Penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran remedial pada materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

(1)

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA

KELAS VIII D SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Emiliana Yolanda Primaningtyas

081414014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(2)

i

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA

KELAS VIII D SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Emiliana Yolanda Primaningtyas

081414014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

BERDOALAH SESERING MUNGKIN

KARENA DOA MENGUBAH SEGALA-GALANYA

Hanya ada dua cara untuk menjalani hidup anda. Yang pertama adalah menjalaninya seakan keajaiban itu tidak pernah ada. Yang kedua adalah menjalaninya seakan-akan segala sesuatu adalah keajaiban.

-Albert Einstein-

Dengan penuh syukur skripsi ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Papah, Mamah, Lina, Agus, Oliv, Mbah Aung dan Mbah Uti Elsa, Tya, Silvi, Sisca, Shinta, Diah, Fani, Kikid, Candra, Charis dan Widhi


(6)

(7)

vi ABSTRAK

Emiliana Yolanda Primaningtyas. Penggunaan Media PowerPoint dalam Pembelajaran Remedial pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar siswa Kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui sampai sejauh mana ketercapaian hasil belajar siswa pada materi Bangun Ruang Sisi Datar (2) mengetahui cara merancang media PowerPoint dalam pembelajaran remedial untuk membantu mencapai ketuntasan belajar pada materi bangun ruang sisi datar (3) mengetahui sejauh mana penggunaan Media Power Point dalam pembelajaran remedial dapat membantu mencapai ketuntasan pada materi Bangun Ruang Sisi Datar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah ulangan harian, pembelajaran remedial menggunakan media powerpoint, kuesioner dan tes diagnostik yang terdiri atas 2 tes yaitu tes awal dan tes akhir. Langkah-langkah penelitian (1) siswa yang dikategorikan remedi pada ulangan harian, kemudian mengikuti tes awal dan diberi kuesioner kesulitan yang hasilnya diolah untuk merancang media (2) siswa yang masih remedi pada tes awal kemudian mengikuti pembelajaran remedial (3) siswa mengikuti tes akhir.

Hasil penelitian (1) Ketercapaian hasil belajar siswa pada materi Bangun ruang sisi datar dari 44 siswa yang mengikuti ulangan harian 8 siswa tuntas dan 36 siswa belum tuntas. Dari 36 siswa yang belum tuntas tersebut mengikuti tahap selanjutnya yaitu tes awal dan hasilnya 17 siswa belum tuntas. Dari 17 siswa terdiri dari 7 siswa remedi limas; 2 remedi prisma; 1 remedi balok; 1 siswa remedi kubus, prisma dan limas; 1 siswa remedi kubus dan prisma; 2 siswa remedi balok, prisma dan limas; 1 siswa remedi balok dan limas; dan 2 siswa remedi balok dan prisma. (2) Cara merancang media PowerPoint dilihat berdasarkan hasil kuesioner kesulitan yaitu: untuk sub materi kubus yang lebih ditekankan dalam media adalah unsur-unsur dan jaring-jaring kubus; untuk sub materi balok yang lebih ditekankan dalam pembuatan rancangan media adalah pemahaman luas permukaan dan volume balok; sedangkan untuk sub materi prisma maupun limas ditekankan pada semua bagian-bagian baik itu unsur-unsur, jaring-jaring, luas permukaan maupun volume. (3) Media PowerPoint dapat dikatakan membantu dalam pembelajaran remedial pada materi bangun ruang sisi datar dikarenakan dari 17 siswa yang remedi, 13 siswa dinyatakan tuntas dan 4 siswa yang lain tidak tuntas sehingga presentase keberhasilannya mencapai 77%.


(8)

vii ABSTRACT

Emiliana Yolanda Primaningtyas. The Use of Power Point Media on Remedial Learning of Geometrical Flat Material in VIII D Students of 1 Pangudi Luhur Yogyakarta Junior High School. Mathematic Education Study Program, Department of Mathematic Education and Science. Faculty of Teachers Training Education. Sanata Dharma University.

The aims of the research are (1) to find out the extent of students' achievement results in geometrical flat material (2) to find out how to construct power point media in remedial learning in order to help passing the passing grade of geometrical flat material (3) to find out the extent of the use of power point media on remedial learning in order to help passing the passing grade of geometrical flat material.

The kind of the research is descriptive-qualitative research. The instruments of the research are daily examination, remedial learning using power point, questionnaire and diagnostic test which consists of pre-test and post-test.The steps of the research are (1) the students were categorized based on the remedial daily examination, then followed pre-test. They were given questionnaire which the result will be used to construct the media (2) the students who still had remedy in pre-test should follow remedial learning (3) the students followed post-test.

The results of the research are (1) the achievement of students result in geometrical flat material is from 44 students, there were 8 students who passed the passing grade and there were 36 students who could not pass the passing grade. There were 36 students who followed pre-test because they could not pass the passing grade. The result was that there were 17 students who could not pass the passing grade. It consisted of 7 students had pyramid remedy; 2 students had prism remedy; 1 student had bar remedy; 1 student had cube, prism and pyramid remedy; 1 student had cube and prism remedy; 2 students had bar, prism and pyramid remedy; 1 student had bar and pyramid remedy ; and 2 students had bar and prism remedy. (2) The way to construct the power point media was seen from the questionnaire. It was found some difficulties in the questionnaire especially in some subs material. These were the difficulties: the cube elements and cube net should be emphasized in cube sub material ; the understanding of bar surface area and bar volume should be emphasized in bar sub material; the pyramid elements, pyramid net, pyramid surface area and pyramid volume should be emphasized in prism sub material. (3) power point media helped the students in remedial learning in geometrical flat material because from 17 students who had remedy, there were 13 students who could pass the passing grade and 4 others students did not pass the passing grade so the achievement percentage was 77%.


(9)

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kapada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dukungan, bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP.

2. Bapak Drs. A. Atmadi. M.Si. selaku Ketua Jurusan PMIPA.

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika. 4. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing akademik.

5. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini sehinggga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

6. Bruder Valentinus Naryo, FIC. M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 7. Bapak F.X. Suharyono, B.A. selaku guru matematika kelas VIII SMP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan, motivasi, dan bantuan selama proses penelitian.


(11)

x

8. Segenap dosen dan karyawan Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Sanata Dharma yang telah membimbing, membantu serta memberikan ilmunya kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

9. Seluruh keluargaku, Papah dan Mamah, kakakku Rosalina P.M., adik–adikku, Agustinus Y.P. dan Maria Olivia A.P. serta Mbah Slamet dan Mbah Tirah, terimakasih karena kalian selalu ada dan menjadi penyemangat terbesarku. 10.Siswa-siswi kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, yang telah

bersedia membantu penulis selama proses penelitian.

11.Teman-teman Pendidikan Matematika 2008, terimakasih atas kerja samanya selama 4 tahun ini.

12.FX Widhi Prasetyo, terima kasih telah bersedia menjadi editor dari proses penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.

13.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 10 Desember 2012

Penulis,


(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikas Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5


(13)

xii

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Pengertian Belajar ... 7

B. Media Pembelajaran ... 8

C. Microsoft PowerPoint ... 8

D. Pembelajaran Remedial ... 10

E. Ketuntasan Belajar ... 15

F. Materi Pembelajaran ... 19

G. Kerangka Berpikir ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 43

C. Subyek Penelitian ... 43

D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data ... 44

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Validasi Instrumen ... 50

G. Teknik Analisis Data ... 51

H. Perencanaan Penelitian ... 54

BAB IV DESKRIPSI PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 57

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57

B. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 64


(14)

xiii

a. Uji Coba Soal Ulangan Harian ... 64

b. Ulangan Harian ... 67

2. Perkiraan Sebab ... 69

a. Tes Awal ... 69

b. Kuesioner kesulitan ... 76

3. Pemecahan Kesulitan dan Penilainnya... 82

a. Jawaban Tes Awal dan Tes Akhir ... 82

b. Tes Akhir ... 122

C. Kelemahan Pelaksanaan Penelitian ... 126

BAB V KESIMPULAN HASIL PENELITIAN DAN SARAN... 127

A. Kesimpulan ... 127

B. Saran ... 128


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hubungan Rumusan Masalah dengan Instrumen Penelitian ... 32

Tabel 3.2 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ... 32

Tabel 3.3 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas ... 32

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuisoner Kesulitan Belajar Siswa ... 33

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Uji Coba Ulangan harian ... 34

Tabel 3.6 Rencana Rancangan Storyboard Powerpoint ... 34

Tabel 3.7 Rancangan Indikator berdasarkan Taksonomi Bloom ... 35

Tabel 3.8 Rancangan Indikator Tes Diagnostik ... 36

Tabel 4.1 Urutan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 43

Tabel 4.2 Daftar Nilai Uji Coba Soal Ulangan Harian ... 51

Tabel 4.3 Soal Valid ... 52

Tabel 4.4 Daftar Nilai Ulangan Harian ... 54

Tabel 4.5 Hasil Tes Awal ... 56

Tabel 4.6 Tabel Hasil Tes awal sub materi Kubus ... 57

Tabel 4.7 Tabel Hasil Tes Awal Sub Materi Balok ... 58

Tabel 4.8 Tabel Hasil Tes Awal Sub Materi Prisma ... 60

Tabel 4.9 Tabel Hasil Tes Awal Sub Materi Limas ... 61

Tabel 4.10 Hasil Kuesioner Pertama ... 62

Tabel 4.11 Hasil Kuesioner Kedua ... 63

Tabel 4.12 Analisa Jawaban tes awal dan akhir siswa 7 ... 69

Tabel 4.13 Analisa Jawaban tes awal dan akhir siswa 21 ... 71


(16)

xv

Tabel 4.15 Analisa Jawaban tes awal dan akhir siswa 30 ... 75

Tabel 4.16 Analisa Jawaban tes awal dan akhir siswa 38 ... 77

Tabel 4.17 Analisa Jawaban tes awal dan akhir siswa 41 ... 79

Tabel 4.18 Analisa Jawaban tes awal dan akhir siswa 43 ... 81

Tabel 4.19 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 7 ... 83

Tabel 4.20 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 21 ... 84

Tabel 4.21 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 30 ... 85

Tabel 4.22 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 34 ... 86

Tabel 4.23 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 37 ... 88

Tabel 4.24 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 41 ... 89

Tabel 4.25 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 43 ... 91

Tabel 4.26 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 2 ... 93

Tabel 4.27 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 3 ... 94

Tabel 4.28 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 4 ... 95

Tabel 4.29 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 7 ... 97

Tabel 4.30 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 19 ... 98

Tabel 4.31 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 25 ... 99

Tabel 4.32 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 26 ... 100

Tabel 4.33 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 30 ... 102

Tabel 4.34 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 33 ... 103

Tabel 4.35 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 38 ... 104

Tabel 4.36 Analisis Jawaban Tes Awal dan Tes akhir Siswa 39 ... 105


(17)

xvi

Tabel 4.38 Tabel Skor Tes Akhir Sub Materi Kubus ... 108

Tabel 4.39 Tabel Nilai Tes Akhir Sub Materi Kubus ... 109

Tabel 4.40 Tabel Skor Tes Akhir Sub Materi Balok ... 109

Tabel 4.41 Tabel Nilai Tes Akhir Sub Materi Balok ... 110


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kubus ABCDEFGH ... 19

Gambar 2.2 Diagonal Bidang Kubus ... 20

Gambar 2.3 Kubus ABCDEFGH dan Segitiga ABF ... 21

Gambar 2.4 Diagonal Ruang ... 22

Gambar 2.5 Kubus dan Segitiga BDH ... 22

Gambar 2.6 Bidang Diagonal ... 23

Gambar 2.7 Kubus dan Segiempat ABHG ... 24

Gambar 2.8 Contoh Gambar Jaring-jaring Kubus ... 24

Gambar 2.9 Kubus dan Jaring-jaring Kubus ... 25

Gambar 2.10 Kubus Satuan... 26

Gambar 2.11 Balok ABCDEFGH ... 27

Gambar 2.12 Diagonal Bidang Balok ... 28

Gambar 2.13 Diagonal Ruang Balok ... 28

Gambar 2.14 Bidang Diagonal Balok ... 29

Gambar 2.15 Contoh Gambar Jaring-jaring Balok ... 30

Gambar 2.16 Luas Permukaan Balok ... 30

Gambar 2.17 Percobaan Menentukan Volume balok dengan Kubus Satuan 32 Gambar 2.18 Prima Tegak Segiriga PQRSTU ... 33

Gambar 2.19 Jaring-jaring Prisma Tegak Segitiga ... 34

Gambar 2.20 Prisma dan Jaring-jaring Prisma ... 35


(19)

xviii

Gambar 2.22 Prisma ... 36

Gambar 2.23 Limas Segilima ABCDEFG ... 37

Gambar 2.24 Limas Segiempat dan Jaring-jaring Limas Segiempat ... 38

Gambar 2.25 Limas dan Jaring-jaring Limas ... 39

Gambar 2.26 Diagonal-diagonal Ruang Balok yang membentuk Limas ... 40

Gambar 4.1 Suasana saat mengerjakan tes awal ... 61

Gambar 4.2 Saat Pembelajaran Remedial berlangsung ... 62

Gambar 4.3 Saat Pembelajaran Remedial berlangsung ... 63

Gambar 4.4 Suasana saat mengerjakan akhir ... 64

Gambar 4.5 Rancangan Media Unsur-unsur Kubus ... 79

Gambar 4.6 Rancangan Media Jaring-jaring Kubus ... 79

Gambar 4.7 Rancangan Media Luas Permukaan Balok... 80

Gambar 4.8 Rancangan Media Volume Balok ... 80

Gambar 4.9 Rancangan Media Unsur-unsur Prisma ... 81

Gambar 4.10 Rancangan Media Luas Permukaan Prisma ... 81

Gambar 4.11 Rancangan Media Unsur-unsur Limas ... 81


(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Lampiran A1 Soal Uji Coba Ulangan Harian ... 1

Lampiran A2 Pembahasan Soal Uji Coba Ulangan Harian ... 5

Lampiran A3 Soal Ulangan Harian ... 13

Lampiran A4 Pembahasan Soal Ulangan Harian ... 16

Lampiran A5 Soal Tes Awal ... 20

Lampiran A6 Pembahasan Soal Tes Awal ... 22

Lampiran A7 Paket Soal Kubus ... 28

Lampiran A8 Pembahasan Paket Soal Kubus ... 29

Lampiran A9 Paket Soal Balok ... 31

Lampiran A10 Pembahasan Paket Soal Balok ... 32

Lampiran A11 Paket Soal Prisma ... 34

Lampiran A12 Pembahasan Paket Soal Prisma ... 35

Lampiran A13 Paket Soal Limas ... 37

Lampiran A14 Pembahasan Paket Soal Limas ... 38

Lampiran B Lampiran B1 Uji Validitas Soal Ulangan Harian ... 40

Lampiran B2 Pertimbangan Pakar Kuesioner ... 47

Lampiran B3 Pertimbangan Pakar Tes Diagnostik ... 49

Lampiran B4 Pertimbangan Pakar Rancangan Media ... 54


(21)

xx

Lampiran B6 Lembar Aktivitas Siswa ... 68 Lampiran B7 Keusioner Kesulitan ... 72 Lampiran B8 Rancangan Media Pembelajaran Remedial ... 75 Lampiran C

Lampiran C1 Permohonan Ijin ... 79 Lampiran C2 Surat Keterangan ... 80


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu bidang mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari lama waktu jam mata pelajaran matematika yang lebih banyak jika dibandingkan dengan jam mata pelajaran lain. Selain itu, pelaksanaan mata pelajaran matematika diberikan pada setiap jenjang proses pendidikan dari tingkat SD sampai dengan SMA. Matematika dinilai sebagai pelajaran yang sulit oleh para siswa apalagi dengan adanya rumus-rumus yang membuat mereka semakin menghindari hal-hal yang berkaitan dengan matematika.

Anggapan bahwa matematika itu mata pelajaran yang sulit terlihat pada

saat PPL dan observasi, banyak siswa yang sering mengatakan “susah ah, gak mudeng, rumusnya banyak nih ” dan sebagainya yang menjadi keluhan siswa tentang pelajaran matematika. Pelajaran matematika tidak mudah dipahami secara langsung oleh para siswa karena berkaitan dengan ide abstrak sehingga menyebabkan banyak siswa belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Belum tercapainya tingkat ketuntasan belajar dalam pembelajaran matematika dapat dijadikan indikator bahwa dalam pembelajaran ini terdapat kesulitan belajar pada siswa (Ditjen Dikti, 1984:57). Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mengatasi kesulitan dalam belajar matematika yang menyebabkan ketidaktercapaian ketuntasan belajar.


(23)

Kegiatan remedial dalam proses pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka membantu siswa untuk mengatasi hambatan atau kesulitan belajar yang dialaminya. Pembelajaran remedial juga merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mencapai kompetensi. Pada hakikatnya, pembelajaran remedial adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar (Depdiknas 2008).

Dalam observasi, terlihat tidak adanya penggunaan media dalam pembelajaran. Seharusnya dengan materi yang dipelajari yaitu bangun ruang sisi datar, penggunaan media atau alat peraga sangat membantu para siswa untuk memahami materi tersebut, apalagi ditengah pembelajaran berlangsung, beberapa siswa mulai terlihat bosan dan tidak konsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Ini terlihat dari beberapa siswa mulai tidak memperhatikan penjelasan Guru dan berbicara dengan temannya. Oleh karena itu, guru perlu melakukan inovasi dalam penggunaan media pembelajaran yang menarik agar terjadi pembelajaran yang variatif. Pembelajaran berbasis komputer menjadi salah satu pembelajaran yang variatif. Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. Melalui pembelajaran ini bahan ajar disajikan melalui media komputer sehinggga kegiatan proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan menantang bagi siswa (Made Wena: 2009).


(24)

Salah satu media komputer yang cocok dalam pembelajaran dengan materi bangun ruang sisi datar adalah Microsoft PowerPoint. Microsoft PowerPoint merupakan salah satu bagian aplikasi Microsoft Office yang dapat digunakan untuk membantu merancang dan menyajikan presentasi. Presentasi yang dibuat dapat berisi tampilan teks maupun grafis yang terbagi dalam slide-slide. Setiap slide dapat berisi penjabaran topik yang divisualisasikan dalam bentuk tulisan, gambar maupun tabel. Dengan adanya animasi dan multimedia yang menyertainya maka penyajian presentasi akan lebih hidup, menarik dan efektif (Budi P: 2011). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Penggunaan Media

PowerPoint dalam Pembelajaran Remedial pada Materi Bangun Ruang

Sisi Datar Siswa Kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang ada, antara lain : 1. Pelajaran matematika tidak mudah dipahami secara langsung oleh para siswa karena berkaitan dengan ide abstrak sehingga menyebabkan banyak siswa belum mencapai tingkat ketuntasan belajar.

2. Diperlukan usaha untuk mengatasi kesulitan dalam belajar matematika yang menyebabkan ketidaktercapaian ketuntasan belajar.


(25)

3. Pembelajaran remedial merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka membantu siswa untuk mengatasi hambatan atau kesulitan belajar yang dialaminya agar mencapai standar ketuntasan.

4. Dalam observasi, pembelajaran yang dilakukan kurang variatif karena guru belum menggunakan media pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Agar dalam penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan yang dibahas maka perlu dibatasi permasalahannya sebagai berikut:

1. Media yang digunakan adalah media powerpoint dalam pembelajaran remedial dengan materi bangun ruang sisi datar.

2. Peneliti hanya meneliti siswa kelas VIII D pada SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2011/ 2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah disebutkan sebelumnya, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut:

1. Sejauh mana ketercapaian hasil belajar siswa pada materi bangun ruang sisi datar?

2. Bagaimana cara merancang media powerpoint untuk pembelajaran remedial?

3. Apakah dengan adanya penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran remedial dapat membantu mencapai ketuntasan belajar?


(26)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui sampai sejauh mana ketercapaian hasil belajar siswa pada materi bangun ruang sisi datar.

2. Untuk mengetahui cara merancang media powerpoint dalam pembelajaran remedial dalam membantu mencapai ketuntasan belajar pada materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII D.

3. Untuk mengetahui penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran remedial dalam membantu mencapai ketuntasan pada materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian skripsi ini adalah : 1. Bagi Guru

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran berbasis komputer dengan media powerpoint untuk mengajarkan siswa tentang materi bangun ruang sisi datar.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang lebih lanjut, menambah pengetahuan mengenai dunia pendidikan dan juga sebagai bahan untuk menyelesaikan tugas akhir.


(27)

3. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai ketuntasan belajar dalam materi bangun ruang sisi datar dan membantu siswa dalam memahami materi bangun ruang sisi datar dengan menggunakan media powerpoint.

G. Batasan Istilah

1. Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik (Akhmad Sudrajat 2008).

2. Microsoft powerpoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran mereka (Wikipedia).

3. Ketuntasan belajar adalah kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah (Nurman Karim 2008)

4. Pembelajaran remedial adalah proses usaha yang dilakukan dalam rangka membantu siswa untuk mengatasi hambatan atau kesulitan belajar yang dialaminya (Koestoer dan Hadisuparti 1984)

5. Bangun ruang sisi datar adalah salah satu materi yang dipelajari siswa-siswi kelas VIII D semester genap tahun ajaran 2011/2012 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.


(28)

7 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar

Kegiatan yang utama dalam proses pendidikan adalah kegiatan belajar. Berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan itu dapat dilihat pada proses belajar yang dialami para siswa di sekolah. Berikut merupakan arti dari belajar menurut beberapa tokoh, yaitu:

1. Menurut Hilgrad dan Marquis (dalam Suyono dan Hariyanto 2011:12) belajar merupakan proses memperoleh ilmu yang diusahakan melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga memberikan perubahan dalam diri.

2. Menurut Gage dan Berniler (1984) (dalam Sukmadinata 2009:156) mendefinisikan belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

3. Menurut Thompson (1970) (dalam Sukmadinata 2009:156) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.

Dari beberapa pendapat menurut para tokoh tentang arti dari belajar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk melakukan suatu perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi pada dirinya sehingga semakin berkembang melalui pengalaman yang diterimanya.


(29)

B. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Berikut adalah arti dari media pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa tokoh, yaitu:

1. Menurut Rossi dan Breidle (1996) (dalam Wina Sanjaya 2011:163) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, buku, koran majalahdan sebagainya.

2. Menurut Rossi, alat- alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran. 3. Menurut Oemar Hamalik (1994) mendefinisikan media sebagai teknik

yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran sekolah. Dari ketiga pendapat tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang diprogram untuk pendidikan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa.

C. Microsoft PowerPoint

Menurut Wikipedia, ensiklopedia bebas, Microsoft Powerpoint atau Microsoft Office Powerpoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran mereka. Microsoft Office, selain Word, Excel, Access dan beberapa


(30)

program lainnya. Aplikasi Microsoft Powerpoint ini pertama kali dikembangkan oleh Bob Gaskins dan Dennis Austin sebagai presenter untuk perusahaan bernama Forethougt, Inc yang kemudian mereka ubah namanya menjadi Powerpoint. Pada tahun 1987, PowerPoint versi 1.0 dirilis, dan komputer yang didukungnya adalah Apple Macintosh. Powerpoint kala itu masih menggunakan warna hitam/putih, yang mampu membuat halaman teks dan grafik untuk transparansi overhead projector (OHP). Setahun kemudian, versi baru dari Powerpoint muncul dengan dukungan warna, setelah Macintosh berwarna muncul ke pasaran.

Microsoft pun mengakusisi Forethouth, Inc dan tentu saja perangkat lunak Powerpoint dengan harga kira-kira 14 juta dollar pada tanggal 31 Juli 1987. Pada tahun 1990, versi Microsoft Windows dari Powerpoint (versi 2.0) muncul ke pasaran, mengikuti jejak Microsoft windows 3.0. Sejak tahun 1990, Powerpoint telah menjadi bagian standar yang terpisahkan dalam paket aplikasi kantoran MicrosoftOffice System (kecuali Basic Edition).

Dalam powerpoint, seperti halnya perangkat lunak pengolah presentasi lainnya, obyek teks, grafik, video, suara dan objek-objek lainnya diposisikan dalam beberapa halaman individual yang disebut dengan slide. Istilah slide dalam powerpoint ini memiliki analogi yang sama dengan slide dalam proyektor biasa, yang telah kuno, akibat munculnya perangkat lunak komputer yang mampu mengolah presentasi semacam powerpoint dan impress. Setiap slide dapat dicetak atau ditampilkan dalam layar dan dapat


(31)

dinavigasikan melalui perintah dari si presenter. Slide juga dapat membentuk dasar webcast (sebuah siaran di World Wide Web).

PowerPoint menawarkan dua jenis properti pergerakan, yakni Custom Animation dan Transition. Properti Pergerakan Entrance, Emphasis dan Exit objek dalam sebuah slide dapat diatur oleh Custom Animation, sementara Transition mengatur pergerakan dari satu slide ke slide lainnya. Semuanya dapat dianimasikan dalam banyak cara.

D. Pembelajaran Remedial

Menurut Koestoer dan Hadisuparti (1984) pembelajaran remedial pada dasarnya bagian dari pembelajaran secara keseluruhan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, tidak semua siswa mencapai ketuntasan dalam belajar, artinya ada siswa yang tidak mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.

1. Karakteristik Pembelajaran Remedial

Untuk memberikan kesempatan agar siswa yang “terlambat”

mencapai ketuntasan menguasai materi pelajaran, diadakan pembelajaran, yaitu pembelajaran remedial. Pada dasarnya pembelajaran remedial berbeda dengan proses belajar mengajar biasa, oleh karena itu pembelajaran remedial memiliki karakteristik, yaitu:


(32)

a. Tujuan

Pembelajaran biasa diarahkan pada penguasaan (mastery) bahan tuntas sehingga baik tujuan instruksional maupun tujuan pengiring (nurturant-effect) tercapai secara maksimal. Sedangkan pembelajaran remedial lebih diarahkan kepada peningkatan penguasaan bahan sehingga sekurang-kurangnya siswa yang bersangkutan dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang mungkin diterimanya.

b. Strategi

Strategi proses belajar-mengajar pembelajaran remedial sifatnya sangat individual dan lebih individual dan lebih ditekankan kepada keragaman mahasiswa baik yang berhubungan dengan kemampuan umum mahasiswa, kemampuan khusus, penguasaan bahan sebelumnya dan sebagainya, yang dapat dipandang sebagai satu cara, penyampaian harus bervariasi. Langkah-langkahnya dianjurkan dari yang mudah mengarah kepada yang sukar secara sistematis, sehingga outputnya sesudah pengajaran remedial selesai diharapkan paralel dengan siswa yang lain di kelasnya, usaha modifikasi terhadap proses belajar mengajar yang biasa.

c. Bahan

Bahan untuk pembelajaran remedial biasanya dikembangkan dengan penggalan yang lebih kecil-kecil dari pada bahan yang dikembangkan untuk pengajaran biasa, dengan demikian siswa


(33)

yang memerlukan pembelajaran remedial ini dapat menyerap bahan tersebut dengan kesukaran dengan kesukaran seminimal mungkin. Dengan demikian, dapat diartikan pembelajaran remedial sebagai upaya pendidik dalam membantu siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan. Upaya tersebut hendaknya memperhatikan kebutuhan setiap siswa yang bervariasi dan mengalami kesulitan.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Remedial

Langkah-langkah dalam pembelajaran remedial menurut Thomas (1975) ada tiga, yakni:

a. Penelaahan status (status assessment)

Tahap ini merupakan tahap identifikasi hakekat dan luasnya dari kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Dalam tahap ini berguna untuk menentukan siswa-siswa mana yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Cara yang digunakan untuk mengetahui bahwa siswa itu mengalami kesulitan belajar adalah dengan melakukan test atau pengamatan hasil. Siswa yang dikategorikan sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah siswa yang nilainya kurang dari standar ketuntasan belajar (KKM).


(34)

b. Perkiraan sebab (cause estimination)

Tahap ini merupakan tahap perkiraan alasan atau sebab yang mendasari pola hasil belajar yang diperlihatkan oleh siswa yang bersangkutan seperti terungkap pada tahap 1. Penentuan letak atau jenis kesulitan belajar siswa secara lebih spesifik dan perkiraan tentang penyebab kesulitan belajar tersebut. Pada tahap ini digunakan tes diagnostik. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan kelemahan/masalah yang dimiliki siswa. Fungsi tes ini adalah untuk mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa, merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi. Karakteristik tes diagnostik adalah untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena format dan respon yang dijaring harus memiliki fungsi diagnostik, dan dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan. Tes diagnostik memiliki karakteristik, yaitu:

1) dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik,


(35)

2) dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit) siswa,

3) menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya, dan

4) disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang teridentifikasi.

(http://www.slideshare.net/lanangkelima/test-diagnostik) c. Pemecahan kesulitan dan penilaiannya (treatment and treatment

evaluation)

Tahap ini merupakan tahap untuk berusaha menghilangkan sebab dari pada kesulitan yang dihadapi siswa. Atau apabila sebab itu tidak dapat disembuhkan, hal ini menjadi tahap untuk memberikan bantuan kepada siswa tersebut dalam belajar yang sesuai dengan sebabnya. Pembelajaran remedial untuk memecahkan atau mengatasi kesulitan belajar siswa, sekaligus perilaku terhadap keberhasilan pembelajaran remedial tersebut.


(36)

Pada tahap ini, pembelajaran remedial menggunakan media powerpoint.

E. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar adalah kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas. Mekanisme penetapan KKM ada tiga, yaitu:

1. Prinsip Kriteria Ketuntasan Minimal

Dalam prinsip kriteria ketuntasan minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

a. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;

b. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan


(37)

memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.

c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;

d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;

e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik;

f. Indikator merupakan acuan / rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS), maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara;


(38)

g. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.

2. Langkah-Langkah Penetapan KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik;

b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;

c. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan; d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan

kepada orang tua/wali peserta didik.

3. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:

a. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:


(39)

1) guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik;

2) guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;

3) guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;

4) peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi; 5) peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;

6) peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;

7) waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;

8) tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.

b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.

1) Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;


(40)

2) Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.

c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan.

Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.

Di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta memiliki standar KKM untuk materi bangun ruang sisi datar adalah 72.

F. Materi Pembelajaran

Materi yang dipelajari dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar yaitu sebagai berikut:

1. Kubus

Kubus adalah bangun ruang yang semua sisinya berbentuk persegi dan semua rusuknya sama panjang.


(41)

a. Unsur-unsur Kubus

1) Sisi

Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Dari gambar 2.1 terlihat kubus mempunyai 6 sisi yang semuanya berbentuk persegi, yaitu ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), CDHG (sisi belakang), dan ADHE (sisi samping kanan). 2) Rusuk

Rusuk kubus adalah garis potong anatara dua sisi bidang kubus dan terlihat sepertu kerangka yang menyususn kubus. Perhatikan gambar 2.1, kubus memiliki 12 rusuk, yaitu: AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.

3) Titik Sudut

Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua rusuk. Dari Gambar 2.1 , terlihat kubus ABCD. EFGH memiliki 8 buah titik sudut, yaitu titik A, B, C, D, E, F, G, dan H.

4) Diagonal Bidang

Gambar 2.2 Diagonal Bidang Kubus

Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2.2 . Pada kubus tersebut terdapat garis AF yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/bidang. Ruas garis


(42)

tersebut dinamakan sebagai diagonal bidang. Jadi, diagonal bidang kubus adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada sisi kubus. Sehingga kubus memiliki diagonal bidang sebanyak 12 buah.

Untuk menentukan panjang diagonal kubus perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.3 Kubus ABCD.EFGH dan Segitiga ABF

Panjang diagonal yang dicari adalah panjang AF misalkan saja panjang AB dan BF adalah r, sehingga dalam mencari AF menggunakan therema phytagoras yaitu sebagai berikut:

Sehingga panjang diagonal bidang kubus dengan rusuk r adalah


(43)

5) Diagonal Ruang

Gambar 2.4 Diagonal Ruang

Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2.4. Pada kubus tersebut, terdapat ruas garis HB yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Ruas garis tersebut disebut diagonal ruang. Jadi, diagonal ruang kubus adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam kubus. Kubus memiliki diagonal ruang sebanyak 4 buah.

Untuk menentukan panjang diagonal ruang, perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.5 Kubus dan Segitiga BDH

Panjang diagonal ruang yang dicari adalah BH, misalkan DH

adalah r maka BD yang merupakan diagonal bidang adalah r 2 sehingga untuk mencari BH menggunakan theorema phytagoras, yaitu:


(44)

Sehingga panjang diagonal ruang kubus adalah r 3 6) Bidang Diagonal

Gambar 2.6 Bidang diagonal

Perhatikan kubus ABCD.EFGH pada Gambar 2.6. Pada gambar tersebut, terlihat dua buah diagonal bidang pada kubus ABCD. EFGH yaitu AC dan EG. Ternyata, diagonal bidang AC dan EG beserta dua rusuk kubus yang sejajar, yaitu AE dan CG membentuk suatu bidang di dalam ruang kubus bidang ACGE pada kubus ABCD. Bidang ACGE disebut sebagai bidang diagonal. Jadi, bidang diagonal adalah bidang dalam bangun ruang yang terbentuk dari dua rusuk yang saling berhadapan. Kubus memiliki bidang diagonal sebanyak 6 buah.

Untuk menentukan luas bidang diagonal perhatikan gambar berikut:


(45)

Gambar 2.7 Kubus dan Segiempat ABHG

Untuk mencari luas bidang diagonal yaitu dengan mengalikan

antara panjang diagonal bidang yaitu BG (r 2) dan rusuk AB (r). Sehingga Luas bidang diagonal = BG x AB = r 2 x r b. Jaring-jaring Kubus

Jaring-jaring bangun ruang adalah suatu pola gambar dimensi dua yang dapat digunakan untuk membentuk suatu bangun ruang. Jaring-jaring kubus adalah rangkaian 6 buah persegi kongruen yang jika dilipat-lipat menurut garis persekutuan dua persegi dapat membentuk kubus dan tidak ada bidang yang rangkap (ganda). Dengan dmikian tidak semua rangkaian 6 persegi merupakan jaring-jaring kubus. Atau kubus yang diiris pada beberapa bagian rusuknya kemudian direbahkan sehingga terjadi bangun datar. Berikut adalah contoh gambar jaring-jaring kubus, yaitu:

G

B A

H

r


(46)

Gambar 2.8 Contoh Gambar-gambar Jaring-jaring Kubus c. Luas Permukaan Kubus

Luas permukaan kubus adalah jumlah luas seluruh sisi kubus tersebut. Untuk menentukan luas permukaan kubus perhatikan gambar berikut yang menunjukkan kubus dengan panjang rusuk = r beserta jaring-jaringnya.

Gambar 2.9 Kubus dan Jaring-jaring kubus

Karena kubus memiliki enam buah bidang dan tiap bidang berbentuk persegi, maka:

Luas pemukaan kubus = 6 x luas persegi

= 6 x (r x r)

= 6 r2

Untuk kubus dengan panjang rusuk-rusuknya r, maka:

Luas Permukaan Kubus = 6 x r2 d. Volume Kubus

Isi (volum) suatu bangun ruang adalah banyaknya takaran yang dapat digunakan untuk memenuhi bangun ruang itu.


(47)

Gambar 2.10 Kubus Satuan

Gambar 2.10 menunjukkan bentuk-bentuk kubus dengan ukuran berbeda. Kubus pada Gambar 2.10 (a) merupakan kubus satuan. Untuk membuat kubus satuan pada Gambar 2.10 (b) , diperlukan 2 × 2 × 2 = 8 kubus satuan, sedangkan untuk membuat kubus pada Gambar 2.10 (c), diperlukan 3 × 3 × 3 = 27 kubus satuan. Dengan demikian, volume atau isi suatu kubus dapat ditentukan dengan cara mengalikan panjang rusuk kubus tersebut sebanyak tiga kali. sehingga volume kubus = panjang rusuk × panjang rusuk × panjang rusuk = r×r × r = r3 Jadi, volume kubus dapat dinyatakan sebagai berikut:

Volume kubus = r3

( dengan r merupakan panjang rusuk kubus).

2. Balok

Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam persegi panjang yang sepasang-sepasang kongruen atau prisma segiempat beraturan yang bidang alasnya berbentuk persegi panjang.


(48)

a. Unsur-unsur Balok 1) Sisi

Sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok. Terlihat dari Gambar 2.11 balok ABCD.EFGH memiliki 6 buah sisi berbentuk persegi panjang. Keenam sisi tersebut adalah ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), DCGH (sisi belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi samping kanan). Sebuah balok memiliki tiga pasang sisi yang berhadapan yang sama bentuk dan ukurannya. Ketiga pasang sisi tersebut adalah ABFE dengan DCGH, ABCD dengan EFGH, dan BCGF dengan ADHE.

2) Rusuk

Rusuk adalah adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua sisi balok. Sama seperti dengan kubus, balok ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk. Coba perhatikan kembali Gambar 2.11 secara seksama. Rusuk-rusuk balok ABCD. EFGH adalah AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan HD.


(49)

3) Titik Sudut

Titik sudut adalah titik pertemuan tiga rusuk pada balok Dari Gambar 2.11 , terlihat bahwa balok ABCD.EFGH memiliki 8 titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.

4) Diagonal Bidang

Gambar 2.12 Diagonal Bidang Balok

Perhatikan Gambar 2.12. Ruas garis AC yang melintang antara dua titik sudut yang saling berhadapan pada satu bidang, yaitu titik sudut A dan titik sudut C, dinamakan diagonal bidangbalok ABCD.EFGH. Jadi, diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada sisi balok. Balok memiliki diagonal bidang sebanyak 12 buah. 5) Diagonal Ruang

Gambar 2.13 Diagonal Ruang Balok

Ruas garis CE yang menghubungkan dua titik sudut C dan E pada balok ABCD.EFGH seperti pada Gambar 2.13 disebut diagonal ruang balok tersebut. Jadi, diagonal ruang balok


(50)

terbentuk dari ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan di dalam balok. Balok memiki diagonal ruang sebanyak 4 buah.

6) Bidang Diagonal

Gambar 2.14 Bidang diagonal Balok

Perhatikan balok ABCD.EFGH pada Gambar 2.14. Dari gambar

tersebut terlihat dua buah diagonal bidang yang sejajar, yaitu

diagonal bidang HF dan DB. Kedua diagonal bidang tersebut

beserta dua rusuk balok yang sejajar, yaitu DH dan BF membentuk

sebuah bidang diagonal. Bidang BDHF adalah bidang diagonal

balok ABCD.EFGH. Jadi, bidang diagonal balok adalah bidang

dalam balok yang terbentuk dari dua rusuk yang saling berhadapan. Balok memiliki bidang diagonal sebanyak 6 buah.

b. Jaring-jaring Balok

Jaring-jaring bangun ruang adalah suatu pola gambar dimensi dua yang dapat digunakan untuk membentuk suatu bangun ruang. Jika sebuah balok dipotong pada beberapa rusuknya dan dapat dibuka untuk diletakkan pada suatu bidang datar sehingga membentuk susunan yang saling terhubung maka susunan yang terbentuk disebut sebagai jaring. Sebaliknya, suatu


(51)

jaring-jaring balok dapat dilipat dan disambung untuk membentuk suatu balok. Jadi, jaring-jaring balok adalah suatu pola gambar dimensi dua yang dapat digunakan untuk membentuk balok tersebut. Berikut merupakan contoh gambar dari jaring-jaring balok, yaitu:

c. Luas Permukaan Balok

Luas permukaan balok adalah jumlah luas seluruh sisi balok. Dengan menghitung semua sisi balok maka dapat menentukan luas permukaan balok, yaitu:

Gambar 2.16 Luas Permukaan balok


(52)

Misalkan, rusuk-rusuk pada balok diberi nama p (panjang), l (lebar), dan t (tinggi) seperti pada gambar . Dengan demikian, luas permukaan balok tersebut adalah luas permukaan balok :

= luas persegi panjang 1 + luas persegi panjang 2 + luas persegi panjang 3 + luas persegi panjang 4 + luas persegi panjang 5 + luas persegi panjang 6

= (p × l) + (p × t) + (l × t) + (p × l) + (l × t) + (p × t) = (p × l) + (p × l) + (l × t) + (l × t) + (p × t) + (p × t) = 2 (p × l) + 2(l × t) + 2(p × t)

= 2 ((p × l) + (l × t) + (p × t) = 2 (pl+ lt + pt)

Jadi, luas permukaan balok dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Luas permukaan balok = 2(pl + lt + pt) d. Volume Balok

Isi (volum) suatu bangun ruang adalah banyaknya takaran yang dapat digunakan untuk memenuhi bangun ruang itu. Jika pada geometri datar, luas suatu bangun dinyatakan sebagai banyaknya satuan luas yang dapat menutup bangun datar, maka dalam geometri ruang, volum atau isi bangun ruang dinyatakan sebagai banyaknya satuan isi yang dapat mengisi bangun ruang tersebut. Volum diukur dalam satuan kubik, seperti centimeter kubik (cm3), inchi kubik (in3) atau meter kubik (m3).


(53)

Pada sebuah balok, percobaan paling mudah untuk menentukan volum adalah dengan menggunakan kubus satuan. Sebagai contoh balok dengan ukuran panjang 3 satuan, lebar 2 satuan dan tinggi 4 satuan dapat diisi dengan menggunakan kubus satuan sebanyak 3 x 2 x 4 buah. Sehingga dikatakan balok tersebut mempunyai volume 24 satuan volum.

Gambar 2.17 Percobaan Menentukan Volum Balok dengan Kubus Satuan

Melalui proses percobaan mengisi kubus satuan ke balok dalam berbagai ukuran, secara umum volum balok dengan panjang p, lebar l, dan tinggi t dapat dinyatakan sebagai berikut:

Volum Balok = p x l x t 3. Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua sisi berhadapan yang kongruen dan sejajar yang sekaligus merupakan alas dan atas, serta sisi-sisi lain yang memotong ke dua sisi berhadapan itu. Prisma tegak adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua sisi berhadapan yang kongruen dan sejajar yang sekaligus merupakan alas dan atas, serta sisi-sisi lain memotong tegak lurus ke dua sisi-sisi berhadapan itu. Apabila rusuk sisi prisma tegak lurus terhadap alas, maka dinamakan sebagai prisma tegak, dan selain yang demikian dinakan sebagai prisma mirirng.


(54)

a. Unsur-unsur Prisma

1) Titik Sudut

Titik sudut adalah titik pertemuan tiga rusuk pada prisma. Secara umum, prisma segi-n memiliki titik sudut sebanyak (2xn) buah titik sudut.

2) Rusuk

Rusuk adalah adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua sisi prisma. Secara umum, prisma segi-n memiliki rusuk sebanyak (3 x n) buah rusuk.

3) Sisi

Sisi adalah bidang yang membatasi atau menyelimuti prisma. Secara umum, prisma segi-n memiliki sisi sebanyak (n+2) buah sisi.

4) Diagonal Bidang

Diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada sisi bangun ruang. Secara umum, prisma segi-n memiliki (n(n -1)) buah diagonal sisi.

Gambar 2.18 Prima Tegak Segitiga PQRSTU

P Q

R S

T U


(55)

5) Diagonal Ruang

Diagonal Ruang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam bangun ruang.Secara umum, prisma segi-n memiliki (n(n–3)) buah diagonal ruang.

b. Jaring-jaring prisma

Jaring-jaring bangun ruang adalah suatu pola gambar dimensi dua yang dapat digunakan untuk membentuk suatu bangun ruang. Jika sebuah prisma dipotong pada beberapa rusuknya dan dapat dibuka untuk diletakkan pada suatu bidang datar sehingga membentuk susunan yang saling terhubung maka susunan yang terbentuk disebut sebagai jaring-jaring. Sebaliknya, suatu jaring-jaring prisma dapat dilipat dan disambung untuk membentuk suatu prisma. Jadi, jaring-jaring prisma adalah suatu pola gambar dimensi dua yang dapat digunakan untuk membentuk prisma. Berikut adalah contoh gambar jaring-jaring prisma, yaitu:


(56)

c. Luas Permukaan Prisma

Luas permukaan prisma adalah jumlah luas seluruh sisi prisma tersebut. Perhatikan gambar berikut:

A B

Gambar 2.20 Prisma dan Jaring-jaring Prisma

Luas permukaan prisma segitiga

= Luas ∆ ABC + Luas ∆ DEF + Luas ABED + Luas BCFE + Luas ACFD

= 2 x Luas ∆ ABC + AB x AD + BC x BE + AC xAD = 2 x Luas ∆ ABC + (AB+BC+AC) x AD

= 2 Luas ∆ ABC + keliling alas x tinggi Sehingga,

Luas Prisma Segi-n :

= 2 x Luas alas prisma + (keliling alas x tinggi prisma) d. Volume Prisma

Isi (volum) suatu bangun ruang adalah banyaknya takaran yang dapat digunakan untuk memenuhi bangun ruang itu. Balok ABCD.EFGH memiliki ukuran panjang p satuan, lebar l satuan dan tinggi t satuan. Perhatikan ilustrasi berikut ini:

F

C


(57)

Gambar 2.21 Balok yang dipotong

Apabila balok ABCD.EFGH tersebut dipotong menurut bidang diagonal ACGE, maka akan diperoleh dua prisma yang saling kongruen. Salah satunya prisma ABC.DEF seperti tampak pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.22 Prisma

Ternyata hasil belahan balok tersebut membentuk prisma segitiga seperti pada gambar diatas. Dengan demikian, volume prisma segitiga adalah setengah kali volume balok.

Volume Prisma ABC.EFG

= ½ x Volume balok ABCD.EFGH = ½ x ( p x l x t )

= ( ½ x p x l ) x t = Luas alas x tinggi

Jadi, volume prisma yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

F

C

A B

G

E t

Volume Prisma = Luas alas x tinggi D

A B

C E

F G H

p l

t

E

C

A B

F

p l

t D H A G E C


(58)

4. Limas

Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segi banyak (sebagai alas) dan beberapa buah segitiga yang bertemu pada satu titik puncak.

a. Unsur-unsur Limas

1) Titik Sudut

Titik sudut adalah titik pertemuan tiga rusuk pada limas. Pada limas memiliki 8 titik sudut. Secara umum, limas memiliki (n+1) buah.

2) Puncak Limas

Puncak Limas adalah sebuah titik yang terletak di luar daerah segi banyak tersebut.

3) Rusuk

Rusuk adalah adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua sisi limas. Secara umum, limas memiliki (2 x n) buah.


(59)

4) Sisi

Sisi adalah bidang yang membatasi atau menyelimuti limas. Secara umum, limas memiliki (n + 1) buah.

5) Diagonal Bidang

Diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada sisi bangun ruang. Secara umum, limas memiliki n /2(n–2) buah.

b. Jaring-jaring Limas

Jaring-jaring bangun ruang adalah suatu pola gambar dimensi dua yang dapat digunakan untuk membentuk suatu bangun ruang. Jika sebuah limas dipotong pada beberapa rusuknya dan dapat dibuka untuk diletakkan pada suatu bidang datar sehingga membentuk susunan yang saling terhubung maka susunan yang terbentuk disebut sebagai jaring. Sebaliknya, suatu jaring-jaring limas dapat dilipat dan disambung untuk membentuk suatu limas. Jaring-jaring limas adalah suatu pola gambar dimensi dua yang dapat digunakan untuk membentuk limas.

Berikut adalah contoh gambar jaring-jaring limas:

Gambar 2.24 Limas Segiempat dan Jaring-jaring Limas Segiempat T T

T T

B A

C D

2 2

b

A

C

B T

2 2


(60)

c. Luas Permukaan Limas

Luas permukaan limas adalah jumlah luas seluruh sisi limas tersebut. Agar lebih jelas, perhatikan limas T.ABCD beserta jaring-jaringnya berikut, kemudian tentukan luas permukaan limas tersebut.

Gambar 2.25 Limas dan Jaring-jaring Limas

Gambar di atas adalah sebuah Limas terbentuk dari alas berbentuk persegi, dan 4 buah segitiga yang kongruen.

Luas permukaan Limas: = L. alas + 4. L. segitiga = (2a x 2a) + (4 .½ at) = (2a)2 + 2at

Jadi, luas permukaan Limas dapat dirumuskan sebagai berikut:

d. Volume Limas

Isi (volum) suatu bangun ruang adalah banyaknya takaran yang dapat digunakan untuk memenuhi bangun ruang itu. Volume limas dapat diperoleh dari volume suatu kubus.

Perhatikan gambar dibawah ini:

Luas Permukaan Limas = Luas alas + jumlah Luas sisi tegak T T T T B A C D 2 2 b A C B T 2 2 b


(61)

Gambar 2.26 diagonal-diagonal ruang balok yang membentuk limas

Gambar di atas memperlihatkan sebuah kubus ABCD.EFGH yang panjang rusuknya 2r satuan. Empat diagonal ruangnya saling berpotongan di titik T sehingga terbentuk suatu limas. Jika diamati secara cermat, keempat diagonal ruang tersebut membentuk 6 buah limas segiempat, yaitu limas segiempat T.ABCD, T.BCFG, T. ABEF, T. ADEH, T. DCGH, T. EFGH. Dengan demikian, volume kubus ABCD.EFGH merupakan gabungan volume keenam limas tersebut.

Volume Kubus ABCD.EFGH = 6 x Volume Limas T.ABCD

Volume Limas T. ABCD = 6 1

x Volume Kubus

= 6 1

x 2r x 2r x 2r

= 6 1

x (2r)2 x 2r

= 3 1

x (2r)2 x r

O

A B

C D E F G H 2r 2r 2r T


(62)

= 3 1

x luas alas x tinggi

Jadi, Volume Limas dapat dirumuskan sebagai berikut :

G. Kerangka Berfikir

Pembelajaran remedial digunakan untuk siswa yang belum mencapai KKM. Tujuan dari pembelajaran remedial adalah agar siswa tersebut dapat mencapai KKM yang sudah ditetapkan. Awalnya, para siswa terlebih dahulu mengikuti ulangan harian materi bangun ruang sisi datar. Setelah itu, dilihat dari hasil ulangan harian tersebut dan dapat diketahui siswa-siswa yang termasuk kategori mengalami kesulitan belajar (kategori remedi) yaitu siswa yang belum mencapai KKM. Dan ini sesuai dengan tahap pertama dalam langkah-langkah pembelajaran remedial yaitu penentuan status siswa.

Selanjutnya, pada tahap kedua, yaitu tahap perkiraan sebab, cara mengetahui sebab-sebab yang dialami para siswa adalah dengan tes diagnostik. Tes diagnostik ini sifatnya lebih mendalam karena digunakan untuk mengetahui sebab-sebab kesulitan siswa, tes diagnostik ini berbentuk soal uraian. Para siswa yang mengikuti tes diagnostik adalah para siswa yang sudah ditetapkan sebagai siswa yang termasuk kategori remidi. Tes diagnostik terdiri dari 2, yaitu tes awal dan akhir. Siswa yang belum tuntas pada ulangan harian mengikuti tes awal terlebih dahulu.

Volume Limas = 3 1


(63)

Setelah tes awal dilakukan, para siswa yang masih belum berhasil dalam tes diagnostik tersebut masuk ke tahap selanjutnya, tahap ketiga yaitu pembelajaran remedial. Pembelajaran remedial dilakukan menggunakan media powerpoint.

Dalam rumusan masalah yang disebutkan penulis pada bab 1 yaitu Apakah penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran remedial dapat membantu siswa untuk mencapai ketuntasan belajar, dilakukanlah tes akhir. Sehingga dari hasil tes akhir tersebut dapat diketahui apakah sebenarnya penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran remedial dapat membantu siswa mencapai ketuntasan belajar atau tidak.


(64)

43

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Pengertian penelitian deskriptif-kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada keadaan yang sebenarnya dan berusaha mengungkapkan fenomena-fenomena yang ada dalam keadaan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan media powerpoint dalam pembelajaran remedial untuk membantu siswa mencapai ketuntasan pada materi bangun ruang sisi datar yang akan diujicobakan pada siswa kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Siswa yang termasuk subyek penelitian adalah siswa yang belum mencapai KKM.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun angkatan 2011/2012 yaitu pada bulan April-Mei 2012.


(65)

D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian, bentuk data dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Data penelusuran kelemaan-kelemahan siswa pada materi bangun ruang sisi datar yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu aktivitas untuk pengumpulan data, dengan cara mengamati dan mencatat mengenai kondisi-kondisi, proses-proses dan perilaku-perilaku subyek penelitian. Dalam observasi, selain peneliti terjun langsung dalam observasi dan mencatat dalam lembar observasi.

b. Ulangan harian

Peneliti menyiapkan soal ulangan untuk kelas VIIID dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan guru pamong serta melakukan uji coba soal harian kepada VIIIC untuk menentukan valid atau tidak soal yang akan diberikan.

c. Tes Awal

Tes awal diberikan pada siswa yang belum mencapai KKM (yaitu≥72) sewaktu ulangan harian. Melalui tes awal, peneliti dapat mengetahui kelemahan-kelemahan siswa.

d. Kuesioner

Hasil dari analisis kuesioner ini untuk mengetahui apa saja sebenarnya kesulitan para siswa dalam materi bangun ruang sisi


(66)

datar sehingga belum mencapai KKM dan hasil ini berguna untuk membantu merancang desain pembelajaran yang sesuai dengan para siswa.

e. Rekaman

Rekaman dalam penelitian ini berupa foto pada saat pembelajaran remedial dilakukan, hasil pekerjaan siswa mengisi kuesioner, hasil pekerjaan siswa dalam ulangan, serta hasil pekerjaan siswa dalam tes diagnostik yaitu tes awal dan tes akhir. Rekaman ini berguna untuk memperkuat data hasil penelitian.

2. Data penggunaan media powerpoint.

Data tersebut berupa file powerpoint dalam bentuk slide-slide yang dipresentasikan saat pembelajaran remedial berlangsung.

3. Data tentang kemajuan siswa yang mengikuti tes akhir, yaitu berupa skor untuk melihat seberapa besar pengaruh penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran remedial untuk membantu mencapai ketuntasan belajar.

E. Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan data, instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang ada, yaitu :


(67)

Tabel 3.1 Hubungan Rumusan Masalah dengan Instrumen Penelitian

RUMUSAN MASALAH

INSTRUMEN

OBSERVASI KUESIONER

SOAL ULANGAN HARIAN SLIDE PPT TES DIAGNOSTIK Apakah penggunaan media

power point dalam

pembelajaran remedial dapat membantu siswa untuk mencapai ketuntasan belajar?

    

Instrumen penelitian dibagi menjadi 2, yaitu instrumen sebelum penelitian dan instrumen penelitian. Instrumen-instrumennya adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah instrumen sebelum penelitian. Observasi adalah suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung dan secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat (Masidjo:1995). Aspek-aspek yang diamati peneliti yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Di Kelas NO ASPEK YANG DIAMATI

1 Kesiapan siswa dalam proses pembelajaran 2 Perhatian siswa akan penjelasan Guru 3 Tanggapan siswa dalam pembelajaran 4 Siswa mengerjakan tugas atau tidak

5 Siswa terlibat aktif atau tidak dalam pembelajaran Tabel 3.3 Instrumen Observasi Aktivitas Guru Di Kelas

NO ASPEK YANG DIAMATI 1 Kesiapan Guru dalam mengajar

2 Media dan alat peraga apa yang digunakan Guru 3 Guru sebagai fasilitator atau pusat dalam pembelajaran 4 Guru melibatkan siswa untuk aktif atau tidak

5 Guru dapat menjaga kondisi kelas atau tidak dengan menggunakan metode yang digunakan


(68)

2. Kuesioner

Kuesioner atau angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinsi dan lengkap yang harus dijawab oleh respondn tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya (Masidjo:1995)

Kuesioner yang diberikan adalah jenis kuesioner yang tertutup dan dan langsung. Kuesioner tertutup maksudnya adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga responden tinggal memilih jawaban yang disediakan sedangkan maksdu dari kuesioner langsung adalah kuesioner yang dikirim kepada responden dan langsung mengisinya (Masidjo:1995). Kuesioner terdiri dari 2 yaitu kuesioner 1 kegunaannya untuk melihat kemampuan siswa tentang pemahaman tentang materi bangun ruang sisi datar dan kuesioner 2 kegunaannya untuk melihat kemampuan siswa membayangkan materi tersebut. Kedua kuisoner ini untuk merancang media berupa slide-slide powerpoint yang digunakan dalam pembelajaran remedial. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner, yaitu:

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Kesulitan Belajar Siswa

KESULITAN SISWA

KUISONER 1

INDIKATOR BUTIR SOAL Pemahaman siswa terhadap materi bangun ruang sisi

datar. 1

Pemahaman siswa terhadap sub materi kubus 2, 6, 10, 14 Pemahaman siswa terhadap sub materi balok 3, 7, 11, 15 Pemahaman siswa terhadap sub materi prisma 4, 8, 12, 16 Pemahaman siswa terhadap sub materi limas 5, 9, 13, 17

KUISONER 2

Pemahaman siswa membayangkan materi bangun

ruang sisi datar. 1

Pemahaman siswa membayangkan sub materi kubus 2, 6, 10, 14 Pemahaman siswa membayangkan sub materi balok 3, 7, 11, 15 Pemahaman siswa membayangkan sub materi prisma 4, 8, 12, 16 Pemahaman siswa membayangkan sub materi limas 5, 9, 13, 17


(69)

3. Ulangan Harian

Ulangan harian ini diberikan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi bangun ruang sisi datar. Soal ulangan harian akan disusun berdasarkan hasil uji coba soal ulangan harian. Kisi-kisi yang digunakan dalam penyusunan soal yaitu:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Uji Coba Ulangan harian

No Materi Nomor Soal

1 Kubus: unsur-unsur, jaring-jaring, luas

permukaan dan volume. 1, 2, 3, 4, 6, 7,29 2 Balok: unsur-unsur, jaring-jaring, luas

permukaan dan volume. 5, 8, 9,10,11,12,13,14,30 3 Prisma: unsur-unsur, jaring-jaring, luas

permukaan dan volume. 15,16,17,18,19,20,21 4 Limas: unsur-unsur, jaring-jaring, luas

permukaan dan volume. 22,23,24,25,26,27,28

4. Slide Powerpoint

Rancangan media yang dibuat berdasarkan hasil kuisoner yang akan dikerjakan oleh para siswa. Rencana rancangan media powerpoint untuk pembelajaran remedial adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Rencana Rancangan Storyboard Powerpoint

NO URUT SLIDE JENIS MEDIA ISI/PESAN Slide 1 – Slide 6 Teks, Gambar Pembukaan, Judul, KD, SK Slide 7 – Slide 17 Teks, Gambar

Sub Materi Kubus, mulai dari definisi kubus, unsur-unsur, jaring-jaring, luas permukaan dan volume

Slide 18 – Slide 28 Teks, Gambar

Sub Materi Balok, mulai dari definisi Balok, unsur-unsur, jaring-jaring, luas permukaan dan volume

Slide 29 – Slide 39 Teks, Gambar

Sub Materi Kubus, mulai dari definisi kubus, unsur-unsur, jaring-jaring, luas permukaan dan volume

Slide 40 – Slide 50 Teks, gambar

Sub Materi Kubus, mulai dari definisi kubus, unsur-unsur, jaring-jaring, luas permukaan dan volume


(70)

5. Tes Diagnostik

Tes diagnostik yang terdiri dari 2 tes, yaitu tes awal dan tes akhir. Instrumen untuk pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes diagnostik. Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasilnya dapat digunakan untuk merancang media pembelajaran ditambah lagi hasil kuisoner yang diberikan. Tes diagnostik dilakukan setelah para siswa melakukan ulangan harian terlebih dahulu. Rancangan indikator untuk tes diagnostik disesuaikan berdasarkan taksonomi Bloom (Wingkel : 273) namun hanya dibatasi ranah kognitif saja , yaitu:

Tabel 3.7 Rancangan Indikator berdasarkan Taksonomi Bloom

KOGNITIF KETERANGAN

1. Pengetahuan ( K1 )

Mencangkup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan, dapat berupa fakta, kaidah, dan prinsip.

2. Pemahaman ( K2 ) Mencangkup kemampuan untuk menangkap makna

dan arti dari bahan yang dipelajari. 3. Penerapan ( K3 )

Mencangkup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah pada suatu kasus.

4. Analisis ( K4 )

Mencangkup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian -bagian .

5. Sintesis ( K5 )

Mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru

6. Evaluasi ( K6 )

Mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban berdasar kriteria tertentu.

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah ranah pengetahuan (K1), ranah pemahaman (K2) dan ranah Penerapan (K3). Rancangan indikator-indikator pada soal tes diagnostik adalah sebagai berikut:


(71)

Tabel 3.8 Rancangan Indikator Tes Diagnostik

NO INDIKATOR NOMOR SOAL

K1 K2 K3 K4 K5 K6

1

Menggambar kubus, jarring-jaring kubus, menyebutkan unsure-unsur kubus, luas permukaan kubus dan volume kubus

a,b c d - - -

2

Menggambar balok, jarring- jaring balok, menyebutkan unsure- unsur balok, luas permukaan balok dan volume balok

a, b c d - - -

3

Menggambar prisma, jarring-jaring prisma, menyebutkan unsure- unsur prisma, luas permukaan prisma dan volume prisma

a, b c d - - -

4.

Menggambar limas, jarring-jaring limas, menyebutkan unsur- unsur limas, luas permukaan limas dan volume limas

a, b c d - - -

F. Validasi Instrumen

Validitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini: 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk memvalidasi soal ulangan harian. Uji coba soal ulangan harian dilakukan di kelas VIII C.

2. Pertimbangan Pakar

Pertimbangan pakar digunakan untuk memvalidasi soal tes diagnostik dan validitas kuesioner kesulitan. Pertimbangan pakar dilakukan oleh 2 Guru matematika dengan mempertimbangkan indikator soal sesuai atau tidak dengan soal yang dirancang.


(72)

G. Teknik Analisis Data

Pada bagian ini pengamatan data-data akan dianalisis sesuai dengan instrumen-instrumen yang digunakan oleh peneliti. Teknik analisis yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Uji Coba Ulangan Harian

Nilai yang dihasilkan siswa akan dianalisis untuk menentukan kevalidan soal. Rumus yang digunakan adalah teknik korelasi Product-Moment dari Pearson dengan rumus angka kasar:

= � �−( �)( �)

�2−( �)2. �2−( �)2

2. Ulangan Harian

Nilai hasil belajar siswa diperoleh dari hasil mengerjakan soal ulangan harian dengan perhitungan sebagai berikut:

�� ��= �� �ℎ� � ��� � �ℎ�� � 2

3 100

Soal ulangan harian berbentuk pilihan ganda. Para siswa yang belum mencapai KKM (belum tuntas) mengikuti tes diagnostik terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran remedial.

3. Kuisoner

Penggunaan Kuisoner pada penelitian ini adalah untuk melihat penyebab kesulitan yang dialami oleh siswa pada materi bangun ruang


(73)

sisi datar. Untuk memudahkan dalam mengolah data peneliti mengelompokan kesulitan yang dialami oleh siswa menurut sub-sub materi bangun ruang sisi datar.

4. Tes diagnostik

Dari soal tes diagnostik tesebut akan diketahui siswa yang mengalami kesulitan belajar. Langkah-langkah teknik analisis data tes diagnostik meliputi :

a. Melihat nilai ulangan harian siswa dengan batas KKM (yaitu 72) dan membandingkan nilai yang diperoleh siswa tersebut dengan batas ketuntasan minimum yang sudah ditetapkan. Mencatat siswa mana yang nilai hasil ulangan harian berada di bawah batas ketuntasan yang sudah ditetapkan.

b. Siswa yang hasil ulangan hariannya masih berada di bawah batas ketuntasan dapat menjadi indikator bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan sehingga harus mengikuti tes diagnostik terlebih dahulu, baru mengikuti pembelajaran remedial.

Selanjutnya, dalam tes diagnostik terdiri atas 2 tes, yaitu tes awal dan tes akhir, berikut adalah penjelasannya:

a. Tes Awal

Tes awal ini dilakukan setelah para siswa mengikuti ulangan harian. Para siswa yang mengikuti tes awal adalah siswa yang belum tuntas atau siswa yang belum mencapai batas KKM. Soal tes


(74)

diagnostik berbentuk uraian. Tes diagnostik ini berguna untuk melihat kesulitan-kesulitan siswa menurut sub-sub materi bangun ruang sisi datar. Ada 4 sub materi dalam bangun ruang sisi datar, yaitu: sub materi kubus, balok, prisma, dan limas. Jika sudah tuntas per sub materi keempat materi itu tidak mengikuti pembelajaran remedial. Penilaian tentang tes awal atau tes diagnostik 1 yaitu: 1) Soal nomor 1 (Kubus)

Skor maksimal yang didapatkan adalah 25, skor minimal yang harus didapatkan agar tidak remedi adalah 18.

2) Soal nomor 2 (Balok)

Skor maksimal yang didapatkan adalah 25, skor minimal yang harus didapatkan agar tidak remedi adalah 18.

3) Soal nomor 3 (Prisma)

Skor maksimal yang didapatkan adalah 25, skor minimal yang harus didapatkan agar tidak remedi adalah 18.

4) Soal nomor 4 (Limas)

Skor maksimal yang didapatkan adalah 25, skor minimal yang harus didapatkan agar tidak remedi adalah 18.

Dari keempat komponen tersebut jika salah satu atau lebih komponen belum memenuhi skor minimal maka akan mengikuti remedial.


(1)

Slide 46 Teks, gambar Luas permukaan Slide 47 Teks, gambar Volume

Slide 48 Teks Penutup, Terima Kasih

Mengetahui, Guru Pengampu Matematika


(2)

LAMPIRAN C

1. LAMPIRAN C1 PERMOHONAN IJIN


(3)

(4)

(5)

vi

mencapai ketuntasan belajar pada materi bangun ruang sisi datar (3) mengetahui sejauh mana penggunaan Media Power Point dalam pembelajaran remedial dapat membantu mencapai ketuntasan pada materi Bangun Ruang Sisi Datar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah ulangan harian, pembelajaran remedial menggunakan media powerpoint, kuesioner dan tes diagnostik yang terdiri atas 2 tes yaitu tes awal dan tes akhir. Langkah-langkah penelitian (1) siswa yang dikategorikan remedi pada ulangan harian, kemudian mengikuti tes awal dan diberi kuesioner kesulitan yang hasilnya diolah untuk merancang media (2) siswa yang masih remedi pada tes awal kemudian mengikuti pembelajaran remedial (3) siswa mengikuti tes akhir.

Hasil penelitian (1) Ketercapaian hasil belajar siswa pada materi Bangun ruang sisi datar dari 44 siswa yang mengikuti ulangan harian 8 siswa tuntas dan 36 siswa belum tuntas. Dari 36 siswa yang belum tuntas tersebut mengikuti tahap selanjutnya yaitu tes awal dan hasilnya 17 siswa belum tuntas. Dari 17 siswa terdiri dari 7 siswa remedi limas; 2 remedi prisma; 1 remedi balok; 1 siswa remedi kubus, prisma dan limas; 1 siswa remedi kubus dan prisma; 2 siswa remedi balok, prisma dan limas; 1 siswa remedi balok dan limas; dan 2 siswa remedi balok dan prisma. (2) Cara merancang media PowerPoint dilihat berdasarkan hasil kuesioner kesulitan yaitu: untuk sub materi kubus yang lebih ditekankan dalam media adalah unsur-unsur dan jaring-jaring kubus; untuk sub materi balok yang lebih ditekankan dalam pembuatan rancangan media adalah pemahaman luas permukaan dan volume balok; sedangkan untuk sub materi prisma maupun limas ditekankan pada semua bagian-bagian baik itu unsur-unsur, jaring-jaring, luas permukaan maupun volume. (3) Media PowerPoint dapat dikatakan membantu dalam pembelajaran remedial pada materi bangun ruang sisi datar dikarenakan dari 17 siswa yang remedi, 13 siswa dinyatakan tuntas dan 4 siswa yang lain tidak tuntas sehingga presentase keberhasilannya mencapai 77%.


(6)

vii ABSTRACT

Emiliana Yolanda Primaningtyas. The Use of Power Point Media on Remedial Learning of Geometrical Flat Material in VIII D Students of 1 Pangudi Luhur Yogyakarta Junior High School. Mathematic Education Study Program, Department of Mathematic Education and Science. Faculty of Teachers Training Education. Sanata Dharma University.

The aims of the research are (1) to find out the extent of students' achievement results in geometrical flat material (2) to find out how to construct power point media in remedial learning in order to help passing the passing grade of geometrical flat material (3) to find out the extent of the use of power point media on remedial learning in order to help passing the passing grade of geometrical flat material.

The kind of the research is descriptive-qualitative research. The instruments of the research are daily examination, remedial learning using power point, questionnaire and diagnostic test which consists of pre-test and post-test.The steps of the research are (1) the students were categorized based on the remedial daily examination, then followed pre-test. They were given questionnaire which the result will be used to construct the media (2) the students who still had remedy in pre-test should follow remedial learning (3) the students followed post-test.

The results of the research are (1) the achievement of students result in geometrical flat material is from 44 students, there were 8 students who passed the passing grade and there were 36 students who could not pass the passing grade. There were 36 students who followed pre-test because they could not pass the passing grade. The result was that there were 17 students who could not pass the passing grade. It consisted of 7 students had pyramid remedy; 2 students had prism remedy; 1 student had bar remedy; 1 student had cube, prism and pyramid remedy; 1 student had cube and prism remedy; 2 students had bar, prism and pyramid remedy; 1 student had bar and pyramid remedy ; and 2 students had bar and prism remedy. (2) The way to construct the power point media was seen from the questionnaire. It was found some difficulties in the questionnaire especially in some subs material. These were the difficulties: the cube elements and cube net should be emphasized in cube sub material ; the understanding of bar surface area and bar volume should be emphasized in bar sub material; the pyramid elements, pyramid net, pyramid surface area and pyramid volume should be emphasized in prism sub material. (3) power point media helped the students in remedial learning in geometrical flat material because from 17 students who had remedy, there were 13 students who could pass the passing grade and 4 others students did not pass the passing grade so the achievement percentage was 77%.


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar.

0 0 2

Analisis pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar.

0 1 157

Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mendiagnosis kesulitan belajar dan pembelajaran remediasi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan pada materi bangun ruang sisi datar.

0 2 229

Pengembangan perangkat pembelajaran mengakomodasi teori van hiele materi bangun ruang sisi datar dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.

0 9 258

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar

0 1 260

Upaya membangun aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar.

0 1 266

Penerapan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten.

0 4 322

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Matematika Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar untuk Siswa SMP Kelas VIII.

0 0 3

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA KELAS VIII D SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ma

0 0 235

Penerapan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten - USD Repository

0 0 320