DOCRPIJM e5f72f705b BAB VIIBAB 7 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN MADIUN

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

BAB 7
KETERPADUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KABUPATEN MADIUN

7.1.

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Madiun

7.1.1. Penetapan Kawasan Strategis
Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap
ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.
Kawasan strategis kabupaten berfungsi :
1.

Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan
pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang
wilayah kabupaten


2.

Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial-ekonomi masyarakat dan kegiatan
pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten yang dinilai mempunyai pengaruh sangat
penting terhadap wilayah kabupaten

3.

Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi di dalam rencana
struktur dan rencana pola ruang

4.

Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Madiun

5.

Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten

Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan berdasarkan :

1.

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten

2.

Nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi penanganan kawasan

3.

Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan terhadap tingkat
kestrategisan nilai elonomi, sosial budaya, dan lingkungan pada kawasan yang akan ditetapkan

4.

Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten

5.


Ketentuan peraturan perundang-undangan

7-1

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

Kawasan strategis Wilayah Kabupaten ditetapkan dengan kriteria :
1.

Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kabupaten yang memiliki
kekhususan

2.

Memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis wilayah provinsi yang ada di
wilayah kabupaten

3.


Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi,
yang memiliki :
a) Potensi ekonomi cepat tumbuh
b) Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
c) Potensi eksport
d) Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi
e) Kegiatan ekonomi yang memanfatkan teknologi tinggi
f)

Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam mewujudkan ketahanan
pangan

g) Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi
h) Kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah
kabupaten
4.


Merupakan kawasan budidaya maupun kawasan lindung yang memiliki nilai strategis sosial
budaya di wilayah kabupaten, antara lain kawasan yang merupakan :
a) Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya
b) Prioritas peningkatan kualitas sosial budaya
c) Aset yang harus dilindungi dan dilestarikan
d) Tempat perlindungan peninggalan budaya
e) Tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
f)

5.

Tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial

Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,
antara lain merupakan :
a) Tempat perlindungan keanekaragaman hayati
b) Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna
yang hampir punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan
c) Kawasan yang memeberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap
tahun berpeluang menimbulkan kerugian


7-2

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

d) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kesimbangan iklim mikro
e) Kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
f)

Kawasan rawan bencana alam

g) Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampakluas terhadap kelangsungan kehidupan
6.

Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan kepentingan
pembangunan spasial wilayah kabupaten termasuk yang diperuntukkan bagi basis militer,
daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan;


7.

Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam rencana
struktur ruang dan rencana pola ruang
Berdasarkan kriteria tersebut, maka kawasan strategis yang ditetapkan di Kabupaten

Madiun adalah :
A.

Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi
Kawasan tersebut berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan disekitarnya,

selain itu dapat mewujudkan pemerataan pemanfaatan ruang. Kawasan tersebut ditentukan
berdasarkan potensi yang ada, serta memiliki aglomerasi terhadap pusat permukiman perkotaan
dan kegiatan produksi dengan pertimbangan dapat memberikan dampak perkembangan pada
suatu wilayah.
1.

Perkotaan Mejayan Sebagai Ibukota Kabupaten

Secara ekonomi, dengan ditetapkannya perkotaan Mejayan sebagai Ibukota Kabupaten
Madiun diharapkan akan menumbuhkan kegiatan perekonomian Kabupaten Madiun. Sebagai
pusat pertumbuhan baru dengan posisi yang cukup strategis berada pada jalur lintas regional
Surabaya – Ngawi – Jogjakarta. Perkotaan Mejayan diharapkan akan menjadi magnet
pertumbuhan baru bagi kegiatan perekonomian di Kabupaten Madiun. Untuk mengantisipasi
perkembangan kecamatan Mejayan sebagai ibukota kabupaten, status kecamatan Mejayan
ditingkatkan menjadi perkotaan Mejayan meliputi :
a) Kecamatan Mejayan meliputi 14 desa, yaitu kelurahan Krajan, kelurahan Pandean,
kelurahan Bangunsari, desa Mejayan, desa Ngampel, desa Kaligunting, desa Blabakan,
desa Wonorejo. desa Kebonagung, desa Darmorejo, desa Sidodadi, desa Kuncen, desa
Klecorejo, dan desa Kaliabu;
b) Kecamatan Wonoasri meliputi 3 desa, yaitu desa Purwoasri, desa Buduran, dan desa Klitik;
c) Kecamayan Pilangkenceng meliputi 3 desa, yaitu desa Wonoayu, desa Kedungrejo, dan
desa Purworejo;

7-3

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019


d) Kecamatan Saradan meliputi 4 desa, yaitu desa Bajulan, desa Ngepeh, dan desa
Bongsopotro; dan
e) Kecamatan Balerejo meliputi 2 desa, yaitu Bulakrejo dan desa Tapelan.
Arahan pengelolaanya :
a) Menyediakan sarana dan prasarana atau infrastruktur yang dibutuhkan untuk
pengembangan kawasan perkotaan skala kabupaten;
b) Melakukan optimasi pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis
kawasan;
c) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM);
d) Menjalin kerjasama dengan investor untuk pengembangan ibukota kabupaten sebagai
pusat pertumbuhan ekonomi; dan
e) Mendukung kebijakan pengembangan kawasan melalui pemberian instrumen insentif
berupa keringanan pajak/retribusi, pengurangan atau penghapusan pajak, dan
sebagainya.
2.

Kawasan Agropolitan, Ekowisata, Agroforestry, Dan Agrowisata
Konsep perencanaan kawasan agropolitan di Kabupaten Madiun berada di Kabupaten Madiun
sebelah selatan, yaitu di Kecamatan Geger, Dolopo, Dagangan dan Kebonsari yang selanjutnya
disebut sebagai Kawasan Agropolitan GEDANGSARI. Kawasan tersebut nantinya direncanakan

menjadi Kota Tani dengan pusat kegiatan di Perkotaan Dolopo. Produk unggulan yang
direncanakan akan dikembangkan di Kawasan Agropolitan Gedangsari antara lain kakao,
buah-buahan, tebu, sapi potong, dan ikan segar. Dengan ditetapkannya kawasan agropolitan
Gedangasari ini diharapkan akan menjadi magnet pertumbuhan bagi Kabupaten Madiun
bagian selatan sehingga aktivitas perekonomian di Kabupaten Madiun akan menjadi lebih
hidup karena basis perekonomian Kabupaten Madiun adalah pertanian.
Konsep perencanaan kawasan ekowisata di Kabupaten Madiun berada di Kecamatan Kare,
Gemarang, Saradan dan Wungu yang selanjutnya disebut sebagai Kawasan KARANGDANGU.
Kawasan tersebut nantinya direncanakan menjadi pusat kegiatan ekowisata. Dengan
ditetapkannya kawasan ekowisata ini diharapkan akan menjadi magnet pertumbuhan bagi
Kabupaten Madiun bagian timur sehingga aktivitas wisata di Kabupaten Madiun akan menjadi
lebih hidup.
Konsep perencanaan kawasan agroforestry di Kabupaten Madiun berada di utara dan timur,
yaitu di Kecamatan Saradan, Kare, Wungu, Madiun, Pilangkenceng, Gemarang, dan Wonoasri.
Kawasan tersebut nantinya direncanakan menjadi kawasan pengembangan pertanian yang
berbasis kehutanan. Produk unggulan yang direncanakan akan dikembangkan di kawasan

7-4

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

agroforestry antara lain porang dan kakao. Dengan ditetapkannya kawasan agroforestry ini
diharapkan akan menjadi magnet pertumbuhan bagi Kabupaten Madiun di bagian utara dan
timur sehingga aktivitas perekonomian di Kabupaten Madiun akan menjadi lebih hidup.
Konsep perencanaan kawasan agrowisata di Kabupaten Madiun berada di Kecamatan Kare,
Wungu, Dagangan, dan Dolopo. Kawasan tersebut nantinya direncanakan terintegrasi dengan
kawasan agropolitan GEDANGSARI dan kawasan ekowisata KARANGDANGU. Dengan
ditetapkannya kawasan agrowisata ini diharapkan akan menjadi magnet pertumbuhan
kunjungan wisata di Kabupaten Madiun.
Arahan pengelolaanya :
a) Menyediakan sarana dan prasarana atau infrastruktur serta kelembagaan yang
dibutuhkan untuk pengembangan kawasan agropolitan, ekowisata, agroforestry, dan
agrowisata;
b) Menjalin kerjasama dengan investor untuk pengembangan kawasan agropolitan,
ekowisata, agroforestry, dan agrowisata sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di
Kabupaten Madiun;
c) Melakukan optimasi pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomi
kawasan;
d) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM);
e) Mempercepat alih teknologi yang lebih efisien dan efektif;
f)

Mendukung kebijakan melalui pemberian instrumen insentif berupa keringan pajak/
retribusi, pengurangan atau penghapusan pajak, dan lain sebagainya; dan;

g) Melakukan penelusuran potensi kawasan atau sub sektor strategis yang dapat
dikembangkan.
3.

Kawasan Industri Dan Pergudangan
Konsep perencanaan kawasan agropolitan di Kabupaten Madiun berada di Kabupaten Madiun
sebelah selatan, yaitu di kecamatan Pilangkenceng, Saradan, Mejayan, Balerejo, Geger, dan
Dolopo yang selanjutnya disebut sebagai kawasan Gedangsari. Kawasan tersebut nantinya
direncanakan menjadi Kota
Tani dengan pusat kegiatan di perkotaan Dolopo. Produk unggulan yang direncanakan akan
dikembangkan di Kawasan Agropolitan Gedangsari antara lain kakao, buah-buahan, tebu, sapi
potong, dan ikan segar. Dengan ditetapkannya Kawasan Agropolitan Gedangasari ini
diharapkan akan menjadi magnet pertumbuhan bagi Kabupaten Madiun bagian selatan
sehingga aktivitas perekonomian di Kabupaten Madiun akan menjadi lebih hidup karena basis
perekonomian Kabupaten Madiun adalah pertanian.

7-5

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

Arahan pengelolaanya :
a) Menyediakan sarana dan prasarana atau infrastruktur serta kelembagaan yang
dibutuhkan untuk pengembangan kawasan agropolitan;
b) Menjalin kerjasama dengan investor untuk pengembangan Kawasan Agropolitan
Gedangsari sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kabupaten Madiun;
c) Melakukan optimasi pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis
kawasan;
d) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM);
e) Mempercepat alih teknologi yang lebih efisien dan efektif;
f)

Mendukung kebijakan melalui pemberian instrumen insentif berupa keringan
pajak/retribusi, pengurangan atau penghapusan pajak, dan lain sebagainya; dan;

g) Melakukan penelusuran potensi kawasan atau sub sektor strategis yang dapat
dikembangkan.
4.

Kawasan Perbatasan
Desa Muneng yang berbatasan dengan Kabupaten Ngawi merupakan kawasan strategis
karena pada kawasan tersebut berkembang kegiatan perdagangan dan jasa termasuk pasar
beras yang direncanakan dapat menampung hasil beras dari Kabupaten Ngawi dan Madiun
Kecamatan Madiun, Geger, dan Kecamatan Jiwan yang berbatasan dengan Kota Madiun
merupakan kawasan penyangga yang potensial untuk pengembangan kegiatan perdagangan
dan jasa maupun fasilitas umum.
Sedangkan Sidorejo, Pilangrejo, Munggut, Mojopurno, Mojorayung, Bantengan, Tempursari
dan Nglanduk (Kecamatan Wungu), Dempelan, Sendangrejo, Banjarsari, Nglames (Kecamatan
Madiun), Sidomulyo (Kecamatan Sawahan), Samberejo, Metesih dan Wayut (Kecamatan
Jiwan) merupakan wilayah limpahan dari Kota Madiun untuk pengembangan permukiman
Perkotaan (Ibukota Kecamatan) Pilangkenceng yang berbatasan dengan Kabupaten
Bojonegoro merupakan kawasan strategis mengingat pada kawasan tersebut berkembang
kegiatan perdagangan dan jasa yang sekaligus melayani penduduk Kecamatan Sekar
Kabupaten Bojonegoro
Arahan pengelolaanya :
a) Menyediakan sarana dan prasarana atau infrastruktur yang memadai di kawasan
perbatasan;
b) Menjalin kerjasama dengan investor dalam menumbuhkan kawasan perbatasan sebagai
salah satu kawasan strategis yang cukup prospektif untuk dikembangkan;

7-6

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

c) Melakukan optimasi pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomi
kawasan;
d) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM);
e) Mempercepat alih teknologi yang lebih efisien dan efektif;
f)

Mendukung kebijakan melalui pemberian instrumen insentif berupa keringan pajak/
retribusi, pengurangan atau penghapusan pajak, dan lain sebagainya; dan

g) Melakukan penelusuran potensi kawasan atau sub sektor strategis yang dapat
dikembangkan.
Kawasan strategis ini merupakan kawasan strategis kabupaten.
B.

Kawasan Strategis Sosial Budaya
Sebagaimana disebutkan dalam penetapan kriteria di atas tentang kawasan strategis sosial

budaya, maka untuk Kabupaten Madiun, kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis dari
sudut pandang sosial budaya adalah : Makam Kuncen. Situs Sewulan, Peninggalan Sejarah
Nglambangan.
1.

Peninggalan Situs Nglambangan
Obyek wisata peninggalan sejarah Nglambangan ini merupakan situs peninggalan yang
berlokasi di Desa Nglambangan, kecamatan Wungu tepatnya 8 kilometer kearah Timur Kota
Madiun menuju Dungus. Obyek wisata ini seringkali digunakan sebagai tempat upacara ritual
pada saat bulan syura. Terdapat peninggalan jaman kerajaan Mojopahit berupa pura
Lambangsari, Pesiraman dan disekitar tempat tersebut terdapat beberapa tempat keramat
antara lain : Rumah Eyang Kromodiwiryo, Watu Dakon yang dulu digunakan untuk menyimpan
pusaka, punden Lambing kuning, Lumbung selayur, Sumur kuno dan Sendang Jambangan.

2.

Makam Kuncen
Makam kuncen berada di Desa Kuncen, Kecamatan Majayan. Di tempat ini cikal bakal Kota
Madiun dan sekitarnya. Disini terdapt masjid tua tertua di wilayah Madiun. Namanya masjid
Kuncen, atau sekarang di beri nama Masjid Nur Hidayatullah. Di bagian belakang masjid ini
terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari, bupati pertama dan
para sesepuh pendiri Kadipaten Madiun yang sekarang menjadi Kota Madiun. Pada tahun 2008
bagian depan masjid Kuncen di tambahkan bangunan Serambi untuk mengakomodasi jama'ah
masjid yang semakin banyak. Kawasan ini adalah salah satu kawasan cagar budaya yang
sangat potensial untuk dikembangkan dan dilestarikan.

7-7

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

3.

Situs Sewulan
Di dalam Situs Sewulan terdapat makam Ki Ageng Basyariah dan masjid yang sampai saat ini
banyak dikunjungi oleh masyarakat di luar Kabupaten Madiun. Makam dan Masjid ini terdapat
di Desa Sewulan Kecamatan Dagangan.
Adapun arahan pengelolaannya adalah :
a) Melakukan optimasi pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomi
kawasan, antara lain pemanfaatan sebagai aset wisata, penelitian dan pendidikan;
b) Mengendalikan perkembangan lahan terbangun di sekitar kawasan;
c) Melestarikan kawasan sekitar serta memberikan gambaran berupa relief atau sejarah
yang menerangkan obyek tersebut;
d) Membina masyarakat sekitar untuk ikut berperan dalam menjaga peninggalan sejarah;
e) Mengadakan kegiatan festival wisata atau gelar seni budaya;
f)

Melesatarikan tradisi/kearifan masyarakat lokal; serta

g) Mengendalikan kawasan sekitar secara ketat.
C.

Kawasan Strategis Pendayagunaan Sumberdaya Alam
Kawasan pendayagunaan sumberdaya alam merupakan kegiatan untuk memperoleh bahan

mineral yang dipergunakan untuk kelancaran kegiatan perekonomian dan mempertahankan
tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi. Pertambangan di
wilayah Kabupaten Madiun mencakup pertambangan mineral logam, mineral bukan logam,
batuan, dan minyak dan gas bumi. Sedangkan pemanfaatan panas bumi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi yang terbarukan.
Adapun arahan pengelolaannya adalah :
a) Memberikan batas yang jelas kawasan yang akan dieksplorasi dan/ atau dieksplotasi dan
ketentuan-ketentuan pengembangan lahan budidaya di sekitar kawasan;
b) Memberikan batasan yang jelas kawasan yang dapat dikembangkan untuk kegiatan terbangun
maupun kegiatan budidaya lainnya (radius pengembangan);
c) Menetapkan jalur hijau di sekeliling kawasan untuk memproteksi kegiatan eksploitasi sehingga
tidak mengganggu lingkungan sekitar;
d) Menetapkan penggunaan teknologi tinggi yang mendukung lingkungan hidup untuk setiap
kegiatan eksplorasi dan/ atau eksploitasi; dan
e) Menetapkan setiap kegiatan eksplorasi dan/atau eksploitasi harus disertai AMDAL.
Kawasan strategis ini merupakan kawasan strategis Nasional, Provinsi dan Kabupaten.

7-8

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

D.

Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, antara

lain adalah :
1. Kawasan Lindung :
Kawasan lindung yang dipandang sebagai kawasan strategis di Kabupaten Madiun berada di
Kecamatan Kare, Gemarang, Dagangan dan Saradan, dengan luas kurang lebih 5.314 ha.
2.

Kawasan Hutan Produksi :
Kawasan hutan produksi dengan jenis tanaman jati merupakan salah satu kawasan strategis
bagi Kabupaten Madiun, mengingat luas kawasan hutan mencapai kurang lebih 40% dari luas
wilayah Kabupaten Madiun yang sekaligus berfungsi untuk resapan air di Kabupaten Madiun.

3.

Kawasan Hutan Rakyat :
Kawasan hutan rakyat yang ada di Kabupaten Madiun mencapai kurang lebih 5% dari luas
Kabupaten Madiun. Pada umumnya kawasan hutan rakyat di Kabupaten Madiun ditumbuhi
oleh tanaman tahunan yang bisa diambil buahnya seperti durian, porang, jambu mente,
mangga, kopi, cengkeh, coklat dan sebagainya.

4.

Kawasan Rawan Bencana :
Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang rentan terhadap bencana alam dan merupakan
bagian dari kawasan lindung, adapun untuk bencana alam yang terjadinya karena gerakan
tanah dan longsor, dan banjir atau yang merupakan fenomena alam lainnya. Akibat yang
ditimbulkan oleh bencana alam ini sangat merugikan serta penderitaan bagi manusia karena
dapat mengurangi kesempatan masyarakat untuk terus menjalankan estafet pembangunan,
menanamkan investasi yang lebih besar, menciptakan kegiatan baru maupun melaksanakan
upaya pengembangan gagasan bagi perbaikan kehidupan masyarakat itu sendiri.

5.

Kawasan Lindung Geologi :
Kawasan lindung geologi adalah kawasan yang ditetapkan mempunyai potensi bencana
geologi dan merupakan bagian dari kawasan lindung, adapun untuk bencana alam yang
terjadinya karena letusan gunung api, gempa bumi, aliran lahar, banjir atau yang merupakan
fenomena alam lainnya. Akibat yang ditimbulkanm oleh bencana alam ini sangat merugikan
serta penderitaan bagi manusia karena dapat mengurangi kesempatan masyarakat untuk terus
menjalankan estafet pembangunan, menanamkan investasi yang lebih besar, menciptakan
kegiatan baru maupun melaksanakan upaya pengembangan gagasan bagi perbaikan
kehidupan masyarakat itu sendiri.

7-9

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

Adapun arahan pengelolaannya adalah :
a) Membatasi dan mencegah pemanfaatan ruang yang berpotensi mengurangi fungsi
perlindungan kawasan;
b) Melarang alih fungsi pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung;
c) Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan yang
ditetapkan untuk fungsi lindung yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya;
d) Melakukan optimasi pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis
kawasan lindung melalui pemanfaatan untuk obyek wisata, pendidikan, dan penelitian
berbasis lingkungan hidup;
e) Mengembalikan kegiatan yang mendorong pengembangan fungsi lindung;
f)

Meningkatkan keanekaragaman hayati kawasan lindung; dan

g) Mengendalikan kawasan sekitar secara ketat.
E.

Kawasan Strategis Lainnya
Kawasan yang dikategorikan sebagai kawasan strategis lainnya di Kabupaten Madiun

antara lain :
1. Kawasan di sekitar simpang susun dan akses jalan bebas hambatan
Salah satu kawasan yang memiliki pertumbuhan yang cepat adalah kawasan sekitar simpang
susun jalan bebas hambatan. Adapun perkembangan kawasan tersebut biasanya berada pada
sekitar pintu jalan bebas hambatan yang merupakan kawasan yang memiliki potensi untuk
tumbuh dengan cepat baik, baik kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan jasa maupun
industri dan pergudangan.
Berikut pengembangan kawasan sekitar simpang susun dan akses jalan bebas hambatan yang
ada di Kabupaten Madiun adalah :
a) Simpang susun di desa Kuwu dan akses jalan bebas hambatan di Desa Purworejo.
b) Simpang susun dan akses jalan bebas hambatan di Desa Bagi.
Kawasan sekitar simpang susun merupakan kawasan strategis sehingga perlu pengendalian
yang ketat dari pemerintah Kabupaten Madiun terkait dengan pengendalian bangunan dan
perlu kerjasama dengan pihak Jasa Marga dalam pengelolaannya.
2. Jalan tembus yang menghubungkan Kabupaten Madiun dengan Kabupaten Bojonegoro
maupun jalan tembus NGADIPONO (Kabupaten Nganjuk – Kabupaten Madiun – Kabupaten
Ponorogo). Jalan tembus tersebut melintasi areal Hutan Lindung dan Hutan Produksi yang
perlu dijaga kelestariannya.

7-10

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

Kawasan strategis lainnya terhadapa kepentingan pertahanan dan keamanan, meliputi :
a) Kawasan peruntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara
berdasarkan geostrategi nasional;
b) Kawasan peruntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah uji coba sistem
persenjataan dan/ atau kawasan industri sistem persenjataan;
c) Kawasan peruntukkan meliputi Gudang Pusat Peralatan TNI AD di kecamatan Saradan
dan sebagian Lanud Iswahyudi TNI AU di kecamatan Jiwan.
Adapun arahan pengelolaannya adalah :
a) Mengendalikan pemanfaatan lahan dengan menetapkan jalur hijau di sekeliling kawasan
strategis lainnya;
b) Mendukung kebijakan melalui pemberian instrumen insentif dan disinsentif pada
pemanfaatan kawasan strategis lainnya; dan
c) Melakukan kerjasama pengawasan pemanfaatan lahan pada kawasan strategis lainnya
dengan pemerintah kabupaten/kota sekitar.
Kawasan strategis ini merupakan kawasan strategis Nasional, Provinsi dan Kabupaten.

7.1.2. Arah Pengembangan Struktur Ruang
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan
prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun
Agropolitan.
A.

Pengembangan Prasarana Sarana Air Minum

1.

Pengembangan Jaringan Air Baku Untuk Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan air yang diperoleh dari sumbernya berasal dari sumber air bersih air
tanah dan air permukaan yang dimanfaatkan dengan mengambil langsung dari mata air,
sungai, maupun dengan pembuatan sumur gali dan sumur pompa. Kualitas air sumur yang
digunakan rata-rata berkualitas cukup baik dan tidak berbau, namun permasalahan muncul
pada aspek kuantitas air tersebut, dimana pada saat musim kemarau, sumur-sumur gali
menjadi kering. Arahan pengembangan dan pengelolaan jaringan air baku untuk air bersih
adalah sebagai berikut :
a) Air di badan-badan sungai yang berada di luar kawasan lindung dan merupakan sumber
utama dengan debit yang besar dan kualitas air yang sedang sampai baik, dapat
dimanfaatkan untuk keperluan irigasi, perikanan, dan air baku bagi penyediaan air bersih
perkotaan/perdesaan.

7-11

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

b) Air di badan-badan sungai yang termasuk kawasan lindung tidak boleh dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, kecuali untuk kondisi khusus atau telah mendapat ijin dari
instansi yang berwenang.
c) Air di sejumlah mata air di kawasan perbukitan yang kondisi tutupan lahannya terpelihara
dengan baik, dapat dimanfaatkan dengan tetap mempertimbangkan debit yang aman
bagi kelestarian mata air dan bagi kawasan di bawahnya.
d) Air tanah dangkal di kawasan permukiman dapat dimanfaatkan terutama untuk
pemenuhan kebutuhan air bersih domestik pada skala penggunaan individu (unit rumah
tangga) yang relatif kecil.
e) Air tanah dalam, jika potensinya mencukupi maka dapat dimanfaatkan dengan perijinan
dan pengawasan oleh instansi yang berwenang.
2.

Pengembangan Jaringan Air Bersih Ke Kelompok Pengguna
Penyediaan dan pengelolaan air bersih di Kabupaten Madiun terbagi dalam 2 (dua) sistem,
yaitu sistem jaringan perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan sistem air bersih yang
diusahakan secara mandiri oleh masyarakat (HIPPAM/swakelola).
a) Sistem Swakelola Masyarakat (HIPPAM)
Pelayanan air bersih dengan sistem ini umumnya merupakan sistem pemenuhan
kebutuhan air yang diperoleh langsung dari sumbernya yang dilakukan sendiri oleh
masyarakat. Sumber air bersih berasal dari air tanah dan air permukaan yang
dimanfaatkan dengan mengambil langsung dari mata air, sungai, maupun dengan
pembuatan sumur gali dan sumur pompa.
Arahan pengelolaan sistem air bersih oleh masyarakat yang umumnya berada di
perdesaan adalah :


Pengembangan sistem pengelolaan jaringan air bersih perdesaan yang dikelola
sendiri oleh masyarakat memerlukan pembinaan teknis dan kelembagaan dari
instansi terkait.



Masyarakat membentuk kelompok HIPPAM untuk melakukan kegiatan sistem
pengelolaan jaringan air bersih yang belum terlayani oleh PDAM di tingkat pedesaan.

b) Sistem Jaringan Perpipaan (PDAM)
Pelayanan dan pengelolaan sistem jaringan perpipaan air bersih di Kabupaten Madiun
dilakukan oleh PDAM Kabupaten Madiun. Distribusi air bersih dilakukan dengan
menggunakan sistem jaringan pipa transmisi dan distribusi yang berfungsi untuk
mengalirkan air dari sumber mata air ke instalasi pengolahan/penampungan yang
selanjutnya dialirkan oleh pipa distribusi ke pelanggan. Sistem operasi yang digunakan

7-12

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

adalah sistem gravitasi (pengaliran) dan sistem pompa. Sistem gravitasi ini adalah sistem
yang mengalirkan air sesuai dengan topografi dan kemiringan tanah. Sedangkan sistem
pompa merupakan pengaliran air dari sumber air dengan bantuan alat (pompa).
Dasar penentuan kebutuhan air ini berasal dari proyeksi penduduk daerah pelayanan
PDAM Kabupaten Madiun selama periode waktu perencanaan, jumlah cakupan pelayanan
pada tahun terakhir, jumlah sambungan pelayanan (SR, HU/KU dan non domestik), ratarata unit konsumsi air yang digunakan oleh setiap sambungan pelayanan dan prosentase
kehilangan air yang terjadi pada tahun terakhir.
B.
1.

Persampahan
Jumlah Timbulan Sampah
Pola pembuangan sampah yang ada di Kabupaten Madiun dilaksanakan dengan sistem
individual dan komunal yang sudah dilayani oleh sistem pengelolaan sampah umum, mulai dari
pengumpulan, hingga pembuangan akhir, yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan. Secara umum, sampah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a) Sampah organik, yaitu jenis sampah yang dapat diproses oleh alam (dapat didaur ulang
secara alami), misalnya makanan, daun-daunan dan lainnya
b) Sampah non-organik, yaitu jenis sampah yang tidak bisa didaur-ulang secara alami,
misalnya sampah plastik, besi, logam, porselin, dan lainnya.
Sedangkan untuk sumber sampah dapat berasal dari:
a) Sampah rumah tangga (domestik)
b) Sampah non rumah tangga (non domestik) yang terbagi atas: sampah pasar dan
pertokoan sampah jalan, sampah fasilitas umum/sosial (pendidikan, kesehatan,
perkantoran, dsb) sampah kawasan industri (pabrik, kerajinan, dsb)
c) Sumber sampah lainnya.
Perhitungan volume timbulan sampah didasarkan pada beberapa faktor, yaitu besarnya
peningkatan tingkat pelayanan tiap tahun dan peningkatan jumlah penduduk. Dominasi
komposisi sumber sampah untuk wilayah Kabupaten Madiun diperkirakan tidak akan berubah
terutama dalam waktu dekat, karena pola hidup masyarakat dalam mengurangi penggunaan
barang yang menghasilkan belum dapat dirubah dalam jangka pendek. Jadi dengan
bertambahnya jumlah penduduk akan terjadi penambahan volume sampah.
Jumlah timbulan sampah total (domestik + non domestik) per orang/hari diasumsikan sebesar
1,5 liter (Sumber Acuan : Standar Spesifikasi Timbulan Sampah di Indonesia, Dept. PU, LPMB,
Bandung, 1993). Selanjutnya untuk mengetahui jumlah timbulan sampah perharinya, maka
dari jumlah timbulan sampah per liter/orang/hari dikalikan dengan jumlah penduduk. Untuk

7-13

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

mengetahui berat timbulan sampah maka volume sampah (m3/hari) dikalikan dengan nilai
densitas sampah (kg/m3).
2.

Daerah Pelayanan
Daerah pelayanan meliputi seluruh desa di Kabupaten Madiun. Dengan sistem manajemen
pengelolaan sampah, terutama untuk pengangkutan dari TPS menuju TPA yang dilakukan
secara terintegrasi oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Madiun.

3.

Kebutuhan Peralatan Persampahan
Berdasarkan prediksi jumlah timbulan sampah Kabupaten Madiun, maka dapat ditentukan
jumlah kebutuhan peralatan persampahan yang harus dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kabupaten Madiun khususnya untuk pelayanan Kabupaten Madiun

4.

Umur TPA
Berdasarkan data eksisting, TPA Kaliabu seluas 6 ha diperkirakan masih mampu menampung
kebutuhan sampah Kabupaten Madiun sampai Tahun 2023.

5.

Arahan Pengembangan
Berdasarkan hasil prediksi dan permasalahan yang ada, maka arahan pengembangan
prasarana persampahan meliputi :
a) Umur TPA Kaliabu diperkirakan sampai Tahun 2023. Perlu adanya alternatif lokasi TPA
baru, mengingat lokai TPA Kaliabu berdekatan dengan penetapan Kawasan Perkotaan
Mejayan yang dipersiapkan menjadi Ibukota Kabupaten Madiun. Selain itu perlu juga
alternatif lokasi TPA baru untuk wilayah Kabupaten Madiun bagian selatan. Ada beberapa
alternatif lokasi pengembangan TPA baru namun perlu dilakukan studi lebih lanjut.
Alternatif lokasi TPA sebagai berikut : 1) Lokasi TPA di Sareng dan Bader sebagaimana
diungkapkan dalam RPJM Kawasan Agropolitan Kabupaten Madiun, 2) Banjarsari Wetan
yang merupakan aset pemerintah Kabupaten Madiun
b) Pemilihan lokasi baru untuk tempat pembuangan akhir harus sesuai dengan persyaratan
teknis dan daya dukung lingkungan.
c) Pengurangan masukan sampah ke TPA dengan konsep reduce-reuse-recycle di sekitar
wilayah sumber sampah.
d) Pengolahan dilaksanakan dengan teknologi ramah lingkungan sesuai dengan kaidah
teknis.
e) Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan, bergerak dan tidak
bergerak.
f)

Mengembangkan kemitraan dengan swasta dan kerjasama dengan kabupaten sekitarnya
yang berkaitan untuk pengelolaan sampah dan penyediaan TPA.

7-14

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

C.

Sanitasi Lingkungan
Tujuan rencana sistem sanitasi lingkungan adalah memenuhi kebutuhan akan sistem

prasarana yang berfungsi mengalirkan air limbah domestik (air limbah rumah tangga) yang berasal
dari perumahan dan permukiman, dalam mencapai ruang hidup yang sehat dan produktif
Air limbah domestik ini dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
1.

Black Water : yaitu air limbah manusia (human waste) yang berasal dari toilet/jamban

2.

Gray Water, yaitu buangan air limbah rumah tangga yang berasal dari kamar mandi, dapur dan
tempat cuci (sullage)
Jenis limbah yang ada di Kabupaten Madiun di bedakan menjadi dua, yaitu limbah domestik

(rumah tangga) dan limbah industri. Sedangkan berdasarkan sistem pembuangan limbahnya, di
Kabupaten Madiun menggunakan sistem setempat atau individual. Dalam jangka pendek,
pengembangan sistem publik air kotor tidak memungkinkan untuk dikembangkan mengingat
investasi yang cukup besar. Dengan demikian sampai dengan tahun 2029, penanganan air limbah
lebih ditekankan pada pengoptimalan sistem yang sudah ada, dan mengembangkan sistem
individual dan komunal yang sudah diarahkan pada sistem publik.
Arahan pengembangan pengelolaan sistem pembuangan air limbah di Kabupaten Madiun
adalah sebagai berikut :
1.

Untuk Limbah Rumah Tangga
a) Berdasarkan standar, dengan kepadatan penduduk < 200 jiwa/ha, maka dipergunakan
sistem pembuangan on site sanitation. Pada sistem ini pengelolaan limbah dilakukan oleh
masing-masing rumah tangga/kegiatan.
b) Komunal, secara bersama-sama oleh beberapa keluarga, yang biasanya berupa jamban
jamak, MCK atau tangki septik komunal diterapkan pada wilayah-wilayah padat
penduduk.
c) Menerapkan sistem limbah cair bercampur yaitu dengan memanfaatkan saluran atau
selokan air hujan yang telah ada dengan cara merehabilitasi fungsi saluran atau
meredesain saluran yang ada.
d) Bagi kawasan baru dan perumahan atau real estate harus merehabilitasi saluran air
hujannya dengan menggunakan system tercampur atau mendesain bagi yang belum
terbangun.
e) Pengelolaan air limbah masih memungkinkan untuk diterapkan system on site dengan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) menyatu dengan TPA.

7-15

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

2.

Untuk Limbah Cair Rumah Sakit/Puskesmas
a) Harus mempunyai fasilitas dan peralatan pengolahan limbah cair dan melakukan
pengelolaan secara baik.
b) Harus melakukan monitoring dan pengawasan terhadap limbah cairnya ke badan air.
c) Pengolahan limbah toksin seperti limbah cair sisa obat-obatan dan suntikan, harus
dipisahkan dari pengolahan limbah cair yang bersifat non toksin.

3.

Untuk Limbah Cair Industri
a) Setiap industri harus mempunyai fasilitas dan peralatan pengolahan limbah cair dan
melakukan pengelolaan secara baik.
b) Perlunya monitoring dan pengawasan terhadap limbah cair yang di buang ke badan air
melalui inventarisasi jenis industri guna memudahkan monitoring dan pengawasan.

D.

Drainase
Tujuan dari rencana sistem pengembangan saluran drainase di Kabupaten Madiun adalah

mengalirkan air permukaan ke badan air penerima atau bendungan resapan buatan, dalam
mencapai ruang hidup yang sehat dan produktif. Sistem drainase di Kabupaten Madiun masih
menggunakan sistem drainase gabungan, adalah sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran
pembuangan yang sama baik untuk air permukaan maupun air limbah yang diolah. Penanganan
pada sistem drainase di Kabupaten Madiun adalah :
1.

Saluran primer : melalui program kali bersih, normalisasi dan perawatan lainnya

2.

Saluran sekunder, saluran tersier dengan berbagai dimensi yang mengikuti sistem jaringan
jalan
Selain itu, berdasarkan data kejadian banjir dapat dilihat bahwa pada areal dimana akan

dijadikan pengembangan Perkotaan Mejayan sebagai Ibukota Kabupaten Madiun sering terjadi
genangan akibat banjir yang datangnya dari Kali Jeroan. Luas genangan ini akan semakin
bertambah manakala lahan pertanian berubah menjadi lahan terbagun. Untuk mengatasi
terjadinya banjir di daerah ini dan di daerah lainnya perlu disusun sistem drainase yang memadai.
Pembangunan system drainase seyogyanya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan
prasaran kota yang lain, yang mendukung rencana pengembangan wilayah sehingga system
drainase ini dapat berfungsi secara optimal.
E.

Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

adalah area memanjang atau jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam. Pembagian RTH kawasan perkotaan terdiri dari RTH publik dan RTH privat. RTH publik

7-16

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

merupakan RTH yang dimiliki oleh kota/kawasan perkotaan yang digunakan untuk kepentingan
masyarakat secara umum. Yang termasuk RTH publik adalah taman kota, taman pemakaman
umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai. Sedangkan yang termasuk RTH privat adalah kebun
atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.
Proporsi RTH kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten Madiun adalah paling sedikit 30 %
dari luas kawasan perkotaan, yang diisi oleh tanaman baik yang tumbuh secara alamiah maupun
yang sengaja di tanam. Pembagian RTH ini terdiri dari RTH publik paling sedikit 20 % dan RTH
privat 10 %. Distribusi RTH kawasan perkotaan disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hirarki
pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur dan pola ruang wilayah.
Proporsi 30 % merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem
kota/kawasan perkotaan, baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistem mikroklimat, maupun
sistem ekologis lain, yang selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih yang
diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota/ kawasan perkotaan.
Luas wilayah perkotaan di Kabupaten Madiun sebesar 4.605,82 ha yang tersebar di 15 kecamatan.
Dari luasan wilayah perkotaan tersebut yang termasuk ruang terbuka hijau kota adalah 30% yaitu
seluas 1.381,74 ha yang tersebar di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun.
Proporsi RTH publik seluas minimal 20 % dan privat 10 % yang disediakan dimaksudkan
agar proporsi RTH minimal dapat lebih dijamin pencapaiannya, sehingga memungkinkan
pemanfaatannya secara luas oleh masyarakat. Untuk lebih meningkatkan fungsi dan proporsi RTH
di kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten Madiun, maka pemerintah, masyarakat, dan swasta
didorong untuk menanam tumbuhan di atas bangunan gedung miliknya.

7.1.3. Arah Pengembangan Pola Ruang
Arahan pengembangan pola ruang yaitu terkait dengan arahan pengembangan kawasan
lindung dan budidaya serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
A.
1.

Arahan Pengembangan Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung
Arahan penanganan untuk kawasan hutan lindung di Kabupaten Madiun, sebagai berikut :
a) Perlu adanya upaya yang lebih konkret dan komprehensif dari Pemerintah Kabupaten
Madiun untuk mempertahankan fungsi hutan lindung sebagai daerah tangkapan air bagi
Kabupaten Madiun;

7-17

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

b) Perlu adanya tata batas yang jelas termasuk blok-blok pemanfaatannya untuk tetap
menjaga kelestarian hutan lindung baik dalam bentuk peta maupun tata batas di
lapangan;
c) Perlu adanya perencanan dan pengelolaan secara ketat terhadap keseimbangan
lingkungan fungsi kawasan hutan lindung selain berfungsi sebagai kawasan hijau
penyangga lingkungan juga dimanfaatkan sebagai kawasan wisata dan daya tarik
Kabupaten Madiun dengan konsep “NATURAL CONSERVATION AND TOURISM” /
Konservasi Alam dan Pariwisata;
d) Melakukan rehabilitasi hutan (reboisasi, penghijauan, pemeliharaan) untuk memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan lindung sehingga daya dukung,
produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap
terjaga;
e) Peningkatan pengawasan dan pemantauan untuk pelestarian hutan lindung dengan
menerapkan program pengelolaan hutan bersama masyarakat;
f)

Melarang adanya alih fungsi lahan hutan lindung menjadi kawasan budidaya, serta perlu
melakukan pengaturan berbagai usaha dan/atau kegiatan yang tetap dapat
mempertahankan fungsi lindung; serta pencegahan berkembangnya berbagai usaha
dan/atau kegiatan yang mengganggu fungsi lindung;

g) Penerapan ketentuan yang berlaku tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) bagi berbagai usaha dan/atau kegiatan yang sudah ada di kawasan lindung yang
mempunyai dampak besar dan penting bagi lingkungan hidup.
2.

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Dibawahnya
Untuk arahan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya
meliputi kawasan resapan air di Kabupaten Madiun. Kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan dibawahnya yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah. Tujuan penetapan kawasan ini adalah
untuk menjaga fungsi kawasan tersebut agar tetap berfungsi dengan optimal. Luasan kawasan
ini di Kabupaten Madiun adalah seluas kurang lebih 70.887 ha. Rencana perlindungan kawasan
resapan air di Kabupaten Madiun, meliputi :
a) mempertahankan fungsi hutan lindung, hutan produksi, hutan rakyat, dan perkebunan
tanaman keras sebagai daerah tangkapan air bagi;
b) melakukan konservasi kawasan hutan yang sekaligus berfungsi sebagai kawasan
penyangga dan resapan air sebagai potensi air baku;

7-18

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

c) melakukan perlindungan, penataan, dan/atau penanganan kawasan resapan air di
kawasan hilir sungai melalui penghijauan dan pembuatan sumur resapan di kawasan
hunian/permukiman yang sekaligus berfungsi pengendali banjir;
d) melakukan perlindungan, penataan, dan/atau pengaturan sumber-sumber air baku
permukaan dan sumber air baku tanah dalam melalui penataan wilayah tata air; dan
e) melakukan sosialisasi pentingnya fungsi hutan lindung, hutan produksi, hutan rakyat, dan
perkebunan tanaman keras sebagai daerah tangkapan air bagi Kabupaten Madiun kepada
seluruh lapisan masyarakat.
Adapun kawasan hutan lindung, hutan rakyat dan perkebunan tanaman keras di Kabupaten
Madiun yang menjadi kawasan resapan air tersebar di kecamatan Kare, Gemarang, Dagangan,
Dolopo, Wungu, Pilangkenceng, Saradan, Mejayan, Wonoasri, dan Madiun.
3.

Kawasan Perlindungan Setempat
Untuk arahan kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan sungai, kawasan
sekitar danau/waduk, dan kawasan sekitar sumber mata air. Untuk lebih jelas mengenai
penjelasan diatas dapat dilihat dibawah ini.
a) Kawasan Sempadan Sungai
Kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kanan-kiri sungai, termasuk sungai
buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk melestarikan
fungsi sungai.
Tujuan ditetapkan kawasan sempadan sungai adalah melindungi sungai dari kegiatan
manusia yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan
dasar sungai, serta mengamankan aliran sungai. Adapun luasan kawasan sempadan
sungai yang ada di Kabupaten Madiun adalah kurang lebih 2.573 ha, meliputi Kali Madiun,
Kali Asin, Kali Jerohan, Kali Brangkal, Kali Catur, Kali Bunting, Kali Glonggong, Sungai
Klepek, Kali Sareng, Kali Batil, Sungai Gondang, Sungai Semawur, Kali Sono, Kali Piring,
Kali Bribis, Kali Blodro, Kali Kentar, Kali Kembang, Kali Abu, Kali Gondang, Kali Mundu,
Kali Sukoliman, Kali Uluh, Kali Sarangan, Kali Jumok, Kali Padas, Kali Lengkowo, Sungai
Kedungbrubus, Sungai Ngasinan, Sungai Notopuro, Sungai Gede, Sungai Tangkil, Sungai
Bruwok, Sungai Nampu, Sungai Sukorejo, Kali Palem, Sungai Sumber Agung, Kali Gendo,
Kali Ulomati, Kali Lemahbang, dan Sungai Saradan/ Blangambi. Adapun kriteria kawasan
sempadan sungai sekurang-kurangnya (atau sesuai peraturan yang berlaku):
i. Perlindungan pada sungai besar di luar kawasan permukiman ditetapkan minimum
100 meter kiri-kanan sungai.

7-19

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

ii. Perlindungan terhadap anak-anak sungai di luar permukiman ditetapkan minimum 50
meter.
iii. Pada sungai besar dan anak sungai yang melewati kawasan permukiman ditetapkan
minimum 15 meter. Kawasan ini hampir di setiap kecamatan, bahkan pada sekitar
aliran sungai ini banyak yang digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh masyarakat
setempat.
Pemanfaatan sempadan sungai, adalah sebagai berikut:
i. Arahan kegiatan daerah hulu sungai:


Pengaturan erositas dan pemeliharaan hutan; dan



Pengaturan tanah pertanian, sehingga tidak merambah kawasan hutan lindung.

ii. Arahan kegiatan daerah sepanjang aliran sungai:


Pengembangan dan peningkatan jaringan irigasi sebagai upaya menjamin
terjaganya daya dukung pangan;



Pengembangan drainase; serta



Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan sumber daya air
(pengendalian banjir, pengendalian sedimen, pengembangan suplai air bersih
perkotaan, pencegahan pencemaran, peningkatan kualitas air baku).

iii. Arahan kegiatan muara sungai:


Pengembangan perikanan /perikanan darat; dan



Pengembangan pariwisata dengan tetap memperhatikan aspek ekologis.

Rencana penataan kawasan sungai-sungai di Kabupaten Madiun :
i. Pencegahan berkembangnya kegiatan budidaya disepanjang sungai yang dapat
menggangu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dasar sungai serta alirannya;
ii. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai;
iii. pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan berlokasi di sempadan sungai,
diantaranya jalan inspeksi dan bangunan pengolah air;
iv. Pengamanan daerah aliran sungai dari kegiatan terbangun dan mengfungsikannya
sebagai hutan lindung;
v. Pengerukan sedimentasi sungai dan muaranya;
vi. Pelebaran sungai untuk meningkatkan daya tampung/debit sungai;
vii. Normalisasi sungai;
viii. Pengaturan garis sempadan sungai;
ix. Bangunan sepanjang sempadan sungai yang tidak memiliki kaitan dengan pelestarian
atau pengelolaan sungai dilarang untuk didirikan;

7-20

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

x. Sungai yang melintasi kawasan permukiman ataupun kawasan perdesaan dan
perkotaan dilakukan re-orientasi pembangunan dengan menjadikan sungai sebagai
bagian dari latar depan jika masih memungkinkan;
xi. Sungai yang arusnya lemah dan bukan sungai yang menyebabkan timbulnya banjir
dapat digunakan untuk pariwisata; dan
xii. Sempadan sungai yang areanya masih luas dapat digunakan untuk pariwisata melalui
penataan kawasan tepian sungai.
b) Kawasan Sekitar Danau/Waduk
Penetapan sempadan danau atau waduk mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi danau atau waduk sebagai potensi sumberdaya air
permukaan. sempadan waduk atau danau yang direncanakan di Kabupaten Madiun antara
lain :
i. Sempadan Waduk Widas
Waduk Widas terletak di Kecamatan Saradan, berjarak 40 km kearah Timur dari Kota
Madiun, luas waduk 860 Km2. Sempadan waduk ditetapkan 50 meter dari titik
pasang tertinggi kea arah darat
ii. Sempadan Waduk Saradan dan Notopuro
Obyek wisata waduk Saradan dan Notopuro berlokasi di kecamatan Saradan kearah
timur dari kota Madiun. Sedangkan waduk Notopuro berjarak 9 kilometer dari
kecamatan Pilangkenceng dan 14 kilometer dari kecamatan Mejayan. Sempadan
waduk ditetapkan 50 meter dari titik pasang tertinggi kea arah darat
iii. Waduk Dawuhan
Waduk Dawuhan berlokasi di Kecamatan Wonoasri kearah timur dari kota Madiun.
Sempadan waduk ditetapkan 50 meter dari titik pasang tertinggi kea arah darat
iv. Waduk Kedungbrubus
Waduk Kedungbrubus berlokasi di Kecamatan Pilangkenceng kearah utara dari Kota
Madiun. Sempadan waduk ditetapkan 50 meter dari titik pasang tertinggi ke arah
darat
Rencana pengembangan kawasan waduk di Kabupaten Madiun, sebagai berikut :
i. Pembuatan green belt baru dengan ketebalan 100 meter serta pengaturan garis
sempadan waduk
ii. Untuk mendukung fungsi lindung di kawasan sempadan danau/waduk, maka
disekeliling sempadan difungsikan sebagai kawasan penyangga. Penetapan kawasan
penyangga di luar kawasan sempadan waduk dengan jarak 1.000 meter dari

7-21

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

semapadan waduk/danau. Fungsi kawasan penyangga ini diantaranya sebagai daerah
tangkapan air hujan untuk disalurkan dan diendapkan di kolam penampung sebelum
disalurkan ke danau/waduk untuk menghindari terjadinya sedimentasi di
danau/waduk akibat terkikisnya tanah oleh air hujan
iii. Pembatasan dan pengendalian pengembangan kegiatan budidaya di kawasan
penyangga. Kegiatan yang diijinkan berkembang di kawasan penyangga ini hanya
berupa kegiatan rekreasi dan olah raga alam.
iv. Pencegahan dan pengendalian berkembangnya kegiatan budidaya di sempadan
danau/waduk agar tidak mengganggu fungsi danau/waduk terutama sebagai sumber
air dan energi listrik
v. Pengembangan kawasan hutan di sempadan waduk yang telah mengalami kerusakan
melalui program rehabilitasi, reboisasi dan konservasi
vi. Pengamanan daerah hulu dari erosi akibat terkikisnya lapisan tanah oleh air hujan,
sehingga dapat dicegah terjadinya sedimentasi di waduk, dengan cara menghindari
kegiatan pembukaan lahan (land clearing) pada musim hujan dan diupayakan
pembangunannya mengikuti kontur alam, mempertahankan tatanan yang telah ada,
menghindari aliran permukaan terbuka yang memotong kontur serta penghijauan
pada daerah-daerah gundul
vii. Pembuatan kolam retensi/embung-embung untuk menambah penyediaan air bersih
di Kabupaten Madiun.
c) Kawasan Sekitar Mata Air
Perlindungan di sekitar mata air ini dimaksudkan melindungi secara langsung dari
gangguan khususnya aktifitas manusia yang berakibat menurunnya kualitas mata air.
Perlindungan setempat ini difokuskan kepada badan air dari mata air, perlindungan
daerah tangkapan mata air atau recharge area ditekankan dalam perlindungan kawasan
resapan air. Untuk perlindungan setempat kawasan sekitar mata air ditetapkan minimal
radius 200 meter dari mata air. Kawasan dengan radius 15 meter dari mata air harus bebas
dari bangunan kecuali bangunan penyaluran air. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor
28 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, kriteria penetapan
kawasan sekitar mata air meliputi:
i. daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan
fungsi mata air; dan
ii. wilayah dengan jarak paling sedikit 200 (dua ratus) meter dari mata air.
Arahan kegiatan pengelolaan kawasan sekitar mata air antara lain:

7-22

REVIEW RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN MADIUN TAHUN 2016 - 2019

i. Penetap