PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS XI SMAN 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN PKn KELAS XI SMA N 1

PERCUT SEI TUAN TAHUN PELAJARAN

2013/2014

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

NATALIA E SIMAMORA NIM. 3103111057

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Natalia E. Simamora NIM 3103111057. “Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas XI SMAN 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan penerapan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas XI SMAN 1 Percut Sei Tuan.

Lokasi penelitian SMA N 1 Percut sei tuan Kabupaten Deli serdang tahun pelajaran 2013/2014. Populasi adalah kelas XI IPA yang berjumlah 155 orang siswa. Dan sampel penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 yang berjumlah sebanyak 40 orang siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran inquiry sebagai sasaran utama. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 2 yaitu tes hasil belajar dan lembar observasi dan angket.Tes hasil belajar dibuat dalam bentuk pilihan berganda dengan 5 pilihan yang berjumlah 40 soal. Penelitian tindakan kelas ini melaksanakan 2 siklus yaitu siklus I dan Siklus II dengan menerapkan model pembelajaran inquiry. Pada siklus I peneliti menerangkan materi dengan model pembelajaran yang sama pada mata pelajaran PKn serta mengadakan pre test dan juga post test, dan di siklus ke II peneliti juga menerangkan materi dengan menggunakan model pembelajaran inquiry. Dan di akhiri dengan memberikan post test dengan instrument penelitian serta lembar pengamatan test hasil belajar.

Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada tes awal (pre test), jumlah siswa yang tuntas adalah 8 orang siswa (20%) sesuai dengan kriteria ketuntasan maksimal (KKM) yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yaitu 75, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 32 orang siswa (80%). Pada siklus I telah menggunakan model pembelajaran inquiry, Jumlah siswa yang tuntas 26 orang siswa (65%), sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 orang siswa (35%). Dapat dilihat ada peningkatan hasil belajar siswa yaitu 18 orang. Kemudian pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 35 orang siswa (87,5%), sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 5 orang siswa (12,5%). Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas XI SMAN 1 Percut Sei Tuan tahun pelajaran 2013/2014.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Univesitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kesulitan yang dihadapi terutama dari segi ilmu pengetahuan yang terbatas. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan bagi penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari selaku manusia biasa tak luput dari kesalahan “Tidak ada gading yang tak retak, kalau tidak retak, bukanlah gading, maka Tidak ada manusia yang tidak punya kesalahan kalau tidak punya kesalahan bukanlah manusia”. Oleh karena itu, penulis menyampaikan mohon maaf yang setinggi -tingginya dan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik moril dan maupun materil. Teristimewa penulis ucapan terimakasih kepada kedua orangtuaku tercinta, Ibunda Helminar Siahaan dan Ayahanda Burman Simamora, yang terus memberikan motivasi, kasih sayang, doa, serta perjuangannya untuk menguliahkan ananda sehingga ananda dapat memperoleh gelar sarjana. Demikian juga semua pihak yang turut serta


(6)

memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulisan proposal ini penulis mengucapkan terimakasih banyak.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Imu Sosial 4. Bapak Drs. Sugiharto, M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Imu Sosial 5. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial.

6. Ibu Dra. Yusna Melianti, MH selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

7. Bapak Parlaungan G. Siahaan SH.M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

8. Ibu Dra. Rosnah Siregar, S.H,M.Si sebagai Dosen Penguji Utama sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan saran dan petunjuk kepada penulis

9. Bapak Drs. Halking,M.Si sebagai Dosen Penguji Utama yang memberikan masukan dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.


(7)

10.Ibu Sri Yunita, S.Pd,M.Pd sebagai Dosen Penguji bebas yang memberikan banyak masukan kepada penulis.

11.Seluruh bapak dan ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan beserta para staf administrasinya yang memberikan bantuan dan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti mata kuliah dibangku perkuliahan

12.Bapak Mulyadi, S.Pd,.M.Si selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Percut Sei Tuan yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian

13.Bapak Iswandi,S.Pd selaku PKS bidang kurikulum SMAN 1 Percut Sei Tuan yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian

14.Ibu Lesna Sembiring, S.Pd selaku guru bidang studi PKn serta bapak, ibu guru SMAN 1 Percut Sei Tuan yang telah banyak memberikan bantuan dan kerjasama yang baik selama penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut 15.Kepada seluruh siswa-siswi kelas XI IPA3 yang telah melakukan kerjasama

yang baik selama penulis melakukan penelitian dikelas tersebut

16.Terspesial buat keluarga abangda Rudi H Simamora, SE dan kakak ipar Laura Rajagukguk, SE, dan kepada abangda Titus Darsono Simamora, SE, yang telah memberikan saya motivasi,dorongan dan didikan baik secara moril maupun materil hingga mengantar penulis sampai kejenjang sarjana, begitu juga adik-adik saya yang tercinta Siti Dewi K. Simamora, Evalina Simamora, Lamtiur Simamora dan Noel Irwan Simamora dan keponakan penulis Jeslyn rey patrisia simamora serta seluruh keluarga penulis yang tak henti-hentinya


(8)

memberikan doa, dukungan dan motivasi, juga semangat sehingga dapat menyelesaikan studi S-1 di Universitas Negeri Medan

17.Terimakasih juga buat abang/kakak tersayang Erni jureta Sianturi, S.Farm, Gugun Bintang, SE, Rifka Situmorang S.Pd, yang selalu memberikan arahan, doa, serta motivasi kepada penulis.

18.Dan tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat tercinta kost Aspuaka Lopito Markasih, A.Md, Rajinda Bintang,ST, Boy Situmeang, Wandi Manullang, Janji, Natal, Dedy, Gabriel Sagala, Natan Pangaribuan serta Nantulang/Tulang Kost Aspuaka yang telah banyak membantu dan tak lelah memberi motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

19.Terimakasih juga kepada kekasih tercinta abangda Emilius Manalu, S.Pd yang setiap saat memberikan motivasi, dukungan, semangat dan doa yang tulus terhadap penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

20.Teman-teman kelas reguler-A angkatan 2010, Fitri maria turnip, Riona Simangunsong, Madonna Simanjuntak, Agnes sijabat, Triani Barus,Desi Turnip, Dek Sandro Tua Bali, Rianto Simanihuruk, Melda Pakpahan. Loisa Sipahutar, Rosmaida Sianturi serta seluruh teman-teman regular-A yang tak bisa saya sebutkan seluruhnya

21.Teman-teman PPLT 2013 SMA N 2 Bandar, Robasa,Ruth Sinaga, Loranty Simanjuntak, Fitri Ritonga, Armando Simarmata,Katrin Situngkir, Melvi, Febri Sihaloho, serta teman lainnya yang tak bisa saya sebutkan seluruhnya.


(9)

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya dalam bidang pendidikan.

Medan, Juni 2014 Penulis

Natalia E Simamora NIM. 3103111057


(10)

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kerangka Teoritis ... 10

1. Model Pembelajaran ... 10

2. Model Pembelajaran inquiry ... 11

3. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran inquiry ... 13

4. Teknik Model Pembelajaran inquiry ... 14

5. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran inquiry ... 15


(11)

7. Pendidikan Kewarganegaraan ... 18

8. Hakikat Hasil Belajar ... 20

B. Kerangka Berfikir ... 22

C. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi Penelitian ... 25

C. Sampel ... 25

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 26

E. Desain Penelitian ... 28

F. Prosedur Penelitian ... 30

G. Jadwal Penelitian ... 33

H. Teknik Pengumpulan Data ... 33

I. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………38

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38

B. Hasil Penelitian ... 38

C. Pembahasan Hasil Penelitian………..56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...65

A. Kesimpulan……….65

B. Saran………...67

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Gambar 1 Skema Bagan Alur Kerangka Berfikir ... 23 2. Gambar II Siklus menurut Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2010:16) ... 28


(13)

DAFTAR LAMPIRAN 1. RPP Siklus I

2. RPP Siklus II

3. Instrumen Penelitian

4. Soal Siklus I pre test dan post test 5. Soal Siklus II

6. Lembar Jawaban Siklus I dan Silkus II 7. Hasil Pre test

8. Hasil Post Test Siklus I 9. Hasil Post Test Siklus II 10.Lembar Aktivitas Siklus I 11.Lembar Aktivitas Siklus II 12.Angket Penelitian

13.Hasil Angket Penelitian 14.Dokumentasi Penelitian 15.Nota Tugas

16.Surat Izin Penelitian dari Jurusan

17.Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Fakultas

18.Surat Penelitian dari Dinas dan Olah Raga Kab. Deli Serdang 19.Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian

20.Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian

21.Surat Keterangan Perpustakaan dari Jurusan PPKn 22.Kartu Bimbingan Skripsi

23.Pernyataan Keaslian Tulisan 24.Daftar Riwayat Hidup


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasal 1 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing disamping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Menurut Purwanto (2000:9) “Pendidikan merupakan pimpinan yang diberikan dengan

sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat. Maka berdasarkan pengertian diatas pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi dewasa yang mampu hidup mandiri dan mampu bersosialisasi di lingkungan masyarakat.

Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan proses yang telah dilalui. Pendidikan sangat penting untuk membangun suatu bangsa, karena tanpa


(15)

adanya pendidikan perkembangan suatu bangsa tidak akan terjadi. Oleh karena itu perkembangan dalam bidang pendidikan dewasa ini semakin giat dilaksanakan. Dalam proses pendidikan yang ada disekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok, berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses pembelajaran yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.

Menurut Buchori dalam Trianto, (2009:5) bahwa : “Pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk satu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari”. Masalahnya rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional, serta kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran sehingga siswa sulit memahami pembelajaran PKn. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku yang diajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri. Masalah ini hanya di jumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar dikelas. Oleh karena itu, perlu menerapkan suatu model belajar yang dapat membantu untuk memahami materi ajar dan aplikasinya dakam kehidupan sehari-hari siswa.

Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang


(16)

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, dimana dalam proses tersebut terkandung multiperan dari guru.

Untuk itu, sudah sepantasnya guru selalu membuat persiapan sebelum melakukan proses belajar mengajar didalam kelas. Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus memiliki strategi belajar mengajar agar siswa yang diajar dapat belajar secara efektif dan efisien. Untuk itu salah satu langkah yang harus dimiliki adalah penguasaan tehnik-tehnik mengajar yang baik agar dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan model-model pembelajaran secara bervariasi. Tugas guru adalah memilih model pembelajaran yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Dalam praktek mengajar model yang baik digunakan adalah model yang bervariasi dari beberapa model pembelajaran yang ada. Dengan menggunakan model pembelajaran diharapkan siswa tidak merasa jenuh dalam belajar.

Dalam hal ini salah satu model yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar disekolah, terutama dalam mata pelajaran PKn adalah model pembelajaran inquiry. Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran ini peserta didik lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Penggunaan model inquiry pada pembelajaran PKn diharapkan peserta didik lebih mengerti dan dapat dipahami. Peserta didik benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan model inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Model inquiry adalah model yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa 2008:234).


(17)

Menurut Sanjaya (2006 : 19), “peran guru adalah sebagai sumber belajar, fasilitator,

pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara/model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya jawab model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif, suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan disini adalah siswa yang lebih berperan.

Berdasarkan hasil dari observasi peneliti di SMA N 1 Percut sei tuan salah satu faktor yang membuat siswa merasa jenuh belajar Pendidikan Kewarganegaraan adalah cara mengajar yang monoton. Hal itu membuat proses belajar mengajar menjadi kurang variatif dan siswa kurang aktif dalam belajar dan hasil belajar siswa masih rendah dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kesulitan belajar dapat bersumber dari dalam diri siswa, misalnya cara penyajian materi pelajaran/suasana pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu model pembelajaran inquiry dapat diangkat sebagai model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Kendatipun model ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan


(18)

menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi. Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Model ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Model ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, melalui model ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul yaitu Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas XI SMA N 1 Percut sei tuan Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang diatas maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kekurangmampuan guru memilih strategi yang tepat dalam menyampaikan materi. 2. Perlunya motivasi dari guru untuk meningkatkan semangat belajar siswa.

3. Aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa yang masih rendah. 4. Pembelajaran PKn dikelas masih berjalan monoton.

5. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan materi pembelajaran dan kondisi siswa.

6. Guru cenderung masih menggunakan cara mengajar konvensional dengan ceramah sehingga siswa menjadi pasif.

C. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dan keterbatasan waktu serta kemampuan penulis, maka penulis perlu membatasi masalah yang akan dikaji agar


(19)

analisis hasil penelitian ini dapat dilakukan lebih dalam dan terarah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:18). “Batasan masalah merupakan sejumlah masalah yang merupakan pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya melalui penelitian.

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan dalam identifikasi masalah yang menjadi batasan dan fokus masalah dalam penelitian ini adalah

1. Kekurangmampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai terhadap peserta didik pada mata pelajaran PKn.

D. Rumusan Masalah

Setiap peneliti harus memiliki rumusan masalah yang jelas dan masalah harus konsisten dengan latar belakang dan ruang lingkup masalah. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Nasution (2007 : 18) “bahwa perumusan masalah merupakan hal yang

paling pokok dalam suatu penelitian”.

Masalah yang dijadikan pokok penelitian harus dirumuskan dengan spesifik, sehingga tepat ruang lingkup dan batas-batasanya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah : “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas XI SMA N 1 Percut sei tuan?”

E. Tujuan Penelitian

Supranto (2004 :26) mengemukakan “ Tujuan penelitian adalah suatu penelitian berkenaan dengan maksud peneliti melakukan penelitian terkait dengan perumusan masalah

dan judul”.

Setelah dilihat dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, dan


(20)

model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas XI SMA N 1 Percut sei tuan”.

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian hendaknya manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi instansi terkait khususnya. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat :

1. Menambah ilmu dan memperluas wawasan berpikir dalam ilmu pengetahuan pendidikan terutama dalam hal pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran PKn.

2. Sebagai sumbangan teoritis bagi pengembangan pendidikan khususnya dalam model pembelajaran pada mata pelajaran PKn.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru/pelajar dalam upaya mengatasi kesalahan pemilihan model pembelajaran pada pokok-pokok bahasan dalam mata pelajaran PKn.

4. Dapat menambah wawasan penulis dalam hal karya ilmiah khususnya tentang pembelajaran dan sebagai informasi juga masukan bagi peneliti lain bila meneliti pembelajaran dengan model Inquiry.


(21)

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka ditarik keimpulan sebagai berikut:

1. Setelah diterapkannya model pembelajaran inquiry, hasil belajar PKn siswa dikelas XI IPA 3 di SMA N 1 Percut sei tuan semakin mengalami peningkatan. Dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada test awal (pre test), dari 40 orang siswa jumlah siswa yang tuntas adalah 8 orang siswa. Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM), sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 32 orang siswa. Pada siklus I telah menggunakan model pembelajaran inquiry, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 orang siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 orang siswa dan nilai observasi aktivitas siswa siklus I ini ada sebanyak 12 orang siswa (30%) kategori baik, kemudian ada sebanyak 22 orang siswa(55%) kategori cukup dan kategori aktivitas siswa yang dinyatakan tidak baik sebanyak 6 orang siswa(15%).

2. Kemudian pada siklus II, rata-rata hasil nilai siswa semakin meningkat yaitu perolehan siswa yang tuntas sebanyak 35 orang siswa sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 5 orang siswa dan Dan aktivitas siswa juga semakin meningkat dilihat hasil yang di amati yaitu terdapat kategori yang baik sebanyak 30 orang


(23)

siswa(75%) dan kategori cukup sebanyak 8 orang siswa (20%), dan juga kategori yang tidak sebanyak 2 orang siswa (5%).

3. Siswa kelas XI IPA 3 di SMA N 1 Percut sei tuan secara keseluruhan suka mata pelajaran PKn, mereka menganggap mata pelajaran PKn penting dipelajari walaupun tidak di ikutkan dalam Ujian Nasional (UN). Para siswa juga ikut aktif dalam memecahkan masalah yang di bahas dalam materi yang di sampaikan. Dengan begitu siswa juga menyatakan pendapat dengan memberikan tanggapan, pernyataan dan pertanyaan, sehingga siswa tersebut tidak lagi ragu-ragu dalam menyatakan pendapatnya ketika kegiatan belajar mengajar berlansung.

4. Pada kegiatan belajar mengajar, guru jarang menggunakan model pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Hanya ceramah, tanya, jawab yang di laksanakan didalam kelas hingga membuat siswa jenuh dan kurang semangat. Dengan penggunaan model pembelajaran inquiry pada siswa dikelas XI IPA 3 di SMA N 1 Percut sei tuan membuat siswa semakin tertarik dengan mata pelajaran yang disampaikan, dan siswa juga semangat dan antusias dalam belajar, bukan hanya itu saja dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

5. Setelah diterapkannya model pembelajaran inquiry,wawasan siswa akan semakin bertambah luas, dalam pembelajaran siswa juga dapat menyimpulkan hasil yang didapat selama pembelajaran berlansung. Dan siswa juga semakin


(24)

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan siswa semakin mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang di kemukakan sebelumnya, maka peneliti menyatakan hal-hal sebagai berikut:

1. Kepada guru mata pelajaran PKn, agar dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan mampu meningkatkan hasil belajar dengan yang diharapkan. Bukan hanya itu saja dengan agar dapat menggunakan penerapan model pembelajaran inquiry,karena siswa terlihat semangat dan antusias dalam pembelajaran PKn.

2. Kepada kepala sekolah agar membuat pelatihan lokakarya terhadap guru-guru tentang ketrampilan dalam menggunakan strategi pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan berkembang.

3. Kepada seluruh siswa, agar bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, selalu berperan aktif selama kegiatan belajar berlansung, dan biasakan membaca terlebih dahulu dirumah sebelum memulai pembelajaran disekolah. Dan tetap selalu fokus dengan materi yang di bahas agar dapat secara maksimal menyimpulkan setiap bahasan materi yang di peroleh siswa.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.

Husin, Suady. 2010. Ilmu Kewarganegaran CIVICS. Medan: Laboratorium Pendidikan Pancasila Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Nasution, S, 2007, Penelitian Ilmiah, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Mulyasa. 2008. Menjadi guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Pasaribu, Payerli. 2013. Pendidikan Kewaganegaraan. Medan: Unimed Press. Purwanto,ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sanjaya,Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Rawamangun-Jakarta: Kencana Perdana Media Group

. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi Dan Motivasi Belajar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Supranto, J. 2004. Proposal Penelitian dengan Contoh. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.


(26)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah. 2009. Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Yunita, Sri.2011.Pendidikan Kewarganegaraan Medan: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Referensi dari Internet:

Herdian, Model Pembelajaran Inquiry, Sumber: http://herdy07.wordpres.com/2010 /05/27Model-pembelajaran-inkuiri, Diakses: Selasa 21 Januari 2014. Nizbah, Model Pembelajaran Inquiry, Sumber: http://faizalnizbah.blogspot.com

/2013/08/pengertian-model-pembelajaran-inquiry.html, Diakses: Selasa 21 Januari 2014.


(1)

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka ditarik keimpulan sebagai berikut:

1. Setelah diterapkannya model pembelajaran inquiry, hasil belajar PKn siswa dikelas XI IPA 3 di SMA N 1 Percut sei tuan semakin mengalami peningkatan. Dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada test awal (pre test), dari 40 orang siswa jumlah siswa yang tuntas adalah 8 orang siswa. Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM), sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 32 orang siswa. Pada siklus I telah menggunakan model pembelajaran inquiry, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 orang siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 orang siswa dan nilai observasi aktivitas siswa siklus I ini ada sebanyak 12 orang siswa (30%) kategori baik, kemudian ada sebanyak 22 orang siswa(55%) kategori cukup dan kategori aktivitas siswa yang dinyatakan tidak baik sebanyak 6 orang siswa(15%).

2. Kemudian pada siklus II, rata-rata hasil nilai siswa semakin meningkat yaitu perolehan siswa yang tuntas sebanyak 35 orang siswa sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 5 orang siswa dan Dan aktivitas siswa juga semakin meningkat dilihat hasil yang di amati yaitu terdapat kategori yang baik sebanyak 30 orang


(3)

siswa(75%) dan kategori cukup sebanyak 8 orang siswa (20%), dan juga kategori yang tidak sebanyak 2 orang siswa (5%).

3. Siswa kelas XI IPA 3 di SMA N 1 Percut sei tuan secara keseluruhan suka mata pelajaran PKn, mereka menganggap mata pelajaran PKn penting dipelajari walaupun tidak di ikutkan dalam Ujian Nasional (UN). Para siswa juga ikut aktif dalam memecahkan masalah yang di bahas dalam materi yang di sampaikan. Dengan begitu siswa juga menyatakan pendapat dengan memberikan tanggapan, pernyataan dan pertanyaan, sehingga siswa tersebut tidak lagi ragu-ragu dalam menyatakan pendapatnya ketika kegiatan belajar mengajar berlansung.

4. Pada kegiatan belajar mengajar, guru jarang menggunakan model pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Hanya ceramah, tanya, jawab yang di laksanakan didalam kelas hingga membuat siswa jenuh dan kurang semangat. Dengan penggunaan model pembelajaran inquiry pada siswa dikelas XI IPA 3 di SMA N 1 Percut sei tuan membuat siswa semakin tertarik dengan mata pelajaran yang disampaikan, dan siswa juga semangat dan antusias dalam belajar, bukan hanya itu saja dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

5. Setelah diterapkannya model pembelajaran inquiry,wawasan siswa akan semakin bertambah luas, dalam pembelajaran siswa juga dapat menyimpulkan hasil yang didapat selama pembelajaran berlansung. Dan siswa juga semakin


(4)

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan siswa semakin mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang di kemukakan sebelumnya, maka peneliti menyatakan hal-hal sebagai berikut:

1. Kepada guru mata pelajaran PKn, agar dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan mampu meningkatkan hasil belajar dengan yang diharapkan. Bukan hanya itu saja dengan agar dapat menggunakan penerapan model pembelajaran inquiry,karena siswa terlihat semangat dan antusias dalam pembelajaran PKn.

2. Kepada kepala sekolah agar membuat pelatihan lokakarya terhadap guru-guru tentang ketrampilan dalam menggunakan strategi pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan berkembang.

3. Kepada seluruh siswa, agar bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, selalu berperan aktif selama kegiatan belajar berlansung, dan biasakan membaca terlebih dahulu dirumah sebelum memulai pembelajaran disekolah. Dan tetap selalu fokus dengan materi yang di bahas agar dapat secara maksimal menyimpulkan setiap bahasan materi yang di peroleh siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.

Husin, Suady. 2010. Ilmu Kewarganegaran CIVICS. Medan: Laboratorium Pendidikan Pancasila Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Nasution, S, 2007, Penelitian Ilmiah, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Mulyasa. 2008. Menjadi guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Pasaribu, Payerli. 2013. Pendidikan Kewaganegaraan. Medan: Unimed Press. Purwanto,ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sanjaya,Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Rawamangun-Jakarta: Kencana Perdana Media Group

. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi Dan Motivasi Belajar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Supranto, J. 2004. Proposal Penelitian dengan Contoh. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.


(6)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah. 2009. Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Yunita, Sri.2011.Pendidikan Kewarganegaraan Medan: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Referensi dari Internet:

Herdian, Model Pembelajaran Inquiry, Sumber: http://herdy07.wordpres.com/2010 /05/27Model-pembelajaran-inkuiri, Diakses: Selasa 21 Januari 2014. Nizbah, Model Pembelajaran Inquiry, Sumber: http://faizalnizbah.blogspot.com

/2013/08/pengertian-model-pembelajaran-inquiry.html, Diakses: Selasa 21 Januari 2014.


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS X SMAN 1 LINTONGNIHUTA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015.

0 2 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN KELAS XI SMAN 2 KABANJAHE TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 3 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS XI SMAN 2 KABANJAHE TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

0 2 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANSAMBEL CAMPURAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 PERCUT SEI TUAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEBATE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS XI SMAN 2 LUBUK PAKAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS XI IPS SMA NEGERI I SUNGGAL TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIPOHOLON TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 3 25

PENERAPAN MODELPEMBELAJARAN KOOPEATIF TIPE TGT TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS XISEMESTER GENAP DI SMAN 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

0 7 17

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIAINTERNET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS X SMAN 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS VII SMPN 1 TELUK MENGKUDU TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 24