Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Think Pair SHARE (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Delik 01 Semester II Tahun Ajaran 2013-2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

  Pada tahapan ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian tindakan kelas SD Negeri 01 Delik Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II/2013-2014, dimulai dari Pra siklus, Siklus I sampai pada Siklus II. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 SD Negeri 01 Delik Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II/2013-2014. Secara sistematis data yang diperoleh dalam hasil penelitian ini disajikan sebagai berikut

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

  Tahap pada deskripsi Siklus I ini terdiri dari pertemuan I dan pertemuan ke

  II, dimana pada tahap Siklus I setiap pertemuan alokasinya 2 X 35 menit. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 28-29 maret 2014 SD Negeri 01 Delik kecamantan tuntang kabupaten semarang sesudah mendapat izin dari pihak sekolah. Siklus I ini menggunakan 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.

1) Hasil Tes Pra Siklus

  Data-data yang diperoleh pada tahapan pra siklus ini didapatkan melalui nilai test yang diberikan oleh guru bidang studi pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 01 Delik Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sebelum diadakan tindakan 11 siswa yang hasil belajarnya belum tuntas sedangkan yang tuntas 9 siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata

  pelajaran IPA dengan nilai rata-rata 6,5.Berdasarkan data hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar.Data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V

  No ketuntasan Frekuensi Persentase

  1 Tuntas 9 45%

  2 Tidak Tuntas 11 55% Jumlah siswa 20 100% Nilai Minum

  30 Nilai Maksimun

  80 Nilai Rata-rata

  57 Berdasarkan tabel 4.1, tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum

  diadakan tindakan hanya 9 siswa (45 %) yang tuntas dan 11 siswa (55 %) yang tidak tuntas. Nilai Minimun yang diperoleh siswa adalah 30, sedangkan nilai Maksimun 80, dengan nilai rata-rata 57.Untuk KKM IPA yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 65.Ketuntasan hasil belajar IPA Pra siklus bila disajikan dalam diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Tabel Diagram VenHasil Belajar Pra Siklus

  

45%

55% Diagram Ketuntasan Pra Siklus

  Tuntas Tidak tuntas

  4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan siklus I

  Tahap pada deskripsi Siklus I ini terdiri dari pertemuan I dan pertemuan ke II, dimana pada tahap Siklus I setiap pertemuan alokasinya 2 X 35 menit. Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 28-29 maret 2014 SD Negeri 01 Delit kecamantan tuntang kabupaten semarang sesudah mendapat izin dari pihak sekolah. Siklus 1 ini menggunakan 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.

  4.1.3 Perencanaan Tindakan Penelitian Siklus I

  Dalam tahap perencana pembelajaran di pusatkan pada permasalahan yang di temukan pada kondisi awal. Di mana dalam hal ini peneliti harus mampu penyusun strategi, memilih metode, dan media yang sesuai dengan pembelajaran dengan tujuan agar siswa menjadi lebih aktif dalam proses mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 X 35 menit pada Standar kompetensi Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubunganya dengan penggunaan sumber daya alam, kompetensi dasar Mendeskribsikian proses pembentukan tanah karena pelapukan, Indikator : Pengertian tanah dijelaskan berdasarkan 2 unsur pembentuknya, Macam-macam batuan di kelompokkan berdasarkan 3 proses pembentukan, pengertian pelapukan dijelaskan berdasarkan 3 unsur pelapukan, proses pelapukan dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya,dan proses pembentukan tanah dibedakan berdasarkan proses pelapukan.

  4.1.4 Pelaksanaan Siklus1

a) Perencanaan

  Rencana pembelajaran di pusatkan pada permasalahan yang di temukan pada kondisi awal. Di mana dalam hal ini peneliti harus mampu penyusun strategi, memilih metode, dan media yang sesuai dengan pembelajaran dengan tujuan agar siswa menjadi lebih aktif dalam proses mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran pada Siklus 1 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 X 35 menit pada Standar kompetensi Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubunganya dengan penggunaan sumber daya alam, kompetensi dasar Mendeskribsikian proses pembentukan tanah karena pelapukan, Indikator : Pengertian tanah dijelaskan berdasarkan 2 unsur pembentuknya, Macam-macam batuan di kelompokkan berdasarkan 3 proses pembentukan, pengertian pelapukan dijelaskan berdasarkan 3 unsur pelapukan, proses pelapukan dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya,dan proses pembentukan tanah dibedakan berdasarkan proses pelapukan.

b) Pelaksanaan Tindakan

  Pelaksanaan pada Siklus 1 terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2 terdiri dari kegiatan awal, kegiatan dan kegiatan akhir.Pertemuan 1 dan pertemuan 2 dengan waktu tiap pertemuan 70 menit (dua jam pelajaran). Pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan pada tanggal 28-29 maret 2014.

  Pada pertemuan 1 dilasksanakan tanggal 28 maret 2014, guru membuka pelajaran dengan kegiatan awal, yaitu guru melakukan pembelajaran dengan menyiapkan mental siswa, menbangun pandangan siswa, dan menberi motivasi. Adapun kegiatan lain yang dilakukan guru yaitu mengondisikan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan sekilas materi pelajaran dibantu dengan gambar dan batu sebagai alat peraga.

  Pada kegiatan inti, guru menbagi kelas menjadi 4 kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa, dalam pembagian kelompok guru meminta siswa berhitung 1-5, setelah kelompok ditentukan, guru membagi LKS pada tiap siswa untuk dipelajari, setelah LKS dipelajari, siswa diminta untuk mendiskusikan LKS tersebut dengan teman sebangku sebelum siswa mendiskusikan dengan teman kelompok.

  Saat diskusi kelompok berlangsung masih terdapat siswa yang pasif dan cenderung asik bermain sendiri , sedangkan didalam diskusi, pembimbingan yang dilakukan oleh guru tidak merata, dikarenakan dalam proses diskusi guru cenderung hanya pada beberapa kelompok aja, sehingga menbuat alokasi yang telah ditentukan tidak cukup dalam menbimbing kelompok diskusi.

  Kegiatan akhir, setiap kelompok diskusi menbacakan hasil diskusinya didepan para teman-temannya, menberi tanggapan atas pertanyaan teman-teman yang bertanya.

  Pertemuan 2 dilaksanakan tanggal 29 maret 2014 dengan melanjutkan materi dan indicator yang sama dengan pertemuan 1. Dalam Siklus 1 pertemuan 2 ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik hal ini dapat dibuktikan saat guru memberi pertanyaan, sebagian besar siswa sudah menjawab dan ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, sebagian besar siswa sudah berani menjawab walaupun masih ada beberapa siswa yang masih malu, siswa sudah mulai jawaban yang dikemukakan oleh siswa yang lain. Guru tetap memberikan pengertian kepada siswa bahwa tak ada jawaban yang salah tapi yang ada hanya jawaban yang kurang tepat.

  Saat diskusi kelompok guru, membagi siswa dengan adil sehinga siswa sudah lebih kompak, aktif memberikan pendapat dan aktif dalam pengamatan dibandingkan dengan pertemuan 1.Saat presentasi kelompok siswa juga sudah aktif dalam memberi pendapat, sanggahan atau pertanyaan. Tapi masih ada beberapa siswa yang pasif dalam diskusi kelompok maupun presentasi.Untuk mengatasinya guru memberi dorongan dengan memberi kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk menjawab.

c) Pengamatan/Observasi

  Pada saat proses pembelajaran Siklus I pertemuan 1 berlangsung, peneliti melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa, dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi.

  Pengamatan terhadap aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran masih belum maksimal sehingga . Aspek pengamatan aktivitas guru meliputi (1) memotivasi siswa dalam pembelajaran; (2) penerapan metode pembelajaran, sedangkan kelebihan guru pada saat mengajar adalah persiapan guru sebelum mengajar telah optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa yang tidak memperhatikan, saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa. Adapun kekurangan dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II.

d) Refleksi

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus 1, selanjutnya guru melaksanakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada tahap observasi. Sintaks yang belum dilakukan peneliti mengenai penjelasan kepada siswa mengenai langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan sehingga pembelajaran menggunakan modelThink Pair Sharedapat diperbaik sebelum melaksankan Siklus 2 sebagai perbaikan peneliti berdiskusi dengan guru kelas agar diketahui dalam pelaksanaan Siklus 2 akan lebih baik dari Siklus 1 dan semua sintaks akan terlaksana semuanya.

1. Hasil Tes Siklus I

  Dari data hasil penelitian pelaksanaan tindakan Siklus I, diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran Siklus I dengan mengunakan model pembelajaran Think Pair Share. Data hasil tes pelaksanaan tindakan pembelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri 01 Delik Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada Siklus I, selengkapnya dapat dilihat pada tebel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5

  

SD Negeri Delik 01 Siklus I

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

  1 Tuntas 14 70%

  2 Tidak Tuntas 6 3o% Jumlah 13 100% Nilai Minimum

  40 Nilai Maksimum

  85 Nilai rata-rata

  65 Hasil tes Siklus I mengalami peningkatan dari hasil tes pada data awal

  Prasiklus.Berdasarkan hasil tes siswa data awal, diketahui nilai rata-rata yang diperoleh 67 menurun menjadi 65 pada Siklus I tapi jumlah siswa yang tuntas belajar pada Siklus I meningkat menjadi 14 siswa sementara pada pra siklus 9 siswa yang tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada Siklus I mencapai nilai maksimum yaitu 85 dengan nilai terendah pun meningkat dari pra siklus menjadi 5 pada Siklus I. Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan perbandingannya pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN

  

Delik 01Pra Siklus dan Siklus 1

No Ketuntasan Jumlah Siswa Pra Siklus Siklus I Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase (%) (%)

  1 Tuntas

  11

  55

  14

  70

  2 Belum Tuntas

  9

  45

  6

  30 Jumlah 20 100 20 100

  Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 4.3 dapat diperjelas pada diagram batang seperti tampak pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil

  

14

  14

  11

  12

  9

  10

  8

  6 Tuntas

6 Tidak Tuntas

  4

  2 Sebelum Siklus 1 Tindakan Dari Gambar 4.2 diagram batang diatas dapat dijelakan bahwa banyaknya siswa yang menyampai ketuntasan Pra siklus ke Siklus 1 mengalami peningkatan. Pada saat Pra siklus ketuntasan 45% atau 9 anak dan terjadi peningkatan 70% atau 14 anak.

  2. Hasil Pengamatan/Observasi

  Pada saat proses pembelajaran Siklus I pertemuan 1 berlangsung, peneliti melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa, dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi. Pengamatan terhadap aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran masih belum maksimal sehingga. Aspek pengamatan aktivitas guru meliputi (1) memotivasi siswa dalam pembelajaran (2) penerapan metode pembelajaran, Sedangkan kelebihan guru pada saat mengajar adalah persiapan guru sebelum mengajar telah optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa yang tidak memperhatikan, saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa. Adapun kekurangan dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II.

  Pada saat proses pembelajaran Siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa, dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi. Pengamatan terhadap aktivitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sudah dapat terlaksana dengan optimal meliputi Aspek (1) memotivasi siswa dalam pembelajaran (2) penerapan metode pembelajaran, saat guru mengajar persiapan telah optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa yang tidak memperhatikan, saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa.

  3. HasilRefleksi Siklus I

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus 1, selanjutnya guru melaksanakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada tahap observasi. Sintaks yang belum dilakukan peneliti mengenai penjelasan kepada siswa mengenai langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan sehingga pembelajaran menggunakan modelThink Pair Sharedapat diperbaik sebelum melaksankan Siklus 2 sebagai perbaikan peneliti berdiskusi dengan guru kelas agar diketahui dalam pelaksanaan Siklus 2 akan lebih baik dari Siklus 1 dan semua sintaks akan terlaksana semuanya.

C. Refleksi

  Berdasarkan pengamatan dan tes yang dilaksanakan pada pelaksanakan proses kegiatan pembelajaran pada Siklus I, guru melaksanakan refleksi sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan. Semua sintaks yang ada telah dilaksanakan semua sehingga tampak dalam pembelajaran berjalan dengan baik sesuai denganapa yang inginkan dalam proses pembelajaran.

4.1.5 Pelaksanaan Siklus II

  Tahap pada Siklus II ini terdiri daridua pertemuan yaitu pertemuan I dan pertemuan ke II, dimana pada tahap Siklus II setiap pertemuan alokasinya 2 X 35 menit. pertemuan ke 1 dan 2 dilaksanakan pada tanggal 5-6 april 2014 SD Negeri Delik 01sesudah mendapat izin dari pihak sekolah. Siklus II ini menggunakan 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.Dan siklus ini sebagai menperbaik pada Siklus I.

a. Perencanaan

  Setelah melihat dari kekurangan dan kelebihan pada Siklus I, maka pada siklus 2 ini sebagai penyempurnaan pada Siklus I, Siklus II ini akan dilaksanakan seperti dengan Siklus I yaitu 2 pertemuan tapi yang membedakan adalah kompetensi dasar. Pada Siklus I kompetensi dasar Mendeskribsikian proses pembentukan tanah karena pelapukan dan Siklus II yaitu Mengidentifikasi jenis- jenis tanah.

  Dalam tahap perencana Siklus II kondisi awal,di mana dalam hal ini peneliti harus mampu penyusun strategi, memilih metode, dan media yang sesuai dengan pembelajaran dengan tujuan agar siswa menjadi lebih aktif dalam proses mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran pada Siklus 1I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 X 35 menit pada Standar kompetensi Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubunganya dengan penggunaan sumber daya alam, kompetensi dasar Mengidentifikasi jenis-jenis tanah, Indikator: Menjelaskan susunan tanah berdasarkan 3 macam unsur, Menyebutkan jenis-jenis tanah berdasarkan pembentuknya, Mengelompokan jenis-jenis tanah berdasarkan proses pembentukan.

b. Pelaksanaan Tindakan

  Pada pelaksanaan pembelajaran tindakan Siklus II pertemuan 1, guru mengawali awal kegiatan pembelajaran dengan menyiapkan mental siswa, menbangun pandangan awal, memotivasi, melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun, mengondisikan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran, bertanya pada siswa materi sebelumnya dan menjelaskan sekilas materi dengan menggunakan alat peraga yaitu batu dibantu dengan menggunakan gambar-gambar.

  Pada kegiatan inti pertemuan 1 dan pertemuan 2 pembelajaran diawali dengan guru menbagi kelas menjadi 4 kelompok, dalam kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa, proses pembagian kelompok, siswa berhitung 1-5, setelah kelompok ditentukan, guru menjelaskan cara bermainan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Thing Pair Share (TPS) yang dilaksanakan oleh guru dalam mengefektifkan proses belajar siswa, cara permainannya yaitu, siswa diberi waktu beberapa menit untuk mengerjakan LKS, kemudian siswa diminta berpasangan dengan teman sebangku untuk mendiskusikan hasil kerja yang telah mereka kerjakan dan mendiskusikannya dengan teman sebangku, siswa diminta guru berkumpul dengan teman kelompok yang telah ditentukan untuk menbicarakan hasil diskusi dengan teman sebangku, kemudian setiap kelompok mendiskusikan kembali hasil diskusi dengan teman sekelompok.

  Pada pelaksanakan Siklus 1, guru mengawali pembelajaran dengan menyiapkan mental siswa, menbangun pandangan awal, memotivasi, melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.Kegiatan awal guru melakukan apersepsi soal-soal Siklus 1 pertemuan pertama, menberi motivasi agar siswa lebih berani menyampaikan pendapatnya dan bertanya tanpa malu-malu atau menggunakan alat peraga.

  Pada kegiatan inti pembelajaran diawali dengan menbagi kelas menjadi 4 kelompok disesuaikan kelompok pertemuan pertama menggunakan model pembelajaran Thing Pair Share( TPS ). Pada Siklus 1 pertemuan 2, siswa kembali mengerjakan LKS, kemudian siswa berpasangan dengan teman sebangku untuk mendiskusikan hasil kerja yang telah mereka kerjakan dan mendiskusikannya dengan teman sebangku, siswa berkumpul dengan teman sekelompok untuk menbicarakan hasil diskusi dengan teman sebangku, setiap kelompok mendiskusikan kembali hasil diskusi dengan teman sekelompok. Selanjutnya guru menbagi LKS untuk dikerjakan dengan model pembelajaran Thing Pair Share( TPS ) dan melalui bimbingan guru. Akhir diskusi kelompok menpresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan para kelompok lain.

  Pelaksanaan dengan model kooperatif tipe Thing Pair Share(TPS) mampu mengefektifkan proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Di karena pada proses kegiatan pembelajaran berlangsung, guru menggunakan alat peraga untuk mendukung proses pembelajaran sehingga saat pada proses kegiatan pembelajaran diskusi kelompok berlangsung siswa tidak lagi malu-malu, ditambah lagi dengan mendapat bimbingan dari guru.

  Kerja sama kelompok diskusi pun sudah berjalan dengan cukup baik, melalui motivasi yang diberikan oleh guru agar siswa mau saling menbantu mengerjakan LKS dalam kelompok dengan baik, tanya jawab antara guru dengan siswa dapat berlangsung lebih aktif. Pada akhir diskusi kelompok guru meminta siswa menyampaikan hasil dari diskusi kelompok di depan seluruh siswa. Siklus 2 pertemuan 1 dan 2 semua sintaks terlaksana semua, karena guru sudah lebih jelas dan paham dengan pembelajaran Think Pair Share.

  Pada kegiatan akhir pertemuan 2, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dari pertemuan pertama hingga pertemuan kedua dan melaksanakan penilaian tertulis kepada siswa dengan menbagi soal LKS dari pertemuan.

D. Pengamatan/Observasi

  Dari hasil observasi pada Siklus I pertemuan 1 dan 2 antara siswa dan guru, peneliti sudah melakukan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan. Berikut tabel observasi keterlaksanaan sintaks.

Tabel 4.4 Hasil observasiSiklus II

  No Siklus II Total keterlaksanaan Keterlaksanaan

  1 Pertemuan 1

  20

  20

  2 Pertemuan 2

  20

  20 Keterangan table 4.4 pada pertemuan 1 dan pertemuan II hasil observasi bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus II sintaks sudah terlaksana.

E. Refleksi

  Berdasarkan pengamatan dan tes yang dilaksanakan pada pelaksanakan proses kegiatan pembelajaran pada Siklus II, guru melaksanakan refleksi sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan. Semua sintaks yang ada telah dilaksanakan semua sehingga tampak dalam pembelajaran berjalan dengan baik sesuai denganapa yang inginkan dalam proses pembelajaran.

1. Hasil Tes Siklus II

  Berdasarkan hasil penelitian dapat mengetahui bahwa dari 2 sub bab yang di sajikan yaitu deskripsi data dan analisis data, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari Siklus I dan Siklus II yang masing-masing terdiri dari data aktivitas dan data hasil belajar IPA pada siswa SD Negeri 01 Delit Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2/2013-2014. Sedangkan analisis data terdiri dari analisis ketuntasan.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5

  

SD Negeri Delik 01 Siklus II

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

  1 Tuntas 20 100%

  2 Tidak Tuntas - - Jumlah 20 100%

  Nilai Minimum

  65 Nilai Maksimum

  95 Nilai rata-rata

  81 Peningkatan yang terjadi dirasa sudah sangat signifikan dan hasil belajar yang diperoleh siswa secara keseluruhan sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan khusus untuk mata pelajaran IPA yaitu 65. Hasil perbandingan pada data awal, Siklus I dan II ini dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN 01

  

DelikPra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

No Ketuntasan Freku Persent Frekue Persent Frekue Persent

ensi ase (%) nsi ase (%) nsi ase (%)

  1 Tuntas

  9

  45

  14

  70 20 100

  2 Belum

  11

  55

  6 30 _ _ Tuntas

  Jumlah 20 100 20 100 20 100 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diuraikan dalam Pra siklus yang mengalami ketuntasan hanya 11 siswa atau 55% dan yang belum tuntas 9 siswa atau 54% kemudian pada Siklus 1 yang tuntas 14 siswa atau 70% dan yang belum tuntas 6 siswa atau 30%. Pada Siklus 2 yang tuntas 20 siswa atau 100% mencapai KKM.Jadi dari Pra siklus menuju Siklus 1 ke Siklus 2 Siswa yang tuntas mengalami kenaikan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.6.

  Gambar 4.3Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

  IPA Antara Pra Siklus Dengan Siklus 1 dan Siklus II Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

  20

  15 swa si lah

  10 m ju

  5 Sebelum siklus I siklus II Tindakan Tuntas

  9

  14

  20 Tidak Tuntas

  11

  6 Dari gambar Diagram Batang 4.3diatas dapat dijelaskan bahwa banyaknya

  siawa yang menyampai ketuntasan belajar pra siklus sampai dengan Siklus 2 mengalami peningkatan. pada saat Pra siklus ke Siklus 1 besarnya pengingkatan adalah dari 9 siswa menjadi 14 siswa atau sebanyak 5 siswa ( 25%) meningkat, dari Siklus 1 ke Siklus 2 adalah dari 14 siswa menjadi 20 siswa atau terjadi peningkatan sebanyak 6 siswa ( 30%).

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

  Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan Model TPS (Thing Pair Share)dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada pokok bahasan tentang pelapukan pada batuan kelas 5 semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 pada SDNegeri

  01Delik . Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut :

  Pada Siklus 1 dengan penerapan pembelajaran Think Pair

  

Share berbantuanmedia gambar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

  (KKM=65) sebanyak 14 siswa atau 70% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Dengan nilai tertinggi adalah 88 dan nilai terendahnya adalah 40.

  Pada Siklus 2 dengan penerapan pembelajaran Think Pair Share berbantuan media gambar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 20 siswa atau 100% . Diperoleh nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 65.Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada Siklus 1 siswa yang tuntas mengalami kenaikan tetapi belum sesuai atau mencapai indikator kinerja yang diharapkan peneliti. Siklus 2 didapatkan siswa yang mengalami ketuntasan menjadi naik dari Siklus 1 dan indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti tercapai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Think Pair Share berbantuan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa pada m ateri “pelapukan batuan” kelas 5 SD Negeri Delik

  Kecamatan tuntang Kabupaten semarang Semester 2/2013-2014, karena dengan pembelajaran Think Pair Share Berbantuan Media Gambar siswa dapat lebih mudah memahami konsep yang diajarkan dan lebih mudah mengingatnya.

  Hasil belajar IPS pada siswa kelas 5 SD Negeri 01 Delik Kecamatan tuntang Kabupaten semarang mengalami kenaikan dengan penerapan Think Pair

  

Share berbantuan media gambar itu karena dalam pembelajaran think pair share

  memiliki beberapa keunggulan dapat mengoptimalkan pertisipasi siswa mengeluarkan pendapat, dan meningkatkan pengetahuan. Siswa meningkatkan daya pikir (think) lebih dulu, sebelum masuk ke dalam kelompok berpasangan (pair), kemudian berbagi dalam kelompok (share). Setiap siswa saling berbagi ide, pemikiran atau informasi yang mereka ketahui tentang permasalahan yang diberikan oleh guru, dan bersama-sama mencari solusinya.

  Keunggulan-keunggulan itu nampak pada saat pelaksanaan saat mengerjakan sendiri (think) siswa menuangkan ide sesuai dengan kemampuan masing-masing kemudian ketika berpasangan (pair) dengan memadukan hasil pemikiran masing-masing dan saat itulah tercipta saling menghargai pendapat temannya, saling membuat kesepakatan, saling berbagi ide atau pendapat sehingga menambah wawasan mereka untuk berpikir luas dan saling melengkapi bersama pasangannya. Pada presentasi atau sharing (share) lebih menambah wawasan atau pengetahuan yang luas lagi karena disitu jawaban antar kelompok banyak perbedaan dan lebih tercipta saling melengkapi dan menghargai antar anggota kelompok sehingga akan mendapat kesimpulan.

  Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ristina Prihatiningsih (2011) yang berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar Perkalian Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas II SD Negeri 2 Jagalan Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/ 2011”. Peneliti menggunakan pembelajaran Think Pair

  

Share , dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar perkalian. Dan di dalam

  penelitian ini peneliti mengharapkan pembelajaran dengan Think Pair Share dapat mewujudkan nilai-nilai toleransi antar siswa dan saling melengkapi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain untuk memperoleh hasil yang memuaskan.

  Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Dra. Charlotte Ambat Harun, MPd dan Siti Nadiroh, SPd (2010) dengan penerapan Model Think

  

Pair Share dalam Pembelajaran Speaking di Kelas III Sekolah Dasar (Penelitian

  Tindakan Kelas di Kelas III Sekolah Dasar Laboratorium UPI Kampus Cibiru Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung). Peneliti menggunakan pembelajaran

  

Think Pair Share , dengan tujuan untuk meningkatkan speaking siswa. Dan di

  dalam penelitian ini peneliti mengharapkan pembelajaran dengan Think Pair

  

Share dapat mewujudkan komunikasi antar siswa dalam berpasangan

  mengemukakan pendapat dan dalam share untuk menambah rasa percaya diri mengungkapkan pendapat kepada teman dengan bahasa sendiri.

  Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada Siklus I dan Siklus II didapatkan bahwa pembelajaran Think Pair Share berbantuan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi “Perkembangan Teknologi Komunikasi” Kelas 4 SD Negeri Candi Kecamatan selomerto Kabupaten Wonosobo Semester 2/2013-2014, karena dengan pembelajaran Think Pair Share Berbantuan Media Gambarsiswa dapat lebih mudah memahami konsep yang diajarkan dan lebih mudah mengingatnya.

Dokumen yang terkait

Pengalaman Menjadi Ibu Di Usia Dini Di Desa Leo-Leo Rao, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Rao, Provinsi Maluku Utara Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengalaman Menjadi Ibu Di Usia Dini di Desa Le

0 0 30

BAB II KAJIAN TEORI Pada Bab Ini Akan Membahas Pengertian IPA 2.1.Pelajaran IPA 2.1.1. Pengertian IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Dis

0 0 10

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Discovery Di SDN Mangunsari 05 Kec Sidomukti Salatiga Tahun 2013/2014

0 0 35

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran IPA di SD - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: "Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Se

0 0 19

BAB III METODE PENELITAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: "Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SD Negeri

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: "Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sedadi Penawangan Grobogan Semester II Tahun 2013/2014 "

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: "Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sedadi Penawangan Grobogan Semester II Tahun 2013/2014 "

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: "Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sedadi Penawangan Grobogan Semester II Tahun 2013/2014 "

0 0 42

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Think Pair SHARE (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Delik 01 Semester II Tahun Ajaran 2013-2014

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Think Pair SHARE (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Delik 01 Semester II Tahun Ajaran 2013-2014

0 0 9