Peningkatan Kematangan Emosi Anak Bungsu melalui Layanan Bimbingan Kelompok

  Info Artikel: Diterima 06/06//2015 Direvisi 12/06/2015 Dipublikasikan 30/06/2015

  h satu lembaga pendidikan formal yang bertujuan mend pai perkembangan yang optimal. Wadah untuk mencapai usnya di sekolah. Menurut Tohirin (2007:6) bimbingan dan lam pendidikan, yaitu membantu setiap siswa agar berkemb ti (2012:1) bimbingan dan konseling adalah layanan bantuan rangan maupun kelompok. Selanjutnya menurut W.S Wink elenggaraan layanan bantuan dalam bimbingan dan kons m menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi perg bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu lu membina hubungan kemanusiaan dengan sesama dalam berb rsebut bimbingan dan konseling memiliki layanan-layanan kan jenis-jenis layanan dalam bimbingan dan konseling ad n penyaluran, layanan bimbingan belajar, konseling peror

  a Ibrahim lah satu lembaga pendidikan formal yang bertujuan mende dapat mencapai tugas perkembangan yang optimal. Tugas satunya adalah mencapai kematangan emosi. Namun pada ncapai kematangan emosinya dengan baik, khususnya yang ada di MTsN Gurun Panjang dapat diketahui bahwa tkan kematangan emosinya. Melalui bimbingan kelompo k bungsu dapat ditingkatkan. Tujuan penelitian ini untu ningkatkan kematangan emosi anak bungsu. Metode p

  ksperimental dengan teknik one group pre-test post-test d

  lah anak bungsu. Teknik pengumpulan data menggunakan an teknik Wilcoxon signed rank test dengan menggunakan ba

   Service Solution (SPSS) versi 20. Dari hasil penelitian

  si anak bungsu sebelum diberikan layanan bimbingan kelo n setelah diberikan layanan bimbingan kelompok berada terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kematang esudah diberikan layanan bimbingan kelompok. Hal ini emosi setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. O kematangan emosi lebih lanjut melalui layanan bimbingan mpok. Anak Bungsu, Bimbingan Kelompok. ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo

  ling and Education (IICE) Multikarya Kons

  ISSN Cetak:

  2337-6880

  2337-6740 -

  ISSN Online:

  2337-6880

  http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 3 Nomor 2, juni 2015, Hlm 49-54 ngan Kelompok

  ndewasakan anak as perkembangan da kenyataannya a anak bungsu. a beberapa anak pok diharapkan ntuk mengetahui penelitian yang

  st design . Subjek angket berskala.

  bantuan program litian menunjukkan kelompok berada da pada kategori ngan emosi anak ni berarti terjadi

  http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 3 Nomor 2, juni 2015, Hlm 49-54 tangan Emosi Anak Bungsu melalui Layanan Bimbingan

  ISSN Online:

  ISSN Cetak:

  Statistical Product and Se

  2337-6740 -

  ISSN Online:

  2337-6880

  http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 3 Nomor 2, juni 2015, Hlm 49-54 Peningkatan Kematang

  Annajmi Alfath, Taufik & Indra Ib Universitas Negeri Padang

  Abstract

  Sekolah merupakan salah didik, sehingga mereka dap yang ingin dicapai salah sa tidak semua siswa menc Berdasarkan fenomena yan bungsu belum melihatkan kematangan emosi anak b keberhasilan dalam menin digunakan adalah pra-eksp dalam penelitian ini adalah Data dianalisis dengan tek

  tingkat kematangan emosi pada kategori cukup dan sangat tinggi. Sehingga ter bungsu sebelum dan sesu peningkatan kematangan e perlu upaya peningkatan ke terutama bimbingan kelomp

  2337-6740 -

  Keyword: Kematangan Emosi, An

  Copyright © 2015 IICE - Multika Rights Reserved

  Indonesian Institute for Counselin PENDAHULUAN

  Sekolah merupakan salah s sehingga mereka dapat mencapai melalui proses pendidikan khusus peranan yang sangat penting dalam

  Menurut Fenti Hikmawati (2 peserta didik, baik secara peroran Sukardi, 2008:53) tujuan penyele untuk membimbing siswa dalam m agar bisa mengatur dirinya di bid seksual serta bimbingan dalam me

  Untuk mencapai tujuan terse Prayitno (2004: 253) menjelaskan dan informasi, penempatan dan p

  ISSN Cetak:

  . Oleh karena itu, an dan konseling elor Indonesia - All ndewasakan anak didik, ai tujuan tersebut adalah an konseling mempunyai bang secara optimal. an yang diberikan kepada inkel (dalam Dewa Ketut onseling adalah berupaya ergumulan dalam hatinya luang, penyaluran nafsu erbagai lingkungan. nan yang bisa digunakan. adalah layanan orientasi rorangan, bimbingan dan bimbingan dan konseling merupa upakan layanan yang dapat dilaksanakan dalam sekolah m maupun diluar sekolah. Siswa SMP dan SMA merupakan an salah satu yang menjadi sasaran layanan bimbingan dan k n konseling disekolah.

  Pada periode perkembangan gan siswa SMP dapat dikategorikan berada dalam usia r ia remaja. Menurut Elida Prayitno (2006:6) remaja dapat at dikatakan sebagai individu yang telah mengalami m i masa baligh atau telah berfungsinya hormon reproduksi ksi sehingga wanita mengalami menstruasi dan pria me engalami mimpi basah.

  Sedangkan secara psikologis, m menurut Piaget (dalam Hurlock, 1980:206) remaja adala dalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ked edalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak ak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yan ang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak seja ejajar.

  Pada masa ini remaja mem mpunyai tugas-tugas perkembangan yang harus mereka c a capai agar remaja bisa berkembang secara optimal. Sala Salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai oleh re remaja adalah mencapai kemerdekaan (kebebasan) emosio sional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Hal ini dis disebabkan karena dalam fase ini remaja mengalami peruba bahan dalam sistem kerja hormon (dalam tubuh) yang mem emberi dampak baik pada bentuk fisik (organ-organ seksual) al) dan psikis terutama emosi (Atikah Proverawati dan Siti M ti Misarah, 2009:12).

  Pada remaja fungsi emosi ter i tersebut belum berperan dalam kehidupan mereka. Karena p a pada periode ini remaja cenderung memperlihatkan emos osi tinggi, dalam arti emosi negatif mereka lebih mu mudah muncul. Hal ini disebabkan remaja banyak menga ngalami masalah dalam kebutuhan mereka, sehingga tuga gas-tugas perkembangan mereka tidak tercapai (Elida Prayitn ayitno, 2006:69).

  Menurut Hurlock (1980:21 :213) ciri-ciri remaja yang sudah mencapai tugas per erkembangannya adalah mempunyai kematangan emosi. K i. Kematangan yang dimaksud adalah tidak “meledakkan an” emosinya dihadapan orang lain, melainkan menunggu w u waktu dan tempat yang tepat untuk mengungkapkan emo mosinya dengan cara-cara yang baik.

  Agar kematangan tersebut t bisa tercapai remaja membutuhkan peranan orang-oran rang yang berada dalam lingkungan mereka, baik itu ora orang tua, masyarakat maupun guru di sekolah. Teruta tama pada remaja yang merupakan anak bungsu. Karena a a anak bungsu dan cenderung diperlakukan dengan manja o a oleh orang tuanya.

  Agus Sujanto, dkk (2009:51 :51) berpendapat bahwa anak bungsu mendapatkan kasih s h sayang yang berlebihan dari orang tua dan kakak-kakakny nya. Mendapatkan banyak perhatian, perawatan, pertolonga ngan, hiburan, maka anak bungsu seakan-akan berada di dala alam kehidupan yang berkecukupan yang menyebabkan dia dia terbiasa hidup manja.

  Menurut Adler (dalam Tauf aufik, 2012:93) individu yang diperlakukan dengan manj anja akan mengakibatkan minat sosialnya rendah, namun m n mereka mempunyai hasrat yang kuat untuk mempertah tahankan hubungan yang sifatnya hanya menguntungkan dir dirinya pribadi. Hal yang seperti ini akan membentuk me mereka menjadi individu yang tidak mandiri seperti mudah ah bimbang, mudah putus asa, sangat sensitif, tidak sabar da dan mudah emosi.

  Bimbingan dan konseling g merupakan upaya yang sistematik dalam menfasilita ilitasi individu mencapai kematangan emosi disekolah. Pela elaksana bimbingan dan konseling adalah guru pembimbing ing atau konselor sekolah. Layanan bimbingan kelompok m merupakan salah satu layanan yang tepat dilakukan ole leh guru bimbingan dan konseling untuk membantu proses ses kematangan emosi remaja.

  Berdasarkan hasil wawanca cara yang penulis lakukan pada tanggal 8 Maret 2014 d dengan salah satu guru Bimbingan dan Konseling yang be berada di sekolah MTsN Gurun Panjang di ketahui bahwa wa beberapa anak bungsu masih belum melihatkan kematan tangan pada emosinya seperti masih belum bisa mengendalik dalikan emosinya, bahkan emosi mereka suka meledak-leda dak jika sedang bermasalah dengan teman sebaya bahkan an dengan guru mereka. Dan layanan bimbingan kelompo pok belum terlaksana dengan baik di sekolah ini, karena j a jumlah guru bimbingan dan konseling hanya satu orang un untuk semua kelas yang berada disini.

  Dari pengertian bimbingan n kelompok dan fenomena yang ditemukan tersebut, pen enulis merasa bimbingan kelompok sangat cocok dilaksan anakan untuk meningkatkan kematangan emosi anak bun ungsu. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitia elitian dengan judul Peningkatan Kematangan Emosi A i Anak Bungsu Melalui Bimbingan Kelompok.

  Dikarenakan adanya hal-hal al yang telah dijabarkan di dalam fenomena maka pentingn gnya dilakukan penelitian ini untuk mengetahui dan mengun ungkap:

  1. Bagaimana kematangan e n emosi anak bungsu sebelum diberikan layanan bimbingan an kelompok

  2. Bagaimana kematangan e n emosi anak bungsu sesudah diberikan layanan bimbingan an kelompok

  3. Apakah terdapat perbeda edaan kematangan emosi anak bungsu sebelum dan sesu sudah diberikan layanan bimbingan kelompok

  METODOLOGI

  Penelitian ini menggunakan an metode pre-eksperimen dengan desain one group pretest- st-posttest design. Subjek penelitian yang dilibatkan dalam m penelitian ini adalah sebanyak 8 orang anak bungsu kela elas VII di MTsN Gurun Panjang.

  Alat yang digunakan untuk p k pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner er/angket. Untuk melihat deskripsi data tersebut digunakan an Mean, SD (Standar Deviasi), dan persentase. Pengolah lahan data juga dilakukan dengan memanfaatkan program SP SPSS versi 20.

  HASIL

  Hasil penelitian secara keselu seluruhan tentang kematangan emosi anak bungsu sebelum m dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok. Be Berdasarkan tabel disamping diperoleh skor rata-rata has hasil pretest anak bungsu adalah 74,4 dengan persentase 58, 58,6%, skor tertinggi 77 dan skor terendah 71. Dari penyeba ebaran data tersebut dapat ditafsirkan bahwa tingkat kemata atangan emosi anak bungsu berada pada kategori cukup. p. Sedangkan pada hasil posttest skor rata-rata diperoleh 1 h 121 dengan persentase 94,75%, skor tertinggi 122 dan s skor terendah 120. Dari data tersebut dapat ditafsirkan bah ahwa tingkat kematangan emosi anak bungsu setelah diberik erikan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori s i sangat tinggi. Hal ini ditafsirkan sesuai dengan pengklas lasifikasian pada tabel 4. Dengan membandingkan hasil p il pretest dan posttest yang dapat dilihat pada tabel 5 dik diketahui bahwa adanya perbedaan tingkat kematangan em emosi anak bungsu sebelum dan setelah diberikan layanan an bimbingan kelompok. Dimana tingkat kematangan emos osi anak bungsu meningkat setelah diberikan layanan bimbin bingan kelompok.

  Tabel Hasil Tingkat Kematangan gan Emosi Anak Bungsu Sebelum dan SesudahDiberika ikan Layanan Bimbingan Kelompok

  Pretest t Posttest Res Inisial Sko

  Skor % Kat % Kat r

  1 JD

  76

  60 C 121

  95 ST

  2 IS

  77

  61 T 122

  96 ST

  3 ARP

  75

  59 C 121

  95 ST

  4 DAR

  75

  59 C 120

  94 ST

  5 MA

  71

  56 C 120

  94 ST

  6 DJ

  75

  59 C 121

  95 ST

  7 RN

  72

  57 C 120

  94 ST

  8 LR

  74

  58 C 121

  95 ST JUMLAH 595 469 966 758 MEAN 74,4 58,6

  6 C 121 94,75 ST

PEMBAHASAN HASIL PENEL ELITIAN

  Pada bagian ini akan dikemu mukakan pembahasan hasil temuan penelitian mengenai ting tingkat kematangan emosi anak bungsu sebelum dan sesudah ah diberikan layanan bimbingan kelompok. Hasil penelitian litian tersebut akan dibahas pada uraian berikut ini:

  1. Tingkat Kematangan Emosi A i Anak Bungsu Sebelum Dan Sesudah Diberikan Layanan Bi Bimbingan Kelompok

  a. Tingkat Kematangan Emo mosi Anak Bungsu dalam Kemampuan Mengenali Emosi si Sebelum dan Sesudah Layanan Bimbingan Kelom lompok

  Temuan penelitian m menunjukkan bahwa tingkat kematangan emosi anak bung ungsu dalam kemampuan mengenali emosi sebelum m diberikan layanan bimbingan kelompok rata-rata berad ada pada kategori cukup. Setelah diberikan layanan b n bimbingan kelompok tingkat kematangan emosi anak bun ungsu dalam kemampuan mengenali emosi rata-rata ata berada pada kategori sangat tinggi. Jadi dapat disim isimpulkan bahwa tingkat kematangan emosi anak bu bungsu secara rata-rata mengalami peningkatan.

  Bimbingan kelompok pok dapat membantu siswa dalam mengenali diri sendir diri, terutama mengenali emosi-emosi yang sering ing muncul pada dirinya. Sebagaimana menurut Prayitn yitno (1997:78) layanan bimbingan kelompok dap apat membahas berbagai hal yang amat beragam dan dan berguna bagi siswa diantaranya menerima diri iri sendiri dan orang lain. Dengan adanya pembahasan ini a ini anggota kelompok bisa memahami emosi yang ada da pada dirinya sendiri dan juga orang lain disekitarnya.

  Dengan demikian bim bimbingan kelompok bermanfaat untuk meningkatkan ke kematangan emosi anak bungsu dalam kemampuan an mengenali emosi.

  b. Tingkat Kematangan Emo mosi Anak Bungsu dalam Mengekspresikan Emosi deng ngan Baik Sebelum dan Sesudah Diberikan Layana nan Bimbingan Kelompok

  Temuan penelitian n menunjukkan bahwa tingkat kematangan emosi i anak bungsu dalam mengekspresikan emosi de dengan baik sebelum diberikan layanan bimbingan kelompo pok berada pada ketegori cukup dan setelah diberika ikan layanan bimbingan kelompok tingkat kematangan em mosi anak bungsu dalam kemampuan mengekspresik sikan emosi dengan baik berada pada kategori sangat tinggi. ggi.

  Dalam mengekspresik sikan emosi pada masa remaja biasa yang sering terlihat a at adalah ledakan-ledakan kemarahan yang sering te terjadi. Menurut Sunarto,dkk (2008:155) hal ini terjadi di akibat kombinasi dari perubahan fisik dan kete etegangan psikologis pada remaja. Cara agar membent entuk remaja yang bisa mengekspresikan emosi d i dengan baik salah satunya adalah dengan melakukan n pelatihan atau belajar dibawah bimbingan dan pe pengawasan (Sunarto, dkk. 2008:158).

  Dengan demikian b bimbingan kelompok dapat digunakan sebagai pembe belajaran untuk remaja khususnya anak bungsu aga agar bisa mengekspresikan emosi dengan baik.

  c. Tingkat Kematangan Emos osi Anak Bungsu dalam Mengendalikan Emosinya Sendiri diri Sebelum dan Sesudah Diberikan Layanan Bimbin bingan Kelompok

  Temuan penelitian n menunjukkan bahwa tingkat kematangan emosi i anak bungsu dalam mengendalikan emosinya s a sendiri sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok ok rata-rata berada pada ketegori cukup dan setelah lah diberikan layanan bimbingan kelompok tingkat kematang tangan emosi anak bungsu dalam kemampuan mengek ekspresikan emosi dengan baik berada pada kategori sangat gat tinggi.

  Menurut Dewa Ketu etut Sukardi (2000:444) mengungkapkan salah satu ma manfaat dari bimbingan kelompok adalah memba bantu anggota kelompok untuk tenggang rasa dalam lam berbicara. Hal ini menggambarkan bahwa a kegiatan bimbingan kelompok dapat melatih anak ak bungsu untuk bisa mengendalikan emosi dalam lam mengemukakan pendapat.

  Dengan demikian dap dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dapat ber ermanfaat untuk melatih siswa khususnya anak bung ngsu dalam mengendalikan emosinya sendiri.

  d. Tingkat Kematangan Emos osi Anak Bungsu dalam Mengendalikan Emosinya Sendiri diri Sebelum dan Sesudah Diberikan Layanan Bimbin bingan Kelompok

  Temuan penelitian m menunjukkan bahwa tingkat kematangan emosi anak bung ungsu dalam kemampuan mendengarkan dan memah ahami orang lain sebelum diberikan layanan bimbingan kelo kelompok rata-rata berada pada ketegori tinggi dan se setelah diberikan layanan bimbingan kelompok tingkat k t kematangan emosi anak bungsu dalam kemampuan an mendengarkan dan memahami orang lain berada pada ka kategori sangat tinggi.

  Menurut Kathryn dan dan David Geldard (2010:12) pada remaja selain individu idualis yang berkembang, berkembang pula kemamp mpuan untuk berpikir secara kritis tentang orang lain dan an masalah interpersonal. Mereka belajar dari persp rspektif mereka sendiri untuk memahami dan memaknai ai orang lain. Selain itu menurut Sunarto (2008:1 :158) remaja belajar dengan cara meniru, mereka me mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi ora rang lain, bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yan yang sama dengan orang- orang yang diamati.

  Oleh karena itu bim bimbingan kelompok sangat berguna untuk membantu ntu anak bungsu dalam kemampuan untuk mende dengarkan dan memahami orang lain. Sesuai dengan pe pendapat Winkel & Sri Hastuti (2004:565) salah s satu manfaat dari bimbingan kelompok adalah agar siswa wa dapat memahami dan menyadari bahwa orang la lain atau teman-temannya sering menghadapi persoalan, k , kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama, sehin hingga bisa membantu mereka dalam memahami dirinya sen sendiri.

  2. Peningkatan Kematangan Emo mosi Anak Bungsu Setelah Diberikan Layanan Bimbingan K n Kelompok Kematangan emosi me menurut Chaplin (2008:165) suatu tingkat dari perk erkembangan emosional.

  Perkembangan emosional yan ang bagus akan menggambarkan kesehatan pada emosin sinya, hal ini dilihat dari berbagai aspek, menurut Tany nya Byron (2000:259) yaitu sebagai berikut: a) dapat men engenali emosi, b) dapat mengekspresikan emosi denga gan baik, 3) dapat mengendalikan emosinya sendiri dan 4 n 4) dapat mendengarkan dan memahami orang lain.

  Dalam pelaksanaan lay layanan bimbingan kelompok menyediakan kesempata atan bagi siswa untuk berkomunikasi lebih efektif if sehingga berdampak juga pada peningkatan kematang tangan emosinya. Karena materi-materi yang dibahas d dalam bimbingan kelompok akan membantu siswa dala alam proses kematangan emosinya. Sesuai dengan pen pendapat Prayitno (1995:188) bahwa materi yang diberik erikan dalam bimbingan kelompok salah satunya berh erhubungan dengan bidang sosial, yaitu pengendalian e emosi, penanggulangan konflik dan permasalahan-perm ermalasahan yang timbul dalam masyarakat. Dan selanjutn jutnya Winkel (1991:469) bimbingan kelompok berguna na oleh konselor untuk memberikan suatu informasi pad pada siswa salah satunya adalah menyangkut tugas-tuga gas perkembangan remaja yang salah satunya adalah menca capai kematangan emosi.

  Penelitian ini membukti ktikan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru uru pembimbing dengan menggunakan layanan bimbin ingan kelompok sangat efektif untuk membantu kematang ngan emosi anak bungsu. Bimbingan kelompok membe berikan dampak positif dalam kematangan emosi anak b bungsu, baik itu dalam mengenali emosi, mengekspre presikan emosi, mengendalikan emosi serta memahami da dan mendengarkan orang lain. Dengan demikian dapat d t dikatakan layanan bimbingan kelompok dapat berpengaru ruh terhadap peningkatan kematangan emosi anak bungs gsu.

KESIMPULAN DAN SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian litian tentang Peningkatan Kematangan Emosi Anak Bun ungsu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok dapat disim impulkan sebagai berikut:

  1. Tingkat kematangan emosi ana anak bungsu sebelum diberikan layanan bimbingan kelompo pok berada pada kategori sedang

  2. Tingkat kematangan emosi ana anak bungsu setelah diberikan layanan bimbingan kelompo pok berada pada kategori tinggi

  3. Terdapat perbedaan yang sig signifikan antara tingkat kematangan emosi anak bungsu gsu sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan an kelompok, dimana tingkat kematangan emosi emosi an i anak bungsu mengalami peningkatan, dari tingkat kema matangan emosi sedang menjadi tinggi.

  Berdasarkan hasil penelitian ian yang telah dijabarkan, maka dapat dikemukakan beberapa apa saran sebagai berikut:

  1. Kepada guru BK yang belum m melaksanakan layanan bimbingan kelompok di sekolah, lah, diharapkan agar dapat melaksanakan layanan bimbin bingan kelompok disekolah untuk membantu mengenta entaskan masalah siswa, khususnya masalah yang berk erkaitan dengan perkembangan emosional siswa. Seterusn snya bagi guru BK yang telah melaksanakan bimbinga gan kelompok di sekolah, hendaknya lebih meningkatkan kan dan mengembangkan metode agar dalam bimbingan gan kelompok agar hasil yang didapatkan lebih maksima mal dalam meningkatkan kematangan emosi siswa.

  2. Kepala sekolah, untuk lebih ih memperhatikan pelaksanaan layanan bimbingan dan n konseling di sekolah.

  Terutama dalam penyediaan an dan pengadaan sarana dan prasarana yang diperlu rlukan guru BK dalam melaksanakan layanan bimbing ingan kelompok.

  3. Guru mata pelajarandiharapka kan dapat mengembangkan metode kelompok dalam pros roses pembelajaran, agar siswa lebih mudah dalam berh rhubungan sosial dengan teman sebaya dan melatih siswa u a untuk saling memahami dan mendengarkan satu sama ma lainnya serta bisa melatih siswa untuk bisa menge gendalikan emosi dalam mengemukakan pendapat.

  4. Jurusan Bimbingan dan Ko onseling Faklutas Ilmu Pendidikan Universitas Neger geri Padang, agar lebih mempersiapkan bahan dalam r rancangan program bimbingan konseling

  5. Bagi peneliti selanjutya dapat at melakukan penelitian ini dengan menggunakan subjek pe penelitian yang lain serta menggunakan jenis layanan bi bimbingan konseling yang lain, seperti layanan konseling ling individual dan layanan konseling kelompok untuk mem embantu meningkatkan kematanan emosi siswa.

  KEPUSTAKAAN Atikah Proverawati & Siti Misarah rah. 2009. Menarche. Yogyakarta: Nuha Medika.

  Dewa Ketut Sukardi. 2008. P Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan K Konseling di Sekolah.

  Jakarta:Rajawalipress. Elida Prayitno. 2006. Psikologi Pe i Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya. Elizabeth B Hurlock. 1980. Psik sikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Ren entang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.

  a. Elizabeth B Hurlock. 1993. Psikolg ikolgi Perkembangan Anak Jilid 1. Alih Bahasa:Meitasari Tja Tjandra. Jakarta:Erlangga (Edisi ke-6).

  Kathryn Geldard & David Ge Geldard. 2010. Konseling Remaja Pendekatan Proaktif ktif Untuk Anak Muda (Diterjemahkan oleh Pustaka ka Pelajar). Jogjakarta:Pustaka Pelajar. Prayitno. 1995. Layanan Bimbinga ingan dan Konseling Kelompok (dasar dan profil) . Padang: B

  g: BK UNP Prayitno. 2006. L1-L9. Padang:BK :BK FIP UNP. Prayitno& Erman, A. 2004. Dasar sar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. ta. Riduwan. 2007. Belajar Mudah Pe Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti. Bandung: A : Alfa Beta. Riduwan. 2010. Belajar Mudah Pe Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti. Bandung: A : Alfa Beta. Septia Ningsih, dkk. 2013. Peng engaruh Bimbingan Kelompok terhadap Peningkatan Kem ematangan Emosi Anak bungsu Kelas XII IPS SMA M A Muhammadiyah Satu Pekanbaru T.A 2012/2013. Riau:BK :BK FKIP. Sunarto,dkk. 2008. Perkembangan an Peserta Didik. Jakarta:Rineka Cipta. Tanya Byron. 2008. Your Child hild Year by Year (Ensiklopedia Perkembangan Anak) k) edisi terjemahan oleh Erlangga. Jakarta:Erlangga.

  a. Taufik. 2012. Model-model Konse nseling. Padang:BK FIP UNP. Tohirin. 2007. Bimbingan dan Ko onseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jak Jakarta:Raja Grafindo. WS, Winkel. 1991. Bimbingan dan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:Gramedia Wid Widiasarana Indonesia. Winkel & Sri Hastuti. 2004. Psiko ikologi Sosial. Bandung:PT Eresco.