TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRAKTIK PEMBULATAN HARGA JUAL BBM (Studi Kasus SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarja
TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
TERHADAP PRAKTIK PEMBULATAN HARGA JUAL BBM
(Studi Kasus SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
Vivi Lutfiyatul Amalia
NIM : 21414007
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Vivi Lutfiyatul Amalia NIM : 21414007 Judul : TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-
UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRAKTIK PEMBULATAN HARGA JUAL BBM (STUDI KASUS SPBU 44.507.06 PASAR SAPI SALATIGA)
dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, 21 Agustus 2018 Pembimbing Evi Ariyani, SH M.H.
NIP. 197311172000032002
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Vivi Lutfiyatul Amalia NIM : 21414007 Jurusan
: Hukum Ekonomi Syari‟ah Fakultas
: Syari‟ah Judul Skripsi : TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG
NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRAKTIK PEMBULATAN HARGA JUAL BBM (STUDI KASUS SPBU 44.507.06 PASAR SAPI SALATIGA)
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 21 Agustus 2018 Yang menyatakan Vivi Lutfiyatul Amalia NIM: 21414007
KEMENTERIAN AGAMA RI
Jl. Nakula Sadewa No. 09 Telp (0298) 323706, 323433 Salatiga Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail
PENGESAHAN
Skripsi Berjudul
TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN
1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRAKTIK
PEMBULATAN HARGA JUAL BBM (Studi Kasus Spbu 44.507.06 Pasar
Sapi Salatiga)
Oleh: Vivi Lutfiyatul Amalia
NIM: 21414007 Telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Senin tanggal 03 September 2018 dan telah dinyatakan LULUS, sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana dalam Hukum (SH).
Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Sidang : Dr. H. Muh Irfan Helmy, Lc, MA Sekertaris Sidang : Drs. Machfudz, M.Ag Penguji I : Heni Satar Murhaida, SH., M.Si Penguji II : Lutfiana Zahriani, SH., MH
Salatiga, 03 September 2018 Dekan Fakultas Syariah
Dr. Siti Zumrotun, M.Ag
NIP. 19670115 199803 2 002
MOTTO
“Nations fall when judges are injust, because there is
nothing which the multitude think worth defending:.
Sidney Smith (Sir Alfred Denning, “The road to justice”. Hal 32)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.
Kedua orang tuaku tercinta Bapak Muhammad Hofari dan Ibu Siti Yatmiatun, S.Pd.AUD sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang tak mengenal lelah dan mendoakan aku serta menyayangiku, terima kasih atas semua pengorbanan, keringat dan kesabaran mengantarkanku sampai kini.
2. Adikku Muhammad Fahri al-Athif yang telah memberikan doa dan semangat tiada henti.
3. Almamaterku Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
4. Farid Wibisono atas doa, motivasi, bantuan, dan dukungan semangatnya, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
5. Rasan-rasan Squad, Intan, Dianita, Erza, Pupung, Umah, Wulan, Esa, karena telah menghibur disela-sela pembuatan skripsi.
6. Teman seperjuanganku Hukum Ekonomi Syari‟ah angkatan 2014 yang selalu memberikan warna dalam menempuh pemndidikan di IAIN Salatiga.
Kata Pengantar
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kepada kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
- – Nya penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang di harapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh
- – Nya, sehingga penulis dapat menyusun penulisan skripsi ini.
Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi, kekasih, spirit
- – perubahan Rasulullah SAW beserta segenap keluarga dan para sahabat sahabatnya, syafa‟at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan.
Penulisan Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H), Fakultas Syari‟ah, Jurusan Hukum
E konomi Syari‟ah yang berjudul : “Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap Praktik Pembulatan Harga Jual BBM (Studi Kasus Spbu 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga)
”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusun penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi
- – tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata
- – kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. A, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.
3. Ibu Evi Ariyani, SH, M. H, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah IAIN Salatiga sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan saran pengarahan dan masukan berkaitan dengan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
4. Ibu Evi Ariyani, SH, M. H, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan saran pengarahan dan masukan berkaitan dengan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
5. Bapak Prof. Dr. H Muh Zuhri, M. A. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sejak awal kuliah telah banyak memberikan bimbingan serta motivasi hingga saat ini.
6. Ibu Luthfiana Zahriani, M. H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan sekripsi, sehingga penulisan sekripsi ini bisa saya selesaikan.
7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf administrasi Fakultas Syari‟ah yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang selalu memeberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini tanpa halangan apapun.
8. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun memberikan kontribusi hebat dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya, Amiin.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan sekripsi ini maaih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisisnya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan sekripsi ini, sehingga mudah dipahami.
Akhirnya penulis berharap semoga sekripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Salatiga, 21 Agustus 2018 Penulis.
VIVI LUTFIYATUL AMALIA NIM. 21414007
ABSTRAK
Amalia, Vivi Lutfiyatul. 2018. TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-
UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
TERHADAP PRAKTIK PEMBULATAN HARGA JUAL BBM (STUDI KASUS
SPBU 44.507.06 PASAR SAPI SALATIGA). Skripsi. Fakultas Syariah Program
Studi Hukum Ekonomi Syariah . Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.Pembimbing: Evi Ariyani, SH., MH.
Kata Kunci: Pembulatan Harga, Hukum Islam, Perlindungan Konsumen
Penelitian ini dilatar belakangi oleh konsumen yang melakukan pengisian bensin full tank dan mesin pengisian menunjukkan harga Rp. 24.756 maka pihak SPBU melakukan pembulatan harga menjadi Rp. 25.000. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik pembulatan harga BBM yang dilaksanakan oleh SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga, untuk mengetahui tinjauan Hukum Islam dari praktik pembulatan harga jual BBM di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga dan untuk mengetahui tinjauan Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap praktik pembulatan harga jual BBM di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis induktif dan menggunakan pendekatan yuridis untuk memperoleh kesimpulan dan anailisis menurut Hukum Islam dan Undang- Undang.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyimpulkan bahwa pembulatan harga adalah praktik pembulatan harga yang dilakukan oleh operator yang terjadi apabila konsumen membeli BBM full tank dengan uang cash dan mesin pengisian menunjukkan harga Rp. 14.350 maka pihak SPBU menyuruh konsumen untuk membayar Rp. 15.000 dengan alasan tidak tersedianya uang receh. Hasil analisis menjelaskan bahwa menurut Hukum Islam apabila konsumen merelakan apabila dibulatkan maka jual beli tersebut sah karena sesungguhnya dasar dari jual beli adalah saling rela dalam al-Quran surat an-Nisa ayat 29. Apabila konsumen tidak merelakan terjadi pembulatan maka jual beli tidak sah karena dalam sistem pembulatan mengandung unsur riba dalam surat al-Imran ayat 130 dan unsur paksaan. Hasil analisis Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dalam praktik pembulatan harga bagi konsumen yang menyepakati maka sah antara keduanya, untuk konsumen yang tidak menyepakati maka tidak dapat dianggap sah oleh hukum karena tidak sesuai dengan asas keadilan dan tidak memenuhi syarat subjektif perjanjian pasal 1320 KUHPerdata yaitu kesepakatan.
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ........................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4 D. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 4 E. Penegasan Istilah ........................................................................................ 5 F. Metode Penelitian ........................................................................................ 5 G. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 9 H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli Menurut Hukum Islam ...................... 14 1. Pengertian Jual Beli.............................................................................. 14 2. Dasar Hukum Jual Beli ........................................................................ 15 3. Rukun dan Syarat Jual Beli .................................................................. 16 4. Jenis-jenis Jual Beli yang Dilarang ...................................................... 23 B. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata .......................................................................................... 27
1. Pengertian Perjanjian Jual Beli .......................................................... 27 2.
Syarat-syarat yang Diperlukan untuk Sahnya Perjanjian Jual Beli ..... 27 3. Asas-asas Perjanjian Jual Beli ............................................................. 30 C. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen dalam Undang-Undang
No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ................................. 34 1.
Pengertian Perlindungan Konsumen dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen .................................... 34
2. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen dalam Undang-Undang No.
8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ................................. 35 3. Hak dan Kewajiban Konsumen dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen .............................................. 37
4. Hak dan Kewajiban pelaku Usaha dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen .............................................. 39
5. Sengketa Konsumen dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen .................................................................... 41 6. Ketentuan-ketentuan Mengenai Sanksi dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ..................................... 44
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga ........................... 46 1. Lokasi SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga ...................................... 46 2. Sejarah SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga ..................................... 46 3. Produk SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga .................................... 47 4. Struktur Organisasi SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga .................. 47 B. Mekanisme Pembulatan Harga Jual BBM di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga ...................................................................................................... 50 C. Hasil Wawancara dengan Pelaku Usaha di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga ...................................................................................................... 51 D. Hasil Wawancara dengan Konsumen di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga ...................................................................................................... 54 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Pembulatan Harga Jual BBM
(Studi Kasus SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga) ................................. 57
B.
Analisis Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Praktik Pembulatan Harga Jual BBM (Studi Kasus SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga) ........................................................ 61
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 68 B. Saran ........................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71
LAMPIRAN-LAMPIRANBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai kodrat yang tidak bisa hidup sendiri, harus
hidup bersama dalam suatu masyarakat yang terorganisasi untuk mencapai tujuan bersama. Agar tujuan mereka tersebut tercapai sebagaimana mestinya dan dalam usahanya tidak selalu berbentur kepentingan, maka diperlukanlah suatu norma yang mengaturnya. (Asyhadie, 2011:1)
Manusia sebagai makhluk sosial juga mempunyai kodrat dalam hidup bermasyarakat, disadari atau tidak bahwa manusia selalu berhubungan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan berbagai upaya.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia yaitu dengan melakukan transaksi jual beli.
Dalam jual beli menurut Hukum Islam, ada rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar sah dalam pelaksanaannya. Diantaranya adalah kerelaan atau saling ridha antara penjual dengan pembeli. Jual beli dianggap tidak sah hukumnya apabila salah satu dari penjual atau pembeli merasa terpaksa.
Allah SWT berfirman dalam Q.S an-Nisa ayat 29 yang berbunyi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu;
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
” (Q.S an-Nisa:29)
Ayat diatas menjelaskan bahwa kita tidak boleh mencari harta dengan cara yang bathil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka („an taradin).
BBM menjadi kebutuhan primer di era modern ini, kebutuhan BBM saat ini dipenuhi oleh pemerintah melalui salah satu BUMN yaitu Pertamina. Pertamina adalah salah satu produsen yang mempunyai hak untuk memproduksi BBM, dan dalam pendistribusiannya dilakukan oleh SPBU.
Dari pengamatan sementara penyusun, bahwa ketika seorang konsumen membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan nominal genap atau sudah ditentukan oleh konsumen maka tidak ada masalah, masalah muncul apabila konsumen melakukan pengisian full tank. Pihak SPBU akan melakukan pembulatan harga dalam transaksi jual beli Bahan Bakar Minyak (BBM). Apabila konsumen melakukan pengisian bensin penuh atau full tank dan mesin pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) menunjukkan harga Rp. 14.345,- atau Rp. 24.756,- maka pihak SPBU melakukan pembulatan harga yang semula Rp. 14.345,- menjadi Rp. 15.000,- dan Rp. 24.756,- menjadi Rp. 25.000,-. Pembulatan harga jual ini terjadi apabila kita melakukan transaksi tunai, dan apabila kita melakukan pembayaran menggunakan kartu kredit atau debet maka jumlah pembayaran akan sesuai dengan harga yang tertera pada mesin pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain itu dalam praktik jual beli tersebut pihak SPBU sebagai pelaku usaha atau penjual dan konsumen tidak ada kata sepakat atau saling rela, padahal salah satu rukun jual beli yang harus dipenuhi yaitu saling rela.
Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen BAB IV Pasal 8 huruf (c) menyatakan bahwa praktik pembulatan harga tersebut “tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya”.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis ingin melakukan penelitian dengan judul TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG
UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN TERHADAP PRAKTIK PEMBULATAN HARGA
JUAL BBM (Studi Kasus SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga).B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana praktik pembulatan harga jual BBM di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga? 2. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap praktik pembulatan harga jual BBM di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga?
3. Bagaimana tinjauan Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen terhadap praktik pembulatan harga jual BBM di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga?
C. Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui praktek pembulatan harga jual BBM di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga.
2. Untuk mengetahui tinjauan Hukum Islam terhadap pembulatan harga jual BBM di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga.
3. Untuk mengetahui tinjauan Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap praktik pembulatan harga jual BBM di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 1.
Secara teoritis a.
Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya wacana keilmuan mengenai hukum muamalah terutama dibidang jual beli.
b.
Menambah bahan pustaka bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. c.
Bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis a.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi SPBU Suruh dalam melayani konsumen dan memperhatikan hak-hak konsumen.
b.
Dapat memberi masukan dan pertimbangan bagi konsumen mengenai praktik pembulatan harga jual BBM di SPBU Suruh.
E. Penegasan Istilah
Untuk melanjutkan studi atau penelitian ada beberapa hal yang perlu untuk ditegaskan atau dipersempit maknanya agar pembaca dan penulis mempunyai pemikiran sama ketika membaca penelitian ini: 1.
Hukum Islam adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan siyakini mengikat untuk semua yang beragama Islam, berdasarkan al-
Qur‟an, hadis dan pendapat para ulama fiqh mengenai praktek jual- beli.
2. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
3. Pembulatan harga jual BBM adalah proses membulatkan nilai jual suatu barang yang ditawarkan kepada pembeli berupa BBM (Bahan Bakar Minyak) yang terdiri dari premium, pertamax, solar dex dan pertalite.
F. Metode Penelitian 1.
Jenis penelitian dan pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yaitu menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. (Azwar, 1998:5)
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis yaitu menggunakan pendekatan hukum islam dan perundang-undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian.
2. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini berlokasi di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga.
3. Data dan sumber data a.
Data dan sumber data primer Data primer, atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. (Azwar, 1998:91) Dalam hal ini, penulis ingin memperoleh data berupa praktek pembulatan harga jual BBM di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga melalui pimpinan atau karyawan SPBU, dan konsumen di SPBU. b.
Data dan sumber data sekunder Data sekunder, atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang tersedia. (Azwar, 1998:91) Data sekunder juga dapat berupa buku, jurnal, artikel atau majalah yang dalam hal ini mengkaji tentang hukum ekonomi islam.
4. Prosedur pengumpulan data a.
Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengamati, mendengar, mencatat yang menjadi sumber data.
Observasi dilakukan tanpa adanya campur tangan sama sekali dari pihak peneliti. Objek observasi adalah fenomena-fenomena yang dibiarkan terjadi secara alamiah. (Azwar, 1998:19) Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga.
b.
Wawancara Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data secara lisan. (Sujarweni, 2014: 74) Wawancara ini dilakukan dengan acuan catatan-catatan mengenai pokok masalah yang akan ditayangkan. Sasaran wawancara adalah pimpinan, pengawas, karyawan dan konsumen di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi
Salatiga untuk mendapatkan info mengenai kondisi riil praktek pembulatan harga tersebut.
c.
Dokumentasi Metode ini merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang diperoleh dari sumber terpercaya seperti profil SPBU, struktur pengelola SPBU, buku-buku, jurnal dan karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian.
5. Analisis data Pada penelitian ini penulis menggunakan analisis induktif, yaitu menganalisis data khusus tentang mekanisme pembulatan harga jual dalam transaksi jual beli Bahan Bakar Umum (BBM) di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga yang telah dianalisis dengan Hukum Islam dan Undang Undang No. 8 tentang Perlindungan Konsumen untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan.
6. Pengecekan keabsahan data Dalam menguji keabsahan data, peneiti menggunakan teknik trianggulasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan menggunakan trianggulasi sebenarnya peneliti telah mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data (Saebani, 2008:189). Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan trianggulasi teknik, diamana peniliti menggunkan teknik wawancara secara mendalam, obsservasi partisipatif dan juga memaparkan dokumentasi. Tujuan penggunuan trianggulasi bukan hanya untuk menguji kebenaran pokok masalah namun teknik ini juga dapat digunakan untuk pehamaman peneliti mengenai fenomena atau pokok masalah yang diteliti.
G. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengetahui validasi penelitian yang telah dibuat. Penelitian terdahulu dapat menjadi satu pijakan penulis agar penelitiannya berbeda dengan yang terdahulu. Adapun penelitian yang telah dilakukan adalah: 1.
Skripsi yang ditulis oleh Silvia Khaulia Maharani, Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya dengan judul ANALISIS HUKUM
ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA JASA PENGIRIMAN BARANG DI PT.TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR (JNE) JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA.
Dalam skripsi tersebut disimpulkan bahwa menurut hukum Islam dalam pelaksanaan pembulatan yang terjadi pada PT.TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) jalan Karimun Jawa Surabaya bertentangan dengan akad ijarah karena dalam pemaparan datanya terdapat penyimpangan pada saat berlangsungnya transaksi karena pihak JNE tidak memberitahukan berat asli dari barang yang akan dikirim, tetapi pada saat menimbang pihak JNE langsung menentukan tarif tanpa memberitahukan berat asli barangnya.
Adapun perbedaan skripsi ini dengan penyusun adalah, objek penelitian dalam skripsi ini adalah pembulatan timbangan, sedangkan objek penelitian dalam skripsi penyusun adalah pembulatan harga. Skripsi ini hanya menggunakan Hukum Islam untuk menganalisis masalah, sedangkan penyusun menggunakan Hukum Islam dan Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
2. Skripsi yang ditulis oleh Ihya Ulummuddin, Fakultas Syariah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul PENERAPAN KONSEP
AN TARADIN (SUKA SAMA SUKA) TERHADAP PRAKTIK
PEMBULATAN HARGA DI SPBU KOTA YOGYAKARTA SPBU MUNGGUR, TERBAN DAN LEMPUYANGAN (TINJAUAN HUKUM
ISLAM). Dalam skripsi tersebut disimpulkan bahwa. Pertama, terdapat penyimpangan terkait dengan pembulatan harga yang dilakukan operator, karena konsumen dirugikan. Kerugan yang dialami oleh konsumen jika dianalisis maka hal tersebut menjadi riba atau tambahan. Artinya uang kecil yang dibulatkan dan tidak dikembalikan ke konsumen yang menjadi haknya itu merupakan keuntungan tambahan bagi pelaku usaha dan kerugian bagi konsumen. Kedua, dianalisis dari metode sadd az zariyah yaitu tergantung tujuan. Apabila tujuannya baik maka diperbolehkan. Dalam hal tersebut tentunya didalamnya terdapat konsep
„an taradin atau unsur kerelaan dapat terpenuhi yaitu konsumen merelakan uang kembalian pembelian BBM dengan upaya preventif atau pencegahan terhadap sesuatu yang akan menimbulkan kemadharatan bagi konsumen maupun pelaku usaha. Apabila tujuannya buruk maka dilarang. Dalam hal tersebut tentunya adanya unsur paksaan atau menyimpang yang merugikan salah satu pihak.
Adapun perbedaan skripsi ini dengan penyusun adalah, skripsi ini menggunakan metode sadd az zariyah sebagai pisau analisisnya.
Sedangkan penyusun menggunakan Hukum Islam dan Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Skripsi yang ditulis oleh Rosita Amalina, Fakultas Syariah IAIN
Walisongo Semarang dengan judul TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI PREMIUM DI SPBU NGALIAN KOTA SEMARANG. Dalam skripsi tersebut disimpulkan bahwa praktik jual beli premium di SPBU Ngalian dangat bergantung pada sumber daya manusianya (petugas). Secara kualitas, mesin dispenser yang digunakan telah memenuhi standar yang ditentukan oleh Badan Metrologi. Praktik penyimpangan yang rentan bertentangan dengan syariat Islam lebih cenderung mengarah pada praktik kerja dari petugas. Praktik jual beli premium di SPBU Ngalian Kota Semarang meskipun tidak seluruh karyawan melakukannya, terkandung aspek penipuan dan pemaksaan pembulatan dalam pembayaran. Menurut hukum Islam, praktik jual beli premium di SPBU Ngalian berpeluang memunculkan ketidaksesuaian praktik jual beli dengan hukum Islam. Kemudahan pembayaran melalui pembulatan tidak dapat disebut kemaslahatan karena terkandung aspek pelanggaran syariat.
Dalam konteks kebutuhan, praktik jual beli premium di SPBU Ngalian Kota Semarang tidak sesuai dengan kaidah “Menolak kerusakan lebih diutamakan dari pada menarik maslahah, dan apabila berlawanan antara yang mafsadah dan maslahah, maka yang didahulukan adalah menolak mafsadahnya”.
Adapun perbedaan skripsi ini dengan penyusun adalah, skripsi ini hanya menggunakan Hukum Islam untuk menganalisis masalah.
Sedangkan penyusun menggunakan Hukum Islam dan Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman isi penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dibagi menjadi lima bab, yang berisi hal-hal pokok yang dapat dijadikan pijakan dalam memahami pembahasan ini. Adapun perinciannya sebagai berikut yaitu:
BAB I: Pendahuluan yang berisi uraian tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tinjauan pustaka dan sistematika penelitian.
BAB II: Landasan teori dalam bab ini berisi mengenai Tinjauan umum
mengenai jual beli menurut Hukum Islam. Tinjauan umum mengenai jual beli dalam KUH Perdata. Tinjauan umum mengenai perlindungan konsumen menurut Undang Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
BAB III: Paparan data dan hasil penelitian dalam bab ini berisi mengenai
gambaran umum SPBU S44.507.06 Pasar Sapi Salatiga, mekanisme pembulatan harga jual pada transaksi jual beli bahan bakar minyak (BBM) di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga, hasil wawancara dengan pelaku usaha di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga, hasil wawancara dengan konsumen SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga.
BAB IV: Pembahasan dalam bab ini berisi mengenai analisis Hukum
Islam dan analisis Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap pembulatan harga jual padatransaksi jual beli Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU 44.507.06 Pasar Sapi Salatiga.
BAB V: Penutup berisi tentang kesimpulan sebagai jawaban permasalahan
dan juga tentang saran-saran, selain itu dalam bab terakhir ini akan dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang dianggap perlu.
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli Menurut Hukum Islam 1. Pengertian jual beli Lafadz al-
bai‟ dalam bahasa Arab menunjukkan makna jual dan
beli. Lafal al-
bai‟ juga dapat diartikan membeli, yang termasuk makna
kebalikan. Tapi jika diucapkan kata al-
bai‟, maka makna yang
langsung bisa ditangkap ialah orang yang mengeluarkan barang dagangan atau penjual. Menurut Syekh Abdurrahman as- Sa‟di et al, jual beli merupakan isim mashdar yang mengandung dua makna memiliki dan membeli. (Mardani, 2013:82)
Para fuqaha menggunakan istilah al-
bai‟ kepada makna
mengeluarkan atau memindahkan sesuatu dari kepemilikannya dengan harga tertentu, dan istilah asy-syara kepada makna memasukkan kepemilikan tersebut dengan jalan menerima pemindahan kepemilikan tersebut. Pemaknaan lafadz asy-syara kepada makna mengeluarkan sesuatu berdasarkan pada hikayat tentang Nabi Yusuf AS., tatkala saudara-saudaranya itu menjualnya. Hal ini sebagaimana tertera dalam firman Allah SWT. (Hidayat, 2015:10)
Artinya: “Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.” (Q.S Yusuf:20) Adapun pengertian jual beli menurut istilah, akan dikemukakan oleh para ulama sebagaimana berikut: (Huda, 2011: 52) a.
Pengertian jual beli menurut Sayyid Sabiq dalam buku Fiqh as-
Sunnah juz 3, adalah: “Pertukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling meridhai atau memindahkan hak milik disertai penggantinya dengan cara yang dibolehkan.”
b.
Pengertian jual beli menurut Taqiyyudin, adalah:
“Saling menukar harta (barang) oleh dua orang untuk dikelola (ditashrafkan) dengan cara ijab dan qabul sesuai dengan syara‟.” c.
Pengertian jual beli menurut Wahbah az-Zuhaili, adalah:
“Saling tukar menukar harta dengan cara tertentu.”
Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami inti jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar benda (barang) yang mempunyai nilai, atas dasar kerelaan (kesepakatan) antara dua belah pihak sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang dibenarkan oleh syara‟. (Huda, 2011:52)
Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 20 nomor 2. Bai‟ adalah jual beli antara benda dengan benda, atau pertukaran benda dengan uang.
2. Dasar hukum jual beli
Pada dasarnya transaksi jual beli hukumnya mubah (boleh). Hal ini didasarkan kepada al- Quran, hadits dan ijma‟ ulama. Salah satu ayat al-Quran yang menjadi dasar hukum jual beli adalah surat al-Baqarah ayat 275, yang berbunyi:
Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”(Q.S al-Baqarah:275)
Adapun landasan jual beli yang berasal dari hadits Rasulullah SAW diantaranya adalah:
ض ا رت نع عيبل ا انم ا Artinya: “Jual beli itu didasarkan kepada suka sama suka.” (HR. Abu Dawud No. 2999, Tirmidzi No. 1169, Ibnu Majah No. 2176 dari Abu Sa‟id al-Khudriy Ra)
Sedangkan para ulama telah sepakat mengenai kebolehan akad jual beli. Ijma‟ ini memberikan hikmah bahwa kebutuhan manusia berhubungan dengan sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain, dan kepemilikan sesuatu tidak akan diberikan dengan begitu saja, namun harus ada kompensasi sebagai imbal baliknya. Sehingga dengan disyariatkannya jual beli tersebut merupakan salah satu cara untuk merealisasikan keinginan dan kebutuhan manusia, karena pada dasarnya, manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dan bantuan orang lain.(Huda, 2011:54)
3. Rukun dan syarat jual beli
Arkan ada lah bentuk jama‟ dari rukn. Rukun sesuatu berarti sisinya yang paling kuat, sedangkan arkan berarti hal-hal yang harus ada untuk terwujudnya satu akad dari sisi luar (Aziz, 2010: 28).
Para ulama berbeda pendapat tentang rukun jual beli ini. Menurut Hanafiyah, rukun jual beli hanya satu, yaitu ijab (ungkapan membeli dari pembeli) dan qabul. Menurut mereka, yang menjadi rukun dalam jual beli hanyalah kerelaan kedua belah pihak untuk melakukan transaksi jual beli. Akan tetapi, karena unsur kerelaan itu merupakan unsur hati yang sulit diindra sehingga tidak kelihatan, maka diperlukan indikasi yang menunjukkan kerelaan kedua belah pihak yang melakukan transaksi jual beli, boleh tergambar dalam ijab dan qabul atau cara saling memberikan barang dan harga barang
(ta‟athi).
Sementara menurut Malikiyah, rukun jual beli ada tiga, yaitu 1) (dua orang yang berakad, yaitu penjual dan pembeli); 2)
aqidain ma‟qud „alaih (barang yang diperjualbelikan dan nilai tukar pengganti
barang); dan 3) shighat (ijab dan qabul ). Ulama Syafi‟iyah juga berpendapat sama degan Malikiyah di atas.(Hidayat, 2015:17).
Menurut jumhur ulama, jual beli yang menjadi kebiasaan, misalnya jual beli sesuatu yang menjadi kebutuhan sehari-hari tidak disyaratkan ijab dan kabul. Menurut fatwa ulama Syafi‟iyah, jual beli barang- barang yang kecil pun harus ijab kabul, tetapi menurut imam Nawawi dan ulama muta‟akhirin Syafi‟iyah, boleh jual beli barang-barang yang kecil dengan tidak ijab kabul seperti membeli sebungkus rokok.(Mardani, 2013:89) Rukun jual beli menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pasal
56, 57 dan 58, yaitu: 1.
Pihak-pihak; 2. Obyek; dan 3. Kesepakatan.
Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian jual-beli terdiri atas penjual, pembeli, dan pihak lain yang terlibat dalam perjanjian tersebut.
Obyek jual beli terdiri atas benda yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang bergerak maupun yang tidak bergerak, dan yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar.
Dalam jual beli juga terdapat beberapa syarat yang mempengaruhi sah tidaknya akad tersebut. Diantaranya adalah syarat yang diperuntukkan bagi dua orang yang melaksanakan akad dan syarat yang diperuntukkan untuk barang yang akan dibeli. Jika salah satu darinya tidak ada, maka akad jual beli tersebut dianggap tidak sah.(Al- Fauzan, 2005:366)
Dibawah ini merupakan beberapa hal yang berkaitan dengan syarat jual beli menurut para ulama a. Syarat yang berhubungan dengan dua orang yang berakad
(„aqadain), yaitu penjual dan pembeli.(Hidayat, 2015:18)
1) Mumayyiz, balig dan berakal. Maka tidak sah akadnya orang gila, orang yang mabuk, begitu jga akadnya anak kecil, kecuali terdapat ijin dari walinya sebagaimana pendapat jumhur ulama. Hanafiyah hanya mensyaratkan berakal dan mumayyiz, tidak mensyaratkan balig.
2) Tidak terlarang membelanjakan harta, baik terlarang itu hak darinya atau yang lainnya. Jika terlarang ketika melakukan akad, maka akadnya tidak sah menurut Syafi‟iyah. Sedangkan menurut jumhur ulama, akadnya tetap sah jika terdapat izin dari yang melarangnya, jika tidak ada izin, maka tidak sah akadnya.
3) Tidak dalam keadaan terpaksa ketika melakukan akad. Karena adanya kerelaan dari kedua belah pihak merupakan salah satu rukun jual beli. Jika terdapat paksaan, maka akadnya dipandang tidak sah atau batal menurut jumhur ulama.
Sedangkan menurut Hanafiyah, sah akadnya ketika dalam keadaan terpaksa jika diizinkan, tetapi bila tidak diizinkan, maka tidak sah akadnya.
b.
Syarat yang berkaitan dengan objek akad Menurut Sayyid Sabiq, objek akad jual harus mempunyai kriteria sebagai berikut: (Sabiq, Tth:129)
1)
Benda tersebut suci dan halal (tidak boleh menjual barang yang
diharamkan, seperti miras, bangkai, bai dan patung). 2)
Benda tersebut dapat dimanfaatkan (tidak boleh melakukan jual beli ular dan anjing kecuali yang sudah terlatih yang digunakan untuk berburu)
3) Benda tersebut milik yang melakukan akad jual beli (dilarang menjual barang yang bukan miliknya walaupun itu milik istrinya sendiri). Dalam ilmu fiqh hal ini disebut ba‟i al-fudhuli.
4)
Benda tersebut dapat diserahkan. (tidak boleh menjual barang
yang tidak dapat diserahkan, seperti menjual ikan yang masih ada di air).
5) Benda tersebut diketahui bentuknya atau keberadaannya atau spesifikasinya dan harganya juga sudah jelas.
6) Benda tersebut sudah diterima oleh pembeli.
Syarat-syarat di atas pada prinsipnya sama dengan isi dari
Pasal 76 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. Menurut pasal tersebul, syarat objek yang diperjualbelikan adalah: a.
Barang yang dijualbelikan harus sudah ada.
b.
Barang yang dijualbelikan harus dapat diserahkan.
c.
Barang yang dijualbelikan harus berupa barang yang memiliki nilai/harga tertentu.
d.
Barang yang dijualbelikan harus halal. e.
Barang yang dijualbelikan harus diketahui oleh pembeli.
f.
Kekhususan barang yang dijualbelikan harus diketahui.
g.
Penunjukkan dianggap memenuhi syarat kekhususan barang yang dijualbelikan jika barang itu ada di tempat jual beli.
h.
Sifat barang yang dapat diketahui secara langsung oleh pembeli tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut. i.
Barang yang dijual harus ditentukan secara pasti pada waktu akad.
c.