9LKJIP DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU 2016
DI N AS PERH U BU N GAN PROV I N SI RI AU
LAPORAN
K I N ERJ A
I N ST AN SI
PEM ERI N T AH
T AH U N 2 0 1 6
LK jI P
Dina s Pe rhubunga n Provinsi Ria u J l.J e nd. Sudirm a n 4 7 4 Pe k a nba ru Em a il: dina spe rhubunga n@ria u.go.id We bsit e : w w w .dishub.ria u.go.id
(2)
2016
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
JLl.Jend. Sudirman 474 Pekanbaru Telp: (0761) 34245-33992 Fax: (0761) 21850 Email: [email protected] Website: www.dishub.riau.go.id Kode Pos: 28126
LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
[LKJIP] TAHUN 2016
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sampai saat ini kita masih diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Beberapa sasaran yang belum tercapai menggambarkan masih banyak tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Riau dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya pada sector Perhubungan. Tugas dan tanggung jawab tersebut akan terus diupayakan untuk dapat diselesaikan di tahun-tahun yang akan dating dengan cara meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi serta kinerja dari seluruh pegawai di lingkungan Dinas Perhubungan Provinsi Riau. Semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Pekanbaru, Februari 2017 KEPALA DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI RIAU
Drs. H. ARLIZMAN AGUS, MM Pembina Utama Madya
(4)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1LATAR BELAKANG ... 1
1.2MAKSUD DAN TUJUAN ... 4
1.3DASAR HUKUM ... 5
1.4TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 6
1.4.1 Tugas ... 6
1.4.2 Fungsi ... 6
1.5 STRUKTUR ORGANISASI SKPD ... 7
1.5.1 Kepala Dinas ... 8
1.5.2 Sekretaris ... 8
1.5.3 Subbagian Perencanaan Program ... 9
1.5.4 Subbagian Keuangan dan Perlengkapan ... 10
1.5.5 Subbagian Umum ... 12
1.5.6 Kepala Bidang Perhubungan Darat ... 14
1.5.7 Kepala Bidang Perhubungan Laut ... 14
1.5.8 Kepala Bidang Perhubungan Udara... 15
1.5.9 Kepala Bidang Bina Sistem Transportasi ... 14
1.6 ASPEK STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU ... 16
1.6.1 Kondisi Saat Ini ... 17
1. Pelayanan Bidang Transportasi ... 17
2. Anggaran ... 18
3. Sumber Daya Aparatur ... 18
4. Pelayanan Publik ... 19
5. Pengawasan dan Akuntabilitas ... 19
1.6.2 Kondisi yang Diharapkan ... 20
1. Kondisi Saat Ini ... 20
2. Anggaran ... 21
3. Sumber Daya Aparatur ... 21
4. Pelayanan Publik ... 22
5. Pengawasan dan Akuntabilitas ... 22
1.7 SISTEMATIKA PELAPORAN ... 22
BAB II. PERENCANAAN KINERJA ... 25
2.1RENCANA STRATEGIS ... 25
2.1.1 Visi dan Misi ... 25
2.1.2 Tujuan, Sasaran dan Indikator ... 26
1. Tujuan ... 26
2. Sasaran ... 26
2.1.3 Strategi dan Kebijakan ... 29
2.1.4 Program ... 30
2.2PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2016 ... 31
(5)
BAB III. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ... 36
3.1PENGUKURAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 ... 36
3.2PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016 ... 39
3.3KINERJA KEUANGAN TAHUN 2016... 39
BAB IV. TINJAUAN UMUM KEBERHASILAN ... 42
4.1TINJAUAN UMUM KEBERHASILAN ... 42
4.2PERMASALAHAN YANG BERKAITAN DENGAN PENCAPAIAN KINERJA... 43
4.3RENCANA TINDAK LANJUT ... 44 LAMPIRAN
(6)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Transportasi adalah barang umum (public goods) yang berarti menjadi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pelayanan transportasi yang baik, dan penyediaan transportasi yang baik adalah kewajiban pemerintah.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Undang – Undang Dasar RI 1945 Bab VI telah diatur dasar penyelenggaraan Pemerintah Daerah, pada perubahan kedua tahun 2000 Bab VI pasal 18 ayat (5) Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan
“Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali
urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ditentukan sebagai urusan pemerintahan pusat.
Transportasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembangunan berbagai sector untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Ada dua sisi dimana sektor transportasi dapat berperan dalam menunjang pembangunan.
(7)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 2
Disatu sisi transportasi diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap pembangunan yang sedang berlangsung (how to answer development) dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan. Sedangkan pada sisi yang lain sektor transportasi diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam merangsang pertumbuhan pembangunan (how to initiate development).
Kewajiban pemerintah (baik di tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah) di sektor transportasi tidak berbeda dengan sektor lainnya seperti pendidikan dan kesehatan saat ini terhambat masalah minimnya anggaran yang tersedia.
Sasaran pajak dan retribusi transportasi saat ini belum dapat sepenuhnya dikembalikan untuk pengembangan sektor transportasi karena masih banyak sektor prioritas yang lebih mendukung pembangunan wilayah.
Pembangunan sarana dan prasarana Perhubungan di Provinsi Riau pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perangsang pertumbuhan ekonomi dan mendukung berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk bisa menjalankan peran tersebut, pembangunan perhubungan perlu dilakukan terintegrasi antar moda transportasi darat, laut dan udara yang mengacu kepada Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) Riau dan Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) yang merupakan keharusan sebagai pedoman pembangunan perhubungan secara nasional serta RPJMD Provinsi Riau 2014 – 2019.
Dinas Perhubungan Provinsi Riau dalam kedudukannya sebagai salah satu SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Riau dituntut untuk dapat mewujudkan kinerja aparatur pemerintah dan kelembagaan daerah dalam menghadapi tuntutan masyarakat atas pelayanan yang cepat, mudah, transparan dan akuntabel.
Salah satu tuntutan publik pada saat ini adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
(8)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 3
Sehingga Dinas Perhubungan Provinsi Riau di dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunannya dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini diharapakan berdampak pada penyusunan laporan kinerja yang sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Dinas Perhubungan Provinsi Riau merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dibidang perhubungan darat, laut, udara, dan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Riau melalui Sekretaris Daerah Provinsi Riau.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Riau tahun 2016 disusun dalam rangka melaporkan kinerja Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, baik dalam hal keberhasilan maupun kegagalan. Laporan ini juga dapat menentukan atau mengubah arah, kebijaksanaan, perencanaan dan evaluasi serta bahan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Adapun pedoman dari penyusunan LKjIP SKPD ini adalah Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Pasal 35 dan Pasal 37. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Review Atas Laporan Kinerja (Lampiran II).
(9)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 4
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Aparatur Negara dan Reformasi nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Teknis Instansi Pemerintah, bahwa pada lampiran II disebutkan bahwa laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.
Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Sedangkan tujuan pelaporan kinerja yaitu:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandate atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Maka dokumen LKjIP ini disusun dengan maksud agar setiap unsur penyelenggara negara dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dimandatkan kepada organisasi berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan.
Selain itu dari LKjIP ini dapat diketahui pula pencapaian kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau sesuai dengan target dan sasaran strategis. LKjIP ini merupakan system pengendalian manajemen di sector publik yang memiliki dua fungsi yaitu sebagai sarana menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau tahun 2016 kepada seluruh stakeholder dan sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau sehingga dapat dijadikan acuan perbaikan kinerja di masa yang akan dating.
(10)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 5
1.3 DASAR HUKUM
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan system pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan litimate untuk mendukung berlangsungnya pemerintahan dan pembangunan yang berdaya guna, berhasil, bersih dan bertanggung jawab serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. LKjIP ini disusun dengan dasar hokum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Negara;
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pengganti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
(11)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 6
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah pengganti Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2009 no 9);
11. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riaun Tahun 2014-2019 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2014 no 7);
12. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Organisasi Pemerintah Daerah;
13. Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2016 tentang Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun 2016;
1.4 TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Menurut Peraturan Gubernur Riau No. 16 Tahun 2014 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau adalah:
1.4.1Tugas
Untuk melaksanakan urusan sebagaimana dimaksud, Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan urusan otonomi daerah sesuai dengan kewenangan provinsi di bidang Perhubungan serta tugas manajerial dan teknis lingkup Dinas Perhubungan.
1.4.2 Fungsi
1. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 2 Tahun 2014 tentang Organisasi Dinas Daerah Provinsi Riau, Dinas Perhubungan Provinsi Riau mempunyai fungsi
(12)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 7
pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;
2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;
3. Pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporantugas manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;
4. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
1.5 STRUKTUR ORGANISASI SKPD
Susunan organisasi telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 2 Tahun 2014 tentang Organisasi Dinas Daerah Provinsi Riau dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Riau Nomor 16 Tahun 2014 tentang Rincian Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau, terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, terdiri dari:
a. Subbagian Perencanaan Program;
b. Subbagian Keuangan dan Perlengkapan; c. Subbagian Umum.
3. Bidang Perhubungan Darat, terdiri dari: a. Seksi Keselamatan;
b. Seksi Angkutan;
c. Seksi Perkeretaapian/Jalan Khusus. 4. Bidang Perhubungan Laut, terdiri dari:
a. Seksi Kepelabuhan;
b. Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut; c. Seksi Penjagaan dan Penyelamatan. 5. Bidang Perhubungan Udara, terdiri dari:
a. Seksi Angkutan Udara;
b. Seksi Keamanan Penerbangan; c. Seksi Bandar Udara.
6. Bidang Bina Sistem Transportasi, terdiri dari: a. Seksi Perencanaan Transportasi;
(13)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 8
b. Seksi Fasilitas Sarana dan Prasarana Transportasi; c. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Transportasi
1.5.1 Kepala Dinas
Dinas Perhubungan dipimpin Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.
Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan urusan otonomi daerah sesuai dengan kewenangan provinsi di bidang Perhubungan serta tugas manajerial dan teknis lingkup Dinas Perhubungan.
Untuk melaksanakan tugas Kepala Dinas Perhubungan menyelenggarakan fungsi:
1. pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;
2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;
3. pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporantugas manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;
4. pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.
1.5.2 Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporantugas manajerial dan teknis pada Subbagian yang dibawahinya serta membantu kepala dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis.Untuk melaksanakan tugas, Sekretaris mempunyai fungsi:
1. Pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial pada Subbagian yang dibawahinya;
2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial pada Subbagian yang dibawahinya;
3. Pengkoordinasian monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial pada Subbagian yang dibawahinya;
(14)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 9
4. Pelaksanakan tugaslain sesuai tugas dan fungsinya. Susunan Organisasi Sekretariat, terdiri atas:
1. Subbagian Perencanaan Program;
2. Subbagian Keuangan dan Perlengkapan; 3. Subbagian Umum.
1.5.3 Subbagian Perencanaan Program
Rincian tugas Subbagian Perencanaan Program:
1. merencanakan program kegiatan per tahun anggaran SubbagianPerencanaan Program berdasarkan tugas, fungsi dan renstra sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan;
2. merencanakan program kegiatan per tahun anggaran SubbagianPerencanaan Program berdasarkan tugas, fungsi dan renstra sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan;
3. membagi tugas kepada bawahan dengan disposisi tugas dan secara lisan agar tugas terbagi habis;
4. memberi petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
5. memeriksa hasil pekerjaan bawahan dengan membandingkan antara hasil kerja dengan petunjuk kerja untuk penyempurnaan hasil kerja;
6. menilai kinerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier;
7. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan SubbagianPerencanaan Program secara rutin maupun berkala untuk pengembangan wawasan pengetahuan dan kemampuan;
8. memberikan saran pertimbangan kepada Sekretariat tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu
(15)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 10
diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalam pengambilan keputusan;
9. menginventarisasi permasalahan-permasalahan sesuai bidang tugas SubbagianPerencanaan Program secara rutin maupun berkala sebagai bahan dasar pemecahan masalah;
10. mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas Sub bagian Perencanaan Program berdasarkan disposisi atasan agar tersedia konsep naskah dinas yang dibutuhkan;
11. mengevaluasi hasil kegiatan per Tahun Anggaran Sub bagian Perencanaan Program berdasarkan capaian
pelaksanaan kegiatan sebagai bahan
penyempurnaannya;
12. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan kegiatan Sub bagian Perencanaan Program kepada Sekretariat, secara periodik sebagai bahan pertanggung jawaban;
13. menghimpun data dan menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program;
14. melaksanakan pengelolaan data base perhubungan; 15. melaksanakan penyusunan program;
16. menyiapkan bahan dukungan operasional pelaksanaan pengadaan barang dan jasa;
17. menghimpun data dan menyiapkan penyusunan program anggaran;
18. melaksanakan monitoring dan evaluasi program kegiatan;
19. melaksanakan penyusunan laporan;
20. melaksanakan koordinasi usulan program pembangunan dengan kabupaten/kota dan pemerintah;
1.5.4 Subbagian Keuangan dan Perlengkapan
Rincian tugas Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan:
1. merencanakan program kegiatan per tahun anggaran Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan berdasarkan tugas,
(16)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 11
fungsi dan renstra sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan;
2. merencanakan program kegiatan per tahun anggaran Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan berdasarkan tugas, fungsi dan renstra sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan;
3. membagi tugas kepada bawahan dengan disposisi tugas dan secara lisan agar tugas terbagi habis;
4. memberi petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
5. memeriksa hasil pekerjaan bawahan dengan membandingkan antara hasil kerja dengan petunjuk kerja untuk penyempurnaan hasil kerja;
6. menilai kinerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier;
7. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan secara rutin maupun berkala untuk pengembangan wawasan pengetahuan dan kemampuan;
8. memberikan saran pertimbangan kepada Sekretariat tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalam pengambilan keputusan;
9. menginventarisasi permasalahan-permasalahan sesuai bidang tugas Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan secara rutin maupun berkala sebagai bahan dasar pemecahan masalah;
10. mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan berdasarkan disposisi atasan agar tersedia konsep naskah dinas yang dibutuhkan;
(17)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 12
11. mengevaluasi hasil kegiatan per Tahun Anggaran Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan berdasarkan capaian pelaksanaan kegiatan sebagai bahan penyempurnaannya; 12. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan kegiatan Sub
bagian Keuangan dan Perlengkapan kepada Sekretariat, secara periodik sebagai bahan pertanggung jawaban;
13. melaksanakan pengelolaan Keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai;
14. melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan Keuangan;
15. menyusun laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan pengelolaan Keuangan;
16. melakukan penyusunan kebutuhan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, pengamanan, usulan penghapusan asset dan penyusunan laporan pertanggungjawaban atas barang-barang inventaris.
1.5.5 Subbagian Umum
Rincian tugas Subbagian Umum:
1. merencanakan program kegiatan per tahun anggaran Sub bagian Umum berdasarkan tugas, fungsi dan renstra sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan;
2. membagi tugas kepada bawahan dengan disposisi tugas dan secara lisan agar tugas terbagi habis;
3. memberi petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
4. memeriksa hasil pekerjaan bawahan dengan membandingkan antara hasil kerja dengan petunjuk kerja untuk penyempurnaan hasil kerja;
5. menilai kinerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier;
6. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
(18)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 13
dengan Sub bagian Umum secara rutin maupun berkala untuk pengembangan wawasan pengetahuan dan kemampuan;
7. memberikan saran pertimbangan kepada Sekretaris tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalam pengambilan keputusan;
8. menginventarisasi permasalahan-permasalahan sesuai bidang tugas Sub bagian Umum secara rutin maupun berkala sebagai bahan dasar pemecahan masalah;
9. mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas Subbagian Umum berdasarkan disposisi atasan agar tersedia konsep naskah dinas yang dibutuhkan;
10. mengevaluasi hasil kegiatan per Tahun Anggaran Subbagian Umum berdasarkan capaian pelaksanaan kegiatan sebagai bahan penyempurnaannya;
11. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan kegiatan Subbagian Umum kepada Sekretaris, secara periodik sebagai bahan pertanggung jawaban;
12. melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, penggandaan naskah-naskah dinas, kearsipan dan perpustakaan Dinas;
13. menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan;
14. melaksanakan tugas dibidang hubungan masyarakat; 15. mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian
mulai dari penempatan formasi, pengusulan dalam jabatan, usulan pensiun, peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, Kenaikan pangkat, DP-3, DUK, Sumpah / Janji Pegawai, Gaji Berkala, kesejahteraan, mutasi dan pemberhentian pegawai, diklat, ujian dinas, izin belajar, pembinaan kepegawaian, dan disiplin pegawai;
16. menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis, tenaga fungsional, analisis jabatan, analisis beban kerja,
(19)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 14
budaya kerja, hukum, organisasi, tatalaksana, keamanan, dan tugas umum dan tata usaha kepegawaian lainnya; 17. melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
hukum, kelembagaa dan ketataksanaan di lingkup Dinas Perhubungan.
1.5.6 Kepala Bidang Perhubungan Darat
Kepala Bidang Perhubungan Darat mempunyai tugas mengkoordinasikan menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;
Untuk melaksanakan tugas, Kepala Bidang Perhubungan Darat menyelenggarakan fungsi;
1. pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;
2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya; 3. pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;
4. pelaksanakan tugaslain sesuai tugas dan fungsinya. Bidang Perhubungan Darat terdiri dari:
1. Seksi Keselamatan; 2. Seksi Angkutan;
3. Seksi Perkeretaapian/Jalan Khusus.
1.5.7 Kepala Bidang Perhubungan Laut
Kepala Bidang Perhubungan Laut mempunyai tugas mengkoordinasikan menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya.
Untuk melaksanakan tugas,Kepala Bidang Perhubungan Laut menyelenggarakan fungsi:
(20)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 15
1. pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;
2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya; 3. pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;
4. pelaksanakan tugaslain sesuai tugas dan fungsinya.
Susunan Organisasi Kepala Bidang Perhubungan Laut terdiri atas :
1. Seksi Kepelabuhan;
2. Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut; 3. Seksi Penjagaan dan Keselamatan.
1.5.8 Kepala Bidang Perhubungan Udara
Kepala Perhubungan Udara mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya.
Untuk melaksanakan tugas,Kepala Bidang Perhubungan Udara menyelenggarakan fungsi :
1. pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;
2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya; 3. pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;
4. pelaksanakan tugaslain sesuai tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi Bidang Perhubungan Udara terdiri atas: 1. Seksi Angkutan Udara;
2. Seksi Keamanan Penerbangan; 3. Seksi Bandar Udaral.
(21)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 16
1.5.9 Kepala Bidang Bina Sistem Transportasi
Kepala Bidang Bina Sistem Transportasi mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan pada seksi-seksi yang dibawahinya. Untuk melaksanakan tugas,Kepala Bidang Bina Sistem Transportasi menyelenggarakan fungsi :
1. pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;
2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya; 3. pengkoordinasian monitoring, evaluasi dan pelaporan
tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;
4. pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;
5. pelaksanakan tugaslain sesuai tugas dan fungsinya.
Susunan Organisasi Bidang Bina Sistem Transportasi terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Transportasi;
b. Seksi Fasilitasi Sarana dan Prasarana Transportasi; c. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasaran Trasnportasi.
1.6 ASPEK STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan pada tahun 2014 tidak terlepas dari analisis terhadap lingkungan strategis yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Provinsi Riau, mencakup kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan terhadap pelayanan bidang transportasi, anggaran, sumber daya aparatur, pelayanan publik, pengawasan dan ankuntabilitas serta permasalahan stratejik berikut :
(22)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 17
1.6.1 Kondisi Saat Ini
1. Pelayanan Bidang Transportasi
Permasalahan dan tantangan dalam pelayanan transportasi pada umumnya, masih dihadapkan pada peningkatan keselamatan, peningkatan kelancaran mobilitas serta masalah aksesibilitas pelayanan terutama pada pelayanan jasa transportasi di wilayah pesisir dan kepulauan seperti Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir dan beberapa wilayah lain, yang belum seluruhnya dapat dijangkau secara memadai. Selain itu masalah daya beli masyarakat yang masih rendah, investasi prasarana dan sarana transportasi, masih memerlukan subsidi operasi dan dukungan investasi pemerintah yang cukup besar dalam upaya menyelenggarakan pelayanan transportasi yang murah dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Disatu sisi, terkonsentrasinya aksesibilitas masyarakat dari dan ke Provinsi Riau terutama untuk moda transportasi darat yang masih mengandalkan moda transportasi jalan menimbulkan dampak dari besarnya beban lalu lintas yang harus dipenuhi oleh ruas jalan yang ada. Disisi lainnya, terbatasnya kemampuan daya dukung jalan baik itu jalan provinsi maupun jalan nasional berdampak terhadap relatif tingginya kerusakan jalan. Kedua sisi permasalahan diatas belum dapat dijawab secara optimal melalui pengawasan dan pengendalian di jembatan timbang. Mencermati hal tersebut, dipandang perlu dan mendesak adanya moda transportasi darat lainnya yang mempunyai kemampuan massal dan aksesibel yang mampu menjangkau seluruh simpul origin maupun destinasi dari pergerakan barang. Kedepan melalui RPJMN, Renstra Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi Riau mendorong agar program pembangunan kereta api Riau dapat segera diwujudkan. Tantangan dalam program reformasi di bidang transportasi. Terutama dalam pelaksanaan dekosentrasi
(23)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 18
dan reposisi kelembagaan pemerintah di bidang transportasi untuk lebih memperjelas peran dan fungsi pemerintah, perlu lebih ditekankan pada peran regulator, serta penciptaan iklim yang kondusif bagi peranserta swasta dan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam penyelenggaraan jasa transportasi yang efisien, akuntabel, kompetitif dan professional.
2. Anggaran
Pelaksanaan program pembangunan sektor perhubungan masih dihadapkan pada terbatasnya dana pemerintah untuk pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana dan sarana yang ada saat ini, sehingga masih dijumpai beberapa kondisi prasarana dan sarana yang kurang mendapatkan perawatan, terutama transportasi jalan, sarana ASDP serta sarana transportasi laut dan udara.
3. Sumber Daya Aparatur
Kinerja sumber daya aparatur Dinas Perhubungan yang tidak optimal dapat mempengaruhi produktivitas dan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di bidang Perhubungan. Pada sisi lain Perhubungan, dihadapkan pula pada berbagai tantangan perubahan antara lain : nuansa birokratis sangat mempengaruhi pola kerja sumber daya aparatur Dinas Perhubungan dewasa ini, yang diindikasikan kecilnya pangsa sumber daya aparatur Perhubungan yang memiliki kemampuan teknis yang memadai. Sebagian besar sumber daya aparatur Dinas perhubungan khususnya di level operator berpendidikan menengah ke bawah dengan tingkat kompetensi yang rendah.
Keadaan dan masalah yang dihadapi dalam bidang sumber daya manusia aparatur antara lain adalah :
a. Komposisi, jumlah, dan distribusi pegawai belum rasional; kompetensi, disiplin, kemampuan profesional dan produktivitas sebagian besar PNS belum memadai
(24)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 19
dan belum adanya perencanaan SDM yang komprehensif, terintegrasi serta berbasis kinerja.
b. Sistem Pengukuran Kinerja PNS belum dapat mengukur kinerja aktual PNS sehingga belum dapat mencerminkan produktivitas PNS baik secara individu, unit maupun organisasi
c. Gambaran mengenai kompetensi aparatur pemerintah yang diperlukan tidak jelas dan pola serta perencanaan karir belum mantap program diklat teknis dan diklat fungsional belum mendapat perhatian dan penghargaan yang setara dibandingkan dengan diklat struktural
Sebagai pertanggung jawaban kepada masyarakat atas pelayanan jasa transportasi maka Dinas Perhubungan dituntut atas pelayanan yang cepat, mudah, transparan dan akuntabel maka Rencana Strategis ini diuraikan menjadi kegiatan yang akan dilakukan.
4. Pelayanan Publik
Manajemen pelayanan publik masih bersifat birokratis, Hal ini mengakibatkan birokrasi lebih mengedepankan sikap dan perilaku ingin dilayani daripada melayani. Masyarakat sebagai obyek pelayanan bukan menjadi fokus utama manajemen pelayanan. Hal ini diakibatkan karena belum adanya akuntabilitas dalam pelayanan publik. Selain itu juga belum adanya sistem yang dapat menilai kinerja pelayanan publik yang akurat yang bermanfaat bagi evaluasi pelayanan publik.
5. Pengawasan dan Akuntabilitas
a. Sistem dan proses pengawasan masih belum terkoordinasi dengan baik, transparan, dan belum memberikan jaminan adanya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan terwujudnya pemerintahan yang bersih.
(25)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 20
b. Manajemen dan teknologi informasi serta otomasi dalam aparatur pemerintahan pusat dan daerah belum dapat menunjang proses pengambilan keputusan secara optimal, serta dapat mempercepat pengurangan korupsi, kolusi dan nepotisme dalam penyelenggaraan pemerintahan.
1.6.2 Kondisi yang Diharapkan
Kondisi aparatur negara yang diharapkan, sesuai dengan arah kebijakan dalam RPJMD secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
1. Pelayanan Bidang Transportasi
Sesuai dengan Visi Dinas Perhubungan Provinsi Riau sebagaimana yang tertuang didalam Rencana Strategis Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Visi pembangunan Pemerintah Provinsi Riau untuk urusan perhubungan adalah Terwujudnya pelayanan transportasi yang handal, terintegrasi dan berkelanjutan yang mendukung Visi Riau 2020.
Pelayanan transportasi yang handal, berkelanjutan dan terintegrasi diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi yang aman (security), selamat (safety), nyaman (confortable), tepat waktu (punctuality), terintegrasi, terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh wilayah Provinsi Riau serta mampu mendukung pemerataan pembangunan daerah dalam mendukung Visi Riau.
Adapun untuk mewujudkan Visi transportasi Riau 2020, sektor Perhubungan Provinsi Riau telah menyiapkan beberapa program strategis baik itu pemenuhan aspek keselamatan maupun peningkatan aksesibilitas terutama peningkatan jangkauan transportasi untuk wilayah pesisir dan kepulauan melalui program merangkai pulau serta impelementasi dekade aksi keselamatan 2011-2020.
(26)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 21
2. Anggaran
Terpenuhinya anggaran yang mampu mencukupi kebutuhan minimal yang akan dicapai selama kurun waktu selama tahun 2014-2019. Mencermati proyeksi besaran pagu indikatif sebagaimana ditetapkan didalam RPJMD Provinsi Riau tahun 2014-2019, alokasi pagu indikatif yang ditetapkan selama 5 (lima) tahun masih jauh dari kebutuhan terutama mengingat pada tahun 2015 Provinsi Riau menargetkan dimulainya pembangunan kereta api serta pemenuhan program merangkai pulau termasuk diantaranya rencana pembangunan bandara baru pengganti bandara SSK II Pekanbaru. dalam pelaksanaan program pembangunan sektor perhubungan untuk pemeliharaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana yang ada saat ini, sehingga dijumpai beberapa kondisi sarana dan prasarana yang kurang mendapatkan perawatan, terutama transportasi jalan, sarana dan prasarana perkeretaapian, sarana ASDP serta sarana transportasi laut, udara.
3. Sumber Daya Manusia Aparatur
a. Komposisi, jumlah dan distribusi pegawai yang rasional, etika, moral, disiplin yang tinggi, netral, kompetensi dan kemampuan profesional sesuai dengan tantangan zaman serta produktivitas yang tinggi dan tingkat penghasilan yang wajar sesuai dengan peran, tugas, tanggung jawab, kinerja, dan biaya hidup.
b. Tingkat penghasilan yang proporsional sesuai dengan peran, tugas, tanggung jawab dan kinerja, sehingga PNS mampu menopang kehidupan keluarga mereka baik pada masa aktif maupun setelah pensiun.
c. Kinerja PNS yang dapat diukur melalui sistem pengukuran kinerja yang aktual sehingga dapat mencerminkan produktivitas PNS
(27)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 22
d. Distribusi penempatan pegawai menurut wilayah yang proporsional, dan dapat dipenuhi oleh daerah sesuai kewenangan, kebutuhan, dan kemampuan Keuangan daerah.
e. Gambaran mengenai jenis dan persyaratan kompetensi aparatur, pola karir, serta sistem penghargaan dan sanksi yang jelas; perencanaan karir yang mantap dengan memperhatikan kemampuan baik manajerial, teknis maupun fungsional, serta kinerja dan produktivitas.
f. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program diklat serta kurikulum diklat yang mantap, dukungan Fasilitator/Tenaga Didik yang sesuai dengan kebutuhan kualitas dan kuantitas serta pemanfaatan alumni Diklat Teknis Perhubungan.
4. Pengawasan dan akuntabilitas
Sistem dan proses pengawasan (internal dan eksternal) terkoordinasi dengan baik, transparan, dan menjamin adanya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih.
5. Pelayanan publik
Manajemen pelayanan publik dilandasi dan menerapkan secara konsisten prinsip-prinsip pelayanan prima dan mengedepankan sikap melayani serta bersih dari unsur KKN melalui sistem akuntabilitas dalam pelayanan publik. Evaluasi kinerja pelayanan publik penting dilakukan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik.
1.7 SISTEMATIKA PELAPORAN
Pada dasarnya Laporan Kinerja ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian Kinerja Dinas Provinsi Riau pada Tahun 2016 . Capaian kinerja (performance result) Tahun 2016 tersebut dibandingkan dengan penetapan kinerja atau perjanjian kinerja (PK) (Performance agreement) Tahun 2016 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Sistematika penyajian Laporan
(28)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 23
Kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 berpedoman pada peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengganti Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:
Bab I-Pendahuluan
Menjelaskan secara ringkas latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, data kepegawaian Dinas Perhubungan Provinsi Riau dan sistematika penulisan:
Bab II-Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan ikhtisar perjanjian kinerja (PK) tahun 2016 pada Dinas Perhubungan Provinsi Riau.
Bab III-Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016
1. Capaian kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategi organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
c. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
(29)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 24
d. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional yang ada;
e. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
f. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
g. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
2. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV-Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya.
(30)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 25
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1 RENCANA STRATEGIS
Perencanaan jangka menengah Dinas Perhubungan Provinsi Riau tertuang dalam Renstra Tahun 2015-2019 yang didalamnya terdapat visi, misi, tujuan, sasaran dan indicator yang akan dicapai dalam jangka waktu lima tahun.
2.1.1 Visi dan Misi
Dalam upaya mendukung pencapaian visi pemerintah Provinsi Riau dan sebagai upaya mewujudkan arah, peran dan
kewenangan serta tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Provinsi Riau , maka Dinas Perhubungan Provinsi Riau
menetepkan visi yaitu: ‘’ Terwujudnya pelayanan
transportasi yang handal, terintegrasi dan berkelanjutan
yang mendukung Visi Riau 2020”.
Dalam upaya pencapaian visi Dinas Perhubungan Provinsi Riau tersebut, Dinas Perhubungan Provinsi Riau menetapkan 5 (lima) misi yang akan dilaksanakan, yaitu:
1. Meningkatkan kinerja pelayanan transportasi yang handal, berkelanjutan dan terintegrasi;
2. Meningkatkan keselamatan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi;
3. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan
konektivitas antar wilayah;
4. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) perhubungan;
5. Penegakan peraturan di bidang perhubungan secara konsisten
(31)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 26
2.1.2 Tujuan, Sasaran dan Indikator 1. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang akan dicapai di masa mendatang. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.
Adapun tujuan pembangunan urusan perhubungan yang diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Riau adalah mewujudkan penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien, aman, nyaman, tertib, berkelanjutan dan terintegrasi yang didukung oleh ketersediaan sarana, prasarana dan layanan transportasi, penegakan hukum yang konsisten serta kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia yang handal.
2. Sasaran
Sasaran pembangunan urusan perhubungan berdasarkan visi, misi dan tujuan pembangunan adalah sebagai berikut.
a. Sasaran dan Indikator Misi Pertama
Meningkatkan kinerja pelayanan transportasi yang handal, terintegrasi dan berkelanjutan, adalah:
Misi ini dirumuskan dengan pertimbangan baHwa dalam upaya memberikan pelayanan jasa transportasi yang handal kepada masyarakat Provinsi Riau yang tersebar di 12 (dua belas) Kabupaten/Kota baik di daerah daratan, pesisir maupun kepulauan serta disparitas perkembangan wilayah yang ada yang berimplikasi terhadap keterbatasan kemampuan keuangan daerah tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan jasa transportasi karena masih terdapat beberapa kabupaten/kota memiliki keterbatasan
(32)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 27
kemampuan pembangunan infrastruktur transportasi, rehabilitasi.
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan di Provinsi Riau, perlu diupayakan peningkatan kinerja pelayanan jasa transportasi menuju kepada kondisi yang dapat memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat, khususnya di daerah pesisir dan kepulauan, melalui pembangunan infrastruktur, rehabilitasi sarana dan prasarana transportasi serta layanan transportasi keperintisan.
Indikator keberhasilan dari misi ini adalah: prosentase keikiutsertaan kabupaten/kota dalam WTN, prosentase ketersediaan AKDP di Provinsi Riau.
b. Sasaran dan Indikator Misi Kedua
Meningkatkan keselamatan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi, adalah: Dalam upaya mengurangi/menurunkan tingkat kecelakaan dan pelanggaran norma, standar, prosedur di sektor transportasi Pemerintah Provinsi Riau terus berupaya secara bertahap membenahi sistem keselamatan dan keamanan transportasi menuju kondisi zero to accident. Upaya yang dilakukan pemerintah tidak saja bertumpu kepada penyediaan fasilitas keselamatan namun juga melalui pemeliharaan fasilitas keselamatan yang ada sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Indikator keberhasilan dari misi ini adalah prosentase tingkat kecelakaan lalu lintas di Provinsi Riau, prosentase ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, guardrail, LPJU) di jalan provinsi.
(33)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 28
c. Sasaran dan Indikator Misi Ketiga
Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah, adalah: Kebutuhan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi yang perlu mendapatkan perhatian adalah aksesibilitas di kawasan pedesaan, kawasan pedalaman, kawasan tertinggal termasuk kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi Riau. Selain itu guna memperlancar mobilitas manusia khususnya di wilayah hinterland Kota Pekanbaru sebagai Ibu Kota Provinsi Riau, perlu didukung pola transportasi mikro melalui aglomerasi sistem angkutan umum massal yang berbasis kendaraan bus konvensional maupun kedepan akan dikembangkan lebih lanjut melalui implementasi Riau Railway.
Indikator keberhasilan dari misi ini adalah prosentase ketersediaan dermaga/pelabuhan ASDP, prosentase ketersediaan prasarana transportasi udara (Bandara SSK II, Bandara Japura dan Bandara Tuanku Tambusai)
d. Sasaran Misi Keempat
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) perhubungan, adalah:
Peningkatan kapasitas dan reformasi di bidang SDM perhubungan diarahkan kepada pembentukan kompetensi dan profesionalisme insan perhubungan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki wawasan global dengan tetap mempertahankan jatidirinya sebagai manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Indikator keberhasilan dari misi ini adalah prosentase Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur sipil negara
(34)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 29
sektor Perhubungan memiliki kompetensi di bidang Perhubungan.
e. Sasaran Misi Kelima
Penegakan peraturan di bidang perhubungan secara konsisten, adalah:
Penegakan hukum dilakukan secara konsisten dengan melibatkan peran serta instansi penegak hukum lainnya dengan tetap mengedepankan upaya preventif dan edukasi kepada masyarakat.
Indikator keberhasilan dari misi ini adalah prosentase kendaraan umum laik jalan di Provinsi Riau, prosentase penurunan tingkat pelanggaran lalu lintas.
2.1.3 Strategi dan Kebijakan
Strategi dan arah kebijakan pembangunan bidang perhubungan merupakan rumusan perencanaan komprehensif berdasarkan arah kebijakan tahunan dalam mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi instansi pemerintah. Untuk mewujudkan visi Dinas Perhubunga Provinsi Riau 2014 – 2019 yang dilaksanakan melalui 5 (lima) misi dan agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran, maka dirumuskan strategi dan arah kebijakan kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang sebagai berikut :
(35)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 30
Tabel 2.1
Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dalam Pencapapaian Visi Dinas Perhubungan Provinsi Riau
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Misi I Meningkatkan Kinerja Pelayanan Transportasi Yang Handal, Berkelanjutan dan
Terintegrasi
Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana perhubungan
Terpenuhinya
kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
perhubungan
Mendorong peningkatan
kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
perhubungan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal
Pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana perhubungan ke seluruh wilayah Provinsi Riau
Misi II Meningkatkan keselamatan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi
Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan transportasi
Terkendalinya kegiatan operasional perhubungan
Mendorong peningkatan
pelayanan jasa perhubungan yang handal
Penyediaan akses pelayanan yang berkualitas
Misi III Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah
Meningkatkan akesibilitas layanan transportasi
Meningkatkan aksesibilitas layanan perhubungan
berbasis angkutan umum massal
Membuka
aksesibilitas ke seluruh wilayah
Peningkatan jangkauan pelayanan transportasi
Misi IV : Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) perhubungan
Meningkatkan kualitas aparatur perhubungan
Terpenuhinya
sumber daya manusia yang mempunyai
kompetensi di bidang perhubungan
Mendorong
peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan
Peningkatan
kesempatan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
Misi V : Penegakan peraturan di bidang perhubungan secara konsisten
Meningkatkan kepatuhan
masyarakat terhadap peraturan di bidang perhubungan
Menurunnya jumlah pelanggaran
administrasi, dan kelaikan sarana perhubungan
Meningkatkan fungsi pengawasan dan pengendalian lalu lintas dan angkutan
Peningkatan kegiatan
pengawasan dan pengendalian lalu lintas dan angkutan
2.1.4. Program
Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, guna mencapai sasaran tertentu.
Sesuai strategi dan kebijakan tersebut di atas, untuk menetapkan tujuan dan sasaran visi dan misi Dinas Perhubungan Provinsi Riau tahun 2014-2019 perlu di dukung dengan program yang dirumuskan. Program dinas
(36)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 31
Perhubungan Provinsi Riau secara keseluruhan ada sebanyak 13 (tiga belas) program sebagai berikut:
Tabel 2.2
Tabel Program Dinas Perhubungan Provinsi Riau
No Kode
Program Program
1 00.00.01 Program pelayanan administrasi perkantoran
2 00.00.02 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 3 00.00.03 Program peningkatan disiplin aparatur
4 00.00.05 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 5 00.00.06
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
6 1.02.09.15
Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
7 1.02.09.16
Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas perhubungan
8 1.02.09.17 Program peningkatan pelayanan angkutan Umum 9 1.02.09.18
Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
10 1.02.09.19 Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas 11 1.02.09.20
Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan Bermotor
12 1.02.09.21 Program pengembangan sarana penunjang transportasi 13 03.00.01.15 Program Data/Informasi
2.2 PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2016
Tahun 2016 merupakan tahapan ke-2 pada rangkaian pembangunan jangka menengah tahun 2014-2019. Prioritas dan sasaran pembangunan Provinsi Riau tahun 2016 ditujukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan pembangunan berdasarkan kerangka kebijakan pembangunan jangka menengah 2014-2019 yang telah ditetapkan, maka kebijakan pembangunan tahunan daerah yang dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Riau, harus tetap memperhatikan konsistensi dan sinkronisasi terhadap kerangka kebijakan pembangunan jangka menengah 2014-2019.
Isu strategis berdasarkan Rencana Strategis Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2014-2019 antara antara lain sebagai berikut:
(37)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 32
Sub Sektor Perhubungan Darat
1. Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di jalan Nasional di wilayah Provinsi Riau;
2. Masih adanya wilayah yang belum terakomodir oleh angkutan jalan terutama trayek angkutann bus perintis serta bus sekolah; 3. Belum optimalnya pengembangan sistem angkutan umum massal; 4. Potensi beberapa sungai (Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Kampar dan Sungai Indragiri) belum termanfaatkan secara maksimal untuk angkutan Inland Water Ways;
5. Peningkatan konektivitas transportasi penyeberangan dalam rangka mewujudkan program merangkai pulau di pulau-pulau terluar;
6. Pembentukan tim percepatan pembangunan kereta api di Provinsi Riau melalui Surat Keputusan Gubernur Riau Nomor: Kpts.360/V/2015 tentang pembentukan tim percepatan pembangunan kereta api di Provinsi Riau;
7. Trase kereta api di Kota Dumai bersinggung dengan lokasi satuan radar TNI AU di Dumai.
Sub Sektor Perhubungan Laut
1. Lanjutan pembangunan Pelabuhan Buton Kabupaten Siak terkendala dengan belum dibangunnya fasilitas sisi darat;
2. Belum berfungsinya pelabuhan penumpang Dumai disebabkan belum adanya bangunan sisi darat;
3. Dukungan akses jalan menuju Pelabuhan Kuala Enok;
4. Pembangunan sisi darat pelabuuhan Selat Panjang dan Pelabuhan Bagan Siapiapi;
5. Terjadi over capacity dan lamanya waktu penanganan muatan kapal dikarenakan dwelling time mencapai waktu lebih dari 3 hari; 6. Belum optimalnya fungsi pelabuhan penumpang Bandar Seribu
Kubah di Rokan Hilir;
7. Saat ini alur pelayaran menuju kawasan industry Pelintung, Pelabuhan Dumai dan Kawasan industry Lubuk Gaung
(38)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 33
mengandalkan alur pelayaran Selat Rupat bagian selatan, hal ini menyebabkan tingginya arus lalu lintas pelayaran sehingga meningkatkan resiko kecelakan kapal.
Sub Sektor Perhubungan Udara
1. Belum dipindahkannya Instrument Landing System (ILS) OLEH pt. Angkasa Pura II dan pihak Air Navigasi Indonesia (LPPNPI) di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru; 2. Belum optimalnya pengoperasian Bandara Tempuling di
Kabupaten Indragiri Hilir;
3. Terdapat 2 (dua) Bandara yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan, yaitu Bandara Pasir Pangaraian dan Bandara Japura. Namun sampai saat ini baru difungsikan hanya untuk pesawat-pesawat latih Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STIP);
4. Pengoptimalan fungsi Bandara Pinang Kampai di Kota Dumai yang memiliki runway 1800 meter x 30 meter.
2.3 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Sebagai implementasi Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintahan khususnya perencanaan kinerja, Dinas Perhubungan Provinsi Riau telah membuat penetapan Kinerja yang ditandatangani oleh Gubernur Riau dan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau. Penetapan Kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 telah ditetapkan dan dimuat dalam Buku Penetapan Kinerja Provinsi Riau. Rencana Kinerja yang akan di capai Dinas Perhubungan pada tahun 2016 terbagi atas Rencana Kinerja Sasaran dan Rencana Kinerja Kegiatan. Rencana Kinerja Sasaran Dinas Perhubungan Provinsi Riau dengan Gubernur Riau yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Penetapan Kinerja disesuaikan dengan susunan agenda, prioritas, sasaran pembangunan pada RPJMD Provinsi Riau tahun 2014-2019.’
(39)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 34
Tabel 2.3
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Dinas Perhubungan Provinsi Riau
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 Terpenuhinya kuantitas dan kualitas pelayanan aparatur
Persentase sarana, prasarana aparatur yang terpenuhi secara kualitas dan kuantitas
60% 2
Terpenuhinya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana perhubungan
Persentase sarana, prasarana phb darat, laut, maupun udara yang terpenuhi secara kualitas dan kuantitas
60% 3 Terkendalinya kegiatan
operasional perhubungan
Persentase daerah yang
tertangani fasilitas keselamatan transportasi
55% 4 Meningkatkan aksesibilitas
layanan perhubungan
Persentase layanan angkutan
umum yang handal 70% 5
Menurunnya jumlah
pelanggaran administrasi, dan kelaikan sarana perhubungan
Persentase kegiatan
pengawasan dan pengendalian 60%
Sumber: PK Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016
Program yang terdapat dalam lampiran perjanjian kinerja Tahun 2016 tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4
Program dan Anggaran Tahun 2016
Program Anggaran Keterangan
I
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran Rp4.363.849.600,00 APBD II
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Rp2.705.085.418,00 APBD III
Program Peningkatan Disiplin Aparatur Rp366.932.000,00 APBD
IV
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur Rp643.699.000,00 APBD V Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Rp616.772.000,00 APBD
VI
Program Pembangunan Prasarana dan
(40)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 35
VII
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Rp1.397.255.000,00 APBD VIII
Program Peningkatan Pelayanan
Angkutan Umum Rp666.431.000,00 APBD IX
Program Peningkatan dan Pengamanan
Lalu Lintas Rp2.321.950.000,00 APBD X
Program Peningkatan Kelaikan
Pengoperasian Kendaraan Bermotor Rp1.318.487.500,00 APBD XI
Program Pengembangan Sarana
Penunjang Transportasi Rp850.657.400,00 APBD
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 antara Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau dengan Gubernur Riau sebagaimana terlampir. Dan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan tersebut dilanjutkan dengan Perjanjian Kinerja antara Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau (Eselon II) dengan Eselon III dan dilanjutkan Perjanjian Kinerja antara Eselon III dengan Eselon IV.
(41)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 36
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau merupakan perwujudan dari pelaksanaan kewajiban Dinas Perhubungan Provinsi Riau dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan kinerja pelayanan transportasi sesuai misi dalam Rencana Strategi Dinas Perhubungan Provinsi Riau yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2014-2019.
Keberhasilan/kegagalan kinerja tersebut diukur berdasarkan pencapaian sasaran strategi yang berpengaruh terhadap pencapaian visi misi dan tujuan (goal) yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan jangka menengah.
3.1 PENGUKURAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016
Akuntabilitas adalah suatu wujud pertanggungjawaban dari suatu instansi Pemerintah atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam waktu satu tahun yang disusun melalui media pelaporan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 disusun dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan, sasaran, kebijakan, program, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Riau Tahun 2014 - 2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 menyajikan data capaian kinerja setiap sasaran yang tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan (Rencana Kerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016).
Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja sasaran dengan realisasinya, selain capaian setiap sasaran, LKjIP Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 juga menyajikan capaian kinerja kegiatan Tahun 2016 yang dibiayai dari dana APBD Provinsi Riau. Indikator Kinerja yang
(42)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 37
digunakan untuk mengukur kinerja setiap kegiatan meliputi Indikator Masukan (Input), Keluaran (Output) dan Hasil (Outcome).
Penetapan indikator kinerja pada tingkat sasaran dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan pada awal tahun melalui Perencanaan Kinerja (Performance Plan). Selanjutnya pada akhir Tahun 2016 target kinerja tersebut dibandingkan dengan realisasinya, sehingga diketahui celah kinerja (Performance Gap). Selanjutnya selisih yang timbul akan dianalisis guna menetapkan strategi untuk peningkatan kinerja di masa datang (Performance Improvement).
Pada Tahun Anggaran 2016 Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Perhubungan Provinsi Riau mendapat alokasi anggaran Pembangunan Perhubungan sebesar Rp. 38.013.798.122,- (Pagu Perubahan) yang terdiri atas Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung dengan Realisasi anggaran sebesar Rp. 36.098.030.807,-. Seluruh anggaran tersebut diatas digunakan untuk mencapai 4 (Empat) sasaran dari 4 (Empat) sasaran pembangunan Perhubungan yang tercantum dalam Penyempurnaan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi Riau periode 2014-2019 4 (Empat) sasaran tersebut adalah:
1. Terpenuhinya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perhubungan.
2. Terkendalinya kegiatan operasional perhubungan.
3. Terpenuhinya sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi di bidang perhubungan.
4. Menurunnya jumlah pelanggaran administrasi dan kelaikan sarana perhubungan.
(43)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016 38
Tabel 3.1
Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016 di Lingkungan Dinas Perhubungan Provinsi Riau
Sasaran Jenis Pengadaan Target Realisasi Tingkat
Capaian Terpenuhinya
kualitas dan
kuantitas sarana dan prasarana
perhubungan
Rambu Tiang F 212 212 100%
Marka Jalan 2,085 m 2,085 m 100%
Paku Jalan Bulat 200 200 100%
Terkendalinya
kegiatan operasional perhubungan
Pemilihan AKUT dan WTN
5 Kab/Kota 6 Kab/Kota 90%
Terpenuhinya
sumber daya
manusia yang
mempunyai
kompetensi di bidang perhubungan
Diklat Pegawai 20 Orang 20 Orang 100%
Menurunnya jumlah pelanggaran
administrasi dan
kelaikan sarana
perhubungan
Uji Petik
Pelanggaran < 750Kasus
< 318
Kasus 42%
Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau rata-rata adalah sebesar 89% yang dihitung berdasarkan prosentase rata-rata capaian dari 4 indikator kinerja. Dari 3 (tiga) sasaran tersebut rata-rata sasaran dinyatakan BAIK dengan kriteria capaian sasaran 75% sampai dengan 100% dari target yang telah ditetapkan.
(1)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016
39
3.2
PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI INDIKATOR KINERJA
TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016
Hasil pengukuran indikator kinerja terhadap target dan realisasi
tahun 2015 dan tahun 2016 sebagai berikut:
Tabel.3.2
Perbandingan Target dan Realisasi Sasaran Kinerja
Tahun 2015-2016
Berdasarkan table target dan realisasi sasaran dan indikator
tersebut, bahwa realisasi tahun 2016 rata-rata lebih tinggi
dibandingkan dengan realisasi tahun 2015.
3.3
KINERJA KEUANGAN TAHUN 2016
Dalam rangka melaksanakan program kegiatan pengembangan dan
peningkatan sarana dan prasarana fasilitas perhubungan untuk
mencapai pelayanan transportasi yang handal melalui sistem
manajemen transportasi berbasis prestasi kerja. Pada tahun 2015
Dinas Perhubungan Provinsi Riau didukung anggran belanja daerah
dengan realisasi sebagai berikut:
Tahun 2015 Tahun 2016
Target Realisasi Tingkat
Capaian Target Realisasi
Tingkat Capaian
Rambu Rambu Tiang F 308 308 100% 212 212 100%
Delineator Marka Jalan 678 unit 678 unit 100% 2,085 m 2,085 m 100% LPJU Tenaga Surya Paku Jalan Bulat 8 unit 8 unit 100% 200 200 100%
SBNP - 1 paket 1 paket 100% - -
-LPJU Tenaga Surya - 7 unit 7 unit 100% - -
-Terkendalinya kegiatan operasional
perhubungan 5 Kab/Kota 5 Kab/Kota 100% 5 Kab/Kota 6 Kab/Kota 90%
Terpenuhinya sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi di bidang perhubungan
30 orang 0 0% 20 Orang 20 Orang 100%
Menurunnya jumlah pelanggaran administrasi dan kelaikan sarana perhubungan
<1000
kasus 370 kasus 100% < 750Kasus < 318 Kasus 100% Pemilihan AKUT dan WTN
Diklat Pegawai
Uji Petik Pelanggaran
Tahun 2015 Tahun 2016 Sasaran
Jenis Pengadaan
Terpenuhinya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perhubungan
(2)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016
40
Tabel 3.3
Kinerja Keuangan Tahun 2016
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
Rp % % Tertimbang
P Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1 Rapat-rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah 1.281.905.600,00 1.232.701.307,00 96,16 95,80 7,40 2 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 22.000.000,00 21.849.510,00 99,32 80,90 0,11 3 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik 650.900.000,00 575.646.035,00 88,44 100,00 3,92 4 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 400.000.000,00 380.223.550,00 95,06 100,00 2,41 5 Penyediaan Alat Tulis Kantor 232.637.000,00 231.559.900,00 99,54 100,00 1,40 6 Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan 260.435.000,00 258.992.948,00 99,45 100,00 1,57 7 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor 50.000.000,00 49.998.700,00 100,00 100,00 0,30 8 Penyediaan Makanan Dan Minuman 209.000.000,00 208.477.350,00 99,75 100,00 1,26 9 Penyediaan Jasa Keamanan Kantor 247.200.000,00 243.427.200,00 98,47 100,00 1,49 10 Penyediaan Jasa Sosialisasi, Informasi, Publikasi Dan
Kehumasan SKPD 335.382.000,00 283.635.050,00 84,57 89,86 1,82
11 Penyediaan Jasa Keamanan Untuk Pelabuhan Penyeberangan
Dumai Dan Tanjung Kapal 485.090.000,00 432.287.000,00 89,11 100,00 2,92 12 Penyediaan Jasa Keamanan Untuk Pelabuhan Penyeberangan
Mengkapan Dan Kampung Balak 189.300.000,00 184.470.000,00 97,45 100,00 1,14
P Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
13 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 343.105.418,00 337.651.000,00 98,41 100,00 2,07 14 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 1.042.200.000,00 1.027.827.000,00 98,62 100,00 6,28 15 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 250.400.000,00 248.723.000,00 99,33 100,00 1,51 16 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 904.580.000,00 857.791.005,00 94,83 100,00 5,45 17 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor 164.800.000,00 164.797.300,00 100,00 100,00 0,99
P Program Peningkatan Disiplin Aparatur
18 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Kelengkapannya 137.634.000,00 137.320.000,00 99,77 100,00 0,83 19 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan 49.998.000,00 49.930.000,00 99,86 100,00 0,30 20 Pembinaan Fisik Dan Mental Aparatur 179.300.000,00 173.579.100,00 96,81 100,00 1,08
P Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
21 Pendidikan Dan Pelatihan Formal 490.992.000,00 473.297.755,00 96,40 100,00 2,96 22 Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan 152.707.000,00 147.155.925,00 96,36 100,00 0,92
P Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja Dan Keuangan
23 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Dan Ikhtisar Realisasi
Kinerja SKPD 96.104.000,00 92.694.000,00 96,45 100,00 0,58
24 Penyusunan Rencana Kerja SKPD 188.304.000,00 170.055.900,00 90,31 95,00 1,08 25 Rapat Koordinasi Pada Setiap SKPD 249.008.000,00 226.091.135,00 90,80 100,00 1,50 26 Pameran (RIAU EXPO Dan NAKERTRAN EXPO Di Jakarta) 83.356.000,00 76.254.450,00 91,48 100,00 0,50
NO Program Kegiatan Jumlah Anggaran
Realisasi
(3)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016
41
P Program Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas Perhubungan
27 Pengendaliian, Pengawasan, Evaluasi Dan Pelaporan
Kegiatan Dinas Perhubungan Provinsi Riau 149.530.000,00 149.115.500,00 99,72 100,00 0,90 28 Pemeliharaan Fasilitas LLAJ Se Provinsi Riau 200.000.000,00 194.560.000,00 97,28 100,00 1,21 29 Pelaksanaan Pengawasan Dan Pengendalian Bandara Khusus
Heliped Dan KKOP 150.000.000,00 149.210.200,00 99,47 100,00 0,90 30 Pembinaan Dan PengawasanFasilitas Pelabuhan Laut 255.220.000,00 251.791.250,00 98,66 100,00 1,54 31 Pembinaan Dan Pengawasan Operasional Jembatan Timbang 282.360.000,00 280.680.000,00 99,41 100,00 1,70 32 Pembinaan Dan Pengawasan Perusahaan Penunjang
Angkutan Laut 176.652.000,00 173.262.750,00 98,08 100,00 1,07
33 Pembinaan Dan Pengawasan Keselamatan Pelayaran 121.082.000,00 119.720.000,00 98,88 100,00 0,73
P Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan
Fasilitas Perhubungan
34 Rehabilitasi Pelabuhan Laut 4.615.000,00 4.615.000,00 100,00 100,00 0,03 35 Pemeliharaan Dermaga Penyeberangan Mengkapan Dan
Kampung Balak 160.300.000,00 159.210.000,00 99,32 100,00 0,97
36 Pemeliharaan Pelabuhan Penyeberangan Dumai Dan Tanjung
Kapal 293.320.000,00 284.341.700,00 96,94 100,00 1,77
37 Pembinaan Dan Pengawasan Operasional Pelabuhan
Penyeberangan Wilayah I 205.000.000,00 200.517.500,00 97,81 100,00 1,24 38 Pembinaan Dan Pengawasan Operasional Pelabuhan
Penyeberangan Wilayah II 215.570.000,00 215.209.420,00 99,83 100,00 1,30 39 Pelayanan Angkutan Penyeberangan Wilayah I 221.650.000,00 220.879.000,00 99,65 100,00 1,34 40 Pelayanan Angkutan Penyeberangan Wilayah II 296.800.000,00 296.118.000,00 99,77 100,00 1,79
41 Pengadaan SBNP Di Pelabuhan Parit 21 Tembilahan - -
-P Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum
42 Kegiatan Pemilihan Dan Pemberian Penghargaan Sopir/Juru
Mudi/Awak Kendaraan Angkutan Umum Teladan 123.635.000,00 113.165.550,00 91,53 100,00 0,75 43 Monitoring Dan Evaluasi Angkutan Lebaran, Natal Dan Tahun
Baru 354.883.000,00 337.664.871,00 95,15 100,00 2,14
44 Wahana Tata Nugraha (WTN) 187.913.000,00 130.370.000,00 69,38 90,00 1,02
P Program Pembangunan Sarana Dan Prasarana Perhubungan
45 Pembangunan Halte Bus Trans Metro Pekanbaru - -
-46 Pembangunan Rumah Dinas Pejabat Pelabuhan
Penyeberangan T.50 (esl.3) - -
-P Program Peningkatan Dan Pengamanan Lalu Lintas
47 Pengadaan Rambu-rambu Lalu Lintas 614.100.000,00 577.223.952,00 94,00 100,00 3,70 48 Pengadaan Marka Jalan 707.850.000,00 574.727.000,00 81,19 100,00 4,27 49 Pengadaan Dan Pemasangan Fasilitas LLAJ Pada Ruas Jalan
Sorek-Teluk Meranti 200.000.000,00 188.909.000,00 94,45 100,00 1,21 50 Pengadaan Dan Pemasangan Fasilitas LLAJ Pada Ruas Jalan
Pangkalan Kasai - Lubuk Kandis 200.000.000,00 191.248.000,00 95,62 100,00 1,21 51 Pengadaan Dan Pemasangan Fasilitas LLAJ Pada Ruas Jalan
Taluk Kuantan - Cerenti 200.000.000,00 197.949.000,00 98,97 100,00 1,21 52 Pengadaan Dan Pemasangan Fasilitas LLAJ Pada Ruas Jalan
Peranap - Sp. Japura 200.000.000,00 197.355.000,00 98,68 100,00 1,21 53 Pengadaan Dan Pemasangan Fasilitas LLAJ Pada Ruas Jalan
Provinsi Dalam Kota Pekanbaru 200.000.000,00 197.168.000,00 98,58 100,00 1,21
P Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan
Bermotor
54 Pelaksanaan Uji Petik Kendaraan Bermotor 1.318.487.500,00 1.288.757.060,00 97,75 100,00 7,95
P Program Pengembangan Sarana Penunjang Transportasi
55 Penyusunan Rencana Induk Perkeretaapian (RIP) Provinsi
Riau - -
-56 Studi Angkutan Laut Perintis Di Provinsi Riau - -
-57 Perencanaan Pelabuhan Rakyat Di Provinsi Riau - -
-58 Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Kereta 314.671.000,00 286.079.640,00 90,91 100,00 1,90 59 Penyusunan Dokumen UKL-UPL Pelabuhan Kuala Gaung 2.832.400,00 2.832.400,00 100,00 100,00 0,02 60 Penyusunan Dokumen UKL-UPL Pelabuhan Mandah 7.046.000,00 7.046.000,00 100,00 100,00 0,04 61 DED Mooring Dolphin Pelabuhan Parit 21 Tembilahan 148.420.000,00 145.003.000,00 97,70 100,00 0,89 62 Forum LLAJ Dan RSPA Provinsi Riau 264.568.000,00 260.946.900,00 98,63 100,00 1,60 63 Survey Inventarisasi Jalan Khusus Di Provinsi Riau 113.120.000,00 108.968.830,00 96,33 100,00 0,68
(4)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016
42
BAB IV
PENUTUP
4.1 TINJAUAN UMUM KEBERHASILAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) disusun
sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas Perhubungan Provinsi
Riau terkait dengan penyelenggaraan pemerintah pada tahun 2016
sebagai bahan pengambilan keputusan dalam perencanaan tahun
berikutnya.
Dari
hasil
evaluasi
terhadap
kinerja
Dinas
Perhubungan Provinsi Riau dapat disimpulkan bahwa rata-rata
Indikator Kinerja Utama pada tiap-tiap sasaran pada tiap-tiap
tujuan yang ditetapkan dikategorikan baik, dengan nilai rata-rata
sebesar 97,5%
berdasarkan nilai standar penilaian skala ordinal
sebagai komitmen kinerja.
Berdasarkan uraian capaian kinerja sasaran yang merupakan
capaian kinerja dari pengukuran indikator kinerja utama atau
indikator kinerja sasaran Dinas Perhubungan Provinsi Riau tahun
2014-2019, yang merupakan capaian sasaran pada setiap tujuan
tahun 2016 dalam mencapai Misi dan Visi Dinas Perhubungan
Provinsi Riau, dapat diuraikan pada tabel 3.1
Pada tahun 2016 beberapa keberhasilan yang dicapai Dinas
Perhubungan Provinsi Riau antara lain:
1.
Keikutsertaan kebupaten/kota dalam WTN makin meningkat,
pada tahun 2015 terdapat 4 (empat) kabupaten/kota yang
mendapatkan penghargaan piala WTN dan pada tahun 2016
dapat ditingkatkan menjadi 6 (enam) kabupaten/kota. Sehingga
pada tahun 2016 Pemerintah Provinsi Riau mendapatkan
penghargaan WTN untuk yang ketiga kalinya dari Pemerintah
Pusat yang penyerahannya langsung dilakukan Presiden
Republik
Indonesia
kepada
Gubernur
Riau.
Sehingga
diharapkan nantinya transportasi publik di Riau semakin baik;
2.
Prosentase ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan (rambu,
marka, Guadrail, PJU) di Jalan Provinsi juga semakin
meningkat, pada tahun 2016 ini ketercapaian melebihi yang
(5)
Dinas Perhubungan Provinsi Riau
LKjIP Tahun 2016
43
ditargetkan. Sehingga diharapkan ketercapaian ketersediaan
fasilitas perlengkapan jalan di jalan Provinsi semakin baik dan
segera terpenuhi, yang berdampak pada keselamatan bagi
pengguna jalan yang semakin meningkat pula;
3.
Pembangunan
dalam
rangka
peningkatan
penyediaan
dermaga/pelabuhan ASDP di Riau juga mengalami peningkatan,
hal ini tentu dapat meningkatkan pelayanan transportasi ASDP
khususnya di daerah terpencil yang hanya dijangkau oleh
angkutan perairan di Danau atau di Sungai;
Melihat capaian dan kategori penilaian , baik kinerja sasaran
maupun kinerja kegiatan menunjukkan kinerja yang sangat baik,
hal tersebut menunjukkan keberhasilan Dinas Perhubungan
Provinsi Riau dalam melaksanakan seluruh urusan Pemerintah
Riau di bidang Perhubungan , dan menjadikan Dinas Perhubungan
Provinsi Riau merupakan sektor transportasi yang strategis dalam
kerangka menunjang pembangunan daerah Riau khususnya
pembangunan di sektor Perhubungan.
4.2
PERMASALAHAN YANG BERKAITAN DENGAN PENCAPAIAN
KINERJA
Secara umum tidak terdapat permasalahan dalam pencapaian
kinerja yang mempengaruhi program pembangunan maupun
program kegiatan. Namun kami menyadari bahwa segala upaya
untuk pencapaian kinerja yang lebih baik sekecil apapun selalu
mendapatkan hambatan dan pelaksanaannya tidak sempurna
sesuai dengan harapan. Hal ini akan berakibat terjadinya
keterlambatan
dalam
pencapaian
visi
dan
misi
serta
implementasinya di dalam Rencana Strategis yang telah ditetapkan.
Beberapa kendala dan hambatan tersebut antara lain adalah:
1.
Kendala
peraturan
perundang-undangan
yang
belum
sepenuhnya mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi, banyaknya peraturan di bidang Perhubungan, baik
darat, laut maupun udara yang memerlukan kesamaan
penafsiran untuk pelaksanaannya di segala tingkatan. Selain itu
juga diperlukan harmonisasi peraturan perundangan bidang
Perhubungan khususnya penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
(6)