Pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia Pematangsiantar - USD Repository
PENGARUH BIMBINGAN ROHANI TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PARA SUSTER YUNIOR DAN YANG
BERKAUL KEKAL LIMA TAHUN KE BAWAH KONGREGASI SUSTER
FRANSISKAN SANTA LUSIA PEMATANGSIANTAR
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Tantika Lumban Gaol
NIM: 081124030
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada semua orang yang dengan sepenuh hati
membantu dan mendukung saya selama penulisan skripsi ini, terutama para
saudariku para suster KSFL, keluarga, seluruh dosen IPPAK-USD dan teman-
teman angkatan 2008/2009.
MOTTO "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan
hidup yang kekal”
(Yoh 8: 68) Kita tidak bisa melakukan hal besar di bumi ini. Kita hanya bisa melakukan
hal kecil dengan cinta yang besar
(Muder Teresa)PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 24 Oktober 2012 Penulis Tantika Lumban Gaol
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Tantika Lumban Gaol Nomor Mahasiswa : 081124030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:PENGARUH BIMBINGAN ROHANI TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PARA SUSTER YUNIOR DAN YANG
BERKAUL KEKAL LIMA TAHUN KE BAWAH KONGREGASI SUSTER
FRANSISKAN SANTA LUSIA PEMATANGSIANTARbeserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 24 Oktober 2012 Yang mengatakan, (Tantika Lumban Gaol)
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul PENGARUH BIMBINGAN ROHANITERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PARA SUSTER YUNIOR DAN YANG BERKAUL KEKAL LIMA TAHUN KE BAWAH KONGREGASI SUSTER FRANSISKAN SANTA LUSIA (KSFL).
Judul ini dipilih berdasarkan keingintahuan penulis akan sumbangan bimbingan
rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi di mana kemampuan ini
mutlak perlu dalam hidup yang memudahkan para suster menjalani hidup
berkomunitas dan karya pelayanan mereka. Keingintahuan tersebut muncul karena
ada kesan bahwa komunikasi antarpribadi di kalangan para suster tak jarang
terjadi salah paham yang menimbulkan ketidaknyamanan dalam komunitas.Bimbingan rohani adalah hubungan tetap antara dua orang di mana yang
satu mencari pengaruh dari yang lain dalam perkembangan hidup rohani.
Pengaruh itu ditujukan kepada kedewasaan rohani dan manusiawi. Salah satu
indikator dari kedewasaan tersebut adalah kemampuan komunikasi antarpribadi.
Kemampuan komunikasi antarpribadi adalah kemampuan membina dan
memelihara komunikasi di mana mereka dapat menerima dan menyampaikan
pesan secara tepat sehingga merasakan kenyamanan dalam jalinan komunikasi
dengan sesama. Kemampuan komunikasi antarpribadi ini dipengaruhi banyak
faktor antara lain pendidikan dan pengalaman. Salah satu bentuk pendidikan
dalam Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia adalah bimbingan rohani.Berdasarkan pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian
yaitu, H0: tidak ada pengaruh bimbingan rohani terhadap komunikasi antarpribadi
para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah Kongregasi Suster
Fransiskan Santa Lusia. H1: ada pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan
komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke
bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia Pematangsiantar.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif berbentuk regresi. Populasi dari
penelitian ini adalah para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke
bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia Pematangsiantar sebanyak 60
responden. Instrumen yang digunakan ialah skala sikap yang dikembangkan
dalam 30 pernyataan mengenai bimbingan rohani dan 30 pernyataan mengenai
kemampuan komunikasi antarpribadi. Dari hasil uji validitas pada taraf
signifikansi 5%, N 60 orang dengan nilai kritis 0,254 terdapat 59 item valid.
Sedangkan dari hasil uji reliabilitas diperoleh koefisien alpha sebesar 0,674, yang
berarti reliabilitas instrumen cukup tinggi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai mean bimbingan rohani adalah
129.6500 dan mean kemampuan komunikasi antarpribadi adalah 31.2000, kedua
mean tergolong baik. Dari hasil uji regresi linier sederhana dengan taraf
2
signifikansi 5%, diperoleh nilai r sebesar 0,454 (45,4%) yang berarti terdapat
pengaruh positif dari bimbingan rohani (X) terhadap komunikasi antarpribadi (Y).
Persamaan regresinya yaitu Y= 36.270+0,606X. Artinya setiap penambahan nilai
ABSTRACT
This writing entitles THE INFLUENCE OF SPIRITUAL GUIDANCETO INTERPERSONAL COMMUNICATION ABILITY OF THE JUNIOR AND
THE SISTERS IN THE INITIAL FIVE YEARS OF PERPETUAL VOWS IN
THE CONGREGATION OF FRANSISCAN SISTER OF SAINT LUCIA. This
title was chosen based on the writer’s curiosity about spiritual guidance
contribution to the interpersonal communication ability. It is realized that this
ability is basically needed in their community and ministry. The writer thinks that
the communication among the sisters is occasionally disrupted because of their
misunderstanding. This causes inconvenience in community. This writing is
destined to measure how deep is the influence of the spiritual guidance to sisters’
interpersonal communication ability.Spiritual guidance is a continual relation between two persons in which
one of them searching for guidance to one’s spirituality progress. The guidande
is directed to spiritual guidance process, one is demanded to deliver and accept
messages precisely in order to get the good relation for one’s personal and
spiritual maturity. Thus, it is clear that spiritual guidance influences interpersonal
communication ability.Based on the theory above, it can be formulated research hypothesis, that
are H0: there is no influence of spiritual guidance for Junior and five year
perpetual vow sisters and H1: there is influence of spiritual guidance for junior
and five year perpetual vows sisters of the Fransiscan Congregation of Saint
Lucia, Pematangsiantar.This research uses regressive quantitative method. Population of this
research is junior sisters and five year perpetual vow sisters of the Fransiscan
Congregation of Saint Lucia, Pematangsiantar. There are 60 respondents. The
instrument applied is behavior scale which is encompassed in 30 questions about
interpersonal communication ability. From the result of validity test on 5 % of
significance level, N 60 respondents with 0,254 critical value is found 59 valid
item. Whereas, the result of the reliability test coefficient alpha 0,674 that means
the instrument reliability is high enough.This research shows that mean value of spiritual guidance is 129.6500 and
mean of interpersonal communication ability is 31.2000, both are qualified as
good variable. From the simple linier regression test result with 5 % significance
2
level is obtained r value 0,454 (45, 4%) that means there is positive influence
from spiritual guidance (X) to interpersonal communication (Y). Regressive
equation is Y= 36.270+0,606X. It means in every 1 multiple point spiritual
guidance value, interpersonal communication ability increases 36.270+0,606. The
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya yang telah penulis alami selama proses penulisan
skripsi ini sampai selesai. Penulis menyadari bahwa proses penulisan skripsi ini
dapat diselesaikan berkat bantuan dan keterlibatan banyak pihak baik langsung
maupun tidak langsung membantu proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu
penulis mengucapkan limpah terimakasih serta penghargaan yang tulus kepada:
1. Bapak F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd., selaku dosen utama yang dengan sepenuh
hati dan kesabaran mendampingi, mengarahkan, memberikan masukan yang sangat berguna dalam seluruh proses penulisan skripsi ini sampai selesai.
2. Rm. Dr. B. A. Rukiyanto, SJ., selaku dosen pembimbing akademik sekaligus
penguji II yang setia membimbing dan memberi masukan selama proses penulisan skripsi ini sampai selesainya.3. Bapak Banyu Dewa, HS, S.Ag., M.Si., selaku dosen penguji III yang memberi semangat kepada penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi.
4. Kaprodi IPPAK-USD, Drs. H.J. Suhardiyanto, SJ., yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk menyusun skripsi dan melakukan penelitian dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.
5. Segenap dosen prodi IPPAK-USD, yang telah membekali penulis dengan
berbagai ilmu pengetahuan yang dapat penulis gunakan sebagai bekal hidup yang berharga.
7. Sr. Adelberta, KSFL, selaku Pemimpin Umum Kongregasi Suster Fransiskan
Santa Lusia (KSFL) yang memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian kepada para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah.
8. Sr. Gerarda, KSFL, yang membantu penulis dalam mendistribusikan koesioner
untuk para suster yang tersebar di berbagai komunitas yang ada di Sumatera Utara dan mengembalikan sesuai dengan waktu yang penulis harapkan.
9. Teman-teman angkatan 2008/2009 yang dengan sepenuh hati dan ketulusan
mendukung, memotivasi penulis sampai selesainya skripsi ini.
10. Orang tua dan segenap keluarga yang selalu mencintai dan mendoakan penulis
dalam menjalani panggilan dan perutusan studi ini.
11. Para saudariku, suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah
yang bersedia memberikan waktu dan bantuannya kepada penulis sehingga penulis dapat melakukan penelitian.
12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang mencintai
mendoakan, memberikan perhatian yang tulus kepada penulis dalam menempuh studi di IPPAK sampai selesainya skripsi ini.Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam
menyusun skripsi ini sehingga masih jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran para pembaca yang bisa membangun demi perbaikan skripsi
ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.Yogyakarta, 24 Oktober 2012 Penulis Tantika Lumban Gaol
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .. ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv MOTTO . ................................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... vii ABSTRAK .. .............................................................................................................. viii ABSTRACT ................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR . ............................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xiii BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................
1
1 A. Latar Belakang .............................................................................................
10 B. Identifikasi Masalah .....................................................................................
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 10
11 D. Rumusan Permasalahan ...............................................................................
11 E. Tujuan Penelitian .........................................................................................
12 F. Manfaat Penulisan. .......................................................................................
12 G. Metode Penulisan .........................................................................................
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS .....................................................
14
14 A. Bimbingan Rohani ..............................................................................................
14
1. Pengertian dan Tujuan Bimbingan Rohani ..................................................
16
2. Prinsip-prinsip Bimbingan Rohani ..............................................................
16 a. Komunikasi Pribadi .................................................................................
17 b. Berdasarkan Pandangan Iman .................................................................
17 c. Sharing ....................................................................................................
17 d. Membimbing ...........................................................................................
3. Model-model dalam Bimbingan Rohani ......................................................
18
18 a. Bimbingan Rohani menurut Isinya .........................................................
18 1) Bimbingan bagi Para Awam ...............................................................
19 2) Bimbingan bagi Para Imam ................................................................
20 (a) Bidang Manusiawi .........................................................................
21 (b) Bidang Rohani ...............................................................................
22 (c) Bidang Intelektual ..........................................................................
23 (d) Bidang Pastoral ..............................................................................
23 (e) Bidang hidup bersama/cinta persaudaraan ....................................
24 3) Bimbingan bagi Para Biarawan- Biarawati ........................................
25 (a) Keperawanan .................................................................................
25 (b) Kemiskinan ....................................................................................
26 (c) Ketaatan .........................................................................................
26 b. Bimbingan Rohani menurut Pelaksanaan dan Prosesnya .......................
26 1) Bimbingan yang Edukatif dan Informatif ...........................................
27 2) Bimbingan yang Kebapaan atau Keibuan ..........................................
27 3) Bimbingan Rohani dalam Persahabatan .............................................
28 4) Proses Bimbingan Rohani ..................................................................
28 (a) Pembuka ......................................................................................
28 (b) Inti ...............................................................................................
29 (3) Proses Inti dalam Bimbingan Rohani bentuk Persahabatan ..
29 (c) Penutup .........................................................................................
c. Bimbingan menurut Situasi Konkret dan Kebutuhan Orang yang Dibimbing ................................................................................................... 30 30 1) Bimbingan bagi Kaum Muda .............................................................
30 2) Bimbingan bagi Keluarga ...................................................................
31 3) Bimbingan bagi Orang yang Mengatasi Krisis Hidup ....................... 4) Bimbingan bagi Orang yang akan memilih Panggilan Hidup ................ 31
4. Peranan Pembimbing Rohani .......................................................................
32
32 a. Membimbing ...........................................................................................
32 b. Sahabat dan Teman Perjalanan ...............................................................
33 c. Penopang .................................................................................................
33 d. Teladan ....................................................................................................
B. Kemampuan Komunikasi Antarpribadi .................................................................
34
34
1. Pengertian Komunikasi secara Umum .............................................................
36
2. Unsur-unsur dalam Komunikasi .......................................................................
37
a. Pengirim Berita atau Komunikator ..............................................................
37
b. Medium atau Bentuk Pesan .........................................................................
37
c. Komunikan ...................................................................................................
38
d. Prosedur Pengiriman Pesan ..........................................................................
38
e. Tanggapan/ reaksi ........................................................................................
39
3. Pengertian Komunikasi Antarpribadi ...............................................................
40
4. Syarat-syarat terjadinya Komunikasi Antarpribadi ..........................................
40
a. Pembukaan Diri (self-disclousure) ..............................................................
42
b. Saling Membangun Kepercayaaan ..............................................................
43
c. Saling Mendengarkan dan Memahami ........................................................
43
d. Saling mengungkapkan Perasaan secara verbal dan secara Nonverbal .......
44
e. Saling Menerima dan Mendukung ...............................................................
44 5. Tingkat Komunikasi Antarpribadi ....................................................................
47
1. Kerangka Pikir ..................................................................................................
48
2. Hipotesis .....................................................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................
49
49 A. Jenis Penelitian .................................................................................................
49 B. Desain Penelitian ..............................................................................................
50 C. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................................
50 D. Populasi dan Sampel .........................................................................................
51 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................................................
51 1. Variabel Penelitian .......................................................................................
51 2. Definisi Konseptual Variabel .......................................................................
52 3. Definisi Operasional Variabel ......................................................................
52 a. Bimbingan Rohani .................................................................................
52 b. Kemampuan Komunikasi Antarpribadi ..................................................
52 4. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................
53 5. Instrumen Penelitian ...................................................................................
54 6. Kisi-kisi Penelitian ......................................................................................
55 7. Pengembangan Instrumen ............................................................................
55 a. Uji Coba Terpakai ...................................................................................
56 b. Uji Validitas ............................................................................................
57 c. Uji Reliabilitas ........................................................................................
57 8. Deskripsi Data ..............................................................................................
58 a. Bimbingan Rohani ..................................................................................
59 b. Kemampuan Komunikasi Antarpribadi ..................................................
59 F. Uji Persyaratan Analisis ...................................................................................
59 1. Uji Normalitas Data .....................................................................................
60 2. Uji Linieritas Regresi ...................................................................................
61 3. Uji Homokedastisitas ...................................................................................
61 G. Uji Hipotesis .....................................................................................................
63
1. Uji Persyaratan Analisis ...............................................................................
63 a. Uji Normalitas .........................................................................................
65 b. Uji Linieritas ...........................................................................................
65 c. Uji Homokedastisitas ..............................................................................
67
2. Deskripsi Data ..............................................................................................
67 a. Bimbingan Rohani ..................................................................................
68 1) Pembimbing .......................................................................................
69 2) Proses ..................................................................................................
71 3) Terbimbing ........................................................................................
72 4) Tujuan .................................................................................................
74 b. Kemampuan Komunikasi Antarpribadi ..................................................
75 1) Menerima Pesan .................................................................................
77 2) Menyampaikan Pesan .........................................................................
78 3) Suasana ...............................................................................................
80 B. Uji Hipotesis ...................................................................................................
85 C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................
90 D. Refleksi Kateketis ..........................................................................................
90
1. Pengertian dan Tujuan Katekese ..................................................................
90 a. Katekese sebagai Pendidikan Iman .......................................................
91 b. Katekese sebagai Komunikasi Iman .....................................................
92 1) Unsur- unsur Komunikasi dalam Katekese ......................................
92 a) Bebas .........................................................................................
93 b) Dinamis .....................................................................................
93 c) Terbuka .....................................................................................
93 d) Terencana ..................................................................................
94
2. Proses dalam Katekese .................................................................................
95
3. Aspek Kateketis dalam Bimbingan Rohani .................................................
96
4. Aspek kateketis dalam Komunikasi Antarpribadi .......................................
E. Keterbatasan Penelitian .....................................................................................
97
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................
99
99 A. Simpulan ......................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 103
LAMPIRAN ............................................................................................................... 105
Lampiran 1 : Kata Pengantar Koesioner .......................................................... (1)Lampiran 2 : Petunjuk pengisian Koesioner ..................................................... (2) Lampiran 3 : Koesioner Variabel X dan Variabel Y ........................................ (3) Lampiran 4 : Analisis Validitas Variabel X .................................................... (8) Lampiran 5 : Analisis Validitas Variabel Y .................................................... (9) Lampiran 6 : Tabel Total Variabel X dan Y .................................................... (10) Lampiran 7 : Tabel Descriptive Statistics ........................................................ (11) Lampiran 8 : Doa Damai Santo Fransiskus ..................................................... (12)
DAFTAR SINGKATAN A Singkatan Dokumen Gereja CT : Catechesi Tradendae OT: Optatam Totius PC : Perfectae Caritatis KWI : Konferensi Waligereja Indonesia PKKI: Pertemuan Kateketik antar-Keuskupan se-Indonesia KHK : Kitab Hukum Kanonik
B Singkatan dalam Penelitian ANOVA : Analisys of Variance Dev : Deviasi Ho : Hipotesis nol H1 : Hipotesis alternatif SPSS : Statistical Product and Service Solutions Std : Standard Sig : Signifikansi
C Singkatan lain KSFL : Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia LR : Latihan Rohani.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai luhur panggilan seorang religius adalah kesalehan hidup rohaninya. Ia dipanggil untuk menghadirkan satu bentuk hidup yang sepenuhnya dijiwai oleh Kristus. Supaya keluhuran panggilan seorang religius itu tetap terjaga perlu usaha
dari orang-orang terpanggil itu dan tentu saja bersama rahmat Allah. Kristus juga
menuntut kerjasama dari pihak manusia yakni setiap religius harus bertekun
dalam mengembangkan hidup rohaninya, oleh karena itu para calon religius dan
para religius perlu dibantu dan diarahkan untuk memahami maksud Allah yang
memanggilnya.Dewasa ini banyak kaum religius kurang memperhatikan hidup
rohaninya karena terlalu sibuk di dalam karya pelayanan. Mereka kurang
menyediakan waktu untuk menyepi, masuk ke dalam keheningan batin. Oleh
karena itu, banyak kaum religius yang mengalami krisis panggilan, muncul rasa
bosan, kurang puas akan berbagai fasilitas yang tersedia, mudah mengeluh, mudah
merasa jenuh dan lelah dalam karya. Setiap pribadi religius semestinya
mengusahakan keseimbangan antara hidup rohani dan hidup karya nyata. Untuk
itu, seorang religius harus meluangkan waktu untuk membenahi hidup rohaninya.
Salah satu bentuk pembinaan dalam kongregasi Fransiskan Santa Lusia
luput dari tuntutan itu seturut semangat Santo Fransiskus Asisi, para suster KSFL
harus menjaga keseimbangan hidup rohani dan karya pelayanannya. Oleh karena
itu, keanggotaan di dalam KSFL dibedakan menjadi tiga bagian yaitu; yunior,
medior dan senior. Tujuan dari pentahapan tersebut adalah agar pendampingan
dan pembinaan hidup rohani para suster dapat optimal dan sesuai dengan
kebutuhan para suster yang bersangkutan. KSFL menyediakan berbagai program
pembinaan bagi semua suster baik yunior, medior maupun senior. Akan tetapi
peneliti hanya memfokuskan perhatian pada pembinaan melalui bimbingan rohani
karena sampai sekarang program ini masih secara intensif dilaksanakan khususnya
bagi para suster yunior yang berkaul kekal lima tahun.Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL) didirikan oleh Muder
Lusia Dierckx pada tanggal 15 oktober 1847 di Meersel-Belgia. Kemudian para
suster KSFL dari Belanda mengembangkan karya ke Indonesia tepatnya pada
tanggal 03 Oktober 1925. Pada awal berdirinya Kongregasi ini bernama:
Kongregasi Peniten Rekolektin Ordo III Reguler Santo Fransiskus Asisi yang
sekarang dikenal dengan nama: Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia
(KSFL). Dalam tulisan ini peneliti memfokuskan kepada para suster yunior dan
suster kaul kekal usia lima tahun yang terdiri dari ± 60 orang yang sedang
menjalani dan sudah mengalami bimbingan rohani.Masa Yuniorat dimulai sejak seorang suster mengucapkan kaul pertama sampai mengucapkan kaul kekal. Masa Yuniorat merupakan masa pengembangan, pendalaman tentang cara hidup kongregasi dan pematangan lebih lanjut serta persiapan intensif untuk pilihan status hidup melaksanakan pengutusannya dengan penuh dedikasi (Konstitusi pasal 2: 32).
Pada tahap yunior para suster masih harus menjalani pembinaan secara
intensif sebelum mereka bergabung secara definitif dalam Kongregasi Suster
Fransiskan Santa Lusia dengan pengikraran kaul kekal. Salah satu program
pembinaan adalah dalam bentuk bimbingan rohani secara pribadi. Adapun isi dari
bimbingan rohani ini meliputi lima aspek pembinaan, yaitu aspek kepribadian,
Fransiskan, hidup religius yang terdiri dari kaul, doa dan karya kerasulan. Aspek
kepribadian bertujuan membantu para suster untuk mengenal dan menerima diri
apa adanya, mampu mengendalikan diri, memiliki semangat, mampu membangun
komunikasi antarpribadi dalam komunitas maupun di luar komunitas. Aspek
karisma bertujuan membantu para suster semakin terbuka akan rahmat panggilan
dan menghayati karisma dan spiritualitas kongregasi. Aspek Fransiskan bertujuan
membantu para suster agar semakin menghayati Injil secara radikal dengan
semangat pengosongan diri, kegembiraan dalam persaudaraan, dan pertobatan
terus-menerus sebagaimana dihidupi dan dihayati oleh Bapa Fransiskus Asisi.
Aspek hidup religius bertujuan untuk membantu para suster agar semakin
menumbuhkembangkan semangat doa, latihan rohani, askese dan menghayati
ketiga kaul sedangkan aspek karya kerasulan bertujuan untuk membantu para
suster melakukan pelayanan dengan sepenuh hati kepada siapapun mereka diutus untuk melayani. hidup sesuai dengan semangat kongregasi secara konsekwen dan konsisten (Konstitusi pasal 2: 13) Pada kenyataannya para suster terkesan sering mengalami persoalan dalam
hidup berkomunitas yang diakibatkan oleh antara lain kurangnya kemampuan
dalam komunikasi antarpribadi yang menimbulkan salah paham, curiga, saling
mendiamkan, karena tidak mampu mengkomunikasikan perasaan, pikiran
masing-masing secara jujur dan terbuka. Kenyataan di atas membuat suasana
dalam komunitas tidak nyaman dan dalam kondisi demikian mempengaruhi
seluruh gerak hidup baik di komunitas maupun karya. Semestinya hidup
persaudaraan dalam komunitas menyuburkan semangat pelayanan para suster
dalam berbagai bidang yang mereka geluti.Panggilan hidup sebagai religius pada zaman ini dihadapkan dengan
sejumlah tantangan. Tantangan zaman ditandai oleh hal-hal yang bersifat instan
cukup banyak orang muda yang masuk sebagai calon anggota tarekat religius
tergolong dalam generasi instan yang memiliki kecenderungan ingin langsung
hidup enak, tidak memiliki kesabaran dan daya tahan untuk memulai sesuatu dari
bawah, cepat menyerah bila berhadapan dengan kesulitan. Kenyataan ini tampak
dari lebih mudahnya orang berganti haluan dalam memilih jalan hidup ketika
mengalami keraguan atau kesulitan. Adanya gejala individualisme semakin
banyak ditemukan misalnya: kuatnya keinginan untuk mengejar aktualisasi diri,
sulitnya membangun hidup berkomunitas dan semangat kebersamaanMasalah tersebut berangkat dari situasi zaman yang terus berubah dan
Perubahan-perubahan antara lain berkaitan dengan kemajuan dibidang ilmu
pengetahuan, kemajuan dalam bidang teknologi dan informasi. Kemajuan-
kemajuan ini disatu sisi menggambarkan kemajuan peradaban manusia. Namun
disisi lain kemajuan-kemajuan tersebut semakin membuat manusia terasing dari
dirinya sendiri dan lebih parah lagi bisa menjadi sumber yang merusak manusia
dan dunianya (Sudiarja, 2003: 11).Dalam kenyataan kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa
pengaruh terhadap perkembangan pribadi para suster. Apabila pribadi suster
kurang matang akan mudah terpengaruh terhadap tawaran-tawaran zaman karena
tidak mempunyai sikap dan prinsip yang kuat dan tangguh.Menanggapi permasalahan di atas kongregasi berupaya meningkatkan
pembinaan hidup religius agar para suster yunior semakin memiliki pribadi yang
matang dan tangguh sehingga tidak mudah terpengaruh terhadap tantangan dan
situasi baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya. Para suster yunior
diharapkan selalu bertumbuh dan berkembang, oleh karena itu perlu dibimbing
dan diarahkan untuk menemukan nilai-nilai hidup dan spiritualitas yang hakiki.
Maka menurut penulis para suster perlu mendapat pendampingan dan bimbingan
yang tepat dan intensif sehingga mereka semakin memiliki kecakapan dalam
komunikasi antarpribadi dan melalui kemampuan berkomunikasi antarpribadi baik
dengan pembimbing rohani maupun dalam komunitas akan membantu mereka
menjalani panggilan dengan penuh kegembiraan.
sebagai pembimbing rohani. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh bimbingan
rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi. Dalam hal ini pembimbing
rohani mempunyai peluang untuk mengikuti perkembangan pribadi para suster
yunior melalui bimbingan rohani yang intensif di samping itu pembimbing rohani
mempunyai tanggung jawab utama sebagai fasilitator untuk membantu
perkembangan para suster dalam mencapai kemampuan komunikasi antarpribadi.
Dari pengamatan awal penulis, para suster yunior kurang memahami arti
bimbingan rohani dan tujuan bimbingan rohani, sehingga banyak di kalangan
yunior kurang memanfaatkan bimbingan rohani sebagai kesempatan untuk
berkomunikasi dengan pembimbing sedangkan pembimbing sering juga bukan
sebagai pribadi yang sungguh-sungguh mendengarkan terbimbing sehingga
kurang membantu terbimbing untuk sampai pada kemampuan komunikasi
antarpribadi. Oleh karena itu penulis ragu apakah para suster yunior sungguh-
sungguh tahu arti dan tujuan bimbingan rohani. Karena bila tidak memahami
esensi dari bimbingan rohani mengakibatkan kurang memanfaatkan bimbingan
rohani sebagai ajang untuk belajar dengan mengkomunikasikan seluruh diri dan
pergulatannya. Bimbingan rohani yang efektif akan membantu suster yunior
dalam memaknai dan mengolah berbagai pergulatan hidup sehingga suster yunior
sungguh mencapai kemampuan dalam komunikasi antarpribadi.Bimbingan rohani penting bagi para suster yunior karena menjadi sarana
untuk berkomunikasi dengan pembimbing rohani dan merupakan kesempatan bagi
panggilan sebagai religius dalam hidup sehari-hari. Pertemuan yang intensif
antara suster terbimbing dengan pembimbing rohani akan menjadi efektif apabila
dalam pertemuan terjadi komunikasi yang didasari kepercayaan satu sama lain
dan akhirnya dapat terbuka dan jujur untuk menyampaikan seluruh diri dan
bersama-sama mengolah pengalaman dan pergulatannya dengan baik.Dalam konteks bimbingan rohani syarat keterbukaan tampak bila suster
terbimbing mengungkapkan dengan jujur dan terbuka akan pengalaman jatuh dan
bangun, suka dan duka dalam menghayati karisma, persaudaraan dalam
komunitas, karya perutusan, hidup doa, ketiga kaul. Pembimbing juga siap dan
terbuka untuk mendengarkan, memberikan peneguhan maupun petunjuk bagi
terbimbing.Dalam bimbingan rohani unsur percaya sangat mendasar dari kedua belah
pihak yakni dari pihak pembimbing maupun terbimbing. Dengan adanya
kepercayaan dari kedua belah pihak akan muncul keterbukaan dan kejujuran
menyampaikan segala pengalaman dan pergulatan. Akhirnya pengalaman jatuh-
bangun, suka-duka itu dapat diolah bersama dan dimaknai khususnya oleh
terbimbing sebagai bagian dari hidupnya dalam menghayati panggilan.
Kesalingpercayaan akan membuat relasi dan komunikasi antar pembimbing dan
terbimbing dapat berjalan dengan baik dan lancar.Seorang pembimbing harus menjadi pendengar yang empatik, karena bila
mendengarkan dengan empatik akan mudah memahami terbimbing. Sikap
baik suka-duka maupun jatuh-bangun dalam menghayati karisma, persaudaraan
dalam komunitas, karya perutusan, hidup doa maupun ketiga kaul. Pembimbing
rohani mampu memahami, menaruh empati, mengarahkannya hingga terbimbing