Upaya meningkatkan komunikasi antara suami-istri dalam keluarga kristiani atas dasar iman di lingkungan Andreas Rasul, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta - USD Repository

  

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARA SUAMI-ISTRI

DALAM KELUARGA KRISTIANI ATAS DASAR IMAN

DI LINGKUNGAN ANDREAS RASUL,

PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO, YOGYAKARTA

  

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh :

  Ana Rosnani NIM: 051124003

  PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh syukur dan pujian skripsi ini kupersembahkan kepada seluruh anggota Kongregasi Suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA)

  

MOTTO

Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak,

  sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

  ” (Yoh 15:5)

  

ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI

ANTARA SUAMI-ISTRI DALAM KELUARGA KRISTIANI ATAS DASAR

  Judul ini dipilih berdasarkan keprihatinan penulis terhadap banyaknya persoalan yang dihadapi oleh pasangan suami-istri di Lingkungan Andreas Rasul seperti : meningkatnya kebutuhan ekonomi, relasi suami-istri yang kurang baik, biaya pendidikan anak yang meningkat, anak harus menghadapi pergaulan jaman sekarang yang serba mencemaskan, komunikasi dengan anak yang kurang baik, tidak memiliki pekerjaan tetap dan maraknya perselingkuhan. Persoalan yang dihadapi oleh suami-istri tersebut adakalanya dapat diselesaikan dengan mudah namun tidak jarang membutuhkan proses yang panjang untuk menyelesaikannya. Persoalan yang mereka hadapi kadangkala bahkan membuat komunikasi antara pribadi suami-istri menjadi tidak efektif dan relasi menjadi tidak baik. Bertitik tolak dari kenyataan ini maka skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para pendamping keluarga dalam merancang suatu kegiatan pendampingan bagi pasangan suami-istri Katolik guna meningkatkan komunikasi pribadi suami-istri dalam keluarga mereka.

  Persoalan mendasar yang dibahas dalam skripsi ini adalah, bagaimana dapat membantu para suami-istri dalam meningkatkan komunikasi pribadi mereka sebagai pasangan suami-istri, di Lingkungan Andreas Rasul, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta sehingga persoalan komunikasi yang ada dapat diselesaikan dengan membuka hati dan bersedia saling mendengarkan. Untuk memperoleh gambaran tentang komunikasi yang terjadi dalam kehidupan berkeluarga di Lingkungan Andreas Rasul, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta penulis mengadakan wawancara dengan pasangan suami-istri di lingkungan ini. Penulis juga memanfaatkan studi pustaka untuk menambah pengetahuan tentang komunikasi pribadi suami-istri yang seharusnya terjadi dalam keluarga kristiani.

  Menjawab persoalan tersebut di atas maka penulis merancang suatu kegiatan pendampingan iman sehari bagi pasangan suami-istri untuk membantu mereka agar semakin siap dalam menghadapi tantangan jaman, membantu memperkembangkan iman mereka dan meningkatkan komunikasi serta relasi pasangan suami-istri ini.

  

ABSTRACT

  The title of this study is THE EFFORT TO IMPROVE THE COUPLE

  COMMUNICATION

IN CHRISTIAN FAMILY ON THE BASIS OF

  The writer chose this topic as her study because she concerned on the issue and problem faced by a couple in Andreas Rasul area, the Parish of Kristus Raja Baciro, Yogyakarta such as: the increasing of economic needs, the bad relation of a couple, the increasing of education cost, the interaction of their children in this new era that disturb them, the bad communication between a parent and their children, impermanent job, and dishonest couple. The problem faced by a couple sometimes could be solved easily. However, sometime there were problems faced by a couple could be solved through a long process. Sometime the communication of a couple become ineffective their relation is not going well. Based on this fact, the purpose of this study was to help and assist the family consultant to design the assistance activity for catholic couple in order to improve their private communication in their family.

  The issue discussed in this study was what method that could help the wives and husbands to improve their private communication as a couple in Andreas Rasul area, the Parish of Kristus Raja Baciro, Yogyakarta, so the communication problem faced by the couple could be solved by opening their heart and willing to listen and sharing each other. To find out the picture of communication that occurred in the family’s life in Andreas Rasul area, the Parish of Kristus Raja Baciro, Yogyakarta, the writer conducted the interview with those couples in that area. The writer also used the literature data to increase the knowledge about couple private communication which was supposed to be occurred in a Christian family.

  In this study the writer designed the faith assistance activity for the couple to develop their faith and improve their communication and relation. The writer expected this study will be useful for the other couple consultant or those who concerned on Catholic couple happiness, especially in Andreas Rasul area, the Parish of Kristus Raja Baciro, Yogyakarta. By conducting the faith assistance dey, it was expected that a couple will be able to open their heart and express their feeling to their spouse, and they were able to experience Christ affection in their life.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan rahmat kasih-Nya dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul UPAYA

  

MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARA SUAMI-ISTRI DALAM

KELUARGA KRISTIANI ATAS DASAR IMAN DI LINGKUNGAN ANDREAS

RASUL, PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO, YOGYAKARTA

  Penulisan skripsi ini didorong oleh semakin banyaknya persoalan yang dihadapi oleh pasangan suami-istri dalam kehidupan berkeluarga dewasa ini. Tidak semua pasangan suami-istri dapat mengikuti pendampingan yang diselenggarakan oleh pihak paroki. Berangkat dari situasi tersebut maka penulis menyusun skripsi ini dengan maksud membantu para pendamping keluarga menyiapkan pendampingan iman yang sederhana bagi pasangan suami istri, namun menarik dan berkesan, serta bisa bermanfaat untuk mengembangkan komunikasi pribadi pasangan suami-istri.

  Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pendamping suami-istri maupun mereka yang mempunyai hati, minat dan perhatian terhadap pasangan suami- istri katolik, khususnya di Lingkungan Andreas Rasul, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta. Dengan pendampingan iman sehari diharapkan para suami-istri semakin mampu untuk membuka hati mengungkapkan perasaannya kepada pasangan dan mampu mengalami kasih Kristus dalam hidup mereka.

  Penulisan skripsi ini dibantu dan didukung oleh banyak pihak. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar- besarnya kepada:

  1. Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J., selaku dosen pembimbing utama dan ketua Prodi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma, yang dengan penuh kesabaran dan keterbukaan hati mendukung, mendampingi, dan memberikan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

  2. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku dosen penguji kedua dan pembimbing akademik yang selalu memberikan semangat dalam proses penulisan skripsi dan selama menjalani kuliah di Prodi IPPAK.

  3. Y. Kristianto, SFK., M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua dan penguji ketiga, yang telah berkenan membantu dalam proses penelitian dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

  4. Segenap staf dosen dan karyawan Prodi IPPAK, yang telah mendampingi dan membimbing serta membekali pengetahuan dan ketrampilan kepada penulis selama studi hingga selesainya penulisan skripsi ini.

  5. Dewan pimpinan Kongregasi SMFA beserta anggotanya yang telah memberi dukungan, perhatian, dorongan dan doa.

  6. Orangtua dan anggota keluarga yang telah mendukung penulis lewat doa, cinta dan perhatiannya selama ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang selama ini

  telah memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis sejak awal studi di

  

DAFTAR ISI

  7 A. Keluarga Kristiani ........................................................................

  10 c. Ikut serta dalam pengembagan masyarakat.......................

  9 b. Mengabdi kepada kehidupan ............................................

  9 a. Membentuk Persekutuan Pribadi ......................................

  8 3. Peranan Keluarga Kristiani ....................................................

  8 2. Pengertian Keluarga Kristiani ................................................

  7 1. Keluarga Inti...........................................................................

  6 BAB II. PENGERTIAN KELUARGA KRISTIANI DAN KOMUNIKASI ANTARA SUAMI-ISTRI ........................................

  HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  5 F. Sistematika Penulisan ..................................................................

  5 E. Metode Penulisan .........................................................................

  4 D. Manfaat Penulisan ........................................................................

  4 C. Tujuan Penulisan..........................................................................

  1 B. Rumusan Permasalahan ..............................................................

  1 A. Latar Belakang Penulisan.............................................................

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ........................................ vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................

  10

  4. Tantangan Keluarga Kristiani ................................................

  12 a. Tantangan dari keluarga besar ..........................................

  12 b. Tantangan dari dalam keluarga inti ..................................

  13 5. Kunci Menghadapi Keluarga Kristiani .................................

  14 B. Komunikasi Antara Suami-Istri ..................................................

  16 1. Komunikasi Secara Umum ...................................................

  16 2. Pengertian Komunikasi antar Pribadi ....................................

  17 3. Komunikasi antara Suami-Istri .............................................

  29 4. Bahasa Komunikasi ...............................................................

  21 a. Komunikasi verbal ...........................................................

  21 b. Komunikasi non verbal ....................................................

  22 5. Sikap-sikap dalam Berkomunikasi ........................................

  23

  a. Komunikasi yang m

  24 engena…………………………..... ..

  b. Hambatan komunikasi .......................................................

  27 6. Peranan Komunikasi antara suami-istri .................................

  30 BAB III. GAMBARAN SITUASI KOMUNIKASI ANTARA SUAMI-ISTRI DALAM KEHIDUPAN BERKELUARGA DI LINGKUNGAN ANDREAS RASUL, PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO, YOGYAKARTA ...........

  31 A. Metodologi Penelitian ................................................................

  32 1. Permasalahan Penelitian ........................................................

  32 2. Tujuan Penelitian ...................................................................

  33 3. Variabel Penelitian .................................................................

  33 4. Pertanyaan Wawancara ..........................................................

  33 5. Manfaat Penelitian ................................................................

  34 6. Pendekatan Penelitian ...........................................................

  34 7. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................

  35 8. Responden Penelitian ............................................................

  35 9. Teknik Pengumpulan Data.....................................................

  35 10. Teknik Analisa Data ..............................................................

  36

  B. Laporan Hasil Penelitian .............................................................

  37 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ....................................

  37 2. Temuan Khusus Hasil Wawancara .......................................

  42 C. Pembahasan Penelitian ...............................................................

  51 D. Kesimpulan Penelitian ...............................................................

  54 BAB IV. PENDAMPINGAN KELUARGA KRISTIANI GUNA MENINGKATKAN KOMUNIKASI DAN RELASI PRIBADI PARA SUAMI-ISTRI KATOLIK DI LINGKUNGAN ANDREAS RASUL, PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO, YOGYAKARTA

  ………... 56 A. Pendampingan Keluarga Kristiani ..............................................

  56 1. Pengertian Pendampingan .....................................................

  56 2. Pendampingan Keluarga Kristiani ........................................

  57 B. Program Pendampingan Keluarga Kristiani................................

  58 1. Pengertian Program ...............................................................

  58

  58 2. Pemikiran Dasar Program Pendampinga Keluarga Kristiani ...

  3. Tujuan Program Pendampingan Keluarga Kristiani .............

  60

  4. Tema dan Judul yang Mendukung Tujuan Program Pendampingan Keluarga Kristiani ..........................

  60 C. Penjabaran Program ...................................................................

  62 1. Catatan atas Program Pendampingan .......................................

  65 2. Persiapan Pendampingan Pertama ...........................................

  66 3. Persiapan Pendampingan Kedua ..............................................

  73 4. Persiapan Pendampingan Ketiga ..............................................

  80 5. Persiapan Pendampingan Keempat .........................................

  88 BAB V. PENUTUP .........................................................................................

  95 A. Kesimpulan .................................................................................

  95 B. Saran ............................................................................................

  95 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  99 LAMPIRAN .................................................................................................... 101 Lampiran 1: Data Mentah Hasil Wawancara dengan Responden ................... (1) Lampiran 2: Hasil Wawancara dengan Bapak Handoko:

  Lampiran 3: Hasil wawancara dengan Bapak Sutris: Sekretaris Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta ................... (22)

  Lampiran 4 : Lagu pendampingan .................................................................. (23)

DAFTAR SINGKATAN

  A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

  

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam terjemahan baru, yang

diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, jakarta,1994.

  B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja FC :

  Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

  kepada para Uskup, Imam-imam dan seluruh Umat Beriman seluruh Gereja Katolik tentang Peranan Keluarga Kristen dalam Dunia Modern, 22 November 1981.

  C. Singkatan Lain Art : Artikel CD : Compact Disc D : Data

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik KK

  :

  Kepala Keluarga KAS : Keuskupan Agung Semarang

  KDRT : Kekerasan Dalam Rumah Tangga

  LAI : Lembaga Alkitab Indonesia MB

  :

  Madah Bakti Mgr : Monseigneur PIA : Pendidikan Iman Anak Pr : Projo (Imam Diocesan) P1

  :

  Pertanyaan Satu P2 : Pertanyaan Dua P3 : Pertanyaan Tiga P4 : Pertanyaan Empat P5 : Pertanyaan Lima P6

  :

  Pertanyaan Enam P7 : Pertanyaan Tujuh P8 : Pertanyaan Delapan P9 : Pertanyaan Sembilan

  R : Responden R1 : Responden Satu R2

  : Responden

  Dua

  R3 : Responden Tiga R4 : Responden Empat R5 : Responden Lima R6 : Responden Enam R7 : Responden Tujuh R8 : Responden Delapan R9 : Responden Sembilan

  SJ : Serikat Jesus

  SMA : Sekolah Menengah Atas

  SMFA : Suster Misi Fransiskan Santo Antonius

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak keluarga mengalami berbagai macam persoalan dalam hidup mereka. Perkembangan jaman merubah perilaku dan cara hidup dalam keluarga seperti cara berkomunikasi, cara beraktivitas, ditambah lagi dengan bertambah banyaknya persoalan hidup yang mereka hadapi di jaman ini. Persoalan hidup yang mereka hadapi seperti kesulitan ekonomi, relasi suami-istri yang kurang baik, biaya pendidikan anak yang meningkat, anak harus menghadapi pergaulan jaman sekarang yang serba mencemaskan, komunikasi dengan anak yang kurang baik, tidak memiliki pekerjaan tetap, persaingan hidup yang makin ketat, pergaulan dengan masyarakat di sekitar atau tetangga yang sering konflik, ditambah lagi dengan maraknya perselingkuhan suami atau istri, atau bahkan dua- duanya. Persoalan tersebut ada kalanya dapat diselesaikan dengan mudah namun tidak jarang persoalan tersebut membutuhkan proses yang panjang untuk menyelesaikannya dan seringkali membuat komunikasi antara suami-istri dalam kehidupan berkeluarga menjadi kurang lancar. Situasi hidup yang mereka alami bahkan membuat anggota keluarga amat jarang bisa duduk bersama berbicara dari hati ke hati secara jujur dan terbuka, baik untuk berbagi pengalaman maupun untuk menyelesaikan persoalan hidup.

  Masalah-masalah seperti ini memang mudah membuat hubungan dengan yang tidak dapat dipecahkan atau diselesaikan karena sulit mengungkapkan masalah yang dialami. Hal semacam ini mudah berakibat stress yang berkepanjangan dan sering juga berpengaruh besar terhadap relasi pribadi dalam keluarga.

  Sementara itu kebahagiaan dalam hidup berkeluarga merupakan cita-cita dan harapan keluarga kristiani yang perlu selalu diperjuangkan. Adanya keakraban dan keharmonisan adalah berkat dari komunikasi yang baik antara pribadi suami- istri, yang menghasilkan rasa damai, rasa dicintai yang memberi kebahagiaan dan menghidupkan kesetiaan. Namun untuk mewujudkan hal tersebut di jaman ini sungguhlah tidak mudah karena berbagai kesibukan orang jaman sekarang pada umumnya. Keluarga kristiani pada jaman ini dihadapkan pada tawaran-tawaran yang menggiurkan, bahkan cenderung merusak kebahagiaan kehidupan berkeluarga, jika tidak hati-hati dalam menanggapi tawaran-tawaran jaman dewasa ini. Yang mengagumkan, dalam kenyataannya banyak pula keluarga kristiani yang tetap setia meskipun mengalami berbagai pergumulan dalam hidup mereka.

  Persoalan yang banyak dialami oleh keluarga jaman sekarang ini pantas mendapat perhatian agar mereka dapat dibantu untuk membangun bahtera rumah tangga yang kokoh dan membahagiakan, sehingga mereka mampu pula mengatasi persoalan mereka berkat terang iman. Hal yang semacam ini bukanlah urusan keluarga saja tetapi perlu mendapat perhatian pula dari Gereja. Gereja perlu lebih memperhatikan jemaatnya termasuk juga yang berkaitan dengan pengalaman hidup sehari-hari dari keluarga-keluarga kristiani. Dalam keluarga yang ada di lingkungan Andreas Rasul tak jarang kegiatan-kegiatan harian yang harus mereka lakukan membuat mereka sulit untuk menjalin relasi dan komunikasi antar pribadi jika kebetulan mereka mengalami pesoalan, entah yang dihadapi orangtua atau anak. Pentinglah dengan demikian keluarga-keluarga kristiani ikut serta dalam kegiatan pendampingan yang diselengarakan oleh paroki. Dengan mengikuti kegiatan atau program kegiatan yang dibuat paroki atau lingkungan, keluarga di Lingkungan Andreas Rasul akan dapat terbantu untuk semakin menghayati imanya dan diharapkan mereka akan semakin terbantu dalam meningkatkan komunikasi mereka dalam keluarga. Dengan adanya komunikasi yang baik, masalah kehidupan yang timbul dalam keluarga akan jauh lebih mudah dipecahkan.

  Beberapa bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh paroki demi meningkatkan komunikasi dalam keluarga adalah misa bagi pasangan suami-istri, baik yang tua maupun yang masih muda, pendampingan bagi keluarga yang bermasalah, dan rekoleksi suami-istri. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak semua dapat diikuti oleh pasangan suami-istri semua itu karena waktu yang kurang cocok dengan kesibukan harian mereka.

  Mengingat situasi yang dialami oleh keluarga kristiani di lingkungan dewasa ini, khususnya di Lingkungan Andreas Rasul, perlulah diupayakan pendampingan mereka ,oleh karena itu penulis mengambil judul UPAYA MENINGKATKAN

  

KOMUNIKASI ANTARA SUAMI-ISTRI DALAM KELUARGA

KRISTIANI ATAS DASAR IMAN DI LINGKUNGAN ANDREAS RASUL,

PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO, YOGYAKARTA.

  B. Rumusan Permasalahan

  1. Komunikasi macam apakah yang dapat mendukung suami-istri dalam melestarikan kehidupan berkeluarga?

  2. Sikap- sikap komunikasi macam apa yang dapat membantu suami-istri dalam meningkatkan komunikasi yang efektif?

  3. Kondisi komunikasi dalam keluarga kristiani macam apakah yang dapat membantu menciptakan keharmonisan keluarga?

  4.

  ”Bahasa” komunikasi macam apakah yang dapat membantu meningkatkan komunikasi antara suami-istri?

  5. Pendampingan iman macam apakah yang dapat membantu meningkatkan komunikasi antara suami-istri di lingkungan Andreas Rasul, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta?

  C. Tujuan Penulisan

  1. Mengetahui komunikasi macam apakah yang dapat mendukung suami-istri dalam melestarikan kehidupan berkeluarga.

  2. Mengetahui Sikap-sikap komunikasi macam apa yang dapat membantu

4. Mengetahui ”Bahasa” komunikasi macam apakah yang dapat membantu meningkatkan komunikasi antara suami-istri.

  5. Terasedianya pendampingan iman yang dapat membantu meningkatkan komunikasi antara suami-istri di Lingkungan Andreas Rasul, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta.

  6. Memenuhi salah satu tugas persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana SI Program Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.

  D. Manfaat Penulisan

  1. Memberikan masukan kepada para (pendamping) keluarga kristiani di Lingkungan, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta, akan pentingnya mengusahakan komunikasi yang baik antar mereka dalam membangun hidup berkeluarga.

  2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam rangka mengenal dan memahami keluarga serta permasalahannya.

  3. Memberikan Sumbangan bagi Gereja terutama, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta, dalam hal pendampingan iman keluarga kristiani.

  E. Metode Penulisan

  Metode penulisan yang dipakai adalah deskripstif analitis berdasarkan studi pustaka yang dilengkapi dengan penelitian yang datanya diperoleh melalui

F. Sistematika Penulisan

  Judul skripsi yang dipilih ini adalah UPAYA MENINGKATKAN

KOMUNIKASI ANTARA SUAMI

ISTRI DALAM KELUARGA

  Bab I, merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang, rumusan pemasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.

  Bab II, berbicara tentang keluarga keluarga kristiani, keluarga inti, pengertian keluarga kristiani, peranan keluarga kristiani, tantangan keluarga kristiani, kunci menghadapi tantangan keluarga kristiani, pengertian komunikasi secara umum, pengertian komunikasi antar pribadi, komunikasi antara suami-istri, bahasa komunikasi, hambatan komunikasi, sikap-sikap dalam berkomunikasi, peranan komunikasi peranan komunikasi antara suami-istri.

  Bab III, berbicara tentang situasi komunikasi antar suami istri di Lingkungan Andreas Rasul, Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta, persiapan penelitian, meliputi: Pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden, teknik dan pengumpulan data, teknik analisis data, keabsahan data, hasil penelitian, serta kesimpulan penelitian.

  Bab

  IV, merupakan sumbangan pendampingan keluarga dalam meningkatkan komunikasi antar suami-istri di Lingkungan Andreas Rasul, Paroki

BAB II PENGERTIAN KELUARGA KRISTIANI DAN KOMUNIKASI ANTARA SUAMI-ISTRI Bab II ini berupa kajian pustaka yang akan penulis uraikan dalam dua

  bagian. Bagian pertama bicara tentang pengertian keluarga, pengertian keluarga kristiani, keluarga inti, peranan keluarga kristiani, tantangan keluarga kristiani, Kunci menghadapi tantangan keluarga kristiani. Bagian kedua bicara tentang pengertian komunikasi secara umum, pengertian komunikasi antar pribadi, komuniasi antara suami-istri, peranan komunikasi antara suami-istri, bahasa komunikasi, peranan komunikasi antara suami-istri, serta sikap-sikap dalam berkomunikasi.

A. Keluarga Kristiani

  Dalam kehidupan bermasyarakat ada berbagai macam pengertian tentang keluarga atau berbagai pengertian keluarga. Menurut Poerwadarminta (1988: 552) “Keluarga diartikan sanak saudara, kaum kerabat, orang seisi rumah.” Dengan kata lain keluarga adalah siapa saja yang tinggal di dalam lingkungan rumah tangga. Keluarga merupakan suatu unit masyarakat kecil, yang merupakan kelompok orang sebagai suatu kesatuan, yang berkumpul dan hidup bersama untuk waktu yang relatif panjang, yang terikat oleh pernikahan. Keluarga juga

  1. Keluarga Inti

  Ada dua pengertian keluarga menurut Soelaeman, (1994: 6) yaitu: “keluarga inti dan keluarga besar”. Keluarga inti merupakan persekutuan hidup mereka yang tinggal dan hidup bersama dalam rumah, yang memiliki hubungan darah dan terdiri dari, ayah, ibu, dan anak. Hubungan ini tidak terjadi secara kebetulan belaka tetapi terjadi karena adanya ikatan perkawinan, sedangkan keluarga besar meliputi semua pihak yang ada hubungan darah, yang terdiri dari ayah, ibu, anak, paman, bibi, kakek, nenek, cucu, mertua, ipar, keponakan. Jadi keluarga besar terdiri dari sekelompok orang yang memiliki hubungan darah dan atas dasar keturunan.

  2. Pengertian Keluarga Kristiani

  Keluarga kristiani ada karena panggilan Allah, dibentuk karena kesatuan bebas antara pria dan wanita atas dasar cinta yang melibatkan Allah. Kesatuan antara pria dan wanita bukan terjadi secara kebetulan atau melulu tindakan manusia saja melainkan juga merupakan karya Allah, maka dari itu keluarga kristiani diharapkan mampu mewujudkan cinta kasih dalam hidup berkeluarga sebagaimana cinta kasih yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia lewat Yesus PutraNya. Manusia dalam kehidupan berkeluargapun diharapkan mampu meneladan cinta kasih Allah sendiri (Purwa Hadiwardoyo, 1988: 13).

  Keluarga kristiani ada karena persatuan pribadi-pribadi dalam perkawinan Allah, yaitu Gereja maka dari itu keluarga kristiani sebenarnya turut membangun Gereja dan mewujudkannya dalam hidup sehari-hari (Familiaris Consortio, 1994: 29. art. 15).

3. Peranan Keluarga Kristiani

  Sinode para uskup di Roma pada tanggal 26 september sampai dengan tanggal 25 Oktober 1980 menyampaikan “pesan kepada keluarga-keluarga kristiani sedunia

  ” bahwa penting bagi keluarga untuk memperhatikan 4 tugas umum keluarga yakni: a. Membentuk persekutuan pribadi

  Keluarga yang dibentuk dan didasarkan pada cinta kasih dan menghidupi cinta kasih merupakan persekutuan pribadi suami-istri, orang tua dan anak, serta sanak saudara. Tugas utama keluarga ialah berusaha mengembangkan, menghayati dan mewujudkan terus menerus kehidupan antar pribadi mereka yang rukun secara tulus (Familiaris Consortio, 1994: 41. art. 18). Maka pentinglah di dalam keluarga ada rasa cinta kasih. Tanpa ada perasaan cinta kasih, keluarga tidak akan dapat hidup dan berkembang sebagai persekutuan pribadi.

  Persekutuan suami-istri secara alamiah mempunyai sifat saling melengkapi, dan dikukuhkan oleh kerelaan pribadi suami-istri untuk bersama-sama mewujudkan rencana hidup mereka, sehingga mampu berbagi dalam hidup yang istri karunia persatuan cinta kasih yang tidak dapat dipisahkan dalam hidup mereka (Familiaris Consortio : 42. art. 19).

  b. Mengabdi kepada kehidupan Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranak- cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi

  ” (Kej 1:28). Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan agar mereka bersatu dan memanggil mereka untuk bekerjasama secara bebas dan dan bertanggung jawab untuk memelihara kehidupan. Dengan beranak- cucu dan memelihara ciptaan maka manusia yang diciptakan memenuhi panggilan Allah dan menunjukkan cinta kasih persekutuan suami-istri dengan memberikan keturunan melalui kelahiran anak.

  Kesuburan merupakan buah tanda cinta kasih suami-istri yang sejati maka diharapkan bahwa suami-istri mampu memelihara keutuhan cinta kasih itu dengan kasih yang tiada terbatas, membina kasih yang mesra dan menimba kekuatan rohani dan moral yang ditugaskan kepada suami-istri sehingga mereka mampu mengemban tugas sebagai ayah dan ibu dan kemudian diteruskan kepada anak dan melalui anak diteruskan kepada Gereja (Familiaris Consortio. art. 28).

  c. Ikut serta dalam pengembangan masyarakat. berdampingan dengan mereka sambil saling berbagi dan memperhatikan maka ada keterkaitan antara keluarga dan masyarakat karena keluarga tidak dapat hidup sendiri.

  “Karena pencipta alam semesta telah menjadikan persekutuan nikah sebagai awal dan dasar masyarakat manusia keluarga merupakan sel masyarakat yang pertama dan amat penting bagi masyarakat” (Familiaris Consortio. art. 42).

  Kutipan ini mau mengatakan, bagaimana keluarga mempunyai ikatan yang kuat lewat persekutuan suami-istri dan sekaligus merupakan unit terkecil dari masyarakat.

  d. Berperan serta dalam kehidupan menggereja.

  “Keluarga diabdikan untuk membangun Kerajaan Allah dalam sejarah dengan mengambil bagian dalam hidup dan perutusan Gereja” (Familiaris Consortio. art.

  49).

  Atas dasar ini hendaknya suami-istri sebagai pasangan orang tua, beserta anak-anak selaku keluarga, menghayati pelayanan mereka sebagai Gereja dengan memberikan diri dan meluangkan waktu untuk terlibat dalam kegiatan yang ada di sekitar mereka dengan semangat merasul dengan memberikan pelayanan kasih kepada sesama dalam hidup sehari-hari, dan dengan demikian mereka bersaksi akan imannya.

  Keempat tugas keluarga di atas menyadarkan kembali kepada suami-istri melaksanakan keempat tugas keluarga tersebut suami dan istri diajak untuk menyadari kembali nilai-nilai perkawinan dalam hidup sehari-hari sehingga dalam menjalani kehidupan berumahtangga mereka mengalami kebahagiaan yang dicita- citakan bersama dan melalui keempat tugas pastoral Gereja mereka bisa diutus untuk menghadirkan cintakasih Allah dalam hidup sehari-hari.

4. Tantangan Keluarga Kristiani

  Hidup berkeluarga tidak selamanya berjalan mulus tetapi tentu mengalami berbagai macam tantangan dan tantangan itu tidak hanya dari masyarakat di sekitar tetapi juga berasal dari keluarga inti maupun tantangan dari keluarga besar yang sering mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

  a. Tantangan dari keluarga besar Dalam nota patoral KAS (2007: 14) dikatakan bahwa: “keluarga besar sebenarnya merupakan suatu sumber dukungan dan kesejahteraan bagi keluarga inti.

  ” Maka seluruh keluarga besar dapat memberikan dukungan kepada anggotanya yang sedang berada dalam kondisi lemah secara psikis, maupun finansial dan membutuhkan penguatan dan peneguhan. Namun apa yang menjadi tanggung jawab keluarga besar ini tidaklah selalu dapat terlaksana dengan baik karena kepedulian keluarga besar dalam memberikan perhatian dapat menimbulkan salah pengertian yaitu bahwa keluarga besar dianggap terlalu b. Tantangan dari dalam keluarga inti Berdasarkan angket Keuskupan Agung Semarang pada tahun 2006 nota patoral KAS (2007:15-16) terdapat tantangan dalam keluarga inti yaitu:

  a. Tantangan dalam relasi antara suami dan istri

  • Kurangnya transparansi antara suami dan istri
  • Kurangnya komunikasi antara suami dan istri
  • Kurangnya kesetiaan suami-istri terhadap pasangannya
  • Adanya kecemburuan dari suami-istri terhadap pasangannya
  • Adanya dominasi suami-istri atas pasangan
  • Adanya tindak kekerasan suami-istri terhadap pasangannya

  b. Tantangan dalam hal penghayatan iman

  • Kurang kuatnya iman semua/sebagian anggota keluarga
  • Kurangnya kemampuan orang tua dalam mengembangkan iman anak- anak mereka
  • Kurangnya kemampuan keluarga meghadapi kemajuan tekhnologi maju

  c. Tantangan dalam hal relasi antara orang tua dan anak-anak

  • Kurangnya keakraban antara orang tua dan anak-anak mereka
  • Ketidakpuasan anak-anak terhadap sikap atau kondisi orang tua mereka *Ketidakpuasan orangtua terhadap sikap atau kondisi anak-anak mereka.

  Berdasarkan tantangan keluarga inti ini maka dapat dilihat bahwa komunikasi suami-istri memegang peran penting dalam menjalin relasi dan membina keluarga yang bahagia. Dengan komunikasi yang baik maka akan tercipta keakraban antara suami-istri dan seluruh anggota keluarga, karena keakraban antara pribadi dalam keluarga turut menentukan juga kebahagiaan keluarga dimana masing-masing pribadi berusaha untuk memiliki kehendak yang kuat dan mencintai dengan tulus segenap anggota keluarga.

  Setiap tantangan dan pergulatan hidup dalam membangun sebuah keluarga yang harmonis pasti dialami oleh setiap orang dan menjadi pengalaman yang menarik karena melalui pengalaman jatuh bangun menyadarkan setiap pribadi merefleksikan hidupnya untuk berkembang kearah yang lebih baik demi membangun sebuah keluarga yang bahagia dan sejahtera.

  Dalam mengarungi hidup berkeluarga suami-istri sering mengalami pengalaman yang pahit, pengalaman tidak setia, bosan, kekerasan yang dilakukan oleh istri atau suami, perselisihan karena kekurangan ekonomi, pendidikan anak tumpukan pengalaman ini membuat suami istri menjadi sulit untuk berkomunikasi bahkan persoalan dibiarkan menjadi berlarut tanpa ada penyelesaian dan dapat berakhir dengan perceraian. Maka pentinglah bagi suami-istri untuk memupuk sikap saling percaya, saling terbuka, saling melayani, saling setia dan saling meneguhkan dalam menghadapi berbagai macam tantangan hidup.

  “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah memberi kesempatan kepada Iblis” (Ef 4:26-27).

  Teks ini dapat menjadi inspirasi bagi suami-istri jika berselisih paham hendaknya jangan membiarkan persoalan sampai berlarut-larut melainkan segeralah berdamai sebelum malam hari tiba. Dalam perjalanan hidup sehari-hari pasti keluarga akan mengalami perselisihan karena setiap pribadi dapat saling menyakiti perasaan namun juga perlu dapat saling menyembuhkan atau saling memaafkan.

5. Kunci Menghadapi Tantangan Keluarga Kristiani

  Untuk menghadapi tantangan dalam hidup berkeluarga diperlukan tiga keutamaan kristen ini bersumber pada penderitaan, wafat dan kebangkitan Kristus yang menjadi kekuatan dan penghiburan bagi keluarga dalam menghadapi tantangan hidup. Dengan berpusat pada Kristus maka keluarga kristiani akan mampu menghidupi ketiga keutamaan kristiani ini dalam hidup sehari-hari, sehingga dapat menjadikan Kristus sebagai landasan dalam menghadapi tantangan.

  Suatu keluarga yang kokoh beriman kristiani hidupnya berpusat pada Kristus, maka mereka menyadari tanggung jawabnya sebagai orang kristen.

  Berkaitan dengan ini keluarga diharapkan bertindak dan hidup seturut nilai kristiani, yang diperoleh dan diperdalamnya lewat bacaan Kitab Suci dan diamalkannya dalam hidup sehari-hari.

  Pengharapan juga merupakan tanda dari orang yang beriman. Mereka berani berharap sekalipun mengalami berbagai pengalaman yang pahit. Semua itu dapat dilakukan karena kedekatan hati mereka kepada Kristus. Pengharapan akan mampu membuat seseorang bertahan dalam penderitaan, tekanan dan segala rintangan hidup. Dengan kata lain orang beriman mampu bersikap terbuka terhadap kenyataan dan pengalaman hidup yang dialaminya. Orang beriman tidak terlalu mencemaskan hari ini atau hari esok, sebab mereka merasa yakin, bahwa yang berjalan bersama Yesus senantiasa berada dalam naungan kasihNya.

  Pribadi orang beriman akan diubah dengan iman dan harapannya untuk semakin serupa dengan pribadi Kristus Sang Putera Allah. Mereka akan mampu

  Ketiga keutamaan kristiani ini perlu menjadi dasar utama bagi keluarga- keluarga dewasa ini dalam menghadapi berbagai macam tantangan dan ketiga keutamaan kristiani tersebut saling berhubungan karena mempunyai sumber yang sama, yaitu Kristus sendiri. Ketiga keutamaan ini dapat berkembang apabila hidup keluarga kristiani berpusat pada Kristus, melalui hidup doa, pendalaman iman dan pengamalan warta kitab suci, yang merupakan tanggung jawab orang kristen, dengan peduli kepada orang lain yang berkesusahan, sehingga seluruh hidupnya menampakkan tindakan yang penuh kasih. Hanya dengan demikian keluarga kristiani akan dapat menjadi terang dan garam bagi masyarakat karena telah mewujudkannya dalam hidup sehari-hari (Komkel, 1995 : 15-17).

B. Komunikasi Antara Suami-Istri

1. Komunikasi Secara Umum

  Kata komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare,” yang berarti “membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman”(Hardjana, 2003: 10). Dengan demikian komunikasi berawal dari gagasan yang ada pada seseorang kemudian gagasan itu diolah menjadi pesan dan dikirim melalui media tertentu kepada orang lain sebagai penerima. Kemudian yang menerima pesan menanggapinya dan menyampaikannya kepada si pengirim. menerima informasi .” Maka ada keterbukaan hati untuk mengungkapkan dan mendengarkan informasi.

  Lunandi (1989:47) mengatakan bahwa komunikasi adalah: “usaha manusia dalam hidup pergaulan untuk menyampaikan isi hati dan pikirannya dan untuk memahami isi pikiran dan hati orang lain.

  ” Semua pengertian komunikasi di atas mempunyai kesamaan makna yakni, suatu hal yang berhubungan dengan pesan yang dikirim, melalui media tertentu dan ada relasi timbal balik antara dua orang atau lebih. Dalam hal ini komunikasi menjadi sarana yang tepat untuk membangun relasi seseorang dengan orang lain .

  Melalui komunikasi, seseorang dapat mengenal orang lain dan juga dikenal oleh orang lain. Dengan berkomunikasi, seseorang dapat mengungkapkan pikiran-pikiran, isi hati, ide atau pendapat dan keinginannya kepada orang lain (Harjana, 2003:21)

  Adapun fungsi komunikasi bagi hidup pribadi adalah untuk mengungkapkan perasaan, menuangkan pikiran, mengoreksi orang lain, meminta maaf dan mengungkapkan keinginan seseorang pada orang lain. Dalam kaitan dengan orang lain, melalui komunikasi seseorang dapat mengenal orang lain dengan lebih baik, memiliki banyak teman, membangun kerja sama, membantu orang lain dan membagikan kasih kepada orang lain (Hardjana, 2003: 20). menanggapinya secara langsung pula seluruh proses komunikasi antarpribadi ini selalu memperhatikan keadaan lawan bicara maka dibutuhkan kerjasama yang baik dalam mengungkapkan isi hati yang satu mengungkapkan dan yang lain mendengarkan (Hardjana, 2003: 85).

  Menurut Mulyana (2001: 73) Komunikasi antar pribadi adalah “komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain baik secara verbal maupun nonverbal.” Komunikasi antar pribadi terjadi secara langsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dan ditangkap oleh peserta dengan mengunakan ungkapan langsung maupun dengan bahasa tubuh yang menunjukan reaksi mereka terhadap apa yang diungkapkan. Dan keberhasilan dari komunikasi tersebut di tentukan oleh peserta itu sendiri dimana ada kedekatan dan hubungan yang akrab antara peserta itu sendiri.

  Komunikasi antar pribadi terjadi antara dua orang atau lebih dan terjadi secara langsung dari komunikasi pribadi ini orang dapat saling mengenal lebih dalam dan ada keakraban antara dua orang atau lebih dan diharapkan dalam proses komunikasi antar pribadi setiap pribadi mampu untuk saling mendengarkan dan ada reaksi entah dengan bahasa tubuh atau dengan kata-kata sehingga terjadi hubungan yang timbal-balik. Komunikasi antar pribadi ini melibatkan seluruh perhatian termasuk gerakan tubuh yang semuanya mengandung makna yang dapat ditangkap oleh yang mendengarkan maupun yang berbicara. Karena keberhasilan

3. Komunikasi antara Suami-Istri

  Suami-istri dalam berkomunikasi tidak pernah terlepas dari kesulitan atau kekacauan komunikasi dengan pasangan semua ini dapat terjadi karena kurang mendapat pendampingan bagaimana berkomunikasi dengan benar dan mendapat cara membangun komunikasi yang sehat. Maka, penting untuk memperhatikan prinsip-prinsip di dalam berkomunikasi yang turut menentukan keberhasilan sebuah komunikasi itu sendiri.

  Budi Abdipatra (2007: 24) m engemukakan bahwa “setiap pasangan penting memperhatikan prinsip dasar berkomunikasi

  ” seperti:

  a. Prinsip dua arah merupakan komunikasi yang sehat yang seharusnya dilakukan dua pribadi yang seorang menyampaikan suatu masalah kepada lawan bicaranya dan lawan bicaranya mengerti maksud yang disampaikan oleh pribadi yang menyampaikan masalah maka komunikasi tersebut dapat dikatakan tidak mengalami kekacauan.

  b. Prinsip sejajar berarti masing-masing pribadi yang berkomunikasi tidak merasa dirinya lebih hebat. Maka dalam komunikasi diperlukan sikap kerendahan hati sebagai kunci keberhasilan komunikasi.

  c. Prinsip mau mendengarkan dan tidak memberikan argumentasi ataupun kuliah singkat, berarti masing-masing pribadi mau memberikan telinganya untuk mendengarkan pendapat lawan bicara.

  Kemampuan dalam menempatkan diri dalam situasi dan kondisi, penting sampaikan, dan penghargaan penting dilakukan agar orang lain merasakan bahwa setiap apa yang dikatakan atau diungkapkan tidak berlalu begitu saja (Donald walters, 2002:11).

  Prinsip-prinsip komunikasi tersebut membantu suami istri bisa berkomunikasi dengan baik karena setiap pribadi diharapkan mampu memberikan diri untuk rela berbagi dan memperhatikan pasangan dalam mengungkapkan isi hatinya dan kerelaan untuk mendengarkan sangat dibutuhkan ketika pasangan mengungkapkan masalah yang dialaminya. Maka, agar mampu melaksanakannya diharapkan setiap pribadi memiliki sikap rendah hati dan kesetiaan untuk mendengarkan pribadi yang berbicara dan tidak terjadi kekacauan dalam berkomunikasi.

  Santo Yakobus mengatakan bahwa: “setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata- kata, dan juga lambat untuk marah” (Yak 1:19).

  Nasehat ini mengajak orang cepat tanggap dan lebih banyak mendengarkan tidak cepat untuk berbicara dan tidak cepat marah. Jadi dalam mendengarkan orang lain yang mengungkapkan isi hatinya perlu memiliki sikap yang tulus dan memberikan perhatian yang sungguh mendengarkan dengan sepenuh hati, tidak memberikan komentar atau memotong pembicaraan ketika lawan bicara sedang berbicara, yang dapat menambah sakit hati atau membakar kemarahan sehingga semakin mempersulit orang yang sedang berbicara. diungkapkan tanpa disengaja dapat membakar hati, padahal yang dibutuhkan orang saat itu adalah telinga yang bersedia mendengarkan dengan tulus, karena mendengarkan dengan tulus mampu melepaskan orang yang mengalami masalah dari rasa tertekan Budi Abdipatra (2007: 26). Jadi dalam mendengarkan lawan bicara mengungkapkan masalah yang dialaminya kehadiran orang yang mendengarkan sangat penting dengan sepenuh hati tanpa harus memberikan tanggapan yang dapat mengakibatkan orang sakit hati apa lagi kalau komentar atau tanggapanya keliru. Dengan mampu mendengarkan sepenuh hati maka seseorang atau lawan bicara dapat menolong orang yang sedang dalam kesulitan dan dapat menghibur orang lain melalui kehadirannya.

4. Bahasa Komunikasi

  Komunikasi antara suami-istri bisa terjalin dengan baik jika mereka mampu memahami bahasa komunikasi dan melaksanakanya dalam hidup berkeluarga.

Dokumen yang terkait

Deskripsi pendidikan iman anak dalam keluarga bagi perkembangan iman anak di Stasi Maria Putri Murni Sejati Cisantana, Paroki Kristus Raja Cigugur, Keuskupan Bandung.

1 20 153

Upaya peningkatan hidup rohani keluarga kristiani di Lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Yogyakarta melalui katekese keluarga.

0 1 150

Fungsi komunikasi orangtua terhadap pembentukan karakter dan iman anak dalam keluarga Katolik di Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan Yogyakarta

0 13 160

Belajar dari kesetiaan iman Maria guna meningkatkan kualitas hidup beriman umat di lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis - Yogyakarta - USD Repository

0 1 144

Rekoleksi untuk melengkapi pembinaan katekumen di Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta - USD Repository

0 6 251

Bimbingan orang tua terhadap perkembangan iman anak dalam keluarga Katolik di Paroki St. Yusup Bintaran Yogyakarta - USD Repository

0 2 132

Upaya meningkatkan dialog antar umat beriman dalam masyarakat yang plural di Stasi St. Maria Cikampek Paroki Kristus Raja Karawang Jawa Barat melalui katekese - USD Repository

0 0 180

Hubungan pendidikan iman dalam keluarga kristiani dengan kecerdasan spiritual siswa/siswi SMP Santo Fransiskus Assisi Samarinda - USD Repository

0 1 124

Pendampingan iman keluarga kawin campur beda agama dalam menghayati hidup perkawinan kristiani di Paroki Santo Paulus, Palu, Sulawesi Tengah, melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 144

Peranan kunjungan keluarga dalam upaya untuk meningkatkan iman keluarga Katolik di Stasi St. Paulus Pringgolayan Paroki St. Yusup Bintaran Yogyakarta - USD Repository

0 0 157