Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi Dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Pada Kinerja Auditor Kantor Akuntan Publik Di Bali.

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN PEMAHAMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KINERJA

AUDITOR KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI

SKRIPSI

Oleh :

I NYOMAN SETIYADI NIM :1215351151

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

ii

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN PEMAHAMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KINERJA

AUDITOR KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI

SKRIPSI

Oleh :

I NYOMAN SETIYADI NIM :1215351151

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar


(3)

iii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 23 Mei 2016

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA. ………...

2. Sekretaris : Dr. Ni Ketut Rasmini, SE., M.Si., Ak. ………...

3. Anggota : Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Ak. ………...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si. Dr. Ni Ketut Rasmini, SE.,M.Si.,Ak NIP. 19641225 199303 1 003 NIP. 19661008 199303 2 001


(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 23 Mei 2016 Mahasiswa

I Nyoman Setiyadi 1215351151


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Pada Kinerja Auditor Provinsi Bali dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1) Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2) Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3) Ibu Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4) Bapak Dr. I Dewa Gde Dharma Suputra, SE., M.Si.,Ak selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5) Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6) Bapak Dr. I Gst Ngr Agung Suaryana, SE., M.Si., Ak., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 7) Bapak Dr. I Gst Ngr Agung Suaryana, SE., M.Si., Ak., selaku Pembimbing


(6)

vi

8) Ibu Dr. Ni Ketut Rasmini, SE., M.Si., Ak selaku Pembimbing Skripsi atas waktu, bimbingan, arahan, dan dukungan yang sangat besar kepada penulis selama penulisan skripsi.

9) Bapak Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si selaku dosen pembahas dan penguji yang telah memberikan saran dan kritik terhadap skripsi ini.

10) Segenap dosen pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas segala bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

11) Seluruh pegawai dan staf di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, yang telah memberikan bantuan selama proses pengadministrasian skripsi.

12) Orang tua penulis I Wayan Runa dan Ni Wayan Sumawati yang telah memberikan amanat kepada penulis sedari dini untuk menyelesaikan sekolah setinggi-tingginya, dan juga memberikan dukungan berupa materiil, semangat, dan doa yang tiada henti untuk penulis.

13) Nanda Rini Suryani, yang telah memberikan semangat dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

14) Keluarga besar Pejuang Lulus yang telah menjadikan tempat mengungkapkan keluh kesah selama 4 tahun ini. Terima kasih penulis ucapkan atas segala kepedulian dan perhatian semua.

15) Seluruh teman-teman penulis di kampus yang sering membantu penulis terkait perkuliahan ataupun terkait dengan penulisan skripsi ini.


(7)

vii

16) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan, saran dan dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, sehingga segala kritik dan saran yang membangun mengenai skripsi ini sangat penulis butuhkan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan,

Denpasar, 26 April 2016 Penulis


(8)

viii

Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi pada Kinerja Auditor Nama : I Nyoman Setiyadi

NIM : 1215351151

Abstrak

Peningkatan kompleksitas kegiatan bisnis mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan yang menyulitkan para pengguna laporan keuangan dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan, dimana mereka harus mengandalkan kinerja auditor untuk memastikan kualitas laporan keuangan. Kinerja auditor merupakan kemampuan dari seorang auditor menghasilkan temuan dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan dalam pemeriksaan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan pemahaman sistem informasi akuntansi pada kinerja auditor.

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metoda non probability sampling yaitu purposive sampling. Responden dalam penelitian ini sebanyak 80 auditor yang bekerja pada KAP di Bali. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 80 kuesioner. Namun, yang kembali dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut sebanyak 54 kuesioner. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan pemahaman sistem informasi akuntansi berpengaruh positif pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Bali. Hal tersebut berarti semakin baik gaya kepemimpinan, komitmmen organisasi, dan pemahaman sistem informasi akuntansi maka kinerja auditor cenderung meningkat.

Kata Kunci: gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, pemahaman sistem informasi akuntansi, kinerja auditor.


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

1.4.1 Kegunaan Teoretis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8

1.5 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 11

2.1.1 Teori Keagenan ... 11

2.1.2 Pengertian Audit... 12

2.1.3 Manfaat Audit ... 14

2.1.4 Kinerja Auditor ... 16

2.1.5 Komitmen Organisasi... 18

2.1.6 Gaya Kepemimpinan ... 19

2.1.7 Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi ... 22

2.2 Hipotesis Penelitian ... 22 2.2.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan pada Kinerja


(10)

x

Auditor ... 23

2.2.2 Pengaruh Komitmen Organisasi pada Kinerja Auditor ... 24

2.2.3 Pengaruh Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi pada Kinerja Auditor ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 28

3.3 Objek Penelitian ... 29

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian ... 30

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.5.1 Gaya Kepemimpinan (X1) ... 30

3.5.2 Komitmen Organisasi (X2) ... 31

3.5.3 Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi (X3) ... 32

3.5.4 Kinerja Auditor (Y) ... 32

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.6.1 Jenis Data ... 33

3.6.2 Sumber Data ... 33

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ... 34

3.7.1 Populasi ... 34

3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 34

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.9 Teknik Analisis Data ... 36

3.9.1 Uji Instrumen Penelitian ... 36

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 37

3.9.3 Analisis Deskriptif ... 38

3.9.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 39

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kantor akuntan Publik ... 42

4.1.1 Sejarah Kantor Akuntan Publik ... 42


(11)

xi

4.2 Karakteristik Responden dan Rincian Pengembalian

Kuesioner ... 48

4.3 Pembahasan ... 52

4.3.1 Uji Instrumen ... 52

4.4 Statistik Deskriptif Variabel ... 55

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 56

4.5.1 Uji Normalita ... 57

4.5.2 Uji Multikolinieritas ... 57

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas ... 58

4.6 Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

4.7 Uji Kelayakan Model dan Koefisien Determinasi ... 60

4.8 Uji Statistik t ... 62

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

4.9.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Auditor ... 64

4.9.2 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Kinerja Auditor ... 65

4.9.3 Pengaruh Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Pada Kinerja Auditor ... 66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR RUJUKAN ... 70


(12)

xii

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

3.1 Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Bali 2016 ... 29

3.2 Rincian Jumlah Auditor pada KAP di Bali 2016 ... 35

4.1 Daftar Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ... 48

4.2 Perincian Pengembalian dan Penggunaan Kuesioner ... 49

4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan ... 50

4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Umur ... 51

4.6 Jumlah Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 51

4.7 Hasil Uji Validitas... 53

4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 54

4.9 Hasil Statistik Deskriptif ... 55

4.10 Hasil Uji Normalitas ... 57

4.11 Hasil Uji Multikoleniaritas ... 57

4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 58

4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

4.14 Hasil Uji Kesesuaian Model ... 61

4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model ... 62


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 76

2 Tabulasi Data Ordinal ... 81

3 Hasil Uji Validitas... 88

4 Hasil Uji Reliabilitas ... 106

5 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 108

6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 108

7 Hasil Uji Normalitas ... 110

8 Hasil Uji Multikolinieritas ... 110


(15)

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan (compliance audit) dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003:4). Akuntan publik dalam menjalankan profesinya diatur oleh kode etik profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Pasal 1 ayat (2) Kode Etik Akuntan Indonesia menyatakan bahwa setiap anggota harus mempertahankan integritas, objektivitas dan independensi dalam melaksanakan tugasnya. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 210 (PSA No. 04) menegaskan perlunya integritas dan pengalaman yang memadai dalam bidang auditing sebagai syarat utama melakukan audit.

Seorang auditor yang mempertahankan integritas, akan bertindak jujur dan tegas dalam mempertimbangkan fakta, terlepas dari kepentingan pribadi. Auditor yang mempertahankan objektivitas, akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan dan permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadinya. Auditor yang menegakkan independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Di samping itu dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.


(17)

2

Peningkatan kompleksitas kegiatan bisnis mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan yang menyulitkan para users laporan keuangan dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan, dimana mereka harus mengandalkan laporan auditor independen atas laporan keuangan yang diaudit untuk memastikan kualitas laporan keuangan yang bersangkutan (Isworo, 2009). Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan (Herawaty dan Susanto, 2008).

Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama dengan profesi lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam operasi suatu perusahaan. Akuntan saat ini telah menjadi salah satu profesi di dalam bidang bisnis. Akuntan publik memiliki dua tanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan profesionalnya, yaitu menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam melaksanakan pekerjaannya dan menjaga mutu pekerjaan profesionalnya (Arifah, 2012).

Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Klien dapat mempunyai kepentingan yang berbeda, bahkan mungkin bertentangan dengan kepentingan para pemakai laporan keuangan. Demikian pula, kepentingan pemakai laporan keuangan yang satu mungkin berbeda dengan pemakai lainnya.


(18)

3

Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, akuntan publik harus bersikap independen terhadap kepentingan klien, pemakai laporan keuangan, maupun kepentingan akuntan publik itu sendiri.

Kinerja Kantor Akuntan Publik yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor, secara ideal di dalam menjalankan profesinya, auditor juga harus menaati aturan etika profesi, namun profesi auditor masih saja dinilai dilematis karena dalam menjalankan tugasnya ia dituntut untuk independen sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada publik dan profesinya. Dilain pihak auditor mendapatkan penghasilan dari organisasi di mana dia bekerja, hal ini berarti auditor sangat bergantung kepada organisasinya sebagai pemberi kerja. Di sini konflik audit muncul ketika auditor menjalankan aktivitas auditing. Auditor sebagai pekerja di dalam organisasi yang di auditnya akan menjumpai masalah ketika harus melaporkan temuan-temuan yang mungkin tidak menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau obyek audit yang dilakukannya. Ketika manajemen atau subyek audit menawarkan sebuah imbalan atau tekanan kepada auditor untuk menghasilkan laporan audit yang diinginkan oleh manajemen, maka hal ini tentu akan mengganggu kinerja auditor.

Falikhatun (2003;264) dalam Ayudiati (2010) menyebutkan bahwa peningkatan kinerja dalam pekerjaan di pengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi yang berasal dari dalam individu yang disebut faktor individual dan kondisi yang berasal dari luar individu yang disebut dengan situasional. Faktor individual meliputi jenis kelamin, kesehatan, pengalaman dan karakteristik


(19)

4

psikologis yang terdiri dari locus of control dan komitmen organisasi, sedangkan factor situasional meliputi gaya kepemimpinan, hubungan social dan budaya organisasi.

Faktor situasional yang mempengaruhi peningkatan kinerja salah satunya adalah gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. Menurut Alberto et al. (2005), kepemimpinan berpengaruh positif kuat terhadap kinerja, juga berpengaruh signifikan terhadap learning organisasi. Temuan ini memberikan indikasi bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahannya.

Lok dan Crawford (2004) meneliti tentang pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap komitmen organisasi ditinjau dari tingkat pekerjaan dan budaya antar negara. Hasil analisanya menunjukkan bahwa budaya organisasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif signifikan pada komitmen organisasi. Gaya kepemimpinan berpengaruh lebih kuat terhadap komitmen organisasi di Australia, sedangkan di Hongkong gaya kepemimpinan berpengaruh negatif pada kepuasan kerja dan berpengaruh positif pada komitmen organisasi.

Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme, juga komitmen terhadap bidang yang ditekuninya. Terkait dengan faktor individual, komitmen organisasi merupakan suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasikan keterlibatan


(20)

5

dalam suatu organisasi. Auditor yang komitmen terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan gaya kepemimpinan yang baik terhadap lembaganya, auditor akan memiliki jiwa untuk tetap membela organisasinya, berusaha meningkatkan prestasinya, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi (Arifah, 2012).

Faktor pendukung untuk terciptanya manajemen kinerja yang baik diperlukan juga komitmen yang dimiliki oleh setiap individu. Komitmen tersebut dapat tercipta apabila individu dalam organisasi sadar akan hak dan kewajibannya dalam organisasi tanpa melihat jabatan dan kedudukan masing-masing individu, karena pencapaian tujuan organisasi merupakan hasil kerja semua anggota organisasi yang bersifat kolektif. Hal tersebut membuktikan bahwa akuntanbilitas pun sangat diperlukan sebagai pertanggungjawaban kinerja setiap individu tersebut (Akriyanto, 2012)

Yousef (2000) menyatakan bahwa komitmen organisasi memiliki hubungan antara perilaku kepemimpinan dengan kinerja, di mana anggota organisasi lebih puas dengan pekerjaannya dan kinerja mereka menjadi tinggi. Penemuan tersebut mendukung penemuan dari Mayer et al. (1989) dan Fernando et al. (2005) yang mengemukakan bahwa hubungan komitmen organisasional (affective dancontinuance) dengan kinerja adalah positif. Sedangkan penemuan dari Somers dan Bimbaum (1998) menyatakan bahwa komitmen organisasional (affective and continuance) tidak berhubungan dengan kinerja. Hal tersebut ingin dibuktikan oleh peneliti apakah auditor yang komitmen terhadap organisasinya akan berpengaruh terhadap kinerjanya atau tidak.


(21)

6

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, dan meluasnya dunia usaha, maka di zaman sekarang ini telah banyak diterapkan sistem informasi akuntansi untuk mengelola data dan informasi. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) menyatakan bahwa auditor harus memiliki pengatahuan memadai tentang sistem informasi (SI) yang digunakan untuk merencanakan, mengarahkan, dan mereview pekerjaan yang dilakukan, Basalamah (2003).

Pembukuan tidak lagi dilakukan secara manual, tetapi telah menggunakan sistem yang telah terintegrasi. Auditor seringkali merasa kesulitan untuk melakukan pemeriksaan yang berskala besar dan menggunakan banyak data, yang dikhawatirkan akan berdampak pada terlambatnya penyelesaian laporan audit. Laporan audit yang tertunda penyelesaiannya akan menyebabkan rendahnya produktivitas auditor sehingga kinerja auditor dinilai menjadi tidak baik, dan secara tidak langsung akan memperkecil kemungkinan untuk menemukan penyimpangan penggunaan anggaran perusahaan yang akan di audit. Kualitas hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh pemahaman sistem informasi yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Syarat yang mutlak bagi seorang auditor untuk memahami sistem informasi yang digunakan oleh auditor, karena di dalam sistem informasi akuntansi terdapat berbagai informasi keuangan perusahaan yang dapat dijadikan sebagai bukti temuan audit.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Provinsi Bali.


(22)

7

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1) Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh pada kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali?

2) Apakah komitmen organisasi berpengaruh pada kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali?

3) Apakah pemahaman sistem informasi akuntansi berpengaruh pada kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan:

1) Menguji pengaruh Gaya Kepemimpinan pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali.

2) Menguji pengaruh Komitmen Organisasi pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali.

3) Menguji pengaruh Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :


(23)

8 1.4.1 Kegunaan Teoretis

1) Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan acuan serta memperluas pengetahuan dan wawasan di dalam bidang lingkungan akademis. Selain itu melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang pengaruh gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan pemahaman Sistem Informasi Akuntansi pada kinerja auditor di KAP di Bali.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan.

1.4.2 Kegunaan praktis

1) Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik dalam menjaga dan meningkatkan kinerjanya.

2) Sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan kualitas auditnya maupun kinerjanya.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini, dapat dilihat dalam sistematika penyajian berikut:


(24)

9

Bab I Pendahuluan

Bab ini merupakan pendahuluan, diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini merupakan kajian pustaka terdiri dari landasan teori, pembahasan hasil penelitian sebelumnya, dan hipotesis. Landasan teori menjelaskan mengenai Teori Keagenan, Pengertian Audit, Manfaat Audit, Jenis-jenis Auditor, Kinerja Auditor, Gaya kepemimpinan, Komitmen Organisasi, Sistem Informasi Akuntansi.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini merupakan metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini terdiri dari gambaran umum instansi auditor yang diteliti yaitu KAP Provinsi Bali penelitian dan pembahasan hasil penelitian.


(25)

10 Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan penutup terdiri dari simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang dikemukakan.


(26)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) dalam Pebi (2010:9) menggambarkan teori keagenan sebagai suatu kontrak dibawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Agen bertanggungjawab kepada prinsipal dengan membuat laporan pertanggungjawaban setiap periode tertentu.

Principal akan melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kinerja karyawannya melalui laporan yang diberikan dari agen. Namun sangat sering ditemukan bahwa manajemen membuat laporan tersebut tidak sesuai kenyataan. Laporan tersebut dibuat sangat baik agar kinerjanya dinilai juga sangat baik. Pengujian dapat meminimalkan adanya kecurangan dan menjadikan laporan yang dibuat manajemen lebih reliable (dapat dipercaya). Dan pengujian ini dilakukan oleh auditor independen. Para pemakai laporan keuangan akan menjadikan pendapat yang diberikan auditor sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Mereka akan lebih mempercayai informasi pada laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang kredibilitasnya tinggi.

Teori keagenan dapat membantu auditor sebagai pihak ketiga untuk memahami permasalahan yang terjadi antara principal dan agennya, mawar


(27)

12

(2010). Dengan adanya seorang auditor independen maka diharapkan tidak akan terjadi kecurangan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen, dan juga dapat digunakan sebagai media untuk mengevaluasi kinerja agen. Sehingga akan menghasilkan sebuah informasi yang relevan yang berguna bagi seluruh pemakai laporan keuangan.

2.1.2 Pengertian Audit

Audit adalah proses sistem subyektif dengan mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang tindakan ekonomi dan peristiwa untuk memastikan tingkat korespondensi antara pernyataan dan mendirikan kriteria dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pengguna yang tertarik (Boynton, et.al, 2006:4). Definisi audit yang dikemukakan oleh (Elder, et.al 2008:4) adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh yang kompeten, orang yang mandiri. Dari kedua definisi di atas dapat diperoleh pengertian bahwa kegiatan pemeriksaan akuntansi (audit) merupakan suatu proses sistematis yang berupa rangkaian langkah atau prosedur logis, berkerangka dan terorganisasi untuk dapat mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit.

Pengumpulan bukti audit tersebut diakukan secara objektif dan dengan sikap yang professional dan independen, lalu auditor tersebut harus dapat menilai kesesuaian antara laporan keuangan yang di keluarkan oleh perusahaan yang diaudit dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan temuan dan bukti audit yang berhasil dikumpulkan dan dievaluasi oleh auditor. Setelah auditor


(28)

13

tersebut memberi penilaian atas kesesuaian laporan keuangan audit dengan standar kuangan yang berlaku, maka kemudian auditor akan menyampaikan hasil laporan auditnnya kepada pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan seperti kreditor, investor, maupun para pemegang saham. Boynton, et.al (2006:5) membagi jenis-jenis audit menjadi 3 bagian, yaitu :

1) Audit laporan keuangan (financial statement audit)

Audit laporan keuangan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kreteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles).

2) Audit kepatuhan (compliance audit)

Audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu. Kriteria yang ditetapkan dalam audit jenis ini berasal dari berbagai sumber. Sebagai contoh, manajemen dapat mengeluarkan kebijakan atau ketentuan yang berkenaan dengan kondisi kerja, serta pertentangan kepentingan. 3) Audit operasional (operational audit)

Audit oprasional atau audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang


(29)

14

harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi (Bayangkara, 2008:2).

2.1.3 Manfaat Audit

Auditing bagi perusahaan merupakan hal yang cukup penting karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Seiring berkembangannya perusahaan, fungsi audit semakin penting dan timbul kebutuhan dari pemerintah, pemegang saham, analis keuangan, bankir, investor, dan masyarakat untuk menilai kualitas manajemen dari hasil operasi dan prestasi para manajer. Menurut Halim (2008:62-63) manfaat audit dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi ekonomi dan sisi pengawasan.

1) Manfaat ekonomis audit.

(1) Meningkatkan kredibilitas perusahaan.

Audit dilaksanakan untuk mengatahui pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. Audit dilaksanakan agar laporan keuangan perusahaan dapat lebih dipercaya oleh pengguna laporan keuangan. Dengan demikian kredibilitas perusahaan akan meningkat sehingga para pemakai laporan keuangan akan memandang bahwa risiko investasi atas perusahaan tersebut relatif lebih rendah daripada perusahaan yang tidak diaudit.

(2) Meningkatkan efisiensi dan kejujuran.

Audit dilaksanakan agar elemen intern perusahaan lebih meminimalisasi kesalahan dan penyimpangan dalam proses akuntansi.


(30)

15

(3) Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

Auditor independen, berdasarkan pengujiannya dapa memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian internal dan untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan klien.

(4) Mendorong efisiensi pasar modal.

Secara tingkat makro, audit memberi dampak positif yang sangat penting. Audit yang dilakukan secara efektif akan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, relevan, dan handal atau reliable. Pasar modal yang menggunakan informasi yang dihasilkan laporan keuangan sebagai sumber informasi utamanya, akan dapat berjalan secara efisien. Pasar modal yang efisien akan menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien pula sehingga perekonomian nasional akan berjalan secara efisien.

2) Manfaat dari sisi pengawasan.

Manfaat audit dari sisi pengawasan adalah sebagai berikut: (1) Preventive control.

Tenaga akuntansi akan bekerja lebih berhati-hati dan akurat bila mereka menyadari adanya audit.

(2) Detective control.

Suatu penyimpangan atau kesalahan yang terjadi lazimnya akan dapat diketahui dan dikoreksi melalui suatu proses audit.


(31)

16 (3) Reporting control.

Setiap kesalahan perhitungan, penyajian, atau pengungkapan yang tidak dikoreksi dalam keuangan akan disebutkan dalam laporan pemeriksaan. Dengan demikian pembaca laporan keuangan terhindar dari informasi yang keliru atau menyesatkan.

2.1.4 Kinerja Auditor

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu (Mahsun, Firma dan Heribertus, 2007).

Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok (Mangkunegara, 2005). Gibson et al. (1996) menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan


(32)

17

hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode tertentu, dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja organisasi.

Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Pengertian kinerja auditor menurut Mulyadi dan Kanaka (1998:116), adalah auditor yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Kalbers dan Forgatty (1995) dalam Trisnaningsih (2007) mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja (prestasi kerja) auditor adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Kinerja (prestasi kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar), dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan.


(33)

18 2.1.5 Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi didefinisikan sebagai suatu perpaduan antara sikap dan perilaku. Komitmen organisasi menyangkut tiga sikap yaitu, rasa mengidentifikasi dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tugas organisasi, dan rasa kesetiaan kepada organisasi (Ferris dan Aranya, 1983 dalam Trisnaningsih, 2007). Kalbers dan Fogarty (1995) dalam Trisnaningsih (2007) menggunakan dua pandangan tentang komitmen organisasional yaitu, affective dan continuance. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa komitmen organisasi affective berhubungan dengan satu pandangan profesionalisme yaitu pengabdian pada profesi, yang merupakan keterikatan emosional terhadap organisasi dimana pegawai mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan menikmati keanggotaan dalam 32 organisasi, sedangkan komitmen organisasi continuance berhubungan secara positif dengan pengalaman dan secara negatif dengan pandangan profesionalisme kewajiban sosial, atau dengan kata lain berkaitan dengan hal-hal yang terjadi jika meninggalkan organisasi. Sedangkan Buchanan dalam Vandenberg (1992) dalam Trisnaningsih (2007) mendefinisikan komitmen sebagai penerimaan karyawan atas nilai-nilai organisasi (identification), keterlibatan secara psikologis (psychological immersion), dan loyalitas (affection attachement).

Komitmen merupakan sebuah sikap dan perilaku yang saling mendorong (reinforce) antara satu dengan yang lain. Karyawan yang komit terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang positif terhadap lembaganya, karyawan akan memiliki jiwa untuk tetap membela organisasinya,


(34)

19

berusaha meningkatkan prestasi, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi. Seperti yang dikemukakan Angel dan Perry (1981); Porter et al. (1974) dalam Sumarno (2005), komitmen organisasi yang kuat akan mendorong individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi. Selain itu, komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula (Randall, 1990) dalam Nouri dan Parker (1998) dalam Sumarno (2005). Komitmen auditor terhadap organisasinya adalah kesetiaan auditor terhadap organisasinya, disamping juga akan menumbuhkan loyalitas serta mendorong keterlibatan diri auditor dalam mengambil berbagai keputusan. Oleh karenanya komitmen akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi auditor terhadap organisasi.

2.1.6 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin merupakan hal yang ikut menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung, tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Dan penerapan gaya memimpin antara satu organisasi dengan organisasi yang lain berbeda-beda sesuai dengan kondisi organisasi dan pola kerja


(35)

20

anggota organisasi, sehingga dalam penerapannya gaya kepemimpinan ini akan meningkatkan kinerja para anggota organisasi.

Ada beberapa pengertian gaya kepemimpinan menurut para ahli. Gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi (Luthans, 2002 dalam Trisnaningsih, 2007). Fleishman et al. dalam Gibson (1996), seperti yang dikutip dalam Trisnaningsih (2007), telah dilakukan penelitian gaya kepemimpinan tentang perilaku pemimpin melalui dua dimensi, yaitu: consideration dan initiating structure. Consideration (konsiderasi) adalah gaya kepemimpinan yang menggambarkan kedekatan hubungan antara bawahan dengan atasan, adanya saling percaya, kekeluargaan, menghargai gagasan bawahan, dan adanya komunikasi antara pimpinan dengan bawahan. Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan parsial. Initiating structure (struktur inisiatif) merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan dalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas, serta menjelaskan cara mengerjakan tugas yang benar.

Gaya kepemimpinan menurut Kartini Kartono (2005: 46) mendefinisikan

“gaya kepemimpinan adalah pola-pola perilaku yang diterapkan seorang

pemimpin dalam bekerja dengan melalui orang lain seperti dipersepsikan orang-orang”. Pola perilaku konsisten yang dimaksud disini adalah pola-pola yang


(36)

21

timbul pada diri orang-orang pada waktu mereka mulai memberikan tanggapan dengan cara yang sama dalam kondisi yang serupa dan pola itu membentuk kebiasaan tindakan yang setidaknya dapat diperkirakan bagi mereka yang bekerja dengan orang-orang.

Sedangkan gaya kepemimpinan menurut pendapat Ranu Pandjojon dan Husnan (1986: 28) adalah sebagai berikut : “gaya kepemimpinan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu, setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain dan tidak semestinya suatu gaya lebih baik atau lebih jelek daripada gaya kepemimpinan yang lainnya”.

Teori kepemimpinan perilaku (behavioral) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan seorang manajer akan berpengaruh langsung terhadap efektivitas kelompok kerja (Kreitner dan Kinicki, 2005:302). Kelompok kerja dalam perusahaan merupakan pengelompokan kerja dalam bentuk unit kerja dan masing-masing unit kerja itu dipimpin oleh seorang manajer. Gaya manajer untuk mengelola sumber daya manusia dalam suatu unit kerja akan berpengaruh pada peningkatan kinerja unit, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Selanjutnya, teori kepemimpinan perilaku (behavioral) berasumsi bahwa gaya kepemimpinan oleh seorang manajer dapat dikembangkan dan diperbaiki secara sistematik.


(37)

22 2.1.7 Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi yaitu proses mengumpulkan, menggolongkan, mengolah data transaksi, lalu menganalisis, dan mengkomunikasikan hasilnya dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Pemakaian informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi adalah pihak dalam perusahaan, terutama manajemen dan pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Sistem informasi merupakan sebuah susunan dari orang. Aktifitas, data, jaringan dan teknolongi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer. Ada dua tipe sistem informasi personal dan multiuser. Sistem informasi personal adalah sistem informasi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi personal dari seorang pengguna tunggal (single user). Sedangkan sistem informasi multiuser di desain untuk memenuhi kebutuhan informasi dari kelompok kerja (departemen, kantor, divisi, bagian) atau keseluruhan organisasi. Untuk membangun sistem informasi, baik personal maupun multiuser, haruslah mengkombinasikan secara efektif komponen-komponen sistem informasi yang dikelompokkan ke dalam lima building blocks, yaitu: orang, aktivitas, data, jaringan, dan teknologi.

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan penelitian yang diuji kebenarannya (Sugiyono, 2007:93). Berdasarkan pada


(38)

23

rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kajian teori yang relevan ataupun hasil penelitian sebelumnya, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.

2.2.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Auditor

Gaya kepemimpinan berkenaan dengan cara–cara yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seorang manajer pada saat ia mempengaruhi perilaku bawahannya. Jika kepemimpinan tersebut terjadi pada suatu organisasi formal tertentu, di mana para manajer perlu mengembangkan karyawan, membangun iklim motivasi, menjalankan fungsi-fungsi manejerial dalam rangka menghasilkan kinerja yang tinggi dan meningkatkan kinerja perusahaan, maka manajer perlu menyesuaikan gaya kepemimpinannya (Siagian, 2002:75).

Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Kriteria penilaian kinerja auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan:

1) Kemampuan, yaitu kecakapan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, bidang pekerjaan, dan faktor usia,

2) Komitmen profesional, yaitu tingkat loyalitas individu pada profesinya, 3) Motivasi, yaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan,

4) Kepuasan kerja, yaitu tingkat kepuasan individu dengan posisinya dalam organisasi.


(39)

24

Goleman (2004) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan manajer dapat mempengaruhi produktifitas karyawan (kinerja karyawan), hasil penelitian ini tidak selaras dengan Siagian (2002) bahwa tidak semua gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh manajer dalam menjalankan aktifitasnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap pencapaian tujuan perusahaan, dalam hal ini penggunaan gaya kepemimpinan yang tidak tepat oleh manajer justru akan menurunkan kinerja karyawan. Elya Wati, Lismawati, dan Nila Aprilia (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa variable independen, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi dan pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja auditor. Di samping itu Alberto et al. (2005) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja.

Pemimpin adalah pemain utama yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu organisasi. Pemimpin dapat memberikan pengaruh dalam menanamkan disiplin bekerja para anggota organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi kreatifitas kinerja auditor dalam melaksanakan tugasnya sebagai anggota organisasi. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu dan kajian teoritis tersebut di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

2.2.2 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Kinerja Auditor

Komitmen organisasional menunjukkan suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasikan keterlibatannya dalam suatu bagian organisasi (Mowday, et al. dalam Vandenberg, 1992). Komitmen organisasional dibangun atas dasar


(40)

25

kepercayaan pekerja atas nilai-nilai organisasi, kerelaan pekerja membantu mewujudkan tujuan organisasi dan loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi. Oleh karena itu, komitmen organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja terhadap organisasi. Jika pekerja merasa jiwanya terikat dengan nilai-nilai organisasional yang ada maka dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga kinerjanya dapat meningkat.

Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan sangat ditentukan oleh profesionalisme terhadap bidang yang ditekuninya. Profesionalisme sendiri harus ditunjang dengan komitmen serta independensi untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. Komitmen merupakan suatu konsistensi dari wujud keterikatan seseorang terhadap suatu hal, seperti: karir, keluarga, lingkungan pergaulan sosial dan sebagainya. Adanya suatu komitmen dapat menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih baik atau malah sebaliknya menyebabkan seseorang justru meninggalkan pekerjaannya, akibat suatu tuntutan komitmen lainnya. Komitmen yang tepat akan memberikan motivasi yang tinggi dan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja suatu pekerjaan.

Meyer et al. (1989) menguji hubungan antara kinerja manajer tingkat atas dengan komitmen affective dan komitmen continuance pada perusahaan jasa makanan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa komitmen affective berkorelasi secara positif dengan kinerja, sedangkan komitmen continuance berkorelasi secara negatif dengan kinerja. Somers dan Birnbaum (1998) mengemukakan bahwa komitmen organisasional (affective dan continuance) tidak berpengaruh terhadap


(41)

26

kinerja. Siders et al. (2001) menyatakan bahwa komitmen internal foci berhubungan dengan kinerja untuk reward secara organisasional, sedangkan komitmen eksternal foci berpengaruh terhadap kinerja relevan dengan reward oleh para konsumen. Yuskar dan Selly Devisia (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa independensi, komitmen organisasi, integritas auditor dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Berdasarkan uraian di atas dan beberapa hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis :

H2 : Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.

2.2.3 Pengaruh Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Pada Kinerja Auditor

Sistem informasi akuntasi adalah kumpulan dari sumber–sumber, seperti orang dan peralatan yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan (Bodnar dan Hopword, 2003:2). Sistem informasi akuntansi merupakan proses mengumpulkan, menggolongkan, mengolah data transaksi, lalu menganalisis, dan dikomunikasikan hasilnya dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Pemakai informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi adalah pihak dalam perusahaan, terutama manajemen dan pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan termasuk auditor. Wilkinson (1993) mengemukakan berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi maka tujuan dan manfaat sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai pengolah transaksi dan pengolah informasi.


(42)

27

Seorang auditor yang memahami sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh auditee akan dapat dengan cepat mengumpulkan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan temuan dan laporan audit. Penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih (2007) membuktikan pemahaman terhadap SIA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik (KAP). Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin (2006) membuktikan pemahaman mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2004) memperkuat bahwa pemahaman mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Febri Purnama Esya (2008) dalam penelitiannya memaparkan bahwa secara keseluruhan terdapat pengaruh yang signifikan dari Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Auditor. Maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman sistem informasi akuntansi menjadi atribut penting bagi seorang auditor dalam menjalankan tugas. Berdasarkan uraian di atas dan beberapa hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis :

H3 : Pemahaman sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap Kinerja auditor.


(1)

22 2.1.7 Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi yaitu proses mengumpulkan, menggolongkan, mengolah data transaksi, lalu menganalisis, dan mengkomunikasikan hasilnya dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Pemakaian informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi adalah pihak dalam perusahaan, terutama manajemen dan pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Sistem informasi merupakan sebuah susunan dari orang. Aktifitas, data, jaringan dan teknolongi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer. Ada dua tipe sistem informasi personal dan multiuser. Sistem informasi personal adalah sistem informasi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi personal dari seorang pengguna tunggal (single user). Sedangkan sistem informasi multiuser di desain untuk memenuhi kebutuhan informasi dari kelompok kerja (departemen, kantor, divisi, bagian) atau keseluruhan organisasi. Untuk membangun sistem informasi, baik personal maupun multiuser, haruslah mengkombinasikan secara efektif komponen-komponen sistem informasi yang dikelompokkan ke dalam lima building blocks, yaitu: orang, aktivitas, data, jaringan, dan teknologi.

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan penelitian yang diuji kebenarannya (Sugiyono, 2007:93). Berdasarkan pada


(2)

23

rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kajian teori yang relevan ataupun hasil penelitian sebelumnya, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.

2.2.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Auditor

Gaya kepemimpinan berkenaan dengan cara–cara yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seorang manajer pada saat ia mempengaruhi perilaku bawahannya. Jika kepemimpinan tersebut terjadi pada suatu organisasi formal tertentu, di mana para manajer perlu mengembangkan karyawan, membangun iklim motivasi, menjalankan fungsi-fungsi manejerial dalam rangka menghasilkan kinerja yang tinggi dan meningkatkan kinerja perusahaan, maka manajer perlu menyesuaikan gaya kepemimpinannya (Siagian, 2002:75).

Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Kriteria penilaian kinerja auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan:

1) Kemampuan, yaitu kecakapan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, bidang pekerjaan, dan faktor usia,

2) Komitmen profesional, yaitu tingkat loyalitas individu pada profesinya, 3) Motivasi, yaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan,

4) Kepuasan kerja, yaitu tingkat kepuasan individu dengan posisinya dalam organisasi.


(3)

24

Goleman (2004) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan manajer dapat mempengaruhi produktifitas karyawan (kinerja karyawan), hasil penelitian ini tidak selaras dengan Siagian (2002) bahwa tidak semua gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh manajer dalam menjalankan aktifitasnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap pencapaian tujuan perusahaan, dalam hal ini penggunaan gaya kepemimpinan yang tidak tepat oleh manajer justru akan menurunkan kinerja karyawan. Elya Wati, Lismawati, dan Nila Aprilia (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa variable independen, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi dan pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja auditor. Di samping itu Alberto et al. (2005) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja.

Pemimpin adalah pemain utama yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu organisasi. Pemimpin dapat memberikan pengaruh dalam menanamkan disiplin bekerja para anggota organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi kreatifitas kinerja auditor dalam melaksanakan tugasnya sebagai anggota organisasi. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu dan kajian teoritis tersebut di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

2.2.2 Pengaruh Komitmen Organisasi Pada Kinerja Auditor

Komitmen organisasional menunjukkan suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasikan keterlibatannya dalam suatu bagian organisasi (Mowday, et al. dalam Vandenberg, 1992). Komitmen organisasional dibangun atas dasar


(4)

25

kepercayaan pekerja atas nilai-nilai organisasi, kerelaan pekerja membantu mewujudkan tujuan organisasi dan loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi. Oleh karena itu, komitmen organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja terhadap organisasi. Jika pekerja merasa jiwanya terikat dengan nilai-nilai organisasional yang ada maka dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga kinerjanya dapat meningkat.

Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan sangat ditentukan oleh profesionalisme terhadap bidang yang ditekuninya. Profesionalisme sendiri harus ditunjang dengan komitmen serta independensi untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. Komitmen merupakan suatu konsistensi dari wujud keterikatan seseorang terhadap suatu hal, seperti: karir, keluarga, lingkungan pergaulan sosial dan sebagainya. Adanya suatu komitmen dapat menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih baik atau malah sebaliknya menyebabkan seseorang justru meninggalkan pekerjaannya, akibat suatu tuntutan komitmen lainnya. Komitmen yang tepat akan memberikan motivasi yang tinggi dan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja suatu pekerjaan.

Meyer et al. (1989) menguji hubungan antara kinerja manajer tingkat atas dengan komitmen affective dan komitmen continuance pada perusahaan jasa makanan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa komitmen affective berkorelasi secara positif dengan kinerja, sedangkan komitmen continuance berkorelasi secara negatif dengan kinerja. Somers dan Birnbaum (1998) mengemukakan bahwa komitmen organisasional (affective dan continuance) tidak berpengaruh terhadap


(5)

26

kinerja. Siders et al. (2001) menyatakan bahwa komitmen internal foci berhubungan dengan kinerja untuk reward secara organisasional, sedangkan komitmen eksternal foci berpengaruh terhadap kinerja relevan dengan reward oleh para konsumen. Yuskar dan Selly Devisia (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa independensi, komitmen organisasi, integritas auditor dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Berdasarkan uraian di atas dan beberapa hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis :

H2 : Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.

2.2.3 Pengaruh Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Pada Kinerja Auditor

Sistem informasi akuntasi adalah kumpulan dari sumber–sumber, seperti orang dan peralatan yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan (Bodnar dan Hopword, 2003:2). Sistem informasi akuntansi merupakan proses mengumpulkan, menggolongkan, mengolah data transaksi, lalu menganalisis, dan dikomunikasikan hasilnya dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Pemakai informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi adalah pihak dalam perusahaan, terutama manajemen dan pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan termasuk auditor. Wilkinson (1993) mengemukakan berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi maka tujuan dan manfaat sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai pengolah transaksi dan pengolah informasi.


(6)

27

Seorang auditor yang memahami sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh auditee akan dapat dengan cepat mengumpulkan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan temuan dan laporan audit. Penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih (2007) membuktikan pemahaman terhadap SIA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik (KAP). Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin (2006) membuktikan pemahaman mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2004) memperkuat bahwa pemahaman mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Febri Purnama Esya (2008) dalam penelitiannya memaparkan bahwa secara keseluruhan terdapat pengaruh yang signifikan dari Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Auditor. Maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman sistem informasi akuntansi menjadi atribut penting bagi seorang auditor dalam menjalankan tugas. Berdasarkan uraian di atas dan beberapa hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis :

H3 : Pemahaman sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap Kinerja auditor.


Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di

0 2 14

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di

0 2 17

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI Pengaruh Independensi Auditor, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di

0 4 15

PENDAHULUAN Pengaruh Independensi Auditor, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surakarta Dan Yogyakarta).

0 3 8

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP Pengaruh Independensi Auditor, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan P

0 1 18

PENGARUH INDEPENDENSI ,KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN PEMAHAMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 46

Skripsi PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA SEMARANG

0 0 14

PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA SEMARANG - Unika Repository

0 0 36

KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Kantor Akuntan Publik di Semarang)

0 0 51

Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repository

0 0 14