Perkembangan Selanjutnya dari teori keyn

PERKEMBANGAN SELANJUTNYA DARI TEORI KEYNES
1. Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi
a. Baumol (1952)
Baumol menggunakan pendekatan teori penentuan persediaan barang
yang biasa dipakai dalam perusahaan. Dalam analisanya tingkah laku
individu baik rumah tangga atau perusahaan dengan anggapan pendapatan
diterima sekali dalam periode tertentu (misal per bulan)tetapi individu
tersebut harus membelanjakannya sepanjang waktu (memenuhi kebutuhan
sehari-hari hingga pendapatan selanjutnya diterima/akhir periode).
Masalahnya adalah penentuan besar uang kas yang biaya oportunitasnya
lebih rendah, mengingat kekayaan individu yang berupa surat berharga
dapat memberikan bunga,namun tidak dapat digunakan secara langsung
untuk transaksi sehingga menimbulkan adanya biaya tambahan untuk
menukarkan surat berharga dengan uang kas agar dapat digunakan untuk
bertransaksi
Masalah penentuan jumlah uang kas yang optimum dapat dijelaskan
sebagai berikut:
T : nilai riil pendapatan selama satu periode=nilai riil transaksi selama satu
periode
r
: tingkat bunga (tetap setiap periode)

b : ongkos/biaya perantara (broker’s fee) yang besarnya tetap, tidak
tergantung pada besarnya transaksi
c : nilai riil surat berharga tiap kali ditukarkan menjadi uang kas atau besar
uang kas yang tiap kali diambil dari tabungan jika semua pendapatan
ditabung. Jadi besarnya/volume transaksi selama satu bulan (baik dari
menjual surat berharga atau mengambil tabungan di bank) adalah

T
C

yakni jumlah pendapatan dibagi dengan besarnya uang kas yang setiap
saat akan dipegang. Biaya perantaranya jadi sebesar

bT
C

.

Karena individu tersebut memegang uang kas sebesar C setiap periode dan
dibelanjakan secara merata selama satu periode dan menjual surat

berharga/mengambil tabungan ketika uang kasnya (C) habis, maka rata –
rata jumlah uang kas yang dipegang setiap saat sebesar

C
2

.

Apabila tingkat bunga di bank sebesar r per bulan maka biaya/ongkos
memegang uang kas (opportunity cost of holding money) yang rata – rata
sebesar

C
2

adalah

rC
2


. Dengan demikian biaya total untuk memegang

uang kas (TC) terdiri dari biaya perantara (

rC
):
2
bT rC
TC= +
C 2

bT
) ditambah biaya bunga (
C

,

Jumlah uang kas (C) yang optimal, dimana biaya totalnya paling rendah
dapat diperoleh dengan mencari turunan pertama persamaan diatas
terhadap C dan hasil turunan ini disama-dengankan nol;


−bT r
+ =0
2
2
C
C=



2 bT
r

Hasil inilah yang sering disebut rumus akar (square root formula) dari
Baumol, yakni besarnya uang kas yang diinginkan oleh individu proporsional
terhadap akar dari nilai transaksi dan berbanding terbalik dengan akar
tingkat bunga. Maka persamaan permintaan akan uang kas riil (

Md
) yang

P

dapat diperoleh dari analisa Baumol ini adalah :



Md C 1 2 bT
= =
P
2 2
r
Atau dapat dituliskan

Md=

1



1


1 2 bT
× P=∝b 2 T 2 r
2
r

Dimana

∝=

−1
2

P

1
√2
2

Kesimpulan dari formula permintaan uang diatas adalah:

1. Apabila untuk menukarkan surat berharga dengan uang kas atau untuk
mengambil tabungan di bank tidak dikenakan biaya, maka tidak ada
permintaan uang kas apabila b = 0 maka

1

1

Md=∝ 0 2 T 2 r

−1
2

P=0

2. Adanya “economic of scale” dalam penggunaan uang kas. Artinya makin
tinggi pendapatan serta volume transaksinya maka presentase kenaikan
uang kas yang diinginkan lebih kecil dari presentase kenaikan nilai
transaksi.
3. Permintaan uang kas untuk tujuan transaksi tergantung pula terhadap

tingkat bunga serta biaya perantara. Ini berbeda dengan teori Keynes,
bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi hanya tergantung
pendapatan.
4. Perkembangan dan kemajuan teknologi menyebabkan turunnya biaya
transaksi dan mengakibatkan turunnya rata – rata kas yang ingin
dipegang oleh individu.
b. James Tobin
Selain Baumol, James Tobin juga menganalisa ketergantungan permintaan
uang terhadap tingkat suku bunga. Menurutnya ketidakbersamaan antara
pengeluaran dengan penerimaan penghasilan memaksa individu untuk
menyediakan alat pembayar guna membiayai transaksinya. Namun tidak
berarti bahwa alat pembayar ini harus berupa uang kas,sebagian dapat
berupa surat berharga yang memberikan bunga. Tetapi kerugiannya
adalah ketika individu harus membayar biaya untuk transaksi menukarkan
surat berharga menjadi uang kas ketika uang kas itu habis. Besarnya alat

pembayar yang diwujudkan tergantung besarnya tingkat bunga surat
berharga serta biaya transaksi untuk menukarkan uang berharga tersebut.
Apabila tingkat bunga tinggi dibanding biaya transaksi maka individu
cenderung mengurangi uang kas dan memperbanyak surat berharga, dan

sebaliknya.
2. Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi
Teori ini juga dikembangkan oleh James Tobin. Pokok-pokok teorinya
adalah bahwa Kekayaan seseorang diwujudkan dalam bentuk uang kas
dan obligasi, Uang kas tidak menghasilkan apa-apa, sedangkan obligasi
dapat menghasilkan pendapatan berupa bunga serta perubahan harga
obligasi akibat perubahan tingkat bunga, harga obligasi yang tanpa batas
waktu (consol) adalah :

P=

A
r

P
: harga obligasi
A
: nilai dari bunga yang diterima pemegang obligasi per tahun
r
: tingkat bunga

Presentase keuntungan/kerugian dari perubahan nilai obligasi (g) yang
diharapkan adalah:

A A 1 1


P −P r e r r e r r
g=
=
=
= e −1
P
A
1
r
r
r
e

Pendapatan total (e) dari pemilikan obligasi selama satu tahun terdiri dari

tingkat bunga ditambah keuntungan dari perubahan nilai. Secara formula
dapat dirumuskan sebagai berikut:

r
e=r + g=r + e −1
r

Teori portofolio mulai dikembangkan dengan anggapan bahwa individu
menyukai return pendapatan yang semakin tinggi tetapi tidak menyukai
resiko. Masalah yang dihadapi individu adalah memilih komposisi
kekayaan (kombinasi antara uang kas yang memberi kemudahan dan
keamanan tetapi tidak menghasilkan bunga dan obligasi yang beresiko
namun menghasilkan pendapatan) yang dapat memberikan kepuasan
maksimum (pendapatan tertinggi dan resiko terendah yang mungkin
didapat)

Teori Tobin ini dapat dipandang sebagai penyempurnaan teori keynes,
yakni dengan mengemukakan anggapan adanya ketidakpastian serta
adanya kemungkina individu itu melakukan diversifikasi bentuk
kekayaannya.
3. Pernyataan Kembali Teori Kuantitas Uang (Friedman)
Menurut Milton Friedman teori kuantitas adalah teori tentang permintaan
uang. Uang sebagai salah satu dari 5 bentuk kekayaan (Uang, Obligasi,
Saham, Kekayaan yang berbentuk fisik dan Kekayaan yang berbentuk
manusia). Bagi produsen/pengusaha, uang merupakan barang produktif
jika dikombinasikan dengan faktor produksi lain sehingga dapat
menghasilkan produk/barang lain, dengan begitu teori permintaan uang
juga dapat dipandang sebagai teori tentang modal. Sedangkan jika dilihat
dari konsumen/pemilik kekayaan teori permintaan uang dapat disamakan
dengan teori konsumsi barang dan jasa,karena konsumen dianggap harus
memilih antara uang atau barang konsumsi, sehingga permintaan akan
uang juga dianggap memiliki 3 faktor utama (seperti permintaan barang
konsumsi), yaitu jumlah total kekayaan (semacam budget constraint
dalam teori konsumsi), harga dan pendapatan dari berbagai alternatif
bentuk kekayaan dan selera dari pemilik kekayaan. Dari sudut pandang ini
maka tingkat bunga menunjukan hubungan antara jumlah kekayaan
dengan aliran pendapatan:

W=

Y
r

W
: kekayaan
Y
: aliran pendapatan
r
: tingkat bunga
Seorang pemilik kekayaan akan selalu berusaha untuk memilih kombinasi
bentuk kekayaan yang dapat memberi kepuasan maksimum.
Pendapatan/return dari tiap bentuk kekayaan yang diungkapkkan oleh
Friedman:
a) Uang kas (M)
= keamanan dan kemudahan bertransaksi
b) Obligasi (B) = kupon dan perubahan harga dari obligasi
c) Saham (E) = analog dengan obligasi
d) Kekayaan barang fisik
= perubahan harga barang
e) Kekayaan Humanis = skill dapat meningkatkan pendapatan dalam
bekerja (sulit diukur)
Persamaan umum permintaan uang kas

μP ,r b , r e ,

1 dP
;W ; μY ; U
P dt
M
=f ¿
P

Dimana ada 2 alternatif
Y = VM atau PT = VM

μ=

1
1
atau μ=
P
Y