BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Discovery Di SDN Mangunsari 05 Kec Sidomukti Salatiga Tahun 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

Pada Bab III tentang metode penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai setting penelitian, subyek penelitian, desain dalam PTK, Prosedur penilaian, teknik dan alat pengumpulan data, teknik analisis data, indikator kinerja, prosedur penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

3.1.Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDMangunsari 05 dan dipinggir jalan raya. Data siswa SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga pada tahun ajaran 2013/2014 adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Data Siswa SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga No

6 VI 20 24 44 (Sumber : data yang diolah) Kelas I berjumlah 43 siswa, kelas II berjumlah 45 siswa, kelas III 25 siswa, kelas IV

40 siswa, kelas V 27 siswa, dan kelas VI 44 siswa.kelas V adalah objek penelitian yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 18 perempuan.

Lebih rinci data personalia SD Negeri Mangunsari 05 Salatiga pada tahun pelajaran 2013/2014 disajikan pada tabel 1.5 berikut.

3.1.Subjek Penelitian

Siswa kelas V SD mangunsari 05 yang berjumlah 27 siswa.

3.2.Desain Penelitian

Bagan 3.2

Desain Penelitian (Arikunto, 2009)

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I

Pelaksanaan model

pembelajaran Discovery

PENGAMATAN AKTIVITAS

guru dan siswa

PERENCANAAN

Pelaksanaan model pembelajaran

REFLEKSI SIKLUS II

Discovery

PENGAMATAN

AKTIVITAS guru

Penelitian dilaksanakan dengan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas beberapa dan siswa

siklus. Masing-masing dari siklus terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tahapan-tahapan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Permintaan izin

Permintaan izin di SD Mangunsari 05 kepada Kepala Sekolah SD tersebut.

2. Observasi dan Wawancara

Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang SD Mangunsari 05 secara keseluruhan dan keadaan proses belajar mengajar mata pelajaran IPA di kelas V.

3. Identifikasi masalah

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kelas V di SD Mangunsari 05, pembelajaran masih bersifat konvensional, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan dalam proses belajar mengajar. Siswa cenderung belajar dengan hafalan dari catatan yang diceramahkan dan dicatat oleh guru. Dari hal ini, siswa tidak menguasai konsep yang diajarkan guru sehingga prestasi belajarnya rendah. Dengan mengajak siswa untuk menemukan sendiri (Discovery) diharapkan pembelajaran akan menjadi menyenangkan sehingga siswa mudah memahami materi pembelajaran.

4. Menyusun rencana penelitian

Pada tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa siklus tindakan kelas.

3.3. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Discovery yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi. Adapun tahap- tahap dari masing- masing siklus sebagai berikut:

3.4.1. Siklus I

1. pengamatan (observasi) Pengamatan dilakukan oleh observer (guru kelas V) dengan mengamati kegiatan pembelajaran.

2. Perencanaan Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari observasi serta wawancara dengan guru kelas V maupun kepala sekolah. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) dengan kompetensi ”Mendeskripsikan Hubungan Antara Sifat Bahan Dengan Bahan Penyusunnya” dengan

menggunakan metode Discovery Diantaranya adalah pada kegiatan awal guru memberikan motivasi, Mengidentifikasi dan merumuskan masalah dari seleksi masalah yang ada dengan menyusun opini siswa,

Pada kegiatan inti siswa diperjelas lagi tentang problema yang ada kemudian guru menyiapkan kondisi yang mengandung masalah untuk dipecahkan, siswa akan menemukan

sendiri “hubungan antara bahan dengan sifat bahan penyusunnya ”Dengan cara menganalisis sendiri dan interaksi antar siswa, sementara guru membantu merumuskan prinsip, prinsip genreralisi atas penemuan siswa,

Pada kegiatan akhir guru dan siswa akan menyimpulkan hasil analisis siswa kemudian dikonsolidasikan dengan pengetahuan yang ada.

3. Tindakan/ Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan tindakan. Langkah-langkah pelaksanan pembelajaran adalah sebagai berikut : Diantaranya adalah pada kegiatan awal guru memberikan motivasi, Mengidentifikasi dan merumuskan masalah dari seleksi masalah yang ada dengan menyusun opini siswa,

Pada kegiatan inti siswa diperjelas lagi tentang problema yang ada kemudian guru menyiapkan kondisi yang mengandung masalah untuk dipecahkan, siswa akan menemukan sendiri “hubungan antara bahan dengan sifat bahan penyusunnya” dengan cara menganalisis sendiri dan interaksi antar siswa, sementara guru membantu merumuskan prinsip, prinsip generalisi atas penemuan siswa,

Pada kegiatan akhir guru dan siswa akan menyimpulkan hasil analisis siswa kemudian dikonsolidasikan dengan pengetahuan yang ada.

4. Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan peningkatan nilai siswa.

3.4.2. Siklus II

Siklus ke dua dirancang apabila Siklus pertama belum berhasil. Kegiatan yang dilakukan pada Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada Siklus sebelumnya.

Kemudian melakukan pengumpulan data berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran pada siklus II sebagai bahan data, informasi dalam pengolahan data, analisis serta penafsiran data

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mendapatkan data yang akan dijadikan acuan penelitian, peneliti menggunakan tehnik :

1. Observasi, yang dilakukan peneliti tentang keadaan awal hingga penerapan metode Discovery diterapkan.

2. Dokumentasi, yang ditempuh peneliti dengan cara mengambil data nilai ulangan harian siswa kelas V semester II mata pelajaran IPA.

3. Tes, dengan cara mengadakan pre tes dan post tes untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan dalam proses pembelajaran (sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran).

3.6. Teknik Analisis Data

Jenis data yang penulis peroleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah data kuantitatif yang berupa skor hasil belajar siswa dari kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II. data tersebut diolah dengan menggunakan teknik analisis diskriptif. Selain teknik tersebut akan dilakukan uji beda pretes dan postes untuk memperoleh signifikansi tindakan yang dilakukan terhadap hasil belajar dengan bantuan program SPSS For Windows versi 13

3.7. Instrument Penelitian

Sebelum instrumen dibuat, maka peneliti terlebih dahulu membuat komponen dari kedua variabel, yaitu variabel penerapan brain gym dan pembelajaran yang menyenangkan. Adapun komponen tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.6

Konsep / Aspek / Dimensi Indikator Variabel

1. Mengidentifikasi

1. Menjawab pertanyaaan apersepsi oleh

dan menemukan

guru

masalah

2. Memberi dugaan sementara

2. Kemandirian

1. Berani melakukan percobaan sendiri 2. Berani bertanya 3. Tidak takut salah dalam melakukan

1. Menemukan hubungan sebab akibat Discovery

3. Pemikiran logis dan

kritis

2. Memahami penjelasan guru 3. Melakukan diskusi

4. Menjelaskan dan

1. Tenang dalam mengikuti pelajaran

mengukur

2. Dapat menyampaikan informasi

5. Membuat

1. Tepat sasaran

kesimpulan

2. Tercapainya tujuan pembelajaran

1. Pencapaian objektif

1. Merasa tidak bosan

dan standart

2. Semangat menerima pelajaran

(kognitif, afektif,

3. Ketrampilan dalam penerapan sehari-

psikomotorik)

hari meningkat

1. Tanpa ada tekanan Prestasi Belajar

2. Melibatkan usaha

yang sadar

2. Bermanfaat bagi siswa

3. Melalui proses

1. Mendengarkan informasi dari guru

kegiatan dan latihan

2. Mengikuti perintah guru 3. Melaksanakan latihan melalui lembar kerja siswa

4. Dinyatakan dalam

1. Nilai siswa meningkat

angka, simbol

2. Adanya hasil dalam lembar kerja 2. Adanya hasil dalam lembar kerja

3.8. Indikator Keberhasilan

Indikator kinerja adalah harapan terjadinya kenaikan hasil belajar yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan nilai rata-rata kelas. Sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ) yang ada di SD Mangunsari 05pada mata pelajaran IPA yaitu 70.00 dan batas keberhasilan guru adalah 70 %. Maka dengan penerapan metode Discovery ini peneliti memberi target 80 % dari jumlah peserta didikyang memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

3.9. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini di laksanakan di kelas V, SD Negeri Mangunsari 05, Kota Salatiga, Propinsi Jawa Tengah tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Sains dengan kompetensi Jumlah siswa sebanyak 27siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.

3.10. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008:3).

3.11.Teknik Analisis Data

3.11.1. Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes evaluasi dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut : 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ x 100

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dikonfirmasikan dalam tabelkriteria ketuntasan sebagai

berikut :

Tabel 1.7 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar

Tidak tuntas

KKM SD Negri Mangunsari 5 / 2013-2014 (sumber : Aqib 2010)

Rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan : x :Mean (rata-rata) ∑X :jumlah semua nilai siswa ∑n :jumlah siswa

3.11.2.Data kualitatif Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran.kriteria penilaian dalam lembar observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru.

Hasil perolehan sekor dianalisis dengan menggunakan analisis presentase. Untuk menghitung analisis presentase menggunakan rumus :

𝑃 = 𝐹𝑁 𝑥 100% (Arikunto. 2002)

Keterrangan : P : presentase keaktifan siswa

F : jumlah sekor aspek yang diperoleh N : jumlah sekor aspek maksimal

Hasil perhitungan, kemudian dikonsultasikan dengan mengguanakan tabel kriteria deskriptif persentase yang dikelompokan dalam 5 kategori : yaitu sangat tinggi,tinggi,sedang,rendah, sangat rendah.

Tabel 1.8 Kriteria tingkat belajar siswa dalam (%) Tingkat keberhasilan (%)

Pengertian

Sangat tinggi

Sangat rendah (sumber : aqib, 2010)

HASIL UJI VALIDITAS

1. Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

2. Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if

Item Deleted VAR00001

Deleted

Item Deleted

Kisi-kisi soal tes materi Daur Air kelas V

SD Negri Mangunsari 5

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

Nomor Soal

Memahami perubahan

7.4 mendeskripsikan

 Menjelaskan pentingnya air

yang terjadi di

proses daur air

alam dan

dan kegiatan

hubungannya

manusia yang

dengan

dapat dapat

mempengaruhiny

sumber daya alam

 Menggambarkan proses daur

air dengan menggunakan

diagram atau gambar

Kisi-kisi soal tes materi Daur Air kelas V SD Negri Mangunsari 5

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

indikator

Nomor item soal

Memahami perubahan

yang terjadi di alam

perlunya

kegiatan manusia

dan hubungannya

penghematan air

yang dapat

dengan penggunaan

mempengaruhi daur

sumber daya alam.

pembiasaan cara

menghemat air

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SDN Mangunsari 05 Salatiga dengan jumlah siswa 27 pada mata pelajaran IPA pokok pembahasan tentang Pentingnya air bagi kehidupan dan Proses daur airdengan masalah kondisi alam dengan menggunakan salah satu komponen KBM yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Discovery.

4.1.1 Kondisi awal

Hasil belajar IPA siswakelas V SD Negeri Mangunsari 05 sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas. Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA hanya 26% dengan nilai rata-rata 50. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada setiap criteria ketuntasan minimal (KKM) atau jauh Hasil belajar IPA siswakelas V SD Negeri Mangunsari 05 sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas. Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA hanya 26% dengan nilai rata-rata 50. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada setiap criteria ketuntasan minimal (KKM) atau jauh

1. Kemudian dengan membuat rekap hasil nilai tersebut, dan rekap nilai itu diperoleh dengan menentukan kelas terlebih dahulu menggunakan rumus dari (Sabana dkk 2000:39) :

K = 1 + 3,3 Log n (jumlah siswa). K = 1 + (3,3 Log 1,43) K = 1 + (3,3 . 1.39 ) K = 1 +(5,719 ) K = 5.719 dibulatkan menjadi 6.

Setelah perhitungan kelas didapatkan kemudian mencari Range dengan rumus : Range

= (nilai maksimum – nilai minimum) + 1

(nilai maksimum−nilai minimum)+1

= = 8,5 dibulatkan menjadi = 9

Tabel 4.1 Nilai Tes Pra Siklus

No

Nilai

Jumlah siswa

Sumber.Data yang diolah Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 70 keatas sebanyak 26% atau 4 siswa, yang mendapat nilai (90 – 100) sebanyak 8% atau 1 siswa, yang mendapat nilai (80 – 89) sebanyak 10% atau 2 siswa, yang mendapat nilai (70 – 79) sebanyak 26% atau

4 siswa, yang mendapat nilai (60 – 69) sebanyak 20% atau 9 siswa, yang mendapat nilai (50–

59) sebanyak 20% atau 9 siswa dan yang mendapat nilai (40 – 49) sebanyak 16% atau 2 siswa.

10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 tuntas

4 2 1 belum tuntas

2 9 9 Sumber. Data yang diolah

Gambar 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus Berdasarkan Interval Kelas

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus

Sumber. Data yang diolah Tabel 4.2 ketuntasan belajar siswa hasil tes pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurangdari KKM sebanyak 20 siswa. Dengan demikian ada 20 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM). Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal ada 7 siswa. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran seperti gambar 4.2 berikut :

belum tuntas

Gambar 4.2. Ketuntasan belajar Pra Siklus

Apabila hasil nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.3berikut.

Tabel 4.3 Nilai Tertinggi, terendah, dan nilai rata-rata

1 Nilai tertinggi

2 Nilai terendah

3 Nilai rata-rata

Sumber. Data yang diolah Pada hasil tes pra siklus dapat diketahui nilai yang tertinggi berjumlah 90, dan nilai yang terendah berjumlah 40 dan kemudian nilai rata-ratanya berjumlah 65.

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan Pentingnya air bagi kehidupan dan Proses daur air. Dalam siklus I ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:

1. Perencanaan Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V.Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

2. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 11 November 2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan awal Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a, pengkondisian

kelas dan absensi. Kemudian guru melakukan apersepsi dan motivasi. Setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.

2. Kegiatan inti Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk melihat kemampuan siswa,

kemudian guru menjelaskan materi dengan memperlihatkan gambar sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui, guru membagi siswa dalam 7 kelompok heterogen yang terdiri dari 3-4 orang siswa kemudian guru membagikan nomor kepada setiap siswa dalam kelompoknya. Dan masing-masing kelompok membaca materi yang sudah diberikan oleh guru setelah itu siswa dalam kelompoknya berdiskusi, setelah selesai diskusi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

3. Kegiatan akhir Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

Observasi

Pada pertemuan pertama ini pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi masih ada sedikit hambatan yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya perhatian siswa disaat guru menyampaikan materi pembelajaran.

2. Kurangnya aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan diskusi kelompok.

Refleksi dan tindak lanjut.

Berdasarkan observasi siklus I pertemuan pertama perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus I siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih banyak siswa belajar. Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, masih terdapat beberapa anak saat mengikuti pelajaran tidak mendengarkan penjelasan dan arahan dari guru serta semangatnya masih kurang.

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I pertemuan pertama, rata-rata nilai belum mencapai KKM (70) maka akan diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan kedua agar hasil belajar siswa yang dicapai secara optimal. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki atau menindak lanjuti pembelajaran pada siklus I berikutnya antara lain dengan cara : memotivasi siswa dengan memberi pujian ketika siswa menjawab pertanyaan dengan benar.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 21 November 2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

Sebelum masuk pada materi guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Sebagai apersepsi guru bertanya ”Tahukah kamu apakah daur air itu dan Bagaimana daur air di Bumi ?”.Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya.

2. Kegiatan inti

Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 dan ada yang 4 siswa. Kemudian guru membagi gambar dan LKS untuk kegiatan diskusi kelompok. Guru meminta siswa untuk menyebutkan cara daur air. Guru membimbing siswa yang kesulitan. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya selanjutnya guru melakukan pemanggilan nomor secara acak dan siswa yang dipanggil nomornya siap- siap menjawab pertanyaan dari guru.

3. Kegiatan akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

Observasi

Ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan dengan serius ketika disajikan gambar dalam penjelasan materi pelajaran.

Refleksi dan Tindak lanjut

Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus I pertemuan kedua terdapat 7 siswa yang tuntas dan 20siswa yang belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran.Hasil pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus I pertemuan kedua siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih ada 74% siswa belum tuntas belajar.

Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, Keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat pada kelompok masih kurang. Untuk menindak lanjuti dilakukan cara Memberi petunjuk pada siswa agar berani dalam berpendapat dalam diskusi kelompok.

3.Hasil Tindakan /Penelitian

1) Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus I Temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4 Nilai Tes Siklus I

No Nilai

Jumlah siswa Persentase

1 90-98

2 81-89

3 72-80

4 63-71

5 54-62

6 45-53

Jumlah

Sumber. Data yang diolah Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapatnilai 70 keatas sebanyak 30% atau 18 siswa, yang mendapat nilai (90 – 98) sebanyak 11% atau 3 siswa, yang mendapat nilai (81 – 89) sebanyak 26% atau 7 siswa, yang mendapat nilai (72 – 80) sebanyak 30% atau 8 siswa, yang mendapat nilai (63 – 71) sebanyak 15% atau 4 siswa, dan yang mendapat nilai (54 – 62) sebanyak 11% atau3 siswa, yang mendapat nilai (45 – 53) sebanyak 7% atau 2 siswa.

45-53 54-62 63-71 72-80 81-89 90-98 belum tuntas

tuntas 8 7 3

Sumber. Data yang diolah

Gambar 4.3 Ketuntasan Belajar Siklus I Berdasarkan Interval Kelas

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I

No Nilai

Sumber. Data yang diolah Tabel 4.5 Menunjukkan ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 70 sebanyak 9 siswa. Dengan demikian ada 9 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM). Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal ada 18 siswa.Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran seperti gambar 4.4 sebagai berikut.

Tuntas belum tuntas

Sumber. Data yang diolah

Gambar 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I

Apabila hasil nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Nilai Tertinggi, terendah, dan nilai rata-rata

1 Nilai tertinggi

2 Nilai terendah

3 Nilai rata-rata

Sumber. Data yang diolah Pada hasil tes siklus I dapat diketahui nilai yang tertinggi berjumlah 95, dan nilai yang terendah berjumlah 50 dan kemudian nilai rata-ratanya berjumlah 73. Siswa yang tuntas pada siklus I mencapai 67% atau 18 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 33% atau 9 siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus.Menurut Hilgrad dan Brower sebagaimana yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2008:45) dalam bukunya psikologi pendidikan mereka mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perubahan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman.

Namun demikian hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai standar yangtelah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila 18 nilainya tuntas dalam kelas atau ketuntasan klasikal 70% .Dari data dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus I mencapai 67% (18 siswa), oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus 2.Berikut gambar diagram batang persentase perbandingan hasil belajar pra siklus dengan siklus 1.

Sebelum Tindakan

Siklus 1

belum tuntas

Sumber. Data yang diolah

Gambar 4.5

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA siswa Antara Pra Siklus Dengan Siklus

4) Hasil Observasi

Pada pertemuan pertama siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tipe Discovery diamati oleh observer. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan model Discovery pada mata pelajaran IPA.

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan daur air sub pokok bahasan Pentingnya air bagi kehidupan dan Proses daur air. Dalam siklus II ini dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:

1. Perencanaan

Hasil evaluasi siklus I menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V.Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

2. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 25 November 2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a, pengkondisian kelas dan absensi. Kemudian guru melakukan apersepsi dan motivasi. Setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.

2. Kegiatan Inti

Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk melihat kemampuan siswa, kemudian guru menjelaskan materi dengan memperlihatkan satu video tentang cara proses daur air, guru membagi siswa dalam 7 kelompok heterogen yang terdiri dari 3-4 orang siswa kemudian guru membagikan materi pada setiap kelompok. Dan masing-masing kelompok membaca materi yang sudah diberikan oleh guru setelah itu siswa dalam kelompoknya berdiskusi, setelah selesai diskusi. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

Observasi

Pada pertemuan pertama ini pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi masih ada sedikit hambatan yaitu sebagai berikut:

1. Siswa dalam pembelajaran masih ada yang yang tidak memperhatikan

2. Kurangnya aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan diskusi kelompok.

Refleksi dan tindak lanjut.

Berdasarkan observasi siklus II pertemuan pertama perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Hasil dari pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus II siswa sudah aktif akan tetapi beberapa siswa tingkat keaktifannya masih kurang dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran kurang serta masih ada siswa yang bermain.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 28 November 2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

Sebelum masuk pada materi guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran sebelumnya. Sebagai apersepsi guru bertanya ”Tahukah kamu apakah daur air itu, Bagaimana daur air di Bumi”?.Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan serta tujuannya.

2. Kegiatan Inti

Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari3-4 siswa. Kemudian guru membagi gambar dan LKS untuk kegiatan diskusi kelompok. Guru meminta siswa untuk menyebutkan cara daur air. Guru membimbing siswa yang kesulitan. Masing- masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

Observasi

Semua siswa sudah mendengarkan dengan serius ketika disajikan gambar dalam penjelasan materi pelajaran.

Refleksi dan Tindak lanjut

Berdasarkan observasi dan analisis hasil tes pada siklus II pertemuan kedua dari 27 siswa sudah tuntas hasil belajarnya, diketahui bahwa selama guru mengajar pada pembelajaran siklus II pertemuan kedua siswa sudah aktif dan mau mendengarkan, dan perhatian siswa dalam materi pembelajaran sudah meningkat 100% siswa dalam ketuntasan belajar.

Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa sudah optimal dalam proses pembelajaran di kelas, Keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat pada kelompok sudah bagus.

3. Hasil Tindakan/Penelitian

1) Data Temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Temuan dai hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus II. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tabel 4.7 di bawah ini :

Tabel 4.7 Nilai Tes Siklus II

No

Nilai

Jumlah siswa

Sumber. Data yang diolah Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 70 keatas sebanyak 85% atau 24 siswa, dan yang mendapat nilai (95 – 100) sebanyak 11% atau 3 siswa. Siawa yang mendapat nilai (90-94) sebanyak 11% atau 3 siswa.siswa yang mendapat nilai (85-89) sebanyak 26% atau 7 siswa.siswa yang mendapat nilai (80-84) sebanyak 26% atau 7 siswa. siswa yang mendapat nilai (75-79) sebanyak 11% atau 4 siswa.siawa yang mendapat nilai (70-74) sebanyak 15% atau 3 siswa. Berdasarkan data hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa sudah mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada gambar 4.6 sebagai berikut : Sumber. Data yang diolah Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 70 keatas sebanyak 85% atau 24 siswa, dan yang mendapat nilai (95 – 100) sebanyak 11% atau 3 siswa. Siawa yang mendapat nilai (90-94) sebanyak 11% atau 3 siswa.siswa yang mendapat nilai (85-89) sebanyak 26% atau 7 siswa.siswa yang mendapat nilai (80-84) sebanyak 26% atau 7 siswa. siswa yang mendapat nilai (75-79) sebanyak 11% atau 4 siswa.siawa yang mendapat nilai (70-74) sebanyak 15% atau 3 siswa. Berdasarkan data hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa sudah mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada gambar 4.6 sebagai berikut :

tuntas

70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-100

Sumber. Data yang diolah

Gambar 4.6

Ketuntasan Belajar Siklus II Berdasarkan Interval Kelas

Tabel 4.8

Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus II

Sumber. Data yang diolah Tabel 4.8 ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus II dapat diketahui bahwa siswa

yang memiliki nilai diatas dari KKM 70 sebanyak 27 siswa. Dengan demikian yang sudah mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM) sebanyak 27 siswa. Untuk memperjelasnya dapat dilihat pada diagram lingkaran seperti gambar 4.7

Tuntas belum tuntas

Sumber. Data yang diolah

Gambar 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus II

Apabila hasil nilai pra siklus dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.9

Tabel 4.9

Nilai Tertinggi, Terendah, Dan Nilai Rata-Rata No

Uraian

Nilai

1 Nilai tertinggi

2 Nilai terendah

3 Nilai rata-rata

Sumber. Data yang diolah Pada hasil tes siklus II dapat diketahui nilai yang tertinggi berjumlah 100, dan nilai yang terendah berjumlah 70 dan kemudian nilai rata-ratanya berjumlah 85. Siswa yang tuntas pada siklus II mencapai 100% atau 27 siswa. Siswa yang mendapat nilai 70 keatas sebanyak 85% (24 siswa).

Belum tuntas 50

Sumber. Data yang diolah

Gambar 4.8

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Antara Pra Siklus Dengan

Siklus 1 dan Siklus II

4.1.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan Model Discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada pokok bahasan Daur air kelas V semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 pada SD Negeri Mangunsari 05. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut :

1. Pembahasan Pra Siklus

a) Hasil Belajar Pada awalnya siswa kelas V, ketuntasan dalam pelajaran IPA rendah. Hal ini disebabkan karena guru dalam mengajar masih menggunakan metode konvensional, sehingga anak hanya berangan-angan. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 27 siswa baru 7 siswa atau 26% yang mencapai ketuntasan belajar dengan nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 20 siswa atau 74% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yaitu sebesar 70. Sedangkan nilai tertinggi pra siklus adalah

90, dan nilai terendah 40, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 65.

b) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa merasa bosan dan aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran masih pasifkarena guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Siswa masih bekerja secara indvidual, tidak tampak kreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan kurang semangat karena pembelajaran selalu monoton.

2. Pembahasan Siklus I Hasil Tindakan pembelajaran pada siklus I, berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut:

a) Hasil Belajar Hasil tes dari siklus I, menunjukkan hasil siswa yang mencapai nilai 70 keatassebanyak 66% atau 18 siswa, yang mendapat nilai (90-98) sebanyak 11% atau 3 siswa, yang mendapat nilai (81-89) sebanyak 26% atau 7 siswa, yang mendapat nilai (72-80) sebanyak 30% atau 8 siswa, yang mendapat nilai (63-71) sebanyak 15% atau 4 siswa, dan yang mendapat nilai (54-62) sebanyak 11% atau3 siswa, dan yang mendapat nilai (45-53) sebanyak 7% atau2 siswa.

Berdasarkan data hasil tes siklus I masih menunjukkan ada 9 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari Hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 95, niali terendah 50, dengan niali rata-rata kelas sebesar 73.

b) Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan yang bersifat kelompok ada anggapan bahwa hasil belajar yang di dapat secara kelompok pasti sama. Dari hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar, karena ada persaingan untuk menjadi kelompok yang terbaik. Ada interaksi antar siswa dalam kelompok.

Masing-masing siswa ada peningkatan berani bertanya dan minta penjelasan kepada guru maupun temannya sendiri, sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Terjalin kerjasama antar siswa. Ada persaingan positif antar kelompok mereka saling berkompetisi untuk memperoleh penghargaan dan menunjukkan untuk jati diri pada siswa.

Hasil antara kondisi awal dengan siklus 1 menunjukkan adanya perubahan walau belum bisa optimal. Perbandingan antara kondisi awal dan siklus I dapat disajikan pada tabel

Tabel 4.10 Perbandingan Kegiatan dan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus 1

NO

Pra Siklus

Pembelajaran konvensional, mengutamakan metode Pembelajaran dengan model Discovery ceramah.

2 Hasil Belajar

Hasil Belajar

Ketuntasan

Ketuntasan

- Tuntas : 7( 26% ) Tuntas : 18 ( 67% ) - Belum tuntas : 20 ( 74% )

Belum tuntas : 9 ( 33% ) Nilai Tertinggi : 90

Ketuntasan belajar meningkat 41 % Nilai terendah

67 % - 26% = 41 %

Nilai rata- rata : 65

Nilai Tertinggi

Nilai erendah

Nilai rata- rata

Nilai rata- rata meningkat8 %

10 / 100 x 100 % =8%

3 Proses belajar

Proses belajar

Proses pembelajaran ada perubahan, siswa mulai aktif

- Proses pembelajaran pasif

Siswa mulai berani bertanya

Siswa mendengarkan, bertanya, -

Siswa tidak berani bertanya kesulitannya

berdiskusi.

- Siswa hanya mendengarkan, dan diam

Sudah menerapkan Discovery dengan meskipun tidak bisa

langkah-langkah Mengidentifikasi, -

Belum memanfaatkan media pembelajaran merumuskan konsep, merumuskan yang tepat

masalah, memecahkan masalah, -

Belum tumbuh kreatifitas dan kerjasama antar merancang penggunaan yang tepat, teman

dan mempresentasikan hasil kerja kelompok.

Kreatifitas, ketekunan, kerjasama, tanggung jawab mulai tampak

Interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa dengan siswa sudah nampak.

SuSumber. Data yang diolah Hasil refleksi dari siklus I dapat disimpulkan bahwa melalui Penerapan Model Discovery ketuntasan belajar yang awalnya ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 26%

menjadi 67% sehingga terjadi peningkatan sebesar 41%. Sedangkan nilai rata-rata kelas ada kenaikan8%. Pada siklus I ini belum semua siswa mencapai ketuntasan karena masih ada sebagian siswa yang masih belum jelas tentang langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran tipe Discovery untuk pembelajaran.

3. Pembahasan Siklus II Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil tes dan non tes, Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut:

a) Hasil Belajar Ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai diatas dari KKM 70 sebanyak 27 siswa. Dengan demikian yang sudah mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM) sebanyak 27 siswa. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa, dari sejumlah 27 siswa terdapat 27 siswa atau 100% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil Nilai siklus II dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah 70, dan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 85.

b) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan adanya perubahan, semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan ketertarikan siswa untuk menemukan sesuatu hal yang baru melalui Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Discovery. Hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar.Ada interaksi atau komunikasi antar siswa. Masing-masing siswa ada b) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan adanya perubahan, semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan ketertarikan siswa untuk menemukan sesuatu hal yang baru melalui Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Discovery. Hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar.Ada interaksi atau komunikasi antar siswa. Masing-masing siswa ada

Hasil antara siklus I dengan siklus II ada perubahan secara signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tes akhir siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus

I. Peningkatan hasil belajar maupun ketuntasan tersebut dapat disajikan pada tabel 4.11

Tabel 4.11 Perbandingan Kegiatan dan Hasil Belajar Pada Siklus I dan Siklus II

Pembelajaran dengan Penerapan

Pembelajaran dengan

Model Discovery. Media

PenerapanModel Discovery. Media

pembelajaran menggunakan

pembelajaran menggunakan gambar

gambar tentang daur air

daur air. Ditambah LCD/ power point dan Video pembelajaran tentang daur air.

2 Hasil Belajar

Hasil Belajar

Ketuntasan

Ketuntasan

- Tuntas : 18 ( 67% ) - Tuntas : 27 (100 % ) - Belum tuntas : 9 ( 33 % )

- Belum tuntas : - ( 0 % ) Ketuntasanbelajar siswa meningkat

33 % ( 100% - 67% = 33% )

Nilai Tertinggi : 95

Nilai Tertinggi : 100

Nilai terendah : 50

Nilai terendah : 70

Nilai rata- rata : 73

Nilai rata- rata : 85 Nilai rata- rata meningkat12% 12/100x100 % = 12%

3 Proses belajar

Proses belajar

- Proses pembelajaran ada - Proses pembelajaran siswa aktif

dan kreatif serta cekatan. - Siswa terlibat langsung dalam

perubahan, siswa mulai aktif.

- Siswa terlibat langsung dalam

proses pembelajaran, dan - Kreatifitas, kerjasama,

proses pembelajaran.

berkompetisi.

tanggung jawab mulai tampak.

- Kreatifitas, ketekunan,

kerjasama, tanggung jawab sudah tampak.

SuSumber.Data yang diolah

Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus IIterlihat ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas.Sejumlah 27 siswa sangat baik dilihat pada Kriteria Ketuntasan Minimalnya (KKM) hampir keseluruhannya sudah mencapai diatas 70.

Secara umum dari hasil pengamatan dan tes kondisi awal hingga siklus II, dapat disimpulkan bahwa melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang daur air di kelas V SD Negeri Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti KotaSalatiga semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

4.1.5 Hasil Tindakan

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui melalui Penerapan Model Pembelajaran tipe Discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi daur air di kelas V SD Negeri Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti KotaSalatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Peningkatan nilai rata-rata yaitu 65 pada kondisi awal menjadi 73 pada siklus I dan menjadi 85 pada siklus II. nilai rata-rata siklus I meningkat 8% dari kondisi awal, dan nilai rata-rata siklus II meningkat 12% dari siklus 1. Secara keseluruhan dari kondisi awal sampai akhir tindakan siklus II terjadi peningkatan nilai rata-

rata kelas sebesar 20 %. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus 1 ada peningkatan sebesar

41 % dari kondisi awal, dan siklus II meningkat 9% dari siklus 1. Secara keseluruhan dari kondisi awal sampai akhir siklus II ketuntasan belajar meningkat sebesar 70% dari kondisi awal.

Hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II

No Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal

Siklus 1

Siklus 2

1 Nilai Tertinggi

2 Nilai Terendah

3 Nilai Rata-Rata

100% Sumber. Data yang diollah Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.13 berikut ini.

4 Ketuntasan Belajar

Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Kondisi Awal sampai Kondisi Akhir

No

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar Siswa

Kondisi pra siklus

Siklus I

Kondisi pra

ke siklusI

ke Siklus II

siklus ke siklus II

1. Nilai rata-rata

20% 2. Ketuntasan belajar

100% Sumber. Data yang diolah Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran terdapat perubahan

positif pada siswa terutama aktifitas dalam mengikuti pembelajaran dan keberanian menyampaikan kesulitannya.

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar dan pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan Penerapan Model Pembelajaran Tipe Discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi Daur air di kelas V SD Negeri Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti KotaSalatiga semester II tahun pelajaran 2013/2014.

4.1.6 Pembahasan

Berdasarkan analisis data hasil belajar terhadap siswa kelas V SDN Mangunsari 05 pada mata pelajaran IPA, dapat diketahui juga adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Discovery. Berdasarkan pada teori tersebut maka penulis dapat menerapkan metode pembelajaran discovery dalam Berdasarkan analisis data hasil belajar terhadap siswa kelas V SDN Mangunsari 05 pada mata pelajaran IPA, dapat diketahui juga adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Discovery. Berdasarkan pada teori tersebut maka penulis dapat menerapkan metode pembelajaran discovery dalam

yang mendapat nilai diatas Kategori Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) atau dikatakan tuntas adalah 7 siswa (26%) kemudian meningkat pada siklus I menjadi 18 siswa (67%) dan kemudian meniingkat lagi pada siklus II menjadi 27 siswa (100%). Pada pra siklus diketahui

siswa yang mendapat nilai dibawah Kategori Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) atau dikatakan tidak tuntas adalah 20 siswa (74%). Kemudian menurun pada siklus I menjadi 9 siswa (33%). Pada siklus I siswa tuntas belajar adalah 18 siswa (67%) lebih rendah dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas beajar. Jadi pada siklus I hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, berdasarkan hasil refleksi pada saat pembelajarran siklus I hal ini dapat disebabkan karena guru belum mengelola waktu pembelajaran dengan baik terutama pada saaat membimbing siswa dalam melakukan sharing. Pembelajaran siklus I belum mecapai indikator keberhasilan sehingga diberikan tindakan pada siklus II. Pada siklus II siswa tuntas belajar adalah 27 siswa (100%) lebih tinggi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yang berarti melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe discovery dapat mmeningkatkan hasil belajar siswa. Hasil ini mengindikasikan bahwa model pembelajaran,terutama pembelajaran IPA. Metode pembelajaran ini cocok diterapkan, dalam metode ini karena memicu siswa untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran.

Disimpulkan bahwa metode Discovery adalah cara penyajian pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi tanpa bantuan gurudengan menghadapkan siswa pada suatu masalah, untuk menemukan penyebabnya dengan melalui pelacakan data atau informasi pemikiran logis, kritis, dan sistematis dalam rangka mencapai tujuan pengajaran, denganmembuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.

Langkah-langkah metode Discovery menurut Gilstrap (1975) (dalam Prayitno, 2008) adalah: (a) Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar dengan penemuan, (b) Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai, (c) Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan, (d) Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan, (e) menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan, (f) Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan, (g) Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan, (h) memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut, (i) Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum, (j) Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri, (k) memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya, (l) Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (m) Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan, (n) Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul, (o) Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana, (p) Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar, (q) Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alas an dan fakta, (r) Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri, (s) membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan, (t) Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.

Dokumen yang terkait

4.1.1 Deskripsi PraSiklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Berbantuan Media Audio Visual pa

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Berbantuan Media Audio Visual pada Peserta Didik Kelas 5 SDN

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Berbantuan Media Audio Visual pada Peserta Didik Kelas 5 SDN

0 0 111

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pendekatan Scientific Dengan Model Examples Non Examples Pada Sisw

0 0 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pendekatan Scientific Dengan Model Examples Non Examples Pada Siswa Kelas V SD N

0 0 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pendekatan Scientific Dengan Model Examples No

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pendekatan Scientific Dengan Model Examples Non Examples Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobo

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pendekatan Scientific Dengan Model Examples Non Examples Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobo

0 0 64

Pengalaman Menjadi Ibu Di Usia Dini Di Desa Leo-Leo Rao, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Rao, Provinsi Maluku Utara Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengalaman Menjadi Ibu Di Usia Dini di Desa Le

0 0 30

BAB II KAJIAN TEORI Pada Bab Ini Akan Membahas Pengertian IPA 2.1.Pelajaran IPA 2.1.1. Pengertian IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Dis

0 0 10