LAKIP SEKRETARIAT DJPB 2013

(1)

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Tahun 2013 ini dapat diselesaikan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya merupakan laporan capaian kinerja dari pelaksanaan kegiatan setiap sub program untuk mendukung program peningkatan produksi perikanan budidaya oleh seluruh unit kerja lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada tahun 2013, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai upaya mendukung kegiatan pembangunan perikanan budidaya.

Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

Jakarta, Februari 2014

Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

Moh. Abduh Nurhidajat


(2)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

IKHTISAR EKSEKUTIF ... 1

BAB 1. PENDAHULUAN ... 5

1.1. Latar Belakang ... 5

1.2. Maksud dan Tujuan ... 5

1.3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ... 6

1.4. Struktur Organisasi ... 7

1.5. Keragaan SDM Sesditjen Perikanan Budidaya ... 8

1.6. Sistematika Penyajian ... 10

BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA ... 11

2.1. Rencana Strategis Ditjen Perikanan Budidaya 2010-2014 ... 11

2.1.1. Visi ... 12

2.1.2. Misi ... 12

2.1.3. Tujuan ... 12

2.1.4. Sasaran Strategis ... 12

2.1.5. Strategi dan Kebijakan ... 13

2.1.6. Program Pembangunan Perikanan Budidaya ... 15

2.2. Perencanaan Kinerja dan Anggaran ... 17

2.2.1. Perencanaan Kinerja ... 17

2.2.2. Anggaran ... 18

2.3. Penetapan Kinerja Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013 ... 18


(3)

iii

BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA ... 23 3.1. Pencapaian Sasaran Strategis 1 : Tersedianya SDM Ditjen PB yang Kompeten dan

Profesional ... 25 3.2. Pencapaian Sasaran Strategis 2 : Tersedianya Informasi yang Valid, Handal, dan

Mudah Diakses di Bidang PB ... 30 3.3. Pencapaian Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya Good Governance & Clean

Government ... 33 3.4. Pencapaian Sasaran Strategis 4 : Terkelolanya Anggaran secara Optimal di Ditjen

PB ……….. ... 53 3.5. Pencapaian Sasaran Strategis 5 : Terwujudnya Kerja Sama Bidang PB di Dalam

dan Luar Negeri yang Implementatif ... 57 3.6. Pencapaian Sasaran Strategis 6 : Terintegrasinya Sistem Informasi Ditjen

Perikanan Budidaya ... 59 3.7. Pencapaian Sasaran Strategis 7 : Terselenggaranya RB Ditjen PB sesuai Roadmap

RB KKP ... 60 3.8. Pencapaian Sasaran Strategis 8 : Terlaksananya Kerja Sama Internasional dan

Antar Lembaga sesuai Ruang Lingkup Perjanjian Kerja Sama Bidang PB ... 62 3.9. Pencapaian Sasaran Strategis 9 : Terselenggaranya Perencanaan Program

Perikanan Budidaya yang Efektif ... 63 3.10. Pencapaian Sasaran Strategis 110: Tersedianya SDM Setditjen PB yang

Kompeten dan Profesional ... 67 3.11. Pencapaian Sasaran Strategis 11 : Tersedianya Informasi yang Valid, Handal dan Mudah diakses di Bidang PB ... 71 3.12. Pencapaian Sasaran Strategis 12 : Terwujudnya Good Governance & Clean

Government di Setditjen PB ... 74 3.13. Pencapaian Sasaran Strategis 13 : Terkelolanya Anggaran Setditjen PB secara

Optimal ... 80 BAB 4. PENUTUP ... 83 LAMPIRAN ... 90


(4)

iv

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama,

2009-2014 ... 16

2. Hasil Reviu Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama, 2013-2014 ... 16

3. Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2013 ... 23

4. Sasaran Strategis 1 : Tersedianya SDM Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Profesional ... 25

5. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III, IV dan V lingkup Ditjen PB (%) .... 27

6. Rincian Kompetensi Pejabat Eselon II, III dan IV lingkup Ditjen Perikanan Budidaya .... 27

7. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional lingkup Ditjen PB (%) ... 29

8. Sasaran Strategis 2 : Tersedianya Informasi yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses di Bidang PB ... 30

9. Service Level Agreement Di Ditjen Perikanan Budidaya ... 31

10. Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini di Ditjen Perikanan Budidaya ... 32

11. Dasar Perhitungan Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini di Ditjen Perikanan Budidaya ... 32

12. Teknik Menghitung Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini di Ditjen Perikanan Budidaya ... 33

13. Sasaran Strategis 3 : Terwujudnya Good Governance & Clean Government ... 33

14. Tingkat Ketaatan terhadap SAP DJPB ... 34

15. Rekapitulasi pengiriman laporan SAP < tanggal 10 Per Bulan Satker Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013 ... 35

16. Tingkat Kepatuhan terhadap SPI DJPB ... 36

17. Nilai SPIP Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2013 ... 36


(5)

v

19. Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang

Ditindaklanjuti dibanding Total Rekomendasi di DJPB ... 38

20. Rekapitulasi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya ... 39

21. Komponen, Bobot, dan Hasil Penilaian Perencanaan Kinerja ... 41

22. Nilai Perencanaan Kinerja DJPB ... 43

23. Komponen, Bobot, dan Hasil Penilaian Pengukuran Kinerja ... 44

24. Nilai Pengukuran Kinerja DJPB ... 45

25. Komponen, Bobot, dan Hasil Penilaian Pelaporan Kinerja ... 45

26. Nilai Pelaporan Kinerja DJPB ... 46

27. Nilai Evaluasi Kinerja DJPB ... 47

28. Komponen, Bobot, dan Hasil Penilaian Pencapaian Kinerja DJPB ... 48

29. Nilai Pencapaian Kinerja DJPB ... 49

30. Komponen, Bobot, dan Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya ... 50

31. Nilai Hasil Evaluasi SAKIP DJPB ... 50

32. Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya ... 51

33. Persentase Jumlah Asset BMN yang Termanfaatkan dibanding dengan Jumlah Asset yang Ada ... 52

34. Hasil Penghitungan Presentase Nilai Aset BMN Yang Termanfaatkan dibanding Jumlah Aset BMN Yang Ada TA 2013 ... 52

35. Pencapaian Sasaran Strategis 4 : Terkelolanya Anggaran secara Optimal di Ditjen PB . 54 36. Persentase Penyerapan Anggaran Ditjen PB ... 55

37. Target dan Realisasi Keuangan Satker Ditjen Perikanan Budidaya TA. 2010-2013 ... 55

38. PNBP Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2013 ... 56

39. Pencapaian Sasaran Strategis 5 : Terwujudnya Kerja Sama Bidang PB di Dalam dan Luar Negeri yang Implementatif ... 57

40. Persentase Jumlah Kerjasama yang Diimplementasikan (%) ... 58

41. Pencapaian Sasaran Strategis 6 : Terintegrasinya Sistem Informasi Ditjen Perikanan Budidaya ... 59

42. Persentase data dan informasi yang ditampilkan dalam website KKP dibanding dengan data yang ditampilkan ... 60


(6)

vi

43. Pencapaian Sasaran Strategis 7 : Terselenggaranya RB Ditjen PB sesuai Roadmap RB KKP …… ... 60 44. Persentase Rencana Aksi Reformasi Birokrasi di Ditjen Perikanan Budidaya yang Telah

Terpenuhi ... 61 45. Pencapaian Sasaran Strategis 8 : Terlaksananya Kerja Sama Internasional dan Antar

Lembaga sesuai Ruang Lingkup Perjanjian Kerja Sama Bidang PB ... 62 46. Rasio Jumlah Ruang Lingkup Kerjasama yang Berhasil Dilaksanakan Terhadap Total

Ruang Lingkup Kerjasama (%) ... 63 47. Pencapaian Sasaran Strategis 9 : Terselenggaranya Perencanaan Program Perikanan

Budidaya yang Efektif ... 64 48. Rasio Jumlah Anggaran yang Dibutuhkan dengan Jumlah Anggaran yang Diterima

Tahun 2010-2013 ... 64 49. Rasio Jumlah Anggaran yang Dibutuhkan dengan Jumlah Anggaran yang Diterima

Tahun 2010-2013 ... 65 50. Konsistensi Pelaksanaan Kegiatan terhadap Rencana Kerja Pemerintah ... 66 51. Rasio Hasil Evaluasi Kinerja yang Ditindaklanjuti Dalam Perencanaan ... 67 52. Pencapaian Sasaran Strategis 10 : Tersedianya SDM Setditjen Perikanan Budidaya yang

Kompeten dan Professional ... 68 53. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III dan IV lingkup Setditjen PB (%) ... 69 54. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional lingkup Setditjen PB (%) ... 70 55. Pencapaian Sasaran Strategis 11 : Tersedianya Informasi yang Valid, Handal dan

Mudah diakses di Bidang PB ... 71 56. Service Level Agreement di Setditjen PB ... 72 57. Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini ... 73 58. Dasar Perhitungan Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data

Terkini di Ditjen Perikanan Budidaya ... 74 59. Teknik Menghitung Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data

Terkini di Ditjen Perikanan Budidaya ... 74 60. Pencapaian Sasaran Strategis 12 : Terwujudnya Good Governance & Clean Government


(7)

vii

61. Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP)

yang ditindaklanjuti dibanding Total Rekomendasi di Setditjen PB ... 75

62. Rekapitulasi Laporan Hasil Pemeriksaan Setditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013 ... 76

63. Nilai AKIP Ditjen Perikanan Budidaya ... 77

64. Nilai Integritas Sesditjen Perikanan Budidaya ... 78

65. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Setditjen PB... 79

66. Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Setditjen PB ... 80

67. Pencapaian Sasaran Strategis 13 : Terkelolanya Anggaran Setditjen PB secara Optimal ... 80

68. Persentase Penyerapan Anggaran Setditjen PB ... 81


(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Struktur Organisasi Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya ... 8

2. Komposisi Jumlah Pegawai Sekretariat DJPB Berdasarkan Unit Kerja ... 9

3. Komposisi Pegawai Sekretariat DJPB Berdasarkan Jabatan Fungsional ... 9

4. Komposisi Pegawai Sekretariat DJPB Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 10

5. Penetapan Kinerja Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2013 ... 19

6. Revisi Penetapan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Berbasis Balanced Scorecard Tahun 2013 ... 21

7. Perbandingan Target dan Realisasi Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya TA. 2010 – 2013 ... 55


(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Rencana Kerja Tahunan Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2013 ... 91 2. Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2013

(Sebelum Menggunakan Pengelolaan Kinerja dengan Pendekatan Balanced

Scorecard/BSC) ... 92 3. Indeks Kompetensi Jabatan Fungsional lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

... 93 4. Realisasi Penyerapan Anggaran Satker Lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Per 31 Desember Tahun 2013) ... 96 5. Jumlah Kerja Sama yang Diimplementasikan ... 105 6. Penerapan Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

... 107 7. Ruang Lingkup Kerja Sama yang Berhasil Dilaksanakan terhadap Total Ruang Lingkup

Kerja Sama ... 112

8. Konsistensi Pelaksanaan Kegiatan Terhadap Rencana Kerja Pemerintah ... 119 9. Rasio Hasil Evaluasi Kinerja yang Ditindaklanjuti Dalam Perencanaan ... 121


(10)

1

IKHTISAR EKSEKUTIF

LAKIP Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya menyajikan berbagai capaian kinerja pada masing-masing unit kerja lingkup Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya dengan mengukur kinerja terhadap target yang telah ditetapkan dalam renstra dan mengevaluasi keberhasilan maupun kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan selama kurun waktu tahun 2013 demi peningkatan kinerja pada tahun berikutnya.

Pada tahun 2013, selaras dengan pengukuran kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menggunakan pendekatan Balanced Scorecard, maka Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya telah menetapkan 13 (tiga belas) sasaran strategis dengan 33 (tiga puluh tiga) indikator kinerja untuk menunjang pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya, khususnya melalui kegiatan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya. Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut dilaksanakan pada 3 (tiga) perspektif, yaitu (i) Customer Perspective; (ii) Internal Process Perspective; dan (iii) Learning and Growth Perspective.

Pada level Customer Perspective, capaian yang diperoleh dari 5 (lima) sasaran strategis dan 17 (tujuh belas) indikator kinerja, yaitu (i) SS1 : Tersedianya SDM Ditjen PB yang Kompeten dan Profesional melalui 2 (dua) indikator kinerja, yaitu Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III, IV, dan V lingkup Ditjen PB tercapai sebesar 12,71% dari target sebesar 60% (21,18%), dan Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional tercapai sebesar 42,26% dari target sebesar 60% (70,43%); (ii) SS2 : Tersedianya Informasi yang Valid, Handal dan Mudah Diakses di bidang PB melalui 2 (dua) indikator kinerja, yaitu

Service Level Agreement di Ditjen PB tercapai sebesar 80% dari target sebesar 70%

(114,29%), da Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini di Ditjen PB tercapai sebesar 4 dari target sebesar 4 (100%); (iii) SS3 : Terwujudnya Good

Governance & Clean Government melalui 11 (sebelas) indikator kinerja, yaitu Tingkat Ketaatan terhadap SAP DJPB tercapai sebesar 100% dari target sebesar 100% (100%), Tingkat Kepatuhan terhadap SPI DJPB tercapai sebesar 100% dari target sebesar 100%

(100%), Ketersediaan Catatan Atas Laporan Keuangan DJPB tercapai dengan hasil tersedia dari target tersedia (100%), Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal


(11)

2

dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding Total Rekomendasi di DJPB tercapai sebesar 100% dari target sebesar 100% (100%), Nilai Perencanaan Kinerja DJPB tercapai sebesar 32,92 dari target sebesar 27 atau (121,93%), Nilai Pengukuran Kinerja DJPB tercapai sebesar 17,02 dari target sebesar 15,5 (109,80%), Nilai Pelaporan Kinerja DJPB tercapai sebesar 12,85 dari target sebesar 11,5 (111,74%), Nilai Evaluasi Program DJPB tercapai sebesar 7,09 dari target sebesar 4 (177,25%), Nilai Pencapaian Kinerja DJPB tercapai sebesar 15,75 dari target sebesar 15,5 (101,61%), Nilai Penerapan RB DJPB belum diperoleh nilai karena masih dalam proses pengukuran atau validasi sampai dengan bulan Maret tahun 2014, dari target sebesar 75 (setara level 4), nilai tahun 2012 adalah sebesar 69,30, dan Persentase Jumlah Asset BMN yang termanfaatkan dibanding dengan Jumlah Asset BMN yang ada tercapai sebesar 99,60% dari target sebesar 70%

(142,29%); (iv) SS4 : Terselenggaranya Pengelolaan Anggaran yang Optimal melalui 1 (satu)

indikator kinerja, yaitu Persentase Penyerapan Anggaran Ditjen PB tercapai sebesar 92,12% dari target sebesar >95% (96,97%); dan (v) SS5 : Terwujudnya Kerja Sama Bidang PB di Dalam dan Luar Negeri yang Implementatif melalui 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Persentase Jumlah Kerja Sama yang diimplementasikan tercapai sebesar 93,10% dari target sebesar 70% (133,00%).

Pada level Internal Process Perspective, capaian yang diperoleh dari 4 (empat) sasaran strategis dan 6 (enam) indikator kinerja, yaitu (i) SS6 : Terintegrasinya Sistem Informasi Ditjen Perikanan Budidaya melalui 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Persentase data dan informasi yang ditampilkan dalam website KKP dibandingkan dengan data yang dikirim dari Ditjen PB tercapai sebesar 100% dari target sebesar 100% (100,00%); (ii) SS7 : Terselenggaranya RB Ditjen PB sesuai Roadmap RB KKP melalui 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Persentase Rencana Aksi RB di Ditjen PB yang telah terpenuhi tercapai sebesar 100% dari target sebesar 100% (100%); (iii) SS8 : Terlaksananya kerja sama internasional dan antar lembaga sesuai ruang lingkup perjanjian kerja sama bidang PB melalui 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Rasio jumlah ruang lingkup kerja sama yang berhasil dilaksanakan terhadap total rua g li gkup kerja sa a tercapai sebesar 61,72% dari target sebesar 80% (77,15%); (iv) SS9 : Terselenggaranya perencanaan program perikanan budidaya yang efektif melalui 3 (tiga) indikator kinerja, yaitu Rasio jumlah anggaran yang dibutuhkan dibanding dengan jumlah anggaran yang diterima tercapai sebesar 92,17% dari target sebesar 80% (115,21%),


(12)

3

Konsistensi pelaksanaan kegiatan terhadap rencana kerja pemerintah tercapai sebesar 71,01% dari target sebesar 80% (88,76%), dan Rasio hasil evaluasi kinerja yang ditindaklanjuti dalam perencanaan tercapai sebesar 96,49% dari target sebesar 80%

(120,61%).

Pada level Learning and Growth Perspective, capaian yang diperoleh dari 4 (empat) sasaran strategis dan 10 (sepuluh) indikator kinerja, yaitu (i) SS10 : Tersedianya SDM Setditjen PB yang kompeten dan profesional melalui 2 (dua) indikator kinerja, yaitu Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III, IV dan V lingkup Setditjen PB tercapai sebesar 9% dari target sebesar 60% (15,00%), Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional lingkup Setditjen PB tercapai sebesar 0% dari target sebesar 60% (0,00%); (ii) SS11 : Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang PB melalui 2 (dua) indikator kinerja, yaitu Service Level Agreement di Setditjen PB tercapai sebesar 80% dari target sebesar 70% (114,29%), dan Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi dan data terkini di Setditjen PB tercapai sebesar 4 dari target sebesar 4 (100%); (iii) SS12 : Terwujudnya good governance & clean government di Ditjen PB melalui 5 (lima) indikator kinerja, yaitu Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Setditjen PB tercapai sebesar 100% dari target sebesar 100% (100%), Nilai AKIP “etditje PB tercapai Nilai AKIP A dari target Nilai AKIP A (100%), Nilai Integritas Setditjen PB tercapai sebesar 7,12 dari target sebesar 6,5 (109,54%), Nilai Inisiatif Anti Korupsi Setditjen PB dengan capaian 7,16 dari target sebesar 7,5 (95,47%), Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Setditjen DJPB belum diperoleh nilai karena masih dalam proses pengukuran atau validasi sampai dengan bulan Maret tahun 2014, dari target sebesar 75 (setara level 4), nilai tahun 2012 adalah sebesar 69,30; dan (iv) SS13 : Terkelolanya Anggaran Setditjen PB secara Optimal melalui 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Persentase Penyerapan Anggaran Setditjen PB tercapai sebesar 88,61% dari target sebesar >95% (93,27%);

Dari hasil capaian 33 (tiga puluh tiga) indikator kinerja utama (IKU) tersebut di atas, sejumlah 5 (lima) IKU pencapaiannya masih di bawah target, 10 (sepuluh) IKU sesuai dengan target, 16 (enam belas) IKU lainnya melampaui target, sedangkan untuk 2 (dua) IKU, yaitu Nilai Penerapan RB DJPB dan Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Setditjen PB belum diperoleh nilai karena masih dalam proses pengukuran atau validasi sampai dengan bulan


(13)

4

Maret tahun 2014. Capaia ter aik dihasilka dari IKU Perse tase Ju lah Aset BMN ya g Termanfaatkan dibanding de ga Ju lah Aset BMN ya g Ada , sedangkan capaian terendah yaitu Rasio jumlah ruang lingkup kerja sama yang berhasil dilaksanakan terhadap total rua g li gkup kerja sa a . Dengan demikian, hasil yang diperoleh dari hasil pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard terhadap satker Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya sudah menunjukkan hasil yang baik jika dilihat dari rata-rata capaian. Namun masih adanya capaian IKU-IKU yang belum mencapai target yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada dan upaya tindak lanjut serta koordinasi yang lebih baik dalam menangani IKU-IKU tersebut guna peningkatan kinerja dan hasil yang lebih baik di tahun berikutnya.


(14)

5

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Produk perikanan budidaya dalam beberapa kurun waktu ke depan masih akan menjadi komoditas strategis bagi masyarakat global sehingga pengembangan perikanan budidaya di Indonesia ke depan harus semakin dioptimalkan dengan pemanfaatan potensi lahan yang dimiliki. Selain itu, diperlukan adanya kesadaran dari masyarakat dan stakeholder, untuk memposisikan pola pikir dan persepsinya agar perikanan budidaya

memiliki peran penting dalam perekonomian nasional.

Dalam rangka mewujudkan tugas dan fungsi Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya, maka diperlukan sinergisitas antar semua pihak yang terkait dalam upaya pencapaian keberhasilan program dan kegiatan di bidang perikanan budidaya. Koordinasi yang baik dan tanggung jawab pada masing-masing tingkat, baik pusat maupun daerah sangatlah diharapkan agar diperoleh capaian kinerja yang optimal disertai pelaporan kinerja yang akurat dan akuntabel.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang telah ditetapkan sebagai bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Penyusunan LAKIP Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya ini mengacu pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP ini menginformasikan capaian kinerja Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya selama tahun 2013.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Penyusunan LAKIP Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013 yaitu : i) merupakan laporan akuntabilitas kinerja sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya kepada seluruh stakeholders; ii) sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya dalam upaya memperbaiki kinerja selanjutnya; dan (iii) sebagai bahan penyempurnaan dokumen


(15)

6

perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang.

1.3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2010, maka kedudukan, tugas dan fungsi Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebagai berikut :

1. Kedudukan

Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya merupakan salah satu unit kerja eselon II yang dipimpin oleh Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya yang berada di bawah

dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.

2. Tugas

Tugas Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya adalah melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Ditjen Perikanan Budidaya.

3. Fungsi

Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya menyelenggarakan fungsi :

1. Koordinasi penyusunan rencana, program dan anggaran, kerja sama serta penyediaan data dan informasi;

2. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian;

3. Koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan, dokumentasi dan pengembangan sistem informasi hukum, pelaksanaan hubungan masyarakat, dan pelayanan perpustakaan;

4. Pelaksanaan urusan administrasi keuangan, rumah tangga dan perlengkapan, serta urusan tata usaha; dan

5. Analisis dan evaluasi pelaksanaan program, hasil pengawasan, dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan di bidang perikanan budidaya.


(16)

7

1.4. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya dibantu oleh :

1. Bagian Program

Bagian Program mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, kerja sama, evaluasi program, penyediaan data dan informasi, serta penyusunan laporan di bidang perikanan budidaya.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Program menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran; b. Penyiapan bahan koordinasi kerja sama program; dan

c. Penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan, serta penyediaan data dan informasi.

2. Bagian Keuangan dan Umum

Bagian Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan perlengkapan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan urusan keuangan;

b. Pelaksanaan urusan tata usaha, persuratan dan kearsipan; dan c. Pelaksanaan urusan rumah tangga, dan perlengkapan.

3. Bagian Kepegawaian

Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan koordinasi perencanaan dan pengembangan kepegawaian; b. Pelaksanaan administrasi mutasi kepegawaian; dan


(17)

8 4. Bagian Hukum, Organisasi dan Humas

Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, analisis dan evaluasi serta penyiapan penataan organisasi dan ketatalaksanaan, dokumentasi dan pengembangan sistem informasi hukum, pelaksanaan hubungan masyarakat dan pelayanan perpustakaan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan di bidang perikanan budidaya;

b. Analisis dan evaluasi, serta penyiapan penataan organisasi dan ketatalaksanaan; dan

c. Pelaksanaan hubungan masyarakat dan pelayanan perpustakaan, serta pengelolaan dokumentasi dan pengembangan sistem informasi hukum.

Gambar 1. Struktur Organisasi Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya

1.5. Keragaan SDM Sesditjen Perikanan Budidaya

Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya memiliki dukungan sumber daya manusia untuk pelaksanaan kegiatan terkait tugas dan fungsinya sejumlah 114 orang PNS termasuk didalamnya pegawai DPK. Pegawai DPK adalah pegawai lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang dipekerjakan pada instansi lain, sejumlah 2 (dua) orang, yaitu (i) DPK sebagai Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Barat; dan (ii) DPK sebagai Asisten Deputi II


(18)

9

Bidang pada Menko Perekonomian. Rincian jumlah pegawai berdasarkan unit kerja, jabatan fungsional, dan tingkat pendidikan.

1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Unit Kerja :

Bagian Program sebanyak 30 orang, Bagian Keuangan dan Umum sebanyak 48 orang, Bagian Kepegawaian sebanyak 18 orang, Bagian Hukum, Organisasi dan Humas sebanyak 16 orang, dan Pegawai DPK sebanyak 2 orang.

Bagian Program; 30;

(26%)

Bagian Keuangan dan

Umum; 48; (42%) Bagian

Kepegawaian; 18; (16%)

Bagian Hukum, Organisasi dan Humas;

16; (14%)

Pegawai DPK; 2; (2%)

Gambar 2. Komposisi Jumlah Pegawai Sekretariat DJPB Berdasarkan Unit Kerja

2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu

Pranata Humas sebanyak 2 orang, dan Arsiparis sejumlah 1 orang.

Pranata Humas; 2;

(67%) Arsiparis;

1; (33%)

Gambar 3. Komposisi Pegawai Sekretariat DJPB Berdasarkan Jabatan Fungsional

3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

S3 sejumlah 1 orang, S2 sejumlah 14 orang, S1 sejumlah 36 orang, D4 sejumlah 1 orang, SM sejumlah 1 orang, D3 10 orang, SLTA sejumlah 43 orang, SLTP sejumlah 4 orang, dan SD sejumlah 4 orang.


(19)

10 S3; 1; (1%) S2; 14;

(12%)

S1; 36; 32%

D4; 1; (1%) SM; 1; (1%)

D3; 10; (9%)

SLTA; 43; 38% SLTP; 4;

(3%)

SD; 4; (3%)

Gambar 4. Komposisi Pegawai Sekretariat DJPB Berdasarkan Tingkat Pendidikan

1.6. Sistematika Penyajian

Sistematika Penyajian LAKIP Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013 secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

Ikhtisar Eksekutif

Pada bagian ini disajikan tujuan, capain kinerja, permasalahan yang dihadapi dalam pencapain kinerja dan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, serta antisipasi untuk menanggulangi permasalahan yang mungkin terjadi pada tahun mendatang.

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan secara ringkas tentang latar belakang, maksud dan tujuan, tugas, fungsi dan struktur organisasi Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya, serta sistematika penyajian laporan.

Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja

Menjelaskan rencana strategis Ditjen Perikanan Budidaya untuk periode 2010-2014 dan penetapan kinerja Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2013.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Menjelaskan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan.

Bab IV Penutup

Menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari LAKIP Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2013 dan merekomendasikan perbaikan kinerja di masa datang.


(20)

11

BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 bertujuan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan IPTEK serta penguatan daya saing perekonomian. Penguatan daya saing perekonomian tersebut, diantaranya ditempuh melalui peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam lainnya sesuai dengan potensi daerah secara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu peningkatan pembangunan kelautan dan perikanan adalah melalui pengembangan perikanan budidaya, dengan harapan meningkatnya pertumbuhan produksi perikanan budidaya yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kehidupan/kesejahteraan masyarakat pembudidaya.

Oleh karena itu, guna mewujudkan pembangunan perikanan dan kelautan yang lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan program serta kegiatannya. Ddalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi agar efektif, efisien dan akuntabel guna pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya, Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya berpedoman pada dokumen perencanaan yang meliputi : (i) Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen Perikanan Budidaya) 2010-2014; (ii) Rencana Kerja Tahunan Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013; dan (iii) Penetapan Kinerja Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013.

2.1. Rencana Strategis Ditjen Perikanan Budidaya 2010-2014

Rencana Strategis adalah merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Strategis (Renstra) Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2010-2014 yang telah disesuaikan, diuraikan sebagai berikut :


(21)

12

2.1.1. Visi

Selaras dengan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan Pe ba gu a Kelauta da

Perika a ya g Berdaya “ai g da Berkela juta u tuk Kesejahteraa Masyarakat , pada tahun 2010-2014 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan visi sebagai berikut:

Pembangunan Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi di atas, maka ditetapkan misi pembangunan perikanan budidaya yaitu:

Mengelola Sumberdaya Perikanan Budidaya secara Optimal dan Berwawasan Lingkungan

2.1.3. Tujuan

Sesuai dengan visi dan misi di atas, Ditjen Perikanan Budidaya menetapkan tujuan pokok dalam pembangunan perikanan budidaya yaitu :

Me i gkat ya produksi da produktivitas usaha perikanan budidaya yang

berkela juta

2.1.4. Sasaran Strategis

Untuk keperluan pengukuran ketercapaian tujuan strategis pembangunan perikanan budidaya diperlukan sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2014. Sasaran strategis tersebut adalah Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya pada Tahun 2014. Produksi perikanan budidaya difokuskan pada komoditas unggulan yang mudah dibudidayakan secara massal dengan teknologi sederhana dan prospek pasar yang jelas. Komoditas utama yang menjadi fokus pada sasaran produksi budidaya tahun 2010 – 2014 adalah rumput laut, patin, lele, nila, bandeng, udang (windu dan vanname), mas, gurame, kakap, kerapu serta produk ikan lainnya.


(22)

13

2.1.5. Strategi dan Kebijakan

Arah kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mendukung kebijakan nasional serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam 5 tahun ke depan adalah:

1. Terpenuhinya kebutuhan pakan yang teregistrasi dalamrangka penerapan teknologi, unit usaha budidaya yang tersertifikasi dan tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutakhir

2. Terpenuhinya kebutuhan benih untuk produksi dan pasar dengan mutu terjamin 3. Terpenuhinya kebutuhan lahan budidaya yang sehat dan menghasilkan produk

perikanan budidaya yang aman dikonsumsi

4. Terpenuhinya kebutuhan modal kerja guna berkembangnya usaha perikanan budidaya yang mandiri

5. Tersedianya lahan kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai

6. Pengawalan dan pendampingan teknologi dalam rangka pengembangan kawasan perikanan budidaya

7. Pengelolaan keuangan dan aset Satker lingkup DJPB menuju KKP dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian dan penataan organisasi.

Untuk melaksanakan arah kebijakan di atas, akan ditempuh melalui tiga strategi pembangunan perikanan budidaya, yaitu :

a. Pengembangan Kawasan Minapolitan

Minapolitan merupakan suatu konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan yang berdasarkan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan (akselerasi). Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya merupakan upaya percepatan pembangunan perikanan budidaya di sentra-sentra produksi perikanan budidaya yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya bertujuan untuk : (i) meningkatkan volume produksi, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk perikanan budidaya; (ii) meningkatkan pendapatan pembudidaya dan masyarakat terkait lainnya; dan (iii) mengembangkan kawasan minapolitan perikanan budidaya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah. Adapun sasaran


(23)

14

strategi pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya adalah menjadikan lahan-lahan budidaya potensial sebagai sentra produksi perikanan dengan tingkat produksi, produktivitas, dan kualitas tinggi melalui sistem intensifikasi dan ekstensifikasi.

b. Pengembangan Komoditas Unggulan

Pengembangan komoditas unggulan ditetapkan untuk lebih memacu kegiatan perikanan budidaya untuk sepuluh komoditas yang telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan yang memiliki kriteria : (i) bernilai ekonomis tinggi; (ii) teknologi budidaya yang dapat diterapkan dan telah tersedia; (iii) permintaan yang tinggi baik lokal maupun luar negeri; dan (iv) dapat dibudidayakan dan dikembangkan secara massal.

Sepuluh komoditas budidaya unggulan tersebut adalah : (i) udang; (ii) rumput laut; (iii) nila; (iv) lele; (v) patin; (vi) gurame; (vii) kerapu; (viii) kakap; (ix) bandeng; dan (x) ikan lainnya. Disamping 10 (sepuluh) komoditas unggulan tersebut, pengembangan komoditas lainnya yang potensial dan spesifik daerah tetap dikembangkan baik dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa negara, pemenuhan konsumsi di dalam negeri, peningkatan pendapatan masyarakat, maupun untuk pelestarian jenis-jenis ikan lokal yang cenderung akan mengalami kepunahan.

c. Pemberdayaan dan Wirausaha

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

PNPM Mandiri KP untuk bidang perikanan budidaya dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Budidaya yaitu pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan melalui fasilitasi bantuan pengembangan usaha yang diperuntukan bagi pembudidaya ikan yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan). Tujuan PUMP Perikanan Budidaya


(24)

15

adalah meningkatkan kemampuan usaha produksi perikanan budidaya, penyerapan tenaga kerja, pendapatan dan kesejahteraan, menumbuhkan wirausaha dan memperkuat kelembagaan pokdakan serta meningkatkan kualitas lingkungan pembudidayaan.

d. Industrialisasi Perikanan Budidaya Berbasis Blue Economy

Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan industrialisasi kelautan dan perikanan sebagai salah satu strategi pembangunan kelautan dan perikanan yang dimulai pada tahun 2012. Industrialisasi kelautan dan perikanan adalah integrasi sistem produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Tujuan industrialisasi kelautan dan perikanan terwujudnya percepatan pendapatan pelaku usaha kelautan dan perikanan. Sasaran yang ingin dicapai melalui industrialisasi kelautan dan perikanan adalah meningkatnya skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya kelautan dan perikanan.

Pengembangan industrialisasi perikanan budidaya dilakukan dengan pendekatan

Blue Economy yang dilandasi dengan prinsip-prinsip : (i) terintegrasi, yakni integrasi ekonomi dan lingkungan, jenis investasi dan sistem produksi; (ii) berbasis kawasan, yakni berbasis pengembangan kawasan ekonomi potensial; (iii) sistem produksi bersih, yakni sistem produksi efisien, hemat bahan baku, bebas pencemaran dan tidak merusak lingkungan; (iv) investasi kreatif dan inovatif, yakni penanaman modal dan bisnis dengan model blue economy; dan (v) berkelanjutan, yakni keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.

2.1.6. Program Pembangunan Perikanan Budidaya

Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2013 difokuskan kepada program pencapaian indikator kinerja utama yaitu meningkatnya produksi perikanan budidaya dengan volume produksi perikanan budidaya sebanyak 13.020.800 ton dengan rincian sebagai berikut :

1. Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar sebanyak 3.408.505 ton; 2. Produksi Perikanan Budidaya Air Payau sebanyak 1.831.620 ton; dan


(25)

16

3. Produksi Perikanan Budidaya Laut sebanyak 7.780.676 ton.

Adapun rincian sasaran produksi masing-masing komoditas sebagaimana tabel 1 berikut.

Tabel 1. Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama, 2009-2014

NO. KOMODITAS

2009 2010 2011 2012 2013 2014

TARGET (TON) TARGET (TON) TARGET (TON) TARGET

(TON) TARGET (TON) TARGET TON) Total 4.780.100,0 5.324.000,0 6.847.500 9.415.700 13.020.800 16.891.000 1 Udang 348.100,0 348.100,0 460.000 529.000 608.000 699.000 - Windu 123.100,0 125.300,0 115.720 128.700 158.000 188.000 - Vaname 225.000,0 275.000,0 344.280 400.300 450.000 511.000 2 Rumput Laut 2.574.000,0 2.672.800,0 3.504.200 5.100.000 7.500.000 10.000.000 3 Nila 378.300,0 491.800,0 639.300 850.000 1.105.000 1.242.900 4 Patin 132.600,0 225.000,0 383.000 651.000 1.107.000 1.883.000 5 Lele 200.000,0 270.600,0 366.000 495.000 670.000 900.000 6 Mas 254.400,0 267.100,0 280.400 300.000 325.000 350.000 7 Gurame 38.500,0 40.300,0 42.300 44.400 46.600 48.900 8 Kakap 4.600,0 5.000,0 5.500 6.500 7.500 8.500 9 Kerapu 5.300,0 7.000,0 9.000 11.000 15.000 20.000 10 Bandeng 291.300,0 349.600,0 419.000 503.400 604.000 700.000 11 Lainnya 553.000,0 646.700,0 738.800 925.400 1.032.700 1.038.700

Seiring dengan pembahasan reviu Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan kondisi alam (anomali cuaca di mana Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memperkirakan tahun 2013 ini musim kemarau hanya 1 bulan), maka Ditjen Perikanan Budidaya juga melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) produksi perikanan budidaya per komoditas pada tahun 2013 yang kemudian tertuang dalam Permen KP No. 1/Permen KP/2014. Adapun hasil reviu IKU produksi tersebut sebagaimana tabel 2 berikut.

Tabel 2. Hasil Reviu Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama, 2013-2014

NO. KOMODITAS

2013 2014

TARGET SEMULA(TON) REVISI IKU (TON) TARGET SEMULA (TON) REVISI IKU (TON) Total 13.020.800 11.632.122 16.891.000 13.927.946 1 Udang 608.000 608.000 699.000 699.000 - Windu 158.000 158.000 188.000 188.000 - Vaname 450.000 450.000 511.000 511.000 2 Rumput Laut 7.500.000 6.500.000 10.000.000 7.800.000 3 Nila 1.105.000 1.200.000 1.242.900 1.440.000


(26)

17 NO. KOMODITAS

2013 2014

TARGET SEMULA(TON)

REVISI IKU (TON)

TARGET SEMULA (TON)

REVISI IKU (TON) 4 Patin 1.107.000 750.000 1.883.000 900.000 5 Lele 670.000 700.000 900.000 840.000 6 Mas 325.000 500.000 350.000 600.000 7 Gurame 46.600 125.000 48.900 150.000 8 Kakap 7.500 7.000 8.500 8.400 9 Kerapu 15.000 11.000 20.000 13.200 10 Bandeng 604.000 700.000 700.000 840.000 11 Lainnya 1.032.700 531.122 1.038.700 637.346

2.2. Perencanaan Kinerja dan Anggaran

2.2.1. Perencanaan Kinerja

Perencanaan Kinerja merupakan proses penyusunan Rencana Kinerja sebagai penjabaran dari Sasaran dan Program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Target indikator keberhasilan pembangunan perikanan telah didistribusikan melalui sub-sub program peningkatan produksi perikanan budidaya melalui kegiatan eselon II lingkup Ditjen Perikanan Budidaya di antaranya adalah Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya, yaitu: Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen Perikanan Budidaya yang tertuang dalam 4 (empat) indikator kinerja, yaitu (i) Jumlah perencanaan, kerjasama, evaluasi dan pelaporan program dan anggaran berdasarkan data yang terkini dan akurat sejumlah 3 dokumen; (ii) Jumlah pengembangan SDM kompetensi sesuai kebutuhan sejumlah 3 dokumen; (iii) Jumlah fasilitas produk hukum, ketatalaksanaan, humas dan perpustakaan sejumlah 3 dokumen; dan (iv) Jumlah pengembangan administrasi keuangan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan di lingkungan Ditjen Perikanan Budidaya sejumlah 3 dokumen (lampiran 1).

Pada tahun 2013, seiring dengan perkembangan dalam pengukuran kinerja guna memperoleh hasil yang lebih optimal, maka terjadi perubahan indikator kinerja yang menggunakan pendekatan Balanced Scorecard, sehingga dalam upaya pencapaian peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen Perikanan Budidaya, ditetapkan menjadi 13 (tiga belas) sasaran strategis dan 33 (tiga puluh tiga) indikator kinerja utama.


(27)

18

2.2.2. Anggaran

Guna mendukung rencana kinerja yang telah ditetapkan dan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan yang mendukung indikator kinerja di lingkup Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya, maka dibutuhkan dukungan anggaran. Pada tahun 2013, anggaran guna peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebesar Rp 201.447.638.000,- Dari total anggaran tersebut, sejumlah Rp 63.140.409.000,- digunakan untuk satker Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya. Namun, seiring dengan kebijakan Pemerintah, yaitu kebijakan mengenai penghematan anggaran, di mana anggaran berbasis kinerja agar lebih dioptimalkan pemanfaatannya dengan bobot penggunaan anggaran yang berimbang dengan kegiatan yang dilaksanakan, maka dilakukan revisi DIPA sehingga anggaran setelah revisi menjadi Rp 217.874.043.000,- dan sebesar Rp 69.538.009.000,- digunakan untuk satker Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya.

2.3. Penetapan Kinerja Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013

Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya telah membuat penetapan kinerja tahun 2013 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang diamanatkan. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2013. Penetapan kinerja Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2013 disusun dengan berdasarkan pada Rencana Strategis Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013. Ringkasan Penetapan Kinerja Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013, seperti pada gambar 5.


(28)

19 Gambar 5. Penetapan Kinerja Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2013

Namun, seiring dengan adanya pelaksanaan pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2013, maka terjadi perubahan indikator kinerja di masing-masing unit kerja, termasuk di Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya sehingga terjadi perubahan pada Penetapan Kinerja tahun 2013 antara Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya dengan Dirjen Perikanan Budidaya sebagaimana pada gambar 6.


(29)

(30)

21 Gambar 6. Revisi Penetapan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Berbasis Balanced


(31)

22

2.4. Pengukuran/Pengelolaan Kinerja (Sistematika Pengukuran)

Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2013, Ditjen Perikanan Budidaya menggunakan pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard

(BSC). Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

1. Pengukuran kinerja dilakukan secara periodik (triwulanan);

2. Pengukuran kinerja dilakukan dari bawah ke atas (dari level individu sampai level I); 3. Pencapaian kinerja atasan merupakan akumulasi pencapaian kinerja bawahannya; 4. Data yang dimasukkan sebagai pencapaian kinerja merupakan data yang telah

diverifikasi oleh tim Strategic Management Office (Tim Pengelola Kinerja lingkup Ditjen Perikanan Budidaya) sebagai data mutakhir yang diambil dari sumber data yang tepat;

5. Status capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditunjukkan dengan warna : (i) merah (untuk indikator yang di bawah batas toleransi); (ii) kuning (untuk indikator dalam batas toleransi), dan (iii) hijau (untuk indikator yang telah/melebihi target). Pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard dilakukan dengan cara penghitungan capaian terhadap target dengan menggunakan polarisasi, Maximize, Minimize, dan Stabilize.

1. Maximize

IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi maximize yaitu IKU yang mempunyai kriteria pencapaian semakin tinggi (dari nilai 100%) semakin baik.

2. Minimize

IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang mempunyai kriteria pencapaian semakin rendah (dari nilai 100%) semakin baik.

3. Stabilize

IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi stabilize yaitu IKU yang semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik.


(32)

23

BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA

Pada tahun 2013, Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya telah menerapkan pengukuran kinerja melalui metode pengukuran Balanced Scorecard. Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya telah menetapkan 13 (tiga belas) sasaran strategis (SS) yang terinci dalam 33 (tiga puluh tiga) indikator kinerja utama (IKU) yang terbagi dalam 3 (tiga) perspektif yaitu : (i) Customer Perspective sebanyak5 (lima) SS dengan 17 (tujuh belas) IKU; (ii) Internal Process Perspective sebanyak 4 (empat) SS dengan 6 (enam) IKU; dan (iii)

Learning and Growth Perspective sebanyak 4 (empat) SS dengan 10 (sepuluh) IKU. Adapun rekapitulasi capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebagaimana pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Capaian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2013

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA

TARGET TAHUN 2013 REALISASI TAHUN 2013 % CAPAIAN CUSTOMER PERSPECTIVE

1 Tersedianya SDM Ditjen PB yang kompeten dan professional

1 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat eselon III,IV dan V lingkup Ditjen PB (persen) *

60 12,71 21,18

2 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat fungsional (persen) *

60 42,26 70,43 2 Tersedianya informasi yang

valid, handal dan mudah diakses di bidang PB

3 Service Level Agreement di Ditjen PB (persen)

70 80 114,29

4 Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini di Ditjen PB (skala likert 1-5)

4 4 100

3 Terwujudnya good governance & clean government

5 Tingkat Ketaatan terhadap SAP DJPB (persen(

100 100 100

6 Tingkat Kepatuhan terhadap SPI DJPB (persen)

100 100 100

7 Ketersediaan Catatan Atas Laporan Keuangan DJPB

tersedia Tersedia 100 8 Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas

Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang Ditindaklanjuti dibanding Total Rekomendasi di DJPB (persen)

100 100 100

9 Nilai Perencanaan Kinerja DJPB 27 32,92 121,93 10 Nilai Pengukuran Kinerja DJPB 15,5 17,02 109,80 11 Nilai Pelaporan Kinerja DJPB 11,5 12,85 111,74 12 Nilai Evaluasi Program DJPB 4 7,09 177,25 13 Nilai Pencapaian Kinerja DJPB 15,5 15,75 101,61


(33)

24 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA

TARGET TAHUN 2013 REALISASI TAHUN 2013 % CAPAIAN 14 Nilai Penerapan RB DJPB ** 75 (setara

level 4)

69,30 92,40 15 Persentase Jumlah Asset BMN yang

Termanfaatkan dibanding dengan Jumlah Asset BMN yang Ada (persen)

70 99,60 142,29

4 Terkelolanya anggaran secara optimal di Ditjen PB

16 Persentase Penyerapan Anggaran Ditjen PB (persen)

> 95 92,12 96,97 5 Terwujudnya kerja sama

bidang PB di dalam dan luar negeri yang implementatif

17 Persentase Jumlah Kerja Sama yang Diimplementasikan (persen)

70 93,10 133,00

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 6 Terintegrasinya sistem

informasi Ditjen Perikanan Budidaya

18 Persentase Data dan Informasi yang Ditampilkan dalam Website KKP dibandingkan dengan Data yang Dikirim dari Ditjen PB (persen)

100 100 100

7 Terselenggaranya RB Ditjen PB sesuai roadmap RB KKP

19 Persentase Rencana Aksi RB di Ditjen PB yang telah Terpenuhi (persen)

100 100 100

8 Terlaksananya kerja sama internasional dan antar lembaga sesuai ruang lingkup perjanjian kerja sama bidang PB

20 Rasio Jumlah Ruang Lingkup Kerja Sama yang Berhasil dilaksanakan terhadap Total Ruang Lingkup Kerja Sama (persen)

80 61,72 77,15

9 Terselenggaranya perencanaan program perikanan budidaya yang efektif

21 Rasio Jumlah Anggaran yang Dibutuhkan dibanding dengan Jumlah Anggaran yang Diterima (persen)

80 92,17 115,21

22 Konsistensi Pelaksanaan Kegiatan terhadap Rencana Kerja Pemerintah (persen)

80 71,01 88,76

23 Rasio Hasil Evaluasi Kinerja yang Ditindaklanjuti dalam Perencanaan (persen)

80 96,49 120,61

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 10 Tersedianya SDM Setditjen

PB yang kompeten dan professional

24 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat eselon III, IV dan V lingkup Setditjen PB (persen) *

60 9 15

25 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat fungsional lingkup Setditjen PB (persen) *

60 0 0

11 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang PB

26 Service Level Agreement di Setditjen PB (persen)

70 80 114,29

27 Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini di Setditjen PB (skala likert 1-5)

4 4 100

12 Terwujudnya good governance & clean government di Ditjen PB

28 Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang Ditindaklanjuti dibanding Total Rekomendasi di Setditjen PB (persen)

100 100 100

29 Nilai AKIP Setditjen PB NILAI AKIP

A

NILAI AKIP A

100

30 Nilai Integritas Setditjen PB 6,5 7,12 109,54


(34)

25 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA

TARGET TAHUN 2013 REALISASI TAHUN 2013 % CAPAIAN 32 Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi

Setditjen PB **

75 69,30 92,40 13 Terkelolanya anggaran

Setditjen PB secara optimal

33 Persentase Penyerapan Anggaran Setditjen PB (persen)

> 95 88,61 93,27 Ket : * = Data sementara penghitungan dari Ditjen Perikanan Budidaya karena data dari Biro Kepegawaian belum ada

** = Data tahun 2012 karena data penilaian RB 2013 baru akan keluar pada bulan April 2014

Uraian pencapaian masing-masing indikator kinerja yang diupayakan pencapaiannya melalui pelaksanaan kegiatan di lingkup Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebagai berikut :

3.1. Pencapaian Sasaran Strategis 1 : Tersedianya SDM Ditjen PB yang Kompeten dan Profesional

Penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan professional sangat dibutuhkan untuk mendukung produktivitas dan ektivitas agar tujuan pembangunan perikanan budidaya dapat tercapai. SDM merupakan salah satu kunci dalam pelaksanaan reformasi dan birokrasi, yaitu bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas, memiliki ketrampilan serta mempunyai daya saing tinggi dalam era globalisasi. Oleh karena itu, salah satu sasaran strategis yang ditetapkan oleh Ditjen Perikanan Budidaya adalah tersedianya SDM Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan profesional. Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana pada tabel 4. Secara keseluruhan, target sasaran strategis telah tercapai, dibawah 100%. Indeks kesenjangan merupakan IKU yang sifatnya minimize, yang berarti bahwa semakin kecil capaiannya (<100%), maka capaian kinerja akan semakin baik.

Tabel 4. Sasaran Strategis 1 : Tersedianya SDM Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Profesional

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET

TAHUN 2013

REALISASI TAHUN 2013

% CAPAIAN 1 Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon

III, IV dan V lingkup Ditjen PB (persen)

60 12,71 * 21,18

2 Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional (persen)

60 42,26 * 70,43

Ket : * = Angka merupakan penghitungan dari Ditjen Perikanan Budidaya karena perhitungan dari Biro Kepegawaian KKP belum ada hingga laporan disusun


(35)

26 a. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III, IV dan V lingkup Ditjen PB

SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki sikap (attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja organisasi. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang tercermin pada integritasnya. Penempatan pejabat dalam jabatan sesuai dengan kompetensinya dilaksanakan melalui sistem penempatan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) yang merupakan jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan. Sementara itu indeks kesenjangan kompetensi jabatan merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan dan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan. Angka ini dihitung berdasarkan Level Kompetensi pada Kamus Kompetensi Manajerial. Nilai minimum seorang dikatakan telah memenuhi kompetensi jabatannya adalah telah memenuhi level kompetensi yang dipersyaratkan.

Capaian Indeks kesenjangan kompetensi Pejabat Eselon III, IV dan V lingkup Ditjen. Perikanan Budidaya tahun 2013 sebesar 12,71% yang menunjukkan persentase jabatan Eselon III, IV dan V lingkup Ditjen. Perikanan Budidaya yang belum memenuhi kompetensi jabatan, karena belum ada kesesuaian antara kompetensi yang dimiliki pejabat struktural dengan standar kompetensi jabatannya. Indeks tersebut bersifat kumulatif di masing-masing unit kerja, sehingga hasil perhitungan hanya menunjukkan nilai indeks kesenjangan pada masing-masing unit kerja. Capaian ini belum dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena merupakan IKU baru yang baru dihitung di tahun 2013. Namun, bila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 50% maka telah mencapai target, sehingga ke depan perlu dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Capaian indeks kesenjangan pegawai struktural Eselon III, IV dan V dapat dilihat sebagaimana pada tabel 5.


(36)

27 Tabel 5. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III, IV dan V lingkup Ditjen PB (%)

IKU 2010 2011 2012 2013 2014

Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat eselon III, IV dan V lingkup Ditjen PB

- Target * * * 60 50

- Realisasi ** ** ** 12,71 *** -

- Persentase 21,18 -

Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran

*** : Angka merupakan penghitungan dari Ditjen Perikanan Budidaya karena perhitungan dari Biro Kepegawaian KKP belum ada hingga laporan disusun

Data dukung capaian per tingkatan jabatan eselon III, IV dan V pada setiap unit kerja meliputi Setditjen Perikanan Budidaya, 5 direktorat teknis dan 15 unit pelayanan teknis yang tersebar di seluruh Indonesia, sebagaimana pada tabel 6 berikut.

Tabel 6. Rincian Kompetensi Pejabat Eselon II, III dan IV lingkup Ditjen Perikanan Budidaya No Unit Kerja Indeks Kesenjangan Kompetensi

1 Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya 8,98%

2 Direktorat Usaha Budidaya 19,15%

3 Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan 17,05%

4 Direktorat Produksi 16,76%

5 Direktorat Perbenihan 16,53%

6 Direktorat Prasarana 16,27%

7 BBPBAT Sukabumi 15,38%

8 BBPBAP Jepara 15,00%

9 BBPBL Lampung 15,90%

10 BBAT Jambi 17,97%

11 BBAT Mandiangin 12,82%

12 BBAT Tatelu 10,16%

13 BBAP Situbondo 20,57%

14 BBAP Takalar 15,02%

15 BBAP Ujung Batee 10,90%

16 BBL Ambon 10,03%

17 BBL Batam 9,50%

18 BBL Lombok 4,97%

19 BLUPPB Karawang 9,19%

20 BPIUUK Karangasem 2,68%

21 LP2IL Serang 0,00%

INDEKS KESENJANGAN KOMPETENSI


(37)

28

Capaian kinerja IKU ini didukung oleh kegiatan : (i) assesment bagi pejabat Eselon I, II, III dan IV oleh Biro Kepegawaian Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan (ii) transformasi Budaya Kerja Ditjen. Perikanan Budidaya untuk pejabat Eselon I, II dan III guna meningkatkan kemampuan manajerial, khususnya dalam melakukan perencanaan. Guna meningkatkan capaian di tahun mendatang, maka inisiatif strategis yang akan dilakukan adalah menyelenggarakan transformasi budaya kerja Ditjen. Perikanan Budidaya tahap II untuk pejabat Eselon II, III dan IV yang belum mengikuti.

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini adalah Belum ditetapkannya peraturan perundang-undangan lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan tentang Standar Kompetensi Jabatan Pejabat Struktural, Sehingga Pengukuran IKU ini dilakukan dengan cara membandingkan standar kompetensi jabatan struktural secara normatif sesuai dengan Peraturan Kepala BKN Nomor : 13 Tahun 2011 dengan usulan standar kompetensi jabatan struktural Ditjen. Perikanan Budidaya.

Saat ini Penghitungan dalam manual IKU ini belum mencakup hasil assessment bagi pejabat struktural yang selenggarakan oleh Biro Kepegawaian Kementerian Kelautan dan Perikanan, sehingga dalam penghitungan yang akan datang perlu dilakukan perbaikan penghitungan manual IKU yang semakin mencerminkan hasil yang akurat.

b. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional

SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki sikap (attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja organisasi. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang tercermin pada integritasnya. Penempatan SDM yang the right man and the right plece dilaksanakan melalui sistem

recuirment pegawai dimana pelamar menyesuaikan setiap jabatan yang dilamar dengan kualifikasi yang dipersyaratkan, terutama pendidikan. Sementera itu, indeks kesenjangan kompetensi pejabat fungsional merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan fungsional tertentu, dalam hal ini terkait dengan pengumpulan angka kredit oleh pejabat fungsional tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 87 tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil. Angka ini dihitung berdasarkan jumlah pejabat fungsional tertentu yang mengusulkan Penilaian Angka Kredit pada tahun 2013. Nilai minimum seseorang telah yang memenuhi persyaratan dalam jenjang jabatan dan golongan pangkat


(38)

29

adalah telah memenuhi nilai minimum yang dipersyaratkan untuk dapat dipertimbangkan kenaikkan jabatan dan/atau kenaikan pangkat, serta pengangkatan pertama dalam jabatan. Indeks kesenjangan kompetensi jabatan fungsional lingkup Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2013 sebesar 42,26% yang menunjukkan persentase jumlah pejabat fungsional yang belum memenuhi persyaratan untuk dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat, kenaikan jabatan dan diangkat dalam jabatan. Indeks tersebut bersifat kumulatif pada masing-masing unit kerja yang memiliki jabatan fungsional tertentu, sehingga hasil perhitungannya hanya menunjukkan nilai kesenjangan pada masing-masing unit kerja yang memiliki jabatan fungsional tertentu. Capaian ini belum dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan merupakan IKU baru yang baru dihitung di tahun 2013. Namun bila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 50% maka telah mencapai target, sehingga ke depan perlu dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Capaian indeks kesenjangan pejabat fungsional dapat dilihat sebagaimana pada tabel 7 di bawah ini, sementara rincian kompetensi pejabat fungsional lingkup Ditjen PB dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 7. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional lingkup Ditjen PB (%)

IKU 2010 2011 2012 2013 2014

Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional

- Target * * * 60 50

- Realisasi ** ** ** 42,26 *** -

- Persentase 70,43 -

Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran

*** : Angka merupakan penghitungan dari Ditjen Perikanan Budidaya karena perhitungan dari Biro Kepegawaian KKP belum ada hingga laporan disusun

Data dukung capaian adalah jumlah pejabat fungsional tertentu yang mengajukan usulan penilaian angka kredit dan pejabat fungsional tertentu yang mendapat rekomendasi dari tim penilai angka kredit jabatan fungsional untuk dapat dipertimbangkan kenaikkan pangkat, kenaikkan jabatan dan pengangkatan pertama dalam jabatan.

Capaian kinerja IKU ini didukung oleh : (i) pelaksanaan Penilaian Angka Kredit jabatan fungsional tertentu; dan (ii) pimbinaan jabatan fungsional.

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini adalah belum adanya penetapan standar kompentesi jabatan fungsional yang ditetapkan oleh masing-masing instansi pembina, sehingga pengukuran IKU ini dilakukan dengan cara membandingkan jumlah pejabat fungsional tertentu yang mendapat rekomendasi untuk diangkat dalam jabatan/kenaikkan


(39)

30

pangkat/kenaikkan jabatan dengan jumlah pejabat fungsional tertentu yang mengajukan usulan penilaian angka kredit.

Saat ini penghitungan dalam manual IKU ini terfokus pada jabatan fungsional tertentu belum mencakup jabatan fungsional umum, sehingga dalam penghitungan yang akan datang perlu dilakukan perbaikan penghitungan manual IKU sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih akurat.

3.2. Pencapaian Sasaran Strategis 2 : Tersedianya Informasi yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses di Bidang PB

Informasi yang baik adalah informasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya, baik kelengkapan materi, waktu pemberian, keakuratan data sehingga informasi akan bersifat valid dan handal. Selain itu informasi juga harus mudah diakses melalui teknologi berbasis IT, seperti website. Dalam rangka mencapai sasatan strategis tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses bidang perikanan budidaya, maka ditetapkan 2 (dua) IKU dengan capaian masing-masing IKU Tahun 2013 di atas 100%. Pencapaian sasaran strategis ini diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja dengan hasil sebagaimana tabel 8 berikut.

Tabel 8. Sasaran Strategis 2 : Tersedianya Informasi yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses di Bidang PB

URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET

TAHUN 2013

REALISASI TAHUN 2013

% CAPAIAN

1 Service Level Agreement di Ditjen PB (persen) 70 80 114,29

2

Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini di Ditjen PB (skala likert 1-5)

4 4 100

a. Service Level Agreement di Ditjen PB (persen)

Upaya peningkatan reformasi dan birokrasi menuntut pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi stakeholder. Salah satu cara yang digunakan untuk menilai layanan tersebut adalah melalui IKU Service Level Agreement (SLA) yang merupakan kesepakatan formal dua entitas yaitu pihak penyedia layanan dan penerima layanan tentang penyediaan data dan informasi serta aksesibilitasnya melalui teknologi Informasi. SLA dihitung

berdasarkan (i) Penyediaan data dan Informasi, yaitu perbandingan jumlah data/informasi yang dibutuhkan dan jumlah data/informasi yang tersedia, sesuai bidang tugasnya; dan (ii) penyediaan sarana aksesibilitas data dan Informasi menggunakan Teknologi Informasi, yang


(1)

119

Lampiran 8. Konsistensi Pelaksanaan Kegiatan Terhadap Rencana Kerja Pemerintah

PROGRAM/KEGIATAN

PRIORITAS SASARAN INDIKATOR

TARGET ANGGARAN

PADA RENJA Alokasi pada RKAKL

Konsistensi

2013 (%)

Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya

Meningkatkan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Perikanan Budidaya Untuk Memenuhi Kebutuhan Konsumsi Dalam Negeri dan Ekspor, serta Menyerap Tenaga Kerja

Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 1.010.561.500 1.305.987.000 71,01

Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan

Terpenuhinya kebutuhan pakan dengan pakan yang teregistrasi, unit usaha budidaya yang tersertifikasi dan tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutakhir

Jumlah Unit pembudidayaan ikan tersertifikat dan memenuhi standar (Unit)

9.432.187 7.635.682 80,95

Jumlah Jenis pakan ikan terdaftar (jenis) 5.535.500 3.616.289 65,33 Jumlah Kelompok yang menerapkan teknologi anjuran

perikanan budidaya (kelompok)

54.992.622 42.545.225 77,37

Jumlah Terbitan Statistik Perikanan Budidaya 15.545.334 18.847.088 121,24 Jumlah RSNI 3 yang disusun 1.074.688 891.704 82,97 Jumlah produksi ikan hias (Ribu Ekor) 4.163.683 - - Jumlah luas lahan minapadi (Hektar) 12.491.050 - - Pengembangan Sistem

Perbenihan Ikan

Terpenuhinya kebutuhan benih untuk produksi dan pasar dengan mutu terjamin

Jumlah Produksi induk unggul (juta induk) 43.936.660 32.595.497 74,19 Jumlah Unit perbenihan yang bersertifikat (unit) 4.163.683 6.345.153 152,39 Jumlah unit pembenihan skala besar operasional (unit) 9.658.496 - - Jumlah unit pembenihan skala kecil operasional (unit) 11.590.195 - - Jumlah Benih dengan mutu terjamin (milyar benih) 17.385.293 36.844.903 211,93

Jumlah Bibit Rumput Laut (ton) 11.465.521 7.879.626 68,72

Jumlah Data Infomasi dan Distribusi Perbenihan (Laporan) 3.102.809 3.123.221 100,66

Jumlah RSNI 3 yang disusun 1.352.316 781.615 57,80

Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan

Terpenuhinya kebutuhan lahan budidaya yang sehat dan menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman dikonsumsi

Laboratorium uji yang memenuhi standar teknis (Lab. Kualitas air; Lab HPI dan Lab. Residu)

28.526.817 12.121.400 42,49

jumlah Sentra produksi budidaya yang terkendali dan terehabilitasi perairannya (sentra budidaya)

6.748.551 6.999.354 103,72

Jumlah Penyakit ikan penting yang dapat dikendalikan (jenis penyakit)

13.747.303 14.911.228 108,47

Persentasi produk perikanan budidaya yang bebas residu atau di bawah ambang batas residu yang diperbolehkan sesuai dengan permintaan pasar (persen)

9.477.832 10.338.376 109,08

Jumlah Obat ikan, bahan kimia dan biologi dan sesuai ketentuan (nomor pendaftaran)

6.129.358 5.454.195 88,98

Jumlah RSNI 3 yang disusun 1.249.105 - - Pengembangan Sistem Usaha

Pembudidayaan Ikan

Terpenuhinya kebutuhan modal kerja guna berkembangnya usaha perikanan budidaya

Jumlah Kelompok usaha perikanan budidaya yang memenuhi standar kelembagaan (kelompok)


(2)

120

PROGRAM/KEGIATAN

PRIORITAS SASARAN INDIKATOR

TARGET ANGGARAN

PADA RENJA Alokasi pada RKAKL

Konsistensi

2013 (%)

yang mandiri Jumlah Pemberdayaan kelompok pembudidaya melalui

Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) (kelompok)

292.900.898 299.574.294 102,28

Jumlah Pemberdayaan kelompok pembudidaya melalui

PUMP-PB mendukung program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) (kelompok)

- - -

Jumlah Investasi yang mendukung kegiatan usaha perikanan

budidaya (Milyar Rupiah)

4.012.587 2.646.060 65,94

Jumlah modal kerja perikanan budidaya (Milyar rupiah) 1.249.105 - -

Jumlah tenaga kerja perikanan budidaya (orang) 5.063.432 1.381.875 27,29

Jumlah kredit program perikanan budidaya (Milyar rupiah) 10.242.661 - -

Unit usaha yang memperoleh layanan dan yang beraktivitas

sesuai dengan ketentuan (unit)

4.026.410 2.493.391 61,93

Informasi dan promosi usaha perikanan budidaya (paket) 9.579.095 4.140.842 43,23

Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan

Tersedianya lahan kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai

Luas lahan yang difasilitasi sesuai target produksi perikanan budidaya (Ha)

17.992.106 17.631.194 97,99

Jumlah Kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai (kawasan)

163.635.532 516.470.310 315,62

Jumlah Pengembangan Kawasan Minapolitan berbasis

perikanan budidaya (kabupaten/kota)

14.081.481 13.430.837 95,38

Jumlah RSNI 3 yang disusun 1.084.092 902.593 83,26

Jumlah kawasan potensial perikanan budidaya (kab./kota) 1.665.473 - -

Pengawalan dan Penerapan Teknologi Terapan Adaptif Perikanan Budidaya

Pengawalan dan pendampingan teknologi dalam rangka pengembangan kawasan perikanan budidaya

Jumlah kawasan budidaya binaan yang telah melaksanakan teknologi adaptif perikanan budidaya (kawasan)

2.706.394 - -

Jumlah diseminasi teknologi terapan dalam rangka pengembangan kawasan budidaya

4.053.877 4.862.991 119,96

Teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan (paket) 12.350.695 2.878.616 23,31 Jumlah tenaga teknis binaan (orang) 2.702.585 - - Pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan

(sampel)

5.293.155 - -

Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen. Perikanan Budidaya

Pengelolaan keuangan dan aset Satker lingkup DJPB menuju KKP dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian dan penataan organisasi

Jumlah perencanaan, kerjasama, evaluasi dan pelaporan program dan anggaran berdasarkan data yang terkini dan akurat (dokumen)

23.162.914 55.388.504 239,13

Jumlah pengembangan SDM kompeten sesuai kebutuhan (dokumen)

4.328.278 3.957.075 91,42

Jumlah fasilitasi produk hukum, ketatalaksanaan, humas dan perpustakaan (dokumen)

10.198.024 6.047.771 59,30

Jumlah pengembangan administrasi keuangan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan di lingkungan Ditjen Perikanan Budidaya (dokumen)


(3)

121

Lampiran 9. Rasio Hasil Evaluasi Kinerja yang Ditindaklanjuti Dalam Perencanaan

NO SASARAN PERMASALAHAN DALAM LAKIP 2012 RENCANA TINDAKLANJUT Tindak Lanjut Pada

RKA-KL 2013

57 55

1 Terpenuhinya kebutuhan pakan yang teregistrasi dalam rangka penerapan teknologi, unit usaha budidaya yang tersertifikasi dan tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutakhir

(i) keterbatasan anggaran yang dialokasikan; (i) Mengadakan konsensus RSNI-3 bidang pembudidayaan; 1 1

(ii) kurangnya sosialisasi dan informasi dari Dinas terkait penerapan CBIB dan program GENTANADI kepada pembudidaya;

(ii) Melakukan sosialisasi SNI dan CBIB; 1 1

(iii) terbatasnya jumlah pelaku pembina khususnya di daerah; (iii) Mengadakan forum budidaya air tawar, payau/laut, ikan hias dan koordinasi statistik perikanan budidaya;

1 1

(iv) jarak beberapa lokasi binaan yang jauh, sehingga pada kawasan-kawasan tertentu khususnya budidaya laut pembinaan dan pendampingan teknologi belum bisa dilakukan secara intensif;

(iv) Mengadakan temu lapang budidaya air tawar dan payau/laut; 1 1

(v) belum lengkapnya data dari lapangan (pertumbuhan, ekonomi dan lingkungan) dan konversi protein di daging ikan untuk pe yusu a judul R“NI ya g erjudul Paka Buata u tuk Ikan Patin (Pangasius spp);

(v) Mengadakan penilaian, pengawasan, monitoring dan evaluasi sertifikasi CBIB;

1 1

(vi) selain harga pakan yang tinggi, belum semua pakan yang beredar telah diregistrasikan; dan

(vi) Mengadakan penilaian, pengawasan, koordinasi dan evaluasi pengadaan dan peredaran pakan/bahan baku pakan;

1 1

(vii) terlambatnya data maupun laporan dan data statistik dari Dinas.

(vii) Melakukan pengumpulan dan pengolahan data statistik sehingga penyajian dan publikasi data statistik tidak terlambat;

1 1

(viii) Melakukan penyusunan program dan rencana kerja. 1 1

2 Terpenuhinya Kebutuhan Benih untuk Produksi dan Pasar dengan Mutu Terjamin

(i) belum digunakannya induk unggul di berbagai Hatchery terutama pada pembenih skala kecil;

(i) Melakukan pelepasan dan penilaian varietas unggul; 1 1

(ii) perubahan iklim global yang menyebabkan terjadinya kondisi cuaca yang ekstrim yang menimbulkan berbagai masalah, termasuk terjadinya serangan penyakit;

(ii) Mengadakan sosialisasi, temu teknis dan workshop bidang perbenihan perikanan budidaya;

1 1

(iii) kondisi bisnis yang kurang kondusif pada usaha pembesaran untuk beberapa komoditas yang memberikan umpan balik negatif terhadap bisnis perbenihan,

(iii) Melakukan pembinaan dan pengembangan jaringan produksi dan distribusi induk dan benih unggul;

1 1

(iv) keterbatasan prasarana dan sarana UPT Pusat maupun UPT Daerah dalam memproduksi induk unggul.

(iv) Memberikan paket bantuan kebun bibit rumput laut; 1 1

(v) Menyusun dan berkoordinasi terkait konsep dan teknis perumusan

RSNI perbenihan ikan air tawar, payau dan laut;

1 1

(vi) Mengadakan konsensus RSNI-3 perbenihan ikan air tawar, ikan air

payau dan laut serta revisi sni kakap putih dan lele;

1 1

(vii) Mengadakan harmonisasi standarisasi dan sertifikasi CPIB

perbenihan;


(4)

122

NO SASARAN PERMASALAHAN DALAM LAKIP 2012 RENCANA TINDAKLANJUT Tindak Lanjut Pada

RKA-KL 2013

(viii) Mengadakaan pembinaan mutu perbenihan; 1 1

(ix) Mengadakan rapat tim teknis sertifikasi CPIB; 1 1

(x) Meningkatkan kualitas data perbenihan dengan berkoordinasi

terkait sistem informasi dan distribusi perbenihan.

1 1

3 Tersedianya Lahan Kawasan Perikanan Budidaya yang Memiliki Prasarana dan Sarana yang Memadai

(i) terbatasnya data dan informasi yang akurat mengenai kondisi kawasan perikanan budidaya di kab/kota;

(i) Melakukan identifikasi data potensi kawasan budidaya; 1 1

(ii) kondisi lapangan yang cukup sulit di jangkau (jarak, musim/cuaca, kendaraan operasional, keterbatasan dana, keterbatasan SDM di daerah);

(ii) Melakukan sosialisasi/bimtek pada kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana budidaya air tawar,payau dan laut yang memadai;

1 1

(iii) manajemen evaluasi dan pelaporan yang kurang seragam; (iii) Melakukan pengadaan sarana budidaya; 1 1

(iv) kurangnya sarana dan prasarana di kawasan minapolitan; (iv) Melakukan rehabilitasi, penataan, dan pemeliharaan prasarana dan sarana budidaya di kawasan industrialisasi perikanan;

1 1

(v) tingginya harga pakan sehingga menghambat pengembangan kawasan minapolitan;

(v) Melakukan forum dan koordinasi penyusunan informasi kegiatan di lokasi minapolitan berbasis perikanan budidaya sebagai embrio industrialisasi perikanan budidaya;

1 1

(vi) keterbatasan infrastruktur berupa sarana dan prasarana produksi, sarana dan prasarana penunjang seperti jalan produksi, saluran air menjadi persoalan mahalnya ongkos produksi kegiatan budidaya.

(vi) Melakukan inventarisasi materi RSNI prasarana dan sarana budidaya;

1 1

(vii) Melakukan rapat teknis dan konsensus gugus kerja RSNI bidang prasarana dan sarana budidaya;

1 1

(viii) Melakukan monitoring/evaluasi/pemantauan pelaksanaan kegiatan;

1 1

(ix) Melakukan penyusunan program dan rencana kerja. 1 1

4 Tersedianya terpenuhinya kebutuhan lahan yang sehat dan menghasilkan produksi perikanan budidaya yang aman dikonsumsi

(i) masih terbatasnya jumlah dan jenis vaksin untuk ikan yang teregistrasi;

i) Melakukan pengendalian penyakit ikan melalui vaksinasi; 1 1

(ii) belum terformulasikannya metode/teknologi pencegahan penyakit khususnya udang serta pengobatan penyakit secara bertanggung jawab;

ii) Melakukan kegiatan apresiasi pengendalian penyakit ikan; 1 1

(iii) kurangnya kualitas dan kuantitas SDM untuk mendukung monitoring penyakit;

iii) Melakukan pengelolaan lingkungan perikanan budidaya yang berkelanjutan;

1 1

(iv) kurangnya pengetahuan pembudidaya tentang pengendalian penyakit melalui upaya pencegahan masih relatif rendah;

iv) Melakukan rehabilitasi perairan budidaya serta perbaikan kualitas lingkungan budidaya;

1 1

(v) pengkayaan (eutrofikasi) pada perairan umum; v) Melakukan pembinaan bidang kesehatan ikan dan lingkungan; 1 1

(vi) kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan terhadap keberhasilan proses budidaya;

vi) Melakukan pengembangan standarisasi kesehatan ikan dan lingkungan serta pengadaan peralatan laboratorium portabel;

1 1

(vii) penurunan kualitas air dan lahan budidaya karena pencemaran;

vii) Menyusun perencanaan pengendalian obat ikan, kimia dan bahan biologi;


(5)

123

NO SASARAN PERMASALAHAN DALAM LAKIP 2012 RENCANA TINDAKLANJUT Tindak Lanjut Pada

RKA-KL 2013

(viii) kurangnya kualitas dan kuantitas SDM laboratorium uji; viii) Meningkatkan pelayanan obat ikan dan penerbitan surat ijin usaha dan nomor pendaftaran obat ikan, kimia dan bahan biologi;

1 1

(ix) kurangnya sarana dan prasarana laboratorium uji; ix) Menyusun perencanaan dan pengendalian residu sehingga pengambilan sampel dalam rangka monitoring residu dapat berjalan dengan baik;

1 1

(x) masih banyak pelaku usaha yang belum mendaftarkan obat ikan yang diproduksinya namun sudah beredar dan ditemukan dilapangan;

x) Melakukan evaluasi kegiatan bidang kesehatan ikan dan lingkungan.

1 1

(xi) belum dipahaminya peraturan penulisan yang dipersyaratkan oleh BSN sesuai dengan PSN 08:2007 oleh Konseptor.

5 Terpenuhnya kebutuhan modal kerja guna berkembangnya usaha perikanan budidaya yang mandiri

(i) lemahnya kelembagaan pokdakan; i) Menyusun pedoman teknis PUMP-PB; 1 1

(ii) sulitnya akses informasi terkait sumber permodalan dari perbankan;

ii) Mengadakan temu koordinasi PUMP-PB tingkat nasional; 1 1

(iii) rendahnya komitmen dari bank pelaksana kredit program disebabkan oleh adanya persepsi perbankan bahwa kegiatan pembudidayaan ikan memiliki resiko yang tinggi;

iii) Mengembangkan model usaha berbasis kelompok; 1 1

(iv) terbatasnya kemampuan pembudidaya dalam memenuhi persyaratan bank terutama agunan;

iv) Melakukan sinkronisasi peraturan dan pelayanan usaha perikanan budidaya;

1 1

(v) keterlambatan penyusunan perangkat aturan pelaksanaan PUMP-PB (pedoman pelaksanaan, pedoman teknis, penerbitan Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan pengalokasian PUMP) karena adanya perbaikan dan penyempurnaan kebijakan;

v) Melakukan penyusunan dan revisi bahan regulasi perizinan bidang perikanan budidaya;

1 1

(vi) belum sinkronnya penempatan PPTK dengan besaran alokasi PUMP suatu daerah;

vi) Memberikan pembinaan pelayanan dan identifikasi kelayakan usaha perikanan budidaya;

1 -

(vii) kurangnya pemantauan terhadap ijin usaha yang sudah direkomendasikan.

vii) Menyusun database lokasi perusahaan budidaya laut yang memperoleh izin;

1 1

viii) Mengumpulkan bahan dan mengembangkan sistem informasi

usaha dan industri perikanan budidaya;

1 1

ix) Melakukan pendampingan akses pembiayaan dan penyiapan

sertifikasi lahan budidaya untuk mendukung akses pembiayaan usaha perikanan budidaya;

1 1

x) Melakukan evaluasi kegiatan bidang usaha perikanan budidaya. 1 1

6 Pengelolaan keuangan dan aset satker lingkup djpb menuju kkp dengan opini wajar tanpa pengecualian dan penataan organisasi

(i) keterlambatan data dukung perencanaan, kerjasama, evaluasi dan pelaporan program, anggaran, pengelolaan keuangan, aset milik negara (data pendukung);

i) Meningkatkan intensitas komunikasi kepada unit kerja terkait untuk memperoleh data dukung tersebut;

1 1

(ii) kurangnya komitmen dari unit kerja untuk menyampaikan data perencanaan, kerjasama, evaluasi dan pelaporan program dan anggaran;


(6)

124

NO SASARAN PERMASALAHAN DALAM LAKIP 2012 RENCANA TINDAKLANJUT Tindak Lanjut Pada

RKA-KL 2013

(iii) terlambatnya Penyampaian DUPAK Pejabat Fungsional; iii) Melakukan Pembinaan Disiplin Pejabat Fungsional; 1 1

(iv) usul kebutuhan formasi pegawai tidak berdasarkan beban kerja;

iv) staff atau pejabat yang bertanggung jawab menyusun beban kerja sebaiknya yang menguasai materi beban kerja;

1 1

(v) keterlambatan pembahasan peraturan perundang-undangan; v) Mengadakan sosialisasi POS penyiapan bahan penyusunan tabloid; 1 -

(vi) kurangnya kualitas dan kuantitas SDM. vi) Pengkoordinasian yang baik dan tepat guna antara unit kerja; 1 1

vii) Merencanakan penambahan kuantitas SDM pada tahun anggaran

berikutnya.

1 1

7

Pengawalan dan pendampingan teknologi dalam rangka

pengembangan kawasan perikanan budidaya

(i) kurangnya kualitas dan kuantitas SDM; i) Merencanakan penambahan kuantitas SDM pada tahun anggaran berikutnya serta mengikuti pelatihan peningkatan keahlian SDM;

1 1

(ii) kurangnya sarana dan prasarana yang memadai; ii) Melakukan rehabilitasi atau pengadaan sarana dan prasarana yang sudah rusak atu sudah saatnya untuk diganti;

1 1