PSIKOTERAPI ISLAM DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Pemikiran Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey dalam Buku Konseling dan Psikoterapi Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  PSIKOTERAPI ISLAM DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Pemikiran Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey dalam Buku Konseling dan Psikoterapi Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH: ALIFATUL LATIFAH NIM. 11113026 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

  

PSIKOTERAPI ISLAM DAN IMPLIKASINYA DALAM

PENDIDIKAN KARAKTER

(Studi Pemikiran Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey

dalam Buku Konseling dan Psikoterapi Islam)

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

OLEH:

ALIFATUL LATIFAH

NIM. 11113026

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

PSIKOTERAPI ISLAM DAN IMPLIKASINYA DALAM

PENDIDIKAN KARAKTER

(Studi Pemikiran Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey

dalam Buku Konseling dan Psikoterapi Islam)

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

OLEH:

ALIFATUL LATIFAH

NIM. 11113026

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO

“SESUNGGUHNYA ILMU ITU ADALAH CAHAYA YANG ALLAH CURAHKAN

DI HATI SEORANG HAMBA, DAN MAKSIYAT MEMATIKAN CAHAYA

  TERSEBUT

  ” (IBNU QAYYIM)

  

“MELAKUKAN SESUATU JAUH LEBIH BAIK DARI PADA DIAM DAN HANYA

BERANGAN ATAU BERMIMPI TANPA MELAKUKAN APAPUN”

(Alifatul Latifah)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis persembahkan skripsi ini kepada:

  1. Bapak dan Ibundaku tercinta, bapak Ngajiyanto dan Ibu Istiniah yang tak hentinya memberikan dukungan baik dukungan materiil maupun non materiil, trimaksih tak terhingga aku ucapkan sehingga bisa menyelesaikan tugas akhirku dengan baik

  2. Adik-adikku tersayang adik muhammad khoir dzikron dan robeth ibadillah kalian yang membuatku menjadikan rasa tanggung jawab yang lebih agar cepat menyelesaikan tugas akhir ini karena menjadikan seorang kakak yang harus menggantikan perjuangan bapak dan ibu kelak untuk pendidikan kalin di masa depan 3. Teman-teman seperjuangan ku mbak siti zuliyanah, mbak dian vera rahmawati, inggi putri pradana, tak lupa teman ku yang satu mbak Devye

  Anandari yang selalu mensuport dan membantu dalam bentuk apapun itu hingga terselesaikan skripsi ini

  4. Teman seperjuangan di Yayasan Darul ilmi mbak Nina Desyana dan mbak Nur Istiqomah, trimakasih karena sudah mengganggu dan merepotkan kalian.

  Adik-adik rumah tahfid yang selalu me nyemangatiku, “SEMANGAT- SEMANGAT”.

  5. Sahabat-sahabatku mahasiswa IAIN SALATIGA PAI angkatan 2013.

  6. Kakak-kakak alumni Darul Ilmi, mbak nafis, mabak merry dan mbak vina yang sudah memberi dukungan meski dari jauh tapi masih ingat dengan kabar skripsi penulis.

  7. Kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dan do‟a kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini, semoga kebaikan dan keberkahan juga tercurahkan kepada kalian semua.

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah Swt.

  Atas segala limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul

  

“PSIKOTERAPI ISLAM DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

KARAKTER (Studi Pemikiran Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey dalam Buku

Konseling dan Psikoterapi Islam) ”.

  Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan baginda Rasulullah SAW, manusi inspirasi penuh keteladanan yang senantiasa dinantikan syafa‟atnya dihari kiamat. Tidak lupa shalawat serta salam juga disampaikan kepada kuluarga sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan kebaikan.

  Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini tidak akan selesai tanpa motifasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis mengucpakan trimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus penulis menyampaikan trimaksih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang senantiasa memberi wejangan inspirasinya.

2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Ruhayati, M. Ag., selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.

  4. Abi Hamdani Bakhrani Bakhran Adz-Dzakiy dan Bp. Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. yang sudah membimbing dan banyak sekali memberi inspirasi dan cerita-cerita spiritual yang membuat penulis semakin banyak wawasan dalam membuat skripsi ini. Dan trimaksih yang tak terkira karena sudah dengan sabar dalam membimbing penulis.

  5. Bapak Prof. Dr. M. Zulfa, M.Ag (alm) selaku dosen pembimbing Dosen akademik yang telah membantu peneliti selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga, yang baru saja beliau meninggalkan kita semua karena telah dipanggil oleh Allah SWT, hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga “Khusnul Khotimah”, Amin.

  6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

  7. Karyawan-karyawan IAIN Salatiga yang telah memberi layanan serta bantuan.

  8. Sahabat-sahabatku mba vera, mba zuli, inggi teman-teman KKN dan PPL trimakasih atas dukungan dan motifasi dan inspirasinya. Tidak lupa kepada teman satu rumah ku di RT mbak Nina Desyana Farikhah dan mb Nur Istiqomah yang selalu memberi semangat kepada ku agar segera menyelesaikan tugas akhir ini

  9. Teman-teman seperjuangan ku angkatan 2013 khususnya PAI kelas A.

  10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini semoga amal dan kebaikannya di trima di sisi Allah SWT.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda amin. Peneliti sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, denagn kerendahan hati peneliti mohon saran dan kritik yang sifatnya membangaun demi kesempurnaan penelitian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya maupun pada pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amin ya robbal „alamin.

  Wasslamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 28 Agustus 2017 Peneliti,

  

ABSTRAK

  Latifah, Alifatul. 2017. Psikoterapi Islam Dan Implikasinya Dalam Penddikan Karakter Studi Pemikiran Hamdani Bakran Dalam Buku Konseling Dan Psikoterapi Islam. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Imu Keguruan. Institut Agama Islam Negri Salatiga.

  Pembimbing: Drs. Ahmad Sulthoni, M. Pd.

  Kata Kunci: Psikoterapi Islam, Pendidikan Karakter.

  Latar belakang penelitian ini dimulai dari dampak modernisasi teknologi yang dapat mengakses informasi secara bebas, hal ini manusia berlomba-lomba dalam mencari keuntungan, peluang dan kesempatan sebanyak mungkin untuk menggapai segala keinginannya. Kebebasan informasi itu menyebabkan interaksi sosial semakin kompleks, dan menyebabkan gangguan mental dan spiritual. Fokus penelitian yang akan dikaji adalah (1) Bagaimana Konsep Psikoterapi Islam menurut pemikiran Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey?, (2) Bagaimana implikasi Konsep Psikoterapi Islam dalam pendidikan karakter?.

  Penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library research). Sumber data penelitian ini adalah Buku Konseling dan Psikoterapi islam karya Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey. Analisa menggunakan metode analisis isi (content

  

analysis ); Metode ini merupakan analisis ilmiah mengenai isi pesan sebuah

pemikiran.

  Hasil penelitian ini meninjukkan: 1) Psikoterapi Islam adalah proses perawatan atau penyembuhan penyakit kebatinan melalui teknik dan metode yang dilaksanakan dengan ajaran I slam yaitu Al Qur‟an, As Sunah dan empiric (pengalaman). Objeknya gangguan mental dan spiritual. Metode Psikoterapi Islam yang digunakan yaitu 1)Takhalli, Tahalli, Tajallli. 2) Implikasi Psikoterapi Islam dalam pendidikan karakter adalah keterlibatan seorang guru professional yaitu untuk membimbing dan mendidiknya dengan menggunakan metode psikoterapi Hamdani Bakran Adz-Dzakiey yaitu takhalli, tahalli dan tajalli. Tiga metode itu menjadi penyempurna dalam pendidikan karakter, agar peserta didik siap dalam menghadapi segala ganggaun mental dan spiritualnya. Dengan konsep ketaatan dalam agama yang ditawarkan dalam psikoterapi Islam diharapkan akan melahirkan generasi-generasi yang terampil, cerdas, brilian dan bijaksana.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL .............................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii HALAMAN JUDUL ............................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... v DEKLARASI ........................................................................................................ vi MOTTO ................................................................................................................ vii PERSEMBAHAN ................................................................................................. viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... x ABSTRAK ............................................................................................................ xiii DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi

  BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6 C. Tujuan Penenlitian ................................................................................ 6 D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 7 E. Metode Penelitian ................................................................................. 8 F. Penegasan Istilah ................................................................................... 11 G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 12 BAB II : BIOGRAFI PENULIS A. Latar Belakang kehidupan .................................................................... 14

  B. Latar Belakang Pendidikan .................................................................. 15

  C. Karir Hamdani Bakhran Adz-dzakiey .................................................. 17

  D. Karya-Karyanya ................................................................................... 20

  BAB III : DESKRIPSI PEMIKIRAN TOKOH A. Pengertian Psikoterapi Islam ................................................................ 22 B. Fungsi dan Tujuan Psikoterapi Islam ................................................... 27 C. Objek Psikoterapi Islam ....................................................................... 38 D. Dasar Paradigma Psikoterapi Islam...................................................... 45 E. Metode Psikoterapi Islam ..................................................................... 50 F. Peta Konsep Pskoterap Islam Hamdani Bakran Adz-Dzakiey ............. 62 BAB IV : ANALISIS PSIKOTERAPI ISLAM DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER A. Analisis Psikiterapi Islam Hamdani Bakran Adz-Dzakiey ............... 63 B. Implikasi Psikoterapi Islam dalam Pendidikan Karakter ................... 77 BAB V : PENUTUP A. KESIMPULAN .................................................................................. 93 B. SARAN .............................................................................................. 94 C. PENUTUP .......................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran

  1 Daftar Nilai SKK Lampiran

  2 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran

  3 Riwayat Hidup Penulis Lampiran

  4 Lembar Wawancara Lampiran

  5 Deskripsi Hasil Wawancara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di era modern ini sudah sangat menjamur

  hingga merambat dalam berbagai bidang ekonomi, pendidikan, budaya, dan masih banyak lagi. Dewasa ini hampir setiap segi kehidupa kita telah terkait dengan teknologi. Sejak bangun di pagi hari kita melihat jam dinding untuk mengetahui waktu dengan tepat agar kita tidak terlambat melakukan kegiatan.

  Jam dinding, pakaian, alat transportasi untuk pergi ke kantor atau ke sekolah, peralatan kantor untuk melaksanakan tugas kita merupakan produk teknologi.

  Di dalam rumah tangga produk teknologi juga merupakan bagian dari kehidupan kita (B Uno dan Nina, 2011: 50). Diantara produk yang sangat banyak diminati oleh masayaraka adalah Televisi, telephone, tablet, smartphone adalah barang-barang untuk memudahkan kegiatan kita sehari- hari yang semuanya sangat mudah terkoneksi dengan internet.

  Manuasia dapat mencari informasi, mengunduh segala hal dengan waktu yang singkat dalam mengerjakannya, kebebasan dalam akses informasi ini membuahkan manusia berlomba-lomba dalam mencari keuntungan, peluang dan kesempatan sebanyak mungkin untuk menggapai segala keinginan manusia. Akan tetapi di balik dari sisi positifnya ada juga berdampak negatifnya bagi kehidupan manusia yang merusak akhlak para generasi. Kebebasan informasi yang tiada hambatan tersebut mengakibatkan adanya interaksi sosial budaya semakin kompleks, dengan bebasnya meraka dapat mengakses berbagai situs tanpa adanya filter dalam diri yang akan mengendalikan mereka dalam melakukan sesuatu hal. Teknologi tersebut membuat manusia terlena dan berlebihan dalam menggunakan teknologi. Sebagian dari mereka rela berjam- jam menghabiskan waktu untuk “bermain” dengan teknologi dengan mengunduh banyaknya apliksi yang tersedia di internet yang demikian itu sedikit banyak telah menggeser aspek spiritual mereka. Kemajuan teknologi yang memudahkan manusia telah menjadi salah satu penghalang religius dan psikologi manusia, sehingga banyak dari mereka jatuh dalam penyakit hati dan mendapatkan gangguan mental dan spiritual.

  Menurut hamdani, terjadinya stres dan depresi karena manusia tidak mempunyai daya tahan mental dan spiritual yang tangguh. Baginya keimanan merupakan basis utama untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kuatnya iman akan menghasilkan daya tahan mental yang kokoh dalam menghadapi problematika kehidupan (Adz-Dzakiey, 2008: 2).

  Penggunaan internet yang tidak terkontrol dan pengaruh globalisasi ini akan mengganggu kejiwaan seseorang karena tidak setabilnya antara ketajaman EQ (emosional quotien) yaitu kemampuan untuk merasa, kunci kecerdasan emosi adalah pada kejujuran dan suara hati. Suara hati itulah yang itulah yang harusnya dijadikan pusat prinsip yang mampu memberi rasa aman, pedoman, kekuatan, serta kebijaksanaan. Disini adalah sebuah anugrah bagi seseorang yaitu kesadaran diri (self awareness), untuk memeriksa diri seseorang, jika seseorang menghargai prinsip dan kenyataan di mana suara hati berperan sebagai kompasnya. Danah zohar dan lan Marshall mendefinisikan SQ (spiritual quotient), sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. IQ (intelekual

  

quotient ) adalah kemampuan yang mengandalkan kecerdasan otak. SQ adalah

landasan yang diperlukan untuk memfungsian IQ dan EQ secara efektif.

  Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita. (Agustian, 2007: 42-47) Islam telah mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dengan akhirat. Konsep keseimbangan akan mengarahkan manusia dalam hal kedamaina, dan keselarasan. Islam sebagai ajaran agama yang memuat nilai dan mengatur segala bentuk perbuatan yang dapat di jadikan pedoman bagi para pemeluknya agar tidak salah jalan dan menemukan jalan yang baik dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Agama islam menawarkan bimbingan dan tuntunan agar manusia senantiasa menjaga kefitrahanya pada jalan lurus yang di tunjukkan oleh Tuhan (Adz-Dzakiey, 2008: 3). Fitrah yang dimiliki manusia sejak lahir menjadi penunjuk atau kompas dalam kehidupannya saat manusia itu lalai atau jauh dari Tuhannya untuk kembali ke jalan yang baik lagi.

  Psikoterapi merupakan kajian yang mendasar dalam kajian psikologi. Aliran-aliran dalam psikologi tidak lepas dari praktek dan teori psikoterapi. Psikoterapi selalu berusaha menyelesaikan masalah kejiwaan manusia. Namun dalam perjalanannya psikoterapi kurang mampu menyentuh ke dalam jiwa manusia jika tanpa sentuhan iman saat manusia di hadapkan dengan permasalahan untuk menyelesaikannya dengan baik.

  Dalam masyarakat islam, psikoterapi telah diterapkan bahkan sudah memiliki lembagakan tersendiri. Fungsi sebagai psikoterapis atau konselor banyak diperankan oleh para tokoh agama dan ulama, guru sufi atau tarekat atau kiyai yang dianggap punya kelebihan spiritual atau supra natural. Metode dan teknik yang dipakai pun tidak keluar dari ajaran islam, yaitu yang bersumber dari Al

  Qur‟an dan As-Sunnah. Hal tersebut dilakukan semata- mata untuk lebih mengingatkan manusia kepada Sang Maha Menyembuhkan (Subandi Ed, 2001: 92).

  Mengingat Psikoterapi Islam sangat berperan dalam menyehatkan mental, maka sangat relevan apabila psikoterapi di terapkan dalam pendidikan karakter, karena pendidikan karakter mempunyai tujuan untuk memanusiakan manusia, bertanggung jawab dan kedudukannya di bumi sebagai kholifatul fil ardh atau sebagai pemimpin di muka bumi ini.

  Maraknya remaja yang berlaku menyimpang menunujukkan bahwa jiwanya sedang mengalami gangguan masalah, tidak terarah, tidak seimbang, perasaan gelisah bahkan mencapai rasa ingin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Untuk mengatasi hal ini diperlukan tindakan antisipasi yang diwujudkan untuk melindungi mereka dari kemungkinan hal yang negatif dan membantu mereka menumbuhkan hal positif dalam diri agar menjadi penerus bangsa yang berbobot unggul.

  Kesehatan mental seseorang sangat penting maka harus dijaga, sebab perkembangan mental jika sejak awal sudah baik maka akan berlangsung baik begitu juga sebaliknya, saat mental mengalami kerusakan dan tidak segera di benahi maka akan sulit untuk disembuhkan.

  Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti mengenai Psikoterapi Islam dalam rangka mengatasi problem kesehatan mental melalui pendidikan karakter. Penulis ingin mewujudkan salah satu pemikiran tentang konsep psikoterapi berwawasan Islam dengan menggunakan metode Psikoterapi Islam. Langkah ini penulis sandarkan pada apa yang pernah dikatan oleh Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey bahwa beliau berpendapat

  “banyak permasalahan psikologi yang terus bermunculan di Indonesia namun psikologi Barat belum mampu memberikan solusi secara komprehensif ”. Oleh karena itu beliau mengungkapkan sedikit dari sekian banyak keagungan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh yang memiliki eksistensi, potensi dan kepribadian Rabbani yang sempurna sehingga esensi dan citra kenabian beliau menjadi keteladanan khususnya untuk umat islam dalam seluruh aspek kehidupannya. Islam yang bersumber pada Al

  Qur‟an dan As-Sunnah sebagai ajaran yang lengkap dan solusif terhadap berbagai persoalan kehidupan. Islam datang ke tengah-tengah ummat manusia dalam rangka ingin menyelamatkan mereka dari kehancuran dan kegagalan dalam meraih hidup dan kehidupan yang baik. Mengingat bahwa karakter merupaka salah satu pilar dalam pendidikan yang harus dimiliki oleh seseorang yang berilmu, maka penulis menentukan judul penelitian ini pada

  “PSIKOTERAPI ISLAM DAN

  IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Pemikiran Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey dalam Buku Konseling dan Psikoterapi Islam) ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka mendapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Psikoterapi Islam menurut pemikiran Hamdani Bakhran Adz-

  Dzakiey? 2. Bagaimana implikasi psikoterapi islam dalam pendidikan karakter? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui konsep psokoterapi dalam islam yang digunakan sebagai terapi menurut pemikiran Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey

2. Mengetahui impikasi psikoterapi islam dalam pendidikan karakter

D. Kegunaan Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi yaitu secara teoritis dan praktis:

  1. Secara teoritis Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif untuk dunia pendidikan dan dapat menambah khasanah ke ilmuan yang menekankan pada nilai-nilai aklak.

  2. Secara praktis a.

  Bagi peneliti, menambah wawasan peneliti mengenai pendidikan akhlak yang dilihat dalam kacamata psikoterapi islam.

  b.

  Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap seseorang terutama orang yang mengalami gangguan psikologis baik mental maupun spiritual dengan mengunakan psikoterapi sebagai satu dari model pengobatanya dan akan teraplikasikan paada prilakunya.

  c.

  Bagi civitas akademika, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan acuan untuk penelitian yang relevan dimasa yang akan datang d.

  Bagi pendidik, agar dapat memahami peserta didiknya dengan pendekatan psikologis

E. Metode Penelitian

  Metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah suatu cara atau jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah dan keabsahannya (Ruslan, 2010:14).

1. Jenis penelitian

  Penelitian ini menggunakan penelitian studi pustaka (Library

  Research ). Studi pustaka adalah penelitian yang teknik pengumpulan

  datanya dilakukan di lapangan (perpustakaan) dengan didasarkan atas pembacaan-pembacaan terhadap beberapa literature yang memiliki informasi serta memiliki relevansi dengan topik penelitian (Sukardi, 2010:35).

  Alasannya dipilihnya jenis penelitian studi pustaka karena topik penelitian ini merupakan studi pemikiran. Oleh karenanya yang relevan adalah menggunakan jenis penelitian studi pustaka. Bukan jenis penelitian kuantitatif yang masalahnya sudah jelas dan ingin mencari hubungan kausalitas dalam rangka untuk mengenalisir, ataupun bukan jenis penelitian kualitatif yang hendak meneliti suatu kasus tertentu (Furqon, 2013: 20).

2. Metode pengumpulan data a.

  Metode Library Research Penelitian ini merupakan penelitian studi pustaka, maka metode pengumpuan datanya dengan pembacaan terhadap literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. Metode pengumpulan data demikian dapat juga disebut dengan metode dokumentasi (Sugiyono, 2010: 329).

  Metode dokumentasi ini dapat dilakukan dengan cara menghimpun data dari berbagai literatur dapat berupa buku, jurnal, artikel, majalah ilmiah, surat kabar, hasil seminar, dan sejenisnya yang berbentuk tulisan. Dari pencarian data model metode dokumentasi tersebut diharapkan dapat terkumpulnya data sehingga dapat melengkapi dan memperkuat penelitian.

  b.

  Metode Wawancara Penelitian ini merupakan kajian tentang pemikiran seorang tokoh, maka sangat perlu sekali apabila penulis melakukan wawancara guna mancari kevalitan data. Jenis wawancara yang digunakan adalah bebas terpimpin dimana pertanyaan yang akan diajukan sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Pihak yang diwawancarai dalam hal ini adalah beliau Hamdani Bakhran Adz- Dzakiey karena beliau masih dapat penulis temui secara langsung.

3. Sumber data

  Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah beberapa sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi. Secara garis besar terdapat dua sumber dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder: a.

  Sumber data primer Sumber data primer merupakan sumber kajian utama dalam penelitian ini. Literature tersebut adalah: Hamdani Bakran Adz-Dzaky,

  Konseling dan Psikoterapi Islam . b.

  Sumber data sekunder Sumber data sekunder yaitu berbagai literatur yang berhubungan dan relevan dengan objek penelitian. Sumber primer dalam penelitian adalah: AKH Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani

  (Pendidikan Karakter untuk Generasi Bangsa). Dan berbagai artikel,

  jurnal, dan blok internet dan karya tulis lain yang berkaitan dengan penelitian ini demi memperkaya khasanah keilmuan dalam kajian dan analisis.

4. Metode Analisis Data

  Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisis isi (Content Analysis); metode ini merupakan analisis ilmiah mengenai isi pesan sebuah pemikiran dan hasil penelitian mempunyai sumbangan teoristik (Muhadjir, 1998: 94).

  Dalam konteks ini penulis berangkat dari pemikiran tokoh yang membahas tentang psikoterapi islam kemudian data tersebut dianalisa dan di konsep yang sesuai dengan nilai-nilai islam dan memasukkannya kedalam pendidian karakter.

F. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari penafsiran dan kesalah pahaman, maka penulis kemukakan pengertian dan penegasan judul ini sebagai berikut:

1. Psikoterapi Islam

  Kata Psikoterapi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan

  therapy yang mempunyai arti pengobatan dan pencegahan (Sadari,

  2015:72). Psikoterapi menurut Al-Ghazali adalah meninggalkan semua prilaku yang buruk dan rendah, yang mengotori jiwa manusia, serta melaksanakan perintah yang baik untuk membersihkannya (Rahayu, 2009: 217-218).

  Psikoterapi yaitu proses pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit baik mental, spiritual, moral, maupun fisik dengan melalui bimbingan Al

  Qur‟an dan As-Sunnah. Atau secara empiris adalah melalui bimbingan dan ajaran Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, dan rasul-Nya (Adz-Dzakiey, 2015: 228). Kata Islam adalah kata yang mensifati kata Psikoterapi tersebut, agar Psikoterapi dapat dilaksanakan sesuai dengan ajaran dan norma Islam.

  Jadi Psikoterapi Islam adalah proses penyembuhan penyakit kejiwaan melalui teknik dan metode psikologi berdasarkan ajaran dan norma Islam, melalui bimbingan Al-Quran dan As Sunah yang dapat menjadikan seseorang merasa tenang, tentram, dan mampu mewujudkan kesehatan mental dan spiritualnya dengan baik.

  2. Implikasi Implikasi berasal dari bahsa ingris “implicate” yaitu menyangkutkan (Enchols dan Shadily, 2005: 313). Menyangkutkan berarti menghubungkan, sehingga dapat dikatakan bahwa impliksi adalah hubungan antara satu dengan yang lain (keduanya atau lebih) baik secara langsung maupun tidak langsung yang membawa pengaruh (dampak positif maupun negatif). Implikasi adalah keterlibatan atau keadaan terubah, pelibatan, penyelipan masalah (Ramayulis, 1994:149).

  Jadi implikasi adalah suatu keterlibatan atau keadaan terubah yang menghubungkan antara satu dengan yang lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dapat membawa pengaruh positif maupun negatif.

  3. Pendidikan karakter Pendidikan adalah upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mendatangkan perubahan sikap dan perilaku seseorang melalui pengajaran dan pelatihan (Almutaqi, 2103: 11).

  Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang. Hal-hal yang sangat abstrak yang ada pada diri seseorang. Sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai (Majid, 2013: 12).

  Jadi pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mendatangkan perubahan sikap pada manusia, sehingga menjadi berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.

G. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika yang terdiri dari lima bab. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

  BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini akan memuat tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

  BAB II : BIOGRAFI Bab ini memuat tentang biografi penulis dari buku induk penelitian ini yaitu konseling dan psikoterapi islam, yang mencakup latar belakang kehidupan, pendidikan, karir dan karya Hamdani Bakhran Adz-Dzakiey.

  BAB III : DESKRIPSI PEMIKIRAN Bab ini akan dikemukaan tentang psikoterapi islam yang meliputi: definisi psikoterapi (baik psikoterapi secara khusus maupun umum), dasar dan tujuan psikoterapi islam, obyek psikoterapi, paradigma psikoterapi, metodologi psikotrapi).

  BAB IV : PEMBAHASAN Pada bab ini akan memuat tentang bagaimana implikasi psikoterapi dalam pendidikan karakter, meliputi Psikoterapi Islam dengan dunia pendidikan dan pentingnya Psikoterapi Islam terhadap pendidikan karakter.

  BAB V : PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dan saran. Bagian akhir adalah daftar pustaka yang digunakan penulis sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini.

BAB II BIOGRAFI HAMDANI BAKRAN ADZ-DZAKIEY A. Latar Belakang Kehidupan Drs. H. M Hamdani Bakhran Adz-Dzaky, dikenal sebagai guru

  spiritual. Lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, 3 Mei 1960. Beliau juga secara otodidak mempelajari Psikologi Psikodiagnostik dan psikoterapi berdasarkan ajaran islam melalui pendekatan sufistik.

  Sedangkan pendidikan spiritual ia dapatkan antara lain dari ayahandanya sendiri Tuan Guru Bakhran Adz-Dzaky bin Abdul Karim al- Banjari; Tuan Guru Al-Hajj Rusdi bin Muchtar al-Banjary yang sekaligus sebagai mertuanya; Sayyid Abdurrahman As-Segaff dari Bantul Yogyakarta; K. H. Hasan Asykari yang lebih dikenal dengan Mbah Maghli dari Magelang, Tuan Guru Yahya Khalil dari Lombok Timur Mataram; Syaikh Romadlon As-Somaliy, di Kalimantan Barat; dan K. H. Idhaman Khalid dari Jakarta.

  Setelah lulus sarjana, penggemar musik jazz-yang disebutnya sebagai musik para sufi-ini aktif mengajar diberbagai sekolah islam di Yogyakarta dan sekitarnya. Namun kini ia lebih memfokuskan untuk membina pondok pesantrennya, PP Raudhatul Muttaqien, di Babadan, Purmowartini, Kalasan, Sleman, sekaligus sebagai konsultan persoalan- persoalan spiritual. Ia juga menjadi dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Klaten, dan fakultas agama Islam Universiatas Muhammadiyah Surakarta (Adz-Dzakiey, 2006:522).

B. Latar Belakang Pendidikan

  Pendidikan dasar dan menengah dijalani di kota kelahirannya, kemudian melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi di Yogyakarta, Fakultas Hukum Universitas Cokrominoto (tidak selesai), dan Fakultas Syari‟ah IAN Sunan Kalijaga (lulus 1986).

  Meski pendidikanya secara formal hanya sampai jenjang strata satu, dan itu pun tidak terkait secara langsung dengan ilmu kejiwaan (psikologi), namun secar otodidak K.H Hamdani mendalami dengan penuh keseriusan bidang kejiwaan, khususnya psikodiagnostik dan psikoterapi berdasarkan ajaran islam. K.H. Hamdani sendiri menjelaskan bahwa metode yang digunakan oleh para ilmuan muslim dahulu, yakni dengan bertemu langsung (talaqqi) kepada sang guru besar dan meminta pelajaran imu darinya. Dalam hal ini K. H. Hamdani sangat diuntungkan dengan kondisi Yogyakarta sebagai kota pendidikan yang melimpah dengan para pakar pada bidang ilmu.

  Beliau Tuan Guru Bakran Adz-Dzakiey bin Abdul Karim Banjari yang juga merupakan ayah mertua memerankan peran yang tidak kalah penting. Pembimbing ruhani beliau lainnya yaitu Sayyid Abdurrahman Al Ba‟bud dari bantul Yogyakata; kemudian K. H. Hasan Asykari ysng lebih dikenal dengan Mbah Magli dari Magelang; selain itu ada Tuan Guru Yahya Khalil dari Lombok Timur Mataram; tidak ketinggalan Syaikh Romadlon As-Somaliy, di kalimantan Barat; dan K. H. Idham Khalid dari Jakarta.

  Pendidikan ruhani bukanlah pembelajaran yang teoritis yang dapat diperoleh dari pembacaan terhadap berbagai buku. Pendidikan ruhani adalah bagian dari “mengalami”, terhadap pengalaman keagamaan, yang umumnya diberikan dari usia yang sangat dini. Diantara hal ringan dan mendasar yang menurut K. H. Hamdani merupakan proses awal dalam memasuki alam ketuhanan dan hakikat, yaitu berupa ketaatan kepada orang tua. Dinyatakan oleh K. H. Hamdani: “Sejak kecil, penulis sejak kecil selalu ditanamkan oleh guru-guru ruhani penulis, bahwa ketaatan kepada kedua orang tua merupakan pintu memasuki alam ketuhanan yang hakikat. Para guru penulis tersebut senantiasa pesan: “Wahai ananda, janganlah engkau menyakiti hati kedua orang tuamu, janganlah engkau berkata “tidak” terhadap apa yang mereka katakan; dan berprasangka baiklah kepada mereka berdua.”

C. Karir Hamdani Bakran Adz-Dzakiey 1.

  Kyai Pesantren Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesanteren Raudhatul Muttaqien, yang berada di Babadan, Purmowartini, Kalasan, Sleman.

  Beliau mempunyai seorang istri yang sevisi dengan beliau sehingga sangat membantu perkembangan spiritual beliau. Istrinya yang bernama Risty Bulqis pada banyak hal, turut memberikan kontribusi dalam upaya mengarungi samudra spiritual yang beliau jalani (Abidin, 2012: 41).

2. Dosen

  Beliau K. H. Hamdani juga pernah menjadi dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Klaten, fakultas agama Islam Universiatas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga, Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia, Magister Profesi Fakultas Psikologi UII Yogyakarta, Fakultas agama Islalm dan Ekonomi Universitas Cokroaminoto. Saat ini KH. Hamdani sudah tidak lagi mengajar di beberapa perguruan tinggi tersebut, melainkan memfokuskan diri di pesanteren yang diasuhnya. Materi yang diajarkan di pesanteren tersebut adalah Psikoterapi Islam yang berbasis prophetic teori dan prakteknya. (Abidin, 2013:42) 3. Konsultan Spiritual

  Dengan bekal pengalaman dibidang tasawuf, K. H. Hamdani cukup mendapatkan tempat di dalam diskursus keilmuan psikologi di Indonesia. Selain profesi utamanya sebagai pengasuh pada Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien Babadan, Purwomartini, Kalasan Sleman, Yogyakarta, K. H. Hamadni juga pernah aktif sebagai konsultan Pusat Psikologi Terapi Fakultas Psikologi UII Yogyakarta.

  Beberapa tahun tarakhir, K. H. Hamdani giat mengembangkan konsep kecerdasan kenabian dan psikologi kenabain di bawah Centere of Prophetic Intelligence. Lembaga ini merupakan sebuah bidang kerja di bawah Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien yang bertugas melaksanakan program pendidikan pelatihan dan pengembangan mental moral spiritual dan sosial (Personal Mastery) umat yang berparadigma pada Prophetic Intelligence (Kecerdasan kenabian) yaitu kemampuan seseorang untuk berinteraksi, bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan vertikal maupun horizontal serta memahami, mengambil manfaat dan hikmah dari berbagai persoalan hidup.

  (Abidin, 2013: 42) 4. Psikoterapis/Konselor.

  Selain sebagai pengasuh pondok, aktif mengajar dan konsultan spiritual juga dikenal sebagai psikoterapis atau konselor, dalam buku beliau telah dijelaskan beberapa syarat-syarat menjadi Konselor diantaranya dilihat dalam beberapa aspek yaitu: aspek spiritualitas, aspek moralitas, aspek keilmuan dan skill. Dari tiga aspek itu di simpulkan Oleh Hamdani Bakran Adz-Dzakiey (2013:332) syarat- syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang psikoterapis/konselor adalah: a.

  Adanya hubungan spiritual yang sangat dekat dengan Rabb,nya, yang hal itu diperoleh melalui ketaatannya melaksanakan perintah- Nya manjauhi larangannya; b. Adanya kualitas moral atau akhlak islamiyah yang baik dan benar secara otomatis dari nurani bukan karena rekayasa dan tuntutan profesionalisme; c. Adanya pendidikan yang cukup dan menguasai teori konseling, psikodiagnostik dan psikoterapi islam maupun umum d.

  Adanya keahlian dan ketrampilan dalam melakukan proses konseling, psikodiagnostik dan terapi dengan motede ilmiah, prophetic (kenabian) maupun normatif (Al

  Qur‟an dan As-Sunnah)

D. Karya-Karyanya

  Diantara karya beliau yang telah terbit adalah Wihdah As-Sujud (1989), Metodologi Psikologi Islam (2000), Pendidikan Ketuhanan dalam Islam (2001), Akidah dalam Aplikasi Empirik; Psikologi Kesehatan Rohani, serta Psikologi Etika Pendidikan; Kecerdasan Kenabian Prophetic Intelligence. Pada buku psikologi kenabian pada tahun 2008 telah memasuki cetakan ketiga sedangkan buku pada buku Prophetic Intelligence sampai tahun 2008 telah mengalami empat kali naik cetak sejak terbit pertama kali tahun 2004. Selanjutnya buku yang paling belakangan beliau tulis, yang oleh beliau dinyatakan sebagai buah dari psikologi profetik, yaitu buku yang berjudul Kepemimpinan Kenabian: Prophetic Leadership, yang terbit untuk edisi pertamanya pada bulan September 2009.

  Buku Prophetic Intellegence (kecerdasan kenabian) memiliki pengertian dan keunikan tersendiri yang menjadikan berbeda dan memiliki signifikasi tersendiri dari model kecerdasan. Kecerdasan kenabian yang diusung oleh K.H Hamdani bertumpu pada nurani yang bersih dari penyakit-penyakit ruhaniyah seperti; syirik, kufur, nifaq, fasiq, dan lain- lain. Kondisi nurani yang sehat Allah akan menurunkan rasa percaya, yakin dan takut kepada-Nya, dari rasa itulah lahir kekuatan dan keinginan untuk melakukan perbaikan dan perubahan yang lebih positif, lebih baik dan lebih benar.

  Salah satu buku beliau yang diracik dengan formulasi teoritis yang bersifat intuitif ilahiyah, nuansa parkatis yang sangat terasa dalam setiap lembarnya. Buku ini ingin meluruskan bahwa pemahaman yang telah terpatri lewat kemasan rasionalistik semata, seperti ala barat tersebut harus di pertanyakan, dan kemudian mengasah potensi-potensi kecerdasan kenabian dapat dipahami sebagai potensi untuk berinteraksi, beradaptasi, memahami, dan mengambi hikmah dari kehidupan langi dan bumi, ruhani dan jasmani lahir dan batin, serta dunia dan akhirat.

  Buku yang terdiri dari 14 bab dan 783 halaman ini secara umum membahas tentang prinsip-prinsip keislaman dan keimanan yang sudah sering dikeahui, namun tema-tema dari prinsip tersebut dibaca dengan perspektif ruhaniah-batiniah dengan metode ilahiyah-mukasyifah yang akhirnya mencuatkan wawasan-wawasan baru, sebagaimana kita meyakini, shalat, do‟a, dan seluruh aktifitas yang kita niatkan sebagai ibadah kepada Allah (Zami: 2016).

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN HAMDANI BAKRAN ADZ-DZAKIEY A. Pengertian Psikoterapi Islam Psikoterapi (Psychotherapy) mempunyai pengertian cukup banyak

  dan kabur, terutama karena istilah tersebut digunakan dalam berbagai bidang seperti psikiatri, psikologi, bimbingan dan penyuluhan (Guidance

  and counseling ), kerja sosial (Case Work), pendidikan dan ilmu agama (Rahayu, 2009: 191).

  Dalam perspektif bahasa kata psikoterapi berasal dari kata “psyche” dan “therapy” . Psyche mempunyai beberapa arti, antara lain: 1.

  Jiwa dan hati 2. Dalam mitologi yunani, psyche adalah seorang gadis cantik yang bersayap seperti sayap kupu-kupu. Jiwa di gambarkan berupa gadis dan kupu-kupu simbol keabadian.

3. Ruh, akal dan diri.

  4. Meneurut Freud, merupakan pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan psikologis, terdiri dari bagian dasar (Conscious) dan bagian tidak sadar (Unconsious).

  5. Dalam bahasa Arab psyche dapat dipadankan dengan “nafs” dengan bentuk jamaknya “anfus” atau “nufus”. Ia memiliki beberapa arti, diantaranya: jiwa, ruh, darah, jasad, orang, diri dan sendiri.

  Dari beberapa arti secara etimologis tersebut, dapat dipahami bahwa

  

psyche atau nufs adalah bagian dari diri manusia dari aspek yang lebih

  bersifat rohaniyah dan paling tidak lebih banyak menyinggung sisi yang dalam dari eksistensi manusia, ketimbang fisik atau jasmaniyahnya.

  Firman Allah SWT, sebagai berikut:

                  

  “Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba- Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku ”. (Al Fajr, 89: 27-30).

                  

  “Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang- orang yang lalai.” (Al A‟raf, 7: 205).

  Kata “nafs” dalam ayat 205 dari surat al-A‟raf di atas dapat diartikan dengan bebrapa arti, seperti diri, ruh, jiwa dan nafsu. Jadi dzikir, sebutan atau ingatan ialah bukan saja pada lisan, tetapi seluruh unsur dan komponen keinsanan yang hidup, yaitu berdzikir daam diri, jasad, jiwa, nafs, nafsu dan ruh.

  Adapun kata “therapy” (dalam bahasa inggris) bermakna pengobatan dan penyembuhan, sedangkan dalam bahsa Arab kata therapy sepadan dengan

  ء افشتسلآا yang berasal dari ء افش ىفشى ىف ش , yang – - artinya menyembuhkan.

  Firman Allah SWT yang memuat kata syifa:

                