PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS X SMK NEGERI 11 BANDUNG No Panggil SPKR AGU p-2012.

(1)

Aisyah Agustiani, 2012

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiman, Arief. (2004). Panduan Praktis Mengetes IQ Anak Anda. Bandung: Alfabeta Bandung.

Bungin, Burhan. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.

Daniel, Moehar. (2003). Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Medan: PT Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Goleman, Daniel. (1999). Working With Emotional Intelligence (terjemahan).

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gulo, Dali. (1982). Kamus Psychologi. Bandung: Tonis.

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hariwijaya, M. (2005). Tes Inteligensi (Cara Akurat Mengukur Kecerdasan

Intelektual Anda). Yogyakarta: CV Andi Offset. Hude, M. Darwis. (2006). Emosi. Jakarta: Erlangga.

Liptak, John. (2007). Tes IQ (Keterampilan Hidup). Jakarta: PT Indeks.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


(2)

Aisyah Agustiani, 2012

Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka Saputra. (2009). Manajemen Emosi (Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup). Jakarta: Bumi Aksara.

Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Materi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. ---. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Muhidin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Andhika Utama.

Stein, Robert J. 2010. Tes EQ (20 Tes Mandiri untuk Mengetahui dan Memaksimalkan Potensi EQ Anda). Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Sudjana. (2003). Teknis Analisia Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.

---. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Bandung.

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ---. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Uno, B Hamzah. (2010). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sumber Dari Internet:

Amin. (2011). Intelligence. [online]. Tersedia: http://amin-intelligence.blogspot.com/2011_06_01_archive.html. 21 februari 2012. Sumber Dari Skripsi:

Trihandini, R.A Fabiola Meirnayati. (2005). “Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Hotel Horison Semarang”. Tesis. Semarang: UNDIP


(3)

Aisyah Agustiani, 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).

Jadi jelaslah pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20/ 2003.

Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya.


(4)

Aisyah Agustiani, 2012

Prestasi belajar menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 198), “Prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukkan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif”.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Pasal 15 yang menyebutkan bahwa “Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Dengan demikian para siswa SMK sudah seharusnya memiliki kompetensi yang optimal guna mempersiapkan diri untuk dapat terjun langsung di dunia kerja.

SMK Negeri 11 Bandung sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan memiliki tanggung jawab yang sama untuk dapat mengoptimalkan bakat dan kemampuan para siswanya. Oleh karena itu, di bawah ini akan dipaparkan mengenai hasil Ujian Akhir Semester sebagai gambaran untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

Tabel 1.1

Data Rata-rata Nilai Ujian Akhir Semester Tahun Ajaran 2010-2011

Kelas Rata-rata nilai

Jumlah Siswa Tiap

Kelas (Orang)

Jumlah Siswa yang Belum

Memenuhi KKM (Orang)

Presentase Siswa yang Belum Memenuhi KKM

(%)

X AP 1 79 36 3 8,3

X AP 2 81,3 38 - -

X AP 3 83,9 36 1 2,7

X AP 4 79,5 37 14 37,5

Jumlah Siswa 147 18 12,24

KKM 78

Sumber : Hasil UAS siswa Produktif Administrasi Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung


(5)

Aisyah Agustiani, 2012

Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai ujian akhir semester siswa telah mengalami penurunan. Untuk tahun ajaran 2010-2011 dengan jumlah siswa sebanyak 147 orang, 14 orang atau 12,24% siswa belum memenuhi KKM.

Tabel 1.2

Data Rata-rata Nilai Ujian Akhir Semester Tahun Ajaran 2011-2012

Kelas Rata-rata nilai

Jumlah Siswa Tiap

Kelas (Orang)

Jumlah Siswa yang Belum

Memenuhi KKM (Orang)

Presentase Siswa yang Belum Memenuhi KKM

(%)

X AP 1 72,3 36 20 55,55

X AP 2 78,5 35 13 37,14

X AP 3 83,79 39 - -

X AP 4 73,2 39 27 69,23

Jumlah Siswa 149 60 40, 26

KKM 78

Sumber : Hasil UAS siswa Produktif Administrasi Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung

Tabel di atas menjelaskan bahwa untuk tahun ajaran 2011-2012 dengan jumlah siswa sebanyak 149 orang, 60 orang atau 40,26% siswa belum memenuhi KKM. Dengan membandingkan nilai ujian akhir semester siswa antara tahun ajaran 2010-2011 dan 2011-2012 tersebut, dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa mengalami penuruan.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kecerdasan intelektual merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2008: 176), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik atau hasil belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal, terdiri dari:

a. Faktor fisiologis seperti panca indera dan kondisi fisik secara umum. b. Faktor psikologis seperti minat, bakat, motivasi dan kecerdasan (IQ, EQ

dan SQ).


(6)

Aisyah Agustiani, 2012

a. Faktor instrumental seperti kurikulum, program, sarana dan prasarana belajar serta guru.

b. Faktor lingkungan seperti alami dan sosial budaya.

Dengan demikian kecerdasan intelektual memiliki peranan yang penting dalam meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Menurut Munzert A. W (Syaiful Sagala, 2005: 82) bahwa „Kecerdasan sebagai sikap intelektual mencakup kecepatan memberikan jawaban, penyelesaian jawaban, penyelesaian dan kemampuan memecahkan masalah‟.

Kecerdasan intelektual merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan adanya hasil tes IQ kita dapat mengetahui potensi kecerdasan siswa, hal tersebut menjadikan orang tua atau tenaga pendidik dapat dengan mudah mengarahkan anak atau siswa dalam memahami pelajaran. Berikut ini disajikan data hasil tes IQ siswa tahun ajaran 2010-2011 dan 2011-2012:

Tabel 1.3

Data Tes IQ Siswa Tahun Ajaran 2010-2011

Kriteria X AP 1 X AP 2 X AP 3 X AP 4

>121 Superior (%) (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang)

2,67 1 8 3 16,67 6 10,7 4

111-120

Di atas

rata-rata 19,44 7 8 3 25 9 3,5 1

91-110 Rata-rata 60,11 22 76 29 47,22 17 78,57 29

81-89 Di bawah

rata-rata 10 4 8 3 11,11 4 7,14 3

< 80 Border line 3,33 2 - - - -

Standar IQ yang ditetapkan : 98 Sumber : SMK Negeri 11 Bandung


(7)

Aisyah Agustiani, 2012

Dari data tes IQ siswa tersebut, dapat kita lihat dan ketahui bahwa pada tahun ajaran 2010-2011 siswa yang memiliki nilai IQ di bawah rata-rata (81-89) dan border line (<80) berjumlah 16 orang atau 10,88% dari 147 siswa.

Tabel 1.4

Data Tes IQ Siswa Tahun Ajaran 2011-2012

Kriteria X AP 1 X AP 2 X AP 3 X AP 4

>121 Superior (%) (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang)

2,77 1 2,58 1 - - - -

111-120

Di atas

rata-rata 11,11 4 11,42 4 7,69 3 - -

91-110 Rata-rata 77,78 28 77,14 27 53,84 21 66,66 26

81-89 Di bawah

rata-rata 2,77 1 5,7 3 23,07 9 28,2 11

< 80 Border line 5,56 2 - - 15,38 6 5,12 2

Standar IQ yang ditetapkan : 98 Sumber : SMK Negeri 11 Bandung

Tabel diatas menunjukkan bahwa untuk tahun ajaran 2011-2012 mengalami peningkatan yaitu 34 orang atau 22,81% dari 149 siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun ajaran 2011-2012 siswa dengan IQ yang kurang atau dibawah rata-rata dapat diduga mempengaruhi daya serap siswa ketika belajar di kelas, terlihat pada nilai ujian akhir semester yang belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Namun dalam prosesnya sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf


(8)

Aisyah Agustiani, 2012

inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (1999: 7) dalam karyanya memaparkan bahwa peran IQ dalam keberhasilan di dunia kerja hanya menempati posisi kedua sesudah kecerdasan emosi dalam menentukan peraihan prestasi puncak dalam pekerjaan. Kecerdasan emosional bukan berarti memberikan kebebasan kepada perasaan untuk berkuasa atau memanjakan perasaan, melainkan mengelola perasaan sedemikian sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif.

Salovey dan Mayer dalam Robert J. Stein (2010: 8) mendefinisikan tentang kecerdasan emosional:

Kecerdasan emosional (emotional quotient/ EQ) sebagai suatu bentuk kecerdasan yang melibatkan kemampuan untuk memonitor perasaan dan membedakannya dan menggunakan informasi ini untuk menuntun pikiran dan tindakan seseorang.

Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun dalam kenyataannya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan kecerdasan intelektual saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa. IQ dan EQ adalah sumber-sumber daya sinergis tanpa yang satu, yang lain menjadi tidak sempurna dan tidak efektif. IQ hanyalah salah satu unsur pendukung keberhasilan seseorang, keberhasilan seseorang tergantung pada kemampuan memadukan IQ


(9)

Aisyah Agustiani, 2012

dan EQ. Begitu pula dalam kaitannya dengan keberhasilan belajar siswa yang tercermin dalam prestasi belajar, juga tidak lepas dari peranan IQ dan EQ.

Dalam makalahnya McClelland (Goleman, 1999: 25), “Testing for competence rather than intelligence”, ia berpendapat bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai rapor dan prediksi kelulusan perguruan tinggi tidak mempredikasi seberapa baik kinerja seseorang sesudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa kecerdasan emosional dapat menentukan keberhasilan individu.

Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux pada tahun 1970 (Goleman, 1999: 17), menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu mendahului IQ. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan hubungan yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja.

Menurut Goleman (1999:17), khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah


(10)

Aisyah Agustiani, 2012

frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

Dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terdapat pada diri siswa sebagai faktor penting untuk meraih prestasi akademik, maka penulis tertarik untuk meneliti: ”Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Intelektual terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas X SMK Negeri 11 Bandung”.

1.2 Rumusan masalah

Memahami latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kecerdasan emosional siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X SMK Negeri 11 Bandung. 2. Bagaimana gambaran kecerdasan intelektual siswa pada mata pelajaran

produktif administrasi perkantoran di kelas X SMK Negeri 11 Bandung. 3. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif

administrasi perkantoran di kelas X SMK Negeri 11 Bandung.

4. Adakah pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual secara parsial dan simultan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X SMK Negeri 11 Bandung.


(11)

Aisyah Agustiani, 2012 1.3Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang prestasi belajar siswa. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran kecerdasan emosional siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X SMK Negeri 11 Bandung. 2. Memperoleh gambaran kecerdasan intelektual siswa pada mata pelajaran

produktif administrasi perkantoran di kelas X SMK Negeri 11 Bandung. 3. Memperoleh gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif

administrasi perkantoran di kelas X SMK Negeri 11 Bandung.

4. Mengetahui adakah pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual secara parsial dan simultan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X SMK Negeri 11 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa kegunaan, antara lain ialah : 1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar siswa.

2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah


(12)

Aisyah Agustiani, 2012

dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa remaja untuk menggali kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual yang dimilikinya.


(13)

Aisyah Agustiani, 2012

BAB III

DESAIN PENELITIAN 3.1Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah siswa Kelas X SMK Negeri 11 Bandung pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran. Penelitian ini mengalisa bagaimana pengaruh dari kecerdasan emosional (X1) dan kecerdasan intelektual (X2) yang merupakan variabel bebas (independent variable). Adapun prestasi siswa dalam mata pelajaran produktif administrasi perkantoran (Y) merupakan variabel terikat (dependent variable).

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 11 Bandung yang terletak di Jalan Budi Cilember Cimahi Bandung. SMKN 11 Bandung ini merupakan Sekolah Menengah Kejuruan bidang keahlian Manajemen dan Bisnis, yang telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000, dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000

Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Januari 2012 sampai dengan penelitian ini berakhir. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini yaitu sampel dari seluruh siswa-siswi kelas X pada program keahlian Admnistrasi Perkantoran. SMK Negeri 11 Bandung.

3.2Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 2) metode penelitian adalah “Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian dapat digunakan sebagai cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai. Selain itu metode


(14)

Aisyah Agustiani, 2012

penelitian juga dapat memberikan gambaran kepada para peneliti mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey.

Kerlinger (1973) dalam (Sugiyono, 2006:7) mengemukakan bahwa penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antarvariabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif (David Kline, 1980 dalam Sugiyono, 2006: 7)

Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiyono, 2012: 6).

Dengan penggunaan metode survey ini, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara tiga variabel yaitu variabel kecerdasan emosional, variabel kecerdasan intelektual dan variabel pretasi belajar. Apakah terdapat pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar siswa dan seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional dan


(15)

Aisyah Agustiani, 2012

kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMK Negeri 11 Bandung.

3.3Operasional Variabel

Sugiyono (2006: 39) variabel penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2006: 39) variabel adalah „konstruk atau sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda, dengan demikian variabel merupakan suatu yang bervariasi‟. Selanjutnya Kidder (1981) dalam Sugiyono (2006: 39) menyatakan bahwa „variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya‟.

Adapun variabel yang diteliti dalam penyusunan proposal ini yang menjadi variabel bebas yaitu kecerdasan emosional (X1) dan kecerdasan intelektual (X2). Sedangkan yang menjadi varibel terikat yaitu prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran (Y).

3.3.1 Operasional Variabel Kecerdasan Emosional Daniel Goleman (1999: 512) menyatakan bahwa:

Kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.


(16)

Aisyah Agustiani, 2012

Berdasarkan pendekatan oleh Daniel Goleman, kelima aspek di atas merupakan indikator yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3. 1

Operasional Variabel Kecerdasan Emosional

Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

Variabel bebas Kecerdasan Emosional (X1) Daniel Goleman (1999: 512)

1. Kesadaran Diri 1.Mengenali

keadaan-keadaan emosi diri sendiri dan orang lain 2. Penilaian Diri

yang akurat 3. Percaya Diri 4. Bertanggung

jawab

Ordinal 1,2

3,4,5 6,7 8,9 2. Pengaturan Diri 5. Dapat

mengendalikan emosi diri 6. Menghindari

hal-hal yang tidak diterima orang lain

Ordinal 10,11

12

3. Motivasi 7. Mengetahui tujuan hidup 8. Sikap mencoba

hal yang baru 9. Suka dengan

tantangan

Ordinal 13

14.15 16 4. Empati 10.Peka terhadap

perasaan orang lain

11.Mampu menerima sudut pandang atau pendapat orang lain 12.Mampu

memposisikan diri dengan kondisi orang lain

Ordinal 17

18,19

20

5. Keterampilan Sosial

13.Mudah bergaul dan bersahabat


(17)

Aisyah Agustiani, 2012

14.Disukai oleh banyak orang 15.Memiliki

kemapuan untuk

mengkoordinir dan memotivasi suatu kelompok

22,23 24,25

3.3.2 Operasional Variabel Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan intelektual menurut David Wechsler (Uno, 2010: 59) adalah „Totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir rasional, serta menghadapi lingkungan dengan efektif‟.

IST (Intelligence Structure Test) dan MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) merupakan uji kecerdasan yang dipergunakan UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai pelaksana tes di SMK Negeri 11 Bandung. IST sendiri dipergunakan untuk mengukur angka kecerdasan siswa, sedangkan MBTI dipergunakan untuk menentukan karakter dan kepribadian siswa yang nantinya dipergunakan untuk menentukan jurusan mana yang sesuai dengan siswa.

Adapun potensi kemampuan belajar siswa yang menjadi karakteristik pengukuran yang dilakukan oleh UIN Sunan Gunung Djati adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan daya tangkap b. Kemampuan daya ingat c. Kemampuan verbal d. Kemampuan numerikal e. Kemampuan abstraksi ruang f. Kemampuan analisa dan sintesa


(18)

Aisyah Agustiani, 2012

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Kecerdasan Intelektual

Variabel Indikator Ukuran Skala

Variabel bebas Kecerdasan Intelektual Siswa (X2)

David Wechsler (Uno, 2010: 59)

1. Kemampuan daya tangkap 2. Kemampuan

daya ingat 3. Kemampuan

verbal 4. Kemampuan

numerikal 5. Kemampuan

abstraksi ruang 6. Kemampuan

analisa dan sintesa

Hasil Tes IQ Siswa kelas X dengan

menggunakan uji tes IST dan MBTI

Ratio

3.3.3 Operasional Variabel Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Ahmadi dan Supriyono (2004: 198) adalah “Hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukkan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif”.

Dalam penilaian evaluasi prestasi belajar siswa terdiri dari tiga ranah yaitu ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif) dan ranah karsa (psikomotor). Jenis penilaian evaluasi prestasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah ranah


(19)

Aisyah Agustiani, 2012

kognitif, hal tersebut dikarenakan objek yang diteliti hanya menggunakan pengukuran kognitif dalam penilaian evaluasi prestasi belajarnya, ranah afektif dan psikomotor digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan nilai siswa.

Tabel 3. 3

Operasional Variabel Prestasi Belajar

Variabel Indikator Ukuran Skala

Variabel terikat Prestasi Belajar Siswa (Y)

Abu Ahmadi dan Widodo

Supriyono (2004: 198)

Hasil yang

diperoleh dari kegiatan belajar disekolah yang bersifat kognitif

Nilai Ujian Akhir Semester Siswa kelas X tahun ajaran 2011-2012

pada Mata

Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran

Ratio

3.4Jenis dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini diperlukan sejumlah data yang relevan dengan masalah penelitian. Ada dua jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Kedua jenis data tersebut adalah :

a. Data primer

Menurut Cooper dan Emory (Trihandini, 2005: 45) data primer adalah data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan masalah penelitian yang akan diteliti. Sumber data primer pada penelitian ini didapat dari penyebaran angket yang berisi


(20)

Aisyah Agustiani, 2012

kuesioner kepada siswa kelas X program studi administrasi perkantoran yang dijadikan sampel penelitian.

b. Data sekunder

Semua data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama penelitian didefinisikan sebagai data sekunder. Data ini erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Data sekunder dalam penelitian digunakan sebagai pendukung data primer. Dalam hal ini data sekunder berupa profil sekolah, jumlah siswa/i, data diri siswa (usia, jenis kelamin dan lain-lain).

3.5Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Sugiyono (2006: 90) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atau objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen atau unit penelitian atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). (Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Muhidin, 2011: 131)

Dengan demikian populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti yang telah ditentukan atau ditetapkan serta memiliki karakteristik tertentu yang sesuai dengan apa yang akan dikaji atau diteliti oleh peneliti.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa-siswi kelas X SMK Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2011-2012 yang berjumlah 149 orang yang


(21)

Aisyah Agustiani, 2012

terdiri dari empat kelas. Gambaran tentang jumlah populasi penelitian dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 3. 4 Populasi Penelitian N

No Kelas Jumlah

1

1 X AP 1 36 Orang

2

2 X AP 2 35 Orang

3

3 X AP 3 39 Orang

4

4 X AP 4 39 Orang

Jumlah 149 Orang

Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak semua unit populasi diteliti karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Sampel menurut Sugiyono (2006: 91) adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Dengan meneliti sebagian dari jumlah populasi diharapkan dapat menggambarkan sifat dari populasi yang diteliti. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian siswa kelas X SMK Negeri 11 Bandung yang sedang mengikuti mata pelajaran produktif administrasi perkantoran.

Adapun teknik sampel yang dipergunakan adalah teknik penarikan sampel berdasarkan peluang yaitu probability sampling dengan cara simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2006:92).


(22)

Aisyah Agustiani, 2012

Selanjutnya menurut William G. Cohran dalam Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:71) mengatakan bahwa sampling acak sederhana adalah sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut di acak seluruhnya. Masing-masing unit atau unit satu dengan unit lainnya memiliki peluang yang sama untuk dipilih.

Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, digunakan rumus dari Isaac dan Michael (Sugiono, 2012: 87)

� = �

2�� 1−�

�2 �−1 +21−� dimana

S = ukuran sampel yang diperlukan N = jumlah anggota populasi

P = proporsi populasi = 0,50 (maksimal sampel yang mungkin) d = tingkat akurasi = 0,05

�2

= tabel nilai chi-square sesuai dengan tingkat kepercayaan 0,95 = 1,841 Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel berikut:

�= 1,841 149 0,5 1−0,5

0,05 2 1491 + 1,841 0,5 10,5 = 82,59≈83

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh ukuran sampel yaitu 83. Dengan kata lain yang menjadi responden penelitian ini adalah 83 siswa-siswi kelas X SMK Negeri 11 Bandung.

Dari jumlah sampel tersebut kemudian ditentukan jumlah masing-masing sampel menurut tiap kelas secara proporsional sesuai dengan populasi (Sugiyono, 2012: 90).


(23)

Aisyah Agustiani, 2012

Tabel 3. 5

Penyebaran Proporsi Sampel

No Kelas Jumlah Perhitungan Sampel

1 X AP 1 36 36/149 x 83 20

2 X AP 2 35 35/149 x 83 19

3 X AP 3 39 39/149 x 83 22

4 X AP 4 39 39/149 x 83 22

Jumlah Seluruh Siswa 149 83

3.6Teknik dan Alat Pengumpul Data

Usaha memperoleh data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya, maka data harus dikumpulkan dengan cara atau proses yang benar. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan meliputi:

a. Teknik observasi, yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa khususnya yang berhubungan dengan keadaan kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual dan prestasi belajar siswa.

b. Teknik angket adalah cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melaui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Alat pengumpul data dengan angket adalah kuesioner, yaitu alat pengumpul data berupa daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti untuk disampaikan kepada responden yang jawabannya diisi oleh responden sendiri (Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 32).


(24)

Aisyah Agustiani, 2012

3.7Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang memiliki validitas rendah. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana item kuesioner yang disebar valid atau tidak. Dalam menguji validitas digunakan alat uji korelasi Product Moment (Product Moment Coefisient of Corelation) yang dikemukakan oleh Pearson, dengan rumus sebagai berikut (Ating dan Sambas, 2006:230):

Keterangan:

rxy = Koefisien korelai butir X = Jumlah skor total item‟ Y = Jumlah skor total item N = Jumlah responden uji coba

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrumen angket tersebut adalah sebagai berikut (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2011:117):

1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.


(25)

Aisyah Agustiani, 2012

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data selanjutnya.

Tabel 3. 6

Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas

No. Responden Nomor Item Instrumen Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5) Menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

Tabel 3. 7

Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi

No. Responden X Y XY X2 Y2

7) Menentukan titik kritis atau nilai tabel r, pada derajat bebas (db=N–2) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

8) Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel. 9) Membuat kesimpulan dengan kriteria uji:


(26)

Aisyah Agustiani, 2012

r hitung  r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Uji validitas yang penulis gunakan untuk variabel X1 (Kecerdasan Emosional) terdiri atas lima indikator, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Kelima indikator tersebut kemudian diuraikan menjadi 25 butir pernyataan angket.

Berdasarkan hasil perhitugan uji validitas dapat diketahui bahwa dari 25 item butir angket untuk kecerdasan emosional, terdapat 22 butir dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Sementara 3 item dinyatakan tidak valid, sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Item variabel tidak valid ini akan dihapus.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Tujuan uji reliabilitas instrumen adalah untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:117).

Rumus yang digunakan untuk uji realibilitas ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (11951) karena instrumen pernyataan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5. Rumus tersebut adalah sebagai berikut :

   

      

 2

2

11 1

1 t

b

k k r



(Ating S. dan Sambas Ali M,.2006:48) Keterangan :


(27)

Aisyah Agustiani, 2012

k = Banyaknya bulir soal

2 b

 = Jumlah varians bulir

2 T

 = Varians total

Jumlah varians tiap hari butir penyataan dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir yang kemudian dijumlahkan sebagai berikut :

2 2 2 N N x x b        

(Ating S. dan Sambas Ali M.,2006:48) Keterangan :

2 b

 = Varians

2

x

 = Jumlah kuadrat responden dari setiap item

 

2

x

 = Kuadrat skor seluruh responden dari setiap item N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1) Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.


(28)

Aisyah Agustiani, 2012

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5) Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6) Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7) Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

8) Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.

9) Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh. 10)Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total

11)Menghitung nilai koefisien alfa.

12)Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2. dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan  = 5%. 13)Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya : Jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel

Berdasarkan hasil perhitugan uji reliabilitas dapat diketahui bahwa dari 25 item butir angket untuk kecerdasan emosional, terdapat 22 butir dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Sementara 3 item


(29)

Aisyah Agustiani, 2012

dinyatakan tidak valid, sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Item variabel tidak valid ini akan dihapus.

3.8Pengujian Persyaratan Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa pengujian yaitu Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Linieritas.

3.8.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk mengujii normalitas data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Kelebihan Liliefors test menurut (Harun Al Rasyid, 2004) dalam Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006: 289) adalah penggunaan/ perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n = 4. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Lilifors menurut (Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 289) sebagai berikut:

a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data yang sama.

b. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). e. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada table z f. Menghitung theoritical proportion.

g. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi tadi. h. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.


(30)

Aisyah Agustiani, 2012

Berikut ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas data.

Tabel 3. 8

Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas

Xi Fi Fki Sn (Xi) Z Fo (Xi) �� � − �0 �� �� ��−1 − �0 ��

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sumber : Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:290) Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n Kolom 5 : Nilai Z, formula,

S X X Zi

Dimana :

n Xi X   dan

1 ) ( 2 2      n n Xi Xi S

Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi umulatif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6) Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif.

Tandai selisis mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut Adalah D hitung.


(31)

Aisyah Agustiani, 2012

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara n 886 , 0

. Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

 D hitung < D tabel, maka � diterima, artinya data berdistribusi normal  D hitung ≥ D tabel, maka �� ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal

3.8.2 Homogenitas Data

Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Burlett. Kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai hitung X2 > nilai tabel, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus:

Dimana:

S12 = Varians tiap kelompok data

Db1 = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett =

S2gab = Varians gabungan =

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:

a. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.


(32)

Aisyah Agustiani, 2012

b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 9

Model Tabel Uji Batlett Sampel db= n-1 Si2 Log Si2

Db. Log Si2

db. Si2 1

2 3 ... ...

Sumber: Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006: 295) c. Mengitung varians gabungan.

d. Menghitung log dari varians gabungan. e. Menghitung nilai Barlett.

f. Menghitung nilai.

g. Menentukan nilai dan titik kritis. h. Membuat kesimpulan.

3.8.3 Linieritas Data

Pemeriksaan linieritas regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah uji linieritas regresi:

a. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. b. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus:


(33)

Aisyah Agustiani, 2012

d. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres). Dengan rumus:

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:

g. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

h. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus: Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

i. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC=JKRes -JKE

j. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

k. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

l. Mencari nilai uji F dengan rumus:

m. Menentukan kriteria pengukuran : Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

n. Mencari nilai Ftabel pada taraf ignifikansi 95% atau menggunakan


(34)

Aisyah Agustiani, 2012

o. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

3.9Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara melaksanakan analisis terhadap data, bertujuan untuk mengolah data yang ada menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat dari data tersebut dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain: (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1.Persiapan mengecek jumlah dan kelengkapan angket yang diterima dari

responden.

2.Editing data, menyeleksi data yang masuk untuk diperiksa mengenai

kebenaran data yang terkumpul.

3.Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan

yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.


(35)

Aisyah Agustiani, 2012

4.Tabulasi data yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.

Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif

Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 234) bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor satu (1), rumusan masalah nomor dua (2) dan rumusan masalah nomor tiga (3), maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran kecerdasan emosional siswa, untuk mengetahui gambaran kecerdasan intelektual siswa dan untuk mengetahui gambaran prestasi belajar siswa di kelas X SMK Negeri 11 Bandung. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data ratio. Analisis data ini dilakukan untuk


(36)

Aisyah Agustiani, 2012

menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah nomor empat (4) yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual secara parsial dan simultan terhadap prestasi belajar siswa di kelas X SMK Negeri 11 Bandung. Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris dengan menggunakan regresi ganda.

3.10 Pengujian Hipotesis

Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini. Adapun alat yang digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel terikat) pada penelitian ini, maka alat yang digunakan ialah analisis regresi ganda. Pengujian keberartian pada analisis regresi ganda dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin, 2006:245-255):

1) Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1.

2) Menentukan uji statistik yang sesuai, yaitu: Untuk menentukan nilai uji F di atas, adalah (Sudjana, 2003:91):


(37)

Aisyah Agustiani, 2012 y x b y x b y x b

JK(Reg)  1 1  2 2 ... kk

b) Menentukan jumlah kuadrat residu dengan rumus:

) (Re 2 2 ) (Re ) ( g s JK n Y Y JK       

c) Menghitung nilai F dengan rumus:

1 ) (Re ) (Re    k n JK k JK F s g hitung

Dimana : k = banyaknya Variabel bebas

3) Menentukan nilai kritis atau nilai F tabel dengan derajat kebebasan untuk

1

db = k, dan db = n-k-1. 2

4) Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian: Jika nilai uji F > niai tabel F, maka H0 ditolak. Artinya regresi di atas berarti. Membuat kesimpulan.


(38)

Aisyah Agustiani, 2012

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Gambaran variabel kecerdasan emosional siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas X SMK Negeri 11 Bandung, ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden tertinggi berada pada indikator pengaturan diri, sedang kesadaran diri dan terendah berada pada indikator empati. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa siswa belum peka terhadap orang lain, sehingga dapat membentuk siswa yang memiliki sifat egois.

2. Gambaran variabel kecerdasan intelektual siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas X SMK Negeri 11 Bandung berada dalam kriteria normal.

3. Gambaran variabel prestasi belajar siswa di kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung yang ditunjukkan berdasarkan nilai ujian akhir semester pada mata pelajaran produktif didapat bahwa rata-rata nilai ujian akhir semester siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

4. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa, baik secara parsial dan simultan. Hal ini menunjukkan bahwa jika kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual


(39)

Aisyah Agustiani, 2012

siswa tinggi maka prestasi belajar siswa akan tinggi dan sebaliknya, jika kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual siswa rendah maka prestasi belajar siswa pun akan rendah.

5.2. Saran-saran

Adapun saran yang dikemukakan adalah:

1. Skor rata-rata jawaban responden terendah pada variabel kecerdasan emosional berada pada indikator empati. Untuk itu disarankan agar diadakannya pemberian tugas secara berkelompok serta diwajibkannya siswa untuk mengikuti salah satu ekstrakurikuler yang ada disekolah sehingga secara perlahan hal tersebut dapat menimbulkan sikap empati terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Variabel kecerdasan intelektual siswa berada dalam kriteria normal. Hal tersebut mencerminkan bahwa, banyak siswa yang memiliki IQ rata-rata. Untuk itu disarankan agar, pihak sekolah untuk lebih selektif mengingat bahwa tes IQ yang merupakan salah satu syarat diterimanya siswa di SMK 11 Bandung.

3. Pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan intlektual secara emosional terhadap prestasi belajar siswa memberikan berpengaruh yang lebih besar dibandingkan pengaruh EQ dan IQ secara parsial. EQ dan IQ harus seimbang untuk itu disarankan agar, guru sebaiknya menyamaratakan antara siswa yang memiliki IQ tinggi maupun rendah, agar tidak adanya kecemburuan status. Selain itu dalam proses belajar mengajar di kelas, sebaiknya menggunakan metode belajar yang tepat agar siswa dapat berperan aktif, sehingga akan memicu kondisi kelas yang kondusif.


(40)

Aisyah Agustiani, 2012

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar belakang masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.1 Pengertian Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.2 Pengertian Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi BelajarError! Bookmark not defined. 2.1.1.4 Indikator Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.5 Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Kecerdasan Emosional ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.1 Pengertian Emosi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Pengertian Kecerdasan Emosional ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.3 Macam-macam Kecerdasan Emosional ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Kecerdasan Intelektual ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3.1 Pengertian Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient)Error! Bookmark not defined. 2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan IntelektualError! Bookmark not defined. 2.1.3.3 Macam-macam Tes Kecerdasan IQ ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Kajian Penelitian terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.


(41)

Aisyah Agustiani, 2012

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Operasional Variabel Kecerdasan Emosional ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Operasional Variabel Kecerdasan Intelektual ... Error! Bookmark not defined. 3.3.3 Operasional Variabel Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik dan Alat Pengumpul Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Homogenitas Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.3 Linieritas Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined. 3.10 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.1 Gambaran Hasil Tes EQ ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2 Gambaran Hasil Tes IQ ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.3 Gambaran Hasil Prestasi Belajar (Nilai UAS) .. Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.4 4.1.4.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.6 4.1.3 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5.1 Uji Hipotesis Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi BelajarError! Bookmark not 4.1.5.2 Uji Hipotesis Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Prestasi BelajarError! Bookmark not 4.1.5.3 Uji Hipotesis Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Intlektual


(42)

Aisyah Agustiani, 2012

Perkantoran Di Kelas SMK Negeri 11 BandungError! Bookmark not defined.1 4.2.2 Kecerdasan Intelektual Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Produktif

Adminstrasi Perkantoran SMK Negeri 11 BandungError! Bookmark not defined.5 4.2.3 Prestasi Belajar Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi

Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung ... Error! Bookmark not defined.7 4.2.4 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Intelektual Siswa pada Mata

Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran .. Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2. Saran-saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(1)

65

Aisyah Agustiani, 2012

Pengaruh Kecerdasan Emosinal Dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Prstasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas X SMK N 11 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

y x b y x b y x b

JK(Reg)  1 1  2 2 ... kk b) Menentukan jumlah kuadrat residu dengan rumus:

) (Re 2 2 ) (Re ) ( g s JK n Y Y JK       

c) Menghitung nilai F dengan rumus:

1 ) (Re ) (Re    k n JK k JK F s g hitung

Dimana : k = banyaknya Variabel bebas

3) Menentukan nilai kritis atau nilai F tabel dengan derajat kebebasan untuk 1

db = k, dan db = n-k-1. 2

4) Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian: Jika nilai uji F > niai tabel F, maka H0 ditolak. Artinya regresi di atas berarti.


(2)

98

Aisyah Agustiani, 2012

Pengaruh Kecerdasan Emosinal Dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Prstasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas X SMK N 11 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Gambaran variabel kecerdasan emosional siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas X SMK Negeri 11 Bandung, ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden tertinggi berada pada indikator pengaturan diri, sedang kesadaran diri dan terendah berada pada indikator empati. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa siswa belum peka terhadap orang lain, sehingga dapat membentuk siswa yang memiliki sifat egois.

2. Gambaran variabel kecerdasan intelektual siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas X SMK Negeri 11 Bandung berada dalam kriteria normal.

3. Gambaran variabel prestasi belajar siswa di kelas X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung yang ditunjukkan berdasarkan nilai ujian akhir semester pada mata pelajaran produktif didapat bahwa rata-rata nilai ujian akhir semester siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

4. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa, baik secara parsial dan simultan. Hal ini menunjukkan bahwa jika kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual


(3)

99

Aisyah Agustiani, 2012

Pengaruh Kecerdasan Emosinal Dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Prstasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas X SMK N 11 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa tinggi maka prestasi belajar siswa akan tinggi dan sebaliknya, jika kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual siswa rendah maka prestasi belajar siswa pun akan rendah.

5.2. Saran-saran

Adapun saran yang dikemukakan adalah:

1. Skor rata-rata jawaban responden terendah pada variabel kecerdasan emosional berada pada indikator empati. Untuk itu disarankan agar diadakannya pemberian tugas secara berkelompok serta diwajibkannya siswa untuk mengikuti salah satu ekstrakurikuler yang ada disekolah sehingga secara perlahan hal tersebut dapat menimbulkan sikap empati terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Variabel kecerdasan intelektual siswa berada dalam kriteria normal. Hal tersebut mencerminkan bahwa, banyak siswa yang memiliki IQ rata-rata. Untuk itu disarankan agar, pihak sekolah untuk lebih selektif mengingat bahwa tes IQ yang merupakan salah satu syarat diterimanya siswa di SMK 11 Bandung.

3. Pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan intlektual secara emosional terhadap prestasi belajar siswa memberikan berpengaruh yang lebih besar dibandingkan pengaruh EQ dan IQ secara parsial. EQ dan IQ harus seimbang untuk itu disarankan agar, guru sebaiknya menyamaratakan antara siswa yang memiliki IQ tinggi maupun rendah, agar tidak adanya kecemburuan status. Selain itu dalam proses belajar mengajar di kelas, sebaiknya menggunakan metode belajar yang tepat agar siswa dapat berperan aktif, sehingga akan memicu kondisi kelas yang kondusif.


(4)

Aisyah Agustiani, 2012

Pengaruh Kecerdasan Emosinal Dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Prstasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas X SMK N 11 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar belakang masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.1 Pengertian Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.2 Pengertian Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi BelajarError! Bookmark not defined. 2.1.1.4 Indikator Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.5 Pendekatan Evaluasi Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Kecerdasan Emosional ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.1 Pengertian Emosi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Pengertian Kecerdasan Emosional ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.3 Macam-macam Kecerdasan Emosional ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Kecerdasan Intelektual ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3.1 Pengertian Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient)Error! Bookmark not defined. 2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan IntelektualError! Bookmark not defined. 2.1.3.3 Macam-macam Tes Kecerdasan IQ ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Kajian Penelitian terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.


(5)

Aisyah Agustiani, 2012

Pengaruh Kecerdasan Emosinal Dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Prstasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas X SMK N 11 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Operasional Variabel Kecerdasan Emosional ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Operasional Variabel Kecerdasan Intelektual ... Error! Bookmark not defined. 3.3.3 Operasional Variabel Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik dan Alat Pengumpul Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Homogenitas Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.3 Linieritas Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1 Teknik Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.9.2 Teknik Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined. 3.10 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.1 Gambaran Hasil Tes EQ ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2 Gambaran Hasil Tes IQ ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.3 Gambaran Hasil Prestasi Belajar (Nilai UAS) .. Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.4 4.1.4.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.6 4.1.3 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5.1 Uji Hipotesis Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi BelajarError! Bookmark not 4.1.5.2 Uji Hipotesis Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Prestasi BelajarError! Bookmark not 4.1.5.3 Uji Hipotesis Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Intlektual


(6)

Aisyah Agustiani, 2012

Pengaruh Kecerdasan Emosinal Dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Prstasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas X SMK N 11 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.1 4.2.1 Kecerdasan Emosional Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi

Perkantoran Di Kelas SMK Negeri 11 BandungError! Bookmark not defined.1 4.2.2 Kecerdasan Intelektual Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Produktif

Adminstrasi Perkantoran SMK Negeri 11 BandungError! Bookmark not defined.5 4.2.3 Prestasi Belajar Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi

Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung ... Error! Bookmark not defined.7 4.2.4 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Intelektual Siswa pada Mata

Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran .. Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2. Saran-saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI.

1 7 62

PENGARUH MANAJEMEN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG.

0 1 46

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 0 57

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

1 12 55

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJARSISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 0 57

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS X SMK NEGERI 11 BANDUNG.

0 0 41

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI.

1 3 44

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

0 0 18

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI - repository UPI S PKR 1102768 Title

0 0 3

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI S PKR 1205541 Title

0 0 3