Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Penempatan Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Sumba Timur T2 942011070 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab pembahasan sebelumnya,
dapat
ditarik
beberapa
kesimpulan
yaitu
sebagai
berikut :
1. Jumlah guru PNS sekolah dasar di Kabupaten
Sumba
Timur
Pemerintah
secara
umum
Kabupaten
sangat
Sumba
Timur
kurang.
telah
memenuhi kekurangan dengan merekrut guru non
PNS. Meskipun secara kuantitas guru sekolah dasar
telah mencukupi, namun tidak secara keseluruhan
sekolah dasar memiliki jumlah guru yang memadai,
hal ini dapat dikatakan penempatan yang dilakukan
oleh pengelola tenaga pendidik tidak merata dan
tepat. Selain itu, 86% guru PNS sekolah dasar di
Kabupaten Sumba Timur belum memenuhi standar
minimal kualifikasi akademik yaitu DIV atau S1.
2. Implementasi kebijakan penempatan guru belum
terlaksana dengan baik, dimana masih terdapatnya
sekolah-sekolah
yang
kekurangan
guru
dalam
jumlah yang besar, hal ini merupakan dampak
secara langsung maupun tidak langsung
yang
dipengaruhi oleh empat variable :
a. Komunikasi, dalam penempatan guru PNS,
dinas pendidikan pemuda dan olahraga hanya
93
berkomunikasi secara formal dengan badan
kepegawaian daerah. Pihak sekolah maupun
pemerintah kecamatan serta masyarakat tidak
dilibatkan secara formal, sehingga terlihat pasif
dalam menangani kebutuhan guru.
b. Sumber Daya,
dari segi jumlah guru yang
tersedia ditambah dengan guru Non PNS sudah
mencukupi
kebutuhan,
namun
pada
pendistribusian belum merata, dapat dikatan
pemerintah tidak mempunyai keahlian yang
cukup
baik
dalam
mengelola
dan
menata
penempatan guru secara merata. Serta tidak
semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai
untuk mendukung implementasi sehingga hal
ini berpengaruh terhadap proses penempatan
guru.
c. Kecendrungan-kecendrungan, sikap guru yang
lebih memilih untuk megajar di sekolah-sekolah
yang
secara
wilayah
berada
di
sekitar
perkotaan. Ditambah lagi dengan kecendrungan
tidak masuk sekolah yang terjadi pada guruguru
yang
ditempatkan
pada
sekolah
pendalaman merupakan masalah yang secara
tidak
langsung
berpengaruh
dalam
penempatan. Serta pelaksana dinas pendidikan
dalam hal ini pengawas sekolah tidak secara
rutin melakukan pengawasan di sekolah.
94
d. Struktur
guru
Birokrasi,
dilaksanakan
kebijakan
oleh
penempatan
birokrasi-birokrasi
pemerintah daerah secara terpisah, sehingga
tidak ada salah satu birokrasi yang mengakhiri
implementasi
kebijakan
penempatan
guru
kesimpulan
diatas,
dapat
secara mandiri.
5.2 Saran
Berdasarkan
disarankan bahwa:
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur
perlu membuat suatu perangkat hukum yang
mengatur pengelolaan penempatan guru PNS
maupun non PNS, sehingga dalam pelaksanaan
pendistribusian guru pada setiap sekolah dapat
dilaksanakan
secara
merata
kebutuhan. Serta perlu
kerjasama
yang
sesuai
dengan
untuk meningkatkan
sudah
berjalan
dengan
perguruan tinggi, serta memberikan beasiswa
kepada
guru
meningkatkan
PNS
agar
kualifikasi
termotivasi
akademik.
dalam
Dan
melakukan kegiatan pelatihan pengajaran bagi
guru-guru non PNS yang masih berpendidikan
SMA.
2. Melihat empat variable penting yang dikemukan
Edwards
yang
mempengaruhi
keberhasilan
implementasi kebijakan penempatan guru, maka
disarankan:
95
Dalam mendukung implementasi penempatan
guru dapat merata, pemerintah kabupaten
sumba
timur
penting
untuk
melibatkan
pemerintah kecamatan, masyarakat, terutama
pihak komite sekolah secara formal sehingga
guru yang ditempatkan benar-benar sesuai
kebutuhan
dan
terkontrol
pelaksanaan
tugasnya disekolah.
Pemerintah
harus
pembangunan
fasilitas
meningkatkan
pendukung
seperti
ruang kelas, ruang perpustakaan serta rumah
dinas guru, sehingga guru yang ditempatkan
pada daerah terpencil mendapat kenyamanan
dalam menjalankan tugasnya.
Pemerintah
perlu
ketersedian
tunjangan
untuk
insentif
finansial
mengupayakan
tambahan
bagi
berupa
guru-guru
yang
bertugas didaerah pedalaman. Dan juga harus
tegas dan memberi sanksi kepada setiap sikap
guru
yang
lebih
memilih
mengajar
diperkotaan, dan guru-guru pedalam yang
jarang masuk sekolah serta pelaksana atau
pengawas sekolah yang terlihat jarang untuk
melakukan pengawasan di sekolah.
Dalam urusan mutasi serta penempatan guru
PNS,
pemerintah
memberikan
daerah
kewenangan
96
perlu
secara
untuk
langsung
kepada
olahraga
dinas
pendidikan
beserta
pemuda
perangkat
dan
birokrasi
dibawahnya, sehingga dinas dengan leluasa
mengelola pendistribusian tenaga pendidik.
97
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab pembahasan sebelumnya,
dapat
ditarik
beberapa
kesimpulan
yaitu
sebagai
berikut :
1. Jumlah guru PNS sekolah dasar di Kabupaten
Sumba
Timur
Pemerintah
secara
umum
Kabupaten
sangat
Sumba
Timur
kurang.
telah
memenuhi kekurangan dengan merekrut guru non
PNS. Meskipun secara kuantitas guru sekolah dasar
telah mencukupi, namun tidak secara keseluruhan
sekolah dasar memiliki jumlah guru yang memadai,
hal ini dapat dikatakan penempatan yang dilakukan
oleh pengelola tenaga pendidik tidak merata dan
tepat. Selain itu, 86% guru PNS sekolah dasar di
Kabupaten Sumba Timur belum memenuhi standar
minimal kualifikasi akademik yaitu DIV atau S1.
2. Implementasi kebijakan penempatan guru belum
terlaksana dengan baik, dimana masih terdapatnya
sekolah-sekolah
yang
kekurangan
guru
dalam
jumlah yang besar, hal ini merupakan dampak
secara langsung maupun tidak langsung
yang
dipengaruhi oleh empat variable :
a. Komunikasi, dalam penempatan guru PNS,
dinas pendidikan pemuda dan olahraga hanya
93
berkomunikasi secara formal dengan badan
kepegawaian daerah. Pihak sekolah maupun
pemerintah kecamatan serta masyarakat tidak
dilibatkan secara formal, sehingga terlihat pasif
dalam menangani kebutuhan guru.
b. Sumber Daya,
dari segi jumlah guru yang
tersedia ditambah dengan guru Non PNS sudah
mencukupi
kebutuhan,
namun
pada
pendistribusian belum merata, dapat dikatan
pemerintah tidak mempunyai keahlian yang
cukup
baik
dalam
mengelola
dan
menata
penempatan guru secara merata. Serta tidak
semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai
untuk mendukung implementasi sehingga hal
ini berpengaruh terhadap proses penempatan
guru.
c. Kecendrungan-kecendrungan, sikap guru yang
lebih memilih untuk megajar di sekolah-sekolah
yang
secara
wilayah
berada
di
sekitar
perkotaan. Ditambah lagi dengan kecendrungan
tidak masuk sekolah yang terjadi pada guruguru
yang
ditempatkan
pada
sekolah
pendalaman merupakan masalah yang secara
tidak
langsung
berpengaruh
dalam
penempatan. Serta pelaksana dinas pendidikan
dalam hal ini pengawas sekolah tidak secara
rutin melakukan pengawasan di sekolah.
94
d. Struktur
guru
Birokrasi,
dilaksanakan
kebijakan
oleh
penempatan
birokrasi-birokrasi
pemerintah daerah secara terpisah, sehingga
tidak ada salah satu birokrasi yang mengakhiri
implementasi
kebijakan
penempatan
guru
kesimpulan
diatas,
dapat
secara mandiri.
5.2 Saran
Berdasarkan
disarankan bahwa:
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur
perlu membuat suatu perangkat hukum yang
mengatur pengelolaan penempatan guru PNS
maupun non PNS, sehingga dalam pelaksanaan
pendistribusian guru pada setiap sekolah dapat
dilaksanakan
secara
merata
kebutuhan. Serta perlu
kerjasama
yang
sesuai
dengan
untuk meningkatkan
sudah
berjalan
dengan
perguruan tinggi, serta memberikan beasiswa
kepada
guru
meningkatkan
PNS
agar
kualifikasi
termotivasi
akademik.
dalam
Dan
melakukan kegiatan pelatihan pengajaran bagi
guru-guru non PNS yang masih berpendidikan
SMA.
2. Melihat empat variable penting yang dikemukan
Edwards
yang
mempengaruhi
keberhasilan
implementasi kebijakan penempatan guru, maka
disarankan:
95
Dalam mendukung implementasi penempatan
guru dapat merata, pemerintah kabupaten
sumba
timur
penting
untuk
melibatkan
pemerintah kecamatan, masyarakat, terutama
pihak komite sekolah secara formal sehingga
guru yang ditempatkan benar-benar sesuai
kebutuhan
dan
terkontrol
pelaksanaan
tugasnya disekolah.
Pemerintah
harus
pembangunan
fasilitas
meningkatkan
pendukung
seperti
ruang kelas, ruang perpustakaan serta rumah
dinas guru, sehingga guru yang ditempatkan
pada daerah terpencil mendapat kenyamanan
dalam menjalankan tugasnya.
Pemerintah
perlu
ketersedian
tunjangan
untuk
insentif
finansial
mengupayakan
tambahan
bagi
berupa
guru-guru
yang
bertugas didaerah pedalaman. Dan juga harus
tegas dan memberi sanksi kepada setiap sikap
guru
yang
lebih
memilih
mengajar
diperkotaan, dan guru-guru pedalam yang
jarang masuk sekolah serta pelaksana atau
pengawas sekolah yang terlihat jarang untuk
melakukan pengawasan di sekolah.
Dalam urusan mutasi serta penempatan guru
PNS,
pemerintah
memberikan
daerah
kewenangan
96
perlu
secara
untuk
langsung
kepada
olahraga
dinas
pendidikan
beserta
pemuda
perangkat
dan
birokrasi
dibawahnya, sehingga dinas dengan leluasa
mengelola pendistribusian tenaga pendidik.
97