PROG. SUPERVISI AKADEMIK

(1)

PROGRAM

RENCANA PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK

DI SMP ... GARUT

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

LOGO SEKOLAH

Disusun Oleh :

N a m a :

NIP/NUPTK :

Jabatan : Kepala Sekolah

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN

GARUT


(2)

Puji syukur kita panjatkan ke khadirat illahi Robbi yang mana atas rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan Program Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMP ... Garut Tahun pelajaran 2014/2015 yang diselenggarakan oleh sekolah kami.

Program Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik ini juga merupakan salah satu bukti bagi kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta kewajiban dinasnya sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah.

Isi Program Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik ini secara umum lebih menekankan pada pemahaman-pemahaman konsep dan cara mengimplementasikannya dilapangan dalam upaya penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah .

Dalam kesempatan kali ini pula saya menghaturkan ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah ikut membantu sehingga terselesaikan Program Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik ini.

Akhirnya kami beharap semoga Program Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik ini berguna khususnya bagi penyusun dan berbagai pihak yang berkepentingan pada umumnya. Kritik dan saran demi kesempurnaan Program Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik ini sangat dinantikan.

Garut, Juli 2014 Penyusun,

... NIP


(3)

i DAFTAR ISI

Hal KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Landasan Hukum ... 2

C. Tujuan ... .2

D. Prinsip-prinsip ... 3

E. Dimensi Substansi ... 3

BAB II KONSEP SUPERVISI AKADEMIK DAN SUPERVISI KLINIS A. Ruang Lingkup Perencanaan Supervisi Akademik ... 4

B. Model Supervisi Akademik ... 4

C. Teknik Supervisi Akademik ... 5

D. Supervisi Klinis ... 7

E. Pendekatan Supervisi Klinis ... 8

. F. Pelaksanaan Supervisi Klinis ... 8

G. Instrumen Supervisi Akademik ... 8

BAB III RENCANA PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMP ... GARUT A. Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 9

B. Pendekatan Supervisi Akademik ... 9

C. Teknik Supervisi Akademik ... 9

D. Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMP ... Garut... 9 E. Jadwal Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 9

F. Kesepakatan dengan guru tentang pelaksanaan Supervisi Akademik.... 11

BAB IV RENCANA EVALUASI HASIL SUPERVISI AKADEMIK, DAN SUPERVISI KLINIS DI SMP ... GARUT A. Rencana Evaluasi Hsil Supervisi Akademik ... 12

B. Rencana Supervisi Klinis ... 12

BAB V RENCANA TINDAK LANJUT, DAN RENCANA PELAPORAN HASIL SUPERVISI AKADEMIK DI SMP ... GARUT A. Rencana Tindak lanjut Hasil Supervisi Akademik ... 13

B. Rencana Pelaporan Hasil Supervisi Akademik... 13 LAMPIRAN-LAMPIRAN :

1. Instrumen Supervisi yang sesuai dengan Standar proses pembelajaran 2. Instrumen pemantauan


(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar peserta didik yang lebih optimal. Tujuan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.Oleh sebab itu, sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran. Atau menurut Daresh, dan Glickman bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.

Mengelola proses pembelajaran bisa terjadi di dalam kelas, diluar kelas, dan atau di laboratorium. Kelas dalam pengertian ini adalah kelompok belajar siswa bukan ruangan belajar. Bidang garapan supervisi akademik sekurang-kurangnya adalah menilai dan membina guru dalam(a). penyusunan dan pelaksanaan kurikulum tahun 2006 atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), (b). penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, (c). pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), dan (d). penggunaan media dan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, serta (e). perencanaan dan pelaksanaan PTK

Untuk itu kepala sekolah sekurang-kurangnya harus menguasai empat bidang materi, yakni: (1) pengembangan kurikulum, (2) strategi/pendekatan/metode/teknik pembelajaran, (3) media dan teknologi informasi-komunikasi dalam pembelajaran, serta (4) penelitian tindakan, baik tindakan kelas maupun tindakan sekolah. Tanpa menguasai empat bidang materi tersebut tidak mungkin kepala sekolah bisa menilai dan membina guru dalam aspek-aspek pembelajaran.

Kegiatan Supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah terdiri atas memantau, menilai, membina, menindaklanjuti dan melaporkan kepada pemangku kepentinagn. Memantau artinya kegiatan mencermati, mengamati, merekam, mencatat berbagai fenomena atau kegiatan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Menilai artinya kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyimpulkan data untuk menentukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Membina artinya kegiatan yang terencana, terpola dan terprogram dalam mengubah pola pikir dan pola tindak guru dalam proses pembelajaran.


(5)

1

Melaporkan artinya kegiatan menyampaikan hasil-hasil pengawasan akademik baik secara lisan maupun tulisan kepada atasan dalam hal ini kepala dinas pendidikan dan kepada pengawas pembina. Menindaklanjuti artinya kegiatan membahas, mengolah dan memanfaatkan hasil-hasil supervisi untuk perbaikan pembelajaran dan program supervisi akademik selanjutnya.

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

6. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi;

7. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan

8. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensii Guru

9. Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan

10. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan

11. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian

12. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses

13. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru

14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit;

15. Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

16. Permendiknas Nomor 30 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009

C. Tujuan

1. Menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakter dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran

2. Membantu guru mengembangkan profesionalisme dan menumbuhkan motivasi.

3. Membimbing guru dalam penyusunan silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar.

4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran

5. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran


(6)

6. Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, laboratorium dan di lapangan

7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media serta fasilitas pembelajaran/bimbingan

8. Membimbing guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan

9. Melaksanakan pengawasan kualitas

D. Prinsip – prinsip

1. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah

2. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.

3. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.

4. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

5. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.

6. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

7. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara kepala sekolah/Pengawas dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.

8. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan salaing asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.

9. Demokratis, artinya kepala sekolah/pengawas tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.

10. Aktif, artinya guru dan kepala sekolah/pengawas harus aktif berpartisipasi.

11. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.

12. Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah/pengawas.

13. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.

14. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik.

E. Dimensi Substansi

Dimensi Substansi Supervisi Akademik adalah

1. Kompetensi kepribadian

2. Kompetensi pedagogik

3. Kompetensi profesional


(7)

BAB II

KONSEP SUPERVISI AKADEMIK DAN SUPERVISI KLINIS A. Ruang Lingkup Perencanaan Supervisi Akademik

Ruang Lingkup Perencanaan Supervisi Akademik meliputi : 1. Pelaksanaan Kurikulum Tahun 2006 (KTSP).

2. Persiapan, Pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru.

3. Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya

4. Peningkatan mutu pembelajaran melalui :

a). Model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses

b). Proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik menjadi SDM yang kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan.

c). Peserta didik dapat membentuk karakter yang memilikim pola pikir serta kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan. d). Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajarn yang dilakukan secara bersungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan guru.

e). Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya.

B. Model Supervisi Akademik

Observasi Langsung kepada guru yang sedang melaksanakan proses pembelajaran di kelas, dengan melalui prosedur:

1. Pra observasi, yaitu sebelum observasi kelas, kepala sekolah/pengawas melakukan wawancara serta diskusi dengan guru yang akan di supervisi akademik. Isi diskusi dan wawancara tersebut mencangkup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media pembelajaran, evaluasi dan analisis.

2. Observasi, yaitu setelah wawancara dan diskusi mengenai yang akan dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran, kemudian kepala sekolah/pengawas mengadakan observasi kelas yang meliputi: pendahuluan (apersepsi, dan motivasi), pengembangan dan penerapan (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi) dan penutup (evaluasi)


(8)

3. Post Observasi, yaitu Diskusi dan wawancara antara kepala sekolah/pengawas dengan guru tentang kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru,mengadakan refleksi mengenai peningkatan keterampilan mengajar untuk yang akan datang dan gagasan baru yang akan dilakukan.

Observasi tidak langsung kepada guru dengan melalui prosedur:

1. Tes dadakan dengan menggunakan soal yang sudah diketahui validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya.

2. Diskusi kasus, yang berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi proses pembelajara, laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi, dimana didiskusikan kasus demi kasus, mencari akar permasalahnnya dan mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.

3. Metode angket yang berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan peserta didik dan sebagainya.

C. Teknik Supervisi Akademik

Setiap Kepala sekolah/pengawas harus memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik. Teknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu:

1. Teknik Supervisi Individual adalah pelaksanaan supervisi perorangan terhadap guru.Kepala sekolah/pengawas hanya berhadapan dengan seorang guru, hasil supervisinya dapat mengetahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan.

Teknik supervisi individual ada 4 macam, yaitu sebagai berikut:

a). Kunjungan kelas, artinya kepala sekolah/pengawas datang ke kelas untuk mengobservasi guru melaksanakan proses pembelajaran, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya perlu diperbaiki. Adapun tahap-tahapnya adalah :

* Tahap persiapan, kepala sekolah/pengawas merencanalan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas.

* Tahap pengamatan selama kunjungan, kepala sekolah/pengawas mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung.


(9)

5

* Tahap akhir kunjungan, kepala sekolah/pengawas bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan * Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

b). Kunjungan Observasi, artinya guru-guru ditugaskan unuk mengamati seorang guru lain yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Aspek-aspek yang diobservasi adalah: * usaha-usaha dan aktivitas guru dengan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

* Cara menggunakan media pembelajaran. * Variasi metode

* Ketepatan penggunaan media dan materi.

* Reaksi mental peserta didik dalam proses pembelajaran.

c). Pertemuan individual, artinya satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara kepala sekolah/pengawas dengan guru. Tujuannya adalah: mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik, meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan dari guru. Adapun hal yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah/pengawas dalam pertemuan individual, yaitu: berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan menyepakati berbagai solusi permasalahan dan menindaklanjutinya. d). Kunjungan antar Kelas, yaitu guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain

di sekolah itu sendiri, tujuannnya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran, cara-cara melaksanakannya sebagai berikut :

* Jadwal kunjungan harus direncanakan.

* Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi. * Tentukan guru-guru yang akan mengunjunginya. * Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.

* Kepala sekolah/pengawas mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat.

* Melakukan tindaklanjut setelah kunjungan antar kelas selesai.

* Mengaplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapinya.


(10)

* Mengadakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

2. Teknik Supervisi Kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditunjukkan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang akan disupervisi berdasarkan hasil analisis kebutuha, dan analisis kemampuan kinerja guru, kemudian dikelompokan berdasarkan kebutuhan guru, dan guru diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam teknik supervisi kelompok terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

a). Mengadakan pertemuan atau rapat. Kepala sekolah/pengawas menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termasuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dan melibatkan MGMP mata pelajaran di sekolah.

b). Mengadakan diskusi kelompok, dengan membentuk kelompok-kelompok guru mata pelajaran yang sejenis. Dimana dalam diskusi itu kepala sekolah/pengawas memberikan pengarahan, bimbingan, nasehat, dan saran yang diperlukan.

c). Mengadakan pelatihan dengan melalui pendidikan dan pelatihan, seperti pelatihan untuk guru mata pelajaran tertentu, dan kepala sekolah/pengawas bertugas mengelola dan membimbing implementasi program, tindak lanjut, dan hasil pelatihan.

D. Supervisi Klinis

Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran atau kegiatan pembinaan performansi guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Supervisi klinis dinamakan juga supervisi akademik model kontemporer karena model ini pelaksanaannya menggunakan pendekatan klinis, dan bersifat kolaboratif.

Ada dua asumsi yang mendasari praktik supervisi klinis, yaitu:

1. Pembelajaran merupakan aktivitas yang sangat kompleks yang memerlukan pengamatan dan analisis secara hati-hati, dimana kepala sekolah/pengawas pembelajaran akan mudah mengembangkan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran.


(11)

7

2. Guru-guru yang kompetensi profesional ingin dikembangkan lebih menghendaki cara kolegial daripada cara yang autoritarian.

Ada dua tujuan umum supervisi klinis, yaitu pengembangan profesional dan motivasi kerja guru serta memperbaiki proses pembelajaran yang kurang efektif.

Tujuan khusus supervisi klinis adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan umpan balik yang objektif terhadap guru, mengenai pembelajaran yang dilaksanaknnya.

2. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pembelajaran. 3. Membantu guru mengembangkan keterampilannya menggunakan strategi

pembelajaran.

4. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya. 5. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan

profesional yang berkesinambungan.

E. Pendekatan Supervisi Klinis

Pendekatan supervisi klinis terdiri dari:

1. Direktif, artinya tanggungjawab lebih banyak pada kepala sekolah/pengawas.

2. Kolaboratif, artinya tanggungjawab terbagi relatif sama antara kepala sekolah/pengawas dengan guru.

3. Non-direktif, artinya tanggungjawab lebih banyak pada guru.

F. Pelaksanaan Supervisi Klinis

Langkah-langkah pelaksanaan supervisi klinis terdiri dari tiga tahap esensial yang berbentuk siklus, yaitu: tahap pertemuan awal, tahap observasi proses pembelajaran, dan tahap pertemuan balikan.

G. Instrumen Supervisi Akademik

Instrumen Supervisi yang digunakan tentunya yang sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. (Terlampir)


(12)

BAB III

RENCANA PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMP ... GARUT

A. Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik

Sebagai kepala sekolah saya merencanakan pelaksanaan program supervisi kepada guru di SMP ... Garut sebanyak satu kali dalam setahun untuk setiap orang guru di sekolah kami. Adapun supervisi ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pada proses pembelajaran.

B. Pendekatan Supervisi Akademik

Pendekatan supervisi akademik kepada guru yang saya laksanakan sebagai kepala sekolah menggunakan dua cara yaitu pendekatan langsung artinya saya sebagai kepala sekolah berhadapan atau berhubungan melalui tatap muka di kelas pada waktu observasi kunjungan kelas, sedangkan pendekatan tak langsung dengan menggunakan media komunikasi dan diskusi kasus.

C. Tekhnik Supervisi Akademik

Tekhnik supervisi akademik yang akan saya gunakan dalam melaksanakan interaksi atau hubungan timbal balik antara kepala sekolah dengan guru yang akan di supervisinya adalah teknik supervisi individual.

D. Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMP... Garut

Supervisis akademik di SMP ... Garut rencana pelaksanaannya disesuaikan d ademik dirancang berdasarkan jadwal pelajaran proses pembelajaran guru tatap muka di kelas, mulai hari senin sampai dengan kamis, dalam satu hari sebagai kepala sekolah saya hanya mampu mensupervisi guru di kelas antara 2 jam pelajaran untuk satu orang engan Jadwal supervisi akademik dan kesepakatan kepala sekolah dengan guru yang akan di supervisi akademik.

E. Jadwal Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik

Jadwal Supervisi Akademik guru atau sampai dengan 4 jam pelajaran untuk dua orang guru. Adapun jadwal supervisi semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 yang direncanakan akan dilaksanakan di SMP ... Garut sebagai berikut:


(13)

9

Jadwal Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik Semester 1 (satu)

N o

Hari/Tanggal di supervisi

Nama Guru Mata

pelajaran

Di kelas Pada

Jam ke 1 Senin, Februari 2015 2 Senin Februari 2015 3 Selasa Februari 2015 4 Rabu Februari 2015 5 Rabu Februari 2015 6 Kamis Februari 2015 7 Kamis, Maret 2015 8 Senin Maret 2015 9 Selasa Maret 2015 10 Selasa Maret 2015 11 Rabu Maret 2015 12 Kamis Maret 2015 13 Kamis Maret 2015 14 Senin Maret 2015 15 Selasa Maret 2015 16 Selasa Maret 2015 17 Rabu Maret 2015 18 Kamis Maret 2015 19 Kamis Maret 2015 20 Senin Maret 2015 21 Senin Maret 2015 22 Selasa Maret 2015 23 Rabu Maret 2015 24 Rabu Maret 2015


(14)

N o

Hari/Tanggal di supervisi

Nama Guru Mata

pelajaran

Di kelas Pada

Jam ke

25 Kamis April 2015 26 Senin

April 2015 27 Senin

April 2015 28 Rabu

April 2015 29 Rabu

April 2015 30 Kamis

April 2015 31 Kamis

April 2015 32 Senin

April 2015 33 Selasa

April 2015 34 Rabu

April 2015 35 Kamis

April 2015 36 Senin

April 2015 37 Senin

April 2015 38 Selasa

April 2015 39 Rabu

April 2015 40 Kamis

April 2015

F. Kesepakatan dengan guru tentang pelaksanaan Supervisi Akademik

Sebagai Kepala sekolah saya membuat kesepakatan dengan guru yang akan dikunjungi untuk di supervisi akademik dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, biasanya kepada guru tersebut diinformasikan oleh Wakil Kepala sekolah bidang Akademik/Kurikulum tiga hari sebelum supervisi dilaksanakan.


(15)

11

BAB IV

RENCANA EVALUASI HASIL SUPERVISI AKADEMIK, DAN SUPERVISI KLINIS DI SMP ... GARUT A. Rencana Evaluasi Hasil Supervisi Akademik

Dari ... orang guru yang terdiri dari ... orang guru pria dan... orang guru wanita, yang di supervisi akademik melalui kunjungan kelas oleh kepala sekolah dengan menggunakan instrumen supervisi yang sesuai dengan Standar Proses Pembelajaran, hasilnya akan dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut :

No Perolehan

Nilai Sebutan

Jenis Kelamin Guru yang di Supervisi

Jumlah Prosentase

keseluruha n (%)

Pria Wanita

Banyakny a

% Banyakny

a

%

1 Baik sekali 2 Baik 3 Cukup 4 Kurang

Jumlah Prosentase (%)

B. Rencana pelaksanaan Supervisi Klinis

Bagi guru yang memperoleh nilai sebutan Cukup atau kurang, maka kepala sekolah akan mengadakan rencana pelaksanaan supervisi klinis bagi guru tersebut, dengan menggunakan pendekatan kolaboratif, artinya tanggungjawab terbagi relatif sama antara kepala sekolah/pengawas dengan guru, dan langkah pelaksanaan supervisi klinisnya menggunakan tiga tahap, yaitu: tahap pertemuan awal, tahap observasi proses pembelajaran, dan tahap pertemuan balikan, serta instrumen yang digunakannyapun sama seperti pada waktu pelaksanaan supervisi akademik.

12

BAB V

RENCANA TINDAK LANJUT, DAN RENCANA PELAPORAN HASIL SUPERVISI AKADEMIK DI SMP ... GARUT


(16)

Dari hasil supervisi akademik dan supervisi klinis maka akan ditindaklanjuti, dengan cara: jika nilai sebutan perolehan bagi guru baik sekali ataupun baik maka akan di promosikan di tahun pelajaran berikutnya, misalnya menjadi Wakil kepala sekolah, Pembina di sekolah, atau wali kelas, sedangkan yang mendapat perolehan nilai sebutan cukup atau kurang dikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensinya dan keprofesionalannya sebagai guru, baik di MGMP tingkat sekolah, MGMP tingkat Rayon, maupun di tingkat MGMP Kabupaten, di beri bimbingan teknis, supervisi klinis berkelanjutan, dan IHT. Adapun instrumen tindak lanjutnya di buat perorangan untuk setiap guru (terlampir).

B. Rencana Pelaporan hasil Supervisi Akademik

Dari hasil supervisi akademik dan supervisi klinis maka akan dibuatkan rencana pelaporan kepada pemangku kepentingan di sekolah seperti kepada komite sekolah dan pengawas pembina. Pada rencana pelaporannya diinformasikan berapa jumlah guru dan prosentasenya yang mendapat nilai sebutan Amat baik , baik, cukup ataupun kurang dengan menggunakan instrumen pelaporan tiap guru.


(1)

2. Guru-guru yang kompetensi profesional ingin dikembangkan lebih menghendaki cara kolegial daripada cara yang autoritarian.

Ada dua tujuan umum supervisi klinis, yaitu pengembangan profesional dan motivasi kerja guru serta memperbaiki proses pembelajaran yang kurang efektif.

Tujuan khusus supervisi klinis adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan umpan balik yang objektif terhadap guru, mengenai pembelajaran yang dilaksanaknnya.

2. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pembelajaran. 3. Membantu guru mengembangkan keterampilannya menggunakan strategi

pembelajaran.

4. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya. 5. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan

profesional yang berkesinambungan. E. Pendekatan Supervisi Klinis

Pendekatan supervisi klinis terdiri dari:

1. Direktif, artinya tanggungjawab lebih banyak pada kepala sekolah/pengawas.

2. Kolaboratif, artinya tanggungjawab terbagi relatif sama antara kepala sekolah/pengawas dengan guru.

3. Non-direktif, artinya tanggungjawab lebih banyak pada guru.

F. Pelaksanaan Supervisi Klinis

Langkah-langkah pelaksanaan supervisi klinis terdiri dari tiga tahap esensial yang berbentuk siklus, yaitu: tahap pertemuan awal, tahap observasi proses pembelajaran, dan tahap pertemuan balikan.

G. Instrumen Supervisi Akademik

Instrumen Supervisi yang digunakan tentunya yang sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. (Terlampir)


(2)

BAB III

RENCANA PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMP ... GARUT

A. Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik

Sebagai kepala sekolah saya merencanakan pelaksanaan program supervisi kepada guru di SMP ... Garut sebanyak satu kali dalam setahun untuk setiap orang guru di sekolah kami. Adapun supervisi ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pada proses pembelajaran.

B. Pendekatan Supervisi Akademik

Pendekatan supervisi akademik kepada guru yang saya laksanakan sebagai kepala sekolah menggunakan dua cara yaitu pendekatan langsung artinya saya sebagai kepala sekolah berhadapan atau berhubungan melalui tatap muka di kelas pada waktu observasi kunjungan kelas, sedangkan pendekatan tak langsung dengan menggunakan media komunikasi dan diskusi kasus.

C. Tekhnik Supervisi Akademik

Tekhnik supervisi akademik yang akan saya gunakan dalam melaksanakan interaksi atau hubungan timbal balik antara kepala sekolah dengan guru yang akan di supervisinya adalah teknik supervisi individual.

D. Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMP ... Garut Supervisis akademik di SMP ... Garut rencana pelaksanaannya disesuaikan d ademik dirancang berdasarkan jadwal pelajaran proses pembelajaran guru tatap muka di kelas, mulai hari senin sampai dengan kamis, dalam satu hari sebagai kepala sekolah saya hanya mampu mensupervisi guru di kelas antara 2 jam pelajaran untuk satu orang engan Jadwal supervisi akademik dan kesepakatan kepala sekolah dengan guru yang akan di supervisi akademik.

E. Jadwal Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik

Jadwal Supervisi Akademik guru atau sampai dengan 4 jam pelajaran untuk dua orang guru. Adapun jadwal supervisi semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 yang direncanakan akan dilaksanakan di SMP ... Garut sebagai berikut:


(3)

Jadwal Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik Semester 1 (satu)

N o

Hari/Tanggal di supervisi

Nama Guru Mata

pelajaran

Di kelas Pada Jam ke 1 Senin, Februari 2015 2 Senin Februari 2015 3 Selasa Februari 2015 4 Rabu Februari 2015 5 Rabu Februari 2015 6 Kamis Februari 2015 7 Kamis, Maret 2015 8 Senin Maret 2015 9 Selasa Maret 2015 10 Selasa Maret 2015 11 Rabu Maret 2015 12 Kamis Maret 2015 13 Kamis Maret 2015 14 Senin Maret 2015 15 Selasa Maret 2015 16 Selasa Maret 2015 17 Rabu Maret 2015 18 Kamis Maret 2015 19 Kamis Maret 2015 20 Senin Maret 2015 21 Senin Maret 2015 22 Selasa Maret 2015 23 Rabu Maret 2015 24 Rabu Maret 2015


(4)

N o

Hari/Tanggal di supervisi

Nama Guru Mata

pelajaran

Di kelas Pada Jam

ke 25 Kamis

April 2015 26 Senin

April 2015 27 Senin

April 2015 28 Rabu

April 2015 29 Rabu

April 2015 30 Kamis

April 2015 31 Kamis

April 2015 32 Senin

April 2015 33 Selasa

April 2015 34 Rabu

April 2015 35 Kamis

April 2015 36 Senin

April 2015 37 Senin

April 2015 38 Selasa

April 2015 39 Rabu

April 2015 40 Kamis

April 2015

F. Kesepakatan dengan guru tentang pelaksanaan Supervisi Akademik

Sebagai Kepala sekolah saya membuat kesepakatan dengan guru yang akan dikunjungi untuk di supervisi akademik dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, biasanya kepada guru tersebut diinformasikan oleh Wakil Kepala sekolah bidang Akademik/Kurikulum tiga hari sebelum supervisi dilaksanakan.


(5)

BAB IV

RENCANA EVALUASI HASIL SUPERVISI AKADEMIK, DAN SUPERVISI KLINIS DI SMP ... GARUT A. Rencana Evaluasi Hasil Supervisi Akademik

Dari ... orang guru yang terdiri dari ... orang guru pria dan... orang guru wanita, yang di supervisi akademik melalui kunjungan kelas oleh kepala sekolah dengan menggunakan instrumen supervisi yang sesuai dengan Standar Proses Pembelajaran, hasilnya akan dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut :

No Perolehan Nilai Sebutan

Jenis Kelamin Guru yang di Supervisi

Jumlah Prosentase keseluruha

n (%)

Pria Wanita

Banyakny a

% Banyakny a

%

1 Baik sekali 2 Baik 3 Cukup 4 Kurang

Jumlah Prosentase (%)

B. Rencana pelaksanaan Supervisi Klinis

Bagi guru yang memperoleh nilai sebutan Cukup atau kurang, maka kepala sekolah akan mengadakan rencana pelaksanaan supervisi klinis bagi guru tersebut, dengan menggunakan pendekatan kolaboratif, artinya tanggungjawab terbagi relatif sama antara kepala sekolah/pengawas dengan guru, dan langkah pelaksanaan supervisi klinisnya menggunakan tiga tahap, yaitu: tahap pertemuan awal, tahap observasi proses pembelajaran, dan tahap pertemuan balikan, serta instrumen yang digunakannyapun sama seperti pada waktu pelaksanaan supervisi akademik.

12 BAB V

RENCANA TINDAK LANJUT, DAN RENCANA PELAPORAN HASIL SUPERVISI AKADEMIK DI SMP ... GARUT


(6)

Dari hasil supervisi akademik dan supervisi klinis maka akan ditindaklanjuti, dengan cara: jika nilai sebutan perolehan bagi guru baik sekali ataupun baik maka akan di promosikan di tahun pelajaran berikutnya, misalnya menjadi Wakil kepala sekolah, Pembina di sekolah, atau wali kelas, sedangkan yang mendapat perolehan nilai sebutan cukup atau kurang dikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensinya dan keprofesionalannya sebagai guru, baik di MGMP tingkat sekolah, MGMP tingkat Rayon, maupun di tingkat MGMP Kabupaten, di beri bimbingan teknis, supervisi klinis berkelanjutan, dan IHT. Adapun instrumen tindak lanjutnya di buat perorangan untuk setiap guru (terlampir).

B. Rencana Pelaporan hasil Supervisi Akademik

Dari hasil supervisi akademik dan supervisi klinis maka akan dibuatkan rencana pelaporan kepada pemangku kepentingan di sekolah seperti kepada komite sekolah dan pengawas pembina. Pada rencana pelaporannya diinformasikan berapa jumlah guru dan prosentasenya yang mendapat nilai sebutan Amat baik , baik, cukup ataupun kurang dengan menggunakan instrumen pelaporan tiap guru.