KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ ANAK TERHADAP ORANG TUA KAJIAN SURAT AL ISRA’ AYAT 23-24 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ ANAK TERHADAP

ORANG TUA KAJIAN SURAT AL ISRA’ AYAT 23-24

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

  

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

  

Muhammad Najib

11112201

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

MOTTO

  

        

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu

mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat

baiklah kepada dua orang ibu-bapa k”.

  

(QS.An Nisa’:36)

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini untuk. . .

  Bapak dan Ibu ; “Jerih payahya tidak akan pernah bisa aku balas”

“Senantisa mencurahkan kasih sayang, dukungan,

dan doa yang tak pernah putus untuk anak-

anaknya, Terimakasih untuk segalanya” Buat kakak dan adik ;

  

“Yang membuatku termotivasi dan semangat untuk

melangkah menuju kesuksesan” Teman-teman PAI angakatan 2012;

“Teruntuk teman-teman PAI angkatan 2012

khususnya sahabat-sahabatku yang selalu

membantu,berbagi keceriaan dan melewati setiap

suka dan duka selama kuliah,terimakasih banyak.”

KATA PENGANTAR

  Puji syukur alhamdulillah, kami ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Aktivitas Lembaga Dakwah Kampus Terhadap Perilaku Sosial Mahasiswa di IAIN Salatiga dapat terselesaikan.

  Dalam penyelesaian penelitian ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak baik berupa materi maupun spiritual. Sehubungan dengan hal tersebut penulis hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih, dan dengan diiringi doa semoga amal baik yang telah di berikan, mendapatkan balasan pahala dari sisi Allah SWT.

  Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan FTIK.

  3. Ibu Siti Rukhayati selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Prof. Dr. Budihardjo, M.Ag selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiranya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam memberikan bimbingan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

  5. Bapak, Ibu dan segenap keluarga yang telah memberikan doa restunya kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

6. Rekan-rekan yang telah membantu penulis hingga terselesainya penelitian ini.

  Karena keterbatasan penulis, penulis menyadari dalam penulisan penelitian ini masih banyak kekurangannya dan penulis berharap saran dan masukan dari para pembaca demi kebaikan penelitian ini.

  Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta dapat menunjang pengembangan ilmu pengetahuan.

  Salatiga, 22 September 2016 Penulis

  

ABSTRAK

  Muhammad Najib. 2016. Konsep Pendidikan Akhlaq Anak Terhadap

  Orang Tua Kajian Surat Al- Isra‟ Ayat 23-24

  Pembimbing: Prof. Dr. Budihardjo, M.Ag

  Kata Kunci: Konsep, Pendidikan, Akhlaq, Q.S Al-

  Isra’ 23-24, al-Qur’an Pendidikan akhlaq merupakan proses membimbing serta terdapat arahan yang benar bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan dan membentuk hati nurani yang baik melalui suatu ajaran maupun keteladanan seseorang. Namun dalam proses pendidikan akhlaq untuk membentuk manusia dipengaruhi oleh hal hal yang tidak hanya oleh komponen komponen yang ikut terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan akhlaq, seperti kurikulum, metode pengajaran, akan tetapi faktor - faktor yang terdapat dalam diri anak, seperti keminatan, karakter dan sifat-sifat bawaan termasuk di dalamnya.

  Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pendidikan akhlaq anak terhadap orang tua?. Bagaimanakah konsep pendidikan akhlaq anak terhadap orang tua berdasarkan surat Al- Isra’ ayat 23-24?.

  Kajian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data utama. Data-data yang terkait dalam penelitian ini dikumpulkan melalui studi pustaka atau telaah, karena kajian berkaitan dengan pemahaman ayat al-Q ur’an. Dalam banyak ayat al-

  Qur’an, Allah sering mengaitkan antara perintah untuk beribadah kepada-Nya dengan perintah untuk berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua dengan cara memperlakukan mereka berdua dengan perlakuan yang baik dan sempurna. Konsep pendidikan akhlak anak kepada orang tua berdasarkan Q.S Al-

  Isra’ ayat 23-24 mengindikasikan bahwa ketaatan kepada orang tua harus dilakukan secara menyeluruh. Menyeluruh artinya dalam seluruh hidup seorang anak, baik kedua orang tua masih hidup atau pun sudah meninggal. Menyeluruh juga bisa diartikan berbakti kepada orang tua secara total baik dengan hati, lisan, maupun anggota tubuh.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i HALAMAN LOGO ......................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii PENGESAHAN ............................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v MOTTO .......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8 D. Penegasan Istilah ..................................................................... 8 E. Kajian Pustaka .......................................................................... 9 F. Kerangka Teoritik ..................................................................... 10 G. Metode Penelitian...................................................................... 13 H. Sistematika Pembahasan............................................................ 14

  BAB II KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ ANAK TERHADAP ORANG TUA A. Kajian Pustaka............. ............................................................. 16 B. Kajian Teori................. ............................................................. 18 1. Pendidikan Akhlaq .......................................................... 18 a. Pengertian dan dasar pendidikan akhlaq ......................... 18 b.Fungsi dan tujuan pendidikan akhlaq ............................. 22 c.

  Metode pendidikan akhlaq .............................................. 25 2. Akhlaq anak kepada orang tua ........................................ 33 a.

  Akhlaq anak ketika orang tua masih hidup ..................... 37 b.Aklaq anak ketika orang tua sudah meninggal ............... 40

  BAB III METODE PENELITIAN A . Jenis penelitian......................................................................... 42 B . Teknik pengumpulan data........................................................ 42 C . Sumber data.............................................................................. 43 D . Teknik analisis data................................................................. . 44 BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN A. Gambaran umum surat Al-Isra’

  1. Deskripsi Q.S Al- Isra’..................................................... 47

  2. Pokok-pokok isi kandungan Q.S Al- Isra’ ....................... 48 B.

  Tafsir Q.S Al Isra’ .................................................................... 51 1 . Ayat dan terjemahan....................................................... 51 2 . Munasabatul ayat............................................................ 51

  3 . Pendapat para ahli tafsir............................................... ... 54 C. Analisis konsep pendidikan akhlaq anak kepada orang tua ..... 62 D.

  Iterpretasi data .......................................................................... 78

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 82 B. Saran ........................................................................................ 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Daftar Riwayat Hidup

  2. Daftar SKK

  3. Surat Pembimbing

  4. Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi

  manusia.Karena hal ini potensi dapat dididik dan mendidik ( Daradjat, 1996: 16 ) . Pendidikan dalam Islam berdasarkan pada al-

  Qur’an dan hadist. Al- Qur’an sendiri sebagai sumber utama dalam pendidikan Islam karena mengandung konsep yang berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Secara garis besar, ajaran dalam al-

  Qur’an terdiri dari dua prinsip, yaitu y ang berhubungan dengan amal yang disebut syari’ah.

  Keimanan merupakan keyakinan yang ada dalam hati manusia. Sedangkan amal merupakan perbuatan manusia dalam hubungannya dengan Allah, diri sendiri, sesama dan lingkungan, serta dapat dikatakan bahwa amal merupakan aktualisasi dari iman.

  Manusia adalah makhluk yang sangat menarik, oleh karena itu manusia menjadi sasaran studi sejak dahulu, kini dan kemudian hari.

  Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan hidupnya. Pendidikan untuk memelihara dan membina hubungan baik sesama manusia dengan mengembangkan cara dan gaya hidup yang selaras dengan nilai dan norma yang disepakati bersama sesuai dengan nilai dan norma agama ( Ali Daud, 2004: 10 ).

  Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak ternilai harganya, sebagai anugerah Allah yang diberikan kepada makhluk lainnya, yaitu "akal". Sekiranya manusia tidak diberi akal niscaya keadaan dan perbuatan akan samadengan hewan. Dengan adanya akal, segala anggota manusia, gerak dan diamnya, semua berarti dan berharga. Islam merupakan agama ilmu dan akal, sehingga sebelum Islam membebankan umatnya memperoleh kepentingan dunia, Islam lebih dahulu mewajibkan untuk mencerdaskan akal, sehinggahidup sejalan dengan semangat al-

  „adalah

  (keadilan), al-haq (kebenaran), dan al mashalih al- ammah ataukemaslahatan umum (Husein, 2004: 36 ).

  Melihat betapa pendidikan memegang peranan yang penting dalam menentukan moral bangsa, maka tidak dapat disalahkan apabila pendidikan yang gagal merupakan penyebab terjadinya dekadensi moral. Pendidikan akhlak Islam diartikan sebagai latihan mental dan fisik yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah. Pendidikan akhlak Islam berarti juga menumbuhkan personalitas atau kepribadian dan menanamkan tanggung jawab. Oleh karena itu, jika berpredikat muslim benar-benar menjadi penganut agama yang baik seharusnya menaati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap tercurahkan (Abdullah, 2007: 19).

  Pendidikan akhlaq merupakan proses membimbing serta terdapat arahan yang benar bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan dan membentuk hati nurani yang baik melalui suatu ajaran maupun keteladanan seseorang. Namun dalam proses pendidikan akhlaq untuk membentuk manusia dipengaruhioleh hal hal yang tidak hanya oleh komponen-komponen yang ikut terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan akhlaq, seperti kurikulum, metode pengajaran, akan tetapi faktor-faktor yang terdapat dalam diri anak, seperti keminatan, karakter dan sifat-sifat bawaan termasuk di dalamnya tentang hereditas.

  Anak merupakan dambaan bagi setiap orang tua,kehadirannya sangat dinantikan setiap keluarga, sebagai penerus keturunan orang tua.

  Disisi lainanak adalah amanah dan anugerah Allah SWT, sebagai orang tua bertanggungjawab untuk merawat, mengasuh dan mendidiknya agar menjadi insan kamil, insan yang bertaqwa kepada Allah SWT, sehat jasmani, rohani dan bergunabagi keluarga dan masyarakat.Dalam memperhatikan anak seharusnya dilihatsecara keseluruhannya, dari pendidikannya, pergaulan, serta masa depannya. Dengan harapan sebagai orang tua, anak mampu menjadi manusia yang bias bertanggung jawab apa yang dilakukannya.

  Ajaran pendidikan ini membahas tentang baik dan buruknya suatu perbuatan. Oleh karena itu, dalam memberikan latihan mental maupun fisik dalam melaksanakan suatu tugas sebagai manusia yang mempunyai potensi untuk menumbuhkan kepribadian yang lebih baik, dengan cara mendidik, kecerdasan berpikir baik dan memberikan latihan mengenai suatu aklaq harus bersifat formal maupun informal. Dalam hal ini akal berperan penting dalam daya pikirannya untuk memecahkan dan menemukan suatu kehidupan menjadi lebih baik dan mengikuti norma- norma yang ada.

  Pendidikan akhlaq erat hubungannya dengan tanggapan hidup, maka dari itu suatu latihan untuk membentuk suatu kebiasaan serta memberikan teladan baik merupakan suatu keharusan cara pendidikan akhlaq dalam praktik. Hal ini disebabkan pengaruh pembawaan dan lingkungan dalam menentukan kepribadian yang baik saling terkait yang tidak dapat dipisahkan. Pembawaan tidak dapat begitu saja diubah oleh kondisi lingkungan dan tidak dapat diciptakan, lingkungan juga tidak dapat lepas dari pengembangan pembawaan.Kurang adanya dukungan kondisi pembawaan dan lingkungan akan berakibat kurang maksimalnya suatu kepribadian yang baik dalam pendidikan etika.

  Orang tua dan anak adalah satu ikatan dalam jiwa.Dalam keterpisahan raga, jiwa mereka bersatu dalam ikatan keabadian.Tak seorang pun dapat menceraiberaikannya.Ikatan itu dalam bentuk hubungan emosional antara anak dan orang tua yang tercermin dalam perilaku (Djamarah,2004:27) Meskipun suatu saat misalnya, ayah dan ibu mereka sudah bercerai karena suatu sebab, tetapi hubungan emosional antara orang tua dan anak tidak terputus. Sejahat-jahatnya ayah adalah tetap orang tua yang harus dihormati.Lebih terhadap ibu yang telah melahirkan dan membesarkan.Bahkan dalam perbedaan keyakinan agama sekalipun antara orang tua dan anak, maka seorang anak tetap diwajibkan menghormati orang tua sampai kapanpun.

  Setiap orang tua yang memiliki anak selalu ingin memelihara, membesarkan, dan mendidiknya.Seorang ibu yang telah melahirkan tanpa ayahpun memiliki naluri untuk memelihara, membesarkan, dan mendidiknya, meski terkadang harus menanggung beban malu yang berkepanjangan. Sebab kehormatan keluarga salah satunya ditentukan oleh bagaimana sikap dan perilaku anak dalam menjaga nama baik keluarga.

  Lewat sikap dan perilaku anak nama baik keluarga dipertahankan. Seorang anak menurut ajaran Islam diwajibkan berbuat baik kepada ibu dan ayahnya, dalam kejadian bagaimanapun.Karena hal itu merupakan bentuk akhlaq seorang anak terhadap orang tua yang telah berjasa besar kepadanya. (Djatmika, 1996: 204). Dalam kajian ini adalah al-

  Qur’an surat al-Isra’ ayat 23-24 yang berbunyi :

  

           

            

          

   

  Artinya :“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

  

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya

atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka

sakali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkatan "ah"

dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka

perkataan yang mulia. Dan rendahkan;ah dirimu terhadap mereka berdua

  

dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : "Wahai Tuhanku, kasihilah

mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu

kecil ." (Q.S. Al Isra' : 23-24)

  Ayat di atas mengandung perintah kewajiban untuk mengEsakan AllahSWT, serta berbuat baik terhadap orang tua baik dari segi perkataan,perbuatan dan perintahperkataan yang mulia kepada mereka. Ini berbedadengan perkataan yang benar, meskipun apa yang disampaikan benar namunperkataan mulia lebih utama dandiharapkan dalam berkomunikasi kepadakedua orang tua. Hal ini menunjukkan suatu akhlak kepada AllahSWT dan orang tua.Tentunya sangat disadari semua itu ajakan bagi kaum muslimin dalam ibadah, mengikhlaskan diri,tidak mempersekutukan-Nya danmemperlakukan sebaik mungkin sesuai anjuran al- Qur’an terhadap orang tua (Quraish Shihab, 2005: 443).

  Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dinamakan pertama karena dalam keluargalah seorang anak pertama-tama menerima pendidikan dan bimbingan. Begitu juga dikatakan utama, karena sebagian besar kehidupan anak dilalui dalam keluarga(Hasbullah, 2005: 38). Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak pada usia dini, karena pada usia- usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidiknya (Zuhairini, 1995: 177).

  Kepribadian dapat terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai - nilai yang diserap dalam pertumbuhan dan perkembangannya,terutama padatahun-tahun pertama dari umurnya.Apabila nilai-nilai agama banyak masuk ke dalam pembentukan kepribadian seseorang, maka tingkah laku orang tersebut akan banyak diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-nilai agama.

  Disinilah letak pentingnya pengalaman dan pendidikan pada masa - masa pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Betapapun sederhananya pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga tetaplah sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadian anak. Karena dari keluargalah pertumbuhan fisik dan mental anak dimulai. Bahkan dalam Islam, sistem pendidikan keluarga ini dipandang sebagai penentumasa depan anak (Halim,2003:86).

  Kehadiran agama islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW diyakini dapat menjamin dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progesif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual.

  Al- Qur’an itulah yang menjadi landasan penegakan moral tersebut. Keberadaan fungsi al-

  Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai sumber ajaran Islam yang pertama, banyak sekali ayat-ayat al- Qur’an yang mengandung pelajaran yang bersifat pendidikan (Abdullah, 2006: 19).

  Agama Islam adalah agama yang berpegang pada nilai akal. Dengan diberlakukannya hujah-hujah atau dalil-dalil yang didasarkan pada akal dalam menentukan hukum syari’at sehingga suatu ilmu yang didasari dengan nalar atau kognitif.

  Dari paparan di atas penulis merasa tertarik membahas masalah tersebut. Maka, dalam hal ini penulis ingin membuat penelitian dengan judul KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ ANAK TERHADAP

  ORANG TUA ( Surat Al- Isro’ ayat 23-24 ).

  B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimanapendidikan akhlaq anak terhadap orang tua? 2. Bagaimana implementasi konsep pendidikan akhlaq anak terhadap orang tua dalam surat al- isra’ ayat 23-24 dengan realita kehidupan sekarang?

  C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui pendidikan akhlaq anak kepada orang tua.

  2. Untuk mengetahui implementasi konsep pendidikan akhlaq anak terhadap orang tua dalam surat al- isra’ ayat 23-24 dengan realita kehidupan sekarang.

  D. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul skripsi ini, maka penulismerasa perlu memberikan penjelasan beberapa istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “KONSEP

PENDIDIKAN AKHLAQ ANAK

  TERHADAPORANG TUA( Q. S al-

  Isra’ Ayat 23-24)

1. Konsep

  Konsep adalah rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Pengertian di sini ruang lingkup tentang suatu nilai terhadap pendidikan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008:748).

  2. Pendidikan Akhlaq

  Dalam kamus Al Munawwir berarti menciptakan,

   َقَلَخ قُل ْخَي membuat, memulai, menghasilkan, menimbulkan.

  Akhlak adalah bagian yang membicarakan masalah baik dan buruk dengan ukuran wahyu atau al- Qur’an dan hadits

  Etika adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang persoalan baik dan buruk berdasarkan akal pikiran manusia.

  Moral adalah suatu hal yang berkenaan dengan baik dan buruk dengan ukuran tradisi dan budaya yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang.

  Jadi dalam hal ini moral dan etika itu termasuk dalam bagian akhlak yang sangat berhubungan erat (Daud Ali, 2008).

  3. Orang Tua

  Orang tua adalah “setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut ibu –bapak” ( Nasution, 1985: 1).

E. Kajian Pustaka

  Kajian pustaka adalah suatu istilah untuk mengkaji bahan atau literature kepustakaan (literature review). Bentuk kegiatan ini yaitu memaparkan dan mendeskripsikan pengetahuan, argumen, dalil, konsep, atau ketentuan-ketentuan yang pernah diungkapkan dan diketemukan oleh peneliti sebelumnya yang terkait dengan objek masalah yang hendak dibahas. Adapun karya-karya yang mendukung dan dijadikan kajian pustaka sebagai berikut:

  Pertama, Penelitian yang ditulis oleh saudara Mustaghfirin tentang

  pandangan Franz Magnis Suseno tentang Etika dan Relevansi dengan Pendidikan Islam . Skripsi ini memaparkan tentang mengatur sikap tingkah laku manusia terhadap dirinya, orang lain, sesama makhluk dan Tuhan sebagai Maha Pencipta (Mustaghfirin, 2009).

  Kedua , Penelitian yang dilakukan oleh saudari Umi Munadzirah

  tentang prinsip-prinsip pendidikan akhlak dan aktualisasinya dalam pembinaan kepribadian muslim : kajian terhadap surat al-Hujurat 11-13 yang membahas tentang prinsip-prinsip pendidikan akhlak menurut surat al-Hujurat ayat 11-13 dalam pembentukan kepribadian muslim (Munadziroh, 2007).

  Penelitian yang dikaji oleh penulis menfokuskan tentang pendidikan etika yang berhubungan dengan adab sopan santun kepada kedua orang tua yaitu dalam surat al-

  Isra’ ayat 23-24. Hal ini terkait dengan hak dan kewajiban anak terhadap orang tua atau sebaliknya.

F. Kerangka Teoritik

1. Pendidikan Akhlaq Bagi Anak dan Orang Tua dalam Keluarga

  Pendidikan akhlaq dapat direalisasikan dengan berbagai cara, baik positif maupun negatif. Adapun cara positif dengan memberi teladan yang baik, latihan untuk membentuk kebiasaan, memberi perintah, memberi pujian,dan hadiah. Sedang cara negatif dengan memberikan berbagai bentuk larangan, memberikan suatu teguran dan celaan serta memberikan hukuman.Penilaian manusia tentang buruk dan baiknya dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari (Abdullah, 2006: 56).

  Keluarga merupakan persekutuan terkecil dari masyarakat yang luas,pangkal kedamaian dan ketentraman hidup terletak pada keluarga yang dikepalai oleh kedua orang tua. Begitu pentingnya peranan yang dimainkan oleh keluarga dalam mendidik anak-anaknya. Maka dalam berbagai sumber bacaan mengenai kependidikan, keluarga selalu disinggung dan diberi peran yang penting. Karena pada hakekatnya, pembentukan kepribadian anak terjadi di lingkungan keluarga. Sebagaimana dalam al-

  Qur’an dalam surat at-Tahrim ayat 6:

                        

  Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

  keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia

  dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

  Ayat di atas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah. Hal ini ayah dan ibu mempunyai peran penting dalam keluarga. Kedua orang tua bertanggung jawab terhadap anak- anak dan juga pasangan masing-masing bertanggung jawab atas kelakuannya. Ayah dan ibu tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang diliputi oleh nilai-nilai agama serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis (Quraish Shihab, 2002: 327).

  2. Gambaran al- Qur’an Pendidikan Akhlaq bagi Anak terhadap Orang Tua

  Al- Qur’an telah menjelaskan pendidikan akhlaq bagi anak dan orang tua dalam kehidupan. Hal ini dalam al-

  Qur’an surat al-Isra’ ayat 23-24:

                                         

  Artinya :” Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan

  menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak

  mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

3. Konsep Pendidikan Akhlaq Anak Terhadap Orang Tua

  Di dalam kehidupan keluarga orang tua merupakan cermin masa depan anak-anaknya. Anak dan orang tua mempunyai kewajiban masing-masing dalam keluarga. Anak berkewajiban untuk berbuat baik serta menghormati dan menghargai orang tua dalam hidupnya. Sedang orang tua mempunyai kewajiban dalam merawat, mendidik sehingga terbentuknya kepribadian yang baik.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

  Kajian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data utama. Data-data yang terkait dalam penelitian ini dikumpulkan melalui studi pustaka atau telaah,karena kajian berkaitan dengan pemahaman ayat al-

  Qur’an. Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode mengkaji beberapa sumber buku pendidikan Islam sebagai library research yaitu: penelitian kepustakaan (Hadi, 2001: 9).

  Maksudnya dalam penelitian ini mencari nilai yang terkandung dalam al- Qur’an surat al-Isra’ ayat 23-24 dari berbagai tafsir yang merupakan interpretasi dari para mufassir dalam memahami isi, maksud maupun kandungan yang ada dalam ayat tersebut sehingga akan mempermudah dalam kajian ini.

  2. Sumber Data

  Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

  Sumber data primer: sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya (Surackhmat,1998:134). Dalam hal ini al- Qur’an dan tafsir- tafsirnya surat al-

  Isra’ ayat 23-24,seperti tafsir al-Maraghi, tafsir Ibnu Kastir, tafsir al- Qur’anul Majid an-Nuur, dan tafsir al-Misbah.

  3. Metode Analisis Data

  Dalam menganalisis data, penulis berusaha menjelaskan polauraian yang signifikan terhadap analisis. Adapun metode yang digunakan adalah Metode

  Mawdhu’i yaitu menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan menghimpun ayat-ayat al- Qur’an yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama membicarakan satu topik dan menyusunnya berdasar kronologi, walaupun ayat-ayat tersebut cara turunnya berbeda waktu, dan tempat turunnya (Budihardjo, 2012: 150).

H. Sistematika Pembahasan

  Penulisan karya ilmiah harus bersifat sistematis, di dalam penulisan skripsi ini pun harus dibangun secara berkesinambungan. Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang isinya adalah sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan ini berisi latar belakang, penegasan istilah, rumusan masalah,tujuan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

  BAB II Memaparkan tentang Landasan Teori yang meliputi kajian pustaka dan tinjauan pustaka yang di dalamnya membahas tentang pendidikan akhlak anak yang di dalamnya membahas pengertian dan dasar pendidikan akhlak, fungsi dan tujuan pendidikan akhlak, metode pendidikan akhlak yang meliputi metode teladan, kisah- kisah, nasihat, pembiasaan, hukum dan ganjaran.

  BAB III Bab ini meliputi: Metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data, dan teknik analisis data yang menggunaka n metode maudhu’i.

  BAB IV Bab empat merupakan bab analisis yang meliputi pendidikan akhlaq bagi anak terhadap orang tua, pendidikan etika bagi orang tua terhadap anak dan pendidikan etika bagi keduanya.

  BAB V Bab lima merupakan rangkaian terakhir dari penulisan skripsi yang memuat simpulan, saran-saran dan penutup.

BAB II KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ ANAK KEPADA ORANG TUA A. Kajian Pustaka Kajian Pustaka merupakan bagian penting dari suatu laporan

  penelitian karna pada bagian ini diungkapkan teori-teori serta hasil- hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa (Wardani G.A.K, 2008 :5,8).

  Berikut penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang diambil oleh penulis:

1. Skripsi yang berjudul “ Pendidikan Akhlaq Dalam al-Qur‟an (Kajian

  Surat Ad- Duha Ayat 9,10,11) “ karya Deden Indiarto Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2007.

  Dalam skripsi tersebut membahas tentang pendidikan ahklaq yang terkandung dalam surat Ad-Duha ayat 9,10,11. Hasil penelitiannya yaitu konsep pendidikan akhlaq dalam al-

  Qur’an adalah bahwa tingkah laku atau perbuatan, dinilai baik dan buruk, terpuji dan tercela, semata- mata karena syara’ (al-Qur’an dan as-Sunnah). Jadi ukuran yang pasti dalam menilai baik dan buruk hanyalah al-

  Qur’an dan as-Sunnah, karena al- Qur’an dan as-Sunnah tidak akan bertentangan dengan hati nurani dan pikiran manusia.

  2. Skripsi yang berjudul “Konsep Pendidikan Akhlaq Anak Dalam Tafsir

  Ibnu Katsir Analisis Surat Al- Luqman” karya Ahmad Dumiati Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2013.

  Dalam skripsi tersebut membahas tentang berbagai akhlaq anak yang terkandung dalam tafsir ibnu katsir analisis surat Al-Luqman.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa akhlaq anak kepada orang tua dalam surat Al-Luqman yaitu menghormati dan taat terhadap kedua orang tua itu wajib dengan ketentuan tidak melanggar isyarat bahwa kedua orang tua wajib dimulyakan kerena jasa-jasanya kepada anak yang tak terhingga.

  3. Skripsi yang berjudul “Pendidikan Akhlaq Dalam Kitab Al-Hikam

  Karangan Syaikh Ibnu Athaillah Al- Syukandari” karya Mucharor Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2014.

  Dalam skripsi tersebut membahas tentang metode pendidikan akhlak yang telah dikemukakan Syekh Ibnu Athaillahdapat dilakukan dengan beberapa metode berikut, yaitu: metode teladan, metode pemberian nasihat, metode cerita, metode perintah dan larangan. Dari beberapa metode pendidikan akhlak yang telah dikemukakan, guru atau pengajar memiliki fungsi sentral bagi tercapainya tujuan pendidikan akhlak, karena pendidikan akhlak bukan merupakan pendidikan yang menekankan pada konsep rasional-intelegensi, tetapi lebih kepada pembentukan perilaku siswa.

4. Skripsi yang berjudul “ Nilai-Nilai Pendidikan Akhlaq Dalam al-

  Qur‟an (Kajian Tafsir Surat AL-Hujurat Ayat 11,12,dan 13)” karya Jumico Randi Wirana Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2015.

  Dalam skripsi tersebut membahas tentang pentingnya akhlaq dalam kehidupan manusia yaang menjadi acuan dalam menentukan langkah hidup manusia, yang menjadikan manusia bisa masuk kedalam surga atau neraka, yang menjadikan manusia dihargai orang lain.

  Dari beberapa skripsi yang sudah disebutkan diatas sudah banyak sekali perbedaan dengan skripsi yang sedang penulis buat, persamaannya yaitu sama-sama membahas tentang akhlaq akan tetapi pengambilan ayat berbeda, penulis mengambil surat Al-

  Isra’ ayat 23- 24.

B. Kajian Teori

1. Pendidikan Akhlaq a.

  Pengertian dan Dasar Pendidikan Akhlaq Istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa ( Hasbullah, 2009: 1).

  Pengertian pendidikan menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Hasbullah, 2009: 3).

  Pengertian pendidikan menurut UU Nomor 2 Tahun 1989 adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (Hasbullah, 2009: 4).

  Pendidikan merupakan “usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moral dalam segala perbuatannya”.Orang dewasa yang dimaksud adalah orang tua si anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik, misalnya guru sekolah, pemuka agama dan sebagainya (Haryu Islamuddin, 2012: 4).

  Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk.Secara etimologi akhlak artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan secara terminologi akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terbaik dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin ( Ramli, 2003: 141).

  Imam al- Ghazali berkata “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan- perbuatan dengan mudah tanp a memerlukan pertimbangan pikiran” (Razak Nasirudin, 1973: 49)

  Menurut definisi para ulama, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri dengan kuat yang melahirkan perbuatan- perbuatan dengan mudah, tanpa diawali berpikir panjang, merenung dan memaksakan diri.Sedangkan sifat-sifat yang tak tertanam kuat dalam diri, seperti kemarahan seorang yang asalnya pemaaf, maka itu bukan akhlak.Demikian juga, sifat kuat yang justru melahirkan perbuatan-perbuatan kejiwaan dengan sulit dan berfikir panjang, seperti orang bakhil.Ia berusaha menjadi dermawan ketika ingin dipandang orang. Jika demikian maka tidaklah dapat dinamakan akhlak (Mahmud Halim, 2004: 34).

  Pendidikan akhlak merupakan sub atau bagian pokok dari materi pendidikan agama, karena sesungguhnya agama adalah akhlak, sehingga kehadiran Rosulullah ke muka bumi pun dalam rangka menyempurnakan akhlak manusia yang ketika itu mencapai titik nadir (Juwariyah, 2010: 96).

  Jadi, pendidikan akhlak adalah usaha sadar yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang dengan segala potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, serta membentuk tabiat yang baik pada seorang anak didik, sehingga terbentuk manusia yang taat kepada Allah.

  Dalam melaksanakan pendidikan akhlak tersebut, kita harus mempunyai dasar yang dijadikan pijakan dalam pengaplikasian pendidikan akhlak itu sendiri.

  Antara Islam dan akhlak adalah sesuatu yang tidak terpisahkan. Seseorang yang baik keislamannya pasti dia akan baik pula akhlaknya. Namun, seseorang yang buruk keislamannya pasti akan buruk pula akhlaknya. Oleh karena itu antara Islam dan akhlak adalah suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Hal itu karena gambaran Islam yang sebenarnya adalah pribadi Rosulullah yang Allah telah memuji beliau dengan firmanNya:

      

Artinya : “ dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti

yang agung”(Q.S Al-Qalam:4).

  Demikian besar kedudukan akhlak di dalam Islam sehingga selayaknya setiap muslim bersemangat untuk mempelajari dan berhias dengannya.

  Terlebih lagi itu merupakan sikap meneladani Rosulullah sebagaimana dengan firman Allah:

              

        Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.(Q.S Al-Ahzab:21).

  Adapun hadits merupakan sumber dan pedoman umat Islam setelah al- Qur’an, dalam hadits juga diterangkan tentang pendidikan akhlak.

  b.

  Fungsi dan Tujuan Pendidikan Akhlaq Pendidikan agama berkaitan dengan pendidikan akhlak, tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan agama.Sebab yang baik adalah yang dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah yang dianggap buruk oleh agama, sehingga nilai- nilai akhlak, keutamaan- keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam adalah akhlak dan keutamaan yang diajarkan oleh agama, sehingga seorang muslim tidak sempurna agamanya kecuali akhlakna menjadi baik. Hampir-hampir sepakat fiilsuf filsuf pendidikan Islam, bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Sebab tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mendidik jiwa dan akhlak ( Ahid Nur, 2012: 142).

  Para ahli berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak.Sedangkan tujuan dari akhlak adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah. Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak Islam ini. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam al- Qur’an (Mahmud Hakim, 2004: 159).

  Pendidikan akhlak Islam mempunyai pengaruh efektif dalam setiap amal perbuatan manusia yang dilakukan oleh orang muslim. Ia dapat berpengaruh pada keimanan, keislaman dan kebaikan yang dilakukan setiap muslim. Disampung itu, pendidikan akhlak akan dapat mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan amar

  ma‟ruf dan nahi munkar serta dalam jihadnya

  di jalan Allah. Hal itu dikarenakan semua amal kebaikan tidak akan mencapai kesempurnaan dan tidak akan diterima di sisi Allah, kecuali diiringi dengan keikhlasan dan kebenaran, serta berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad. Jadi, nilai- nilai akhlak yang diajarkan Islam dimaksudkan agar manusia melakukan amal perbuatannya secara benar (Mahmud Hakim, 2004: 168).

  Orang yang berakhlak akan mencapai ketentraman dan kebahagiaan dalam hidupnya. Ketentraman dan kebahagiaan hidup seseorang tidak ditentukan oleh harta, kepandaian atau jabatannya. Jika seseorang mempunyai akhlak karimah maka walaupun ia hidup miskin dan tidak berpendidikan, InsyaAllah dia pun akan memperoleh kebahagiaan.

  Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak yang mulia ini sangat ditekankan karena disamping akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain, bahwa akhlak utama yang ditampilkan seseorang, tujuannya adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN ORANG TUA PADA ANAK: TELAAH PADA AL-QU’AN SURAT AN-NISĀ’ AYAT 9 DAN AT- TAHRĪM AYAT 6 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 89

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK ANAK TERHADAP ORANG TUA DALAM AL-QUR’AN SURAT AL ISRA 23-25 SKRIPSI

0 0 102

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK IMAM AL GHAZALI (Studi Analisis Kitab Ihya’ Ulumuddin) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 1 90

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS’UDI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

0 1 108

KONSEP PENDIDIKAN JASMANI DALAM KITAB ZAADUL MA’AD KARANGAN IBNU QAYYIM AL JAUZIYAH SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd)

0 3 81

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DALAM AL-QUR’AN SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

0 0 98

KONSEP ETOS KERJA ISLAMI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 221

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA PERSPEKTIF ZAKIAH DARADJAT SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 88

KONSEP PENDIDIKAN TAUHID BAGI ANAK DALAM BUKU SEGENGGAM IMAN ANAK KITA KARYA MOHAMMAD FAUZIL ADHIM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 105