PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF : Kuasi Eksperimen Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMAK 3 Bina Bakti Dan Siswa Kelas X SMAN 1 Parongpong Bandung.

(1)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

AGUSTINA BUTAR-BUTAR NIM. 1201139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Oleh

Agustina Butar Butar

S.Pd Universitas Negeri Medan, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

© Agustina Butar Butar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Disman, MS NIP 195902091984121001

Pembimbing II

Dr. H. Nugraha, SE.,Ak.,MS NIP. 196212261990011002


(4)

Prof. Dr. H. Suryana, M.Si Nip. 196006021986011002

Penguji II

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si 196004121986031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS NIP 196110221986031002


(5)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Abstrak

Agustina Butar-Butar. NIM 1201139. (2014). Pengaruh Teknik Pembelajaran Treffinger Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif (Kuasi Eksperimen Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMAK 3 Bina Bakti Dan Siswa Kelas X SMAN 1 Parompong Bandung) Pembimbing I : Prof. Dr. H. Disman, MS. Pembimbing II : Dr. H. Nugraha, SE.,Ak.,MS.

Penelitian ini dilatarbelakangi dari anggapan bahwa teknik pembelajaran treffinger merupakan teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, sehingga perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar.

Permasalahan dalam penelitian ini berdasarkan kenyataan yang ditemukan dilapangan menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran lebih berpusat kepada guru (teacher center) dan tidak melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Hingga pada akhirnya siswa pasif dan tidak kreatif. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan menerapkan teknik pembelajaran treffinger.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh teknik pembelajaran treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X SMAK 3 Bina Bakti dan siswa kelas X SMAN 1 Parongpong Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi yang dilakukan terhadap siswa kelas X SMAK 3 Bina Bakti yang terdiri dari 26 siswa kelas eksperimen dan 25 kelas kontrol. Kelas X SMAN 1 Parongpong yang terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen dan 29 kelas kontrol. Data penelitian dikumpulkan melalui tes tertulis (pretes dan postest), soal essay berjumlah 6 soal.

Setelah dilakukan analisis data menggunakan uji univariate hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger lebih tinggi dibanding dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional; (2) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara SMAK 3 Bina Bakti dengan SMAN 1 Parongpong yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger; (3) Tidak terdapat pengaruh interaksi antara jenis sekolah dengan teknik pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.


(6)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Abstrack

Agustina Butar-Butar. NIM 1201139. (2014). Influence Learning Techniques Against Treffinger Creative Thinking (Quasi-Experiments in Economics Lesson In Class X students of SMAK Bina Bakti 3 and Class X students of SMAN 1 Bandung Parompong) Supervisor I: Prof.. Dr.. H. Disman, MS. Advisor II: Dr. H. Nugraha, SE., Ak., MS.

This research is motivated from the assumption that the learning techniques Treffinger is learning techniques that can improve the ability of creative berpiki students, so it needs to be applied in teaching and learning.

The problem in this study is based on data that was collected in the field show that the learning process is more teacher-centered and does not involve students actively in the learning process. Until in the end the students passive and not creative. One effort to improve students' ability to think creatively is to apply learning techniques Treffinger.

This study was conducted to see the effect on the ability of learning techniques Treffinger creative thinking in economic subjects in class X SMAK Bina Bakti 3 and class X students of SMAN 1 Bandung Parongpong Academic Year 2013/2014.

This study used a quasi-experimental methods are performed on class X SMAK Bina Bakti 3 consisting of experimental class of 26 students and 25 classroom control. Class X SMAN 1 Parongpong consisting of experimental class of 30 students and 29 classroom control. Data were collected through a written test (pretest and posttest), totaling 6 essay questions.

After analyzing the data using univariate test results showed that: (1) There is a difference between creative thinking ability of students to use learning techniques Treffinger higher than the students who used conventional learning; (2) There is a difference between the students' ability to think creatively SMAK Bina Bakti 3 SMAN 1 Parongpong that uses Treffinger learning techniques; (3) There is no interaction effect between type of school with learning techniques are used to enhance the students' ability to think creatively.


(7)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(8)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1.1 Pembelajaran Treffinger ... 11

2.1.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme ... 12

2.1.1.2 Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme ... 16

2.1.2 Teknik Pembelajaran Treffinger ... 19

2.1.3 Manfaat Penggunaan Teknik Pembelajaran Treffinger... 27

2.1.4 Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik ... 28

2.1.5 Kreativitas ... 30

2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas ... 31

2.1.7 Peningkatan Kreativitas Siswa ... 35

2.1.8 Masalah Khusus Anak Kreatif dan Lingkungan Kreativitas... 40

2.1.9 Berpikir Kreatif ... 42

2.1.10 Karakteristik Berpikir Kreatif ... 44

2.1.11 Pengukuran Kreativitas ... 45

2.1.12 Hubungan Teknik Pembelajaran Treffinger Dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Bidang Studi Ekonomi ... 48


(9)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.2 Penelitian Terdahulu ... 50

2.3 Kerangka Pemikiran ... 51

2.4 Hipotesis ... 53

BAB III METODE PENELITIAN ... 54

3.1 Desain Penelitian ... 54

3.2 Objek Penelitian ... 55

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 56

3.4 Alat Tes ... 57

3.5 Uji Alat Tes ... 57

3.6 Teknik Analisis Data ... 60

3.7 Prosedur Penelitian... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1 Deskripsi Tempat Penelitian ... 71

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 75

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 78

4.3.1 Uji Asumsi Statistik ... 84

4.3.2 Uji Hipotesis ... 87

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRAN


(10)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(11)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi saat ini, menuntut individu untuk memiliki kemampuan kreatif. Sumber daya manusia yang kreatif akan memberikan nilai tambah bagi seluruh produktifitas suatu bangsa. Dimana sumber daya alam sebagai modal dasar pembangunan ekonomi selama ini kini telah digantikan oleh keunggulan kompetitif yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Menjadikan pengetahuan sebagai basis, berarti menempatkan pembangunan pendidikan atau sumber daya manusia sebagai prioritas utama.

Kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN bab 1 pasal 1 ayat 1,2003 :2).

Berpikir kreatif merupakan salah satu bagian yang menjadi tujuan dalam kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan di beberapa sekolah. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Mulyasa (2013:65) “melalui kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif”. Hal ini diterapkan melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.

Selanjutnya Mulyasa (2013:21), menjelaskan bahwa lulusan pendidikan menengah umum yang diharapkan dalam kurikulum 2013 memiliki ciri atau profil sebagai berikut :

- Memiliki keimanan dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa mulai mapan


(12)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

- Memiliki penalaran yang baik (dalam kajian materi kurikulum, kreatif, inisiatif serta memiliki tanggung jawab) dan penalaran sebagai penekanannya

- Kemampuan berkomunikasi (tertib, sadar aturan dan perundang-undangan, dapat bekerja sama, mampu bersaing, toleransi, menghargai hak orang lain, dapat berkompromi), dan

- Dapat mengurus dirinya dengan baik.

Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya yang mengambil jurusan IPS. dan merupakan bagian dari disiplin ekonomi ilmu social. Yang materinya terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori yang mengkaji berbagai peristiwa, dan permasalahan ekonomi tersebut diperlukan kemampuan berpikir kreatif, sehingga permasalahan yang dihadapi dapat terpecahkan dengan solusi terbaik. Tujuan dalam pembelajaran ekonomi seharusnya siswa aktif belajar sehingga mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya dalam menyelesaikan soal-soal atau permasalahan Ekonomi. Anak mempunyai tingkat kreativitas yang berbeda-beda, ada yang sudah mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi namun ada juga yang masih rendah, sehingga kemampuan untuk dapat memecahkan masalah juga berbeda.

Oleh karena itu unsur kreatif diperlukan dalam proses berpikir untuk berbagai hal. Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan imaginasi dalam berpikir konstruktif. Seseorang dikatakan mempunyai daya kreasi yang tinggi bilamana ia mampu menemukan serta menggabungkan gagasan/ide-ide atau pemikiran baru yang orisinil dan dalam kombinasi yang baru. Ia tidak terpengaruh oleh pemikiran maupun cara orang lain, namun dengan daya kreasinya ia mampu mengembangkan alternatif lain yang lebih berani.

Berpikir kreatif dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah. Semakin kreatif seseorang, semakin banyak alternative penyelesaiannya. Berpikir kreatif juga dapat membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan perubahan, dimana perubahan itu berjalan dengan cepat. Dalam proses pembelajaran dikelas,


(13)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kreativitas ditunjukan melalui aktivitas belajar. Kreativitas siswa dalam belajar dapat ditunjukan melalui keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, antara lain :

- Kemampuan Bertanya

- Kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan - Kemampuan Menjawab

- Kemampuan Mengidentifikasi - Kemampuan Menganalisis - Kemampuan Menilai

- Keterbukaan terhadap pengalaman

Selain itu, aspek lain yang juga penting dalam pembelajaran adalah hubungan guru-materi-siswa. Menjaga hubungan baik antara guru-materi-siswa akan menciptakan suatu pembelajaran yang efektif. Jadi, dengan membangun suatu situasi-didaktis yang eksploratif diharapkan dapat menciptakan suatu lintasan belajar ekonomi yang dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpiki kreatif.

Berdasarkan pernyataan diatas, permasalahan kreativitas menjadi salah satu faktor penting dalam menunjang proses pembelajaran. Maslow (dalam Munandar 2012:31) mengatakan “Kreativitas penting karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia”. Pendapat lain mengenai pentingnya kreativitas karena kreativitas dituntut dalam pekerjaan dan kreativitas juga dibutuhkan untuk pembangunan. Jika proses pembelajaran memuat kemampuan berpikir yang kreatif maka tentu saja aktivitas belajar akan terjadi dan kesemuanya itu akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat dimiliki siswa.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar


(14)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diantaranya adalah : tenaga kependidikan, latar belakang siswa, sarana seperti media pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, alat-alat pembelajaran lainya, kelengkapan prasarana, dan lingkungan. Adapun faktor yang di duga rendahnya berpikir kreatif siswa adalah sarana dalam pembelajaran yang digunakan guru kurang efektif.

Relita (2010:8) mengatakan bahwa Pembelajaran guru ekonomi yang dikembangkan guru di SMA selama ini belum mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif, metode pembelajaran yang digunakan bersifat konvensional. Dapat dilihat dari hasil penelitian Relita pretest yang dilakukan terlihat bahwa nilai minimal kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen sebesar 47 sedangkan siswa kelas kontrol 48, sedangkan nilai maksimal kemampuan berpikir kreatif siswa untuk kelas ekperimen sebesar 63 dan kelas kontrol sebesar 61.

Kemudian dalam penelitian Daties (2010:12), menemukan masalah bahwa rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa disebabkan karena guru cenderung lebih disibukkan dengan pemikiran bagaimana caranya agar seluruh materi pembelajaran dapat segera diberikan kepada siswa, sehingga siswa dapat menjawab soal yang keluar dalam ujian kelak.

Sementara itu yang terjadi di SMAK 3 Bina Bakti Bandung berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 10 januari 2014, 17 januari 2014, dan 24 januari 2014 terlihat bahwa dalam proses pembelajaran, siswa cenderung pasif. Dari jumlah siswa kelas X-1= 26 orang dan kelas X-2 = 25 orang, ternyata kemampuan proses yang ditunjukan siswa sangat rendah. Hal ini dapat dilihat melalui table di bawah ini :

Table 1.1

Kemampuan Siswa Kelas X-1 Jumlah Siswa 26 Orang SMAK 3 Bina Bakti


(15)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

10 -01- 2014 17-01-2014 24-01- 2014

- Kemampuan Bertanya

- Kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan

- Kemampuan Menjawab - Kemampuan Mengidentifikasi - Kemampuan Menganalisis - Kemampuan Menilai

- Keterbukaan terhadap pengalaman

2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 - 2 1 1 1 1 - 2 1 1

Jumlah (%) 30,77% 38,46% 26,92%

Sumber : Hasil pengamatan sendiri

Table 1.2

Kemampuan Siswa Kelas X-2 Jumlah Siswa 25 Orang SMAK 3 Bina Bakti

Kemampuan Jumlah Siswa

10 -01- 2014 17-01-2014 24-01- 2014

- Kemampuan Bertanya

- Kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan

- Kemampuan Menjawab - Kemampuan Mengidentifikasi - Kemampuan Menganalisis - Kemampuan Menilai

- Keterbukaan terhadap pengalaman

1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 - 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1


(16)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jumlah (%) 32% 36% 44%

Sumber: hasil pengamatan sendiri

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, menunjukan dalam proses pembelajarannya, muatan materi dengan proses berpikir kreatif belum terlihat. Pada tanggal 10 januari 2014 hanya (kelas X-1 = 30,77% dan Kelas X-2 = 32%) pada tanggal 17 januari (kelas X-1 = 38,46% dan Kelas X-2= 36%) dan pada tanggal 24 januari (kelas X-1 = 26,92% dan Kelas X-2 = 36%) yang menunjukan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran berpikir kreatif.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 20 januari 2014, kepada beberapa guru yang mengajar di kelas X SMAK 3 BiNA Bakti. Lenny mengatakan “mereka kurang dilatih untuk berpikir kreatif, kurang diberikan pertanyaan yang memerlukan pemecahan masalah dan kurangnya literasi. Kemudian guru kurang memberikan pembelajaran yang merangsang kemampuan berpikir kreatif”. Kemudian Merri mengatakan “Beberapa siswa yang belum mengasah kreatifitas umumnya karena pendidik kurang memberi kesempatan untuk siswa dapat menemukan sendiri inti materi yang harus dipelajari, jika siswa hanya diberi informasi seperti hanya sekedar disuapi , jelas kreatifitas anak tidak akan berkembang. oleh sebab itu pendidik perlu meningkatkan kreativitas siswa”. Dan Kepada Sekolah SMAK 3 Bina Bakti mengatakan “berpikir kreatif siswa belum terlihat secara keseluruhan, dari beberapa kelas hanya satu atau dua orang saja yang terlihat kreatif, kedepannya berpikir kreatif siswa perlu digalih lebih dalam lagi”.

Adapun permasalahan diindikasikan oleh pola pembelajaran ekonomi kelas X SMAK 3 Bina Bakti Bandung, masih cenderung berpusat pada guru. Hal ini menjadikan siswa pasif dan tidak memiliki kreativitas dalam belajar. Siswa hanya terbiasa menerima semua informasi pengetahuan dari guru sehingga kemampuan dan keterampilan menemukan dan mencari sendiri sulit untuk dikembangkan. Hal ini ditunjang dengan penggunaan metode mengajar yang


(17)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bersifat konvensional sehingga perubahan pembelajaran tidak terlalu terlihat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pengembangan pembelajaran yang inspiratif, inovatif, menantang dan menyenangkan sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Proses belajar mengajar akan menjadi lebih efektif jika menggunakan model, strategi maupun teknik pembelajaran yang tepat. Udin (2001) dalam Trimo (2006:3), mengatakan “model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

Teknik treffinger merupakan salah satu dari sedikit teknik yang menangani masalah kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Siswa akan melihat kemampuan mereka untuk menggunakan kreativitas dalam hidup dan diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam lingkungan yang mendorong dan memungkinkan penggunaannya. teknik pembelajaran treffinger, seyogyanya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kreativitas itu memungkinkan siswa untuk mempertemukan, menghubungkan, menggabungkan kenyataan, gagasan-gagasan sesuai dengan konsep yang diajarkan sehingga mampu menjawab berbagai persoalan yang dihadapi.

Sementara itu untuk melihat perbedaan hasil penggunaan teknik pembelajaran treffinger maka penelitian ini dilakukan juga di salah satu sekolah Negeri di Bandung (SMAN 1 Parongpong) yang memiliki permasalahan yang sama dengan salah satu sekolah Swasta (SMAK 3 Bina Bakti Bandung). Permasalahan yang sama ditemukan di SMAN 1 Parongpong. Berdasarkan hasil observasi hanya beberapa siswa saja yang perduli terhadap pelajaran yang berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari table berikut :


(18)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kemampuan Siswa Kelas X-A Jumlah Siswa 29 Orang SMAN 1 Parongpong

Kemampuan Jumlah Siswa

18 -03- 2014 20-03-2014 25-03- 2014

- Kemampuan Bertanya

- Kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan

- Kemampuan Menjawab - Kemampuan Mengidentifikasi - Kemampuan Menganalisis - Kemampuan Menilai

- Keterbukaan terhadap pengalaman 1 - 1 - - - - 1 1 - - - - 1 1 - 1 - - 1

Jumlah (%) 6,90% 10,34% 10,34%

Sumber: hasil pengamatan sendiri

Table 1.4

Kemampuan Siswa Kelas X-D Jumlah Siswa 30 Orang SMAN 1 Parongpong

Kemampuan Jumlah Siswa

18 -03- 2014 20-03-2014 25-03- 2014


(19)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

- Kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan

- Kemampuan Menjawab - Kemampuan Mengidentifikasi - Kemampuan Menganalisis - Kemampuan Menilai

- Keterbukaan terhadap pengalaman - - - - - - - - - - - - - 1 - - - -

Jumlah (%) 0% 3,33% 6,67%

Sumber: hasil pengamatan sendiri

Hasil pengamatan tersebut, menunjukan dalam proses pembelajarannya, muatan materi dengan proses berpikir kreatif belum terlihat. Pada tanggal 18 Maret 2014 hanya (kelas X-A = 6,90% dan Kelas X-D = 0%) pada tanggal 20 maret (kelas X-A = 10,34% dan Kelas X-D= 3,33%) dan pada tanggal 25 maret (kelas X-A = 10,34% dan Kelas X-D = 6,67%) yang menunjukan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran berpikir kreatif.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa guru di SMAN 1 Parongpong pada tanggal 18 maret 2014. Rian (salah satu guru PPL) mengatakan bahwa “secara keseluruhan siswa belum mampu berpikir kreatif, hanya satu dua orang yang berpikir kreatif, minat belajarnya kurang disebabkan salah satunya dari guru, dimana metode pembelajaran yang seharusnya digunakan sesuai dengan materi yang disampaikan. Selanjutnya Bambang mengatakan bahwa “hanya sedikit dari keseluruhan siswa yang berpikir kreatif penyebabnya adalah minat belajar siswa yang kurang didasari oleh motivasi dari orang tua kurang dan dari sekolah untuk saat ini lebih mengutamakan kuantitas terlebih dahulu kemudian kualitas siswa karena siswa mau datang ke sekolah itu sudah dihargai”. Kemudian, Kepala sekolah SMAN 1 Parongpong mengatakan bahwa, ”banyak siswa belum berpikir kreatif karena bahan baku siswa kurang (latar


(20)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

belakang orangtua) sehingga minat belajarpun kurang dan didukung dengan lokasi sekolah yang jauh dari kota, untuk memacu siswa berpikir kreatif salah satunya dengan cara, dalam kegiatan proses pembelajaran menggunakan berbagai metode pembelajaran yang efektif”.

Karakteristik dari teknik pembelajaran ini menurut pendapat Sarson, (2005:6) adalah, mengasumsikan bahwa kreativitas merupakan proses dan hasil belajar, melibatkan secara bertahap kemampuan berpikir konvergen dan divergen dalam proses pemecahan masalah, dilaksanakan kepada semua siswa dalam berbagai latar belakang dan tingkat kemampuan, mengintregrasikan dimensi koqnitif dan afektif dalam pengembangannya dan dapat diterapkan secara fleksibel. Oleh sebab itu dapat dikemukakan bahwa apabila dalam pembelajaran ekonomi diterapkan teknik pembelajaran treffinger maka kemungkinan besar siswa pada sekolah swasta (SMAK 3 Bina Bakti Bandung) maupun sekolah Negeri (SMAN 1 Parongpong) kemampuan berpikir kreatif siswa akan meningkat.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis perlu untuk meneliti lebih dalam melalui penelitian dengan judul Pengaruh Teknik Pembelajaran

Treffinger Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif”. (Quasi Eksperimen Dalam

Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMAK 3 Bina Bakti & SMAN 1 Parompong Bandung T.P 2013/2014).

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah dengan menggunakan teknik pembelajaran Treffinger lebih efektif dibanding dengan menggunakan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif antara siswa kelas X di SMAK 3 Bina Bakti dan kelas X di SMAN 1 Parongpong ?


(21)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa kelas X di SMAK 3 Bina Bakti dengan siswa kelas X di SMAN 1 Parongpong yang menggunakan teknik pembelajaran Treffinger ?

c. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara jenis sekolah dengan teknik pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa ?

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui dengan menggunakan teknik pembelajaran Treffinger lebih efektif dibanding dengan menggunakan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif antara siswa kelas X di SMAK 3 Bina Bakti dan kelas X di SMAN 1 Parongpong.

2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa kelas X di SMAK 3 Bina Bakti dengan siswa kelas X di SMAN 1 Parongpong yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara jenis sekolah dengan teknik pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah : Secara Teoritis

Penelitian ini untuk mengembangkan teori- teori pembelajaran pada pembelajaran ekonomi.


(22)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan berpikir kreatif dikalangan siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan cara menggunakan teknik pembelajaran treffinger.


(23)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen, yaitu suatu bentuk eksperimen yang ciri utamanya dengan tidak dilakukan penugasan random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada yang dalam hal ini adalah kelas biasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Creswell (2012:309) menjelaskan

Quasi-eksperimens include assignment, but not random assignment of participants to groups. this is because the experimenter cannot artificially create groups for the experiment. for example, studying a new math program may require using existing fourth-grade classes and designating one as the eksperimental group and one as the control groups. randomly assigning students to the two groups would disrupt classroom learning, because educators often use intact groups (schools, colleges or school districts) in experiments, quasi-experimental designs are frequently

used”.

Pernyataan diatas maksudnya adalah kuasi-eksperimens termasuk tugas, tapi tugas dimana peserta untuk kelompok eksperimen tidak dipilih secara acak. ini adalah karena eksperimen tidak dapat membuat grup secara buatan untuk eksperimen. misalnya, mempelajari program matematika baru mungkin memerlukan menggunakan empat kelas yang ada dan menunjuk salah satu sebagai kelompok eksperimen dan satu sebagai kelompok kontrol. Penugasan siswa secara acak untuk dua kelompok akan mengganggu pembelajaran di kelas. Desain kuasi eksperimenl sering digunakan. karena pendidik sering menggunakan kelompok utuh. Desain eksperimen yang digunakan adalah postest only control design yang digabungkan dengan disain 2 x 2 yaitu, dua sekolah : SMAK 3 Bina Bakti (sebagai sekolah swasta), SMAN 1 Parongpong (sebagai sekolah negeri), dan dua teknik pembelajaran (pembelajaran treffinger dan pembelajaran biasa).


(24)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

Table 3.1

Desain Faktorial Antar Variabel Penelitian

Sekolah

Teknik Pembelajaran

Treffinger

Pembelajaran Konvensional SMAK 3 Bina Bakti

SMAN 1 Parongpong

Kelas_Eksperimen Kelas_Eksperimen

Kelas_Kontrol Kelas_Kontrol

Pada desain ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan teknik pembelajaran treffinger dan kelompok kontrol mendapat pembelajaran biasa tanpa perlakuan khusus.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari suatu penelitian yang dilakukan. Objek dalam penelitian ini adalah SMAK 3 Bina Bakti yang berlokasi di Komp. Industri No.5 TKI Bandung dan SMAN I Parongpong yang berlokasi di Jl Cihanjuang Rahayu Bandung Barat. Kemudian dari masing-masing sekolah diambil dua kelas, yang dijadikan satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol. Sehingga jumlah seluruh kelas ada dua kelas eksperimen dan dua kelas kontrol.

Dalam hal ini objek yang terpilih adalah : untuk SMAK 3 Bina Bakti Bandung Kelas eksperimen (X-1) dan kelas kontrol (X-2). SMAN I Parongpong untuk kelas eksperimen (X-D) dan kelas kontrol (X-A). Relevansi penggunaan dua sekolah pada penelitian ini adalah bahwa sekolah (Swasta dan Negeri) akan memberikan dampak yang berbeda terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa


(25)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

setelah mereka mendapat perlakuan berupa penggunaan teknik pembelajaran treffinger dalam pembelajaran ekonomi.

3.3 Operasional Variabel a. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah teknik pembelajaran treffinger, Menurut Munandar (2012:172) teknik treffinger adalah salah satu dari sedikit teknik yang menangani masalah kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Dengan melibatkan, baik keterampilan koqnitif maupun afektif pada setiap tingkat dari model ini yang saling berhubungan dan ketergantungan untuk mendorong belajar kreatif.

b. Variable dependen

Variabel dependen dari penelitian ini adalah berpikir kreatif. Torrance dalam Filsaime (2008:20) menganggap bahwa berpikir kreatif merupakan sebuah proses yang melibatkan unsur-unsur orisinalitas, kelancaran, fleksibilitas dan elaborasi”.

a. Berpikir lancar (kelancaran), kemampuan untuk menciptakan segudang ide. Semakin banyak ide, maka semakin besar kemungkinan yang ada untuk memperoleh sebuah ide yang signifikan.

b. Berpikir luwes (Keluwesan/fleksibelitas), kecenderungan untuk memandang sebuah masalah secara instan dari berbagai perspekti.

c. Berpikir orisinil (orisinalitas), kategori orisinalitas mengacu pada keunikan dari respon apapun yang diberikan.orisinilitas yang ditujukan oleh sebuah


(26)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

respon yang tidak biasa, unik dan jarang terjadi. Berpikir tentang masa depan bisa juga memberikan stimulasi ide-ide orisinil.

d. Berpikir terperinci (elaborasi) kemampuan untuk menguraikan sebuah obyek tertentu. Elaborasi adalah jembatan yang harus dilewati oleh seseorang untuk mengkonsumsikan ide “kreatif”-nya kepada masyarakat. Factor inilah yang menentukan nilai dari ide apapun yang diberikan kepada orang lain diluar dirinya.

1.4Alat Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Dalam penelitian ini tes yang akan digunakan adalah tes bentuk uraian. Teknik tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran ekonomi di kelas kontrol dan eksperimen. Hasil tersebut akan dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang telah ada. Dari hasil tes tersebut, akan tergambar bagaimana pengaruh teknik pembelajaran treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran ekonomi.

Alat tes ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yaitu : tahap pembuatan tes uraian, tahap penyariangan dan tahap uji coba alat test (test kemampuan berpikir kreatif). Uji coba instrumen dilakukan untuk melihat validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir tes, dan tingkat kesukaran tes.

1.5Uji Alat Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berpikir kreatif. Soal tes ini diberikan secara tertulis berbentuk uraian karena berkaitan dengan hasil


(27)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

belajar berkategori tingkat tinggi yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa dalam ekonomi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Fraenkel dan Wallen (Suryadi, 2005) yang menyatakan bahwa “Tes berbentuk uraian sangat cocok untuk mengukur higher level learning outcomes”. Selain itu, dipilihnya tes bentuk uraian dimaksudkan agar dapat terlihat kemampuan menganalisis argument serta kemampuan melakukan dan mempertimbangkan induksi dalam proses menjawabnya serta dimaksudkan juga untuk meminimalisir unsur tebakan.

Skor jawaban siswa disusun berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif sebagaimana disajikan dalam table 3.2 penjabaran kemampuan berpikir kreatif berdasarkan pada indikator yaitu fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), orisinal, dan elaborasi (terperinci).

Table 3.2

Pedoman penyekoran tes kemampuan berpikir kreatif

No Jawaban Skor

1.a - Mampu mencari nilai MPC dengan rumus : MPC=ΔC = C2-C1

ΔY Y2-Y1

-Mampu mencari nilai APC dengan rumus : APC = C

Y

-Mampu mencari nilai a dengan rumus : a = (APC-MPC)Y

-Mampu merumuskan fungsi konsumsi : C=a+by

1

1

1 1

Skor maksimal 4

1.b -Mampu mencari nilai MPS dengan rumus : MPS=1-MPC

-Mampu merumuskan fungsi tabungan : S= -a+MPSY

1 1


(28)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skor maksimal 2

1.c Dengan rumu Y=C -mampu mencari nilai C -mampu mencari nilai Y

1 1

Skor maksimal 2

2.a Kurva konsumsi memiliki kemiringan yang positif, ini berarti kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan konsumsi

2 2.b Pada grafik tabungan, sebelum pendapatan mencapai 500, tabungan bernilai

negative (dissaving). Sementara itu setelah pendapatan melebihi 500 masyarakat baru dapat melakukan tabungan.

2

3.a Mampu mencari nilai MPC dengan rumus : MPC=ΔC = C2-C1

ΔY Y2-Y1

-Mampu mencari nilai APC dengan rumus : APC = C

Y

1

1

Skor maksimal 2

3.b -Mampu mengungkapkan makna dari besarnya MPC yakni :

Berapa banyak konsumsi akan bertambah jikapendapatan seseorang untuk dibelanjakan meningkat, karena itulah angkanya berkisar antara 0 dan 1.MPC bisa saja lebih dari angka 1 jika orang tersebut meminjam uang untuk membayar pengeluaran yang lebih tinggi dari pada pendapatan (konsumsi bertambah 0,5 karena pendapatan meningkat sebesar 400).

-Mampu mengungkapkan makna besar APC yakni :

Perbandingan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan disposable pada saat konsumsi dilakukan. Bila Y < C maka nilai APC >1. Jika Y>C maka nilai APC < 1.

2

2

Skor Maksimal 4

4.a - Dapat menentukan pilihan konsumsi dan pendapatan pada soal -Mampu mencari nilai MPC dengan rumus :

MPC=ΔC = C2-C1

ΔY Y2-Y1

-Mampu mencari nilai APC dengan rumus : APC = C

Y

1 1


(29)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

-Mampu mencari nilai a dengan rumus : a = (APC-MPC)Y

-Dapat menggambarkan grafik fungsi konsumsi

1 1

Skor maksimal 5

4.b -Dapat menentukan pilihan tabungani dan pendapatan pada soal -Mampu mencari nilai MPC dengan rumus :

MPS=ΔS = S2-S1

ΔY Y2-Y1

-Mampu mencari nilai a dengan rumus : a = -S+MPSY atau a = (APS-MPS)Y

-Dapat menggambarkan grafik fungsi tabungan

1 1

1 1

Skor maksimal 4

5 Mampu mendeskripsikan hubungan antara pendapatan, konsumsi, tabungan, dan investasi, yaitu :

a. Pada pendapatan rendah, tabungan akan dipakai untuk membiayai konsumsi

b. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi c. Rumah tangga akan menabung pada pendapatan lebih tinggi

d. Pada suku bunga rendah, rumah tangga memiliki untuk berinvestasi dari pada menabung, dan sebaliknya

1 1 1 1

Skor maksimal 4

6.a 6.b

Mampu mendeskripsikan karakteristik dari kurva investasi, yaitu : -Pada dasarnya pendapatan tidak mempengaruhi investasi

-Tingkat bunga berpengaruh negative terhadap besarnya investasi, semakin tinggi tingkat suku bunga maka investasi yang dilakukan semakin rendah.

2 2 7 Mampu menjelaskan faktor yang harus dipertimbang untuk berinvestasi, yaitu :

-Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan -Tingkat suku bunga

-Ramalan mengenai keadaan ekonomidimasa depan -Kemajuan teknologi -Jumlah permintaan 1 1 1 1 1

Skor maksimal 5

8.a 8.b 8.c 8.d

Mampu mencari besarnya pendapatan nasional keseimbangan Mampu mencari besarnya konsumsi keseimbangan

Mampu mencari besarnya tabungan keseimbangan

Mampu menggambarkan grafik fungsi konsumsi, tabungan, dan investasi dalam

2 2 2 2


(30)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keadaan seimbang.

Total Skor Maksimal 48

3.6 Teknik Analisis Data

Tes yang baik adalah tes yang telah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini penjelasan mengenai pengujian validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Adapun langkah-langkah untuk menguji validitas butir soal tes (Sundayana, 2010) adalah sebagai berikut: 1. Menghitung harga korelasi setiap butir soal dengan menggunakan rumus

korelasi Pearson Product Moment, yaitu : rxy =

∑ ∑ ∑

√{ ∑ } { ∑ } Dimana : rxy : Koefisien Korelasi

n : Jumlah responden

Y : jumlah skor total seluruh system X : jumlah skor tiap item

2. Melakukan perhitungan uji t dengan rumus : t hitung = √

Keterangan :

r = koefisien korelasi hasil r hitung n = jumlah responden

3. Mencari ttabel dengan ttabel = tα (dk = n - 2), dengan α = 0,05

4. Membuat kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Jika thitung > ttabel, berarti valid, atau


(31)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jika thitung < ttabel, berarti tidak valid.

Untuk menghitung validitas item butir soal penelitian ini, menggunakan bantuan SPSS versi 21 dan membandingkan Item-Total Correlation dengan r table

= 0,388.

Berikut ini dipaparkan uji validitas dan reliabilitas alat test yang akan digunakan sebagai alat pretest dan postest dalam penelitian.

Table 3.3

Hasil Uji Validitas Instrument Berpikir Kreatif Item-Total Statistik.

Soal Nomor Item-Total Correlation

r table Tafsiran

1a 1b 1c 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5 6a 6b 7 8a 8b 8c .765 .665 .294 .306 .002 .521 .015 .639 .597 .723 .771 .405 .573 -.137 .015 -.106 .388 .388 .388 .388 .388 .388 .388 .388 .388 .388 .388 .388 .388 .388 .388 .388 Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid


(32)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8d -.106 .388 Tidak Valid

Sumber : diolah dengan SPSS

Dari rangkuman hasil uji validitas pada table 3.3 diatas, dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi item total soal nomor 1a, 1b, 3a, 4a, 4b, 5, 6a, 6b, dan 7 memberikan nilai signifikansi positif < 0.05. selain itu, koefisien korelasi dikoreksi (corrected item-total correlation) untuk soal no 1a, 1b, 3a, 4a, 4b, 5, 6a, 6b, dan 7 memberikan nilai positif > r table = 0,388, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa 1a, 1b, 3a, 4a, 4b, 5, 6a, 6b, dan 7 memiliki validitas yang memadai untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Pada perhitungan validitas tes, Column Corrected Item-Total Correlation terlihat pada soal nomor 1c, 2a, 2b, 3b, 8a, 8b, 8c, dan 8d yang nilai validitasnya tidak memadai, berdasarkan diskusi antara peneliti dan pembimbing maka soal-soal yang memiliki nilai validitas yang tidak memadai dibuang.

b. Uji reliabilitas

Dalam penelitian ini, validitas dihitung dengan menggunakan rumus alpha cronbach, (Sugiono, 2006:24)

r11 =

keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas yang dicari

k = jumlah butir soal = varians butir soal = varians skor test


(33)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk koefisien reliabilitas yang menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J.P Guilford (Ruseffendi, 2005:160), seperti pada table 3.4

Table 3.4

Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,90 < r11 < 1,00 Sangat tinggi

0,60 < r11 < 0,90 Tinggi

0,40 < r11 < 0,60 Sedang

0,20 < r11 < 0,40 Rendah

r11 < 0,20 Sangat rendah

Selain dengan langkah diatas, reliabilitas suatu instrument dapat juga diuji dengan bantuan program SPSS versi 21. Suatu instrument penelitian diindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70”. (Hair, Anderson, Tatham & Black, 1998) Dalam Kusnendi (2008:96).

Berikut ini disajikan hasil uji reliabilitas tes kemampuan berpikir kreatif yang akan digunakan sebagai alat pretest dan posttest dalam penelitian.

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Cronbach’s Alpha N of Items


(34)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil perhitungan SPSS versi 21 memberikan nilai Cronbach’s Alpha untuk keseluruhan skala pengukuran sebesar 0,718. Nilai Cronbach’s Alpha jelas berada diatas batas minimal 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa tes kemampuan berpikir kreatif siswa mempunyai reliabilitas yang baik (data terlampir).

c. Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah soal merupakan kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuannya rendah. Sebuah soal dikatakan memiiki daya pembeda yang baik bila peserta didik yang pandai dapat mengerjakan dengan baik, dan peserta didik yang kurang pandai tidak dapat mengerjakan dengan baik. Discrimminatory Power (Daya pembeda) dihitung dengan menggunakan bantuan aplikasi Anatest. Untuk mengklasifikasikan daya pembeda soal, digunakan interpretasi daya pembeda yang dikemukakan oleh Suherman dan Kusuma (1990). Interpretasi itu disajikan dalam table berikut :

Table 3.6

Interpretasi Daya Pembeda

Rentang Kategori

DP < 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP < 0,20 Jelek

0,20 < DP < 0,40 Cukup

0,40 < DP < 0,70 Baik 0,70 < DP < 1,00 Sangat Baik

Daya pembeda soal instrument berpikir kreatif siswa yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dipaparkan dalam table berikut :

Table 3.7


(35)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Item soal Daya pembeda Tafsiran

1a 0,78 Sangat baik

1b 0,57 Baik

3a 0,37 Cukup

4a 0,45 Baik

4b 0,47 Baik

5 0,78 Sangat baik

6a 0,88 Sangat baik

6b 0,38 Cukup

7 0,28 Cukup

Sumber : diolah dengan Anatest

Merujuk pada klasifikasi daya pembeda pada table 3.6 dan table 3.7 dapat disimpulkan bahwa instrument yang dijadikan alat ukur dalam penelitian pada interpretasi cukup, baik, dan sangat baik. Hal tersebut dapat diartikan bahwa soal-soal yang digunakan dalam pengukuran, sudah baik dalam membedakan antara peserta didik kelompok atas, dengan peserta didik kelompok bawah.

d. Tingkat kesukaran soal

Tingkat kesukaran suatu item menunjukkan apakah butir soal termasuk sukar, sedang ataupun mudah. Tingakat kesukaran soal inipun dihitung dengan menggunakan bantuan Anatest. Adapun kriteria untuk tingkat kemudahan soal dapat dilihat pada table berikut :

Table 3.8

Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Rentang Kategori

0,00 < TK < 0,30 Sukar

0,31 < TK < 0,70 Sedang


(36)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tingkat kesukaran soal instrument berpikir kreatif siswa yang digunakan dalam pebelitian ini antara lain dipaparkan dalam table berikut :

Table 3.9

Tingkat kesukaran soal instrument berpikir kreatif siswa Item Soal Tingkat Kesukaran Taksiran

1a 0,61 Sedang

1b 0,72 Mudah

3a 0,81 Mudah

4a 0,48 Sedang

4b 0,52 Sedang

5 0,42 Sedang

6a 0,44 Sedang

6b 0,56 Sedang

7 0,58 Sedang

Sumber : diolah dengan Anatest

Merujuk pada klasifikasi tingkat kesukaran soal pada table 3.8 dan 3.9, maka dapat dilihat dan disimpulkan bahwa hasil perhitungan tingkat kesukaran instrument tes berpikir kreatif pada table 3.9, maka yang dijadikan alat ukur dalam penelitian ini termasuk pada klasifikasi yang seimbang antara soal yang mudah dan sedang, hal tersebut bearti bahwa soal-soal yang digunakan dalam pengukuran memiliki tingkat kesukaran yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

Setelah melakukan penelitian, data yang diperoleh dari skor pretes dan skor postest kemampuan berpikir kreatif siswa. Adapun data pretes dan postes digunakan untuk melihat peningkatan N-Gain kemampuan berpikir kreatif siswa.

Menghitung Normalisasi Gain antara nilai rata-rata pretest dan nilai rata-rata postest secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus (David E. Meltzer, 2002).


(37)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.10

Kriteria Peningkatan Gain

Gain Ternormalisasi (G) Kriteria Peningkatan G < 0,5 Peningkatan rendah 0,5 ≤G ≤0,7 Peningkatan sedang G > 0,7 Peningkatan tinggi

Sedangkan data postest digunakan untuk menguji hipotesis penelitian berdasarkan desain factorial. Pengolahan data menggunakan analisis univariate. Dalam penelitian ini melibatkan variabel faktor sekolah yaitu SMAK 3 Bina Bakti dan SMAN 1 Parongpong dan variabel dependen yaitu teknik pembelajaran treffinger dan pembelajaran biasa. Penelitian ini diawali dengan menguji persyaratan statistic yang diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis antara lain :

1. Melakukan uji normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan SPSS 21 untuk menguji apakah sampel yang diselidiki berdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan kaidah Asymp Sig atau nilai p. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan terhadap skor pretest dan postest, baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol. Interpretasi hasil uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai sig.


(38)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Jika nilai sig lebih besar dari tingkat alpha 5% (sig > 0,05), dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang sebarannya berdistribusi normal.

b. Jika nilai sig lebih kecil dari tingkat alpha 5% (sig < 0,05), dapat disimpulkan bahwa data tersebut menyimpang atau berdistribusi tidak normal.

2. Melakukan uji homogenitas

Asumsi pada analisis ini adalah bahwa data memiliki varian dank ovarian yang sama. Uji asumsi homogenitas ada dua yaitu sebagai berikut :

a. Uji kesamaan varian (Uji Levene’s)

Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan varian antar kelompok data. Kriteria yang digunakan yaitu Signifikansi < 0,05 maka disimpulkan bahwa varian kelompok data berbeda, dan jika Signifikansi > 0,05 maka disimpulkan bahwa varian kelompok data adalah sama. b. Uji kesamaan kovarian (Uji Box’s M)

Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan kovarian dari kelompok data yang digunakan. Kriteria yang digunakan yaitu jika Signifikansi < 0.05 maka disimpulkan bahwa kovarian data adalah berbeda, dan jika Signifikansi > 0,05 maka disimpulkan bahwa kovarian data adalah sama.

3. Uji Analisis dua jalur dengan bantuan SPSS versi 21

Uji ini untuk menjawab hipotesis penelitian sebagai berikut :

a. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger dibanding dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.


(39)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara SMAK 3 Bina Bakti dengan SMAN 1 Parongpong yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger.

c. Interaksi antara jenis sekolah dengan teknik pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

3.7Prosedur Penelitian

3.7.1 Prosedur Penelitian di SMAK 3 Bina Bakti

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 28 maret 2014 sampai dengan 9 mei 2014. Prosedur untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

1. Sampel dipilih 2 kelas dari seluruh kelas yang ada di SMAK 3 Bina Bakti Hasilnya, terpilih kelas X-1 dan X-2

2. Sebelum mendapatkan pelajaran ekonomi siswa diberi pretes untuk melihat kemampuan awal berpikir kreatif siswa. Dari hasil pretes dapat dipilih kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Dari pemilihan kelas X-1 (26 siswa) sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 (25 siswa) sebagai kelas kontrol

4. Pemberian pelajaran ekonomi dengan teknik pembelajaran treffinger pada kelas eksperimen dan pemberian pelajaran ekonomi dengan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

5. Setelah mendapat pelajaran ekonomi, kedua kelompok memperoleh tes kemampuan berpikir kreatif (postes). Tujuannya agar diketahui kemampuan berpikir kreatif siswa pada masing-masing kelompok setelah menggunakan teknik pembelajaran treffinger dan kelompok yang menggunakan pembelajaran biasa atau konvensional.


(40)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.7.2 Prosedur Penelitian di SMAN 1 Parongpong

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 18 maret 2014 sampai dengan 8 mei 2014. Prosedur untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

1. Sampel dipilih 2 kelas dari seluruh kelas yang ada hasilnya, terpilih kelas X-A dan X-D

2. Sebelum mendapatkan pelajaran ekonomi siswa diberi pretes untuk melihat kemampuan awal berpikir kreatif siswa. Dari hasil pretes dapat dipilih kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Dari pemilihan kelas X-D (30 siswa) sebagai kelas eksperimen dan kelas X-A (29 siswa) sebagai kelas kontrol

4. Pemberian pelajaran ekonomi dengan teknik pembelajaran treffinger pada kelas eksperimen dan pemberian pelajaran ekonomi dengan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

5. Setelah mendapat pelajaran ekonomi, kedua kelompok memperoleh tes kemampuan berpikir kreatif (postes). Tujuannya agar diketahui kemampuan berpikir kreatif siswa pada masing-masing kelompok setelah menggunakan teknik pembelajaran treffinger dan kelompok yang menggunakan pembelajaran biasa atau konvensional

Secara garis besar prosedur penelitian ini digambarkan pada bagan di bawah ini.


(41)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAGAN 1

PROSEDUR PENELITIAN

Persiapan penelitian

Penyusunan Instrumen Penentuan subyek penelitian

pretest) Perumusan Masalah

Uji coba butir soal

Studi Lapangan Studi Kepustakaan

Butir soal hasil revisi

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pembelajaran treffinger Pembelajaran konvensional

postest

Analisis data


(42)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(43)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan peneliti, analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab IV mengenai teknik pembelajaran treffinger diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah :

1. Dengan menggunakan teknik pembelajaran Treffinger lebih efektif dibanding dengan menggunakan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Artinya bahwa dengan menggunakan teknik pembelajaran treffinger dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara SMAK 3 Bina Bakti dengan SMAN 1 Parongpong yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger. Artinya bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger di SMAK 3 Bina Bakti lebih efektif dibanding dengan siswa yang menggunakan teknik pembelajaran treffinger di SMAN 1 Parongpong.

3. Tidak terdapat pengaruh interaksi antara jenis sekolah dengan teknik pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Artinya siswa yang memperoleh teknik pembelajaran treffinger memperoleh nilai yang lebih baik dalam kemampuan berpikir kreatif dibanding dengan siswa yang memperoleh pemebelajaran konvensional. Dengan demikian, pada semua jenis sekolah kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh teknik


(44)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran treffinger lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

5.2Saran

1. Teknik pembelajaran treffinger merupakan salah satu teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Untuk itu para guru dapat menggunakan teknik pembelajaran treffinger dengan cara :

A. Pada tahap 1 yaitu diawal pembelajaran guru menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari dan memberikan pemanasan untuk menumbuhkan suasana yang dapat membuka diri siswa dengan cara mengajukan pertanyaan melalui gambar. Dengan tujuan siswa merasa bebas dan aman untuk membuka pikiran dan perasaannya, kemudian membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen ; memberikan suatu masalah yang menghasilkan gagasan dikerjakan secara kelompok untuk didiskusikan dan guru membimbing siswa melakukan diskusi ; memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya ; membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.

B. Pada tahap II yaitu menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari hari itu ; memberikan suatu masalah untuk dikerjakan secara pribadi dan membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut ; memberikan suatu masalah (analog) untuk didiskusikan dan mengarahkan siswa untuk berdiskusi ; memberikan kesempatan kepada masing-masing


(45)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya ; membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. C. Pada tahap III yaitu : menjelaskan secara garis besar materi yang

akan dipelajari hari itu ; membimbing siswa untuk menemukan fakta dengan mengarahkan siswa untuk menulis beberapa pertanyaan ; membimbing siswa untuk memilih salah satu atau lebih dari beberapa pertanyaan yang mereka anggap relevan dan berkaitan antara satu dengan yang lain ; membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan yang sudah dipilih. Kemudian pertanyaan tersebut dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan yang lebih mendalam dan membutuhkan beberapa jawaban. guru membimbing siswa untuk memilih langkah-langkah yang paling relevan dalam menyelesaikan suatu masalah ; memberikan reward ; guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.

2. Bagi pemegang amanah pimpinan pada suatu sekolah, diharapkan dapat memfasilitasi para guru dengan berbagai pelatihan sehingga guru dapat menjadi lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, sehingga prestasi peserta didik pun menjadi lebih meningkat.

3. Pihak sekolah diharapkan untuk lebih memberikan fasilitas dan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri tidak hanya di kelas, tetapi juga di luar kelas untuk mengikuti berbagai lomba akademik dan kegiatan bermanfaat lainnya. Karena dengan


(46)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peserta didik didorong untuk berkarya dan mencetak prestasi, hal ini akan mendorong mereka untuk belajar lebih giat

4. Apabila kemampuan berpikir kreatif siswa tidak bisa ditingkatkan dengan teknik pembelajaran treffinger perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif siswa.


(47)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alexander. (2007). Psycology In Learning and Instruction. Upper Saddle River. N.J. Meril/ Prentice Hall.

Baharuddin dan Wahyuni. (2010) Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : AR-RUZZ MEDIA

Creswell, Jhon W. (2012). Education Research : Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitative Research Fouth Edition. Boston : Pearson Education. Inc

Darminto, Bambang Priyo. (2010). Peningkatan Kreativitas Dan Pemecahan Masalah Bagi Calon Guru Matematika Melalui Pembelajaran Model Treffinger. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta

Daties, M. Mariana. 2010. Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran IPS Kelas VII Pokok Bahasan Kreativitas dalam Tindakan Ekonomi di SMP Negeri 143 Jakarta Utara). Tesis

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Filsaime, Dennis K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif.

Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Hergenhahn, B.R, Olson, Mathew H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar) edisi ketujuh. Jakarta : Prenada Media Group.

Imas Teti Rohaeti, Bambang Avip Priatna, Endang Dedy, 2013 dalam penelitian yang berjudul Penerapan Model Treffinger Pada pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP (http://journal.fpmipa.upi.edu/index.php/jopmk/article/view/41/35), diakses 17 januari 2014

Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural Satu Dan Multigroup Sampel dengan Lisrel. Bandung : Alfabeta


(48)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

Kusumaryono, R.Suyato. (2013) Model Pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas nyata pada mata pelajaran muatan local pendidikan lingkungan hidup. Disertasi

Mar’at, S., 2012. Psikologi Perkembanga, Bandung : Remaja Rosda Karya

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:Rosda

Munandar, Utami. 1984. Memupuk Bakat Dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.

. , 1992. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia

. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Maimunah, Sharif. 2001 Pembelajaran Secara Konstruktivisme/ Pusat Perkembangan Kurikulum, Kementerian Pendidikan Malaysia. Bibliografi: ms. 38 ISBN 983-2340-32-2. Dalam (http://web.moe.gov.my/bpk/bsk/bpanduan/konstruktivisme.pdf) diakses 17 januari 2014

Nisa, Titin Faridatun. (2011). Pembelajaran Matematika Dengan Setting Model Treffinger Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa. Vol 1, No. 1. Jurnal Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniawati. 2010. Strategi Pengembangan

Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana

Relita, Dessy Triana. 2010. Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran IPS-Ekonomi.(Studi eksperimen di SMA Nusantara Indah Sintang Kalimantang Barat). Tesis

Ruseffendi. 1998. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang-bidang Noneksakta Lainnya . Semarang: IKIP Semarang Press.


(49)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sarson Wiliyatimas DJ. Pomalato (2005). Dalam penellitian yang berjudul Pengaruh penerapan model treffinger pada pembelajaran matematika dalam mengembangkan kemampuan kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa. Disertasi

Sarson Wiliyatimas DJ. Pomalato (2006). Dalampenelitian yang berjudul Mengembangkan Kreativitas Matematika Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger. No. 1/XXV/2006. Jurnal.

Supriadi, (2001). Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung : Alfabeta

Treffinger, Donald J,. Dan Isaken, Scott G. (2013). Teaching and Applying Creative Problem Solving; Implications For At-Risk Students. Jurnal Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Konsep.

Landasa, dan Implementasinya pada KTSP). Jakarta : Kencana

Trimo, Lavyanto. 2006. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : CV CITRA PRAYA

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003. (2004). Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya: Karina


(1)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran treffinger lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

5.2Saran

1. Teknik pembelajaran treffinger merupakan salah satu teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Untuk itu para guru dapat menggunakan teknik pembelajaran treffinger dengan cara :

A. Pada tahap 1 yaitu diawal pembelajaran guru menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari dan memberikan pemanasan untuk menumbuhkan suasana yang dapat membuka diri siswa dengan cara mengajukan pertanyaan melalui gambar. Dengan tujuan siswa merasa bebas dan aman untuk membuka pikiran dan perasaannya, kemudian membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen ; memberikan suatu masalah yang menghasilkan gagasan dikerjakan secara kelompok untuk didiskusikan dan guru membimbing siswa melakukan diskusi ; memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya ; membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.

B. Pada tahap II yaitu menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari hari itu ; memberikan suatu masalah untuk dikerjakan secara pribadi dan membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut ; memberikan suatu masalah (analog) untuk didiskusikan dan mengarahkan siswa untuk berdiskusi ; memberikan kesempatan kepada masing-masing


(2)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya ; membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. C. Pada tahap III yaitu : menjelaskan secara garis besar materi yang

akan dipelajari hari itu ; membimbing siswa untuk menemukan fakta dengan mengarahkan siswa untuk menulis beberapa pertanyaan ; membimbing siswa untuk memilih salah satu atau lebih dari beberapa pertanyaan yang mereka anggap relevan dan berkaitan antara satu dengan yang lain ; membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan yang sudah dipilih. Kemudian pertanyaan tersebut dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan yang lebih mendalam dan membutuhkan beberapa jawaban. guru membimbing siswa untuk memilih langkah-langkah yang paling relevan dalam menyelesaikan suatu masalah ; memberikan reward ; guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.

2. Bagi pemegang amanah pimpinan pada suatu sekolah, diharapkan dapat memfasilitasi para guru dengan berbagai pelatihan sehingga guru dapat menjadi lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, sehingga prestasi peserta didik pun menjadi lebih meningkat.

3. Pihak sekolah diharapkan untuk lebih memberikan fasilitas dan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri tidak hanya di kelas, tetapi juga di luar kelas untuk mengikuti berbagai lomba akademik dan kegiatan bermanfaat lainnya. Karena dengan


(3)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peserta didik didorong untuk berkarya dan mencetak prestasi, hal ini akan mendorong mereka untuk belajar lebih giat

4. Apabila kemampuan berpikir kreatif siswa tidak bisa ditingkatkan dengan teknik pembelajaran treffinger perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif siswa.


(4)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alexander. (2007). Psycology In Learning and Instruction. Upper Saddle River. N.J. Meril/ Prentice Hall.

Baharuddin dan Wahyuni. (2010) Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : AR-RUZZ MEDIA

Creswell, Jhon W. (2012). Education Research : Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitative Research Fouth Edition. Boston : Pearson Education. Inc

Darminto, Bambang Priyo. (2010). Peningkatan Kreativitas Dan Pemecahan Masalah Bagi Calon Guru Matematika Melalui Pembelajaran Model Treffinger. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta

Daties, M. Mariana. 2010. Pengaruh Metode Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Studi Eksperimen Mata Pelajaran IPS Kelas VII Pokok Bahasan Kreativitas dalam Tindakan Ekonomi di SMP Negeri 143 Jakarta Utara). Tesis

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Filsaime, Dennis K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif.

Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Hergenhahn, B.R, Olson, Mathew H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar) edisi ketujuh. Jakarta : Prenada Media Group.

Imas Teti Rohaeti, Bambang Avip Priatna, Endang Dedy, 2013 dalam penelitian yang berjudul Penerapan Model Treffinger Pada pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP (http://journal.fpmipa.upi.edu/index.php/jopmk/article/view/41/35), diakses 17 januari 2014

Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural Satu Dan Multigroup Sampel dengan Lisrel. Bandung : Alfabeta


(5)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

Kusumaryono, R.Suyato. (2013) Model Pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas nyata pada mata pelajaran muatan local pendidikan lingkungan hidup. Disertasi

Mar’at, S., 2012. Psikologi Perkembanga, Bandung : Remaja Rosda Karya

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:Rosda

Munandar, Utami. 1984. Memupuk Bakat Dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.

. , 1992. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia

. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Maimunah, Sharif. 2001 Pembelajaran Secara Konstruktivisme/ Pusat Perkembangan Kurikulum, Kementerian Pendidikan Malaysia. Bibliografi: ms. 38 ISBN 983-2340-32-2. Dalam (http://web.moe.gov.my/bpk/bsk/bpanduan/konstruktivisme.pdf) diakses 17 januari 2014

Nisa, Titin Faridatun. (2011). Pembelajaran Matematika Dengan Setting Model Treffinger Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa. Vol 1, No. 1. Jurnal Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniawati. 2010. Strategi Pengembangan

Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana

Relita, Dessy Triana. 2010. Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran IPS-Ekonomi.(Studi eksperimen di SMA Nusantara Indah Sintang Kalimantang Barat). Tesis

Ruseffendi. 1998. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang-bidang Noneksakta Lainnya . Semarang: IKIP Semarang Press.


(6)

Agustina Butar-Butar, 2014

Pengaruh teknik pembelajaran Treffinger terhadap kemampuan berpikir kreatif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sarson Wiliyatimas DJ. Pomalato (2005). Dalam penellitian yang berjudul Pengaruh penerapan model treffinger pada pembelajaran matematika dalam mengembangkan kemampuan kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa. Disertasi

Sarson Wiliyatimas DJ. Pomalato (2006). Dalampenelitian yang berjudul Mengembangkan Kreativitas Matematika Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Model Treffinger. No. 1/XXV/2006. Jurnal.

Supriadi, (2001). Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung : Alfabeta

Treffinger, Donald J,. Dan Isaken, Scott G. (2013). Teaching and Applying Creative Problem Solving; Implications For At-Risk Students. Jurnal Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Konsep.

Landasa, dan Implementasinya pada KTSP). Jakarta : Kencana

Trimo, Lavyanto. 2006. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : CV CITRA PRAYA

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003. (2004). Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya: Karina


Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 MEDAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA.

0 0 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA : Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Peserta Didik Kelas X SMA NEGERI 7 Bandung.

0 1 17

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SILSILAH RAJA-RAJA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas X SMAN 3 Bandung.

0 2 54

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI: Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 1 Bandung.

0 0 27

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMAN 11 Bandung.

0 3 41

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA :Studi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA 1 Ciruas Dengan Standar Kompetensi Memahami Uang dan Perbankan.

0 2 39

KONTRIBUSI KEMAMPUAN AWAL DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KUALITAS PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IMERSI : Studi pada Kelas Imersi Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMAN 1 Cawas dan SMAN 2 Klaten.

0 2 45

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE MELALUI “5E” DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA :Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Smu Negeri 11 Ambon.

0 1 42

Studi Deskriptif Mengenai Learning Approach Untuk Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XII IPS di SMAK "X" Bandung.

0 0 44

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SILSILAH RAJA-RAJA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas X SMAN 3 Bandung - repository UPI S SEJ 1001953 Title

0 0 3