Faktor Penyebab Perceraian dan Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling

  Info Artikel: Diterima 09/02//2015 Direvisi 18/02/2015 Dipublikasikan 28/02/2015

  2337-6880

  s elor Indonesia - All lah saw yang harus kita aling menyayangi, saling di dunia. Dua insan yang embentuk keluarga yang khlas yang diikat dengan kan tercapai.

  http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 3 Nomor 1, February 2015, Hlm 16-21 n dan Konseling ings and different rmonious family, de a marriage is tely failed in his ing disharmony in in the family. The ang. were individuals le. Means of data in Padang High as 65.26% and in nal factors cause f the association le to provide help rmation services, at can help the the occurrence of

  2337-6880

  ISSN Online:

  2337-6740 -

  ISSN Cetak:

  asa sekarang ini sepertinya perkawinan sudah tidak lagi m at. Perkawinan yang seharusnya dijaga keutuhan dan kelan ketidakharmonisan dalam rumah tangga yang menyebab

  perkawinan merupakan salah satu sunnah Rasulullah atu kebutuhan biologis manusia untuk hidup bersama, salin i. Perkawinan merupakan dambaan hampir semua insan di lakang dipersatukan Allah untuk saling melengkapi dan mem h. Sebuah keluarga haruslah terbentuk dari niat yang ikh ita untuk terwujudnya keluarga sejahtera dan bahagia itu akan

  ling and Education (IICE) Multikarya Kons

  d its implications in the guidance and counseling services ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo

  e of most human beings in the world. Two different beings y God to be complementary. Marriage aims to foster harm one God. But reality shows that not all who have made harmony in their relationships, even some who ultimately ould be maintained integrity no longer considered causing use conflict in the family that can result in divorce in th as to determine the cause of divorce in the Religious Padan is research is descriptive quantitative method. Subjects we ase in Padang Religious Court, amounting to 80 people. tionnaires. Data were analyzed using percentage formula. revealed that internal factors cause people divorced in the attitude aspects of egocentrism in the family as much as the behavioral aspects of rage as much as 56.46%. Externa dang High Religious Court that the negative aspects of th ch as 62.51%. vice that can be given to the counselor that should be able to f divorce by providing counseling services such as inform ices, individual counseling and mediation services that by individuals who are getting a divorce so it is not the

  ah Sukmawati

  http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 3 Nomor 1, February 2015, Hlm 16-21 ceraian dan Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan da

  ISSN Online:

  ISSN Cetak:

  2337-6740 -

  ISSN Cetak:

  dipikirkan sehingga timbulnya ke

  Namun faktanya Pada mas sakral bagi sebagian masyarakat.

  Di dalam ajaran Islam p laksanakan dan sebagai salah satu mengasihi dan saling mencintai. P berlainan dan berbeda latar belaka sakinah, mawaddah dan rahmah. perjanjian suci sehingga cita-cita u

  Indonesian Institute for Counselin PENDAHULUAN

  Copyright © 2015 IICE - Multika Rights Reserved

  Keyword: Causes of divorce and its

  Abstract Marriage is the desire o backgrounds united by G happy based belief in on always followed by a ha marriage. Marriage shou the household that cause purpose of this study was The method used in this who filed a divorce case collection using questionn Results of the study rev Religious Court that the a the interpretation of the people divorced in Pada made the couple as much From the research, advic in minimizing cases of d content mastery service problems experienced by divorce.

  Mega Novita Sari, Yusri & Indah Universitas Negeri Padang

  http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 3 Nomor 1, February 2015, Hlm 16-21 Faktor Penyebab Percer

  2337-6880

  ISSN Online:

  2337-6740 -

  i menjadi suatu hal yang langgengannya tidak lagi abkan timbulnya konflik Jika terjadinya konflik dala alam keluarga maka keinginan pasangan suami isteri untuk tuk mewujudkan keluarga yang sakinah yang bercirikan tentr ntram, bahagia dan sejahtera dalam rumah tangga tidak akan kan dapat tercapai. Bagi rumah tangga yang tid tidak dapat menyelesaikan konflik dalam rumah tanggany anya perceraian dianggap

sebagai alternatif terakhir yang ha harus ditempuh oleh pasangan suami isteri yang cenderung ng melakukan perceraian

sebagai jalan pintas menyelesaik aikan kemelut dalam rumah tangganya. Menurut Sofyan an S. Willis (2011:154)

seberapa besar kuantitas dan kua ualitas peristiwa dan perlakuan negatif anggota keluarga ga yang berdampak bisa

menjerumuskan kepada kehancura uran dan perceraian dikeluarga.

  Berdasarkan pendapat di ata i atas, bantuan yang diberikan kepada masyarakat untuk dap apat meminimalisir kasus perceraian yaitu dengan memberik rikan pelayanan bimbingan dan konseling untuk membantu tu permasalahan keluarga yang di alami masyarakat sehingga gga tidak terjadinya perceraian.

  Peristiwa perceraian ini me mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data yang diperole oleh di kantor Pengadilan Agama Padang jumlah kasus perce rceraian pada tahun 2012 sampai tahun 2013 dikategorikan an meningkat. Pada tahun 2012 tercatat 1050 orang yang b g bercerai dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 1082 2 orang yang bercerai di Pengadilan Agama Padang.

  Meningkatnya kasus perce rceraian ini disebabkan oleh banyak faktor.Menurut Save ve M. Dagun (1990:114) menyatakan banyak faktor yang m g menyebabkan terjadinya kasus pertikaian dalam keluarga rga yang berakhir dengan perceraian. Faktor-faktor ini anta ntara lain (1) persoalan ekonomi (2) perbedaan usia yan yang besar (3) keinginan memperoleh anak (4) persoalan pr prinsip hidup yang berbeda. Faktor lainnya berupa perbeda edaan penekanan dan cara mendidik anak, pengaruh dukunga gan sosial dari pihak luar.

  Faktor- faktor ini menimbu bulkan suasana keruh dan meruntuhkan kehidupan rumah ah tangga yang berakibat pada keretakan keluarga dan perce rceraian dalam keluarga. Berdasarkan permasalahan an yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adala dalah 1) Mendeskripsikan faktor internal penyebab perceraia aian di Pengadilan Agama Padang. 2) Mendeskripsikan fak faktor eksternal penyebab perceraian di Pengadilan Agama P a Padang.

  METODOLOGI PENELITIAN N

  Penelitian ini adalah penel nelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan atau m menggambarkan faktor penyebab perceraia di Pengadilan ilan Agama Padang Subyek penelitian adalah k h keluarga yang mengajukan perkara perceraian di Penga gadilan Agama Padang yang berjumlah 80 orang. Instrum trumen yang digunakan adalah angket yang diolah dengan n teknik persentase dan ditetapkan kriteria masing-masing ing data.

  HASIL

  Hasil penelitian ini dapat dig t digambarkan sebagai berikut:

Tabel .

  

Rekapitulasi Data ata Faktor Penyebab Perceraian di Pengadilan Agama P a Padang

No

A. Internal %

  1. Sikap egosentrisme Sika 65.26 .26

  2 Tafs afsiran perilaku marah 56.46 .46

  3 Kesu esulitan keuangan keluarga 48.6 .6

  4 Perse erselingkuhan 47.53 .53

  5 Beba eban psikologis suami/isteri di tempat kerja 20.27 .27 Rata-rata 47.06 .06

  No

B. Eksternal %

  1. Perg ergaulan negatif anggota keluarga 62.51 .51

  2 Cam ampur tangan pihak ketiga 36.83 .83

  3. Kebia ebiasaan bergunjing 37.3 .3 Rata-rata 45.54 .54 Dari tabel dapat diketahu tahui penyebab individu bercerai di Pengadilan Agama Pad adang tinggi pada faktor internal yaitu: (1) pada aspek si sikap egosentrisme dalam keluarga sebanyak 65.26% (2 (2) pada aspek tafsiran terhadap perilaku marah-marah se sebanyak 56.46%. Dan pada faktor eksternal yaitu: (1) 1) pada aspek pergaulan negatif yang dilakukan pasangan s n suami isteri sebanyak 62.51% (2) pada aspek campur tan angan pihak ketiga dalam masalah keluarga sebanyak 36.83 .83%. Bila dibandingkan dengan kriteria yang telah dike ikemukakan pada bab III maka faktor penyebab individu be bercerai di Pengadilan Agama Padang tinggi pada faktor in internal.

  PEMBAHASAN PENELITIAN N

1. Faktor Internal

  Berdasarkan hasil pene nelitian, menunjukkan bahwa secara umum faktor internal al penyebab perceraian di Pengadilan Agama Padang ting tinggi yaitu sebanyak 47.05%.

  a. Sikap Egosentrisme Dalam lam Keluarga Berdasarkan temuan an penelitian terlihat bahwa 65.26% menyatakan ya fak faktor penyebab mereka bercerai karena sikap ego gosentrisme dalam keluarga. Adanya sikap egosentrisme e dalam keluarga dapat menimbulkan ketidakharm rmonisan antara pasangan suami isteri dimana antara a anggota keluarga tidak adanya rasa saling penger ertian, kasih sayang dan tidak saling menghargai antara ra pasangan suami isteri.

  Hasil penelitian ini mendu dukung pendapat Sofyan S Willis (2011:15) menyatak takan sikap egosentrisme masing-masing suami ister teri merupakan penyebab konflik rumah tangga yang beruj rujung pada pertengkaran terus menerus. Egoisme ada adalah suatu sifat buruk manusia yang mementingkan diriny inya sendiri.

  b. Tafsiran Terhadap Perila ilaku Marah

  Berdasarkan temuan n penelitian terlihat bahwa 56.46% adanya penyebab pe perceraian di Pengadilan Agama Padang karena tafs tafsiran terhadap perilaku marah-marah dalam keluarga Dala alam kehidupan keluarga sering terjadinya kemaraha han dan ledakan emosi antara pasangan suami isteri. Kema marahan itu sering dipicu kesalahpahaman atau kom omunikasi yang tidak lancar yang menyebabkan perteng ngkaran antara pasangan suami isteri karena tidak d k dapat mengontrol emosinya. Menurut Hurlock (1996) 6) menyatakan penyebab ketidakharmonisan dalam m keluarga salah satunya adalah ketidakcocokan emosiona nalnya. Seorang anggota keluarga yang mengalam mi gangguan emosional akan mempengaruhi suasana a dan interaksi anggota keluarga yang lain.

  c. Perselingkuhan

  Berdasarkan temuan n penelitian terlihat bahwa 47.06% penyebab yang akan an bercerai di Pengadilan Agama Padang karena mas asalah perselingkuhan antara pasangan suami isteri. Menurut Subiyono ( (1990:114) menyatakan salah satu yang mengancam k keharmonisan keluarga adalah perselingkuhan yan ang ditandai dengan hadirnya orang ketiga baik dari pria ria maupun wanita dalam keluarga

  d. Kesulitan Keuangan Kelua eluarga

  Berdasarkan temuan an penelitian terlihat bahwa 48.6% menyatakan ya peny enyebab mereka bercerai karena kesulitan keuangan an keluarga. Temuan ini menanda dakan bahwa adanya penyebab perceraian karena kesulita litan keuangan keluarga. Menurut Sri Lestari (2012 12:14) menyatakan bahwa persoalan ekonomi sering men enjadi salah satu pemicu utama perceraian. Di m mana faktor keberlangsungan dan kebahagiaan sebua uah perkawinan sangat dipengaruhi oleh kehidupa pan finansialnya. Kebutuhan-kebutuhan hidup akan dapat at tercukupi dengan baik bila pasangan suami isteri m ri memiliki sumber finansial yang memadai.

  e. Beban Psikologis Individu idu yang Berat yaitu Tekanan Stres di Tempat Kerja

  Berdasarkan temuan n penelitian terlihat bahwa 20.27% adanya faktor penye yebab perceraian karena beban psikologis individu u yang berat yaitu tekanan stres di tempat kerja. Menurut rut Carole Wade & Carol Tavris (2007:286) masa asalah pekerjaan atau lingkungan kerja penuh tekanan an dapat memungkinkan timbulnya sters yang berhu rhubungan dengan pekerjaan. Secara psikologis, timbul ke ketidakpuasan kerja yang diikuti dengan adanya teka tekanan dapat mengakibatkan seseorang mengalami stres s seperti cemas, mudah tersinggung atau mudah m marah, muram, bosan dan bersikap kasar. Orang yang se sedang stress akan lebih sensitif dibandingkan oran rang yang tidak dalam kondisi stress. Oleh karena itula ulah, sering terjadi salah persepsi dalam membaca d a dan mengartikan suatu keadaan, pendapat atau penilaian, ian, kritik, nasihat, bahkan perilaku orang lain.

2. Faktor Eksternal

  Berdasarkan hasil pene nelitian, menunjukkan bahwa secara umum faktor Ekstern rnal penyebab perceraian di Pengadilan Agama Padang te g tergolong rendah yaitu sebanyak 45.54%.

  a. Pergaulan Negatif Anggo gota Keluarga Berdasarkan temuan p n penelitian terlihat bahwa 62.51% adanya penyebab perce rceraian karena pergaulan negatif anggota keluarga.

  a. Hasil penelitian mendukung pendapat Sofyan S Willi illis (2011:156) faktor eksternal penyebab keretak takan keluarga adalah pergaulan negatif anggota keluarga ga dalam hal ini perilaku dari luar yang dikembangka gkan dan berdampak negatif terhadap keluarga.

  b. Campur Tangan Pihak K Ketiga Dalam Masalah Keluarga Berdasarkan temuan n penelitian terlihat bahwa 36.83% ya menyatakan penye nyebab perceraian karena adanya campur tangan piha ihak ketiga dalam masalah keluarga.

  Perkawinan menjadi di gagal karena adanya campur tangan pihak ketiga dalam lam rumah tangga tentang permasalahan dalam kelua luarga berupa pernyataan negatif yang disampaikan seca ecara sengaja atau tidak. Sedangkan menurut Save ve M. Dagun (1990:114) menyatakan faktor yang menjad jadi penyebab terjadinya kasus pertikaian dalam kel keluarga yang berakhir dengan perceraian salah satunya ya yaitu pengaruh dukungan sosial dari pihak luar seper perti tetangga, sanak saudara, sahabat, dan situasi masyarak rakat yang terkondisi, dan lain-lain.

  c. Kebiasaan Bergunjing Berdasarkan hasil pen penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab yang ng akan bercerai yang di pengaruhi oleh faktor ekste ksternal di lihat dari segi kebiasaan bergunjing terungkap ap bahwa sebesar 37.3%

  Temuan ini menandakan ad adanya penyebab perceraian dari kebiasaan pasangan berg ergunjing yang membawa isue-isue negatif ke dalam lam keluarganya. Senada dengan itu menurut Sofyan S S Willis (2011:156) menyatakan kebiasaan berg ergunjing ke rumah orang lain akan membawa isue negatif k tif kedalam keluarganya.

  Implikasi Dalam Pelayanan Bim imbingan dan Konseling

  Individu yang mengalami m i masalah dapat menemui konselor. Konselor dapat membe berikan bantu mengenai permasalahan yang dialami oleh leh individu melalui pelayanan bimbingan dan konseling ng. Menurut Prayitno & Erman Amti (2009:99) mengemu ukakan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian b n bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seora orang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, mau aupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengemban bangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan m memanfaatkan kekuatan individu dan sarana penunjang ya yang dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berla erlaku. Untuk itu layanan bimbingan konseling membantu tu individu dalam mengentaskan permasalahannya, baik ik permasalahan pribadi, sosial dan sebagainya.

  Konselor bisa bekerja di in i instansi pemerintahan/perusahaan yang dapat melaksana anakan sejumlah layanan konseling. Pemberian sejumlah h layanan konseling yang menjangkau daerah kerja y yang lebih luas, perlu diselenggarakan oleh konselor mu multidimensional. Sebagaimana Chiles & Eiken (dalam Pr Prayitno & Erman Amti, 2004:247) mengatakan “konselor lor multidimensional merupakan orang yang mampu bekerja rja sama selain orangtua, guru, administrator, juga dengan b n berbagai komponen di lembaga masyarakat yang lebih lua luas.

  Konselor tersebut bekerja d a dengan masalah-masalah personal, emosional, sosial, pen endidikan dan pekerjaan, yang kesemuanya itu mencegah ah timbulnya masalah, pengentasan masalah, serta men enunjang perkembangan individu anggota masyarakat. Bim imbingan dan konseling mempunyai peranan dalam memba bantu masalah perceraian dalam keluarga. Adapun kemungk ngkinan layanan bimbingan dan konseling yang dapat dibe iberikan dalam membantu masalah perceraian ini adalah:

1. Layanan Informasi

  Dalam menjalani keh ehidupan dan perkembangannya, individu membutuhkan b n berbagai informasi baik untuk keperluan kehidup upannya sehari-hari sekarang maupun untuk perencanaan an kehidupannya di masa depan.

  Menurut Prayitno (2 (2004:1) layanan informasi berusaha memenuhi keku kurangan individu akan informasi yang mereka bu butuhkan. Dalam layanan informasi individu diberikan info informasi dan pemahaman baru yang nantinya dap dapat digunakan untuk kepentingan hidup dan perkemb bangannya. Keterkaitan masalah kasus perceraia aian dengan pemberian layanan bimbingan dan konselin eling khususnya layanan informasi yaitu untuk me embantu keluarga dalam memberikan informasi tentang m g membina keluarga yang bahagia, cara mengatasi k si konflik keluarga dan lain sebagainya.

  Dalam pemberian lay layanan informasi ini konselor bisa bekerjasama dengan n pegawai di Pengadilan Agama Padang member berikan informasi mengenai membina keluarga yang ba bahagia, cara mengatasi konflik keluarga dengan an menggunakan berbagai teknik dan media yang berva rvariasi dan luwes dapat digunakan dalam forum d dengan format klasikal dan kelompok dan dapat menggun gunakan metode ceramah, Tanya jawab dan diskusi. si.

  2. Layanan Penguasaan K n Konten

  Menurut (Prayitno, 20 , 2004:2) layanan penguasaan konten merupakan layanan ba bantuan kepada individu (sendiri-sendiri atau dala alam kelompok) untuk menguasai kemampuan atau komp mpetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Usaha y a yang dapat dilakukan konselor dalam membantu masalah p h perceraian yaitu dengan memberikan layanan kon konten berupa keterampilan berkomunikasi yang baik den dengan pasangan. Teknik pelaksanaannya penyajian jian oleh konselor, tanya jawab dan diskusi serta kegiatan n lanjutan berupa latihan tindakan dalam rangka pe pengubahan tingkah laku.

  3. Konseling Perorangan n

  Layanan konseling Pe Perorangan dapat membantu individu dalam mengentaskan kan permasalahan pribadi yang dialami individu. M . Menurut Prayitno (2004:1) merupakan layanan konseling ling yang diselenggarakan oleh konselor terhadap se seorang klien dalam rangka mengentaskan masalah pribadi adi klien yang mengalami masalah keluarga.

  Dalam suasana tatap tap muka dilaksanakan interaksi langsung dengan klien da dan konselor, membahas berbagai hal tentang ma masalah yang dialami klien. Usaha yang dapat dilakukan an oleh seorang konselor dalam membantu masala salah perceraian ini yaitu dengan melakukan konseling ling individual, di mana konseling individual bertu ertujuan membantu klien dalam mengentaskan masalah prib pribadinya yang berkaitan dengan masalah keluarga rga. Pelaksanaan konseling perorangan ini dapat dilaksanak akan sebelum melakukan layanan mediasi kepada k a klien.

  3. Layanan Mediasi

  Mediasi berasal dari ri kata media yang berarti perantara atau penghubung. Den engan demikian mediasi berarti kegiatan yang men engentarai atau menghubungkan dua hal yang semula terp terpisah. Menurut Prayitno (2004:1) layanan mediasi iasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konse nselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang da dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan.

  Dalam pemberian laya layanan mediasi ini hal pertama yang menjadi perhatian kon konselor adalah hubungan antara orang yang terjadi di diantara pihak-pihak yang sedang bertikai. Teknik pelaksanaann nnya konselor sebagai jembatan atau perantara antara p pasangan yang bertikai dengan dapat berkomunik nikasi secara dewasa. Apabila kedua belah pihak yang ber bertikai itu sudah mampu berbicara secara lugas, ra , rasional, apa adanya tidak lagi diwarnai dengan sikap ben benar dan menang sendiri jalan damai penyelesaian ian masalah diantara mereka besar kemungkinan dapat terlak laksana.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

  Berdasarkan penelitian y n yang telah dilakukan mengenai faktor penyebab percer ceraian dan implikasinya dalam pelayanan bimbingan da dan konseling di Pengadilan Agama Padang sebagai beriku ikut:

  1. Faktor internal penyebab in individu bercerai di Pengadilan Agama Padang tinggi yaitu aitu: (1) pada aspek sikap egosentrisme dalam keluar luarga sebanyak 65.26% (2) pada aspek tafsiran terhadap ap perilaku marah-marah sebanyak 56.46%.

  2. Faktor eksternal penyebab ab individu bercerai di Pengadil.an Agama Padang tinggi gi yaitu: (1) pada aspek pergaulan negatif yang dila dilakukan pasangan suami isteri sebanyak 62.51% (2) pad ada aspek campur tangan pihak ketiga dalam masalah lah keluarga sebanyak 36.83%.

  3. Implikasinya dalam pelay layanan bimbingan dan konseling yaitu konselor dapat pat memberikan layanan bimbingan dan konseling ng seperti layanan informasi, layanan penguasaan konte nten, layanan konseling individual dan layanan med ediasi dalam membantu masalah perceraian.

B. Saran

  Berdasarkan hasil penelitian m maka dapat disarankan sebagai berikut :

  1. Konselor Bagi konselor untuk da dapat memberikan bantuan dalam meminimalisir kasu asus perceraian dengan memberikan pelayanan bim imbingan konseling yang sesuai dengan permasalahan yang ang dialami individu yang akan bercerai sehingga tida tidak terjadinya perceraian.

  2. Pengadilan Agama Padang ng Dalam rangka mengatasi m i masalah perceraian di kota Padang Pegadilan Agama Pad adang dapat bekerjasama dengan pihak-pihak terten rtentu seperti konselor dalam membantu individu yang ang mengalami masalah perceraian dengan member berikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada individu idu yang akan bercerai di Pengadilan Agama Padang ang. Untuk itu Pengadilan Agama Padang dapat bekerj erjasama dengan jurusan bimbingan dan konseling ling untuk dapat memberikan kesempatan kepada maha hasiswa bimbingan dan konseling untuk menerapka pkan ilmu bimbingan dan konseling di Pengadilan Agama P Padang.

  3. Bagi Peneliti Bagi peneliti selanjutnya d a diharapkan dapat meneliti faktor penyebab perceraian le lebih dalam lagi dengan memanfaatkan penelitian s n studi kasus dan langsung memberikan layanan untuk me membantu meminimalisir kasus perceraian di kota Pa Padang.

  DAFTAR PUSTAKA Corole Wade & Carol Tavris. 200 007. Psikologi (Alih Bahasa: Mursalin dan Dinas tuti). Jaka karta: Erlangga.

  Hurlock. 1999. Psikologi Perkem kembangan “ Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Ke Kehidupan (Penerjemah: Istiwidayanti dan soedjarwa rwari). Jakarta: Erlangga. Prawirohamidjojo, R. S. & Pohan. an. 1995. Hukum Orang dan Keluarga. Surabaya: Airlangga gga University Pres. Prayitno. (2004). L1-L9. Padang: B g: BK FIP UNP. Prayitno & Erman, A. (2009). Das asar-Dasar Bimbingan dan Konseling . Jakarta: Rineka Cip ipta. Sofyan, S. Willis. 2011. Konseling ling keluarga . Bandung: Alfabeta. Sri Lestari. 2012. Psikologi Kelua luarga . Jakarta: Kencana prenada media grup. Save M. Dagun.1990. Psikologi K i Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta Subiyanto, P. 2004. Membahagiak iakan Pasangan: Kiat Mengembangkan dan Mempertahan ankan Relasi Suami Istri .

  Jakarta: PT Gramedia Pusta ustaka Utama. Sarlito W. Sarwono. 2009. Psikolo ologi Umum . Jakarta: Rineka Cipta. Triantoro & Nofrans. 2009. Mana najemen Emosi . Jakarta: Bumi Aksara UU Perkawinan Di Indonesia. 197 974. Surabaya: Karya Ilmu.