BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pengembangan Pengelolaan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Uraian dalam bab ini adalah analisis atas hasil penelitian beserta bahasannya. Hasil analisis dan pembahasan merupakan jawaban atas persoalan penelitian yang terdapat dalam bab satu. Pembahasan bab ini berkaitan dengan profil SMA negeri 1 Boja, strategi pengembangan pengelolaan laboratorium IPA dan pembahasan.

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Boja berdiri sejak tahun 1985 dan terletak di Jalan Raya Bebengan No. 203 D Boja, Kelurahan Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi sekolah ini sangat strategis karena terletak di pinggir jalan raya. Sekolah ini memiliki luas tanah sekitar

28.000 m 2 , luas bangunan 5.683 m 2 , luas halaman 1007 m 2 , luas lapangan olahraga 9584 m 2 , dan lain- lain 7378 m 2 . Tanah sekolah ini sepenuhnya milik negara. Bangunan sekolah ini pada umumnya dalam kondisi baik.

Guna menjawab berbagai tuntutan dan tantangan seperti yang diamanatkan dalam Undang- undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 dan Peranturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 dan

23 tahun 2006, maka SMA Negeri 1 Boja memiliki visi:

Terwujudnya SMA Unggul Yang Religius, Berdaya Saing Global, Berwawasan Lingkungan Dan Berakar Pada Budaya Bangsa.

Melalui visi ini diharapkan mampu memberikan dorongan dan motivasi kepada seluruh warga SMA Negeri 1 Boja memahami apa yang ingin dicapainya, dan secara bersama-sama berupaya keras untuk mencapai visi tersebut melalui misi yang ditetapkan. Misi SMA Negeri 1 Boja antara lain: 1) Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan di SMA Negeri 1 Boja, berupa sarana-prasarana dan infra struktur pendidikan (sekolah) dan penunjang lainnya; 2) Memperluas keterjangkauan

pendidikan yaitu mengupayakan kebutuhan biaya pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat, dengan mencari sumber- sumber yang sah; 3) Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan, sebagai upaya mencapai kualitas pendidikan yang berstandar internasional dalam rangka meningkatkan mutu dan daya saing di era global; 4) Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, tanpa membedakan layanan pendidikan antar wilayah, suku, agama, status sosial, serta gender;

layanan

5) Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan, dan 6) Adanya penjaminan bagi lulusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya atau mendapatkan lapangan kerja sesuai kompetensi.

SMA Negeri 1 Boja pada tahun ajaran 2014/2015 memiliki 27 rombongan belajar yang terdiri dari 9 rombongan belajar Kelas X (sepuluh) meliputi 4 kelas jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(MIPA), 4 kelas jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan 1 kelas jurusan Bahasa dengan mengguna- kan Kurikulum 2013, dan 9 rombongan belajar kelas XI (sebelas) yang juga meliputi 4 kelas jurusan MIPA, 4 kelas jurusan IPS dan 1 kelas jurusan Bahasa menggunakan Kurikulum 2013, serta 9 rombongan belajar kelas XII (dua belas) meliputi 4 kelas jurusan IPA, 4 kelas jurusan IPS dan 1 kelas jurusan Bahasa yang masih menggunakan Kurikulum KTSP dan menggunakan sistem kelas reguler/sistem paket. Jumlah peserta didik seluruhnya sebanyak 823 siswa yang terdiri 275 siswa laki-laki dan 548 siswa perempuan.

SMA Negeri 1 Boja dikelola oleh seorang Kepala Sekolah dibantu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompeten di bidangnya. Jumlah tenaga pendidik yang berstatus PNS sebanyak 43 orang terdiri dari 20 orang guru laki-laki dan 23 orang guru perempuan dan guru PNS dari sekolah lain (pemenuhan mengajar 24 jam) sebanyak 3 terdiri 2 orang guru laki-laki dan 1 orang guru perempuan, sedangkan tenaga guru yang berstatus Non PNS sebanyak 10 orang terdiri dari 5 guru laki-laki dan

5 guru perempuan. Jumlah guru yang sudah lulus sertifikasi sampai dengan tahun 2014 berjumlah 36 orang.

Untuk tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Boja memiliki 19 orang yang terdiri 4 pegawai berstatus PNS dan 15 pegawai berstatus Non PNS. Untuk tenaga kependidikan ini tersebar mulai tenaga administrasi, Untuk tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Boja memiliki 19 orang yang terdiri 4 pegawai berstatus PNS dan 15 pegawai berstatus Non PNS. Untuk tenaga kependidikan ini tersebar mulai tenaga administrasi,

satpam, dan kebersihan. Sumber data dari Tata Usaha SMA Negeri 1 Boja, diketahui bahwa dari tenaga pendidik (guru) PNS maupun wiyata bhakti SMA Negeri 1 Boja berkualifikasi pendidikan S2 sebanyak 6 orang, selebihnya semua hampir berkualifikasi pendidikan SI, hanya tinggal 2 orang yang berijasah D3 dan saat ini masih menempuh pendidikan S1.

laboran,

Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja sudah tergolong

untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran. Fasilitas tersebut meliputi 27 ruang kelas, 5 laboratorium (laboratorium fisika, biologi, kimia, bahasa dan TIK), perpustakaan, UKS, ruang OSIS, gudang, ruang guru, ruang TU, ruang KS, ruang media, gedung serba guna dan sarana olah raga (lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan bola voly, lapangan bulu tangkis dan perlengkapan tenis meja), toilet guru dan siswa, mushola, koperasi, kantin, POS satpam, tempat parkir.

cukup

lengkap

4.1.1 Laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja

SMA Negeri 1 Boja merupakan salah satu SMA yang ada di Kabupaten Kendal yang berada pada kategori Eks Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). SMA Negeri 1 Boja berusaha semakin baik untuk memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan yang berfungsi

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

sebagai

dasar

dalam

Dalam rangka pemenuhan Standar Nasional adalah standar sarana dan prasarana sesuai dengan Permendiknas nomor 24 tahun 2007, salah satunya adalah pemenuhan ruang laboratorium. Ruang laboratorium yang merupakan suatu tempat dimana siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan percobaan yang memerlukan peralatan khusus. Bangunan laboratorium tidak sama dengan kelas yang mempunyai persyaratan – persyratan khusus sesuai dengan jenis- jenis laboratoriumnya.

Laboratorium di SMA Negeri 1 Boja baru memiliki jenis laboratorium yaitu laboratorium Biologi, Kimia, Fisika, Komputer dan Bahasa. Namun dalam penelitian ini hanya dikaji pada laboratorium IPA (fisika, kimia dan biologi). Guna menunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, maka laboratorium SMA Negeri 1 Boja memiliki visi: Menjadikan Laboratorium

Sekolah yang Berliterasi secara Profesional Berdaya Saing Global dengan Berakar Budaya Bangsa.

Melalui visi ini diharapkan mampu memberikan dorongan dan motivasi kepada seluruh warga SMA Negeri 1 Boja memahami apa yang ingin dicapainya, dan secara bersama-sama berupaya keras untuk mencapai visi tersebut melalui misi yang ditetapkan. Misi laboratorium SMA Negeri 1 Boja antara lain: 1) Meningkatkan ketersediaan layanan laboratorium SMA Negeri 1 Boja, berupa sarana prasarana dan penunjang lainnya bagi peserta didik di sekolah guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum yang diterapkan di sekolah; 2) Meningkat- Melalui visi ini diharapkan mampu memberikan dorongan dan motivasi kepada seluruh warga SMA Negeri 1 Boja memahami apa yang ingin dicapainya, dan secara bersama-sama berupaya keras untuk mencapai visi tersebut melalui misi yang ditetapkan. Misi laboratorium SMA Negeri 1 Boja antara lain: 1) Meningkatkan ketersediaan layanan laboratorium SMA Negeri 1 Boja, berupa sarana prasarana dan penunjang lainnya bagi peserta didik di sekolah guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum yang diterapkan di sekolah; 2) Meningkat-

nasional; 4) Meningkatkan jejaring kerjasama nasional; dan 5) Membekali lulusan dengan keterampilan yang telah berteknologi tinggi agar bisa bersaing di dunia global saat ini.

Untuk mewujudkan visi misi laboratorium tersebut, sekolah berupaya agar semua yang terlibat dengan pengelola dan pengguna laboratorium SMA Negeri 1 Boja bisa bekerja sama dan saling mendukung demi

keberhasilan tujuan pendidikan. Salah satu pendukung agar fungsi laboratorium tercapai adalah adanya sarana prasarana laboratorium yang memadai.

ketercapaian

serta

4.1.1.1 Sarana Laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja

Berdasarkan Permendiknas nomor 24 Tahun 2007, rasio minimum ruang laboratorium IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) 2,4 m 2 /peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimumnya 48 m 2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m 2 . Lebar minimum ruang laboratorium 5 m 2 . Ruang laboratorium fisika, kimia dan biologi memiliki fasilitas yang memungkan pencahayaan memadai untuk membaca dan mengamati objek percobaan.

Laboratorium IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) di SMA Negeri 1 Boja masing-masing mempunyai ruang dalam kondisi baik, ruang laboratorium berukuran 8 x

15 m yang dapat menampung satu rombongan belajar yang rata – rata terdiri dari 32 – 34 siswa, sehingga 15 m yang dapat menampung satu rombongan belajar yang rata – rata terdiri dari 32 – 34 siswa, sehingga

Tabel 4.1 Sarana masing-masing Laboratorium IPA

(Biologi, Fisika, Kimia)

No Jenis Sarana

Keterangan 1 Kursi

Jumlah

1. Semua 2 Meja kerja

Memiliki 40 buah

dalam 3 Meja demonstrasi

Memiliki 10 buah

kondisi Meja persiapan

Memiliki 1 buah

baik 4 Almari alat

2. Tersedia 5 Almari bahan

Memiliki 1 buah

air bersih 6 Bak cuci

Memiliki 2 buah

dalam 7 LCD

Memiliki 2 buah

jumlah 8 Kipas angin

Memiliki 6 buah

memadai 9 Papan tulis (white

Memiliki 1 buah

Memiliki 1 buah

10 board)

Memiliki 2 buah

Kotak kontak 11 Alat pemadam

Memiliki 9 buah

12 kebakaran

Memiliki 1 buah

Peralatan P3K 13 Jam dinding

Memiliki 1 buah

14 Tempat sampah

Memiliki 1 buah 15 Memiliki 1 buah

Sumber data: hasil observasi dan dokumen

4.1.1.2 Peralatan Laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja

Berdasarkan observasi faktual dan dokumen pada bagian inventarisasi barang dan administrasi masing –masing petugas laboratorium IPA (Biologi, Fisika, Kimia) tentang peralatan dan bahan terlampir (lampiran 4). Dapat disimpulkan bahwa peralatan dan bahan di laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja cukup memadai sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No. 24 tahun 2007, meskipun masih perlu adanya penambahan jumlah.

4.1.1.3 Tata ruang laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja

Tata letak ruangan laboratorium berbeda dengan tata letak yang digunakan untuk ruang kelas biasa. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Berikut denah ruang laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja.

Gambar 4.1 Denah ruang laboratorium Biologi

Sumber data: hasil observasi dan dokumen Keterangan : 1. Ruang Asam

7. Kotak PPPK 2. Wastafel

8. Alat Pemadam Kebakaran 3. Meja dan Kursi Guru

9. Papan Tulis 4. Almari Simpan 5. Meja dan Kursi Siswa 6. Meja dan Kursi Petugas

Gambar 4.2 Denah ruang laboratorium Fisika

Sumber data: hasil observasi dan dokumen Keterangan :

1. Wastafel 7. Alat Pemadam Kebakaran 2. Meja dan Kursi Guru 8. Papan tulis 3. Amari simpan

4. Meja dan Kursi Siswa 5. Meja dan kursi petugas 6. Kotak P3K

Gambar 4.3 Denah ruang laboratorium Kimia

Sumber data: hasil observasi dan dokumen Keterangan : 1. Ruang Asam

7. Kotak PPPK 2. Wastafel

8. Alat Pemadam Kebakaran 3. Meja dan Kursi Guru

9. Papan Tulis 4. Almari Simpan

10. Meja Persiapan 5. Meja dan Kursi Siswa 6. Meja dan Kursi Petugas

4.1.1.4 Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan

Laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja

1. Pengelolaan Laboratorium IPA Pengelolaan

suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian,

merupakan

komando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Menurut Luther M. Gullick menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting

pemberian

pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek

adalah

perencanaan,

penataan, pengadministrasian, pengamanan, perawatan, dan pengawasan

yaitu

perencanaan,

Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur,

mengusahakan keselamatan kerja.

memelihara,

dan

Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium

upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.

Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja meliputi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, Penaggungjawab Teknis Laboratorium, Kepala Tata Usaha, dan Laboran.

2. Struktur Organisasi Pengelola Laboratorium IPA

(laboratory management)

Manajemen

laboratorium

untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah dan penasehat

adalah

usaha

daya guna laboratorium dapat dipertahankan, laboratorium perlu dikelola secara baik. Salah satu bagian dari pengelolaan laboratorium ini adalah staf atau personal laboratorium. Menurut Wirjosoemarto dkk. (2004: 46- 47), tentang struktur organisasi dan pengelolaan laboratorium adalah sebagai berikut: Staf atau personal Laboratorium mempunyai tanggung jawab terhadap efektifitas dan efesiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat dan bahan-bahan praktikum. Pada SMA Negeri 1 Boja, laboratorium dikelola oleh seorang penanggung jawab laboratorium yang diangkat dari salah seorang guru.

Agar kesinambungan

dan

Struktur organisasi yang terdapat di SMA Negeri

1 Boja terdiri dari komponen Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum dan Wakasek Sarana dan Prasarana, Kepala Laboratorium yang bersifat jalur koordinasi dengan Wakil Kepala Sekolah. Kepala labolatorium mengelola beberapa laboratorium yang dikelola langsung oleh masing – masing Penanggungjawab teknis laboratorium serta dibantu oleh laboran.

Gambar 4.4

Struktur Organisasi Laboratorium IPA Penanggungjawab

Kepala Sekolah

Kepala TU

Wakasek Wakasek

Kurikulum

Sarana Prasarana

Kepala Laboratorium

Teknis Lab. Fisika

Teknis Lab. Kimia

Teknis Lab.Biologi

Guru Biologi

Guru Fisika

Guru Kimia

Laboran

Siswa

Sumber data: hasil observasi dan dokumen

3. Tugas dan Fungsi Pengelola Laboratorium IPA

a. Tugas Kepala Sekolah: 1) Memberi tugas kepada Kepala Labortorium, koordinator laboratorium untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium; 2) Memberi bimbingan, pengarahan, monitoring dan eavaluasi kepada tenaga – tenaga yang bertugas di laboratorium; 3) Memberi motivasi pada guru – guru untuk dapat memanfaatkan laboratorium dalam kegiatan pembelajaran; 4) Menyediakan dana/ anggaran untuk keperluan operasional laboratorium a. Tugas Kepala Sekolah: 1) Memberi tugas kepada Kepala Labortorium, koordinator laboratorium untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium; 2) Memberi bimbingan, pengarahan, monitoring dan eavaluasi kepada tenaga – tenaga yang bertugas di laboratorium; 3) Memberi motivasi pada guru – guru untuk dapat memanfaatkan laboratorium dalam kegiatan pembelajaran; 4) Menyediakan dana/ anggaran untuk keperluan operasional laboratorium

c. Tugas Kepala Laboratorium, membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan untuk: 1) Merencanakan kegiatan pengembangan laboratorium; 2) Mengelola kegiatan laboratorium; 3) Membagi tugas teknisi dan laboran; 4) Memantau sarana dan prasarana, 5) Mengevalusi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboran; 6) Menerapkan gagasan, teori, prinsip kegiatan; 7) Memanfaatkan laboratorium untuk pendidikan dan penelitian; dan 8) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja

d. Penanggungjawab Teknis laboratorium, bertugas dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Merencanakan kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium; 2) Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam merencanakan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium; 3) Membuat daftar bahan, peralatan, dan suku cadang yang diperlukan laboratorium, 4) Merencanakan kebutuhan bahan dan perkakas untuk perawatan dan

laboratorium; 5) Merencanakan jadwal perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium; 6) Mencatat bahan, peralatan dan fasilitas laboratorium dengan memanfaatkan peralatan TIK; 7) Mengatur tata letak bahan, peralatan dan fasilitas laboratorium; 8)

perbaikan

peralatan

Mengatur tata letak bahan, suku cadang dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium; 9) Menyiapkan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium; 10) Menyiapkan paket bahan dan rangkaian yang siap dipakai untuk kegiatan praktikum; dan 11) Menyiapkan penuntun praktikum

e. Tugas Guru

Pelajaran/Pembimbing Praktikum: 1) Mengusulkan jadwal penggunaan laboratorium

Mata

penanggungjawab laboratorium; 2) Menyusun dan menggandakan penuntun praktikum; 3) Melaporkan kebutuhan alat

kepada

praktikum kepada penanggungjawab laboratorium; 4) Menguji coba eksperimen

dan

bahan

digunakan dalam pembelajaran; 5) Menyiapkan alat dan bahan untuk pelaksanaan paktikum yang dibantu teknisi laboratorium;

yang

akan

Membimbing pelaksanaan eksperimen/praktikum; 7) Memeriksa laporan praktikum; 8) Menilai kinerja peserta didik ketika melakukan praktikum.

f. Laboran Laboratorium, Laboran laboratorium membantu Kepala Sekolah dan Penanggung jawab/Guru

Laboratorium dalam kegiatan-kegiatan

Pengelola

berikut: 1) Menginventarisasi bahan praktikum; 2) Mencatat kegiatan

sebagai

Merawat ruang laboratorium; 4) Mengelola bahan dan peralatan laboratorium; 5) Melayani kegiatan praktikum; dan

praktikum;

6) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium 6) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium

4.1.1.5 Administrasi Laboratorium IPA SMA Negeri

1 Boja

Administrasi laboratorium IPA adalah suatu upaya penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh.

Pengadministrasian merupakan suatu proses pendokumentasian

komponen fisik laboratorium. Proses ini mencakup kegiatan mendaftar semua fasilitas, alat dan bahan yang ada berdasarkan kategori tertentu atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.

seluruh

Tujuan pengadministrasian alat-alat dan bahan- bahan lababoratorium ini adalah agar dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis alat atau bahan yang ada, (2) jumlah masing-masing alat dan bahan, (3) jumlah pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis (Depdikbud, 1979 : 41).

Inventarisasi laboratorium berguna untuk:

a. Informasi dengan cepat dan tepat mengenai keadaan laboratorium

b. Meningkatkan kerjasama dengan laboratorium lain

c. Pencegahan kehilangan atau penyalahgunaan

d. Perencanaan dan pengembangan d. Perencanaan dan pengembangan

Berdasarkan hasil observasi dan dokumen, diketahui bahwa perangkat administrasi laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja sudah tersedia namun belum lengkap dan dalam pelaksanaannya belum dilakukan dengan baik dan tertib. Sebagai contoh belum ada kartu stok, belum mengisi kartu peminjaman alat/bahan, kartu reparasi dan program semester laboratorium.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

langkah-langkah pengembangan yang diadopsi dari teori Sugiyono, maka hasil penelitian adalah sebagai berikut :

Berdasarkan

pada

4.2.1 Potensi dan Masalah

Pada bagian ini akan disajikan mengenai potensi atau kekuatan sekolah dan kelemahan atau masalah yang dihadapi oleh sekolah. Potensi-potensi yang Pada bagian ini akan disajikan mengenai potensi atau kekuatan sekolah dan kelemahan atau masalah yang dihadapi oleh sekolah. Potensi-potensi yang

« sekolah ini memiliki sumber daya manusia yang memadai, tenaga pendidik dan kependidikan yang mempunyai motivasi, disiplin, kinerja dan dedikasi yang tinggi dan memiliki sarana laboratorium IPA yang sudah seuai dengan standar » (hasil wawancara tanggal 10 Januari 2015)

oleh laboran laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja bahwa :

Hal tersebut

dibenarkan

« sarana dan prasarana laboratorium di sekolah ini sudah memenuhi standar serta sekolah memiliki guru yang kompeten pada bidangnya masing- masing ». (hasil wawancara tanggal 10 Januari 2015)

Wawancara dengan waka bidang kurikulum meyebutkan bahwa sekolah memiliki potensi untuk pengembangan pengelolaan laboratorium karena sekolah memiliki struktur kurikulum yang memberikan keleluasaan

penambahan jam pembelajaran IPA sesuai dengan prinsip KTSP untuk kelas XII serta minat siswa dalam mengikuti kegiatan praktikum IPA yang tinggi.

untuk

adanya

Selain itu potensi sekolah juga disampaikan oleh kepala sekolah SMA Negeri 1 Boja bahwa tersedianya sumber dana untuk laboraturium di sekolah ini pendanaan dilaksanakan sesuai analisis kebutuhan sehingga memungkinkan adanya pengembangan pengelolaan laboratorium.

Sedangkan kelemahan yang dimiliki sekolah berdasarkan hasil observasi yang dilakukan yaitu belum tertatanya alat dan bahan laboratorium sesuai dengan ketentuan, belum lengkapnya Prosedur

Operasional Standar (POS), serta alat dan bahan praktikum belum mencukupi, sehingga hal tersebut berdampak diantaranya: a) Pengelolaan laboratorium meliputi penyimpanan dan pemeliharaan alat serta keselamatan kerja di laboratorium belum dilaksanakan secara baik, b) terjadinya kerusakan alat-alat laboratorium dan bahan praktikum, c) tidak cukupnya/terbatasnya

dan bahan mengakibatkan

alat-alat

siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen, d) Fungsi laboratorium IPA dalam kegiatan yang bersifat ilmiah belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya, e) Pemanfaatan laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) meliputi pemanfaatan penggunaan ruang laboratorium dan pemanfaatan alat-alat laboratorium belum optimal.

tidak

setiap

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru IPA SMA Negeri 1 Boja mengatakan bahwa :

“sesuai dengan analisis silabus pada dasarnya kegiatan

semester seharusnya dilakukan lima hingga enam kali. Sedangkan pelaksanaannya guru mapel IPA hanya menggunakan tiga sampai empat kali untuk setiap satu semester ”.(Wawancara tanggal

Selain permasalahan di atas, untuk memenuhi peralatan laboratorium agar dapat digunakan untuk sepuluh kelompok anggaran dananya tidak mencukupi dan tidak sesuai RAB dengan dana riil seperti yang dikemukakan oleh laboran laboratorium bahwa :

“Anggaran dana untuk menambah peralatan laboratorium sudah ada, namun tidak dapat

mencukupi kebutuhan dan kadang tidak sesuai dengan RAB dengan dana riil karena pendanaan dilaksanakan sesuai dengan analisis kebutuhan mencukupi kebutuhan dan kadang tidak sesuai dengan RAB dengan dana riil karena pendanaan dilaksanakan sesuai dengan analisis kebutuhan

Dari hasil uraian wawancara di atas diketahui bahwa penggunaan laboratorium belum dimanfaatkan secara optimal. Melihat data-data di atas, maka bisa dikatakan bahwa SMA Negeri 1 Boja perlu strategi alternatif pengembangan pengelolaan laboratorium IPA untuk meningkatkan mutu pendidikan. Guna meningkatkan pengelolaan laboratorium IPA yang baik ditentukan oleh aspek perencanaan, penataan, pengadministrasi-an, pemeliharaan, perawatan dan keselamatan kerja, serta pengawasan yang ada pada laboratorium IPA tersebut, dengan melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

4.2.2 Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah yang dimiliki sekolah diketahui, selanjutnya peneliti mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk dalam bentuk draf rencana strategis (renstra) yang diharapkan dapat digunakan

untuk mengembangkan pengelolaan laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja. Dalam pengumpulan informasi dilakukan analisis SWOT untuk mengidentifîkasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman untuk strategi pengembangan pengelolaan laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja yang berdasarkan pada hasil FGD dari aspek sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, pelaksanaan untuk mengembangkan pengelolaan laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja. Dalam pengumpulan informasi dilakukan analisis SWOT untuk mengidentifîkasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman untuk strategi pengembangan pengelolaan laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja yang berdasarkan pada hasil FGD dari aspek sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, pelaksanaan

1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Komponen aspek Sumber Daya Manusia meliputi kualifikasi dan keterampilan untuk tenaga laboran, kepala laboratorium dan guru IPA di SMA Negeri 1 Boja.

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) dari aspek sumber daya manusia (SDM), serta pemberian skor sampai diperoleh IFAS dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dari

Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

No. Faktor –Faktor Internal Bobot Rating Total Kekuatan

Skor

1. Kualifikasi, keterampilan kepala laboratorium sesuai

0,1 3 0,3 2. Kompetensi manajerial kepala laboratorium cukup baik

0,2 4 0,8 3. Kualifikasi, keterampilan tenaga laboran sesuai

0,1 4 0,4 4. Kinerja staf pengelola laboratorium IPA yang baik

0,2 5 1,0 5. Semua guru IPA (fisika, kimia dan biologi) berkualifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku

0,1 3 0,3 6. Kompetensi semua guru IPA

(fisika, kimia, biologi) sesuai 0,2 4 0,8 dengan bidangnya masing- masing 7. Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang mempunyai motivasi, disiplin, kinerja dan

0,1 4 0,4 dedikasi yang tinggi

Total Skor

Kelemahan

1. Belum adanya tenaga/sumber daya manusia yang mengelola laboratorium fisika dan biologi

0,3 4 1,2 secara khusus 2. Tenaga laboran belum bersertifikat

0,1 2 0,2 3. Keterampilan tenaga laboran belum memenuhi kompetensinya

0,2 4 0,8 4. Kemampuan guru IPA dalam penggunan alat/bahan masih

0,2 4 0,8 terbatas

5. Kinerja staf pengelola laboratorium IPA belum optimal

Total Skor

Total Skor Akhir (Kekuatan – Kelemahan)

0,4 Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Sumber daya manusia pengelola laboratorium merupakan salah satu unsur utama dalam pencapaian keberhasilan pelayanan dan pengelolaan laboratorium guna peningkatan fungsi dan peran laboratorium. Oleh sebab itu SDM laboratorium perlu dikembangkan dan ditingkatkan

yang hasilnya diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kinerja pengelola laboratorium. Berdasarkan tabel 4.2 di atas, kekuatan yang paling berpengaruh atau paling menonjol adalah kinerja staf pengelola laboratorium IPA yang baik menurut wakil kepala sekolah dan guru IPA, yang diberi bobot 0,2 dan skor 5. Faktor ini dianggap mampu memberikan pelayanan bagi pengguna laboratorium. Namun bagi kepala sekolah sesungguhnya

kemampuannya,

penting dalam pengembangan pengelolaan laboratorium adalah kompetensi semua guru IPA (fisika, kimia, biologi) sesuai dengan bidangnya masing-masing yang diberi bobot 0,2 dan skor 4. Terlebih bila didukung oleh

yang

paling paling

yang tinggi diberi bobot 0,1 dan skor 4. Pendidikan guru IPA semua S-1, bahkan ada beberapa yang sudah S-2, hal ini menunjukkan semua guru IPA (fisika, kimia dan biologi) berkualifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang diberi bobot 0,1 dan skor 4. Tenaga laboran yang berpendidikan S-1 Kimia, hal ini mencerminkan kualifikasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan Permendiknas no. 26 tahun 2008

kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis laboratorium yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah, yang diberi bobot 0,1 dan skor 3. Kepala laboratorium kualifikasi dan keterampilan sesuai dengan standar Permendiknas no. 26 tahun 2008, bahwa kepala laboratorium Sekolah/Madrasah dari jalur guru pendidikan minimal sarjana (S1), berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum dan memiliki sertifikat kepala laboratorium Sekolah/Madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Kualifikasi, keterampilan kepala laboratorium diberi bobot 0,1 dan skor 3.

menyatakan

bahwa

Kekuatan tersebut di atas menjadi dasar untuk memulai pengembangan pengelolaan laboratorium IPA khususnya pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM). Total bobot masing-masing kekuatan dikalikan dengan Kekuatan tersebut di atas menjadi dasar untuk memulai pengembangan pengelolaan laboratorium IPA khususnya pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM). Total bobot masing-masing kekuatan dikalikan dengan

Meskipun memiliki beberapa kekuatan yang cukup potensial untuk dikembangkan, sekolah dalam hal ini laboratorium IPA juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi seperti belum adanya tenaga/sumber daya manusia yang mengelola laboratorium fisika dan biologi secara khusus, yang diberi bobot 0,3 dan skor 4. Salah satu kendala kegiatan proses pembelajaran di laboratorium belum optimal adalah tidak adanya tenaga laboran selain kompetensi guru atau faktor lainnya, karena keberadaan tenaga laboran diakui membantu dalam pengelolaan laboratorium secara efektif dan efisien. Selanjutnya keterampilan tenaga laboran belum memenuhi kompetensinya yang diberi bobot 0,2 dan skor 4. Kemampuan guru IPA dalam penggunan alat/bahan masih terbatas, yang diberi bobot 0,2 dengan skor 4. Hal ini tentunya dapat berpengaruh terhadap metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajarannya. Di awal disampaikan bahwa tuntutan pembelajaran IPA tidak mungkin dapat terpenuhi apabila tidak didukung oleh kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan praktikum di laboratorium sebagai kunci keberhasilan pembelajaran IPA. Kinerja staf pengelola laboratorium IPA belum optimal diberi bobot 0,2 dan skor 3. Sementara itu untuk tenaga laboran belum bersertifikat, yang diberi bobot 0,1 dan skor 2.

Dari kelemahan-kelemahan aspek SDM di atas dapat dijadikan dasar untuk memperbaikinya. Total Dari kelemahan-kelemahan aspek SDM di atas dapat dijadikan dasar untuk memperbaikinya. Total

sekolah dapat memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan- kelemahan yang ada.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman laboratorium IPA dari aspek SDM dapat dilihat pada Tabel 4.3 yang selanjutnya diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik External Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

Tabel 4.3 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary)

dari Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) No.

Faktor –Faktor Eksternal

Rating Total Peluang

Bobot

Skor

1. Adanya pelatihan pengelolaan laboratorium

4 0,8 oleh Instansi terkait 2. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi

4 0,8 yang pesat dan semakin mudah untuk didapatkan/diakses. 3. Hubungan yang sangat baik dengan dinas pendidikan

3 0,6 kabupaten/propinsi. 4. Tersedianya sumber dana

4 0,4 5. Hubungan yang baik dengan

komite sekolah

4 0,4 6. Dukungan komite sekolah

4 0,4 7. Adanya kerjasama dengan perguruan tinggi dalam

3 0,3 bidang penelitian

1 3,7 Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Total Skor

No. Faktor –Faktor Eksternal

Rating Total Ancaman

Bobot

Skor

1. Ketersediaan sumber dana

2 0,6 terbatas 2. Kemauan tenaga laboran

3 0,6 mengikuti diklat/workshop

3. Kemauan guru IPA

2 0,4 mengikuti pelatihan

4. Kemauan guru

3 0,9 menggunakan laboratorium sebagai sumber belajar belum optimal

Total Skor

Total Skor Akhir

(Peluang – Ancaman)

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, SMA Negeri 1 Boja memiliki beberapa peluang untuk pengembangan pengelolaan

Peluang-peluang tersebut

laboratorium

IPA.

pengembangan pengelolaan laboratorium IPA dan menjadi modal yang sangat besar bagi sekolah. Menurut pihak sekolah peluang yang memiliki bobot paling tinggi adalah adanya pelatihan pengelolaan laboratorium oleh Instansi

perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat dan semakin mudah untuk didapatkan/diakses merupakan peluang yang sangat stategis untuk meningkatkan mutu sekolah dari aspek SDM, yang masing-masing diberi bobot 0,2 dan skor 4. Sementara itu untuk tersedianya sumber dana, hubungan yang baik dengan komite sekolah, dukungan komite sekolah adalah peluang yang sangat penting dan strategis bagi sekolah untuk merealisasikan program sekolah, yang masing-masing diberi bobot 0,1 dan skor 4. Hubungan yang sangat

terkait

dan dan

Pendidikan Kabupaten Kendal/Propinsi Jawa Tengah diberi bobot oleh pihak sekolah 0,2 dan skor 3. Sementara itu adanya kerjasama dengan perguruan tinggi dalam bidang penelitian adalah sebuah peluang yang tidak dimiliki oleh sekolah-sekolah di wilayah Boja. Untuk aspek ini diberikan bobot oleh pihak sekolah 0,1 dan skor 3.

Dinas

Selain peluang sekolah juga memiliki ancaman dimana kemauan guru menggunakan laboratorium sebagai sumber belajar belum optimal adalah ancaman yang paling tinggi, diberi bobot oleh sekolah 0,3 dan skor 3. Hal ini tercermin masih ada guru dari proses belajar mengajar yang dilakukan guru mata pelajaran IPA yang cenderung selalu di kelas. Ini terlepas dari sarana prasarana yang mungkin kurang mendukung. Dalam hal ini mungkin pengelolaan laboratorium kurang maksimal serta sumber daya manusia belum memahami arti pentingnya laboratorium dalam proses belajar mengajar. Selain itu dimungkinkan kurangnya kesadaran guru pentingnya peran laboratorium dalam pembelajaran

kelulusan masih menekankan

dan

tuntutan

pada kompetensi aspek kognitif. Ketersediaan sumber dana terbatas yang diberi bobot 0,3 dan skor 2. Hal ini menjadi pertimbangan sekolah untuk menggali sumber-sumber dana baik dari orang tua melalui komite ataupun dengan instansi atau lembaga lain. Selanjutnya kemauan tenaga laboran mengikuti diklat/workshop diberi bobot 0,2 dan skor 3. Sementara itu untuk kemauan guru IPA mengikuti pelatihan menjadi acaman urutan keempat dimana sekolah memberikan bobot 0,2 dan skor 2.

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut di atas, diketahui bahwa SMA Negeri 1 Boja memiliki peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi ancaman yang ada.

2. Aspek Sarana Prasarana

Komponen aspek sarana prasana laboratorium IPA meliputi gedung laboratorium, ruang dan luas bangunan laboratorium, alat/bahan praktek, sarana prasarana laboratorium, tata letak ruang maupun alat/bahan praktek.

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) dari aspek sarana prasarana, serta pemberian skor sampai diperoleh IFAS dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dari Aspek Sarana Prasarana

No. Faktor –Faktor Internal

Rating Total Kekuatan

Bobot

Skor

4 0,8 IPA (Fisika, Kimia, Biologi) tersendiri 2. Memiliki luas keseluruhan

1. Memiliki gedung laboratorium

4 0,8 ruang laboratorium IPA yang sesuai standar 3. Sarana laboratorium IPA yang

5 1,5 sesuai standar 4. Alat dan bahan praktikum

5 1,5 IPA yang cukup memadai

Total Skor

Kelemahan

4 0,8 bahan laboratorium sesuai dengan ketentuan 2. Alat dan bahan praktikum

1. Belum tertatanya alat dan

4 0,8 yang dapat melayani minimal 10 kelompok belum mencukupi 3. Belum lengkapnya POS

5 1,0 (Prosedur Operasional Standar) di dalam laboratorium IPA 4. Belum lengkap format untuk

4 0,8 pengadministrasian di dalam laboratorium IPA 5. Belum tertib administrasi

3 0,6 dalam pelaksanan kegiatan praktikum

Total Skor

Total Skor Akhir (Kekuatan – Kelemahan)

0,6 Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Kekuatan yang paling menonjol dari aspek sarana prasarana adalah sarana laboratorium IPA yang sesuai standar Permendiknas no. 24 tahun 2007 diberi bobot 0,3 dan skor 5. Alat dan bahan praktikum IPA yang cukup memadai, oleh sekolah juga diberi bobot 0,3 dan skor 5. Hal ini tercermin dapat mendukung proses belajar mengajar di laboratorium untuk delapan kelompok dari satu rombongan belajar dengan jumlah siswa 32 – 34 siswa. Selanjutnya memiliki gedung laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi) tersendiri dan memiliki luas keseluruhan ruang laboratorium IPA yang sesuai standar Permendiknas no. 24 tahun 2007, diberi bobot 0,2 dan skor 4.

Kekuatan tersebut di atas menjadi dasar untuk memulai pengembangan pengelolaan laboratorium IPA khususnya pada aspek sarana prasarana. Total bobot masing-masing kekuatan dikalikan dengan skor masing-masing kekuatan untuk faktor kekuatan aspek sarana prasarana adalah 4,6.

Meskipun memiliki beberapa kekuatan yang cukup potensial untuk dikembangkan, sekolah dalam hal ini laboratorium IPA juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi seperti belum lengkapnya POS (Prosedur Operasional Standar) di dalam laboratorium IPA, yang diberi bobot 0,2 dengan skor 5. Faktor ini yang mengakibatkan kegiatan yang berlangsung di laboratorium tidak tertib dan tidak sesuai lagi dengan tujuan dan fungsi keberadaan laboratorium sekolah. Selanjutnya diikuti belum tertatanya alat dan bahan laboratorium sesuai dengan ketentuan, Alat dan bahan praktikum yang dapat melayani minimal 10 kelompok belum mencukupi, dan belum lengkap format untuk pengadministrasian di dalam laboratorium IPA, masing-masing diberi bobot 0,2 dan skor 4. Penataan peralatan secara benar merupakan salah satu kegiatan upaya perawatan laboratorium sehingga dapat meminimalkan kerusakan yang mungkin akan terjadi akibat penataan atau penyimpanan yang tidak benar. Dalam menata alat/bahan berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan

kemudahan dalam pemeliharaan. Sementara belum tertib administrasi dalam pelaksanan kegiatan praktikum, diberi bobot 0,2 dan skor 3.

maupun

Dari kelemahan-kelemahan aspek sarana prasarana di atas dapat dijadikan dasar untuk memperbaikinya. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 4,0. Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan untuk aspek sarana prasarana adalah 0,6, yang artinya faktor kekuatan masih lebih tinggi dari pada faktor kelemahan. Hal ini berarti sekolah dapat memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman laboratorium IPA dapat dilihat pada Tabel 4.5 yang selanjutnya diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik External Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

Tabel 4.5 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary)

dari dari Aspek Sarana Prasarana No.

Faktor –Faktor Eksternal Bobot Rating Total Peluang

Skor

1. Hubungan yang sangat baik

2 0,4 dengan dinas pendidikan kabupaten/propinsi/ pusat 2. Dukungan komite sekolah

0,2

4 1,2 3. Adanya sumber dana

0,3

3 0,9 4. Adanya hubungan kerjasama

0,3

4 0,8 yang baik dengan pihak ketiga

0,2

Total Skor

1 3,3

Ancaman

1. Keterbatasan dana untuk pengembangan laboratorium

3 0,9 2. Peran komite sekolah yang

0,3

4 1,6 belum optimal 3. Hubungan kerjasama dengan

0,4

2 0,6 pihak ketiga belum optimal

0,3

Total Skor

1 3,1

Total Skor Akhir (Peluang – Ancaman)

0,2 Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Sementara itu faktor eksternal laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja dari aspek sarana prasarana memiliki beberapa peluang yang memiliki bobot tertinggi adalah dukungan komite sekolah, yang diberi bobot 0,3 dan skor 4. Peluang urutan kedua, adanya sumber dana oleh sekolah diberi bobot 0,3 dan skor 3. Adanya hubungan kerjasama yang baik dengan pihak ketiga diberi bobot 0,2 dan skor 4. Sebagai contoh pihak ketiga disini adalah perusahaan atau toko alat dan bahan kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang relatif murah dan sewaktu-waktu memerlukan tambahan alat/bahan kimia di luar jadwal pengadaan dapat dengan mudah dikontak dan disuplai. Sementara itu hubungan yang sangat baik dengan dinas pendidikan kabupaten/propinsi/pusat diberi bobot 0,2 dan skor 2. Total bobot dikalikan skor untuk faktor peluang pada aspek sarana prasarana adalah 3,3.

Untuk faktor ancaman yang memiliki bobot tertinggi adalah peran komite sekolah yang belum optimal yaitu dengan bobot 0,4 dan skor 4. Sementara itu

pengembangan laboratorium diberikan bobot 0,3 dan skor 3. Untuk hubungan kerjasama dengan pihak ketiga belum optimal diberikan bobot 0,3 dan skor 2. Total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman pada aspek sarana prasarana adalah 3,1 sehingga total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 0,2.

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut di atas, diketahui bahwa SMA Negeri 1 Boja memiliki Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut di atas, diketahui bahwa SMA Negeri 1 Boja memiliki

3. Aspek Pelaksanaan Kegiatan di Laboratorium

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) dari aspek pelaksanaan kegiatan laboratorium, serta pemberian skor sampai diperoleh IFAS dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dari Aspek Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium

No. Faktor –Faktor Internal

Rating Total Kekuatan

Bobot

Skor

1. Adanya program kerja

5 1,0 laboratorium 2. Adanya jadwal kegiatan di

4 0,8 laboratorium 3. Struktur kurikulum yang

4 0,8 diberi keleluasaan untuk adanya penambahan jam IPA (fisika, kimia dan biologi) sesuai dengan prinsip KTSP untuk kelas XII 4. Struktur kurikulum yang

4 0,8 memberikan keleluasaan untuk adanya program lintas minat sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 untuk kelas

X dan XI 5. Minat siswa mengikuti

5 1,0 kegiatan praktikum mata pelajaran IPA (Fisika, kimia dan biologi) tinggi

Total Skor

Kelemahan

1. Penggunaan laboratorium

2 0,2 belum sesuai jadwal 2. Pemanfaatan laboratorium

3 0,6 oleh guru IPA dalam pembelajaran belum optimal 3. Guru IPA belum optimal

3 0,6 menggunakan metode pembelajaran berbasis laboratorium 4. Adanya alat/bahan

4 0,8 laboratorium yang rusak 5. Penggunaan laboratorium

5 1,0 belum sesuai POS 6. Belum adanya penangan

2 0,2 limbah kimia

Total Skor

Total Skor Akhir (Kekuatan – Kelemahan)

0,8 Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Kekuatan yang menonjol dari aspek pelaksanaan kegiatan di laboratorium adalah adanya program kerja laboratorium dan minat siswa mengikuti kegiatan praktikum mata pelajaran IPA (Fisika, kimia dan biologi) tinggi, masing-masing memiliki bobot 0,2 dan skor 5. Adanya jadwal kegiatan di laboratorium oleh sekolah diberi bobot 0,2 dan skor 4. Penyusunan jadwal yang baik dapat menjamin atau memastikan tidak ada masalah dalam penjadwalan dan pemakaian ruang laboratorium. Selanjutnya struktur kurikulum yang diberi keleluasaan untuk adanya penambahan jam IPA (fisika, kimia dan biologi) sesuai dengan prinsip KTSP untuk kelas XII, dan struktur kurikulum yang memberikan keleluasaan untuk adanya program lintas minat sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, masing-masing juga diberi bobot 0,2 Kekuatan yang menonjol dari aspek pelaksanaan kegiatan di laboratorium adalah adanya program kerja laboratorium dan minat siswa mengikuti kegiatan praktikum mata pelajaran IPA (Fisika, kimia dan biologi) tinggi, masing-masing memiliki bobot 0,2 dan skor 5. Adanya jadwal kegiatan di laboratorium oleh sekolah diberi bobot 0,2 dan skor 4. Penyusunan jadwal yang baik dapat menjamin atau memastikan tidak ada masalah dalam penjadwalan dan pemakaian ruang laboratorium. Selanjutnya struktur kurikulum yang diberi keleluasaan untuk adanya penambahan jam IPA (fisika, kimia dan biologi) sesuai dengan prinsip KTSP untuk kelas XII, dan struktur kurikulum yang memberikan keleluasaan untuk adanya program lintas minat sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI, masing-masing juga diberi bobot 0,2

Kekuatan tersebut di atas menjadi dasar untuk memulai pengembangan pengelolaan laboratorium IPA khususnya pada aspek pelaksanaan kegiatan di laboratorium. Total bobot masing-masing kekuatan dikalikan dengan skor masing-masing kekuatan untuk faktor kekuatan aspek pelaksanaan kegiatan di laboratorium adalah 4,4.

Meskipun memiliki beberapa kekuatan yang cukup potensial untuk dikembangkan, sekolah dalam hal ini laboratorium IPA juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi seperti penggunaan laboratorium belum sesuai POS, diberi bobot 0,2 dan skor 5. Selanjutnya adanya alat/bahan laboratorium yang rusak, yang diberi bobot 0,2 dan skor 4. Pemanfaatan laboratorium oleh guru IPA dalam pembelajaran belum optimal dan guru IPA belum optimal menggunakan metode pembelajaran berbasis laboratorium, masing-masing diberi bobot 0,2 dan skor

3. Sementara penggunaan laboratorium belum sesuai jadwal dan belum adanya penangan limbah kimia, diberi bobot 0,1 dan skor 2.

Dari kelemahan-kelemahan aspek pelaksanaan kegiatan di laboratorium di atas dapat dijadikan dasar untuk memperbaikinya. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 3,6. Total skor akhir kekuatan

dikurangi

kelemahan

untuk aspek untuk aspek

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman laboratorium IPA dapat dilihat pada Tabel 4.7 yang selanjutnya diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik External Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

Tabel 4.7 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) dari dari Aspek Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium

No. Faktor –Faktor Eksternal

Rating Total Peluang

Bobot

Skor

1. Tuntutan masyarakat

3 0,6 terhadap lulusan yang memiliki kompetensi keterampilan ilmiah 2. Adanya kompetisi di bidang

4 2,0 Sains ( OSN Sains)

3. Adanya gelar inovasi

Total Skor

Ancaman

1. Sekolah kompetator

3 0,9 2. Penilaian masyarakat

2 1,0 terhadap kompetensi keterampilan ilmiah 3. Keterbatasan kesediaan

3 0,6 bahan praktikum.

Total Skor

Total Skor Akhir

Dokumen yang terkait

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Sarana Prasarana Di SMP Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal Tahun 2014/2015

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Sarana Prasarana Di SMP Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal Tahun 2014/2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Sarana Prasarana Di SMP Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal Tahun 2014/2015

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Harga Diri Melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi Kelompok Peserta Didik SMP Negeri 2 Patebon Kendal

0 0 8

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Harga Diri Melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi Kelompok Peserta Didik SMP Negeri 2 Patebon Kendal

0 0 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Harga Diri Melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi Kelompok Peserta Didik SMP Negeri 2 Patebon Kendal

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Harga Diri Melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi Kelompok Peserta Didik SMP Negeri 2 Patebon Kendal

0 0 78

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pengembangan Pengelolaan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pengembangan Pengelolaan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja

0 0 39

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pengembangan Pengelolaan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja

0 0 9