- Sekretariat lakip 2014
11
Bab I
P e n d a h u l u a n
A. Latar Belakang
Dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014, dimana dalam era Reformasi yang berkembang sampai saat ini telah membawa banyak perubahan diberbagai bidang, pemusatan kekuatan ekonomi nasional pada sekelompok pengusaha tertentu telah surut, dan seiring dengan terjadinya krisis ekonomi dan moneter. Paradigma pembangunan ekonomi yang semula lebih berorientasi pada pembangunan bahan industri berskala besar mulai bergeser kepada pembangunan ekonomi yang lebih ditekankan pada ekonomi kerakyatan. Perubahan paradigma tersebut diharapkan akan berpengaruh terhadap pemulihan ekonomi.
Adapun akibat dari krisis ekonomi yang belum pulih saat ini telah menyebabkan kegiatan perekonomian nasional menjadi lumpuh termasuk hasil pembangunan nasional di sektor Industri dan Perdagangan. Dimana sektor industri dan Perdagangan sebagai pengerak utama pembangunan ekonomi nasional mempunyai rencana dan kontribusi yang sangat penting, oleh karena itu untuk mengatasi krisis tersebut diatas Pemerintah mengambil langkah-langkah kebijakan, yang diarahkan antara lain pada pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat.
Dalam rangka mewujudkan hal di atas, maka langkah yang dilakukan adalah Menumbuhkan Ekonomi Pedesaan Berbasis Sumberdaya Lokal dan Mengembangkan Investasi dengan Mengedepankan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan.
Dalam tahun 2014 ini dimasa satu tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil
(2)
Gubernur terpilih, berbagai upaya percepatan dilakukan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mengimplementasikan prioritas kebijakan di atas dan telah menempuh berbagai upaya di sektor Industri dan Perdagangan antara lain berupa pengembangan kemitraan usaha yang berbasis sumberdaya lokal dan berorientasi global, pengembangan dan pembinaan Industri Kecil Menengah/Usaha Kecil Menengah, peningkatan penyediaan dan distribusi barang/jasa termasuk peningkatan pengawasan barang dan jasa yang beredar, perlindungan konsumen, pengendalian stabilitas harga dan pengembangan sistem informasi manajemen, serta peningkatan pembinaan produksi, promosi dan ekspor komoditas unggulan daerah Sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2014 sekurang-kurangnya Ada Satu Kebijakan Prioritas Dari 7 (tujuh) Prioritas Pembangunan Daerah NTB yang terkait dengan Pembangunan sektor Industri dan Perdagangan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Mempercepat Penurunan Kemiskinan dan Mengembangkan Keunggulan Daerah. Dalam rangka mewujudkan perioritas pembangunan tersebut, kebijakan yang ditempuh sebagai berikut :
Pertama : Meningkatkan sarana prasarana produksi yang memadai dengan melakukan revitalisasi dan fasilitasi sarana prasarana produksi untuk peralatan industri kecil menengah.
Kedua : Meningkatnya investasi,mendorong peningkatan basis produksi dan ekspor nonmigas serta memperkuat ketahanan pangan dengan penggerak sektor industri yang didukung oleh pemanfaatan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan, termasuk industri yang berbasis sumber daya alam seperti agro, kelautan, pertambangan, dan sumber daya mineral.
Ketiga : meningkatkan kualitas pertumbuhan melalui pemerataan kesejahteraan dan perluasan kesempatan berusaha
(3)
kkkkkhhh
terutama bagi penduduk miskin.
Keempat : Terwujudnya Produk SDA yang berkualitas ekonomi tinggi dan memenuhi stándar pasar melalui fasilitasi dan investasi industri olahan produk SDA berkualitas, fasilitasi dan investasi usaha ekonomi kreatif terhadap kerajinan industri dan makanan olahan
Kelima : Terwujudnya tenaga kerja yang terampil melalui edukasi dan fasilitasi tenaga kerja terampil dalam rangka mengembangkan ekonomi kreatif
Keenam : Meningkatkan Evektifitas pelayanan investasi dengan cara menyediakan data dan informasi peluang ivestasi yang akurat, identifikasi, inventarisasi dan publikasi data dan informasi sehingga tersedia database investasi serta meningkatkan komoditi unggulan daerah dengan cara fasilitasi dan regulasi terhadap eksportir daerah sehingga meningkatkan nilai ekspor daerah.
Ketujuh : Mengembangkan wirausaha dan investasi daerah dengan jalan investasi dan fasilitasi modal usaha/kerja kepada UMKM dan IKM, divestasi dan fasilitasi dana penyertaan modal kepada BUMD dan swasta
Kedelapan : Meningkatkann sumber pendanaan daerah serta meningkatkan konektivitas perekonomian antar kawasan, antar kota, antar wilayah dengan cara identifikasi dan evaluasi data dan informasi, sosialisasi dan fasilitasi sistem pelayanan PAD, identifikasi, fasilitasi dan negosiasi dana dari pemerintah, swasta dan pihak lainnya sehingga tersedia data dan informasi potensi PAD yang akurat, tersedianya sistem pelayanan PAD, tersedianya dana dari pemerintah, swasta dan pihak lainnya, tersedianya sarana
(4)
prasana perekonomian yang memadai serta tersedianya dokumen penunjang kerjasama ekonomi antar kawasan antar kota dan antar wilayah.
Sesuai dengan Ketetapan Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme serta Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang hal yang sama telah diterbitkan Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Instruksi Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta peranannya dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan.
B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2000 tanggal 29 Desember 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas–Dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat .
1. Kedudukan
Sesuai dengan Peraturan Daerah tersebut, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui Sekretaris Daerah
2. Tugas Pokok
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan Pemerintah Daerah Bidang Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan asas
(5)
kkkkkhhh
otonomi, tugas pembantuan dan tugas dekonsentrasi.
3. Fungsi
Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok tersebut maka fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian dan perdagangan; 2. Perencanaan program dan kegiatan bidang industri dan perdagangan;
3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perindustrian dan perdagangan;
4. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang perindustrian dan perdagangan;
5. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang perindustrian dan perdagangan;
6. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan ditindaklajuti dengan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 1 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pengembangan Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah (BP3ED), Peraturan
(6)
Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 40 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengolahan Komoditi Ungulan Daerah dan Kemasan (BPKUD & K) pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah ditetapkan struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari :
1. Kepala Dinas.
2. Sekretaris , terdiri dari :
a. Sub Bagian Program dan Pelaporan; b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Agro Kimia dan Aneka Industri, terdiri dari : a. Seksi Industri Agro dan Kimia;
b. Seksi Industri Logam dan Mesin;
c. Seksi Industi Alat Transportasi dan Telematika. 4. Bidang Pengembangan Industri Kecil, terdiri dari
a. Seksi Sarana dan Usaha; b. Seksi Bimbingan Produksi;
c. Seksi Pengembangan Potensi dan Kerja sama Industri. 5. Bidang Perdagangan Dalam Negeri , terdiri dari :
a. Seksi Pengadaan dan Penyaluran; b. Seksi Usaha Perdagangan;
c. Seksi Pembinaan dan Perlindungan Konsumen. 6. Bidang Perdagangan Luar Negeri , terdiri dari :
a. Seksi Ekspor; b. Seksi Impor;
c. Seksi Pengembangan dan Kerjasama. 7. Balai Metrologi :
a. Kasubag TU;
(7)
kkkkkhhh c. Seksi Arus Panjang dan Volume. 8. BP3ED :
a. Kasubag TU; b. Seksi Penelitian;
c. Seksi Promosi dan Informasi. 9. BPKUD & K
a. Kasubag TU
b. Seksi Pelatihan, Pembinaan Industri Makanan, Minuman dan Kerajinan c. Seksi Teknis Pelayanan Desain dan Kemasan
10. Jabatan Fungsional.
Secara rinci struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB terdapat pada lampiran 4.
D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat selama Tahun 2014. Capaian Kinerja Tahun 2014 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja Tahun 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan Organisasi. Analisis atas Capaian Kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentikasinya sejumlah celah kinerja bagi perbaikan kinerja masa datang. Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB, struktur organisasi. Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kerja, menjelaskan secara ringkas dokumen
(8)
perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2014 meliputi RPJMD Tahun 2013 – 2018, Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2013 – 2018 dan Penetapan Kinerja Tahun 2014.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014, menjelaskan analisis mengenai pencapaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian Indikator Kinerja per sasaran per program, evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja, serta Akuntabilitas Keuangan untuk Tahun 2014. Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2014 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja dimasa akan datang.
(9)
kkkkkhhh Bab II
Perencanaan dan Penetapan Kinerja
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2000 tanggal 29 Desember 2000, Tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat . Sesuai dengan Peraturan Daerah tersebut, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan tugas dekonsentrasi.
Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok tersebut maka fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian dan perdagangan; 2. Perencanaan program dan kegiatan bidang industri dan perdagangan;
3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perindustrian dan perdagangan;
4. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang perindustrian dan perdagangan;
5. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang perindustrian dan perdagangan;
6. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
(10)
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :
1. RPJMD Tahun 2013 – 2018
2. RENSTRA Dinas Perindag Prov. NTB Tahun 2013 – 2018 3. Penetapan Kinerja Tahun 2014
A. RPJMD 2013 - 2018
RPJMD Provinsi NTB 2013 – 2018, ditetapkan sebagai rambu, pedoman dan arah bagi pemerintah daerah khususnya dan masyarakat NTB umumnya untuk bersama mewujudkan visi-misi daerah dalam program pembangunan yang terpadu, fokus dan responsif terhadap tantangan dan perubahan zaman. Berkaitan dengan hal tersebut telah di tetapkan kerangka Visi Pembangunan NTB Periode 2013 – 2018 sebagai berikut :
”MEWUJUDKAN MASYARAKAT NUSA TENGGARA BARAT
YANG BERIMAN, BERBUDAYA, BERDAYASAING DAN SEJAHTERA”
Ada lima kata kunci dalam visi pembangunan Provinsi NTB 2013 – 2018 :
- Kata ’Masyarakat NTB’ : mengandung pengertian seluruh warga masyarakat yang hidup dan bermukim di wilayah Nusa Tenggara Barat.
- Kata ’Beriman’ : berarti masyarakat yang taat beragama, berbudipekerti luhur dan saling menghargai satu sama lain dalam keberagaman sosial – budaya
- Kata ‘Berbudaya’ : artinya masyarakat yang mampu berpartisipasi dalam pembangunan dilandasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
- Kata ’berdayasaing’ : mengandung makna masyarakat yang sehat, cerdas, produktif, inovatif, kreatif, agar mampu bersing secara global.
(11)
kkkkkhhh
kebutuhan dasar secara ekonomi, sosial dan berkeadilan.
Visi NTB kemudian dijabarkan dalam Misi Pembangunan NTB 2013 – 2018. Misi merupakan rumusan dari upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi NTB 2013 – 2018 yaitu Terwujudnya Masyarakat Nusa Tenggara Barat Yang Beriman, Berbudaya, Berdayasaing dan Sejahtera.
Adapun Misi tersebut adalah :
1. Mempercepat perwujudan masyarakat yang berkarakter;
2. Mengembangkan budaya dan kearifan lokal untuk pembangunan;
3. Melanjutkan ikhtiar reformasi birokrasi yang bersih dan melayani, penegakan hukum yang berekeadilan, dan memantapkan stabilitas keamanan;
4. Meningkatkan mutu sumber daya manusia yang berdaya saing;
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempercepat penurunan kemiskinan, mengembangkan keunggulan daerah;
6. Melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah berbasis tata ruang;
7. Memantapkan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
B. Rencana Strategis Tahun 2013 - 2018
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 – 2018 merupakan rencana jangka menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berisi tentang gambaran, sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan.
Penyusunan RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah mengacu pada RPJMD Tahun 2013 – 2018 yang telah
(12)
ditetapkan Pemerintah, khususnya terkait dengan prioritas pembangunan bidang ”Ekonomi dan Rumpun Hijau”. Secara ringkas substansi RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat di ilustrasikan sebagai berikut :
a. Visi
Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB, adalah ”Terwujudnya
Masyarakat Industri dan Perdagangan Yang Yang Unggul dan Mandiri”.
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB menetapkan enam Misi yang akan dilakukan secara konsisten sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kemampuan dan Kemandirian Industri Kecil.
2. Meningkatkan Kemampuan dan Kemajuan Industri Agrokimia dan Aneka Industri.
3. Meningkatkan Kelancaran, Ketertiban dan Kemudahan Perdagangan Dalam Negeri.
4. Meningkatkan Kelancaran, Ketertiban dan Kemudahan Perdagangan Luar Negeri.
5. Meningkatkan Kelancaran dan Ketertiban Pelayanan Internal. 6. Meingkatkan Ketepatan Standar Ukur Perdagangan.
7. Mendorong Percepatan Kemajuan Ekspor.
8. Mendorong Kemajuan Industri Olahan dan Kemasan. c. Tujuan
Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB menetapkan dua puluh satu tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu sampai dengan tahun 2014, yaitu : 1. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sarana Usaha Kecil.
2. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Produk Usaha Kecil.
(13)
kkkkkhhh Usaha Kecil.
4. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Produk Industri Agro dan Kimia. 5. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Produk Industri Logam dan Mesin. 6. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Produk Industri Alat Transportasi dan
Telematika.
7. Meningkatnya Kontinuitas dan Aksessibilitas Pengadaan dan Penyaluran Bahan Kebutuhan Masyarakat.
8. Meningkatnya Produktifitas dan Kontinuitas Usaha Perdagangan. 9. Meningkatnya Kualitas dan Legalitas Produk Perdagangan.
10. Meningkatnya Kontinuitas dan Aksessibilitas Ekspor dan Impor Barang. 11. Meningkatnya Intensitas dan Kualitas Promosi dan Informasi Ekspor Barang. 12. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Program dan Pelaporan.
13. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Administrasi Keuangan.
14. Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Administrasi Umum dan Kepegawaian. 15. Meningkatnya Efektifitas Administrasi Balai.
16. Meningkatnya Legalitas Ukuran Massa dan Timbangan. 17. Meningkatnya Legalitas Ukuran Arus Panjang dan Volume. 18. Meningkatnya Kapasitas Pengusaha dan Calon Pengusaha. 19. Meningkatnya Kontinuitas Ekspor Produk Lokal.
20. Meningkatnya Kapasitas Pengusaha Industri Makanan, Minuman dan Kerajinan. d. Sasaran
Berdasarkan atas tujuan, selanjutnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB menjabarkan dalam sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode RENSTRA. Sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis selama tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut :
(14)
Tabel 1 :
Sasaran Strategis & Indikator Kinerja
No. Sasaran Starategis No Indikator Kinerja Target 1. Meningkatkan
Kemampuan dan kemandirian Industri Kecil
1.1
1.2
Jumlah Unit usaha dengan daya dukung sarana memadai Jumlah daya serap tenaga kerja yang terserap oleh industri kecil
340 unit/th
1.360 org/th 2. Meningkatkan
Kemampuan dan kemajuan industri agrokimia dan aneka industri yang berorientasi pasar global
2.1 2.2
2.3
2.4
Jumlah investasi Industri Kecil Jumlah unit usaha yang dikembangkan melalui pelatihan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk Industri Agro dan Kimia
Jumlah unit usaha yang dikembangkan melalui pelatihan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk Industri Logam dan Mesin Jumlah unit usaha yang dikembangkan melalui pelatihan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk Transportasi dan Telematika
5.100 Rp (000.000)/th 130 unit/th
58 unit/th
20 unit usaha/th 3. Meningkatkan
kelancaran, ketertiban dan kemudahan perdagangan dalam negeri
3.1
3.2
3.3
Jumlah paket bahan kebutuhan masyarakat yang disalurkan kepada masyarakat
Jumlah tenaga kerja yang mampu terserap oleh usaha perdagangan
Jumlah investasi Usaha Kecil dan Usaha Menengah (UKM)
3489 Paket/th
5.251 Unit usaha/th & 26.255 tenaga kerja (org/th)
78.765 Rp (000.000)/th
4. Meningkatkan
kerlancaran dan ketertiban pelayanan internal
4.1 4.2 4.3
Jumlah laporan kinerja Jumlah laporan keuangan Jumlah dokumen kinerja aparatur
12 dokumen/th 12 dokumen/th 12 dokumen/th
5. Meningkatkan
ketepatan standar ukur perdagangan
5.1
5.2
Jumlah retribusi dari Ukuran Massa dan Timbangan Kemetrologian bagi Pendapatan Asli Daerah
Jumlah retribusi dari ukuran arus panjang dan volume kemetrologian bagi PAD
141,95 Rp. (000.000)/th
170,05 Rp. (000.000)/th & 36 Unit (000)
(15)
kkkkkhhh
6. Mendorong
percepatan kemajuan ekspor
6.1 6.2 6.3 6.4 6.5
Jumlah nilai ekspor Jumlah nilai impor Jumlah negara tujuan
Jumlah eksportir dan calon eksportir yang dilatih
Jumlah Varietas dan kuantitas komoditi ekspor yang dipromosikan
2.804,63 US$ (000.000)/th 252.951 US $ 18 negara 30 org/th
4 jumlah komoditi/th
7. Mendorong kemajuan industri olahan dan kemasan
7.1
7.2
Jumlah produk yang dihasilkan setelah pelatihan peningkatan mutu produk pengolahan industri
Jumlah produk yang dihasilkan setelah dilatih peningkatan mutu kemasan produk industri makanan, minuman dan kerajinan
15 unit/th
40 unit/th
8. Terwujudnya Rencana Pembangunan
Ekonomi yang Berkualitas
8.1 Paritas Daya Beli 689,888 Rp.
9. Terlindunginya
kekayaan seni budaya dan kearifan lokal
9.1 Pendaftaran HAKI karya seni budaya daerah
15 produk desain, 20 produk Merk, 15 produk Hak Cipta
e. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB juga telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang sebagai ukuran keberhasilan organisasi. Penetapan IKU telah mengacu pada RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB dan RPJMD Tahun 2013 – 2018. Indikator Kinerja Utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja yang ada dalam RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2013 – 2018 yang memiliki fokus pada perspektif stakeholder, sedangkan yang fokusnya internal bussines process (peningkatan kapasitas internal organisasi) tidak dijadikan sebagai Indikator Kinerja Utama.
(16)
Indikator Kinerja Utama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB yang akan digunakan pada periode waktu tahun 2013 – 2018 sesuai periode RENSTRA adalah sebagai berikut :
Tabel 2 :
Indikator Kinerja Utama
C. Penetapan Kinerja Tahun 2014
Penetapan Kinerja merupakan amanat INPRES Nomor 5 Tahun 2004 dan Edaran Surat Menteri Negara PAN Nomor SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja. Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dikelolanya. Tujuan khusus Penetapan Kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen penerima amanah dan pemberi amanah sebagai dasar penialaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
No. Indikator Kinerja Utama Target 2014
1. Paritas Daya Beli Masyarakat Rp. 673,898,-
2. Pendaftaran HAKI KARYA seni budaya daerah, terdiri dari :
- Desain Industri
- Merek
- Hak Cipta
US720 Ju - 15 produk
- 20 Produk
- 15 Produk
(17)
kkkkkhhh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah membuat Penetapan Kinerja Tahun 2014 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Penetapan Kinerja ini telah mengacu pada RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB dan RPJMD Tahun 2013 – 2018. Oleh karena itu indikator-indikator kinerja dan target tahunan yang digunakan dalam Penetapan Kinerja ini adalah indikator kinerja utama yang telah ditetapkan dan diintegrasikan dalam RENSTRA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2013 – 2018.
Tabel 3 :
Penetapan Kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
1. Meningkatnya efektifitas perlindungan konsumen dan
pengamanan perdagangan
1.1. Jumlah Barang dan jasa yang diawasi (SNI)
13 Jenis Komoditi
- Jumlah Barang dan jasa yang diawasi (Non SNI) / Barang Dalam Keadaaan Terbungkus (BDKT)
4 Jenis Komoditi
1.2. Jumlah Alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya yang diuji, ditera dan tera ulang (UTTP)
40.000 bh
- Jumlah Pasar Tertib Ukur 1 kali , 1 Pasar
2. Meningkatnya Kapasitas Kerjasama Internasional
2.1. Jumlah Pengusaha/UKM Eksportir yang dilatih
3 kali , 30 orang
2.2. Jumlah Pengawasan Barang-barang Impor (Berdasarkan API)
10 Komoditi 2.3 Pengawasan Barang-barang ekspor
(Berdasarkan SKA)
23 Komoditi
3. Meningkatnya Kontinuitas dan Kualitas
3.1. Jumlah Aparat pembina UKM dibidang Ekspor yang dilatih
(18)
Komoditi Eksport IKM
3.2. Jumlah Pelaku UKM ekspor yang dilatih
3 kali , 30 orang
3.3. Jumlah Calon pelaku ekspor yang
dilatih 4 kali , 30 orang
4. Meningkatnya Efektifitas dan Efisiensi
4.1. Jumlah Sembako yang didistribusikan bagi masyarakat kurang mampu
2 Kali , 2 Paket
Perdagangan Dalam Negeri
4.2. Jumlah laporan Pemantauan ketersediaan sembako menjelang Hari Besar Keagamaan
1 Dokumen
4.3. Jumlah laporan Pemantauan perdagangan antar pulau
1 Dokumen 4.4. Jumlah laporan Pengawasan
Peredaran barang-barang strategis dan Bahan Bakar Minyak (BBM)
1 Dokumen
5. Meningkatnya Kapasitas Pedagang Kaki Lima dan Asongan
5.1. Jumlah Bantuan Tenda yang diberikan kepada masyarakat
1 kali ,66 buah
6. Meningkatnya Kapasitas Usaha Daerah
6.1. Jumlah Aparat Instansi Terkait peserta rakor sinkronisasi program kerja indag
1 kali , 40 orang
6.2. Jumlah Buku Visualisasi Data Indag 12 buah 6.3. Jumlah Buku Profil Kelembagaan
dan Komoditi produk Indag
160 buku
6.4
Jumlah Pengusaha IKM yang mengikuti Gelar Produk IKM NTB, Pekan Promosi Produk Daerah di NTB, Gelar Produk Daerah di NTB dan Patisipasi pada NTB Ekspo 2014
4 kali, 40 UKM
6.5. Jumlah Koordinasi pembinaan UKM Indag Provinsi Anggota MPU
3 kali
7. Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas
7.1. Jumlah IKM yang Dilatih (Kerajinan & Olahan Pangan Non PIJAR)
(19)
kkkkkhhh
dan Menengah
7.2. Jumlah IKM dan Pendampingan Tenaga Ahli yang ikut magang
6 kali , 76 orang 7.3. Jumlah IKM yang Dilatih (
Pengolahan Pangan Berbasis PIJAR)
5 kali , 80 orang 7.4. Jumlah IKM yang mengikuti
Pelatihan Peningkatan Mutu Kemasan Produk
1 kali , 20 orang
7.5. Jumlah Keluarga Petani Tembakau yang mengikuti Pelatihan Pengolahan Pangan
2 kali , 40 orang
7.6. Jumlah Pengujian Uji Laboratorium Produk Olahan Pangan Produk IKM
1 kali , 20 Produk 7.7. Jumlah IKM yang mendapat
Sertifikasi Halal Produk Pengolahan Pangan
1 kali , 20 IKM
7.8. Jumlah Perusahaan yang diuji Emisi Kompor Pengomprong Tembakau Virginia
1 kali , 6 Perusahaan
7.9. Jumlah Penghargaan yang diberikan Kepada Hotel yang Menggunakan Produk Lokal
1 kali , 6 Hotel
8. Meningkatnya Kemampuan Teknologi Industri
8.1. Jumlah Bantuan Alat Mesin/ Peralatan Teknologi Industri yang diberikan kepada IKM
22 Jenis , 171 IKM
8.2. Jumlah Pemantauan mutu garam beryodium yang beredar dimasyarakat (tingkat produksi dan perdagangan)
4 kali , 6 Perusahaan
8.3. Jumlah Bantuan Alat Mesin Perajang Tembakau kepada masyarakat
1 kali , 6 Buah
9. Terwujudnya Rencana Pembangunan Ekonomi yang Berkualitas
9.1. Paritas Daya Beli Rp. 673.898,-
(20)
Bab III
Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014
Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2013 dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB Tahun 2013 berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4 :
Pengukuran Kinerja Tahun 2013
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
2013 REALISASI %
1 2 3 4 5 6
1.
Meningkatkan efektifitas
perlindungan - Barang dan jasa yang diawasi (SNI) 13 Komoditi 10 Komoditi 76,92 konsumen dan pengamanan
perdagangan - Alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya yang diuji, ditera dan tera ulang (UTTP)
60.000 buah 31.585 buah 52,64 2. Meningkatnya Kapasitas
Kerjasama Internasional
- Pengusaha UKM peserta workshop informasi peluang pasar perdagangan luar negeri
30 Orang 30 Orang 100 - Laporan Barang impor yang diawasi 10 Laporan 10 Laporan 100 - Laporan Barang ekspor yang diawasi 23 Laporan 23 Laporan 100 3. Meningkatnya Kontinuitas dan
Kualitas Komoditi - Aparat pembina UKM dibidang Ekspor 4 Orang 4 Orang 100
- Pelaku UKM ekspor 30 Orang 30 Orang 100
- Calon pelaku ekspor 30 Orang 30 Orang 100
4. Meningkatnya Efektifitas dan
Efisiensi Perdagangan Dalam - Sembako yang didistribusikan bagi masyarakat kurang mampu
1.089 Bungkus
1.580
(21)
kkkkkhhh
- Tersedianya Laporan ketersediaan sembako
menjelang Hari Besar Keagamaan 4 Buku 4 Buku 100
- Tersediaan laporan pemantauan
perdagangan antar pulau 4 Laporan 4 Laporan 100
- Tersedianya laporan barang-barang strategis
dan Bahan Bakar Minyak (BBM) 4 Laporan 4 Laporan 100 5. Meningkatnya Kapasitas
Pedagang Kaki Lima dan
Asongan 5.1.
Bantuan Tenda & Gerobak yang diterima PKL dan Asongan (masing-masing 30 unit)
60Unit 60 Unit 100 6. Meningkatnya Kapasitas Usaha
Daerah 6.1. Aparat Instansi Terkait peserta rakor
sinkronisasi program kerja indag 40 Orang 40 Orang 100
6.2. Buku Visualisasi Data Indag 12 Buah 12 Buah 100
6.3. Buku Profil Kelembagaan dan
Komoditi produk Indag 160 Buku 160 buah 100
6.4
Pengusaha IKM yang mengikuti Gelar Produk IKM NTB, Pekan Promosi Produk Daerah di NTB, Gelar Produk Daerah di NTB dan Patisipasi pada NTB Ekspo 2013
8 UKM 8 UKM 100
6.5. Koordinasi pembinaan UKM Indag
Provinsi Anggota MPU 3 kali 3 kali 100
7. Meningkatnya Kapasitas Industri
Kecil dan Menengah 7.1. - IKM peserta Pelatihan Pengolahan
Pangan berbasis PIJAR 140 Orang 140 Orang 100
- Peserta workshop membatik dalam
rangka hari batik nasional 50 Orang 50 Orang 100
- IKM peserta Pelatihan Pengolahan
Ikan Air tawar 20 Orang 20 Orang 100
- IKM peserta Pedampingan Langsung
oleh TFPP 9 IKM 9 IKM 100
7.2. Pengusaha IKM Tembakau yang
dilatih Kemitraan Usaha 40 Orang 40 Orang 100 7.3 IKM peserta Pelatihan Pande Besi 20 Orang 20 Orang 100
7.4 Uji Mutu dan Sertifikasi Halal Produk
IKM 19 Produk 19 Produk 100
7.5 Hotel yang diberikan penghargaan
dalam mengggunakan produk lokal 1 Kegiatan 1 Kegiatan 100
7.6 IKM peserta pelatihan marmer 20 Orang 20 Orang 100
7.7 Sarana gedung unit finishing Produk
(22)
8. Meningkatnya Kapasitas Teknologi Industri
8.1.
Pengusaha IKM berbasis PIJAR, Kopi, Bakso, perbengkelan, meubel dan kerajinan kayu, Pengolahan Madu, Pengolahan buah jus, Kerupuk, IKM Batu Bata dan IKM makanan
13 Paket 20 Paket 153,85
8.2. Terpantaunya mutu garam beryodium
yang beredar dimasyarakat 1 Dokumen 1 Dokumen 100 9 Terwujudnya Struktur APBD yang
Mantap 9.1. Paritas Daya Beli Rp. 750.000 Rp. 647.710 86,36
* )Angka Sementara
**) Berdasarkan Angka Sangat Sementara, Estimasi 3 Tahun Sebelumnya
Tabel 5 :
Pengukuran Kinerja Berdasarkan Pagu Anggaran Tahun 2013
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA P R O G R A M % CAPAIAN
No URAIAN URAIAN URAIAN ANGGA
RAN (000) REALIS ASI (000) TERH ADAP TARG ET THN 2013 FISIK
(1) (2) (3) (6) (7) (9) (11) (12)
1. Perlindungan
Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan
396,515
381,668, 96.26 96.26
1. Meningkatnya efektifitas perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
- Barang dan jasa yang diawasi (SNI)
- Peningkatan Pengawasan
Barang dan Jasa
- Alat Ukur Takar Timbang
dan Perlengkapannya yang diuji, ditera dan tera ulang (UTTP)
- Operasionalisasi dan Pengembangan UPT Kemetrologian Daerah
2. Peningkatan Kerjasama Perdagangan
Internasional
91,579,3
86,380,3 94.32 100
2. Meningkatnya Kapasitas Kerjasama Internasional
- Pengusaha UKM peserta workshop informasi peluang pasar perdagangan luar negeri
- Workshop informasi peluang
pasar luar negeri
- Laporan Barang impor yang
diawasi
- Pengawasan terhadap
peredaran barang impor
- Laporan Barang ekspor
yang diawasi
- Pengawasan peredaran barang
ekspor
3. Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
117,450
79,246 67.47 75 3. Meningkatnya
Kontinuitas dan Kualitas Komoditi Eksport IKM
Aparat pembina UKM dibidang Ekspor
- Pelatihan Ekspor Impor bagi
aparat pembina
(23)
kkkkkhhh
Pelaku UKM ekspor
- Pelatihan Ekspor Impor bagi
pelaku UKM ekspor
Calon pelaku ekspor
- Pelatihan eksport costing and pricing bagi pelaku ekspor dan calon ekspor
4. Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 130,203,4 113,269, 2
86.99 86.99
4. Meningkatnya
Efektifitas dan Efisiensi Sembako yang didistribusikan bagi masyarakat kurang mampu
- Operasi Pasar Rakyat
Perdagangan Dalam Negeri
Tersedianya Laporan ketersediaan sembako menjelang Hari Besar Keagamaan
- Pemantauan ketersediaan sembako menjelang hari besar keagamaan
Tersediaan laporan
pemantauan perdagangan antar pulau
- Pemantauan perdagangan
antar pulau
Tersedianya laporan
barang-barang strategis dan Bahan Bakar Minyak (BBM)
- Pemantauan barang-barang
strategis dan BBM
5. Pembinaan Kaki Lima
dan Asongan 112,500 102,600 91.20 91.20 5. Meningkatnya Kapasitas
Pedagang Kaki Lima dan Asongan
Bantuan gerobak yang diterima PKL dan Asongan
- Pengadaan tenda pedagang
untuk Kaki Lima dan Asongan
6 Pembinaan dan Pengembangan Usaha Daerah 395,487,7 365,921, 9
92.52 92.52
6. Meningkatnya Kapasitas Usaha Daerah
Aparat Instansi Terkait peserta rakor sinkronisasi program kerja indag
- Penyusunan Dokumen
Program INDAG
Buku Visualisasi Data Indag - Penyusunan Visualisasi Data
indag
Buku Profil Kelembagaan
dan Komoditi produk Indag
- Penyusunan Profil
Kelembagaan/produk indag
Pengusaha IKM yang
mengikuti Gelar Produk IKM NTB, Pekan Promosi Produk Daerah di NTB, Gelar Produk Daerah di NTB dan Patisipasi pada NTB Ekspo 2013
Festival pameran produk kopi
Koordinasi pembinaan UKM
Indag Provinsi Anggota MPU
- Peningkatan Kerjasama Mitra
Praja Utama
7. Pengembangan Industri
Kecil dan Menengah 750,690,5
716,143, 7
95.40 149.96
7.
Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas Industri Kecil dan Menengah
- IKM peserta Pelatihan Pengolahan Pangan berbasis PIJAR
- Fasilitasi Bagi Industri Kecil dan Menengah terhadap Pemanfaatan Sumber Daya
- Peserta workshop membatik
dalam rangka hari batik nasional
- IKM peserta Pelatihan
Pengolahan Ikan Air tawar
- IKM peserta Pedampingan
Langsung oleh TFPP
(24)
Usaha
Mitra
IKM peserta Pelatihan Pande
Besi
- Pelatihan Teknis Produksi
pande Besi
Uji Mutu dan Sertifikasi
Halal Produk IKM
- Fasilitasi Sertifikat Halal dan pengujian mutu produk
Hotel yang diberikan
penghargaan dalam mengggunakan produk lokal
- Penilaian dan pemberian penghargaan kepada pelaku usaha hotel yang menggunakan produk lokal
IKM peserta pelatihan
marmer
- Pelatihan Teknis Produksi
Pembuatan Marmer
Sarana gedung unit finishing
Produk Unggulan Daerah dan Kemasan
- Pembangunan Gedung
Kantor
8. Peningkatan
Kemampuan Teknologi Industri
3,734,270 ,4
3,381,27
0,49 90.55 90.55 8. Meningkatnya
Kemampuan Teknologi Industri
Pengusaha IKM berbasis PIJAR, Kopi, Bakso, perbengkelan, meubel dan kerajinan kayu, Pengolahan Madu, Pengolahan buah jus, Kerupuk, IKM Batu Bata dan IKM makanan
- Pembinaan dan
Pengembangan kemampuan teknologi industri melalui pemberian bantuan mesin dan peralatan produksi dan Unit Finishing Produk Unggulan Daerah dan Kemasan
Terpantaunya mutu garam
beryodium yang beredar dimasyarakat
- Monitoring Garam Beryodium di tingkat produksi dan perdagangan
9. Terwujudnya Struktur
APBD yang Mantap Paritas Daya Beli
J U M L A H 5,728,696
,34
5,226,50
0,5 91.23 97.81
B. Analisis Capaian Kinerja
Tabel 6 :
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya efektivitas perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Barang dan jasa yang diawasi (SNI) 13 komoditi 10 komoditi 100 2. Alat ukur yang diuji/ditera 60.000 bh 31.585 bh 52,64
(25)
kkkkkhhh
indikator kinerja sasaran yaitu presentasi Barang dan jasa yang diawasi sesuai ketentuan SNI dan operasionalisasi dan pengembangan UPT Kemetrologian Daerah telah mencapai target, upaya yang dilakukan dalam mencapai target tersebut yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB dengan efektif dan efisien melakukan pemantauan dilapangan dan koordinasi dengan Instansi terkait dengan komoditi barang dan jasa yang diawasi. Untuk indikator kinerja Alat ukur yang diuji/ditera masih belum mencapai target disebabkan ada beberapa kendala diantaranya masih terbatasnya aparatur Kemetrologian dalam melakukan pelayanan ke kabupaten / kota, Anggaran serta sarana prasarana yang terbatas guna melayani dan menjangkau daerah di kabupaten / kota dalam melakukan tera/tera ulang.
Tabel 7 :
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya kapasitas kerjasama internasional
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1.Pengusaha UKM peserta workshop informasi peluang pasar perdagangan luar negeri
30 org 30 org 100
2.Laporan Barang impor yang diawasi 10 Laporan 10 Laporan 100 3.Laporan Barang ekspor yang diawasi 23 Laporan 23 Laporan 100
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk indikator kinerja sasaran yaitu presentasi Pengusaha UKM peserta workshop informasi peluang pasar perdagangan luar negeri dan Dokumen hasil pemantauan peredaran barang ekspor impor sudah mencapai target. Upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah dengan melibatkan langsung pengusaha UKM dalam kegiatan workshop mengenai informasi peluang pasar luar negeri. Dari kegiatan yang dilakukan tersebut diharapkan kepada pengusaha UKM sendiri dan aparat terkait agar lebih memahami mengenai kebijakan maupun prosedur ekspor sehingga ekpsor produk-produk NTB dapat lebih meningkat.
(26)
Tabel 8 :
Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya kontinuitas dan kualitas komoditi ekspor IKM
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1.Aparat pembina UKM dibidang Ekspor 4 orang 4 Orang 100 2.Pelaku UKM ekspor 30 orang 30 Orang 100
3.Calon pelaku ekspor 30 orang 30 Orang 100
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk ketiga indikator kinerja sasaran yaitu presentasi Aparat pembina UKM/IKM yang terlatih di bidang ekspor impor, Pelatihan ekspor impor bagi pelaku UKM ekspor, dan Pelatihan Ekspor Costing and Pricing bagi pelaku ekspor dan calon ekspor telah mencapai target. Upaya yang dilakukan dalam mencapai target tersebut yaitu terkait dengan kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan yang melibatkan pelaku usaha dan aparat terkait.
Tabel 9 :
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya efektivitas dan efisiensi perdagangan dalam negeri
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Sembako yang didistribusikan bagi masyarakat kurang mampu
1.089
bungkus 1580 bungkus 145,09 2. Tersedianya Laporan ketersediaan
sembako menjelang Hari Besar Keagamaan 4 buku 4 Buku 100 3. Tersediaan laporan pemantauan
perdagangan antar pulau 4 laporan 4 Laporan 100 4. Tersedianya laporan barang-barang
strategis dan Bahan Bakar Minyak (BBM) 4 laporan 4 Laporan 100
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk indikator kinerja sasaran yaitu Operasi pasar rakyat, pemantauan ketersediaan sembako menjelang hari besar keagamaan, pemantauan perdagangan antar pulau, serta pemantauan barang-barang strategis dan BBM telah mencapai target, upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan operasi pasar langsung dilapangan
(27)
kkkkkhhh
untuk mengantisipasi adanya gejolak harga sembako dipasaran terhadap masyarakat.
Tabel 10 :
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya kapasitas pedagang kaki lima dan asongan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Bantuan gerobak yang diterima PKL dan Asongan
15 unit 30 unit 100
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk indikator kinerja sasaran yaitu presentasi Bantuan gerobak yang diterima PKL dan asongan telah mencapai target, upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan pemberian bantuan gerobak kepada Pedagang Kaki Lima dan Pedagang Asongan sebanyak 30 Paket, yang diharapkan bagi para pedagang tersebut lebih leluasa dalam melakukan aktivitasnya dan dampak eksternalnya yaitu tertatanya para pedagang kaki lima dan asongan.
Tabel 11 :
Sasaran Strategis 6 : Meningktanya kapasitas usaha daerah
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Aparat instansi terkait peserta rakor sinkronisasi program kerja indag
40 org 40 org 100
2. Buku visualisasi data indag 12 buku 12 buku 100 3. Buku profil kelembagaan dan komoditi
produk indag
160 buah 160 buah 100
4. Pengusaha ikam yanng mengikuti gelar produk IKM NTB, Pekan Promosi Produk Daerah di NTB,dan partisipasi pada NTB expo 2013
8 IKM 8 IKM 100
5. Koordinasi pembinaan UKM indag Provinsi anggota MPU
3 kali 3 kali 100
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk kelima indikator kinerja sasaran diatas telah mencapai target yang diinginkan, ini menandakan bahwa
(28)
pencapaian target kinerja atas sasaran tersebut dikategorikan baik.
Tabel 12 :
Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya kapasitas industri kecil dan menengah
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1.IKM peserta Pelatihan Pengolahan Pangan berbasis PIJAR
140 org 140 org 100
- Peserta workshop membatik dalam rangka hari batik nasional
50 org 50 org 100
- IKM peserta Pelatihan Pengolahan Ikan Air tawar
20 org 20 org 100
- IKM peserta Pedampingan Langsung oleh TFPP
9 org 9 org 100
2. Pengusaha IKM Tembakau yang dilatih Kemitraan Usaha
40 org 40 org 100
3. IKM peserta Pelatihan Pande Besi 20 org 20 org 100 4. Uji Mutu dan Sertifikasi Halal Produk IKM 19 produk 19 produk 100 5. Hotel yang diberikan penghargaan dalam
mengggunakan produk lokal
1 Kegiatan 1 kegiatan 100
6. IKM peserta pelatihan marmer 20 org 20 org 100 7. Sarana gedung unit finishing Produk
Unggulan Daerah dan Kemasan
1 unit 1 unit 100
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk ketujuh indikator kinerja sasaran yaitu presentasi pemanfaatan sumber daya bagi IKM, IKM pengolahan tembakau, pandai besi, pembuatan marmer, fasilitasi sertifikasi halal, pembangunan gedung, dan Pengusaha IKM tembakau yang dilatih kemitraan usaha
telah mencapai target.
Tabel 13 :
Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya kapasitas teknologi industri
(29)
kkkkkhhh
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Pengusaha IKM berbasis PIJAR, kopi, bakso dan perbengkelan, meubel dan kerajinan kayu, pengolahan madu, pengolahan buah jus, kerupuk, IKM batu bata dan IKM makanan.
13 Pkt 20 Pkt 100
2. Terpantauanya mutu garam beryodium yang beredar
1 dokumen 1 dokumen 100
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tingkat capaian kinerja untuk kedua indikator kinerja sasaran yaitu presentasi Pengusaha IKM berbasis PIJAR, kopi, bakso dan perbengkelan, meubel dan kerajinan kayu, pengolahan madu, pengolahan buah jus, kerupuk, IKM batu bata dan IKM makanan. dan Terpantauanya mutu garam beryodium yang beredar telah memenuhi target dimana upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target tersebut yaitu dengan melaksanakan kegiatan pelatihan, sosialisasi maupun magang kepada para pelaku IKM terkait.
C. Akuntablitias Keuangan
Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan kegiatan adalah aspek pembiayaan. Dari segi pendapatan, dalam rangka penghimpunan dana bagi pembangunan daerah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara barat ditargetkan untuk menghimpun Penerimaan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan
lainnya sebesar Rp. 300.000.000,- sampai dengan akhir tahun 2013, realisasi penerimaan
telah mencapai Rp. 312.840.522,- atau 104,28% dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 14 :
Penerimaan Asli Daerah Tahun 2013
Uraian Target Realisasi % Lebih / Kurang
(30)
Retribusi Pelayanan
Tera/Tera Ulang 300.000.000 279.079.340 93,03 20.920.660
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Syah (SP III) 0 0 0 0
Pendapatan dari
pengembalian LHP 0 27.951.182 0 27.951.182
J u m l a h 300.000.000 312.840.522 104,28 12.840.522
Dari sisi Belanja, Alokasi dana untuk tahun 2013, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Nusa Tenggara Barat memperoleh sejumlah dana dengan perincian sebagai
berikut :
- Belanja Tidak Langsung Rp. 9.197.956.200,-
- Belanja Langsung Rp. 8.286.180.200,-
Jumlah Rp.
17.484.136.400,-- Anggaran Dekonsentrasi (APBN) Rp. 6.853.928.000,-
1. Belanja Tidak langsung
Belanja tidak langsung dalam DPA-SKPD Tahun Anggaran 2013 berjumlah Rp. 9.197.956.200,- untuk membiayai dua jenis belanja yang terdiri dari :
- Belanja Pegawai Rp. 6.355.085.551,- (92.63%)
- Tambahan Penghasilan PNS Rp. 2.070.541.060,- (90.76%)
T o t a l Rp. 8.425.626.611,- (92.08%)
Dari jumlah anggaran belanja tidak langsung Tahun 2013 yang tersedia sebesar Rp. 9.197.956.200,- tersebut telah terealisir sampai dengan akhir tahun 2013 sejumlah Rp. 8.425.626.611,- atau 92,08% atau terjadi sisa anggaran sebesar Rp. 716.262.289,-. Secara rinci realisasi anggaran belanja tidak langsung dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 15 :
Belanja Tidak Langsung
No. Program Anggaran (Rp.) Bobot Realisasi %
1. Belanja Pegawai 6.860.608.900 74,59 6.355.085.551 92,63
(31)
kkkkkhhh Penghasilan PNS
Jumlah 9.141.888.900 64,58 8.425.626.611 92,08 2. Belanja Langsung
Anggaran Belanja Langsung Tahun 2013 berjumlah Rp. 8.286.180.200,- untuk membiayai
13 program sebagai berikut :
Tabel 16 : Belanja Langsung
No. Program Anggaran (Rp.) %
Alokasi Realisasi
1. Pelayanan Administrasi
Perkantoran
683.677.033 666.752.007 97,52
2. Peningkatan Sarana & Prasarana
Aparatur
1.627.511.600 1.426.968.658 87,68
3. Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
57.136.000 46.382.500 81,18
4. Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
173.391.207 153.842.707 88,73
5. Peningkatan Kapasitas
Pengelolaan Keuangan Daerah
15.768.000 10.264.000 65.09
6. Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan
396.515.000 381.668.750 96.26
7. Peningkatan dan Pengembangan
Ekspor
117.450.000 79.246.000 67.47
8. Peningkatan Kerjasama
Perdagangan Internasional
91.579.300 86.380.300 94,32
9. Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri
130.203.400 113.269.268 86,99
10. Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
112.500.000 102.600.000 91,20
11. Pembinaan dan Pengembangan Usaha Daerah
395.487.760 365.921.960 92,52
12. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
750.690.500 716.143.750 95.40
13. Peningkatan Kemampuan
Teknologi Industri
3.734.270.400 3.381.270.490 90.55
Total Belanja Langsung 8.286.180.200 7.530.710.390 90,88
Dari jumlah anggaran belanja langsung yang disediakan sebesar Rp.
(32)
8.286.180.200,- tersebut, sampai dengan akhir tahun 2013 telah terealisasi sebesar Rp. 7.530.710.390,- atau 90,88% dari keseluruhan anggaran. Dengan demikian ada sisa anggaran sebesar Rp. 755.469.810,-.
Untuk lebih jelasnya kedua jenis belanja tersebut diatas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 17 :
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB
Per Tanggal 31 Desember 2013
No. Uraian Jumlah Anggaran Realisasi %
1. Belanja Tidak
Langsung
9.197.956.200 8.425.626.611 92,08
2. Belanja Langsung 8.286.180.200 7.530.710.390 90,88
Jumlah 17.484.136.400 15.956.337.001 91,26
3. Anggaran Dekonsentrasi (APBN)
Anggaran dekonsentrasi Tahun 2013 berjumlah Rp. 6.853.928.000,- untuk
membiayai tujuh program/kegiatan sebagai berikut :
Tabel 18 :
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB
Per Tanggal 31 Desember 2013
No. Program Anggaran (Rp.) %
Alokasi Realisasi
1. Revitalisasi dan Penumbuhan
Industri Agro 500.000.000 486.300.000 97,26
2. Revitalisasi dan Penumbuhan
Industri Kecil dan Menengah 3.623.000.000 3.444.201.375 95,06
(33)
kkkkkhhh Dalam Negeri
4. Peningkatan Perdagangan Luar
Negeri 578.435.000 554.310.500 95,83
5. Pengembangan Eskpor Nasional 500.000.000 472.285.000 94,45
Total 6.853.928.000 6.525.647.125 95,21
Dari jumlah anggaran dekonsentrasi yang disediakan sebesar
Rp. 6.853.928.000,- tersebut, sampai dengan akhir tahun 2013 telah terealisasi
sebesar Rp. 6.525.647.125,- atau 95,21%.
Dari uraian diatas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013 ini dapat di kategorikan baik.
Bab IV P e n u t u p
A. Simpulan
1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui Sekretaris Daerah yang diberikan tugas, tanggungjawab dan amanah untuk melakukan perumusan, perencanaan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan bidang
(34)
perindustrian dan perdagangan berdasarkan azas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat berlandaskan pada tujuan, sasaran dan program kerja yang ditetapkan baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 – 2018 maupun Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 – 2018.
2. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian strategis yang ditunjukkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Tahun Anggaran 2014. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
3. Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan gambaran bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan pengembangan industri dan perdagangan secara keseluruhan sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha khususnya.
B. Saran
1. Penyusunan rencana pelaksanaan program dan kegiatan guna pencapaian target indikator kinerja yang telah ditetapkan akan dilakukan secara lebih cermat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi secara tepat dan kemampuan sumberdaya yang tersedia serta kemampuan yang ada termasuk berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan alokasi anggaran tahun berjalan, langkah percepatan pelaksanaan kegiatan awal tahun anggaran dan perkembangan
(35)
masalah-kkkkkhhh
masalah aktual pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
2. Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan, maka optimalisasi dan mekanisme manajemen internal organisasi dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat akan ditingkatkan secara pro aktif memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan berbagai kegiatan yang dilaksanakan.
3. Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi terkait baik dipusat maupun daerah akan dilakukan dengan lebih intensif, mengingat berbagai pencapaian target indikator yang telah ditetapkan hanya dapat dilakukan dengan melibatkan segenap instansi pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dunia usaha dan masyarakat.
4. Menjadikan LAKIP sebagai ukuran kinerja organisasi Pemerintah secara nyata dan akuntabel, dengan menerapkan fungsi reward and punishment yang tegas dan ketat.
(1)
Retribusi Pelayanan
Tera/Tera Ulang 300.000.000 279.079.340 93,03 20.920.660 Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Syah (SP III) 0 0 0 0
Pendapatan dari
pengembalian LHP 0 27.951.182 0 27.951.182
J u m l a h 300.000.000 312.840.522 104,28 12.840.522
Dari sisi Belanja, Alokasi dana untuk tahun 2013, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat memperoleh sejumlah dana dengan perincian sebagai berikut :
- Belanja Tidak Langsung Rp. 9.197.956.200,-
- Belanja Langsung Rp. 8.286.180.200,-
Jumlah Rp.
17.484.136.400,-- Anggaran Dekonsentrasi (APBN) Rp. 6.853.928.000,- 1. Belanja Tidak langsung
Belanja tidak langsung dalam DPA-SKPD Tahun Anggaran 2013 berjumlah Rp. 9.197.956.200,- untuk membiayai dua jenis belanja yang terdiri dari : - Belanja Pegawai Rp. 6.355.085.551,- (92.63%) - Tambahan Penghasilan PNS Rp. 2.070.541.060,- (90.76%)
T o t a l Rp. 8.425.626.611,- (92.08%)
Dari jumlah anggaran belanja tidak langsung Tahun 2013 yang tersedia sebesar Rp. 9.197.956.200,- tersebut telah terealisir sampai dengan akhir tahun 2013 sejumlah Rp. 8.425.626.611,- atau 92,08% atau terjadi sisa anggaran sebesar Rp. 716.262.289,-. Secara rinci realisasi anggaran belanja tidak langsung dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 15 :
Belanja Tidak Langsung
No. Program Anggaran (Rp.) Bobot Realisasi % 1. Belanja Pegawai 6.860.608.900 74,59 6.355.085.551 92,63 2. Tambahan 2.281.280.000 33.25 2.070.541.060 90,76
(2)
kkkkkhhh Penghasilan PNS
Jumlah 9.141.888.900 64,58 8.425.626.611 92,08
2. Belanja Langsung
Anggaran Belanja Langsung Tahun 2013 berjumlah Rp. 8.286.180.200,- untuk membiayai 13 program sebagai berikut :
Tabel 16 : Belanja Langsung
No. Program Anggaran (Rp.) %
Alokasi Realisasi 1. Pelayanan Administrasi
Perkantoran
683.677.033 666.752.007 97,52 2. Peningkatan Sarana & Prasarana
Aparatur
1.627.511.600 1.426.968.658 87,68 3. Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
57.136.000 46.382.500 81,18 4. Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
173.391.207 153.842.707 88,73
5. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah
15.768.000 10.264.000 65.09 6. Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan
396.515.000 381.668.750 96.26 7. Peningkatan dan Pengembangan
Ekspor
117.450.000 79.246.000 67.47 8. Peningkatan Kerjasama
Perdagangan Internasional
91.579.300 86.380.300 94,32 9. Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri
130.203.400 113.269.268 86,99 10. Pembinaan Pedagang Kaki Lima
dan Asongan
112.500.000 102.600.000 91,20 11. Pembinaan dan Pengembangan
Usaha Daerah
395.487.760 365.921.960 92,52 12. Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
750.690.500 716.143.750 95.40 13. Peningkatan Kemampuan
Teknologi Industri
3.734.270.400 3.381.270.490 90.55 Total Belanja Langsung 8.286.180.200 7.530.710.390 90,88
Dari jumlah anggaran belanja langsung yang disediakan sebesar Rp.
(3)
8.286.180.200,- tersebut, sampai dengan akhir tahun 2013 telah terealisasi sebesar Rp. 7.530.710.390,- atau 90,88% dari keseluruhan anggaran. Dengan demikian ada sisa anggaran sebesar Rp. 755.469.810,-.
Untuk lebih jelasnya kedua jenis belanja tersebut diatas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 17 :
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB
Per Tanggal 31 Desember 2013
No. Uraian Jumlah Anggaran Realisasi %
1. Belanja Tidak Langsung
9.197.956.200 8.425.626.611 92,08
2. Belanja Langsung 8.286.180.200 7.530.710.390 90,88 Jumlah 17.484.136.400 15.956.337.001 91,26
3. Anggaran Dekonsentrasi (APBN)
Anggaran dekonsentrasi Tahun 2013 berjumlah Rp. 6.853.928.000,- untuk membiayai tujuh program/kegiatan sebagai berikut :
Tabel 18 :
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB
Per Tanggal 31 Desember 2013
No. Program Anggaran (Rp.) %
Alokasi Realisasi 1. Revitalisasi dan Penumbuhan
Industri Agro 500.000.000 486.300.000 97,26
2. Revitalisasi dan Penumbuhan
(4)
kkkkkhhh Dalam Negeri
4. Peningkatan Perdagangan Luar
Negeri 578.435.000 554.310.500 95,83
5. Pengembangan Eskpor Nasional 500.000.000 472.285.000 94,45 Total 6.853.928.000 6.525.647.125 95,21
Dari jumlah anggaran dekonsentrasi yang disediakan sebesar
Rp. 6.853.928.000,- tersebut, sampai dengan akhir tahun 2013 telah terealisasi sebesar Rp. 6.525.647.125,- atau 95,21%.
Dari uraian diatas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013 ini dapat di kategorikan baik.
Bab IV P e n u t u p
A. Simpulan
1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan
unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat melalui Sekretaris Daerah yang diberikan tugas, tanggungjawab dan amanah untuk melakukan perumusan, perencanaan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan bidang
(5)
perindustrian dan perdagangan berdasarkan azas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat berlandaskan pada tujuan, sasaran dan program kerja yang ditetapkan baik dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 – 2018 maupun Rencana Strategis
(RENSTRA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2013 – 2018.
2. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian strategis yang ditunjukkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Tahun Anggaran 2014. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
3. Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, berbagai pencapaian target indikator kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan gambaran bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan pengembangan industri dan perdagangan secara keseluruhan sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha khususnya.
B. Saran
1. Penyusunan rencana pelaksanaan program dan kegiatan guna pencapaian target indikator kinerja yang telah ditetapkan akan dilakukan secara lebih cermat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi secara tepat dan kemampuan sumberdaya yang tersedia serta kemampuan yang ada termasuk berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan alokasi anggaran tahun berjalan, langkah percepatan pelaksanaan kegiatan awal tahun anggaran dan perkembangan
(6)
masalah-kkkkkhhh
masalah aktual pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
2. Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan, maka optimalisasi dan mekanisme manajemen internal organisasi dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat akan ditingkatkan secara pro aktif memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan berbagai kegiatan yang dilaksanakan.
3. Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan berbagai instansi terkait baik dipusat maupun daerah akan dilakukan dengan lebih intensif, mengingat berbagai pencapaian target indikator yang telah ditetapkan hanya dapat dilakukan dengan melibatkan segenap instansi pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dunia usaha dan masyarakat.
4. Menjadikan LAKIP sebagai ukuran kinerja organisasi Pemerintah secara nyata
dan akuntabel, dengan menerapkan fungsi reward and punishment yang tegas
dan ketat.