Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

(1)

ABSTRAK

Maria Sri Dian Pratama. 2016. Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bangun Ruang Sisi Datar pada Siswa Kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk (1) mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, (2) mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Pengambilan data ini dilaksanakan di kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta pada bulan Mei-Juni 2016.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 24 siswa.Bentuk data dalam penelitian ini berupa hasi tes soal cerita dan hasil wawancara.Hasil tes soal cerita digunakan untuk mengetahui siswa yang melakukan kekeliruan saat menyelesaikan soal yang diberikan dan menjadi acuan dalam wawancara.Hasil wawancara digunakan dalam menarik kesimpulan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa beserta faktor penyebabnya.Penelitian ini menggunakan analisis kesalahan Newman dalam pengklasifikasian jenis kesalahan yang dilakukan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, yaitu: (a) reading error atau kesalahan membaca soal, (b) transformation error atau kesalahan mentransformasi (c) encoding error atau kesalahan menuliskan jawaban, (d) careless atau kecerobohan,dan (2) faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut yaitu: (a) belum memahami konsep prisma dan limas, (b) belum memahami konsep luas permukaan dan volume kubus, (c) belum memahami konsep luas permukaan dan volume balok, (d) belum memahami konsep luas permukaan dan volume limas, (e) belum menguasai materi prasyarat berupa perkalian dan luas segitiga, (f) tidak berkonsentrasi,dan (g) tidak memeriksa pekerjaan kembali.


(2)

ABSTRACT

Maria Sri Dian Pratama. 2016. The Error Analysis in Doing Word Problem Solid Geometry With Flat Side Exercise of Grade VIII B in SMP Institut Indonesia Yogyakarta in the Academic Year of 2015/2016. Mathematics Education Department, Department Mathematics and Science Education.Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This qualitative descriptive research aimed to (1) find out types of error made by students grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in finishing the narrative space geometry with flat side exercise, (2) find out factors that causing the error of student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in finishing the narrative space geometry with flat side exercise. This research was conducted on grade VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta on May – June 2016.

The subject of this research was student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in the academic year of 2015/2016 that consist of 24 students. Method of collecting data is word problem exersice result and interview result. The result of word problem exersice was used for finding out all of student who made a mistake and reference interview. The result of interview was used for finding out the type of error and factors that causing the students error in finishing the exercise. This research using error analyzing by Newman for classify types of errors.

This research result showed (1) types of error made by student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in doing space geometry with flat side exercise, were : (a) reading error, (b) transformation error, (c) encoding error, (d) careless and (2) factors that causing the student made mistake, were (a) student had understanding yet about prism and pyramid, (b) student had understanding yet about base surface area concept and volume concept of a cube, (c) student had understanding yet about base surface area concept and volume concept of a block, (d) students had understanding yet about base surface area concept and volume of a pyramid, (e) student had understanding yet about material prerequisites, (f) student had not concentration, (g) student had not re-check .

Keywords: Error Analysis by Newman, Word Problem Exercise, Solid Geometry with Flat Side


(3)

ANALISIS KESALAHAN

DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP INSTITUT INDONESIA

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Maria Sri Dian Pratama NIM : 121414087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016


(4)

i

ANALISIS KESALAHAN

DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP INSTITUT INDONESIA

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Maria Sri Dian Pratama NIM : 121414087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Berilah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”

( Matius 22: 21)

Skripsi ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas segala penyertaan dan berkat-Nya dalam hidup saya. Bapa dan mama yang tak hentinya memberi dukungan melalui doa, perhatian dan kasih sayang. Kedua adik saya yang selalu memberikan dukungan dan bantuan. Semua teman-teman yang selalu memberi dukungan dalam berbagai bentuk. Serta almamater saya Universitas Sanata Dharma atas semua pelajaran hidup yang saya dapatkan.


(8)

(9)

(10)

vii ABSTRAK

Maria Sri Dian Pratama. 2016. Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bangun Ruang Sisi Datar pada Siswa Kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk (1) mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, (2) mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Pengambilan data ini dilaksanakan di kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta pada bulan Mei-Juni 2016.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 24 siswa. Bentuk data dalam penelitian ini berupa hasi tes soal cerita dan hasil wawancara. Hasil tes soal cerita digunakan untuk mengetahui siswa yang melakukan kekeliruan saat menyelesaikan soal yang diberikan dan menjadi acuan dalam wawancara. Hasil wawancara digunakan dalam menarik kesimpulan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa beserta faktor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan analisis kesalahan Newman dalam pengklasifikasian jenis kesalahan yang dilakukan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, yaitu: (a) reading error atau kesalahan membaca soal, (b) transformation error atau kesalahan mentransformasi (c)

encoding error atau kesalahan menuliskan jawaban, (d) careless atau

kecerobohan, dan (2) faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut yaitu: (a) belum memahami konsep prisma dan limas, (b) belum memahami konsep luas permukaan dan volume kubus, (c) belum memahami konsep luas permukaan dan volume balok, (d) belum memahami konsep luas permukaan dan volume limas, (e) belum menguasai materi prasyarat berupa perkalian dan luas segitiga, (f) tidak berkonsentrasi, dan (g) tidak memeriksa pekerjaan kembali.


(11)

viii ABSTRACT

Maria Sri Dian Pratama. 2016. The Error Analysis in Doing Word Problem Solid Geometry With Flat Side Exercise of Grade VIII B in SMP Institut Indonesia Yogyakarta in the Academic Year of 2015/2016. Mathematics Education Department, Department Mathematics and Science Education. Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This qualitative descriptive research aimed to (1) find out types of error made by students grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in finishing the narrative space geometry with flat side exercise, (2) find out factors that causing the error of student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in finishing the narrative space geometry with flat side exercise. This research was conducted on grade VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta on May – June 2016.

The subject of this research was student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in the academic year of 2015/2016 that consist of 24 students. Method of collecting data is word problem exersice result and interview result. The result of word problem exersice was used for finding out all of student who made a mistake and reference interview. The result of interview was used for finding out the type of error and factors that causing the students error in finishing the exercise. This research using error analyzing by Newman for classify types of errors.

This research result showed (1) types of error made by student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in doing space geometry with flat side exercise, were : (a) reading error, (b) transformation error, (c) encoding error, (d) careless and (2) factors that causing the student made mistake, were (a) student had understanding yet about prism and pyramid, (b) student had understanding yet about base surface area concept and volume concept of a cube, (c) student had understanding yet about base surface area concept and volume concept of a block, (d) students had understanding yet about base surface area concept and volume of a pyramid, (e) student had understanding yet about material prerequisites, (f) student had not concentration, (g) student had not re-check .

Keywords: Error Analysis by Newman, Word Problem Exercise, Solid Geometry with Flat Side


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP INSTITUT INDONESIA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, serta kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis. Penulis mengucapkan terima kasih atas segala motivasi, saran, dan kritik yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Hongki Julie, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. Supardi, selaku Kepala Sekolah SMP Institut Indonesia Yogyakarta yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.


(13)

x

5. Bapak Martanto Adi, S.Pd., selaku guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Institut Indonesia Yogyakarta yang telah bersedia membantu penulis dalam melakukan penelitian.

6. Siswa-siswi kelas VIII A dan VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

7. Segenap dosen dan seluruh staff sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA yang telah membantu dalam proses administrasi.

8. Bapa Mikael Meo, Mama Floriana Diani, Adik Melkior Rexadat Nago dan Adik Lusia Tirta Bernis selaku keluarga penulis yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat.

9. Teman Lusia Christin Setiawati, Fransiskus Lima, Eman Senda, Ridho, Rian Pango, pasukan Kos Luna dan teman-teman Rejoice Choir yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

10. Teman-teman Pendidikan Matematika 2012 yang telah memberikan dukungan dan semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah turut serta membantu proses penyelesaian skripsi ini.


(14)

xi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan agar dapat lebih baik lagi di kemudian hari. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berhubungan atau bekerja dalam dunia pendidikan maupun kalangan umum.

Penulis


(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACT...viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Pembatasan Masalah... 4

E. Penjelasan Istilah... 4

F. Manfaat Penelitian... 6

G. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 8

B. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 28

D. Bentuk Data... 29


(16)

xiii

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 30

G. Metode atau Teknik Analisis Data ... 31

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ... 36

I. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian... 37

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian... 39

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Siswa 1 ... 41

2. Deskripsi Siswa 2 ... 47

3. Deskripsi Siswa 3 ... 50

4. Deskripsi Siswa 4 ... 51

5. Deskripsi Siswa 5 ... 53

6. Deskripsi Siswa 6 ... 55

7. Deskripsi Siswa 7 ... 57

8. Deskripsi Siswa 8 ... 59

9. Deskripsi Siswa 9 ... 62

10. Deskripsi Siswa 10 ... 64

11. Deskripsi Siswa 12 ... 66

12. Deskripsi Siswa 13 ... 71

13. Deskripsi Siswa 17 ... 74

14. Deskripsi Siswa 22 ... 80

15. Deskripsi Siswa 23 ... 83

16. Deskripsi Siswa 24 ... 85

C. Analisis Jenis Kesalahan dan Faktor Penyebab ... 90

D. Pembahasan... 94

E. Keterbatasan Penelitian ... 97

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA... 101


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Pencapaian Hasil Belajar ... 30

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 33

Tabel 3.3 Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 38

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas ... 40

Tabel 4.2 Jenis Kesalahan Berdasarkan Hasil Deskripsi ... 88

Tabel 4.3 Rekapitulasi Jenis Kesalahan dan Faktor Penyebab ... 90

Tabel 4.4 Kesalahan Membaca oleh Siswa ... 91

Tabel 4.5 Kesalahan Mentransformasi oleh Siswa ... 91

Tabel 4.6 Kesalahan Menulis Jawaban oleh Siswa ... 93


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Balok ... 15

Gambar 2.2 Jaring-jaring Balok ... 15

Gambar 2.3 Volume Balok... 16

Gambar 2.4 Kubus ... 17

Gambar 2.5 Jaring-jaring kubus ... 18

Gambar 2.6 Volume Kubus... 19

Gambar 2.7 Prisma ... 20

Gambar 2.8 Jaring-jaring prisma ... 21

Gambar 2.9 Volume prisma ... 22

Gambar 2.10 Limas... 23

Gambar 2.11 Jaring-jaring Limas ... 23

Gambar 2.12 Volume Limas ... 24

Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 1 ... 41

Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 1 ... 42

Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan Nomor 4 Siswa 1 ... 44

Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan Nomor 6 Siswa 1 ... 45

Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 2 ... 47

Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan Nomor 7 Siswa 2 ... 48

Gambar 4.7 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 3 ... 50

Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 4 ... 52

Gambar 4.9 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 5 ... 54

Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 6 ... 56

Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 7 ... 58

Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 8 ... 59

Gambar 4.13 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 8 ... 61

Gambar 4.14 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 9 ... 63

Gambar 4.15 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 10 ... 64

Gambar 4.16 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 12 ... 66


(19)

xvi

Gambar 4.18 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 12 ... 70

Gambar 4.19 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 13 ... 71

Gambar 4.20 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 13 ... 73

Gambar 4.21 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 17 ... 74

Gambar 4.22 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 17 ... 76

Gambar 4.23 Hasil Pekerjaan Nomor 6 Siswa 17 ... 78

Gambar 4.24 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 22 ... 80

Gambar 4.25 Hasil Pekerjaan Nomor 5 Siswa 22 ... 81

Gambar 4.26 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 23 ... 84

Gambar 4.27 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 24 ... 85


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Lampiran A.1 Surat Ijin Penelitian dari Program Studi... 104

Lampiran A.2 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ... 105

Lampiran A.3 Validasi Instrumen Soal Uji Coba Oleh Guru ... 106

LAMPIRAN B Lampiran B.1 Soal Uji Coba ... 108

Lampiran B.2 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Uji Coba ... 110

Lampiran B.3 Soal Cerita... 113

Lampiran B.4 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Cerita ... 116

LAMPIRAN C Lampiran C.1 Foto Pelaksanaan Tes Soal Cerita ... 119

LAMPIRAN D Lampiran D.1 Daftar Nilai Siswa Kelas VIII A Pada Tes Uji Coba ... 120

Lampiran D.2 Daftar Nilai Siswa Kelas VIII B Pada Tes Soal Cerita .... 121

Lampiran D.3 Hasil Uji Validitas... 122

Lampiran D.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 123

Lampiran D.5 Hasil Pekerjaan Siswa pada Tes Soal Cerita ... 124


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika sering disebut sebagai ibu dari segala ilmu, yang digunakan hampir dalam semua ilmu pengetahuan lainnya. Mengikuti perkembangan jaman, pembelajaran matematika di sekolah diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan siswa dalam mempelajari matematika. Pembelajaran di sekolah diharapkan dapat benar-benar membantu siswa untuk mengeluar kemampuan terbaik yang tercermin lewat nilai matematika yang didapat. Dengan adanya tuntutan tersebut kualitas pembelajaran matematika di sekolah dari waktu ke waktu semakin ditingkatkan. Peningkatan kualitas dilakukan dari berbagai segi antara lain kualitas guru, dan sarana prasarana. Peningkatan dalam berbagai segi tersebut diharapkan dapat diikuti dengan meningkatnya kualitas pembelajaran.

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan memfasilitasi siswa dalam mempelajari matematika dapat dilihat dari kemampuan siswa memahami konsep-konsep dasar dari materi yang diajarkan. Selain itu siswa diharapkan mampu menggunakan konsep-konsep dasar tersebut untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semua siswa yang memahami konsep dasar dapat menggunakannya saat menyelesaikan masalah sehari-hari. Padahal tujuan dari pemahaman konsep dasar tersebut adalah dapat menggunakannya dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.


(22)

Saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan di sekolah, peneliti menemukan bahwa siswa kesulitan mengerjakan soal cerita pada materi statistika. Kesulitan yang ditemukan saat PPL tersebut terjadi meskipun sebenarnya siswa paham dengan konsep dasar dari materi tersebut. Berdasarkan pengalaman PPL tersebut peneliti tertarik untuk meneliti apakah masalah tersebut juga terjadi di sekolah lain. Peneliti lalu mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan guru mata pelajaran matematika SMP Institut Indonesia. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika SMP Institut Indonesia Yogyakarta, peneliti mendapatkan informasi bahwa dari tahun ke tahun siswa kelas VIII selalu kesulitan saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar.

Analisis kesalahan siswa memberikan alasan mendasar tentang kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal matematika dan proses yang membantu guru untuk menemukan dimana letak kesulitan tersebut terjadi. Hal tersebut memberikan petunjuk bagi guru tentang kemana guru mengarahkan strategi pengajaran yang efektif untuk mengatasinya.

Berdasarkan masalah yang selalu dialami siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia pada materi bangun ruang sisi datar, peneliti bermaksud mengadakan penelitian berjudul “ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP INSTITUT INDONESIA TAHUN AJARAN 2015/2016”. Analisis kesalahan ini dilakukan


(23)

berdasarkan kesulitan siswa, dengan memberikan tes soal cerita dan wawancara.

Penelitian ini akan dilakukan dengan metode analisis kesalahan Newman. Metode analisis kesalahan Newman (dalam Clements, 1980: 3) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1977 oleh Anne Newman, seorang guru bidang studi matematika di Australia. Menurut Newman (dalam Clements, 1980: 3) dalam menyelesaikan masalah seseorang harus melalui tahap membaca masalah atau soal, memahami apa yang dibaca, mentransformasikan kedalam model matematika, menentukan langkah-langkah dan menuliskan jawaban. Newman mengklasifikasikan jenis kesalahan sebagai (1) reading error atau kesalahan membaca, (2) comprehension error atau kesalahan memahami, (3) transformation error atau kesalahan mentransformasi, (4) process skill error atau kesalahan proses, (5) encoding error atau kesalahan menulis jawaban, (6) careless. Penggunaan metode analisis kesalahan Newman dalam penelitian ini, dikarenakan analisis kesalahan Newman sesuai dengan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal cerita.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, peneliti membuat rumusan masalah yang selanjutnya akan dikaji dalam penelitian.

1. Apa saja jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar dengan metode analisis kesalahan Newman?


(24)

2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan-kesalahan tersebut muncul saat siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar dengan metode analisis kesalahan Newman.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan-kesalahan tersebut muncul saat siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar.

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, keterbatasan tenaga, dana dan waktu, maka penelitian ini terkhusus pada analisis kesalahan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar dengan metode analisis kesalahan Newman.

E. Penjelasan Istilah

Untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman akibat perbedaan pandangan dan pemikiran, maka perlu adanya penegasan beberapa istilah yang berhubungan dengan penelitian ini.


(25)

1. Analisis

Analisis adalah penyeledikan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar.

2. Kesalahan

Kesalahan adalah kekeliruan siswa yang dapat dilihat dari pekerjaan tertulis dan wawancara dengan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar dengan metode analisis kesalahan Newman.

3. Analisis Kesalahan

Analisis kesalahan adalah penyelidikan terhadap kekeliruan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar berdasarkan pekerjaan tertulis dan wawancara dengan metode analisis kesalahan Newman.

4. Analisis Kesalahan Newman

Analisis kesalahan Newman adalah analisis kesalahan yang digunakan untuk mengklasifikasikan jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar.

5. Soal Cerita

Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek yang merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan.


(26)

6. Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang yang memiliki sisi berbentuk datar (bukan sisi lengkung).

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa mengetahui jenis kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dan faktor penyebabnya dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan pembelajaran bagi siswa agar kesalahan tersebut tidak terulang lagi.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guru dalam menyusun strategi kegiatan pembelajaran pada materi bangun ruang sisi datar dikemudian hari, sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan dengan melihat jenis kesalahan dan faktor penyebabnya. Dengan begitu guru dapat meningkatkan prestasi siswa.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat membantu penulis dalam memahami jenis kesalahan dan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Ini menjadi referensi bagi peneliti dalam menyelesaikan


(27)

masalah-masalah yang terkait dengan materi bangun ruang sisi datar saat peneliti menjadi seorang guru.

G. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, penjelasan istilah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi landasan teori dan kerangka berpikir. Teori – teori yang digunakan adalah analisis kesalahan, soal cerita, metode analisis kesalahan Newman, faktor penyebab kesalahan dan tinjauan materi bangun ruang sisi datar.

Bab III merupakan metode penelitian yang berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, metode atau teknik analisis data, prosedur pelaksanaan penelitian dan penjadwalan waktu pelaksanaan penelitian.

Bab IV merupakan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang berisi pelaksanaan penelitian, pembahasan, hasil analisis jenis kesalahan dan faktor penyebab serta keterbatasan penelitian.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran.


(28)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Analisis Kesalahan

Analisis adalah proses pencarian jalan keluar (pemecahan masalah) yang berangkat dari dugaan akan kebenarannya; penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya; penyelidikan kimia yang menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat-zat yang menjadi bagiannya; penguraian suatu pokok atas berbagai bagian dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan pemahaman makna keseluruhan (dalam Tim Reality, 2008: 47). Analisis adalah suatu upaya penyelidikan untuk melihat, mengamati, mengetahui, menemukan, memahami, menelaah, mengklasifikasi, dan mendalami serta menginterpretasikan fenomena yang ada (dalam Wijaya dan Marsiyah, 2013: 1) .

Kesalahan adalah kekhilafan, kekeliruan (dalam Tim Reality, 2008: 566). Menurut Kurniasari (dalam Wijaya dan Marsiyah, 2013: 3) kesalahan merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap hal yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya, atau penyimpangan terhadap suatu yang diharapkan. Jadi analisis kesalahan dapat diartikan sebagai penyelidikan serta proses terhadap kekeliruan atau bentuk penyimpangan terhadap hal yang benar ataupun prosedur yang ditetapkan sebelumnya.


(29)

2. Soal Cerita

Menurut Abidia (dalam Setiari, 2012: 24) soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan dapat merupakan masalah kehidupan sehari-hari atau masalah lainnya. Bobot masalah yang diungkapkan akan mempengaruhi panjang pendeknya cerita tersebut. Makin besar bobot masalah yang diungkapkan, memungkinkan semakin panjang cerita yang disajikan. Menurut Haji (dalam Setiari, 2012: 24), soal yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang matematika dapat berbentuk cerita dan soal bukan cerita atau soal hitungan. Dalam hal ini, soal cerita merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa.

Berdasarkan hal-hal diatas, seorang siswa yang akan menyelesaikan soal cerita memerlukan kemampuan agar dapat mengubah soal tersebut kedalam bentuk matematika. Menurut Newman (dalam Clements, 1980: 3) ketika seseorang dihadapkan dengan satu masalah yang harus dilakukan adalah (1) membaca masalah (soal yang diberikan), (2) memahami apa yang dibaca, (3) mengubah masalah dalam bentuk kata-kata ke dalam bentuk matematis yang bisa diterima, (4) memproses bentuk matematika yang telah dipilih, (5) menuliskan jawaban dalam bentuk yang bisa diterima. Kegagalan pada setiap tingkat mencegah siswa untuk mendapatkan jawaban yang benar, kecuali itu terjadi secara


(30)

kebetulan, yaitu siswa tersebut mendapat jawaban „benar‟ dengan cara

yang salah.

3. Analisis Kesalahan Newman

Pada tahun 1976 Newman memberikan tes yang terdiri dari 40 soal yang berisi pertanyaan numerik, spasial, dan logis, kepada 917 siswa kelas 6 dari 31 kelas di 19 sekolah di Mealbourne (dalam Clements, 1980: 9). Dengan segera tes tersebut diselesaikan dan dalam dua minggu ditentukan empat dari lima anak dengan nilai terendah dari masing-masing 31 kelas tersebut. Wawancara kemudian dilakukan oleh Newman maupun asistennya yang merupakan diploma di pendidikan matematika Monash University yang sebelumnya telah diberikan empat jam pelatihan mengenai teknik wawancara dari Newman. Ada 124 siswa yang diwawancara sesuai pedoman analisis kesalahan dari Newman (dalam Clements, 1980: 9). Analisis kesalahan ini kemudian diperkenalkan pada tahun 1977.

Menurut pedoman analisis kesalahan Newman (dalam Clements, 1980: 9), pewawancara dalam hal ini peneliti akan meminta siswa yang awalnya memberi jawaban yang salah mengerjakan soal sekali lagi. Newman mengatakan bahwa siswa akan mengerjakan soal tanpa bantuan dan menanggapi pertanyaan dari peneliti. Newman menyarankan pertanyaan-pertanyaan berikut digunakan saat wawancara dalam rangka mengklasifikasikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika


(31)

a. Silahkan baca soalnya. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan!

b. Katakan, apa yang diinginkan oleh soal!

c. Katakan, bagaimana cara menemukan jawabannya!

d. Perlihatkan, apa yang akan kamu lakukan untuk mendapatkan jawabannya.

e. Bicara yang keras selama kamu mengerjakannya dengan begitu saya bisa mengerti apa yang kamu pikirkan.

f. Sekarang, tuliskan jawabanmu.

Masing-masing pertanyaan Newman tersebut memilki maksud dan tujuan berikut (dalam White, 2005: 17):

a. Untuk mengidentifikasi kesalahan membaca: ”Silahkan baca

soalnya. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan!”

b. Untuk mengidentifikasi kesalahan pemahaman: ”Katakan, apa yang

diinginkan oleh soal!”

c. Untuk mengidentifikasi kesalahan transformasi: ”Katakan, bagaimana cara menemukan jawabannya!”

d. Untuk mengidentifikasi kesalahan keterampilan proses:” Perlihatkan,

apa yang dilakukan untuk mendapatkan jawabannya.”

e. Untuk mengidentifikasi kesalahan menuliskan jawaban -ketidakmampuan untuk mengekspresikan jawaban dalam bentuk


(32)

mengerjakannya dengan begitu saya bisa mengerti apa yang kamu

fikirkan.”

Seperti dalam White (2005: 17), pengklasifikasian kesalahan menurut Newman adalah sebagai berikut :

a. Reading Errors atau kesalahan membaca

Siswa tidak bisa membaca kata kunci atau simbol yang disampaikan dalam soal cerita yang menghalanginya untuk memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat.

b. Comprehension Error atau kesalahan memahami

Siswa bisa membaca semua kata dalam soal cerita, tetapi tidak bisa memahami semua arti kata, selain itu tidak bisa memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat.

c. Transformation Error atau kesalahan mentransformasi

Siswa mengerti apa yang ditanyakan oleh soal tapi tidak bisa mengidentifikasi operasi, atau deretan operasi yang tepat yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.

d. Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses

Siswa mampu mengidentifikasi operasi yang tepat, atau deretan operasi yang tepat, tetapi tidak tahu langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan operasi-operasi tersebut secara akurat.


(33)

e. Encoding Error atau kesalahan menuliskan jawaban

Siswa mengerjakan secara tepat dan mendapatkan solusi dari masalah namun tidak bisa menuliskannya dalam bentuk kata-kata yang bisa diterima.

f. Careless

Siswa menjawab salah pada kesempatan pertama dalam hal ini saat tes soal cerita tetapi mengerjakan secara tepat pada kesempatan kedua dalam hal ini wawancara.

4. Faktor Penyebab Terjadinya Kesalahan

Soewarsono mengklasifikasikan faktor penyebab kesulitas siswa belajar matematika dari faktor kognitif dan nonkognitif (dalam Wijaya, 2013: 3). Faktor kognitif, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan intelektual dan cara siswa memproses dan mencerna materi matematika dalam pikirannya. Faktor nonkognitif, meliputi sikap, kepribadian, emosional, cara belajar, suasana rumah dan lain-lain.

Menurut Malau (dalam Agustiawan, 2013: 3) penyebab kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam memecahkan soal-soal matematika dapat dilihat dari beberapa hal antara lain disebabkan kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti dan lupa konsep. Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti akan melihat faktor penyebab kesalahan dari aspek kognitif siswa yang berkaitan dengan materi bangun


(34)

ruang sisi datar seperti yang telah disampaikan Malau yaitu berupa kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti dan lupa konsep.

5. Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang memiliki unsur-unsur yaitu bidang atau sisi, rusuk dan titik sudut. Bidang atau sisi adalah bidang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar bangun ruang. Rusuk adalah perpotongan bidang-bidang yang bertemu pada suatu garis. Titik sudut adalah perpotongan rusuk-rusuk yang bertemu pada suatu titik sudut.

a. Balok

Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam persegi panjang (dalam Wono, 2008: 55). Perhatikan balok ABCD.EFGH pada gambar 2.1. Pada balok terdapat 6 bidang atau 6 sisi yaitu ABCD, EFGH, ABFE, CDHG, ADHE dan BCGF. Pada balok terdapat 12 rusuk yaitu ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ Pada balok terdapat delapan titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G dan H.

1) Luas Permukaan Balok

Luas permukaan balok adalah jumlah luas permukaan (bidang atau sisi) pada balok. Jika sisi balok dibuat dari karton, maka kita dapat membuka balok tersebut sehingga diperoleh bentuk seperti gambar 2.2.


(35)

Bentuk ini disebut dengan jaring-jaring balok. Luas jaring-jaring inilah yang disebut sebagai luas permukaan balok.

Perhatikan, berdasarkan berdasarkan gambar 2.1 dapat dikatakan bahwa ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ .

Karena luas permukaan balok adalah luas jaring-jaring maka Gambar 2.1 Balok


(36)

[ ] [ ] [ ] Keterangan: 2) Volume Balok

Volume digunakan untuk menyatakan ukuran besar suatu bangun ruang. Volume suatu bangun ruang ditentukan dengan membanding besar bangun ruang tersebut terhadap satuan pokok volume, misalnya 1 cm3 (dalam Adinawan dan Sugijono, 2014: 133).

Perhatikan gambar 2.3, terdapat kubus satuan yang akan disusun kedalam suatu balok. Kubus satuan adalah kubus dengan panjang rusuk 1 satuan dengan volume 1 cm3. Misalkan


(37)

kita memiliki balok berukuran panjang 6cm, lebar 4cm, dan tinggi 2cm, maka kita dapat menyusun kubus berukuran 1 cm sepanjang 4 baris, masing-masing baris berisi 6 buah sebanyak 2 lapis. Jadi banyaknya kubus satuan yang dapat dimuat adalah . Bilangan inilah yang disebut volume kotak dan ditulis sebagai.

b. Kubus

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah persegi. Kubus juga dapat disebut sebagai balok yang dibentuk oleh enam persegi (dalam Wono, 2008: 56). Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada gambar 2.4 dibawah ini.

Kubus juga memiliki 6 bidang sisi yaitu

dan . Kubus memiliki 12

rusuk yaitu ruas garis ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ Gambar 2.4 Kubus


(38)

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ Kubus memiliki 8 titik sudut yaitu dan .

1) Luas Permukaan Kubus

Luas pemukaan kubus adalah jumlah luas permukaan (bidang) pada kubus. Perhatikan gambar 2.5.

Perhatikan gambar 2.5 yang merupakan jaring-jaring kubus. Terdapat 6 buah bidang dan tiap bidang berbentuk persegi yang sama dan sebangun, sehingga ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ Maka


(39)

2) Volume Kubus

Seperti volume pada balok, volume kubus juga didapat dengan melihat berapa banyak kubus satuan yang dapat mengisi kubus tersebut.

Perhatikan bahwa kubus pada gambar 2.6 memiliki panjang tiap sisi 4 satuan, maka untuk mengisinya diperlukan 4 kubus satuan ke kanan, 4 kubus satuan ke belakang dan 4 kubus

satuan ke atas. Maka volume kubus

Dapat ditulis sebagai

c. Prisma

Prisma tegak adalah bangun ruang yang alas dan tutupnya mempunyai bentuk yang sama dan masing-masing terletak pada dua


(40)

bidang sejajar, dan bidang sisi yang lain berbentuk persegi panjang (dalam Wono, 2008: 76).

Perhatikan gambar 2.7, terdapat prisma segi tiga , prisma segi empat dan prisma segi lima . Perhatikan bahwa suatu prisma jika dipotong sejajar dengan bidang alas atau bidang tutup selalu mempunyai bentuk yang sama dengan alas atau tutup. Suatu prisma disebut bersegi n jika alasnya berbentuk segi-n. Balok tegak merupakan prisma segi empat. Selain prisma segi empat, kita juga mengenal prisma segi 3, 5, 6,…, n tergantung dari bentuk alasnya.

1) Luas Permukaan Prisma

Perhatikan gambar 2.8 yang merupakan jaring-jaring prisma segitiga.


(41)

Luas permukaan prisma adalah luas seluruh daerah jaring-jaring pada gambar 2.8.

[ ]

atau

2) Volume Prisma

Perhatikan prisma tegak segi empat pada gambar 2.9. Seperti pada balok, volume prisma adalah jumlah kubus satuan


(42)

yang dapat dimasukkan ke dalam prisma tegak segi empat tersebut.

Volume prisma tegak segi empat tersebut adalah atau . Karena rumus ini harus berlaku untuk semua prisma tegak segi-n maka . Sehingga rumus volume prisma tegak segi-n adalah

Harus diingat bahwa luas alas mengikuti bentuk alas dari prisma segi-n yang dimaksud.

d. Limas

Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segitiga atau segi banyak sebagai alas, dan beberapa buah bidang berbentuk segitiga sebagai bidang tegak yang bertemu pada satu titik puncak (dalam Adinawan dan Sugijono, 2014: 123).


(43)

Nama suatu limas tergantung dari bentuk alasnya. Suatu limas disebut limas segi-n jika alasnya segi-n. Gambar 2.10(a) merupakan limas segi-3 , (b)limas segi-5 dan (c) limas segi-6 . Ada pula limas segi empat disebut juga sebagai piramida.

1) Luas Permukaan Limas

Luas permukaan limas adalah jumlah luas permukaan (bidang) pada bangun ruang limas. Perhatikan jaring-jaring limas segi-4 pada gambar 2.11(b).

Gambar 2.10 Limas


(44)

2) Volume Limas

Seperti pada balok, kubus, dan prisma, volume limas merupakan banyaknya kubus satuan yang dapat dimasukan ke dalam limas tersebut.

Limas dapat juga dibuat dari kubus seperti pada gambar 2.12. Dengan memotong kubus maka terdapat 3 limas segi empat, yaitu Untuk menghitung volume limas, perhatikan bahwa ketiga lima situ mempunyai bentuk yang sama. Jadi


(45)

Karena dan

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di SMP Institut Indonesia Yogyakarta, dari tahun ke tahun siswa kelas VIII selalu mengalami kesulitan belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar, khusus saat menyelesaikan soal cerita. Kesulitan belajar tersebut disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa saat menyelesaikan soal cerita.

Analisis kesalahan ini bertujuan untuk menemukan jenis-jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa dan faktor penyebab munculnya kesalahan tersebut. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis kesalahan Newman. Newman mengklasifikan jenis kesalahan sebagai: (1) kesalahan membaca atau reading error, (2) kesalahan memahami atau comprehension error , (3) kesalahan mentransformasi atau transformation error, (4) kesalahan proses atau process skill error, (5) kesalahan menuliskan jawaban atau encoding error, dan (6) careless atau kecerobohan.

Proses analisis ini diawali dengan melakukan observasi pembelajaran di kelas. Pada tahap selanjutnya siswa akan diberikan tes yang bertujuan untuk menentukan siswa yang akan diwawancara serta mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan siswa. Peneliti lalu melakukan dugaan awal terhadap kesalahan yang dilakukan siswa. Selanjutnya peneliti akan melakukan wawancara pada siswa yang melakukan kesalahan saat mengerjakan soal cerita. Hal ini bertujuan agar jenis kesalahan dapat


(46)

diketahui sesuai pengklasifiksian jenis kesalahan menurut Newman. Wawancara juga bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan tersebut. Untuk itu pada tahap wawancara, peneliti akan menggunakan pertanyaan Newman dan beberapa pertanyaan sesuai kondisi untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan tersebut.

Dengan menemukan jenis kesalahan dan faktor penyebabnya guru dapat melakukan beberapa perubahan pada proses pembelajaran dalam rangka mengurangi kesulitan belajar akibat kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar.


(47)

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa-siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, serta faktor penyebabnya. Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan studi kasus. Menurut Moleong (2008: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., serta holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Menurut Prastowo (2014a: 203) metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses, dan manusia

secara “ apa adanya” pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih

memungkinkan dalam ingatan responden.

Jenis kesalahan siswa diklasifikasikan menggunakan analisis kesalahan Newman. Faktor penyebab munculnya kesalahan yang dilakukan siswa diketahui melalui wawancara dengan pertanyaan Newman sebagai pedoman serta beberapa pertanyaan tambahan sesuai kondisi untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kesalahan.


(48)

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat pengambilan data

Pengambilan data dilakukan di SMP Institut Indonesia Yogyakarta yang terletak di Jl. Urip Sumoharjo Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2016

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 24 siswa. Objek yang diteliti adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar.

Pemilihan subjek yang akan diwawancara mengikuti prosedur analisis kesalahan Newman, yaitu semua siswa yang salah dalam menyelesaikan soal cerita yang diberikan. Pemilihan subjek wawancara berdasarkan purpose sampling atau berdasarkan tujuan (dalam Sukmadinata, 2008: 254) pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Wawancara berdasarkan prosedur analisis kesalahan Newman harus dilakukan pada semua siswa yang melakukan kesalahan. Untuk itu peneliti kemudian mewawancarai 16 siswa yang salah dalam menyelesaikan soal cerita dari 24 siswa yang ada.


(49)

D. Bentuk Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu data kuantitatif berupa hasil tes soal cerita dan data kualitatif berupa hasil wawancara.

1. Hasil Tes Soal Cerita

Hasil tes soal cerita digunakan untuk memilih siswa yang akan diwawancarai, yang selanjutnya digunakan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dibuat siswa. Data ini juga digunakan sebagai bahan acuan untuk wawancara.

2. Hasil Wawancara

Hasil wawancara ini digunakan untuk menarik kesimpulan tentang jenis kesalahan yang dilakukan dan faktor penyebabnya

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah ketepatan cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut.

1. Tes Soal Cerita

Tes yang digunakan dalam pendidikan biasa dibedakan antara tes hasil belajar (achievement test) dan tes psikologis (psychological test) (dalam Sukmadinata, 2008: 223). Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar (achievement test) berupa tes soal cerita. Penelitian ini menggunakan tes soal cerita untuk mengetahui siswa-siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar dan jenis kesalahan yang dilakukan siswa. Hasil


(50)

pekerjaan tes soal cerita juga menjadi salah satu acuan dalam melakukan wawancara.

2. Wawancara

Wawancara atau interviu (interview) seperti dalam Sukmadinata (2008: 216) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara merupakan salah satu metode komunikasi langsung peneliti dengan siswa. Wawancara ini digunakan untuk mengetahu jenis kesalahan yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal cerita yang diberikan.

F. Instrumen Pengumpulan Data 1. Soal Cerita

Soal cerita yang dimaksud adalah soal cerita dengan jawaban dalam bentuk uraian. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat melihat dan menemukan dengan tepat jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Soal cerita ini dibuat sesuai indikator pencapaian hasil belajar sesuai kurikulum yang berlaku di SMP Institut Indonesia yaitu KTSP.

Kompetensi Dasar Indikator Soal Soal

5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas

 Menghitung luas

permukaan kubus, balok, prisma dan limas

1, 2, 3 dan 4

 Menghitung volume

kubus, balok, prisma dan limas

5, 6, 7 dan 8


(51)

2. Pedoman Wawancara

Pedoman utama pada wawancara ini adalah pertanyaan-pertanyaan analisis kesalahan Newman dan pertanyaan-pertanyaan tambahan yang dikondisikan agar faktor penyebab kesalahan dapat diidentifikasi dengan baik.

G. Metode atau Teknik Analisis Data 1. Analisis Instrumen

a. Validitas Isi

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (dalam Arikunto, 2002: 80). Menurut Sukmadinata (2008: 229) validitas isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isis pelajaran yang diberikan (dalam Arikunto, 2002: 82). Penyelidikan mengenai validitas alat ukur dapat dilakukan dengan menggunakan pendapat pakar atau disebut sebagai validasi pakar. Validasi pakar bertujuan untuk mengetahui kelayakan soal yang diberikan kepada siswa. Validasi pakar yang dimaksud pada penelitian ini adalah validasi oleh guru pembimbing dan dosen pembimbing terhadap soal cerita yang telah dirancang.

Selain menggunakan validasi pakar, penelitian ini menggunakan validitas butir soal. Soal yang telah divalidasi pakar kemudian diujikan kepada siswa kelas VIII A. Hasil dari tes uji coba


(52)

pada siswa kelas VIII A kemudian dihitung menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar untuk melihat validitas butir soal yang dibuat. Rumus korelasi product moment angka kasar adalah sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan :

koefisien validitas

hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya

kriteria yang dipakai

Perhitungan validitas menggunakan taraf siginifikansi . Berdasarkan tabel r untuk N=19 maka . Soal dikatakan valid apabila . Sebaliknya jika

artinya soal tes diagnostik tersebut tidak valid,

maka soal tersebut harus direvisi atau ada nomor soal yang harus dihilangkan agar digunakan.

b. Reliabilitas

Reliabilitas (dalam Arikunto, 2002: 100) terkait dengan pemotretan data tersebut dengan benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.


(53)

Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

Seperti dalam Arikunto (2002: 122) reliabilitas soal bentuk uraian tidak dapat dihitung dengan sembarang rumus. Setiap butir soal uraian menghendaki penilaian bertahap. Barangkali butir soal nomor 1 penilaian terendah 0 tertinggi 8, tetapi butir soal nomor 2 nilai tertinggi hanya 5, dan butir soal nomor 3 sampai 10, dan sebagainya. Untuk keperluan mencari reliabilitas soal keseluruhan perlu juga dilakukan analisis butir soal seperti halnya soal bentuk objektif. Skor untuk masing-masing butir soal dicantumkan pada kolom item menurut apa adanya. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha sebagai berikut.

Formula Alpha :

Keterangan :

reliabilitas yang dicari

n = banyaknya aitem

∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

Dengan nilai koefisien reliabilitas sebagai berikut :

Rentang nilai Kategori

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah


(54)

2. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (dalam Emzir, 2012: 129) ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu :

a. Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis (dalam Emzir, 2012: 129). Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang relevan, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang mengelompokkan dan membuang data yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data yang sejenis. Kegiatan ini mengarah kepada menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, dan mengabstraksikan serta mentransformasikan data mentah yang didapat di lapangan dengan perekaman tape recorder. Tahap reduksi data dalam penelitian ini meliputi :

1) Mengkoreksi hasil pekerjaan siswa, kemudian dilakukan dugaan awal kesalahan yang dilakukan siswa yang akan diwawancarai. Dugaan yang dimaksud adalah mencatat jenis kesalahan yang dapat dilihat pertama kali dari hasil pekerjaan siswa.

2) Hasil pekerjaan siswa pada tes soal cerita merupakan bahan untuk wawancara.

3) Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi kemudian ditransformasikan ke dalam catatan.


(55)

b. Penyajian Data (Data Display)

Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah model data atau Data Display (dalam Emzir, 2012: 131). Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang berasal dari data yang telah direduksi sebelumnya. Dalam penyajian data yang berupa hasil pekerjaan siswa disusun menurut urutan objek penelitian. Penyajian data ini akan memaparkan kumpulan data atau informasi yang telah didapat supaya mudah dilihat, mudah dicari pola-polanya dan mudah dibanding-bandingkan, sehingga memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau tindakan. Tahap penyajian data dalam penelitian ini meliputi:

1) Menyajikan hasil pekerjaan siswa yang dijadikan bahan untuk wawancara.

2) Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam pada alat perekam seperti tape recorder atau sejenisnya yang selanjutnya telah ditranskripsi.

Dari hasil penyajian data (pekerjaan siswa dan hasil wawancara) dilakukan analisis. Kemudian disimpulkan data temuan, sehingga mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini. c. Verifikasi

Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan atau verifikasi kesimpulan (dalam Emzir, 2012: 133). Pada tahap verifikasi, data yang sudah dipaparkan dengan baik tersebut


(56)

kemudian dicermati untuk ditarik kesimpulan-kesimpulan yang ada, sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian.

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dengan cara membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara maka dapat ditarik kesimpulan jenis dan penyebab terjadinya kesalahan, yang disebut dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan pada penelitian ini triangulasi waktu, atau dilakukan dengan subjek serta pertanyaan atau soal yang sama namun pada waktu yang berbeda.

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan 1. Tahap Persiapan

Peneliti mengajukan surat ijin penelitian yang diserahkan langsung kepada Kepala Sekolah. Setelah mendapat ijin, peneliti lalu menemui guru bidang studi matematika untuk berdiskusi lebih lanjut. 2. Tahap Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan agar peneliti mengetahui keadaan siswa. Pengamatan juga dilakukan agar peneliti mengetahui bagaimana siswa dan guru beraktivitas di kelas. Pengamatan ini dilakukan di kelas VIII A dan kelas VIII B.


(57)

3. Tahap Persiapan Tes soal cerita

a. Peneliti membuat tes soal cerita sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan bantuan dan arahan dari guru bidang studi matematika di SMP Institut Indonesia Yogyakarta dan bimbingan dari dosen pembimbing.

b. Melakukan validasi pakar untuk soal tes soal cerita tersebut.

c. Menguji validitas dan reliabilitas dengan mengujikan soal cerita pada kelas VIII A SMP Institut Indonesia Yogyakarta.

4. Tahap Tes dan Wawancara

a. Pada tahap pertama dilakukan tes soal cerita. Tes ini dilakukan setelah guru menyelesaikan materi bangun ruang sisi datar. Setelah soal tes soal cerita dikerjakan, peneliti memeriksa lalu memilih siswa yang akan diwawancarai. Selanjutnya sebelum wawancara peneliti terlebih dahulu melakukan dugaan awal kesalahan berdasarkan hasil pekerjaan siswa.

b. Tahap kedua yaitu wawancara. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada pertanyaan analisis kesalahan Newman dan hasil pekerjaan siswa serta beberapa pertanyaan yang dikondisikan guna menemukan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut. I. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian akan dilakukan dalam 5 bulan. Penelitian dimulai pada akhir bulan Maret 2016.


(58)

No Uraian

Maret April Mei Juni Juli

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Tahap

Persiapan

2 Tahap

Pengamatan

3 Tahap

Persiapan Tes Soal Cerita

4 Tahap Tes dan

Wawancara

5 Tahap

Penulisan Laporan


(59)

39 BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar. Jumlah siswa di kelas VIII B adalah 24 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Tes yang diberikan berupa tes uji coba dan tes soal cerita. Tes uji coba dilakukan pada kelas VIII A dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas soal cerita yang dibuat. Soal yang digunakan pada tes uji coba sebelumnya telah didiskusikan dengan guru matematika SMP Institut Indonesia dan dosen pembimbing. Peneliti juga melakukan observasi di kelas VIII A dan VIII B. Setelah uji coba dilaksanakan soal-soal yang belum valid kemudian diperbaiki dengan bimbingan guru dan dosen pembimbing. Soal tes uji coba yang telah diperbaiki tidak uji kembali. Setelah diperbaiki, dilakukan tes soal cerita di kelas VIII B.

Tes uji coba dilaksanakan pada Sabtu, 14 Mei 2016 di kelas VIII A. Setelah tes uji coba soal dilaksanakan, selanjutnya dianalisis terkait validitas dan reliabilitas. Dari 8 soal tes uji coba yang diberikan 2 soal valid, 4 soal tidak valid dan 2 soal lainnya belum di ketahui. Soal-soal yang tidak valid dan belum diketahui kemudian diperbaiki dengan bimbingan dosen pembimbing. Tabel 4.1 merupakan hasil perhitungan validitas menggunakan


(60)

rumus korelasi product moment angka kasar. Sedangkan untuk perhitungan reliabilitas dengan Formula Alpha adalah 0,2277 dengan kategori rendah.

Nomor soal Koefisien validitas Kategori

2 0.361215006 Tidak valid

3 0.301998619 Tidak valid

4 0.356504654 Tidak valid

5 0.779422402 Valid

6 0.563332813 Valid

8 0.389902407 Tidak valid

Tes soal cerita dilaksanakan pada Selasa, 17 Mei 2016 di kelas VIII B yang merupakan subjek pada penelitian ini. Setelah tes soal cerita dilaksanakan peneliti lalu memeriksa pekerjaan siswa. Hasil pekerjaan siswa kelas VIII B terlampir.

Setelah tes soal cerita dilaksanakan peneliti lalu memilih subjek wawancara yaitu semua siswa yang menjawab pertanyaan atau soal tes diagnostik dengan keliru. Pengambilan sampel dalam penelitian ini merujuk pada purposive sampling atau berdasarkan tujuan (dalam Sukmadinata, 2008: 254). Hal ini sesuai dengan metode analisis kesalahan Newman yang mengharuskan peneliti mewawancarai kembali semua siswa yang melakukan kekeliruan. Setelah itu dilakukan wawancara dengan semua subjek yang telah dipilih. Wawancara ini dilakukan kepada 16 subjek dengan waktu wawancara dari 18 Mei sampai 1 Juni 2016. Lamanya waktu wawancara dikarenakan


(61)

banyaknya subjek yang diwawancarai dan wawancara yang hanya dapat dilakukan pada jam istirahat dan sepulang sekolah.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Berpedoman pada analisis kesalahan Newman, peneliti lalu mewawancarai 16 orang siswa yang salah mengerjakan tes soal cerita. Wawancara ini merupakan wawancara bebas terstruktur. Wawancara utama dilakukan dengan berpedoman pada pertanyaan dari Newman. Faktor penyebab diketahui menggunakan pertanyaan yang dikondisikan. Berikut deskripsi hasil penelitian berdasarkan hasil tes tes soal cerita dan hasil wawancara. P yang dimaksud dalam transkrip wawancara adalah peneliti, dan S adalah siswa.

1. Deskripsi Siswa 1

Berdasarkan hasil tes soal cerita, Siswa 1 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan menjawab salah pada soal nomor 1, 2, 4 6. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 1. a. Nomor 1

Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.1, kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 1 salah


(62)

menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 1.

P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 1. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan !

S1 : Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar (1) ! Jika jaring-jaring kemasan tersebut berbentuk seperti gambar (2) , berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini?

P : Adakah kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S1 : Saya tahu semua mbak, cuman karena keliru itunya

rumusnya.

P : Memangnya apa yang diinginkan soal. S1 : Mencari luas permukaan semuanya ini. P : Bagaimana cara mendapatkan hasilnya? S1 : Pakai rumus luas permukaan balok mbak. P : Bagaimana rumusnya?

S1 : Dua kali panjang kali lebar tambah panjang kali tinggi tambah lebar kali tinggi

P : Nah benar, tetapi saat mengerjakan tes kamu salah rumusnya.

S1 : Waktu itu saya lupa mbak.

Berdasarkan wawancara terlihat adanya perbedaan dengan hasil pekerjaan pada tes soal cerita, karena tes soal cerita merupakan hal yang diteliti maka peneliti kemudian mencari tahu mengapa perbedaan tersebut terjadi. Setelah melakukan wawancara lanjutan peneliti menemukan bahwa siswa 1 melakukan kesalahan yang diklasifikasikan sebagai Careless. Saat wawancara siswa 1 mampu menjawab dengan benar rumus luas permukaan balok. Akan tetapi pada pekerjaan tes soal cerita siswa 1 menjawab luas permukaan sebagai . Faktor penyebab dari kesalahan tersebut adalah saat mengerjakan tes soal cerita siswa 1 tidak tahu rumus. Peneliti lalu menuntun siswa 1 untuk menemukan jawaban yang tepat.

b. Nomor 2


(63)

Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.2 , kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 1 salah menggunakan atau tidak lengkap menuliskan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 1.

P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan !

S1 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan )

P : Adakah kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S1 : Tidak ada mbak, saya tahu kata-katanya.

P : Apa yang diinginkan soal?

S1 : Mencari luas kertas, luas permukaan kubus mbak. P : Bagaimana cara mendapatkannya.

S1 : Sisi kali sisi

Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 1 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara siswa 1 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Akan tetapi siswa 1 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan, siswa 1 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas kertas dicari menggunakan rumus luas permukaan kubus . Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 1 tidak benar-benar memahami konsep luas pemukaan. Siswa 1 mengatakan bahwa sudah cukup untuk menghitung semua luas permukaan. Padahal jika


(64)

benar-benar memahami konsep luas permukaan siswa 1 pasti bisa memahami bahwa hanya bisa menghitung satu sisi saja. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 1 untuk menemukan jawaban yang tepat.

c. Nomor 4

Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.3 , kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 1 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 1.

P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 4. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan!

S1 : Ayah akan membuat sebuah hiasan dari kaca seperti pada gambar di samping, dengan sisi alas berbentuk persegi yang panjangnya 8 cm dan tinggi bidang segitiganya 3 cm. Berapakah luas kaca yang dibutuhkan ayah untuk membuat hiasan tersebut?( semua bagian tertutup kaca )

P : Adakah kata-kata yang tidak kamu ketahui? S1 : Tidak ada mbak.

P : Apakah yang diinginkan soal.

S1 : Sama seperti yang sebelumnya mbak, luas permukaan. P : Bagaimana cara kamu mendapatkannya?

S1 : Pakai rumus luas permukaan prisma.

Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 1 pada soal nomor 4 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan


(65)

wawancara siswa 1 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Akan tetapi siswa 1 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan, siswa 1 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas permukaan kaca dicari menggunakan rumus luas permukaan prisma . Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 1 tidak benar-benar memahami konsep prisma dan limas. Gambar pada soal nomor 4 merupakan gambar limas, tetapi siswa 1 mengatakan bahwa itu merupakan gambar prisma. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 1 untuk menemukan jawaban yang tepat.

d. Nomor 6

Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.4 , kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 1 salah menghitung angka. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 1.


(66)

P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 6. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan !

S1 : Sebuah kolam renang berukuran panjang 20 m, lebar 8 m, dan kedalamannya 2 m. Kolam renang itu dikuras sampai airnya habis, kemudian diisi air kembali menggunakan mesin pompa dengan debit 5 m3/detik. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk mengisi kolam sampai penuh?

P : Adakah kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S1 : Tidak ada mbak.

P : Apakah yang diinginkan oleh soal?

S1 : Lamanya mengisi kolam dengan air sampai penuh P : Bagaimana cara mendapatkannya?

S1 : Pakai rumus volume panjang kali lebar kali tinggi. P : Katakan bagaimana langkah-langkahnya?

S1 : Saya cari dulu volume kolam mbak, pakai rumus volume balok. Iya tidak mbak?

P : Lanjutkan dulu.

S1 : Mmmm terus setelah ketemu volume saya bagi dengan lima, nah itu hasilnya.

P : Sekarang kamu kerjakan tetapi sambil bicara ya, biar saya tahu kamu mengerjakannya bagaimana.

S1 : (mulai mengerjakan) Volume sama dengan panjang kali tinggi kali lebar. Sama dengan dua puluh kali delapan kali dua. Sama dengan seratus enam puluh kali dua. Sama dengan tiga ratus delapan puluh. Terus lamanya mengisi kolam sama dengan volume bagi kecepatannya. Sama dengan tiga ratus delapan puluh bagi lima. Sama dengan tujuh puluh enam detik.

Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan Siswa 1 pada soal nomor 6 diklasifikasikan sebagai Encoding Error atau kesalahan mengkode atau kesalahan menuliskan jawaban. Berdasarkan wawancara siswa 1 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari lama waktu mengisi kolam. Siswa 1 juga dapat menjelaskan langkah-langkah untuk menemukan jawaban. Akan tetapi siswa 1 salah dalam menghitung padahal seharusnya 320.


(67)

Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 1 tidak berkonsentrasi dan siswa 1 kadang-kadang sulit dalam mengalikan bilangan. Tidak lupa peneliti lalu menuntun siswa 1 untuk menemukan jawaban yang tepat.

2. Deskripsi Siswa 2

Berdasarkan hasil tes soal cerita siswa 2 mengerjakan soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7 dan menjawab salah pada soal nomor 2, 7. Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 2.

a. Nomor 2

Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.5 , kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 2 salah menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 2.

P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan !

S2 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan Siswa 2 Nomor 2


(68)

untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan)

P : Katakan, apa yang diinginkan soal! S2 : Luas kertas.

P :Bagaimana cara mendapatkan jawabannya? S2 : Pakai rumus volume kubus

P : Kalau kamu bilang pakai luas kertasnya pakai volume caranya bagaimana?

S2 : 12 x s

P :Kenapa volume?

S2 : Karena yang ditanyakan luas kertas.

Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang dilakukan siswa 2 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan wawancara siswa 2 benar dalam membaca soal dan memahami bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Akan tetapi siswa 2 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang harus digunakan. Siswa 2 menyebutkan bahwa untuk menemukan luas kertas dicari menggunakan rumus volume . Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti, penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 2 tidak benar-benar memahami konsep luas pemukaan dan volume. Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan menuntun siswa 2 untuk menemukan jawaban yang tepat.

b. Nomor 7


(1)

S17 : Bingung mbak, kemarin harus pakai rumus luas permukaan atau volume.

P : Sekarang kita lihat nomor 6. Coba kamu baca lagi soalnya.

S17 : Sebuah kolam renang berukuran panjang 20 m, lebar 8 m, dan kedalamannya 2 m. Kolam renang itu dikuras sampai airnya habis, kemudian diisi air kembali menggunakan mesin pompa dengan debit 5 m3/detik. Berapa lamakah waktu yang diperlukan untuk mengisi kolam sampai penuh?

P : Adakah kata yang tidak kamu mengerti? S17 : Tidak ada mbak

P : Lalu, apa yang diinginkan oleh soal ini?

S17 : Lamanya mengisi kolam dengan air kan mbak? P : Caranya bagaimana?

S17 : Pakai rumus volume balok.

P : Bagaimana langkah – langkahnya?

S17 : Dihitung dulu pakai rumus volume, terus nanti kalau sudah ketemu dibagi dengan 5.

P : Coba kamu kerjakan. Tetapi sambil berbicara ya, supaya saya tahu apa yang kamu tulis.

S17 : ( mulai mengerjakan sambil berbicara langkah- langkahnya) P : Jawabannya berapa?

S17 : 64 menit.

P : Coba lihat lagi soalnya.

S17 : (membaca lagi) oh iya mbak harusnya 64 detik. P : Kenapa salah pakai menit?

S17 : Saya tidak mengecek soalnya lagi, saya kira menit mbak. 14.Siswa 22

P : Dit, hasil kamu benar tetapi tidak ada cara pengerjaannya. S22 : Wah saya kira hanya dioret – oretan mbak.

P : Harus dilembar jawaban kamu juga. Ayo sekarang kamu baca lagi soalnya.

S22 : Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar (1) ! Jika jaring – jaring kemasan tersebut berbentuk seperti gambar (2) , berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini ?

P : Dari soal ini adakah kata – kata yang tidak kamu ketahui? S22 : Mengerti mbak

P : Menurut kamu apa yang diinginkan soal ini? S22 : Luas permukaan mbak

P : Rumusnya bagaimana? S22 : Wah lupa mbak.

P : Terus kamu mengerjakannya bagaimana kemarin? S22 : Pakai jaring – jaringnya mbak.

P : Coba tunjukkan bagaimana cara mengerjakannya?

S22 : ( mulai mengambar jaring – jaring dan menambahkan keterangan ukuran dan dijumlahkan satu persatu )


(2)

P : Oh kamu mengerjakannya begitu? S22 : Iya mbak

P : Sekarang coba kamu baca soal nomor 2.

S22 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? ( abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan )

P : Dari soal ini adakah kata yang tidak kamu ketahui?

S22 : Tidak ada mbak, kalau kata – katanya saya tahu, tapi caranya tidak. P : Sekarang apa yang diinginkan dari soal ini, soalnya mau apa?

S22 : Disuruh mencari berapa kubus yang dapat dibuat dari kertas karton, eh salah maksudnya kalau mau buat model kubus seperti ini butuh berapa kertas karton.

P :Lalu bagaimana cara menemukan jawabannya? S22 : Mmmm rumus luas permukaan.

P : Bagaimana rumusnya. S22 : 6 kali sisi kuadrat.

P : Ayo sekarang kamu kerjakan, sambil mengerjakan sambil bicara ya kamu mengerjakannya bagaimana.

S22 : Luas sama dengan 6 s kuadrat, sama dengan 6 kali 5 kuadrat, sama dengan 30 kali 30, sama dengan 900. Begini kan mbak?

P : Ayo dilihat lagi, yang dikuadratkan apanya? S22 : 6 kali 5 nya mbak

P :Lihat lagi rumusnya S22 : Eh salah, 5 nya saja mbak P : Diperbaiki

S22 : Oh iya aku tahu aku tahu, jadi 6 kali 25 sama dengan ( menghitung) 210 mbak.

P : Hitung lagi

S22 : Mmmm sebentar mbak. 150 mbak P : Sekarang coba kamu baca sol nomor 5.

S22 : Sebuah kotak kemasan cookies memiliki ukuran yang sama pada setiap rusuknya. Jika volume kemasan cookies tersebut adalah 1000 cm3, berapakah panjang rusuk kemasan tersebut?

P : Dari soal ini adakah yang tidak kamu ketahui kata – katanya ?

S22 : Kan sudah saya bilang mbak, kalau kata – katanya saya tahu tapi caranya tidak.

P : Lalu apa yang diinginkan dari soal ini? S22 : Mmmm… cari rusuknya.

P : Bagaimana cara mendapatkannya?

S22 : Pakai rumus… mmmmm balok,Eh kubus mbak, rusuknya sama semua. Rumus luas permukaan mbak berarti.

P : Rumus luas permukaan kubus bagaimana? S22 : 6 kali sisi kuadrat


(3)

P : Mengapa kamu bisa bilang kalau pakai rumus luas permukaan? S22 :Saya bingung mbak, malas.

P : Nih lihat kemarin kamu mengerjakan sama persis dengan nomor 2. S22 : Wah saya confused e mbak, pusing.

P : Mengapa?

S22 : I hate mathematics, makanya itu mbak P :Wah padahal matematika diujikan lho di UN

S22 : Maka dari itu, sekeras – kerasnya saya belajar matematika saya tuh bodoh mbak

P : Jangan begitu ya, kalau memang belum cukup lebih belajar lagi. Ayo coba dilanjutin lagi. Pakai rumus apa jadinya?

S22 : Mmmmmm

P : Kalau kubik itu luas permukaan atau volume? S22 : Volume mbak

P :Coba kamu kerjain.

S22 : Volume = bagaimana mbak rumusnya? P : Ingat – ingat lagi.

S22 : Mmmm sisi kali sisi kali sisi P : Nah lalu bagaimana selanjutnya.

S22 : Volume sama dengan 1000 sentimeter kubik. Terus bagaimana mbak?

P : Terus bagaimana dapat rusuknya? S22 : Mmmm bingung mbak.

P : Tadi rumus volumenya bagaimana? S22 : s pangkat tiga sama dengan 1000 P : Ayo bagaimana selanjutnya?

S22 : Bingung mbak, mmmm bagaimana mbak? P : Nah s sama dengan akar pangkat tiga dari 1000 S22 : Maksudnya gimana mbak?

P : Berapa pangkat tiga yang hasilnya 1000? S22 : 25 mbak

P : Lho S22 : 6 mbak P : Ayo

S22 : Eh salah 10 mbak, 10 kali 10 kali 10 kan seribu ya mbak P : Berarti?

S22 : Rusuknya 10 cm mbak. P : Nah itu kamu bisa S22 : Wah saya bodoh e mbak

P : Siapa bilang? Tidak kok. Sejak kapan kamu tidak suka matematika? S22 : Dari dulu banget mbak

P : Kalau memang tidak suka, setidaknya belajarlah suapaya lulus UN S22 : Kan masih ada pelajaran lain mbak.

P : Iya, tapi harus tetap belajar matematika ya. S22 : Iya deh mbak


(4)

P : Eh dek ini kok nomor 8 tidak dikerjakan? S22 : Waktunya tidak cukup e mbak.

P : Itu gampang lho padahal

S22 : Iya e mbak, tadi dijelasin baru dong saya 15.Siswa 23

P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan !

S23 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? ( abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan )

P : Ada kata – kata yang tidak kamu ketahui? S23 : Tidak tahu

P :Bagaimana?

S23 : Saya mengerti mbak, tapi bingung rumusnya. P : Lalu menurutmu apa yang diinginkan soal? S23 : Luas permukaan

P : Bagaimana cara kamu mendapatkannya? S23 : Pakai rumus luas permukaan kubus P : Bagaimana rumusnya?

S23 : Luas permukaannya 6 kali sisi kali sisi P : Bagaimana langkah – langkahnya ?

S23 : Kan rumus luas permukaan enam kali sisi kali sisi. Terus kita ganti rumusnya dengan sisi – sisinya .

P : Sekarang kerjakan tetapi sambil berbicara supaya saya tahu apa yang kamu tulis dan pikirkan.

S23 : Luas permukaan sama dengan enam kali sisi kali sisi. Sama dengan enam kali lima kali lima. Sama dengan enam kali sepuluh kuadrat. Sama dengan enam puluh sentimeter persegi

P : Tadi sisinya berapa? S23 : lima sentimeter mbak.

P : Dipekerjaan kamu kemarin 10 cm lho sisinya. Itu kenapa. S23 : Kemarin itu saya bingung e mbak, saya tidak konsentrasi P :Kenapa tidak konsentrasi?

S23 : Tidak apa – apa cuma ngantuk saja mbak. P : Kenapa bisa mengantuk ?

S23 : Saya kecapean e mbak, saya habis main ke tempat teman P : Oh gitu. Terus ini bagaimana cara kerjanya?

S23 : Itu mbak 6 kali 5 kali 5, terus 6 kali 25, hasilnya 150. P : Nah benar jawabannya.

16.Siswa 24

P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 1. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan !


(5)

S24 : Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar (1) ! Jika jaring – jaring kemasan tersebut berbentuk seperti gambar (2) , berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini ?

P : Adakah kata – kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S24 : ( menggeleng )

P : Kenapa menggeleng? Tidak tahu atau tidak ada? S24 : Saya tidak bisa matematika mbak?

P : Memangnya menurut kamu apa yang diinginkan soal? S24 : mencari luas permukaan kemasan mbak

P : Bagaimana cara mendapatkannya? S24 : Pakai rumus volume mbak

P : Kenapa begitu?

S24 : Saya mengertinya volume balok mbak.

P : Nah benar kalau yang ditanyakan soal ini adalah luas permukaan, tetapi kalau cari luas permukaan ya pakai rumus luas permukaan balok dek bukan volume.

S24 : ( senyum – senyum )

P : Kalau rumus luas permukaan balok kamu tahu? S24 : ( menggeleng )

P : Coba lihat jaring – jaringnya. Yang mana panjang, lebar dan tinggi. S24 : Ini panjang, lebar ,tinggi.

P : Adakah bagian yang sama ?

S24 : Mmmm Ini sama ini sama tidak mbak?

P : Ya kamu lihat saja yang gambarnya sama yang mana. S24 : gambar ini sama ini juga sama, yang ini sama ini juga sama. P : Yang ini luasnya bagaimana?

S24 : panjang kali lebar. P : Yang ini?

S24 : Mmmm ... Panjang kali tinggi. Benar mbak? P : Iya benar. Yang ini?

S24 : Lebar kali tinggi.

P : Yang sama ada berapa? Yang kamu lihat gambarnya sama S24 : Dua mbak

P : Berarti rumusnya? S24 : Tidak mengerti mbak

P : Coba, gambar yang ukuranya panjang kali lebar ada berapa? S24 : Dua mbak.

P : Panjang kali tinggi? S24 : Dua mbak.

P : Lebar kali tinggi? S24 : dua mbak.

P : berarti?

S24 : panjang kali lebar tambah panjang kali lebar tambah panjang kali tinggi tambah panjang kali tinggi tambah lebar kali tinggi tambah lebar kali tinggi.


(6)

P : Ya begitu juga benar, tetapi bisa kamu sederhanakan jadi . Nah sekarang kerjakan, masukkan angkanya.

S24 : ( Mulai mengerjakan ) Hasilnya ini bukan mbak? P : Nah benar, sudah paham?

S24 : Sudah mbak ( senyum – senyum )

P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan !

S24 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan )

P : Adakah kata – kata yang tidak kamu ketahui S24 : ( menggeleng lagi)

P : Kenapa menggeleng? Tidak tahu atau tidak ada?

S24 : Kan tadi saya sudah bilang mbak, saya tidak bisa matematika mbak. P : Memangnya menurut kamu apa yang diinginkan soal?

S24 : mencari luas karton mbak

P : Bagaimana cara mendapatkannya? S24 : Pakai rumus volume mbak

P : Kenapa begitu?


Dokumen yang terkait

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi Solo :|bpada siswa kelas II Cawu 3 SLTP 9 Jember tahun pelajaran 2001/2002

0 37 67

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi Solo: Pada siswa kelas II Cawu 3 SLTP 9 Jember tahun pelajaran 2001/2002

0 5 67

Analisis kesulitan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV MI YAPIA Parung-Bogor

2 71 82

matematika kelas 6 bab 3 bangun datar dan bangun ruang

0 17 2

matematika kelas 6 bab 3 bangun datar dan bangun ruang

0 11 2

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi himpunan pada siswa kelas vii smp swasta Al-Washliyah 8 Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

1 4 153

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika kelas vii mts laboratorium UIN-SU t.p 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

1 2 147

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori Kesulitan Belajar Matematika 1. Kesulitan Belajar Matematika a. Belajar - Analisis kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas xi man 1 Stabat tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

2 3 32

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Tema Umum - Analisis kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas xi man 1 Stabat tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

2 8 43