BAB 2 PROFIL KOTA CIMAHI 2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI - DOCRPIJM a835693d1c BAB IIBab 2 Profil Kabupaten Kota Cimahi

BAB 2
PROFIL KOTA CIMAHI

2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
Kota Cimahi terletak diantara 107°30’30’’ Bujur Timur -107°34’30’’dan
6°50’00’’-6°56’00’’ Lintang Selatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 tahun
2001 Luas wilayah Kota Cimahi adalah 40,23 Km² (4.023,73 ha) dengan batasbatas administratif sebagai berikut:
1. Sebelah Utara

: Kecamatan

Parongpong,

Kecamatan

Cisarua

dan

Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.
2. Sebelah Timur


: Kecamatan Sukasari, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan
Cicendo dan Kecamatan Andir Kota Bandung.

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Margaasih, Kecamatan Batujajar Kabupaten
Bandung dan Kota Bandung;
4. Sebelah Barat

: Kecamatan

Padalarang,

Kecamatan

Batujajar

dan

Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.
Secara geografis wilayah Kota Cimahi merupakan lembah cekungan yang

melandai ke arah selatan dengan ketinggian di bagian utara ± 1,040 meter di
atas permukaan laut (dpl) (Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara), yang
merupakan lereng Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Perahu.
Ketinggian di bagian selatan sekitar ± 685 meter dpl (Kelurahan Melong
Kecamatan Cimahi Selatan) yang mengarah ke Sungai Citarum.
Sungai yang melalui Kota Cimahi adalah Sungai Cimahi dengan debit air
rata- rata 3.830 l/dt, dengan lima anak sungai yaitu Kali Cibodas, Ciputri, Cimindi,
Cibeureum (masing-masing di bawah 200 l/dt) dan kali Cisangkan (496 l/dt)
sementara itu mata air yang terdapat di Kota Cimahi adalah mata air Cikuda
dengan debit air 4 l/dt dan mata air Cisintok (93 l/dt).
Visualisasi lokasi geografis Kota Cimahi dalam konstelasi wilayah kota dan
daerah di Jawa Barat disajikan dalam Gambar 2.1.

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

Gambar 2.1.

Letak Geografis Kota Cimahi Dalam Struktur Ruang Wilayah


Dengan kedudukan geografis yang demikian sangatlah strategis karena
terletak di persimpangan jalur kegiatan ekonomi regional dan sebagai kota inti
Bandung Raya yang berdampingan dengan ibu kota Jawa Barat yang sangat
dinamis, sehingga Kota Cimahi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
sentra kegiatan pelayanan jasa yang berbasis pada sumber daya manusia,
terutama industri, pendidikan, pariwisata, dan perdagangan.
Peta Kota Cimahi disajikan sebagai berikut :

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

Gambar 2.2.

Peta Kota Cimahi

Berdasarkan wilayah pemerintahannya, Kota Cimahi termasuk ke dalam
wilayah Propinsi Jawa Barat yang meliputi 3 Kecamatan yang terdiri dari 15
Kelurahan, 309 RW dan 1.609 RT dengan rincian luas wilayah sebagaimana
dapat dilihat dalam Tabel 2.1. berikut ini.


Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

Tabel 2.1.
Jumlah, Luas Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Cimahi Tahun 2007
No

Kecamatan

1

Cimahi Selatan

2

Cimahi Tengah

3

Cimahi Utara


Jumlah
Sumber : Cimahi Dalam Angka Tahun 2004

Kelurahan
1. Melong
2. Cibeureum
3. Utama
4. Leuwi Gajah
5. Cibeber
1. Baros
2. Cigugur Tengah
3. Karang Mekar
4. Setiamanah
5. Padasuka
6. Cimahi
1. Pasirkaliki
2. Cibabat
3. Citeureup
4. Cipageran

15 Kelurahan

Luas
2
(Km )

13,31

10,00

%

33,08

33,08

16,92

42,06


40,23

100,00

Selanjutnya, fakta ini juga menyiratkan adanya kebutuhan untuk melakukan
penataan kembali batas-batas wilayah administratif Kota Cimahi, baik melalui
kebijakan pemekaran kecamatan, dan kelurahan dalam rangka peningkatan
kinerja pelayanan umum pemerintahan dan menyimbangkan beban tugas dan
tanggungjawab antar setiap pemerintah kecamatan dan kelurahan, yang
berkedudukan sebagai pusat pemerintahan terdepan.

2.2 GAMBARAN DEMOGRAFI
Secara demografis, Kota Cimahi termasuk kota dengan kepadatan
penduduk yang tinggi. Dengan luas wilayah sebesar 4.023,73 ha, jumlah
penduduk Kota Cimahi pada tahun 2008 mencapai 551.216 jiwa. Dari tahun ke
tahun jumlah tersebut terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009
diperkirakan penduduk Kota Cimahi berjumlah 566.220 jiwa, dan pada tahun
2012 jumlah penduduk Kota Cimahi diproyeksikan akan menjadi 613.581 jiwa
(Tabel 2.2.).


No
1
2
3
4
5
6

Tabel 2.2.
Jumlah Penduduk Kota Cimahi Tahun 2000-2012
Jumlah Penduduk
Tahun
Kec. Cimahi
Kec. Cimahi
Kec. Cimahi
Selatan
Tengah
Utara
2000
195.811

144.636
107.260
2001
200.950
146.877
111.385
2002
206.223
149.056
115.786
2003
211.635
151.367
120.362
2004
213.608
159.419
123.033
2005
218.567

163.084
127.538

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

KOTA
CIMAHI
447.707
459.212
471.065
483.364
496.060
509.189

7
8
9
10
11

12
13

2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012

224.028
229.637
235.409
241.335
247.414
253.640
259.803

166.239
169.484
172.790
176.225
179.714
183.279
186.762

132.464
137.622
143.017
148.660
154.558
160.719
167.016

522.731
536.743
551.216
566.220
581.713
597.638
613.581

Sumber Data : Proyeksi Penduduk Kota Cimahi Tahun 2001-2010 dan Proyeksi Penduduk Kota Cimahi
Tahun 2011-2017 (Bapeda Kota Cimahi bekerjasama dengan BPS Kab Bandung 2003)

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK (jiwa)

KOTA
Cimahi

2014
579.015

2015
586.580

2016
594.021

2017
601.099

2018
607.811

2019
614.304

Sumber: Jawa Barat dalam Angka 2016 (BPS, 2016; hlm. 92)

Gambaran profil demografi Kota Cimahi secara lebih detail dijelaskan
dengan menguraikan struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin dan struktur
umur, laju pertambahan penduduk, serta Struktur Penduduk berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Mata Pencaharian / Tingkat Kesejahteraan sebagai berikut :
2.1.2.1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur
Struktur penduduk Kota Cimahi berdasarkan jenis kelamin tercantum
dalam

tabel 2.3. di bawah ini :
Tabel 2.3.
Tabel struktur penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Jenis Kelamin
JUMLAH PENDUDUK
SEX
NO
TAHUN
RATIO
PRIA
WANITA
JUMLAH
1.
2000
230.556
217.151
447.707
106,2
2.
2001
236.785
222.427
459.212
106,5
3.
2002
243.087
227.978
471.065
106,6
4.
2003
249.524
233.840
483.364
106,7
5.
2004
256.228
239.832
496.060
106,8
6.
2005
263.132
246.057
509.189
106,9
7.
2006
270.350
252.381
522.731
107,1
8.
2007
277.845
258.898
536.743
107,3
9.
2008
285.611
265.605
551.216
107,5
10.
2009
293.668
272.552
566.220
107,7
11.
2010
301.874
279.812
581.686
107,9
12.
2011
308.853
288.785
597.638
106,9
13.
2012
315.085
298.496
613.581
105, 6

Sumber Data : Proyeksi Penduduk Kota Cimahi Tahun 2001-2010 dan Proyeksi Penduduk Kota
Cimahi Tahun 2011-2017 (Bapeda Kota Cimahi bekerjasama dengan BPS Kab Bandung 2003

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

Pada tahun 2008 penduduk Kota Cimahi terdiri dari penduduk laki-laki
sebanyak 285.611 Jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 265.605 Jiwa
dengan sex ratio sebesar 106,2 yang berarti setiap 1.000 perempuan berbanding
dengan 1.062 laki-laki. Sementara itu, pada tahun 2012 diperkirakan jumlah
penduduk laki-laki akan menjadi 315.085 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
akan menjadi 298.496 jiwa dengan sex ratio sebesar 105,6 yang berarti setiap
1.000 perempuan berbanding dengan 1.056 laki-laki. Struktur penduduk Kota
Cimahi berdasarkan umur, tercantum pada table 2.4. di bawah ini :

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

Struktur Penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Umur
NO

TAHUN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012

0-14
126.485
129.485
132.079
134.741
137.536
140.661
145.132
150.747
156.620
161.856
166.068
181.153
189.741

(%)
28,25
28.20
28.04
27.88
27.73
27.62
27.76
28.09
28.41
28.59
28.55
30.31
30.92

15-64
304.795
312.839
321.401
330.239
339.150
347.963
356.318
363.970
371.780
380.710
391.069
392.212
398.661

UMUR
(%)
68,08
68.13
68.23
68.32
68.37
68.34
68.16
67.81
67.45
67.24
67.23
65.63
64.97

65+
16427
16888
17585
18384
19374
20565
21281
22026
22816
23654
24.549
24.273
25.179

(%)
3,67
3.68
3.73
3.80
3.91
4.04
4.07
4.10
4.14
4.18
4.22
4.06
4.10

Jumlah
447.707
459.212
471.065
483.364
496.060
509.189
522.731
536.743
551.216
566.220
581.686
597.638
613.581

Dependen
cy Ratio
46,89
46,79
46,35
46,37
46,27
46,33
46,70
47,47
48,26
48,73
48,74
52,38
53,91

Sumber Data : Proyeksi Penduduk Kota Cimahi Tahun 2001-2010 dan Proyeksi Penduduk Kota Cimahi Tahun
2011-2017 (Bapeda Kota Cimahi bekerjasama dengan BPS Kab Bandung 2003)

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2008 penduduk Kota Cimahi
yang tergolong usia muda (0-14 tahun) terdapat sebanyak 156.620 jiwa
(28,41%), umur 15-64 sebanyak 371.780 jiwa (67,45%) dan penduduk lanjut usia
(65+) sebanyak 22.816 jiwa (4,14%) dengan angka beban ketergantungan
penduduk (Dependency ratio) sebesar 48,26%.
Rasio ketergantungan merupakan perbandingan jumlah penduduk usia
64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio
ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus
ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif untuk memberi nafkah
terhadap penduduk yang tidak produktif. Berarti pada tahun 2008 setiap 100
penduduk usia produktif di Kota Cimahi menanggung sebanyak 45 penduduk
non produktif.
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin besar rasio ini maka
semakin kecil proporsi penduduk yang dapat aktif bekerja sehingga tidak ikut
menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Angka beban ketergantungan di Kota
Cimahi diproyeksikan akan meningkat dari tahun ke tahunnya, dan pada tahun
2012 angka ketergantungan diperkirakan mencapai 53,91%.

2.1.2.2. Laju Pertambahan Penduduk
Laju pertambahan penduduk Kota Cimahi, sebagaimana tabel 2.5. di bawah ini.

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kota Cimahi Tahun 2000-2012
No
1
2
3

Kecamatan
Cimahi Selatan
Cimahi Tengah
Cimahi Utara
Kota Cimahi

Jumlah Penduduk
2000
2005
2010
195.811
218.567
247.414
144.636
163.084
179.714
107.260
127.538
154.558
447.707
509.189
581.686

Laju Pertumbuhan Penduduk
2000-2005
2005-2010
2000-2010
2,22
2,51
2,37
2,43
1,96
2,20
3,52
3,92
3,72
2,61
2,70
2,65

2.3 GAMBARAN TOPOGRAFI
Berdasarkan kondisi topografi, Kabupaten/Kota…….. dapat dibagi
ke dalam ……. satuan ruang, yaitu:
1. Daerah topografi berbukit sampai bergunung
Daerah topografi berbukit sampai bergunung terdiri dari lerenglereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar 25 % dan
ketinggian rata-rata 300 m diatas permukaan laut (dpl). Daerah ini
mencakup Kecamatan.......
2. Daerah

topografi

.......dst

(disesuaikan

dengan

kondisi

kabupaten/kota masing-masing)
.............................................................................................................
.............................................................................................................
........................................................................................
Ditinjau dari tingkat kemiringan tanahnya, Kabupaten/Kota ……..
dapat

diidentifikasikan

wilayah……..,

kemiringan

dengan

kemiringan

…..-…..%

meliputi

…..-…..%

meliputi

wilayah……..,

kemiringan …..-…..% meliputi wilayah……….
PETA KEMIRINGAN LERENG

Gambar 2.2
Peta Kemiringan Lereng Kabupaten/Kota…………….
2.4 GAMBARAN GEOHIDROLOGI

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

dan

Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau
dari kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang
alam

yang

dibatasi

oleh

pemisah

alami

berupa

topografi

perbukitan/pegunungan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan
mengalirkan air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya
bermuara pada satu outlet tunggal. Di Kabupaten/Kota…… terdapat ……
sungai dan ….. DAS.
Beberapa sungai besar yang terdapat di Kabupaten/Kota…. cukup
potensial

untuk

pengembangan

pertanian,

irigasi,

air

baku

dan

pembangkit listrik seperti Sungai……. Selain sungai-sungai tersebut,
terdapat pula Rawa…….yang sangat potensial untuk pengembangan
usaha perikanan darat.
KONDISI GEOHIDROLOGI DAPAT DISESUAIKAN DAN
DIKEMBANGKAN DENGAN KONDISI KAB/KOTA MASING-MASING

PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI

Gambar 2.3
Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten/Kota…………….
2.5 GAMBARAN GEOLOGI
Struktur geologi penyusun lapisan batuan di Kabupaten/Kota…….
didominasi

oleh

…….

Berdasarkan

struktur

geologinya

Kabupaten/Kota…….. dapat dikelompokkan menjadi ……jenis, yaitu:

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

1. Endapan permukaan (aluvium)…….
Wilayah ini seluas …….. hektar (…… luas wilayah kabupaten/kota)
yang terdiri dari………. Karakteristik geologi ini sebagian besar
terdapat di Kecamatan …….. (…….. hektar), Kecamatan ……….
(………..hektar), …….dst.
2. Batuan …….dst (disesuaikan dengan kondisi Kab/Kota masingmasing)
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………...

PETA GEOLOGI

Gambar 2.4
Peta Geologi Kabupaten/Kota…………….
2.6 GAMBARAN KLIMATOLOGI
Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan,
hari hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas
penyinaran matahari. Iklim Kabupaten/Kota…… berdasarkan Smith dan
Ferguson termasuk dalam kategori ……, yang dicirikan oleh bulan basah
selama …… bulan yaitu pada bulan ……. – ……. dengan temperatur ratarata ….. – …..° C.
1. Curah Hujan
Rerata curah hujan di Kabupaten/Kota...... sepanjang tahun .....
mencapai ..... mm/bulan.Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah
hujan yang terjadi pada bulan tersebut melebihi/kurang dari rerata
curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata curah
hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kabupaten/Kota........
terjadi pada bulan ......- ..... dengan rerata curah hujan bulanan

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

berada diatas ..... mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan ...... ...... dengan rerata curah hujan bulanan kurang dari ..... mm.
2. Hari Hujan
Pada tahun ...... rerata hari hujan dalam satu tahunnya selama ....
hari dalam tiap bulannya. Pada bulan-bulan tertentu frekuensi
turunnya hujan lebih sedikit dibandingkan dengan bulan lainnya.
Frekuensi hujan di bawah rata-rata terjadi pada bulan ...... - ....., hal
ini mengindikasikan bahwa pada bulan-bulan tersebut sedang
mengalami musim kemarau. Demikian pula sebaliknya musim hujan
terjadi pada bulan .....-......, karena jumlah hari hujan tiap bulannya
melebihi rata-rata.
3. Temperatur
Secara

umum

keadaan

temperatur

di

Kabupaten/Kota........

mengikuti kondisi suhu udara di Provinsi ....... dengan wilayah yang
lebih

luas.

Temperatur

rata-rata

selama

tahun

.....

di

Kabupaten/Kota...... berkisar ......°C – .......°C. Pada bulan-bulan
tertentu temperaturnya berada di atas rata-rata atau bahkan berada
di bawah rata-rata. Temperatur pada bulan .....-...... berada di bawah
temperatur rata-rata dengan suhu paling rendah terjadi pada bulan
...... mencapai ......°C. Sedangkan temperatur bulan .......-....... berada
diatas rata-rata mencapai ......°C pada bulan .......
4. Kelembaban Relatif
Sepanjang tahun ...... kelembaban relatif rata-rata ......% - .....%
sehingga dapat dikatakan bahwa Kabupaten/Kota...... termasuk
daerah dengan kelembaban relatifnya tinggi/rendah (pilih salah
satu). Kelembaban relatif wilayah Kabupaten/Kota...... cukup tinggi
dengan rata-rata mencapai .....% pada tahun ...... Pada bulan .......... merupakan bulan-bulan dengan tingkat kelembabannya berada
diatas rata-rata, sedangkan tingkat kelembaban relatif bulan .....-......
berada di bawah rata-rata.
5. Kecepatan Angin

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

Rata-rata kecepatan angin di Kabupaten/Kota...... selama tahun .....
mencapai ..... knot, kecepatan angin diatas kecepatan rata-rata
terjadi pada bulan ..... – ...... yang berkisar .....–..... knot.
6. Itensitas Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang
mendapatkan penyinaran matahari pada tiap bulannya. Itensitas
penyinaran matahari di Kabupaten/Kota...... selama tahun .....
berkisar ......% - ......%, hal ini berarti efektifitas lama penyinaran
yang terjadi di Kabupaten/Kota...... berkisar ..... - ..... hari tiap
bulannya.
Tabel 2.4
Kondisi Klimatologi Kabupaten/Kota.... Tahun .....
Kondisi Klimatologi

Bulan

Curah

Hari

Hujan

Hujan

(mm)

(hari)

Temperatur
Suhu Suhu
Min

Max

(oC)

(oC)

Kelemb.

Kec.

Itensitas

Relatif

Angin

Penynrn

(%)

(knot)

(%)

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Rata-rata
Sumber : ………

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

2.7 POTENSI EKONOMI
Kondisi perkonomian Kota Cimahi ditunjukkan dari indikator-indikator
ekonomi berikut ini :
1.

Produk Domestik Regional Bruto
Perkembangan PDRB Kota Cimahi diperkirakan meningkat di tahun-tahun
mendatang,
pembangunan

sejalan

dengan

ekonomi

dan

semakin

meningkatnya

kemampuan

mereduksi

keberhasilan
kompleksitas

permasalahan-permasalahan makro maupun mikro ekonomi yang selama ini
diduga menahan laju perkembangan sektor-sektor ekonomi. Berdasarkan
pencapaian pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu tahun 2000-2006
dan dinamika sosial politik yang ada Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota
Cimahi tahun 2006 sebesar 4,81 melampaui target Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE) Tahun 2007 yaitu sebesar 4,79%. Peningkatan LPE tersebut
diperkirakan berlanjut di tahun-tahun selanjutnya diperkirakan mencapai 4,88
hingga 5,06%.

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

2.

PDRB per Kapita
Pada tahun 2006, PDRB perkapita masyarakat di Kota Cimahi telah
mencapai Rp. 15.862.009 atau mengalami peningkatan 10.34% dari tahun
sebelumnya sebesar Rp. 14.375.426, dapat dilihat pada tabel 2.8 di bawah
ini.

Tabel 2.6.
Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun dan PDRB per Kapita Kota Cimahi
Tahun 2004 – 2006
Penduduk
Tahun

Pertengahan Tahun
(Jiwa)

(1)
2004

(2)
489.825

2005*)
2006**)

PDRB per kapita adh

PDRB per kapita adh

berlaku (Rupiah)

konstan (Rupiah)

(3)

(4)
12.550.590

9.999.798

502.787

14.375.426

10.186.421

516.148

15.862.009

10.400.087

Catatan : *) = Angka Perbaikan
**) = Angka Sementara

Pendekatan kondisi daya beli masyarakat Kota Cimahi, menggunakan
pendapatan perkapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan.
Dari tabel di atas bahwa pendapatan perkapita penduduk Kota Cimahi pada
tahun 2006 adalah sebesar Rp.10.400.087 atau hanya mengalami
peningkatan 2,09% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp.10.186.421.
3.

Struktur dan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan kondisi perekonomian makro di tingkat nasional dan regional
memberi pengaruh positif terhadap perekonomian daerah Kota Cimahi.
Dengan tingkat inflasi yang semakin menurun dari 12,44% pada tahun 2005
menjadi 8,07% pada tahun 2006 maka laju pertumbuhan ekonomi Kota
Cimahi mengalami peningkatan dari 4,56% pada tahun 2005 menjadi 4,81%
pada tahun 2006 lebih tinggi dari pada target.
Secara sektoral percepatan pertumbuhan ekonomi terjadi terutama pada
sektor Pengangkutan dan Komunikasi dari 2,92% pada tahun 2005 menjadi
6,59% pada tahun 2006; sector Perdagangan, Hotel dan Restoran dari

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

2,75% pada tahun 2005 menjadi 8,33% pada tahun 2006; sektor Jasa-Jasa
dari 0,50% pada tahun 2005 menjadi 6,88% pada tahun 2006, serta sektor
Bangunan dan Konstruksi dari 0,72% pada tahun 2005 menjadi 4,28% pada
tahun

2006.

Sedangkan

sektor

yang

pertumbuhannya

mengalami

perlambatan adalah sektor Pertanian, sektor Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan, serta sektor Industri Pengolahan.
Meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan, sektor Industri Pengolahan
masih menjadi penggerak perekonomian Kota Cimahi, ditunjukkan oleh
kontribusinya yang dominan dibandingkan dengan sektor-sektor yang
lainnya, sebesar 61,92% pada tahun 2006 dengan menyerap tenaga kerja
sebesar 14,7% dari masyarakat Kota Cimahi. Sektor kedua terbesar
kontribusinya

terhadap

perekonomian

Kota

Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar

Cimahi

adalah

sektor

18,85% pada tahun 2006.

Ditinjau dari laju pertumbuhan dan kontribusinya terhadap perekonomian
daerah, maka sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran berpotensi menjadi
sektor andalan ekonomi daerah. Hal ini berkaitan dengan meningkatkan
fungsi daerah di sekitar Kota Cimahi dalam pariwisata perdagangan dan
jasa.
4.

Investasi
Investasi merupakan komponen yang sangat penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. Investasi sebagai kegiatan penanaman modal dalam
berbagai kegiatan ekonomi dilakukan dengan
tambah di masa mendatang.

harapan memperoleh nilai

Secara kuantitas data

investasi yang riil

ditanamkan belum dapat disajikan, namun ilustrasi secara umum dapat
dilihat bahwa investasi di Kota Cimahi tahun 2006 sebagian didorong oleh
investasi dalam bentuk konstruksi atau modal kerja lainnya terutama oleh
pelaku usaha di sektor industri, perdagangan, restoran dan jasa-jasa.
Kemampuan pemerintah yang relatif terbatas mensyaratkan dukungan pihak
swasta untuk memenuhi kebutuhan

investasi, baik untuk pembangunan

infrastruktur maupun kegiatan ekonomi lainnya. Dukungan perbankan dalam
hal investasi memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan
ekonomi di Kota Cimahi. Selama peride 2004 – 2006 dukungan perbankan
dalam pengucuran kredit untuk investasi dan modal kerja cenderung
berfluktuatif. Namun pada tahun 2006 posisi kredit untuk modal kerja dan

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

investasi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu 7,75 persen dan
51,91 persen.

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

Posisi Kredit Menurut Jenis Penggunaan di Kota Cimahi
Tahun 2004 – 2006 (Juta Rp)
Jenis Penggunaan
2004
2005
2006
[1]
[2]
[3]
[4]
Modal Kerja

696.939

694.780

748.592

Investasi
Konsumsi
Jumlah

147.433
218.943
1.063.315

98.343
326.713
1.119.836

149.394
496.601
1.394.587

Sumber : Bank Indonesia Bandung

Kenaikan kredit untuk modal kerja dan investasi tersebut merupakan sinyal
yang cukup menggambarkan bagi kondisi ekonomi makro di Kota Cimahi
maupun di Jawa Barat secara umum, setelah tahun sebelumnya (2005)
posisi kredit investasi dan modal kerja mengalami penurunan.
Pada tahun 2006 kondisi ekonomi makro mengalami perbaikan, terlihat dari
menurunnya inflasi, penguatan kurs rupiah dan menurunnya suku bunga.
Namun kondisi ini belum mampu menggenjot sektor industri untuk bergerak
cepat dampak kenaikan BBM dan kenaikan tarif dasar listrik tahun lalu masih
menjadi salah satu permasalahan dalam pembiayaan produksi sektor ini.
Secara keseluruhan terjadi kenaikan posisi investasi / modal kerja, namun
persentase posisi kredit sektor industri mengalami penurunan sebesar 3,14
point yaitu dari 78,18 persen menjadi 75,04 persen.
Namun sektor industri masih memegang andil yang cukup dominan dalam
hal penyerapan kredit investasi/modal kerja. Fenomena ini sejalan dengan
struktur perekonomian yang terbentuk di Kota Cimahi, dimana sektor industri
masih mendominasi sekitar 75,12 persen dari struktur perekonomian kota.
Peringkat kedua adalah sektor perdagangan /restoran/hotel yang menyerap
18,49 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa yang mencapai 4,05 persen.

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

Diagram Persentase Posisi Kredit Investasi/Modal Kerja Bank Umum Menurut
Sektor Ekonomi di Kota Cimahi Tahun 2005 dan 2006
Tahun 2005

Perindustrian
78.18%

Perdagangan
14.96%

Konstruksi
1.06%

Pengangkutan
0.38%
Jasa - jasa
4.30%
Pertanian
0.98%
Lainnya
0.15%

Tahun 2006

Perdagangan
18.49%
Perindustrian
75.12%

Konstruksi
1.02%

Pengangkutan
0.46%

Jasa - jasa
4.05%
Pertanian
0.84%
Lainnya
0.02%

Sumber : Bank Indonesia Bandung

Upaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif terus diupayakan
oleh pemerintah. Selain peningkatan penyediaan infrastruktur, tranparasi dan
penyederhanaan prosedur dalam pengurusan izin investasi juga patut dibenahi.
Stabilitas keamanan dan peraturan tentang perburuhan (ketenagakerjaan) yang
kondusif bagi investor juga merupakan daya tarik bagi investor untuk
menanamkan investasinya di Kota Cimahi.

2.8 POTENSI TENAGA KERJA
Dampak dari jumlah dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi di Kota
Cimahi maka angka kemiskinan pun masih tinggi. Pada tahun 2005, jumlah
rumah tangga miskin di Kota Cimahi tercatat sebanyak 13.623 KK atau sebanyak
10,88 % dari total jumlah penduduk (+ 54.492 jiwa dengan asumsi 1 kel terdiri
dari 4 orang). Pada tahun 2006 jumlah tersebut bertambah menjadi 21.910 KK
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

atau sebanyak 17,22 % dari total jumlah penduduk Kota Cimahi atau naik 6,34 %
dibanding rahun 2005 (+ 87.640 jiwa dengan asumsi 1 kel terdiri dari 4 orang).
Masalah sosial ekonomi menjadi pangkal utama meningkatnya tingkat
kemiskinan dengan sempitnya lapangan pekerjaan, lambannya transformasi
tenaga kerja dari sektor primer ke sektor sekunder, produktifitas yang rendah
sehingga menimbulkan masalah pengangguran.
Meningkatnya pengangguran terbuka baik jumlah maupun persentase
selama 5 tahun belakangan ini memerlukan perhatian serius mengingat masalah
ini dapat menimbulkan kerawanan sosial.
Sampai Bulan Desember 2007 jumlah penganggur di Kota Cimahi
tercatat sebanyak 39.795 orang atau sebesar 16,31% dari angkatan kerja yang
berjumlah sebanyak 243.988 orang. Jumlah penganggur di Kota Cimahi meliputi
lulusan SLTP dan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan dan sedang mencari
kerja

(masuk

menjadi

angkatan

kerja),

korban

PHK

serta

penduduk

pendatang/pindahan dari luar Kota Cimahi yang sedang mencari pekerjaan di
Kota Cimahi. Rincian jumlah penganggur di Kota Cimahi adalah sebagai berikut
:

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Tabel 2.8.
Jumlah Penganggur di Kota Cimahi
Kelurahan/Kecamatan
Jumlah
Prosentase
Cibeber
2,139
5.38
Cibeureum
4,580
11.51
Leuwigajah
3,125
7.85
Melong
4,477
11.25
Utama
2,746
6.90
Kec. Cimahi Selatan
17,067
42.89
Baros
1,636
4.11
Cigugur Tengah
3,714
9.33
Cimahi
1,117
2.81
Karangmekar
1,542
3.87
Padasuka
2,723
6.84
Setiamanah
2,004
5.04
Kec. Cimahi Tengah
12,736
32.00
Cibabat
3,529
8.87
Cipageran
2,737
6.88
Citeureup
2,396
6.02
Pasirkaliki
1,330
3.34
Kec. Cimahi Selatan
9,992
25.11
Kota Cimahi
39,795
100.0

Sumber: Database Kependudukan Kota Cimahi Tahun 2007

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

Para penganggur tersebut mayoritas adalah pria yaitu sekitar 55,14%
yaitu sebanyak 22.339 orang, sementara penggur wanita hanya berjumlah
17.456 orang atau sekitar 17,456%. Data lengkapnya diperlihatkan pada tabel
berikut:

No.
I
II
III

Tabel 2.9.
Jumlah Penganggur Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Kelurahan
Laki-laki
Perempuan
Cimahi Selatan
Cimahi Tengah
Cimahi Utara
Kota Cimahi
Prosentase

9,571
7,260
5,508
22,339
56.14

Jumlah

7,496
5,476
4,484
17,456
43.16

17,067
12,736
9,992
39,795
100.00

Sumber: Database Kependudukan Kota Cimahi 2007

Jumlah penganggur 39.795 orang tsb, terdiri dari angkatan kerja meliputi
lulusan SLTP dan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan dan sedang mencari
kerja, korban PHK dan penduduk pendatang/pindahan dari luar Kota Cimahi
yang belum atau sedang mencari pekerjaan di Kota Cimahi.
Bila dilihat berdasarkan tingkat pnedidikan ternyata jumlah terbesar
penganggur tersebut adalah berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 16.494 orang
atau sekitar 41,45% dari total penganggur.
Tabel 2.10.
Jumlah Penganggur Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Kelurahan
Tidak
Sekolah

Tidak
Tamat
SD

Tamat
SD

SLTP

SLTA

D2

D3

S1

Ciamhi Selatan
559
408
3,784
4,163
6,802
169
521
634
Cimahi Tengah
355
200
2,416
3,023
5,710
172
385
466
Cimahi Utara
247
227
2,341
2,262
3,982
128
334
459
Kota Cimahi
1,161
835
8,541
9,448 16,494
469 1,240 1,559
Prosentase`
2.92
2.10
21.46
23.74
41.45 1.18 3.12 3.92
Sumber: Database Kependudukan Kota Cimahi Tahun 2007

S2

S3

Total

24
8
11
43
0.11

3
1
1
5
0.01

17,067
12,736
9,992
39,795
100.00

2.9 Demografi dan Urbanisasi
Berdasarkan data demografi hasil sensus penduduk tahun 2015
yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk
Kabupaten/Kota ........... adalah sebanyak ....... orang yang terdiri dari
Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019

.......orang laki-laki dan .......perempuan dengan sex ratio sebesar 105,34.
Dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2014yaitu sebesar
.......orang maka laju pertumbuhan penduduk Kabupaten/Kota ...........
mencapai .......% pertahun.
Angka pertumbuhan penduduk yang mencapai.......% cukup tinggi.
Hal ini merupakan dampak dari keberhasilan pembangunan daerah
Kabupaten/Kota

...........

sehingga

menarik

orang

datang

ke

Kabupaten/Kota ............
KONDISI DEMOGRAFI DAN URBANISASI DISESUAIKAN DAN
DIKEMBANGKAN DENGAN KONDISI KAB/KOTA MASING-MASING
(MISALKAN ADANYA PEMEKARAN WILAYAH YANG BERDAMPAK
KEPADA PERUBAHAN JUMLAH PENDUDUK SERTA UPAYA
PEMERINTAH DALAM MENGATASAI ARUS URBANISASI)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi
Tahun 2015 - 2019