Efek motorik infusa akar mrica kepyar [Phytolacca americana L.] pada mencit jantan dengan metode rotarod test - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

EFEK MOTORIK INFUSA AKAR MRICA KEPYAR
(Phytolacca americana L.) PADA MENCIT JANTAN
DENGAN METODE ROTAROD TEST

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:
Kristiningrum Hery Karuniawati
NIM : 038114119

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

EFEK MOTORIK INFUSA AKAR MRICA KEPYAR
(Phytolacca americana L.) PADA MENCIT JANTAN
DENGAN METODE ROTAROD TEST

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi


Oleh:
Kristiningrum Hery Karuniawati
NIM : 038114119

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

i

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PERSETUJUAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PEMBIMBING

ii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

pada tanggal : 4 Februari 2008

iii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI

TERPUJI

Bersukacitalah dalam pengharapan, Sabarlah dalam kesesakan,
dan Bertekunlah dalam doa ! ( Rm 12:12)

Segala perkara dapat kutanggung didalam
dia yang memberi kekuatan kepadaku (Flp
4:13)
Bermegahlah dalam kesengsaraan
, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan
ketekunan,
dan ketekunan menimbulkan tahan uji
dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Dan pengharapan tidak mengecewakan,
karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita

Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus,
Ibu Bapak tercinta, Keluarga besarku,
Teman sahabatku

Dan Almamaterku

iv

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PRAKATA


Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerahnya,
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek Motorik Infusa
Akar Mrica Kepyar (Phytolacca americana .L) pada Mencit Jantan dengan Metode
Rotarod Test “. Keberhasilan skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak
yang sangat membantu penulis dalam menyusun skripsi. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rita Suhadi, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
2. Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan atas masukan serta saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. dr. Luciana Kuswibawati, M Kes selaku dosen penguji atas segala arahan, kritik,
saran dan waktunya.
5. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas segala arahan, kritik,
saran dan waktunya.
6. Ign. Y. Kristio Budiasmoro, S.Si, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik atas
segala arahan, saran dan kritik.

v


PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.


vii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

INTISARI

Tonikum dalam masyarakat digunakan sebagai penyegar dan penambah tenaga.
Efek motorik merupakan salah satu fungsi dari tonikum. Akar tanaman Mrica Kepyar
salah satunya dimanfaatkan sebagai alteratif yaitu secara berangsur-angsur
mengembalikan fungsi tubuh sebagaimana mestinya dan meningkatkan kesehatan dan
vitalitas tubuh. Alteratif dikenal juga sebagai tonik.
Penelitian ini bertujuan memperoleh keterangan ada tidaknya efek motorik
infusa akar Mrica Kepyar terhadap mencit jantan menggunakan metode rotarod test.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni menggunakan rancangan

acak lengkap pola satu arah. Subyek uji yang digunakan yaitu mencit jantan sebanyak
42 ekor yang terbagi dalam 6 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif
menggunakan aquadest. Kelompok II sebagai kontrol positif menggunakan kafein
dosis 65,72 mg/KgBW. Kelompok III-VI sebagai kelompok perlakuan menggunakan
infusa akar Mrica Kepyar batang dengan dosis 4,40, 5,76, 7,54, dan 9,88 g/KgBW.
Data yang dikumpulkan berupa waktu jatuh pertama mencit, jumlah kumulatif jatuh
mencit dari rotarod selama (3x60) menit dan persen proteksi terhadap jatuh. Hasil
diuji secara statistik menggunakan ANOVA satu arah dan uji Kruskal-Wallis
dilanjutkan dengan uji LSD dan Mann-Withney dengan taraf kepercayaan 95% .
Hasil penelitian menunjukkan infusa akar Mrica Kepyar memiliki efek motorik
pada mencit jantan. Efek motorik yang dihasilkan infusa akar Phytolacca americana L
dosis 4,40 g/KgBB, 5,76 g/KgBB, 7,54 g/KgBB, dan 9,88 g/KgBB adalah 37,3%,
59,9% , 69,9% , dan 44,9%.
Kata kunci : Phytolacca americana L., tonikum, motorik, rotarod test

viii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN

TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Tonicum, in society is used as freshner and energy force. Motoric effect is one
function of tonicum. The root of Phytolacca americana .L is used as an alterative in
folk medicine which will gradually restore the proper function of the body, and
increase health & vitality. Alteratives are also known as tonics.
The research was done to observe the occurrence of motoric effect of
Phytolacca americana L. root infusion toward male mice by using rotarod test
method. The research was a pure experimental research with one way random design.
The test subjects were 42 male mice and separated on 6 groups. Group I which was as
a negative control used aquadest. Group II which was as a positive control used
caffein 65,72 mg/kgBW. Groups III-VI which was as test groups used Phytolacca
americana.L root infusion with dosage 4,40, 5,76, 7,54, and 9,88 g/kgBW/per day for
four days. The data that were collected were the first fall time, cumulative (frequency)
fall from rotarod during 3x60 minutes, and the percentage of fall protection. They
were analyzed using one way Anova and Kruskal-Wallis test with 95% significance
level and were continued with LSD and Mann-Withney test.

The result of the study showed that the root of Phytolacca americana L.
infusion have a motoric effect to male mice. The motoric effects which were
produced by 4,40 g/KgBW, 5,76 g/KgBW, 7,54 g/KgBW, and 9,88 g/KgBW of
Phytolacca americana L. root infusion were 37,3%, 59,9% , 69,9% , dan 44,9%.

Keywords : Phytolacca americana L., tonic, motoric, rotarod test

ix

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................

iv

PRAKATA....................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................

vii

INTISARI......................................................................................................

viii

ABSTRACT....................................................................................................

ix

DAFTAR ISI.................................................................................................

x

DAFTAR TABEL.........................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

xviii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................

xx

BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................

2

B. Permasalahan......................................................................................

2

C. Keaslian Penelitian.............................................................................

3

D. Manfaat Penelitian...............................................................................

3

1. Manfaat teoritis......................................................................

3

2. Manfaat praktis.......................................................................

3

E. Tujuan Penelitian................................................................................

4

x

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

1. Tujuan umum……………………………………………….

4

2. Tujuan khusus………………………………………………

4

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA..........................................................

5

A. Tanaman Mrica Kepyar (Phytolacca americana L.) .........................

5

1. Klasifikasi……………………………………………………

5

2. Sinonim………………………………………………………

5

3. Nama lain…………………………………………………...

5

4. Uraian tanaman……………………………………………..

6

5. Bagian yang digunakan ……………………………………..

6

6. Kandungan kimia………………………………………….

6

7. Kegunaan………..…………………………………………...

7

B. Efek Tonikum dan Fungsi Motorik..…………………………………

7

C. Infusa ……….……………………………………………………….

8

D. Metode pengujian aktivitas motorik .....................................................

8

1. Metode batang berputar (Rotarod test)……………………….

9

2. Metode” sangkar putar”............................................................

9

3. Metode ketahanan berenang ....................................................

9

F. Mekanisme lelah .................................................................................

10

G. Kafein ................................................................................................

17

H. Keterangan Empiris.............................................................................

19

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................

20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………….

20

xi

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

B. Variabel Penelitian………………………………………………….

20

C. Definisi Operasional………………………………………………..

21

D. Bahan Penelitian…………………………………………………….

22

E. Alat Penelitian……………………………………………………….

22

F. Tata Cara Penelitian…………………………………………………

23

1. Determinasi tanaman………………………………………..

23

2. Pengumpulan dan pembuatan simplisia…………………….

23

3. Penyiapan hewan uji ……………………………………….

24

4. Pembuatan sediaan…………………………………………..

24

5. Penentuan dosis kafein ……………… ……………………

25

6. Penentuan rentang waktu setelah pemberian kafein ...………

26

7. Penentuan dosis infusa akar Mrica Kepyar …………………

26

8. Penetuan rentang waktu setelah pemberian infusa akar Mrica
Kepyar………………………………………………………... 28
9. Pengujian efek motorik..........................................................

28

10. Penentuan efek motorik .........................................................

29

11. Analisis hasil ……………..………………………………….

29

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................

30

A. Determinasi Tanaman..........................................................................

30

B. Pengumpulan dan pembuatan simplisia……………………………..

30

C. Penyiapan hewan uji ………………………………………. ............

32

D. Pembuatan sediaan..............................................................................

33

xii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

E. Uji Pendahuluan...................................................................................

34

1. Penetapan dosis kafein..............................................................

34

2. Penetapan rentang waktu setelah pemberian kafein.................. 41
3. Penetapan rentang waktu setelah pemberian infusa.................. 46
4. Pengujian efek motorik .............................................................. 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................

64

A. Kesimpulan............................................................................................

64

B. Saran.......................................................................................................

64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... ...

65

LAMPIRAN.................................................................................................. ...

68

BIOGRAFI PENULIS......................................................................................

97

xiii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I

Perbandingan potensi dari bahan aktif (xantine) dalam kopi,
teh, dan coklat........................................................................

Tabel II

Rata-rata waktu jatuh pertama mencit dari rotarod pada
penentuan dosis kafein .........................................................

Tabel III

35

Hasil analisis variansi satu arah rata-rata waktu jatuh
pertama mencit pada penentuan dosis kafein ………………

Tabel IV

18

36

Rata-rata jumlah jatuh kumulatif mencit dari rotarod
selama (3x60) menit dan persen proteksi pada penentuan
dosis kafein ………………………………………………...

Tabel V

37

Hasil analisis Kruskal-Wallis rata-rata jumlah kumulatif
jatuh mencit selama (3x60) menit dan persen proteksi pada
penentuan dosis kafein……………………………………...

Tabel VI

Rata-rata waktu jatuh pertama mencit dari rotarod pada
penentuan rentang waktu pemberian kafein...........................

Tabel VII

38

39

Hasil analisis variansi satu arah rata-rata waktu jatuh
pertama mencit pada penentuan rentang waktu setelah
pemberian kafein……………………………………………

Tabel VIII

Rata-rata jumlah kumulatif jatuh mencit selama (3x60)
menit dari rotarod pada penentuan rentang waktu setelah

xiv

44

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

pemberian kafein…………………………………..
Tabel IX

44

Hasil analisis variansi satu arah rata-rata jumlah kumulatif
jatuh mencit selama (3x60) menit pada penentuan rentang
waktu setelah pemberian kafein……………………………

Tabel X

Rata-rata waktu jatuh pertama mencit dari rotarod pada
penentuan rentang waktu setelah pemberian infusa.............

Tabel XI

45

46

Hasil analisis variansi satu waktu jatuh pertama mencit
selama (3x60) menit pada penentuan rentang waktu setelah
pemberian infusa…………………………………………

Tabel XII

48

Hasil uji LSD rata-rata waktu jatuh pertama mencit dari
rotarod pada penentuan rentang waktu setelah pemberian
infusa………………………………………………………

Tabel XIII

Rata-rata jumah kumulatif jatuh mencit selama (3x60)
pada penentuan rentang waktu setelah pemberian infusa …

Tabel XIV

48

50

Hasil analisis Kruskal-Wallis rata-rata jumlah kumulatif
jatuh mencit selama (3x60) menit dan pada penentuan
rentang waktu setelah pemberian infusa………….………..

Tabel XV

Hasil uji Mann-Withney rata-rata jumlah kumulatif jatuh
mencit selama (3x60) menit

pada penentuan rentang

waktu setelah pemberian infusa……………………………
Tabel XVI

51

Data rata-rata waktu jatuh pertama mencit dari rotarod

xv

52

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

pengujian efek motorik seluruh kelompok……...................
Tabel XVII

53

Hasil uji variansi satu arah rata-rata waktu jatuh pertama
mencit pada pengujian efek motorik seluruh kelompok
pada.......................................................................................

Tabel XVIII

Hasil uji LSD waktu pertama jatuh mencit pada pengujian
efek motorik seluruh kelompok…………………………..

Tabel XIX

54

55

Rata-rata jumlah kumulatif jatuh mencit selama (3x60)
menit dan persen proteksi pada pengujian efek motorik
seluruh kelompok .................................................................

Tabel XX

56

Hasil uji variansi analisis satu arah rata-rata jumlah
kumulatif jatuh mencit selama (3x60) menit pada
pengujian efek motorik seluruh kelompok ………………

Tabel XXI

59

Hasil uji LSD rata-rata jumlah kumulatif jatuh mencit
selama (3x60) menit pada pengujian efek tonikum seluruh
kelompok…………………………………………..............

Tabel XXII

Hasil uji Kruskal-Wallis persen proteksi pada pengujian
efek motorik seluruh kelompok……………………….......

Tabel XXIII

Hasil analisis uji Mann-Withney

Data rata-rata waktu pertama jatuh mencit, jumlah
kumulatif jatuh mencit selama (3x60) menit, dan persen

xvi

61

persen proteksi pada

pengujian efek motorik seluruh kelompok..........................
Tabel XIV

59

61

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

proteksi pada penentuan dosis kafein ……………………
Tabel XV

73

Tabel waktu pertama jatuh , jumlah kumulatif jatuh mencit
selama (3x60) menit dan persen proteksi pada pengujian
efek motorik seluruh kelompok………………………

xvii

85

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.

Diagram proses berantai dalam kontraksi otot.......................

11

Gambar 2.

Kafein (1,3,7 trimetilxantin).................................................

17

Gambar 3.

Diagram batang rata-rata waktu jatuh pertama mencit pada
penentuan dosis kafein ……………………………………

Gambar 4.

35

a. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif jatuh
pertama mencit selama (3x60) menit pada penentuan
dosis kafein ……………………………………………
b. Diagram batang

% proteksi pada penentuan dosis

kafein…………………………………………………..
Gambar 5.

37

Grafik rata-rata waktu jatuh pertama mencit dari rotarod
pada penentuan rentang waktu setelah pemberian kafein ....

Gambar 6.

37

42

Grafik rata-rata jumlah kumulatif jatuh mencit selama
(3x60) menit pada penentuan rentang rentang waktu setelah
pemberian kafein..................................................................

Gambar 7.

Grafik rata-rata waktu jatuh pertama mencit dari rotarod
pada penentuan rentang waktu setelah pemberian infusa ....

Gambar 8.

44

47

Grafik Rata-rata jumlah kumulatif jatuh mencit selama
(3x60) menit pada penentuan rentang waktu setelah
pemberian infusa………………………………………

xviii

50

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Gambar 9.

Diagaram batang rata-rata waktu pertama jatuh mencit dari
rotarod pada pengujian efek motorik seluruh kelompok uji.

Gambar 10.

54

a Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif jatuh mencit
selama (3x60) menit dan persen proteksi pada
pengujian efek motorik seluruh kelompok……………

57

b Digram batang persen proteksi proteksi pada pengujian
efek motorik seluruh kelompok……………………….

57

Gambar 11.

Foto Tanaman Mrica Kepyar (Phytolacca Americana.L)…

69

Gambar 12.

Foto akar, serbuk akar .............................................…….

70

Gambar 13.

Foto infusa akar Mrica Kepyar……................................

71

Gambar 13.

Foto mencit diatas rotarod…………………………………

72

xix

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Surat pengesahan determinasi...............................................

Lampiran 2.

Foto tanaman Mrica Kepyar, akar dan serbuk akar Mrica
Kepyar, infusa akar Mrica Kepyar, mencit diatas rotarod ...

Lampiran 3.

Data

68

69

rata-rata waktu pertama jatuh mencit, jumlah

kumulatif jatuh mencit selama (3x60) menit, dan persen
proteksi pada penentuan dosis kafein ………………………
Lampiran 4.

Hasil analisis statistik waktu jatuh pertama mencit pada
penentuan dosis kafein……………………………………..

Lampiran 5.

Hasil analisis statistik

78

Hasil analisis statistik waktu jatuh pertama jatuh mencit
pada

penentuan

rentang

waktu

setelah

pemberian

kafein………………………………………………………..
Lampiran 9.

76

Data waktu pertama jatuh mencit dan jumlah kumulatif
jatuh mencit selama (3x60) menit…………………………..

Lampiran 8.

76

Hasil analisis statistik persen proteksi pada penentuan dosis
kafein ……………………………………………………….

Lampiran 7.

75

rata-rata jumlah kumulatif jatuh

mencit selama (3x60) menit pada penentuan dosis kafein….
Lampiran 6.

73

Hasil analisis statistik rata-rata jumlah kumulatif jatuh
mencit selama (3x60) menit pada penentuan rentang waktu

xx

79

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

setelah pemberian kafein……………………………………
Lampiran 10.

Hasil analisis statistik waktu jatuh pertama jatuh mencit
pada penentuan rentang waktu pemberian infusa …………

Lampiran 11.

82

Hasil analisis statistik waktu jatuh pertama mencit pada
pengujian efek motorik seluruh kelompok………………..

Lampiran 13.

81

Hasil analisis data waktu jatuh pertama jatuh mencit pada
penentuan rentang waktu setelah pemberian infusa………

Lampiran 12.

79

Hasil analisis statistik

86

rata-rata jumlah kumulatif jatuh

mencit selama (3x60) menit pada pengujian efek motorik
seluruh kelompok………………………………………….
Lampiran 14.

88

Hasil analisis rata-rata persen proteksi pada pengujian efek
motorik seluruh kelompok…………………………………

xxi

90

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin pesat diberbagai bidang saat ini
menyebabkan setiap individu harus berusaha lebih keras untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Keadaan ini membutuhkan stamina tubuh yang prima untuk mendukung
aktifitas fisik maupun mental. Aktifitas fisik yang berlebihan dan tidak terkontrol
dapat menyebabkan penurunan daya tahan dan fungsi motorik tubuh, yang dapat
mengakibatkan tubuh mudah lelah dan terasa lemah. Fungsi motorik adalah fungsi
dari otot, susunan saraf pusat yang mempengaruhi dan menghasilkan gerak.
Efek tonikum merupakan perubahan yang terjadi karena pemberian zat
tonika. Zat tonika yaitu suatu senyawa yang dapat mengurangi kondisi kelemahan
dan tonus dari keseluruhan atau sebagian organ makhluk hidup. Tonikum popular di
masyarakat, terutama bagi mereka yang bekerja menguras tenaga serta pada
kelompok tertentu misalnya lanjut usia dan dalam proses penyembuhan. Efek
tonikum memiliki berbagai fungsi seperti stimulan pusat pernafasan, stimulan otot
jantung, peningkatan kecepatan metabolisme basal, dsb. Efek motorik merupakan
salah satu fungsi dari tonikum. Tonikum yang dikonsumsi akan mengurangi
kelemahan dan kelelahan pada fungsi motorik tubuh. Pada penelitian ini efek tonikum
yang diamati dibatasi pada fungsi motorik .
Dalam pengobatan tradisional akar tanaman Mrica Kepyar salah satunya
dimanfaatkan sebagai alteratif yaitu secara bergangsur-angsur mengembalikan fungsi

1

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

2

tubuh sebagaimana mestinya dan meningkatkan kesehatan dan vitalitas tubuh.
Alteratif dikenal juga sebagai tonik. Bentuk sediaan yang digunakan adalah infusa,
mengacu pada penggunaan akar mrica kepyar dimasyarakat yaitu rebusan. Kelebihan
sediaan infusa dibandingkan rebusan adalah pada sediaan infusa beberapa faktor
seperti keseragaman konsentrasi dan dosis dapat dikendalikan. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh keterangan ada tidaknya efek motorik setelah konsumsi
infusa akar Mrica Kepyar dan besar efek motorik infusa akar Mrica Kepyar
(Anonim, 2006).
Kafein merupakan stimulan susunan yang saraf pusat yang memiliki efek
meningkatkan kapasitas kerja otot, menyebabkan penurunan rasa letih, dan
meningkatkan kesiagaan mental. Kafein telah digunakan secara luas di masyarakat
dalam minuman penambah tenaga, karenanya kafein dipilih sebagai kontrol positif
dalam penelitian ini. Metode yang digunakan adalah metode rotarod test. Metode ini
biasa dipakai untuk mengetahui fungsi otot yaitu aktivitas relaksasi karena pengaruh
suatu obat, metode ini juga menggambarkan koordinasi motorik yaitu dengan
mempertahankan keseimbangan diatas rotarod.

B.Permasalahan
1. Apakah infusa akar Mrica Kepyar memiliki efek motorik pada mencit jantan?
2. Berapa besar efek motorik infusa akar Mrica Kepyar pada mencit jantan melalui
metode rotarod test?

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

3

C. Keaslian Penelitian
Penelitian Efek Motorik Infusa Akar Mrica Kepyar (Phytolacca americana
L.) pada Mencit Jantan dengan Metode Rotarod test sejauh pengetahuan penulis
belum pernah dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan antara lain disebutkan
dibawah ini.
1. Perbandingan Efek Tonikum Infusa Akar Talinum paniculatum Gaertn
(Ginseng Jawa) terhadap Akar Panax ginseng C. A Meyer (per oral) terhadap
Fungsi Motorik Mencit (Suhadi, 2000).
2. Efek Tonikum Infusa Akar Krokot Blanda (Talinum triangulare (Jacq) Willd)
terhadap Fungsi Motorik pada Mencit Jantan dengan Metode Uji batang
berputar (Nyoman, 2005).

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang farmasi mengenai penggunaan obat tradisional
untuk mengurangi kelelahan akibat aktivitas fisik berlebih.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang
ada tidaknya efek motorik infusa akar Mrica Kepyar untuk mengurangi kelelahan
akibat aktifitas fisik berlebih.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

4

E.Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mendukung usaha pengembangan tanaman tradisional sebagai obat,
khususnya untuk mengurangi kelelahan akibat aktivitas fisik berlebih.
2. Tujuan khusus
a.Untuk mengetahui ada tidaknya efek motorik infusa akar Mrica Kepyar pada
mencit jantan.
b.Untuk mengetahui besar efek motorik infusa akar Mrica Kepyar melalui metode
rotarod test.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAHAAN PUSTAKA

A. Phytolacca americana .L

1. Klasifikasi
Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Bangsa

: Caryophyllales

Suku

: Phytolaccaceae

Marga

: Phytolacca

Jenis

: Phytolacca americana L. ( Anonim, 1999).

2. Sinonim : Phytolacca decandra (Anonim, 2006b), Phytolacca acinosa Roxb
(Huang, 1993).
3. Nama lain
a. Nama daerah
Mrico Kepyar (jawa) (Anonim, 1999).
b. Nama asing
Pokeroot, Pokweed, Gargetweed, Pokeberry, Pigeonberry, Virginia poke,
Cancer root, American nightshade, Redweed, Shang Lu (Anonim, 2006c;
Huang, 1993).

5

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

6

4. Uraian tanaman
Umumnya ditanam sebagai tanaman hias atau kadang tumbuh liar di
pinggir-pinggir jalan atau di tepi hutan, dari ketinggian 10 m hingga 1000 m di
atas permukaan laut. Tumbuh pada bebagai jenis tanah asal memiliki drainase
yang baik dan cukup mengandung bahan organik. Berbunga pada bulan Juni-Juli,
panen dilakukan pada bulan Agustus – September
Terna menahun, tegak, tinggi 0,5-1 m. Batang bulat, berkayu, permukaan
kasar, berwarna coklat kehijauan. Daun tunggal, berseling, tangkai bulat, panjang
3-5 cm, helaian daun bentuk lonjong sampai lanset. Ujung dan pangkal daun
runcing, tepinya rata, panjang 5-15 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip,
permukaan berkerut, hijau keunguan. Bunga majemuk, berbentuk bulir, di ketiak
daun, kelopak bentuk bintang, panjang 1-2 mm, hijau kecoklatan. Buahnya
tunggal bulat, kulitnya lunak, berdiameter 3-8 mm, permukaan licin dan berwarna
merah. Biji bulat, keras dan putih. Akar tunggang , berwarna kuning kecoklatan
(Anonim, 1999).
5. Bagian yang digunakan
Akar dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan (Anonim, 1999).
6. Kandungan kimia
Tanaman

mengandung

caffeik-aldehid,

kalsium

oksalat,

PAP

(Pokeweed–antiviral–protein), phytolaccanin, phytolaccasaponin, phytolaccasida,
phytolaccatoxin, phytolacacin, asam phytolaccinic,dan pokeberrygenin. Pada
buah mengandung alkaloid, alfa-spinasterol, antosianin, caryophylin, asam

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

7

esculentik, isobetanin, isoprebetanin. Pada akar mengandung gum, hemiselulosa,
asam jaligonik, asam oleanolat, asam oxymiristik, asam phytolaccogenik,
phytolaccagenin, tanin dan xylose (Duke, 2007). Akar mengandung alkaloid,
saponin, dan polifenol (Anonim, 1999).
7. Kegunaan
Pelancar haid : 30 g akar mrica kepyar segar dicuci , direbus dengan 200
ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum; eksim
: 15 g akar mrica kepyar segar dicuci, ditumbuk halus, ditempelkan pada bagian
yang sakit dan dapat diulang 2-3 kali sehari (Anonim, 1999). Sebagai alteratif
yaitu secara bergangsur-angsur mengembalikan fungsi tubuh sebagaimana
mestinya dan meningkatkan kesehatan dan vitalitas, juga sebagai purgatif dan
emetik. Protein antiviral yang terkandung dalam pokeweed digunakan dalam
pengobatan kanker (Anonim,2006b).

B. Efek Tonikum dan Fungsi Motorik
Adaptogen adalah suatu substansi yang dapat meningkatkan daya
tahan/vitalitas tubuh terhadap pangaruh buruk dari berbagai faktor fisik, kimia,
maupun biologik (Widharto,1994). Zat tonika adalah suatu senyawa yang
mengurangi kondisi kelemahan dan tonus dari keseluruhan atau sebagian organ
makhluk hidup (Suhadi, 2000). Efek tonikum adalah perubahan yang terjadi karena
pemberian zat tonika. Dari definisi diatas maka zat tonika dapat digolongkan sebagai

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

8

adaptogen. Fungsi motorik adalah fungsi dari otot, susunan saraf pusat yang
mempengaruhi dan menghasilkan gerak (Anonim, 1995a).

C. Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 900C selama 15 menit. Pembuatan: campur simplisia
dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan diatas
tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900C sambil sekali-sekali
diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya
melalui ampas melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki.
Infusa Daun Sena dan infusa simplisia yang mengandung minyak atsiri diserkai
setelah dingin. Infusa Daun Sena, infusa Asam Jawa dan infusa simplisia lain yang
mengandung lendir tidak boleh diperas. Kecuali dinyatakan lain, dan kecuali untuk
simplisia yang tertera di bawah, infusa yang mengandung bukan bahan berkhasiat
keras, dibuat dengan menggunakan 10 % simplisia. Untuk pembuatan 100 bagian
infusa berikut, digunakan sejumlah yang tertera yaitu Kulit Kina 6 bagian, Daun
Digitalis 0,5 bagian, Akar Ipeka 0,5 bagian, Daun Kumiskucing 0,5 bagian, Sekale
Kornutum 3 bagian, Daun Sena 4 bagian, Temulawak 4 bagian (Anonim, 1995a).

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

9

D. Metode Pengujian Aktivitas Motorik
Beberapa metode pengujian aktivitas motorik antara lain:
1. metode batang berputar (Rotarod test) adalah suatu uji dimana hewan uji
diletakkan di atas batang horizontal yang berputar (rotarod). Uji ini biasanya
dipakai untuk mengetahui fungsi otot karena pengaruh suatu obat sedatif.
Data yang teramati adalah berapa lama hewan uji dapat bertahan di atas
rotarod (waktu) dan jumlah jatuh hewan uji dari rotarod per satuan waktu
(Cakraborty, Mahapatra, Chaudhuri, 1986 ; Turner, 1965).
2. metode “ sangkar putar”. Metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitas
motorik mencit dengan mengamati kemampuan mencit memutar alat roda
sangkar putar. Mencit dipilih terlebih dahulu yang mampu memutar alat
sebanyak 150-300 putaran dalam waktu 15 menit. Setelah diberi air atau
sediaan uji oral, mencit ditempatkan pada alat sangkar putar, aktivitasnya
diamati selang 15 menit selama 90 menit dimulai 5 menit setelah mencit
ditempatkan pada alat (Kitada, 1981; Carson, 1999 cit., Suwendar, Sigit,
Sopiah, 2004).
3. metode ketahanan berenang. Aktivitas motorik mencit diuji dengan
membebani ekor mencit dengan benda seberat 2 gram, kemudian mencit
tersebut dimasukkan kedalam wadah berisi air 30 menit setelah pemberian
sediaan. Ketahanan berenang diukur berdasarkan waktu mencit mulai
berenang sampai tenggelam, yaitu mencit berada di bawah permukaan air
selama 4-5 detik ( Kitada, 1981; Fathoni,1995 cit., Suwendar dkk, 2004).

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

10

E. Mekanisme Lelah

Ketahanan

kerja

(endurance

performance)

mempengaruhi

terjadinya

kelelahan, penurunan endurance performance menyebabkan kelelahan. Penurunan
kerja terletak pada otot dan berhubungan dengan konsumsi sumber energi. Sementara
sumber energi menurun, produk seperti asam laktat cendrung terakumulasi dan
menghambat protein untuk berkontraksi dan menurunkan kekuatannya. Lebih lanjut
salah satu penyebab penting kelelahan otot adalah kegagalan pembebasan Ca2+ yang
merupakan pemicu terjadinya kontraksi .
Kontaksi otot merupakan peristiwa berantai yang kompleks (Gambar 1)
Kontraksi volunter bermula di motor kortex dan sebuah potensial aksi (i)
mengaktivasi α motor neuron (ii) yang mengeksitasi otot melalui neuromuscular
junction( iii). Potensial aksi otot di transmisikan sepanjang permukaan membran (iv)
dan menurun pada tubula T(v). Sebuah sensor voltasi pada tubula T menyebabkan
terbukanya channel Ca2+ pada retikulum sarkoplasma (vi) menyebabkan kenaikan
konsentrasi Ca2+ pada mioplasma. Kalsium terikat pada troponin (vii), mengaktivasi
crossbrigde cycling dan tenaga (viii), untuk relaksasi memerlukan penarikan kembali
Ca2+ ke dalam retikulum sarkoplasma (ix).
Otot mungkin lelah karena berbagai alasan yang berbeda. Sistem Saraf Pusat
mungkin mengalami kegagalan menghasilkan potensial aksi, potensial aksi otot
mungkin gagal karena perubahan ionik, pembebasan energi cadangan, kerusakan
struktural sel, dll. Penjelasan tradisional untuk kelelahan adalah pemecahan glikogen

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

11

otot, energi cadangan utama dalam serabut otot, yang menyebabkan akumulasi asam
laktat yang mengurangi fungsi otot. Untuk beberapa tipe kelelahan, terjadi
penumpukan asam laktat intraselulaselular dan asidosis dapat meghambat kontraksi
protein (Allen, Lannergren, Westerblad, 2003).

Gambar1. Diagram proses berantai dalam kontraksi otot (Allen dkk, 2003)

Asam laktat terbentuk pada otot dalam proses glikolisis. Pada pH normal
asam laktat akan terdisosiasi menjadi H+ dan C3H5O3-, tidak ada masalah selama
konsentrasi H+ tidak melampaui kemampuan mekanisme buffer tubuh, masalah
terjadi ketika konsentrasi asam laktat dan H+ melampaui kapasitas buffer tubuh dan
menurunkan pH darah. Masalah yang terjadi antara lain yaitu munculnya rasa sakit,
penurunan kerja, dan kelelahan otot. Rasa sakit terjadi karena stimulasi terhadap
ujung saraf nyeri di otot pada penumpukan ion H+. Penurunan kerja terjadi karena
pada pH rendah

ion

H+ akan menginaktifkan enzim yang terlibat dalam

pembentukan ATP, sehingga terjadi penurunan produksi ATP, ketersediaan substrat

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

12

energi menurun sehingga terjadi penurunan kerja. Kelelahan otot terjadi karena pH
rendah menghambat aktin-miosin ATPase, enzim yang bertanggungjawab memecah
ATP dan menyediakan energi untuk kontraksi otot dan ion H+ juga menganggu aksi
dan pembebasan Ca2+ yang diperlukan untuk kontraksi otot, sehingga menyebabkan
penurunan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot (Plowman dan Smith, 2003 ).
Meskipun demikian, terdapat tipe kelelahan lain dimana tidak terjadi
penumpukan asam laktat. Kita perlu mempertimbangkan sumber energi dalam
serabut otot. Adenosin Tri Posfat merupakan sumber energi universal dalam sel dan
digunakan langsung oleh crossbridge dan pompa ion, meskipun demikian ATP hanya
mampu memberikan energi untuk kontraksi maksimal selama 2-3 s. Ketika otot
kehabisan ATP, maka otot tidak dapat dapat berkontraksi dan menjadi sangat kaku
sehingga memicu kelelahan, jika terjadi terus menerus dapat menyebabkan kerusakan
otot. Untuk mengindari kehabisan ATP, otot memiliki berbagai macam sumber energi
cadangan dan sangat efektif menjaga konsentrasi ATP tidak pernah turun sekitar
20% dari level istirahat normal pada otot yang dilelahkan secara maksimal. Energi
cadangan yang paling mudah dimanfaatkan adalah fosfokreatinin yang secara
langsung mengisi kembali ATP dan suplainya berlangsung selama 10-20 menit.
Sumber lain yang penting adalah glikogen yang secara cepat dipecah secara
anaerobik Glikogen juga dapat dipecah secara aerobik tetapi lebih lama, dan
menghasilkan cukup ATP untuk kontraksi otot mendekati rata-rata 30-60 menit.
Adenosin Tri Posfat juga dapat diproduksi dari metabolisme aerob lemak tersimpan,

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

13

yang sangat besar tetapi sangat lamban. Ketika glikogen yang tersimpan habis, otot
harus melanjutkan pada metabolisme lemak.
Pada lari 100m dengan durasi yang pendek dan kecepatan tinggi, terkadang
terjadi kelelahan, asam laktat hanya terbentuk sedikit selama aktivitas pendek seperti
ini, sebagian besar energi didapatkan dari pemecahan posfokreatinin. Pemecahan
fosfokreatinin mengkonsumsi ion H+ sehingga berefek pH mioplasma tidak berubah
sepanjang lari. Salah satu produk pemecahan fosfokreatinin adalah ion fosfat yang
dapat menekan fungsi otot, mengurangi sensitivitas Ca2+ dari protein kontraktil (gbr.1
vii) dan kemampuan protein kontraktil untuk memproduksi tenaga

(gbr.1 viii).

Akumulasi ion fosfat tersebut yang kemungkinan menyebabkan kelelahan selama lari
100 m.
Kontraksi maksimal berkelanjutan terjadi ketika mengangkat sesuatu yang
sangat berat kelelahan secara cepat terjadi dalam aktivitas seperti ini. Sebagai
tambahan aliran darah menuju otot yang aktif berhenti selama kontaraksi maksimal,
jadi tidak terdapat pasokan oksigen maupun pengangkutan metabolit atau ion.
Kelelahan berat terjadi dan otot melemah secara cepat. Kelelahan ini disebabkan
perubahan distribusi ion diatas membran sel. Setiap potensial aksi berhubungan
dengan masuknya ion Na + ke dalam sel dan keluarnya ion K+ dari sel, akibatnya ion
K+ cendrung terakumulasi diluar serabut saraf dan hasilnya adalah depolarisassi dan
ganguan aktivasi elektrik dari sel otot. Akumulasi K+ ekstraselular ini kemungkinan
menjadi besar dalam lumen tubula T dimana ion K+ hanya terdifusi lebih lambat hal
ini menyebabkan ganguan perambatan potensial aksi ke bagian dalam serabut otot,

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

14

konsekuensinya adalah penurunan level Ca2+ dan penurunan aktivasi pada pusat
serabut saraf .
Pada percobaan suatu serabut otot terisolasi yang distimulasi sampai lelah
terjadi kegagalan pembebasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma, penyebab pasti belum
diketahui, hipotesis terbaru adalah bahwa retikulum sarkoplasma gagal melepaskan
Ca2+ kemungkinan karena Ca2+ dan fosfat dalam retikulum sarkoplasma melebihi
solubilitas produk Ca2+ fosfat dan mengendap, dengan demikian mengurangi Ca2+
bebas untuk dibebaskan. Mekanisme ini hanya berjalan karena fosfat

pada

mioplasma naik secara substantial selama kelelahan dan dapat memasuki retikulum
sarkoplasma. Hal ini berkaitan dengan kerja yang berlangsung mendekati kapasitas
maksimum dari otot dan melibatkan jalur aerobik dan anaerobik ATP. Kegagalan
pembebasan Ca2+ juga terjadi pada saat otot kekurangan glikogen, hal ini biasa terjadi
pada pelari maraton.
Pemulihan lelah ditemukan sangat komplek, dengan komponen yang cepat
dan lambat. Komponen cepat disebabkan oleh pembalikan bentuk metabolit yang
menyebabkan lelah sebagai contoh pembersihan asam laktat dan restorasi
fosfokreatinin akan mengurangi kelebihan ion fosfat. Asam laktat akan dioksidasi
menjadi asam piruvat dan NAD+ akan akan direduksi menjadi NADH2, kemudian
digunakan kembali pada glukoneogenesis. Proses ini berlangsung cepat dan lengkap
dalam menit. Komponen yang lebih lambat mebutuhkan beberapa hari agar otot
kembali pada kapsitas normalnya. Percobaan dengan otot terisolasi memperkirakan
penundaan pemulihan ini disebabkan karena penurunan pembebasan Ca2+. Potensial

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

15

aksi normal, dan retikulum sarkoplasma dalam keadaan normal dimuati Ca2+ tetapi
coupling antara potensial aksi dan Ca2+ rusak, suatu dugaan adalah beberapa proses
aktivasi Ca2+ mungkin merusak protein dalam pembebasan Ca2+, hal ini biasa terjadi
pada latihan olahraga yang berlebihan (Allen dk.,2003) .
Adenosin merupakan konstituen selular normal yang diatur terutama oleh
ATP dan nukleotida lainnya. Konsentrasi adenosin dalam otot dan plasma meningkat
selama kontraksi otot. Konsentrasi adenosisn juga meningkat secara terus menerus di
otak sepanjang kelelahan dan menurun pada waktu tidur (Davis dkk, 2003). Adenosin
terbentuk secara intraselular dari ATP. Adenosin tidak berada dalam vesikel tetapi
dibebaskan dengan eksositosis terutama oleh transpor carier perantara. Konversi
sejumlah kecil ATP menghsilkan sejumlah besar adenosin. Adenosin Tri Fosfat
dikemas dalam vesikel dan dibebaskan dengan eksositosis sebagai transmiter
konvensional, tetapi juga dapat menerobos sel dalam kondisi kerusakan sel, ATP
yang terbebas secara cepat diubah menjadi adenosin. Adenosin menghasilkan efek
melalui pasangan reseptor G protrein (dengan subtype reseptor A1,A2, dan A3)
sementara ATP beraksi pada reseptor P2x dan P2y
Ada dua tipe purin reseptor yaitu reseptor P1 (subtype A1, A2 , dan A3)
reseptor ini berespon terhadap adenosin, dan jaringan pasangan reseptor G protein
(GPCRs) untuk menstimulasi atau menghambat adenilat silase, berada dibeberapa
jaringan berbeda. Reseptor P2 (subtype P2x dan P2y), masing-masing dengan
beberapa devisi selanjutnya , berespon terhadap ATP atau ADP. Efek utama adenosin
dan reseptor yang terlibat adalah:

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

16

1. Vasodilatasi, termasuk pembuluh jantung (A2) kecuali pada ginjal,
dimana reseptor A1 menghasilkan vaso konstriksi: infus adenosin
menyebabkan penurunan tekanan darah.
2. Menghambat agregasi platelet (A2)
3. Menghambat konduksi arterioventricular jantung (A1) dan pengurangan
kekuatan kontraksi
4. Bronkokonstrikasi, terutama pada subjek asma, efek antiasma dari
metilxantin sebagian mencerminkan antagonisme reseptor A1
5. Pembebasan

mediator

dari

mast

sel

(A3)

berkontribusi

pada

bronkokonstriksi
6. Menstimulasi afferent neoron terutama pada jantung (A2) adenosin
dibebaskan sebagai respon pada ischemia diduga sebagai suatu
mekanisme nyeri angina, badan carotid afferent juga distimulasi
menghasilkan reflek hiperventilasi.
7. Menghambat pembebasan transmiter pada beberapa saraf pusat dan
perifer (A1) , pada CNS adenosin mendesak aksi depresan pre- dan post
sinapsis, mengurangi aktivitas motorik, menekan pernafasan menginduksi
tidur, dan mengurangi kecemasan, semua efek berlawanan dengan efek
metilxantine.
8. Proteksi neuron pada ischemia serebral kemungkinan melalui inhibisi
pembebasan glutamat melalui reseptor A1

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

17

metilxantin merupakan antagonisme beberapa efek adenosin, beraksi pada kedua
reseptor A1 dan A2 (Rang, Dale, Ritter, Moore, 2003).

F. Kafein

O
H3C

N

N

O

CH3

N

N

CH3

Gambar 2. Kafein (1,3,7 trimetilxantin)

Kafein termasuk dalam senyawa metilxantin. Kafein adalah serbuk putih
tidak berbau, berasa pahit. Kafein diperoleh dari ekstraksi bahan alam atau melalui
sintesis kimia. Kafein dialam berupa alkaloid (Dollory, 1999). Kafein terdapat dengan
kadar tinggi dalam kopi, teh, minuman kola, permen coklat dan cocoa (Mycek,
Harvey, Champe, 1997 ).
Metilxantin dapat bekerja melalui berbagai mekanisme termasuk translokasi
kalsium, penghambatan fosfodiesterase, dan antagonis reseptor adenosin. Walaupun
konsentrasi

yang

diperlukan

untuk

memberikan

aksi

translokasi

kalsium,

penghambatan fosfodiesterase di luar kisaran dosis farmakologis secara in vivo.
Senyawa xantin yang lain adalah teofilin yang ditemukan dalam teh dan teobromin
yang ditemukan didalam coklat. Dari ketiganya kafein dan teofilin memiliki efek

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

18

yang poten pada susunan saraf pusat, sedangkan efek teobromin relatif kecil.
Stimulan minor ini, terutama kafein dan teofilin, terbukti memiliki nilai medis,
mereka menstimulasi susunan saraf pusat, beraksi pada ginjal sebagai diuretik,
menstimulasi otot jantung dan merelaksasi otot polos. Orang yang memiliki asma
tercatat bahwa mereka bisa bernafas dengan lebih mudah setelah meminum secangkir
teh. Teofilin memiliki efek terbesar pada sistem kardiovaskular. Efek utama kafein
adalah meningkatkan kecepatan dan kejernihan dalam berfikir. Tabel I meringkas
potensi relatif efek biologis dari kafein, teofilin, dan teobromin .

Tabel I. Perbandingan potensi dari bahan aktif (xantine) dalam kopi, teh, dan coklat

Efek fisiologi xantine
Stimulan susunan saraf pusat
Efek stimulan pada pusat pernafasan
Meningkatkan kapasitas kerja otot
Stimulasi otot jantung
Aksi diuretik
Relaksasi otot polos bronki
Meningkakan kecepatan metabolisme basal

Urutan potensi (besar ke
kecil)
Kafein = teofilin > teobromin
Kafein > teofilin > teobromin
Kafein > teofilin > teobromin
Teofilin > kafein > teobromin
Teofilin > kafein > teobromin
Teofilin paling poten
Kafein paling poten
(Witters, 1983)

Kisaran dari efek kafein secara akut diberikan pada dosis 300-600 mg,
termasuk stimulan susunan syaraf pusat menyebabkan penurunan rasa letih dan
meningkatkan kesiagaan mental, kenaikan tekanan darah dan cardiac output,
peningkatan sekresi asam dan pepsi dalam saluran pencernaan, bronkodilatasi,

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

19

diuresis, kenaikan asam lemak bebas, dan pembebasan katekolamin dari medula
adrenal. Toleransi terjadi pada jantung, ginjal, dan, susunan saraf pusat pada
penggunaan kronik. Kafein diabsorbi seluruhya secara cepat setelah pemberian oral,
dengan konsentrasi puncak diantara 5 dan 90 menit. Metilxantin dimetabolisme
dalam hati dan metabolitnya kemudian dikeluarkan dalam urin. Jalur metabolsme
kafein pada orang dewasa adalah demetilasi 1, 3, dan 7 membentuk theobromin,
paraxantine, dan theofilin, produk demetilasi ini ditemukan dalam plasma setelah
pemberian kafein, ketiga produk ini akan mengalami biotransformasi lebih lanjut.
Produk metabolit primer minor termasuk 1,3,7 asam trimetilurik dan derivat urasil
(Dollory, 1999). Efek samping kafein termasuk didalamnya nyeri pencernaan, mual,
diutesis, takikardia, dan stimulasi saraf pusat (agitasi, jitteriness, tremor, dan
konvulsi). Efek samping dosis sedang menyebabkan insomnia, ansietas, dan agitasi.
Penggunaan kronik lebih dari 500 mg kafein per hari dapat menyebabkan demam
ringan yang tidak teratur, insomia, anoreksia, ansietas, dan iritasi. Pada dosis tingi
memperlihatkan toksisitas berupa mutah dan konvulsi. Dosis sekitar 10 g untuk
kafein menimbulkan aritmia jantung (Dollory, 1999; Mycek dkk., 1997).

G. Keterangan Empiris
Penelitian ini bersifat eksploratif untuk mendapatkan keterangan ada tidaknya
efek motorik infusa akar Mrica Kepyar pada mencit jantan dengan metode rotarod
test.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang efek motorik infusa akar Mrica Kepyar pada mencit
jantan dengan metode rotarod test merupakan jenis penelitian eksperimental murni
dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis infusa akar Mrica Kepyar yang
diberikan pada mencit jantan.
2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah lama jatuh pertama mencit dari
rotarod, jumlah kumulatif jatuh mencit dari rotarod selama (3x60) menit, dan