PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR : Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI.
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT
BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
(Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh SHINTA WAHYUNI
NIM 1105886
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
(2)
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT
BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
(Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI )
Oleh: Shinta Wahyuni
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Shinta Wahyuni
Universitas Pendidikan Indonesia Juli,2015
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, diphotocopy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
(3)
(4)
Shinta Wahyuni
Pembimbing : Drs. H. Ajang Mulyadi, MM.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung. Penelitian ini dilakukan karena kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk memperoleh prestasi belajar yang optimal, oleh sebab itu dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif verifikatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk variabel kecerdasan emosional dan minat belajar. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Teknik analisis data yang yang digunakan yaitu analisis regresi linier multipel dan diperoleh hasil Ŷ = 1,429 + 0,005 + 0,021 yang berarti bahwa kecerdasan emosional (X1) dan minat belajar (X2) berpengaruh positif terhadap IPK sebagai indikator dari prestasi belajar. Uji F juga menunjukan bahwa nilai 494,062 > nilai 3,06, yang artinya dalam penelitian ini regresi dinyatakan berarti. Hasil uji t untuk variabel kecerdasan emosional dan indeks prestasi kumulatif adalah 5,675 dan 0,67611 untuk hasil Uji t variabel minat belajar dan indeks prestasi kumulatif adalah 26,112 0,67611.
Berdasarkan nilai yang diperoleh dari Uji t diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis pada penelitian ini terbukti. Untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa diharapkan lebih dapat mengenali emosi dirinya, lebih belajar lagi untuk mengelola emosinya dengan baik dan bijaksana, harus lebih dapat mandiri tidak mengandalkan orang lain dalam memotivasi diri sendiri, perlu meningkatkan rasa keperdulian terhadap orang lain, lebih dapat membina hubungan dengan baik lagi, berusaha menaikan minat terhadap mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi.
Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Minat Belajar, Prestasi Belajar, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
(5)
Shinta Wahyuni
Pembimbing : Drs. H. Ajang Mulyadi, MM.
ABSTRACT
The aim of this study is to reveal the influence of those factors (emotional intelligence and learning interest) on the students’ learning achievement, particularly on students of Accounting Education students in UPI Bandung. In gaining the optimal learning achievement, it is needed not only intellectual intelligence but also the emotional intelligence and learning interest. Therefore this study is expected to give deep explanation of the emotional intelligence
and learning interest towards students’ learning achievement.
The method conducted in this study is verification-descriptive method. To collect the data, this study applied questionnaire to measure the emotion and learning interest variables. The analysis prerequisite test includes normality test, linear test, multicollinearity test and heteroskedasticity test. The data analysis used multiple linear regression analysis Ŷ = 1,429 + 0,005 + 0,021 , which means emotional intelligence (X1) and learning interest (X2) give the positive influence to the learning achievement. F test also showed that 494,062 > . This means that the regression was significant. Test result for the emotional intelligence and cumulative grade point is 5,675 and 0,67611 and for the t-test of learning interest and cumulative grade point is 26,112 , 0,67611.
Based on the t-test above, it can be concluded that the hypotheses of this study is clearly
proved. Therefore, to improve the students’ learning achievement, they should know their
emotion and how to deal with it, be more independent in motivating themselves to learn, be more caring for others, making good friends, and be motivated to increase the interest in Accounting Education course.
Keywords: emotional intelligence, interest in learning, student achievment, cumulative grade point(CGA)
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….……….. i
UCAPAN TERIMAKASIH……….. ii
ABSTRAK………. iv
ABSTRACK………. v
DAFTAR ISI………. vi
DAFTAR TABEL………. ix
DAFTAR GAMBAR………. x
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Penelitian……… 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian……….. 3
C. Rumusan Masalah Penelitian……… 7
D. Maksud dan Tujuan Penelitian……… 7
E. Manfaat Penelitian………. 8
BAB II LANDASAN TEORI……….. 10
A. Kecerdasan……… 10
1. Pengertian Kecerdasan……….…… 2. Macam – Macam Kecerdasan………... 11
B. Kecerdasan Emosional……… 13
1. Pengertian Emosional………. 13
2. Pengertian Kecerdasan Emosional……….. 13
(7)
C. Minat Belajar ……… 18
1. Pengertian Minat Belajar……… 18
2. Macam – Macam Minat Belajar……….. 19
3. Ciri – Ciri Minat Belajar………. 19
4. Indikator Minat Belajar………... 21
D. Belajar……….…. 22
1. Pengertian Belajar………. 22
2. Prinsip – Prinsip Belajar………. 24
E. Prestasi Belajar……… 26
1. Pengertian Prestasi Belajar……… 26
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……… 26
3. Indikator Prestasi Belajar……….. 29
4. Pengertian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)……… 31
5. Cara Meningkatkan Prestasi Belajar………... 32
F. Penelitian Terdahulu……….… 33
G. Kerangka Pemikiran……….. 34
H. Hipotesis Penelitian……… 37
BAB III METODE PENELITIAN……….. 38
A. Desain Penelitian……….. 38
B. Operasional Variabel………. 38
C. Populasi dan Sampel………..……….. 42
1. Populasi………..……… 42
2. Sampel………..……….. 42
D. Teknik Pengumpulan Data………..……… 44
E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………..……….. 46
1. Pengujian Instrumen Penelitian……….. 46
(8)
b. Uji Validitas………. 49
2. Uji Persyaratan Analisis Data (Uji Asumsi Klasik)……….. 52
a. Uji Normalitas………..………. 52
b. Uji Linieritas……….……….. 52
c. Uji Multikolinieritas……….……… 54
d. Uji Heteroskedastisitas……….………. 55
3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………. 55
a. Analisis Deskriptif………. 55
b. Analisis Regresi Linier Multipel……… 60
c. Uji F (Uji Keberartian Regresi)………. 61
d. Uji t (Uji Keberartian Koefisien regresi)……… 62
BAB IV PEMBAHASAN……….. 64
A. Gambaran Obyek Penelitian……….. 64
1. Identitas Program Studi Pendidikan Akuntansi……… 64
2. Sejarah Singkat Program Studi Akuntansi……… 64
3. Visi dan Misi Program Studi Pendidikan Akuntansi……….. 65
4. Tujuan Program Studi Pendidikan Akuntansi……….. 65
5. Sasaran Program Studi Pendidikan Akuntansi………. 66
6. Strategi Program Studi Pendidikan Akuntansi………. 66
7. Struktur Organisasi Program Studi Pendidikan Akuntansi……… 67
B. Gambaran Responden……….. 67
C. Deskripsi Hasil Penelitian………. 69
1. Deskripsi Kecerdasan Emosional………. 69
2. Deskripsi Minat Belajar……… 75
3. Deskripsi Prestasi Belajar……… 82
D. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ……… 83
(9)
2. Uji Linieritas……… 85
3. Uji Multikolinieritas………. 86
4. Uji Heteroskedastisitas……….. 87
5. Analisis Regresi Linier Multipel……… 88
6. Uji F (Uji Keberartian Regresi)………. 89
7. Uji t (Uji Keberartian Koefisien Regresi)………. 90
E. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 99
A. Kesimpulan……….. 99
B. Saran……….. 100
DAFTAR PUSTAKA……… 102
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-rata Nilai IPK………. 2
Tabel 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……….. 28
Tabel 2.2 Indikator Prestasi Belajar………. 29
Tabel 2.3 Acuan Umum dalam Menentukan Nilai Akhir………..……….. 32
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu………..……….. 34
Tabel 3.1 Operasional Variabel………..………. Tabel 3.2 Sampel Mahasiswa Pendidikan Akuntansi……… Tabel 3.3 Penilaian Pernyataan Positif……….. Tabel 3.4 Penilaian Pernyaatan Negatif……… Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kecerdasan Emosional……… Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar……… Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional……….. Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Minat Belajar………...……. Tabel 3.9 Tabel Penolong untuk Tabulasi……….. Tabel 3.10 Tabel Penolong untuk Menghitung Daftar (fe)………. Tabel 3.11 Tabulasi Jawaban Responden……… Tabel 3.12 Format Distribusi Frekuensi Variabel per Indikator………. Tabel 3.13 Tabel Arti Kriteria Rendah, Sedang dan Tinggi……….. 62
Tabel 4.1 Tabel Responden……….……… Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Kecerdasan Emosional………. Tabel 4.3 Kecerdasan Emosional Secara Umum………. Tabel 4.4 Mengenali Emosi………...……… Tabel 4.5 Mengelola Emosi………... 77
(11)
Tabel 4.6 Memotivasi Diri………..…………... Tabel 4.7 Mengenali Emosi Orang Lain……….……… Tabel 4.8 Membina Hubungan dengan Orang Lain………. Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Minat Belajar……….……… Tabel 4.10 Minat Belajar Secara Umum……….………. Tabel 4.11 Indikator 1 Minat Belajar ……….……… Tabel 4.12 Indikator 2 Minat Belajar ……….……… Tabel 4.13 Indikator 3 Minat Belajar ……….……… Tabel 4.14 Indikator 4 Minat Belajar ……….……… Tabel 4.15 Indikator 5 Minat Belajar ……….………. Tabel 4.16 Daftar rata-rata IPK……….………. Tabel 4.17 Uji Normalitas Kecerdasan Emosional……… Tabel 4.18 Uji Normalitas Minat Belajar……….…………. Tabel 4.19 Uji Normalitas IPK……… Tabel 4.20 Tabel ANOVA Kecerdasan Emosional……….. Tabel 4.21 Tabel ANOVA Minat Belajar………. Tabel 4.22 Tabel Coefficients Multikolinieritas………. Tabel 4.23 Tabel Coefficients Regresi Linier Multipel……….……….. Tabel 4.24 Tabel ANOVA Uji F……….………. Tabel 4.25 Tabel Coefficient Uji t………..………
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel………. Gambar 4.1 Scatterplots Regresi untuk Heteroskedastisitas……….
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap berkesinambungan (prosedural) dan sistematik karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, pada semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat). Pendidikan mempunyai peran yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa. Suatu bangsa yang miskin sumber daya alamnya namun memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang dibentuk melalui pendidikan akan dapat mencapai keunggulan dan mencapai kemakmuran lebih cepat dibandingkan dengan bangsa yang kaya sumber daya alamnya saja tetapi kurang didukung oleh kualitas sumber daya manusianya.
Universitas merupakan salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal. Universitas memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar. Dalam keseluruhan upaya pendidikan, proses belajar merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku atau pribadi mahasiswa. Proses belajar pada dasarnya merupakan interaksi dinamis antara mahasiswa dengan dosen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan pembelajaran adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab ( UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3). Tujuan ini dapat digambarkan dengan hasil belajar dalam bentuk nilai akhir yang
(14)
diperoleh setiap peserta didik. Di Perguruan Tinggi hasil belajar dapat dilihat dari nilai evaluasi di setiap semester maupun dari rekapitulasi nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IPK merupakan evaluasi hasil yang dilakukan melalui kajian terhadap kinerja mahasiswa meliputi hasil kegiatan pembelajaran pada setiap mata kuliah dan pada keseluruhan mata kuliah (Kurikulum UPI, 2014). Hal ini mengindikasikan bahwa mutu pendidikan dapat dilihat dari nilai rata-rata pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Berdasarkan sasaran mutu Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, rata-rata IPK yang dihapkan sekurang-kurangnya 3,13 (pada skala 4). Jadi IPK lebih besar sama dengan
dari 3,13 (≥3,13) ditujukan untuk menghasilkan mahasiswa dengan IPK yang
tinggi serta menjadi tenaga ahli dalam bidang Pendidikan Akuntansi yang lebih baik dan kompeten dalam bidang Pendidikan maupun dalam dunia kerja bidang lain nantinya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai IPK mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi UPI Bandung angkatan 2011, 2012 dan 2013:
Tabel 1.1
Rata-rata Nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi UPI Bandung Angkatan 2011, 2012 dan 2013
No Angkatan Jumlah Mahasiswa
Rata-rata IPK
IPK ≥ 3.13
IPK <3.13
1 2011 88 3.38 75 13
2 2012 74 3.26 47 27
3 2013 92 3.13 52 40
Jumlah 254 174 80
Prosentase
(%) 100% 68.50% 31.,50%
Sumber: Bidang Akademik FPEB UPI, data diolah
Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa perolehan data yakni rata-rata IPK dari 254 mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011, 2012 dan 2013 menunjukan prosentase keseluruhan yakni 68.50% diatas dari IPK yang diharapkan sesuai dengan IPK minimal yang ditetapkan oleh Prodi Pendidikan Akuntansi UPI Bandung yaitu sekurang-kurangnya 3.13 (pada
(15)
skala 4), sedangkan 31.50% kurang dari IPK yang diharapkan sesuai ketetapan Prodi Pendidikan Akuntansi UPI Bandung.
B. Identifikasi Masalah
Prestasi belajar mahasiswa dapat dipengaruhi dari banyak faktor, menurut Syah (2011 : 129) ada tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), meliputi dua aspek yakni :
a. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), seperti kuat lemahnya organ tubuh.
b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah), meliputi : intelegensi/ atau kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yang meliputi dua aspek juga yakni :
a. Lingkungan sosial, seperti : lingkungan keluarga, guru, staf, masyarakat dan teman.
b. Lingkungan nonsosial : lingkungan rumah, sekolah, peralatan dan alam.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Meliputi : pendekatan tinggi (speculative dan achieving), pendekatan sedang (analitical dan deep) dan pendekatan rendah (reproductive dan surface).
Sedangkan menurut Purwanto (2011 : 102), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual. Yang termasuk ke dalam faktor individual yakni:
(16)
kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor sosial yakni: faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Dari beberapa pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas, maka dapat diidentifikasikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu:
a. Faktor intern yang meliputi : 1)Kondisi fisik
2)Bakat dan minat
3)Kecerdasan (IQ, EQ & SQ) 4)Motivasi
5)Kesiapan 6)Faktor pribadi
b. Faktor ekstern yang meliputi : 1)Lingkungan keluarga 2)Lingkungan sekolah 3)Masyarakat
4)Sarana dan prasarana belajar 5)Guru
Dari banyaknya faktor di atas penulis akan memusatkan penelitian pada salah satu faktor internal mahasiswa yaitu faktor kecerdasan emosional (EQ) dan minat belajar mahasiswa. Menurut pendapat Goleman (2000 : 4) kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan dari faktor kekuatan-kekuatan lain, salah satunya yaitu kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan emosional itu sendiri menurut Goleman merupakan kemampuan untuk memantau dan
(17)
mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, dan menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memadu pikiran dan tindakan. Sesuai yang dipaparkan diatas bahwa kecerdasan emosional itu menggunakan perasaan untuk memadu pikiran dan tindakan, sehingga hasil belajar mahasiswa pun dapat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan emosional mahasiswa tersebut, mahasiswa yang pandai mengontrol emosional nya maka mahasiswa tersebut dapat membagi antara emosi dan kewajiban yang harus di jalaninya. Kewajiban yang dimaksud disini adalah kewajiban belajar mahasiswa yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Menurut Goleman (2000 : 4) kecerdasan emosional mampu memperkuat seseorang dalam menggerakkan dan meningkatkan kemampuan–kemampuan intelegensi yang ada dalam diri seseorang dengan tujuan seseorang tersebut dapat meraih prestasi belajar yang maksimal. Dengan mengelola kecerdasan emosional dalam proses belajar mengajar, tidak hanya mahasiswa yang memiliki IQ tinggi yang dapat berhasil dalam belajar namun mahasiswa yang memiliki IQ rendah juga dapat mencapai hasil belajar yang tinggi pula.
Selain kecerdasan emosional, minat belajar mahasiswapun ikut mendukung dalam pencapaian prestasi belajar, karena jika mahasiswa memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu maka mahasiswa tersebut akan berusaha berjuang untuk mendapatkan yang terbaik dari apa apa yang dia lakukan sesuai dengan minat nya tersebut, dan sebaliknya apabila mahasiswa tidak berminat terhadap sesuatu maka mahasiswa itu akan enggan untuk berusaha dan terlihat acuh dalam menjalankan kewajibannya tersebut. Dengan minat yang tinggi tentunya akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi pula.
Slameto (2010 : 180) menyatakan bahwa minat dapat diukur dari memperhatikan dan mengenang apa yang dipelajari, ada rasa suka dan senang, ada rasa keterikatan, lebih menyukai dari pada yang tidak diminati, dan partisipasi pada kegiatan. Bila seseorang tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan seseorang
(18)
tersebut akan tekun dan memperoleh prestasi yang baik dari belajarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Efendi dan Praja (2004 : 122) belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa minat. Hal ini diperkuat dengan pendapat Syah (2003 : 136) minat besar sekali pengaruhnya terhadap aktivitas belajar, karena ada daya tarik baginya.
Dengan demikian mahasiswa yang cerdas mengelolah emosi nya dan mempunyai minat belajar yang tinggi dapat memperoleh prestasi belajar yang cukup tinggi pula. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianita
(2013) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa” menunjukan bahwa kecerdasan emosional
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa. Wahyuningsih
(2004) dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan
Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas II SMU Lab School
Jakarta Timur” membuktikan bahwa selama ini banyak orang yang
berpendapat bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa pada siswa kelas II SMU Lab School Jakarta Timur. Dengan demikian untuk meraih prestasi belajar yang tinggi di perlukan Kecerdasan Intelektual (IQ) yang juga tinggi. Bila siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka akan meningkatkan prestasi belajar. Dipaparkan juga oleh Purnamasari (2011) dalam Skripsinya yang berjudul “Pengaruh Minat Belajar dan Fasilitas Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajatan Akuntasi” menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif
yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih dan Purnamasari menjadikan siswa sebagai objek penelitiannya, dimana kita ketahui bahwa EQ siswa masih belum bisa diukur dengan baik dikarenakan sifat siswa yang masih labil dan belum mampu mengendalikan EQ nya, sehingga hasil penelitian tersebut dirasakan masih belum baik. Penelitian yang hampir mendekati yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lianita, akan tetapi penelitian tersebut hanya menjadikan kecerdasan emosional sebagai variabelnya,
(19)
sedangkan penelitian yang akan dilakukan saat ini menjadikan kecerdasan emosional dan minat belajar sebagai variabel, diharapkan keduanya dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Sehubungan dengan hal di atas, untuk mengetahui pengaruh faktor kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi UPI Bandung, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi UPI (Kasus pada Mahasiswa Pendidikan
Akuntansi UPI Bandung)”
C. Rumusan Masalah
Sebagaimana telah diungkapkan dalam latar belakang masalah maka dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran Kecerdasan Emosional Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung?
2. Bagaimana gambaran Minat Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung?
3. Bagaimana gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung?
4. Bagaimana pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung?
5. Bagaimana pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung?
D. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Penelitian bermaksud untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional dan minat belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi UPI.
(20)
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui gambaran Kecerdasan Emosional Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung.
2) Untuk mengetahui gambaran Minat Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung.
3) Untuk mengetahui gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung.
4) Untuk mengetahui pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung.
5) Untuk mengetahui pengaruh Minat Belajar Mahasiswa terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Akuntansi UPI Bandung.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan penelitian yang terkait dengan masalah Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar yang dapat mempengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif, sehingga dapat menambah dan memperluas ilmu yang dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.
2. Secara Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini, diantaranya : 1) Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi mahasiswa dan dapat memberikan motivasi yang kuat untuk bisa belajar secara mandiri.
2) Bagi Dosen
Diharapkan penelitian ini mampu menjadi salah satu referensi bagi dosen agar dapat menyampaikan bahan ajar yang bisa membangkitkan
(21)
kecerdasan emosional mahasiswa dan juga menumbuhkan minat belajar mahasiswa .
3) Bagi Universitas
Menjadi kajian bagi Universitas sebagai salah satu sumber informasi ilmiah yang terkait pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar mahasiswa terhadap Prestasi Belajar mahasiswa dalam menyerap ilmu pengetahuan di tingkat pendidikan tinggi serta dapat digunakan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
(22)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
“Desain penelitian menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan
bagaimana prosedur penelitian dilakukan” POPS (2014 : 21). Menurut
Sugiyono (2009 : 3) “metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif verifikatif. Menurut
Sugiyono (2009 : 11) “metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui variabel, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan
yang lainnya”. Metode verifikatif menurut Nazir (2005 : 74) yaitu “metode
verifikatif dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang berarti menguji
kebenaran teori”. Dengan demikian metode penelitian verifikatif ini adalah
metode yang digunakan untuk menguji kebenaran atau teori yang sudah ada, tetapi bukan untuk menciptakan teori yang baru.
Penelitian deskriptif verifikatif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, serta terperinci untuk menghasilkan rekomendasi untuk keperluan masa mendatang. Sehingga dapat diketahui bahwa penelitian ini adalah untuk menggambarkan keadaan yang berlangsung secara nyata mengenai data kecerdasan emosional, data minat belajar dan data prestasi belajar, serta menguji kebenaran dari hipotesis.
B. Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2009 : 60) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
(23)
Dapat dikatakan variabel karena ada variasinya. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini merupakan penelitian yang ingin melihat pengaruh dari suatu faktor intern yaitu kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap prestasi belajar. Adapun operasional variabel dalam penelitian ini dijelaskan dalam tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala No Item
Kecerdasan Emosional (X1) Kecerdasan emosional, merupakan kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan
kerjasama (keterampilan sosial) dengan orang lain.
Mengenali emosi diri: Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat (Goleman, 2000 : 513)
Interval 1 – 5
Mengelolaan emosi:
Menangani emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas; peka terhadap kata hati dan
sanggup menunda
kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran; mampu pulih kembali dari tekanan emosi. (Goleman, 2000 : 514).
Interval 6 – 14
(24)
Tabel 3.1 (lanjutan)
Variabel Konsep Indikator Skala No
Item Kecerdasan
Emosional (X1)
Memotivasi diri sendiri : Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakan dan menuntun kita menuju sasaran,
membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. (Goleman, 2000 : 514)
Interval 15 – 22
Mengenali emosi orang
lain :
Kemampuan untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain,
kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Reuvan Bar-On (Stein & Book, 2002:39)
Interval 23 – 26
Membina hubungan : Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial; berinteraksi dengan lancar; menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan
memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan
perselisihan, dan untuk bekerja sama. (Goleman, 2000:514)
Interval 27 – 30
(25)
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Konsep Indikator Skala No
Item Minat
Belajar (X2)
Minat belajar, merupakan rasa
suka atau
ketertarikan pada suatu mata kuliah tertentu yang dapat menimbulkan motivasi dan membuat prestasi belajar tinggi.
1.Mempunyai
kecenderungan untuk tetap memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
Interval 33 – 36
2.Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
Interval 37 – 40
3.Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
Interval 41 – 44
4.Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya
Interval 45 – 47
5.Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan
Interval 48 – 50
Prestasi Belajar
(Y)
Prestasi belajar merupakan
kemampuan
keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima
perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstuksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
(26)
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009 : 117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari”. Populasi ini dapat berupa
sekelompok manusia, nilai, tes gejala, pendapat, peristiwa, benda-benda atau peristiwa yang menjadi sumber data untuk penelitian.
Berdasarkan pada pengertian di atas, yang menjadi populasi dalam pengertian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung Angkatan 2011, 2012, dan 2013 yang berjumlah sebanyak 254 orang Mahasiswa.
2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut” (Sugiyono 2009 : 118). Dalam pengambilan sampel dilakukan secara Proportionate Stratified Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Penentuan jumlah sample mahasiswa dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin :
(Sahlan, 2005:107) Keterangan :
n = Ukuran sampel Keseluruhan N = Ukuran Populasi
= Presisi yang ditetapkan
Dengan menggunakan rumus di atas dan presisi atau kesalahan yang ditetapkan 5%, maka yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah :
(27)
,352 ≈ 155
Dari perhitungan di atas, maka ukuran sample dalam penelitian ini adalah 155 orang mahasiswa.
Dalam pengambilan sampel dilakukan secara Proportionate Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan secara proporsional. Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 155 mahasiswa. Adapun rumus untuk menentukan ukuran sampel adalah sebagai berikut :
×
(Sahlan, 2005:108)
Keterangan :
N = Ukuran populasi
= Ukuran populasi stratum ke 1
n = Ukuran sampel keseluruhan = Ukuran sampel
Dalam penarikan sampel mahasiswa dilakukan secara proporsional, yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
(28)
Tabel 3.2
Sampel Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung Angkatan 2013
No Mahasiswa Angkatan Jumlah
Mahasiswa Sampel Mahasiswa
1 2011 88
2 2012 74
3 2013 92
Total 254 155
Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa dari angkatan 2011 akan di ambil 54 mahasiswa sebagai sampel, Angkatan 2012 akan diambil sebanyak 45 mahasiswa sebagai sampel, dan Angkatan 2013 akan di ambil 56 mahasiswa sebagai sampel, sehingga seluruhnya berjumlah 155 mahasiswa yang akan menjadi sampel. Penelitian ini akan menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu teknik sampling yang dapat memilih sampel nya secara acak berdasarkan Nomor Induk Mahasiswa setiap angkatannya, dengan cara mengkocok nomor induk mahasiswa Pendidikan Akuntansi setiap angkatannya, maka yang keluar dari kocokan berhak untuk mengisi angket penelitian ini. Semua mahasiswa yang menjadi populasi disini memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan guna menjawab pertanyaan penelitian. “Pengumpulan data dapat
dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara” (Sugiyono, 2009 : 193).
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Angket atau Kuisioner
Kuisioner atau yang biasa disebut angket merupakan suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan
(29)
kepada subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis. Dalam penelitian ini angket disebarkan kepada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung untuk diisi sesuai kesungguhan dirinya.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket tertutup (angket terstruktur). Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban sesuai dengan karakteristik dirinya. Angket ini dibuat untuk memperoleh data mengenai kecerdasan emosional dan minat belajar mahasiswa oleh masing-masing mahasiswa. Untuk memperoleh data mengenai kecerdasan emosional dan minat belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung, dibuat pernyataan-pernyataan yang disusun dalam bentuk angket yang disusun berdasarkan skala numerik (numerical scale), yaitu skala yang menggunakan pilihan jawaban berupa angka dimulai dari angka 1 sampai dengan angka 5, dimana angka 1 menunjukkan penilaian terendah dan angka 5 menunjukkan penilaian tertinggi. Berikut adalah tabel angket dengan penilaian skala numerik (numerical scale) :
Tabel 3.3
Tabel Penilaian Pernyataan Skala Numerik Positif
No Pertanyaan /
Pernyataan
Skor
5 4 3 2 1
Keterangan skor yang ada dalam angket tersebut adalah sebagai berikut : a. Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan positif paling tinggi.
b. Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi. c. Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan positif sedang. d. Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan positif rendah. e. Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan positif paling rendah.
(30)
Tabel 3.4
Tabel Penilaian Pernyataan Skala Numerik Negatif
No Pertanyaan /
Pernyataan
Skor
5 4 3 2 1
Keterangan skor yang ada dalam angket tersebut adalah sebagai berikut : a. Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan positif paling tinggi.
b. Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi. c. Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan positif sedang. d. Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan positif rendah. e. Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan positif paling rendah.
2. Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data mengenai presatasi belajar mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011, 2012, dan 2013 yaang tergambar melalui IPK. Data ini sebagai data acuan mengenai nilai IPK mahasiswa yang menjadi fenomena dari latar belakang.
E. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum menganalisis data, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen penelitian. Langkah–langkah yang dilakukan dalam pengujian instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
a. Uji Reliabilitas
“Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu
tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap” (Arikunto, 2008 : 86).
Menurut Riduwan (2010 : 125-126) langkah-langkah dalam uji reliabilitas menggunakan metode alpha adalah sebagai berikut: 1) Mencari varians skor tiap-tiap item dengan rumus :
(31)
Dimana :
Si = Varians skor tiap-tiap item S = Jumlah kuadrat item Xi (SXi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan
= Jumlah responden
2) Menjumlahkan varians semua item dengan rumus :
SS
i= S
1+S
2+S
3...S
n Dimana :SSi = Jumlah varians semua item S1+S2+S3...Sn = Varians item ke-1,2,3...n
3) Menghitung varians total dengan rumus :
Dimana :
St = Varians total
S = Jumlah kuadrat X total (SXt)2 = Jumlah X total dikuadratkan
= Jumlah responden
4) Masukkan nilai Alpha dengan rumus :
[ ] [ ∑ ] Dimana :
r11 = Nilai reliabilitas
Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total
(32)
Setelah diperoleh nilai r11 tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai Tabel r Product Moment dengan dk = n-1, signifikansi 5%. Keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel. Kaidah keputusan :
Jika r11 > rtabel maka reliabel.
Jika r11 ≤rtabel maka tidak reliabel.
Dalam penelitian ini, untuk perhitungan reliabilitas penulis akan menggunakan software SPSS V.20.
Adapun hasil pengujian reliabilitas pada instrument penelitian ini yaitu angket kecerdasan emosional dan minat belajar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Kecerdasan Emosional
Hasil
0,927 0,316 Reliabel
Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 3.3 yang dipeloreh adalah sebesar 0,921. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan pada r Product Moment pada taraf kesalahan 5% untuk 30 responden, diperoleh yaitu sebesar 0,316. Karena lebih besar dari pada , maka item pernyataan pada angket tersebut sangat reliabel, yang menunjukan angket kecerdasan emosional ini terpercaya dan dapat digunakan untuk penelitian.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar
Hasil
0,894 0,316 Reliabel
Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 3.4 yang dipeloreh adalah sebesar 0,894 Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan pada r Product Moment pada taraf kesalahan 5% untuk 30 responden, diperoleh yaitu sebesar 0,894 Karena lebih besar dari
(33)
pada , maka item pernyataan pada angket tersebut sangat reliabel, yang menunjukan angket minat belajar ini terpercaya dan dapat digunakan untuk penelitian.
b. Uji Validitas
Menurut Arikunto (1995:63-69) (dalam Riduwan, 2010:109)
“validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan
atau kesahihan suatu alat ukur”. Suatu instrumen dapat dikatakan valid
apabila dapat mengukur dengan tepat apa yang akan diukur. Untuk menguji validitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
(Arikunto, 2012:87) Keterangan:
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
X = Skor tiap item Y = Skor total item
N = Jumlah responden uji coba
Setelah diperoleh nilai kemudian dikonsultasikan dengan nilai dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan valid dengan ketentuan, jika:
berarti valid, sebaliknya berarti tidak valid
(Riduwan, 2010:110)
Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam angket, yakni untuk mengetahui valid atau tidaknya butir-butir
(34)
soal dalam angket. Uji validitas yang dilakukan oleh penulis adalah dengan melakukan uji coba angket penelitian kepada 30 mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung, 10 mahasiswa angkatan 2011, 10 mahasiswa angkatan 2012, dan 10 mahasiswa angkatan 2013 dengan 32 item pernyataan untuk variabel kecerdasan emosional dan 18 item untuk pernyataan minat belajar. Berikut ini ditampilkan hasil uji validitas berdasarkan perhitungan dengan bantuan Software SPSS 20, untuk variabel kecerdasan emosional dan minat belajar dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.7
Rekapitulasi Pengujian Validitas Variabel Kecerdasan Emosional Mahasiswa Nomor
Item
Keterangan
1 0,661 0.361 Valid
2 0,559 0.361 Valid
3 0,644 0.361 Valid
4 0,564 0.361 Valid
5 0,455 0.361 Valid
6 0,639 0.361 Valid
7 0,574 0.361 Valid
8 0,522 0.361 Valid
9 0,641 0.361 Valid
10 0,548 0.361 Valid
11 0,506 0.361 Valid
12 0,585 0.361 Valid
13 0,635 0.361 Valid
14 0,644 0.361 Valid
15 0,607 0.361 Valid
16 0,451 0.361 Valid
17 0,667 0.361 Valid
18 0,698 0.361 Valid
19 0,663 0.361 Valid
20 0,607 0.361 Valid
21 0,552 0.361 Valid
22 0,668 0.361 Valid
(35)
Tabel 3.7 (Lanjutan) Nomor
Item
Keterangan
23 0,405 0.361 Valid
24 0,525 0.361 Valid
25 0,418 0.361 Valid
26 0,646 0.361 Valid
27 0,549 0.361 Valid
28 0,655 0.361 Valid
29 0,554 0.361 Valid
30 0,464 0.361 Valid
Sumber: Pengolahan Data
Tabel 3.8
Rekapitulasi Pengujian Validitas Minat Belajar Mahasiswa Nomor
Item
Keterangan
1 0,717 0.361 Valid
2 0,369 0.361 Valid
3 0,576 0.361 Valid
4 0,627 0.361 Valid
5 0,714 0.361 Valid
6 0,689 0.361 Valid
7 0,722 0.361 Valid
8 0,370 0.361 Valid
9 0,442 0.361 Valid
10 0,460 0.361 Valid
11 0,435 0.361 Valid
12 0,419 0.361 Valid
13 0,659 0.361 Valid
14 0,775 0.361 Valid
15 0,727 0.361 Valid
16 0,769 0.361 Valid
17 0,614 0.361 Valid
18 0,653 0.361 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas dari angket kecerdasan emosional terdapat 30 pernyataan dan dari angket minat belajar terdapat 18 pernyataan, dan semua pernyataan kecerdasan emosional dan minat belajar dinyatakan valid. Sehingga semua pernyataan dari kedua angket tersebut dapat digunakan untuk
(36)
instrument penelitian karena dinyatakan valid dengan nilai lebih besar dari .
2. Uji Persyaratan Analisis Data (Uji Asumsi Klasik)
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Apabila suatu data berdistribusi normal maka pengujian hipotesis menggunakan perhitungan statistik parametik. Dan jika data tersebut tidak berdistribusi normal maka dalam pengujian hipotesis menggunakan perhitungan non parametik. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas data akan menggunakan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software IBM SPSS V 20 for windows.
b. Uji Linieritas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Langkah-langkah uji linieritas regresi dalam Sudjana (2003 : 90) adalah sebagai berikut :
a. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus :
∑
b. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[b│a]) dengan rumus : | ∑ ∑ ∑ }
c. Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus : ∑ |
d. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a]) dengan rumus :
(37)
e. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[b│a]) dengan rumus :
f. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus :
g. Mencari jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus :
∑ ∑ ∑
Sebelum mencari nilai JKE urutkan data X mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya (Y), seperti tabel penolong berikut :
No. X Kelompok n Y 1.
2. 3.
h. Mencari jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus :
i. Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus :
j. Mencari rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus :
k. Mencari nilai Fhitung dengan rumus :
(38)
l. Menentukan keputusan pengujian
Jika Fhitung≤ Ftabel artinya data berpola linier.
Jika Fhitung > Ftabel artinya data berpola tidak linier. m. Mencari Ftabel dengan rumus :
Dimana :
dk TC = k-2 dk E = n-k
Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
c. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2013 : 105) bahwa “uji multikolonieritas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen)”. Dalam uji
multikolonieritas, model regresi sebaiknya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi di antara variabel independen maka nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam suatu model regresi menurut Ghozali (2013 : 105) adalah sebagai berikut:
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
(39)
c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai variance inflation factor (VIF) ≥ 10.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menurut Ghozali (2013 : 139) bahwa
“uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain.”
Heteroskedastisitas dapat terjadi jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, namun jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain sama maka disebut Homoskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedatisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) dengan nilai residual. Dasar analisisnya menurut Ghozali (2013 : 139) adalah sebagai berikut :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif menurut Natawiria (2010 : 30) adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Analisis deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kecerdasan emosional dan minat
(40)
belajar terhadap Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung.
Gambaran ketiga variabel tersebut dapat dinyatakan secara keseluruhan atau berdasarkan setiap indikatornya. Langkah- langkah analisisnya sebagai berikut :
a. Mentabulasikan jawaban responden untuk setiap angket ke dalam format berikut :
Tabel 3.9
Tabel Tabulasi Jawaban Responden
No. Responden
Indikator 1 Indikator 2 Indikator... Skor
total
1 2 3 4 5 Ʃ 6 7 8 9 10 Ʃ 11 12 13 14 ... Ʃ1-...
b. Menentukan kriteria penilaian untuk setiap variabel dengan terlebih dahulu menetapkan :
1) Skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden untuk setiap indikator maupun secara keseluruhan.
2) Jarak atau rentang kelas dengan cara skor tertinggi dikurangi skor terendah.
3) Banyak kelas interval dalam penelitian ini ada tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi
4) Panjang kelas interval dengan cara 5) Interval untuk setiap kriteria penilaian yaitu:
c. Menentukan distribusi frekuensi untuk gambaran umum serta indikator-indikator dari setiap variabel dengan format seperti tabel 3.10 sebagai berikut:
(41)
Tabel 3.10
Format Distribusi Frekuensi Variabel/Indikator Kriteria
penilaian
Interval Frekuensi Persentase(%)
Rendah Sedang
Tinggi Jumlah
d. Menginterpretasikan hasil dari distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dari setiap variabel baik secara keseluruhan maupun setiap indikator. Untuk mendeskripsikan hasil penelitan digunakan salah satu ukuran gejala pusat yaitu modus. Menurut Natawiria (2010 : 35) :
Modus atau mode adalah nilai dari data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data distribusi atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data. Penggunaan modus bagi data kualitatif maupun data kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi terbanyak di antara data yang ada.
Berikut adalah pemaparan mengenai arti kriteria rendah, sedang, dan tinggi pada setiap indikator :
Tabel 3.11
Tabel Arti Kriteria Rendah, Sedang, dan Tinggi pada Setiap Indikator
Variabel Indikator Kriteria
Rendah Sedang Tinggi
Kecerdasan Emosional Mengenali Emosi Diri Mahasiswa tidak mengenali emosi dirinya. Mahasiswa cukup mengenali emosi dirinya. Mahasiswa sangat mengenali emosi dirinya. (Dilanjutkan)
(42)
Tabel 3.11
Tabel Arti Kriteria Rendah, Sedang, dan Tinggi pada Setiap Indikator
Variabel Indikator Kriteria
Rendah Sedang Tinggi
Kecerdasan Emosional Mengelola Emosi Mahasiswa tidak dapat mengelola emosinya. Mahasiswa cukup dapat mengelola emosinya. Mahasiswa sangat dapat mengelola emosinya. Memotivasi Diri Sendiri Mahasiswa tidak dapat memotivasi dirinya sendiri. Mahasiswa cukup dapat memotivasi dirinya sendiri. Mahasiswa sangat dapat memotivasi dirinya sendiri. Mengenali Emosi Orang Lain Mahasiswa tidak dapat mengenali emosi orang lain. Mahasiswa cukup dapat mengenali emosi orang lain. Mahasiswa sangat dapat mengenali emosi orang lain. Membina Hubungan Mahasiswa tidak dapat membina hubungan dengan baik. Mahasiswa dapat membina hubungan dengan cukup baik. Mahasiswa dapat membina hubungan dengan sangat baik. Minat Belajar Mempunyai kecenderungan untuk tetap memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus Mahasiswa tidak mempunyai kecenderungan untuk tetap memperhatikan dan mengenang pembelajaran. Mahasiswa mempunyai kecenderungan untuk tetap memperhatikan dan mengenang pembelajaran dengan cukup baik. Mahasiswa mempunyai kecenderungan untuk tetap memperhatikan dan mengenang pembelajaran dengan sangat baik.
Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati
Mahasiswa kurang berminat terhadap mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi.
Mahasiswa cukup berminat terhadap mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi.
Mahasiswa sangat berminat terhadap mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi. (Dilanjutkan)
(43)
Tabel 3.11 (Lanjutan)
Variabel Indikator Kriteria
Rendah Sedang Tinggi
Minat Belajar
Memperoleh suatu
kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu
aktivitas-aktivitas yang diminati
Mahasiswa tidak
memperoleh kebanggaan dan kepuasan terhadap mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi.dan juga tidak memiliki rasa keterikatan terhadap mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi. Mahasiswa cukup memperoleh kebanggaan dan kepuasan terhadap mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi, juga cukup memiliki rasa keterikatan terhadap mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi. Mahasiswa sangat memperoleh kebanggaan dan kepuasan terhadap mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi, juga sangat memiliki rasa keterikatan terhadap mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi. Lebih menyukai
suatu hal yang menjadi
minatnya
daripada yang lainnya
Mahasiswa tidak menyukai mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi. Mahasiswa cukup menyukai mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi. Mahasiswa sangat menyukai mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan Mahasiswa tidak aktif dalam mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi.
Mahasiswa cukup aktif dalam mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi.
Mahasiswa sangat aktif dalam mata kuliah di Prodi Pendidikan Akuntansi.
(44)
e. Menarik kesimpulan dengan menggunakan kriteria berikut menurut Santoso dalam Rukoyah (2013 : 64-65) :
Tabel Pedoman Interpretasi Hasil akhir analisis deskriptif
Presentase Kriteria
0 % Tidak ada/ tidak seorangpun
1%- 24% Sebagian kecil
25%-49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51%-74% Sebagian besar
75%-99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
b. Analisis Regresi Linier Multipel
Uji regresi linier multipel digunakan untuk meramalkan (memprediksi) variabel terhadap variabel terikat apabila variabel bebas diketahui (Sudjana 2003 : 69).
Persamaan regresi linier multipel adalah :
Ŷ
=
+
+
(Sudjana 2003 : 70)
Langkah–langkah untuk menjawab regresi linier multipel adalah: a. Membuat dan dalam bentuk kalimat
b. Membuat dan dalam bentuk statistik.
c. Membuat tabel Penolong untuk menghitung angka statistik
No Y Y Y
1. 2. ...
(45)
d. Menghitung nilai , , 1) Hitung jumlah kuadrat ,
Rumus :
∑
=
∑
–
∑ 2) Hitung jumlah kuadratRumus :
∑
=
∑
–
∑ 3) Hitung jumlah kuadratRumus :
∑
=
∑
–
∑ 4) Hitung jumlah kuadratRumus :
∑
=
∑
–
∑ ∑ 5) Hitung jumlah kuadratRumus :
∑
=
∑
–
∑ ∑ 6) Hitung jumlahRumus :
∑
=
∑
-
∑̅
̅
̅
=
(∑ ) ∑ ∑ ∑ (∑ )(∑ ) ∑=
(∑ ) ∑ ∑ ∑(∑ )(∑ ) ∑
c. Uji F (Uji Keberartian Regresi)
Uji F digunakan untuk menguji keberartian regresi dengan menggunakan taraf keberartian 5%. Rumus yang digunakan untuk uji F ini adalah sebagai berikut :
(46)
Keterangan :
∑ ∑ ∑ ∑
Setelah menghitung F, selanjutnya bandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05. Adapun kaidah kriteria pengujiannnya adalah :
a. Jika Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak dan diterima. b. Jika Fhitung≤ Ftabel, maka H0 diterima dan ditolak. Hipotesis:
H0 : Regresi tidak berarti
: Regresi berarti
d. Uji t (Uji Keberartian Koefisien Regresi)
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial. Dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :
a. = 0 Kecerdasan emosional tidak berpengaruh terhadap Indeks Prestasi Kumulatif
b. ≠ 0 Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap Indeks Prestasi Kumulatif
c. = 0 Minat belajar tidak berpengaruh terhadap Indeks Prestasi Kumulatif
d. ≠ 0 Minat belajar berpengaruh terhadap Indeks Prestasi Kumulatif
Rumus yang digunakan adalah :
(47)
Dimana :
= nilai variabel bebas
= galat baku koefisien regresi
Untuk menentukan galat buku koefisien terlebih dahulu harus dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut :
1. Menghitung Nilai Galat Baku Taksiran ( ) , dengan rumus :
2. Menghitung Jumlah Kuadrat Penyimpangan Peubah (∑ ), dengan
rumus :
∑ = ∑
3. Menghitung Nilai Galat Baku Koefisien Regresi ( , dengan rumus :
∑
Setelah diperoleh thitung selanjutnya bandingkan dengan ttabel dengan taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05. Adapun kaidah kriteria pengujiannnya adalah :
Jika ≤ , maka diterima dan ditolak.
(48)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung sudah dapat mengenali emosi diri dengan baik, sudah dapat mengelola emosi diri dengan baik, sudah dapat memotivasi diri sendiri dengan baik, dapat mengenali emosi orang lain (empati) dan memiliki kemampuan untuk membina hubungan kerjasama (keterampilan sosial) dengan orang lain dengan sangat baik.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia memiliki minat belajar yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung sangat mempunyai kecenderungan untuk tetap memperhatikan pembelajaran Akuntansi, sangat menyukai pembelajaran Akuntansi, sangat bangga, sangat puas, dan sangat merasa terikat dengan pembelajaran Akuntansi, sangat menyukai pembelajaran Akuntansi, dan sangat berperan aktif dalam pembelajaran Akuntansi.
3. Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung telah memperoleh nilai IPK diatas nilai IPK minimal yang ditetapkan oleh Prodi Pendidikan Akuntansi yaitu sebesar 3,13. Hal tersebut juga dapat terlihat dari nilai IPK yang terbanyak diperoleh angkatan 2011 adalah sebesar 3,51, angkatan 2012 sebesar 3,48 dan angkatan 2013 sebesar 3,20.
(49)
4. Jika variabel kecerdasan emosional meningkat sebesar 0,005 maka IPK sebagai indikator dari variabel prestasi belajar meningkat sebesar 1,429 dengan asumsi variabel minat belajar tetap.
5. Jika variabel minat belajar meningkat sebesar 0,021 maka IPK sebagai indikator dari variabel prestasi belajar meningkat sebesar 1,429 dengan asumsi variabel kecerdasan emosional tetap.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Universitas
Untuk memberikan tantangan lebih kepada mahasiswa sebaiknya pihak universitas menetapkan standar nilai minimum yang lebih tinggi dari standar nilai minimum yang ditetapkan oleh Prodi Pendidikan Akuntansi, agar mahasiswa UPI Bandung pada umumnya dan mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung pada khusunya menjadi lebih terpacu dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Bagi Dosen
Untuk membantu mahasiswa yang belum memperoleh nilai IPK minimal yang ditetapkan oleh Prodi Pendidikan Akuntansi UPI Bandung, diharapkan dosen sebagai tenaga pengajar mampu membantu membangkitkan minat belajar mahasiswa dengan menanamkan rasa kebanggan dan keterikatan terhadap Prodi Pendidikan Akuntansi.
3. Bagi Mahasiswa
Untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa diharapkan lebih dapat mengenali emosi orang lain dengan lebih baik, dapat membina hubungan dengan lebih baik lagi dan diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan rasa kebanggan dan keterikatan terhadap Prodi Pendidikan Akuntansi agar dapat membantu menaikan prestasi belajar mahasiswa yang masih rendah.
(50)
4. Bagi Peneliti
Peneliti mengharapkan kepada peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang pengaruh kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap prestasi belajar, agar dapat menambahkan faktor–faktor internal dan eksternal lainnya yang mempengaruhi prestasi belajar agar hasil penelitian menjadi lebih beragam.
(51)
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Ahmadi, A. dan Supriyono, W (2004) Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, S (2008)Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Djamarah, S.B (2008)Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Efendi,E,S dan Praja,J,S (2004)Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Gardner, Howard (2003)Kecerdasan Majemuk. Batam: Interaksara
______________(1983)Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences. New York: Basic Books.
Ghozali, Imam (2013)Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Goleman, D (1995)Emotional Intelegence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama _________(2000)Working With Emotional Intelegence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
_________ (2002)Kecerdasan Emosional : Mengapa Emotional Intelligent lebih Tinggi dari IQ . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Hamalik, O (2008)Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hurlock, E.B (2007)Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Moch, S (2004)Psikologi, Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Bani Quraisy Purwanto, M.N (2011)Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Riduwan (2010)Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta
Riduwan,dan Natawiria, A.S (2010) Statistika Bisnis. Bandung: Alfabeta Sadeli, I.M (2002)Dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara
(52)
Sardiman (2004)Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Slameto (2003)Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
(2010)Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara
Sudjana (2003)Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito ______ (2004)Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Suliana, R (2006)Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sugiyono (2009)Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
_______ (2009)Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Susanto, Handy (2005) Penerapan Multiple Intelligences Dalam Sistem Pembelajaran. Tersedia di www.scribd.com/doc/10055930.[ 20 Maret 2015]. Soepono, Bambang (2002) Statistik Terapan Dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Syah, M (2003)Psikologi Belajar. Bandung: PT Raja Grafindo Persada _______ (2007)Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada _______ (2008)Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
_______ (2009)Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Internet:
Universitas Pendidikan Indonesia. (t.t). Diakses dari: www.upi.edu/man/file/akademik/pedoman20%Penulisan20%Karya20%Ilmiah20 %Upi20%Tahun20%2014.Pdf
Skripsi:
Amalia, S.W (2004)Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar pada siswa kelas II SMU Labschool Jakarta Timur. Skripsi. Jakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Persada Indonesia Y.A.I
(53)
Liana (2013)Pengaruh Kecerdasan emosional Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Disertasi. Bandung: Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Prawitasari (1995)Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Siswa. Tesis. Bandung: Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Purnamasari,I (2011)Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMAN 2 Majalengka. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan
Setia, T (2007)Pengaruh Minat Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan
Suhartini, Dewi (2001)Minat Siswa Terhadap Topik-topik Mata Pelajaran Sejarah dan Beberapa Faktor yang Melatar Belakanginya. Disertasi. PPS Universitas Pendidikan Indonesia
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung sudah dapat mengenali emosi diri dengan baik, sudah dapat mengelola emosi diri dengan baik, sudah dapat memotivasi diri sendiri dengan baik, dapat mengenali emosi orang lain (empati) dan memiliki kemampuan untuk membina hubungan kerjasama (keterampilan sosial) dengan orang lain dengan sangat baik.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia memiliki minat belajar yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung sangat mempunyai kecenderungan untuk tetap memperhatikan pembelajaran Akuntansi, sangat menyukai pembelajaran Akuntansi, sangat bangga, sangat puas, dan sangat merasa terikat dengan pembelajaran Akuntansi, sangat menyukai pembelajaran Akuntansi, dan sangat berperan aktif dalam pembelajaran Akuntansi.
3. Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung telah memperoleh nilai IPK diatas nilai IPK minimal yang ditetapkan oleh Prodi Pendidikan Akuntansi yaitu sebesar 3,13. Hal tersebut juga dapat terlihat dari nilai IPK yang terbanyak diperoleh angkatan 2011 adalah sebesar 3,51, angkatan 2012 sebesar 3,48 dan angkatan 2013 sebesar 3,20.
(2)
4. Jika variabel kecerdasan emosional meningkat sebesar 0,005 maka IPK sebagai indikator dari variabel prestasi belajar meningkat sebesar 1,429 dengan asumsi variabel minat belajar tetap.
5. Jika variabel minat belajar meningkat sebesar 0,021 maka IPK sebagai indikator dari variabel prestasi belajar meningkat sebesar 1,429 dengan asumsi variabel kecerdasan emosional tetap.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Universitas
Untuk memberikan tantangan lebih kepada mahasiswa sebaiknya pihak universitas menetapkan standar nilai minimum yang lebih tinggi dari standar nilai minimum yang ditetapkan oleh Prodi Pendidikan Akuntansi, agar mahasiswa UPI Bandung pada umumnya dan mahasiswa Pendidikan Akuntansi UPI Bandung pada khusunya menjadi lebih terpacu dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Bagi Dosen
Untuk membantu mahasiswa yang belum memperoleh nilai IPK minimal yang ditetapkan oleh Prodi Pendidikan Akuntansi UPI Bandung, diharapkan dosen sebagai tenaga pengajar mampu membantu membangkitkan minat belajar mahasiswa dengan menanamkan rasa kebanggan dan keterikatan terhadap Prodi Pendidikan Akuntansi.
3. Bagi Mahasiswa
Untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa diharapkan lebih dapat mengenali emosi orang lain dengan lebih baik, dapat membina hubungan dengan lebih baik lagi dan diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan rasa kebanggan dan keterikatan terhadap Prodi Pendidikan Akuntansi agar dapat membantu menaikan prestasi belajar mahasiswa yang masih rendah.
(3)
4. Bagi Peneliti
Peneliti mengharapkan kepada peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang pengaruh kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap prestasi belajar, agar dapat menambahkan faktor–faktor internal dan eksternal lainnya yang mempengaruhi prestasi belajar agar hasil penelitian menjadi lebih beragam.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Ahmadi, A. dan Supriyono, W (2004) Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, S (2008)Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Djamarah, S.B (2008)Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Efendi,E,S dan Praja,J,S (2004)Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Gardner, Howard (2003)Kecerdasan Majemuk. Batam: Interaksara
______________(1983)Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences.
New York: Basic Books.
Ghozali, Imam (2013)Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Goleman, D (1995)Emotional Intelegence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama _________(2000)Working With Emotional Intelegence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
_________ (2002)Kecerdasan Emosional : Mengapa Emotional Intelligent lebih Tinggi dari IQ . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Hamalik, O (2008)Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hurlock, E.B (2007)Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Moch, S (2004)Psikologi, Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Bani Quraisy Purwanto, M.N (2011)Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Riduwan (2010)Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta
Riduwan,dan Natawiria, A.S (2010) Statistika Bisnis. Bandung: Alfabeta Sadeli, I.M (2002)Dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara
(5)
Sardiman (2004)Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Slameto (2003)Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
(2010)Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara
Sudjana (2003)Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito ______ (2004)Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Suliana, R (2006)Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sugiyono (2009)Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
_______ (2009)Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Susanto, Handy (2005) Penerapan Multiple Intelligences Dalam Sistem Pembelajaran. Tersedia di www.scribd.com/doc/10055930.[ 20 Maret 2015]. Soepono, Bambang (2002) Statistik Terapan Dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Syah, M (2003)Psikologi Belajar. Bandung: PT Raja Grafindo Persada _______ (2007)Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada _______ (2008)Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
_______ (2009)Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Internet:
Universitas Pendidikan Indonesia. (t.t). Diakses dari: www.upi.edu/man/file/akademik/pedoman20%Penulisan20%Karya20%Ilmiah20 %Upi20%Tahun20%2014.Pdf
Skripsi:
Amalia, S.W (2004)Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar pada siswa kelas II SMU Labschool Jakarta Timur. Skripsi. Jakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Persada Indonesia Y.A.I
(6)
Liana (2013)Pengaruh Kecerdasan emosional Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Disertasi. Bandung: Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Prawitasari (1995)Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Siswa. Tesis. Bandung: Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Purnamasari,I (2011)Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMAN 2 Majalengka. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan
Setia, T (2007)Pengaruh Minat Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan
Suhartini, Dewi (2001)Minat Siswa Terhadap Topik-topik Mata Pelajaran Sejarah dan Beberapa Faktor yang Melatar Belakanginya. Disertasi. PPS Universitas Pendidikan Indonesia