PERANGKAT RPP SMK KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN KEARSIPAN MEMBUAT SURAT DINAS KELAS X / SEMESTER II Penyusun : Zanella Zeby Zerita (150412603027) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2017 KATA PENGAN

PERANGKAT RPP SMK KURIKULUM 2013

  

MATA PELAJARAN KEARSIPAN

MEMBUAT SURAT DINAS

KELAS X / SEMESTER II

  

Penyusun :

Zanella Zeby Zerita (150412603027)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

  

2017

  

KATA PENGANTAR

  Puji syukur, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas kemurahan-Nya, sehingga penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang terdiri dari silabus, RPP, Program Mengajar dan semua kelengkapan lainnya dapat terselesaikan.

  Perangkat ini dibuat sebagai acuan bagi para mahasiswa untuk melakukan peer- teaching, microteaching dan implementasinya dalam pembelajaran nyata melalui kegiatan PPL sehingga diperoleh hasil belajar kognitif , afektif dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif Administrasi Perkantoran meliputi produk dan proses, hasil belajar psikomotorik berupa keterampilan dalam melaksanakan aktivitas kerja ilmiah, hasil belajar afektif terdiri dari perilaku berkarakter dan keterampilan sosial.

  Dengan demikian perangkat pembelajaran ini merupakan contoh perangkat RPP dan kelengkapannya yang melatihkan keterampilan berpikir, keterampilan proses, psikomotor, keterampilan sosial dan menumbuhkembangkan perilaku berkarakter.

  Perangkat ini terdiri dari: silabus, RPP, LK dan Kunci LK , LP-1: Penilaian Produk, Kunci LP-2: Penilaian Proses, LP-3 Penilaian Psikomotor, LP-4: Pengamatan Perilaku Berkarakter, dan LP-5: Pengamatan Keterampilan Sosial.

  Mudah-mudahan perangkat ini memberikan kemudahan bagi mahasiswa ekonomi calon guru Administrasi Perkantoran dalam mengelola pembelajaran sehingga memberikan ruang yang amat luas bagi peserta didiknya untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan proses, keterampilan sosial, dan mewujudkan perilaku berkarakter.

  Malang, Mei 2017

  

Daftar Isi

  1

DAFTAR ISI

  halaman Kata Pengantar

  1 Daftar Isi

  2 Silabus

  3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

  5 LK-1:

  13 LP-1: Penilaian Produk

  30 LP-2: Asesmen Kinerja Proses

  34 LP-3: Asesmen Kinerja Psikomotor

  36 LP-4: Pengamatan Perilaku Berkarakter

  37 LP-5: Pengamatan Keterampilan Sosial

  38 Modul Siswa :

  2

  

KEARSIPAN

Satuan Pendidikan : SMK Kelas /Semester : X / I dan II Kompetensi Inti : KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

  Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Mengamati Tugas

  o Peraturan Perundang- Mengamati beberapa peraturan

  3.8 Mengidentifikasi peraturan undangan Kearsipan yang perundang-undangan yang perundang-undangan kearsipan Membuat resume tentang berlaku di Indonesia berlaku di Indonesia yang berlaku di Indonesia peraturan perundang- undangan yang berlaku di

  Menanya Indonesia

  Memberikan kesempatan siswa

  4.9 Menelusuri dari berbagai menanyakan hal yang berkaitan sumber peraturan

  Observasi

  perundang-undangan yang dengan peraturan perundang- berlaku di Indonesia undangan kearsipan yang berlaku di Ceklist lembar pengamatan Indonesia pada saat peserta didik melakukan diskusi kelompok

  Eksperimen/explore

  Mengidentifikasi peraturan-

  3 peraturan kearsipan dengan studi kasus

  Asosiasi

  Menjelaskan peraturan perundang- undangan kearsipan yang berlaku di Indonesia dengan studi kasus

  Komunikasi

  Mempresentasikan jawaban studi kasus tentang peraturan kearsipan

  Portofolio

  Mengumpulkan dan mendokumentasi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

  Tes

  Tes praktik dan tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda tentang peraturan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia

  4

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Satuan Pendidikan : SMK Negeri I Malang Mata Pelajaran : Kearsipan Kelas/Semester : Kelas X / Semester I Materi Pembelajaran : Peraturan Perundang-undangan

  b. Prosedur perundang-undangan kearsipan di Indonesia.

  c. Rendah hati

  b. Sopan santun

  a. Beretiket

  1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi :

  C. Afektif

  B. Psikomotor Menelusuri dari berbagai sumber peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

  2. Proses: Mengidentifikasi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

  1. Produk: a. Pengenalan dan pemahaman perundang-undangan.

  Kearsipan

  A. Kognitif

  III. Indikator :

  berlaku di Indonesia Menelusuri dari berbagai sumber peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

  

II. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi peraturan perundang-undangan yang

  di Indonesia

  

I. Standar Kompetensi : Peraturan Perundang-undangan Kearsipan yang berlaku

  Alokasi Waktu : 1 x 45 menit

  d. Bersikap menyenangkan

  2. Keterampilan sosial:

  a. berkomunikasi

  b. menjadi pendengar yang baik

  c. Berpendapat

  d. Bertanya

IV. Tujuan Pembelajaran:

  A. Kognitif

  1. Produk:

  a. Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat mendeskripsikan peraturan perundang-undangan dengan mengerjakan soal terkait di LP 1 : Produk sesuai dengan kunci jawaban.

  b. Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat mendeskripsikan peraturan perundangan-undangan kearsipan dengan mengerjakan soal terkait di LP 1 : Produk sesuai dengan kunci jawaban.

  2. Proses Disediakan seperangkat alat tulis dan modul buku perundang-undangan kearsiapan yang ada di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi peraaturan tersebut dengan benar.

  B. Psikomotor

  1. Disediakan studi kasus sehingga peserta dapat mendemonstrasikan praktek perundangan undanagan kearsipan tersebut di Laboratorium Administrasi Perkantoran sesuai dengan tugas kinerja yang ditentukan pada LP3 Psikomotor.

  C. Afektif

  1. Karakter: Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai Membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter beretiket, hangat, sopan santun, rendah hati, bersikap menyenangkan dalam berkomunikasi secara lisan sesuai dengan LP 4 : Pengamatan Perilaku berkarakter.

  2. Keterampilan sosial: Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai Membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku keterampilan sosial bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan berkomunikasi, sesuai dengan LP 5 : Keterampilan sosial.

  V. Model dan Metode Pembelajaran:

  Model Pembelajaran: Model Pembelajaran Kooperatif (MPK) Metode Pembelajaran : Membuat resume tentang peraturan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia

  VI. Bahan

  • - Lembar Kerja 1, 2, 3
  • - Lembar hasil resume

  VII. Alat : - Buku perundang-undangan kearsipan - Lembar untuk laporan hasil resume

  VIII. Proses Belajar Mengajar

A. Pendahuluan

  Penilaian Kegiatan oleh Pengama t 1 2 3 4

  1. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses, psikomotor, keterampilan sosial, dan karakter. Siswa dapat mengemukakan pengertian menuliskan fungsi telepon sebagai alat komunikasi.

  Kegiatan Penilaian oleh Pengama t 1 2 3 4

  Guru meminta siswa mengemukakan pendapatnya, bagaimana sikap menerapkan peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia

  2. Guru memberi penjelasan tentang studi kasus dan yang berkaitan dengan peraturan perundangan dalam kearsipan yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan resume peserta didik.

B. Inti Kegiatan Penilaian oleh Pengamat 1 2 3

  4 Penggalan 1

  a. Siswa mendiskusikan peraturan dalam kearsipan

  b. Guru memberikan informasi tentang peraturan perundangan- undangan di Indonesia c. Siswa mendiskusikan studi kasus yang berkaitan dengan peraturan

  Kegiatan Penilaian oleh Pengamat 1 2 3

  4 perundang-undangan dalam kearsiapan. Penggalan 2 a. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif .

  Setiap kelompok terdiri dari 2 – 3 siswa, untuk mencari informasi dari internet tentang peraturan perundang-undangan kearsipan yang berlaku di Indonesia

  b. Membimbing siswa membuat resume tertulis tentang studi kasus yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan kearsipan yang ada di Indonesia

  c. Meminta hasil resume tentang hasil peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia .

  f. Melakukan evaluasi formatif dengan asesmen kinerja psikomotor dengan cara meminta siswa menunjukkan dan menjelaskan hasil resumenya

  Penggalan 3

  a. Membimbing tugas kelompok simulasi penanganan telepon dengan menggunakan bahasa yang lembut dan sopan sesuai prosedur yang tertulis di lembar kerja. Bila ada siswa yang menunjukkan karakter tidak sopan segera diingatkan.

b. Guru melakukan evaluasi formatif dengan Instrumen penilaian hasil

  kerja dengan skala diskriptif terhadap aspek kelancaran, ketepatan dan kelengkapan. Serta memberi kesempatan siswa lain untuk belajar

  menjadi pendengar yang baik . (Fase 5 MPK) Penggalan 4

  a. Membimbing kelompok berkomunikasi untuk menyampaian pendapat dalam menarik kesimpulan dengan mengacu pada Lembar Kerja.

  Kegiatan Penilaian oleh Pengamat 1 2 3

  4

  b. Memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang berkinerja baik dan amat baik dalam kegiatan belajar mengajar tersebut.

C. Penutup Kegiatan Penilaian oleh Pengamat

  1

  2

  3

  4 Menutup pelajaran dengan membimbing siswa membuat rangkuman

  dan memberi Pekerjaan Rumah

X. Sumber Pembelajaran

  1. Tabel Spesifikasi Penilaian

  2. Silabus

  3. Modul

  Daftar Pustaka Nama/Kelompok _______________________ Kelas: _________ Tgl: _______________

  

Lembar Kerja 1 : Resume hasil belajar

Tujuan :

  1. Dapat mengetahui hubungan antara peraturan perundang-undangan dan kearsipan itu sendiri.

  2. Dapat mengetahui macam -macam peraturan kearsipan di Indonesia

  Alat :

  1. Alat tulis

  2. Buku catatan kecil Rumusan Masalah : Apakah arti kearsipan dan kaitannya dengan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia?

   Langkah – langkah : 1. Mendefinisikan dengan bahasa sendiri tentang arti kearsipan.

  2. Mendefinisikan dengan bahasa sendiri tentang arti perundang-undangan.

  3. Dapat menyebutkan beberapa pasal dari peraturan yang ada.

  Pengamatan KASUS BANK GLOBAL Tbk.

  Dalam kasus Bank Global, pengurus dan sekaligus pemilik bank tersebut melakukan praktik yang tidak patut dilakukan oleh seorang bankir dan merupakan tindakan kriminal dari kacamata hukum. Serangkaian praktik memerlukan dan berbau kriminal telah terjadi pada bank tersebut. Mulai dari tidak bersedia memberikan dokumen dan tidak mau memeberikan keterangan kepada Bank Indonesia (BI) sebagai pengawas perbankan, berupaya memusnahkan dokumen sampai menerbitkan surat berharga fiktif.

  Analisis :

  1. Menurut pendapat anda apakah yang harusnya lembaga hukum lakukan dalam mengatasi kasus diatas?. ......................................................................................................................... ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ .......................................

  2. Terjerat pasal apasajakah kasus diatas ? Jelaskan dan kaitan serta beri alasannya ........................................................................................................................

  ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ....................................

  3. Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan hukuman atas tindakan yang sudah dilakukan pada kasus diatas? ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ .......................

  Nama/Kelompok _______________________ Kelas: _________ Tgl: _______________ Kunci Lembar Kerja 1 : Kasus Bank Global Tbk.

  1. Menurut pendapat anda apakah yang harusnya lembaga hukum lakukan dalam mengatasi kasus diatas? Dari kasus diatas dapat dikatakan bahwa lembaga hukum telah mengabaikan dan melanggar doktrin specialite sistematische. Dengan keputusan ini lembaga hukum telah menyatakan diri secara tegas bahwa undang-undang Perbankan sebagai undang yang bersifat umum, sedangakan undang-undang arsip dan korupsi merupakan ketentuan yang lebih khusus. Dari kasus ersebut, penerapan hukum tindak pidana perbankan sebagai tindak pidana korupsi dalam penegakan hukum pidana korupsi dan kearsipan telah melanggar ketentuan sistematische specialite sebagai secondary rules yang harusnya dipatuhi.

  2. Terjerat pasal apa sajakah kasus diatas ? Jelaskan dan kaitan serta beri alasannya Seharusnya lembaga hukum menjerat terdakwa dengan UU Perbankan dan pula

  UU Kearsipan serta tentang UU korupsi, karena kasus tersebut melibatkan banyak keselahan didalamnya yang berkaitan dengan aturan hukum yang ada di Indonesia.

  3. Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan hukuman atas tindakan yang sudah dilakukan pada kasus diatas? Karena putusan ini lembaga hukum harusnya berkontribusi mendeligitimasi undang-undang perbankan, karena putusan ini berimplikasi terhadap habisnya kepentinga-kepentingan hukum yang ingin dilindungi oleh undang-undang perbankan

  Nama : NIM : Tanggal :

LEMBAR PENILAIAN (LP) 1: PRODUK

  1.Menurut pendapat anda apakah yang harusnya lembaga hukum lakukan dalam mengatasi kasus diatas?. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ .......

  2.Terjerat pasal apasajakah kasus diatas ? Jelaskan dan kaitan serta beri alasannya ............................................................................................................................... ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ........

  3. Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan hukuman atas tindakan yang sudah dilakukan pada kasus diatas? ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ .......................

  Daftar Pustaka

  

Kunci LP 1 : Produk

  4. Menurut pendapat anda apakah yang harusnya lembaga hukum lakukan dalam mengatasi kasus diatas? Dari kasus diatas dapat dikatakan bahwa lembaga hukum telah mengabaikan dan melanggar doktrin specialite sistematische. Dengan keputusan ini lembaga hukum telah menyatakan diri secara tegas bahwa undang-undang Perbankan sebagai undang yang bersifat umum, sedangakan undang-undang arsip dan korupsi merupakan ketentuan yang lebih khusus. Dari kasus ersebut, penerapan hukum tindak pidana perbankan sebagai tindak pidana korupsi dalam penegakan hukum pidana korupsi dan kearsipan telah melanggar ketentuan sistematische specialite sebagai secondary rules yang harusnya dipatuhi.

  5. Terjerat pasal apa sajakah kasus diatas ? Jelaskan dan kaitan serta beri alasannya Seharusnya lembaga hukum menjerat terdakwa dengan UU Perbankan dan pula

  UU Kearsipan serta tentang UU korupsi, karena kasus tersebut melibatkan banyak keselahan didalamnya yang berkaitan dengan aturan hukum yang ada di Indonesia.

  6. Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan hukuman atas tindakan yang sudah dilakukan pada kasus diatas? Karena putusan ini lembaga hukum harusnya berkontribusi mendeligitimasi undang-undang perbankan, karena putusan ini berimplikasi terhadap habisnya kepentinga-kepentingan hukum yang ingin dilindungi oleh undang-undang perbankan

LEMBAR PENILAIAN 2: PROSES

  Prosedur :

  1. Siapkan seperangkat alat tulis dan studi kasus permasalahan arsip 2.Tugasi siswa untuk memecahkan masalah yang ada tersebut.

  3.Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada format Asesmen kinerja dibawah ini

  4.Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan 5.Siswa diijinkan mangases kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini.

  Format Asesmen Kinerja Proses Aspek Penilaian Diskusi :

  Format Penilaian Diskusi :

  No ASPEK PENGAMATAN DISKUSI

  1 Kerjasama

  2 Keaktifan

  Keterangan : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: Nilai = skor perolehan X 100

  ∑ Skor Maksimal

  4: Sangat Sesuai / Baik Sekali 2 : Cukup 3: Sesuai / Baik 1: Kurang

  Rubrik Penilaian Diskusi No Nama Siswa

  ASPEK PENGAMATAN DISKUSI Kerja sama Keaktifan

1 Hasil nilai pengetahuan dikonversi sebagai berikut :

  4.00 A 91 – 95

  3.66 A- 86 – 90

  3.33 B+ 81 – 85

  3.00 B 75 – 80

  2.66 B- 70 – 74

  INTERVAL HASIL KONVERSI PREDIKAT 96 – 100

  2.00 C 60- 64

  1.66 C- 55 – 59

  1.33 D+ < 54

  1.00 D Malang, 2017

  Siswa Guru

  (…………………………) (........................................)

  LEMBAR PENILAIAN 3: PSIKOMOTOR Prosedur :

  2.33 C+ 65 – 69

  1. Disediakan kasus tentang kearsipan

  2. Tugasi siswa memecahkan masalah tersebut dan mempersentasikannya didepan kelas

  3. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada format asesmen kinerja dibawah ini.

  4. Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan. 5. siswa diijinkan mengakses kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini.

  Format Asesmen Kinerja Psikomotor

  No Rincian Tugas Kinerja Skor Maksimu m Skor Asesmen Oleh siswa sendiri

  Oleh guru

  1 Mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan perundang-undangan yang ada di Indonesia

  40

2 Menanggapi materi yang diberikan

  30

  3 Menjelaskan hasil resume pada teman satu kelas

  30 J u m l a h 100

  Malang, 2017 Siswa

  Guru, (........................................) (........................................)

  

Format Pengamatan Perilaku Berkarakter

Siswa: Kelas: Tanggal: Petunjuk:

  Untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa menggunakan skala berikut ini:

  

D = Memerlukan C = Menunjukkan B = Memuaskan A = Sangat

  perbaikan kemajuan baik

  Format Pengamatan Perilaku Berkarakter No Rincian Tugas Kinerja (RTK) Memerlukan perbaikan (D) Menunjukkan kemajuan (C) Memuaskan (B) Sangat baik (A)

  1 Beretiket

  2 Sopan santun

  3 Rendah hati

  4 Bersikap menyenangkan Malang, 2017 Pengamat

  ( )

  

Format Pengamatan Keterampilan Sosial

  Siswa: Kelas: Tanggal:

  Petunjuk:

  Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, beri penilaian atas keterampilan sosial siswa itu menggunakan skala berikut ini:

  

D = Memerlukan C = Menunjukkan B = Memuaskan A = Sangat

  perbaikan kemajuan baik

  Format Pengamatan Keterampilan Sosial No Rincian Tugas Kinerja (RTK) Memerlukan perbaikan (D) Menunjukkan kemajuan (C) Memuaskan (B) Sangat baik (A)

  1 Bertanya

  2 Menyumbang ide atau pendapat

  3 Menjadi pendengar yang baik

  4 Komunikasi Malang, 2017 Pengamat

  (…………………....................)

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEARSIPAN REPUBLIK

  INDONESIA

A. UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1971

  Undang-undang Pokok Kearsipan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 diundangkan dengan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 32. Sebelum Undang-undang ini ditetapkan, masalah kearsipan telah diatur dalam Undang-undang Nomor Prp. 19 Tahun 1961, Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 310. Dalam membahas Undang-undang Pokok Kearsipan. Pertama, membahas tentang sistematika Undang-undang Pokok Kearsipan tersebut.

  A. SISTEMATIKA UNDANG-UNDANG POKOK KEARSIPAN Sistematika Undang-undang Pokok Kearsipan dapat digambarkan sebagai berikut :

  Pertimbangan Konsideran Landasan hukum

  Undang-Undang Pokok Kearsipan (UU No. 7 Tahun 1971)

  Keputusan Pencabutan Penetapan

  Isi

  Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6

  1. Konsideran Konsideran memberikan penjelasan tentang apa yang menjadi pertimbangan atau alasan dan landasan hukum ditetapkannya Undang-undang nomor 7 tahun 1971.

  Ada dua hal yang dapat dipergunakan sebagai alasan. Yang pertama berhubungan dengan usaha penyelamatan bahan-bahan bukti untuk kepentingan pertanggungjawaban nasional kepada generasi muda. Di dalam penjelasan umum Undang-undang nomor 7 tahun 1971 antara lain dikatakan bahwa untuk kepentingan pertanggungjawaban nasional kepada generasi yang akan datang, perlu diselamatkan bahan-bahan bukti yang nyata, benar serta lengkap mengenai kehidupan kebangsaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan penyelenggaraan kebangsaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan penyelenggaraan pemerintahan negara pada khususnya baik mengenai masa lampau masa sekarang dan masa yang akan datang.

  Yang kedua berhubungan dengan perkembangan kebutuhan administrasi yang sudah maju. Dalam rangka meningkatkan penyempurnaan administrasi aparatur negara, khususnya di bidang kearsipan materi yang terdapat dalam Undang-undang Nomor Prp. 19 tahun 1961 perlu ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan keadaan. Dengan kata lain Undang-undang Nomor Prp. 19 Tahun 1961 tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan. Sedangkan yang dipergunakan sebagai landasan hukum ditetapkannya Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 adalah :

  a. Pasal 5 ayat (1) Jo. Pasal 20 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945, dan

  b. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1969 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 36).

  2. Keputusan Keputusan berisi dua hal, yaitu :

  a. Mencabut Undang-undang Nomor Prp. 19 Tahun 1961 Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 310, dan b. Penetapan Undang-undang tentang Ketentuan Pokok Kearsipan.

  B. PEMBAHASAN MASING-MASING BAB UNDANG-UNDANG POKOK KEARSIPAN Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan terdiri dari 6 bab dan 13 pasal. Isi dari masing-masing bab dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut.

  1. Bab I : Ketentuan-ketentuan Umum Di dalam bab 1 diberikan beberapa pengertian tentang arsip, fungsi arsip dan tujuan kearsipan. Pengertian arsip menurut undang-undang ini secara singkat dapat diambil kesimpulan bahwa arsip adalah naskah-naskah baik yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara dan Badan-badan Swasta atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan. Fungsi arsip dibedakan menjadi arsip dinamis, yaitu arsip yang dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara; dan arsip statis, yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk menyelenggarakan kehidupan kebangsaan atau untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara. Sedangkan tujuan kearsipan ialah menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional dan menyediakan bahan-bahan pertanggungjawaban bagi kegiatan Pemerintah.

  2. Bab II: Tugas Pemerintahan

  Bab 2 mengatur hal-hal sebagai berikut :

  a. Wewenang, tanggung jawab dan kewajiban pemerintah dalam bidang kearsipan.

  • Pemerintah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh terhadap arsip-arsip (baik statis maupun arsip dinamis).
  • Pemerintah berkewajiban mengamankan arsip-arsip tersebut sebagai bukti pertanggungjawaban nasional.

  b. Usaha-usaha Pemerintah yang dilakukan dalam bidang kearsipan yang meliputi :

  • Usaha penertiban dalam bidang kearsipan (pasal 5).
  • Usaha untuk mempertinggi mutu kearsipan (pasal 6).

  • Usaha untuk menjamin kesehatan tenaga ahli kearsipan (pasal 7, ayat 3).

  c. Usaha pemerintah yang berhubungan dengan tenaga ahli kearsipan (pasal 7, ayat 1 dan 2).

  • Mengatur dan mengawasi pendidikan tenaga ahli kearsipan dan - Mengatur kedudukan hukum dan kewenangan tenaga ahli kearsipan.

  3. Bab III: Organisasi Kearsipan Mengatur tentang pembentukan organisasi kearsipan.

  Unit-unit kearsipan pada lembaga-lembaga Negara dan Badan – badan - Pemerintahan Pusat dan Daerah. Arsip Nasional, yang terdiri dari : Arsip Nasional Pusat dan Arsip - Nasional Daerah.

  4. Bab IV: Kewajiban Kearsipan

  Bab 4 terdiri dari 4 pasal yang berisi tentang kewajiban Arsip Nasional Pusat dan Arsip Nasional Daerah, serta kewajiban Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Pusat maupun daerah.

  a. Kewajiban Arsip Nasional Pusat dan Daerah adalah : Menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip yang bersifat statis, - Menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip yang berasal dari - Badan-badan Swasta dan/ atau perorangan.

  b. Kewajiban Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Pusaat maupun Daerah, adalah :

  Mengatur,menyimpan, memelihara, dan menyelamatkan arsip yang - bersifat dinamis, dan Menyerahkan naskah-naskah arsip yang bersifat statis kepada Arsip - Nasional.

  5. Bab V: Ketentuan Pidana

  Bab 5 hanya terdiri dari satu pasal, yang berisi tentang hukuman pidana bagi barang siapa yang memiliki menyimpan dan membocorkan rahasia negara. Hukuman pidana diatur sebagai berikut : Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun bagi - barang siapa yang dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki arsip (arsip statis). Yang dimaksud dengan memiliki ialah sikap, perbuatan menguasai barang seolah-olah ia pemiliknya, yang dengan demikian ia dapat berbuat sekehendak hatinya atas barang tersebut. Dapat dipenjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 (dua - puluh) tahun bagi barang siapa yang menyimpan arsip dan membocorkan isinya yang seharusnya ia merahasiakan.

  6. Bab VI: Ketentuan Penutup

  Bab 6 terdiri dari dua pasal, yang mengatur tentang hal-hal yang belum diatur dan berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971: a. Undang-undang Nomor 7 Tahun1971 hanya mengatur ketentuan-ketentuan undang inin hanya mengatur pokok-pokoknya saja, sedangkan peraturan pelaksanaannya akan diatur di dalam bentuk peraturan perundangan lain.

  b. Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, pada tanggal

  18 Mei 1971 melalui Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 32; Tambahan Lembaga Negara Indonesia Nomor 2964.

  UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1971 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang :

  a. Bahwa untuk kepentingan generasi yang akan datang perlu diselamatkan bahan- bahan bukti yang nyata, benar, dan lengkap mengenai kehidupan kebangsaan Bangsa Indonesia dimasa yang lampau, sekarang dan yang akan datang dan berhubungan dengan itu perlu diatur ketentuan-ketentuan pokok tentang kearsipan.

  b. Bahwa dalam rangka meningkatkan penyempurnaan administrasi aparat negara khususnya dibidang kearsipan, menteri yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 9 Peraturan Presiden tahun 1961 perlu ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan keadaan.

  Mengingat

  1. Pasal 5 ayat (1) jo, pasal 20 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945;

  2. Undang-undang Nomor 5 tahun 1969 (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 36); Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Gotong Royong.

  MEMUTUSKAN : Mencabut :

  Undang-undang No.19 Peraturan Presiden Tahun 1961 (Lembaga Negara 1961 Nomor 310)

  Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK

KEARSIPAN

  

BAB I KETENTUAN-KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Yang dimaksud dalam undang – undang ini dengan arsip ialah : a. Naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga negara dan badan-badan pemerintah dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;

  b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan atau perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

  a. Penyelenggaraan arsip-arsip b. Pengumpul, penyimpan, perawatan, penyelamatan serta penggunaan arsip statis.

  d. Perlengkapan-perlengkapan teknis kearsipan;dan e. Penyelidikan-penyelidikan ilmiah di bidang kearsipan pada umumnya.

  c. Penerangan/kontrol/pengawasan;

  b. Pendidikan kader ahli kearsipan;

  a. Penyelenggaraan kearsipan yang membimbing kea rah kesempurnaan;

  usaha-usaha:

  Pasal 6 Pemerintah mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan nasional dengan menggiatkan

  memerintah berusaha menerbitkan :

  Pasal 2 Fungsi arsip membedakan :

  Pasal 5 Dalam melaksanakan penguasaan termaksud dalam pasal 4 Undang-undang ini

  (1) Arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a Undang-undang ini adalah dalam wewenang dan tanggung jawab sepenuhnya dari pemerintah. (2) Pemerintah berkewajiban untuk mengamankan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf b undang-undang ini sebagai bukti pertanggungjawaban nasional yang penguasaannya dilakukan berdasarkan perundingan atau ganti rugi dengan pihak yang menguasai sebelumnya.

  

BAB II

TUGAS PEMERINTAH

Pasal 4

  tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan Pemerintah.

  Pasal 3 Tujuan kearsipan untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional

  b. Arsip statis tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara.

  a. Arsip dinamis yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara.

  Pasal 7

  (1) Pemerintahan mengadakan, mengatur dan mengawasi pendidikan tenaga ahli kearsipan (2) Pemerintah mengatur kedudukan hukum dan kewenangan tenaga ahli kearsipan (3) Pemerintah melakukan usaha-usaha khusus untuk menjamin kesehatan tenaga ahli kearsipan sesuai dengan fungsi serta dalam lingkungannya.

  BAB III Pasal 8 Untuk melaksanakan tugas termasuk dalam Pasal 5 undang-undang ini pemerintah

  membentuk organisasi kearsipan yang terdiri dari : (1) Unit-unit kearsipan pada lembaga-lembaga Negara Badan-badan Pemerintahan

  Pusat dan daerah, (2) a. Arsip nasional di ibukota Republik Indonesia sebagai inti organisasi daripada Lembaga Kearsipan Nasional disebut arsip Nasional Pusat.

  b. Arsip Nasional di tiap-tiap Ibukota Daerah Tingkat I, termasuk Daerah-daerah yang setingkat dengan Daerah Tingkat I selanjutnya disebut Arsip Nasional Daerah.

  

BAB IV

KEWAJIBAN KEARSIPAN

Pasal 9

  (1) Arsip Nasional Pusat wajib menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b Undang-undang ini dari Lembaga- lembaga negara dan Badan-badan Pemerintah Pusat. (2) Arsip Nasional Daerah menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b Undang-undang ini dari Lembaga- lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah Pusat di tingkat Daerah. (3) Arsip Nasional Pusat maupun Arsip Nasional Daerah menyimpan, memelihara, dan menyelamatkan arsip yang berasal dari Badan-badan swasta dan atau perorangan.

  (1) Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Pusat maupun daerah wajib mengatur, menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip sebagai mana dimaksud pada pasal 2 huruf a undang-undang ini. (2) Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah Pusat wajib menyerahkan naskah-naskah arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b undang-undang ini kepada Arsip Nasional Pusat. (3) Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Daerah serta badan- badan Pemerintahan Pusat di tingkat Daerah, wajib menyerahkan naskah-naskah arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b undang-undang ini kepada Arsip Nasional Daerah.

  BAB V KETENTUAN PIDANA Pasal 11

  (1) Barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a undang-undang ini dapat dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 tahun. (2) Barang siapa yang menyimpan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a undang-undang ini, yang dengan sengaja memberitahukan hal-hal tentang isi naskah kepada pihak ketiga yang tidak berhak mengetahuinya sedang ia diwajibkan merahasiakan hal-hal tersebut dapat dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama-lamanya 20 tahun. (3) Tindak pidana yang dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal ini adalah kejahatan.

  BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam undang-undang ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Perundangan.

Pasal 13

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang

  dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaga Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei 1971 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Ttd.

  SOEHARTO

  JENDRAL T.N.I Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei 1972 SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA ttd.

  ALAMSJAH

  LETNAN JENDRAL T.N.I

  

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1971 NOMOR 32

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1971 TENTANG

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEARSIPAN

PENJELASAN

  Untuk kepentingan pertanggungjawaban nasional kepada generasi yang akan datang perlu diselamatkan bahan-bahan bukti yang nyata, benar dan lengkap mengenai kehidupan kebangsaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan penyelenggaraan pemerintahan negara pada khususnya, baik mengenai masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Penyelamatan bahan-bahan bukti tersebut merupakan masalah yang termasuk bidang kearsipan dalam arti yang seluas-luasnya. Sebelum ditetapkannya undang-undang ini, masalah kearsipan telah diatur dalam Undang-undang tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan administrasi yang sudah maju. Berhubung dengan itu atas dasar pertimbagan tersebut di atas dan sesuai dengan ketentuan pasal 2 Undang-undang No. 5 tahun 1969 serta Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. A9/I/24/MPRS/1967, masalah kearsipan itu perlu diatur kembali dalam undang-undang ini yang sekaligus merupakan penyempurnaan dari materi Undang-undang No. 19 Prps. Tahun 1961. Adapun penyelenggaraan daripada pelaksanaan ketentuan-ketentuan menurut undang- undang ini ditentukan dan diatur dalam peraturan-peraturan perundangan. Hal tersebut dimaksudkan agar senantiasa terbuka kemungkinan untuk mengikuti perkembangan kehidupan bangsa serta perkembangan penyelenggaraan pemerintah dan administrasi negara secara teratur dan tepat. Salah satu usaha untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan undang-undang ini, dibentuk arsip nasional Republik Indonesia sebagai organisasi inti dan unit-unit kearsipan lainnya yang terdapat di seluruh lembaga-lembaga negara dan aparat pemerintah.

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

  Pasal 1 Yang dimaksud dengan naskah-naskah dalam bentuk corak bagaimana pun juga dari

  sesuatu arsip dalam pasal ini adalah meliputi baik yang tertulis maupun yang dapat dilihat dan didengar seperti halnya hasil-hasil rekaman, film, dan lain sebagainya. Yang dimaksud dengan berkelompok adalah naskah-naskah yang berisikan hal-hal yang berhubungan satu dengan yang lain yang dihimpun dalam satu berkas tersendiri mengenai masalah yang sama. Dalam pasal ini ditegaskan pula perbedaan antara fungsi arsip dalam tata pemerintahan (huruf a) dalam fungsi dalam kehidupan nasional (huruf b). Hakikat dari pada perbedaan ini terdapat dalam pasal 4 yakni pengamanan daripada pertanggungjawaban dibidang nasional dan dibidang pemerintah. Lembaga-lembaga negara dimaksudkan lembaga-lembaga negara seperti ditetapkan dalam Undang-undang Dasar 1945. Sedangkan yang dimaksud dengan badan-badan pemerintahan adalah :

  a. Seluruh aparat pemerintah termasuk dalam hal ini perusahaan-perusahaan yang modalnya untuk sebagian atau seluruhnya berasal dari pemerintah, dan b. Badan-badan pemerintah yang akan/sudah dilebur pada waktu undang-undang ini dikeluarkan.

  Pasal 2 Arsip merupakan suatu yang hidup, tumbuh, dan terus berubah seirama dengan tata

  kehidupan masyarakat maupun dengan tata pemerintahan. Pasal 2 ini menegaskan adanya dua jenis sifat dan arti arsip secara fungsional, yakni : a. Arsip dinamis sebagai arsip yang senantiasa masih berubah nilai dan artinya menurut fungsinya; dan b. Arsip statis, sebagai arsip yang sudah mencapai taraf nilai yang abadi, khusus sebagai bahan pertanggungjawaban nasional/pemerintahan.

  Adapun perlu sekali ditentukan secara tegas tentang cara-cara penilaian arsip menurut fungsinya ini, baik tentang penentuan nilai dan arti menurut usia/jangka waktu dan ataupun menurut evaluasi daya gunanya. Cara-cara penilaian tersebut akan diatur lebih lanjut dalam peraturan perundangan. Perbedaan fungsi ini menjadi dasar dalam pelaksanaan tugas dan penguasaannya oleh pemerintah sebagai tertulis dalam Pasal 5 dan dasar organisasi kearsipan nasional seperti tenyata dalam Pasal 8 yang sebagai keseluruhan tercakup dalam pasal-pasal 3,6 dan 7.

  Pasal 3 cukup jelas Pasal 4 dan 5 Pemerintah menguasai arsip-arsip sendiri secara menyeluruh sesuai dengan fungsinya

  dalam pasal 2 (huruf a) dan (huruf b) undang-undang ini. Penguasaan itu dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Penyelenggaraan tata kearsipan di seluruh aparat

  b. Menentukan syarat-syarat penggunaan arsip-arsip, termasuk dalam hal ini naskah- naskah:

  1. Yang diterima oleh dan atau terjadi karena pelaksanaan kegiatan perorangan/badan-badan swasta yang secara hukum sudah beralih kepada lembaga-lembaga negara/badan-badan pemerintahan;

  2. Yand karena perjanjian ataupun berdasarkan ketentuan-ketentuan lain atau ketentuan-ketentuan sebelumnya lebih berada dalam tanggung jawab pusat- pusat penyimpanan arsip yang telah ditentukan oleh pemerintah;

  3. Yang merupakan reproduksi dalam bentuk apapun daripada arsip dimaksud dalam pasal 1 huruf a.

  Pasal 6 dan 7 cukup jelas Pasal 8 Dalam organisasi ini kearsipan terdapatlah perbedaan asasi yang ditentukan dalam pasal 2

  yaitu :

  a. Arsip dinamis