Hubungan Persepsi Siswa tentang Proses Peminatan dengan Aspirasi Karir Siswa

  2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6880 2337-6880 2337-6880

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Online: http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 3 Nomor 1, February 2015, Hlm 29-34 Volume 3 Nomor 1, February 2015, Hlm 29-34 Volume 3 Nomor 1, February 2015, Hlm 29-34

  ISSN Online:

  ISSN Online:

  Info Artikel: Diterima 09/02//2015 Direvisi 18/02/2015 Dipublikasikan 28/02/2015

  

Hubung ubungan Persepsi Siswa tentang Proses Peminatan

dengan Aspirasi Karir Siswa

  Ria Febriani, Yulidar Ibrahim & If Ifdil Universitas Negeri Padang

  Abstract

  Penelitian ini bertujuan an untuk mendeskripsikan persepsi siswa tentang pros roses peminatan, mendeskripsikan aspirasi asi karir siswa, dan menguji hubungan persepsi siswa a tentang proses peminatan dengan aspira irasi karir siswa. Penelitian ini berbentuk deskriptif korela relasional dengan sampel 85 orang siswa.

  a. Penelitian ini menggunakan instrumen persepsi siswa a tentang proses peminatan dan instrumen en aspirasi karir siswa yang dikembangkan oleh Afriyadi So di Sofyan (2013). Dari hasil penelitian dike iketahui sebagian besar persepsi siswa tentang proses pem peminatan berada pada kategori cukup baik aik, namun memiliki kecenderungan baik, sebagian besar sar aspirasi karir siswa berada pada kate ategori sedang, namun memiliki kecenderungan tinggi, i, serta terdapat hubungan yang signifikan kan antara persepsi siswa tentang proses peminatan dengan gan aspirasi karir siswa. Perlu upaya guru uru BK untuk lebih meningkatkan pemberian layanan b n bimbingan dan konseling, agar pelaksan sanaan proses peminatan dapat berjalan dengan baik s sehingga dapat meningkatkan persepsi s i siswa tentang proses peminatan dan dapat meningkatkan tkan aspirasi karir siswa.

  Keyword: Persepsi, Proses Pemin inatan, Aspirasi Karir

  Copyright © 2015 IICE - Multika ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo elor Indonesia - All Rights Reserved

  Indonesian Institute for Counselin ling and Education (IICE) Multikarya Kons PENDAHULUAN

  Masa remaja adalah masa sa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, seh sehingga remaja kadang- kadang masih membawa sikap p kekanak-kanakan dalam bersikap maupun bersosialisa lisasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Papalia dan Old Olds (dalam Yudrik Jahja, 2011:220) bahwa “Masa remaj aja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak- ak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada us usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan ta tahun atau dua puluhan tahun”.

  Remaja pada usia awal pada ada umumnya belum memikirkan tentang masa depan, mere ereka masih sibuk dengan kegiatan penyaluran hobi, minat d t dan berkativitas dengan teman sebaya, tetapi lambat laun un remaja akan memasuki tahap dewasa yang mengharuska kan remaja untuk berpikir mengenai masa depan. Masa rem remaja adalah masa yang penting untuk memiliki aspirasi d si dan cita-cita. Dengan memiliki aspirasi, siswa menjadi di lebih percaya diri dan bangga akan dirinya, dan tentu saj saja ia sudah merencanakan masa depan dan memiliki hara arapan untuk meraih cita- citanya, hal ini sesuai dengan yang ang diungkapkan oleh Anna Freud (dalam Yudrik Jahja, 201 011:220).

  Pemikiran mengenai masa d sa depan, pada umumnya berorientasi pada masalah pekerjaa rjaan, ketika remaja sudah berada di bangku sekolah lanjutan tan atas, mereka mulai memiliki aspirasi atau cita-cita tenta ntang karir. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Carolyn lyn (dalam Afriyadi Sofyan, 2013:33) bahwa aspirasi ka karir adalah tujuan yang ditetapkan seseorang untuk diriny irinya sendiri dalam suatu pekerjaan atau tugas yang mem emiliki arti penting bagi seseorang, dengan kata lain secar cara umum aspirasi karir dapat diartikan sebagai suatu ha harapan dalam pemilihan

  Cepat atau lambat seorang ng remaja mulai menyadari bahwa suatu hari nanti dia ha harus bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Saat se t seseorang sudah memasuki masa remaja dan saat remaja d a duduk di bangku SMA, aspirasi karir mulai realistis dan m n mulai disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan mere ereka. Sebagaimana yang diungkapkan John. W. Santrock (2 (2012:28) bahwa “Ketika di sekolah menengah, remaja se sering mulai memikirkan karir berdasarkan basis yang tida tidak terlalu idealis. Pada usia belasan akhir dan awal dua ua puluhan, pengambilan keputusan karir mereka biasanya a menjadi lebih serius seiring eksplorasi mereka terhadap ap berbagai kemungkinan karir yang ingin mereka tekuni”. .

  Sementara itu, menurut Pa Pandia (dalam Afriyadi Sofyan:2013) mengemukakan as aspirasi karir merupakan salah satu proses dalam perkemba bangan karir, dalam hal ini remaja harus mengambil kep eputusan akan karir yang hendak ia pilih, dan merencanak nakan jenjang karir yang nantinya akan ditapaki. Setela telah seseorang memiliki orientasi karir, ia akan membuat r at rencana lebih lanjut mengenai karirnya, yang berkaitan d n dengan keinginan untuk berprestasi dan mencapai posisi tin i tinggi dalam pekerjaan, inilah yang merupakan aspirasi kar karir.

  Salah satu faktor yang mem empengaruhi aspirasi karir siswa ialah jurusan atau program ram studi yang dipilihnya. Sebagaimana yang dikemukakan an oleh Nauta (dalam Afriyadi Sofyan, 2013:51) yang m mengemukakan tentang pengaruh jurusan atau program studi tertentu terhadap aspirasi karir yang ia miliki. D i. Dalam penelitiannya ia menyatakan “The findings from th this study support basic tenets of social-cognitive theory ry as applied to womans

  

higher level career aspirations in in math, science, and engineering”. Nauta mengemukaka kan bahwa siswa dengan

  jurusan tertentu dan dengan kar arakteristik yang ada memiliki kecendrungan kepercaya yaan diri dalam aspirasi karirnya yag berbeda. Dengan de demikian, dapat disimpulkan bahwa jurusan (program stud tudi) yang diambil siswa disekolah memiliki peluang dalam lam menentukan tingkat aspirasi karir siswa.

  Pada tahun 2013 sudah dib diberlakukannya kurikulum 2013 untuk SMA. Penjurus rusan atau program studi sudah berganti namanya menjadi di peminatan. Dalam konstruk dan isinya kurikulum tahu hun 2013 mementingkan terselenggaranya proses pembelaj lajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menant antang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta m memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas d dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkemb mbangan siswa (Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2 n, 2013).

  Fokus utama dalam kerang angka kurikulum 2013 yakni adanya program peminatan y n yang dilaksanakan oleh guru BK/Konselor. Peminatan da dalam kurikulum 2013 ini mencakup kelompok mata pela elajaran wajib, kelompok mata pelajaran peminatan serta k ta kelompok mata pelajaran pendalaman dan lintas minat at untuk siswa SMA/MA yang merupakan bagian yang tak te k terpisahkan dan terintegrasi dalam program pelayanan bi bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan, khususny snya jenjang pendidikan menengah. Artinya, program pela pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan ikan harus memuat pelayanan peminatan baik kelompok m k mata pelajaran maupun lintas minat mata pelajaran. Pemin minatan memberikan kesempatan yang cukup luas bagi sisw iswa untuk menempatkan diri pada jalur yang lebih tepat d t dalam rangka penyelesaian studi secara terarah, sukses es, dan jelas dalam arah pendidikan selanjutnya.

  Dengan adanya program p peminatan ini, siswa mampu berkembang dengan tera terarah dan terfokus pada terwujudnya suatu kondisi yang m g mempertimbangkan kemampuan dasar, bakat, minat, dan dan kecendrungan pribadi individu. Dengan adanya pemin inatan, siswa memiliki cita-cita atau aspirasi tentang g karir di masa depan. Sebagaimana yang diungkapkan o n oleh Kemendikbud (2013) bahwa “Peminatan individu at atau siswa pertama -tama terarah dan terfokus pada peminata atan studi dan karir atau pekerjaan”.

  Program peminatan yang te g telah dilaksanakan di sekolah tentunya menimbulkan an berbagai persepsi dari siswa. Menurut Chaplin, J.P. (20 (2011:358) persepsi adalah proses mengetahui atau mengen genali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera ra kemudian memberikan makna terhadap objek yang d dikenali tersebut. Baik buruknya persepsi siswa tentang g proses peminatan akan mempengaruhi kecendrungan sis siswa untuk menentukan cita-citanya atau aspirasi karir.

  Bimbingan dan konseling ng sebagai salah satu wilayah layanan pendidikan di se i sekolah memiliki peran strategis untuk membantu siswa a agar dapat menavigasi perjalanan hidupnya melalui p i pengambilan keputusan dalam rangka memilih, meraih da dan mempertahankan karirnya guna mewujudkan kehidup idupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi war arga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum.

  Fenomena yang terjadi di di lapangan berdasarkan wawancara peneliti dengan guru uru BK SMA Negeri 10 Padang pada tanggal 10 Februar uari 2014, beliau menyatakan bahwa beberapa siswa ma masih belum mengetahui kemana arah karirnya nanti. selain lain itu, ada siswa yang memasuki program peminatan MI MIA karena dipaksa oleh orangtua, padahal ia ingin sekali li memasuki program peminatan IIS. Dan orangtua memak aksakan kehendak untuk menyuruh anaknya menjadi apa apa yang diinginkan orangtua, seperti harus menjadi d i dokter sehingga harus mengambil program peminatan M MIA.

  Kemudian beliau juga men enyatakan proses peminatan yang dilaksanakan di SMA A Negeri 10 Padang ini khususnya untuk kelas X belum m optimal seperti yang diharapkan. Sehingga hal ini akan kan akan timbul berbagai pandangan dari siswa itu sendiri te i terhadap pelaksanaan proses peminatan.

  Selanjutnya hasil wawanca ncara dengan siswa kelas X SMA Negeri 10 Padang pad pada tanggal 12 Februari melalui 3 orang siswa. Kesimpu pulan dari wawancara tersebut siswa mengungkapkan ba bahwa penilaian mereka terhadap proses peminatan belum m begitu baik. Siswa menyatakan proses pembelajaran pa pada program peminatan ini tidak berbeda dengan prose oses pembelajaran di tingkat pendidikan sebelumnya. . Selain itu siswa juga mengungkapkan dengan adanya p a program peminatan ini masih belum memberikan kontri tribusi untuk mengetahui cita-cita mereka nantinya.

  Kemudian peneliti melanju njutkan wawancara dengan 2 orang siswa pada tanggal 19 l 19 Februari 2014. Hasil wawancara tersebut juga didapatka tkan informasi tentang persepsi siswa tentang pelaksanaan an peminatan, yaitu siswa menyampaikan bahwa proses pem embelajaran di kurikulum 2013 ini akan mempengaruhi hi kecendrungan cita-cita nantinya. Namun, siswa masih m meragukan apakah dengan proses peminatan yang telah lah dilalui bisa membantu mereka dalam mewujudkan cita-cita -cita mereka.

  Berdasarkan penelitian Elm Elmirawati (2013) di SMAN 1 Singingi Hilir dapat disim isimpulkan bahwa tingkat aspirasi (cita-cita) siswa tergolon long sedang. Untuk aspirasi pekerjaan, sebagian siswa men enganggap cukup penting pendidikan di masa akan data atang. Siswa lebih banyak menginginkan pekerjaan s semi profesional, dan mengganggap pekerjaan yang dipilih ipilihnya cukup penting.

  Sesuai dengan data yang d diperoleh penulis dari guru BK di SMA Negeri 10 Padan ang mengenai siswa IPA yang memasuki jurusan IPS di pe i perguruan tinggi sebelum diaksanakannya program pemina inatan di sekolah tersebut adalah sebagai berikut:

  

Tabel 1. Jumla mlah Siswa dari Jurusan IPA yang Memasuki Jurusan n IPS

f f No. Tahun Ajaran ran

  % Siswa Siswa yang tamat t

  1. 2010-2011

  1 36 167 21,6 2. 2011-2012

  2 45 145 31,03 3. 2012-2013

  3 32 194

  19 Bertitik tolak dari fenomen ena tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengkaji perso rsoalan proses peminatan dalam hal ini peneliti mencoba ba memberi judul penelitian yaitu “Hubungan persepsi si siswa tentang proses peminatan dengan aspirasi karir rir siswa”, apakah terdapat hubungan persepsi siswa ten tentang proses peminatan dengan aspirasi karir siswa?.

  Tujuan penilitian adalah lah (1) mendeskripsikan persepsi siswa tentang pr proses peminatan, (2) mendeskripsikan aspirasi karir sis siswa, (3) menguji hubungan persepsi siswa tentang pro proses peminatan dengan aspirasi karir siswa.

  METODOLOGI PENELITIAN N

  Penelitian ini merupakan n penelitian deskriptif korelasional, dengan sampel 85 s 5 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan an data dalam penelitian ini adalah instrumen persepsi psi siswa tentang proses peminatan dan instrumen aspiras irasi karir siswa yang dikembangkan oleh Afriyadi Sofy Sofyan (2013). Menjawab pertanyaan penelitian 1 dan 2 d data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan te teknik analisis statistik deskriptif dan menjawab pertany tanyaan 3 dianalisis dengan analisis statistik inferensial ial dengan menggunakan

  Pearson Correlation dengan bantu ntuan program komputer

  HASIL

  Berdasarkan hasil pengolahan an data, maka hasil penelitian ini dapat digambarkan sebaga agai berikut:

  Tabel 2. Persepsi psi Siswa Tentang Proses Peminatan di SMA Negeri 10 P

  0 Padang Kriteria F %

  Sangat Baik

  7

  8 Baik

  19

  22 Cukup Baik

  33

  39 Kurang Baik

  22

  26 Tidak Baik

  4

  5 Berdasarkan Tabel 2 terung ngkap 8% persepsi siswa tentang proses peminatan berad rada pada kategori sangat baik, 22% berada pada kategori b i baik, 39% berada pada kategori cukup baik, 26% berad ada pada kategori kurang baik, dan 5% berada pada kateg tegori tidak baik. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagia gian besar persepsi siswa tentang proses peminatan berada ada pada kategori cukup baik dengan persentase 39%, %, namun dalam hal ini kecendrungan persepsi siswa tenta ntang proses peminatan yaitu baik dengan persentase 31%. %.

  

Tabe bel 3. Aspirasi Karir Siswa SMA Negeri 10 Padang

Kriteria F %

  Sangat Tinggi

  6

  7 Tinggi

  24

  28 Sedang

  33

  39 Rendah

  14

  16 Sangat Rendah

  8

  10 Berdasarkan Tabel 3 dapat d t diketahui bahwa 7% aspirasi karir siswa berada pada kate ategori sangat tinggi, 28% berada pada kategori tinggi, 39% b % berada pada kategori sedang, 16% berada pada kategori r i rendah, dan 10% berada pada kategori sangat rendah. Ma aka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar aspirasi ka i karir siswa berada pada kategori sedang dengan persentas tase 39%, namun dalam hal ini kecendrungan aspirasi k i karir siswa yaitu tinggi dengan persentase 35%.

  Kemudian, untuk melihat hu hubungan antara persepsi siswa tentang proses peminatan tan dengan aspirasi karir siswa digunakan analisis Pearson son Correlation dengan pengolahan data menggunakan ban antuan komputer melalui program SPSS, hasil uji hipotesis is dapat dilihat pada tabel berikut ini:

  

Tabel 4. Hubungan Persepsi Sisw Siswa Tentang Proses Peminatan dengan Aspirasi Karir ir Siswa SMA Negeri 10

Padang

  Persepsi_Siswa_tenta Aspirasi_Karir ng_Proses_Peminatan

  • Persepsi Correla relation

  1 0,336 Siswa tentang

  Sig ,002

  Proses Peminatan

  N

  85

  85

  • Aspirasi Karir Correla relation

  1 0,336 Sig

  ,002 N

  85

  85 **Correlation is significant ant at the 0.01 level (2 tailed). Berdasarkan tabel 16 diketah tahui bahwa besarnya korelasi antara persepsi siswa tenta tentang proses peminatan dengan aspirasi karir siswa di SM SMA Negeri 10 Padang sebesar 0,336 dengan signifikan 0,0 0,002. Jika dibandingkan dengan probabilitasnya 0,01 mak aka 0,002 < 0,01. Oleh karena itu hipotesis kerja (Ha)

  a) yang diajukan dalam penelitian adalah terdapat hubun ungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang pro roses peminatan dengan aspirasi karir siswa SMA Negeri 1 ri 10 Padang dapat diterima. Sehingga dapat ditafsirkan bah bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi s i siswa tentang proses peminatan dengan aspirasi karir s r siswa SMA Negeri 10 Padang.

  PEMBAHASAN

  Pembahasan ini dilakukan ber berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu bagaimana kondisis isis persepsi siswa tentang proses peminatan, bagaimana ting tingkat aspirasi karir siswa, dan apakah terdapat hubungan an persepsi siswa tentang proses peminatan dengan aspirasi si karir siswa.

  A. Persepsi Siswa Tentang Pro roses Peminatan di SMA Negeri 10 Padang

  Berdasarkan hasil penelitian ian persepsi siswa tentang proses peminatan diperoleh data ata bahwa sebagian besar persepsi siswa tentang proses pem eminatan berada pada kategori cukup baik dengan persesnt sntase 39%, namun dalam hal ini kecenderungan persepsi si siswa tentang proses peminatan yaitu baik dengan pe persentase 31%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah m h memiliki persepsi yang cukup baik serta memiliki kecen cenderungan baik tentang proses peminatan yang dilaksanak akan di SMA Negeri 10 ini.

  Pada dasarnya persepsi atau tau pemahaman, penafsiran dan penilaian seseorang terha rhadap suatu objek akan mempengaruhinya untuk melaku kukan respon baik itu positif atau negatif. Jadi, persepsi psi siswa tentang proses peminatan akan mempengaruhi s i siswa dalam mengikuti proses pelaksanaan peminatan te n tersebut. Sebagaimana yang tertuang dalam Kementria trian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) yang menyata yatakan bahwa Program peminatan merupakan program p pendidikan yang menunjang pengembangan dan perwuj ujudan peminatan siswa secara optimal dengan memperhatik hatikan dan memanfaatkan sepenuhnya segenap unsur-unsu nsurnya, baik yang secara inheren ada pada diri pribadi sisw iswa, maupun segenap kondisi positif yang ada di lingkun ungan siswa (lingkungan keluarga, kelompok, masyarakat d t dan budaya), dan segenap fasilitas prasarana dan sarana ke kependidikan yang ada.

  Meskipun sebagian besar per persepsi siswa tentang proses peminatan berada pada kateg tegori cukup baik dengan persesntase 39%, namun dalam ha hal ini kecenderungan persepsi siswa tentang proses pemin inatan yaitu baik dengan persentase 31%. Hal ini menunjuk jukkan bahwa siswa telah memiliki persepsi yang baik ten tentang proses peminatan yang dilaksanakan di SMA Negeri eri 10 ini.

  B. Aspirasi Karir Siswa SMA N A Negeri 10 Padang

  Berdasarkan hasil penelitian litian menunjukkan bahwa sebagian besar aspirasi karir siswa iswa berada pada kategori sedang dengan persentase 39%, %, namun dalam hal ini kecenderungan aspirasi karir sisw iswa yaitu tinggi dengan persentase 35%. Hal ini menunjuk jukkan bahwa siswa telah memiliki aspirasi karir yang tingg ggi. Aspirasi karir adalah keinginan atau cita-cita dari sese eseorang untuk mendapatkan kemajuan dalam bidang pek ekerjaan dan jabatannya. Nauta, Epperson dan Kahn (dala alam A. Smulders, 2007:11) mendefinisikan aspirasi karir arir sebagai sejauh mana orang bercita-cita untuk posisi kep epemimpinan atau lanjutan dalam pilihan pekerjaan mereka eka.

  C. Hubungan Persepsi Siswa T a Tentang Proses Peminatan Dengan Aspirasi Karir Sisw Siswa

  Penelitian ini dilakukan untu ntuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi psi siswa tentang proses peminatan dengan aspirasi karir sis ir siswa di SMA Negeri 10 Padang. Setelah melakukan anal nalisis uji korelasi dengan menggunakan program komputer ter Statistic Product and Service Solution (SPSS) for Wind indows release 20,0. Atau menggunakan rumus Pearson C Correlation. Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa be besarnya korelasi antara persepsi siswa tentang proses pem peminatan dengan aspirasi karir siswa di SMA Negeri 10

  10 Padang sebesar 0,336 dengan signifikan 0,002. Jika dib dibandingkan dengan probabilitasnya 0,01 maka 0,002 < < 0,01. Oleh karena itu hipotesis kerja (Ha) yang diajuka ukan dalam penelitian adalah terdapat hubungan yang sig signifikan antara persepsi siswa tentang proses peminatan d n dengan aspirasi karir siswa SMA Negeri 10 Padang da dapat diterima. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa terdapat pat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tenta tentang proses peminatan dengan aspirasi karir siswa SMA N A Negeri 10 Padang.

  Hasil temuan ini menguatkan an pendapat Nauta (dalam Afriyadi Sofyan, 2013:51) yang m g mengemukakan tentang pengaruh jurusan atau program studi tertentu terhadap aspirasi karir yang ia miliki. D . Dalam penelitiannya ia menyatakan “The findings from th this study support basic tenets of social-cognitive theory ry as applied to womans

  

higher level career aspirations in in math, science, and engineering”. Nauta mengemukaka kan bahwa siswa dengan

  jurusan tertentu dan dengan kar arakteristik yang ada memiliki kecendrungan kepercaya yaan diri dalam aspirasi karirnya yag berbeda. Dengan de demikian, dapat disimpulkan bahwa jurusan (program stud studi) yang diambil siswa disekolah memiliki peluang dalam lam menentukan tingkat aspirasi karir siswa.

  Menurut Danziger dan Eden en (dalam dalam A. Smulders, 2007:10) dijelaskan bahw hwa aspirasi karir adalah membina seseorang untuk mewuj ujudkan tujuan karir yang diinginkan. Mereka juga berpe rpendapat bahwa aspirasi karir yang terkait dengan harapa pan karir seseorang dan persepsi individu adalah gagasa asan dan penilaian, yang merupakan produk yang terdiri d i dari proses pengorganisasian mental, pengintegrasian, da dan pengakuan terhadap kenyataan yang ada.

KESIMPULAN DAN SARAN

  A. Kesimpulan

  Berdasarkan penelitian yang t g telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar sar persepsi siswa tentang proses peminatan berada pada a kategori cukup baik, namun kecenderungan persepsi si siswa tentang proses peminatan yaitu baik. Sebagian b n besar aspirasi karir siswa berada pada kategori sedang,

  g, namun kecenderungan aspirasi karir siswa yaitu tinggi. ggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi psi siswa tentang proses peminatan dengan aspirasi karir sis siswa.

  B. Saran

  Berdasarkan simpulan dari ha i hasil penelitian, maka saran yang diberikan kepada seluruh uh personil sekolah yakni guru BK, kepala sekolah, guru ma mata pelajaran, dan siswa untuk lebih meningkatkan pelaksa ksanaan proses peminatan di sekolah agar persepsi siswa ten tentang proses peminatan dapat ditingkatkan dan dapat menin eningkatkan aspirasi karir siswa.

DAFTAR PUSTAKA

  Afriyadi Sofyan. 2013. Tingkat A t Aspirasi Karir Siswa Ditinjau Dari Jenis Kelamin, Jurusa usan Dan Daerah Tempat

  Tinggal (Peneltian di SMA MAN 1 Megang Sakti dan SMAN 1 Lubuklinggau) . Pa Padang: Tesis. Program Pascasarjana Universitas Neg egeri Padang. Tidak diterbitkan.

  Elmirawati. 2013. Hubungan Anta Antara Aspirasi Siswa dan Dukungan Orangtua Dengan Mo n Motivasi Belajar Serta

  Implikasinya Terhadap Bimb imbingan Konseling . Padang: Tesis Fakultas Ilmu Pendidik idikan Universitas Negeri Padang. Tidak diterbitkan.

  Chaplin, J.P. 2011. Kamus Lengka gkap Psikologi (Alih Bahasa Oleh Kartini Kartono). Jakarta: rta: Rajawali Pers John W. Santrock. 2012. Life-Spa Span Development Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketig tigabelas Jilid 2 . Jakarta:

  Erlangga Kemendikbud. 2013. Pedoman P Peminatan Peserta Didik. Jakara: Badan Pengembangan an SDM Pendidikan Dan

  Kebudayaan Dan Penjaminan an Mutu Pendidikan, Kementrian Pendidikan Dan Kebuday ayaan Smulders, Annete. 2009. Student ent Career Aspirations: The Effect Of Year Of Study, G Gender And Personality

  Traits. University of Maastric tricht

  Yudrik Jahja. 2011. Psikologi Per erkembangan . Jakarta: Kencana