PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK SCHEMA CHART TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (Penelitian Pre-Eksperimen terhadap Peserta DidikKelas V di SDN 2 KlayanKecamatanGunungjatiKabupaten Cirebon).

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK SCHEMA CHART TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

(Penelitian Pre-Eksperimen terhadap Peserta DidikKelas V di SDN 2 KlayanKecamatanGunungjatiKabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukanuntukmemenuhisebagian syaratmemperolehgelarSarjanaPendidikan Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

Oleh

ANNISA APRILLIANI 1004192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK SCHEMA CHART TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

(Penelitian Pre-Eksperimen terhadap Peserta DidikKelas V di SDN 2 KlayanKecamatanGunungjatiKabupaten Cirebon)

oleh Annisa Aprilliani

Sebuahskripsi yang

diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanaPendidikanpada Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

© Annisa Aprilliani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ANNISA APRILLIANI

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIKSCHEMA CHART

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dindin Abdul Muiz L, S.Si., SE. M.Pd. NIP 197901132005011003

Pembimbing II

Dra. Hj. Ade Rokhayati, M.Pd. NIP 195201011982112001

Diketahui oleh Ketua Program Studi PGSD

UPI KampusTasikmalaya

Drs. Rustono WS, M.Pd. NIP195206281981031001


(4)

(5)

i ABSTRAK

PengaruhPenggunaanTeknikSchema

ChartTerhadapKemampuanMembacaPemahamanDalamPembelajaran Bahasa Inggris

(Penelitian Pre-Eksperimen terhadap Peserta DidikKelas V di SDN 2 KlayanKecamatanGunungjatiKabupaten Cirebon)

Kemampuan membaca pemahaman peserta didik perlu dioptimalkan untuk mengasah keterampilan mereka memperoleh berbagai informasi dalam bacaan sejak peserta didik berada pada jenjang pendidikan rendah. Oleh karena itu, guru memerlukan suatu teknik yang tepat untuk dapat menciptakan suatu pembelajaran membaca pemahaman yang dapat mengaktifkan skema peserta didik. Salah satu teknik untuk pembelajaran membaca pemahaman yang dapat diterapkan adalah teknik Schema Chart dengan bantuan media bagan. Hal tersebut melatarbelakangi penelitian pre-eksperimen yang dilaksanakan terhadap peserta didik kelas VA SD Negeri 2 Klayan Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon pada mata pelajaran bahasa Inggris. Untuk menjawab rumusan dan hipotesis masalah bahwa terdapat pengaruh penggunaan Schema Chart terhadap kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris peserta didik kelas V. Jumlah peserta didik sebagai subjek penelitian sebanyak 24 orang, terdiri dari 15 peserta didik laki-laki dan 9 peserta didik perempuan. Instrumen yang digunakan yakni tes tertulis dengan bentuk

True-False dan Cloze-Test. Penelitian dilaksanakan selama empat hari berturut-turut. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan teknik

Schema Chart terhadap kemampuan membaca pemahaman peserta didik pada pembelajaran bahasa Inggris. Terdapat peningkatan sebanyak 2% dari hasil persentase rata-rata pre-test 9% dan post-test 11%. Ini membuktikan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dari skor pre-test dan post-test yang diperoleh peserta didik. Dari hasil uji hipotesis penelitian diperoleh nilai peluang signifikansi (p) = 0,000. Dengan begitu, nilai peluang signifikansi (p = 0,000) < 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga H1 diterima, artinya terdapat perbedaan rata-rata

pre-test dan post-test kemampuan membaca pemahaman. Dapat disimpulkan, bahwa teknik Schema Chart memberikan pengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris peserta didik kelas V Sekolah Dasar. Maka teknik Schema Chart tepat digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris.


(6)

i

INFLUENFE OF SFHEMA FHART TEFHNIQUE OF

STUDENT’S ENGLISH READING FOMPREHENSION

(Pre-experiment Research of Fifth Grade Students

SDN 2 Klayan Gunungjati District Firebon Regency)

Annisa Aprilliani, Dindin Abdul Muiz, Ade Rokhayati

Programme S-1 PGSD University Of Education Fampus Tasikmalaya

Abstract

A student’s reading comprehension ability have to optimalized to extend their skill in obtaining all information of the text. It is necessary to conducted when they are young and they are in pre-intermediet category. Specifically for elementary school student’s. Therefore, teacher in primary school requires a technique to create a reading comprehension learning that can activate student’s schema. One of reading comprehension technique that can be applied is Schema Chart technique with use chart as a visual media. That is become background of the study of this pre-experiment research. A research implemented in grade fifth grade students of SDN 2 Klayan Gunungjati district Cirebon regency on English subject. To answer the problem statements and hypothesis that there are influence of the Schema Chart technique for a student’s reading comprehension ability grade five. Amount of student’s as a research subjects is 24 students, consist 15 male students and 9 female students. Instrument that use in this research is test with True-False and Cloze Test form. Research was conducted over four days. Result of this research shows that there are an influence of the Schema Chart technique for a student’s reading comprehension on English subject. There is an increase to 2% of the average percentage pre-test 9% and post-test 11%. This prove that there is an significance increase of the student’s pre-test score and post-test score. Of hypothesis test results with Wilcoxon techniwue were obtained that a probability of significance (p) = 0,000. So, the probability of significance (p = 0,000) < 0,05 then H0 berejected and Ha be

accepted. That is to say that there are influence of Schema Chart technique for a student’s English reading comprehension ability in elementary school grade five. So, Schema Chart technique is proper and effective to use for a reading comprehension learning.


(7)

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Schema Chart terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman dalam Pembelajaran Bahasa Inggris” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan pada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dari karya saya ini.

Tasikmalaya, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohim,

Alhamdulillaahirobbil’aalamin, atas segala nikmat, waktu, dan kemampuan dari Zat Yang Maha Memberi, puji syukur kehadirat Allah S.W.T. Karena rahmat dan karunia-Nya, maka skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Schema Chart Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman dalam Pembelajaran Bahasa Inggris.” dapat diselesaikan. Suatu penelitian pre-eksperimen terhadap peserta didik kelas VA SD Negeri 2 Klayan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun ajaran 2013/2014.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan serta motivasi kepada penulis sehingga penulis mampu melewati hambatan dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan penyusunan skripsi ini terselesaikan.

Semoga semua bentuk bantuan, bimbingan, dan motivasi yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah S.W.T. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

Tasikmalaya, Juni 2014


(9)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan dan doa kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini, penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orangtua Aan Juhana Senjaya dan Emi Firdalina,untukcinta dan semangat yang selalu diberikan, untuk doa-doa terbaik yang tidak pernah putus, sertauntuk segala bentuk bantuan yang selalu diusahakankepada penulis saat nada penulis mulai rendah hingga skripsi penulis terselesaikan. 2. Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd., selaku Direktur PGSD Universitas

Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Rustono WS, M.Pd., selaku Ketua Program S1 PGSD Universitas Pendidikan Kampus Tasikmalaya atas bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Dindin Abdul MuidzL, S.Si., SE. M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I, yang

telah sabar dan mau meluangkan waktunya memberikan bimbingan, motivasi, kritik serta saran untuk membuka pemikiran penulis.

5. Dra. Hj. Ade Rokhayati, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bantuan serta semangat pada penulis.

6. Cucu Supriatin, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 2 Klayan beserta guru-guru dan staf lainnya dalam kelancaran penelitian dengan memberikan izin penelitian serta memberikan data-data lengkap untuk kepentingan penelitian. 7. Frima Rahmulia dan Tika Astriana, sahabat berbagi dan bekerjasama yang

luar biasa atas kekompakkannya dalam segala hal hebat selama ini, termasuk dalam penyelesaian skripsi ini.

Tasikmalaya, Juni 2014


(10)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iiii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 8

1. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ...8

2. Kemampuan Membaca Pemahaman ...9

3. Skema dalam Membaca Pemahaman ... 13

4. Teknik Schema Chart dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman ... 15

5. Mengukur Kemampuan Membaca Pemahaman ... 18

6. Bahan Bacaan untuk Teknik Schema Chart ...19

B. Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 22

D. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel ... 24

B. Desain Penelitian ... 26


(11)

vi

D. Definisi Operasional ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ... 28

1. Uji Validitas Instrumen ... 28

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 33

H. Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

1. Analisis Deskriptif Kemampuan Membaca Pemahaman ... 42

2. Analisis Statistik Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 51

B. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Data Kelas VA SD Negeri 2 Klayan ... 24

3.2 Daftar Peserta Didik Kelas VA SD Negeri 2 Klayan ... 25

3.3 Kisi-kisi Instrumen Butir Soal Berdasarkan Indikator ... 29

3.4 Bobot Skor Butir Soal ... 29

3.5 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas ... 31

3.6Interpretasi Koefisien Korelasi dan Validitas ... 31

3.7 Rambu-Rambu Interval Kategori Hasil Belajar ... 35

3.8 Interval Kategori Kemampuan Membaca Pemahaman ... 35

3.9 Kategori Gain Ternormalisasi (g) ... 36

4.1 Hasil Pre-Test Kemampuan Membaca Pemahaman ... 43

4.2 Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Pre-Test ... 44

4.3 Kategori Kemampuan Membaca Pemahaman Pre-Test ... 44

4.4 Hasil Post-Test Kemampuan Membaca Pemahaman ... 46

4.5 Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Post-Test ... 46

4.6 Kategori Kemampuan Membaca Pemahaman Post-Test ... 47

4.7 Perbandingan Data Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 48

4.8 Persentase Rata-rata Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 49

4.9 Interpretasi Gain Ternormalisasi Data Pre-Test dan Post-Test ... 50

4.10 Hasil Uji Normalitas Pre-Testdan Post-Test ... 51


(13)

viii

DAFTAR GRAFIK

Halaman 4.1 Persentase Kategori Kemampuan Membaca Pemahaman Pre-Test ... 45 4.2 Persentase Kategori Kemampuan Membaca Pemahaman Post-Test ... 47 4.3 Persentase Rata-rata Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 49


(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1 Schema Chart ... 18 2.2 Hubungan Variabel X dan Variabel Y ... 23 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design ... 26


(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 1. Instrumen Penelitian ... 64

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 66

Lampiran 2Perhitungan Uji Validitas Instrumen ... 78

Lampiran 3Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ... 79

Lampiran 4 Hasil Pre-Test Peserta Didik Kelas VA ... 80

Lampiran 5 Hasil Post-Test Peserta Didik Kelas VA ... 81

Lampiran 6Jawaban Hasil Pre-Test ... 82

Lampiran 7Jawaban Hasil Post-Test ... 106

Lampiran 8Profil Sekolah ... 130

Lampiran 9Foto-foto Pelaksanaan Penelitian ... 131


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Inggris sama dengan pembelajaran bahasa pada umumnya terdapat empat keterampilan yang perlu dikuasai peserta didik sebagai pengguna bahasa. Dalam bahasa Inggris, keterampilan ini disebut English Skills.Empat aspek tersebut yakni menyimak/mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).

Keterampilan menyimak dan membaca merupakan keterampilan input dalam berbahasa. Jadi dengan keterampilan ini seseorang memperoleh atau menerima pengetahuan dan informasi yang mereka butuhkan.Sedangkan berbicara dan menulis merupakan keterampilan output. Pengguna bahasa dengan pengetahuan yang mereka peroleh dari keterampilan input menghasilkan suatu bahasa dalam bentuk lisan dan tulisan.

Peserta didik di Sekolah Dasar perlu memulai untuk memperdalam keterampilan input tersebut atau dapat dikatakan juga keterampilan reception

sebelum mereka lanjut pada jenjang pendidikan selanjutnya. Karena dengan keterampilan tersebut, terutama apabila dibiasakan, peserta didik akan memperoleh banyak pengetahuan dan informasi yang mereka butuhkan untuk kehidupan mereka. Tanpa penguasaan keterampilan input ini, peserta didik bisa jadi akan kesulitan menghasilkan bahasa sebagai hasil keterampilan output.

Terutama penguasaan dalam keterampilan membaca.Terlebih dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih dan instan, kita dapat memperoleh pengetahuan dan informasi yang ada di sekitar bahkan seluruh dunia yang tak mudah dijangkau tanpa perlu beranjak dari tempat kita berada hanya dengan membaca.Seperti yang diungkapkan Harmer (2007, hlm. 99) bahwa membaca berguna untuk pemerolehan bahasa. Asalkan peserta didik dapat mengerti apa yang mereka baca. “The more they read, the better they get at it”. Untuk itu, perlu pemahaman dalam kegiatan membaca yang dalam pernyataan tersebut berarti juga pembaca perlu banyak membaca untuk dapat memahami sesuatu.


(17)

2

Kenyataannya, peserta didik di negara Indonesia masih memegang peringkat terendah dalam skor kemampuan membaca pemahaman.Pada tahun 2010, Indonesia menduduki peringkat ke 57 dari 65 negara yang dinilai.Hal ini dinyatakan oleh OECD (Abidin, 2013, hlm. 3) berkenaan dengan penilaian kemampuan membaca pemahaman yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA).

Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud melaporkan bahwa kemampuan membaca anak usia 15 tahun hanya 37,6% anak membaca tanpa bisa menangkap makna (Kartika, 2013, hlm. 21). Kemudian dipaparkan data lain dari

Association for the Educational Achievement yang mencatat bahwa Indonesia masuk pada peringkat dua dari bawah dalam tingkat membaca. Untuk itu, perlu adanya perhatian dari semua kalangan, termasuk kalangan pendidik untuk mengatasi masalah tersebut.

Kurangnya kemampuan membaca pemahaman peserta didik, termasuk peserta didik di Sekolah Dasar dari fakta di atas masih dalam pembelajaran bahasa kedua.Artinya, pada pembelajaran bahasa asing yang dalam hal ini Bahasa Inggris, kemampuan membaca pemahaman kemungkinan besar menempati peringkat yang lebih rendah lagi.Padahal pemerolehan informasi masa kini salah satunya adalah mengandalkan kemampuan membaca pemahaman teks bahasa Inggris.

Berdasarkan studi pendahuluan dengan mewawancarai beberapa guru, pembelajaran membaca pemahaman khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris jarang dilakukan. Kalaupun ada, pembelajaran membaca pemahaman dalam pemebelaran bahasa termasuk bahasa Inggris yang dilakukan di sekolah umumnya masih konvensional. Teknik yang digunakan guru berupa langkah-langkah dari memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca bahan bacaan di dalam hati.Selanjutnya, karena keterbatasan waktu, guru hanya menunjuk beberapa peserta didik untuk membacakan teks bacaan kepada seluruh teman-temannya. Setelah itu guru melakukan tanya jawab biasa terkait dengan teks. Guru mengaku jarang memberikan pertanyaan bagaimana atau mengapa yang merupakan pertanyaan untuk menguji kemampuan pemahaman membaca


(18)

3

peserta didik. Setelah guru merasa peserta didik telah memahami bacaan mereka, guru memberikan soal sebagai test atas apa yang telah mereka pelajari.

Media yang digunakan guru masih dapat dikatakan bervariasi, tapi seringnya hanya sampai pada gambar yang relevan dengan bacaan. Guru mengaku, dengan teknik yang mereka gunakan, mereka masih merasa bahwa kemampuan membaca pemahaman peserta didik masih kurang. Faktor lingkungan dan dari diri peserta didik mempengaruhi kemampuan mereka dalam membaca pemahaman.

Selain itu, guru masih sering menekankan pengetahuan yang akan diperoleh peserta didik dalam teknik kepenulisan dalam halgrammar, kosakata (vocabulary), dan pengucapan (pronunciation) pada kegiatan membaca. Sehingga, kegiatan membaca pemahaman itu ada namun kurang dimunculkan.

Padahal membaca pemahaman diperlukan untuk peserta didik memperoleh informasi mendalam dan tahan lama dari bacaan mereka. Salah satu tahap dalam kegiatan membaca pemahaman adalah mengaitkan pengetahuan awal peserta didik dengan pengetahuan yang akan mereka peroleh. Memang, dalam pembelajaran ada kegiatan apersepsi untuk mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki atau pengalaman peserta didik dengan pengetahuan yang akan mereka peroleh. Apersepsidiperlukan dalam kegiatan pendahuluan sebagai kegiatan pre-membaca, sehingga peserta didik mengetahui maksud dan tujuan mereka membaca teks bacaan yang akan disajikan.

Namun, pengaitan pengetahuan tersebut tidak saja dalam bentuk apersepsi dan terletak di kegiatan pendahuluan. Pengaitan diharapkan terjadi selama proses membaca berlangsung, karena peserta didik perlu berinteraksi secara langsung dengan apa yang tengah mereka baca. Karena menurut Rice (2009, hlm. 3), setelah menentukan tujuan untuk membaca, sudah menjadi khas pembaca akan mengaktifkan skema atau pengetahuan awal mereka yang relevan dengan bacaan selama kegiatan membaca. Pada proses pengaktifan ini, pembaca yang baik akan membuat koneksi antara ide-ide yang penting, membuat hipotesis dan mengujinya, memparafrase poin yang dapat memberi petunjuk, biasanya mereka akan memberi tanda dengan menggarisbawahi beberapa bagian penting.


(19)

4

Coady (dalam Shen, 2008, hlm. 104) menguraikan model psikolinguistik dasar dalam membaca dan menyarankan agar suatu model membaca hendaknya menciptakan interaksi antara pengetahuan awal dengan kemampuan konseptual dan strategi proses untuk menghasilkan pemahaman. Karena dalam proses membaca, latar belakang pengetahuan atau pengetahuan awal tersebut memainkan peranan penting untuk pembaca memperoleh informasi.

Guru perlu menggunakan berbagai cara, baik dalam penggunaan strategi, metode, media, teknik, maupun yang lainnya untuk menarik perhatian peserta didik terhadap bacaan. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti suatu teknik sebagai cara menarik perhatian peserta didik terhadap teks bacaan Bahasa Inggris mereka. Teknik yang di dalamnya terdapat langkah mengaitkan pesan dalam bacaan dengan pengetahuan yang sudah terbentuk dalam pengetahuan peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik akan mengaktifkan skema dan menggali pengalaman yang terekam dalam memori mereka. Pengalaman tersebut bisa jadi sesuatu yang menyenangkan, berharga, menarik, dan tidak terlupakan oleh mereka. Dengan demikian, peserta didik akan lebih fokus dalam kegiatan membaca pemahaman. Teknik yang akan diteliti tersebut yakni teknik “Schema Chart”.

Tenik ini mengambil teori skema yang didukung oleh pendekatan interaktif (Hood, dkk., 2005). Menurut Hood, dkk. (2005, hlm. 21) bahwa,

Interactive approaches draw on ‘schema theory’ which suggests that our knowledge about the world exists through abstract mental frameworks or ‘schemata’ which we learn through our repeated experiences of activities in life.”

Jadi, skemata adalah pengetahuan tentang segala hal yang diperoleh dari mengulang pengalaman dalam kehidupan secara abstrak. Maka teknik ini sesuai dengan teori skema yang menyatakan bahwa makna direkonstruksi atau diciptakan dari proses membaca melalui interaksi antara teks bacaan dengan pengetahuan awal pembaca. Jadi, yang harus dilakukan dalam mengajarkan membaca pemahaman adalah menghubungkan pengetahuan awal peserta didik dengan teks bacaan. Dengan begitu, peserta didik akan mampu memahami secara global makna yang terkandung dalam teks bacaan (Shen, 2008, hlm. 105).


(20)

5

TeknikSchema Chart membantudan menuntun pembaca untuk lebih memahami bacaan dengan menemukan hubungan dari apa yang dibaca dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki, untuk memperoleh informasi baru, yang dapat menyingkirkan miskomunikasi pengetahuan mereka. Diharapkan, peserta didik dapat membaca dengan lebih bermakna, karena menghubungkan apa yang mereka ingat dan sudah mereka peroleh dengan apa yang mereka baca. Selain itu, nantinya Schema Chart akan dibantu oleh media visual yakni media bagan yang akan lebih menarik karena dapat dibuat bersama-sama peserta didik. Media bagan ini akan membantu pembelajaran lebih bermakna. Dengan demikian, apa yang dibaca akan lebih tahan lama.

Guru beserta peserta didik akan menemukan satu lagi teknik membaca untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Penelitian ini bukan hanya menekankan kepada pengetahuan kosakata, memahami lambang dan arti per kata atau gramatikal dalam tulisan peserta didik, namun pada kemampuan memahami pesan yang disampaikan oleh penulis dalam bacaan.

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi dan Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ternyata masih terdapat beberapa masalah dalam proses pembelajaran membaca bahasa Inggris di Sekolah Dasar, yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Guru belum melakukan pembelajaran menggunakan berbagai variasi.

b. Peserta didik belum banyak termotivasi untuk membaca sehingga hasil belajar menjadi tidak optimal.

c. Rendahnya kebiasaan membaca peserta didik dalam keseharian. d. Rendahnya tingkat kemampuan membaca di sekolah.

e. Teknik Schema Chart belum banyak dilaksanakan oleh guru Sekolah Dasar. Kegiatan membaca yang akan diteliti adalah membaca pemahaman. Dalam hal ini, pada mata pelajaran bahasa Inggris.Adapun yang menjadi fokus dari membaca pemahaman ini bukan sekadar kemampuan peserta didik mengenali gramatikal dalam bacaan.Tetapi, mengenai kemampuan kognisi peserta didik


(21)

6

dalam memahami informasi yang disajikan, mencari makna, dan membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan mereka.Hal ini memberikan keuntungan untuk peserta didik dapat meluruskan kesalahan pemahaman (jika ada) tersebut dengan lebih bermakna, dengan bimbinganguru.

2. Batasan Masalah

Berkenaan dengan hal tersebut, diperlukan sesuatu yang baru untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman peserta didik.Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan melalui pemilihan teknik pembelajaran yang tepat.Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berfokus pada penggunaan teknik Schema Chart untuk mengetahui pengaruh penggunaannya terhadap kemampuan membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Inggris.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah kemampuan membaca pemahaman dalam pelajaran bahasa Inggris peserta didik kelas V SD yang pembelajarannya menggunakan teknik

Schema Chart?

b. Apakah terdapat pengaruh penggunaan teknik “Schema Chart” terhadap kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris?

Ketentuannya adalah teknik Schema Chart dikatakan berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman apabila hasil belajar setelah dilakukan eksperimen pada kemampuan membaca pemahaman siswa setelah diberikan perlakuan berupa teknik Schema Chart lebih baik daripada hasil belajar sebelum dilakukan eksperimen.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk:

a. Mengetahui kemampuan membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas V SD dengan teknik Schema Chart.


(22)

7

b. Mengetahui pengaruh penggunaan teknik “Schema Chart” terhadap kemampuan membaca pemahaman.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari peneliti dalam penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoretis

Memberikan informasi tentang kemampuan membaca pemahaman peserta didik dalam pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan teknik Schema Chart.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman dan pengetahuan baru bagi peneliti tentang pengaruh penggunaan teknik Schema Chart terhadap kemampuan membaca pemahaman peserta didik dalam pembelajaran bahasa Inggris.

b. Bagi peserta didik

Membantu meningkatkan ketertarikan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka.Memberikan teknik membaca pemahaman yang dapat peserta didik gunakan sehari-hari.

c. Bagi guru

Memberikan informasi mengenai teknik lain selain teknik konvensional sehingga menambah teknik yang akan guru gunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman peserta didik.

d. Bagi sekolah

Memberikan informasi tentang pengaruh penggunaan teknik Schema Chart terhadap kemampuan membaca pemahaman peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris untuk pertimbangan menciptakan pembelajaran yang bervariasi dengan teknik selain teknik konvesional sesuai dengan tujuan pembelajaran.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi skripsi berupa sistematika penulisan skripsi berisikan urutan penulisan pokok-pokok pikiran dari setiap bab dari bab I sampai bab V.


(23)

8

Bab I berisi uraian awal atau pendahuluan dari pemikiran peneliti yang dijabarkan dalam sub-bab berupa latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi kepenulisan skripsi.

Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka menyajikan landasan-landasan teori sebagai acuan kerangka pemikiran dari penelitian yang dilaksanakan. Selain itu, terdapat pula pembahasan mengenai penelitian yang relevan sebagai pembahasan dari masalah penelitian. Selanjutnya, uraian-uraian tersebut melandasi penyusunan hipotesis penelitian.

Bab III menjelaskan metode berupa cara-cara atau kegiatan peneliti dalam melaksanakan penelitian guna mendapatkan sumber dan data terkait permasalahan yang dikaji. Sub-bab yang terdapat dalam bab ini yakni lokasi dan subjek populasi/sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, serta proses pengembangan instrumen penelitian.

Bab IV menjabarkan keseluruhan dari hasil penelitian yang dilaksanakan dan diperoleh dengan sub-bab hasil penelitian dan pembahasan. Pada pembahasan dijelaskan pengolahan data analisis deskriptif.

Bab V merupakan bab terakhir yang memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian sebagai jawaban dari perumusan masalah serta saran peneliti terhadap masalah penelitian.


(24)

26 BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel

1. Lokasi Penelitian

Peneliti menetapkan lokasi penelitian di wilayah Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Nazir, 2011, hlm. 271).Populasi dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman dalam bahasa Inggris semua peserta didik kelas V Sekolah Dasar Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2013/2014.

b. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah bagian dari populasi dan dapat mewakili populasi.Sampel dalam penelitian yakni kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris peserta didik kelas VA SD Negeri 2 Klayan di wilayah Desa Klayan Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2013/2014.SD Negeri 2 Klayan beralamat di Jl. Kianti No. 29 Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

Untuk penelitian, peneliti mengambil sampel kelas VA sebanyak 24 peserta didik. Data sampel dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Data Kelas VA SD Negeri 2 Klayan

No. Jenis Kelamin Jumlah 1. Laki-laki (L) 15 2. Perempuan (P) 9


(25)

27

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Pre-Eksperimental One-GroupPretest-Posttest Design.Alasan peneliti memilih desain ini karena masih banyak variabel-variabel luar yang berpengaruh terhadap variabel dependen dalam penelitian yang sulit dikendalikan (dikontrol). Berikut gambaran Pre-Eksperimental One-Group Pretest-Posttest Design:

Gambar 3.1

One-GroupPretest-Posttest Design

Keterangan:

O1= Nilai pre-test (sebelum diberi perlakuan)

X = Perlakuan (treatment), yaitu penggunaan teknik Schema Chart. O2= Nilai post-test (setelah diberi perlakuan)

Dengan desain ini, pengaruh dari perlakuan berupa teknik Schema Chart

pada kelas eksperimen dilihat dari perbandingan nilai pre-test dan post-test tanpa dibandingkan dengan kelas kontrol.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.“Metode eksperimen merupakan metode penelitian untuk mencari pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat” (Sedarmayanti & Hidayat, 2002, hlm. 33). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu bentuk desain eksperimen yakni Pre-Eksperimental One-Group Pretest-Posttest Design.

Pada desain ini, hanya terdapat kelas eksperimen tanpa adanya kelas kontrol sebagai perbandingan kelas.Aspek yang dibandingkan adalah variabel independen atau variabel bebas sebelum perlakuan atau treatment(pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test).

O

1

X O

2


(26)

28

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel diperlukan untuk memperjelas fokus penelitian.Variabel adalah ciri dari individu, objek, gejala, peristiwa, yang dapat diukur secara kuantitatif ataupun kualitatif (Sudjana, 2011, hlm. 23). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini yakni perlakuan atau treatment berupa teknik pembelajaranSchema Chart yangmerupakan suatu teknik berupa langkah-langkah dengan fokus utama mengaktifkan skema peserta didik dengan bantuan media bagan sebagai media visual. Pengaktifan skema dilakukan dengan mengaitkan pengetahuan awal peserta didik dengan topik pada teks bacaan.Dalam penggunaan teknik ini, langkah-langkah atau kegiatan dalam membaca menjadi menyenangkan bagi peserta didik karena mereka dituntut serta dibimbing untuk aktif memberikan pernyataan-pernyataan dan tanggapan terkait topik pada teks bacaan yang relevan dengan pengetahuan awal (skema) mereka.

b. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman dalam pembelajaran Bahasa Inggris.Membaca pemahaman atau membaca lanjut melibatkan skemata pembaca untuk menyusun makna-makna dalam bacaan. Membaca pemahaman merupakan suatu proses untuk menggali pesan dari bacaan dengan mengaitkan ide pokok dalam teks dengan pengetahuan awal pembaca. Dengan adanya pengaitan tersebut, informasi yang diperoleh pembaca dari teks bacaan akan disimpan dalam ingatan jangka panjang mereka.

E. Instrumen Penelitian

“Instrumen atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian” (Djaali & Muljono, 2007, hlm. 59).Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa tes.Tes merupakan salah satu bentuk pengukuran secara objektif terhadap kemampuan, keterampilan, bakat, atau intelegensi yang berupa sederetan pertanyaan atau latihan.Untuk mengumpulkan data sebagai hasil pengukuran kemampuan membaca pemahaman


(27)

29

maka digunakan bentuk tes Benar-Salah (True-False) dan Cloze Test. Soal True-False terdiri atas 10 nomor, dan soal Cloze Test terdiri atas 5 nomor. Soal disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang memiliki persamaan makna dengan informasi dalam teks bacaan.

Selain tes, instrumen yang digunakan adalah teks bacaan. Teks bacaandalam kegiatan membaca pemahaman dalam penelitian ini adalah teks deskriptif pendek yang disesuaikan dengan kemampuan perolehan bahasa peserta didik kelas V Sekolah Dasar. Instrumen soal tes dan teks deskriptif terlampir.

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan gambaran sejauh mana instrumen tersebut mengukur apa yang mesti diukur. Nilai validitas ini akan menentukansejauh mana tujuan pengukuran tercapai yang akan berpengaruh terhadap ketepatan data penelitian. Validitas instrumen terdiri dari validitas logis dan validitas empiris.

a. Validitas Logis

Validitas logis adalah validitas berdasarkan kesesuaian antara indikator dengan butir instrument yang dapat berupa validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas perwajahan (face validity).Validitas logis yang berkaitan dengan kurikulum termasuk ke dalam validitas isi.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa tes, sehingga pengujian dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2013, hlm. 129).Hal ini disebut pengujian validitas isi, yang dapat dibantu menggunakan kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen mengandung variabel yang diteliti, indikator yang akan diukur berdasarkan definisi operasional dari variabel, dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Penentuan indikator didasarkan pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikaitkan dengan aspek-aspek kemampuan membaca pemahaman sebagai acuan dalam


(28)

30

pembuatan butir pertanyaan. Aspek-aspek tersebut dipilih berdasar instrumen tes yang digunakan, yakni:

1. Dapat mengidentifikasi pokok pikiran teks.

2. Dapat mengidentifikasi informasi yang disajikan teks secara eksplisit (tersurat) maupun implisit (tersirat).

3. Dapat menunjukan kepemahaman terhadap kosakata.

4. Dapat menunjukan kepemahaman terhadap struktur gramatikal.

Berdasarkan pemaparan aspek yang dipilih sebagai acuan, ditentukan indikator pembelajaran yang ditunjukkan oleh tabel berikut.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Butir Soal Berdasarkan Indikator

Indikator Butir soal Nomor Soal Aspek

1 2 3 4 Memahami teks bacaan mengenai benda-benda

di lingkungan peserta didik.

(True-False) 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

x x x

Memahami tenses yang digunakan dalam bacaan.

(Cloze Test) 1, 2, 3, 4, 5

x

Setelah penentuan indikator pembelajaran, dibuat instrumen berupa teks dan tes yang sesuai. Berikut tabel bobot skor dari instrumen tes.

Tabel 3.3 Bobot Skor Butir Soal

Butir Soal Bobot Skor

I 10 1 10

II 5 1 5

Jumlah 15 15

b. Validitas empiris

Validitas empiris adalah validitas yang diperoleh berdasarkan uji coba di lapangan untuk melihat konsistensi butir dengan kemampuan responden.Caranya dengan melihat koefisien korelasi antara skor butir dengan skor responden.Banyak macam koefisien korelasi yang dapat digunakan.Hal tersebut tergantung kepada jenis data yang dikorelasikan.


(29)

31

Karena jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes Betul-Salah (True-False) dan tes Cloze Test, maka korelasi yang tepat adalah korelasi poin-biserial.Adapun rumusnya adalah:

=

Keterangan:

rpb = korelasi poin biserial

Mp = Rerata skor responden yang menjawab betul pada butir i Mq = Rerata skor responden yang menjawab salah pada butir i p = Proporsi responden yang menjawab betul pada butir i q = Proporsi responden yang menjawab salah pada butir i

Butir dikatakan valid atau tidak dapat dengan cara membandingkannya dengan rtabel. Apabila rhitung (rpb) lebih besar daripada rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya.

Cara lain adalah dengan transformasi r ke t sehingga validitasnya diuji dengan uji t yang rumusnya:

= √

(Riduwan, 2008, hlm. 98) Keterangan:

=Nilai t hitung r = Koefien korelasi n = Jumlah data

Jika thitung kurang dari sama dengan t tabel(α,db), maka soal tidak valid.

Sebaliknya, jika t hitung lebih dari t tabel(α,db) maka soal dinyatakan valid dan dapat

digunakan sebagai instrumen penelitian. Selanjutnya, interpretasi tingkat validitas instrumen menggunakan klasifikasi koefisien validitasmenurut Sugiyono (2013, hlm.184) yang dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.


(30)

32

Tabel 3.4

Klasifikasi Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Koefisien Korelasi Interpretasi

0,00–0,199 Sangat rendah

0,20- 0,399 Rendah

0,40- 0,599 Sedang

0,60- 0,799 Kuat

0,80 -1,000 Sangat kuat

Berdasarkan tabel 3.4 tersebut, data dari hasil perhitungan pengujian validitas instrumen di SD Negeri Layungsari dan SD Negeri Gunungpereng 4 diinterpretasikan yang dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi dan Validitas Butir Instrumen Nomor

Soal Nilai rpb thitung t tabel Keterangan

1 0,56 6,07 1,67 Korelasi sedang/ Valid

2 0,43 3,99 1,67 Korelasi sedang/ Valid

3 0,32 2,65 1,67 Korelasi rendah/ Valid

4 0,35 3,02 1,67 Korelasi rendah/ Valid

5 0,53 5,56 1,67 Korelasi sedang/ Valid

6 0,45 4,21 1,67 Korelasi sedang/ Valid

7 0,34 2,95 1,67 Korelasi rendah/ Valid

8 0,47 4,59 1,67 Korelasi sedang/ Valid

9 0,67 9,28 1,67 Korelasi kuat/ Valid

10 0,26 2,15 1,67 Korelasi rendah/ Valid

1 0,30 2,53 1,67 Korelasi rendah/ Valid

2 0,41 3,68 1,67 Korelasi sedang/ Valid

3 0,53 5,53 1,67 Korelasi sedang/ Valid

4 0,30 0,27 1,67 Korelasi rendah/ Valid

5 0,44 4,06 1,67 Korelasi sedang/ Valid

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat soal dengan interpretasi korelasi rendah ada 6, korelasi agak rendah ada 8, dan korelasi cukup ada satu. Namun demikian, dari hasil uji validitas (Uji-t) seluruh soal dinyatakan valid.


(31)

33

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas diperlukan untuk mengetahui keajegan atau kekonsistenan suatu instrumen. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal (Sugiyono, 2013, hlm. 130). Untuk pengujian reliabilitas instrumen secara internal dapat dilakukan dengan menganalisis butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu, di antaranya teknik belah dua (Split Half), kesejajaran (parallel), Alpha Conbach, KR-20, KR-21, dan lain-lain.

Karena dalam penelitian ini instrumen berbentuk Betul-Salah ( True-False), maka koefisien reliabilitas yang tepat adalah menggunakan koefisien korelasi dengan teknik KR-20 dengan rumus sebagai berikut:

Ρ

KR20

=

1 −

!

Keterangan:

ρKR20 = korelasi KR-20 (r dengan teknik Kuder-Richardson 20) k = banyak butir tes

pj= proporsi responden yang menjawab benar pada butir j. pj= proporsi responden yang menjawab salah pada butir j.

σ = simpangan baku skor keseluruhan.

Perolehan r11kemudian ditransformasi ke thitung = √ . Selanjutnya, thitung dibandingkan dengan ttabel. Jika thitung kurang dari sama dengan ttabel maka instrumen tidak reliabel dan tidak dapat digunakan untuk penelitian. Sebaliknya, jika thitung lebih dari ttabel maka instrumen reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian. Selanjutnya, interpretasi koefisien korelasi menggunakan klasifikasi koefisien menurut Sugiyono (2010, hlm.184) sebagaimana pada tabel 3.4 sebelumnya.

Berdasarkan perhitungan diperoleh data r11 sebesar 0,59. Setelah

ditransformasi ke t diperoleh thitung = 3,26; sedangkan ttabel = t(0,05;14) sebesar 1,76. Karena thitung lebih besar dari ttabel maka instrumen dinyatakan reliabel dengan interpretasi korelasi sedang.


(32)

34

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan sendiri data tersebut sehingga diperoleh data atau sumber primer.Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013, hlm. 137).Teknik pengumpulan datayang digunakan peneliti adalah dengan teknik tes dan teknik dokumentasi.

1. Tes

Metode pengumpulan data yang pertama yakni metode tes, sehingga instrumen yang digunakan adalah tes atau soal tes. Soal tes terdiri dari banyak butir tes (item) yang masing-masing mengukur satu jenis variabel. Metode ini digunakan karena dapat mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atupun prestasi (Arikunto, 2013). Tujuan metode tes dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data skor hasil belajar peserta didik dari kegiatan membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Tes ini diberikan saat kelas eksperimen belum diberi perlakuan ( pre-test)dan setelah kelas eksperimen diberi perlakuan (post-test). Tes yang diujikan pada pre-test maupun post-testadalah sama. Hasil dari tes tersebut akan menjadi acuan untuk menarik kesimpulan dan membuktikan hipotesis peneliti. Tes berupa tes tertulis dalam bentuk Benar-Salah atau (True-False) dan Cloze Test.

2. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2013, hlm. 274), “metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.”Jadi, data yang diperoleh berupa benda-benda tertulis seperti dokumen atau catatan ataupun benda atau simbol-simbol. Pada penelitian ini dokumentasi yang dikumpulkan berupa data-data seperti daftar peserta didik kelas VA, profil sekolah, serta foto pelaksanaan penelitian.

H. Analisis Data

Setelah data-data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya diperlukan kegiatan analisis data.Kegiatan dalam analisis data adalah


(33)

35

mengelompokkan data, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2013, hlm. 147).Analisis data dalam penelitian kuantitatif ini yakni menggunakan statistik.

1. Analisis statistik

Dalam kegiatan menganalisis terdapat beberapa langkah atau teknik yang dilakukan. Dalam penelitian kuantitatif pre-eksperimen ini digunakan dua macam teknik analisis statistik yakni teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial. a. Analisis statistik deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberi deskripsi serta gambaran umum dari variabel untuk menjawab rumusan masalah pertama yakni bagaimana kemampuan membaca pemahaman dalam pelajaran bahasa Inggris peserta didik kelas V SD yang pembelajarannya menggunakan teknik Schema Chart.

Pendeskripsian dapat berupa tabel distribusi frekuensi, histogram, rerata, dan simpangan baku. Data diperoleh dari hasil pre-test dan post-test. Maksud penghitungan dan pengolahan data adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman peserta didik sebelum dan sesudah pemberian treatment. Deskripsi hasil penelitian diperoleh dari analisis skor perolehan pre-test dan post-test dengan menentukan kategori skor tersebut. Untuk keperluan penentuan kategori berpatokan pada interval kategori hasil belajar menurut Rahmat dan Solehudin (2006, hlm.65) sebagai berikut.

Tabel 3.6

Rambu-Rambu Interval Kategori Hasil Belajar No. Rambu-Rambu Interval Nilai Kategori

1. X≥ #$ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi

2. #$ideal + 0,5 Sideal ≤X < #$ideal +1,5 Sideal Tinggi 3. #$ideal - 0,5 Sideal ≤X < #$ideal +0,5 Sideal Sedang 4. #$ideal - 1,5 Sideal ≤X < #$ideal -0,5 Sideal Rendah

5. X≤ #$ideal - 1,5 Sideal Sangat Rendah


(34)

36

Nilai ideal (Xideal) pada pre-test dan post-test = 15, maka #$ideal = 7,5. Dan nilai Sideal = 2,5. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, interval kategori untuk kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris kelas V Sekolah Dasar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7

Interval Kategori Kemampuan Membaca Pemahaman No. Rambu-Rambu Interval Nilai Kategori

1. X≥ 11, 25 Sangat Tinggi

2. 8,75 ≤X < 11,25 Tinggi

3. 6,35 ≤X < 8,75 Sedang

4. 3,85 ≤X < 6,35 Rendah

5. X≤ 3,85 Sangat Rendah

Untuk melengkapi deskripsi atau gambaran dari tingkat kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris peserta didik dilakukan perhitungan gain ternormalisasi antara data pre-test dan post-test. Perhitungan gain ternormalisasi (g) dilakukan pada penelitian dengan hasil kemampuan awal yang berbeda, dan juga dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman sebelum dan sesudah perlakuan. Besarnya peningkatan tersebut dihitung dengan rumus gain ternormalisasi yang dikembangkan oleh Hake (dalam Sundayana, 2014, hlm.151) berikut.

Gain ternormalisasi (g) = 0 12 10 30 0 12 23 30

0 12 45367 0 12 23 30

Sedangkan kategori gain ternormalisasi (g) menurut Hake yang (dalam Sundayana, 2014, hlm.151) yang dimodifikasi oleh penulis adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8

Kategori Gain Ternormalisasi (g) Nilai Gain Ternormalisasi (g) Interpretasi

g <0,00 terjadi penurunan

g = 0,00 tidak terjadi peningkatan 0,00< g ≤ 0,30 rendah

0,30 < g ≤ 0,70 sedang 0,70 < g ≤ 1,00 tinggi


(35)

37

b. Analisis statistik inferensial

Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah apakah terdapat pengaruh penggunaan teknik “Schema Chart” terhadap kemampuan membaca pemahaman, sekaligus menguji hipotesis maka digunakan analisis inferensial. Syarat (asumsi dasar) penggunaan statistik parametris adalah: (1) Sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal; (2) Sampel diambil secara random; dan untuk uji kesamaan dua rerata atau lebih ditambah (3) Varian kelompok bersifat homogen. Untuk itu perlu diuji asumsi dasar terlebih dahulu, terutama asumsi pertama dan ketiga.

2. Uji asumsi dasar a. Uji normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui data sampel yang akan dianalisis berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hal ini perlu dilakukan sebagai ketentuan uji statistik yang selanjutnya. Apabila diketahui data berdistribusi normal maka digunakan statistik parametris,sedangkan apabila diketahui data berdistribusi tidak normal maka digunakan statistik non-parametris. Dalam penelitian ini perhitungan uji kenormalan data sampel menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Teknik ini dapat digunakan untuk data tunggal atau data frekuensi tunggal dan bukan data frekuensi kelompok (Supardi, 2013, hlm. 134). Perhitungan dimulai dengan menetapkan nilai signifikansi (α) = 0,05 dengan hipotesis yang akan diuji:

H0: Data tidak berdistribusi normal, melawan Ha : Data berdistribusi normal

dengan kriteria pengujian:

Tolak H0jika nilai peluang signifikansi (p) ≥ 0,05 Terima H0jika nilai peluang signifikansi (p) < 0,05

Jadi, apabila nilai peluang signifikansi (p)≥0,05 dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai peluang signifikansi (p) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya perhitungan akan dibantu dengan program komputer SPSS 16.0.


(36)

38

b. Uji homogenitas

Sedangkan uji homogenitas adalah untuk mengetahui apakah varian dua kelompok data atau varian populasi homogen atau heterogen. Apabila salah satu data tidak berdistribusi normal maka uji ini tidak perlu dilakukan. Perhitungan uji homogenitas menggunakan Uji F dengan gambaran rumus:

8 = '

''

Ho : ' = '' (Varians kedua kelompok homogen) Ha : ' ≠ '' (Varians kedua kelompok tidak homogen) Keterangan:

F= Fisher

S12= varians terbesar S22= varians terkecil

Selanjutnya antara Fhitungdibandingkan dengan Ftabel. Jika Fhitung lebih besar dari Ftabel maka kelompok data homogen. Sebaliknya, jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka kelompok data tidak homogen atau heterogen. Adapun langkah menghitung yakni:

1) Hitung nilai varians kelompok data 2) Bandingkan nilai varians kelompok data

3) Tentukan nilai varians yang paling besar dan paling kecil

4) Fhitungmerupakan pembagian dari varians terbesar dengan varians terkecil.

c. Uji hipotesis statistik

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat untuk menguji hipotesis, maka dilakukan uji hipotesis itu sendiri.Apabila dari pengujian sebelumnya diketahui bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan variannya homogen maka statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah statistik parametris, sedangkan apabila ternyata data berdistribusi tidak normal dan heterogen maka digunakan statistik non-parametris.

Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh penggunaan teknik pembelajaran Schema Chart terhadap kemampuan membaca


(37)

39

pemahaman dalam bahasa Inggris peserta didik SD kelas V di SD Klayan Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon”.Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dapat dilihat dari ada tidaknya perbedaan.Penggunaan teknik pembelajaran Schema Chart dikatakan memiliki pengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman dalam bahasa Inggris apabila terdapat perbedaan hasil belajar berupa skor antara sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pembelajaran.Adanya pengaruh secara tegas dapat dinyatakan apabila rerata skor hasil post-test lebih baik daripada rerata skor pre-test.

Untuk kepentingan pengujian hipotesis statistik penelitian mengenai pengaruh penggunaan Schema Chart terhadap kemampuan membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Inggris peserta didik kelas V Sekolah Dasar dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : µ1 ≥µ2 H1 : µ1< µ2 Dimana:

µ1 : Rarata skor hasil pre-test.

µ2 : Rerata skor hasil post-test.

µ1 adalah kemampuan membaca pemahaman pada pembelajaran Bahasa Inggris sebelum digunakan teknik Schema Chart. Sedangkan µ2 adalah kemampuan membaca pemahaman pada pembelajaran Bahasa Inggris setelah digunakan teknik Schema Chart.

Jadi, apabila µ1lebih dari sama dengan µ2 maka H0diterima yang berarti tidak ada pengaruh dari penggunaan teknik Schema Chart terhadap kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris. Sedangkan apabila µ1kurang dari µ2 maka H0 ditolak yang berarti ada pengaruh dari penggunaan teknik Schema Chart

terhadap kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris.

Pengujian hipotesis statistik dalam penelitian ini menggunakan uji statistik

paired t-test (t berpasangan). Uji ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan membaca pemahaman peserta didik sebelum dan setelah diberikan treatment

berupa pembelajaran dengan teknik Schema Chart. Uji ini untuk mengetahui adanya pengaruh dari treatment yang diberikan, dengan rumus sebagai berikut:


(38)

40

= 9

:< (< )∑ ; 5

Keterangan:

Md = mean dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test xd = perbedaan deviasi dengan mean deviasi

n = banyaknya subjek df = n-1

Perlu ditentukan hasil tes rata-rata terlebih dahulu dengan rumus:

9 = ∑ 9?

Keterangan:

Md = mean dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test

∑ 9 = jumlah selisih (gain) skor post-test terhadap skor pre-test

n = banyaknya subjek

Sedangkan bila data yang diuji berdistribusi tidak normal maka dilakukan pengujian menggunakan uji non-parametrik Wilcoxon. Uji ini dilakukan untuk membandingkan data hasil pre-test dan post-test. Dengan uji ini dapat diketahui apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil pre-test dan post-test sehingga diketahui pula pengaruh penggunaan teknik Schema Chart terhadap kemampuan membaca pemahaman.Berikut gambaran rumus z dalam Wilcoxon.

@ = A − BD C

C

Dimana T = Jumlah jenjang/rangking yang kecil.


(39)

41

BC =? (? + 1)4

DC = G? (? + 1)(2? + 1)24

(Sugiyono, 2012, hlm. 136) Keterangan:

z = hasil uji Wilcoxon n = jumlah data sampel

Perhitungan dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 16.0. Untuk kepentingan pengujian hipotesis statistik penelitian dengan taraf signifikansi α = 0,05 dapat dinyatakan sebagai berikut.

H0 :tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil pre-test dan hasil post-test kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris.

H1: terdapat perbedaan rata-rata hasil pre-test dan hasil post-test kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris.

dengan kriteria pengujian pada program SPSS 16.0 sebagai berikut: Tolak H0jika nilai peluang signifikansi (p) < 0,05

Terima H0Jika nilai peluang signifikansi (p) > 0,05

Jadi, jika nilai peluang signifikansi (p) yang diperoleh dari tabel pengujian Wilcoxon kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05 maka tidak terdapat perbedaan skor hasil belajar antara sebelum dengan sesudah sampel diberi perlakuan. Sebaliknya, jika nilai peluang signifikansi (p) yang diperoleh dari tabel pengujian Wilcoxon lebih dari taraf signifikansi sebesar 0,05 maka terdapat perbedaan skor hasil belajar antara sebelum dengan sesudah sampel diberi perlakuan. Dengan begitu, terdapat pengaruh dari penggunaan teknik

Schema Chart pada peserta didik kelas V Sekolah Dasar terhadap kemampuan membaca pemahaman mereka.


(40)

59 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Klayan, serta pengolahan dan analisis data dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas VA dengan jumlah

peserta didik sebanyak 24 orang mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari hasil analisis gain ternormalisasi (g) dengan N-gain rata-rata keseluruhan data = 0,39 dengan kategori peningkatan kemampuan membaca pemahaman sedang. Meskipun sebagian kecil peserta didik mengalami penurunan skor. Hal tersebut dapat diakibatkan kurang fokusnya mereka terhadap proses pembelajaran sehingga penyampaian guru menjadi agak sulit dipahami. Namun secara keseluruhan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan aktif untuk menyalurkan pendapat mereka. Karena penggunaan teknik Schema Chart menuntut peserta didik untuk aktif menyalurkan pendapat dengan tujuan mengaktifkan skema (pengetahuan awal) sebagai langkah awal dalam kegiatan membaca pemahaman.

Peningkatan ini juga dapat dilihat dari perbandingan persentase perolehan skor pre-test dan post-test masing-masing sebesar 9 % dan 11%. Dari perolehan data tersebut, maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan 2% pada kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas VA SD Negeri 2 Klayan dengan penggunaan teknik Schema Chart.

2. Perolehan analisis data hasil perhitungan menggunakan uji Wilcoxon sebagai statistik non-parametrik perhitungan uji beda dua rata-rata diperoleh nilai signifikansi p = 0,000. Dengan begitu, nilai signifikansi (p = 0,000) < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan rata-rata hasil pre-test dan

post-test kemampuan membaca pemahaman secara signifikan. Artinya, penggunaan teknikSchema Chart memberikan pengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman pada pembelajaran bahasa Inggris terhadap peserta didik kelas V Sekolah Dasar.


(41)

60

B. Saran

1. Bagiguru, khususnya guru bahasa Inggris untuk dapat menerapkan teknik

Schema Chart dalam proses pembelajaran sebagai salah satu cara membantu peserta didik memahami lebih baik pada kegiatan membaca pemahaman, serta menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Penggunaan media saja tidak cukup tanpa adanya teknik tertentu dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris.

2. Bagi peserta didik, untuk dapat menjadi pembaca yang baik dengan memahami strategi dan teknik-teknik membaca, salah satunya teknik Schema Chart. Serta untuk dapat menggunakan teknik Schema Chart secara sederhana pada pelajaran apapun yang melibatkan kegiatan membaca, agar dapat memahami isi pelajaran dengan baik, khususnya pada pembelajaran bahasa. Sehingga dapat melatih pemerolehan wawasan yang lebih luas dan mendalam.

3. Bagi peneliti sendiri disarankan mengembangkan teknik Schema Chart agar dapat menjadikan suasana pembelajaran lebih aktif dan membantu mengembangkan kemampuan membaca pemahaman peserta didik lebih baik lagi. Serta memberikan tindakan lebih lanjut terhadap penelitian ini dengan melakukan penelitian pada jenjang berikutnya pada sampel dan variabel yang lebih banyak.


(42)

(43)

61

DaftarPustaka

Abidin, Y. (2013). Pengembangan Model

PenilaianOtentikDalamPembelajaranMembacaPemahaman di SekolahDasar.(Tesis).Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ajideh, P. (2006). Schema-theory Based Considerations on Pre-Reading Activities in ESP Textbooks. The Asian EFL Journal,16 (02) hlm. 1-12. Alwi, Hasan, dkk. (2003).KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.

An, S. (2013). Schema Theory In Reading. Theory and Practice in Language Studies, 3 (1) hlm. 130-134.

Anderson, Neil.J. (1999). Exploring Second Language Reading. Canada: Heinle & Heinle Publisher.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi: Revisi). Jakarta:Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: BSNP.

Cabrera, M. P. (2002). Teaching The Four Skills In The Primary EFL Classroom.

The Internet TESL Journal, 8 (12).

Djaali&Muljono, P. (2007). PengukuranDalamBidangPendidikan. Jakarta: Grasindo.

Hamdani, R. (2011). Improving Student's Reading Comprehension Through KWL Technique. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Wiralodra, Indramayu. Harmer, J. (2007).How To Teach English. Cambridge: Pearsed Longman.

Harun, C.A. dkk. (2007). English Teaching Method For Elementary School.

Bandung: UPI PRESS.

Harvey, M. (2013). Reading Comprehension: Strategies for Elementary and Secondary School Students. Lynchburg: Lynchburg College.

Hood, S., dkk. (2005). Focus On Reading. Sydney: NCELTR.

Kartika, T. (2013).MembangunBudayaLiterasi di PerguruanTinggi.Pikiran Rakyat, 12 Desember, hlm. 21.

Miller, D. (2002). Reading With Meaning: Teaching Comprehension in the Primare Teachers. Portland: Stenhouse Publishers.


(44)

62

Mohamad, A. (1999). What Do We Test When We Test Reading Comprehension?

The Internet TESL Journal5(12).

Nielsen, J. (2011). Cloze Test For Reading Comprehension. [Online].

Tersedia:http://www.nngroup.com/articles/cloze-test-reading-comprehension. Diakses 01 April 2014.

Nazir, M. (2002). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rahim, F. (2011). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rakhmat, C & Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira.

Rice, M. (2009). Research-Based Reading Comprehension. Cambridge: Educators Publishing service.

Riduwan. (2008). Metode & Teknik Menyusun Tesis . Bandung: Alfabeta.

Riwidikdo, H. (2007). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bina Pustaka.

Sedarmayanti dan Hidayat. (2002). Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Senior Secondary Improvement Programme (2013).English First Additional Language. South Africa: Gauteng Department of Education.

Shen, Y. (2008). An Exploration Of Schema Theory In Intensive Reading.

English Language Teaching, 1(2) hlm. 104-107.

Siahaan, S &Shinoda, K. (2008).Generic Text Structure. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudjana.(2005). MetodaStatistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sundayana, R. (2014). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(45)

63

Tampubolon, D. P. (2008).KemampuanMembaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung : Angkasa.

Tarigan, H. G. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2009). Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa.

Trehearne, M. P. (2003). The Comprehensive Literacy Resource for Grade 1-2.

Vernon Hills: Eta Cuisenaire.

Trehearne, M.P & Doctorow, R. (2006).Reading Comprehension: Strategies That Work. Vernon Hills: Eta Cuisenaire.


(1)

59 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Klayan, serta pengolahan dan analisis data dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas VA dengan jumlah

peserta didik sebanyak 24 orang mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari hasil analisis gain ternormalisasi (g) dengan N-gain rata-rata keseluruhan data = 0,39 dengan kategori peningkatan kemampuan membaca pemahaman sedang. Meskipun sebagian kecil peserta didik mengalami penurunan skor. Hal tersebut dapat diakibatkan kurang fokusnya mereka terhadap proses pembelajaran sehingga penyampaian guru menjadi agak sulit dipahami. Namun secara keseluruhan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan aktif untuk menyalurkan pendapat mereka. Karena penggunaan teknik Schema Chart menuntut peserta didik untuk aktif menyalurkan pendapat dengan tujuan mengaktifkan skema (pengetahuan awal) sebagai langkah awal dalam kegiatan membaca pemahaman.

Peningkatan ini juga dapat dilihat dari perbandingan persentase perolehan skor pre-test dan post-test masing-masing sebesar 9 % dan 11%. Dari perolehan data tersebut, maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan 2% pada kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas VA SD Negeri 2 Klayan dengan penggunaan teknik Schema Chart.

2. Perolehan analisis data hasil perhitungan menggunakan uji Wilcoxon sebagai statistik non-parametrik perhitungan uji beda dua rata-rata diperoleh nilai signifikansi p = 0,000. Dengan begitu, nilai signifikansi (p = 0,000) < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan rata-rata hasil pre-test dan

post-test kemampuan membaca pemahaman secara signifikan. Artinya,

penggunaan teknikSchema Chart memberikan pengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman pada pembelajaran bahasa Inggris terhadap peserta didik kelas V Sekolah Dasar.


(2)

B. Saran

1. Bagiguru, khususnya guru bahasa Inggris untuk dapat menerapkan teknik Schema Chart dalam proses pembelajaran sebagai salah satu cara membantu peserta didik memahami lebih baik pada kegiatan membaca pemahaman, serta menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Penggunaan media saja tidak cukup tanpa adanya teknik tertentu dalam pembelajaran membaca pemahaman bahasa Inggris.

2. Bagi peserta didik, untuk dapat menjadi pembaca yang baik dengan memahami strategi dan teknik-teknik membaca, salah satunya teknik Schema

Chart. Serta untuk dapat menggunakan teknik Schema Chart secara

sederhana pada pelajaran apapun yang melibatkan kegiatan membaca, agar dapat memahami isi pelajaran dengan baik, khususnya pada pembelajaran bahasa. Sehingga dapat melatih pemerolehan wawasan yang lebih luas dan mendalam.

3. Bagi peneliti sendiri disarankan mengembangkan teknik Schema Chart agar dapat menjadikan suasana pembelajaran lebih aktif dan membantu mengembangkan kemampuan membaca pemahaman peserta didik lebih baik lagi. Serta memberikan tindakan lebih lanjut terhadap penelitian ini dengan melakukan penelitian pada jenjang berikutnya pada sampel dan variabel yang lebih banyak.


(3)

(4)

DaftarPustaka

Abidin, Y. (2013). Pengembangan Model

PenilaianOtentikDalamPembelajaranMembacaPemahaman di

SekolahDasar.(Tesis).Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ajideh, P. (2006). Schema-theory Based Considerations on Pre-Reading Activities in ESP Textbooks. The Asian EFL Journal,16 (02) hlm. 1-12. Alwi, Hasan, dkk. (2003). KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.

An, S. (2013). Schema Theory In Reading. Theory and Practice in Language Studies, 3 (1) hlm. 130-134.

Anderson, Neil.J. (1999). Exploring Second Language Reading. Canada: Heinle & Heinle Publisher.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi: Revisi). Jakarta:Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: BSNP.

Cabrera, M. P. (2002). Teaching The Four Skills In The Primary EFL Classroom. The Internet TESL Journal, 8 (12).

Djaali&Muljono, P. (2007). PengukuranDalamBidangPendidikan. Jakarta: Grasindo.

Hamdani, R. (2011). Improving Student's Reading Comprehension Through KWL Technique. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Wiralodra, Indramayu. Harmer, J. (2007).How To Teach English. Cambridge: Pearsed Longman.

Harun, C.A. dkk. (2007). English Teaching Method For Elementary School. Bandung: UPI PRESS.

Harvey, M. (2013). Reading Comprehension: Strategies for Elementary and Secondary School Students. Lynchburg: Lynchburg College.

Hood, S., dkk. (2005). Focus On Reading. Sydney: NCELTR.

Kartika, T. (2013).MembangunBudayaLiterasi di PerguruanTinggi.Pikiran Rakyat, 12 Desember, hlm. 21.

Miller, D. (2002). Reading With Meaning: Teaching Comprehension in the Primare Teachers. Portland: Stenhouse Publishers.


(5)

Mohamad, A. (1999). What Do We Test When We Test Reading Comprehension? The Internet TESL Journal5(12).

Nielsen, J. (2011). Cloze Test For Reading Comprehension. [Online].

Tersedia:http://www.nngroup.com/articles/cloze-test-reading-comprehension. Diakses 01 April 2014.

Nazir, M. (2002). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rahim, F. (2011). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rakhmat, C & Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira.

Rice, M. (2009). Research-Based Reading Comprehension. Cambridge: Educators Publishing service.

Riduwan. (2008). Metode & Teknik Menyusun Tesis . Bandung: Alfabeta.

Riwidikdo, H. (2007). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bina Pustaka.

Sedarmayanti dan Hidayat. (2002). Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Senior Secondary Improvement Programme (2013).English First Additional Language. South Africa: Gauteng Department of Education.

Shen, Y. (2008). An Exploration Of Schema Theory In Intensive Reading. English Language Teaching, 1(2) hlm. 104-107.

Siahaan, S &Shinoda, K. (2008).Generic Text Structure. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudjana.(2005). MetodaStatistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sundayana, R. (2014). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(6)

Tampubolon, D. P. (2008).KemampuanMembaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung : Angkasa.

Tarigan, H. G. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2009). Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa.

Trehearne, M. P. (2003). The Comprehensive Literacy Resource for Grade 1-2. Vernon Hills: Eta Cuisenaire.

Trehearne, M.P & Doctorow, R. (2006).Reading Comprehension: Strategies That Work. Vernon Hills: Eta Cuisenaire.


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran Modificationaction Process Object Schema (M-APOS ) untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa: penelitian kuasi eksperimen di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kabupaten Tangerang.

7 40 173

Pengaruh Pendekatan Whole Language Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V Sekolah Dasar.

0 2 34

PENGARUH PENERAPAN METODE SUGGESTOPEDIA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERASI (Penelitian Pre-Eksperimen pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Kelas VB SDN 5 Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya).

0 13 55

EFEKTIVITAS PENERAPAN PRE READING PLAN TECHNIQUE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR.

17 76 45

EFEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI KNOW, WANT TO KNOW, LEARNED TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS (Penelitian Pre-Eksperimen di Kelas V SDN 3 Mekarsari Kecamatan Banjar Kota Banjar).

0 2 49

PENERAPAN TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN LITERASI BAHASA INGGRIS.

1 13 39

PENGGUNAAN GESTURE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR.

5 19 31

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM KARTUN TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Kuantitatif Pre Eksperimen di Kelas V SDN Cilingga Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya).

0 0 38

PENGARUH PENGGUNAAN METODE AUDIO LINGUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS : Penelitian Pre Eksperimen di Kelas IV SDN Sukamulih Kecamatan Kadipaten KabupatenTasikmalaya.

24 87 59

PENGARUH TEKNIK THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BAHASA.

0 2 51