STUDI HISTORIS : KONVERSI AGAMA DAN AKTIVITAS DAKWAH Drs. ROBBIEN DI DESA KEBOAN ANOM KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO.

(1)

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Trisno Kosmawijaya NIM. B01212030

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Trisno Kosmawijaya, NIM B01212030, 2016, STUDI HISTORIS; KONVERSI

AGAMA DAN AKTIVITAS DAKWAH DRS. ROBBIEN DI DESA

KEBOAN ANOM KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN

SIDOARJO. Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci: Studi Historis, Konversi Agama, Aktivitas Dakwah

Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah (1) Bagimana proses konversi agama yang dilakukan Drs. Robbien?, (2) Bagaimana aktivitas dakwah yang dialami Drs. Robbien di Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo?. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui bagaimana proses konversi agama yang dialami Drs. Robbien dan (2) untuk mengetahui aktivitas dakwah yang dilakukannya.

Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat historis yaitu mengungkapkan kejadian masa lampau seseorang, yang dalam hal ini mengungkap proses konversi agama Drs. Robbien dan aktivitas dakwahnya di Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.

Dengan menggunakan pendekatan teori simbolik teknik serta pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan documenter. Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses konversi yang dialami Drs. Robbien terjadi melalui beberapa tahap yaitu : (1) Masa ketenangan, (2) masa ketidak tenangan, (3) masa konversi, (4) masa tenang dan tenteram, (5) masa ekspresi konversi. Sedangkan aktivitas dakwah yang dilakukan Drs. Robbien adalah hasil dari masa ekspresi konversi agama sebagai ungkapan menerima terhadap ajaran agama islam untuk dirinya sekaligus orang lain, hal ini tentunya dengan menegakkan kabajikan dan mencegah kemungkaran di Desa Keboan Anom dengan cara Dakwah Bil Hal dan Dakwah Bil Lisan.

Berdasarkan masalah dan kesimpulan, penelitian ini belum sepenuhnya menjawab keseluruhan proses konversi agama dan aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Drs. Robbien didesa Keboan Anom. Kiranya penelitian selanjutnya dapat meneliti tentang bagaimana hambatan dakwah yang dialami Drs. Robbien sebagai seorang muallaf.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konseptual... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II : KERANGKA TEORITIK A. Kajian Kepustakaan ... 14

1. Sejarah (Historis) ... 14

a. Pengertian Sejarah... 14

b. Kegunaan sejarah ... 15

2. Konversi Agama... 16


(8)

b. Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Konversi Agama ... 17

c. Klasifikasi Konversi Agama ... 24

d. Motif Konversi Agama ... 24

e. Proses Konversi Agama ... 27

3. Aktivitas ... 30

a. Pengertian Aktivitas ... 30

4. Sekilas Tentang Dakwah…... 31

a. Pengertian Dakwah ... 31

b. Subjek dan Objek Dakwah... 33

c. Tujuan Dakwah ... 35

d. Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah ... 38

B. Kajian Teoritik ... 41

C. Penelitian Terdahulu ... 42

BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 47

B. Kehadiran Peneliti ... 50

C. Sumber Data ... 51

D. Pengumpulan Data ... 53

E. Analisis Data ... 57

F. Pengecekkan Keabsahan Data... 60

G. Tahapan Penelitian ... 61

BAB IV : PENYAJIAN DATA ANALIS DATA A. Setting Penelitian ... 65

B. Penyajian Data ... 73


(9)

D. Konfirmasi Teori ... 106

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 108 B. Saran... 109

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 42


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam merupakan agama samawi (agama langit) yaitu agama yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat jibril kepada para rasul untuk disampaikanu kepada umat.1 Sebagai agama samawi yang terakhir tentunya islam juga sebagai agama penyempurna dari agama yang terdahulu diantaranya yahudi dan nasrani.

Sedangkan disisi lain ada juga agama thabi’y (agama alam) yaitu

agama yang dibentuk atau dibuat oleh angan angan khayal manusia kemudian kemudian disepakati bersama menjadi sebuah keyakinan atau agama, kemudian mengabdi dan memuja kepada sesuatu yang dianggap maha kuasa

atas dirinya. Adapun agama thabi’iyadalah konghucu, hindu, budhha, dll. Dalam beragama tentunya setiap agama mengajarkan pengalaman beragama berbeda-beda yang mengarah dan mengatur segala kebaikan manusia menurut prespektif ajaran agama, yang mana hal ini dapat menimbulkan sebuah ketenangan dalam jiwa. Namun disisi lain sebagian orang ada yang tidak merasakan ketenangan terhadap apa yang diyakini, hingga terjadilah konversi agama (religious conversion) yaitu secara umum dapat diartikan dengan berubah agama atau keyakinan, seperti banyak yang

terjadi pada para sahabat rasul dan ulama’ terdahulu.

1


(12)

2

Umar bin khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza dari Bani Adi bin Ka’ab

meruapakan salah satu dari sekian banyak sahabat Rasulullah yang berpindah agama dari non muslim menjadi muslim. Rasul menyadari bahwa Umar adalah orang yang terpandang dan berpenganruh dimata kaumnya, itulah sebabnya Rasul begitu berharap umar mendapat hidayah untuk masuk

kedalam agama islam. Rasulullah pernah berdoa “Ya Allah kuatkanlah islam dengan salah satu dari dua umar yaitu Umar bin Khattab dan Amr bin Hisyam”.2

Dalam suatu kisah dijelaskan,3 suatu hari Umar bin Khattab berjalan dengan membawa pedang hendak menghunus Rasulullah kemudian bertemu dengan Naim al-Nakham, singkatnya Naim mengatakan bahwa sia-sia saja jika Umar membunuh Rasul karena saudaranya yang bernama Fatimah dan suaminya juga telah masuk kedalam Islam, hal ini membuat Umar sang khalifah kedua setelah masuk islam semakin marah dan murka kemudian berjalan menuju rumah Fatimah sang adik, sampai didepan pintu rumah Umar mendengarkan lantunan Al-Qur’an yang dibacakan khabab bin Art

untuk Fatimah dan suaminya Said.

Seketika Umar berteriak dengan kencang untuk menyuruh mereka yang ada didalam segera keluar, dan langsung menghajar Fatimah dan suaminya. Melihat adiknya yang sudah berdarah di hidungnya maka timbul perasaan yang tidak tega. Setelah itu meminta lembaran Al-Qur’an yang

2

Yanuardi Syukur,Kisah Perjuangan Sahabat-sahabat Nabi,(Jakarta: Al-Maghfiroh, 2014), hh. 58-59

3


(13)

3

dibaca tadi, ternyata surat yang dibaca adalah At-Thaha ayat 1-8. Ayat ini benar-benar menyentuh hati Umar Bin Khattab, ada ketenangan yang merasuk dan meluluhkan jiwanya.

Setelah itu Umar pergi menemui Rasulullah Muhammad SAW dan seketika itu dia mengucapkan dua kalimat syahadat bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Kemudian para sahabat yang ada disitu saling berteriak membaca takbir. Masuknya Umar kedalam agama Islam membawa sumbangsih besar serta menjadikan agama islam semakin kuat, yang tadinya Islam disyi’arkan secara

sembunyi-sembunyi kini dengan adanya Umar syi’ar agama Islam sudah dilakukan

terang-terangan dan akan melawan siapa saja yang menentangnya.

Selain Umar Bin Khattab ada juga para wali yang mengalami konversi dalam berkeyakinan Salah satunya adalah sunan kalijaga atau dengan nama asli Raden Said yang merupakan salah satu penyebar agama islam dianah jawa, merupakan putra dari Adipati Tuban yaitu Tumenggung Wilatikta, sejak kecil Raden Said sudah diperkenalkan dengan agama Islam oleh para guru agama di kadipaten Tuban akan tetapi melihat keadaan dilingkungan kadipaten sering terjadi kontradiksi dengan rakyat jelata, terlebih melihat praktek oknum pejabat kadipaten Tuban menarik pajak kepada rakyat jelata dengan semenah-menah semakin membuat Raden Said memberontak.


(14)

4

Hingga singkat cerita Raden Said menamakan diri sebagai Berandal Lokajaya yaitu merampok harta orang kaya yang pelit, kikir, dan tidak mau bersedekah untuk kemudian dibagikan kepada fakir miskin. Sampai suatu saat Raden Said berjumpa dengan lelaki tua berjubah putih membawa tongkat emas dan membuat tertarik untuk memilikinya kemudian mengambil secara paksa sampai lelaki tua itu terjatuh tersungkur ditanah sambil menangis menunjukkan berberapa helai rumput yang tercabut sia sia dan menganggap itu adalah perbuatan dosa, hal ini membuat Raden Said tercengang.

Lelaki tua berjubah putih bertanya apa keinginan anak muda hingga mengambil tongkat secara paksa. Raden Said menerngkan semua bahwa dia butuh harta untuk dibagikan kepada orang lain. Kemudian lelaki tua itu mengatakan bahwa yang diperbuat Raden Said adalah sama halnya dengan mencuci pakaian kotor dengan air kencing yang tidak akan membuat bersih. Allah maha baik ia pun suka yang baik dan suci.

Hal ini semakin membuat takjub Raden Said dan ingin berguru kepada lelaki tua itu, dikejarnya lelaki tua itu sampai ditepi sungai hingga akhirnya Raden Said disuruh menunggu tongkat lelaki tua yang ditancap ditepi sungai sampai dia kembali lagi menemui Raden Said. Selama bertahun-tahun tongkat itu dijaganya sampai seluruh wajah dan badannya ditumbuhi rumput liar hingga sampai akhirnya lelaki tua itu kembali dan membangunkan Raden Said dari pertapaan-nya dan mengangkat menjadi murid serta mengajarkan pelajaran agama sampai akhirnya Raden Said dikenal sebagai Sunan Kali Jaga, itu semua tidak terlepas dari lelaki tua


(15)

5

berjubah putih yang banyak mengajarkan pengalaman tak terlupakan yang bernama Sunan Bonang.

Dari kisah diatas dapat diambil pengertian bahwa orang-orang tersebut mempunyai kehidupan yang kelam dan jauh dari Allah SWT, hingga akhirnya mencari suatu kebenaran dalam keyakinan beragama supaya mendapatkan ketenangan lahir bathin, dan setelah berhasil menemukan keyakinan itu di dalam agama islam serta mempelajarinya secara mendalam, mereka berusaha mengajak orang lain untuk mengikuti jalan yang lurus, yaitu jalan yang diridhoi oleh Allah SWT dengan kata lain melakukan aktivitas dakwah.

Termasuk yang dialami oleh salah seorang tokoh agama islam sekaligus da’i yang bernama Drs.Robbin. Merupakan sosok figure agama Islam di Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten yang dilahirkan dari pasangan Sahuri Nama ayah dan Zaenab Nama ibunya. Dilahirkan di Dukuh Krandegan jombang pada tahun 1953

Drs.Robbin mempunyai perjalanan spiritual yang panjang guna menemukan kebenaran dalam beragama, dia merupakan seorang yang mulai dari kecil sudah beragama hindu dengan kedua orang tua yang taat beragama hindu pula. Dalam perjalanan hidupnya selain beragama hindu juga terlahir dari keluarga yang berada dibawah garis kemiskinan, dilahirkan menjadi orang miskin tidak membuat rendah diri dan berputus asa, masa kecilnya


(16)

6

dihabiskan untuk bekerja menjadi buruh dan pembantu rumah tangga di kediaman sang bibi.

Suatu ketika dia pergi melarikan diri dari jombang ke Surabaya, hal ini dilakukan karena dia tidak kuat melanjutkan pertapaan di gunung pucangan diperbatasan Jombang Lamongan pada tahun 1967, disidoarjo dia bekerja ikut orang dan berpindah pindah dari satu tempat ketempat yang lain. sampai akhirnya dia juga pergi ke Surabaya di Daerah kenjeran bekerja membantu menjual ikan, hingga pada suatu saat disore hari Drs. Robbien melihat ibu-ibu berduyun-duyun pergi ke masjid untuk mengantar anak-anaknya mengaji kesebuah masjid, anak-anak-anaknya pun berpakaian rapi dengan memeluk Al-Qur’an, kemudian jika bertemu sang kyai mereka merunduk

kemudian mencium tangan sang kyai yang semakin membuat keindahan tersendiri dihati Drs. Robbien.

Semakin tertarik terhadap agama islam bapak tiga orang anak ini memutuskan kembali kekampung halaman yaitu Desa Kedung Melati Kesamben Jombang dan bercerita kepada ketua Pengurus Cabang Nahdlatul

Ulama’(PCNU) yang bernama Pak Madsareh untuk minta tolong diberikan arahan dimana beliau bisa mengaji dan belajar agama islam. Atas rekomendasi dari Pak Madsareh akhirnya beliau belajar agama islam di Kyai Affandi pengasuh Pondok Pesantren Morosunggingan Rejoso Jombang,

disinilah beliau menjadi seorang Mu’allaf dengan mengucapkan dua kalimat

syahadat yang disaksikan oleh kyai Affandi dan para santri sekaligus belajar membaca Al-Qur’an selama Sembilan bulan.


(17)

7

Menjadi seorang muallaf tidaklah mudah karena banyak pertentangan yang dihadapi beliau mulai dari ejekan orang lain, dianggap bodoh oleh teman sekitar karena tidak bisa membaca Al-Qur’an, dan ada juga yang menghina beliau sebagai orang miskin tidak tahu diri. Namun itu semua tidak membuat Drs.Robbien patah semangat malah itu semua menjadi cambuk pada dirinya untuk semakin semangat dalam mencari ilmu agar menjadi orang yang berbudi luhur dan bermanfaat bagi orang lain.

Setelah belajar membaca Al-Qur’an yang dibimbing oleh Kyai

Affandi perjalanan Drs. Robbien tidak terhenti begitu saja melainkan semakin mendalami ajaran agama islam, berbagai pondokan di Jombang sudah beliau jadikan tempat mencari ilmu diantaranya Pondok Bongkot asuhan Kyai Ghafirin yang diajarkan berbagai macam tata cara ibadah dan pengkaderan menjadi tokoh masyarakat selama empat tahun, sampai akhirnya pada tahun 1980 memilih bertempat tinggal di Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo sekaligus menjadi tokoh agama sekaligus berdakwah ditempat tersebut.

Desa keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo awalnya merupakan desa yang dahulunya terkenal kelam penuh dengan kerusakan, disana ada aliran sungai yang digunakan tempat pembuangan oleh Partai Komunis Indonesia, serta penyembahan dan pemberian sesajen pada salah satu patung didalam masjid yang dianggap keramat. Dengan kata lain di Desa Keboan Anom ini masyarakatnya beragama islam yang masih bercampur dengan kesyirikan. Namun itu semua tidak membuat hatinya


(18)

8

takut, karena beliau yakin bahwa selama dalam masyarakat itu masih mau tahlilan,sholawatan, dan ziarah kubur maka masih mudah untuk diperbaiki. Hal ini beliau ungkapkan karena memang background ilmu yang di dapat sangat kental dengan Nahdlatul Ulama.

Oleh sebab itu peneliti mencoba untuk memperkenalkan sisi lain dari perjalanan hidup Drs. Robbien hingga sampai sekarang ini bisa menjalani aktivitas dakwah di Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.

B. RUMUSAN MASALAH

Untuk mengetahui fokus dan gambaran penelitian ini, maka rumusan masalahnya sebagai berikut.

1. Bagaimana Proses terjadinya Konversi Agama Drs. Robbin ?

2. Bagaimana Aktivitas Dakwah Drs. Robbin di Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui proses terjadinya konversi agama yang dialami Drs. Robbin

2. Untuk mengetahui aktivitas dakwah Drs. Robbin di Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi pembaca, diharapkan melalui penelitian ini secara teori maupun lapangan dapat memberikan wawasan dan dapat mengembangkan diri


(19)

9

serta meningkatkan profesinalitas pembaca di bidang ilmu komunikasi penyiaran islam.

b. Bagi peneliti, dari penelitian ini dapat memberikan tambahan keilmuan tentang biografi tokoh agama dan perjalanan dakwahnya.

c. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih keilmuan terhadap fakultas dakwah khususnya prodi komunikasi penyiaran islam.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini nantinya bisa dijadikan pengalaman pribadi penulis sendiri jauga para pembaca dan lembaga-lembaga dakwah

b. Bagi Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya khususnya Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, penelitian ini bisa dijadikan tambahan literatur keilmuan untuk pembinaan dan penggembangan Prodi.

E. DEFINISI KONSEP

Konsep pada hakikatnya merupakan istilah, yaitu satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide ( gagasan ) tertentu. Untuk memperoleh pemahaman mengenai penelitian yang akan dilakukan, maka penulis perlu menjelaskan definisi konsep sesuai dengan judul. Hali itu dikarenakan untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini.

1. History (sejarah)

“Sejarah” berasal dari kata Arab “syajarah” artinya “pohon kehidupan”. Dalam bahasa asing lainnya peristilahan sejarah disebut


(20)

10

(Belanda), dan history (Inggris). Akar kata history sendiri berasal dari Yunani yang berarti pengetahuan tentang gejala-gejala alam terutama mengenai umat manusia yang bersifat kronologis, sedangkan yang tidak bersifat kronologis dipakai katascientiaatauscience.

Adapun sejarah menurut istilah mempunyai banyak dan beragam pengertian, namun berdasarkan pengertian terakhir, peristiwa sejarah itu mencakup segala hal yang dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami manusia. Dengan begitula pangan sejarah meliputi segala pengalaman manusia, sehingga lukisan sejarah merupakan pengungkapan fakta mengenai apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana, sesuatu telah terjadi.

Oleh karena itu peristiwa-peristiwa manusia sebagai kenyataan diri bersifat simbolis dan mengandung makna. Peristiwa sejarah bukan hanya kejadian fisik, melainkan peristiwa-peristiwa bermakna yang terpantul sepanjang waktu, sehingga terungkap segi-segi pertumbuhan, kejayaan, dan keruntuhannya.4

2. Dakwah











4


(21)

11

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl [16]: 125).5

Menurut Prof. M Ali Aziz, Dakwah adalah menyeru kepada kebajikan dan petunjuk, serta menyuruh kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia akhirat. dari pengertian diatas maka dapat diambil pengertian bahwa dakwah mempunyai tujuan untuk menumbuhkan perubahan positif dalam diri manusia.6 Dakwah menurut kegiatannya dibedakan menjadi 3 yaitu dakwah: dakwah Bil-Qalam, Dakwah Bil-Lisan, dan Dakwah Bil-Hal yang semua itu mengajak kepada kebaikan.

3. Konversi Agama

Pengertian Konversi Agama

Kata konversi (conversion= bahasa Inggris) berarti “berlawanan arah”. Yang dengan sendirinya konversi agama berarti terjadinya suatu

perubahan keyakinan yang berlawanan arah dengan keyakinan semula. Sebagaimana pendapat Huston Clark yang dikutip oleh Zakiah Dradjat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama mendefinisikan konversi sebagai berikut : Konversi agama sebagai pertumbuhan atau perkembangan

5

Departemen Agama,Al-Qur an dan Terjemahan, 6


(22)

12

spiritual yang mengandung perubahan arah yang cukup berarti, dalam sikap terhadap ajaran dan tindakan agama. lebih jelas dan lebih tegas lagi, konversi agama menunjukkan bahwa suatu perubahan emosi yang tiba-tiba kearah mendapat hidayah Allah secara mendadak, telah terjadi, yang mungkin saja sangat mendalam atau dangkal. Dan mugkin pula terjadi perubahan tersebut secara berangsur-angsur.7

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berpikir dalam penulisan skripsi, untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penelitian berisikan tentang gambaran umum penelitian yang meliputi (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) definisi konsep, (f)sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pada bab ini penelitian berisikan tentang (a)Kajian Pustaka. (b)teori penelitian. (c) penelitian terdahulu yang relevan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini penelitian berisikan tentang metode penelitian yang menjelaskan tentang (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) kehadiran peneliti, (c) setting

7


(23)

13

penelitian, (d) jenis dan sumber data, (e) pengumpulan data, (f) analisis data, (g) pengecekan keabsahan data, (h) tahap-tahap penelitian,

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Pada bab ini berisikan tentang pembahasan dan analisis penelitian lapangan yang sudah dilakukan oleh peneliti.

BAB V : PENUTUP


(24)

BAB II

KERANGKA TEORITIK

A. Kajian kepustakaan 1. Sejarah (Historis)

a. Pengertian sejarah

“Sejarah” berasal dari kata Arab “syajarah” artinya “pohon

kehidupan”.Dalam bahasa asing lainnya peristilahan sejarah disebut

histore(Perancis),geshicte(Jerman),histoireataugeschiedenis(Belanda), dan history (Inggris).Akar kata history sendiri berasal dari Yunani yang berarti pengetahuan tentang gejala-gejala alam terutama mengenai umat manusia yang bersifat kronologis, sedangkan yang tidak bersifat kronologis dipakai katascientiaatauscience.

Adapun sejarah menurut istilah mempunyai banyak dan beragam pengertian, namun berdasarkan pengertian terakhir, peristiwa sejarah itu mencakup segala hal yang dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami manusia. Dengan begitulapangan sejarah meliputi segala pengalaman manusia, sehingga lukisan sejarah merupakan pengungkapan fakta mengenai apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana, sesuatu telah terjadi.

Oleh karena itu peristiwa-peristiwa manusia sebagai kenyataan diri bersifat simbolis dan mengandung makna.Peristiwa sejarah bukan hanya


(25)

kejadian fisik, melainkan peristiwa-peristiwa bermakna yang terpantul sepanjang waktu, sehingga terungkap segi-segi pertumbuhan, kejayaan, dan keruntuhannya.1

b. Kegunaan sejarah

Sejarah mempunyai berbagai macam kegunan diantaranyaadalah :pertama, untuk kelestarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu guna kelangsungan hidup. Kedua, sejarah berguna sebagai pengambilan pelajaran dan tauladan dari contoh-contoh dimasa lalu, sehingga memberikan azaz manfaat secara lebih khusus demi kelangsungan hidup itu.Ketiga, sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai hidup dan mati.2

Begitu pentingnya sejarah bagi kehidupan umat manusia, didalam kitab suci Al-Qur’an sendiri terdapat banya kisah para Nabi dan tokoh

masa lalu yang berisi pelajaran yang harus dilaksanakan atau sebaliknya harus dihindari oleh manusia dalam kehidupannya kini dan masa mendatang. Seperti yang tertera dalam Al-Qur’an, diantaranya adalah :































Artinya : Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan Sesungguhnya telah Kami berikan 1

Duu✁nA✂ ✄☎urr m✄n, Metode Penelitian Sejarah (✆ ✄✄krt✄: ✝✁ ✞o s ✟ ✄✠ ✄n✄✡lmu, 1996), ☎. 2

2


(26)

kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Quran). (QS. At-Thaaha [20]: 99).3









































Artinya : Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS. Hud [11]: 120)4

2. Konversi Agama

A. Pengertian Konversi Agama

1. Pengertian Konversi agama menurut etimologi, konversi berasal dari kata lain “conversio” yang berarti tobat, pindah berubah (agama).

Selanjutnya kata itu dipakai dalam kata inggris conversion yang mengandung yang mengandung pengertian berubah dari suatu keadaan, atau darisatu agama ke agama lain.5

3

D☞p✌☞rtm☞ An✍ ✌m✌RI, Al-Qur an dan Terjemahannya(Bandung: Diponegoro, 2010),h. 319

4

Departemen Agama RI,Al-Qur an dan Terjemahannya(Bandung: Diponegoro, 2010),h. 235 5


(27)

2. Pengertian konversi agama menurut terminologi menurut Max heirich mengatakan bahwa konversi agama adalah suatu tindakan dimana seseorang atau sekelompok orang masuk atau berpindah ke suatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya.6

B. Faktor yang menyebabkan terjadinya konversi agama

Berbagai ahli berpendapat dalam menetukan faktor yang menjadi pendorong konversi. William James dalam bukunya The Varieties of Religious Experience dan Marx Heirich dalam bukunya Change of Heart,

banyak faktor yang mendorong terjadinya konversi agama. Dalam buku tersebut diuraikan pendapatnya dari beberapa ahli yang kemudian ditulis dalam buku Psikologi Agama oleh Dr. Jalaluddin diantaranya adalah7:

1. Para ahli agamamenyatakan bahwa yang mendorong terjadinya konversi agama adalah petunjuk Ilahi.Salah satu ayat dari surah Al-fatiha berbunyi:

ihdina’s-shirata’l-mustaqiem, ihdiadalah fi’il amr(perintah) dari dari kata hada yang berarti menunjukkan atau memberi petunjuk. Bentuk masdar kata kata hada ini adalah hudaatau hidayat. Selanjutnya hidayat berarti petunjuk halus yang menyampaikan kepada tujuan.8

6

✎ ✏✑✒, ✓✓. 245-246

7

✔ ✕✖ ✕✒✒lu in, Psikologi Agama(C✗t. ✎✎✎; ✔ ✕k✕✕rt: Pt RajaGrafindo persada,1997), hal. 247

8

Endang Saiffudin Anshori,wawasan islam(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993) ed.2, cet.4, h. 52


(28)

Dalam konteksnya yang termuat dalam buku ilmu dakwah Moh Ali Aziz, petunjuk ilahi atau yang biasa disebut hidayah dibagi menjadilima macam yaitu:9

a. Hidayah ilham (hidayah al-ilham)

Hidayah jenis ini terbentuk sejak kita dilahirkan.Kita dituntun oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan pokok kita. Insting kita sama dengan binatang. Misalnya, bila dalam keadaan lapar segera mencari makan. Ulama’ lain menyebut hidayah ini dengan hidayah gharizah

(insting).

b. Hidayah pancaindra (hidayah al-hawas)

selain dorongan insting, kita juga dituntun Allah SWT lewat pancaindra untuk mengenali dunia di sekeliling kita. Sebagaimana hewan binatang jika ada baha mengancam, maka insting kita akan menjahui. Misalnya kita baru tahu dari penglihatan kita bahwa bahaya tersebut adalah ancaman binatang buas, ada juga yang menyebut hidayah ini denganhidayah masya’ir.

c. Hidayah akal (hidayah al-‘aql)

Karena kita sehat, kita berbeda dengan binatang. Kita tidak puas hanya sekedar melihat binatang buas sebagai ancaman melalui akal kita dibimbing oleh Allah SWT untuk menyelidiki aspek bahaya kebuasan binatang tersebut, bahkan kita ingin mengetahui 9


(29)

caramengalahkannya. Hidayah ketiga ini lebih tinggi dari hidayah-hidayah sebelumnya.Hidayah ini hanya diberikan kepada manusia.Ketiga hidayah tersebut tidak cukup bagi manusia untuk menemukan kebenaran, maka diperlukan hidayah lainnya.

d. Hidayah agama dan syari’at (hidayah al-adyan wa al-syari’at)

Akal kita hanya terbatas dalam berfikir tentang makna hidup. Bila manusia menggunakan akalnya untuk berfikir lebih jauh tentang penguasa alam semesta, ia akan menemuka hanya satu Tuhan, namun Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa hanya terdapat dalam agama islam.

e. Hidayah pertolongan (hidayah al-ma’unah wa al-taufiq)

Hidayah ini mutlak hak milik Allah SWT. Tak satu pun makhluk bisa memberikan hidayah ini, tidak sedikit umat islam yang mengetahui kewajiban shalat dan tata caranya, namun tidak banyak yang ditolong Allah SWT untuk melaksanakannya. Apa pun usaha pendakwah untuk mengubah perilaku manusia, jika tidak ada hidayah ini, usahanya tidak memenuhi target.

2. Para Ahli sosiologi berpendapat bahwa yang menyebabkan terjadi konversi agama adalah pengaruh sosial. yang mana pengaruh sosial ini terdiri dari adanya berbagai faktor antara lain10:

10


(30)

a) Pengaruh hubungan pergaulan antar pribadi baik bersifat keagamaan atau non agama(music, kesenian, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan lain-lain)

b) Pengaruh kebiasaan yang rutin

Pengaruh ini mendorong seseorang atau kelompok untuk merubah kepercayaan jika dilakukan secara rutin hingga terbiasa, misalnya : menghadiri upacara keagamaan, ataupun pertemuan keagamaan baik lembaga formal dan non formal.

c) Pengaruh anjuran atau propaganda dari orang-orang terdekat. d) Pengaruh pemimpin keagamaan

Menjalin hubungan yang baik dan terlalu dekat dengan pemimpin agama merupakan salah satu faktor terjadinya konversi agama.

e) Pengaruh perkumpulan berdasarkan hobi f) Pengaruh kekuasaan pemimpin

Yang dimaksud adalah pengaruh kekuasaan pemimpin berdasarkan kekuatan hukum.Masyarakat cenderung menganut agama yang dianut Kepala Negara atau Raja mereka.Dan pengaruh ini secara garis besar terbagi menjadi yaitu mendorong secara persuasif atau koersif.

3. Para ahli psikologi berpendapat bahwa yang menjadi pendorong terjadinya konversi agama adalah faktor psikologis yang ditimbulkan oleh


(31)

faktor intern dan ekstern. Faktor-faktor tersebut apabila mempengaruhi seseorang atau kelompok hingga menimbulkan segala macam gejala tekanan batin, maka akan terdorong untuk mencari jalan keluar yaitu memperoleh ketenangan batin.

Dalam kondisi jiwa yang demikian secara psikologis kehidupan batin seseorang menjadi kosong dan tak berdayasehingga mencari perlindungan kekuatan lain yang mampu memberinya sebuah kehidupan yang terang dan tenteram.

a. Faktor intern (dalam diri) yang mempengaruhi terjadinya konversi agama adalah:

1) Kepribadian

Dalam penelitian W.James ia menemukan bahwa tipe melankolis yang memiliki kerentanan perasaan lebih mendalam dapat menyebabkan terjadinya konversi agama dalam dirinya.

2) Faktor pembawaan

Menurut penelitian Guy E. Swanson bahwa ada semacam kecenderungan urutan kelahiran mempengaruhi konversi agama. Anak sulung dan anak bungsu cenderung tidak mengalami tekanan batin, sedangkan anak-anak yang dilahirkan pada urutan antara keduanya sering mengalami stress jiwa. Kondisi yang dibawa


(32)

berdasarkan urutan kelahiran banyak mempengaruhi terjadinya konversi agama.

b. Faktor ekstern (luar diri) yang mempengaruhi terjadinya konversi adalah:

1) Faktor keluarga

keretakan keluarga, ketidakserasian, berlainan agama, kesepian, kesulitan seksual, kurang mendapatkan pengakuan kaum kerabat dan lainnya.

2) Lingkungan tempat tinggal

Orang yang berada terlempar dari lingkungan tempat tinggal atau tersingkir dari kehidupandisuatu tempat merasa dirinya hidup sebatang kara. Keadaan yang demikian menyebabkan seseorang mendambakan ketenangan dengan mencari tempat bergantung hingga kegelisahan batinnya hilang

3) Perubahan status

Perubahan status terutama yang berlangsung secara mendadak akan banyak mempengaruhi terjadinya konversi agama misalnya: perceraian, keluar dari sekolah atau perkumpulan, perubahan pekerjaa, kawin dengan orang yang berlainan agama dan sebagainya.


(33)

Kondisi sosial ekonomi yang sulit juga merupakan faktor yang mendorong mempengaruhi terjadinya konversi agama.masyarakat awam yang miskin cenderung untuk memeluk agama yang menjanjikan kehidupan dunia yang lebih baik. Kebutuhan mendesak akan sandang dan pangan akan mempengaruhi.11

Selain itu menurut sudarno, selain faktor-faktor diatas dia menambahkan faktor pendukung yaitu:

a. Cinta

b. Pernikahan.12

3. Para ahli ilmu berpendapat bahwa konversi agama dipengaruhi oleh kondisi pendidikan dimana sesorang itu berada. Penelitian ilmu sosial menampilkan data dan argumentasi bahwa suasana pendidikan ikut mempengaruhi terjadinya konversi agama. Walaupun belum dapat dikumpulkan data secara pasti tentang pengaruh lembaga pendidikan terhadap konversi agama, namun berdirinya sekolah-sekolah yang bernaung dibawah yayasan agama tentunya mempunyai tujuan keagamaan pula.13

11

✢✣✤ ✥✦ 248lm -251

12

Raharjo,Pengantar Ilmu Jiwa Agama,(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), h. 139 13


(34)

3. Klasifikasi konversi agama

Berdasarkan istilahyang digunakan starbuck ia membagi konversi agama menjadi dua tipe yaitu:

1. Tipe volitional (perubahan bertahap)

Konversi agama tipe ini terjadi dengan proses sediki demi sedikit, konversi agama seperti ini sebagai suatu perjuangan batin yang ingin menjauhkan diri dari dosa karena ingin mendatangkan suatu kebenaran.

2. Tipe self-surrender (perubahan secara drastis)

seseorang tanpa melalui suatu peroses tertentu tiba-tiba berubah pendiriannya terhadap suatu agama yang dianutnya, perubahan ini pun bisa terjadi dari yang tadinya taat menjai taat, dari tidak percaya terhadap suatu agama menjadi percaya dan sebagainya. Pada konversi tipe kedua ini William James mengakui adanya pengaruh petunjuk dari Yang Maha Kuasa terhadap seseorang, karena gejala ini datang dengan sendirinya pada diri seseorang sehingga ia menerima kondisi yang baru dengan penyerahan jiwa sepenuh-penuhnya. Jadi ada semacam hidayah yang datang dari tuhan.14

4. Motif konversi agama

Menurut Lofland dan Skonovd yang dikutip oleh Nirtafitri (2007) telah memaparkan enam motif seseorang dalam melakukan konversi, yaitu:

14


(35)

a. Intellectual, yaitu individu mencari pengetahuan melalui buku, televisi, artikel, ceramah dan media lain dimana kontak sosial tidak terjadi secara signifikan. Individu secara aktip mencari dan mengeksplorasi berbagai macam alternatif. Kepercayaan tumbuh terlebih dahulu sebelum berpartisipasi aktif dalam ritual keagamaan dan organisasi.

b. Mystical, yaitu motif yang melibatkan intensitas emosi yang tinggi pada individu. Motif ini pada umumnya terjadi secara tiba-tiba yang disebabkan oleh pandangan, pendengaran, atau pengalaman-pengalaman mistis, misalnya individu bertemu dengan Rasulullah, mendengar suara gaib, dan lain sebagainya.

c. Eperemental,yaitu motif yang paling umum terjadi pada abad ke 20, karena adanya kebebasan beragama. Pada motif ini individu secara aktif mengeksplorasi agama-agama yang ada dan meliahat keuntungan spiritual yang dapat diperoleh. Individu diminta untuk tidak mengambil sesuatu dari keyakinan, tapi mencoba teologi, ritual dan organisasi untuk menemukan apakah sistem tersebut benar (menguntungakan atau mendukung) untuk dirinya. Misalnya seseorang memasuki agama katolik setelah memasuki beberapa agama-agama tertentu karena sudah sesuai dengan keinginan yang ia tuju.


(36)

d. Affectional, yaitu motiv yang didasarkan pada penekanan ikatan interpersonal pada proses konversi. Ikatan ini terjadi antara individu pelaku konversi dengan penganut agama yang dituju. Ikatan emosi ini melibatkan pengalaman personal individu seperti rasa untuk dicintai, diperhatikan, dan dibesarkan oleh seseorang, kelompok ataupun pemimpin. Misalnya individu memilih agama tertentu karena merasa telah dibimbing dan disayangi oleh orang-orang yang memeluk agama tersebut.

e. Revivalism, yaitu motif yang menggunakan konformitas keramaian untuk menimbulkan perilaku. Individu kemudian secara emosional tergugah sehingga perlaku dan kepercayaan yang baru dapat dimasukan. Misalnya pada acara pertemuan atau ceramah keagamaan yang dikemas dengan musik-musik dan motivasi yang menyentuh sisi emosi dari individu, sehingga yang mendengarkannya akan tergerak untuk melakukan perubahan.

f. Coercive, yaitu motif yang menyangkut pencucian otak, dan pendekatan kekerasan terhadap individu untuk berpartisipasi mengikuti suatu keyakinan. Misalnya pada zaman penjajahan dibeberapa negara yang memaksa rakyat setempat untuk memeluk agama tertentu dengan jalan berperang.15

15


(37)

5. Proses konversi agama

M.T.L penido berpendapat bahwa konversi agama mengandug dua unsur yaitu;

1) Unsur dari dalam diri ( endogenos origin) .

Konversi yang terjadi dalam batin ini membentuk suatu kesadaran untuk mengadakan suatu transformasi yang disebabkan oleh krisis yang terjadi dan keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan pribadi. Proses ini terjadi menurut gejala psikologi yang bereaksi dalam bentuk hancurnya struktur psikologi yang lama dan seiring dengan proses tersebut muncul pula struktur psikologi baru yang dipilih.

2) Unsur dari luar (exogenous origin)

Yaitu proses perubahan yang berasal dari luar diri seseorang atau kelompok sehingga mampu menguasai kesadaran seseorang atau kelompok. Kekuatan ini yang menekan pengaruh terhadap kesadaran mungkin berupa tekanan batin, sehigga memerlukan penyesuaian oleh yang bersangkutan.

Kedua unsur tersebut kemudian mempengaruhi kehidupan batin untuk aktif berperan memilih penyelesaian yang mampu memberikan ketenangan batin kepada yang bersangkutan.Jadi disinilah adanya pengaruh motivasi dari unsur tersebut terhadap batin.Jika pemilihan tersebut sudah serasi dengn kehendak batin, maka akan terciptalah suatu ketenangan. Seiring dengan adanya ketenangan batin yang dialami terjadi


(38)

pula semacam perubahan-perubahan total dalam struktur psikologis sehingga struktur lama akan terhapus dan digantikan dengan yang baru sebagai hasil pilihan yang dianggap baik dan benar, sebagai pertimbangannya akan muncul motivasi baru untuk merealisasikan kebenaran itu dalam bentuk tindakan atau perbuatan yang positif.16

Dr. Zakiah Dradjat memberikan pendapatnya yang berdasarkan proses kejiwaan yang terjadi melalui 5 tahap :17

1) Masa tenang

Disaat ini kondisi jiwa sesorang berada dalam keadan tenang karena masalah agama belum mempengaruhi sikapnya.Terjadi semacam sikap

aprioriterhadap agama. Keadaan yang demikan dengan sendirinya tidak akan mengganggu keseimbangan batinnya, hingga ia berada dalam keadaan tenang dan tentram.

2) Masa ketidaktenangan

Tahap ini berlangsung jika masalah agama mempengaruhi batinnya.Mungkin dikarenakan suatu krisis, musibah atau perasaan berdosa yang dialaminya. Hal ini menimbulkan semacam kegoncangan dalam kehidupan batinnya sehingga mengakibatkan terjadinya kegoncangan yang berkecamuk dalam bentuk dalam bentuk : rasa gelisah, panik, putus asa, ragu,

16

✬✭✮ ✯✰. 253

17


(39)

dan bimbang. Perasaan seperti ini terjadi peroses pemilihan terhadap ideatau kepercayaan baru untuk mengatasi konflik batinnya.

3) Masa konversi

Tahap ketiga ini terjadi setelah konflik batin mengalami keredaan karena kemantapan batin telah terpenuhi berupa kemampuan menentukan keputusan untuk memilih yang dianggap serasi ataupun timbulnya rasa pasrah.Keputusan ini memberikan makna dalam menyelesaikan pertentangan batin yang terjadi, sehingga terciptalah ketenangan dalam bentuk kesediaan menerima kondisi yang dialami sebagai petunjuk Ilahi. Karena disaat ketenangan batin itu terjadi dilandaskan atas suatu perubahan sikap kepercayaan yang betentangan dengan sikap kepercayaan sebelumnya maka terjadilah proses konversi agama.

4) Masa tenang dan masa tenteram

Masa tenang dan tenteram yang kedua ini berbeda dengan tahap sebelumnya.Jika pada tahap pertama keadaan itu dialami karena sikap yang acuh tak acuh, maka ketenangan dan ketenteraman pada tahap ini ditimbulkan oleh kepuasan terhadap keputusan yang sudah diambil.Ia timbul karena telah mampu membawa suasana batin menjadi mantap sebagai pernyataan menerima konsep baru.

5) Masa ekspresi konversi

Sebagai ungkapam dari sikap menerima terhadap konsep baru dari ajaran agama yang diyakininya tadi, maka perbuatan dan sikap hidupnya


(40)

diselaraskan dengan ajaran dan peraturan agama yang dipilih tersebut.Pencerminan ajaran dalam bentuk amal perbuatan yang serasi dan relevan sekaligus merupakan pernyataan konversi agama itu dalam kehidupan.

4. Aktivitas

A. Pengertian Aktivitas

Aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keaktifan, kegiatan-kegiatan, kesibukan atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi atau lembaga (Dep.Pendidikan dan Kebudayaan, 2005: 23).

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau kesibukan yang dilakukan manusia.Berarti atau tidaknya kegiatan tersebut tergantung pada individu tersebut.Menurut Samuel Soeitoe dalam bukunya

Psikologi Pendidikan II mengatakan bahwa aktivitas tidak hanya sekedar kegiatan, tetapi aktivitas dipandang sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan.18

Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi orang yang pandai dan sukses. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka harus belajar dengan cara bersekolah atau mengikuti majlis atau tempat-tempat ilmu, membaca buku, berdiskusi dan melakukan kegiatan lainnya.

18


(41)

Misalnya seseorang yang ingin mendalami ilmu agama dan hubungan interaksi masyarakat yang Islami, maka ia harus melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat mewujudkan keinginan tersebut. Aktivitas yang dilakukan dengan membaca buku-buku agama, mengikuti pengajian-pengajian, melakukan diskusi-diskusi tentangkeagamaan dan kemasyarakatan, mengkaji norma-norma ajaran Islam tentang hubungan sesama manusia.Dan yang paling penting adalah dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan ke dalam kehidupan nyata.

5. Sekilas Tentang Dakwah

A. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab

“Da’wah”.Da’wah mempunya tiga huruf asal yaitu dal, ‘ain, wawu.Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna.Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi.19

Dakwah menurut para ahli sebagaimana yang dikutip dalam buku lmu dakwah Ali Aziz diantaranya adalah :

1) Abu Bakar Zakaria mengatakan dakwah adalah usaha para ulama’ dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan agama islam untuk memberikan 19


(42)

pengajaran kepada khalayak umum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tentang hal-hal yang mereka butuhkan dalam urusan dunia dan keagamaan. 2) Syekh Ali bin Shaleh al-Mursyid dakwah adalah system yang berfungsi

menjelaskan kebenaran, kebajikan, dan petunjuk (agama): sekaligus menguak berbagai kebathilan beserta media dan metodenya melalui sejumlah teknik, metode, dan media yang lain.

3) Syekh Muhammad al-Ghazali dalam dalam al-Bayanuni dakwah adalah program sempurna yang menghimpun semua pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia disemua bidang, agar ia dapat memahami tujuan hidupnya serta menyelidiki petunjuk jalanyang mengarahkan menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk.

4) Aboebakar arjeh dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesame manusia untuk kembali hidup sepanjang ajaran Allah yang benar dan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik.

5) HSM Nasaruddin Latif dakwah adalah setiap usaha atau aktivitas dengan lisan, tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia untuk beriman dan menanti Allah dan sesuai dengan garis-garis akidah dan syari’at serta akhlak islamiyah.

6) Jamaluddin Kafie dakwah adalah suatu system kegiatan dari seseorang, kelompok atau segolongan umat islam sebagai aktualisasi imaniyah yang

dimanifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan, do’a


(43)

bentuk tertentu agar mampu menyentuh kalbu dan fitrah seseorang, sekeluarga, sekelompok, massa dan masyarakat manusia, supaya dapat mempengaruhi tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

B. Subjek dan Objek Dakwah 1. Subjek Dakwah

Subjek dakwah adalah pelaku dakwah.Faktor subyek dakwah sangat menentukan keberhasilan aktivitas dakwah.Maka, subyek dakwah dalam hal ini da’I atau lembaga dakwah hendaklah mampu menjadi penggerak dakwah

yang professional.Baik gerakan dakwah yang dilakukan individual maupun kolektif.Disamping itu, kesiapan subyek dakwah baik penguasaan terhadap materi maupun metode, media dan psikologi sangat menentukan gerakan dakwah untuk mencapai keberhasilan.20

2. Objek dakwah

Objek dakwah yaitu masyarakat sebagai penerima dakwah.Sebagai objek dakwah, masyarakat baik individu maupun kelompok memiliki strata dan tingkatan yang berbeda-beda.Dalam hal ini seorang da’i hendaklah memahami karakter siapapunyang menjadi objek dakwahnya agar

pesan-pesan dakwah dapat diterima dengan baik oleh mad’u (Jama’ah).21

20

Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah,(Jakarta: Amzah, 2009), h. 13 21


(44)

Imam Al-Gazali membagi umat manusia yang menjadi objek dakwah ke dalam tiga golongan: (1) Kaum awam, dengan daya akalnya yang sederhana memiliki cara berfikir yang sederhana sekali, sehingga mereka memiliki cara berfikir yang sederhana pula. Mereka memiliki sifat yang lekas percaya dan penurut, sehingga golongan ini harus dihadapi dengan sikap memberi nasehat dan petunjuk (al-maw ‘izah); (2) Kaum pilihan (Ial-khawwas), yakni kaum yang memiliki daya akal yang kuat dan mendalam. Kemampuan nalar dan keilmuan mereka cukup memadai bahkan sudah mengerti ajaran Islam, sehingga mereka harus didekati dengan sikap menjelaskan hikmah-hikmah, dan (3) Kaum yang suka melawan dan bahkan menjadi musuh dan penengkar (ahl al-jadal),sehingga pendekatan yang digunakan pada golongan ini adalah dengan caraAl-Mujādalah.22

Sedangkan M. Arifin membagi masyarakat yang menjadi objek (sasaran) dakwah sebagai berikut:

“(1) Dilihat dari segi sosiologis, berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota

besar dan kecil serta masyarakat dari daerahmarginaldi kota besar, (2) dilihat dari segi struktur kelembagaan, berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga, (3) dilihat dari segi sosia cultural berupa golonga priyayi, abangan dalam masyarakat di Jawa, (4) dilihat dari segi tingkat usia, berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua, (5) dilihat dari segi okupasional (profesi atau

22

Harun Nasution,Filsafat dan Mistisme dalam Islam(Cet. IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1995), hh. 45-46.


(45)

pekerjaan), berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri (administrator), (6) dilihat dari segi tingkat hidup sosial ekonomi, berupa golongan orang kaya, menengah dan miskin, (7) dilihat dari segi jenis kelamin (sex), berupa golongan wanita dan pria, (8) dilihat dari segi khusus berupa golongan mayarakat tuna susila, tuna wisma, tuna rungu, tuna karya, nara pidana dan sebagainya.”23

C. Tujuan Dakwah

Proses penyelenggaraan dakwah terdiri dari berbagai aktivitas dalam rangka mencapai nilai tertentu. Nilai tertentu yang diharapkan dapat dicapai dan diperoleh dengan jalan melakukan penyelenggaraan dakwah disebut tujuan dakwah.Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka mencapai suatu tujauan tetrtentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah.Apalagi ditinjau dari segi pendekatan system (system approach), tujuan dakwah merupakan salah satu unsur dakwah. Dimana antara unsur dakwah yang satu dengan yang lain saling membantu, saling mempengaruhi, dan saling berhubungan.

Dengan demikian tujuan dakwah sebagai bagian dari seluruh aktivitad dakwah sama pentingnya dengan unsur-unsur lain, seperti subyek dan objek dakwah. Bahkan lebih dari itu tujuan dakwah sangat menentukan dan berpengaruh

23

H. M. Arifin,Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar Studi(Cet. 6; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hh. 3-4


(46)

terhadap penggunaan metode dan media dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah juga berpengaruh tujuan dakwah.24

Tujuan dari dakwah adalah untuk mengajak umat manusia kepada jalan yang baik, jalan yang diridhoi Allah SWT sehingga terbentuknya :

a) Khoirul Bariyyah (sebaik-baik manusia) b) Khoirul Usroh (sebaik-baik saudara) c) Khoirul Jamaah (sebaik-baik kelompok) d) Khoirul Ummah (sebaik-baik umat)

Selain itu dakwah Islam memiliki tujuan agar supaya timbul dalam diri umat manusia suatu pengertian tentang nilai-nilai ajaran Islam, kesadaran sikap, penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran agama dengan ikhlas. Abdul Rosyad Shaleh berpendapat “tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil yang ingin dicapai oleh keseluruhan tindakan yakni terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhoi oleh Allah SWT.25

Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dankesjahteraan hidup manusia disunia dan akhiratyang dirodhoi oleh Allah SWT. Adapun tujuan dakwah, pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua macam: a. Tujuan Umum Dakwah (Mayor Objective)

Tujuan umum dakwah merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang bersifat umum dan

24

Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah hh. 58 25


(47)

utama, dimana seluruh gerak langkahnya proses dakwah harus ditujukan dan diarahkan. Tujuan utama adalah nilai-nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan aktivis dakwah.Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana dantindakan dakwah harus mengarah kesana. Tujuan dakwah diatas masih bersifat umum atau global, oleh Karen itu masih juga memerlukan perumusan-perumusan secara terperinci pada bagian lain. Sebab menurut anggapan sementara tujuan dakwah yang utama itu menunjukan pengertian bahwa dakwah kepada seluruh umat baik yang sudah memeluk agama maupun yang masih dalam keadaan kafir atau musyrik.Arti umat disini menunjukan pengetian seluruh alam. Sedangkan yang berkewajiban berdakwah ke seluruh umat adalah Rasulullah SAW dan utusan-utusannya yan lain.

b. Tujuan Khusus Dakwah (Minor Objective)

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujusn dan penjabatan dari tujuan umum dakwah.Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya. Proses dakwah untuk mencapai dan mewujudkan tujuan utama sangatlah luas cakupannya. Segenap aspek atau bidang kehidupan tidak ada satupun yang terlepas dari aktivitas dakwah.

Agar usaha atau aktivitas dakwah dalam setiap bidang kehidupan itu dapat efektif, perlu ditetapkan dan dirumuskan nilai-nilai atau hasil apa yang harus dicapai oleh aktivitas dakwah pada masing-masing aspek tersebut.


(48)

Tujuan khusus dakwah antara lain:

1) Mengajak ummat manusia yang telah memeluk agama islam untuk selalu meningkatkan taqwanya keapada Allah.

2) Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih muallaf.

3) Mengajak manusia agar beriman kepada Allah (memeluk agama Islam). 4) Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang fitrahnya.26

D. Bentuk-bentuk aktivitas dakwah

Pada garis besarnya, bentuk dakwah ada tiga, yaitu: dakwah lisan(da’wah bi

al-lisan), dakwah tulis(da’wah bi al-qalam), dan dakwah tindakan (da’wah bi al

-hal). Berdasarkan ketiga bentuk dakwah tersebut maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Merupakan metode yang telah dipakai oleh semua Rasul Allah dalam menyampaikan ajaran Allah.Sampai sekarang pun masih merupakan metode yang paling sering digunakan oeleh para pendakwah sekalipun alat komunikasi telah tersedia.Umumnya ceramah diarahkan kepada sebuah public, lebih dari seseorang oleh sebab itu, metode ini disebut public speaking(berbicara didepan publik).

Sifat komunikasinya lebih banyak searah (monolog) dari pendakwah ke audience, sekalipun sering juga diselingi atau diakhiri komunikasi dua 26


(49)

arah (dialog) dalam bentuk Tanya jawab.Umumnya, pesan-pesan dakwah yang di8sampaikan dengan ceramah bersifat ringa, informatif, dan tidak mengundang perdebatan.

2. Metode diskusi

Metode ini dimaksudkan mendorong mitra dakwah berpikir dan mengeluarkan pendapatnya serta ikut menyumbangkan dalam suatu masalahagama yang terkandung banyak kemungkinan-kemungkjinan jawaban.Metode konseling merupakan wawancara secara individual dan tatap muka antara konselor sebagai pendakwah dan klien sebagai mitra dakwah untuk memcahkan masalah yang dihadapinya.

Dalam berdiskusi seorang pendakwah sebagai pembawa misi islamharus dapat menjaga keagungan namanya dengan menampilkan jiwa yang tenang, berhati-hati, cermat, teliti dalam memberikan materi dan memberi jawaban atas sanggahan peserta.

3. Metode konseling

Konseling adalah perukaran timbal balik diantara kedua orang individu dimana seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada saat ini dan waktu mendatang.


(50)

Metode ini termasuk dalam kategori dakwah bi al-qalam (dakwah dengan tuisan). Tanpa tulisan peradaban dunia akan lenyap dan punah. Kita bisa memahami Al-Qur’an, hadits, fiqih, dan para imam madzhab

dari tulisan yang dipublikasikan.Metode karya tulis merupakan buah dari keterampilan tangan dalam menyampaikan pesan dakwah

5. Metode pemberdayaan masyarakat

Salah satu metode dalam dakwah bil al-hal (dakwah dengan aksi nyata) adalah metode pemberdayaan masyarakat, yaitu dakwah dengan membangun daya, dengan cara mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta ber6. upaya mengembangkannya dengan dilandasi proses kemandirian.

6. Metode kelembagan

Metode lainnya dalam dakwah bil al-hal adalah metode kelembagaan yaitu pembentukan dan pelestarian norma dalam wadah organisasi dalam instrument dakwah. Untuk mengubah perilaku anggota melalui istitusi umpamany, pendakwah harus melewati proses fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengendalian (controlling).27

27


(51)

B. Kajian Teoritik

Teori di dalam penelitian kualitatif sebagai penjembatan atau sebuah pintu gerbang untuk memulai sebuah penelitian.Karena hakikatnya penelitian ini diharapkan bisa melahirkan sebuah teori baru berdasarkan pengalaman pada waktu di lapangan.28

Suatu teori pada hakekatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu.Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris. Oleh karena itu dalam bentuk paling sederhana, suatu teori merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih, yang telah diuji kebenarannya29

Dalam penelitian ini peneliti akan mengunakan teori interaksionisme simbolik yang dipelopori oleh Herbert Blumer yang mengatakan bahwa manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu, makna tersebut berasal dari “interaksi sosial seseorang dengan orang

lain, dan makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial berlangsung.30

Interaksi simbolis disisni mencakup “penafsiran tindakan” yang

artinya setiap tindakan yang dilakukan manusia itu disebabkan atau

28

Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif Dan R&D,(Bandung : Alfabeta, 2008), h. 214 29

Soerjono Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 1990), h. 30 30


(52)

ditimbulkan dari interaksi sosial yang terjadi.Baik tindakan itu direncanakan maupun tidak direncanakan.

Intisari dari penelitian menggunakan teori simbolik ini adalah bagaimana melihat dan mengamati suatu proses konversi agama yang nantinya berpengaruh terhadap kehidupan Drs.Robbien sekaligus terhadap aktivitas dakwahnya.

C. PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 2.1

No Nama,

Tahun Skripsi

Judul Skripsi Persamaan Perbedaan

1 Muhammad

Aziz

Husnarrizal, 2014

Dari Musisi ke Mubaligh (Studi Kasus Konversi Agama Arie Seno Sheilla On7) Persamaan tersebut teletak pada bahasan yang mengkaji pengalaman seseorang dalam sudut pandang konversi agama sekaligus perubahan pasca konversi agama, dalam hal

Perbedaannya meliputi :

Pertama,sosok orang yang menjadi subjek penelitian memiliki perbedaan antara masing-masing penelitian,

tentunya akan membawa implikasi berbeda dalam hasil penelitin, hal ini dikarenakan setiap orang


(53)

iniyaitu mengarah kepada aktivitas dakwah.

mempunyai pengalaman masa lalu yang berbeda.

Kedua,jika penelitian sebelumnya menggunakan studi kasus maka dalam penelitian ini menggunakan studi historis 2 Yusuf Buchori, 2016 Perilaku Konversi Agama pada Masyarakat Kelas Menengah di Masjid Al-Falah Surabaya pada Tahun 2015

Sama dalam hal

pertama, menelti tentang proses terjadinya konversi agama. Kedua,ingin mengetahui perilaku subjek penelitian sebelum masuk islam dan sesudah masuk islam.

Perbedaannya meliputi :

Pertama,subjek

penelitian terdahulu ialah kelas menengah

(kelompok) sedangkan penelitian ini subjeknya adalah pengalaman satu orang yang dipaparkan secara mendalam.

Kedua,pada penelitian terdahulu tidak terdapat keterangan aktivitas


(54)

dakwah melainkan hanya perilaku dalam

kelompohk yang semakin baik setelah terjadi konversi agama. 3 Fadullah, 2014 Dakwah Bil-lisan KH.Abdurrah man Syamsuri (Kajian Historis Perjalanan Dakwah di Desa Paciran Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan) Mimiliki peramaan diantaranya yaitu :

pertama,menggunaka n studi historis dalam melakukan penelitian

Kedua,mengamati perjalanan atau aktivitas dakwah seorang tokoh.

Perbedaannya meliputi :

Pertama,sosok orang yang menjadi subjek penelitian memiliki perbedaan antara masing-masing penelitian,

tentunya akan membawa implikasi berbeda dalam hasil penelitian,

dikarenakan setiap orang melakukan aktivitas dakwah yang berbeda

Kedua,dalam penelitian terdahulu tidak


(55)

konversi agama karena memang sosok yang diangkat dari kecil sudah memeluk agama islam

4 Heru Susianto, 2005 Dakwah Kyai Mukmin: Kajian Historis tentang Aktivitas Dakwah di Desa Jantilangkung Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto Persamaannya meliputi : Pertama, menggunakan studi historis dalam melakukan penelitian. Kedua,mengamati dan meneliti aktivitas dakwah seorang tokoh

Perbedaannya meliputi :

Pertama.sosok orang yang menjadi subjek penelitian memiliki perbedaan antara masing-masing penelitian,

tentunya akan membawa implikasi berbeda dalam hasil penelitian,

dikarenakan setiap orang melakukan aktivitas dakwah yang berbeda.

Kedua,dalam penelitian terdahulu tidak

menjelaskan tentang konversi agama karena


(56)

memang sosok yang diangkat dari kecil sudah memeluk agama islam.

5 Mahmuda,

2001

Konversi Agama Dari Islam ke Kristen Di Desa Mundusewu Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang

Mempunyai persaman yaitu meneliti tentang konversi agama.

Perbedaannya meliputi :

Pertama,pada penelitian terdahulu konversi agama yang terjadi adalah pemurtadan dari agama islam kedalam agama Kristen

Kedua,subjek penelitian adalah kelompok

sedangkan dalam penelitian ini adalah individu.


(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah serangkaian hukum, aturan, dan tata cara tertentu yang diatur dan ditentukan berdasarkan kaidah ilmiah dalam menyelenggarakan suatu penelitian dalam koridor keilmuan tertentu yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.1

A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Penelitian merupakan cara-cara ilmiah untuk memahami dan memecahkan masalah sehingga didapatkan kebenaran secara ilmiah. Yang selanjutnya yaitu menentukan model penelitian apa yang akan digunakan apakah kualitatif atau kuantitatif, yang disesuaikan dengan apa yang akan diteliti.

Pendekatan penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.2

Adapun alasan untuk mengunakan penelitian kualitatif seperti yang tercantum di buku karangan Haris hardiansyah berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, pada point keduayaitu karena topik yang diangkat benar-1

❀❁❂❃ ❄❀ ❅❂❆❃ ❁❇❄❈❁ ❉,Metodologi Penelitian Kualitatif,(❊❁❋❁❂ ●❁; S❁ ❍ ❅■❏❁❀❑■❁❇❃ ❋❁ 2010), ❉. 3

2


(58)

benar untuk dieksplorasi secara mendalam, lalu pada point keempat yaitu untuk mempelajari subjek dalam latar alamiah. Latar alamiah yang dimaksud adalah lingkungan alami, normal, dan tanpa adanya intervensi atau perlakuan yang diberikan oleh peneliti. Situasi yang diteliti benar-benar natural dan apa adanya3.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah life history merupakan sebuah pendekatan dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk memperoleh bahan keterangan mengenai apa yang dialami oleh individu tertentu di dalam masyarakatnya yang menjadi obyek penelitian4.

Jenis penelitian historis yaitu proses penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata yang tertulis atau dari ucapan (lisan) dari para informan yang diamati nantinya data tersebut akan di koreksi kebenarannya menggunakan kritik intern dan extern.

1. Heuristik

Yaitu mencari dan mengumpulkan sumber.Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif, sehingga yang dilakukan merupakan penelitian literature (liberary research) dengan mengkaji beragam data terkait Konversi agama dan aktivitas dakwah Drs. Robbien.Selain itu, metode heuristik juga sangat membantu kita dalam menemukan jejak-jejak sejarah.

3

▼◆❖ P◗❘l.16

4

Bu◗❘r n Bun❙❖❚ Penelitian Kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan public, dan ilmu sosial lainnya


(59)

2. Kritik sumber

Kritik sumber adalah penelitian upaya mendapatkan otensitas dan kredibilitas sumber.Dalam kritik sumber penulis meneliti sumber-sumber yang diperoleh dari wawancara agar memperoleh kejelasan apakah sumber tersebut kradibel atau tidak, dan sumber tersebut autentik atau tidak. Dalam metode sejarah kritik sumber, peneliti melakukan kritik ekstern dalam proses untuk melihat apakah sumber yang didapatkan autentik atau asli. Sumber yang dipeoleh penulis merupakan yang relevan, karena penulis mendapatkan sumberlangsung dari Drs. Robbien kemudian diperkuat dari informasi keluarga, kerabat, tetangga dan jama’ah yang mengetahui segala kegiatan

yang pernah dilakukan Drs Robbien. 3. Interpretasi (penafsiran)

Tahap selanjutnya adalah interpretasi atau analisis sejarah dengan tujuan memahami makna yang saling berhubungan dari sumber-sumber yang diperoleh dengan teori sehingga tersusun sebuah fakta-fakta dalam suatu interpretasi secara menyeluruh.Pada metode ini penulis menginterprestasikan sejarah konversi agam dan aktivitas dakwah Drs.Robbien, tentunyaRobbien, tentunya dengan menggunakan data-data serta sumber yang di peroleh sehingga nantinya menjadi kesatuan yang harmonis dan dapat mengungkapkan sebuah fakta dalam penulisan skripsi ini.

4. Historiografi

Adalah langkah terakhir dari metode penelitian ini. Dalam tahap ini merupakan cara penulis dan melaporkan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Selain itu, dalam tahap ini peneliti juga harus memperhatikan aspek kronologisnya.Dalam


(60)

laporan ini ditulis biografi Drs Robbien, konversi agama Drs.Robbien, dan aktivitas dakwahnya di Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.5

B. KEHADIRAN PENELITI

Pada sebuah proses penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangatlah penting karena penelitian ini memang menganjurkan peneliti langsung turun ke lapangan penelitian dikarenakan bahan atau data yang diperoleh penelitian kualitatif adalah hasil dari pengamatan, pengambilan rekaman, wawancara, partisipasi, dokumen tertulis, dan sebagainya6.

Didalam penelitian ini peneliti langsung terjun kelapangan untuk memperoleh data yang akan dicari, seperti mencari data dengan melakukan wawancara peneliti diharuskan datang sendiri dan mengamati secara langsung apa yang dipaparkan oleh informan, dan juga mengamati proses wawancara yang meliputi mimik wajah informan dan kejelasan informasi yang dipaparkan oleh informan.

Dengan melakukan penelitian secara langsung tanpa harus ada perantara dalam mencari data dan informasi mengenai objek penelitian supaya data yang didapatkan merupakan data yang valid benar-benar nyata, karena dalam penelitian

5

Du❭❪unA❫❭❴❵urr m❴n, Metode Penelitian Sejarah (❛ ❴❜ ❴rt❴: ❝❪ ❞o s ❡ ❴❢ ❴n❴❣lmu, 1996), ❵. 44

6


(61)

kualitatif data menjadi sesuatu yang harus terjamain kebenaranya karena data inilah yang akan dikelola dan di analisis kemudian menjadi hasil penelitian.

Pada proses ini peneliti datang langsung di kediaman Drs. Robbien sekaligus mengutarakan maksud dan tujuannya yaitu untuk meneliti tentang proses terjadinya konversi agama dan aktivitas dakwah Drs.Robbien di Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo, hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang terkumpul benar-benar valid.

C. SUMBER DATA

Jika melihat dari jenisnya, sumber data dibedakan menjadi 2:

1. Sumber data primer

Data primer : data ini berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitian, data dapat direkam ataupun dicatat7.

Data primer yang diambil langsung dari informan yaitu Drs Robbien, anak-anaknya, keluarganya, sanak saudara, serta masyarakat sekitar, adapun data yang dikumpulkan adalah hasil dari wawancara yang mendalam mengenai kehidupan Drs. Robbien, meliputi kehidupan sebelum masuk Islam,

7


(62)

awal mula masuk islam, belajar dan medalami agama islam, serta aktivitas dakwah yang selama ini dilakukan.

Karakteristik dari data yang dikumpulkan adalah data yang berupa kisah kehidupan dan aktivitas dakwah Drs. Robbien, adapun informan yang dipilih diantaranya :

a. Drs. Robbien selaku subjek penelitian b. M. Zainuddin muktar selaku anak pertama c. H, Sumandi selaku kakak kandung

d. Bapak Sarpan selaku paman

e. Bapak Suwono selaku jama’ah musholla Bi’rul Ulum

f. H. Sutopo selaku jama’ah yasin tahlil

g. Pak Mad selaku pendengar pengajian shubuh di bulan ramadhan h. Bapak Sutiyono selaku sekretaris Desa Keboan Anom

2. Sumber data skunder

Data skunder : berupa data-data yang yang sudah tersedia dan dapat diperoleh peneliti dengan cara membaca, melihat, dan mendengarkan8. Termasuk diantaranya adalah:

a. Data bentuk teks : dokumen, pengumuman, surat-surat, spanduk b. Data bentuk gambar : foto dan animasi

c. Data bentuk suara : hasil rekaman

8


(63)

D. PENGUMPULAN DATA

Untuk dapat membuat simpulan, diperlukan subuah serangkaian data yang mendukung. Tentu saja aktivitas ini membutuhkan sebuah proses pengumpulan data dari subjek yang tepat. Langkah awal dalam proses pengumpulan data adalah menyiapkan alat yang tepat untuk memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Dengan demikian, kedudukan suatu skala /instrument pengumpulan data dalam proses penelitian sangat penting karena kondisi data tergantung alat (instumen) yang dibuat9.

Tahap-tahap pengumpulan data

1. WAWANCARA

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaandan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan10.

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada hampir semua penelitian kualitatif. Karena seringnya wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif, seakan-akan wawancara menjadi ikon dalam metode pengumpulan data penelitian kualitatif11.

9

M❽❾❿➀➀ ❿➁➂➁➃❽➄,Metode Penelitian Ilmu Sosial(➅❿➆❿➃ ➇❿: P➈➉ ➈➃ ➊➋ ➇ E➃ ➌❿➉➍ ➍ ❿, 2009),❾.99

10

L➈➎➏➅. M➐➈➌➐➈➉➍➑Metodologi Penelitian Kualitatif(C➈➇➂ ➂, B❿➉➁❽➉➍➒ R➈➀❿➓❿ R➐➄➁❿➆❿➃➏❿, 2009), ,

❾. 186

11


(64)

Jenis wawancara:

a) Wawancara terstruktur

Kegiatan wawancara terstruktur ini biasanya dilakukan oleh peneliti dengan cara terlebih dahulu mempersiapkan bahan pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara nanti. Sekilas langkah ini hamper sama dengan angket yang dibacakan, hanya saja dalam wawancara terstruktur ini peneliti harus mampu untuk mengembangkan kemampuannya menggali informasi dari informan.

Kelemahan jenis wawancara ini adalah biasanya peneliti begitu terikat dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuatnya sehingga dialog-dialog yang dimunculkan terkesan kaku.

b) Wawancara tidak terstruktur

Jenis wawancara tidak terstruktur ini memberi peluang kepada peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian.Meski disebut wawancara tidak terstruktur, bukan berarti dialog-dialog yang ada lepas begitu saja dari konteks penelitian. Peneliti dari awal harus memiliki fokus pembicaraan yang ingin ditanyakan sehingga seluruh wawancara yang dilakukan diarahkan pada fokus yang telah ditentukan12.

Adapun dalam penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur yaitu bebas dalam mengembangkan pertanyaan tapi tetap mempunyai batasan 12


(65)

tentanginformasi yaitu tentang proses terjadinya konversi agama sekaligus pasca konversi agama hingga bisa melakukan aktivitas dakwah Drs Robbien.

2. Observasi

Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti.inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak da nada tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat dihitung, dan dapat diukur.Selain itu, observasi haruslah mempunyai tujuan tertentu.Pengamatan yang tanpa tujuan bukan merupakan observasi.Pada dasarnya tujuan observasi untuk mendeskripsikan lingkungan (site).Yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-idividu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut13.

Untuk teknik observasi ini peneliti mengamati bukti-bukti sejarah yang memperkuat adanya konversi agama sekaligus mengikuti segala aktivitas dakwah yang dilakukan Drs. Robbin.

13


(66)

3. Dokumenter atau studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek itu sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.

Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subyek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat oleh subjek yang bersangkutan14.

Moleong (2008) mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat dijadikan dalam studi dokumentasi, antara lain :

a) Dokumen pribadi

Dokumen pribadi adalah catatan atau karangka seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan.Maksud mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor disekitar subjek penelitian. Adapun contoh dokumen pribadi ialah buku harian, surat pribadi, otobiografi.

b) Dokumen resmi

Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen eksternal.Dokumen internal berupa memo, pengumuman, intruksi, aturan

14


(67)

suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri.Sedangkan Dokumen eksternal Berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan suatu lembaga sosial misalnya majalah, bulletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa15.Dengan adanya dokumen resmi diharapkan semakin memperkuat gambaran mengenai konversi agama dan aktivitas dakwah Drs. Robbin.

E. ANALISIS DATA

Analisis data merupakan tahap pertengahan dari serangkaian tahap dalam sebuah penelitian yang mempunyai fungsi yang sangat penting. Inti dari analisis data baik dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif adalah, mengurai dan mengolah data mentah menjadi data yang dapat ditafsirkan dan dipahami secara lebih spesifik dan diakui dalam suatu perspektif ilmiah yang sama, sehingga hasil dari analisis data yang baik adalah data olah yang tepat dan dimaknai sama atau relatif sama dan tidak bias atau menimbulkan perspektif yang berbeda-beda.16

Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

15

➳ ➵➸➺➻. M➼ ➵➽➼ ➵➾➚ ➪Metodologi Penelitian Kualitatif,➶➶. 217-219

16


(68)

Adapun aktivitas dalam analisis data, yaitudata reduction, data display,

dandata conclusion drawing/verivication. a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.


(1)

✗ ✘✙

Hal yang sama ketika Drs. Robbien melakukan aktivitas dakwah di Desa Keboan. Sebelum dia menjalankan misi dakwah dia terlebih dahulu melakukan interaksi kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat tentang segala bentuk dan kondisi Desa, setelah mendapatkan informasi kemudian dia mengamati dan berinteraksi dengan masyarakat.Hingga akhirnya dia menemukan aktivitas dakwah yang dirasa sesuai dengan kondisi yang ada dimasyarakat.

Dari keterangan diatas sesuai dengan teori interaksi simbolik menurut Herbert Blumer, dimana pokok pikiran interaksi simbolik ada 3: (1) manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna, (2) makna itu berasal dari interaksi sosial dengan sesamanya, (3) makna itu diperlakukan atau diubah melalui proses penafsiran (interpretative process). Intinya Blumer hendak mengatakan makna yang muncul dari interaksi tidak begitu saja diterima seseorang, kecuali setelah individu itu menafsirkan terlebih dahulu.30

✚✛

P✜✢✣. ✤ ✥✦✧.★✦✩✪ ✜✫✬ ✫✭,Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma,(✮✫ ✯✫ ✜✰✫ ✱ P✜✲✭✫ ✳✫ ✴ ✲✳✪ ✫, ✵ ✶✷✵),


(2)

✻ ✼8 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konversi agama yang terjadi dalam kehidupan Drs Robbien melalui beberapa tahap : pertama masa tenang yaitu dimana masalah agama tidak mempengaruhi Drs.Robbien sehingga dia sangat percaya terhadap agama terdahulunya, kedua masa ketidaktenangan yaitu dimana masalah agama mempengaruhi batinnya sehingga muncul perasaan memilih agama yang baru,

ketiga masa konversi yaitu ketika Drs. Robbien mampu menetapkan pilihan

kepada agama baru sehingga mampu meredakan konflik batin, keempat Masa tenang dan tenteram ketika Drs. Robbien mendapat kepuasan terhadap keputusan untuk memeluk agama islam, kelima Masa ekspresi konversi Sebagai ungkapan dari sikap menerima Drs. Robbien terhadap konsep baru dari ajaran agama yang diyakininya.

Sedangkan aktivitas dakwah yang dilakukan Drs. Robbien di Desa Keboan Anom adalah hasil dari masa ekspresi konversi agama sebagai ungkapan menerima terhadap ajaran agama yang diwujudkan dalam menegakkan kebajikan dan mencegah kemungkaran dengan cara Dakwah Bil Hal dan Dakwah Bil Lisan.


(3)

✽ ✾✿ B. Saran

1. Bagi pendengar, dalam melaksanakan program kegiatan keagamaan tidak hanya sekedar mengikutinya, dan memiliki rasa cinta kepada agamanya, akan tetapi juga memahami ajaran-ajaran yang telah di berikan, agar benteng-benteng keagamaan dalam islam ini semakin banyak dan tidak di ragukan.

2. Demikian juga untuk para juru dakwah/da’i dimanapun berada untuk lebih meningkatkan diri dalam kebaikan, menambahkan kepercayan untuk orang lain untuk semakin cinta kepada agamanya, dan selalu mengajak dalam kebaikan tanpa henti dan tanpa di landasi pata hati.

3. Untuk penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi berdasarkan penelitian ini maka penulis memberikan saran dengan adanya hasil penelitian ini, penelitian memberikan rokemendasi kepada peneliti selanjutnya untuk dapat lebih memperdalam hasil penelitian ini. Karena peneliti menyadari sepenuhnya bahwa hasil dari penelitian ini masih jauh dari sempurna


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung, 1996,Metode Penelitian Sejarah Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Ahmadi, Abu,Perbandingan Agama,1991, Jakarta: PT Rineka cipta Amin, Samsul Munir,Ilmu Dakwah,2009, Jakarta: Amzah

Anshori, Endang Saiffudin, wawasan islam, 1993, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Arifin, H. M,Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar Studi,2004, Cet. 6; Jakarta: PT Bumi Aksara

Aziz, Moh. Ali,Ilmu Dakwah,2009, Jakarta: Kencana

Bachtiar, Wardi,Sosiologi Klasik,2010, Bandung : Remaja Rodakarya Bachtiar, Wardi,Metode Penelitian Ilmu Dakwah, 1997, Jakarta: LOGOS

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, 2008, Jakarta: RINEKA CIPTA

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan public,

dan ilmu sosial lainnya,2013, Jakarta: Kencana

Dradjat, Zakiah,Ilmu Jiwa Agama,1996, Jakarta: Bulan Bintang Hakim, Agus,Perbandingan Agama,1996, Bandung: Diponegori

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2010, Jakarta; Salemba Humanika


(5)

Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, 2009, Jakarta: Penerbit Erlangga

Ilahi, Wahyu dkk, Komunikasi Dakwah, 2013, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press

Jalaluddin dan Ramayulis, pengantar ilmu jiwa agama, 1993, Jakarta: Kalam Mulia.

Jalaluddin, Psikologi Agama, 1997, Jakarta: PT RajaGrafindo

Manaf, Mudjahid Abdul, Ilmu Perbandingan Agama, 1994, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Moeloeng, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2009, Cetakan II, Bandung: Remaja Rosdakarya,

Nasution, Harun, Filsafat dan Mistisme dalam Islam, 1995, Cet. IX; Jakarta: Bulan Bintang,

Sarwono, Jonathan, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, 2006, Yogyakarta: Graha Ilmu

Soekamto, Soerjono,Sosiologi Suatu Pengantar,1990, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif,2010, Bandung: Alfabeta,

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2008


(6)

Syukur, Yanuardi, Kisah Perjuangan Sahabat-sahabat Nabi, 2014, Jakarta: Al-Maghfiroh,

Wirawan, I.B, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma, 2012, Jakarta: Kencana,


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA DESA (STUDI KASUS DI DESA GEDANGAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN Implementasi Tugas Dan Fungsi Kepala Desa (Studi Kasus Di Desa Gedangan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo).

0 1 21

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MOTOR YAMAHA JUPITER di DESA KEBOAN ANOM GEDANGAN SIDOARJO (Studi Pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo).

0 1 82

DAMPAK KEBIJAKAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI DESA KEBOAN ANOM KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO.

0 0 78

SEJARAH PERKEMBANGAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII) DI DESA GEMURUNG KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO 1985-2015.

3 16 115

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MA BI'RUL ULUM DESA GEMURUNG KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO.

0 4 55

PERMAINAN PUZZLE MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KECERDASAN VISUAL-SPATIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AL-FATH DESA KEBOAN ANOM GEDANGAN SIDOARJO Devi Ayu Anjani , Siti Nurjanah

0 0 7

PENERAPAN AKUNTANSI DALAM RUMAH TANGGA (STUDI FENOMENOLOGI PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA KEBOAN ANOM KABUPATEN SIDOARJO) - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENERAPAN AKUNTANSI DALAM RUMAH TANGGA (STUDI FENOMENOLOGI PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA KEBOAN ANOM KABUPATEN SIDOARJO) - Perbanas Institutional Repository

0 0 11

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MOTOR YAMAHA JUPITER di DESA KEBOAN ANOM GEDANGAN SIDOARJO (Studi Pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo)

0 0 21

DAMPAK KEBIJAKAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI DESA KEBOAN ANOM KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI

0 1 20