam kategori sikap berdasarkan kriteria sikap dalam Tabel 3.21. berikut:


(6)

Tabel 3.21. Kriteria Sikap Berdasarkan Nilai Persentase Rentang nilai (%) Kategori Sikap

25-50 Kurang

51-75 Cukup

76-100 Baik