BAB I - Inheritance For The Future

  memiliki berbagai budaya serta obyek wisata bersejarah yang unik. Seiring dengan

  • – sejarah perjalanan Kota Medan, sekitar 600-an bangunan bersejarah yang berdiri rata rata memiliki usia lebih dari 100 tahun. Keberadaan bangunan
  • –bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang mengawali pembangunan infrastruktur untuk industri perkebunan tembakau Deli merupakan kebanggaan Kota Medan.

  

Gambar 1.1: Kesawan di masa 1930-an (repro koleksi Dr. Phil Ichwan Azhari)

Sumber: Website Badan Warisan Sumatera

  Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, kondisi ini pernah mengangkat derajat dan martabat Kota Medan sehingga menjadi sorotan negara-negara di dunia.

  Keindahan pola dan estetika arsitektural, kondisi sungai yang bersih, tersedianya akses lebar sepanjang jalan pejalan kaki, serta tata kota teratur yang dimiliki pada masa pemerintahan kolonial Belanda membuat Kota Medan disebut sebagai kota terindah di Pulau Sumatera yang identik dengan Kota Paris (Perancis). Sungai Deli yang melintas juga menjadi suatu pemandangan yang menarik. Oleh karena itu, Kota Medan pernah 1 mendapat julukan . 1 ‘Parijs Van Sumatra’

  

Dirk Aedsge Buiskool, 1992, mengutip tulisan W Feldwick dalam buku “Present Day

Impressions of The Far East and Prominent & Progressive Chinese at Home and Abroad. The History, People, Commerce, Industries and Resources of China, Hongkong, Indo-China, Malaya and Netherlands India (1917). Seperti diungkap Dirk, di buku itu di halaman 1.185, Feldwick menulis, “Medan is the queen city of the island of Sumatra, and is, moreover, the chief trading centre on the east coast, which is the most important and progressive quarter of the island.”

  Namun julukan kebanggaan ‘Parijs Van Sumatra’ yang pernah melekat di Kota Medan sekarang hanya tinggal kenangan. Kondisi kebersihan lingkungan, jalanan, ketimpangan bangunan dan kondisi sungai yang dahulu berperan sangat penting di Kota Medan sekarang begitu memprihatinkan dan tidak bisa dibanggakan. Roh

  “spirit” dan

  inti

  “essence” Kota Medan yang menjadi identitas masing–masing kawasan mulai

  menghilang. Banyak bangunan bersejarah peninggalan masa pemerintahan kolonial Belanda dihancurkan dan diganti oleh bangunan

  • –bangunan dengan fungsi baru. Hal ini disebabkan karena lokasi bangunan bersejarah berada di tempat yang strategis dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Menurut Norberg-Schulz (1980), hubungan manusia dengan suatu te mpat “place”

  bukan hanya sekedar orientasi terhadap lingkungan, seperti yang disebutkan oleh Kevin 2 Lynch , namun lebih memiliki keterkaitan dengan proses identifikasi yang lebih dalam dan menjadi bagian dalam lingkungan tertentu. Syarat untuk identifikasi manusia dengan tempat adalah karakter dan ciri khas yang menjadi perbedaan suatu tempat dengan yang 3 lainnya sebagai kehadiran unik setiap tempat atau Genius Loci .

  Keberadaan warisan bersejarah seperti bangunan

  • –bangunan pada masa kolonial Belanda hingga saat ini masih dapat dirasakan walaupun secara perlahan terancam hilang. Banyak bangunan tua yang hanya ditempati tetapi tidak dirawat dan diterlantarkan sehingga menyebabkan warisan bersejarah yang menjadi identitas Kota Medan hilang satu per satu. Pengaruh modernitas dan bentuk bangunan yang kemudian dirancang mengutamakan fungsi (form follows function) juga merupakan faktor utama hilangnya
  • 2 identitas arsitektur Kota Medan.

      

    Kevin A. Lynch (1960) dalam bukunya “Image of the city” menyatakan bahwa sebuah citra

    lingkungan (kota) dapat dianalisis kedalam komponen yang meliputi identitas, pola citra objek dan 3 makna atau arti tertentu bagi pengamat baik secara fungsinya maupun emosi yang ditimbulkan.

      

    Norberg Schulz (1980) mendefinisikan: “Genius loci sebagai suatu konsep dibalik aspek fisik

    dan kultural yang dapat diketahui melalui pemahaman yang mendalam terhadap faktor-faktor yang membentuknya”.

      Identitas arsitektur Kota Medan yang telah diukir sejarah sebelumnya tidak dipergunakan sebagai acuan dalam perencanaan arsitektur kawasan tertentu sehingga banyak bangunan yang terbentuk saat ini tidak mewakili identitas kawasannya. Keberadaan Sungai Deli yang melintas di beberapa sisi kawasan bersejarah ini seharusnya juga dapat menjadi magnet dan memiliki nilai positif bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas. Hal ini sangat disayangkan

      , padahal julukan ‘Parijs Van Sumatra’ merupakan sebuah episode sejarah yang unik bagi Kota Medan selama perjalanannya sampai saat ini.

      Ironisnya melihat kondisi Kota Medan saat ini sepertinya tidak mungkin jika Kota Medan ini dahulu pernah memiliki keidentikan dengan Kota Paris. Proses modernisasi dalam pembangunan Kota Medan mengancam warisan bersejarah dan pengembangan pariwisata, bahkan jalur aliran air Sungai Deli diubah demi kepentingan pembangunan beberapa pihak (lihat gambar 1.2). Rasanya sangat berat untuk membangkitkan kembali kharisma yang dibanggakan Kota Medan sebagai ‘Parijs Van

      Sumatra tempo dulu di masa kini. Untuk itu, julukan nostalgia “Parijs Van Sumatra”

      harus dibangkitkan kembali.

      Gambar 1.2: Perubahan jalur aliran Sungai Deli Sumber: Leushuis (2011) Dimulai dari skala mikro, Medan Municipal Office (MMO) bekerja sama dengan konsorsium terkemuka pengembang real estate di Kota Medan yaitu PT Twin Rivers Development (PT TRD) menunjuk Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara untuk mengembangkan kembali area muka Sungai Deli dan Babura. Pada konteks proyek revitalisasi kawasan muka Sungai Deli dengan tema utama “Urban

      Heritage Tourism

      ” yang berlokasi di belakang kawasan preservasi yaitu Istana Maimun, Departemen Arsitektur USU telah menugaskan salah satu kelompok “Studio PA6 Design Group” yaitu kelompok D untuk mengembangkan perencanaan dan perancangan proposal proyek ini.

      Area tapak yang boleh dibangun

      

    Gambar 1.3: Lokasi tapak pembangunan

    Sumber: Google Earth

      Kasus proyek merupakan revitalisasi kawasan preservasi dengan penambahan pembangunan fungsi - fungsi baru namun tetap mempertahankan eksistensi bangunan peninggalan bersejarah. Kawasan ini akan menjadi magnet baru bagi masyarakat dan menghidupkan kembali julukan

      ‘Parijs Van Sumatra’ yang sangat dirindukan masyarakat Kota Medan. Pembangunan bangunan-bangunan baru ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik di bidang sosial, ekonomi dan budaya, menyediakan pariwisata yang khas dan ruang publik bagi masyarakat kota ataupun wisatawan lokal dan mancanegara, menghidupkan kembali kawasan preservasi sebagai cagar budaya Kota Medan, dan menumbuhkan ketertarikan masyarakat dengan sejarah Kota Medan.

      Strategi perencanaan dan perancangan proyek ini adalah pembangunan hotel dan apartemen yang dibatasi pada lingkungan rumah tinggal keluarga Kesultanan Deli yang berlokasi di belakang bangunan Istana Maimun dengan garis tepian Sungai Deli. Menyelaraskan desain bangunan baru dengan kondisi eksisting Istana Maimun dan keberadaan Sungai Deli sebagai acuan agar tercipta suatu keharmonisan arsitektur pada lingkungan tersebut. Menyediakan ruang publik sebagai generator aktivitas yang dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk berkunjung dan melakukan aktivitas. Untuk memaksimalkan fungsi bangunan Istana Maimun sebagai cagar budaya Kota Medan, maka keluarga Kesultanan Deli yang tinggal di dalam dan di belakang Istana Maimun akan direlokasi ke apartemen baru. Sebagian unit apartemen akan tersedia untuk kepemilikan publik dengan persetujuan dari keluarga sultan sebagai salah satu cara meningkatkan perekonomian masyarakat lingkungan tersebut.

      Proses penyelesaian proposal perencanaan dan perancangan proyek ini diawali dengan pengumpulan informasi dan data. Ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami nilai

    • –nilai budaya dan sejarah yang merupakan identitas kawasan, terutama pada konteks proyek ini, karena lokasi tapak proyek merupakan salah satu kawasan konservasi Kota Medan. Nilai –nilai budaya dan sejarah serta kondisi lingkungan sekitar yang diteliti bertujuan sebagai evaluasi dalam pembelajaran struktur, karakter dan elemen penting lain yang dapat membantu dalam membuat keputusan desain dan strategi dalam perencanaan perancangan.

      Pengumpulan informasi dan data dapat dicapai melalui beberapa kegiatan, yaitu kegiatan studi lapangan, wawancara, studi literatur, dan studi banding. Kegiatan studi lapangan yang dilakukan yaitu mengamati berbagai kondisi pada tapak dan lingkungan sekitarnya seperti kondisi sungai, vegetasi, drainase, sirkulasi, kondisi dan sistem pengolahan sampah, eksisting bangunan

    • –bangunan sekitar terutama bangunan bersejarah, perilaku manusia baik yang dalam ataupun diluar lokasi proyek, kontur tapak, hukum dan peraturan tapak (GSB dan DAS), kondisi ekonomi masyarakat, iklim dan struktur bangunan eksisting.

      Informasi dan data yang diperoleh dari pengamatan beberapa kondisi di lapangan, kemudian dijabarkan menjadi dua hal, yaitu hal

    • –hal positif yang berpotensi menambah daya tarik serta hal
    • –hal negatif yang harus diperbaiki. Hal-hal positif seperti kekayaan nilai budaya yang dimiliki Istana Maimun, p
    • –pohon rindang yang ada pada tepi sungai dan lingkungan istana, serta bangunan bersejarah lain seperti mesjid raya yang sampai sekarang masih memiliki hubungan erat dengan Istana Maimun. Keberadaan bangunan
    • –bangunan bersejarah di sekitar lingkungan tapak sangat membantu dalam pemulihan identitas kawasan.

      Namun semua hal positif yang dimiliki tertutupi oleh banyaknya hal negatif yang terlihat, seperti rumah-rumah keluarga Kesultanan Deli yang kurang tertata rapi, pengolahan limbah atau sampah yang tidak sesuai standar, bangunan Istana Maimun yang sayap kiri dan kanan dimanfaatkan sebagai tempat tinggal sebagian keluarga Kesultanan Deli yang mengakibatkan fungsi bangunan sebagai salah satu warisan nasional Kota Medan tidak berfungsi maksimal sebagai tempat wisata.

      Hal yang paling memprihatinkan adalah kondisi Sungai Deli yang tidak layak dengan genangan sampah

    • –sampah disekitarnya, serta abrasi yang terjadi di bantaran sungai. Hal ini disebabkan karena pembangunan tembok penahan (retaining wall) oleh komplek Multatuli yang menyebabkan aliran sungai menghempas ke tepi dinding sungai di sisi lain, yaitu sisi Istana Maimun, serta kurangnya kesadaran dan tindakan masyarakat yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan, sehingga permukiman di bantaran Sungai Deli identik dengan kawasan kumuh (lihat gambar 1.4).

      Gambar 1.4: Kondisi Sungai Deli akibat abrasi Sumber: Dokumentasi pribadi

      Wawancara yang dilakukan dengan salah satu perwakilan Kesultanan Deli, Sekretaris Umum Yayasan Ma’moen Al Rasyid, Tengku Moharsyah sebagai narasumber, memberikan informasi dan data cukup mengejutkan. Lahan Istana Maimun yang disewakan untuk sebagian bangunan Rumah Sakit Martha Friska selama 5 tahun mulai dari tahun 2011, serta lahan yang juga disewakan sebagai tempat parkir bus pariwisata salah satu operator jasa perjalanan dan pariwisata yaitu Trophy Tour (lihat gambar 1.5).

      Gambar 1.5: Lahan sewa tempat parkir bus Trophy Tour Sumber: Dokumentasi pribadi Ironisnya, hal ini disadari dan disetujui oleh pengelola Istana Maimun yang juga merupakan bagian dari keluarga Kesultanan Deli. Menurut penulis ini merupakan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan karena akan mencemari identitas kawasan sebagai salah satu ikon dan tempat pariwisata yang dikenal di Kota Medan.

      Pencarian informasi dan data juga dilaksanakan melalui studi literatur dan studi banding untuk mencari referensi teori yang relevan dengan konteks kasus proyek. Studi literatur yang dicari adalah nilai budaya, roh dan inti yang dimiliki serta mencerminkan identitas kawasan Istana Maimun, dan studi literatur bangunan baru yaitu hotel butik dan apartemen yang sesuai dengan konteks proyek.

      Contoh studi banding untuk bangunan hotel yang penulis kutip adalah Capella . Mengintegrasikan dua bangunan militer Tanah Merah yang telah

      Hotel, Singapore

      berdiri dari tahun 1880 dan mengubahnya menjadi tempat rekreasi dan mengubah fungsinya menjadi bangunan hotel, vila, dan spa. Penerapan tema

      “Restoration and intervention in historical buildings” bertujuan untuk menyatukan gaya lama dan baru

      dalam konteks tropis. Desain bangunan baru dengan pencampuran gaya tropis dan kontemporer sebagai wujud penghormatan terhadap bangunan eksisting.

      Pembangunan pada hotel di rancang memanjang dari kedua sisi bangunan dan membentuk kurva di sekitarnya. Atap bangunan hotel sejajar dengan bagian atas bangunan preservasi, dan bentuk kanopi yang melengkung di rancang untuk mengalirkan air hujan (lihat gambar 1.6).

      Pendekatan ini berupaya untuk menyoroti bangunan bersejarah tersebut, menciptakan bangunan baru dengan fungsi baru tanpa menghilangkan nilai bersejarah yang ada di dalamnya (Gambar 1.9).

      Bangunan eksisting (bangunan militer) yang tetap dipertahankan dan menjadi sumbser acuan untuk rancangan hotel dan vila di sekitarnya. Bangunan hotel yang dirancang memanjang dari kedua sisi bangunan eksisting. Bagian atap bangunan hotel memiliki tinggi yang sama dengan bangunan lama.

      Gambar 1.6: Tampak atas Capella hotel, Singapore Sumber: Capella Singapore Gallery

      Gambar 1.7: Site Plan Capella hotel, Gambar 1.8: Capella hotel, Singapore, dalam Singapore konstruksi Sumber: Capella Singapore Gallery

      Sumber: Capella Singapore Gallery Gambar 1.9: Perspektif eksterior Capella hotel, Singapore

      Sumber: Capella Singapore Gallery Studi banding lainnya adalah New Capital Quay yang merupakan bangunan apartemen yang berlokasi di kawasan bersejarah Greenwich juga di muka sungai bersejarah yaitu Sungai Thames. Bangunan ini memiliki posisi yang unik, tiga sisi bangunannya memiliki pemandangan panorama yang bagus, yaitu arah pandang ke The

      City, Canary Wharf dan The Millennium Dome yang merupakan kawasan bersejarah terkenal di dunia.

      Millenium Dome Canary Wharf

      New Capital Quay The City

      The Royal Observatory

      Gambar 1.10: Peta dan foto udara New Capital Quay, Greenwich Sumber: New Capital Quay Brochure

      Gambar 1.11: Jenis-jenis tower New Capital Gambar 1.12: New Capital Quay, Quay, Greenwich Greenwich, dalam konstruksi Sumber: New Capital Quay Brochure Sumber: New Capital Quay Brochure

      Gambar 1.13: Perspektif eksterior New Capital Quay, Greenwich Sumber: New Capital Quay Brochure

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM ASURANSI DI INDONESIA A. Sejarah Asuransi di Indonesia - Aspek Hukum Penggunaan Jasa Asuransi Oleh Bank Sebagai Pengalihan Resiko Dalam Pemberian Kredit(Studi Pada Pt. Bank Sumut Cabang Lima Puluh)

0 1 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Aspek Hukum Penggunaan Jasa Asuransi Oleh Bank Sebagai Pengalihan Resiko Dalam Pemberian Kredit(Studi Pada Pt. Bank Sumut Cabang Lima Puluh)

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Smartphone - Analisis Pengaruh Pendapatan Konsumen, Harga, Brand smartphone, Dan Kualitas Smartphone Terhadap Keputusan Masyarakat Kota Medan Dalam Memilih Smartphon

0 0 20

KATA PENGANTAR - Analisis Pengaruh Pendapatan Konsumen, Harga, Brand smartphone, Dan Kualitas Smartphone Terhadap Keputusan Masyarakat Kota Medan Dalam Memilih Smartphon

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan dan Fungsi Utama Lahan - Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Terhadap Tingkat Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Kecamatan Batunadua Kota Padangsidimpuan

0 7 21

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Degradasi Lingkungan 2.1.1. Pengertian Degradasi Lingkungan - Analisis Dampak Keberadaan PT.Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 19

KATA PENGANTAR - Analisis Dampak Keberadaan PT.Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 4 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tentang Komunikasi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran - Pengaruh Iklan Televisi dan Selebriti Pendukung terhadap Kesadaran Merek Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 21

KATA PENGANTAR - Pengaruh Iklan Televisi dan Selebriti Pendukung terhadap Kesadaran Merek Wardah pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 16

1. Analysis Programming Guidlines The Medan Municipal Office (MMO), PT Twin Rivers Development (TRD) and the Deli Sultanate representative have agreed with the planning of developing two main functions on the project site, a boutique hotel and an apartmen

0 0 36