PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Kompetensi Dasar Konsep dan Masalah Ekonomi pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Ekonomi
oleh Nur Asiah Jamil
NIM. 1106450
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Kompetensi Dasar Konsep dan Masalah Ekonomi pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung)
oleh Nur Asiah Jamil
NIM. 1106450
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Nur Asiah Jamil
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, fotocopy atau cara lainnya tanpa seizin dari penulis
(3)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
HALAMAN PENGESAHAN NUR ASIAH JAMIL
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Kompetensi Dasar Konsep dan Masalah Ekonomi pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung)
Bandung, Agustus 2015
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
PEMBIMBING
Dr. Sumartini, M.P NIP. 19590830 198601 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Dr. Neti Budiwati, M.Si NIP. 19630221198703 2 001
(4)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Nur Asiah Jamil (2015). “Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Kompetensi Dasar Konsep dan Masalah Ekonomi pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung)” dibawah bimbingan Dr. Sumartini, M.P
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung dalam mata pelajaran ekonomi. Hal ini ditunjukan dari data pra penelitian yang dilakukan peneliti, bahwa 71,3% dari siswa kelas X IIS di SMA Negeri 11 Kota Bandung memiliki kemampuan berpikir kritis yang sedang dan rendah sehingga perlu ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah dilakukan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen menggunakan model cooperative learning tipe group investigation dan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen dengan menggunakan Nonequivalent Control Group Design. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis. Teknik analisis data dilakukan dengan statistika parametrik melalui uji t (t-test independent dan paired t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan, (2) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan, (3) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol sebelum dan setelah diberi perlakuan dan (4) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan.
Kata Kunci: model cooperative learning tipe group investigation, kemampuan berpikir
(5)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... 4 DAFTAR GAMBAR ... 6 BAB l PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Konsep Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Model Pembelajran Kooperatif... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif ...Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Teori Belajar Kooperatif ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Model Cooperative Learning tipe Group Investigation Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Langkah-langkah Group Investigation...Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Kelebihan dan Kelemahan Group Investigation . Error! Bookmark not defined.
2.4 Kemampuan Berfikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. 2.4.1 Pengertian Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. 2.4.2 Keterampilan Penting dalam Berpikir Kritis .Error! Bookmark not defined.
(6)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2.4.3 Indikator berpikir kritis ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.6 Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined. 2.7 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Oprasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Analisis Tingkat Kesukaran Soal .... Error! Bookmark not defined. 3.8.3 Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.10 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.10.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.10.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.10.3 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Deskripsi Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Implementasi Group Investigation . Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Implementasi Metode Ceramah ... Error! Bookmark not defined. 4.1.5 Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.6 Pengujian Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
(7)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
(8)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 11 Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.1 Perbandingan Konstruktivisme dan Tradisional ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Langkah-langkah Group Investigation .. Error! Bookmark not defined. Tabel 2.3 Indikator Berpikir Kritis... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2 Oprasional Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4 Klasifikasi Realibilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.5 Hasil Uji Realibilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instumen . Error! Bookmark not defined. Tabel 3.11 Kategori N-Gain Ternormalisasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Daftar Nama Perubahan SMA Negeri 11 Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Pertemuan Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Pertemuan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Skor N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.. Error! Bookmark not defined.
(9)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Penelitian . Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Pertama ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Kedua ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Ketiga ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.12 N-Gain Pre Tes dan Pos Tes Kelas Kontrol ...Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Keempat ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.14 N-Gain Pre Tes dan Pos Tes Kelas Eksperimen .Error! Bookmark not defined.
(10)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Implikasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.1 Paired Samples t Test ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.2 Independent – Samples t Test... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.1 Struktur organisasi SMA Negeri 11 Kota Bandung Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.3 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol .. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.4 Nilai Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.... Error! Bookmark not defined.
(11)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB l PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses (pembelajaran) yang ditunjukan untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka tanpa kehilangan identitas dirinya. Pendidikan yang didalamnya terdapat proses pembelajaran yang dapat dijadikan salah satu cara efektif untuk membantu siswa menjadi insan yang lebih baik lagi di masa akan datang.
Menurut Zaini dkk (Sugiarti Henrik, 2006, hlm. 28) tujuan pembelajaran sudah seharusnya tidak hanya sekedar menghafal konsep-konsep saja melainkan bertujuan juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis akan menjadikan siswa dapat mengembangkan kecakapan menganalisis, mengembangkan kemampuan mengambil keputusan, memperbaiki kecakapan menghafal, mengembangkan kecakapan startegi serta kebiasaan belajar, mengembangkan kecakapan belajar istilah-istilah, mengembangkan kecakapan belajar fakta-fakta, mengembangkan kecakapan belajar konsep-konsep dan teori.
Menurut pribahasa, belajar di masa muda ibarat mengukir di atas batu sedangkan belajar di masa tua bagaikan mengukir di atas air. Maka sudah seharusnya pembelajaran tidak hanya bertujuan untuk menghafal teori saja namun lebih dari itu. Keterampilan berpikir kritis sudah seharusnya dijadikan sebagai salah satu tujuan pembelajaran. Dengan menjadikan kemampuan berpikir kritis sebagai tujuan dari hasil proses pembelajaran diharapkan akan tertanam dalam diri siswa keterampilan berpikir kritis dengan baik, dengan harapan siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis akan memiliki argumen yang kuat dan berani untuk mengemukakan pendapat dengan jelas dan tegas sehingga siswa dapat menghadapi perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka tanpa kehilangan identitas dirinya di masa yang akan datang. Hal ini diperkuat Suharsimi Arikunto (2007, hlm. 121) mengungkapkan ranah kognitif pada siswa
(12)
2
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
SD yang cocok diterapkan adalah ingatan, pemahaman dan aplikasi, sedangkan untuk analisis, sintesis, baru dapat dilatih di SLTP dan SMU dan perguruan tinggi secara bertahap sesuai urutan yang ada.
Wilson (Muhfahroyin, 2009, hlm. 1) mengemukakan pendapat alasan tetang pentingnya keterampilan berpikir kritis:
a. Pengetahuan yang didasarkan pada hafalan telah dideskreditkan, individu tidak akan dapat menyimpan ilmu pengetahuan dalam ingatan mereka untuk penggunaan yang akan datang.
b. Informasi menyebar luas begitu pesat sehingga tiap individu membutuhkan kemampuan yang dapat disalurkan agar dapat mengenali macam-macam permasalah dalam konteks yang berbeda pada waktu yang bebeda pula selama hidup mereka.
c. Kompleksitas pekerjaan modern menuntut adanya staf pemikir yang mampu menunjuakan pemahaman dan membuat keputusan dalam dunia kerja.
d. Masyarakat modern membutuhkan individu-individu untuk menggabungkan informasi yang berasal dari berbagai sumber dan membuat keputusan.
Pembelajaran ekonomi yang merupakan pengetahuan dari fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan model, dalam pembelajarn ekonomi sudah menjadi suatu keharusan untuk memiliki kemampuan berpikir kritis. Kegiatan berfikir kritis dalam pembelajaran ekonomi adalah melatih kecakapan untuk mengaplikasikan rasional, kegiatan berfikir yang meliputi kegiatan menganalisis, mengsintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan dan mengevaluasi informasi yang didapat dari materi-materi ekonomi.
Keterampilan berpikir kritis tentu tidak begitu saja dapat dimiliki siswa, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan dan metode-metode yang dapat mengakifkan siswa. Menurut Muhabbibin Syah (2003, hlm. 144) menyebutkan tiga faktor yang
(13)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar.
Hal ini sesuai dengan temuan peneliti di lapangan metode pembelajaran yang dilakukan di kelas cenderung menggunakan pendekatan teacher center yaitu guru menjelaskan didepan kelas, kemudian siswa medengarkan apa yang dijelaskan guru, mencatat apa yang guru jelaskan dan sumber belajar hanya terfokus pada buku teks. Sehingga siswa banyak yang tidak fokus dan bosan untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Kemudian penulis melakukan pengujian kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas X IIS dengan bentuk tes pilihan ganda dengan menggunakan sampel kelas X IIS 1, X IIS 2 dan X IIS 3 maka didapatkan data mengenai kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IIS di SMA Negeri 11 Kota Bandung sebagai berikut: Tabel 1.1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Negeri 11 Kota Bandung
Kategori Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Sangat tinggi 9 7,8
Tinggi 24 20,9
Sedang 53 46
Rendah 21 18,3
Sangat rendah 8 6,9
Jumlah 115 100
Sumber: Lampiran 3.
Dari data diatas kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IIS di SMA Negeri 11 Kota Bandung 7,8% memiliki kemampuan berpikir kritis sangat tinggi, 20,9% memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi, 46% memiliki kemampuan berpikir kritis sedang, 18,3% memiliki kemampuan berpikir kritis rendah dan 6,9% memiliki kemampuan berpikir kritis sangat rendah. Data diatas jelas menunjukan bahwa terdapat masalah mengenai kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas X IIS di SMA Negeri 11 Kota Bandung.
Masalah rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa ini jelas harus diperhatikan secara serius, karena kemapuan berpikir kritis begitu penting bagi siswa agar dapat memecahkan masalah dengan baik.
(14)
4
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Proses pembelajaran merupakan jantung dari keberhasilan pendidikan. Pemilihan metode pembelajran menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses belajar mengajar karena metode merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan proses pencapaian tujuan pembelajaran. (Annur Fitri Hayati, 2014, hlm. 33)
Slameto (2010, hlm. 92) mengatakan guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar, karena variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran yang lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa dan kelas menjadi aktif.
Kemudian menurut William Burton (Suprijono, 2012, hlm. 2) mengemukakan bahwa “a good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich varied an propocative environtment.” (situasi belajar yang baik terdiri dari serangkaian kegiatan yang kaya dan beragam pengalaman belajar dengan tujuan yang kuat dan dijalankan dalam interaksi yang bervariasi dengan lingkungan yang mendukung).
Menurut Isjoni, cooperative learning siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi sehingga dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Model cooperative learning tipe group investigation dikembangkan oleh Herbert Thelen. Model cooperative learning tipe group investigation dalam pengaplikasiannya menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (sosial).
Bonie dan Potts (Amri, 2012, hlm. 55 ) menjelaskan bahwa ada tiga buah strategi untuk mengajarkan kemampuan berpikir kritis, yaitu: building categories
(15)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
(membuat klasifikasi), finding problem (menemukan masalah), dan enhanching the environment (mengkondusifkan lingkungan). Ketiga langkah dalam strategi yang dapat dilakukan tersebut hampir sama dengan langkah-langkah dalam pelaksaanaan model cooperative learning tipe group investigation. Dengan demikian, Group Investigation dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Maka dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti “PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Kuasi Eksperimen Kompetensi Dasar Konsep dan Masalah Ekonomi pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang muncul sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan?
2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan?
4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan?
1.3 Tujuan Penelitian
(16)
6
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan.
2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan.
3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
4. Untuk mengetahui perbedaan peningkatankemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga bagi dunia pendidikan khususnya model cooperative learning tipe group investigation serta dapat dijadikan sumber bahan bagi para peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan penelitian tersebut secara lebih luas, intensif dan mendalam.
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi mengenai model cooperative learning tipe group investigation yang digunakan dalam pembelajaran ekonomi yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
(17)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 121) metode observasi atau metode penelitian adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakuakan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Mohamad Ali (1993, hlm. 140) kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya, hanya perbedaannya terletak pada penggunaan subjek, kuasi eksperimen tidak menggunakan sampel random melainkan menggunakan sampel atau kelompok yang sudah ada.
Penelitian dilakukan dengan membagi dua kelompok siswa, yaitu kelompok esperimen yang proses pembelajarannya menggunakan model cooperative learning tipe group investigation dan kelompok kontrol yang dalam proses pembelajarannya menggunakan metode ceramah.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain “Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design”. Sugiyono (2010:116) menjelaskan bahwa, desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Kedua kelas tersebut diberi pretest dan posttest dan hanya kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan.
Desain penelitian diilustrasikan pada tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Hasil Observasi Awal Perlakuan Hasil Observasi Akhir
Eksperimen O1 X O2
(18)
44
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
( Sugiyono, 2014, hlm. 112 ) Keterangan :
01 : Tes kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan
02 : Tes kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan
03 : Tes kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan
04 : Tes kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol setelah diberikan perlakuan
X : Perlakuan (teratment) yang diberikan berupa model cooperative learning tipe group investigation
Menurut Sugiono (2014, hlm. 113) hasil pretes yang baik adalah bila nilai pretes antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda.
3.3 Oprasional Variabel
Untuk menjelaskan variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka dijelaskan dalam tabel definisi operasional variabel. Dalam operasionali variabel, dikelompokkan dalam konsep teoritis, empiris dan skala. Konsep teoritis merupakan variabel utama yang bersifat umum. Konsep empiris merupakan konsep yang bersifat operasional dan terjabar dari konsep teoritis.
Tabel 3.2 Oprasional Variabel Penelitian
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Skala
Model Cooperative Learning tipe Group
Investigation (GI)
Menurut Slavin model cooperative learning tipe Group Investigation (GI) adalah suatu model pembelajaran
kooperatif yang dapat diterapkan di
Proses pembelajaran yang meliputi:
1. Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid kedalam kelompok.
Pertama-tama guru mempresentasikan sebuah permasalah kepada seluruh
(19)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
kelas dengan dibentuknya
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dua sampai enam orang anggota, agar interaksi dan komunikasi diantara siswa terjalin. (Isjoni, 2014, hlm. 17)
kelas, para siswa diskusi menuliskan semua gagasan
dan kemudian
melaporkannya kepada seluruh kelas. Diskusi tersebut akan menghasilkan daftar usulan bersama mengenai subtopik yang akan menjadi bahan investigasi.
2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari
Siswa merencanakan bersama mengenai, apa yang mau kita pelajari,
bagaimana kita
mempelajarinya, siapa yang melakukan apa (pembagian tugas), untuk tujuan atau
kepentingan apa
menginvestigasi topik ini. 3. Melaksanakan Investigasi
Kelompok melaksanakan rencana yang telah diformulasikan sebelumnya. Kegiatan inti yang dilakukan dalam tahap ini yaitu, para siswa mengumpulkan informasi, menganalisa data, dan membuat kesimpulan.
(20)
46
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4. Menyiapkan laporan akhir Adapun kegiatan inti pada tahap ini yaitu, anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari peroyek mereka. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mereka akan memebuat presentasi mereka.
5. Mempresentasikan laporan akhir
Sekarang masing-masing kelompok memepersiapkan
diri untuk
mempresentasikan laporan akhir mereka kepada kelas. 6. Evaluasi.
Adapun yang dievaluasi yaitu mengenai topik yang telah dikarjakan, mengevaluasi pembelajaran siswa, mengevaluasi hasil pemikiran siswa
Kemampuan berfikir kritis siswa (Y)
Berpikir kritis menurut Dewey sebagai proses "aktif" yang proses dimana sesorang memikirkan berbagai
Kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan model
cooperative learning tipe group investigation pada kelas
(21)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
hal secara mendalam dalam diri sendiri, mengajukan berbagai pertanyaan untuk diri sendiri, menemukan informasi yang relevan untuk diri sendiri dan lain-lain ketimbang menerima berbagai hal dari orang lain sebagian besarnya secara pasif untuk membuat sebuah kesimpulan. (Fisher, 2009, hlm.2)
eksperimen dan metode ceramah pada kelas kontrol, kemampuan berpikir kritis yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan lanjut dan mengatur startegi dan teknik.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penlitian ini dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Dengan rincian sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
1. Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui dan menetapkan permasalahan yang terjadi di lapangan khususnya dalam proses pembelajaran.
2. Melakukan studi litelatur untuk mengetahui konsep-konsep pendidikan, belajar dan pembelajaran.
3. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini. b. Tahap Pelaksanaan
1. Menentukan materi penelitian 2. Membuat instrumen penelitian
3. Melakukan uji coba pada instrumen penelitian 4. Melakukan analisis instrumen
(22)
48
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5. Membuang atau mengganti soal-soal yang tidak valid
6. Melakukan pretes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dilakukan perlakuan.
7. Melakukan perlakuan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model cooperative learning tipe group investigation dan pada kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah.
8. Melakukan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan perlakuan.
c. Tahap Akhir
1. Mengolah nilai pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.
3. Menyusun laporan penelitian
3.5 Objek Penelitian
Penelitian yang dilakukan tentang pengaruh model cooperative learning tipe group investigation terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X IIS di SMA Negeri 11 Kota Bandung. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir kritis siswa kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung dalam mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh penerapan model cooperative learning tipe group investigation (X) variabel bebas terhadap kemampuan berpikir kritis siswa (Y) yang merupakan variabel terikat. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X IIS SMA Negeri 11 Kota Bandung.
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2006, hlm. 151) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
(23)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih mudah, lebih cepat, lebih baik, lengkap sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Adapun instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur penggunaan model cooperative learning tipe group investigation terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi adalah tes. Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 193) tes adalah serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh indovidu atau kelompok.
Tes dalam penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat sebelum diberi perlakuan yang bertujuan untuk melihat awal kemampuan berpikir kritis siswa (pre-test) dan pada saat setelah diberi perlakuan (post-test). Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berbentuk tes objektif dengan jumlah soal 28 soal.
Langkah-langkah sistematis dari penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat dalam silabus.
2. Menyusun kisi-kisi instrument penelitian. Pembuatan kisi-kisi tertulis sebagai rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator pembelajaran, sub materi pokok, bentuk pokok uji, dan jumlah soal.
3. Menyusun tes tertulis. Penyusunan tes tertulis harus sesuai dengan kisi-kisi tertulis yang telah dibuat sebelumnya.
4. Uji validitas, realiabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. 5. Menggunakan soal untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui pretes dan postes dalam bentuk tes objektif. Data yang telah dikumpulkan melalui pretes dan postes kemudian dianalisis secara statistik. Analisis data yang diuji secara statistik dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
(24)
50
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
b. Menghitung skor dari setiap jawaban pre tes dan pos tes dengan memberikan nilai 1 (satu) pada jawaban yang benar dan 0 (nol) pada jawaban yang salah.
c. Menjumlahkan jawaban benar yang didapatkan siswa. Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data
Kelompok Kondisi awal Perlakuan Tes
Eksperimen I Nilai evalusi sebelum dilakukan perlakuan.
Proses belajar mengajar menggunakan model cooperative learning tipe group investigation.
Pos tes
Kontrol Nilai evalusi sebelum dilakukan perlakuan.
Proses belajar mengajar menggunakan metode ceramah.
Pos tes
3.8 Teknik Analisis Instrumen
Di dalam penelitian instrumen mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik atau tidaknya instrumen pengumpulan data yang digunakan.
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi point biseral. Dimana, angka koefisien korelasi point biseral (rpbs) dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
rpbs = koefisien korelasi point biseral
Mp = mean skor dari subjek yang menjawab benar item yang dicari korelasi Mt = mean skor benar
(25)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
St = Simpangan baku
P = proporsi subjek yang menjawab benar item tersebut q = p-1
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut cukup baik (Arikunto, 2010: 221). Sebuah tes dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Jika tes tersebut diberikan pada kesempatan yang lain akan memberikan hasil yang relatif sama.
Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown Model Ganjil Genap sebagai berikut:
Kemudian dimasukan kedalam:
(Sudijono, 2011, hlm. 219)
Jika nilai r11> r tabel maka dapat dikatakan tes tersebut reliabel.
Jika nilai r11< r tabel maka dapat dikatakan tes tersebut tidak reliabel.
Dari data yang dihasilkan dapat digolongkan menjadi :
Tabel 3.4 Klasifikasi Realibilitas Instrumen
Koefisien Kolerasi Kategori
0,81 - 1,00 0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20
Tinggi Cukup Agak rendah
Rendah Sangat rendah (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 93)
Dengan menggunakan degree of freedom (df) sebesar (N - 2) = (39 - 2) = 37 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh
r
tabel sebesar 0,325 dan r11 / r hitung = 0,875. Hal ini berarti bahwa 0,875 > 0,325 (rhitung > rtabel). Dengan demikian,(26)
52
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan berfikir kritis siswa dapat dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliabel dengan kategori reliabilitas tinggi.
Tabel 3.5 Hasil Uji Realibilitas Instrumen
Degree of Freedom (df) 37
Taraf signifikansi 5%
r
hitung 0,875r
tabel 0,325Keputusan Reliabel
Kategori Tinggi
Sumber : Lampiran 9.
3.8.2 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, perlu juga dianalisis tingkat kesukaran. Adapun rumus analisis tingkat kesukaran soal adalah:
P = B Js (Suharsimi Arikunto, 2009, hlm. 208) Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal benar Js = Jumlah siswa yang mengikuti tes
Hasil penghitungan Indeks Kesukaran (P) maka dapat ditafsirkan sebagai berikut :
Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Harga TK Kategori
TK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 - 0,30 Soal sukar
0,30 - 0,70 Soal sedang
0,70 - 1,00 Soal mudah
TK = 1,00 Soal terlalu mudah
(27)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Dari hasil pengujian tingkat kesukaran soal dapat disimpulkan bahwa kriteria dari tingkat kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini:
Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
Kategori No Soal
Sukar 2, 4, 5, 12, 14, 17, 20, 21, 22 Sedang 1, 3, 9, 11, 18, 19, 23, 25, 27, 29
Mudah 6,7,8,10,13,15,16,24,26,28,30
Sumber : Lampiran 9.
Berdasarkan tabel 3.7, diketahui bahwa dari 30 soal yang dijadikan instrumen tes kemampuan berpikir kritis siswa, terdapat 9 soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar, terdapat 10 soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sedang, dan sisanya terdapat 11 soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori mudah.
3.8.3 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. (Suharsimi Arikunto, 2002, hlm. 211)
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda antar soal sebagai berikut:
D = BA - BB = PA - PB
JA JB
(Suharsimi Arikunto, 2009, hlm. 213) Keterangan:
D = Daya Pembeda
JA = Jumlah siswa kelompok atas JB = Jumlah siswa kelompok bawah
BA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar BB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar
(28)
54
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Hasil penghitungan daya pembeda maka nilai tersebut dapat diklasifikasikan pada :
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Interval Kategori
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0.20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
(Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 209)
Dari hasil pengujian daya pembeda soal dapat disimpulkan bahwa daya pembeda dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini:
Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal
Kategori No Soal
Sangat jelek 8,10
Jelek 6,7,2,4
Cukup 13, 15, 16, 24, 26, 28, 30, 1, 3, 9, 27, 5, 14, 20, 21, 22
Baik 11, 18, 19, 25, 29, 12, 17
Sangat Baik 23
Sumber : Lampiran 9.
Berdasarkan tabel 3.9, diketahui dari 30 soal yang dijadikan instrumen tes kemampuan berpikir kritis siswa, terdapat 2 soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori sangat jelek, terdapat 4 soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori jelek, terdapat 16 soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori cukup, dan sisanya terdapat 7 soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik dan 1 soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori sangat baik.
Dari hasil pengujian uji daya beda dan tingkat kesukaran instrumen di atas disimpulkan dalam tabel 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instumen
No Soal
Uji Validitas Uji Tingkat Kesukaran Uji Daya Beda
Keterangan rpbis Iterpretasi TK Interpretasi DP Interpretasi
(29)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1 -0,14 Tidak Valid 0,46 Sedang 0,23 Cukup Digunakan
2 0,35 Valid 0,08 Sukar 0,16 Jelek Diperbaiki
3 0,34 Valid 0,67 Sedang 0,34 Cukup Digunakan
4 0,34 Valid 0,13 Sukar 0,16 Jelek Diperbaiki
5 0,34 Valid 0,18 Sukar 0,27 Cukup Digunakan
6 0,35 Valid 0,92 Mudah 0,15 Jelek Diperbaiki
7 0,37 Valid 0,92 Mudah 0,15 Jelek Diperbaiki
8 0,35 Valid 0,97 Mudah -0,05 Sangat Jelek Dibuang
9 0,34 Valid 0,69 Sedang 0,29 Cukup Digunakan
10 0,62 Valid 0,92 Mudah -0,16 Sangat Jelek Dibuang
11 -0,32 Tidak Valid 0,41 Sedang 0,53 Baik Digunakan
12 0,69 Valid 0,26 Sukar 0,53 Baik Digunakan
13 0,37 Valid 0,87 Mudah 0,25 Cukup Digunakan
14 0,43 Valid 0,13 Sukar 0,26 Cukup Digunakan
15 0,35 Valid 0,9 Mudah 0,2 Cukup Digunakan
16 0,39 Valid 0,87 Mudah 0,25 Cukup Digunakan
17 0,55 Valid 0,28 Sukar 0,48 Baik Digunakan
18 0,66 Valid 0,59 Sedang 0,59 Baik Digunakan
19 0,65 Valid 0,67 Sedang 0,65 Baik Digunakan
20 0,40 Valid 0,26 Sukar 0,22 Cukup Digunakan
21 0,38 Valid 0,21 Sukar 0,32 Cukup Digunakan
22 0,40 Valid 0,18 Sukar 0,27 Cukup Digunakan
23 0,78 Valid 0,56 Sedang 0,75 Sangat Baik Digunakan
24 0,36 Valid 0,74 Mudah 0,4 Cukup Digunakan
25 0,47 Valid 0,56 Sedang 0,44 Baik Digunakan
26 0,38 Valid 0,72 Mudah 0,24 Cukup Digunakan
27 0,37 Valid 0,56 Sedang 0,23 Cukup Digunakan
28 0,37 Valid 0,74 Mudah 0,29 Cukup Digunakan
29 0,67 Valid 0,51 Sedang 0,64 Baik Digunakan
30 0,38 Valid 0,72 Mudah 0,34 Cukup Digunakan
(30)
56
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel 3.10, dapat diketahui dari 30 soal yang dijadikan instrumen tes kemampuan berpikir kritis siswa, terdapat 2 soal yang dibuang karena memiliki daya pembeda soal dengan kategori sangat jelek, terdapat 4 soal yang diperbaiki dan 24 soal digunakan tanpa melalui revisi. Sehingga jumlah soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa berjumlah 28 soal.
3.9 Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis terhadap data penelitian yang meliputi hasil tes kemampuan berpikir kritis. Adapun langkah analisis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.
2. Mengubah skor mentah menjadi nilai standar. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dihitung dengan menggunakan rumus nilai standar (PAP) sebagai berikut:
(Sudijono, 2011, hlm. 318) 3. Menghitung N-Gain antara nilai rata-rata pretes dan nilai rata-rata
posttest dengan menggunakan rumus:
Selanjutnya, N-Gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi indeks gain ternormalisasi berikut ini:
Tabel 3.11 Kategori N-Gain Ternormalisasi
Nilai ‹g› Kategori
‹g› > 0,7 Tinggi
0,7 > ‹g› > 0,3 Sedang
‹g› < 0,3 Rendah
(31)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3.10 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian dan dari hasil analisis itu akan ditarik suatu kesimpulan. Sebelum diberi perlakuan, perlu dianalisis dahulu melalui uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 16.
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Pengujian normalitas untuk jumlah data lebih dari 30 orang menggunakan Chi-Kuadrat (X2) dengan derajat kebebasan tertentu dikurangi satu (dk=k-1) dengan rumus:
Keterangan:
X2 : chi-kuadrat Oi : hasil pengamatan Ei : hasil yang diharapkan
Kemudian membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel.
Jika X2hitung ≥ X2tabel maka data tidak berdisrtibusi normal Jika X2hitung≤ X2tabel maka data berdistribusi normal
3.10.2 Uji Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel pada setiap kelompok mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk menentukan bahwa sampel homogen, maka digunakan rumus uji homogenitas sebagai berikut:
F = Sbesar Skecil
Langkah selanjutnya membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan: Jika Fhitung≤ Ftabel maka berarti homogen
(32)
58
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3.10.3 Uji Hipotesis
Uji signifikansi perbedaan antara dua rata-rata (mean) disebut uji t (t test). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan t-test independent dan paired t-test.
Paired – Samples t Test
Paired – samples t test atau dependent – samples t test, digunakan untuk menguji dua buah rata – rata sebagai hasil pengukuran pada satu kelompok sampel eksperimen yang sama.
Gambar 3.1 Paired Samples t Test Rumus:
t =
∑D
n - 1 Dimana :
D : perbedaan nilai data setiap pasangan anggota sampel (Y1 – Y2) n : ukuran
Kriteria Uji, H0 dapat ditolak jika : p – value (Sig) ≤ 0.05
Independent – Samples t test
Independent – samples t test digunakan untuk menguji dua rata – rata dua kelompok sampel eksperimen yang tidak berhubungan. Dengan rumus :
Ho : ῩA = ῩB
Ha : ῩA ≠ ῩB
Kelompok Sampel Eksperimen
Sebelum Sesudah
(33)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Kelompok B
Ῡ
> Kelompok Sampel
Eksperimen (Variabel Bebas,
Kelompok
A Ῡ
H0 : Ῡa = Ῡb Ha : Ῡa ≠Ῡb Dimana:
dan = nilai rata-rata sampel dan = varians sampel dan = ukuran sampel
Kriteria Uji, H0 dapat ditolak jika : p – value (Sig) ≤ 0.05
Gambar 3.2 Independent – Samples t Test
(Kusnendi, 2013, hlm. 7) Untuk menentukan signifikansi perbedaan antara dua mean tersebut, diperlukan tabel statistik critical value of t. Bila:
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:
1. H0 : μ1 = μ2
Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan.
Ha : μ1 ≠ μ2
Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan.
(34)
60
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelahdiberi perlakuan.
Ha : μ1 ≠ μ2
Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberi perlakuan.
3. H0 : μ1 = μ2
Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan setelah diberi perlakuan.
Ha : μ1≠ μ2
Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan setelah diberi perlakuan.
4. H0 : μ1= μ2
Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan.
Ha : μ1 ≠ μ2
Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan setelah diberi perlakuan.
Keterangan:
μ1 = Rata-rata gain kelas eksperimen
(35)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di SMA Negeri 11 Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan. Artinya sebelum diberikan perlakuan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki kemampuan berpikir kritis yang sama.
2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Artinya terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan pada kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative learning tipe group investigation dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.
3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Artinya, terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah diberi perlakuan.
4. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Artinya, terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan di kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative learning tipe group investigationsetelah diberi perlakuan.
(36)
79
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Penelitian telah dilakukan melalui metode kuasi ekperimen. Dalam penelitian ini peniliti menerapakan model cooperative learning tipe group investigation yang dibandingkan dengan metode ceramahdi SMA Negeri 11 Bandung. Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode model cooperative learning tipe group investigation lebih baik dari pada peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, maka model cooperative learning tipe group investigation dapat menjadi salah satu pilihan bagi guru dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis pada mata pelajaran ekonomi. 2. Agar implementasi pembelajaran dengan model cooperative learning tipe
group investigation dapat optimal, guru diharapkan menyusun rencana pembelajaran dengan rinci dan memberikan pendahuluan pembelajaran dengan memunculkan masalah yang aktual dan dekat dengan permasalahn yang bisa terjadi pada siswa.
3. Penggunaan model cooperative learning tipe group investigation diharapkan diterapkan pada kelas kecil dan pada jam pembelajaran yang tepat.
(37)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. (1993). Startegi penelitian pendidikan. Bandung: Bumi Aksara Amri. 2012. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Arikunto, Suharsimi. (2002a). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006b). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2007c). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010d). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dahar, Ratna Wilis. (1993). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Dahar, Resnick. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Damiyati & Mujiono. (2013). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fisher, Alec. (2009). Berpikir kritis sebuah pengantar. Jakarta: Erlangga
Hake, Richard R. (1999). “Analyzing Change/ Gain Scores”. USA: Dept. of Physics, Indiana University. 1-4.
Hayati, Annur Fitri. (2014). Pengaruh Metode Blanded Learning terhadap Pemahaman Konsep. (Tesis). Program Studi Pendidikan Ekonomi. Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Indarti, M,. Soekamto, H. & Soelististijo. (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Malang.
Isjoni. (2014). Cooperative learning efektifitas pembelajaran kelompok. Bandung: Alfabeta
(38)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Izka, Zikri Neni. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Kiki Brothers Kusnendi (2013). “Uji Beda Dua Rata-Rata Dalam Penelitian Kuasi Eksperimen
Control Group Pretest-Posttest Design”. Handout Diskusi Ilmiah Dosen FPEB. Bandung: Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Lestari, Naharini Endah. (2012). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah Mutihan Wates Kulon Progo. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
M, Sadirman A. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: Rajawali Pers.
Masek, Alias & Yamin, Sulaiman. (2011). The Effect of Problem Based Learning on Critical Thingking Ability:A Theoretical and Empirical Review. Journal of International Review of Social Sciences and Humanities, Vol.2 (1), hlm. 215-221
Novian, M Alam. (2013). Pengaruh Model Pembalajran Kooperatif Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nur, Asma. (2006). Model pembelajaran kooperatif. Jakarta: Departemen pendidikan nasional direktorat pendidikan tinggi.
Rahayu, Endang Puji. (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siswa Kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok. (Skripsi) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Parktik. Bandung: Nusa Media.
(39)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sudjana, Nana. (2005a). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media. Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyono & Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosada
Syah, Muhabbibin. (2003). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Thobroni, M & Mustofa, A. (2013). Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tohirin. (2006). Revisi Taksonomi Bloom Sebagai Kompleksitas Fungsi Otak. Trianto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Jakarta: Perestasi Pustaka
Winkel, W.S. (1996). Psikologi pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Wijayanti, W., Herlambang, S., & Slamet, M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun. (Skripsi). Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Malang.
Sumber dari Internet
Ahmad. (2007). Memahami Berfikir kritis. [Online]. Diakses dari: http:reserchenines.com/1007arief3.html
Corey (t.t) Diakses dari: http://carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_ menurut_para_ahli_info507.html
Muhfahroyin. (2009). Membedakan Kemampuan Berfikir Kritis. [Online]. Diakses
(40)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dari://http://zanikhan.multiplay.com/journal/item/5570?mark_read=zainkhan:jour nal:5570
(1)
78
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di SMA Negeri 11 Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan. Artinya sebelum diberikan perlakuan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki kemampuan berpikir kritis yang sama.
2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Artinya terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan pada kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative learning tipe group investigation dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.
3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Artinya, terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah diberi perlakuan.
4. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Artinya, terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan di kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative learning tipe group investigationsetelah diberi perlakuan.
(2)
79
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Penelitian telah dilakukan melalui metode kuasi ekperimen. Dalam penelitian ini peniliti menerapakan model cooperative learning tipe group investigation yang dibandingkan dengan metode ceramahdi SMA Negeri 11 Bandung. Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode model cooperative learning tipe group investigation lebih baik dari pada peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, maka model cooperative learning tipe group investigation dapat menjadi salah satu pilihan bagi guru dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis pada mata pelajaran ekonomi. 2. Agar implementasi pembelajaran dengan model cooperative learning tipe
group investigation dapat optimal, guru diharapkan menyusun rencana pembelajaran dengan rinci dan memberikan pendahuluan pembelajaran dengan memunculkan masalah yang aktual dan dekat dengan permasalahn yang bisa terjadi pada siswa.
3. Penggunaan model cooperative learning tipe group investigation diharapkan diterapkan pada kelas kecil dan pada jam pembelajaran yang tepat.
(3)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. (1993). Startegi penelitian pendidikan. Bandung: Bumi Aksara Amri. 2012. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Arikunto, Suharsimi. (2002a). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006b). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2007c). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010d). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dahar, Ratna Wilis. (1993). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Dahar, Resnick. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Damiyati & Mujiono. (2013). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fisher, Alec. (2009). Berpikir kritis sebuah pengantar. Jakarta: Erlangga
Hake, Richard R. (1999). “Analyzing Change/ Gain Scores”. USA: Dept. of
Physics, Indiana University. 1-4.
Hayati, Annur Fitri. (2014). Pengaruh Metode Blanded Learning terhadap Pemahaman Konsep. (Tesis). Program Studi Pendidikan Ekonomi. Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Indarti, M,. Soekamto, H. & Soelististijo. (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Malang.
Isjoni. (2014). Cooperative learning efektifitas pembelajaran kelompok. Bandung: Alfabeta
(4)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Izka, Zikri Neni. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Kiki Brothers
Kusnendi (2013). “Uji Beda Dua Rata-Rata Dalam Penelitian Kuasi Eksperimen
Control Group Pretest-Posttest Design”. Handout Diskusi Ilmiah Dosen FPEB. Bandung: Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Lestari, Naharini Endah. (2012). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah Mutihan Wates Kulon Progo. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
M, Sadirman A. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: Rajawali Pers.
Masek, Alias & Yamin, Sulaiman. (2011). The Effect of Problem Based Learning on Critical Thingking Ability:A Theoretical and Empirical Review. Journal of International Review of Social Sciences and Humanities, Vol.2 (1), hlm. 215-221
Novian, M Alam. (2013). Pengaruh Model Pembalajran Kooperatif Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Nur, Asma. (2006). Model pembelajaran kooperatif. Jakarta: Departemen pendidikan nasional direktorat pendidikan tinggi.
Rahayu, Endang Puji. (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siswa Kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok. (Skripsi) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Parktik. Bandung: Nusa Media.
(5)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sudjana, Nana. (2005a). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media. Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyono & Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosada
Syah, Muhabbibin. (2003). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Thobroni, M & Mustofa, A. (2013). Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tohirin. (2006). Revisi Taksonomi Bloom Sebagai Kompleksitas Fungsi Otak. Trianto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Jakarta: Perestasi Pustaka
Winkel, W.S. (1996). Psikologi pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Wijayanti, W., Herlambang, S., & Slamet, M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun. (Skripsi). Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Malang.
Sumber dari Internet
Ahmad. (2007). Memahami Berfikir kritis. [Online]. Diakses dari: http:reserchenines.com/1007arief3.html
Corey (t.t) Diakses dari: http://carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_ menurut_para_ahli_info507.html
Muhfahroyin. (2009). Membedakan Kemampuan Berfikir Kritis. [Online]. Diakses
(6)
Nur Asiah Jamil, 2015
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dari://http://zanikhan.multiplay.com/journal/item/5570?mark_read=zainkhan:jour nal:5570