HAP XI Recent site activity teeffendi

Proses dalam Hukum
Acara Pidana

Pemeriksaan
Persidangan

Alur Pemeriksaan Persidangan
Pelimpahan
perkara oleh PU

Keberatan dan
Putusan Sela

Pembuktian

Pemeriksaan
Kewenangan
Mengadili

Pembacaan Surat
Dakwaan


Pembacaan Surat
Tuntutan dan
Pembelaan

Penunjukan
Majelis Hakim

Pemeriksaan
Identitas
Terdakwa

Putusan

Penetapan Hari
Sidang

Pemanggilan
terdakwa ke
persidangan


Menerima
putusan/ upaya
hukum

Tuntutan Pidana
Pasal 182 ayat (1) huruf a KUHAP menyebutkan,
setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut
umum mengajukan tuntutan pidana .
Yang dimaksud dengan pemeriksaan dinyatakan
selesai dalam pasal tersebut, adalah:
1. Apabila semua alat bukti telah selesai diperiksa;
2. Apabila semua barang bukti telah diperlihatkan
kepada terdakwa maupun saksi;
(Lihat M. Yahya Harahap, 2009: 260)

Tuntutan Pidana
Pasal 182 ayat (1) huruf a KUHAP menyebutkan,
setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut
umum mengajukan tuntutan pidana .

Setelah pemeriksaan selesai, maka ada penegasan
dari ketua sidang yang menyatakan pemeriksaan
selesai. Hal ini juga mengandung makna, bahwa
salah satu tahap pemeriksaan persidangan telah
dilalui untuk kemudian masuk ke dalam tahap
berikutnya.

Tuntutan Pidana
Tuntutan pidana, pada masa HIR disebut juga
dengan Rekuisitoir. Tuntutan pidana atau surat
tuntutan disusun berdasarkan fakta-fakta yang
diperoleh dari pemeriksaan persidangan, sehingga
dasar tuntutan pidana sesungguhnya merupakan
kesimpulan yang diambil oleh penuntut umum
terhadap fakta-fakta yang terungkap dalam
persidangan.
(Lihat Hari Sasangka et al, 1996: 153)

Tuntutan Pidana
Surat Tuntutan secara garis besar haruslah berisi:

1. Kepala surat;
2. Klausula UNTUK KEADILAN ;
3. Judul dan nomor;
4. Pendahuluan (berisi surat dakwaan);
5. Uraian fakta-fakta hukum (pemeriksaan alat bukti);
6. Analisa fakta hukum;
7. Analisa hukum/ uraian yuridis;
8. Tuntutan pidana

Pembelaan
Pasal 182 ayat (1) huruf b KUHAP menyebutkan,
Selanjutnya terdakwa dan atau penasihat hukum
mengajukan pembelaannya yang dapat dijawab oleh
penuntut umum, dengan ketentuan bahwa terdakwa
atau penasihat hukum selalu mendapat giliran
terakhir .
Pasal tersebut berisi tentang pembelaan yang dapat
disampaikan baik oleh terdakwa dan penasihat
hukumnya maupun melalui penasihat hukumnya.


Pembelaan
Pada masa HIR, pembelaan disebut juga dengan
Pledoi. Tidak seperti halnya keberatan (eksepsi),
dalam pembelaan tidak terdapat pembatasan
mengenai hal apa sajakah yang dapat disampaikan
atau diuraikan dalam pembelaan terdakwa.
Baik tuntutan pidana maupun pembelaan terdakwa
dilakukan secara tertulis dan setelah dibacakan
segera diserahkan kepada hakim ketua sidang dan
turunannya kepada pihak yang berkepentingan
(Pasal 182 ayat (1) huruf c KUHAP)

Replik dan Duplik
Istilah replik dan duplik sebetulnya adalah istilah
dalam pemeriksaan perkara perdata. KUHAP tidak
mengenal istilah replik dan duplik, namun KUHAP
mengenal proses yang menyerupai replik dan duplik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 182 ayat (1)
huruf b jo huruf c KUHAP.
Di dalam KUHAP, dikenal proses jawaban atas

pembelaan terdakwa, serta jawaban atas jawaban
pembelaan terdakwa. Sederhananya, dalam praktik
sehari-hari menggunakan istilah replik dan duplik.

Replik dan Duplik
Replik adalah jawaban atas pembelaan terdakwa
atau disebut juga dengan counterplea. Karena berisi
jawaban atas pembelaan terdakwa, maka replik
diajukan oleh penuntut umum.
Duplik adalah jawaban kedua, atau disebut juga
dengan rejoinder. Karena berisi jawaban atas
jawaban pembelaan terdakwa, maka duplik diajukan
oleh terdakwa dan atau penasihat hukumnya.

Replik dan Duplik
Seperti halnya dalam prapenuntutan, dalam hal replik dan
duplik KUHAP tidak memberikan batasan berapa kali dapat
dilakukan replik (jawaban pembelaan terdakwa) maupun
dilakukan duplik (jawaban atas jawaban pembelaan
terdakwa).

Pasal 182 ayat (2) KUHAP hanya menyatakan, Jika acara
tersebut pada ayat (1) telah selesai, hakim ketua sidang
menyatakan bahwa pemeriksaan dinyatakan ditutup,…
Maksud dari pasal tersebut adalah, jika proses pembacaan
tuntutan pidana, pembelaan dan jawaban telah selesai,
maka pemeriksaan dinyatakan ditutup.

Putusan

Alur Pemeriksaan Persidangan
Pelimpahan
perkara oleh PU

Keberatan dan
Putusan Sela

Pembuktian

Pemeriksaan
Kewenangan

Mengadili

Pembacaan Surat
Dakwaan

Pembacaan Surat
Tuntutan dan
Pembelaan

Penunjukan
Majelis Hakim

Pemeriksaan
Identitas
Terdakwa

Putusan

Penetapan Hari
Sidang


Pemanggilan
terdakwa ke
persidangan

Menerima
putusan/ upaya
hukum

Musyawarah Hakim
Setelah hakim ketua sidang menyatakan bahwa
pemeriksaan dinyatakan ditutup (setelah pembacaan
tuntutan pidana, pembelaan serta replik duplik
selesai), maka hakim mengadakan musyawarah
terakhir untuk mengambil keputusan.
Apabila perlu musyawarah dilakukan setelah
terdakwa, saksi, penasihat hukum, penuntut umum
dan hadirin meninggalkan ruang sidang.
(Lihat Pasal 182 ayat (2) jo ayat (3) KUHAP)


Musyawarah Hakim
Musyawarah dalam mengambil keputusan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 182 ayat (3) KUHAP dilakukan dengan tata
cara:
1. Musyawarah didasarkan surat dakwaan dan segala sesuatu
yang terbukti dalam persidangan (Pasal 182 ayat (4) KUHAP);
2. Hakim ketua memimpin musyawarah dengan menanyakan
pendapat hakim anggota mulai dari yang termuda sampai
yang tertua (Pasal 182 ayat (5) KUHAP);
3. Musyawarah pada prinsipnya hasil mufakat, namun apabila
tidak bisa, maka dapat dilakuan dengan pengambilan suara
terbanyak atau pendapat hakim yang paling menguntungkan
terdakwa (Pasal 182 ayat (6) KUHAP);
4. Musyawarah tersebut dicatat dalam buku himpunan
putusan yang bersifat rahasia (Pasal 182 ayat (7) KUHAP).

Putusan
Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang
diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang
dapat berupa:

1. Pemidanaan;
2. Bebas; atau
3. Lepas dari segala tuntutan hukum.
Dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini.
(Pasal 1 butir 11 KUHAP)

Putusan Pemidanaan
Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa
bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan
kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana
(Pasal 193 ayat (1) KUHAP).
Putusan yang menjatuhkan hukuman pemidanaan
kepada seorang terdakwa tiada lain daripada
putusan yang berisi perintah untuk menghukum
terdakwa sesuai dengan ancaman pidana yang
disebut dalam pasal pidana yang didakwakan.
Putusan pemidanaan hanya dapat dijatuhkan apabila
memenuhi prasyarat Pasal 183 KUHAP.

Isi Putusan Pemidanaan
Surat putusan pemidanaan memuat (Pasal 197 ayat (1)
KUHAP):
a. Klausul DEMI KEADILAN BE‘DA“A‘KAN KETUHANAN
YANG MAHA E“A ;
b. Identitas terdakwa;
c. Surat dakwaan;
d. Pertimbangan hakim;
e. Tuntutan pidana;
f. Pasal yang dijatuhkan kepada terdakwa disertai dengan
alasan yang memperberat dan memperingan;
g. Hari dan tanggal musyawarah hakim;

Isi Putusan Pemidanaan
h. Pernyataan kesalahan terdakwa, terpenuhi semua
unsur disertai kualifikasi pidana yang dijatuhkan;
i. Ketentuan mengenai biaya perkara;
j. Keterangan mengenai surat palsu (jika ada);
k. Perintah supaya terdakwa ditahan, tetap dalam
tahanan atau dibebaskan;
l. Hari dan tanggal dibacakan putusan, nama
penuntut umum, hakim dan panitera;
Ketentuan kecuali huruf g wajib ada, jika tidak maka
putusan dinyatakan batal demi hukum (Pasal 197 ayat
(2) KUHAP).

Putusan Bebas
Putusan bebas berarti terdakwa dijatuhi putusan
bebas atau dinyatakan bebas dari tuntutan
hukum (vrij spraak).
Pasal 191 ayat (1) KUHAP menyebutkan, Jika
pengadilan berpendapat bahwa dari hasil
pemeriksaan di sidang, kesalahan terdakwa atas
perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan, maka
terdakwa diputus bebas .

Syarat Putusan Bebas
Dari Pasal 191 ayat (1) KUHAP tersebut dapat
diambil beberapa hal terkait syarat dijatuhinya
putusan bebas terhadap terdakwa:
1. Dari hasil pemeriksaan persidangan;
2. Kesalahan tidak terbukti secara sah;
3. Kesalahan tidak meyakinkan hakim telah
terjadi tindak pidana yang dilakukan oleh
terdakwa.

Syarat Putusan Bebas
1. Dari hasil pemeriksaan persidangan;
Hal ini mengandung makna, bahwa apa yang
menjadi pertimbangan hakim dalam
menjatuhkan putusan kepada terdakwa
adalah berdasarkan apa yang telah terbukti
dari fakta-fakta yang terungkap di
persidangan.

Syarat Putusan Bebas
2. Kesalahan tidak terbukti secara sah;
Ada dua hal yang akan dibahas terkait syarat ini, yaitu
yang pertama adalah kesalahan dan yang kedua secara
sah .
Di dalam teori hukum pidana, kesalahan (schuld) adalah
unsur tindak pidana yang berkaitan dengan kemampuan
bertanggung jawab; hubungan batin antara orang
dengan perbuatan dalam bentuk kesengajaan atau
kealpaan; serta tidak adanya alasan penghapusan
pertanggung jawaban pidana.
(Lihat Bambang Poernomo, 1994: 137)

Syarat Putusan Bebas
Dengan demikian dapat diartikan, putusan bebas akan
diberikan untuk terdakwa yang tidak memiliki unsur
kesalahan karena:
a. Tidak dapat dipertanggungjawabkan (Pasal 44 KUHP);
b. Belum cukup umur (Pasal 45 KUHP);
c. Dalam pengaruh daya paksa/ overmacht (Pasal 48
KUHP);
d. Karena ancaman (Pasal 49 KUHP);
e. Karena menjalankan undang-undang (Pasal 50 KUHP).

Syarat Putusan Bebas
Kedua adalah secara sah . Kesalahan tidak terbukti
secara sah dapat berarti:
a. Alat bukti yang ada tidak dapat membuktikan
kesalahan terdakwa;
b. Alat bukti tidak cukup sehingga tidak dapat
dipergunakan untuk membuktikan kesalahan
terdakwa sebagaimana diharuskan oleh Pasal 183
KUHAP;

Syarat Putusan Bebas
3. Kesalahan tidak meyakinkan hakim telah terjadi
tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa.
Terhadap alasan ketiga inipun terdapat dua hal yang
akan dibahas, pertama adalah kesalahan (telah
dibahas sebelumnya) dan kedua meyakinkan hakim .
Bahwa kesalahan tersebut tidak dapat meyakinkan
hakim, sehingga sebagai unsur mutlak dalam
kekuatan pembuktian, maka hakim tidak dapat
menjatuhkan putusan pidana jika hakim tidak yakin
terhadap kesalahan yang dilakukan oleh terdakwa.

Syarat Putusan Bebas
Dapat disimpulkan, putusan bebas dijatuhkan
terhadap terdakwa adalah apabila memenuhi syarat:
1. Tidak terbukti adanya kesalahan;
2. Tidak cukup alat bukti;
3. Tidak terdapat keyakinan hakim bahwa telah
terjadi tindak pidana yang dilakukan oleh
terdakwa;
4. Tidak terpenuhinya unsur tindak pidana.

Jenis Putusan Bebas
Berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung tahun 1983,
ditetapkan, bahwa terdapat dua macam putusan bebas, yaitu:
1. Putusan Bebas Murni;
Putusan bebas murni adalah putusan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 191 ayat (1) KUHAP.
2. Putusan Bebas Tidak Murni;
Putusan bebas tidak murni atau verkapte vrijspraak adalah:
a. Apabila putusan didasarkan penafsiran yang keliru
terhadap penafsiran tindak pidana;
b. Pengadilan telah melampaui wewenangnya

Putusan Lepas dari Segala
Tuntutan Hukum
Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan
yang didakwakan kepada terdakwa terbukti,
tetapi perbuatan tersebut tidak merupakan suatu
tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari
segala tuntutan hukum.
(Pasal 191 ayat (2) KUHAP)

Isi Putusan Bukan Pemidanaan
Surat putusan bukan pemidanaan memuat (Pasal 199
ayat (1) KUHAP):
a. Klausul DEMI KEADILAN BE‘DA“A‘KAN
KETUHANAN YANG MAHA E“A ;
b. Identitas terdakwa;
c. Surat dakwaan;
d. Pertimbangan hakim;
e. Hari dan tanggal musyawarah hakim;
f. Pernyataan bahwa terdakwa diputus bebas atau
lepas dari segala tuntutan hukum dengan menyebut
alasan dan dasar putusan;

Isi Putusan Bukan Pemidanaan
g. Keterangan mengenai surat palsu (jika ada);
h. Perintah supaya terdakwa ditahan, tetap dalam
tahanan atau dibebaskan;
i. Hari dan tanggal dibacakan putusan, nama penuntut
umum, hakim dan panitera;
Tidak terpenuhinya ketentuan kecuali huruf e dinyatakan
batal demi hukum (Pasal 199 ayat (2) KUHAP)

Syarat Umum Putusan
Pengadilan
Putusan pengadilan memiliki syarat umum yang harus dipenuhi,
dengan konsekuensi putusan dapat dinyatakan batal demi hukum
apabila tidak memenuhi syarat tersebut. Syarat-syarat yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai
kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang terbuka untuk
umum (Pasal 195 KUHAP);
2. Pengadilan memutus perkara dengan hadirnya terdakwa
kecuali dalam KUHAP ditentukan lain (Pasal 196 ayat (1)
KUHAP;
3. Surat keputusan ditandatangani oleh hakim dan panitera
seketika putusan diucakpan (Pasal 200 KUHAP)

Daftar Bacaan

1. Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana, 1994;
2. Hari Sasangka et al, Penuntutan dan Teknik Membuat
Surat Dakwaan, 1996;
3. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang Pengadilan,
Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali, 2009;
4. KUHAP
5. KUHPidana

Omnium rerum Principia Parva Sunt
Joyo-joyo wijayanti, manggiho nugroho dateng kito sami

_/|\_
File bisa diunduh di http://te-effendi.blogspot.com

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN ANATOMI JARINGAN EPIDERMIS DAN STOMATA BERBAGAI DAUN GENUS ALLAMANDA (Dikembangkan menjadi Handout Siswa Biologi Kelas XI SMA)

5 148 23

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

SOAL TRIGONOMETRI KELAS XI IPA

8 77 10

LKS Matematika Kelas XI

76 461 72

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 32 102

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS XI IPS SMAN 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 33 110