MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA.

(1)

DISERTASI

Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Doktor Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika

.

Oleh:

Supriadi (1102672)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Oleh Supriadi

S.Pd UPI, Bandung, 1999 M.Pd UPI, Bandung, 2010

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) pada Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA

© Supriadi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Disertasi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Supriadi (1102672) Promotor

Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed

Ko-Promotor

Prof. Dr. Hj. Utari Sumarmo

Anggota

Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika


(4)

(5)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mahasiswa Pgsd Melalui Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika

Penelitian ini berfokus pada pengembangan kemampuan dan disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik mahasiswa PGSD melalui pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika (PKBE). Subjek penelitian tahap Didactical Design Research yang digunakan adalah mahasiswa semester 1, 3, 5, dan 7 tahun ajaran 2012/2013 pada Universitas Negeri di Jawa Barat dan Banten dalam pengembangan bahan ajar. Kemudian diuji keberhasilannya melalui tahap eksperimen, instrumen yang digunakan berupa postes, skala disposisi, skala pendapat mahasiswa terhadap PKBE, lembar observasi, jurnal harian, wawancara, dan pendapat mahasiswa terhadap nilai-nilai budaya. Penelitian eksperimen dengan desain kelompok kontrol postes ini menggunakan sampel 135 orang mahasiswa PGSD semester I pada sebuah Universitas negeri di Banten yang terbagi menjadi 3 kelompok dengan jumlah tiap kelompok 45 orang mahasiswa. Kelompok eksperimen I dengan PKBE-DDR, kelompok eksperimen II dengan PKBE Non-DDR, dan kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional (PKV).

Hasil penelitian menyatakan bahwa: Kemampuan dan disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik antara mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan PKBE DDR lebih baik daripada PKBE Non-DDR dan PKV.

Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dan kelompok latar belakang pendidikan terhadap kemampuan dan disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kelompok asal budaya terhadap kemampuan pemodelan dan berpikir kreatif matematik, tidak terdapat interaksi untuk disposisinya.

Terdapat asosiasi antara kemampuan dan disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik untuk mahasiswa yang mendapatkan PKBE DDR, PKBE Non DDR dan PKV.

Kata Kunci:

Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika, Kemampuan Pemodelan Matematik dan Disposisi, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik dan Disposisi, dan Didactical Design Research (DDR).


(6)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This research focuses on developing the ability and disposition of mathematical modeling and creative thinking of students through ethnomathematics based contextual learning (EBCL). Subjects used is the semester students 1, 3, 5, and 7 in the 2012-2013 school year at the state university of west Java and Banten in the development of teaching materials prepared by the method of didactical design desearch (DDR). Then tested success through the experimental stage. The instrument used a posttest, scale disposition and opinion to EBCL, observation sheets, daily journals, interviews and opinion to values culture. Experimental studies with posttest control group design was used 135 study subjects students elementary school teacher education first semester students were divided into 3 groups. 2 The experimental group made teaching through DDR and non-DDR and the control group in a state university in Banten.

The study states that: The ability and disposition of mathematical modeling and creative thinking among students who received mathematics instruction using

EBCL- DDR better than students using the EBCL Non-DDR dan conventional learning.

There is no interaction between the learning model used and the educational background of the group's ability and disposition of mathematical modeling and creative thinking. There is interaction between the model of learning and cultural origins of the group's ability to think creatively and mathematical modeling, there is no interaction for disposition.

There is an association between the ability and disposition of mathematical modeling and creative thinking for students who use ethnomathematics-based contextual learning.

Keywords:

Ethnomathematics-Based Contextual Learning, Mathematical Modeling Ability and Disposition, Creative Thinking Mathematical ability and Disposition, and Didactical Design Research (DDR).


(7)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK……….………. ii

KATA PENGANTAR……… iv

UCAPAN TERIMA KASIH……….. v

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR TABEL……….. xi

DAFTAR GAMBAR………. xvi

DAFTAR LAMPIRAN………. xix

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Penelitian………. 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian……… 10

C. Rumusan Masalah Penelitian……… 11

D. Tujuan Penelitian……… 12

E. Manfaat Penelitian……….. 14

BAB II KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK, PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA, BUDAYA SUNDA……… 15

A. Kemampuan dan Disposisi Pemodelan Matematik……… 15

B. Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kreatif Matematik……… 24

C. Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika ………... 29

D. Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika Berbahan Ajar DDR dan Non DDR……….. 53

E. Hasil Penelitian yang Relevan……… 60


(8)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Hipotesis………. 66

BAB III METODE PENELITIAN………69

A. Metode dan Desain Penelitian……… 69

B. Lokasi, Populasi, Subjek dan Sampel Penelitian……… 75

C. Definisi Operasional……… 76

D. Instrumen Penelitian……… .. 78

E. Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika dengan DDR dan Non DDR serta pembelajaran Konvensional………. 88

F. Kegiatan Pembelajaran PKBE DDR, PKBE Non DDR dan PKV………122

G. Prosedur Penelitian……… 130

H. Teknik Pengumpulan Data………. 132

I. Teknik Analisis Data………. ….. 134

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 141

A. Hasil Penelitian……… 141

1. Hasil Analisis Data Tes Kemampuan Awal Matematika………. 141

2. Hasil Tes Kemampuan Pemodelan, Kemampuan Berpikir Kreatif, Disposisi Pemodelan dan Disposisi Berpikir Kreatif …..……… 142

3. Hasil Analisis Data Kemampuan Pemodelan Matematik……… 148

4. Hasil Analisis Data Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik………… 154

5. Hasil Analisis Data Disposisi Pemodelan Matematik………. 160

6. Hasil Analisis Data Disposisi Berpikir Kreatif Matematik………. 164

7. Hasil Analisis Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Latar Belakang Pendidikan terhadap Kemampuan Pemodelan Matematik... 169

8. Hasil Analisis Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Asal Budayaterhadap Kemampuan Pemodelan Matematik………... 172


(9)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Hasil Analisis Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Latar Belakang Pendidikan terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik 174 10. Hasil Analisis Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Asal Budaya terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik……… 176 11. Hasil Analisis Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Latar

Belakang Pendidikan terhadap Disposisi Pemodelan Matematik. …. 178

12. Hasil Analisis Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Asal Budayaterhadap Disposisi Pemodelan Matematik……….. …. 180 13. Hasil Analisis Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Latar

Belakang Pendidikan terhadap Disposisi Berpikir Kreatif

Matematik………. 182

14. Hasil Analisis Interaksi Model Pembelajaran dengan Kelompok Asal Budaya

terhadap Disposisi Berpikir Kreatif Matematik……….. ……… 184

15. Hasil Analisis Uji Asosiasi antara Kemampuan Pemodelan dan Berpikir

Kreatif Matematik……… 186

16. Hasil Analisis Uji Asosiasi antara Kemampuan Pemodelan dan Disposisi

Pemodelan Matematik……….. 187

17. Hasil Analisis Uji Asosiasi Kemampuan Berpikir Kreatif dan Disposisi

Berpikir Kreatif Matematik……….. 188

18. Hasil Analisis Tiap Aspek Disposisi Pemodelan Matematik………. 189

19. Hasil Analisis Tiap Aspek Disposisi Berpikir Kreatif Matematik… 189 20. Rerata Setiap Indikator Kemampuan Pemodelan Matematik ……… 190 21. Rerata Setiap Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik…. 192 22. Pendapat Mahasiswa terhadap Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Etnomatematika ………...……… 194 23. Analisis Data Hasil Observasi……… 200

24. Analisis Hasil Jurnal Harian dalam Kesan Pembelajaran dan Nilai Budaya

Sunda………. 210 25. Analisis Hasil Wawancara dengan mahasiswa………. 212


(10)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 26. Analisis Hasil Pendapat Mahasiswa mengenai

Nilai-nilai Budaya Sunda……… 213

B. Pembahasan Hasil Penelitian………. 214

1. Analisis Kemampuan Pemodelan Matematik dan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik……… 214

2. Analisis Disposisi Pemodelan dan Berpikir Kreatif Matematik……….. 224

3. Analisis Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Latar Belakang Pendidikan dan Asal Budayaterhadap Kemampuan dan Disposisi Pemodelan dan Berpikir Kreatif Matematik……… 227

4. Analisis Asosiasi Kemampuan dan Disposisi Pemodelan dan Berpikir Kreatif Matematik……… . 228

5. Analisis Disposisi Pemodelan dan Berpikir Kreatif Matematik…….... 228

6. Analisis Pendapat Mahasiswa………. 229

7. Analisis Jurnal Harian, Wawancara, dan Observasi……… 229

8. Analisis Pendapat Mahasiswa mengenai Nilai-nilai Budaya Sunda dalam PKBE……….. 229

9. Kehandalan Bahan Ajar Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika melalui DDR dan Non DDR dan Konsep Etnomatematika Sunda…… 235

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………. 232

A. Simpulan……….. 232

B. Implikasi……….. 235

B. Saran ……… 237

DAFTAR PUSTAKA……… 239


(11)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komponen Pembelajaran Kontektual Berbasis Etnomatematika.... 37 Tabel 2.2 Pelaksanaan, Hasil dan Pengembangan Disposisi Pemodelan-Berpikir

Kreatif untuk Analisis Situasi Didaktik , Analisis Metapedadidaktik, dan Analisis Restrofektif Bahan Ajar Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika... 56 Tabel 2.3 Karakteristik Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Etnomatematika-DDR, Pembelajara Kontekstual Berbasis Etnomatematika Non DDR dan Pembelajaran Konvensional... 58 Tabel. 3.1 Tabel Weiner tentang Keterkaitan Antara Variabel Kemampuan

Pemodelan, Kemampuan Berpikir Kreatif, Disposisi Pemodelan dan Disposisi Berpikir Kreatif Matematik, Kelas Pembelajaran dan Latar Belakang Pendidikan……… 73 Tabel. 3.2 Tabel Weiner tentang Keterkaitan Antara Variabel Kemampuan

Pemodelan, Berpikir Kreatif, Disposisi Pemodelan, dan Disposisi Berpikir Kreatif Matematik, Kelas Pembelajaran dan Asal Budaya.74 Tabel 3.3 Rekapitulasi Validitas Kemampuan Pemodelan Matematik…… 81 Tabel 3.4 Rekapitulasi Validitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik 81 Tabel 3.5 Rekapitulasi Validitas Validitas Disposisi Pemodelan Matematik 82 Tabel 3.6 Rekapitulasi Validitas Disposisi Berpikir Kreatif Matematik… 82 Tabel 3.7 Rekapitulasi Reliabilitas Instrumen……… 83


(12)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda Kemampuan Pemodelan dan Berpikir

Kreatif Matematik………. 84

Tabel 3.9 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Kemampuan Pemodelan dan Berpikir Kreatif Matematik……….. 85

Tabel 3.10 Analisis Respon Soal 1a……….. 89

Tabel 3.11 Analisis Respon Soal 1b……….. 89

Tabel 3.12 Analisis Respon Soal 1c……….. 90

Tabel 3.13 Analisis Respon Soal 1d……….. 90

Tabel 3.14 Analisis Respon Soal 1e……….. 90

Tabel 3.15 Analisis Respon Soal 2a……….. 91

Tabel 3.16 Analisis Respon Soal 2b……….. 91

Tabel 3.17 Analisis Respon Soal 2c……….. 91

Tabel 3.18 Analisis Respon Soal 2d……….. 92

Tabel 3.19 Analisis Respon Soal 2e……….. 92

Tabel 3.20 Analisis Respon Soal 2f……….. 92

Tabel 3.21 Analisis Respon Soal 3a……….. 93

Tabel 3.22 Analisis Respon Soal 3b……….. 93

Tabel 3.23 Analisis Respon Soal 3c……….. 93

Tabel 3.24 Analisis Respon Soal 1a……….. 94

Tabel 3.25 Analisis Respon Soal 1b……….. 94

Tabel 3.26 Analisis Respon Soal 1c……….. 94

Tabel 3.27 Analisis Respon Soal 1d……….. 95

Tabel 3.28 Analisis Respon Soal 2a……….. 95

Tabel 3.29 Analisis Respon Soal 2b……….. 95

Tabel 3.30 Analisis Respon Soal 2c……….. 96

Tabel 3.31 Analisis Respon Soal 2d……….. 96

Tabel 4.1 Rerata dan Simpangan Baku Kemampuan dan Disposisi Pemodelan dan Berpikir Kreatif Matematik Mahasiswa Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan, Asal Budaya dan Secara Keseluruhan……….. 142


(13)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.2 Kemampuan Pemodelan Matematik Berdasarkan Model Pembelajaran, Kelompok Latar Belakang Pendidikan dan Asal Budaya……. 149 Tabel 4.3 Uji Normalitas untuk Kemampuan Pemodelan Matematik pada Kelas

Eksperimen I, Eksperimen II, dan Kelas Kontrol……… 151

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Variansi untuk Kemampuan Pemodelan Matematik pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas

Kontrol……….. .. 152

Tabel 4.5 Uji Anova Skor Rerata untuk Kemampuan Pemodelan Matematik pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas Kontrol….. 152 Tabel 4.6 Uji Scheffe Skor Rerata untuk Kemampuan Pemodelan Matematik

pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas

Kontrol………. 153

Tabel 4.7 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Berdasarkan Model Pembelajaran, Kelompok Latar Belakang Pendidikan dan Asal

Budaya……… 155

Tabel 4.8 Uji Normalitas untuk Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik pada Kelas Eksprimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas Kontrol…….. 157 Tabel 4.9 Uji Homogenitas Variansi untuk Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas

Kontrol……… 157

Tabel 4.10 Uji Anova Skor Rerata untuk Kemampuan Berpikir Matematik pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas Kontrol…… 158 Tabel 4.11 Uji Scheffe Skor Rerata untuk Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas Kontrol………. 159 Tabel 4.12 Disposisi Pemodelan Matematik Berdasarkan Model Pembelajaran,

Kelompok Latar Belakang Pendidikan dan Asal Budaya……… 160 Tabel 4.13 Uji Normalitas untuk Disposisi Pemodelan Matematik pada Kelas


(14)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.14 Uji Homogenitas Variansi untuk Disposisi Pemodelan Matematik pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas

Kontrol………. 162

Tabel 4.15 Uji Anova Skor Rerata untuk Disposisi Pemodelan Matematik pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas Kontrol… 163 Tabel 4.16 Uji Scheffe Skor Rerata untuk Disposisi Pemodelan Matematik pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas Kontrol… 164 Tabel 4.17 Disposisi Berpikir Kreatif Matematik Berdasarkan Model

Pembelajaran, Kelompok Latar Belakang Pendidikan dan Asal Budaya………... 165 Tabel 4.18 Uji Normalitas untuk Disposisi Berpikir Kreatif Matematik pada Kelas

Eksprimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas Kontrol……….... 166 Tabel 4.19 Uji Homogenitas Variansi untuk Disposisi Berpikir Kreatif Matematik

pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas

Kontrol……… 167

Tabel 4.20 Uji Anova Skor Rerata untuk Disposisi Berpikir Kreatif Matematik pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas

Kontrol……… ... 168

Tabel 4.21 Uji Scheffe Skor Rerata untuk disposisi berpikir Kreatif Matematik pada Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas

Kontrol……… … 168

Tabel 4.22 Anova Skor Kemampuan Pemodelan Matematik Berdasarkan Latar Pendidikan dan Model Pembelajaran……… 170 Tabel 4.23 Anova Skor Kemampuan Pemodelan Matematik Berdasarkan Latar

Asal Budaya dan Model Pembelajaran……… 172 Tabel 4.24 Anova Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Berdasarkan

Latar Pendidikan dan Model Pembelajaran………... 174 Tabel 4.25 Anova Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Berdasarkan


(15)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.26 Anova Skor Disposisi Pemodelan Matematik Berdasarkan Latar Pendidikan dan Model Pembelajaran………. 178 Tabel 4.27 Anova Skor Disposisi Pemodelan Matematik Berdasarkan Asal

Budaya dan Model Pembelajaran……… 180 Tabel 4.28 Anova Skor Disposisi Berpikir Kreatif Matematik Berdasarkan Latar Pendidikan dan Model Pembelajaran……….. 182 Tabel 4.29 Anova Skor Disposisi Berpikir Kreatif Matematik Berdasarkan Asal

Budaya dan Model Pembelajaran………... 184

Tabel 4.30 Asosiasi antara Kemampuan Pemodelan Matematik (KP) dan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik (KBK)………. 186 Tabel 4.31 Hasil Uji Asosiasi antara Kemampuan Pemodelan Matematik dan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik……….. 186 Tabel 4.32 Asosiasi antara Kemampuan Pemodelan Matematik (KP) dan

Disposisi Pemodelan Matematik (DP)……… 187 Tabel 4.33 Hasil Uji Asosiasi antara Kemampuan Pemodelan dan Disposisi

Pemodelan Matematik………. 187 Tabel 4.34 Asosiasi antara Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik (KBK) dan

Disposisi Berpikir Kreatif Matematik (DBK)……… 188 Tabel 4.35 Hasil Uji Asosiasi antara Pengembangan Kemampuan Berpikir

Kreatif dan Disposisi Berpikir Kreatif Matematik……….. 188 Tabel 4.36 Distribusi Skor Rerata Disposisi Pemodelan Matematik

Mahasiswa………. 189

Tabel 4.37 Distribusi Skor Rerata Disposisi Berpikir Kreatif Matematik

Mahasiswa……… 190 Tabel 4.38 Rerata Indikator Kemampuan Pemodelan Matematik…… 190 Tabel 4.39 Rerata Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik…… 192 Tabel 4.40 Distribusi Skor Skala Pendapat Mahasiswa Kelas Eksperimen

terhadap Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika Budaya


(16)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.41 Pendapat Mahasiswa Kelas Eksperimen I dan II terhadap

PKBE…….………. . 196

Tabel 4.42 Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Dosen dalam Perkuliahan Matematika dengan PKBE DDR pada Kelas Eksperimen I.. 200 Tabel 4.43 Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Dosen dalam Perkuliahan

Matematika dengan PKBE Non DDR pada Kelas Eksperimen II ... 202 Tabel 4.44 Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Mahasiswa dalam Mata Kuliah

Matematika dengan PKBE DDR pada Kelas Eksperimen I. 204 Tabel 4.45 Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Mahasiswa dalam Mata Kuliah

Matematika dengan PKBE Non-DDR pada Kelas Eksperimen II.. ... 206 Tabel 4.46 Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Mahasiswa Selama Pembelajaran

Kelompok pada Kelas PKBE DDR/Eksperimen I... 208 Tabel 4.47 Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Mahasiswa Selama

Pembelajaran Kelompok pada Kelas PKBE Non DDRE/ksperimen II ... 209


(17)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lingkaran Pemodelan Pollak……… 17

Gambar 2.2 Proses Pemodelan Matematika Voskoglou……….. 18

Gambar 2.3 Proses Pemodelan Matematika Blum……….. 19

Gambar 2.4 Segitiga Didaktis yang di Modifikasi ………. 47

Gambar 2.5 Metapedadidaktik dilihat dari Sisi ADP, HD, dan HP……… 50

Gambar 3.1 Bagan Tahap Persiapan……… 71

Gambar 3.2 Bagan Tahap Pelaksanaan Eksperimen……….. 72

Gambar 4.1 Rerata Kemampuan Pemodelan Matematik ditinjau dari Keseluruhan, Latarbelakang Pendidikan dan Asal Budaya………. 150

Gambar 4.2 Rerata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ditinjau dari Keseluruhan, Latarbelakang Pendidikan dan Asal Budaya… 156


(18)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.3 Rerata Disposisi Pemodelan Matematik ditinjau dari Keseluruhan

Latarbelakang Pendidikan dan Asal Budaya………. 161

Gambar 4.4 Rerata Disposisi Berpikir Kreatif Matematik ditinjau dari

Keseluruhan, Latarbelakang Pendidikan dan Asal Budaya… 166

Gambar 4.5 Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Latar Belakang Pendidikan terhadap Kemampuan Pemodelan

Matematik………. 171 Gambar 4.6 Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Asal Daerah

terhadap Kemampuan Pemodelan Matematik… …………. 173 Gambar 4.7 Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Latar

Belakang Pendidikan terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik……… 175 Gambar 4.8 Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Asal Budaya terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik………. 177 Gambar 4.9 Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Latar

Belakang Pendidikan terhadap Disposisi Matematik…… 179

Gambar 4.10 Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Asal Budaya terhadap Disposisi Pemodelan Matematik… 181 Gambar 4.11 Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Latar

Belakang Pendidikan terhadap Disposisi BerpikirKreatif

Matematik………. 183 Gambar 4.12 Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kelompok Asal

Budaya terhadap Disposisi Berpikir Kreatif Matematik… 185 Gambar 4.13 Contoh Kesulitan Kinerja Kemampuan Pemodelan Matematik 191 Gambar 4.14 Contoh Keberhasilan Kinerja Kemampuan Pemodelan

Matematik ……… 192 Gambar 4.15 Contoh Kesulitan Kinerja Kemampuan Berpikir Kreatif


(19)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.16 Contoh Keberhasilan Kinerja Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik………. 194

Gambar 4.17Analisis Hasil Data Penelitian pada Kelas PKBE DDR… 215

Gambar 4.18 Analisis Hasil Data Penelitian pada Kelas PKBE Non DDR ……… 216

Gambar 4.19 Alur Nilai Positif Pembelajaran PKBE………. 220

Gambar 4.20 Model Konsep Etnomatematika Sunda... 231

DAFTAR LAMPIRAN Silabus dan RPP……… 243

LKM Eksperimen I……… 268

LKM Eksperimen II……… 278

LKM Kontrol……….. 284

Instrumen………. 287

Uji Coba Tes……… 311


(20)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil Tes dan Pengolahannya………. 343

Contoh Kinerja Mahasiswa……… 408

Surat Keterangan Penelitian……….. 418

Dokumentasi………. 421


(21)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA


(22)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA


(23)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran matematika di PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) masih didominasi oleh metode ekspositori, satu arah dan mahasiswa hanya melihat dosennya menjelaskan tanpa mahasiswa aktif dalam menemukan sendiri konsep yang akan mereka pahami. Data hasil belajar selama beberapa semester terhadap mahasiswa S1 PGSD yang berasal dari SMA, SMK, MA dan SPG, dengan program studi IPA dan Non-IPA, ternyata kurang memuaskan dengan diperolehnya rerata kurang dari 50% dari skor maksimal untuk kedua kelompok tersebut (Supriadi, 2012, hlm 1). Keberagaman mahasiswa yang melatarbelakangi pendidikan mahasiswa PGSD, yakni mereka berasal dari berbagai jurusan, baik IPA, IPS maupun bahasa menjadi salah satu faktor penghambat mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan matematika. Faktor yang lainnya adalah lemahnya proses berpikir mahasiswa. Mereka hanya menghafal informasi, mengingat informasi dan mengumpulkannya tanpa memahami informasi yang diperolehnya. Sedangkan visi PGSD dalam kurikulum inti adalah menjadi program pendidikan sekolah dasar yang menghasilkan calon guru SD yang profesional yang mampu memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas (Supriadi, 2010, hlm. 1).

Mahasiswa masih kesulitan memahami matematika yang dipandangnya mata kuliah yang paling sulit dan tidak menyenangkan. Ekspresi, komunikasi dan kemampuan berpikir matematika diantara mahasiswa masih kurang. Selain itu, mahasiswa PGSD cenderung menyenangi soal-soal yang berbentuk rutin sehingga saat diberikan soal-soal yang bersifat tidak rutin mereka cenderung kesulitan. Pada umumnya kemampuan mahasiswa PGSD dalam penyelesaian permasalahan matematika dapat dikatakan sedang dan rendah, jarang sekali mahasiswa yang


(24)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkemampuan tinggi, serta suasana kegiatan belajar mahasiswa PGSD cenderung tidak terlalu aktif (Supriadi, 2010, hlm. 2).

Pembelajaran matematika akan lebih menyenangkan jika mahasiswa aktif dalam menghubungkan antara fenomena nyata dengan pemahaman matematika yang akan diperoleh mahasiswa. Salahsatu cara untuk merealisasikan pembelajaran tersebut yaitu dengan pemodelan matematika. Proses pemodelan matematika memberikan ruang gerak yang cukup bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitasnya, mendorong melakukan kegiatan berupa percobaan dan penyelidikan yang mengarah kepada pembuktian konjektur yang dibuat mahasiswa serta kemauan melakukan proses eksplorasi dan investigasi matematika (Turmudi, 2009). Selain itu, dengan pemodelan ini memungkinkan mahasiswa dapat menemukan kembali konsep-konsep atau hukum matematika yang pernah ditemukan oleh para ahli sebelumnya, dapat membuat model matematika yang pada mulanya cukup sederhana, kemudian lambat laun mahasiswa dapat menguji, menformalkan, dan menggeneralisasikan (Turmudi, 2009).

Pemodelan adalah sebuah pekerjaan aktivitas kognitif berpikir tentang membuat model dan berpikir tentang menjelaskan bagaimana alat atau objek itu ada. Model sebagai kata benda merupakan gambaran miniatur dari sesuatu pola yang dibuat, contoh untuk meniru atau emulasi, uraian atau analogi yang digunakan untuk membantu memvisualisasi segala sesuatu yang tidak dapat diamati secara langsung, sebuah sistem postulat, data dan inferensi sebagai uraian matematika dari entitas atau kondisi (Dym, dalam Parlaungan, 2008, hlm. 21). Model merupakan suatu sistem konseptual internal plus representasi eksternal dari sistem yang dipergunakan untuk menginterpretasikan sistem lainnya yang lebih komplek. Model hanya dipergunakan sebagai referensi terhadap pemikiran dan proses belajar siswa atau guru. (Lesh dan Doerr, dalam Parlaungan, 2008, hlm. 22).


(25)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Blum (Maas, 2006, hlm. 115) mendiskripsikan, proses pemodelan akan dimulai dari masalah dunia nyata dengan menyederhanakan, menstrukturisasi dan mengidealisasi masalah ini sehingga akan mendapatkan model real. Matematisasi model nyata akan mengarah atau melahirkan suatu model. Dengan bekerja dalam kerangka ilmu matematika, solusi matematis dapat diperoleh. Selanjutnya solusi ini terlebih dahulu diinterpretasikan dan selanjutnya divalidasi. Jika solusi yang dipilih terbukti tidak tepat terhadap realita, maka langkah-langkah khusus ataupun mungkin seluruh proses pemodelan perlu diaplikasikan sekali lagi. Tujuan proses pemodelan matematika menurut Blum akan dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap matematika dan keyakinan dalam pembelajaran matematika.

Pengembangan kemampuan pemodelan matematik yang dilakukan mahasiswa perlu didukung oleh aspek afektif, seperti disposisi terhadap pemodelan matematik. Sumarmo (2013, hlm. 245) berpendapat bahwa:

“…dalam belajar bidang studi apapun mahasiswa perlu mengutamakan pengembangan kemampuan berpikir dan disposisi matematik. Pengutamaan tersebut menjadi semakin penting manakala dihubungkan dengan tuntutan kemajuan IPTEKS dan suasana bersaing yang semakin ketat terhadap semua

jenjang pendidikan” .

Polking (dalam Sumarmo, 2013, hlm. 381) mengemukakan bahwa disposisi matematik menunjukkan: a. rasa percaya diri dalam menggunakan matematika,

memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan, b. fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan matematik dan berusaha mencari

metoda alternatif dalam memecahkan masalah; c. tekun mengerjakan tugas matematik; d. minat, rasa ingin tahu (curiousity), dan dayatemu dalam melakukan tugas matematik; e. cenderung memonitor, merefleksikan performance dan penalaran mereka sendiri; f. menilai aplikasi matematika ke situasi lain dalam matematika dan pengalaman sehari-hari; g. apresiasi (appreciation) peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat, dan sebagai bahasa. Dalam konteks matematika, disposisi matematik berkaitan dengan bagaimana mahasiswa memandang dan menyelesaikan masalah, apakah percaya diri, tekun,


(26)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif strategi penyelesaian masalah. Disposisi juga berkaitan dengan kecendrungan mahasiswa untuk merefleksi pemikiran mereka sendiri (NCTM dalam Sumarmo, 2012, hlm. 3). Disposisi pemodelan matematik diperlukan oleh mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan pemodelan matematik. Mahasiswa dapat bergairah dalam belajar, percaya diri, fleksibilitas dalam mengeksplorasi ide dan alternatif pemecahan masalah, kegigihan dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah, memonitor dan merefleksikan pemikiran, rasa ingin tahu yang tinggi dan apresiasi terhadap matematika dalam kegiatan pemodelan matematika.

Berdasarkan pendapat Turmudi (2009), bahwa “…proses pemodelan matematika dapat mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam pembelajaran matematika”, sehingga diperlukan sebuah kemampuan berpikir kreatif matematik untuk mendukung proses pemodelan tersebut. Berpikir kreatif dapat diartikan cara berpikir untuk mengubah atau mengembangkan suatu permasalahan, melihat sebuah situasi atau permasalahan dari sisi yang berbeda, terbuka pada berbagai ide gagasan bahkan yang tidak umum dan mengimplementasikan ide perbaikan. Puccio dan Murdock (dalam Sumarmo, 2012, hlm. 18) mengemukakan berpikir kreatif memuat aspek keterampilan kognitif, afektif, dan metakognitif. Keterampilan kognitif tersebut antara lain meliputi kemampuan: mengidentifikasi masalah dan peluang, menyusun pertanyaan yang baik dan berbeda, mengidentifikasi data yang relevan dan yang tidak relevan, masalah dan peluang yang produktif, menghasilkan banyak idea (fluency), idea yang berbeda (flexibility), dan produk atau idea yang baru (originality), memeriksa dan menilai hubungan antara pilihan dan alternatif, mengubah pola pikir dan kebiasaan lama, menyusun hubungan baru, memperluas, dan memperbaharui rencana atau idea. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif matematik memerlukan sebuah disposisi berpikir kreatif untuk mendukung dalam mengembangkan kemampuan tersebut, dalam penelitian ini disposisi berpikir kreatif yang digunakan adalah disposisi terhadap kecerdasan kreatif matematik. Kecerdasan kreatif (Creative


(27)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Intelligence) memegang peran penting bagi keberhasilan mahasiswa dalam

perkuliahan. Pada umumnya kita beranggapan bahwa keberhasilan mahasiswa dalam perkuliahannya karena memiliki kecerdasan intelektual atau kognitif (IQ) yang tinggi, sehingga kecerdasan yang lain seperti kecerdasan kreatif kurang diperhatikan. Kecerdasan yang dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang menurut Strenberg (Moller, 2005, hlm. 1) adalah kecerdasan kreatif (Creative

Intelligence).

Kecerdasan kreatif adalah kemampuan untuk melampaui yang ada untuk menciptakan ide-ide baru dan menarik (Moller, 2005, hlm. 2). Kecerdasan kreatif berkaitan dengan cara kita melakukan berbagai hal dan juga hasil yang dicapai. Suatu aktivitas bisa dianggap kreatif kalau melibatkan suatu pendekatan baru atau unik, bagaimana memecahkan masalah, dan jika hasilnya dianggap berguna serta dapat diterima (Rowe, 2005, hlm. 12). Akar dari pembelajaran adalah keingintahuan dan kemampuan untuk bertanya. Jika siswa tidak ingin tahu, mereka tidak akan bereksperimen untuk melihat bagaimana sebenarnya lingkungan di sekitar mereka. Rasa ingin tahu itu naluriah, tetapi bisa didorong oleh pendidikan yang mendukung keterbukaan dan pertanyaan. Sebuah pelajaran yang menarik akan berdampak pada pembelajaran. Karena siswa itu sangat menyukai baik dengan guru/dosen maupun cara mengajarnya (Rowe, 2005, hlm. 130) .

Ada banyak pendekatan pembelajaran yang bisa kita gunakan dalam upaya mengembangkan kemampuan dan disposisi pemodelan serta berpikir kreatif matematik, salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga akan sejalan dengan karakteristik matematika dan harapan kurikulum yang berlaku pada saat ini adalah pembelajaran kontekstual yang biasanya disebut juga dengan CTL (Contextual

Teaching and Learning). Johnson (Hafiziani, 2006, hlm. 8) mengemukakan

bahwa,

Pembelajaran kontekstual (CTL) adalah suatu sistem pengajaran yang didasarkan pada alasan bahwa pengertian atau makna muncul dari hubungan antara konten dan konteks. Konteks memberi makna pada konten. Pemahaman


(28)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang lebih terhadap suatu konten dapat dicapai siswa jika diberikan konteks yang lebih luas di mana didalamnya siswa dapat membuat hubungan-hubungan. Jadi bagian penting dari pekerjaan guru adalah menyediakan konteks. Semakin banyak siswa mengaitkan pelajaran mereka dengan konteks maka akan lebih banyak pengertian yang dapat diturunkan dari pelajaran tersebut. Menentukan makna atau pengertian dalam pengetahuan dan keterampilan mengarahkan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran kontekstual ini merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran bermakna, dan belajar dalam perkuliahan matematika dikontekskan ke dalam situasi nyata, jadi lebih menekankan pada proses penemuan dari pengetahuan bukan pada hasil akhir. Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual, dosen harus mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata mahasiswa dan mendorong untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Bagi dosen yang kreatif, peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan belajar mahasiswa dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk menciptakan kondisi yang lebih konkrit guna menuntun mahasiswa dalam memahami konsep matematika melalui model pembelajaran kontekstual. Bila pembelajaran matematika yang dilakukan menggunakan CTL, maka tentunya pembelajaran tersebut harus memiliki komponen-komponen yang dimiliki CTL. Komponen-komponen tersebut adalah konstruktivisme (constructivism), penemuan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning

community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian yang

sebenarnya (authentic assessment). Situasi nyata dalam pembelajaran kontekstual yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika yang menyajikan nilai-nilai budaya Sunda dalam setiap pembelajarannya.

Definisi etnomatematika berasal dari kata ethno yang mengacu pada sosial konteks budaya yang terdiri dari bahasa, jargon, kode perilaku, mitos dan simbol.


(29)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyandian, mengukur, mengelompokkan, menyimpulkan dan pemodelan. Tics berarti teknik, dengan kata lain etno mengacu pada anggota kelompok di dalam lingkungan budaya diidentifikasi oleh tradisi budaya mereka, kode simbol, mitos dan cara khusus yang digunakan untuk berpikir dan untuk menyimpulkan (Rosa dan Orey, 2007, hlm.10). Etnomatematika merupakan irisan dari tiga himpunan disiplin ilmu: matematika, antropologi budaya dan pemodelan matematika (Rosa dan Orey, 2006, hlm. 19).

Keberhasilan negara Jepang dan Tionghoa dalam pembelajaran matematika karena mereka menggunakan etnomatematika dalam pembelajaran matematikanya (Emmanuel dkk, 2009, hlm. 386). Matematika adalah produk dari budaya yang berbasis kegiatan sosial manusia dan semua masyarakat memiliki praktek-praktek matematika yang dianggap paling sesuai dengan kehidupan sehari-hari dan budayanya. Sistem ini disebut sebagai etnomatematika (Matang, 1998, hlm. 23). Selain itu, matematika diidentifikasi sebagai kegiatan budaya dalam masyarakat tradisional dan non tradisional (Rosa dan Orey 2007, hlm. 61). Matematika dalam etnomatematika dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang terikat dengan budaya dan nilai-nilai sosial dalam kehidupan mahasiswa, jelas ini sangat bertentangan dengan pendapat selama ini bahwa matematika adalah sebagai disiplin ilmu yang bebas dari budaya dan nilai-nilai sosial.

Budaya yang akan digunakan dalam pembelajaran matematika ini adalah budaya Sunda, budaya Sunda merupakan budaya yang dimiliki oleh sebagian besar mahasiswa PGSD di sebuah Universitas Negeri. Mahasiswa PGSD ini terletak di provinsi Jawa Barat yang terdiri dari Kampus Purwakarta, Kampus Bumi Siliwangi, Kampus Cibiru, Kampus Sumedang, dan Kampus Tasikmalaya dan provinsi Banten dengan Kampus Serang. Provinsi Jawa Barat dan Banten memiliki kebudayaan asli yaitu kebudayaan Sunda.

Kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sansekerta

buddayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi”, atau “akal”.


(30)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa (Koentjaraningrat, 2002, hlm. 181). Definisi kebudayaan menurut ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2002, hlm. 180).

Wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2002, hlm. 186) adalah:

a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.

c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Berdasarkan pendapat Koentjaraningrat tersebut, wujud budaya yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya merupakan bagian elemen dalam etnomatematika yang terdiri dari bahasa, kode, nilai, keyakinan, makanan, pakaian, rumah adat, kebiasaan, dan sifat-sifat fisik di sisi pandangan matematika termasuk penyandian, aritmetika, generalisasi, dan pemodelan (Matang, 2006). Dalam hal ini nilai-nilai budaya yang dipilih adalah nilai-nilai budaya Sunda. Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral atau etis) dan religius (nilai agama) (Effendi dan Setiadi, 2006, hlm. 132). Nilai Budaya merupakan gabungan semua unsur kebudayaan yang dianggap baik atau buruk dalam suatu masyarakat, karena itu pula masyarakat mendorong dan mengharuskan warganya untuk menghayati dan mengamalkan nilai yang dianggap ideal itu. Nilai budaya lebih banyak menyangkut kepemilikan bersama anggota masyarakat pada baik buruknya tindakan sosial dalam melakukan relasi dan interaksi seseorang dengan orang lain.


(31)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai budaya Sunda merupakan tuntunan hidup orang Sunda yang berhubungan dengan Tuhan, pribadinya sesama manusia, terhadap alam, dan terhadap waktu (Suryalaga, dalam Abdullah, 2013, hlm. 16). Nilai budaya Sunda sebagai perilaku manusia Sunda dalam menghadapi perubahan cara menghadapi masalah, serta sikap terhadap pendapat dan konflik (Mariana dan Paskrina, 2006, hlm. 65). Nilai budaya Sunda adalah sebagai konsep yang dimiliki orang Sunda dalam menghadapi masalah kehidupan dan penghidupannya di dunia ini.

Pembelajaran matematika dengan menggunakan budaya Sunda diharapkan dapat menumbuhkan keyakinan bahwa matematika akan dapat diajarkan secara efektif dan bermakna dengan menghubungkannya dengan budaya atau untuk mahasiswa secara individual, mahasiswa merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam membahas konsep-konsep matematika, mendorong penciptaan pengetahuan, dan pembelajaran matematika dapat membantu dalam mempromosikan nilai-nilai dalam budaya.

Hal tersebut didukung pula oleh beberapa temuan-temuan para ahli dalam pembelajaran matematika dengan etnomatematika. Emmannuel dkk (2009) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika dengan etnomatematika dapat meningkatkan prestasi dan retensi siswa, siswa mampu mengintegrasikan atau menghubungkan latar belakang dan lingkungannya dengan konsep-konsep dalam matematika. Pembelajaran mengutamakan konsep awal siswa dari rumah ke sekolah dan dari sekolah untuk kehidupan siswa sehari-hari. Sifat abstrak dari pembelajaran matematika akan berkurang. Matang (2006) mengatakan bahwa pengajaran pendidikan dasar lebih efektif dan bermakna jika dimulai dari konteks sosio-kultural karena lebih akrab bagi peserta didik. Pengetahuan dikonstruksi secara sosial oleh individu melalui interaksi sosial dengan lingkungan. Pembelajaran terjadi dalam kegiatan sehari-hari dan kontekstual yang memberikan makna kontekstual yang relevan dengan apa yang dipelajari dalam pengaturan kelas formal.


(32)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Latar belakang di atas mendorong penulis melakukan penelitian untuk melihat pengembangan kemampuan dan disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik mahasiswa PGSD melalui pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika (PKBE) ditinjau keseluruhan mahasiswa, latar belakang pendidikan (IPA, dan Non IPA) dan asal budaya (Sunda dan Non-Sunda). Untuk memperdalam kajian penelitian ini, diungkap pula interaksi antara PKBE dengan latar belakang pendidikan (IPA, dan Non IPA) dan asal budaya (Sunda dan Non Sunda). Selain interaksi, akan diungkap pula asosiasi antara kemampuan dan disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik. Penulis pun ingin mengetahui pendapat mahasiswa dalam pembelajaran matematika yang menggunakan PKBE. Bidang etnomatematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai-nilai budaya Sunda. Selain itu, untuk mengoptimalkan proses PKBE maka diperlukan sebuah bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika. Bahan ajar yang didesain sesuai dengan indikator kemampuan pemodelan matematik dan kemampuan berpikir kreatif matematik. Bahan ajar yang disusun berisi problema budaya yang terjadi saat ini dan dilengkapi dengan nilai-nilai budaya Sunda yang dikembangkan dalam pembelajaran. Pengembangan bahan ajar menggunakan metode Didactical Design Research (DDR). Setelah diperoleh sebuah desain bahan ajar yang optimal, selanjutnya diuji keberhasilannya dengan metode eksperimen. Untuk mengetahui kehandalan bahan ajar penulis akan mencoba membandingkan kemampuan dan disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik antara mahasiswa yang mendapatkan PKBE-DDR dengan mahasiswa yang belajar dengan PKBE Non DDR dan pembelajaran konvensional (PKV). B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah penelitian adalah: Pengembangan kemampuan pemodelan, berpikir kreatif dan disposisi matematik mahasiswa PGSD melalui pembelajaran kontekstual berbasis


(33)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

etnomatematika. Rendahnya rerata hasil belajar mahasiswa PGSD selama ini karena pembelajaran banyak didominasi oleh pembelajaran konvensional, sehingga diperlukan inovasi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika merupakan sebuah solusi dalam mengembangkan hasil belajar mahasiswa, khususnya dalam kemampuan pemodelan, berpikir kreatif, disposisi pemodelan, dan disposisi berpikir kreatif matematik. Selain inovasi pembelajaran, penyusunan bahan ajar yang sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan mahasiswa sangat penting untuk dikembangkan. Metode Didactical Design Research (DDR) digunakan dalam pengembangan bahan ajar pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika. Sehingga PKBE yang akan digunakan peneliti terdiri dari PKBE DDR dan Non DDR. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas penelitian ini berjudul:

“Mengembangkan Kemampuan dan Disposisi Pemodelan serta Berpikir Kreatif Matematik Mahasiswa PGSD melalui Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Etnomatematika”.

C. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah kemampuan pemodelan matematik antara mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan PKBE DDR lebih baik daripada PKBE Non DDR dan PKV ditinjau dari keseluruhan, latar belakang pendidikan (IPA dan Non-IPA) dan asal budaya (Sunda dan Non-Sunda)? 2. Apakah kemampuan berpikir kreatif matematik antara mahasiswa yang

mendapatkan pembelajaran matematika dengan PKBE DDR lebih baik daripada PKBE Non DDR dan PKV ditinjau dari keseluruhan, latar belakang pendidikan (IPA dan Non-IPA) dan asal budaya (Sunda dan Non-Sunda)? 3. Apakah disposisi pemodelan matematik antara mahasiswa yang mendapatkan

pembelajaran matematika dengan PKBE DDR lebih baik daripada PKBE Non DDR dan PKV ditinjau dari keseluruhan, latar belakang pendidikan (IPA dan Non-IPA) dan asal budaya (Sunda dan Non-Sunda)?


(34)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Apakah disposisi berpikir kreatif matematik antara mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PKBE DDR lebih baik daripada PKBE Non DDR dan PKV ditinjau dari keseluruhan, latar belakang pendidikan (IPA dan IPA) dan asal budaya (Sunda dan Non-Sunda)?

5. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kelompok latar belakang pendidikan terhadap kemampuan pemodelan matematik?

6. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kelompok asal budaya terhadap kemampuan pemodelan matematik?

7. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kelompok latar belakang pendidikan terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik?

8. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kelompok asal budaya terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik?

9. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kelompok latar belakang pendidikan terhadap disposisi pemodelan matematik?

10.Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kelompok asal budaya terhadap disposisi pemodelan matematik?

11.Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kelompok latar belakang pendidikan terhadap disposisi berpikir kreatif?

12.Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kelompok asal budaya terhadap disposisi berpikir kreatif?

13.Apakah terdapat asosiasi antara kemampuan pemodelan matematik dengan kemampuan berpikir kreatif matematik untuk mahasiswa yang menggunakan PKBE dan yang menggunakan PKV?

14.Apakah terdapat asosiasi antara kemampuan pemodelan dengan disposisi pemodelan matematik untuk mahasiswa yang menggunakan PKBE dan yang menggunakan PKV?


(35)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15.Apakah terdapat asosiasi antara kemampuan berpikir kreatif dengan disposisi berpikir kreatif matematik untuk mahasiswa yang menggunakan PKBE dan yang menggunakan PKV?

16.Bagaimana pendapat mahasiswa terhadap PKBE?

17.Bagaimana pemahaman nilai-nilai budaya Sunda mahasiswa terhadap kemampuan dan disposisi pemodelan serta berpikir kreatif matematik dalam PKBE?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi obyektif mengenai kemampuan dan disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik mahasiswa PGSD melalui PKBE DDR, PKBE Non-DDR dan PKV. Unsur etnomatematika yang akan digunakan dalam pembelajaran matematika adalah nilai-nilai budaya Sunda. Secara lebih khusus penelitian ini bertujuan untuk menelaah:

1. Kemampuan pemodelan matematik antara mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan PKBE DDR lebih baik daripada PKBE Non- DDR dan PKV ditinjau dari keseluruhan, latar belakang pendidikan (IPA dan Non-IPA) dan asal budaya (Sunda dan Non-Sunda).

2. Kemampuan berpikir kreatif matematik antara mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan PKBE DDR lebih baik daripada PKBE Non DDR dan PKV ditinjau dari keseluruhan, latar belakang pendidikan (IPA dan Non-IPA) dan asal budaya (Sunda dan Non-Sunda).

3. Disposisi pemodelan matematik antara mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan PKBE DDR lebih baik daripada PKBE Non DDR dan PKV ditinjau dari keseluruhan, latar belakang pendidikan (IPA dan Non-IPA) dan asal budaya (Sunda dan Non-Sunda).


(36)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Disposisi berpikir kreatif matematik antara mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan PKBE DDR lebih baik daripada PKBE Non DDR dan PKV ditinjau dari keseluruhan, latar belakang pendidikan (IPA dan Non-IPA) dan asal budaya (Sunda dan Non-Sunda).

5. Interaksi antara model pembelajaran dan kelompok latar belakang pendidikan terhadap kemampuan pemodelan matematik.

6. Interaksi antara model pembelajaran dan kelompok asal budaya terhadap kemampuan pemodelan matematik.

7. Interaksi antara model pembelajaran dan kelompok latar belakang pendidikan terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik.

8. Interaksi antara model pembelajaran dan kelompok asal budaya terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik.

9. Interaksi antara model pembelajaran dan kelompok latar belakang pendidikan terhadap disposisi pemodelan matematik.

10.Interaksi antara model pembelajaran dan kelompok asal budaya terhadap disposisi pemodelan matematik.

11.Interaksi antara model pembelajaran dan kelompok latar belakang pendidikan terhadap disposisi berpikir kreatif.

12.Interaksi antara model pembelajaran dan kelompok asal budaya terhadap disposisi berpikir kreatif.

13.Asosiasi antara kemampuan pemodelan matematik dengan kemampuan berpikir kreatif matematik untuk mahasiswa yang menggunakan PKBE dan yang menggunakan PKV.

14.Asosiasi antara kemampuan pemodelan dengan disposisi pemodelan matematik untuk mahasiswa yang menggunakan PKBE dan yang menggunakan PKV .

15.Asosiasi antara kemampuan berpikir kreatif dengan disposisi berpikir kreatif matematik untuk mahasiswa yang menggunakan PKBE dan yang menggunakan PKV.


(37)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 16.Pendapat mahasiswa terhadap PKBE.

17.Pemahaman nilai-nilai budaya Sunda mahasiswa terhadap kemampuan dan disposisi pemodelan serta berpikir kreatif matematik dalam PKBE.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Memberikan referensi keberlakuan dan keterandalan pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika baik yang berbahan ajar DDR dan Non DDR terhadap pengembangan kemampuan dan disposisi pemodelan matematik serta kemampuan dan disposisi berpikir kreatif matematik mahasiswa PGSD.

b. Memberikan manfaat langsung terhadap dosen dalam pengembangan keterampilan mengajarkan matematika di PGSD. Disamping itu, mahasiswa PGSD sebagai calon guru kelas mendapatkan pengalaman langsung mengenai proses pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika serta dampak langsung yang dirasakan setelah pembelajaran.

c. Memberikan manfaat terhadap dosen dalam pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan mahasiswa sehingga mendapatkan hasil yang optimal melalui metode DDR.

d. Memberikan pengetahuan baru bagi mahasiswa PGSD dalam pembelajaran matematika, bahwa manfaat belajar matematika dapat membantu pengembangan sebuah budaya lokal. Bagi mahasiswa yang berasal dari budaya Sunda akan lebih peka dalam melestarikan budayanya sedangkan untuk mahasiswa non-Sunda dapat memudahkan mereka dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan budaya Sunda. Selain itu, mahasiswa non Sunda akan mendapat nilai-nilai positif dari budaya yang dipelajari.


(38)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA


(39)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu: 1) Tahap Persiapan dan 2) Tahap Pelaksanaan. Pada tahap persiapan dilakukan penelitian design research dengan model

Didactical Design Research (DDR) dalam pembuatan bahan ajar pembelajaran kontekstual

berbasis etnomatematika (PKBE)-DDR. Sedangkan bahan ajar lainya tidak disusun melalui DDR, yaitu bahan ajar PKBE Non-DDR dan PKV.

DDR merupakan sebuah model penelitian yang dikembangkan Suryadi (Suryadi dan Turmudi, 2011, hlm. 2) yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1) Analisis situasi didaktis (ASD); 2) Analisis metapedadidaktik (AM); dan 3) Analisis retrosfektif (AR).

Analisis situasi didaktis (ASD) dilakukan oleh seorang dosen dalam pengembangan bahan ajar sebelum diujicobakan dalam peristiwa pembelajaran. ASD diwujudkan dalam bentuk Disain Didaktik Hipotesis (DDH) termasuk Antisipasi Didaktik dan Pedagogis (ADP) yang akan termuat dalam bahan ajar. ASD berupa sintesis hasil pemikiran dosen tentang berbagai kemungkinan respons mahasiswa yang diprediksi akan muncul pada peristiwa pembelajaran dan langkah-langkah antisipasinya. Analisis metapedadidaktik (AM) dilakukan dosen sebelum, pada saat, dan setelah uji coba bahan ajar. AM berupa kemampuan dosen untuk dapat memandang peristiwa pembelajaran secara komprehensif, mengidentifikasi dan menganalisis hal-hal penting yang terjadi, serta melakukan tindakan cepat dan tepat (Scaffolding) untuk mengatasi hambatan pembelajaran (learning obstacles) sehingga tahapan pembelajaran dapat berjalan lancar dan hasil belajar mahasiswa menjadi optimal. AM meliputi tiga komponen yang terintegrasi, yaitu: 1) Kesatuan, artinya selama proses pembelajaran berjalan dosen akan senantiasa berpikir tentang keterkaitan antara ADP, HD, dan HP; 2) Fleksibilitas, artinya antisipasi yang sudah disiapkan dosen perlu disesuaikan dengan situasi didaktis maupun pedagogis yang terjadi; dan 3) Koherensi, artinya setiap situasi didaktis-pedagogis yang dimunculkan dalam pembelajaran harus mendorong dan memfasilitasi aktivitas belajar mahasiswa yang kondusif dan mengarah pada pencapaian hasil belajar yang optimal. Analisis retrosfektif (AR), dilakukan dosen setelah uji


(40)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

respons atas situasi didaktik yang dikembangkan, serta keputusan yang diambil dosen selama proses analisis metapedadidaktik. Dari AR dilakukan revisi terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan sebelumnya sehingga akan dihasilkan suatu bahan ajar yang ideal, yaitu bahan ajar yang sesuai kebutuhan mahasiswa, dapat memprediksi dan mengantisipasi setiap hambatan pembelajaran yang muncul, sehingga tahapan pembelajaran dapat berjalan lancar dan hasil belajar mahasiswa menjadi optimal (Suryadi dan Turmudi, 2011, hlm. 12).

Tahap persiapan penelitian dipandang selesai setelah diperoleh: 1) bahan ajar dengan PKBE DDR, PKBE Non DDR dan PKV; 2) Tes kemampuan pemodelan dan berpikir kreatif matematik yang telah memenuhi persyaratan: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda; serta 3) Skala disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik; 4) skala pendapat mahasiswa terhadap pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematia (PKBE).

Berikut bagan tahap persiapan:

Studi Literatur

Langkah-langkah:

Tes Learning Obtacles, wawancara

Responden : Mahasiswa

semester III,V dan VII

Pengumpulan Data

Seleksi Responden,Semi

Structured

Interviewed,Photo,tape recorder

Penyusunan data,reduksi data,organisasi

data,deskripsi kategori

Analisis Data Analisis: Learning

Obstacle

Deskripsi Kualitatif

Desain Didaktis Awal

Penyusunan, Validasi Ahli Penyusunan, Validasi

Ahli, Uji coba, Uji coba


(41)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Bagan Tahap Persiapan

Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan menggunakan metode penelitian eksperimen dengan disain kelompok kuasi eksperimen. Penelitian eksperimen dilakukan untuk melihat hubungan sebab-akibat melalui pemanipulasian variabel bebas dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian tadi, namun subjek tidak dikelompokan secara acak (Ruseffendi, 2005). Hasil dari pemanipulasian terhadap variabel bebas ini dapat dilihat dari variabel terikatnya yaitu berupa pengembangan kemampuan pemodelan, berpikir kreatif, disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik mahasiswa.

Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan mengunakan PKBE sebagai variabel bebas. Sementara kemampuan pemodelan, berpikir kreatif, disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik adalah sebagai variabel terikatnya (variabel yang diamati). Pengamatan dilakukan 1 kali yaitu sesudah pembelajaran yang disebut postes.

Pada penelitian ini, sampel penelitian dipilih tidak secara acak, sampel dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu 2 kelompok eksperimen dan 1 kelompok kontrol. Postes dilakukan pada 3 kelompok tersebut. Pada kelompok eksperimen memperoleh perlakuan dengan pembelajaran menggunakan PKBE sedangkan kelompok kontrol memperoleh perlakuan dengan PKV.

Berdasarkan uraian di atas, maka desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok kontrol postes (posttest only control group design) yang secara ringkas digambarkan sebagai berikut:

X1 0 X2 0 0 Keterangan:


(42)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X2 : Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika (PKBE) Non-DDR

Untuk melihat secara lebih mendalam pengaruh penggunaan PKBE terhadap kemampuan dan disposisi pemodelan dan berpikir kreatif matematik mahasiswa PGSD, maka dalam penelitian ini dilibatkan kategori keseluruhan mahasiswa, latar belakang pendidikan, dan asal budaya.

Latar belakang pendidikan mahasiswa yang sudah dimiliki sebelumya saat di sekolah menengah dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan dan disposisi pemodelan serta berpikir kreatif matematik, sehingga penting untuk dianalisis sejauh mana pengaruhnya dalam pembelajaran matematika. Latar belakang pendidikan terbagi menjadi kelompok IPA dan Non-IPA. Kelompok IPA adalah mahasiswa PGSD semester I lulusan SMA/sederajat yang memilih jurusan IPA, sedangkan Non-IPA memilih jurusan selain IPA. Latar belakang pendidikan mahasiswa PGSD didominasi oleh kelompok IPA dan sisanya dari IPS, dan Bahasa, namun jumlah kelompok IPS dan Bahasa terlalu kecil. Untuk memenuhi syarat dalam pengujian statistik untuk kelompok IPS dan Bahasa disatukan sehingga jumlahnya dapat mengimbangi kelompok IPA.

Latar belakang budaya mahasiswa dapat menjadi faktor lain dalam kemampuan dan disposisi pemodelan serta berpikir kreatif matematik. Karena budaya Sunda dipilih oleh peneliti dalam pembelajaran maka pengelompokan mahasiswa berdasarkan asal budaya adalah kelompok Sunda dan Non-Sunda. Pengelompokkan ini dilakukan karena kelompok asal budaya Sunda memiliki jumlah yang tinggi di Universitas Negeri tempat penelitian ini dilaksanakan. Budaya Sunda merupakan budaya lokal yang berasal dari Jawa Barat-Banten . Bagi mahasiswa asal budaya Sunda pengelompokkan ini akan memberikan nilai manfaat dalam kepekaan mahasiswa dalam melestarikan budaya aslinya, sedangkan untuk mahasiswa non Sunda dapat memudahkan dalam berinteraksi, beradaptasi dan belajar budaya Sunda. Kelompok asal budaya dibagi menjadi Sunda dan Non-Sunda. Kelompok Sunda adalah mahasiswa PGSD semester I yang mengakui dirinya orang Sunda dan diakui oleh orang lain sebagai orang Sunda. Orang lain itu baik mahasiswa


(43)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterkaitan antar variabel bebas, terikat, dan kontrol disajikan dalam Tabel Weiner (dalam Supriadi, 2010, hlm. 32) yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel. 3.1 Keterkaitan Antara Variabel Kemampuan Pemodelan, Kemampuan Berpikir Kreatif, Disposisi Pemodelan dan Disposisi Berpikir Kreatif Matematik, Kelas

Pembelajaran dan Latar Belakang Pendidikan Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika (PKBE DDR) Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika (PKBE Non DDR)

Pembelajaran Konvensional (PKV) Latar belakang pendidikan Latar belakang pendidikan Latar belakang pendidikan IPA

Non-IPA IPA

Non-IPA IPA

Non-IPA

KPM

KPM-EID KPM-ENID KPM- EI KPM-ENI KPM-KI KPM-KNI

KBK

KBK-EID

KBK-ENID

KBK-

EI KP-ENI

KBK-KI

KBK-KNI

DPM

DPM-EID DPM-ENID DPM- EI DPM-ENI DPM-KI DPM-KNI

DBK

DBK-EID DBK-ENID DBK- EI DBK-ENI DBK-KI DBK-KNI

Tabel. 3.2 Keterkaitan Antara Variabel Kemampuan Pemodelan, Berpikir Kreatif, Disposisi Pemodelan, dan Disposisi Berpikir Kreatif Matematik, Kelas Pembelajaran dan Asal Budaya Pembelajaran Kontekstual Berbasis Pembelajaran Kontekstual Berbasis Pembelajaran Konvensional Aspek yang diukur Pembela jaran Aspek yang diukur Pembela jaran


(44)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Latar Belakang Asal Budaya Latar Belakang Asal Budaya Latar Belakang Asal Budaya Sunda

Non-Sunda Sunda

Non-Sunda Sunda

Non-Sunda

KPM

KPM-ESD KPM-ENSD KPM-ES KPM-ENS KPM-KS KPM-KNS

KBK

KBK-ESD KBK-ENSD KBK-ES KP-ENS KBK-KS KBK-KNS

DPM

DPM-ESD DPM-ENSD DPM- EI DPM-ENS DPM-KS DPM-KNS

DBK

DBK-ESD DBK-ENSD DBK- EI DBK-ENS DBK-KS DBK-KNS

Setelah diperoleh bahan ajar yang optimal, sesuai sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan mahasiswa serta tahapan pembelajaran akan berjalan lancar sehingga hasil belajar mahasiswa lebih optimal (Suryadi dan Turmudi, 2011). Peneliti melanjutkan pada tahap penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk menguji kehandalan bahan ajar yang telah diperoleh melalui penelitian DDR.

Berikut bagan alur tahap pelaksanaan penelitian: Studi lapangan

Sampel (eksperimen dan kontrol)

Instrumen tes

Uji coba dan revisi instrumen

Tes Kemampuan Awal

Bahan ajar (DDR dan NDDR,Kontrol),pembuatan


(45)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2. Bagan Tahap Pelaksanaan Eksperimen

B. Lokasi, Populasi, Subjek, dan Sampel Penelitian

Tahap penelitian DDR menggunakan subjek penelitian mahasiswa S1 Program PGSD semester 1, 3, 5, dan 7 tahun ajaran 2012/2013 pada sebuah PTN di kota Serang, Banten. dan Sumedang, Jawa Barat.

Tahap penelitian eksperimen populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat 1 semester 1 PGSD di sebuah Universitas Negeri yang terdiri dari kampus pusat dan beberapa kampus daerah yang tersebar di dua provinsi, yakni di Jawa Barat dan Banten. Seluruh mahasiswa PGSD adalah lulusan SMA/sederajat yang telah memperoleh tes yang sama dan passing grade yang sama pula, maka diasumsikan kemampuan dasar seluruh mahasiswa tersebut bisa sama. Dengan kata lain, seluruh anggota populasi dalam penelitian ini memiliki kemampuan dasar yang sama. Oleh karena itu, sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 3 kelas Kelas eksperimen :

Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika (PKBE)-DDR

Kelas Kontrol: Pembelajaran Konvensional/PKV

Postes

Pemberian Skala Disposisi dan Pendapat, Lembar wawancara

Analisis data

Penarikan kesimpulan Kelas eksperimen :

Pembelajaran Kontekstual Berbasis Etnomatematika (PKBE) Non-DDR


(1)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Penyelesaian pemodelan memerlukan waktu yang tepat, pemahaman, pengalaman matematisasi, mengintepretasi dan memvalidasi sebuah hasil pemodelan. Keberhasilan pemodelan matematik didukung oleh disposisi mahasiswa dalam belajar matematika, jika memiliki kecenderungan belajar matematika yang tinggi maka penyelesaian pemodelan matematik akan berhasil dengan hasil yang memuaskan.

7. Penyelesaian berpikir kreatif berupa kelancaran, keluwesan, keaslian dan keterperincian harus banyak diberikan pada mahasiswa dalam jangka waktu yang lama, karena pembentukan pemikiran kreatif tidak bisa dalam waktu yang singkat. Melalui soal-soal yang sifatnya non rutin dapat membantu pembentukan pemikiran kreatif, sehingga potensi kecerdasan kreatif mahasiswa dapat berkembang.

8. Mahasiswa PGSD dapat menerapkan pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika (PKBE) saat simulasi dan PLP di SD.

9. Pembelajaran matematika akan lebih baik bagi mahasiswa jika berbasis kreativitas agar diperoleh peningkatan yang tinggi terhadap prestasi mahasiswa.

10. Pendekatan kontekstual berbasis etnomatematika (PKBE) dapat diterapkan pada kemampuan lainnya, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.

11.Pembelajaran matematika dengan sebuah budaya tidak akan menghambat mahasiswa yang bukan berasal dari budaya yang diajarkan untuk mengembangkan kemampuan dan disposisi pemodelan dan kemampuan berpikir kreatif matematik.


(2)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah (2013). Penanaman Nilai Budaya Sunda Pada Anak Usia Dini di TK Negeri Pembina Cianjur. Skripsi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Adam, S. (2002). Ethnomathematical Ideas in the Curriculum. Adam University of Auckland.

Blomhoj. (2008). Different Perspective in Research on the Teaching and Learning Mathematical Modelling. NSM. Roskilde University, Denmark.

Andersen. (2008). Teaching to Reinforce the Bonds between Modelling and Reflecting. University College Copenhagen, Denmark

Creswell, J. W. (2009). Research Design : Qualitative, Quantitative and Mixed. Methods Approaches. California : Sage Publication Inc.

Depdiknas. (2004). Pembelajaran Matematika Berbasis Budaya; Sinopsis untuk Mengembangkan Video PBB. Jakarta: Ditjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional.

Dan dan Xie (2011). Mathematical Modelling Skills and Creative Thinking Levels: An Experimental Studi. Springer Science.

Eduardo. (2011). Comparison of the Final of Students in Intermediate Algebra taught with and without an Ethnomathematical Pedagogy. A presentation to the Center for the Study of Diversity in Teaching and Learning in Higher Education.

Effendi dan Setiadi. (2006). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Emmanuel dkk. (2009). Effect of Ethnomathematics Teaching Approach on Senior Secondary Students’ Achievement and Retention in Locus. Educational Research and Review Vol. 4 (8), pp. 385-390.

Eisenhart (1991). Conceptual Framework for Research CTRCA 1991: Ideas from a cultural anthropologist implication for mathematics Education Researchers: University of Colorado Boulder.

Fraser, W.G dan Gillam, J.N. (1972). The Principles of Objective Testing in Mathematics. London: Heinemann Educational Books.


(3)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Garegae. (2005). Conceptualizing Ethnomathematics as a Bridge between Peace and Conflict: The Case of Cultural Artefacts”. Faculty of Education, University of Botswana.

Gerdes, P. (1994). Reflections on ethnomathematics. For the Learning of Mathematics, 14(2), 19-22.

Hafiziani. (2006). Pembelajaran Kontekstual dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Koneksi Matematik Siswa SMP. Tesis UPI: Tidak diterbitkan.

Jenni, L. (2007). Foundations in Ethnomathematics for Prospective Elementary Teachers University of Northern Colorado Assistant Professor of Elementary Education School of Teacher Education McKee 216 Campus Box 107 Greeley, CO 80639 .

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Maas, K. (2006). What are Competencies, University of Education reiburg: ZDM.

Mariana. dan Paskrina (2006). Revitalisasi Nilai-nilai Budaya Sunda bagi Penciptaan Local Good Govermence di Jawa Barat, dalam Pembangunan Berbasis Budaya Sunda. Bandung: Puslit Kebijakan Publik dan Pengembangan Wilayah: UNPAD.

Martadiputra. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Statistis Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika melalui Pembelajaran MEAs yang dimodifikasi. Disertasi SPs UPI, Bandung, tidak diterbitkan.

Massarwe, K. dkk. (2010). An Ethnomathematics Exercise in Analyzing and Constructing Ornaments in a Geometry Class” Department of Education in Technology and Science, Faculty of Mathematics Technion–Israel Institute of Technology, Journal of Mathematics & Culture.

Matang. (1998),The Role Of Ethnomathematics and Reflective Learning in Mathematics Education In Papua New, Proceedings of the 10th International Congress of Mathematics Education Copenhagen.

Matang. (2006), Linking Ethnomathematics, Situated cognition, Social Constructivism and Mathematics education: An example from Papua New Guinea . Southern Cross University, Australia The Glen Learn Ethnomathematics Research Centre, University of Goroka, Papua New Guinearmatan10@scu.edu.au & matangr@uog.ac.pg,2006 ICEM-3 Conference Paper.


(4)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moller, C.(2005). Creative Intelligence. Claus Moller Consulting

Munandar (2009). Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Ng Wee Leng. (2006), Effects Of an Ancient Chinese Mathematics Enrichment Programme on Secondary School Student Achievement in Mathematics. International Journal of Science and Mathematical Education (2006) 4: 485Y511 # 2006 National Science Council.

Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen.

Parlaungan. (2008). Pemodelan Matematika untuk Peningkatan Bermatematika Siswa Sekolah Menengah Atas. Tesis. USU. Medan: Tidak diterbitkan Rosa, M.,& Orey, D. C. (2006). Abordagens Atuais do Parograma

Etnomatemática: Delinenando-se um Caminho para a ação Pedagógica [Current Approaches in the Ethnomathematics as a Program: Delineating a path toward pedagogical action]. BOLEMA, 19(26), 19-48.

Rosa, M., & Orey, D. C. (2007). Cultural Assertions and Challenges towards Pedagogical Action of an Ethnomathematics Program. For the Learning of Mathematics, 27(1), 10-16.

Rowe. (2005). Creative Intelligence: Discovering the Innovative Potential in Ourselves and Others. Bandung. Mizan. Terjemahan.

Ruseffendi, E.T. (1993). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sardjiyo dan Pannen. (2005). Pembelajaran Berbasis Budaya: Model Inovasi Pembelajaran dan Implementasi KBK, Jurnal Pendidikan.


(5)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semiawan, C. (1987). Memupuk Bakat dan Kreativitas Sekolah Menengah Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua . Jakarta: Gramedia.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA-UPI.

Suherman, E dan Kusumah, Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Sumarmo. (2012). Pendidikan Karakter Serta Pengembangan Berpikir dan Disposisi Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Seminar Pendidikan Matematika di NTT, 25 Februari 2012.

Sumarmo. (2013). Berpikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI.

Supriadi. (2003). Pengaruh Media Kartun Matematika terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMK. Skripsi FPMIPA UPI. Bandung:Tidak diterbitkan.

Supriadi. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD melalui Pembelajaran Inquiry Based Learning. Tesis SPs

UPI.Bandung: Tidak diterbitkan.

Supriadi. (2012). Pengamatan Kemajuan Pembelajaran Matematika PGSD UPI Serang. Makalah.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta

Suryadi, D dan Turmudi (2011). Kesetaraan Didactical Design Research dengan Matematika Realistik dalam Pengembangan Pembelajaran Matematika : Seminar Nasional Pembelajaran Matematika di UNS Surakarta, 26 Novermber 2011.

Suryani. (2011). Ragam Pesona Budaya Sunda. Bogor: Ghalia Indonesia.

Turmudi (2009). Pemodelan Matematika Berbasis Realistik di SMP dan SMA. Ringkasan Hasil Penelitian.

Turmudi. (2010). Mengurangi Rasa Cemas Belajar Matematika dengan Menampilkan Matematika Eksploratif untuk Menrangsang Siswa Belajar: Makalah Seminar UNISBA.


(6)

Supriadi, 2014

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI PEMODELAN SERTA BERPIKIR KREATIF MATEMATIK MAHASISWA PGSD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA