PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW YANG DIVARIASIKAN DENGAN LEMBAR KERJA WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PASA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

(1)

Tian Styani Kartika Sari,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW YANG DIVARIASIKAN DENGAN LEMBAR KERJA SISWA WORD

SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh :

Tian Styani Kartika Sari 060806

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE

JIGSAW

YANG

DIVARIASIKAN DENGAN LEMBAR KERJA

SISWA

WORD SQUARE

UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Oleh :

Tian Styani Kartika Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Tian Styani Kartika Sari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Tian Styani Kartika Sari,2013

TIAN STYANI KARTIKA SARI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW YANG DIVARIASIKAN DENGAN LEMBAR KERJA SISWA WORD

SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Munir, M. IT NIP. 196603252001121001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas Pendidikan Matematika dan Komputer

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M. Kom NIP. 196711211991011001


(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW YANG DIVARIASIKAN DENGAN LEMBAR KERJA WORD SQUARE

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PASA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Oleh :

Tian Styani Kartika Sari 060806

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan atas dasar adanya permasalahan berkurangnya motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar disekolah serta banyaknya peristiwa negatif yang ditayangkan televisi yang melibatkan siswa sekolah didalamnya. Faktor lingkungan sekolah yang tidak menyenangkan serta proses belajar mengajar yang monoton dapat menjadi alasan. Solusi yang dapat diterapkan salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat pada proses belajar mengajar yang dapat menjadikan siswa berperan aktif. Model pembelajaran yang dapat dipilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa word square. Selain model

pembelajaran guru juga dapat memberikan evaluasi yang beragam untuk membuat siswa senang dalam mengerjakan soal yang diberikan. Bentuk evaluasi yang dapat digunakan adalah lembar kerja siswa word square. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui rerata hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa word square. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi

Eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent control group. Populasi pada

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Cikarang Pusat dan sampel yang diambil dua kelas yaitu kelas X-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-6 sebagai kelas kontrol. Kelas kontrol mendapatkan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa word square. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata nilai hasil belajar posttes kelas eksperimen 70,82 sedangkan kelas kontrol 63,23. Kemudian dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t yang menghasilkan bahwa hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa word square lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Sedangkan peningkatan rerata hasil belajar dapat dilihat dari hasil uji gain ternormalisasi. Peningkatan rerata hasil belajar kelas ekperimen adalah 31% sedangkan kelas kontrol 22%. Dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja word square dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.


(5)

Tian Styani Kartika Sari,2013

IMPLEMENTATION OF THE JIGSAW COOPERATIVE LEARNING THAT IS VARIED BY SQUARE WORD PROBLEMS WORKSHEET TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IN INFORMATION OF

TECHNOLOGY AND COMMUNICATION

Oleh :

Tian Styani Kartika Sari 060806

ABSTRACT

Nowadays, student tends to has lower motivation to follow the classroom learning. As can be seen in the presence of truant student or students who does not focus in learning process. The Jigsaw method can be used for teacher to make classroom more interesting. The students divides to be small groups and in some groups, there are expert group which helps another group to learn the course. The Square Word game becomes the evaluation tools in this research in order to make the learning process interesting. The object course in this research is Information Technology and Communication course. The research method that is used in this research is Quasi-experimental that has nonequivalent control group research design. The instrument is a result from multiple choice test and observations. This research chooses two classroom as sample, X-5 as classroom experiment and X-6 as classroom control. Classroom control gets conventional teaching and classroom experiment gets Jigsaw cooperative learning that is varied by Square Word problems worksheet. The result is that the student learning outcomes with Jigsaw classroom improves. The average of post test score of Jigsaw classroom is 70.82 comparing to classroom control that has score 63.22. Hypothesis testing that is used for this research is t-test. The result is that Jigsaw method is better than conventional teaching. Normalized gain test analysis show that there is improvisation in classroom experiment as much as 31% and 22% in classroom control. So, the implementation of the Jigsaw cooperative learning that is varied by Square Word problems worksheet can improve student learning outcomes. Keywords : Student learning outcomes, Jigsaw methods, Word Square


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Hipotesis Penelitian... 6

G. Definisi Operasional ... 7

H. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran ... 9

B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 14

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 20

D. Media Pembelajaran ... 23

E. Multimedia Pembelajaran ... 25

F. Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 27

G. Lembar Kerja Siswa Word Square ... 29


(7)

Tian Styani Kartika Sari,2013

I. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Pengembangan Media Pembelajaran ... 34

1. Tahap Analisis ... 34

2. Tahap Desain ... 34

3. Tahap Pengembangan ... 34

4. Tahap Penilaian ... 34

5. Tahap Implementasi ... 35

B. Metode Penelitian ... 35

C. Desain Penelitian ... 36

D. Prosedur Penelitian ... 36

E. Variable Penelitian ... 37

F. Populasi dan Sampel ... 38

a. Populasi ... 38

b. Sampel ... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Tes ... 38

2. Observasi ... 39

H. Teknik Pengolahan Data ... 39

a. Uji validitas ... 39

b. Uji Reliabilitas ... 41

c. Indeks Kesukaran ... 42

d. Daya Pembeda... 43

I. Teknik Analisis Data Hasil Penelitian ... 45

1. Analisis Data Pretest dan Postest ... 45

a. Penskoran ... 46


(8)

c. Uji Normalitas ... 46

d. Uji Homogenitas ... 48

e. Uji Hipotesis ... 49

Alur Penelitian ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Media Pembelajaran ... 51

1. Tahap Analisis ... 51

2. Tahap Desain ... 52

3. Tahap Pengembangan ... 52

4. Tahap Judgement ... 58

5. Tahap Implementasi ... 58

6. Lembar Kerja Siswa Word Square... 58

B. Analisis Instrumen Penelitian ... 59

1. Validitas ... 59

2. Reliabilitas ... 60

3. Daya Pembeda ... 61

4. Tingkat Kesukaran ... 62

C. Hasil Penelitian ... 63

1. Data Desktiptif Pretes ... 63

2. Data Deskriptif Posttes... 64

D. Analisis Data Hasil Penelitian ... 64

1. Analisis data pretes ... 64

2. Analisis data Postes ... 67

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

1. Hasil Pengembangan Media Pembelajaran sebagai alat bantu Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa word square untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi ... 70


(9)

Tian Styani Kartika Sari,2013

2. Hasil Analisis Uji Instrumen ... 71 3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan divariasikan

lembar kerja siswa word square untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran TIK ... 72 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI/SARAN

A. Kesimpulan ... 75 B. Rekomendasi/Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam segala bidang kehidupan mengantarkan manusia memasuki kehidupan era modernisasi. Sehingga, pendidikan sangat diperlukan untuk membentuk perkembangan dan karakteristik sumber daya manusia suatu bangsa agar bangsa tersebut dapat bersaing dan tidak tertinggal oleh bangsa lain. Untuk mewujudkan manusia sebagai sumber daya yang memiliki kemampuan bersaing dalam era modernisasi diperlukan sebuah pendidikan yang berkualitas dengan proses pembelajaran yang baik. Pendidikan yang berkualitas dapat dilihat dari keadaan guru, dimana apabila guru memiliki kualitas yang baik akan terlahir pula pendidikan yang berkualitas baik, dengan tanpa menghiraukan hal-hal penunjang lainnya, seperti sistem pembelajarannya.

Selain dari sistem pembelajaran, kondisi siswa pun akan mempengaruhi keterlaksanaannya pendidikan. Kita dapat melihatnya dari motivasi siswa yang besar untuk belajar. Seperti pendapat Daniel Goleman (2004:44) bahwa:

Kecerdasan intelektual (IQ) menyumbang 20% bagi kesuksesan sedangkan 80% adalah sumbangan dari faktor-faktor lain, seperti kecerdasan emosional (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengatur suasana hati, berempati serta kemampuan bekerja sama (Nadhirin, 2010: Error! Hyperlink reference not valid. Juni 2013]).

Namun, saat ini banyak siswa melakukan hal yang tidak baik seperti: tawuran, terjaring razia saat bolos sekolah, menjadi geng motor seperti yang ditayangkan televisi. Hal ini menunjukan bahwa saat ini motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah sangat rendah sehingga timbul ketidaksukaan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.


(11)

A.M.Sardiman (2005:75) mengemukakan:

Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. (Hariyanto, 2010: http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/ [17 Juni 2013]).

Motivasi yang rendah bukan saja menjadi satu-satunya faktor yang memicu hal tersebut terjadi. Lingkungan sekitar rumah, permasalahan dalam rumah, permasalahan dengan teman juga dapat menjadi alasan. Hal ini dapat berdampak pada perolehan hasil belajar siswa yang buruk.

Pihak sekolah terutama guru diharapkan dapat mencari solusi dari permasalahan tersebut dikarenakan guru dianggap dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa selain orang tua. Guru harus bisa meningkatkan kembali motivasi belajar siswa dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran. Untuk dapat mewujudkannya, guru harus memiliki kreativitas dalam pembelajaran.

Kreativitas dalam memilih model pembelajaran diharapkan dapat mengurangi ketidaksukaan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Model yang dipilih harus membuat proses belajar mengajar menyenangkan, membuat siswa tidak jenuh, memudahkan siswa dalam mempelajari materi dan membentuk karakteristik siswa. Hal ini dikarenakan model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru (Komalasari, 2010:57).

Salah satu Model pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif bisa dijadikan alternatif. Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berasaskan gotong royong dimana dalam pelaksanaannya dibentuk kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 4 orang dengan kemampuan yang berbeda-beda. Setiap anggota bekerja sama untuk memahami materi yang diberikan dan bertanggung jawab tidak hanya belajar materi yang diberikan sendiri tetapi juga membantu


(12)

siswa lain dalam memahami materi. Jika ada salah satu anggota belum memahami materi maka proses belajar tidak akan berhenti.

Model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw. Dalam model pembelajaran ini, siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok heterogen, dimana dalam pelaksanaannya salah satu siswa dari setiap kelompok akan membentuk kelompok ahli untuk bekerjasama mempelajari materi yang diberikan. Kelompok ahli diberikan waktu untuk berdiskusi dan kemudian setiap siswa dari kelompok ahli kembali pada kelompoknya masing-masing untuk memberitahukan tentang pengetahuan yang ia dapat pada saat berada dikelompok ahli. Model ini mengutamakan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, dimana guru yang tetap memegang kendali.

Seperti model pembelajaran lainnya, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw juga mengadakan evaluasi setiap akhir pembahasan materi dengan memberikan beberapa soal untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi. Untuk memotivasi siswa pada tahap evaluasi ini, perlu adanya variasi. Pemberian lembar kerja siswa Word Square dapat menjadi variasi soal yang akan diberikan, dimana sistem kerjanya sama seperti permainan teka-teki silang. Terdapat kotak-kotak yang didalamnya terdapat kumpulan huruf yang membentuk jawaban dari pertanyaan, namun mempunyai huruf pengecoh didalamnya.

Dengan adanya model kooperatif tipe Jigsaw sebagai pilihan arternatif untuk model pembelajaran dan lembar kerja siswa siwa Word Square sebagai variasi dalam memberikan evaluasi akhir dari tiap proses belajar mengajar, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk selalu mengikuti proses belajar mengajar serta meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul :


(13)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang divariasikan dengan Lembar kerja siswa Word Square untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa siswa Word Square untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi?

2. Bagaimanakah rerata hasil belajar siswa yang menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa Word Square dengan rerata hasil belajar siswa yang menggunakan model konvensional?

3. Apakah rerata peningkatan hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa Word Square lebih

baik dibandingkan dengan rerata peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model konvensional?

C. BATASAN MASALAH

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan hanya untuk mengetahui perbandingan antara hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa Word Square dengan yang pembelajarannya menggunakan model konvensional.


(14)

2. Materi yang diambil untuk penelitian ini adalah perangkat lunak pengolah kata pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi berdasarkan KTSP. Materi tersebut terkandung dalam:

Standar Kompetensi (SK) : 5. Menggunakan perangkat lunak pengolah kata

Kompetensi Dasar (KD) : 5.2 menggunakan menu dan ikon yang terdapat pada perangkat lunak

3. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan hasil belajar siswa ranah kognitif.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran sebagai alat

bantu pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa Word Square untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

2. Untuk mengetahui rerata hasil belajar siswa yang menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa Word Square dengan rerata hasil belajar siswa yang menggunakan model konvensional.

3. Untuk mengetahui rerata peningkatan hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa Word Square

lebih baik dibandingkan dengan rerata peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model konvensional.


(15)

E. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi siswa

a. Siswa mendapatkan kemudahan dalam memahami materi. b. Siswa mendapatkan motivasi belajar.

c. Kemampuan siswa meningkat dalam bekerja sama dan berkomunikasi

2. Bagi guru

a. Guru menjadi kreatif dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan, sehingga tercipta proses pembelajaran yang efektif.

b. Guru mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa Word Square.

c. Guru dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi siswa.

3. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dengan melaksanan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa Word Square dan

hasil dari penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian selanjutnya.

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam Sudjana (1992:219), Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. (Riena Samputri, 2013: http:// ryunana.blogspot.com/2013/04/hipotesis.html [02 September 2013]). Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H

0 = Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa Word Square.


(16)

H

1 = Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja siswa Word Square.

G. DEFINISI OPERASIONAL

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaraan kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. (Isjoni, 2010:54)

2. Lembar kerja siswa Word Square adalah berupa media atau alat bantu pembelajaran dengan bentuk kotak-kotak dan terdapat huruf yang harus satukan sehingga membentuk sebuah kata.

3. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009: 22). H. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk menghasilkan penulisan yang baik dan terarah maka penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab yang membahas hal-hal sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Menguraikan dasar-dasar teori dan data-data pendukung yang digunakan dalam penelitian, yaitu tentang belajar dan pembelajaran, Model pembelajaran kooperatif, Model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw, Media Pembelajaran, Multimedia Pembelajaran, Teknologi

Informasi dan Komunikasi, Lembar Kerja Siswa Word Square, Hasil Belajar, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk


(17)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi.

BAB III Metodologi Penelitian

Berisi tentang metode pengembangan media pembelajaran, metode penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data hasil penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Membahas hasil penelitian dari data yang telah didapatkan dan diolah menggunakan metodologi yang telah dibahas pada bab sebelumnya. BAB V Kesimpulan Dan Rekomendasi

Berisi kesimpulan dan rekomendasi peneliti tentang hasil akhir penelitian yang dilaksanakan.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Tahap Analisis

Tahap analisis dilakukan untuk menentukan tujuan dari pengembangan media pembelajaran dan memilih materi belajar yang akan diuraikan dalam media pembelajaran yang disesuaikan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Tujuan dari pengembangan media ini adalah sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diberikan.

2. Tahap Desain

Tahapan ini dilakukan untuk menentukan alur dari media pembelajaran yang digunakan dengan membuat sebuah flowchart dan story board. Tahapan ini berfungsi agar media pembelajaran yang dibuat tidak melenceng dari apa yang telah ditentukan.

3. Tahap Pengembangan

Tahapan ini adalah tahap dimana media pembelajaran dibuat. Media pembelajaran pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu media pembelajaran untuk memberikan menyampaikan materi kepada siswa yang dibuat menggunakan Macromedia Flash. Selanjutnya media lembar kerja siswa word square yang dibuat dengan menggunakan media cetak sebagai media evaluasi siswa setelah pembelajaran berlangsung.

4. Tahap Penilaian

Pada tahapan ini dilakukan penilaian terhadap media pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran sebelum digunakan sebagai alat bantu pada saat proses pembelajaran.


(19)

Tian Styani Kartika Sari,2013

5. Tahap Implementasi

Pada tahapan ini media pembelajaran digunakan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran digunakan pada kelas eksperimen untuk membantu dalam menyampaikan materi dan evaluasi, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

B. METODE PENELITIAN

Untuk memulai suatu penelitian pendidikan perlu adanya aturan yang digunakan agar penelitian dapat terarahkan sesuai dengan tujuan dari penelitian itu sendiri. Dengan metode penelitian yang tepat maka keterlaksanaan penelitian dapat menghasilkan data yang diharapkan.

Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono,2010:6).

Berdasarkan masalah yang diambil, maka penelitian bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan Model Kooperatif Learning Tipe Jigsaw yang divariasikan dengan Lembar Kerja Siswa Word Square dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional.

Maka dari itu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi ekperimental atau eksperimen semu. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono,2011:114). Tujuan quasi eksperimental atau ekperimen semu adalah untuk memperkirakan kondisi eksperimen murni dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variable yang relevan (Maulidina, D. et al. 2010: http://www.scribd.com/doc/48693455/45266954-EKSPERIMEN-SEMU [17 September 2013]).


(20)

C. DESAIN PENELITIAN

Dalam penelitian ini digunakan dua kelas, yaitu kelas yang memperoleh perlakuan dengan model kooperatif learning tipe jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja word square yang disebut kelas eksperimen dan kelas yang memperoleh perlakuan dengan model konvensional yang disebut kelas kontrol. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011:116).

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain nonequivalent

control group yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

KE : Kelas Eksperimen KK : Kelas Kontrol O1 : Pretest

O2 : Posttest

X : Perlakuan pembelajaran menggunakan model kooperatif learning tipe jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja word square

D. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap pelaksanaan yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan pencarian masalah yang akan diteliti, melakukan studi kepustakaan, menentukan sekolah yang akan dijadikan populasi dalam penelitian, survey ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, pemilihan materi yang akan digunakan,

KE O1 x O2 KK O1 O2


(21)

Tian Styani Kartika Sari,2013

pembuatan instrument penelitian, menjugment instrument penelitian kepada beberapa dosen, membuat surat izin penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Menentukan kelas kontrol dan eksperimen sebagai sampel penelitian, melakukan uji coba instrument penelitian (setelah didapat data lalu melakukan pengujian uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda), melakukan pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif learning tipe jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja word square pada kelas ekperimen, melakukan proses pembelajaran dengan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, melakukan posttest pada kelas kontrol dan kelas ekperimen.

3. Tahap Akhir Penelitian

Pada tahap ini dilakukan uji analisis data hasil penelitian, kemudian dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, jika data sudah terdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji hipotesis, kemudian membandingkan hasil pengujian data penelitian antara kelas ekperimen dan kelas kontrol untuk mengambil kesimpulan dari pelaksanaan penelitian.

E. VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:60). Menurut Arikunto (2002:97), variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau independent variabel (Y). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah model kooperatif learning tipe jigsaw sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar siswa.


(22)

F. POPULASI dan SAMPEL a. Populasi

Menurut Sugiyono (117:2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah X di SMAN 1 Cikarang Pusat.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:118). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Cluster Sampling

(Area Sampling). Cluster Sampling (Random) adalah teknik

pengambilan sampel dimana pemilihan mengacu pada kelompok bukan pada individu. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah kelas X6 sebagai kelas konvensional dan X5 sebagai kelas eksperimen.

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,2006:150). Sedangkan menurut Arikunto (2003:53):

Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 2009:35). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar


(23)

Tian Styani Kartika Sari,2013

kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 2009:35). Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat (Sudjana,2009:48). Tes akan dilakukan sebelum (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttes). Seluruh soal tes adalah soal yang dapat mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang mengacu pada taksonomi Bloom yaitu Hapalan (C1), Pemahaman (C2) dan Penerapan (C3).

2. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2011:202) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Observasi ini berbentuk Rating Scale dimana observer memberikan tanda

Check-List pada setiap tahapan-tahapan model pembelajaran yang dilakukan

guru juga pada kegiatan peserta didik saat pembelajaran berlangsung. H. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, instrument tes terlebih dahulu di uji cobakan ke kelas yang tingkatan lebih tinggi dari kelas yang akan menjadi sampel. Data hasil uji coba tes selanjutnya di analisis untuk menentukan layak atau tidaknya instrument tes digunakan sebagai alat ukur hasil belajar peserta didik pada penelitian. Analisis yang dilakukan meliputi uji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda instrument.

a. Uji validitas

(Arikunto,2003:69 )menyatakan bahwa suatu tes memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran suatu tes antara hasil tes adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment ini dikemukakan oleh


(24)

pearson. (Arikunto, 2002: 240) Product moment digunakan misalnya untuk menentukan hubungan antara dua gejala interval. Rumus dari korelasi product moment dengan angka kasar yang digunakan pada penelitian ini adalah:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan:

rXY = validitas suatu butir soal N = Jumlah peserta tes

X = Nilai suatu butir soal Y = Nilai Total

(Arikunto,2002: 245) Selanjutnya hasih dari r hitung diinterpretasikan melalui sebuah kriteria. Interpretasi terhadap koefisien korelasi adalah:

Tabel 3.1 Derajat Validitas

Nilai Hasil

0,800 ≤ rxy≤ 1,00 Sangat tinggi 0,600 ≤ rxy < 0,800 Tinggi 0,400 ≤ rxy < 0,600 Cukup 0,200 ≤ rxy < 0,400 Rendah

0,00 ≤ rxy < 0,200 Sangat rendah


(25)

Tian Styani Kartika Sari,2013

Untuk menguji keberartian koefisien validitas dilakukan pengujian keberartian (signifikansi) dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut : (Sudjana, 2009:146)

√ √

Keterangan : t : nilai t hitung

n : banyaknya peserta tes r : validitas tes

Kriterianya adalah jika thitung > ttabel maka koefisien validitas tersebut berarti, ttabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% ( α = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini menunjukan kesamaan hasil pada saat yang berlainan waktunya terhadap siswa yang sama (Sudjana, 2009:16). Untuk mengetahui realibilitas seluruh tes maka digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:





2 1 2 1 2 1 2 1 11

1

2

r

r

r

(Arikunto, 2003:93)


(26)

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan r11/12 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Tabel 3.2 Derajat Reliabilitas Derajat Reliabilitas Interprestasi

r11 ≤ 0,20 Sangat rendah

0,20<r11≤0,40 Rendah 0,40<r11≤0,70 Sedang 0,70<r11≤0,90 Tinggi 0,90<r11≤1,00 Sangat tinggi

c. Indeks Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak bisa merangsang siswa untuk mempertinggi usaha pencegahannya, sedangkan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak punya semangat untuk mencoba lagi. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Dalam istilah evaluasi indeks kesukaraan ini diberi symbol P singkatan dari proporsi. Indeks kesukaran dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(27)

Tian Styani Kartika Sari,2013

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Interprestasi

IK=0,00 Soal terlalu sukar

0,00<IK≤0,30 Soal sukar 0,30< IK ≤0,70 Soal sedang 0,70< IK <1,00 Soal mudah

IK=1,00 Soal sangat mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika sesuatu soal “terbalik” menunjukan kualitas testee. Pertama kali yang harus dilakukan untuk menghitung daya pembeda adalah seluruh pengikkut tes dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan kelompok bodoh atau kelompok bawah (lower group). Jika seluruh kelompok atas menjawab soal dengan benar, sedangkan kelompok bawah menjawab salah maka soal tersebut mempunyai indeks diskriminasi 1,00 namun jika sebaliknya maka soal tersebut


(28)

mempunyai indeks diskriminasi -1,00 dan jika sama-sama menjawab salah maka soal tersebut mempunyai indeks diskriminasi 0,00.

Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:

Keterangan :

J : jumlah peserta tes

JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun rumus untuk menghitung proporsi yaitu:

Klasifikasi yang digunakan untuk menginterpretasikan nilai daya pembeda ini adalah sebagai berikut:


(29)

Tian Styani Kartika Sari,2013

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interprestasi

DP≤0,00 Sangat jelek

0,00<DP≤0,20 Jelek

0,20<DP≤0,40 Cukup

0,40<DP≤0,70 Baik

0,70<DP≤1,00 Sangat baik

I. TEKNIK ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

Pengolahan data adalah suatu sistem yang akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa bahan jadi. Data adalah suatu bentuk informasi yang masih mentah dan belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut, untuk dapat dijadikan sebagai bahan keterangan (informasi) dan mempunyai nilai bagi seseorang dalam mengambil suatu kesimpulan atau keputusan. Data hasil penelitian ini berupa data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan yang masih mentah. Sehingga harus dilakukannya olah data agar data yang dihasilkan menjadi bermakna. Data kuantitatif diujikan dengan menggunakan statistik.

1. Analisis Data Pretest dan Posttes

Dalam penelitian ini, soal yang digunakan untuk pretes dan posttes berbentuk pilihan ganda. Tes bentuk ini merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat dicakup. Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol.


(30)

Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian ini, terdiri dari : penskoran, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.

a. Penskoran

Skor dapat dihitung dengan menggunakan rumus: S = ∑

Keterangan: S : Skor

∑ R : Jawaban yang betul n : Jumlah soal

skor max : jumlah seluruh skor b. Menghitung gain tiap skor

Rumus yang digunakan untuk menghitung gain adalah: G = T2 - T1

Keterangan : G : Nilai gain T1 : Skor pretest T2 : Skor Posttes c. Uji Normalitas

Tujuan dari dilakukannya uji normalitas tentu saja untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak. Normal atau tidaknya berdasar patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Uji normalitas yang digunakan adalah uji normalitas chi-kuadrat.

a. Menentukan kelas interval dan panjang kelas interval

b. Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5,


(31)

Tian Styani Kartika Sari,2013

sedangkan batas bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.

c. Menentukan skor rata-rata untuk masing-masing kelas, dengan menggunakan rumus:

N X

X

i

dengan X yaitu skor rata-rata, Xi yaitu skor setiap siswa dan N yaitu jumlah siswa

d. Menghitung standar deviasi dengan rumus :

1 ) ( 2   

N X X

Sx i

e. Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval dengan menggunakan rumus z skor :

S X bk

z  

f. Menghitung luas daerah tiap-tiap kelas interval sebagi berikut : II1I2

dengan I yaitu luas kelas interval, I1 yaitu luas daerah batas

atas kelas interval, I2 yaitu luas daerah batas bawah kelas

interval.

a. Menentukan frekuensi ekspektasi : Ei = N x l.

b. Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi-Kuadrat:

i i i hitung E E O 2 2 


(32)

dengan Oi yaitu frekuensi observasi (pengamatan), Ei yaitu

frekuensi ekspektasi (diharapkan) dan 2hitung yaitu harga chi

kuadrat yang diperoleh dari hasil perhitungan.

Mengkonsultasikan harga 2 dari hasil perhitungan dengan tabel Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar jumlah kelas interval dikurangi satu (dk = k-1). Jika diperoleh harga 2hitung < 2

tabel, pada taraf nyata  tertentu, maka dikatakan bahwa sampel

berdistribusi normal. d. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varian yang sama atau tidak. Selanjutnya apabila kedua kelompok data (sampel) tersebut berasal dari populasi-populasi dengan variansi yang sama dinamakan populasinya homogen. Perhitungan uji homogenitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan varians data gain skor. b. Menghitung nilai F (tingkat homogenitas)

k b hitung

s s

F 2

2

(Panggabean, 2000 : 151) dengan Fhitung yaitu nilai homogenitas yang dicari, s2b yaitu varians yang nilainya lebih besar dan s2k yaitu varians yang nilainya lebih kecil.

c. Menentukan nilai F dari tabel distribusi frekuensi dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1; dengan n adalah jumlah siswa.


(33)

Tian Styani Kartika Sari,2013

d. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel. Jika:

Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen. Fhitung > Ftabel maka data berdistribusi tidak homogen. e. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan sampel kecil (n ≤ 30) pada tingkat signifikansi 0,05, rumus yang digunakan ialah :

Rumus t-test untuk sampel independen (Polled Varians)

              2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 ) 1 ( ) 1 ( n n n n s n s n X X t

(Sugiyono, 2008 : 273) Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t. Adapun cara untuk mengkonsultasikan thitung dengan ttabel adalah :

a. Menentukan derajat kebebasan (dk) = N – 1.

b. Melihat tabel distribusi t pada taraf signifikansi tertentu, misalnya pada taraf 0,05 atau interval kepercayaan 95%, sehingga akan diperoleh nilai t dari tabel distribusi t dengan persamaan ttabel = t(1-α)(dk). Bila pada dk yang diinginkan tidak ada maka dilakukan proses interpolasi.

c. Kriteria hasil pengujian


(34)

Gambar 3.1

Pengerjaan LKS word square oleh siswa

Pembelajaran model cooperative learning tipe jigsaw

Pembelajaran model konvensional

Posttes

Uji Normalitas Statistik Parametrik (Distribusi

normal)

Statistik Non Parametrik (Distribusi tak normal)

Uji Hipotesis Kesimpulan

Uji coba instrument

uji validitas

reliabilitas

tingkat kesukaran

daya pembeda

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


(35)

Tian Styani Kartika Sari,2013


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu model pembelajaran alternatif yang berasaskan gotong royong dimana siswa dikelompokkan dalam sebuah grup dan setiap siswa bertugas mempelajari suatu materi yang nantinya akan didiskusikan terhadap siswa lain. Untuk mengevaluasi hasil belajar siswa, model ini menggunakan lembar kerja siswa Word Square. Terdapat kotak-kotak yang didalamnya terdapat kumpulan huruf yang membentuk jawaban dari pertanyaan, namun mempunyai huruf pengecoh di dalamnya. Berdasarkan tujuan penelitian, kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada tahapan pengembangan media pembelajaran yang digunakan dibuat dengan software Macromedia Flash dibuat sesuai dengan flowchart dan storyboard yang telah didesain sebelumnya. Sehingga terbentuklah beberapa tampilan media pembelajaran diantaranya : tampilan home, tampilan untuk memasukan data kelompok asal, tampilan pengisian nama anggota kelompok asal, tampilan data kelompok asal setelah data terisi, tampilan untuk pemilihan topik, tampilan untuk melihat topik, tampilan instruksi untuk melakukan diskusi kelompok ahli, tampilan instruksi untuk memulai diskusi, tampilan waktu diskusi selesai, tampilan instruksi diskusi kelompok asal, tampilan waktu untuk diskusi kelompok asal. Untuk media lembar kerja siswa

Word Square dibuat menggunakan media cetak kertas yang berukuran A4.

Kemudian berdasarkan hasil penilaian (judgement) terhadap media pembelajaran yang dilakukan kepada 1 orang ahli media dan materi maka media pembelajaran yang dibuat oleh penulis pada penelitian ini layak digunakan pada proses pembelajaran dengan menggunakan model


(37)

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran TIK. Media pembelajaran ini diimplementasikan sebagai alat bantu guru dalam menyajikan materi. Dengan menggunakan media pembelajaran ini sebagai alat bantu pembelajaran, siswa dapat lebih memahami materi tentang perangkat lunak pengolah kata (Ms. Word 2007). 2. Penerapan model kooperatif tipe jigsaw yang divariasikan dengan LKS word

Square ini dilakukan di kelas eksperimen. Berdasarkan hasil dari pretes dan postes kelompok eksperimen, diperoleh rata-rata nilai pretes sebesar 57,21 dan rata nilai postes sebesar 70,82. Sehingga, dapat diketahui selisih rata-rata nilai tes kelas eksperimen adalah sebesar 13,62. Sehingga didapat nilai gain ternormalisasi (<g>) kelas eksperimen sebesar 0,31. Berdasarkan kriteria peningkatan hasil belajar melalui indeks <g>, nilai 0,31 tergolong pada tingkat efektivitas “sedang”. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang divariasikan dengan lks word square.

3. Sebelum pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw yang divariasikan dengan lks word square dilakukan tes awal (pretes)

pada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Dari hasil pretes diperoleh rata-rata nilai pretes kelas eksperimen sebesar 57,21 dan rata-rata nilai pretes kelas kontrol sebesar 50,23. Disini diketahui bahwa pengetahuan awal siswa pada kedua kelompok cenderung tidak berbeda.

Setelah proses pembelajaran dilakukan tes akhir (postes) pada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Dari hasil postes diperoleh rata-rata nilai postes kelas eksperimen sebesar 70,82 dan rata-rata nilai postes kelas kontrol sebesar 63,23. Berdasarkan data tersebut maka diperoleh hasil analisis indek

gain (G) dan gain ternormalisasi (<g>) diperoleh selisih rata-rata nilai kelas


(38)

nilai kelas kontrol sebesar G = 13,00 atau <g> = 0,22 (rendah). Sehingga disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang divariasikan dengan lks word

square meningkat lebih signifikan daripada hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode konvensional. B. REKOMENDASI

Dalam setiap model pembelajaran yang dipilih untuk digunakan dalam proses pembelajaran perlu adanya multimedia yang sesuai dengan kondisi dari model pembelajaran tersebut dan memvariasikan evaluasi siswa setelah terjadinya pembelajaran dengan membuat suatu media. Termasuk pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sebaiknya menggunakan perangkat lunak berupa media yang mempunyai komposisi sesuai dengan indikator dan memiliki tampilan yang lebih menarik, sehingga membuat siswa lebih termotivasi untuk melakukannya.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Aunurrahman, (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

Alkodri. (2012). Langkah-langkah Cara Membuat LKS. [Online] Tersedia: http://tihurialkodri.blogspot.com [11 September 2013 ].

Dahar, R. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Hariyanto. (2010). Pengertian Motivasi Belajar. [Online] Tersedia: http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/ [17 Juni 2013]. Hariyanto, (2012). Pengertian dan Tujuan Pembelajaran. [Online] Tersedia:

http:// belajarpsikologi.com [8 September 2013].

Hardiyanto, A. (2013). Pengertian dan Manfaat TIK. [Online] Tersedia: http://manfaatdanpengertiantik.blogspot.com/ [15 September 2013]. Isjoni, (2010). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Kawulusan, A. M. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran KKPI Di Kelas X SMK Negeri 1 Touluaan. [Online] Tersedia:

http://fatek.unima.ac.id/ptik/jurnal-127-penerapan-model-pembelajaran- kooperatif-tipe-jigsaw-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran-kkpi-di-kelas-x--smk-negeri-1-touluaan.html[12 September 2013].

Khoiroh, N. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Akutansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian di SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011. [Online]


(40)

Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontestual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Lisana. (2011). Pembuatan Aplikasi Multimedia Pembelajaran Tentang Cara

Berkendara yang Baik. [Online] Tersedia:

http://openjurnal.politekniktelkom.ac.id [10 September 2013].

Maulidina, D. et al. (2010). Metode Penelitian Eksperimen Semu (Quasi

Eksperimental Research). [Online] Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/48693455/45266954-EKSPERIMEN-SEMU [17 September 2013]).

Mulyana. (2012). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. [Online] Tersedia: http://ainamulyana.blogspot.com [12 September 2013].

Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nadhirin. (2010). Motivasi Dalam Belajar. [Online] Tersedia: http:// nadhirin.blogspot.com/2010/01/dalam-dunia-pendidikan-terutama

dalam_17.html [17 Juni 2013].

Nurseto, T . (2011). Media Pembelajaran IPS. [Online] Tersedia: http://staff.uny.ac.id [10 September 2013].

Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pembelajaran yang Baik. [Online] Tersedia: http://journal.uny.ac.id [8 September 2013].

Rina, (2009). Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi. [Online] Tersedia: http://rinakarlinarina.blogspot.com/

[15http://rinakarlinarina.blogspot.com/2009/01/pengertian-tik.html %5b15

September 2013].

Rohmat, (2013). Pengertian dan Sejarah Teknologi Informasi dan Komunikasi. [Online] Tersedia: http://rohmat7.wordpress.com [15 September 2013].


(41)

Rusman, Kurniawan, D. dan Riyana, C. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Samputri, R. (2013). Pengertian Hipotesis. [Online] Tersedia: http:// ryunana.blogspot.com/2013/04/hipotesis.html [02 September 2013]). Santosa, S. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII B SMP N 8 Pekalongan Pada Materi Pokok Segitiga. [Online] Tersedia:

http://lib.unnes.ac.id/12421/ [12 September 2013].

Setiyaningsih, I. (2009). Teknologi Informasi dan Komunikasi. [Online] Tersedia: http://iinsetiyaningsih.wordpress.com [15 September 2013]).

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Slavin, R. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, (2006). Kurikulukm &

Pembelajaran. Fakultas Ilmu Pendidikan : UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia: Departemen Pendidikan Nasional.

Waryanto, H.N. 2008. Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran. [Online] Tersedia:http://staff.uny.ac.id [11 September 2013].


(42)

Wena, M. (2012). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Widyatun, (2012). Model Pembelajaran Jigsaw. [Online] Tersedia: http://jurnalbidandiah.blogspot.com [12 September 2013].


(1)

Tian Styani Kartika Sari,2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Yang Divariasikan Dengan Lembar Kerja Siswa Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran TIK. Media pembelajaran ini diimplementasikan sebagai alat bantu guru dalam menyajikan materi. Dengan menggunakan media pembelajaran ini sebagai alat bantu pembelajaran, siswa dapat lebih memahami materi tentang perangkat lunak pengolah kata (Ms. Word 2007). 2. Penerapan model kooperatif tipe jigsaw yang divariasikan dengan LKS word

Square ini dilakukan di kelas eksperimen. Berdasarkan hasil dari pretes dan postes kelompok eksperimen, diperoleh rata-rata nilai pretes sebesar 57,21 dan rata nilai postes sebesar 70,82. Sehingga, dapat diketahui selisih rata-rata nilai tes kelas eksperimen adalah sebesar 13,62. Sehingga didapat nilai gain ternormalisasi (<g>) kelas eksperimen sebesar 0,31. Berdasarkan kriteria peningkatan hasil belajar melalui indeks <g>, nilai 0,31 tergolong pada

tingkat efektivitas “sedang”. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang divariasikan dengan lks word square.

3. Sebelum pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw yang divariasikan dengan lks word square dilakukan tes awal (pretes)

pada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Dari hasil pretes diperoleh rata-rata nilai pretes kelas eksperimen sebesar 57,21 dan rata-rata nilai pretes kelas kontrol sebesar 50,23. Disini diketahui bahwa pengetahuan awal siswa pada kedua kelompok cenderung tidak berbeda.

Setelah proses pembelajaran dilakukan tes akhir (postes) pada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Dari hasil postes diperoleh rata-rata nilai postes kelas eksperimen sebesar 70,82 dan rata-rata nilai postes kelas kontrol sebesar 63,23. Berdasarkan data tersebut maka diperoleh hasil analisis indek

gain (G) dan gain ternormalisasi (<g>) diperoleh selisih rata-rata nilai kelas


(2)

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang divariasikan dengan lks word square meningkat lebih signifikan daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan metode konvensional.

B. REKOMENDASI

Dalam setiap model pembelajaran yang dipilih untuk digunakan dalam proses pembelajaran perlu adanya multimedia yang sesuai dengan kondisi dari model pembelajaran tersebut dan memvariasikan evaluasi siswa setelah terjadinya pembelajaran dengan membuat suatu media. Termasuk pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sebaiknya menggunakan perangkat lunak berupa media yang mempunyai komposisi sesuai dengan indikator dan memiliki tampilan yang lebih menarik, sehingga membuat siswa lebih termotivasi untuk melakukannya.


(3)

Tian Styani Kartika Sari,2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Yang Divariasikan Dengan Lembar Kerja Siswa Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Aunurrahman, (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

Alkodri. (2012). Langkah-langkah Cara Membuat LKS. [Online] Tersedia: http://tihurialkodri.blogspot.com [11 September 2013 ].

Dahar, R. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga.

Hariyanto. (2010). Pengertian Motivasi Belajar. [Online] Tersedia: http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/ [17 Juni 2013]. Hariyanto, (2012). Pengertian dan Tujuan Pembelajaran. [Online] Tersedia:

http:// belajarpsikologi.com [8 September 2013].

Hardiyanto, A. (2013). Pengertian dan Manfaat TIK. [Online] Tersedia: http://manfaatdanpengertiantik.blogspot.com/ [15 September 2013]. Isjoni, (2010). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Kawulusan, A. M. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran KKPI Di Kelas X SMK Negeri 1 Touluaan. [Online] Tersedia:

http://fatek.unima.ac.id/ptik/jurnal-127-penerapan-model-pembelajaran- kooperatif-tipe-jigsaw-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran-kkpi-di-kelas-x--smk-negeri-1-touluaan.html[12 September 2013].

Khoiroh, N. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Akutansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian di SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011. [Online]


(4)

Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontestual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Lisana. (2011). Pembuatan Aplikasi Multimedia Pembelajaran Tentang Cara

Berkendara yang Baik. [Online] Tersedia:

http://openjurnal.politekniktelkom.ac.id [10 September 2013].

Maulidina, D. et al. (2010). Metode Penelitian Eksperimen Semu (Quasi

Eksperimental Research). [Online] Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/48693455/45266954-EKSPERIMEN-SEMU [17 September 2013]).

Mulyana. (2012). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. [Online] Tersedia: http://ainamulyana.blogspot.com [12 September 2013].

Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nadhirin. (2010). Motivasi Dalam Belajar. [Online] Tersedia: http:// nadhirin.blogspot.com/2010/01/dalam-dunia-pendidikan-terutama

dalam_17.html [17 Juni 2013].

Nurseto, T . (2011). Media Pembelajaran IPS. [Online] Tersedia: http://staff.uny.ac.id [10 September 2013].

Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pembelajaran yang Baik. [Online] Tersedia: http://journal.uny.ac.id [8 September 2013].

Rina, (2009). Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi. [Online] Tersedia: http://rinakarlinarina.blogspot.com/

[15http://rinakarlinarina.blogspot.com/2009/01/pengertian-tik.html %5b15

September 2013].

Rohmat, (2013). Pengertian dan Sejarah Teknologi Informasi dan Komunikasi. [Online] Tersedia: http://rohmat7.wordpress.com [15 September 2013].


(5)

Tian Styani Kartika Sari,2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Yang Divariasikan Dengan Lembar Kerja Siswa Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rusman, Kurniawan, D. dan Riyana, C. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Samputri, R. (2013). Pengertian Hipotesis. [Online] Tersedia: http:// ryunana.blogspot.com/2013/04/hipotesis.html [02 September 2013]). Santosa, S. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII B SMP N 8 Pekalongan Pada Materi Pokok Segitiga. [Online] Tersedia:

http://lib.unnes.ac.id/12421/ [12 September 2013].

Setiyaningsih, I. (2009). Teknologi Informasi dan Komunikasi. [Online] Tersedia: http://iinsetiyaningsih.wordpress.com [15 September 2013]).

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Slavin, R. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, (2006). Kurikulukm &

Pembelajaran. Fakultas Ilmu Pendidikan : UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia: Departemen Pendidikan Nasional.

Waryanto, H.N. 2008. Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran. [Online] Tersedia: http://staff.uny.ac.id [11 September 2013].


(6)

Wena, M. (2012). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Widyatun, (2012). Model Pembelajaran Jigsaw. [Online] Tersedia: http://jurnalbidandiah.blogspot.com [12 September 2013].


Dokumen yang terkait

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA.

0 1 33

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA.

0 1 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPRATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS MENGENAI PETA PROVINSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 4 86

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 46

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Siswa Kelas VIII di Smp Negeri 13 Semarang.

0 0 2

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI - repository UPI S KTP 1205467 Title

0 0 4