PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI: Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 1 Bandung.
Angga Putra, 2014
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 1 Bandung)
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ekonomi
Oleh : Angga Putra
0802766
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Angga Putra, 2014
2014
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 1 Bandung) Oleh:
Angga Putra
Sebuah Skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Angga Putra 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
Angga Putra, 2014
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI
(Studi EksperimenMata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 1 Bandung)
Bandung, Agustus 2014
Skripsi ini disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Neti Budiwati,M.Si. SitiParhahS.Pd.,M.S.E NIP. 19630221 198703 2 001 NIP.198009072009122003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Dr. Ikaputera Waspada, M.M NIP 19610420 198703 1 002
(4)
Angga Putra, 2014
ABSTRAK
Angga Putra (2014) “Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning dengan Teknik Numbered Heads Together terhadap Keaktifan dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi” (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 1 Bandung) di bawah bimbingan Dr. Neti Budiwati, M.Si. dan Siti Parhah, S.Pd, M.S.E.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah lemahnya pemahaman konsep dan kurang aktifnya siswa dalam belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Dengan Teknik Numbered Heads Together Terhadap Keaktifan dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Subjek penelitian ini ada siswa kelas X-1 daan X-2 SMA Pasundan 1 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen kuasi (Quasi Experimental. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non equivalent (pre-test post-test) control-group desain. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis pilihan ganda sebanyak 30 soal. Teknik analisis data dilakukan dengan uji t dua sampel tidak berhubungan dan uji t sampel bebas (independent sampel test). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan berkategori sedang pada hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi di kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan, terdapat perbedaan berkategori rendah pada hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi di kelas kontrol sebelum dan setelah diberi perlakuan, terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas kontrol dan kelas eskperimen setelah diberi perlakuan. Terdapat perbedaan tingkat keaktifan siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas control dan kelas eksperimen. Rekomendasi bagi para guru harus dapat memilih dengan cermatteknik pembelajaran yang berpengaruh terhadap pemahaman konsep dan keaktifan siswa.
(5)
Angga Putra, 2014
ABSTRAK
Angga Putra (2014) "Influence of Cooperative Learning Model Numbered Heads Together with the technique of the Concept Training Student Activity and Lesson In Economics" (Experimental Study In Class X SMA Bandung Pasundan 1) under the guidance of Dr. Neti Budiwati, M.Sc. and Siti Parhah, S.Pd, M.S.E.
The problem in this research is the lack of understanding of the concept and less active students in learning. The purpose of this study was to determine the Influence of Cooperative Learning Model Technique Numbered Heads Together Against Concept Training Activity and Lesson In Economics Students. Subjects of this study there are class X-1 daan X-2 SMA Pasundan 1 Bandung. The method used in this study is a quasi experimental method (Quasi Experimental. The design used in this study are non equivalent (pre-test post-test) control-group design. The instrument used in this study a written test of 30 multiple choice matter. Data analysis conducted with two sample t test unrelated and independent samples t-test (independent sample test). The results showed that there were differences being categorized on student learning outcomes in economic subjects in the experimental class before and after treated, there low category differences in learning outcomes of students in economic subjects in the control group before and after being treated, there is a difference in student learning outcomes in economic subjects between class and class control experimentation after being treated. There are differences in the level of activity of students in economic subjects between classes control and experimental classes. Recommendations for teachers should be able to choose the teknik smart learning that affect the understanding of concepts and student activity.
(6)
Angga Putra, 2014
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Teoritis ... 5
1.4.2 Praktis ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka………... 6
2.1.1 Konsep Belajar ... 6
2.1.2 Teori Pembelajaran ... 7
2.1.3 Model Pembelajaran ... 10
2.1.4 Metode Pembelajaran ... 11
2.1.5 Metode Pembelajaran Numbered Heads Together ... 12
2.1.6 Pemahaman Konsep ... 16
2.1.7 Keaktifan Siswa... 20
2.2 Penelitian Terdahulu ... 21
2.3 Kerangka Pemikiran ... 22
(7)
Angga Putra, 2014
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ... 27
3.2 Objek Penelitian...………. 27
3.3 Desain Penelitian ... 27
3.4 Operasional Variabel ... 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.6 Lembar Observasi ... 31
3.7 Uji Instrumen... 32
3.7.1 Validitas Instrumen ... 32
3.7.2 Reliabilitas Instrumen ... 32
3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran... ... 34
3.7.4 Uji Daya Pembeda ... 35
3.8 Teknik Pengujian Data dan Hipotesis ... 38
3.8.1 Uji Normalitas ... 38
3.10.2 Uji Homogenitas .. ... 38
3.10.3 Uji Hipotesis ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 gambaran Umum Objek Penelitian ... 44
4.1.1 keadaan Wilayah Sekolah ... 44
4.1.2 Visi dan Misi ... 46
4.2 Deksripsi Data Penelitian ... 48
4.2.1 Deskripsi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... 48
4.2.2 Uji Validitas ... 48
4.2.3 Uji Reliabilitas ... 49
4.2.4 Uji Tingkat Kesukaran ... 50
4.2.5 Uji Tingkat Daya Pembeda... 52
4.3 Deskripsi Penelitian ... 53
4.3.1 hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 54
4.3.2 hasil Belajar Kelas Kontrol ... 55
4.3.4 Keaktifan Belajar ... 56
(8)
Angga Putra, 2014
4.3.4.2 Keaktifan Belajar Siswa Di Kelas Kontrol………… 58
4.3.5 Uji Normalitas ... 60
4.3.6 Uji Homogenitas ... 61
4.4 Uji Hipotesis ... 62
4.4.1 Uji Hipotesis Pertama ... 62
4.4.2 Uji Hipotesis Kedua... 63
4.4.3 Uji Hipotesis Ketiga... 64
4.4.3 Uji Hipotesis Keempat... 65
4.5. Pembahasan... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN
(9)
Angga Putra, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subyek yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok tersebut adalah siswa yang diberi perlakuan (treatment) dengan model cooperative learning dengan teknik numbered heads together pada saat pembelajaran berlangsung. Menurut Arikunto (2010:123) kuasi ekperimen yaitu suatu jenis eksperimen yang tidak sebenarnya karena jenis eksperimen ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.
3.2 Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman dan keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan model cooperative learning dengan teknik numbered heads together . Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di SMA Pasundan 1 Bandung. Setelah melakukan observasi pra-penelitian di SMA Pasundan 1 Bandung maka dipilih kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang dikenakan perlakuan (treatment) dan kelas X-2 sebagai kelas pembanding (kontrol) yang dikenakan tindakan atau perlakuan dengan metode ceramah.
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “non equivalent (Pre-test Post-test) Control-Group desain”. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak tiga kali yaitu yang menggunakan model cooperative learning dengan
(10)
28
Angga Putra, 2014
menggunakan teknik numbered heads together. Penggunaan rancangan ini dimaksudkan untuk mengendalikan variabel-variabel penelitian yang akan muncul, sehingga bisa dikondisikan seminimal mungkin. Secara bagan bisa digambarkan seperti tabel berikut:
Tabel 3.1 Desain Eksperimen
Kelompok Observasi Awal Perlakuan Penilaian
Eksperimen O1 X O2
Kontrol -
Sumber: (Arikunto, 2006: 86)
Keterangan:
X : Dikenakan perlakuan (treatment ) dengan penerapan model pembelajaran
cooperative learning dengan teknik numbered heads together
- : Tidak dikenakan perlakuan (treatment)
01 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen 02 : Tes akhir (setelah perlakuan ) pada kelompok eksperimen 03 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol 04 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol
3.4 Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2007:60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu model cooperative learning dengan teknik numbered heads together sebagai variabel bebas, sedangkan pemahaman konsep dan keaktifan sebagai variabel terikat. Adapun bentuk operasional variabel adalah sebagai berikut
(11)
29
Angga Putra, 2014
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variable Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis skala Teknik Numbered Heads Together (X1) NHT merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran (Ibrahim,2008:28)
Langkah-langkah atau tahapan di dalam teknik NHT
1. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil 2. Tiap-tiap orang dalam
kelompok diberi nomoe 1-8
3. Guru mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap kelompok
4. Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru nya.
5. Guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok 6. Siswa diberi kesempatan
untuk memberikan pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Hasil penelitian terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together melalui eksperimen -- Keaktifan (Y1) Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98)
Hasil pengamatan keaktifan siswa dengan indikator sebagai berikut :
1.Mendengarkan penjelasan guru..
2.Keaktifan Berdiskusi dengan teman
3.Keaktifan bertanya. 4.Keberanian mengajukan
pendapat dan ide
5.Memanfaatkan buku sumber 6.Menggunakan berbagai
sumber belajar Hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung Ordinal
(12)
30
Angga Putra, 2014
7.Keaktifan menjawab pertanyaan yang diberikan guru Pemahaman konsep (Y2) Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini test tidak hanya hafalan secara vebalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau yang ditanyakan. (Purwanto,2006:4 4)
Jumlah skor yang di peroleh siswa pada mata pelajaran ekonomi sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dengan pre test dan post test.
Nilai pre test dan
post test mata pelajaran ekonomi.
Interval
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian kali ini berupa tes tertulis pilihan ganda sebanyak 30 soal. Instrument diujikan sebanyak 3 kali.
1. Pre-Test (tes awal)
Pre-test dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur pengetahuan siswa sebelum dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan menggunakan model cooperative learning dengan teknik
numbered heads together . 2. Post-Test (tes akhir)
Post-test atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah dilaksanakan eksperimen
(13)
31
Angga Putra, 2014
dengan menggunakan model cooperative learning dengan teknik numbered heads together.
3.6 Lembar Observasi
Menurut Arikunto (2010:199) Observasi dalam pengertian psikologi biasa disebut juga sebagai pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis yaitu observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan dimana observator hanya tinggal memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul. Observator tidak mengamati hal yang terlalu banyak dan pada akhir pengamatan dapat disimpulkan di kelas mana yang partisipasi siswa terjadi paling besar.
Dalam penelitian ini disusun dalam skala likert. Menurut Sugiyono (2010:92)
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan pedoman sebagai berikut :
Sangat Aktif (SA) = 5
Aktif (A) = 4
Cukup Aktif (CA) = 3 Tidak Aktif (TA) = 2 Sangat Tidak Aktif (STA) = 1
Adapun lembar observasi untuk mengamati keaktifan belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan indikator sebagai berikut :
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru. 2. Berdiskusi dengan aktif dan tertib 3. Keberanian untuk bertanya.
(14)
32
Angga Putra, 2014
5. Memperhatikan saat diskusi 6. Menjawab pertanyaan
Menurut Dimyati dan Mudjono (2006:125) Siswa yang aktif dogolongkan berdasarkan persentase keaktifan, yaitu :
Tabel 3.3
Format skala penilaian keaktifan belajar
Skala Keaktifan Kategori
80 atau lebih Sangat baik
60 – 79,99 Baik
40 – 59,99 Cukup
20 – 39,99 Kurang
0 – 19,99 Sangat kurang
3.7 Uji Instrumen
3.7.1 Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2006:144), validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau ketepatan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur.
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi
Product Moment dari Pearson. Adapun rumus untuk menghitung korelasi dengan persamaan :
(15)
33
Angga Putra, 2014
rxy = √[ �∑ 2�.∑− ∑ − ∑ . ∑2 � ∑ ²− ∑ 2 ]
(Arikunto 2006 : 274)
Keterangan :
rxy = Angka korelasi “r” product moment N = Number of Cases (Jumlah siswa)
∑ XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑ X = Jumlah skor X
∑ Y = Jumlah skor Y
Dalam formula tersebut rxy diartikan sebagai koefisien korelasi dan kriterianya adalah sebagai berikut :
rxy< : Korelasi sangat rendah 0,20 - 0,399 : Korelasi rendah
0,40 - 0,699 : Korelasi sedang atau cukup 0,70 - 0,899 : Korelasi tinggi
0,90 - 1,00 : Korelasi sangat tinggi
Cara perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan tersebut dikonfirmasikan ke dalam tabel harga product moment dengan taraf signifikasi atau pada tingkat kepercayaan 95%. Rxy disebut juga dengan rhitung. Setelah harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, kemudian dibandingkan dengan nilai rkritis
product moment. Hasil r hitung kemudian dikonfirmasikan dengan harga distribusi rkritisdengan taraf signifikasi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan sebesar 5% setiap item akan terlihat tingkat kesalahannya apabila harga rhitung>rtabel dengan taraf kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2. Instrumen dinyatakan valid apabila rhitung>rtabel dengan tingkat signifikasi 0,05.
(16)
34
Angga Putra, 2014
3.7.2 Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan mempunyai tingkat ketepatan, keakuratan, keseimbangan dalam mengungkap suatu gejala tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan pada waktu yang berlainan.
Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Koefisien Alpha Cronbach (Cσ) merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen.Adapun rumus α Cronbach sebagai berikut:
= [ − ] − [ −∑ 22]
Keterangan:
r = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan ab2 = Jumlah varian butir
at2 = Varian total
Keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70, bisa diterima, dan lebih dari 0,80 adalah baik (Sekaran, 2006:182).
3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab item (Arikunto, 2006 : 128). Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah,
(17)
35
Angga Putra, 2014
sedang dan sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung jawaban yang benar per item soal 2. Memasukkan ke dalam rumus
P = ��
(Arikuto, 2006 : 208) Keterangan :
P = Indeks kesukaran.
B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar. Js = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut: P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar
P 0,31 sampai dengan 0,70 = soal sedang P 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah
3.7.4 Uji Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya (Sudjana, 2006 : 141).
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal disebut dengan Indeks Diskriminasi (D). Langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
(18)
36
Angga Putra, 2014
1. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).
2. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).
Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrumen penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
� = � − �
� = � − �
(Arikunto, 2006 : 213)
Keterangan :
D = Indeks diskriminasi (daya pembeda) JA = Banyaknya peserta kelompok atas. JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar. BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar. PA = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel 3.3
Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Daya Pembeda Kriteria
0,00 - 0,20 Jelek (poor)
0,20 - 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 - 0,70 Baik (good)
0,70 - 1,00 Baik Sekali (excellent) (Arikunto,2006:218)
(19)
37
Angga Putra, 2014
Jika instrument yang dibuat telah valid dan reliable serta telah diketahui bagaimana tingkat daya beda dan tingkat kesukarannya maka instrument tersebut diberikan kepada siswa baik siswa pada kelas eksperimen maupun siswa pada kelas kontrol. Kemudian setelah diperoleh data dari kedua kelas tersebut maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penskoran
Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor, terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap sehingga dalam pelaksanaannya unsur subjektifitas dapat dikurangi. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus:
S=ΣR
Dengan : S= Skor siswa dan R= jawaban siswa yang benar
a. Menghitung rata-rata hasil pre-test dan post-test dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
X= X Dengan :
X= rata-rata
X= data (pre-test/post-test) N= banyaknya siswa
b. Setelah memperoleh skor pre-test dan post-test pada kedua kelas, dihitung selisih antara pre-test dan post-test untuk mendapatkan nilai gain dan gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk mengitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai berikut:
Gain = skor posttest- skor pretest
(20)
38
Angga Putra, 2014 Keterangan:
(g) = gain yang dinormalisir Pos-test = tes diakhir pembelajaran Pre-test = tes diawal pembelajaran
c. Skor gain normal ini diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria peningkatan hasil belajar siswa. Selanjutnya, indeks gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain ternormalisasi seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain
Skor Katagori
(g) > 0,70 Tinggi
0,30 < (g) < 0,70 Sedang
(g) < 0,30 Rendah
(Arikunto,2006:218)
3.8 Teknik Pengujian Data dan Hipotesis
Sebelum dilakukan uji hipotesis, sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut :
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdasarkan data sampel berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan penyelidikan dengan menggunakan tes distribusi normal. Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji nilai skweenees dan normal curve P-Plot yang diolah menggunakan alat SPSS 20,0. Kriteria pengujian adalah jika signifikasi lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal dan kriteria pengujiannya adalah :
(21)
39
Angga Putra, 2014
b. Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. 3.8.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor-skor pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Anova pada SPSS 20.0, dengan kriteria sebagai berikut :
Jika level signifikasi > α5%, maka data tersebut homogen. Jika level signifikasi < α5%, maka data tersebut tidak homogen. Jika F hitung < F tabel maka kedua sampel homogen.
3.8.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian di dasarkan pada data peningkatan pemahaman konsep, yaitu data selisih nilai pre-test dan post-test. Penggunaan hipotesis tersebut menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independent). Uji t-independen dua arah ini digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolahan data. Pengujian uji dua arah ini dilakukan karena tidak mengetahui kemana arah kurva hasil penelitian yang akan dilakukan arah positif (+) atau negetif (-).
Pengujian hipotesis menggunakan uji t-test independen, terdapat rumus yang digunakan untuk pengujian. Sugiyono (2011:272) menyebutkan beberapa kriteria dalam pemakaian rumus sebagai berikut:
1. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian sama atau homogen (σ12 = σ22) maka dapat di gunakan rumus Separated varian dan polled varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = n1 + n2– 2.
2. Bila n1 ≠ n2, varian sama atau homogen (σ12 = σ22) maka dapat digunakan rumus t-test dengan polled varian. Derajat kebebasan (dk) = n1 + n2– 2.
(22)
40
Angga Putra, 2014
3. Bila n1 = n2, dan varian berbeda atau tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat di gunakan rumus Separated varian dan polled varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = n1 – 1 atau n2– 1. (Phophan,1973)
4. Bila n1 ≠ n2, dan varian berbeda atau tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat di gunakan rumus Separated varian. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (n1 – 1) dan dk (n2– 1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.
Rumus-rumus t-test menurut Sugiyono (2011:273-274) sebagai berikut: 1. Separated varian
2. Polled varian
Keterangan :
= Rata - rata sampel 1
n1 = Jumlah sampel 1 n2 = Jumlah sampel 2
(23)
41
Angga Putra, 2014
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN
Prinsip pengujian ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data, sehingga sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya sama (equal variance) atau variannya berbeda (unqual variance).
Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila F-hitung <
F-Tabel dan sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama (unqual variance) bila F-hitung > F-Tabel. Bentuk kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujinya.
Setelah diperoleh t-hitung, selanjutnya dibandingkan dengan t-Tabel ketentuannya α yang sudah di sesuaikan. Adapun cara untuk mencari t-Tabel adalah dk disesuaikan dengan rumus, pada taraf nyata α= 5%. Dengan demikian hasil uji t independen dua arah tersebut dapat diketahui.
Selain itu adapun yang diperbandingkan pada pengujian hipotesis ini adalah skor gain post-test dan pre-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, baik secara keseluruhan maupun setiap ranah. Kriterian pengujian untuk hipotesis ini adalah:
Ho : µ1 = µ2 HA : µ1≠ µ2 Dimana :
µ1 : skor gain kelompok eksperimen µ2 : skor gain kelompok kontrol
Jika dibandingkannya dengan Ttabel, maka :
Jika Thitung≥ Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika Thitung≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Berikut merupakan gambaran daerah penolakan dan penerimaan H:
Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H
(24)
42
Angga Putra, 2014
Gambar 3.1 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho
Untuk menentukan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa ditentukan dari perbandingan nilai gain yang dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk memperoleh gain digunakan rumus dibawah ini:
g
posttest
pretest
Meltzer, (Larasati 2012:83)
Keterangan:
(g) : Gain
Posttest : Tes diakhir pembelajaran
Pretest : Tes diawal pembelajaran
Selanjutnya selisih gain kontrol dan eksperimen tersebut dihitung Normalized
Gain (N-Gain). Untuk menghitung Normalized Gain (N-Gain) pada tabel diatas
digunakan rumus sebagai berikut:
t skorpretes um
skormaksim
t skorpretes st
skorpostte Gain
N
(25)
43
Angga Putra, 2014
Indeks N-Gain yang diperoleh diinterpreasikan dengan menggunakan indeks
gain ternormalisasi seperti pada tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.5
Kriteria Indeks Gain
Skor Kategori
(g) ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ (g) < 0,70 Sedang
(g) < 0,30 Rendah
Sumber : Larasati, 2012:83
Dalam penelitian ini hipotesis akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (HA) dan hipotesis nol (Ho). Agar tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara (HA) terhadap (Ho).
Dengan kriteria :
Ho : µ1 = µ2 HA : µ1≠ µ2 Dimana :
µ1 :N-Gain kelompok eksperimen µ2 :N-Gain kelompok kontrol
Jika dibandingkannya dengan Ttabel, maka :
Jika Thitung≥ Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika Thitung≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
(26)
Angga Putra, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Abin, Syamsudin Makmun. (2004). Psikologi Kependidikan PerangkatSistem PengajaranModul.Bandung : PT. RemajaRosdakarya.
______________.(2004) Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran. Bandung: PT RemajaRosdaKarya
Ardiansyah, Hamdan. (2013). PengaruhPenerapanMetodePembelajaran Brainstorming dan Problem Based Instruction Terhadap Aktivitasdan Pemahaman Konsep Peserta Didik. Skripsi FPEB UPI :Tidakditerbitkan.
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
_________________. (2006) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (EdisiRevisi). Jakarta : PT. Bumi Aksara.
__________________. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asriyati, Febi. (2012). Pengaruh Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis Movie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi FPEB UPI :Tidak diterbitkan.
Azis, Abdul Wahab. (2007). Metodedan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).Bandung : CV. Alfabeta.
Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Dahar, R W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta :Erlangga.
Ibrahim, (2000). model pembelajaran Cooperative. Surabaya : university press.
Jalil, Fasli dan Supriadi, Dedi. (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Jakarta: Depdiknas Bappenas – Adicita Karya Nusa. Larasati, Orisa. (20012) Pengaruh Metode Inquiry Terbimbing Terhadap
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi, skripsi FPEB UPI Bandung :tidak diterbitkan
(27)
Angga Putra, 2014
Nardi. (2011). pembelajaran-Numbered-Head-Together. [Online]. Tersedia :
http:///www.nardi-home-pembelajaran-Numbered-Head-Together-NHT.htm
Purwanto, Ngalim.(2006)..Ilmupendidikan Teoritisdan Praktis. Bandung :Remaja Rosda Karya.
Sagala, Syaiful.(2009).konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
____________. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sardiman.(2011). Interaksidan Motivas Belajar Mengaja. Jakarta :Rajawali Persada.
Subandijah. (1993). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana.(2008)..Penilaianhasil proses belajarmengajar. Bandung : PT RemajaRosdakarya.
_____________. (2000). Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru Agen Sindo.
_____________. (2004). RevisianDasar-dasar Proses Belajar.Bandung:Sinar Baru Agen Sindo.
_____________. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sugiyono.(2007). StatistikuntukPenelitian. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, agus (2013) Cooperatif Learning. Yogyakarta: PustakaBelajar
Surakhmad, Winarno. (1980). Pengatar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung :Tarsito..
(1)
Angga Putra, 2014
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bila n1 = n2, dan varian berbeda atau tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat di gunakan rumus Separated varian dan polled varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = n1 – 1 atau n2 – 1. (Phophan,1973)
4. Bila n1 ≠ n2, dan varian berbeda atau tidak homogen (σ12 ≠ σ22) maka dapat di gunakan rumus Separated varian. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (n1 – 1) dan dk (n2 – 1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.
Rumus-rumus t-test menurut Sugiyono (2011:273-274) sebagai berikut: 1. Separated varian
2. Polled varian
Keterangan :
= Rata - rata sampel 1
n1 = Jumlah sampel 1 n2 = Jumlah sampel 2
(2)
41
Angga Putra, 2014
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prinsip pengujian ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data, sehingga sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya sama (equal variance) atau variannya berbeda (unqual variance).
Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila hitung < F-Tabel dan sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama (unqual variance) bila F-hitung > F-Tabel. Bentuk kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujinya.
Setelah diperoleh t-hitung, selanjutnya dibandingkan dengan t-Tabel ketentuannya
α yang sudah di sesuaikan. Adapun cara untuk mencari t-Tabel adalah dk disesuaikan
dengan rumus, pada taraf nyata α= 5%. Dengan demikian hasil uji t independen dua
arah tersebut dapat diketahui.
Selain itu adapun yang diperbandingkan pada pengujian hipotesis ini adalah skor gain post-test dan pre-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, baik secara keseluruhan maupun setiap ranah. Kriterian pengujian untuk hipotesis ini adalah:
Ho : µ1 = µ2
HA : µ1 ≠ µ2 Dimana :
µ1 : skor gain kelompok eksperimen µ2 : skor gain kelompok kontrol
Jika dibandingkannya dengan Ttabel, maka :
Jika Thitung ≥ Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika Thitung ≤ Ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Berikut merupakan gambaran daerah penolakan dan penerimaan H:
Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H
0
Daerah Penerimaan
(3)
Angga Putra, 2014
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho
Untuk menentukan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa ditentukan dari perbandingan nilai gain yang dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk memperoleh gain digunakan rumus dibawah ini:
g
posttest
pretest
Meltzer, (Larasati 2012:83)
Keterangan: (g) : Gain
Posttest : Tes diakhir pembelajaran Pretest : Tes diawal pembelajaran
Selanjutnya selisih gain kontrol dan eksperimen tersebut dihitung Normalized Gain (N-Gain). Untuk menghitung Normalized Gain (N-Gain) pada tabel diatas digunakan rumus sebagai berikut:
t skorpretes um
skormaksim
t skorpretes st
skorpostte Gain
N
(4)
43
Angga Putra, 2014
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Indeks N-Gain yang diperoleh diinterpreasikan dengan menggunakan indeks gain ternormalisasi seperti pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Gain
Skor Kategori
(g) ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ (g) < 0,70 Sedang
(g) < 0,30 Rendah
Sumber : Larasati, 2012:83
Dalam penelitian ini hipotesis akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (HA) dan hipotesis nol (Ho). Agar tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara (HA) terhadap (Ho).
Dengan kriteria :
Ho : µ1 = µ2 HA : µ1 ≠ µ2 Dimana :
µ1 :N-Gain kelompok eksperimen µ2 :N-Gain kelompok kontrol
Jika dibandingkannya dengan Ttabel, maka :
Jika Thitung ≥ Ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
(5)
Angga Putra, 2014
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abin, Syamsudin Makmun. (2004). Psikologi Kependidikan PerangkatSistem PengajaranModul.Bandung : PT. RemajaRosdakarya.
______________.(2004) Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran. Bandung: PT RemajaRosdaKarya
Ardiansyah, Hamdan. (2013). PengaruhPenerapanMetodePembelajaran Brainstorming dan Problem Based Instruction Terhadap Aktivitasdan Pemahaman Konsep Peserta Didik. Skripsi FPEB UPI :Tidakditerbitkan. Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. _________________. (2006) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (EdisiRevisi).
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
__________________. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Asriyati, Febi. (2012). Pengaruh Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis Movie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi FPEB UPI :Tidak diterbitkan.
Azis, Abdul Wahab. (2007). Metodedan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).Bandung : CV. Alfabeta.
Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Dahar, R W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta :Erlangga.
Ibrahim, (2000). model pembelajaran Cooperative. Surabaya : university press. Jalil, Fasli dan Supriadi, Dedi. (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks
Otonomi Daerah. Jakarta: Depdiknas Bappenas – Adicita Karya Nusa. Larasati, Orisa. (20012) Pengaruh Metode Inquiry Terbimbing Terhadap
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi, skripsi FPEB UPI Bandung :tidak diterbitkan
(6)
Angga Putra, 2014
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nardi. (2011). pembelajaran-Numbered-Head-Together. [Online]. Tersedia :
http:///www.nardi-home-pembelajaran-Numbered-Head-Together-NHT.htm
Purwanto, Ngalim.(2006)..Ilmupendidikan Teoritisdan Praktis. Bandung :Remaja Rosda Karya.
Sagala, Syaiful.(2009).konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta ____________. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sardiman.(2011). Interaksidan Motivas Belajar Mengaja. Jakarta :Rajawali
Persada.
Subandijah. (1993). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana.(2008)..Penilaianhasil proses belajarmengajar. Bandung : PT RemajaRosdakarya.
_____________. (2000). Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru Agen Sindo.
_____________. (2004). RevisianDasar-dasar Proses Belajar.Bandung:Sinar Baru Agen Sindo.
_____________. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sugiyono.(2007). StatistikuntukPenelitian. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, agus (2013) Cooperatif Learning. Yogyakarta: PustakaBelajar
Surakhmad, Winarno. (1980). Pengatar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung :Tarsito..