KONTRIBUSI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi.

(1)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...

vii viii x xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ... B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... C. Definisi Operasional ... D. Tujuan Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... F. Hipotesis Penelitian ... G. Metode Penelitian... H. Lokasi dan Sampel Penelitian... I. Alur Penelitian...

1 7 8 9 10 11 12 12 13 14


(2)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI

A. HakekatSosiologi... B. Hakekat Hasil Belajar... C. Hakekat Minat Siswa... D. Metode Pembelajaran Problem Solving... E. Hasil Penelitian yang Mengembangkan Pembelajaran Problem

Solving... 14 27 32 36

60

BAB III METODOLOGI

A. Metode Penelitian ... B. Desain Penelitian... C. Populasi dan Sampel... D. Teknik Pengumpulan Data... E. Pengembangan Instrumen... F. Analisis... G. Hipotesis Statistik...

63 64 66 67 68 86 89


(3)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian... B. Analisis Data ... C. Pembahasan Hasil Penelitian...

90 92 126

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi...

143 145

DAFTAR PUSTAKA ... 147 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 173


(4)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Problem Solving... 55

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar... 69

Tabel 3.2 Tabel 3.3 Batas Signifikansi Koefisien Korelasi... Kriteria Tingkat Reliabilitas... 71 72 Tabel 3.4 Intepretasi Daya Pembeda... 73

Tabel 3.5 Intepretasi Indeks Tingkat Kesukaran...… 73

Tabel 3.6 Kriteria Pemilihan Soal... 74

Tabel 3.7 Minat Siswa terhadap Pelajaran Sosiologi... 76

Tabel 3.8 Nilai koefisien Reliabilitas... 79

Tabel 3.9 Reliabilitas Butir Pernyataan Minat Siswa terhadap Pelajaran Sosiologi... 80


(5)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.11 Reliabilitas Butir Pernyataan Metode Pembelajaran

Problem Solving... 86 Tabel 4.1 Normalitas... 93 Tabel 4.2 Koefisien Regresi Metode Pembelajaran Problem

Solving dengan Pengetahuan sebagai Hasil Belajar dan

Minat Siswa terhadap Pelajaran Sosiologi... 98 Tabel 4.3 Durbin-Watson... 99 Tabel 4.4 Anova pada Regresi Pengetahuan sebagai Hasil Belajar 100 Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Anova pada Regresi Minat siswa terhadap Pelajaran Sosiologi ...………. Korelasi antara Pembelajaran Problem Solving

terhadap Minat Siswa terhadap Pelajaran Sosiologi... Model Summary pada Pengujian Regresi Sederhana Variabel X1 dengan X2... Anova pada Pengujian Regresi Sederhana Variabel X1 dengan X2...

100

102

103

103 Tabel 4.9

Tabel 4.10

Tabel 4.11

Koefisien pada Pengujian Regresi Sederhana Variabel X1 dengan X2... Korelasi antara Pembelajaran Problem Solving terhadap bagai Hasil Belajar... Model Summary pada Pengujian Regresi Sederhana Variabel X1 dengan Y...

103

106


(6)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.12

Tabel 4.13

Tabel 4.14

Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21

Anova pada Pengujian Regresi Sederhana Variabel X1 dengan Y... Koefisien pada Pengujian Regresi Sederhana Variabel X1 dengan Y... Korelasi antara Minat Siswa terhadap Pelajaran

Sosiologi dengan Hasil Belajar... Model Summary pada Pengujian Regresi Sederhana Variabel X2 dengan Y... Anova pada Pengujian Regresi Sederhana Variabel X2 dengan Y... Koefisien pada Pengujian Regresi Sederhana Variabel X2 dengan Y... Model Summary pada Pengujian Regresi Ganda Variabel X1 dan X2 dengan Y... Anova pada Pengujian Regresi Ganda Variabel X1 dan X2 dengan Y... Koefisien pada Pengujian Regresi Ganda Variabel X1 dan X2 dengan Y... Deskripsi Kinerja Guru yang Berkaitan dengan Metode Pembelajaran Problem solving... Efektifitas Pembelajaran Problem Solving... Deskripsi Pengetahuan sebagai Hasil Belajar...

107 108 110 111 111 112 114 114 115 118 120 121


(7)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.22 Tabel 4.23 Tabel 4.24

Tabel 4.25 Tabel 4.26

Tingkat Keberhasilan Pengetahuan sebagai Hasil Belajar... Deskripsi Minat Siswa terhadap Pelajaran Sosiologi... Tingkat Keberminatan Siswa terhadap Pelajaran Sosiologi...

123 124

126

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, dan

hasil belajar... 29 Gambar 4.1

Gambar 4.2 Gambar 4.3

Gambar 4.4

Normal Q-Q Plot Skor Metode Pembelajaran Problem Solving... Normal Q-Q Plot Skor Hasil belajar... Normal Q-Q Plot Skor Minat Siswa terhadap Pelajaran Sosiologi... Scatter plot heteroskedastisitas...

95 95

97 98


(8)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8

Persamaan Garis Y = 57,606 +0,068 X... Persamaan Garis Y = 79,338 + 1,065X... Persamaan Garis Y = 5,910 + 0,241X... Persamaan Garis Y = -10,782 + 0,073X1 + 0,203 X2...

105 109 113 116

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Soal Lampiran 2 Validitas Soal Lampiran 3 Reliabilitas Soal Lampiran 4 Daya Pembeda Soal Lampiran 5 Tingkat Kesukaran Soal


(9)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lampiran 6 Rekapitulasi Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran

Lampiran 7 Instrumen Minat Siswa terhadap Pelajaran Sosiologi

Lampiran 8 Reliabilitas Instrumen Minat Siswa terhadap Pelajaran Sosologi

Lampiran 9 Validitas Instrumen Minat Siswa terhadap Pelajaran Sosologi

Lampiran 12

Lampiran 13

Validitas Instrumen Metode Pembelajaran Problem Solving.

Data Lapangan


(10)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka bidang pendidikan perlu upaya untuk peningkatan mutu sumber daya manusia. Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan sumber daya manusia, oleh karena itu pembangunan di sektor pendidikan menjadi prioritas utama oleh pemerintah dengan adanya anggaran 20% untuk pendidikan yang diatur oleh Undang-Undang (Sholahudin,2008). Dengan demikian tugas guru bukan hanya transmisi ilmu pengetahuan dari buku kepada siswa dan siswa hanya menerima tanpa upaya, namun proses belajar mengajar perlu diupayakan agar lebih menarik supaya tujuan pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dapat tercapai. Apabila hal ini dapat terlaksana, maka kualitas sumber daya manusia Indonesia akan meningkat.

Selama ini pembelajaran ilmu pengetahuan sosial khususnya sosiologi bagi para siswa kurang begitu menarik apalagi disampaikan dengan model pembelajaran yang masih tradisional, peranan guru masih sangat dominan dan guru kebanyakan kurang memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia. Ali (2000) menyatakan


(11)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 bahwa proses pengajaran yang paling banyak terjadi di sekolah ada kecenderungan pengajaran yang bersifat verbalistis yang menjadi “model” paling banyak digunakan. Sependapat dengan Ali, Sholahudin (2008) menyatakan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih dianggap sebagai ilmu pengetahuan hafalan di mana sebagian besar siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan aplikasi di dalam masyarakat, sehingga kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah sebagai pilihan utama dalam menetapkan metode pembelajaran.

Pembelajaran di kelas hendaknya bermakna dan berguna, karena itu proses pembelajarannya harus mengetengahkan pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mengambil manfaat dari pembelajaran yang telah dilaluinya. Pembelajaran tidak hanya melalui ceramah dan guru sebagai sentral utama, tetapi harus berorientasi kepada siswa sebagai sentral utama seperti yang dikehendaki oleh beberapa aturan yang ditetapkan oleh pemerintah yang antara lain:

a. Menurut UU Sikdinas No 20 tahun 2003 pasal 4 ayat 4 menegaskan:

“Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses


(12)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3 b. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (UU No 20/2003: Sisdiknas, pasal 4, ayat 3)

c. … meliputi: proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (UU No 20/2003: Sisdiknas, bag. penjelasan)

d. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005: Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1).

Dengan demikian dalam proses pembelajaran ini, siswa harus menjadi subjek bukan lagi menjadi objek, agar tujuan pembelajaran yang dituntut di atas dapat tercapai. Nurhadi (2003:3) menyatakan perlunya dilakukan upaya-upaya berikut : (1) Bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep-konsep tersebut; (2) Bagaimana setiap mata pelajaran dipahami siswa sebagai bagian yang saling terkait dan membentuk satu pemahaman yang utuh; (3) Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswa-siswanya; (4) Bagaimana guru dapat


(13)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4 membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata.

Sejalan dengan pemikiran Nurhadi, Hamalik (1980) menyatakan bahwa fungsi utama guru adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran. Fungsi inilah yang menyebabkan guru mempunyai kedudukan strategis dan menentukan. Kemampuannya merancang pembelajaran, maka proses pembelajaran yang efektif, efisien, menarik, dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi dapat dilakukan dan dicapai oleh setiap guru.

Ratnasari (2009) menyatakan bahwa pembelajaran pada pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang salah satu bagiannya adalah mata pelajaran sosiologi yang bersifat verbalisme, menyebabkan siswa dihadapkan pada materi yang sifatnya hanya berorientasi pada informasi, sehingga sosiologi yang mempelajari tentang kehidupan sehari-hari di sekitar kita tak tersampaikan, oleh karena itu siswa tidak merasakan manfaat langsung dari pembelajaran yang telah ditempuhnya. Akibatnya mata pelajaran sosiologi cenderung tidak diminati oleh para siswa.

Kenyataan yang terjadi saat ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Sebagian besar siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan aplikasinya pada situasi baru (Depdiknas,2003:2).


(14)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga mengalami hal serupa, hasil penelitian secara umum mengungkapkan bahwa proses pembelajaran IPS terperangkap pada proses menghafal yang hanya menyentuh pengembangan kognitif tingkat rendah (Muchtar,2007:55).

Mata pelajaran sosiologi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu rumpun pelajaran IPS. Materi sosiologi terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori memerlukan berbagai analisis serta fenomena-fenomena yang memerlukan pemikiran terorganisir. Proses pembelajaran sosiologi belum mengoptimalkan kemampuan siswa dalam berpikir serta siswa kurang dilibatkan dalam pemecahan masalah (Rois,2002:87).

Sholahudin, Dudi. (2008) menyatakan bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri. Pemahaman konsep akan dibentuk oleh siswa dalam bentuk apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka lakukan. Dengan demikian pembelajaran konstruktivistiklah yang sesuai.

Berdasarkan uraian di atas, guru pendidikan IPS khususnya sosiologi belum secara optimal mengembangkan seluruh potensi siswa termasuk potensi berpikir siswa dan kurang berani untuk berusaha mengembangkan potensi siswa dengan prinsip-prinsip pembelajaran berpikir tingkat tinggi seperti inkuiri, CBSA, problem solving, dan lain-lain. Guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan yang diperoleh dari


(15)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6 berbagai sumber harus mengetahui dan mampu menguasai serta menerapkan berbagai jenis metode mengajar yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan pada anak didik, hal ini dikarenakan cara mengajar dengan mempergunakan berbagai teknik atau metode mengajar secara tepat oleh guru akan memperbesar minat belajar siswa, yang pada akhirnya akan mempertinggi prestasi belajar mereka (Singal,2005:8).

Sebenarnya jika ditelusuri, dari sekian banyaknya metode pembelajaran, ada beberapa metode pembelajaran yang dapat diadopsi dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan aktivitas berpikir kritis siswa. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sosiologi yaitu metode problem solving. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran ini pada hakekatnya adalah suatu metode pembelajaran yang berusaha mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan siswa sehari-hari. Dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving untuk pelajaran sosiologi diharapkan proses pembelajaran lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat memfasilitasi kemampuan siswa dalam berpikir rasional. Metode pemecahan masalah yang merupakan pembelajaran dengan banyak menggali kemampuan berpikir siswa seperti yang disampaikan Dany Adams (Smith College) menyatakan problem solving methods helps students learn how to think (http:/www.asa3.org/ASA/education/think/ methods.htm).


(16)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7 Metode problem solving merupakan sebuah metode yang berorintasi pada proses belajar mengajar. Shepherd (2000) mengemukakan bahwa problem solving adalah metode belajar di mana siswa dilatih memiliki kemampuan merumuskan permasalahan yang kompleks dan membuat sejumlah solusi untuk kemudian merefleksikan solusi tersebut dari berbagai sudut pandang.

Penggunaan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran menurut Sanjaya (2006:214) bertujuan agar siswa mampu berpikir kritis, sistematis, dan rasional untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data. Diharapkan melalui metode pembelajaran problem solving ini siswa akan belajar dengan baik di mana mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri solusinya. Pemahaman konsep akan dibentuk oleh siswa dalam bentuk apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka lakukan. Metode pembelajaran problem solving merupakan solusi bagaimana siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran di kelas.

Supardan (2008) menyatakan kajian sosiologi banyak menelaah fenomena-fenomena dalam masyarakat seperti norma-norma, kelompok-kelompok sosial, stratifikasi sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan. Dalam realita kehidupan sehari-hari kondisi real di masyarakat tidak sepenuhnya normal, hal ini disebut problema sosial. Soekanto (1986) menyatakan


(17)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8 bahwa kegunaan sosiologi secara praktis dapat berfungsi untuk mengetahui, mengidentifikasi, dan mengatasi masalah-masalah sosial.

Mengingat bahwa hasil belajar merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, maka perlulah penelitian terhadap pengaruh penggunaan metode pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu penelitian ini akan mengkaji tentang pengaruh penggunaan metode pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar siswa yang berupa kognitif maupun afektif pada mata

pelajaran sosiologi yang akan dilaksanakan di SMA di Kota Cimahi.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka permasalahan pada penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan pembelajaran problem solving mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di SMA Cimahi?

2. Apakah penggunaan pembelajaran problem solving akan mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran sosiologi di SMA Cimahi?

3. Apakah minat siswa memiliki pengaruh terhadap hasil belajar pada pelajaran sosiologi di SMA Cimahi?


(18)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9 4. Apakah penggunaan pembelajaran problem solving dan minat siswa

mempengaruhi terhadap hasil belajar pada pelajaran sosiologoi di SMA Cimahi

C. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan variabel yang dapat diukur serta memiliki indikator atau kriteria, dalam penelitian ini terdapat dua definisi operasional yaitu:

1. Pembelajaran problem solving (pemecahan masalah)

Pepkin (2004: 1), menyatakan bahwa pembelajaran problem solving adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada ketrampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas. Ketika dihadapkan dengan situasi pertanyaan, siswa dapat melakukan ketrampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, ketrampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir. problem solving merupakan representasi dimensi-dimensi proses yang alami, bukan suatu usaha yang dipaksakan. problem solving merupakan pendekatan yang dinamis, siswa menjadi lebih trampil sebab siswa mempunyai prosedur internal yang lebih tersusun dari awal.

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2006: 22). Hasil belajar kognitif dalam penelitian ini adalah pencapaian siswa dalam penguasaan materi atau konsep setelah


(19)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

10 melewati proses pembelajaran dalam bentuk prestasi belajar yang ditunjukkan dengan angka berupa nilai yang dicapai siswa dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang terdapat dalam tes pada pembelajaran sosiologi. Hasil belajar yang diukur adalah penguasaan materi dengan tes yang terdiri atas pilihan ganda.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Menemukan pengaruh penggunaan pembelajaran problem solving terhadap minat siswa terhadap pelajaran sosiologi.

2. Menemukan pengaruh penggunaan problem solving terhadap hasil belajar siswa 3. Menemukan pengaruh minat siswa terhadap pelajaran sosiologi terhadap hasil

belajar

4. Menemukan pengaruh penggunaan pembelajaran problem solving dan minat siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran sosiologi di SMA Cimahi

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan hasil belajar pelajaran sosiologi. Manfaat yang dipetik dari hasil penelitian antara lain:


(20)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

11 1. Sebagai pedoman bagi penulis tentang bagaimana cara menerapkan metode pembelajaran problem solving dalam pelajaran IPS khususnya mata pelajaran sosiologi untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Memberi masukan kepada stakeholder pendidikan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pendidikan mata pelajaran IPS, khususnya untuk mata pelajaran sosiologi.

3. Sebagai bahan masukan bagi guru IPS khususnya mata pelajaran sosiologi untuk menjadikan model pembelajaran problem solving dikembangkan dan ditetapkan dalam melaksanakan pembelajaran sosiologi

4. Membantu mengembangkan wawasan para pengawas dan perekayasa kurikulum di tingkat kabupaten dan kota tentang bagaimana menerapkan model pembelajaran problem solving dalam mata pelajaran IPS khususnya mata pelajaran sosiologi.

5. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran IPS khususnya mata pelajaran sosiologi

6. Memberikan kontribusi bagi guru IPS khususnya bagaimana cara menerapkan model pembelajaran problem solving dalam pelajaran sosiologi.


(21)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

12 Hipotesa penelitian ini adalah:

 Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran problem solving dengan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi pada SMA di kota Cimahi

 H1 = Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran problem solving dengan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi pada SMA di kota Cimahi

 Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran problem solving dengan hasil belajar pada SMA di kota Cimahi

 H1 = Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran problem solving dengan hasil belajar pada SMA di kota Cimahi

 Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara minat siswa terhadap pelajaran sosiologi dengan hasil belajar pada SMA di kota Cimahi

 H1 = Ada pengaruh yang signifikan antara minat siswa terhadap pelajaran sosiologi dengan hasil belajar pada SMA di kota Cimahi

 Ho= Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran problem solving dan minat siswa trehadap hasil belajar pada mata pewkajaran sosiologi di SMA Cimahi


(22)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

13

 H1= Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran problem solving dan minat siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran sosiologi di SMA Cimahi

G.Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian kuantitatif khususnya penelitian diskriptif korelasional. Data yang dikumpulkan merupakan data atau informasi mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini serta data pendukung lainnya yang dianggap relevan. Data yang dikumpulkan antara lain hasil belajar siswa berupa tes hasil belajar serta data angket minat siswa terhadap pelajaran sosiologi.

H.Lokasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kota Cimahi, populasi penelitian adalah siswa SMA Negeri 5 Cimahi dan SMA Negeri 1 Cimahi. Data diperoleh dari siswa kelas X ( SMA Negeri 1 Cimahi dan SMA Negeri 5 Cimahi) masing-masing dalam 2 kelas.

I. Alur Penelitian


(23)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

14 Menentukan Variabel

Memilih Masalah

Studi Pendahuluan

Merumuskan Masalah

Memilih Desain Penelitian Merumuskan Hipotesis

Mengumpulkan Data

Deskripsi Data

Analisis Data

Menentukan Sumber Data

Menarik Kesimpulan Menentukan Variabel

Memilih Masalah

Studi Pendahuluan

Merumuskan Masalah

Memilih Desain Penelitian Merumuskan Hipotesis

Mengumpulkan Data

Deskripsi Data

Analisis Data

Menentukan Sumber Data

Menarik Kesimpulan Menentukan Variabel

Memilih Masalah

Studi Pendahuluan

Merumuskan Masalah

Memilih Desain Penelitian Merumuskan Hipotesis

Mengumpulkan Data

Deskripsi Data

Analisis Data

Menentukan Sumber Data

Menarik Kesimpulan


(24)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(25)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

63

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah dalam mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisis, serta mengintepretasikan data. Hal ini sejalan dengan pendapat Winarno Surakhmad (1994:131) yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tentang hubungan antara pembelajaran problem solving dengan pengetahuan siswa dan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi sosiologi. Dengan kata lain, penelitian ini terfokus pada deskripsi hubungan antara pembelajaran problem solving dengan pengetahuan siswa dan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi sosiologi. Untuk tujuan penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang dipilih berhubungan dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional.

Nasir (2005:54) mengatakan bahwa metode desktiptif adalah metode dalam meneliti status kelompok, manusia, obyek, kondisi, sistim pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah


(26)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

64 membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Consuello G Savilla, (1993) mengemukakan bahwa melalui penelitian deskriptif korelasional dapat digunakan untuk memastikan kuat lemahnya hubungan variasi yang disebabkan oleh satu variabel dengan variabel yang lain. Penelitian deskriptif menitikberatkan tidak hanya pada upaya menemukan sebab dan akibat hubungan, tetapi juga menggambarkan variabel yang berperan dalam memberikan situasi atau keadaan, dan kadang-kadang juga untuk menggambarkan hubungan yang eksis di antara variabel-variabel tersebut.

Menurut Winarno Surakhmad, (1982) metode deskriptif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) memusatkan masalah pada pemecahan masalah yang aktual yang ada pada saat sekarang, 2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. Oleh karena itu metode ini sering disebut juga metode analistik, sedangkan untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan menggunakan pendekatan studi korelasi. Jadi penelitian deskriptif korelasional adalah penelitian yang menggambarkan atau mencari tingkat hubungan antara variabel yang satudengan variabel yang lainnya.


(27)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

65 Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu pembelajaran problem solving (X1) dan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi (X2) serta satu variabel terikat yaitu hasil belajar (Y). Variabel bebas (X1) dihubungkan dengan (X2). Masing-masing variabel bebas (X1) dan (X2) dihubungkan dengan variabel (Y) serta variabel bebas (X1) dan (X2) dihubungkan dengan variabel (Y). Keempat pola hubungan variabel tersebut merupakan konstelasi masalah dalam penelitian ini.

Sesuai dengan masalah yang diteliti, berikut ini penulis memperjelas variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian ini.Variabel bebas (Independent variabel) yang diangkat dalam penelitian ini berdasarkan pemikiran bahwa variabel tersebut akan besar kontribusinya terhadap variabel terikat (dependent variabel) yaitu hubungan antara pembelajaran problem solving (X1) dan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi (YX), sedangkan variabel terikatnya adalah meningkatkan hasil belajar (Y).

X2 X1

Y

Keterangan:

X1 : Pembelajaran problem solving

X2 : Minat siswa terhadap pelajaran sosiologi hasil belajar Y : Hasil belajar


(28)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

66

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sukmadinata (2008) adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian. Sedangkan Sugiyono (2006:117) mengatakan bahwa populasi sebagai “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan pengertian di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA di Kota Cimahi.

2. Sampel

Mengingat luasnya populasi maka populasi dalam penelitian ini maka diperlukan penarikan sampel. Suharsini Arikunto (1998:117) mengatakan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan Sugiyono (2006:118) mengatakan sampel adalah “ bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”. Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti hal ini disebabkan beberapa faktor seperti keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu peneliti diperkenankan


(29)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

67 mengambil sebagaian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil mewakili lainnya.

3. Teknik Sampling

Sukmadinata (2008:251) yang membedakan populasi ke dalam dua kelompok yaitu populasi terukur dan populasi target. Populasi terukur adalah populasi yang secara riil dijadikan dasar dalam penentuan sampel dan secara langsung menjadi lingkup sasaran keberlakuan kesimpulan. Populasi target adalah populasi yang dengan alasan kuat memiliki kesamaan karakteristik dengan populasi terukur. Berhubung subjek penelitiannya siswa, sedangkan siswa-siswa tersebut sudah dikelompokkan ke dalam kelas-kelas tertentu, maka pengacakan sampel hanya bisa dilakukan terhadap kelas bukan terhadap siswa. Berdasarkan pertimbangan keefektifan jadwal pelajaran dan jumlah jam pertemuan tiap minggunya, juga guru pengajar, maka dipilihlah dua kelas dari tingkat X untuk dijadikan sampel penelitian.

Mengacu pendapat-pendapat di atas maka yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa SMA di Kota Cimahi, sedangkan subjek terukurnya adalah seluruh siswa SMAN 1 Cimahi dan siswa SMAN 5 Cimahi yang berjumlah 1634 siswa yang dipilih secara random, subjek sampel yang diambil secara acak adalah dua kelas dari kelas X SMAN 1 dan dua kelas X dari SMAN 5 Cimahi.

Sedangkan yang akan menjadi obyek penelitian adalah populasi terjangkau yaitu kelas X SMA Negeri I dan kelas X SMA Negeri 5 Kota Cimahi sejumlah 656 siswa terdiri dari (SMA Negeri I berjumlah 336 siswa X 25 % = 84 siswa)


(30)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

68 dan (SMA negeri 5 berjumlah 320 siswa X 25% = 80 siswa), jadi sampel penelitian ini ada 164 siswa kelas X (masing-masing sekolah terdiri dari dua kelas).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini terdiri dari tes prestasi belajar sosiologi dengan menggunakan tes tertulis tentang pokok bahasan sosiologi dipelajari. Kemudian angket tentang kinerja guru dengan menggunakan pembelajaran problem solving, dan angket tentang minat siswa terhadap pelajaran sosiologi. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan yaitu:

1. Persiapan

Pada tahap ini dipersiapkan dua perangkat kuesioner dan satu perangkat tes hasil belajar untuk siswa berupa tes materi sesuai dengan KD yang telah ditentukan. Waktu pengisian kuesioner telah disepakati antara guru pembimbing dengan peneliti.

2. Pengisian Kuesioner

Pengisian kuesioner dilakukan dalam dua tahap, pertama mengisi kuesioner pembelajaran problem solving dan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi yang memerlukan waktu kurang lebih 50 menit, kemudian dilanjutkan untuk mengisi tes hasil belajar sosiologi kelas X selama kurang lebih 40.


(31)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

69 Penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian yaitu pembelajaran problem solving (X), minat siswa terhadap pelajaran sosiologi (Y1), dan hasil belajar (Y2). Untuk mendapatkan data tentang pembelajaran problem solving dengan angket yang diisi siswa untuk menilai pembelajaran problem solving yang diberikan guru. Sedangkan hasil belajar sosiologi digunakan tes prestasi belajar yang instrumennya dibuat oleh peneliti. Minat siswa terhadap pelajaran sosiologi digunakan kuesioner untuk siswa.

1. Hasil belajar

a. Definisi Konseptual

Prestasi belajar sosiologi adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti mata pelajaran sosiologi di bidang kognitif.

b. Definisi Operasional

Pengetahuan sebagai hasil belajar siswa adalah skor yang diperoleh dari tes hasil belajar sosiologi yang berbentuk pilihan ganda yang mencakup pokok bahasan nilai dan norma sosial.

c. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen penelitian variabel pengetahuan siswa dilakukan dengan menggunakan tes yang berkaitan dengan materi pelajaran sosiologi. Materi yang


(32)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

70 diuji coba instrumen prestasi belajar sosiologi yaitu materi kelas X pada pokok bahasan Nilai dan Norma Sosial.

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar

No Aspek Indikator Nomor Soal

1. Macam-macam nilai sosial dan penerapannya di masyarakat

 nilai sosial dominan

 nilai sosial mendarahdaging  nilai sosial-nilai sosial

berdasarkan sifatnya

 nilai-nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari

1, 2, 3 4, 5, 6, 7 8, 9, 10, 11 12, 13, 14, 15 2. Macam-macam

norma dan

penerapannya di masyarakat

 norma yang dilihat dari sanksinya

 norma yang dilihat dari sumbernya

 norma sosial dalam kehidupan sehari-hari

16, 17, 18, 19 20, 21, 22

23, 24, 25, 26, 27

3. Fungsi nilai sosial

 menerangkan fungsi-fungsi nilai sosial

 memberikan contoh fungsi-fungsi nilai sosial

28, 29, 30, 31 32, 33, 34, 35 4. Fungsi norma

sosial

 menerangkan fungsi-fungsi norma sosial

 memberikan contoh fungsi-fungsi norma sosial

36, 37, 38 39, 40

d. Kalibrasi Instrumen

Data dikumpulkan dan dianalisa melalui penggunaan instrumen penelitian yang sudah diujicobakan. Kegiatan uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

1) Validitas tes

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas tes


(33)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

71 yang digunakan adalah validitas isi (content validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity) untuk mengetahui uji validitas isi tes dilakukan penelaahan (judgement) terhadap butir-butir soal yang dipertimbangkan oleh satu orang guru dan satu orang widyaiswara LPMP Jawa Barat. Sedangkan untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria digunakan uji statistik dengan menggunakan ANATES versi 4.0.2.

Penghitungan validitas diatas dengan program anates dinyatakan valid bila memiliki nilai dalam batas signifikansi dibawah ini:

Tabel 3.2 Batas Signifikansi Koefisien Korelasi

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228


(34)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

72 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

Dari hasil penghitungan terhadap 40 butir soal yang diujicobakan, maka soal yang tidak valid disisihkan. Butir soal yang valid berjumlah 34 soal, sedangkan yang tidak valid berjumlah 6 soal.

2) Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan konsistensi alat yang digunakan. Arikunto (2003:154) mengatakan bahwa reliabilitas merujuk pada keterandalan sesuatu (tes). Suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut membentuk hasil yang tetap. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini dengan menggunakan anates. Adapun tolak ukur untuk mengintepretasikan derajad reliabilitas instrumen yang diperoleh sesuai dengan tabel berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,80<r≤1,00 sangat tinggi 0,60<r≤0,80 tinggi

0,40<r≤ 0,60 cukup

0,20<r≤ 0,40 rendah

0,00<r≤ 0,20 sangat rendah


(35)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

73 Hasil penghitungan reliabilitas soal melalui komputer program anates versi 4.0.2 didapat angka reliabilitas sebesar 0,73. Berdasarkan tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa butir soal yang diujikan memiliki reliabilitas tinggi karena berada pada rentang 0,60 – 0,80.

3) Daya pembeda

Syamsu Basri Munaf (2001:21) menyatakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (menguasai materi yang ditanyakan) dengan peserta didik yang kurang pandai (belum menguasai materi yang ditanyakan). Untuk menghitung daya pembeda soal dengan menggunakan ANATES versi 4.0.2. Kriteria yang digunakan untuk mengintepretasikan daya pembeda yang diperoleh sesuai dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4

Intepretasi Daya Pembeda

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,71≤r<1,00 Baik sekali 0,41≤r<0,70 Baik

0,21≤r< 0,40 cukup

0,00≤r< 0,20 rendah


(36)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

74 Hasil penghitungan 40 butir soal yang diujikan menunjukkan terdapat 1 soal baik sekali, 18 soal baik, 16 soal cukup, dan 5 soal rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

4) Tingkat Kesukaran

Perhitungan tingkat kesukaran ini dimaksudkan untukmengetahui sukar atau mudahnya soal yang digunakan. Soal yang baik tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dengan menggunakan ANATES. Adapun kriteria yang digunakan untuk mengintepretasikan indeks tingkat kesukaran sesuai tabel berikut:

Tabel 3.5

Intepretasi Indeks Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran

0 – 0,3 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1 Mudah

(Syamsu Basri Munaf:2001:63) Hasil penghitungan butir soal menunjukkan dari 40 soal yang diujikan terdapat 7 butir soal sukar, 27 butir soal sedang dan 6 butir soal mudah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran


(37)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

75 Kriteria pemilihan soal yang digunakan merujuk pada kriteria menurut Surapranata (2004: 47) yaitu:

Tabel 3.6 Kriteria Pemilihan Soal

Kriteria Koefisien Keputusan

Tingkat kesukaran 0,30 s.d 0,70 0,10 s.d 0,29 Atau

0,70 s.d 0,90 <0,10 dan >0,90

Diterima

Direvisi

Ditolak Daya Pembeda >0,30

0,10 s.d 0,29 <0,10

Diterima Direvisi Ditolak

Berdasarkan kriteria di atas maka terpilih 34 soal dan 6 soal dibuang yaitu nomor-nomor 3, 9, 12, 21, 22, dan 34. Hal ini dikarenakan hasil uji validitas korelasinya tidak signifikan (kurang dari 0,304) maka keenam soal harus dibuang. Sedangkan ada 9 soal direvisi karena terlalu mudah dan teralu sukar (0,10 s.d 0,29 atau 0,70 s.d 0,90) yaitu nomor 7, 8, 16, 17, 18, 27, 28, 36, dan 40. Untuk lebih jelasnya lihat lampiran.

2. Instrumen Minat Siswa Terhadap Pelajaran Sosiologi

a. Definisi Konseptual

Gie (1998) mengatakan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.


(38)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

76 Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.

Minat siswa dapat dilihat dari sikap terhadap pelajaran sosiologi dengan indikator menunjukkan sikap positif terhadap pelajaran sosiologi serta menunjukkan kesungguhan dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, sikap siswa terhadap pembelajaran problem solving dengan indikator menunujukkan sikap positif terhadap pembelajaran problem solving dan bagaimana peran guru dalam pembelajaran, dan sikap siswa terhadap tes yang diberikan dengan indikator menunjukkan sikap apresiasi terhadap tes yang diberikan.

b. Definisi Operasional

Minat siswa terhadap pelajaran sosiologi dapat diukur melalui penggunaan seperangkat instrumen yang disusun berdasarkan dimensi dan indikator yang berkenaan dengan memahami sikap terhadap pelajaran sosiologi, sikap siswa terhadap pembelajaran problem solving, dan sikap siswa terhadap tes.

c. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.7.

Minat Siswa terhadap Pelajaran Sosiologi


(39)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

77

No Aspek Indikator Nomor Pernyataan

1. Rajin belajar  Sebelum pelajaran sosiologi diajarkan, siswa telah

mempersiapkan diri  Membaca buku-buku

yang terkait dengan pelajaran sosiologi

1,2,3,4,5

6,7,8 2. Mempelajari

sosiologi dengan sungguh-sungguh

 Siswa berkonsentrasi penuh dalam

pelajaran sosiologi di kelas

 Mencatat hal-hal yang dianggap perlu atau penting

9,10

11, 12,13 3. Senang mengikuti

pelajaran sosiologi

 Pelajaran sosiologi menjadi favorit siswa

 Pelajaran sosiologi bukanlah pelajaran yang membosankan

14,15,16

17,18,19

4. Adanya daya tarik dari pelajaran sosiologi

 Fenomena sosial menarik untuk dipelajari

 Fenomena sosial penting untk diketahui

20,21

22,23

Pertanyaan untuk mengukur instrumen penelitian pada variabel (Y2), minat siswa terhadap pelajran sosiologi pada penelitian ini menggunakan skala likert dengan empat pilihan yaitu: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, dan STS = sangat tidak setuju

Alasan digunakan skala likert ini karena dianggap sebagai alat penelitian yang telah banyak digunakan dalam penelitian sosial. Skala Likert dinilai lebih mudah membuatnya dan lebih baik dibandingkan dengan skala lain. Selain itu


(40)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

78 skala likert mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan skala lain pada item yang sama.

d. Kalibrasi Instrumen 1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur itu untuk mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun,2007:124). Jadi apabila peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.

Selanjutnya uji validitas dilakukan dengan mengikuti tata cara sebagai berikut:

 Menghitung skor variabel dari skor butir, dengan jumlah dari skor butir merupakan skor variabel

 Menghitung koefisien korelasi sederhana antara skor butir X dengan skor variabel Y

Menurut Sugiyono (1999) perhitungan koefisien korelasi menggunakan rumus koefisien internal (rit) Pearson Product Moment.

rit = n (ΣXY) –(ΣX).(XY)

√{n.ΣX2

-(ΣX)2}.{nΣY2-(ΣY)2} Keterangan:

rit = koefisien korelasi internal

n = jumlah sampel X = skor pertanyaan


(41)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

79 Y = jumlah skor pertanyaan tiap responden

 Membandingkan koefisien korelasi terhitung rhitung dengan koefisien

korelasi tabel rtabel dengan (significan level) α = 0,05

Dengan membandingkan nilai rit dengan rtabel maka akan diperoleh

instrumen penelitian ysng berupa pernyataan yang sudah dinyatakan valid sebagai alat pencari data (instrumen penelitian)

Hasil pengujian statistik SPSS 17 adalah sebagai berikut dari 23 pernyataan yang valid ada 21 pernyataan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten dalam mengungkapkan gejala tertentu dari kelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu-waktu yang berbeda. Penelitian ini akan menggunakan tes belah dua atau split half method dari Spearman Brown:

 Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam penelitian ini cara yang diambil berdasarkan nomor awal-akhir atau ganjil-genap. Nomor awal atau ganjil sebagai belahan pertama dan nomor akhir atau genap sebagai belahan kedua.

 Skor masing-masing tiap belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden yaitu skor total belahan pertama dan skor belahan kedua.


(42)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

80  Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan teknik korelasi rang spearman (spearman‟s rho) dengan rumus:

rs= Σ x² + Σ y² - Σ di² (Sidney Siegel 1992:256)

2√Σ x². Σ y²

Untuk menguji koefisien reliabilitas instrumen digunakan rumus Spearman-Brown. Adapun rumus Spearman-Brown adalah:

r11 = 2 x r 1/2 1/2

1 + r 1/2 1/2

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas instrumen

r1/2 1/2 = reliabiltas ½ instrumen

Hasil perhitungan diatas kemudian dibandingkan dengan tabel interpretasi dengan nilai r pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Nilai koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas 0,000 – 0,199

0,200 – 0,399 0,400 – 0,599 0,600 – 0,799 0,800 – 1,00

Sangat Rendah Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat Sumber: Suharsini Arikunto (1995)

Penghitungan reliabilitas butir pernyataan instrumen pembelajaran problem solving dengan alpha melalui program SPSS 17 for windows. Koefisien


(43)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

81 alpha untuk instrumen ini dapat dilihat dari skala statistik out put SPSS 17 berikut ini:

Tabel 3.9. Reliabilitas Butir Pernyataan Minat Siswa terhadap Pelajaran Sosiologi Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.788 .781 23

Pada tabel 3.9 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach„s Alpha adalah 0,788 artinya nilai reliabilitas butir pernyataan instrumen adalah 0,788. Berdasarkan kriteria tingkat reliabilitas, bahwa nilai reliabilitas berada pada rentangan 0,600 – 0,799 (lihat tabel 3.8), maka dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang kuat. Oleh karena itu pernyataan instrumen pembelajaran problem solving dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang kuat karena memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,788.

3. Instrumen Pembelajaran Problem Solving

a. Definisi Konseptual

Pembelajaran problem solving adalah yang metode pembelajaran yang mengembangkan wawasan baru dan proses berpikir melalui belajar aktif dengan cara melakukan investigasi, berhubung pembelajaran problem solving diterapkan


(44)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

82 pada mata pelajaran sosiologi maka pembelajaran problem solving dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat.

Pembelajaran problem solving dapat dilihat dari aspek pembukaan (guru membuka pembelajaran) dengan indikator sebagai berikut menanyakan kesiapan kelas, mengulas materi sebelumnya, menjelaskan aturan main dari pembelajaran problem solving, dan membentuk kelompok; aspek inti dengan indiktor sebagai berikut: mengklarifikasi masalah, penyampaian gagasan, evaluasi dan seleksi, dan implementasi; aspek penutup dengan indikator pemantapan materi

b. Definisi Operasional

Pembelajaran problem solving adalah metode pembelajaran yang dipakai guru dalam menyampaikan materi sosiologi di kelas yang diukur melalui penggunaan seperangkat instrumen yang disusun berdasarkan dimensi dan indikator yang berkenaan dengan memahami pembelajaran problem solving yaitu pembuka, inti, dan penutup.

c.Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.10. Instrumen Pembelajaran Problem Solving

No Aspek Indikator Nomor Soal

1. Orintasi siswa pada masalah

- Menjelaskan tujuan pembelajaran

- Menjelaskan logistik yang dibutuhkan

- Mengajukan fenomena sosial untuk memunculkan masalah

1, 2, 3 4, 5, 6, 7 8, 9, 10


(45)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

83 - Membentuk kelompok,

tiap kelompok terdiri atas 4 – 5 siswa

2. Merumuskan masalah - Guru memberikan masalah

- Guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok tentang konsep awal tentang masalah

- Guru membantu siswa dalam menyusun draft atau hakekat masalah

14, 15, 16, 17, 18 19, 20

21, 22, 23, 24

3. Merumuskan hipotesa - Guru membantu siswa dalam menentukan jawaban sementara

- Hipotesa berdasarkan data awal yang dimiliki

25, 26, 27 28, 29, 30

4. Mengumpulkan data - Guru mendorong siswa untuk menggali data sebagai bahan pembuktian hipotesa

- Guru mendorong siswa untuk mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesa

31, 32, 33, 34

35, 36

5. Pembuktian hipotesa - Guru membimbing siswa dalam menelaah data - Menganalisis data

- Menghubungkan antar data

- Terampil dalam

mengambil keputusan - Menyimpulkan

37, 38, 39 40, 41, 42 43, 44 45, 46, 47 48, 49, 50 6. Memilih alternatif

pemecahan masalah dan membuat laporan

- Guru membimbing siswa dalam memilih alternatif penyelesaian masalah - Menilai alternatif

pemecahan masalah - Memperhitungkan akibat

dari alternatif pemecahan masalah yang diambil - Guru membantu secara

teknis penulisan laporan

51, 52

53, 54, 55 56, 57


(46)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

84 7. Menganalisis dan

mengevaluasi proses

- Guru membantu siswa melakukan refleksi

- Guru melakukan evaluasi terhadap penyelidikan siswa

- Guru melakukan evaluasi tehadap proses-proses yang telah dilaksanakan siswa

60, 61, 62 63, 64

65, 66, 67, 68, 69, 70

Pertanyaan untuk mengukur instrumen penelitian menggunakan skala likert dengan empat pilihan yaitu: SS = sangat sering, S = sering, J = jarang, dan TP = tidak pernah.

Alasan digunakan skala likert ini karena dianggap sebagai alat penelitian yang telah banyak digunakan dalam penelitian sosial. Skala Likert dinilai lebih mudah membuatnya dan lebih baik dibandingkan dengan skala lain. Selain itu skala likert mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan skala lain pada item yang sama.

e. Kalibrasi Instrumen 1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur itu untuk mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun,2007:124). Jadi apabila peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.

Selanjutnya uji validitas dilakukan dengan mengikuti tata cara sebagai berikut:


(47)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

85  Menghitung skor variabel dari skor butir, dengan jumlah dari skor butir

merupakan skor variabel

 Menghitung koefisien korelasi sederhana antara skor butir X dengan skor variabel Y

Menurut Sugiyono (1999) perhitungan koefisien korelasi menggunakan rumus koefisien internal (rit) Pearson Product Moment.

rit = n (ΣXY) –(ΣX).(XY)

√{n.ΣX2

-(ΣX)2}.{nΣY2-(ΣY)2} Keterangan:

rit = koefisien korelasi internal

n = jumlah sampel X = skor pertanyaan

Y = jumlahskor pertanyaan tiap responden

 Membandingkan koefisien korelasiterhitung rhitung dengankoefisien

korelasi tabel rtabel dengan (significan level) α = 0,05

Dengan membandingkan nilai rit dengan rtabel maka akan diperoleh

instrumen penelitian ysng berupa pernyataan yang sudah dinyatakan valid sebagai alat pencari data (instrumen penelitian)

Hasil pengujian statistik SPSS 17 adalah sebagai berikut dari 70 pernyataan, terdapat 55 pernyataan yang valid, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41,


(48)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

86 42, 44, 45, 46, 47, 48, 51, 53, 54, 56, 57, 59, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69. Untuk lebih jelasnya dapat melihat lampiran.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten dalam mengungkapkan gejala tertentu dari kelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu-waktu yang berbeda. Penelitian ini akan menggunakan tes belah dua atau split half method dari Spearman Brown:

 Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam penelitian ini cara yang diambil berdasarkan nomor awal-akhir atau ganjil-genap. Nomor awal atau ganjil sebagai belahan pertama dan nomor akhir atau genap sebagai belahan kedua.

 Skor masing-masing tiap belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden yaitu skor total belahan pertama dan skor belahan kedua.

 Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan teknik korelasi rang spearman (spearman‟s rho) dengan rumus:

rs= Σ x² + Σ y² - Σ di² (Sidney Siegel 1992:256)

2√Σ x². Σ y²

Untuk menguji koefisien reliabilitas instrumen digunakan rumus Spearman-Brown. Adapun rumus Spearman-Brown adalah:


(49)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

87 r11 = 2 x r 1/2 1/2

1 + r 1/2 1/2

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas instrumen

r1/2 1/2 = reliabiltas ½ instrumen

Hasil perhitungan diatas kemudian dibandingkan dengan tabel interpretasi dengan nilai r pada tabel 3.8

Penghitungan reliabilitas butir pernyataan instrumen pembelajaran problem solving dengan alpha melalui program SPSS 17 for windows. Koefisien alpha untuk instrumen ini dapat dilihat dari skala statistik out put SPSS 17 berikut ini:

Tabel 3.11. Reliabilitas Butir Pernyataan Pembelajaran problem solving Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.904 .900 70

Pada tabel 3.11 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach„s Alpha adalah 0,904 artinya nilai reliabilitas butir pernyataan instrumen adalah 0,904. Berdasarkan kriteria tingkat reliabilitas, bahwa nilai reliabilitas berada pada rentangan 0,800 – 1 (lihat tabel 3.8), maka dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang sangat kuat. Oleh karena itu pernyataan instrumen pembelajaran problem solving dalam


(50)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

88 penelitian ini memiliki reliabilitas yang sangat kuat karena memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,904.

F. Analisis

1. Prosedur Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 Menentukan skor dari masing-masing jawaban responden dengan memberikan bobot skor (bobot tertinggi = 4 dan terkecil = 1). Skala yang digunakan dalam penelitian untuk pembobotan item kuesioner adalah menggunakan skala Likert dengan bobot 1, 2, 3, dan 4.

 Menentukan skor nilai tes pengetahuan, masing-masing nomor soal memiliki bobot nilai 1.

 Semua data yang terkumpul dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 Data mentah yang diperoleh, dianalisis dengan bantuan SPSS 17 for windows untuk mendapatkan mean, median, modus, standard deviarion, variance, skewness, kurtosis, range, nilai minimum dan maksimum. Selanjutnya data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel dan histogram.

 Pengujian persaratan meliputi uji normalitas dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis serta Kolmogorov-Smirnov dengan taraf


(51)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

89 signifikansi α = 0,05 bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berdistribusi normal.

 Pengujian asumsi model regresi yang terdiri dari atas:

- Pengujian heteroskedastisitas yaitu variansi residual yang tidak konstan pada regresi sehingga akurasi prediksi menjadi meragukan. Suatu regresi dikatakan terdeteksi heteroskedastisitas apabila digram pancarnya membentuk pola tertentu

- Pengujian multikolinieritas terjadi apabila pada variabel-variabel bebas saling berkorelasi kuat satu sama lain. Suatu model regresi terdeteksi multikolinieritas apabila nilai VIF atau nilai tolerancenya menjauhi angka 1

- Pengujian autokorelasi

Model regresi yang terdeteksi autokorelasi dapat menyebabkan terjadinya bias interval kepercayaan penerapan uji F dan uji t. Model regresi yang terdeteksi autokorelasi dapat dilihat dari besarnya D-W.

- Pengujian linearitas

Pengujian uji linearitas dimaksudkan untuk melihat setiap kenaikan skor variabel independen diikuti oleh kenaikan skor variabel dependent.

2. Pengujian Hipotesa

Untuk menguji hipotesis, maka langkah yang ditempuh sebagai berikut:  Menganalisis hubungan antar variabel pembelajaran problem solving,


(52)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

90 menggunakan analisis korelasional parsial (a, b dan c) dan korelasi ganda (d) yaitu:

a. Hubungan antara pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar (X1 dengan Y)

b. Hubungan antara pembelajaran problem solving terhadap minat siswa terhadap (X1 dengan X2)

c. Hubungan antara minat siswa terhadap hasil belajar (X2 denganY)

d. Hubungan antara pembelajaran problem solving terhadap pengetahuan siswa dan aktivitas berpikir kritis secara bersama-sama (X1 dan X2 dan Y)

Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama.

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut: H0 : ρy = 0

H1 : ρy > 0 Keterangan

H0 : Hipotesa nol H1 : Hipotesa Alternatif


(53)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(54)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

143

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV dan temuan selama peneltian pengaruh pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah:

 Uji korelasi antara metode pembelajaran problem solving dengan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi menunjukkan adanya hubungan positif diantara keduanya. Oleh karena itu peranan metode pembelajaran problem solving sangat penting dalam meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi. Lebih lanjut melalui uji regresi dapat diketahui bahwa metode pembelajaran problem solving mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran sosiologi, jadi ada pengaruh positif yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran problem solving dengan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi.

 Uji korelasi antara metode pembelajaran problem solving dengan hasil belajar menunjukkan adanya hubungan positif diantara keduanya. Oleh karena itu peranan metode pembelajaran problem solving sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan sebagai hasil belajar. Lebih lanjut melalui uji


(55)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

144 regresi dapat diketahui bahwa metode pembelajaran problem solving mempengaruhi pengetahuan sebagai hasil belajar, jadi ada pengaruh positif yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran problem solving dengan pengetahuan sebagai hasil belajar.

 Uji korelasi antara minat siswa terhadap pelajaran sosiologi dengan hasil belajar menunjukkan adanya hubungan positif diantara keduanya. Oleh karena itu peranan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi cukup penting dalam meningkatkan hasil belajar. Lebih lanjut melalui uji regresi dapat diketahui bahwa minat siswa terhadap pelajaran sosiologi mempengaruhi pengetahuan sebagai hasil belajar meskipun kecil, jadi ada pengaruh positif yang signifikan antara minat siswa terhadap pelajaran sosiologi dengan hasil belajar.

 Uji korelasi antara pembelajaran problem solving dan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi dengan hasil belajar menunjukkan adanya hubungan positif diantara keduanya. Oleh karena itu peranan pembelajaran problem solving dan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi cukup penting dalam meningkatkan hasil belajar. Lebih lanjut melalui uji regresi dapat diketahui bahwa pembelajaran problem solving dan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi mempengaruhi pengetahuan sebagai hasil belajar cukup besar, dengan demikian ada pengaruh positif yang signifikan antara pembelajaran problem solving dan minat siswa terhadap pelajaran sosiologi dengan hasil belajar.


(1)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

148

Dimyati dan Mulyono. 1997. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Duch, Barbara J. (1995). Problem-based Learning. [online]. Tersedia. http://www.udel.edu/pbl/cte/spr96-edit.html (23 Desember 2009)

Dwi Narwoko, J. Dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana

Engel, J. (1991). “Not Just a Method But a Way of Learning”. Dalam Bould and

Felleti. (1991). The Challenge of Problem-Based Learning. New York: St.

Martin’s Press.

Fajar, Malik. (1998). Visi Pembaharuan Pendidikan. Jakarta : LP3NI.

Furchan, Arif. (2007). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Gagne. (1985). The Condition of Learning and Theory of Instruction (4 th edition). New York: Holt, Reinhart and Winston.

Gie, The Liang. 1998. Cara Belajar yang Efissien. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.

Hamalik, Oemar. (1980). Sistem Pengelolaan Kelas: Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Martiana.

Hamalik,Oemar. (2008). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hasan, Hamid. (1996). Pendidikan IPS Buku 1 dan 2. Bandung: Jurusan Sejarah

FPIPS IKIP Bandung.

Hendrayati, Yayang. (2008). Pengaruh Penerapan Konsep Man Acological Dominan melalui Pendekatan Problem Solving pada Pembelajaran Geografi. Tesis SPS UPI: tidak diterbitkan.

Hudoyo. (2003), Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional.


(2)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

149

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Jarolimek, J. dan Skill (1993). Social Studies in Elementary Education. New York : Mc.Millan Publishing.

Killen, Roy. (1998). Effective Teaching Strategis: Lesson from Research and Practice. (2 nd. Edition). Wenworth Falls, Australi: Science Press.

Lipman, Matthew. (1988). Philosophy Goes to School. Philadelphia: Philadelphia Temple University.

Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Montgomery, et.al. (1999). Case and Problem Based Learning Processes. [Online]. Tersedia. http://www.okstate.edu. (3 April 2010)

Nasir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nasution S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution S, (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi aksara.

Nurhadi, dkk (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Malang: UM Press.

Pepkin, K.L. 2004. Creative Problem Solving in Math. [Online]. Tersedia. http://www.uh.edu/hti/cu/2004/v02/04.htm (3 April 2010)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Perdue, Williem D. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology. Palo Alto, CA: Mayfield Publishing Company.


(3)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

150

Purba, Janulis. (2000). Pemecahan Masalah dan Penggunaan Strategi Pemecahan Masalah. Bandung: Invoteck

Rafiudin, La Ode. (1999). Penerapan Metode Pemecahan Masalah dalam Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam PBM PIPS Di Sekolah Dasar. Tesis PPS IKIP Bandung

Ratnasari. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Peningkatan hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah (Studi Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa SMA Negeri 20 Kota Bandung). Tesis SPS UPI: tidak diterbitkan.

Rhem, J. (1998). Problem-Based Learning: an Introduction. [Online]. Tersedia. http://ntlf.com/html/9812/pbl. (4 Desember 2009)

Rois. (2002). Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPS melalui Isu-Isu Kemayarakatan. Tesis PPS UPI: tidak diterbitkan. Rusmadi. (2009). Pengembangan Metode pembelajaran berbasis masalah untuk

Meningkatkan Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Penelitian dan Pengembangandalam Rangka Memecahkan Masalah pada Madrasah Tsanawaiyah di Banjarmasin. Tesis SPS UPI: tidak diterbitkan.

Rustini, Tin. (2005). Langlah-Langkah Pemecahan Masalah dalam Soal Cerita untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VI SD. Tesis SPS UPI: tidak diterbitkan.

Sadirman. (1998). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sadulloh, Uyoh. (2004) . Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Salmiah. Tanpa tahun. Kajian Berbasis Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi

Peserta Diklat Guru Mata Pelajaran Agama Islam pada Madrasah

Ibrtidaiyah. [online]. Tersedia.

http://sumut.kemenag.go.id/file/file/KAJIANPENILAIANBERBASISK ELAS/ehwx1330930669.pdf (17 Maret 2012)


(4)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

151

Samford, University. (2004). Problem-Based Learning. [online]. Tersedia. http://www.samford.edu/pbl/res/newsletters.html (3 April 2010)

Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran (Berorintasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sasmoko. (2004). Metode Penelitian. Jakarta: FKIP UKI dan PPS

Sellwood. (1989). “The Role Problem Solving in Developing Thinking Skills”. The Technology Teacher, 49 (3): 3-10

Setyosari. (2001). Rancangan Pembelajaran. Malang:Elang Mas.

Shepherd, G. (2000). The Probe Method: A Through Investigate Approach to Learning. [Online]. Tersedia. http://www.unca.edu/edtech/probe2.htm. (3 April 2010)

Sholahudin, Dudi. (2008). Pengaruh Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi. (Suatu Penelitian Eksperimen Pada Siswa SMA PGRI Singaparna Kabupaten Tasikmalaya). Tesis SPS UPI: tidak diterbitkan.

Singal, Albert Richard. (2005). “Kemampuan Menerapkan Metode Problem Solving dalam Proses Belajar Mengajar IPS”. Didaktika (Jurnal Pendidikan Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran) Volume 6 Nomor 1, Januari 2005.

Singarimbun, Masri (ed.). (2008). Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES Singer,R.N. 1972. The psychomotor domain: Movement behavior. London: Henry Kimton Publisher.

Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Bina Aksara

Soekanto, Soerjono. (1986). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali. Soekanto, Soerjono. (2003) Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo.


(5)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

152

Somantri, M.Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : PPS-UPI dan PT. Remadja Rosda Karya.

Sudjana, Nana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan kesebelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Program Pascasarjana UPI dan Remaja Rosdakarya.

Sunarto, Kamanto. (1989). “Sosiologi”, dalam Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial di

Indonesia sampai Dekade ’80-an. Jakarta: Rajawali Pers

Sunarto, Kamanto. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI Supardan, Dadang. (2008). Pengantar Ilmu Sosial (Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural). Jakarta: Bumi Aksara.

Surapranata, Sumarna. (2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya Surya, Muhammad. (2004). Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung:

Pustaka Bani Qurasy.

Syah, Darwyan; Supardi; dan Abdul Aziz Hasibuan. (2007). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Syamsudin, M. Abin. (1983). Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Martiana Thomas, M. (2003). Teaching and Learning through Problem Solving. [online].

Tersedia. http://globalcrisis.info/teachproblemsolving.html. (4 Desember 2009)

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorintasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Jakarta.


(6)

Usman Effendy, 2012

Kontribusi Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi

: Studi Diskriptif Korelasional pada Siswa SMA di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

153 http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosial (14 Maret 2012)

http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi (14 Maret 2012) http://id.wikipedia.org/wiki/Norma_sosial (14 Maret 2012) Winkel, W. S. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Witherengton H.C. terjemahan M. Buchori (1985). Psikologi Pendidikan. Bandung: Jemars


Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPU

0 3 99

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN IPA BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Pengaruh Pembelajaran Problem Solving Pada Mata Pelajaran Ipa Biologi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Polanharjo Klaten Semester Gena

0 3 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Matematika Di Sma N 2 Boyolali.

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Matematika Di Sma N 2 Boyolali.

0 1 12

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI: survey pada siswa kelas xi ips sma negeri se-kota cimahi.

0 0 43

HUBUNGAN PENGGUNAAN LKS (LEMBAR KERJA SISWA) DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI KOTA CIMAHI.

0 1 47

1 PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP FISIKA DI SMA

0 0 69

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKONOMI DI SMA BATIK 2 SURAKARTA

0 0 16