PENGARUH ATRIBUT PRODUK IKLAN DAN SALURA

Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan

PENGARUH ATRIBUT PRODUK, IKLAN DAN SALURAN DISTRIBUSI
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHOPPING GOODS
MELALUI MEDIA ONLINE
(Studi Kasus Mahasiswa STKIP PGRI Ngawi tahun 2012)

Ruslina Yulaika1)
Prodi Pendidikan Ekonomi
info@stkipngawi.ac.id

1

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Atribut produk, iklan dan
saluran distribusi terhadap keputusan pembelian shopping goods melalui media online. Populasi
penelitian adalah seluruh mahasiswa STKIP PGRI Ngawi tahun Akademi 2012/2013 yang berjumlah
1282 mahasiswa. Dari populasi sejumlah itu diambil sampel sebanyak 256 mahasiswa dengan teknik
stratified proporsional random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan angket.

Analisa data dilakukan secara kuantitatif dengan statistik diskriptif dan inferensial yaitu analisis
Regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Fhitung sebesar 10.007 pada taraf signifikansi 5 %
yang berarti bahwa antara atribut produk, iklan dan saluran distribusi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian shopping goods melalui online. Besarnya pengaruh dari
variabel bebas terhadap variabel tergantung dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi ( R2 )
yaitu 0,106 atau 10,60 %, sedangkan sisanya keputusan pembelian melalui online dipengaruhi oleh
faktor lain di luar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini.
Dari hasil uiji t, untuk variable atribut produk diperoleh nilai - 4,042, variabel iklan diperoleh
nilai 3.724 dan variable saluran distribusi diperoleh nilai 3.609 yang berarti iklan berpengaruh lebih
dominan dibandingkan dengan atribut produk maupun saluran distribusi. Atribut produk justru
memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan pembelian.
Dari temuan tersebut dapat memberi gambaran bahwa mayoritas mahasiswa STKIP PGRI
Ngawi dalam keputusannya membeli suatu produk shopping goods melaui media online disebabkan
oleh adanya iklan.
Kata Kunci : Atribut Produk, Iklan, Saluran distribusi dan Keputusan Pembelian

PENDAHULUAN
Pemasaran merupakan kegiatan pokok
yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya,
berkembang dan mendapatkan laba. Hal ini
menjadikan kondisi persaingan dunia usaha
semakin ketat, karena pada dasarnya setiap
pengusaha ingin meningkatkan pangsa pasar
dan meraih konsumen baru.
Tujuan kegiatan pemasaran adalah
mempengaruhi konsumen untuk bersedia
membeli produk-produk perusahaan yang
ditawarkan. Hal tersebut juga terjadi pada
perusahaan
yang
memproduksi
produk
shopping goods, yang dewasa ini semakin
banyak peminatnya. Untuk mengatasinya maka
perusahaan menjalankan strategi pemasaran
yang telah ditetapkan. Strategi pemasaran
didefinisikan sebagai suatu pendekatan pokok


yang digunakan oleh unit usaha dalam
mencapai keberhasilan perusahaan yang telah
ditentukan terlebih dahulu sebelummya.
B.W. Larreche terjemahan Imam
Nurmawan, (2000:21) mengemukakan bahwa
perusahaan berusaha mengenalkan produknya
dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat
dikendalikan dari program pemasaran ini,
sering disebut 4 P, yaitu tawaran produk atau
product offer (termasuk keluasan dari lini
produk, tingkat mutu, dan pelayanan
pelanggan); harga atau price; promosi atau
promotion (keputusan periklanan, promosi
penjualan, dan armada penjualan); dan tempat
atau place (atau distribusi).
Di dalam keempat strategi tersebut
mencakup atribut produk, iklan dan saluran
distribusi dimana ketiga hal tersebut merupakan

Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692


76

Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan
penentu keputusan pembelian konsumen
produk shopping goods.
Dalam rangka menarik perhatian
konsumen, setiap produsen shopping goods
berusaha menginovasi produknya agar memiliki
ciri khas yang berbeda dengan produk lain. Ciri
khas atau keunikan inilah yang biasa kita sebut
dengan atribut produk. Menurut Fandy
Tjiptono, (2002 : 103) atribut produk adalah
"unsur-unsur produk yang dipandang penting
oleh
konsumen
dan
dijadikan

dasar
pengambilan keputusan pembelian". Atribut
produk meliputi kualitas produk, fitur produk,
desain produk, kemasan, label dan merek. Bila
suatu produk memiliki harga yang sesuai
dengan kualitasnya, desain yang up to date
dengan warna menarik dan ukuran yang
bervariasi, ditambah label merek tertentu dan
dengan kemasan yang menawan akan
mendorong
seseorang
untuk
segera
memutuskan membeli produk shopping goods.
Setelah menginovasi produk yang
dihasilkan,
produk
dikenalkan
kepada
konsumen melalui iklan. Media online

merupakan sarana periklanan yang sangat tepat
dilakukan saat ini, mengingat media online
merupakan sarana informasi yang cepat, dan
sudah menjadi bagian hidup masyarakat
modern dari segala lapisan dimana dan kapan
saja.
Danang Sunyoto (2012: 159) menyatakan
bahwa "iklan merupakan alat utama bagi
pengusaha
untuk
mempengaruhi
konsumennya". Dilihat dari pernyataan
tersebut, iklan produk shopping goods melalui
media online yang ditayangkan berulang - ulang
selain dapat memberikan informasi tentang
produk yang dibutuhkan, secara tidak langsung
iklan tersebut juga akan tertanam lama di benak
konsumen. Hal ini akan membuat konsumen
terpengaruh, kemudian segera memutuskan
pembelian produk shopping goods.

Selain atribut produk dan iklan, saluran
distribusi yang memadai juga akan menjadi
pertimbangan konsumen dalam memutuskan
pembelian produk. Menurut Basu Swastha DH
dikutip oleh Danang Sunyoto (2012 : 174) "
Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang
dilalui oleh arus barang - barang dari produsen
ke perantara dan akhirnya sampai ke pemakai".
Bila tidak ada saluran distribusi maka barang barang yang dibutuhkan konsumen tidak akan
ada di pasaran, sebaliknya jika produk tersedia

dengan mudah, dan dapat dijangkau oleh
pembeli dalam waktu yang cepat, maka pembeli
atau konsumen akan segera mengambil
keputusan untuk membeli produk yang
ditawarkan melalui media online.
Jadi dapat dikatakan bahwa atribut yang
dimiliki suatu produk, dibantu dengan iklan dan
saluran distribusi yang memadai akan
mendorong

konsumen
untuk
segera
memutuskan pembelian produk shopping goods
yang diinginkan.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat
sejauh mana "Pengaruh Atribut Produk, Iklan
Dan Saluran Distribusi Terhadap Keputusan
Pembelian Shopping Goods Melalui Media
Online.
KAJIAN TEORI
1. Pemasaran
Kasmir (2010:158) menyatakan
bahwa pemasaran adalah, "upaya untuk
menciptakan dan menjual produk kepada
berbagai pihak untuk maksud tertentu".
Jadi selain menciptakan atau memproduksi
suatu produk kegiatan pemasaran juga
terus berlangsung sampai proses penjualan
produk hingga sampai ke tangan

konsumen. Sementara itu William J.
Stanton dalam Danang Sunyoto (2012:18)
berpendapat bahwa, "pemasaran adalah
suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang
untuk
merencanakan,
menentukan
harga,
promosi
dan
mendistribusikan barang-barang yang
dapat memuaskan keinginan dan mencapai
pasar sasaran serta tujuan perusahaan".
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pemasaran adalah seni
dan ilmu yang dirancang untuk
merencanakan,
menentukan
harga,

promosi dan mendistribusikan barang
untuk memuaskan keinginan pelanggan
dan mencapai pasar sasaran ,serta tujuan
perusahaan.
Dengan
melakukan
pemasaran
penjual atau produsen dapat menjual
barang
yang
diproduksi
untuk
mendapatkan laba yang diinginkan,
sedangkan pembeli, melalui usaha
pemasaran dapat mendapatkan barang atau
jasa yang dibutuhkan. Hubungan ini dapat
berjalan lancar bila ada pihak yang
menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen. Distributor sebagai perantara


Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692

77

Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan
melakukan tugasnya untuk mengangkut
dan menyimpan barang agar barang selalu
tersedia sehingga konsumen dapat dengan
mudah
mendapatkan
barang
yang
dibutuhkan. Dengan adanya distribusi yang
baik akan mengurangi resiko pemasaran
barang seperti rusak atau kadaluarsa.
2. Atribut Produk
a. Pengertian Atribut Produk
Menurut Daryanto (2011:126)
atribut
produk
merupakan
pengembangan produk dan jasa
memerlukan pendefinisian manfaat –
manfaat yang ditawarkan. Manfaat
tersebut kemudian dikomunikasikan
dan disampaikan melalui atribut atribut produk seperti kualitas, fitur
serta gaya dan desain. Sedangkan
Belch & Belch dalam Morissan
(2010:76)
berpendapat
bahwa
"konsumen
juga
akan
mempertimbangkan aspek - aspek,
seperti kualitas, merek, kemasan, dan
bahkan perusahaan yang berada di
belakang
suatu
produk
yang
kesemuanya membentuk persepsi
konsumen
terhadap
produk
bersangkutan".
Jadi dapat disimpulkan bahwa
atribut produk adalah pengembangan
produk
dan
jasa
yang
dikomunikasikan dan disampaikan
melalui atribut - atribut produk seperti
kualitas, fitur, gaya dan lainnya
dimana kesemuanya membentuk
persepsi konsumen terhadap produk
bersangkutan dan dijadikan sebagai
pertimbangan pengambilan keputusan
pembelian.
b.

Unsur - Unsur Atribut Produk
Unsur - unsur atribut produk
terdiri dari kualitas, harga, desain,
kemasan, label dan merek.
1) Kualitas
Kualitas merupakan salah
satu sarana positioning utama
pasar.
Kualitas
mempunyai
dampak langsung pada kinerja
produk, oleh karena itu kualitas
berhubungan erat dengan nilai
kepuasan pelanggan. Tingkat

Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692

kualitas produk berarti tingkat
kualitas kinerja, yaitu kemampuan
produk
untuk
menjalankan
fungsinya. Disini kualitas produk
berarti pemastian kualitas bebas
dari
semua
kerusakan
dan
konsisten dalam mengantarkan
tingkat kinerja yang diharapkan.
Menurut
Danang
Sunyoto
(2012:84) kualitas produk dapat
ditentukan oleh material, teknik
atau cara pembuatan, tingkat
keahlian orang atau perusahaan
yang mengerjakan, enginering
design dan specifications, dan daya
tarik.
2) Harga
Harga merupakan atribut
yang melekat erat pada keberadaan
suatu produk. Karena harga inilah
suatu produk dinilai secara
kuantitatif dengan sejumlah barang
dan jasa yang dapat memuaskan
konsumen kebutuhannya. Menurut
Basu Swastha (2007:211) harga
adalah "Jumlah uang (ditambah
beberapa produk kalau mungkin)
yang
dibutuhkan
untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi
dari produk dan pelayanannya".
Suatu harga haruslah konsisten
dengan kualitas produk yang
dimiliki.
Bila
harga
yang
ditawarkan tidak sesuai dengan
kualitas atau keistimewaan yang
dimiliki produk maka konsumen
enggan untuk membeli produk
tersebut.
3) Desain
Desain memiliki konsep
yang lebih luas daripada gaya
(style). Selain mempertimbangkan
faktor penampilan, desain juga
bertujuan untuk memperbaiki
kinerja produk, mengurangi biaya
produksi,
dan
menambah
keunggulan bersaing. "Ketika
persaingan semakin kuat, desain
menawarkan satu cara potensial
untuk mendiferensiasikan serta
memposisikan produk dan jasa
perusahaan (Philip Kotler dan
Kevin Lane Keller terjemahan Bob
78

Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan
Sabran, 2009:10)". Pernyataan
tersebut
menjelaskan
bahwa,
dalam menghadapi persaingan
dalam dunia usaha produsen dapat
menggunakan desain sebagai ciri
atau pembeda dari produk lainnya
yang sejenis untuk menarik minat
konsumen.
4) Kemasan
Menurut
Kotler
dalam
Danang Sunyoto (2012 : 118)
kemasan
adalah
"kegiatan
merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus bagi sebuah
produk". Dengan kemasan, produk
yang dipasarkan akan terlindungi
dan aman, selain itu dengan
kemasan menarik konsumen akan
memberikan apresiasi positif. Bila
kemasan yang menarik sudah
tertanam di benak konsumen, dan
konsumen tertarik untuk membeli
maka secara otomatis volume
penjualan meningkat sehingga laba
yang diperoleh perusahaan juga
akan meningkat
5) Label
"Label adalah bagian dari
sebuah barang yang berupa
keterangan (kata - kata) tentang
barang tersebut atau penjualnya
(Danang Sunyoto, 2012 : 124)".
Dengan
label
diharapkan
konsumen
dapat
mengetahui
informasi tentang produk atau
penjualannya. Adapun fungsi label
menurut
Danang
Sunyoto,
(2012:125)
adalah
"mengidentifikasikan produk atau
merek, menggolongkan produk,
menjelaskan
beberapa
hal
mengenai produk dan sebagai alat
promosi".
Dengan pencantuman label
pada
suatu
produk
dapat
membantu
konsumen
dalam
mengidentifikasi
barang
atau
merek yang dibutuhkan dan
membantu
wiraniaga
dalam
menggolongkan
produk
agar
sesuai dengan tata letak di toko
mereka. Selain itu pencantuman
label dapat membantu memberikan
Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692

informasi tentang produk yang
ditawarkan
seperti
masa
kadaluarsa, penetapan harga per
unit, pencantuman besarnya nilai
gizi dan lainnya, sehingga hal ini
akan berdampak positif dalam
membantu kegiatan promosi.
6) Merek
Merek (Brand) adalah suatu
nama, istilah simbol atau desain
(rancangan), atau kombinasinya
yang dimaksudkan untuk memberi
tanda pengenal atau jasa dari
seorang penjual atau sekelompok
penjual
dan
untuk
membedakannya dari barang barang yang dihasilkan oleh
pesaing (Basu Swastha dan
Sukotjow Ibnu, 2007 : 199).
Dengan merek identitas
produk
maupun
identitas
perusahaan pembuat produk dapat
diketahui, sebuah merek juga akan
menunjukkan kualitas produk. Jika
merek sudah terkenal dan mapan
berarti produk tersebut telah diakui
kualitasnya
oleh
konsumen.
Apabila identitas produk jelas dan
kualitasnya baik, serta konsumen
selalu mencari dan membeli
berulang kali, berarti perusahaan
telah
sukses
menciptakan
pelanggan. Dengan demikian
perusahaan wajib menjaga citra
produk mereka melalui merek agar
pelanggan tidak beralih ke produk
lain.
3. Iklan
a. Pengertian Iklan
Morissan,
(2010:17)
menyatakan bahwa iklan adalah setiap
bentuk
komunikasi
nonpersonal
mengenai suatu organisasi, produk,
servis, atau ide yang dibayar oleh satu
sponsor yang diketahui. Sedangkan
Basu Swastha dan Sukotjow Ibnu
(2007:223) berpendapat bahwa iklan
adalah komunikasi non - individu
dengan sejumlah biaya, melalui media
yang dilakukan oleh perusahaan,
lembaga non - laba, serta individu individu.
79

Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan

b.

c.

Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa iklan adalah
bentuk komunikasi non personal
mengenai suatu organisasi, produk,
servis, atau ide yang dibayar oleh
sponsor tertentu melalui media yang
telah ditetapkan. Dalam hal ini Basu
Swastha
dan
Sukotjow
Ibnu
(2007:224)
menggolongkan
periklanan menjadi dua, yaitu :
1) Periklanan barang
2) Periklanan Kelembagaan
Periklanan
tidak
hanya
berkaitan
dengan
pemberian
informasi. Periklanan harus dibuat
sedemikian rupa agar dapat menarik
minat
khalayak,
orisinil
serta
memiliki karakteristik tertentu dan
persuasif sehingga para konsumen
atau khalayak secara sukarela
terdorong untuk melakukan suatu
tindakan sesuai dengan keinginan
pengiklan.
Sedangkan iklan kelembagaan
dilakukan untuk menimbulkan rasa
simpatik terhadap penjual dan
ditujukan untuk menciptakan good
will kepada perusahaan. Jadi,
pengiklanan ini lebih menitikberatkan
pada nama penjual atau nama
perusahaannya.
Media Periklanan
Pemilihan jenis media yang
akan digunakan merupakan salah satu
keputusan penting bagi sponsor.
Setiap media mempunyai ciri — ciri
tersendiri yang berbeda. Jenis - jenis
media menurut Basu Swastha dan
Sukotjow Ibnu (2007 :244) adalah
"surat kabar, majalah, radio, televisi,
pos langsung". Sejak abad ke-21
terjadi banyak perubahan yang
dinamis dalam sejarah pemasaran
termasuk
sejarah
periklanan.
Perubahan
ini
didorong
oleh
kemajuan teknologi komunikasi yang
memungkinkan
dilakukannya
komunikasi secara interaktif melalui
media massa, dalam hal ini adalah
internet atau media online.
Fungsi Iklan
Iklan membuat konsumen sadar
(aware) akan merek-merek baru,

Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692

mendidik mereka tentang berbagai
fitur dan manfaat merek, sehingga
konsumen mau mencoba produk baru
yang diiklankan. Selain itu iklan dapat
merefresh ingatan konsumen tentang
suatu produk dan dapat menjadi nilai
tambah tersendiri bagi produk
tersebut. Akan tetapi pada dasarnya
iklan berperan sebagai pendamping
yang memfasilitasi upaya-upaya lain
dari perusahaan dalam proses
komunikasi pemasaran.
Pada saat melihat iklan, banyak
konsumen yang tidak memperhatikan
klaim dan pesan iklan secara langsung
tetapi mereka cenderung lebih
memperhatikan faktor iklan yang lain
seperti kreatifitas iklan, kualitas
gambar, warna dan intonasi suara.
Oleh karena itu hendaknya penjual
harus memperhatikan keefektifan
pesan, agar pesan yang disampaikan
bisa diterima oleh masyarakat atau
konsumen.
4. Saluran Distribusi
Menurut B.W. Larreche terjemahan
Imam Nurmawan (2000:32) saluran
distribusi adalah "Himpunan organisasi
yang saling bergantung yang terlibat dalam
proses untuk membuat produk atau jasa
siap untuk dikonsumsi atau digunakan oleh
konsumen atau pengguna industrial".
Sedangkan Suhardi Sigit dalam Danang
Sunyoto (2012:172) menyatakan bahwa
saluran distribusi adalah "Perantaraperantara, para pembeli dan penjual yang
dilalui oleh perpindahan barang, baik fisik
maupun perpindahan milik sejak dari
produsen hingga ke tangan konsumen".
Jadi dapat disimpulkan bahwa
saluran distribusi adalah perantaraperantara atau himpunan organisasi yang
digunakan untuk menyalurkan barang
kepada konsumen atau pengguna industrial
dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Dalam kegiatan pemasaran perantara
atau distributor
mutlak diperlukan
keberadaannya. Hal ini karena tanpa
bantuan perantara produk atau jasa yang
diproduksi oleh produsen tidak akan
sampai ke tangan konsumen. Selain itu
tanpa perantara barang yang diproduksi
80

Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan
akan
sia-sia
saja
karena
tidak
dimanfaatkan, dan perusahaan merugi
sementara itu konsumen tidak dapat
memenuhi kebutuhannya.
Tujuan terpenting dari saluran
distribusi adalah membuat produk tersedia
dengan mudah bagi konsumen yang ingin
membelinya, hal ini bertujuan untuk
mendapatkan dukungan promosi dari
anggota-anggota saluran untuk produk
perusahaan. Pelayanan yang segera dan
layak merupakan sasaran yang penting,
khususnya untuk pembuat barang-barang
konsumen tahan lama. Selain itu distribusi
dapat diandalkan untuk mendapatkan
informasi umpan balik yang cepat dan
akurat seperti, trend penjualan, tingkat
persediaan, serta tindakan pesaing. Dengan
adanya saluran distribusi diharapkan dapat
meminimalkan biaya yang dibutuhkan
untuk
mencapai
sasaran
saluran
perusahaan.
5. Produk
a. Pengertian Produk
Produk
(product)
dapat
didefinisikan sebagai apa saja yang
dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan dalam hal penggunaan,
konsumsi, atau akuisisi. Jadi produk
termasuk objek, jasa , tempat, orang,
kegiatan dan ide (B. W. Larreche
terjemahan Imam Nurmawan, 2000 :
264). Pendapat lain dikemukakan oleh
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller
terjemahan Bob Sabran, (2009 : 4)
yang menyatakan bahwa "barang atau
produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan kepada pasar untuk
memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan, termasuk barang fisik,
jasa, pengalaman, acara, orang,
tempat, properti, organisasi informasi
dan ide".
Dari kedua pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa produk
adalah segala sesuatu yang ditawarkan
kepada konsumen yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan
pembeli.
b. Penggolongan barang menurut tingkat
pemakaian
dan
kekonkritannya
menurut Basu Swastha dan Sukotjow
Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692

c.

Ibnu (2007:194) adalah : 1) Barang
tahan lama (durable goods), 2) Barang
tidak tahan lama (nondurable goods),
3) Jasa.
Barang tahan lama (durable
goods) adalah barang-barang yang
secara normal dapat dipakai berkalikali, jadi dapat dipakai untuk jangka
waktu yang relatif lama.
Barang tidak tahan lama
(nondurable goods) adalah barangbarang yang secara normal hanya
dapat dipakai satu kali atau beberapa
kali saja, artinya sekali barang itu
dipakai akan habis, rusak, atau tidak
dapat dipakai lagi. Sedangkan jasa
adalah kegiatan, manfaat, atau
kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual.
Penggolongan barang menurut tujuan
pemakainya oleh si pemakai menurut
Basu Swastha dan Sukotjow Ibnu
(2007:194) adalah :
1) Barang konsumsi, yang terdiri atas
: Barang konvenien (convenience
goods),
Barang
shopping
(shopping goods), Barang spesial
(speciality goods)
2) Barang Industri, yang terdiri atas :
bahan baku, komponen dan barang
setengah
jadi,
perlengkapan
operasi, instalasi, peralatan Ekstra.
Barang
konsumsi
adalah
barang-barang yang dibeli untuk
dikonsumsikan. Jadi pembelinya
adalah pembeli/konsumen akhir,
bukan pemakai industri karena barang
- barang tidak diproses lagi melainkan
dipakai sendiri.
Barang
konvenien
(convenience goods) adalah barang
yang pada umumnya seringkali dibeli
dan dalam membelinya memerlukan
usaha yang relatif kecil. Untuk
mendapatkan barang ini tidak
diperlukan
pertimbangan karena
harganya
relatif
murah
dan
penggunaan barang tersebut tidak
terpengaruh mode ataupun kualitas.
Barang shopping (shopping
goods) adalah barang yang harus
dibeli dengan mencari dahulu dan di
dalam
membelinya
harus
81

Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan
dipertimbangkan.
Dalam
proses
pembelian produk shopping goods
konsumen
membutuhkan
pertimbangan seperti harga dan
kualitas.
Sementara itu Barang Spesial
(speciality goods) adalah barang yang
mempunyai ciri khas, dan hanya dapat
dibeli di tempat tertentu saja dimana
konsumen harus berusaha lebih keras
untuk mendapatkan barang tersebut.
Sama dengan produk shopping, dalam
pembelian barang spesial konsumen
juga memerlukan waktu untuk
mengambil keputusan pembelian.
Barang industri adalah barang barang yang dibeli untuk diproses lagi
atau untuk kepentingan dalam
industri, baik secara langsung atau
tidak langsung. Barang industri
meliputi bahan baku, Komponen dan
barang setengah jadi, Perlengkapan
operasi, Instalasi, serta Peralatan
Ekstra.
6. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tahap
proses keputusan dimana konsumen secara
aktual melakukan pembelian melalui
proses dan kegiatan yang terlibat ketika
orang mencari, memilih, membeli,
menggunakan,
mengevaluasi
dan
membuang produk dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka. Ada 5 (lima) tahapan dalam
keputusan pembelian diantaranya adalah
pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan membeli dan
perilaku sesudah pembelian.
METODE PENELITIAN
1. Definisi operasional variable :
a. Atribut produk (X1) adalah keunikan
yang dimiliki produk yang membuat
nya berbeda dengan produk lainnya
sehingga konsumen tertarik untuk
membeli.
Pengukurannya
dengan
indikator kualitas produk, harga
produk, desain produk, kemasan, label
dan merek.
b. Iklan (X2), adalah suatu usaha dari
produsen untuk memberikan informasi
kepada konsumen agar membeli produk

yang
ditawarkan.
Pengukurannya
dengan indikator isi pesan, struktur
pesan, format pesan, sumber pesan, dan
frekuensi pesan.
c. Saluran distribusi (X3), adalah saluran
yang digunakan untuk membantu
memudahkan produsen dan konsumen
dalam menyalurkan dan mendapatkan
produk
yang
diinginkan.
Pengukurannya
dengan
indikator
ketersediaan produk, upaya promosi,
pelayanan konsumen, informasi pasar
dan efektifitas biaya.
d. Keputusan pembelian (Y), adalah suatu
proses pemilihan satu produk dari
beberapa
alternatif
pilihan.
Pengukurannya
dengan
indikator
pengenalan
masalah,
pencarian
informasi,
Evaluasi
alternatif,
keputusan membeli, dan perilaku
sesudah pembelian.
2. Sumber dan Jenis Data.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini
merupakan data yang bersumber dari
para mahasiswa STKIP PGRI Ngawi,
yaitu berupa jawaban atas kuesioner
yang dibagikan kepada para mahasiswa
yang menjadi subyek penelitian.
Sehingga data yang diperoleh berupa
data tentang Atribut produk, iklan, dan
saluran distribusi kaitannya dengan
keputusan pembelian produk yang
dilakukan oleh mahasiswa STKIP
PGRI Ngawi.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari administrasi akademik,
misalnya berupa data tentang jumlah
mahasiswa masing – masing prodi.
3. Populasi Dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa STKIP
PGRI Ngawi tahun 2012 dengan
jumlah 1282 mahasiswa dengan
perincian : Prodi P. Bahasa Inggris
359 mhs, Prodi P. Bahasa Indonesia
255 mhs , Prodi P. Matematika 284
mhs, Prodi P. Ekonomi
234
mhs, Prodi P. PKN 150 mhs

Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692

82

Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan
b.

Sampel
Dalam penelitian ini dari
populasi yang berjumlah 1282 orang
mahasiswa STKIP PGRI Ngawi
Tahun 2012 diambil sebanyak 20 %
dari jumlah populasi, dengan teknik
stratified
proporsional
random
sampling jumlah sampel sebanyak 20
% X 1282 = 256 orang mahasiswa
dengan rincian : Prodi BIG = 71, BIN
= 51, MAT = 57, P. Ek = 47, PKn =
30
4. Model dan tehnik Analisis Data
a. Model analisis
Model analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linier
berganda, dengan persamaan : Y = b0
+ b 1 X 1 + b 2 X 2 + b3 X 3
Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Atribut produk
X2 = Iklan
X3 = Saluran distribusi
b0 = konstanta
b1 – b3 = koefisien regresi
b. Tehnik Analisis.
Dari hasil pengumpulan data,
dilakukan deskripsi atas variabel –
variabel penelitian serta untuk mengetahui
kemaknaan hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen
perlu dilakukan pengujian hipotesis.
Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan menggunakan komputer program
SPSS 17, maka dapat digunakan sebagai
dasar analisis untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji
statistik.
c. Pengujian Hipotesis.
Pengujian hipotesis dilakukan
secara statistik melalui serangkaian

pengujian yaitu Uji serempak ( Uji F ) dan
uji parsial ( Uji t ).
1. Uji Simultan ( Uji F)
Untuk menguji keberartian
koefisien korelasi Atribut produk
(X1), Iklan (X2), dan Saluran
distribusi (X3) secara bersama sama terhadap keputusan pembelian
(Y). Menurut Sudjana (2005: 385)
dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
𝑹𝟐 /𝒌
𝑭=
(𝟏 − 𝑹𝟐 )(𝒏 − 𝒌 − 𝟏)
2. Uji Parsial ( Uji t )
Uji t digunakan untuk
mengetahui pengaruh secara parsial
variabel independen (atribut produk,
iklan dan saluran distribusi)
terhadap
variabel
dependen
(keputusan pembelian). Rumus uji t
menurut Sugiyono (2009 : 260)
adalah :
𝑟𝑡√𝑛 − 3
𝑡=
√1 − 𝑟𝑝2

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kampus STKIP
PGRI Ngawi J1. Raya Klitik Km. 05, Kec.
Geneng, Kab. Ngawi, dan dilaksanakan bulan
Januari hingga Maret 2013.

HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
1. Hasil penelitian
Dari hasil perhitungan dengan
model regresi linear berganda diperoleh
persamaan garis regresi sebagai berikut :
Y = 27.666 - 0,293 X1 + 0,266 X2 +
0,219 X3
Ringkasan analisis regresi dapat
disajikan pada tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3 Rangkuman Indeks Analisis Regresi
ANOVAb
Model
1

Sum of Squares
Regression

df

Mean Square

560.205

3

186.735

Residual

4702.654

252

18.661

Total

5262.859

255

F
10.007

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), SALURAN DISTRIBUSI, IKLAN, ATRIBUT

Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692

83

Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan
ANOVAb
Model
1

Sum of Squares
Regression

df

Mean Square

F

560.205

3

186.735

Residual

4702.654

252

18.661

Total

5262.859

255

Sig.
.000a

10.007

a. Predictors: (Constant), SALURAN DISTRIBUSI, IKLAN, ATRIBUT
b. Dependent Variable: KEPUTUSAN MEMBELI

dan koefisien determinansi (R2) sebesar
0,106, sehingga variabel keputusan
pembelian dapat diperjelas oleh tiga
prediktornya yaitu Atribut produk, iklan,
saluran distribusi. Hal ini juga diperkuat
dengan adanya sumbangan efektif dari
ketiga variabel bebas secara bersamasama sebesar 81.93 %.
Untuk mengetahui harga t dari
masing-masing variabel hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4 berikut :

Pada tabel tersebut nampak bahwa
F hitung adalah sebesar 10.007. Harga ini
selanjutnya dikonsultasikan dengan harga
F tabel dengan derajat kebebasan dan taraf
signifikansi 5 % diperoleh F tabel sebesar
3,878 atau Fhitung  Ftabel, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada Pengaruh Atribut
Produk, Iklan, dan saluran distribusi
dengan Keputusan Pembelian produk.
Dalam perhitungan komputer diperoleh
koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,326

Tabel 4 : Rangkuman Analisis Regresi Masing-Masing Ubahan
Coefficientsa
Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Model

B

Std. Error

1(Constant)

27.666

3.264

ATRIBUT

-.293

.072

IKLAN

.266

SALURAN

.219

Beta

Correlations
t

Sig.

Zero-order

Partial

Part

8.476

.000

-.275

-4.042

.000

-.141

-.247

-.241

.071

.254

3.724

.000

.109

.228

.222

.061

.216

3.609

.000

.184

.222

.215

DISTRIBUSI
a.

Dependent Variable: KEPUTUSAN MEMBELI

Dari tabel 4 di atas menunjukkan bahwa
harga t untuk Atribut produk sebesar - 4.042,
Iklan sebesar 3.724 dan Saluran distribusi
diperoleh harga t sebesar 3.609 yang semuanya
menunjukkan angka koefisien lebih besar dari t
tabel = 1.960 dengan p < 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa semua variabel

Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692

bebas (X1, X2, X3) memiliki daya ramal yang
nyata terhadap variabel tergantung Y.
2. PEMBAHASAN
Dari hasil uji F menunjukkan F
hitung sebesar 10,007 dengan tingkat
signifikasi 0, 000. Karena F hitung lebih >
F tabel, atau 10,007 > 2,60 dan
probabilitas 0,000 < 0,05 maka dapat
84

Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan
disimpulkan bahwa variabel atribut
produk, iklan dan saluran distribusi secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Hasid uji t untuk variabel atribut
produk diperoleh nilai - 4,042 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Dengan
menggunakan batas signifikansi 0,05,
didapat t tabel sebesar 1,960, sehingga t
hitung > t tabel, yang berarti bahwa
atribut produk memiliki pengaruh positif
terhadap keputusan pembelian. Dengan
kata lain dapat disimpulkan bahwa atribut
produk yang semakin baik, akan
mempercepat
keputusan
pembelian
konsumen.
Hasil uji t variabel iklan diperoleh
nilai t = 3.724 dengan tingkat signifikansi
0,000. Dengan menggunakan batas
signifikansi 0,05, didapat t tabel sebesar
1,960, sehingga t hitung > t tabel, yang
berarti bahwa iklan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian. Dengan bahasa iklan yang
mudah dipahami, dan sering ditayangkan
akan mempercepat keputusan pembelian
konsumen.
Hasil uji variabel Saluran
distribusi diperoleh nilai t hitung = 3,609
dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan
menggunakan batas signifikansi 0,05,
didapat t tabel sebesar 1,960, sehingga t
hitung > t tabel, yang berarti saluran
distribusi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian.
Saluran distribusi yang semakin memadai,
dan produk yang selalu tersedia akan
mempercepat
keputusan
pembelian
konsumen.
SIMPULAN
1. Secara bersama - sama Atribut Produk,
Iklan
dan
Saluran
Distribusi
berpengaruh
positif
terhadap
Keputusan Pembelian shopping goods
melalui media online, karena memiiki
nilai F hitung sebesar 10,007 lebih besar
dari F tabel.2.60, dan p = 0.000< 0,05.
2. Variabel Atribut Produk menunjukkan
bahwa nilai t hitung = - 4.042 lebih besar
dari t tabel 1,960 dengan p = 0.000 <
Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692

0,05 berarti bahwa Atribut Produk
kurang berpengaruh bagi Keputusan
Pembelian shopping gods melalui
media online.
3. Variabel Iklan menunjukkan bahwa
nilai t hitung = 3.724 lebih besar dari t
tabel 1,960 dan p = 0.000 < 0,05.
Dengan demikian Iklan berpengaruh
terhadap
Keputusan
Pembelian
shopping goods melalui media online.
4. Variabel
Saluran
Distribusi
menunjukkan nilai t hitung = 3.609 lebih
besar dari t tabel 1,960 dan p = 0.000 <
0,05 yang berarti Saluran Distribusi
berpengaruh
bagi
Keputusan
Pembelian shopping goods melalui
media online.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2011. Sari Kuliah : Manajemen
Pemasaran. Bandung : Satunusa.
Fandy Tjiptono. 2002. Strategi
Pemasaran. Yogyakarta : Andy
Offset.
Kasmir.
2009.
Kewirausahaan. Jakarta : Rajawali
Pers.
Kotler,Philip & Kevin Lane. 2009. Manajemen
Pemasaran (Jilid 1 & 2).
Terjemahan Bob Sabran. Jakarta :
Erlangga.
Larreche, B.W. 1996. Manajemen Pemasaran
Jilid kedua (Edisi 1 & 2).
Terjemahan
oleh
Imam
Nurmawan. 2000. Jakarta :
Erlangga.
Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jakarta :
Kencana.
Setiadi, J. Nugroho. 2008. Perilaku Konsumen
: Konsep dan Implikasi untuk
strategi dan Penelitian Pemasaran.
Jakarta : Kencana.
Shimp Terence A. 2003. Periklanan, promosi,
Edisi V (Jilid 1& 2). Jakarta :
Erlangga.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung :
PT. Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R & D. Bandung :
Alfabetta.
85

Media Prestasi
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi
Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian
Tindakan Praktek. Edisi Revisi.
Yogyakarta : Reneka Cipta.
Sulistyo,Joko.2010. 6 Hari Jago SPSS 17.
Yogyakarta : Cakrawala.
Sunyoto, Danang. 2012. Dasar — Dasar
Manajemen Pemasaran : Konsep,
Strategi dan Kasus. Yogyakarta :
CAPS.
Swasta, Basu dan Sukotjow Ibnu. 2007.
Pengantar
Bisnis
Modern.
Yogyakarta : Liberty.

Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692

86

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST)

132 481 19

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124