PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN SISWA SISWA KELAS XI IPS SMAK IPEKA SUNTER TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Karya Ilmiah

diajukan untuk memenuhi tugas pelajaran Bahasa Indonesia

disusun oleh: Leona Patricia (19) Sharon (24) Stephanie Adella (26)

KELAS XI IPS 3 SEKOLAH MENENGAH ATAS KRISTEN IPEKA SUNTER

Jalan Baru Sunter Agung Jakarta Utara 2017

Karya ilmiah yang berjudul

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN SISWA SISWA KELAS XI IPS SMAK IPEKA SUNTER TAHUN PELAJARAN 2016-2017

telah dibaca dan disetujui pada Januari 2017

Oleh

Guru Bahasa Indonesia SMAK IPEKA SUNTER

Christiana I.S., M.Pd

Motto:

“I’d rather die than to live without passion!” – Jungkook (BTS) “You got something to say? Why don’t you speak it out loud, instead of living in your head?”

– The 1975 “If you love something, set it free”- Abraham Lincoln

Karya ilmiah ini kami persembahkan untuk:

 Ibu Christiana yang telah membimbing kami dalam pembuatan karya ilmiah ini  Orangtua yang terkasih  Teman-teman sekalian yang telah berpartisipasi dalam pengisian angket

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kuasaNya yang besar serta penyertaanNya dalam Roh kudus, dan Yesus Kristus yang telah memimpin kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Media Sosial Terhadap Siswa Kelas

11 IPS”. Dalam menyusun karya ilmiah ini, kami mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dan sumber, sehingga penyusunan karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Christiana, selaku guru bahasa indonesia kami, keluarga, teman-teman kami yang telah memberikan bantuan, dukungan, motivasi, dan cinta kasih, serta kepercayaan yang begitu besar sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini kami susun untuk member pengetahuan dan manfaat kepada semua pembacanya. Agar para pembaca dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari media sosial, dan apa manfaat dari media sosial sendiri.

Tiada gading yang retak, demikian juga makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima dengan tangan terbuka setiap kritik yang membangun tentang makalah ini agar kami kedepannya lebih baik lagi. Kami juga ingin meminta maaf sebesar-besarnya jika ada bahasa yang kurang tepat dalam makalah ini.

Akhir kata, kelompok kami berharap agar karya ilmiah ini dapat menjadi manfaat dan membangun hal-hal positif dalam diri semua pembacanya. Terima kasih.

Jakarta, Januari 2017 Penulis

Grafik 3.119 Hasil Data Pertanyaan Nomor 7 Perempuan XI IPS ............................... 204 Grafik 3.120 Hasil Data Pertanyaan Nomor 8 Perempuan XI IPS .............................. 205 Grafik 3.121 Hasil Data Pertanyaan Nomor 9 Perempuan XI IPS .............................. 206 Grafik 3.122 Hasil Data Pertanyaan Nomor 10 Perempuan XI IPS ............................. 207 Grafik 3.123 Hasil Data Gabungan Siswa Perempuan XI IPS ...................................... 208 Grafik 3.124 Hasil Analisis Data Gabungan Secara Khusus Perempuan XI IPS......... 212

ABSTRAK

Pada karya ilmiah ini, kelompok kami memutuskan untuk membuat sebuah karya ilmiah tentang pengaruh media sosial terhadap kehidupan remaja. Kami memilih ini sebagai tema utama kami karena tema ini sangat berpengaruh dengan perkembangan remaja. Pada karya ilmiah ini kelompok kami membuat perincian tentang media sosial seperti mulai dari pengertian media sosial, jenis-jenis media sosial, cara mengatasi kecanduan media sosial, ciri-ciri media sosial, dll.

Tujuan dari karya ilmiah ini adalah tentu saja untuk mengetahui apakah media sosial berpengaruh terhadap kehidupan remaja. Penelitian ini secara khusus bermanfaat bagi remaja agar para remaja dapat beretika dengan baik di media sosial, serta mengetahui dampak- dampak media sosial.

Metode yang dipergunakan adalah dengan melakukan survei di kelas XI IPS yang dijadikan sampel penelitian. Survei dilakukan dengan membagikan angket yang berisikan pertanyaan-pertanyaan penting seputar kehidupan masing-masing individual, meliputi hal-hal tentang pengaruh-pengaruh media secara umum terhadap remaja. Penulis juga melakukan studi pustaka untuk menunjang informasi dalam karya ilmiah.

Berdasarkan hasil penelitian, ada pengaruh yang dibawa oleh media sosial baik bersifat positif atau negatif terhadap kehidupan remaja. Semakin positif cara remaja tersebut menanggapi hal-hal yang ada di media sosial, maka dampak yang ditimbulkan pada kehidupan remaja tersebut juga cenderung akan semakin positif adanya. Hasil ini berlaku bagi remaja pria maupun remaja perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin canggih sehingga terjadi penambahan fungsi teknologi yang semakin mempermudah hidup manusia. Contohnya adalah media sosial.

Media sosial bagi remaja merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat untuk memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup. Banyak remaja yang tidak ingin di anggap jadul karena tidak memiliki akun media sosial. Media sosial bagi remaja biasanya digunakan untuk mengekspresikan, berbagai hal tentang dirinya kepada banyak orang terutama teman-temannya, dan juga media sosial bisa dijadikan sebagai tempat untuk menghasilkan uang.

Kini media sosial sudah menjadi faktor penting interaksi antar manusia. Khususnya kaum remaja. Ingat saja bagaimana sulitnya untuk berhubungan dengan orang lain di luar kota, luar pulau, atau luar negeri beberapa tahun yang lalu. Tarif telepon yang masih mahal atau surat yang membutuhkan waktu yang lama dalam pengiriman, membuat orang, relasi, dan keluarga yang terpisah jauh akan sangat sulit untuk dihubungi. Namun perkembangan teknologi yang pesat membuat berhubungan dengan orang lain meskipun terpisah ribuan kilometer dan zona waktu yang berbeda pun menjadi semudah membalikkan telapak tangan.

Namun dengan adanya media sosial ini, menjadikan seseorang terlalu terbuka akan dirinya di hadapan orang lain atau pun dengan orang yang belum dikenalnya, khususnya para kaum remaja. Di tambah lagi dengan munculnya smartphone yang menyediakan kebebasan ber-sosial media dan provider yang menyediakan murahnya layanan media sosial. Hal ini jelas mengakibatkan remaja melupakan akan batasan-batasan pergaulan yang seharusnya mereka ketahui.

Maka dari itu media sosial mempunyai dampak positif dan negatif yang ada. Baik dampak yang terlihat maupun yang tidak terlihat dan disadari maupun tidak tersadari. Dengan menulis karya ilmiah ini diharapkan siswa dapat mengerti apa itu media sosial dan mengerti dampak yang dihasilkan dari penggunaan media sosial yang selama ini kita pakai.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa itu media sosial?

2. Apa saja jenis-jenis media sosial?

3. Bagaimana penyebaran media sosial di kalangan remaja?

4. Apa saja dampak dari media sosial terhadap remaja?

5. Apa etika yang pantas di media sosial?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini untuk:

1. Semua para remaja, para pembaca dapat mengetahui dan mengerti tentang arti dari media sosial dan jenis-jenis media sosial.

2. Serta mengetahui bagaimana penyebaran media sosial di kalangan remaja.

3. Para pembaca mengetahui cara menggunakan media sosial yang baik.

4. Mengetahui dampak dari media sosial.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, penulis berharap agar:

1. Siswa dapat menggunakan media sosial dengan baik dan benar

2. Siswa dapat beretika baik dalam menggunakan media sosial

3. Siswa dapat menyadari dampak yang diberikan dari media sosial

1.5 Metode Penelitian

Dalam menyusun karya ilmiah ini, maka kelompok kami memakai beberapa metode penelitian. Salah satu metode yang kami pakai untuk karya ilmiah ini adalah:

 Metode dokumentasi : dimana pengumpulan data tidak secara langsung atau primer melainkan secara sekunder. Pengumpulan data kami diambil dari dokumentasi- dokumentasi, meliputi buku-buku, foto-foto, dan data-data dari penelitian terdahulu.

 Metode pengamatan : pengumpulan data berdasarkan pengamatan si peneliti terhadap lingkungan sekitarnya. Pengumpulan data dengan cara akan kami lakukan di lingkungan sekitar, seperti sekolah, tempat kursus, tempat tinggal.  Metode survei

: dilakukan dengan cara menyebarkan angket.  Studi pustaka

: dalam metode ini penulis mendapatkan bahan- bahan untuk karya ilmiah ini berasal dari buku- buku yang berkaitan dengan tema yang dipilih penulis.  Jelajah internet

: dalam metode ini, penulis melakukan jelajah internet untuk mendapatkan data-data tambahan supaya karya ilmiah ini lebih lengkap dan akurat.

1.6 Hipotesis

Penelitian ilmiah ini kami lakukan dengan hipotesis atau keyakinan, antara lain H0: tidak ada pengaruh antara pengaruh media sosial terhadap siswa kelas XI IPS H1: ada pengaruh antara pengaruh media sosial terhadap siswa kelas XI IPS

1.7 Sistematika Penulisan

Pada karya ilmiah ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian lewat pengamatan dimulai dari bab satu yang berisi pendahuluan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, hipotesis serta sistematika penulisan.

Pada bab kedua akan dibahas tentang pengaruh media sosial terhadap kehidupan remaja. Mulai dari pengertian media sosial, jenis-jenis media sosial sampai cara beretika yang baik dalam menggunakan media sosial.

Pada bab ketiga, penulis akan memberikan data yang diperoleh melalui metode angket dan akan kami jabarkan secara lengkap semua jawaban dari responden.

Pada bab keempat, merupakan kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang kami lakukan tentang pengaruh media sosial terhadap kehidupan remaja. Bab ini akan menjelaskan kesimpulan serta saran yang telah kami peroleh selama proses penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Media Sosial

2.1.1 Definisi Media Sosial

Akses terhadap media telah menjadi kebutuhan primer dari setiap orang. Itu dikarenakan adanya kebutuhan akan informasi, hiburan, pendidikan, dan akses pengetahuan dari belahan bumi yang berbeda. Istilah ini sejajar dengan apa yang diutarakan oleh Thomas L. Friedman sebagai the world is flat bahwa dunia semakin rata dan setiap orang bisa mengakses apa pun dari sumber mana pun. Jika selama ini institusi media sebagai lembaga yang mendominasi pemberitaan, kehadiran internet dan media sosial memberikan keleluasaan bagi khalayak untuk ikut dalam berkompetisi menyebarkan informasi atau berkompetisi menyebarkan informasi atau peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Akan tetapi, apa itu media sosial?

Secara sederhana, istilah media bisa dijelaskan sebagai alat komunikasi sebagaimana definisi yang selama ini diketahui. Namun semua definisi ada kecenderungan yang sama ketika disebutkan kata “media”, yang muncul bersamaan dengan itu adalah sarana disertai dengan teknologinya. Koran merupakan representasi dari media cetak, sementara radio yang merupakan media audio dan televisi sebagai media audio-visual merupakan representasi dari media elektronik, dan internet merupakan representasi dari media online atau di dalam jaringan.

Kata “sosial” dalam media sosial secara teori semestinya didekati oleh ranah sosiologi. Dalam teori sosiologi, disebutkan bahwa media pada dasarnya adalah sosial karena media merupakan bagian dari masyarakat dan aspek dari masyarakat yang direpresentasikan dalam bentuk perangkat teknologi yang digunakan. Secara teori, ketika membahas kata sosial, ada kesepahaman bahwa individu-individu yang ada di dalam komunitas itu tidak hanya berada dalam sebuah lingkungan. Anggota komunitas harus berkolaborasi hingga bekerja sama karena inilah karakter dari sosial itu sendiri.

Menurut Durkheim, sosial merujuk pada kenyataan sosial bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya media dan semua perangkat lunak merupakan sosial dalam makna bahwa keduanya merupakan produk dari proses sosial.

Menurut Weber, kata sosial secara sederhana merujuk pada relasi sosial. Relasi sosial sendiri bisa dilihat dalam kategori aksi sosial dan relasi sosial. Kategori ini mampu membawa penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan aktivitas sosial dan aktivitas individual. Namun, diperlukan simbol-simbol yang bermakna di antara individu yang menjadi aktor dalam relasi tersebut.

Berikut ini adalah definisi dari media sosial yang berasal dari berbagai literatur penelitian:

1. Menurut Mandibergh (2012), media sosial adalah media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan konten.

2. Menurut Shirky (2008), media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi, bekerja sama di antara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya berada di luar kerangka institusional maupun organisasi.

3. Boyd (2009), media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user-generated content (UGC) di mana konten dihasilkan oleh pengguna bukan oleh editor sebagaimana di institusi media massa.

4. Menurut Van Dijk (2013), media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat

sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.

5. Meike dan Young (2012) mengartikan media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.

Dari berbagai definisi tersebut, kesimpulan bahwa definisi media sosial adalah “medium di internet yang memungkinkan pengguna mempresentasikan dirinya

maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk komunikasi secara virtual”.

2.1.2 Jenis-Jenis Media Sosial

Setidaknya ada enam kategori besar untuk melihat pembagian media sosial, yakni:

1. Media jejaring sosial (social networking).

2. Jurnal online (blog).

3. Jurnal online sederhana atau microblog (micro-blogging).

4. Media berbagi (media sharing).

5. Penanda sosial (social bookmarking).

6. Media konten bersama atau Wiki.

1. Social Networking

Situs jejaring sosial adalah media sosial yang paling popular. Media sosial tersebut memungkinkan anggota untuk berinteraksi satu sama lain. Interaksi terjadi hanya tidak pada pesan teks, tetapi juga termasuk foto dan video yang mungkin menarik perhatian pengguna lain. Semua posting (publikasi) merupakan real time, memungkinkan anggota untuk berbagi informasi seperti apa yang sedang terjadi.

Karakter utama dari situs jejaring sosial adalah setiap pengguna membentuk jaringan pertemanan, baik terhadap pengguna yang sudah diketahuinya dan kemungkinan sering bertemu di dunia nyata (offline) maupun membentuk jaringan pertemanan baru.

Gambar 2.1 Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul- simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

2. Blog

Blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah aktivitas keseharian, saling mengomentari, dan berbagi, baik tautan web lain, informasi, dan sebagainya. Istilah blog berasal dari kata “weblog”, yang pertama kali diperkenalkan oleh Jorn Berger pada 1997 merujuk pada jurnal pribadi online.

Karakter dari blog antara lain penggunanya adalah pribadi dan konten yang dipublikasikan juga terkait pengguna itu sendiri. Pada awalnya, blog cenderung dikelola oleh individu-individu, namun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jangkauan terhadap khalayak membuat perusahaan maupun institusi bisnis juga terjun mengelola blog. Konten yang dibangun oleh pemilik blog atau blogger cenderung berupa user experiences atau pengalaman pemilik. Kecuali untuk blog perusahaan, biasanya memuat aktivitas perusahaan dengan sudut pandang orang ketiga.

Secara mekanis, jenis media sosial ini bisa dibagi menjadi dua: pertama, kategori personal homepages , yaitu pemilik menggunakan nama domain sendiri, seperti .com atau.net; kedua , dengan menggunakan fasilitas penyedia halaman weblog gratis, seperti Wordpress (www.wordpress.com) atau Blogspot (www.blogspot.com)

sumber: http://www.logospike.com/blogger-logo-124/

Gambar 2.2 Logo Wordpress Gambar 2.3 Logo Blogspot.

3. Microblogging

Tidak berbeda dengan jurnal online (blog), microblogging merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan memublikasikan aktivitas serta atau pendapatnya.

Sama seperti media sosial lainnya, di Twitter pengguna bisa menjalin jaringan dengan pengguna lain, menyebarkan informasi, mempromosikan pendapat/pandangan pengguna lain, sampai membahas isu terhangat (trending topic) saat itu juga dan menjadi bagian dari isu tersebut dengan turut berkicau (tweet) menggunakan pagar (hashtag) tertentu.

Gambar 2.4 Logo Twitter.

4. Media Sharing

Media sharing adalah situs media sosial yang memungkinkan anggota untuk menyimpan dan berbagi gambar, podcast, dan video secara online. Kebanyakan dari media sosial ini adalah gratis meskipun beberapa juga mengenakan biaya keanggotaan, berdasarkan fitur dan layanan yang mereka berikan.

Beberapa contoh dari media berbagi ini adalah YouTube, Flickr, Photo-bucket, atau Snapfish .

Gambar 2.5 Logo YouTube

Gambar 2.6 Logo Flickr

Gambar 2.7 Logo Photobucket

Gambar 2.8 Logo Snapfish.

5. Social Bookmarking

Social bookmarking merupakan media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari informasi atau berita tertentu secara online. Informasi yang diberikan di media sosial ini bukanlah informasi yang utuh. Artinya, pengguna hanya disediakan informasi, bisa teks, foto, atau video, singkat sebagai pengantar yang kemudian pengguna akan diarahkan pada tautan sumber informasi itu berada.

Pada perkembangan selanjutnya, situs penanda sosial ini tidak hanya sekadar menyediakan informasi. Media sosial ini bahkan memuat juga informasi berapa banyak web yang memuat konten tersebut yang sudah diakses. Juga, komentar-komentar terkait konten menjadi salah satu penanda yang menjadi fasilitas media sosial ini. Beberapa situs social bookmarking yang popular adalah Delicious.com, StumbleUpon.com, Digg.com, Reddit.com.

Gambar 2.9 Logo website del.icio.us Gambar 2.10 Logo StumbleUpon.com

Gambar 2.11 Logo Digg.com Gambar 2.12 Logo Reddit.com

6. Wiki

Kata “wiki” merujuk pada media sosial Wikipedia yang popular sebagai media kolaborasi konten bersama. Situs wiki hanya menyediakan perangkat lunak yang bisa dimasuki oleh siapa saja untuk mengisi, menyunting, bahkan mengomentari sebuah lema yang dijelaskan.

Wiki merupakan media atau situs web yang secara program memungkinkan para penggunanya berkolaborasi untuk membangun konten secara bersama. Dengan wiki, setiap pengguna melalui perambah web biasa dapat menyunting sebuah konten yang telah terpublikasi, bahkan turut membantu konten yang sudah dikreasikan atau disunting oleh pengguna lain yang telah berkontribusi.

Dari perkembangan kategori keterbukaan wiki, Saxena (2014) membagi dua jenis media sosial ini, yakni publik dan privasi, Wikipedia merupakan gambaran wiki publik di mana konten bisa diakses oleh pengguna secara bebas. Sementara wiki adalah jenis media sosial yang bersifat privasi atau terbatas yang hanya bisa disunting dan dikolaborasi dengan terbatas. Biasanya ada moderator atau pengelola yang bisa memberi akses kepada siapa yang diinginkan.

Gambar 2.13 Logo Wikipedia.org

2.1.3 Penyebaran Media Sosial

Maksud dari pengembangan ini adalah konten yang ada mendapatkan, misalnya, komen-komen yang tidak sekadar opini, tetapi juga data atau fakta terbaru.

Penyebaran ini terjadi dalam dua jenis. Pertama, melalui konten. Di media sosial, konten tidak hanya diproduksi oleh khalayak pengguna, tetapi juga didistribusikan secara manual oleh pengguna lain. Ada beberapa alasan mengapa karakter penyebaran menjadi penting untuk media sosial, di antaranya:

1. Upaya membagi informasi yang dianggap penting kepada anggota komunitas (media) sosial lainnya.

2. Menunjukkan posisi atau keberpihakan khalayak terhadap sebuah isu atau informasi yang disebarkan.

3. Konten yang disebarkan merupakan sarana untuk menambah informasi atau data baru lainnya sehingga konten menjadi semakin lebih lengkap (crowdsourcing).

Kedua , melalui perangkat. Penyebaran melalui perangkat bisa dilihat bagaimana teknologi menyediakan fasilitas untuk memperluas jangkauan konten. Penyebaran ini tidak terbatas pada penyediaan teknologi semata, tetapi juga menjadi semacam budaya yang ada di media sosial. Praktiknya ada semacam kesadaran konten yang disebar itu patut atau layak diketahui oleh pengguna lain dengan harapan ada konsekuensi yang muncul, seperti aspek hukum, politik, edukasi masyarakat maupun perbincangan sosial.

2.1.4 Faktor Seseorang Menggunakan Media Sosial

Dengan kemudahan yang ditawarkan internet, seseorang atau kelompok dapat berkomunikasi dengan siapapun secara bebas tanpa ada batasan ruang dan waktu.

Munculnya berbagai macam jejaring sosial ini membuat banyak orang tertarik untuk menggunakannya, dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Namun, remaja cenderung menjadi pengguna yang paling aktif dalam menggunakan jejaring sosial. Bahkan, seringkali remaja memposting terlalu banyak hal di jejaring sosial, dari mulai kegiatan sehari-hari hingga cerita pribadi mereka. Itulah mungkin salah satu mengapa buku diary mulai ditinggalkan.

Mereka lebih memilih untuk menuliskan cerita hidupnya di jejaring sosial, dan mereka tidak lagi menyembunyikannya, mereka dengan sengaja membiarkan orang-orang membaca atau mengunjungi jejaring sosial miliknya. Dalam artikel ini kami akan membahas lebih lanjut mengenai penggunaan jejaring sosial di kalangan remaja menjadi sebuah bagian dari gaya hidup.

Hal-hal di bawah ini merupakan beberapa faktor yang menyebabkan remaja menggunakan jejaring sosial sebagai salah satu gaya hidup :

 Eksistensi. Setiap manusia butuh diakui keberadaannya, terutama para remaja yang sedang mencari jati diri tentu butuh diakui lebih keberadannya. Dengan aktif di sosial media remaja dapat dengan mudah diakui keberadaannya.

 Perhatian. Setiap manusia membutuhkan perhatian baik secara langsung maupun tidak langsung. Perhatian dapat diberikan dalam bentuk kata-kata maupun tindakan. Perhatian yang paling sederhana dan mudah adalah melalui kata- kata. Oleh karena itu para remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan menuju dewasa yang tentunya membutuhkan perhatian lebih cenderung ingin mendapatkan perhatan secara instan dan terus menerus memilih sosial media sebagai sarana mendapatkan perhatian.

 Pendapat. Pendapat adalah pikiran orang lain mengenai suatu hal. Pendapat merupakan persepsi seseorang dan pendapat setiap orang dapat berbeda-beda. Pendapat dibutuhkan dalam kehidupan seseorang, baik untuk memperluas sudut pandang, memilih sesuatu, atau mendapatkan pemikiran-pemikiran positif untuk menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu para remaja kerap menggunakan media online dan menggunakan fitur chatting untuk saling bertukar pendapat.  Menumbuhkan citra.

Setiap orang ingin mendapatkan citra baik. Terutama para remaja yang cenderung labil dan ingin dilihat setiap orang menginginkan pencitraan yang baik. Melalui sosial media remaja dapat dengan mudah menunjukan kelebihan mereka untuk mendapatkan pencitraan yang instan.  Komunikasi dan Sosialisasi.

Setiap menusia membutuhkan hubungan dengan manusia lainnya baik secara verbal maupun non verbal. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut para remaja cenderung mencari jalan pintas untuk dapat terus berhubungan dengan keluarga, teman-teman, bahkan mencari teman baru melalui sosial media.

 Ajang untuk Berprestasi. Selain untuk hiburan semata media sosial juga banyak menyediakan berbagai perlombaan online. Bagi remaja yang masih giat berkarya dan memiliki bakat di bidang teknologi, mereka membutuhkan media social untuk bisa mengasah kemampuannya melalui ajang tersebut. Contohnya saja perlombaan membuat blog, menulis cerpen, dan lain sebagainya, yang tidak jarang publikasinya melalui social media.  Menambah Wawasan.

Tidak sedikit akun-akun contohnya saja di twitter yang berisikan tentang wawasan umum, seperti tempat – tempat bersejarah, peristiwa – peristiwa penting, hal – hal unik dan lain-lain. Bagi remaja yang pada dasarnya menyukai hal – hal yang baru dan belum ia ketahui sebelumnya, hal tersebut juga bisa menjadi jalan pintas untuk mereka bisa mengetahuinya.  Mengeluarkan Apa yang Dirasakan.

Terkadang seseorang hanya ingin menyampaikannya tanpa mendapat komentar dari lawan bicaranya. Apalagi dalam usia remaja, sisi sensitif dan mudah tersinggung terlihat sedang mendominasi diri. Oleh sebab itulah mereka memilih media sosial untuk mencurahkan apa yang mereka rasakan, karena jika di dunia maya mereka bebas mengutarakan apa yang mereka rasakan karena memang itu lah dunia yang mereka buat sendiri. Terlepas dari apa tanggapan orang yang membacanya nanti.

2.1.5 Etika – etika dan bahasa yang baik di Media Sosial

Etika di internet atau netiquette, merupakan sebuah konvensi atas norma-norma yang secara filosofi digunakan sebagai panduan bagi aturan atau standar dalam proses komunikasi di internet atau merupaan etika berinternet sekaligus perilaku sosial yang berlaku di media online .

Terdapat beberapa alasan mengapa di internet, khususnya media sosial, memerlukan etika, diantaranya adalah:

 Pertama, latar belakang maupun lingkungan media sosial yang heterogen dan berbeda-beda.  Kedua, komunikasi yang terjadi di media sosial cenderung lebih didominasi oleh teks semata.  Ketiga, media sosial tidak serta-merta dianggap sebagai media yang berbeda dengan dunia nyata.  Keempat, pada beberapa kasus, media sosial merupakan media yang berjalan tidak hanya memfasilitasi pengguna, tetapi juga merupakan institusi bisnis.

Sementara itu ada beberapa etika yang baik dilakukan dalam bersosialisasi di media sosial, yaitu:

 Jangan mengumbar informasi pribadi anda Dalam menggunakan sosial media ada baiknya kita sebagai pengguna

harus bijak dalam menginformasikan privasi / kehidupan pribadi. Mengumbar hal-hal pribadi dalam sosial media adalah sebuah pintu masuk bagi seseorang untuk memberikan informasi bagi mereka yang ingin berniat jahat kepada kita.

Mengupload foto anak misalnya, mungkin pemikiran sebagian orang mengupload foto adalah adalah hal yang biasa dalam bersosial media. Tapi terlepas dari itu ada bahaya yang mengancam, ketika seseorang yang sudah lama mengincar anda bisa saja akan menyimpan informasi tentang anak yang sering anda upload di media sosial. Hal seperti ini pun sama dengan informasi- informasi lainnya yang menyangkut data privasi anda. Bijaklah dalam menginformasikan sesuatu tentang diri anda di sosial media.

 Etika dalam berkomunikasi Dalam melakukan komunikasi antar sesama pada situs jejaring sosial

media, biasanya kita melupakan etika dalam berkomunikasi. Sangat banyak kita temukan kata-kata kasar yang muncul dalam percakapan antar sesama di media sosial, baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja. Sebaiknya dalam melakukan komunikasi kita menggunakan kata-kata yang layak dan sopan pada akun-akun sosial media yang kita miliki.

 Menghargai Hasil Karya Orang Lain Saat menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto atau video

milik orang lain, ada baiknya kita mencantumkan sumber informasi sebagai bentuk penghargaan untuk hasil karya seseorang. tidak serta merta mengcopy paste tanpa memberikan sumber informasi tersebut.

 Hindari Penyebaran SARA Dan Pornografi Ada baiknya anda tidak menyebarkan informasi yang berhubungan

dengan pornografi dan SARA di sosial media. Sebarkanlah hal-hal yang berguna yang tidak menyebabkan konflik antar sesama pada situs jejaring tersebut.

Gambar 2.14 SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan.

 Kroscek Kebenaran Berita Berita yang menjelekkan orang lain sangat sering kita jumpai di sosial

media. Hal tersebut kadang bertujuan untuk menjatuhkan nama pesaing dengan berita-berita yang direkayasa.

Untuk kasus ini pengguna sosial media dituntut untuk cerdas dalam menangkap sebuah informasi, bila ingin ikut menyebarkan informasi tersebut, ada baiknya kita melakukan kroscek akan kebenaran informasi terlebih dahulu.

 Jangan menilai berita dari judulnya saja Ini merupakan sebuah fenomena baru dalam jejaring sosial media,

ketika melihat judul berita media nasional yang berbau provokasi, biasanya kita langsung menyebarkan dan mengomentari tanpa melihat isi berita terlebih dahulu. Ada baiknya baca dulu isi berita, jangan hanya melihat berita dari judulnya saja

 Opini Berdasarkan Fakta dan Data Dalam bersosial media mengeluarkan opini terhadap hal-hal yang ingin

dikomentari merupakan hal yang tidak dilarang, asalkan kita beropini berdasarkan fakta dan data yang ada. Hati-hati dalam hal ini bila beropini negatif pada seseorang kemungkin saja anda dapat dilaporkan dengan UU ITE Pasal 27 ayat 3 tentang pencemaran nama baik di dunia maya.

 Jangan Ikut-ikutan Berkomentar Kadang kita ikutan mengomentari hal-hal yang sedang ramai

dibicarakan di media sosial tanpa mencari tahu kebenaran informasi itu terlebih dahulu. Bila hal tersebut berhubungan dengan nama besar atau brand, bukan tidak mungkin kita dapat dikenakan UU ITE pasal 27 ayat 3 tentang pencemaran nama baik.

 Hindari sosial media bila Anda sedang emosi Ketika anda sedang jengkel atau mendapatkan sebuah masalah, secara

tidak sadar kadang kita mengupdate akun sosial media kita dengan kata-kata makian dan kasar karena emosi. Sekiranya hal tersebut tidak perlu anda lakukan dalam media sosial.

Bahasa dalam media sosial

Ada dua term yang bisa digunakan untuk mendekati bagaimana bahasa di media siber “Netspeak” dan “Netlingo”. Netspeak diartikan pembicaraan yang seolah-olah penulisan dan Netlingo sebagai penulisan teks seolah-olah sedang berbicara, sebagaimana dijelaskan berikut:

1. Netspeak

Bahasa dalam internet dan di media siber mengalami perubahan yang dalam pandangan David Crystal (2001) bahasa internet atau “internet languange” merupakan

medium keempat setelah bahasa tulis (writing), bahasa bicara (speaking), dan bahasa tanda (signing) . Netspeak terjadi tatkala para pengguna melakukan interaksi langsung (synchronous) seperti di dalam MUDs, online chat, atau instant messaging (Thurlow dkk., 2004:125).

Gambar 2.15 Netspeak membantu Anda untuk mencari kata-kata yang Anda belum tahu. Ini adalah jenis baru dari kamus yang berisi segala sesuatu yang pernah ditulis di web.

Misalnya dalam penggunaan YM, fasilitas ini digunakan sebagai media untuk melakukan obrolan (chat) secara langsung dengan mediasi teks. Obrolan itu merupakan duplikasi dari obrolan yang terjadi di dunia nyata, teks yang ditulis di ruang media siber YM mewakili bahasa bicara. Oleh karena itu, teks yang muncul di YM diimajinasikan seolah-olah sedang berbicara. Tipografi teks yang muncul serta berkembang di media siber ada kalanya pada kata-kata (morphemes), huruf (graphemes), maupun tanda baca serta penggunaan simbol-simbol atau gambar tertentu. Beberapa contoh seperti di bawah ini:

Penggunaan singkatan \ penggunaan tanda akronim, dan gabungan keduanya baca \ ikon emosi OIC

oh I see CYL8R

see you all later Kudet

kurang update g4k bi54

gak bisa Serius!!!!!!

menunjukkan kondisi marah atau teriak Cemungudh

semangat :) atau J,:( atau L

senyum/bahagia, kecewa

2. Netlingo

Kebalikan dengan netspeak, netlingo merupakan penulisan dalam media siber yang seolah-oleh tulisan itu adalah berbicara. Media siber dan komunikasi yang mengandalkan teks juga tidak bergeser dari sekadar bahasa teks baku menjadi bahasa teks yang seolah-olah mewakili ungkapan ketika berbicara. Salah satu alasan mengapa bahasa baku yang melibatkan prasyarat penulisan seringkali dilanggar dalam media siber dikarenakan adanya aktivitas pengguna media siber yang, misalnya tidak memiliki banyak waktu, hingga karena pengaruh perangkat teknologi itu sendiri, misalnya perangkat telepon genggam yang berukuran kecil dan bentuk papan ketik (keyboard) komputer.

Misalnya dalam kaidah dasar di surat biasanya menggunakan kata “Dengan Hormat”, tetapi di surat elektronik penggunaan kata “Hi” atau dalam bahasa Indonesia “Hai” menggantikan kata formal sebelumnya. Thurlow dkk juga mencontohkan bahwa kesalahan ketik, kesalahan penggunaan huruf kapital, hingga penggunaan tanda baca merupakan kelumrahan dalam netlingo karena teks sedang berbicara dan ketika berbicara standar penulisan dan atau tata bahasa tidak menjadi penting atau mengurangi pesan yang ingin disampaikan.

Gambar 2.16 NetLingo menjelaskan ribuan istilah yang mendefinisikan hidup kita secara online, termasuk daftar terbesar dari obrolan singkatan.

2.2 Kehidupan Siswa

2.2.1 Definisi Kehidupan

Kehidupan adalah ciri yang membedakan objek yang memiliki isyarat dan proses penopang diri (organisme hidup) dengan objek yang tidak memilikinya, baik karena fungsi- fungsi tersebut telah mati atau karena mereka tidak memiliki fungsi tersebut dan diklasifikasikan sebagai benda mati.

Untuk mendefinisikan "kehidupan" dalam istilah yang tegas masih merupakan tantangan bagi para ilmuwan dan filsuf. Mendefinisikan "kehidupan" adalah hal yang sulit, karena hidup adalah sebuah proses, bukan substansi murni. Definisi apapun harus cukup luas untuk mencakup seluruh kehidupan yang dikenal, dan definisi tersebut harus cukup umum, sehingga, dengan itu, ilmuwan tidak akan melewatkan kehidupan yang mungkin secara mendasar berbeda dari kehidupan di bumi.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi kehidupan:

 I KETUT GEDE YUDANTARA Kehidupan merupakan anugerah dan amanah sebagai ciptaan Tuhan. Kehidupan merupakan cobaan hidup yang selalu dirundung suatu permasalahan. Kehidupan merupakan penebus dosa serta merupakan suatu proses reinkarnasi.  CAMPBELL, REECE, MITCHELL

Kehidupan merupakan suatu hirarki, dimana setiap tingkat sruktur biologis merupakan pengembangan dari tingkatan di bawahnya.  SAYYID QUTHB

Kehidupan merupakan rangkaian pengaturan sehingga kita sampai kepada adanya air dan kehidupan.  NISTIAN ODOP

Kehidupan adalah guru yang sesungguhnya.  SUHAIRI AWANG Kehidupan merupakan suatu kisah yang penuh berliku.

Kelangsungannya senantiasa berputar – putar di ruang lingkup yang serupa dari satu generasi sejak mula manusia diciptakan hinggalah menjejak kepada waktu yang paling hampir dan kisahnya selalu berulang – ulang.

 PAULUS WAHANA Kehidupan merupakan suatu fakta, yang tidak dengan sendirinya terkait dengan nilai.  ALEXANDER PAULUS

Kehidupan adalah sebuah pendakian.  MITCH AXELRO

Kehidupan merupakan sebuah perjalanan untuk dijalani dan dinikmati.  J. C. MICHAELS Kehidupan adalah perjalanan luar biasa menuju wilayah tak dikenal,

sebuah jalur penuh tipu daya melalui hutan – hutan gelap, sebuah tirai gantung diatas kulit pohon yang bercabang – cabang.

2.2.2 Definisi Siswa

Siswa/siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama dan menengah atas. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.

Siswa merupakan pelajar yang duduk dimeja belajar setara sekolah dasar maupun menengah pertama (SMP), sekolah menengah keatas (SMA). Siswa-siswa tersebut belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah didapat dunia pendidikan. Siswa atau pesetra didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri (Kompas,1985).

Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. hal yang sama siswa juga dapat dikatakan sebagai sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan. Siswa juga dapat dikatan sebagai murid atau pelajar, ketika berbicara siswa maka fikiran kita akan tertuju kepada lingkungan sekolah, baik sekolah dasar maupun menengah (Jawa pos, 1949).

Pengertian yang sama diambil dari (Kompas Gramedia, 2005) Siswa adalah komponen masukan dalam system pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan siswa dapat ditinjau dan berbagi pendekatan antara lain:

1. Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.

2. Pendekatan psikologi, siswa adalah suatu organism yang sedang tumbuh dan berkembang.

3. Pendekatan edukatif, pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka system pendidikan menyeluruh dan terpadu. Siswa sekolah dasar masalah-masalah yang mncul belum begitu banyak, tetapi ketika memasuku lingkungan sekolah menengah maka banyak masalah yang muncul karena anak atau siswa sudah memasuku usia remaja. Selain itu juga siswa sudah mulai berfikir tentang dirinya, bagaimana kluarganya, teman-teman pergaulannya. Pada masa ini seakan mereka menjadi manusia dewasayang bisa segalanya dan terkadang tidak memikirkan akibatnya. Hal ini yang harus diperhatikan oleh orang tua, keluarga dan tentu saja pihak sekolah (Jawa pos,2013).

2.2.3 Pengelompokan Siswa

Jenis-Jenis Pengelompokan Peserta Didik

Ada banyak jenis pengelompokan peserta didik yang dikemukakan oleh para ahli. Mitchun ( Ali Imron, 1995: 74) mengemukakan dua jenis pengelompokan peserta didik. Yang pertama, ia namai dengan ability grouping, sedangkan yang kedua ia namai dengan sub-grouping with in the class . Yang dimaksud ability grouping adalah pengelompokan berdasarkan kemampuan di dalam setting sekolah. Sedangkan sub- grouping with in the class adalah pengelompokan dalam setting kelas.

Pengelompokan yang didasarkan atas kemapuan adalah suatu pengelompokan di mana peserta didik yang pandai dikumpulkan dengan yang pandai, yang kurang pandai dikumpulkan dengan yang kurang pandai. Sementara pengelompokan dalam setting kelas adalah suatu pengelompokan di mana peserta didik pada masing-masing kelas, dibagi lagi menjadi beberapa kelompok kecil. Pengelompokan ini juga memberi kesempatan kepada masing-masing individu untuk masuk ke dalam lebih dari satu kelompok.

Pengelompokan berdasarkan kemampuan dalam setting sekolah meliputi:

1. Pengelompokan dalam kelas-kelas

Agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik, peserta didik yang berjumlah besar perlu dibagi-bagi- menjadi kelompok-kelompok yang disebut kelas. Banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang baru diterima, sedangkan jumlah peserta didik untuk (besarnya kelas = class size), untuk setiap tingkat dan jenis sekolah bisa berbeda.

Sebagai pedoman dibawah ini:

a. untuk tingkat Sekolah Dasar besar kelas jangan sampai melebihi 50 orang siswa.

b. Untuk tingkat Sekolah Menengah Umum besar kelas sekitar 40 orang siswa.

c. Untuk Sekolah Menengah Kejuruan besar kelas lebih baik kurang dari 40 orang siswa. Dalam menentukan berapa besar kelas ini, berlaku prinsip semakin kecil kelas

semakin baik. Karena, dengan demikian guru akan bisa lebih memperhatikan peserta didiknya secara teliti.

2. Pengelompokan berdasarkan bidang studi

Pengelompokan berdasar bidang studi yang lazim disebut juga dengan istilah penjurusan, ialah pengelompokan siswa yang disesuaikan dengan minat dan bakatnya. Pengukuran minat dan bakat ini didasarkan pada hasil prestasi belajar (angka-angka) yang dicapai dalam mata pelajaran-mata pelajaran yang diikuti. Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam berbagai mata pelajaran itulah seorang siswa diarahkan pada jurusan dimana ia memperoleh nilai-nilai baik pada mata pelajaran untuk jurusan tersebut. Contohnya: kalau di Sekolah Menengah Atas seperti penjurusan IPA, IPS, bahasa dan lain sebagainya.

3. Pengelompokan berdasarkan spesialisasi

Pengelompokan berdasarkan spesialisasi (pengkhususan) terdapat pada Sekolah- Sekolah Menengah Kejuruan. Pengelompokkan berdasar spesialisasi pada hakekatnya sama dengan penjurusan, namun penjurusannya lebih mengkhususkan pada bidang studi, misalnya penjurusan di Sekolah Menengah Kejuruan seperti jurusan kecantikan, tata boga, dan lain- lain.

4. Pengelompokan dalam sistem kredit

Pengajaran sistem kredit ialah sistem pengajaran yang menggunakan ukuran satuan kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran. Bobot satu kredit, lengkapnya satu satuan kredit semester (1 sks). Di Perguruan Tinggi, pengajaran sistem kredit bisa dilaksanakan dengan dua cara, yaitu sistem kredit dengan sistem paket dan sistem kredit dengan sistem sistem pilihan.

Dalam sistem kredit dengan sistem paket, untuk tiap semester telah ditentukan mata kuliah-mata kuliah apa saja yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Sehingga pengelompokan ini tidak ada bedanya dengan pengajaran biasa (bukan sistem kredit). Sistem kredit dengan sistem pilihan pada semester I (permulaan mahasiswa baru mengikuti perkuliahan) dilakukan sistem paket. Seluruh mahasiswa harus mengikuti sejumlah mata kuliah yang disajikan pada semester I yang pada umumnya adalah mata kuliah dasar umum dan mata kuliah prasyarat. Sistem paket mungkin bisa diteruskan sampai semester II. Tapi juga bisa sejak semester II sudah dimulai dengan sistem pilihan. Setiap mahasiswa diberi kebebasan untuk memprogram dan memilih mata kuliah yang disajikan. Inilah yang disebut dengan sistem kredit dengan sistem pilihan. Dengan demikian pengelompokkan mahasiswa didasarkan pada peserta mata kuliah, atau disebut juga dengan pengelompokkan berdasar mata kuliah. Jika kelompok peserta mata kuliah terlalu besar jumlahnya, bisa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Yang masing-masing berukuran 30 atau 40 mahasiswa.

5. Pengelompokan berdasarkan kemampuan

Pengelompokan berdasarkan kemampuan (ability grouping) pernah dilakukan di Sekoalah Dasar Laboratorium Universitas Negeri Malang. Pada setiap awal tahun ajaran diadakan “pemeriksaan” terhadap tingkat kemampuan belajar. Pemeriksaan dilakukan dengan memberikan tes-tes keberhasilan belajar (achievement test). Berdasarkan hasil/ prestasi yang dicapai, siswa-siswa dalam kelas dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu: kelompok cepat, kelompok sedang, kelompok lambat. Materi pelajaran yang diberikan sesuai dengan kelompok-kelompok tersebut. Demikian seorang guru dalam mengajar harus menyiapkan materi untuk tiga kelompok dan melayani ketiga kelompok tersebut. Pengelompokan ini disebut “achievement grouping”. Pembagian siswa dalam kelompok di atas, untuk setiap mata pelajaran bisa berbeda.

Contoh: Amir, untuk pelajaran matematika termasuk kelompok cepat. Untuk bahasa Indonesia bisa masuk kelompok sedang, dan mata pelajaran lain untuk mata pelajaran lain. Namun, status kelompok ini sifatnya tidak permanen. Seorang yang termasuk kelompok sedang, suatu saat karena prestasinya naik bisa dipindahkan ke kelompok cepat begitu sebaliknya.

6. Pengelompokan berdasarkan minat

Pengelompokan berdasarkan minat banyak dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler cukup banyak jenisnya, maka kepada para siswa diberi kebebasan untuk memilih jenis kegiatan sesuai dengan minatnya. Jenis kegiatan yang diselenggarakan disesuaikan dengan jumlah kelompok peminatnya. Jenis kegiatan yang hanya diminati oleh sekelompok kecil siswa, lebih baik tidak diadakan dan peminatnya bisa dialihkan kejenis kegiatan lain. Jika mungkin seluruh siswa harus mengikuti salah satu jenis kegiatan ekstrakurikuler. Sebaliknya seorang siswa jangan dibiarkan tidak mengikuti sama sekali atau terlalu banyak kegiatan ekstrakurikuler ini agar tidak mengganggu belajarnya.

Adapun kelompok-kelompok kecil pada masing-masing kelas demikian dapat dibentuk berdasarkan karakteristik individu. Ada beberapa macam kelompok kecil di dalam kelas ini, yaitu:

1. Pengelompokan Berdasarkan Minat (Interest Grouping) Yang dimaksud dengan interest grouping adalah pengelompokan yang didasarkan

atas minat peserta didik. Peserta didik yang berminat pada pokok bahasan tertentu, pada kegiatan tertentu, pada topik tertentu atau tema tertentu, membentuk ke dalam suatu kelompok.

2. Pengelompokan Berdasarkan Kebutuhan Khusus (Special Need Grouping) Yang dimaksud dengan special need grouping, adalah pengelompokan berdasarkan

kebutuhan-kebutuhan khusus peserta didik. Peserta didik yang sebenarnya sudah tergabung dalam kelompok-kelompok, dapat membentuk kelompok baru untuk belajar keterampilan khusus.

3. Pengelompokan Beregu (Team Grouping) Yang dimaksud dengan team grouping adalah suatu kelompok yang terbentuk karena

dua atau lebih peserta didik ingin bekerja dan belajar secara bersama memecahkan masalah- masalah khusus.

4. Pengelompokan Tutorial (Tutorial Grouping) Yang dimaksud dengan tutorial grouping adalah suatu pengelompokan di mana

peserta didik bersama-sama dengan guru merencanakan kegiatan-kegiatan kelompoknya. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh kelompok bersama dengan guru tersebut, telah disepakati terebih dahulu. Antara kelompok satu dengan yang lain, bisa berbeda kegiatannya, karena mereka sama-sama mempunyai otonomi untuk menentukan kelompoknya masing- masing.

5. Pengelompokan Penelitian (Research Grouping) Yang dimaksud dengan research grouping adalah suatu pengelompokan di mana dua

atau lebih peserta didik menggarap suatu topik khusus untuk dilaporkan di depan kelas. Bagaimana cara penggarapan, penyajian serta sistem kerja yang dipergunakan bergantung kepada kesepakatan anggota kelompok.

6. Pengelompokan Kelas Utuh (Full-Class Grouping) Yang dimaksud dengan full-class grouping adalah suatu pengelompokan di mana

peserta didik secara bersama-sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman di bidang seni. Misalnya saja kelompok yang berlatih drama, musik, tari dan sebagainya.

7. Pengelompokan Kombinasi (Combined Class Grouping) Yang dimaksud dengan combined class grouping adalah suatu pengelompokan di

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26