Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII D SMP Bopkri I Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN
PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA
(PMRI) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII D
SMP BOPKRI I YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :
Petrus Elfridus Meo Bhaghi
NIM : 141414077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN
PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA
(PMRI) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII D
SMP BOPKRI I YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :
Petrus Elfridus Meo Bhaghi
NIM : 141414077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019


i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur, saya persembahkan karya ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Bapa Leo, Mama Eta, dan Elson
Keluarga besar, sahabat, dan teman-teman
Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma


iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan
pulanglah ke rumahmu
Matius 2:11

Hidup itu seperti katapel, mundur selangkah
Untuk melontar jauh ke depan
*L*

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Bhaghi, Petrus Elfridus Meo. 2019. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI) pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII D SMP BOPKRI I
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk
membelajarkan materi bangun ruang sisi datar. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)
mendeskripsikan proses pengembangan produk Lembar Kerja Siswa (LKS)
dengan Pendekatan Matematika Realistik untuk membelajarkan materi Bangun
Ruang Sisi Datar, 2) mendeskripsikan kualitas produk Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang dikembangkan dengan Pendekatan Matematika Realistik untuk

membelajarkan materi Bangun Ruang Sisi Datar, dan 3) mendeskripsikan respons
siswa terhadap produk Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan dengan
Pendekatan Matematika Realistik untuk membelajarkan materi Bangun Ruang
Sisi Datar.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan prosedur penelitian dan
pengembangan menurut Sugiyono yang sudah dimodifikasi. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP BOPKRI I Yogyakarta. Objek
dalam penelitian ini adalah LKS yang dikembangkan oleh peneliti. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah hasil validasi produk yang
dikembangkan dan wawancara. Analisis data berupa hasil validasi dan hasil
wawancara terkait tanggapan siswa mengenai penggunaan produk LKS.
Prosedur pengembangan produk dalam penelitian ini meliputi: (1) Potensi dan
Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5)
Revisi Desain, (6) Uji Coba Produk, (7) Revisi Produk. Hasil validasi produk
LKS yang dikembangkan peneliti adalah 4,18 dan termasuk dalam kategori baik.
LKS yang dikembangkan peneliti mendapat tanggapan baik dari siswa kelas VIII
D SMP BOPKRI I.

Kata kunci: Lembar Kerja Siswa, Pendekatan PMRI, Penelitian dan
pengembangan, Bangun ruang sisi datar


viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Bhaghi, Petrus Elfridus Meo. 2019. A Study on Development of Student
Worksheets (LKS) with the Indonesian Realistic Mathematics Education
Approach (PMRI) on Geometry of Tabular Side Subject for Grade VIII D
BOPKRI I Senior High School Yogyakarta.. Undergraduate Thesis.
Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Teacher Training and
Education Faculty, Universitas Sanata Dharma.
This research is a study of developing Student Worksheets (LKS) with the
approach of Indonesian Realistic Mathematics Education (PMRI) on Geometry of
Tabular Side Subject. This study aims to: (1) describe the product development
process of Student Worksheets (LKS) with Realistic Mathematics Approaches to
explain about geometry of tabular side subject, (2) to describe the quality
products of Student Worksheets (LKS) developed with Realistic Mathematical
Approaches to explain geometry of tabular side subject, (3) to describe student
responses toward Student Worksheets (LKS) developed with the Realistic

Mathematics Approach to explain about geometry of tabular side subject.
In this research, the researcher used research and development procedures by
Sugiyono which had been modified. The subjects of this study are students of class
VIII D SMP BOPKRI I Yogyakarta. The object of this study is the Student
Worksheets (LKS) developed by the researcher. The Data collection techniques
are the results of product developed validation and interviews. The result of data
analysis is in the form of validation results and interview results related to
students' responses toward the use of Student Worksheet (LKS).
In this research, the product development procedures are (1) Potential and
Problems, (2) Data Collection, (3) Product Design, (4) Design Validation, (5)
Design Revision, (6) Product Trial, (7) Revision Product. The result of Student
Worksheets (LKS) validation developed by the researcher is 4.18 and it is
included in the good category. The Student Worksheets (LKS) developed by
researcher received good responses from students of class VIII D SMP BOPKRI I
Yogyakarta.

Keywords: Student Worksheets, Indonesian Realistic Mathematics Education
Approach (PMRI), Research and development, Geometry of Tabular Side
Subject


ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa penulis karena atas berkat
dan bimbingan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas VIII D SMP BOPKRI I Yogyakarta.” Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini penulis
telah mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Yohanes Harsoyo S.Pd., M.Si., selaku dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. Bapak Beni Utomo, M. Sc., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Antonius Yudhi Anggoro, M. Sc., selaku Dosen Pembimbing
Akademik sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
bantuan, bimbingan, serta motivasi bagi penulis.
4. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bagi penulis dan juga selaku pakar PMRI yang telah memvalidasi
instrumen penelitian yang telah disusun penulis.
5. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu peneliti
selama perkuliahan di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma.
6. Bapak Saptopaliyatno, S. Pd., selaku Kepala Sekolah SMP BOPKRI I
Yogyakarta yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di
sekolah SMP BOPKRI I Yogyakarta.
7. Bapak Drs. Adi Undang Mulyono, selaku guru mata pelajaran matematika
di SMP BOPKRI I Yogyakarta yang telah membantu penulis selama

proses penelitian.
8. Siswa-siswi kelas VIII D SMP BOPKRI I Yogyakarta yang telah
membantu penulis untuk mengambil data penelitian.
9. Andini, Sani, dan Yanti yang telah membantu penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah SMP BOPKRI I Yogyakarta.
10. Bapak Leo, mama Eta, dan Elson yang telah memberikan dukungan dan
doa serta suntikan semangat kepada penulis.
11. Kakak Yuna dan Adik Sani yang telah membantu penulis untuk menyusun
skripsi
12. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2014 yang
telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13. Keluarga kecil HKF dan KOBRA (Komunitas Rakat Jogja) di Paingan
yang dengan caranya masing-masing telah memberikan dukungan kepada
penulis.
14. Semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah membantu penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
melengkapi kekurangan pada skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis

Petrus Elfridus Meo Bhaghi

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A.

Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B.

Rumusan Masalah .................................................................................... 6

C.

Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

D.

Pembatasan Masalah ................................................................................ 7

E.

Batasan Istilah .......................................................................................... 8

F.

Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 10
A.

Kajian Pustaka ....................................................................................... 10

B.

Penelitian yang Relevan ......................................................................... 31

C.

Kerangka Berpikir .................................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 36
A.

Jenis Penelitian....................................................................................... 36

B.

Setting Penelitian ................................................................................... 36

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C.

Prosedur dan Desain Pengembangan ..................................................... 37

D.

Teknik pengumpulan data ...................................................................... 44

E.

Instrumen penelitian ............................................................................... 46

F.

Teknik Analisis data .............................................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 51
A.

Hasil penelitian ...................................................................................... 51

B.

Pembahasan ............................................................................................ 57

C.

Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 69

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 70
A.

Kesimpulan ............................................................................................ 70

B.

Saran ...................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
LAMPIRAN .......................................................................................................... 77

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Aspek Penilaian Lembar Validasi LKS ....................................... 46
Tabel 3.2 Indikator jawaban responsen ........................................................ 48
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan ........................................................................ 48
Tabel 3.4 Kriteria penilaian kualitas ............................................................ 48
Tabel 3.5 Kriteria skor penilaian kualitas .................................................... 50
Tabel 4.1 Rangkuman jawaban siswa pada proses wawancara .................... 64

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia.
Matematika merupakan sebuah ilmu yang selalu digunakan dalam kehidupan
sehari-sehari mulai dari kegiatan yang paling sederhana seperti kegiatan
menghitung banyaknya benda, kegiatan transaksi jual beli, sampai kegiatan
yang lebih kompleks seperti penanganan masalah perekonomian sebuah
negara. Pentingnya penggunaan ilmu matematika dalam kehidupan seharisehari membuat matematika menjadi sebuah ilmu yang wajib dipelajari oleh
setiap orang. Meskipun ilmu matematika yang sederhana dapat dipelajari
tanpa pembelajaran khusus namun karena luasnya ilmu matematika dan
besarnya manfaat dalam kehidupan sehari-hari maka matematika perlu
dipelajari dengan melalui pembelajaran khusus. Oleh karena itu matematika
dijadikan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di sekolah.
Sebagai salah satu mata pelajaran wajib di sekolah, matematika dijadikan
oleh sebagian siswa sebagai mata pelajaran yang disukai atau diminati. Tidak
dapat dimungkiri juga bahwa bagi kebanyakan siswa mata pelajaran yang
paling ditakuti dan tidak disukai adalah mata pelajaran matematika. Tingkat
kesulitan yang cukup tinggi dalam mempelajari matematika disinyalir
menjadi alasan bagi siswa-siswi tersebut untuk tidak menyukai atau

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

membenci matematika. Bagi seorang guru matematika membuat siswa untuk
bisa suka belajar matematika merupakan sebuah pekerjaan yang cukup sulit.
Oleh karena itu guru matematika diharapkan untuk bisa merancang sebuah
pembelajaran matematika yang baik agar siswa mulai menyukai matematika
dan pada akhirnya bisa memahami materi matematika yang diajarkan dengan
baik pula. Untuk bisa menciptakan proses pembelajaran yang ideal maka
seorang guru memerlukan komponen-komponen pembelajaran yang lain.
Menurut Hamalik (2004) pada dasarnya proses pengajaran dapat
terselenggara secara lancar, efisien, dan efektif berkat adanya interaksi
positif, konstruktif, dan produktif antar berbagai komponen yang terkandung
di dalam sistem pengajaran tersebut. Salah satu komponen pembelajaran
adalah bahan ajar yang relevan. Adanya bahan ajar dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
belajar. Bahan ajar merupakan suatu format yang bisa digunakan untuk
menyimpan pesan atau materi pelajaran. Salah satu jenis bahan ajar adalah
bahan ajar cetak. Terdapat banyak bahan ajar cetak yang dapat digunakan
dalam suatu proses pembelajaran dan salah satu bahan ajar cetak yang dapat
dirancang oleh seorang guru sehingga membantu siswa memahami materi
matematika yang diajarkan adalah Lembar Kerja siswa atau LKS. LKS
merupakan bahan ajar cetak yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk untuk
menyelesaikan suatu tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa
dan mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. Dengan
menggunakan LKS dalam proses pembelajaran matematika siswa diharapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

dapat mempelajari suatu materi matematika secara mandiri atau pun
berkelompok dengan memanfaatkan pengetahuan siswa terkait materi yang
dipelajari. Sebagai seorang guru matematika diperlukan penggunaan sebuah
pendekatan pembelajaran yang tepat agar dapat merancang LKS yang baik
sehingga membantu siswa dalam memahami sebuah materi yang diajarkan.
Akbar (2013: 45) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran sebagai
cara pandang untuk membelajarkan peserta didik melalui pusat perhatian
tertentu. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru
matematika adalah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI). PMRI merupakan pendidikan matematika yang diadaptasi dari
Realistic Mathematics Education (RME) yang diterapkan di negara Belanda
dan telah diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi, dan kehidupan
masyarakat di Indonesia. Pendekatan PMRI adalah suatu pendekatan
pembelajaran matematika yang menggunakan situasi realistik yang bisa
dibayangkan oleh siswa atau yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa matematika sangat erat
kaitannya dengan hal-hal yang dilakukan manusia. Hal ini sesuai dengan
pernyataan yang mendasari

pendidikan matematika realistik yaitu

matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia. Pernyataan ini
dikemukakan oleh seorang matematikawan asal Belanda yang bernama
Freudenthal (dalam Suryanto, 2010: 57). Penggunaan pendekatan pendidikan
matematika realistik Indonesia PMRI dalam suatu proses pembelajaran
matematika dapat membantu siswa untuk memahami suatu materi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

bertolak dari pengalaman sehari-hari siswa atau hal yang dapat dibayangkan
siswa. Menurut Al-Tabany (2014) belajar akan lebih bermakna jika siswa
mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Jadi guru dapat
menggunakan masalah-masalah yang dialami atau dibayangkan oleh siswa
untuk membuat suatu proses pembelajaran matematika lebih bermakna.
Dengan lebih memaknai suatu proses pembelajaran maka dapat membantu
siswa untuk bisa lebih memahami materi yang dipelajari.
Ilmu matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat luas sehingga
untuk mempelajarinya ilmu matematika dibagi-bagi menjadi beberapa materi
yang nantinya akan dipelajari sesuai dengan perkembangan kognitif siswa.
Di sekolah ilmu matematika diajarkan sejak dari SD, SMP, sampai SMA.
Salah satu ilmu matematika yang dipelajari adalah geometri dan salah satu
ilmu geometri yang dipelajari adalah materi bangun ruang sisi datar. Di
Indonesia materi bangun ruang sisi datar di pelajari di kelas dua SMP atau
kelas VIII. Bangun ruang sisi datar merupakan bangun matematika yang
memiliki isi atau volume dan sisi-sisi atau bidang-bidang yang membatasi
berbentuk bidang datar. Dalam mempelajari materi bangun ruang sisi datar
siswa biasanya diberikan masalah-masalah matematika

yang berkaitan

dengan menentukan luas permukaan dan volume dari bangun-bangun ruang
sisi datar. Untuk itu siswa perlu mengetahui rumus yang harus digunakan
untuk menentukan luas permukaan dan menentukan volume dari masingmasing bangun ruang sisi datar. Dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
berkaitan dengan bangun ruang sisi datar guru cenderung memberikan contoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

soal yang dimana guru langsung menyebutkan nama dari bangun sisi datar
dan pertanyaan dalam contoh soal tersebut langsung merujuk pada
menentukan luas permukaan atau volume dari bangun ruang sisi datar
tertentu. Hal inilah yang membuat siswa cenderung hanya cukup menghafal
rumus luas permukaan atau rumus volume dari masing-masing bangun ruang
sisi datar untuk dapat menyelasikan soal-soal tersebut. Namun siswa akan
mengalami kesulitan ketika dihadapkan dengan soal-soal yang nama bangun
ruangnya tidak disebutkan dan pertanyaannya tidak langsung merujuk pada
menentukan luas permukaan atau volume dari sebuah bangun ruang sisi datar
tertentu. Dengan kata lain untuk menyelesaikannya soal tersebut siswa perlu
terlebih dahulu menggunakan penalarannya untuk menentukan bangun ruang
sisi datar yang dimaksud, memahami masalah yang terdapat dalam soal, dan
pada akhirnya menggunakan rumus yang tepat. Untuk beberapa siswa yang
mungkin memiliki kemampuan kognitif yang lebih akan terasa biasa-biasa
saja ketika harus dihadapkan dengan masalah-masalah seperti itu. Namun,
untuk siswa-siswa yang mempunyai kemampuan kognitif yang kurang baik
akan mengalami kendala dalam menyelesaikan masalah tersebut. Oleh karena
itu guru perlu memikirkan sebuah solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
Salah satu solusi yang dapat dibuat guru matematika adalah merancang
sebuah bahan ajar seperti Lembar Kerja Siswa yang dilengkapi sebuah
pendekatan pembelajaran tertentu seperti pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI) agar membantu siswa yang mengalami masalah
ketika menyelesaikan persolalan yang berkaitan dengan materi bangun ruang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

sisi datar. Pendekatan PMRI dipilih karena dengan menggunakan pendekatan
ini siswa akan diberikan persoalan atau masalah yang berasal dari
pengalaman sehari-hari siswa atau hal yang dapat dibayangkan siswa terkait
dengan bangun ruang sisi datar sehingga siswa lebih mudah untuk memahami
materi yang diajarkan tersebut. Dengan demikian peneliti memilih untuk
membuat suatu Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk membelajarkan materi bangun
ruang sisi datar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan
pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk
membelajarkan materi Bangun Ruang Sisi Datar?
2. Bagaimana

kualitas

produk

Lembar

Kerja

Siswa

(LKS)

yang

dikembangkan dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI) untuk membelajarkan materi Bangun Ruang Sisi
Datar?
3. Bagaimana respons siswa terhadap penggunaan produk Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang dikembangkan dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk membelajarkan materi
Bangun Ruang Sisi Datar?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan proses pengembangan produk Lembar Kerja
Siswa (LKS) dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI)

untuk membelajarkan materi Bangun Ruang Sisi

Datar.
2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
dikembangkan dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI)

untuk membelajarkan materi Bangun Ruang Sisi

Datar.
3. Untuk mendeskripsikan respons siswa terhadap produk Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang dikembangkan dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk membelajarkan materi
Bangun Ruang Sisi Datar.
D. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka peneliti
membatasi masalah yang diteliti pada kelas VIII D SMP BOPKRI 1
Yogyakarta. Adapun pembatasan masalah tersebut antara lain :
1. Peneliti

mengembangkan

Lembar

Kerja

Siswa

(LKS)

dengan

menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI)
2. Bidang kajian terbatas pada materi bangun ruang sisi datar. Bangun ruang
sisi datar yang dipelajari adalah balok, kubus, prisma, dan limas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

E. Batasan Istilah
1. Lembar Kerja Siswa atau LKS adalah bahan ajar cetak yang berisi materi,
ringkasan, dan petunjuk untuk menyelesaikan suatu tugas pembelajaran
yang harus dikerjakan oleh siswa dan mengacu kepada kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa.
2. Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu jalan
yang ditempuh oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan pada
pembelajaran matematika dengan menggunakan situasi realistik yang bisa
dibayangkan oleh siswa.
3. Bangun ruang sisi datar adalah bangun matematika yang memiliki isi atau
volume dan sisi-sisi atau bidang-bidang

yang membatasi berbentuk

bidang datar.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan untuk bisa menjadi bahan
pembelajaran atau inspirasi bagi guru agar bisa mengembangkan dan
menerapkan penggunaan

LKS

dengan pendekatan

PMRI untuk

membelajarkan materi-materi pada mata pelajaran matematika.
2. Bagi Siswa
Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk
lebih bisa memahami materi bangun ruang sisi datar serta memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

siswa pengalaman untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika
yang dapat ditemui dan dibayangkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini peneliti mendapatkan wawasan dan
pengalaman dalam mengembangkan produk LKS dan menggunakan
pendekatan PMRI untuk membelajarkan materi-materi pada mata
pelajaran matematika terkhususnya pada materi bangun ruang sisi datar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Lembar Kerja Siswa
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa atau yang biasa kita kenal dengan sebutan
LKS merupakan salah satu bahan ajar cetak yang digunakan dalam
suatu proses pembelajaran. Menurut Prastowo (2014: 69) LKS
merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar
kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan
tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat
teoretis atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang
harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan
ajar lain.

LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk

menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam
lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya
(Depdiknas, 2004: 18).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa LKS
adalah bahan ajar cetak yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk
untuk menyelesaikan suatu tugas yang harus dikerjakan oleh siswa

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

dan mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa.
b. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa
Menurut Prastowo (2014: 272) ada lima jenis LKS yang umum
digunakan oleh siswa
1) LKS yang penemuan (Membantu siswa untuk menemukan
suatu konsep)
LKS ini memuat hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa,
antara lain: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Guru
merumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa
kemudian siswa mengamati fenomena dari hasil kegiatannya.
Setelah itu, guru memberikan pertanyaan analisis yang
membantu siswa untuk mengaitkan fenomena yang diamati
dengan konsep yang dibangun oleh siswa dalam pikirannya.
2) LKS yang Aplikatif-Integratif (Membantu siswa menerapkan
dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan)
LKS ini membantu siswa untuk menerapkan konsep yang telah
dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari. Setelah siswa
memahami suatu konsep akan sangat bermakna jika siswa
tersebut dapat menggunakan pengetahuan yang dia pelajari
dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan
sehari-hari. LKS Aplikatif-Integratif berisikan fenomena atau
masalah yang dalam kehidupan sehari-hari yang dikemas
dalam suatu bentuk pertanyaan (soal) yang nantinya akan dicari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

jalan

keluarnya

(diselesaikan)

oleh

siswa.

Dengan

menggunakan LKS ini siswa akan mencoba menyelesaikan
soal-soal tersebut dengan bantuan pengetahuan yang telah dia
miliki atau kuasai sebelumnya.
3) LKS yang Penuntun (Berfungsi sebagai penuntun belajar)
LKS ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di
dalam buku. Sebelum mengerjakan LKS ini, siswa diminta
untuk membaca buku pelajaran. Siswa dituntut untuk mencari,
menghafal, dan memahami materi pelajaran yang terdapat
dalam buku.
4) LKS yang penguatan (Berfungsi untuk penguatan)
LKS ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik
tertentu. Materi yang dikemas di dalam LKS lebih menekankan
pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang
terdapat di dalam buku ajar. LKS ini lebih tepat digunakan
dalam pengayaan.
5) LKS yang Praktikum (Berfungsi sebagai petunjuk praktikum)
Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku
tersendiri, kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke
dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam LKS ini
petunjuk praktikum merupakan salah satu konten LKS.
Berdasarkan penjelasan 5 jenis LKS di atas, LKS yang
dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah LKS yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

aplikatif-integratif

(Membantu

siswa

menerapkan

dan

mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan). LKS
yang dikembangkan peneliti menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan pada materi bangun ruang
sisi datar dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.
c. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dalam Pembelajaran
1) Fungsi Lembar Kerja Siswa
Dalam kegiatan

pembelajaran

LKS

mempunyai

fungsi

(Prastowo, 2014: 270) antara lain:
a) LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran
pendidik namun lebih mengaktifkan siswa.
b) LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk
memahami materi yang diberikan.
c) LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas
untuk berlatih.
d) LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
2) Tujuan Lembar Kerja Siswa
Penyusunan LKS mempunyai tujuan (Prastowo, 2014: 270)
antara lain:
a) Menyajikan

bahan ajar

yang

memudahkan siswa

untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

b) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan
siswa terhadap materi yang diberikan.
c) Melatih kemandirian belajar siswa.
d) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada
siswa.
3) Manfaat Lembar Kerja Siswa
LKS memilki banyak manfaat bagi pembelajaran, diantaranya
melalui LKS guru mendapat kesempatan untuk memancing
siswa agar secara aktif terlibat di dalam materi yang dibahas
(Prastowo, 2014: 270).
d. Unsur-unsur Lembar Kerja Siswa
Prastowo (2014: 273) menyatakan bahwa jika dilihat dari
strukturnya ada 6 unsur utama dalam penyusunan LKS yang
meliputi:
1) Judul
2) Petunjuk belajar
3) Kompetensi dasar atau materi pokok
4) Informasi pendukung
5) Tugas atau langkah kerja
6) Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

e. Langkah-langkah Membuat Lembar Kerja Siswa
Sebagai salah satu bahan ajar LKS harus dibuat atau disusun
dengan baik oleh guru. Prastowo (2014: 275) mengungkapkan
beberapa langkah membuat lembar kerja siswa antara lain:
1) Melakukan analisis kurikulum tematik
Langkah ini bertujuan untuk menentukan materi pokok dan
pengalaman belajar manakah yang membutuhkan bahan ajar
berbentuk LKS.
2) Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta ini sangat diperlukan untuk mengetahui materi apa saja
yang harus ditulis dalam LKS. Peta ini juga digunakan untuk
melihat urutan materi dalam LKS sehingga dapat menentukan
prioritas dalam penulisan materi.
3) Menentukan judul LKS
Judul LKS disesuaikan dengan tema utama dan pokok bahasan
yang diperoleh dari pemetaan kompetensi dasar dan materi
pokok atau pengalaman belajar antar mata pelajaran di
Sekolah.
4) Penulisan LKS
Untuk

menuliskan

LKS

langkah-langkah

yang

perlu

dilaksanakan, yaitu:
a) Merumuskan indikator dan atau

pengalaman belajar

antar mata pelajaran dari tema sentral yang telah disepakati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

b) Menentukan alat penilaian
c) Menyusun materi
d) Menyusun materi berdasarkan struktur LKS
5) Mengembangkan LKS bermakna
LKS yang bermakna dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang
menarik bagi siswa. Hal ini mendorong siswa agar lebih
tertarik

dan

belajar

lebih

giat.

Beberapa

langkah

pengembangan LKS, yaitu:
a) Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dimasukkan ke
dalam LKS
b) Mengumpulkan materi
c) Menyusun elemen atau unsur-unsur LKS
d) Pemeriksaan dan penyempurnaan
2. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI)
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2014: 61).
Sebagai

penjelas

untuk

mempermudah

bagi

guru

untuk

memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah siswa
untuk memahami materi ajar yang disampaikan guru maka
diperlukan suatu pendekatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

Sagala

(2014:

68)

menyatakan

bahwa

pendekatan

pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan
siswa dalam mencapai tujuan intruktisional untuk suatu satuan
instruksional tertentu. Akbar (2013: 45) juga menyatakan bahwa
pendekatan

pembelajaran

sebagai

cara

pandang

untuk

membelajarkan peserta didik melalui pusat perhatian tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan pembelajaran adalah suatu jalan yang ditempuh oleh
guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran melalui
pusat perhatian tertentu.
b. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah
pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari Realistic
Mathematics Education (RME) yang telah diselaraskan dengan
kondisi budaya, geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia
(Suryanto, 2010: 57). Oleh karena itu prinsip dan karakteristik dari
PMRI tidak jauh berbeda dengan prinsip dan karakteristik dari
RME atau Pendidikan Matematika Realistik (PMR). RME atau
PMR adalah suatu pembelajaran matematika yang dikembangkan
sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika di Freudenthal
Institute, Utrecht University di Negeri Belanda yang didasarkan
pada pernyataan seorang ahli matematika yang namanya menjadi
nama universitas tersebut yaitu Hans Freudenthal. Freudenthal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

(dalam Suryanto, 2010: 57) menyatakan matematika merupakan
suatu bentuk aktivitas manusia (human activity) dan pernyataan
tersebut

melandasi

pengembangan

Pendidikan

Matematika

Realistik (Realistic Matematics Education).
Menurut Zainurie (dalam Soviawati, 2011) matematika
realistik adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan
menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal
pembelajaran. Banyak pihak yang menganggap bahwa Pendidikan
Matematika

Realistik

(PMR)

adalah

suatu

pembelajaran

matematika yang harus selalu menggunakan masalah sehari-hari
(Wijaya, 2012: 20). Angapan tersebut muncul karena orang sering
menyalahrtikan kata realistik sebagai dunia nyata. Realistik
sebenarnya berasal dari bahasa Belanda zich realiseren yang berarti
untuk dibayangkan. Jadi fokus PMR bukan hanya menunjukan
koneksi dengan dunia nyata melainkan menempatkan penekanan
penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu
cara untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika
dengan menggunakan situasi realistik di Indonesia yang bisa
dibayangkan oleh siswa.
c. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik Indonesia
Berdasarkan uraian sebelumnya kita peroleh dua pengertian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

yakni pendekatan pembelajaran dan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI). Pendekatan pembelajaran adalah
suatu jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran melalui pusat perhatian tertentu.
Sedangkan PMRI suatu cara untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap matematika dengan menggunakan situasi realistik
di Indonesia yang bisa dibayangkan oleh siswa.
Dari dua pengertian tersebut kita dapat merumuskan
pengertian pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia
adalah suatu jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa untuk
mencapai

tujuan

pada

pembelajaran

matematika

dengan

menggunakan situasi realistik yang bisa dibayangkan oleh siswa.
d. Prinsip-prinsip Pendidikan Matematika Realistik
Menurut Gravenmeijer (dalam Y. Marpaung dan Hongki Julie,
2011) ada 3 prinsip utama dalam PMR, yaitu:
1) Penemuan kembali secara terbimbing (guided reinvention) dan
matematisasi progresif (progressive mathematization)
Dalam mempelajari matematika siswa perlu dibimbing oleh
orang dewasa untuk menemukan sendiri berbagai konsep,
prinsip matematika dan sebagainya. Siswa menemukan konsep,
prinsip, dan hal lainnya dengan mengorganisasi fenomenafenomena tertentu. Menurut Gravemeijer dan Cobb (dalam Y.
Marpaung dan Hongki Julie, 2011) jika seorang pembuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

materi ajar mau memunculkan prinsip penemuan kembali,
orang tersebut harus berusaha untuk menemukan situasi-situasi
yang dapat membuat siswa merasa membutuhkan untuk
menemukan hasil berpikir secara matematis. Situasi-situasi
tersebut dapat ditemukan oleh pembuat materi ajar dengan
menganalisis hubungan antara hasil berpikir secara matematis
dan fenomena-fenomena yang akan diorganisir oleh siswa.
Dengan kata lain, seorang pembuat materi ajar harus bisa
membuat lintasan belajar yang harus dilalui oleh siswa
sedemikian hingga siswa dapat menemukan sendiri hasil
berpikir secara matematis. Untuk menemukan hasil berpikir
secara sistematis tersebut siswa dibimbing secara progresif.
Dikatakan progresif karena terdiri dari dua langkah berurutan
yaitu berawal dari masalah kontekstual yang diberikan dan
berakhir

pada

matematika

yang

formal

(matematisasi

horizontal) dan kemudian dari matematika formal tersebut ke
matematika formal yang lebih luas, lebih tinggi, atau lebih
rumit (matematisasi vertikal).
2) Fenomenologi didaktis (didactical phenomenology)
Fenomenologi didaktis mengandung arti bahwa dalam
mempelajari konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan materi-materi
lain dalam matematika, para siswa perlu bertolak dari masalahmasalah (fenomena-fenomena) kontekstual, yaitu masalah-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

masalah yang berasal dari dunia nyata atau masalah yang biasa
dibayangkan oleh siswa sebagai masalah-masalah nyata.
3) Mengembangkan model-model sendiri (self-developed models)
Siswa perlu mengembangkan sendiri model-model atau
cara menyelesaikan masalah ketika mempelajari konsepkonsep dan materi-materi matematika. Model-model tersebut
kemudian digunakan sebagai sarana unruk mengembangkan
proses berpikir siswa, dari proses berpikir yang mungkin masih
bersifat intuitif ke arah proses berpikir yang lebih formal.
Sedangkan menurut van den Heuvel-Panhuizen (dalam
Marpaung, 2007) merumuskan sebagai berikut:
1) Prinsip aktivitas
Menggunakan pemahaman bahwa matematika adalah
aktivitas manusia, maka siswa bukan merupakan seseorang
yang pasif menerima apa yang disampaikan oleh guru, tetapi
aktif

baik

mengolah

dan

menganalisis

informasi,

mengkonstruksi pengetahuan matematika.
2) Prinsip realitas
Artinya pembelajaran seharusnya dimulai dengan masalahmasalah yang realistik atau masalah yang dapat dibayangkan
oleh siswa. Masalah realistik biasanya lebih menarik baik
siswa karena lebih bermakna. Jika pembelajaran dimulai
dengan masalah yang bermakna bagi mereka, siswa akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

tertarik untuk belajar. Selanjutnya siswa dibimbing ke masalahmatematis formal.
3) Prinsip berjenjang
Artinya dalam belajar matematika siswa perlu melewati
berbagai jenjang pemahaman, yaitu dari mampu menemukan
solusi suatu masalah kontekstual atau realistik secara informal,
sampai mampu menemukan solusi suatu masalah matematis
secara formal.
4) Prinsip jalinan
Artinya berbagai aspek atau topik dalam

matematika

jangan dipandang dan dipelajari sebagai bagian-bagian yang
terpisah, tetapi saling berhubungan satu sama lain sehingga
siswa dapat melihat hubungan antara materi-materi itu secara
lebih baik.
5) Prinsip interaksi
Artinya

matematika dipandang sebagai aktivitas sosial.

Siswa perlu dan harus diberikan kesempatan menyampaikan
strateginya menyelesaikan suatu masalah kepada yang lain
untuk ditanggapi, dan menyimak apa yang ditemukan orang
lain dan strateginya menemukan hal itu serta menanggapinya.
6) Prinsip bimbingan
Artinya guru menciptakan kondisi belajar bagi siswa untuk
menemukan kembali (reinvent) pengetahuan matematika dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

mengkonstruki pengetahuan matematika mereka tersebut
menjadi suatu pengetahuan matematika yang lebih formal.
e. Karakteristik Pendidikan Matematika Realistik
Treffers (dalam

Wijaya, 2012:

21-23) merumuskan lima

karakteristik pendidikan matematika realistik, yaitu:
1) Penggunaan konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik
awal pembelajaran matematika. Melalui penggunaan konteks,
siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan
eksplorasi permasalahan. Manfaat lain penggunaan konteks di
awal pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan
ketertarikan siswa dalam belajar matematika.
2) Penggunaan model untuk matematisasi progresif
Dalam suatu proses pembelajaran matematika diperlukan
sebuah jembatan untuk bergerak dari suatu masalah konkrit ke
abstrak atau dari abstrak ke abstrak lainnya. Jembatan tersebut
adalah model. Model itu dapat bermacam-macam, dapat
konkret berupa benda, atau semikonkrit berupa gambar atau
skema.
3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa
Dalam PMR siswa ditempatkan sebagai subyek belajar. Hal
ini mengacu pada pendapat Freundenthal bahwa matematika
tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk yang siap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

pakai tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa.
Hasil kerja dan konstruksi siswa digunakan untuk landasan
pengembanagn konsep matematika. Karakteristik yang ketiga
ini tidak hanya bermanfaat dalam membantu siswa memahami
konsep matematika, tetapi juga sekaligus mengembangkan
aktivitas dan kreativitas siswa.
4) Interaktivitas
Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan
bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja
dan gagasan mereka. Selain mengomunikasikan anta sesama
siswa, siswa juga dapat mengomunikasikan dengan sarana
seperti memberikan penjelasan dalam menyelesaikan tugas
pada

LKS.

Pemanfaatan

interaksi

dalam

pembelajaran

matematika bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan
kognitif dan afektif siswa secara simultan.
5) Keterkaitan
Suatu konsep matematika pasti memliki keterkatian dengan
konsep-konsep matematika yang lain. Melalui keterkaitan ini,
satu pembelajaran matematika diharapkan bisa mengenalkan
dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara
bersamaan (walau ada konsep yang dominan). Bukan hanya
keterkaitan antar konsep matematika bahkan mungkin saja
antara matematika dengan bidang pengetahuan lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

f. Langkah-langkah umum pembelajaran PMRI
Suryanto

(2010:

50-51)

mengemukakan

langkah-langkah

pembelajaran matematika secara umum dengan menggunakan
pendekatan matematika realistik Indonesia sebagai berikut :
1) Persiapan kelas
a) Persiapan sarana dan prasarana pembelajaran

yang

diperlukan, misalnya buku siswa, alat peraga, LKS, dan
sebagainya.
b) Pengelompokan siswa, jika perlu
c) Penyampaian tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dicapai, serta kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan hari ini.
2) Kegiatan pembelajaran
a) Siswa diberi masalah kontekstual atau soal cerita (lisan atau
tertulis) yang mudah dipahami oleh siswa.
b) Siswa yang belum memahami masalah atau soalnya diberi
penjelasan singkat dan seperlunya.
c) Siswa secara berkelompok atau individual mengerjakan
soal atau memecahkan masalah kontekstual yang diberikan
dengan caranya sendiri.
d) Jika dalam waktu yang dipandang cukup, belum ada
satupun siswa yang menemukan cara untuk memecahkan
masalah, guru memberikan bimbingan atau petunjuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

seperlunya atau memberikan pertanyaan menantang.
e) Setelah waktu habis, beberapa siswa atau wakil kelompok
menyampaikan hasil kerjanya.
f) Siswa ditawari untuk mengemukakan pendapatnya tentang
cara penyelesaian yang dianggap paling tepat.
g) Guru memberikan penekanan pada cara penyelesaian yang
dianggap paling tepat.
3. Bangun Ruang Sisi Datar
a. Pengertian bangun ruang sisi datar
Menurut Sumanto (2008: 58) bangun ruang dapat disebut juga
bangun tiga dimensi. Bangun ruang adalah bangun matematika
yang memiliki isi atau volume. Bangun ruang memiliki bagianbagiannya seperti titik sudut, rusuk dan sisi. Bidang sisi atau sisi
pada bangun ruang adalah bidang yang membatasi bagian dalam
atau bagian luar suatu bangun ruang. Sisi bangun ruang dapat
berbentuk bidang datar atau bidang lengkung.
Berdasarkan uaraian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa
bangun ruang sisi datar

merupakan bangun matematika yang

memilki isi atau volume dan sisi-sisi atau bidang-bidang yang
membatasi berbentuk bidang datar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

b. Unsur-unsur bangun ruang sisi datar
G

H

E

F

D
A

C

B
Gambar 2.1: Prisma ABCD.EFGH

Bangun ruang sisi datar mempunyai tiga unsur utama (Suharjana,
2011) yakni:
1) Sisi
Sisi pada bangun ruang adalah bidang yang membatasi ruang
pada bangun tersebut. Dari gambar 2.1 terdapat enam buah sisi
yang dimiliki bangun prisma ABCD.EFGH yaitu ABCD,
EFGH, ADHE, BCGF, ABFE, dan DCGH.
2) Rusuk
Rusuk adalah ruas garis yang terbentuk dari perpotongan dua
buah bidang sisi pada bangun ruang. Dari gambar 2.1 terdapat
12 buah rusuk yang dimiliki bangun prisma ABCD.EFGH
yaitu ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅

3) Titik sudut

Titik sudut adalah titik pertemuan antara tiga rusuk atau lebih
pada bangun ruang. Dari gambar 2.1 terdapat 8 buah titik sudut
yang dimiliki bangun prisma ABCD.EFGH yaitu A, B, C, D,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28

E, F, G, dan H.
Selain tiga unsur tersebut terdapat unsur-unsur lain pada
bangun ruang sisi datar antara lain:
1) Diagonal sisi
Diagonal sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik
sudut sebidang yang saling berhadapan. Dari gambar 2.1
terdapat 12 buah diagonal sisi yang dimiliki bangun prisma
ABCD.EFGH yaitu ̅̅̅̅ , ̅̅̅̅ , ̅̅̅̅ , ̅̅̅̅ , ̅̅̅̅, ̅̅̅̅ , ̅̅̅̅ , ̅̅̅̅ , ̅̅̅̅,

̅̅̅̅ , ̅̅̅̅ , dan ̅̅̅̅ .

2) Diagonal ruang

Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua
titik sudut tidak sebidang yang saling berhadapan. Dari gambar
2.1 terdapat 4 diagonal ruang yang dimiliki bangun prisma
ABCD.EFGH yaitu ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅

3) Bidang diagonal

Bidang diagonal adalah bidang yang dibuat melalui dua buah
rusuk yang saling sejajar tetapi tidak terletak pada satu sisi.
Dari gambar 2.1 terdapat 4 diagonal ruang yang dimiliki
bangun prisma ABCD.EFGH yaitu DBFH, ACGE, ABGH, dan
CFED.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29

c. Macam-macam bangun ruang sisi datar
1) Prisma
Prisma adalah bangun ruang sisi datar yang dibatasi oleh
dua bidang yang sejajar ( bidang alas dan bidang atas ) dan
oleh bidang lain yang saling berpotongan menurut rusuk-rusuk
sejajar (Ismunamto, 2011: 81). Prisma terdiri dari bidang alas,
bidang atas, dan bidang tegak. Bidang tegak pada prisma
berbentuk persegi panjang.
Ditinjau dari rusuk-rusuk prisma, prisma dibagi menjadi
dua yaitu prisma tegak dan prisma miring. Prisma tegak adalah
prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tegak lurus terhadap bidang
alas, sedangkan prisma miring adalah prisma yang rusuk-rusuk
tegaknya tidak tegak lurus terhadap bidang alas.
Berdasarkan bentuk bidang alas, prisma dapat disebut
sebagai prisma segi-n. Jika bidang alasnya berbentuk segitiga
maka disebut prisma segitiga. Jika bidang alasanya berbentuk
segiempat maka disebut prisma segiempat dan begitu
seterusnya untuk bidang alas berbentuk segi-n.
Rumus Volume Prisma (tegak):

Rumus Luas Permukaan Prisma (tegak):
(

)

(

)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30

a) Balok
Balok merupakan bangun prisma tegak yang bidang
alas dan bidang atas berbentuk persegi panjang. Menurut
Ismunamto (2011: 75) balok adalah suatu bangun ruang
yang dibatasi oleh enam bidang datar yang berbentuk
persegi panjang.
Rumus Volume Balok:

Rumus Luas Permukaan Balok:
(

)

Dengan p adalah panjang balok, l adalah lebar balok, dan t
adalah tinggi balok.
b) Kubus
Kubus merupakan bangun prisma tegak yang
bidang alas dan bidang atas berbentuk bangun datar persegi
yang kongruen. Menurut Ismunamto (2011: 68) kubus
adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi
berbentuk persegi yang kongruen.
Rumus Volume Kubus:

Rumus Luas Permukaan Kubus:

Dengan s adalah panjang rusuk pada kubus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31

2) Limas
Limas adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah
bidang dasa

Dokumen yang terkait

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) bangun ruang sisi datar berbasis PBL.

0 3 71

Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 5 183

Pengembangan media pembelajaran matematika berbasis Adobe Flash Professional Cs 5 pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII.

0 0 284

Pengembangan perangkat pembelajaran mengakomodasi teori van hiele materi bangun ruang sisi datar dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.

0 9 258

Hubungan antara kemampuan keruangan dan hasil belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

0 0 109

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar

0 1 260

Penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran remedial pada materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

0 37 237

Hubungan antara kemampuan keruangan dan hasil belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2013 2014

0 0 107

Penerapan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten - USD Repository

0 0 320

Pemanfaatan program geogebra dalam remedial matematika kelas IX SMP Kanisius St. Aloysius Baturetno materi bangun ruang sisi datar - USD Repository

0 2 186