PROSEDUR PENGADAAN BARANG (PERALATAN UJI SAMPLE LINGKUNGAN) DI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURAKARTA
commit to user
i
PROSEDUR PENGADAAN BARANG (PERALATAN UJI
SAMPLE LINGKUNGAN) DI BADAN LINGKUNGAN HIDUP
KOTA SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang
Manajemen Administrasi
Oleh :
TRI WAHYU SANTOSO D1508073
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
commit to user
ii
PERSETUJUAN
PROSEDUR PENGADAAN BARANG (PERALATAN UJI SAMPLE LINGKUNGAN) DI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh :
TRI WAHYU SANTOSO D1508073
Disetujui Untuk Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing,
Drs. H. Muchtarhadi, M.Si NIP. 19530320 198503 1 002
(3)
commit to user
iii
PENGESAHAN
PROSEDUR PENGADAAN BARANG (PERALATAN UJI SAMPLE LINGKUNGAN) DI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh : TRI WAHYU SANTOSO
D1508073
Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji
Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari : Selasa Tanggal : 7 Juni 2011
Tim Penguji Nama Tanda Tangan
1. Penguji 1 Dra. Sri Yuliani, M. Si NIP. 19630730 199003 2 002
2. Penguji 2 Drs. H. Muchtarhadi, M. Si NIP. 19530320 198503 1 002
Mengetahui,
Dekan, Ketua Program
Prof. Drs. Pawito, Ph, D Drs. H. Sakur, MS. NIP. 19540805 198503 1 002 NIP. 19490205 198012 1 001
(4)
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Tri Wahyu Santoso NIM : D1508073
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul “ PROSEDUR PENGADAAN BARANG (PERALATAN UJI SAMPLE LINGKUNGAN) DI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURAKARTA” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka
Apabila dikemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir saya dan gelar yang saya peroleh dari tugas akhir tersebut.
Surakarta, Juni 2011 Yang membuat pernyataan,
(5)
commit to user
v
MOTTO
“
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati
dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan
berikutnya tanpa kehilangan semangat.”
(Winston Chuchill)
“
Kejujuran
adalah
batu
penjuru
dari
segala
kesuksesan, Pengakuan adalah motivasi terkuat
”
(Aldus Huxley)
“
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan
pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah
sekitar anda dengan penuh kesadaran”
(James Thurber)
“Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat
hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan
itu sendiri”
(6)
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk :
Kedua orang tuaku tercinta, terimakasih atas kasih sayang serta
doa yang selalu menyertai keberhasilanku
Kedua Kakakku yang selalu menyemangatiku
Keluarga besarku yang selalau mendoakan, menyayangi dan
mendukungku.
Pacarku yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi
(7)
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Maha suci dan maha mulia Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan petunjuk kepada setiap insan serta selalu memberikan pelajaran bagi hamba-Nya. Hanya dengan karunia dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir dengan judul “Prosedur Pengadaan Barang (Peralatan uji
sample lingkungan) di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta”.
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh sebutan vokasi Ahli Madya (A. Md.) jurusan Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam proses penyusunan tugas akhir ini penulis telah berusaha dan berupaya dengan segala kemampuan yang ada, penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini banyak pihak yang telah membantu penulis, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Pawito, Ph, D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. H. Sakur, M.S selaku Ketua Program Diploma III Manajemen Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Muchtarhadi, M.Si, selaku pembimbing tugas akhir yang telah memberikan bimbingan, saran-saran dan petunjuk dalam penulisan tugas akhir sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
4. Dra. Sri Yuliani, M.Si Selaku penguji tugas akhir yang telah membantu dalam kelancaran dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Bapak Drs. Sri Adhyaksa, MT. selaku Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta yang telah menerima penulis serta memberikan penulis izin dan arahan sehingga dapat magang di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta 6. Ibu Dra. Sri Sulistyawati, selaku Sekretaris Badan Lingkungan Hidup Kota
Surakarta yang telah memberikan izin selama penulis melakukan magang di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta.
(8)
commit to user
viii
7. Bapak Ir. Sultan Nadjamuddin, M.Si sebagai Ka. Subbid. Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis melakukan magang dan pengamatan di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta.
8. Ibu Ir. Indah Warniati. M.Si sebagai Ka.Subbid. Pengendalian Kerusakan LH yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis melakukan pengamatan di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta.
9. Segenap staf dan karyawan Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta yang selalu memberikan petunjuk dan keramahtamahannya selam penulis melakukan magang.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karunia kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan selama penulisan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekuranganya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Surakarta, Juni 2011 Penulis
(9)
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
PERSETUJUAN ii
PENGESAHAN iii
PERNYATAAN iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
ABSTRAK xiii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 6
C. Tujuan Pengamatan 6
D. Manfaat Pengamatan 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Pengertian Prosedur 7
B. Pengadaan Barang 8
C. Prosedur Pengadaan 15
D. Metode Pengamatan 20
BAB III.DESKRIPSI INSTANSI 24 A. Sejarah dan Lokasi Badan Lingkungan Hidup 24 B. Dasar Hukum Badan Lingkungan Hidup 24 C. Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup 24 D. Tugas dan Pokok Badan Lingkungan Hidup 27 E. Uraian Tugas Badan Lingkungan Hidup 27 F. Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kota
(10)
commit to user
x
Surakarta 46
G. Permasalahan Lingkungan Hidup di Surakarta 46
BAB IV. PEMBAHASAN 48
A. Pengadaan Barang ( Peralatan Uji Sample Lingkungan ) Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta Tahun Anggaran
2011 48
B. Prosedur Dalam Pelaksanaan pengadaan Barang Dengan Pelelangan Sederhana Kegiatan pemantauan Kualitas Lingkungan Tahun Anggaran 2011 untuk Paket Pekerjaan Pengadaan Peralatan Uji Sample Lingkungan 51
BAB V. KESIMPILAN DAN SARAN 69
A. Kesimpulan 69
B. Saran 70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(11)
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Surakarta 46
Gambar 4.1 Bagan Alur Proses Terjadinya Pengadaan 53
(12)
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rencana Pengadaan Barang Atau Jasa BLH Surakarta
Tahun Anggaran 2011 ... 3 Tabel 4.1 Harga Perkiraan Sendiri Peralatan uji sample ... 48 Tabel 4.2 Panitia Pengadaan Peralatan Uji Sample ... 50 Tabel 4.3 Jadwal Pengadaan Peralatan Uji Sample Lingkungan Badan
Lingkungan Hidup Kota Surakarta ... 51 Tabel 4.4 Berita Pembukaan Penawaran ... 61 Tabel 4.5 Berita Acara Hasil Pelelangan ... 65
(13)
commit to user
xiii
ABSTRAK
TRI WAHYU SANTOSO, D1508073, PROSEDUR PENGADAAN BARANG (PERALATAN UJI SAMPLE LINGKUNGAN) DI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURAKARTA, Tugas Akhir, Program Studi Manajemen Administrasi, Program Diploma III, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011, 70 halaman.
Prosedur pengadaan barang adalah urutan-urutan proses pengadaan barang yang berperan penting untuk kelancaran kinerja seluruh aktifitas yang berjalan dari suatu instansi pemerintah atau swasta. Akan tetapi, setiap instansi memiliki standarisasi yang berbeda dalam prosedur pengadaan barang. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui Prosedur Pengadaan Barang (Peralatan Uji Sample Lingkungan) di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta.
Pelaksanaan pengamatan ini, menggunakan jenis pengamatan deskriptif dengan observasi berperan dimana penulis mengadakan pengamatan langsung berbagai kegiatan dan aktifitas yang dilakukan pegawai terutama pada subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Kota Surakarta. Sumber data yang diperoleh dari pengamatan ini berdasarkan narasumber, dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dari pengamatan ini adalah observasi langsung, wawancara dan mengkaji dokumen.
Berdasarkan hasil pengamatan di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta diperoleh bahwa Prosedur Pengadaan Barang (Peralatan Uji Sample Lingkungan) adalah dilakukan dengan pelelangan sederhana dengan pascakualifikasi yang berdasarkan Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 pasal 1 ayat 25. Tahap-tahap pelaksanaan pengadaan barang dapat dilaksanakan mulai dari pengumuman pelelangan, pendaftaran untuk mengenai pelelangan, pengambilan dokumen pelelangan sederhana, penjelasan, penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan perubahannya, pemasukan penawaran, pembukaan penawaran, penyusunan berita acara pembukaan penawaran, evaluasi bekas penawaran termasuk evaluasi kualifikasi, usulan hasil evaluasi penawaran atau usulan pemenang, penetapan pemenang, pengumuman pemenang, masa sanggah, penunjukan pemenang, penandatanganan kontrak.
Adapun kesimpulan dari tugas akhir ini yaitu prosedur pengadaan barang (peralatan uji sample lingkungan) di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta dilaksanakan dengan pelelangan sederhana yang sudah sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 tahun 2010, sehingga Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta telah melaksanakan proyek tersebut dengan baik sesuai prosedur yang berlaku. Akan tetapi dalam pelaksanaan pengadaan ini ada baiknya pelaksanaan lelang ini memanfaatkan teknologi untuk mempermudah, menghemat waktu dan menghemat biaya. Sehingga proses pengadaan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien, misalnya pada saat pendaftaran lelang calon peserta tidak harus datang ke Instansi tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi peserta cukup dengan mendaftar lewat e-mail.
(14)
commit to user
i
TRI WAHYU SANTOSO, D1508073, GOODS SUPPLYING PROCEDURE (EQUPMENTS
FOR ENVIRONMENT SAMPLE TEST) AT BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA
SURAKARTA, Final Assignment, Program Studi Manajemen Administrasi, Bachelor Degree, Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University, 2011, 70 pages.
Goods supplying procedure is the sequences of the goods supplying process which have a
crucial role in the smoothness of a government or private agency’s all running activities
performance. However, each agency has different standards in goods supplying procedure. The aim of this examination is to determine the Goods Supplying Procedure (Equipments for Environment
Sample Test) at Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta.
In the implementation of this examination, the author uses descriptive examination technique by holding a direct observation to various activities conducted by the employees
primarily in the sub-field of Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Surakarta. The source data
obtained from this examination is based on the informants and the documents. The data collection techniques used in this examination are direct observation, interview and document review.
Based on the examination result at Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta, it was found
that the Goods Supplying Procedure (Equipments for Environment Sample Test) is accomplished
by organizing a simple auction with post-qualification based on Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 pasal 1 ayat 25. The stages of goods supplying implementation can be carried out starting from the announcement of the auction, the registration of the auction, the retrieval of the simple auction document, the explanation, the arrangement draft of the auction explanation document and its modification, the tender income, the tender opening, the arrangement draft of the tender opening, the tender report evaluation including the qualification evaluation, the proposal of the tender evaluation or the winner, the confirmation of the winner, the announcement of the winner, the protest period, the appointment of the winner, the signing of the contract.
The conclusion of this thesis is that the goods supplying procedure (equipments for
environment sample test) at Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta is carried out by organizing
a simple auction which is appropriate with Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 tahun
2010, so that Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta has executed the project properly without
breaking the legitimate procedures. However, in the implementation of this goods supplying, the auction better takes advantage of technology to simplify, save time and costs. So that, the supplying process can be completed effectively and efficiently, for instance, when registering, the prospective auction participants do not have to come to the Instance. By taking advantages of technology, the participants are simply able to register via e-mail.
(15)
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Prosedur harus mendapat perhatian yang serius dalam manajemen administrasi perkantoran. Setiap uraian pekerjaan harus didukung oleh prosedur kerja yang baik. Sistem informasi manajemen dibakukan dalam prosedur. Sistem informasi manajemen yang baik akan efektif dan efisien jika didukung prosedur yang baik. Kegiatan administrasi perkantoran harus mempunyai pola kerja yang baik sehingga menunjang tercapinya tujuan organisasi yang didukung dengan pencatatan tertulis mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam rangka mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, sejak beberapa tahun yang lalu telah diintrodusir Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah. Reformasi tersebut mendapatkan landasan hukum yang kuat dengan telah disahkannya UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik.
Dalam suatu instansi pemerintah atau perusahaan swasta pengadaan barang atau jasa sangat mempengaruhi proses jalannya suatu instansi swasta maupun pemerintah dan keberhasilan suatu perusahaan. Untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (hasil) yang maksimal harus melalui pengadaan barang terlebih dahulu. Keputusan Presiden No 54
(16)
commit to user
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa pemerintah pengganti Keputusan Presiden yang lama yaitu Keputusan Presiden No 8 Tahun 2006 tentang pedoman tata cara pengadaan barang dan jasa pemerintah, merupakan upaya untuk membangun kembali landasan implementasi kebijakan pengadaan barang pemerintah sebagai untuk meningkatkan efisiensi, semangat berkompetisi serta pemberdayaan masyarakat yang profesional.
Dalam suatu instansi baik di pemerintahan atau swasta pasti memiliki harta kekayaan yang berupa barang-barang inventaris. Barang yang digunakan untuk menyelesaikan dan menunjang pekerjaan yang ada di dalam suatu instansi atau lembaga tersebut. Pada hakekatnya setiap instansi menghendaki tercapainya tujuan dan sasaran yang telah digariskan secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut mutlak diperlukan adanya administrasi perbekalan yang didalamnya terdapat beberapa fungsi untuk dilaksanakan secara baik dan saling berkaitan.
Untuk memenuhi inventarisnya instansi negeri atau pemerintah dibiayai oleh negara yang diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau Anggaran Pendapatan Belanja Negara, karena hal tersebut diatur guna tercapainya efisiensi dan efektifitas. Dalam pencapaian barang yang diinginkan atau yang sering disebut dengan pengadaan maka diperlukan alat kontrol sebagai pedoman pengelolaannya. Pengadaan merupakan salah satu fungsi perbekalan yang mencakup kegiatan pembelian barang bekal yang ditentukan, sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, serta penyerahan dari barang dimana dan kapan yang disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 54 Tahun 2010 pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah dilakukan dengan pelelangan umum, pelelangan terbatas, pelelangan sederhana, pemilihan langsung, seleksi umum, seleksi sederhana, sayembara, kontes, penunjukan langsung, pengadaan langsung.
(17)
commit to user
Pengadaan barang dan jasa untuk kepentingan pemerintah merupakan salah satu alat untuk menggerakkan roda perekonomian, oleh karenanya penyerapan anggaran melalui pengadaan barang dan jasa ini menjadi sangat penting. Namun, tidak kalah penting dari itu adalah urgensi pelaksanaan pengadaan yang efektif dan efisien serta ekonomis untuk mendapatkan manfaat maksimal dari penggunaan anggaran. Badan lingkungan hidup kota Surakarta yang bertugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan daerah dibidang lingkungan hidup dan salah satu kegiatan Badan lingkungan hidup kota Surakarta Tahun anggaran 2011 yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan Pengadaan Barang atau Jasa diataranya seperti tabel berikut.
Tabel 1.1 Rencana Pengadaan barang atau jasa Tahun Anggaran 2011
NO
PAKET PEKERJAAN LOKASI
PEKERJAAN
PERKIRAAN BIAYA( Rp ) 1 Kegiatan Penyediaan Jasa
Perbaikan peralatan kerja: - Pengadaan Printer
Kota Surakarta 8.000.000
2 Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas / Operasional :
- Pengadaan Kendaraan Roda 2
Kota Surakarta 73.500.000
3 Kegiatan Pemeliharaan
rutin/berkala peralatan gedung kantor:
- Pengadaan AC
Kota Surakarta 9.000.000
4 Kegiatan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah:
- Pengadaan komposter pengolah sampah
- Pengadaan pemiliah sampah Kota Surakarta Kota Surakarta
25.000.000 25.000.000
5 Kegiatan Pemantauan kualitas lingkungan:
- Belanja bahan reagen - Pengadaan Notebook - Pengadaan alat
Kota Surakarta Kota Surakarta
20.000.000 22.800.000
(18)
commit to user
laboratorium Lingkungan Hidup
Kota Surakarta 200.000.000
6 Peningkatan peran serta
masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup:
- Pengadaan tanaman Kota Surakarta 289.000.000 7 Konservasi sumber daya air dan
pengendalian kerusakan lingkungan hidup:
- Pengadaan kamera - Pengadaan konstruksi
resapan air : Perencanaan - Sumur resapan
Kota Surakarta Kota Surakarta Kota Surakarta 12.000.000 9.900.000 99.000.000 8 Peningkatan konservasi daerah
tangkapan air dan sumber air: - Pengadaan belanja
modal pada kontruksi bangunan taman - Belanja konsultan
perencanaan - Belanja Konsultan
Pengawas Kota Surakarta Kota Surakarta Kota Surakarta 723.360.000 60.000.000 42.000.000
9 Peningkatan peran serta masyarakat dalam Rehabilitasi dan Pemulihan cadangan SDA:
- Pengadaan Konstruksi bangunan taman - Belanja Perencanaan - Belanja jasa konsultan
pengawas Kota Surakarta Kota Surakarta Kota Surakarta 260.000.000 26.000.000 17.000.000 10 Kegiatan Penyusunan data
sumber daya alam dan neraca sumber daya hutan ( NSHD ) nasional dan daerah:
- Belanja Konsultan Penelitian SLHD
Kota Surakarta 40.000.000
(19)
commit to user
Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta dalam proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan seperti tabel diatas juga perlu alat kontrol, karena Badan Lingkungan Hidup Surakarta merupakan instansi pemerintah, sehingga dalam proses pengadaan harus sesuai peraturan yang berlaku agar terlaksana dengan efisien, terbuka dan kompetitif sangat diperlukan bagi ketersediaan Barang/Jasa yang terjangkau dan berkualitas, sehingga akan berdampak pada peningkatan pelayanan publik. Salah satu kegiatan dalam pemantauan kualitas lingkungan Tahun anggaran 2011 yang dilakukan adalah pengadaan barang dan jasa yaitu pengadaan barang (peralatan uji sample lingkungan). Pentingnya pengadaan peralatan uji sample lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta adalah karena pada Tahun Anggaran 2011 Program kerja Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta untuk pemantauan kualitas lingkungan hidup adalah pengukuran potensi atau kualitas udara Kota Surakarta. Untuk memenuhi program kerja tersebut dibutuhkan peralatan laboratorium uji sample lingkungan untuk pengukuran potensi atau kualitas udara. Sehingga pengadaan peralatan uji sample lingkungan tersebut sangat penting bagi Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta sebagai alat penunjang tercapainya program kerja Badan Lingkungan Hidup Surakarta agar tercapai secara maksimal.
Dari penjelasan yang telah disampaikan, maka penulis tertarik untuk mengungkapkan tentang permasalahan yang terjadi mengenai pengadaan barang peralatan uji sample lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memilih judul “Prosedur Pengadaan Barang (Peralatan Uji Sample Lingkungan) di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta“
(20)
commit to user
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
’’ Bagaimana Prosedur Pengadaan Barang (Peralatan Uji Sample Lingkungan) di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta ? ’’
C. Tujuan Pengamatan
1.Tujuan Operasional
Untuk lebih mengetahui, memahami tentang bagaimana prosedur dalam proses pengadaan Barang (Peralatan Uji Sample Lingkungan) Hidup Kota Surakarta.
2. Tujuan Fungsional
Agar pengamatan ini bermanfaat bagi semua pihak baik sebagai pengetahuan maupun pertimbangan dalam pelaksanaan pengadaan barang atau jasa.
3. Tujuan Induvidu
Untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada program Diploma III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unuversitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Pengamatan
1. Dapat memberi masukan pengembangan ilmu pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Pengadaan Barang atau Jasa terutama Mahasiswa Manajemen Administrasi
2. Menambah pengalaman mengenai masalah yang berhubungan dengan Pengadaan Barang atau Jasa.
3. Sebagai bahan referensi dan menambah perbendaharaan serta dapat bermanfaat bagi adik-adik kelas sebagai penambah informas
(21)
commit to user
7
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Prosedur
Prosedur harus mendapat perhatian yang serius dalam manajemen administrasi perkantoran. Prosedur kerja dibuat untuk memperlancar setiap pekerjaan yang di kerjakan oleh instansi tersebut dalam rangka pencapaian tujuan atau sasarannya. Prosedur-prosedur berkaitan dengan suatu langkah atau tahapan yang berkaitan satu sama lain, dan digunakan oleh setiap organisasi dalam menyelesaikan setiap tugas pekerjaannya. Dalam penulisan ini, yaitu berangkat dari masalah prosedur yang efisien, terbuka, kompetitif, terjangkau dan berkualitas dalam proses pengadaan barang (peralatan uji sample lingkungan) di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta.
Prosedur berasal dari salah satu kata dalam bahasa Inggris”Prosedure” yang dapat diartikan sebagai cara atau tata cara. Adapun pengertian prosedur menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:899), prosedur diartikan sebagai berikut:
1. Tahap kegiatan untuk menyelesaiakan aktifitas ;
2. Metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu masalah.
Sedangkan dalam Kamus Manajemen, prosedur diartikan sebagai berikut :
“Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan suatu arah tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditentukan. Prosedur-prosedur memberikan urutan menurut waktu (chronologis) kepada tugas-tugas danmenetukan jalan dari serangkaian tugas-tugas-tugas-tugas tersebut kdalam kebijaksanaan dan kearah tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Suatu prosedur adalah serangkaian dari pada tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut
(22)
commit to user
waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus
diselesaikan” Moekijat (1984:475).
Dalam Ensiklopedi Administrasi, prosedur diartikan sebagai berikut :
“Suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam
melakukan suatu pekerjaan yang merupakan sutu kebutuhan. Misalnya prosedur pembuatan surat pada suatu perusahaan. Dalam kegiatan ini terdapat suatu rangkaian ketentuan-ketentuan mengenai cara menyusun konsep suratnya. Rangkaian prosedur ini
pada akhirnya akan menjadi suatu sistem” Westra (1977:263).
Amin Widjaya (1993:196) mengemukakan bahwa prosedur adalah rencana yang terdiri dari petunjuk yang rinci untuk mengenai tindakan-tindakan organisasi yang terjadi secara reguler.
Berdasarkan definisi di atas, dapat kita katakan bahwa prosedur merupakan suatu bentuk rencana yang berkaitan dengan penetapan cara bertindak atau tata cara kerja dan berlaku untuk kegiatan-kegiatan pada masa mendatang. Ketetapan ini dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan.
B. Pengadaan Barang
Dalam proses pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh organisasi penting sekali alat dukung, sehingga apabila terpenuhinnya alat dukung tersebut dipastikan pekerjaan akan berjalan dengan lancar. Instansi pemerintah (Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta) dalam rangka pengadaan barang/jasa sangat diperhatikan karena proses pendanaanya menggunaanya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau Anggaran Pendapat Belanja Negara.
Adapun pengertian pengadaan menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengadaan berasal dari kata ada yang artinya hadir atau telah tersedia, sedangkan pengadaan adalah : proses, cara, perbuatan mengadakan, menyediakan dsb (1989:4). Sedangkan menurut Mohamad Ichram Mukmin (1992:68) dalam
(23)
commit to user
bukunya Pengadaan Barang dan Jasa, Mendefinisikan Pengadaan Sebagai
Berikut : “Pengadaan adalah segala usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan terhadap barang dan jasa dalam batas peraturan
perundang-undangan yang berlaku”.
Mohamad Ichram Mukmin (1992:72) juga mengemukakan cara dalam pengadaan barang antara lain dengan cara :
1. Pembelian 2. Penyewaan 3. Pemberian/hibah 4. Penukaran 5. Pembuatan 6. Sewa beli 7. Leasing
Menurut Karto Sapoetro (dalam Dwi Noryanto dalam Tugas Akhir, 2004 :8) yang dimaksud dengan pengadaan barang adalah :
“Merupakan usaha-usaha atau proses untuk memperoleh bahan-bahan atau barang-barang untuk keperluan produksi dan jumlah kualitas yang serba cepat dan ditempat yang tepat, dengan harga yang menguntungkan atau minimal yang layak dengan demikian maka diperoleh daya guna dan hasil yang sebesar-besarnya”.
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No 54 Tahun 2010 dikemukakan bahwa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. Dalam Kepres No 54 Tahun 2010 juga Menimbang bahwa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien, terbuka dan kompetitif sangat diperlukan bagi ketersediaan Barang/Jasa
(24)
commit to user
yang terjangkau dan berkualitas, sehingga akan berdampak pada peningkatan pelayanan publik
Adapun definisi pengadaan barang (peralatan uji sample lingkungan), menurut Bapak Sultan Nadjamuddin sebagai Ka. Subbid. Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :
“Pengadaan barang (peralatan uji sample lingkungan) adalah usaha atau kegiatan pemenuhan kebutuhan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta yang berupa Peralatan Laboratorium yang berfungsi untuk mengukur potensi atau kualitas udara dalam rangka kegiatan Pemantauan kualitas lingkungan.
Sehingga tercapainya tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan”.
(wawancara, 5 April 2011)
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka dapat dirangkum pengertian pengadaan barang (Peralatan Uji Sample Lingkungan) yaitu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan barang peralatan laboratorium yang berfungsi untuk pemantauan kualitas lingkungan dengan berdasarkan peraturan yang berlaku, jumlah, dan kualitas yang tepat dengan harga yang menguntungkan termasuk didalamnya usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisien, terbuka, kompetitif, terjangkau dan berkualitas.
Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 pasal 35 ayat 2 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah bahwa metode pemilihan penyedia barang dan jasa lainnya dilaksanakan melalui :
1. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.
2. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(25)
commit to user
3. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.
4. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan Barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.
5. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.
6. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung.
Menurut peraturan presiden No 54 Tahun 2010 pasal 37 tentang pengadaan barang dengan pelelangan sederhana adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dapat dilakukan dengan: a. Pelelangan Sederhana untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya; atau b. Pemilihan Langsung untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi. 2. Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung dilakukan melalui
proses pascakualifikasi.
3. Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung diumumkan sekurang-kurangnya di website K/L/D/I, dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
4. Dalam Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung tidak ada negosiasi teknis dan harga.
Menurut peraturan presiden No 54 Tahun 2010 pasal 57 tentang penetapan metode penilaian kualifikasi adalah sebagai berikut :
(26)
commit to user
1. Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa.
2. Kualifikasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu prakualifikasi atau pascakualifikasi.
3. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum pemasukan penawaran
4. Prakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut: a. pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
b.pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat kompleks melalui Pelelangan Umum
5. Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah pemasukan penawaran.
6. Pascakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut: a. Pelelangan Umum, kecuali Pelelangan Umum untuk Pekerjaan
Kompleks
b.Pelelangan Sederhana/Pemilihan Langsung; dan c. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan barang/jasa antara lain :
1. Pengadaan barang/jasa menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Efisien
b. efektif; c. transparan d. terbuka e. bersaing
f. adil/tidak diskriminatif g. akuntabel
2. Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi etika sebagai berikut :
(27)
commit to user
a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;
b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;
e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa;
f. menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam Pengadaan Barang/Jasa;
g. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan
h. tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahu atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
3. Para pihak dalam pengadaan barang atau jasa anatara lain sebagai berikut :
a. Pengguna Angaran (PA) memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
1) menetapkan Rencana Umum Pengadaan;
2) mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di website K/L/D/I;
(28)
commit to user
3) menetapkan PPK;
4) menetapkan Pejabat Pengadaan;
5) menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan; 6) menetapkan:
(1)pemenang pada Pelelangan atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau
(2)pemenang pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). b. Pejabat Pembuat komitmen (PPK) memiliki tugas pokok dan
kewenangan sebagai berikut :
1) menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi:
(1)spesifikasi teknis Barang/Jasa; (2)Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan (3)rancangan Kontrak
2) menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; 3) menandatangani Kontrak;
4) melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa; 5) mengendalikan pelaksanaan Kontrak;
6) melaporkan pelaksanaan/penyelesaian PengadaanBarang/Jasa kepada PA/KPA;
7) menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan;
8) melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan
9) menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
(29)
commit to user
c. Pejabat Pengadaan memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut :
1) menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa; 2) menetapkan Dokumen Pengadaan;
3) menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
4) mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional;
5) menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi;
6) melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk;
d. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut :
1) melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;
2) menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui pemeriksaan/pengujian; dan
3) membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan
C. Prosedur Pengadaan
Prosedur pengadaan barang berperan penting dalam kelancaran kinerja seluruh aktivitas yang berjalan dari suatu instansi pemerintah atau swasta. Setiap instansi memiliki standarisasi yang berbeda, begitu juga dengan prosedur pengadaan barang (peralatan uji sample lingkungan) di Badan Lingkungan Hidup Surakarta. Prosedur pengadaan barang (peralatan uji sample lingkungan) dimaksudkan untuk mengetahui secara
(30)
commit to user
jelas bagaimana urutan-urutan proses pengadaan barang (peralatan uji sample lingkungan).
Adapun prosedur pengadaan barang atau jasa instansi pemerintah menurut penuturan Bapak Sultan Nadjamuddin sebagai Ka. Subbid. Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :
1. Pengumuman Pelelangan
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No 54 Tahun 2010 Pasal 25 dikemukakan bahwa pengumuman dilakukan dalam website dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.
2. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen
Dalam Perpres No 54 Tahun 2010 pasal 76 menyebutkan bahwa penyedia barang mengambil dokumen pengadaan dari pejabat pengadaan atau mengunduhdari website
3. Pemberian Penjelasan (Aanwizing)
Sedangkan dalam Pasal 77 mengenai pemberian penjelasan mengungkapkan bahwa :
a. Pemberian penjelasan harus dituangkan dalam berita acara Pemberian penjelasan yang ditandatangani pejabata pengadaan dan 1 wakil dari rekanan.
b. ULP memberikan salinan Adendum kepada seluruh peserta 4. Pemasukan Dokumen Penawaran
Dalam Perpres No 54 Tahun 2010 pasal 47 bahwa penetapan Metode penyampaian dokumen terdiri dari :
a. Metode satu sampul
Metode satu sampul digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang sederhana dan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pengadaan Barang/Jasa yang standar harganya telah ditetapkan pemerintah;
(31)
commit to user
2) Pengadaan Jasa Konsultansi dengan KAK yang sederhana; atau
3) Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan.
b.Metode dua sampul
Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang menggunakan evaluasi sistem nilai atau sistem biaya selama umur ekonomis.
c. Metode dua tahap
Metode dua tahap digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Pekerjaan bersifat kompleks;
2) memenuhi kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem, termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharan peralatannya; dan/atau 3) mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan
desain penerapan teknologi yang berbeda. 5. Pembukaan Dokumen Penawaran
Berdasarkan Peraturan Presiden No 54 tetang Pengadaan barang atau jasa bahwa dalam pembukaan penawaran harus terdapat minimal 3 (tiga) rekanan yang mengajukan penawaran dalam 1 paket pekerjaan teknis dan pembukaan penawaran dianggap sah untuk dibuka.
6. Evaluasi berkas penawaran
Metode evaluasi penawaran penyedia barang dalam pengadaan barang atau jasa lainnya terdiri dari :
a. Sistem gugur
Metode evaluasi penawaran untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada prinsipnya menggunakan penilaian sistem gugur.
(32)
commit to user
b.Sistem nilai
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat kompleks, dapat menggunakan metode evaluasi sistem nilai.
c. Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat kompleks, dapat menggunakan metode evaluasipenilaian biaya selama umur ekonomis.
7. Evaluasi Kualifikasi
Evaluasi kualifikasi sebagaimana ditetapkan dalam Perpres No 54 Tahun 2010 Pasal 79 bahwa :
a. Dalam melakukan evaluasi pejabat pengadaan harus berpedoman pada tata cara yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan. b.Dalam evaluasi pejabat pengadaan dan penyedia barang dilarang
melakukan tindakan post bidding
8. Penetapan dan Pengumuman pemenang
Dalam pasal 80 mengungkapkan bahwa pejabat pengadaan menetapkan hasil pemilihan penyedia barang atau jasa. Pejabat mengumumkan hasil pemilihan penyedia barang setelah ditetapkan melalui website dan papan pengumuman.
9. Sanggahan Banding
Sanggahan sebagaimana dimaksud dalam Perpres No 54 Tahun 2010 Pasal 81 bahwa peserta penyedia barang yang merasa dirugikan dapat mengajukan sanggahansecara tertulis. ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan paling lambat 5 hari kerja setelah surat sanggahan diterima.
10.Penandatanganan kontrak
Penetapan Jenis Kontrak pengadaan barang atau jasa berdasarkan cara pembayaran sebagaimana dimaksud pada Perpres No 54 Tahun 2010 Pasal 50 ayat 2 terdiri dari :
(33)
commit to user
Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
2) semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa;
3) pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak;
4) total harga penawaran bersifat mengikat; b. Kontrak harga satuan
Kontrak Harga Satuan merupakan Kontrak Pengadaan Barang/ Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu;
2) volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat Kontrak ditandatangani;
3) pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
4) dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa; dan
5) dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang berdasarkan hasil pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan. c. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan adalah Kontrak yang merupakan gabungan Lump Sum dan Harga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.
(34)
commit to user
D. Metode Pengamatan
Metode pengamatan adalah segala teknik yang digunakan dalam pengamatan atau segala sesuatu yang berkaitan dengan pengamatan yang diadakan. Metode pengamatan ini menyangkut beberapa hal antara lain sebagai berikut :
1. Lokasi Pengamatan
Lokasi yang dipilih dalam pengamatan ini adalah Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman No. 2 Kompleks Balaikota di lantai 4 gedung Bale Tawang Praja Surakarta. Adapun alasan penulis memilih lokasi ini adalah karena Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta merupakan instansi pemerintah yang berada di Balaikota Surakarta yang merupakan pusat pemerintahan Kota Surakarta dan selama mengikuti kegiatan magang di instansi tersebut penulis tertarik untuk membuat Tugas Akhir sesuai dengan pengamatan. Selain itu Penulis memperoleh izin untuk melaksanakan pengamatan yang memungkinkan penulis mendapatkan informasi lebih detail sesuai dengan yang diperlukan
2. Jenis Pengamatan
Mengacu pada sumber data yang digunakan, maka pengamatan yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Pengertian dari deskriptif kualitatif adalah pengamatan tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara penulis dan informan. Jenis pengamatan yang digunakan ini adalah pengamatan deskriptif dengan observasi berperan. Ciri-ciri metode pengamatan deskriptif kualitatif menurut H.B Sutopo (2002:111) yaitu : pengamatan kualitatif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.
(35)
commit to user
3. Sumber Data
Teknik pengumpilan data yang digunakan adalah : a. Narasumber (informan)
Dalam pengamatan posisi sumber data manusia sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasi. Data yang dipergunakan dalam pengamatan ini barasal dari beberapa sumber diataranya : Ka. Subbid. Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup, Kabag Umum dan Kepegawaian. Penulis wawancara langsung dengan informan menanyakan tentang masalah yang dikaji.
b. Dokumen
Dokumen merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang berupa tulisan. Contoh penulis ingin mengetahui struktur organisasi yang ada di Badan Lingkungan Hidup Surakarta dan buku-buku lain yang berhubungan dengan pengadaan barang dan jasa. Dengan demikian penulis akan lebih mudah lagi untuk melakukan proses pengamatan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mempermudah dan membantu penulis untuk mendukung pengamatan ini berdasarkan teknik pengumpulan data menurut H.B Sutopo (2002 : 58-72) adalah dengan cara :
a. Observasi Langsung
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengadakan pengamatan langsung berbagai kegiatan dan aktifitas yang dilakukan pegawai terutama pada subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup untuk mengetahui permasalahan yang dikaji yaitu pelaksanaan pengadaan barang di Badan Lingkungan Hidup kota Surakarta
(36)
commit to user
b.Wawancara
Yaitu pengumpulan yang digunakan penulis untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui komunikasi langsung atau tanya jawab berupa daftar pertanyaan dan berhadapan muka dengan responden yang dapat memberikan keterangan. Wawancara ini dapat untuk melengkapi data yang diperoleh.
Tujuan melakukan wawancara ini adalah untuk menyajikan kontruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai data pribadi, peristiwa, aktifitas, organisasi, tanggapan, persepsi dan bentuk keterlibatan, untuk merekontruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang.
c. Mengkaji Dokumen
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil catatan-catatan dan arsip-arsip yang diperlukan yang memiliki kaitan dengan obyek pengamatan yaitu tentang pengadaan barang pada Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta yang kemudian dianalisa menjadi informasi atau sumber data.
5. Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, tahap selanjutnya adalah analisis data. Analisis data adalah mengelompokkan, membuat semacam urutan, manipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Analisis dalam pengamatan kualitatif menurut H.B Sutopo (2002: 91-93), terdiri dari tiga komponen utama yaitu reduksi data, sajian data, penarikan simpulan dan verifikasi.
(37)
commit to user
Merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, pensederhanaan, dan abstraksi data dari pengumpulan data yang berlangsung dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh di lapangan.
b. Sajian Data
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan pengamatan dapat dilakukan, sajian ini disususn secara logis dan jelas sistematisnya sehingga mudah dibaca, mudah dipahami. Sajian data ini mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan pengamatan. Dengan melihat penyajian data, penulis akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis data.
c. Penarikan Simpulan
Pada penarikan simpulan pada awalnya simpulan tersebut kurang jelas kemudian semakin jelas karena landasan yang kuat. Simpulan perlu diverifikasi agar mantap, bisa dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Simpulan bisa dilakukan dengan berdiskusi, penelusuran data kembali dengan cepat, replikasi dalam satuan data yang lain.
(38)
commit to user
24
BAB III
DESKRIPSI INSTANSI
A. Sejarah dan Lokasi Badan Lingkungan Hidup
Pada Tahun 1999 Badan Lingkungan Hidup belum berdiri sendiri. Instansi ini berada di bawah Sekretaris Daerah (Sekda) dengan nama Bagian Lingkungan Hidup. Melihat besarnya peran dari instansi ini, maka instansi ini diberikan kepercayaan untuk berdiri sendiri, dengan nama Bapeldalda (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah).
Tahun 2003 Bapeldalda kemudian berganti nama menjadi Kantor Lingkungan Hidup. Selanjutnya Kantor Lingkungan Hidup berganti nama lagi menjadi Badan Lingkungan Hidup pada tahun 2009 sampai sekarang.
Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta berkantor di Jl. Jendral Sudirman No. 2 Kompleks Balaikota di lantai 4 gedung Bale Tawang Praja Surakarta.
B. Dasar Hukum Badan Lingkungan Hidup
1. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.
2. PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
3. Perda Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.
4. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 29 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas, Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Lingkungan Hidup Kota Surakarta.
C. Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup
a. Visi
“Badan Lingkungan Hidup yang diselenggarakan dengan asas
(39)
commit to user
diselenggarakan untuk mewujudkan pembangunan Kota Surakarta yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup sehingga tercipta Kota surakarta sebagai Kota budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan olah raga”.
Dalam mengahadapi perubahan Lingkungan Hidup ke depan, visi Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta bertumpu pada prinsip- prinsip: 1. Pelaksanaan secara multi sektoral dan integral.
2. Pendekatan holistic dengan mempertimbangkan aspek social, ekonomi dan ekologi.
3. Pelaksanaan di lapangan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat.
4. Pengembangan berdasarkan kepentingan masyarakat dengan menerapkan prinsip efisiensi, akuntabilitas, transparansi dan partisipasif.
5. Berorientasi Nasional dan Internasional dengan berpijak pada kepentingan local.
6. Penajaman peran Institusi Lingkungan Hidup.
b. Misi
Misi Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta adalah melaksanakan: 1. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
2. Perlindungan dan konversi sumber daya alam
3. Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup
4. Rehabilitasi dan pemulihan sumber daya alam 5. Peningkatan pengendalian polusi
6. Pengembangan ekowisata 7. Pengelolaan ruang terbuka hijau.
(40)
commit to user
D. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup
Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup. Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan kesekretariatan badan
b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan c. Pengawasan dan pengendalian damapak lingkungan
d. Pemantauan dan pemulihan lingkungan
e. Pematuhan hokum lingkungan dan pengembangan kapasitas f. Penyelenggaraan sosialisasi
g. Pembinaan jabatan fungsional.
E. Uraian Tugas Badan Lingungan Hidup
Badan Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang membawahi :
a) Sekretariat
b) Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
c) Bidang Pengendalian Kerusakan Dan konservasi Lingkungan Hidup d) Bidang Kepatuhan Hukum dan Pengembangan Kapasitas
Tugas dan fungsi masing-masing jabatan structural adalah sebagai berikut:
a. Kepala Badan
Kepala Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup dengan rincian sebagai berikut :
Menyusun rencana strategis dan rencana kerja Badan.
Memberikan petunjuk, arahan, dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.
Mempelajari menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan badan sesuai dengan bidang tugas.
(41)
commit to user
Menerapkan standar pelayanan minimal
Menyelenggarakan system pengendalian intern pelaksanaan kegiatan ahar efektif dan efisien sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Melaksanakan pengelolaan kesekretariatan meiputi: perencanaan, evaluasi, pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.
Menyusun kebijakan teknis di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Menyusun kebijakan teknis di bidang pengendalian kerusakan lingkungan hidup
Menyusun kebijakan teknis di bidang pengendalian kerusakan lingkungan hidup dan konservasi sumber daya alam.
Menyusun kebijakan teknis di bidang kepatuhan hukum dan pengembangan kapasitas.
Menyelenggarakan urusan pemerintah dan pelayanan umum dan atau perijinan di bidang lingkungan hidup.
Menyelenggarakan pembinaan pengelolaan lingkungan hidup.
Menyelenggarakan peringatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Menyelenggarakan kerjasama di bidang lingkungan hidup.
Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian teknis urusan lingkungan hidup.teg
Menyusun indicator dan pengukuran dan pengendalian teknis urusan lingkungan hidup.
Menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana strategis, rencana kerja, LAKIP, LKPJ, LPPD dan EKPPD Badan.
Menyelenggarakan sosialisasi di bidang lingkungan hidup.
Menyelenggarakan pembinaan kelompok jabatan fungsional.
Menyelenggarakan pembinaan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Badan.
(42)
commit to user
Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.
Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
Memberikan usulan dan saran kepada atasan.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh kepala badan. Adapun tugas-tugas yang dimaksud yaitu :
Menyusun rencana kerja sekretariatan berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja Badan.
Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja badan.
Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.
Mempelajari, menelaah peraturan perundang- undangan, keoutusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Badan sesuai dengan bidag tugas.
Melaksanakan system pengendalian untern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Merumuskan kebujakan teknis, pembinaan dan pengkoordinasian penyeenggaraan urusan kesekretariatan.
Mengelola administrasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
Mengelola administrasi keuangan.
(43)
commit to user
Mengelola administrasi kepegawaian.
Melaksanakan penyusunan indicator dan pengukuran kinerja di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.
Melaksanakan koordinasi dan verifikasi laporan penysunan rencana strategis, rencana kerja, LAKIP, LKPJ, LPPD dan EKPPD Badan.
Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan seara periodik.
Memberikan usul dan saran kepada atasan.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atsan.
Untuk menyelenggarakan tugas, Sekretariat mempunyai fungsi :
Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara trpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang keuangan;
Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraa tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat mempunyai 3 Subbagian yang bertugas sebagai berikut : 1. Subbagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan
Subbagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyeenggaraan tugas secara terpadu di bidang
(44)
commit to user
perencanaan, evaluasi dan pelaporan. Tugas-tugas yang dimaksud antara lain sebagai berikut :
Melakukan penyusunan rencana kerja subbagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan berdasarkan rencana kerja Sekretariat.
Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.
Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan badan sesuai dengan bidang tugas.
Menghimpun, mengolah, menyajikan data dan informasi untuk menyusun rencana strategis, rencana kerja dan penetapan kinerja badan.
Melakukan monitoring dan pengendalian pelaksanaan rencana strategis dan rencana kerja badan guna evaluasi dan pelaporan.
Melakukan evaluasi dan analisis hasil kerja guna pengembangan rencana strategis dan rencana kerja badan.
Menyiapkan dan membuat laporan hasil pelaksanaan rencana strategis, rencana kerja, LAKIP, LKPJ, LPPD dan EKPPD Badan.
Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
2. Kepala Subbagian Keuangan
Kepala subbagian keuangan mempunyai tugas pengelolaan administrasi keuangan, yang mempunyai tugas seperti dibawah ini :
Melakukan penyusunan rencana kerja Subbagian Keuangan berdasarkan rencana kerja Sekretariat.
(45)
commit to user
Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.
Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Badan sesuai dengan bidang tugas.
Menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran dan bentuk Rencana Kerja Anggaran ( RKA) sesuai dengan rencana strategis dan rencana kerja badan.
Melakukan pengawasan laporan administrasi keuangan bendahara.
Menyiapkan bahan usulan perubahan anggaran.
Menyiapkan bahan perhitungan anggaran.
Melakukan adminstrasi pembukuan, pertanggungjawaban dan laporan keuangan.
Melakukan pembuatan daftar gaji pegawai.
Melakukan pembayaran gaji pegawai.
Melakukan penyiapan bahan penyusunan indicator dan pengakuan kinerja bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
Memeriksan dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
3. Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian
Kepala subbagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian. Adapun tugas yang dimiliki, antara lain :
Melakukan rencana kerja subbagian umum dan kepegawaian berdasarkan rencana kerja Sekretariat.
(46)
commit to user
Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.
Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Badan sesuai dengan bidang tugas.
Mengelola administrasi surat menyurat, peralatan dan perlengkapan kantor, rumah tangga, dokumentasi dan informasi hokum, kearsipan dan perpustakaan.
Melakukan urusan rumah tangga, perjalanan dinas, hubungan masyarakat dan protocol.
Melakukan pengadaan, operasionalisasi dan pemeliharaan perlengkapan dinas serta kendaraan dinas.
Menyiapkan dan mengolah bahan penyusunan rencana kebutuhan pegawai.
Menyiapkan dan mengolah bahan usulan yang meliputi pengangkatan, kenaikan pangkat, perpindahan, pemberhentian, pension, kenaikan gaji berkala dan tunjangan.
Menyiapkan usulan sumpah/ janji Pegawai Negeri Sipil.
Mengelola data dan dokumentasi pegawai.
Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan jenis pendidikan dan pelatihan, calon peserta pendidikan dan pelatihan serta calon peserta ujian dinas pegawai.
Mengusulkan permohonan izin dan tugas belajar.
Menyusun Daftar Unit Kepangkatan (DUK).
Memproses permohonan cuti, dan mengusulkan permohonan kartu pegawai, kartu isteri/ kartu suami, kartu tabungan asuransi pension, kartu asuransi kesehatan dan tabunga perumahan (BAPERTARUM).
Menyiapkan dan memproses Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai dan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P).
(47)
commit to user
Memproses laporan perkawinan, izin perkawinan dan perceraian.
Menyiapkan bahan usulan pemberian tanda penghargaan atau tanda jasa dan sanksi.
Menyiapkan bahan sumpah/ janji Pegawai Negeri Sipil.
Mengelola presensi atau daftar hadir pegawai.
Melakukan penyiapan bahan penyusunan indicator dan pengukuran kinerja bidang umum dan kepegawaian.
Melakukan penyiapan bahan penyusunan indicator dan pengukuran kinerja bidang umum dan kepegawaian.
Memeriksan dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup dan dokumen lingkungan hidup. Adapun tugas-tugas yang dimaksud yaitu :
Menyusun rencana kerja bidang berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja Badan.
Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.
Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keoutusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan badan sesuai dengan bidang tugas.
Melaksanakan system pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
(48)
commit to user
Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas.
Merumuskan kebijakan teknis di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Merumuskan kebijakan teknis di bidang dokumen lingkungan hidup.
Melaksanakan pendataan di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Melaksanakan pemantauan di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Melaksanakan koordinasi di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Melaksanakan upaya pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Melaksanakan penyusunan indicator dan pengukuran kinerja di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Melaksanakan sosialisasi di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
Memberikan usul dan saran kepada atasan.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup, membawahi :
a) Kepala Subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Kepala Subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup, meliputi: inventarisasi sumber-sumber pencemaran lingkungan, kebijakan standar prosedur penetapan pencegahan dan
(49)
commit to user
penanggulangan pencemaran lingkungan. Adapun tugas yang dimiliki yaitu :
Melakukan penyusunan rencana kerja Subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup berdasrkan rencana kerja Bidang.
Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.
Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan badan sesuai dengan bidang tugas.
Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Melakukan pendataan sumber-sumber pencemaran lingkungan hidup.
Melakukan pemantauan pencemaran lingkungan hidup.
Menyiapkan bahan koordinasi pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Memproses izin pengumpulan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada skala kota kecuali minyak pelumas atau oli bekas.
Melakukan pengawasan penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Memproses izin lokasi pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan izin penyimpanan sementara Bahan Berbahaya dan Beracun (B30 di industri atau suatu kegiatan usaha.
Melakukan pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
(50)
commit to user
Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan hidup.
Melakukan analisa dan evaluasi pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Melakukan pembinaan dan oemantauan tehadap penerapan baku mutu lingkungan.
Melakukan penyiapan bahan penyusunan indicator dan pengukuran kinerja bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Melakukan penyiapan bahan sosialisasi di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
Memberikan usul dan saran kepada atasan dala rangka kelancaran pelaksanaan tugas.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
b) Kepala Subbidang Dokumen Lingkungan Hidup
Kepala Subbidang Dokumen Lingkungan Hidup mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, di bidang dokumen lingkungan hidup, meliputi informasi tentang lingkungan hidup, neraca sumber daya alam dan lingkungan hidup, penerapan kajian dampak lingkungan yang terkait dengan upaya pelaksanaan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Adapun tugas yang dimiliki yaitu ;
Melakukan penyusunan rencana kerja Subbidang Dokumen Lingkungan Hidup berdasarkan rencana kerja Bidang.
Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.
(51)
commit to user
Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Badan sesuai dengan bidang tugas.
Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Dokumen Lingkungan Hidup.
Melakukan pendataan di bidang lingkungan hidup.
Melakukan pengolahan data di bidang lingkungan hidup.
Memberikan pelayanan informasi dan fasilitasi di bidang lingkungan hidup.
Melakukan penyusunan Neraca Sumber Daya Alam dan lingkungan hidup.
Melakukan penyiapan bahan penyusunan indicator dan pengukuran kinerja bidang Dokumen Lingkungan Hidup.
Melakukan penyiapan bahan sosialisasi di bidang Dokumen Lingkungan Hidup.
Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
Memberikan usul dan saran kepada atasan daam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
d. Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam
Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian kerusakan lingkungan hidup dan konservasi sumber daya alam. Adapun tugas-tugas yang dimaksud, antara lain :
Menyusun rencana kerja bidang berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja Badan.
(52)
commit to user
Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.
Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan badan sesuai dengan bidang tugas.
Melaksanakan system pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas.
Merumuskan kebijakan teknis di bidang pengendalian kerusakan lingkungan hidup.
Merumuskan kebijakan teknis di bidang konservasi Sumber Daya Alam.
Melaksanakan pendataan di bidang Pengendalian Kerusakann Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam.
Melaksanakan pemantauan di bidang Pengendalian Kerusakann Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam.
Melaksanakan koordinasi di bidang Pengendalian Kerusakann Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam.
Melaksanakan upaya pemulihan kerusakan lingkungan hidup dan peningkatan konservasi sumber daya alam.
Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan peringatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Melaksanakan penyusunan indicator dan pengukuran kinerja di bidang Pengendalian Kerusakann Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam.
Melaksanakan sosialisasi di bidang Pengendalian Kerusakann Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam.
Memeriksa dan menilai hasil kerja secara periodik.
(1)
commit to user
c) Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha d) Pengurus
(1) Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila berbentuk Perseroan Terbatas (2) Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam
badan usaha e) Data Keuangan
(1) persentase kepemilikan saham/pesero (2) Pajak
f) Data Pengalaman Perusahaan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, subbidang pekerjaan yang dipersyaratkan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan
10.Usulan Hasil Evaluasi Penawaran Atau Usulan Pemenang
Hasil dari evaluasi berkas penawaran dan evaluasi kualifikasi diusulkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen oleh panitia lelang. Dalam berita acara evaluasi ini memuat keputusan untuk lulus atau tidaknya penawaran. Meskipun dalam hasil evaluasi tersebut ternyata tidak terdapat penawar yang lolos tetapi hasil evaluasi tetap dilaporkan kepada PPK.
Tabel 4.5 Berita Acara Hasil Pelelangan
Harga Penawaran
(Rp)
Harga terkoreksi
Hasil Evaluasi Peri
ngka t
No Nama
Rekanan
Admministr asi
Teknis Isian Kualifikas i
1 CV.
LABSTORE 192.225.000 192.225.000
Tidak memenuhi
- -
2 CV. MAXIMA BANGUN.P
189.475.000 189.475.000 Memenuhi Memenuhi Memenuhi I
3 CV. RIZKI.I 191.400.000 191.400.000 Memenuhi Memenuhi Memenuhi II
(2)
commit to user
11.Penetapan Pemenang
Tahap pelaksanaan lelang selanjutnya adalah penetapan pemenang oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pengadaan Peralatan Uji Sample Lingkungan Kegiatan Pengadaan Peralatan Uji Sample Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta. Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pengadaan Peralatan Uji Sample Lingkungan Kegiatan Pengadaan Peralatan Uji Sample Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta Tahun Anggaran 2011 Nomor 050/09/BLH-LAB/III/2011 tangggal 9 Maret 2011, maka Pemenang dan pemenang cadangan dari Pengadaan Peralatan Uji Sample Lingkungan sebagai berikut:
1) Pemenang
Nama Perusahaan : CV. Maxima Bangun Perkasa
A l a m a t : Jl. Kalimasada II/7 Komplek Langen Werdasih, Lerep Ungaran
N P W P : 02.899.368.1-505.000
Harga Penawaran : Rp. 189.475.000 (seratus delapan puluh sembilan juta empat ratus tujuh puluh lima ribu rupiah
2) Pemenang Cadangan
Nama Perusahaan
: CV. Rizki Innash
A l a m a t : Jl. Banjarsari Gg.Iwenisari No. 27 Tembalang Semarang
N P W P : 02.069.847.8.517.000 Harga
Penawaran
: Rp. 191.400.000 (seratus sembilan puluh satu juta empat ratus ribu rupiah)
(3)
commit to user
12.Pengumuman Pemenang
Berdasarkan keterangan Bapak Sultan Nadjammudin bahwa untuk Kegiatan pemantauan kualitas lingkungan Kota Surakarta Tahun Anggaran 2011, pengumuman pemenang lelang tersebut dilakukan di Badan Lingkungan Hidup kota Surakarta dengan cara menempelkan di papan pengumuman dengan memcantumkan nama-nama para pemenang, nama-nama-nama-nama calon cadangan dari pemenang dan pengumuman pemenang tersebut juga melalui website Badan Lingkungsn Hidup Kota Surakarta. Dimana nama-nama pemenang lelang tersebut sama dengan nama pemenang lelang yang diusulkan dan ditetapakan oleh Panitia Pengadaan Barang.
13.Masa Sanggah
Masa sanggah merupakan pemberian kesempatan kepada rekanan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis jika merasa keberatan atas hasil evaluasi yang telah diumumkan yang berupa jaminan sanggahan banding dari bank dan Besarnya jaminan sanggahan banding Rp. 388.000 (tiga ratus delapan puluh delapan
ribu rupiah), Jaminan sanggahan banding ditujukan kepada: Panitia
Pengadaan Barang/Jasa Pengadaan Peralatan Uji Sample Lingkungan Kegiatan pemantauan kualitas lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Jaminan Sanggahan Banding dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah Pemerintah Kota Surakarta. Namun, dalam kegiatan pemantauan kualitas lingkungan Kota Surakarta Tahun Anggaran 2011 oleh para rekanan tidak menggunakan untuk mengirimkan sanggahan kepada Panitia Pengadaan karana para rekanan sudah bisa menerima hasil dari keputusan para Panitia lelang dan pejabat pembuat pembuat komitmen.
14.Penunjukan Pemenang
Tahap pelaksanaan lelang selanjutnya adalah penunjukan pemenang. Dalam kegiatan pemantauan kualitas lingkungan Kota
(4)
commit to user
Surakarta Tahun Anggaran 2011 untuk paket pekerjaan pengadaan barang (peralatan uji sample lingkungan) oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pengadaan Peralatan Uji Sample Lingkungan kemudian menujuk CV. MAXIMA BANGUN PERKASA sebagai pemenang lelang. Kemudian oleh Pejabat Pembuat Komitmen membuat Surat Penunjukan Pemenang atau Surat Penunjukan Penyedia Barang atau Jasa (SPPBJ). Kemudian oleh CV. Maxima Bangun Perkasa sebagi rekanan yang ditunjuk sebagi pemenang lelang diwajibkan untuk membuat Surat Jaminan Pelaksanaan.
Masa berlakunya jaminan pelaksanaan selama 34 (tiga puluh empat) hari kalender, Jaminan Pelaksanaan dicarikan dan disetorkan pada Kas Daerah Pemerintah Kota Surakarta. Kemudian setelah membuat surat jaminan, oleh rekanan yang ditunjuk sebagai pemenang juga membuat Surat Kesanggupan Pelaksanaan Pekerjaan dan kemudian surat-surat tersebut diserahkan kembali kepada PPK.
15.Penandatangan Kontrak
Tahap pelaksanaan lelang yang terakhir adalah penandatanganan kontrak yang dilakukan antara Pejabat Pembuat Komimen dengan rekanan yang ditunjuk. Sedangkan dalam kegiatan pemantauan kualitas lingkungan Kota Surakarta Tahun Anggaran 2011 untuk paket pekerjaan pengadaan barang (peralatan uji sample lingkungan), perjanjian kontrak ditandatangani oleh direktur CV. Maxima Bangun Perkasa dengan Pejabat Pembuat Komitmen dari Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta. Kontrak tersebut selain sebagai tanda dimulainya pekerjaan juga merupakan dasar atau bukti keterikatan antara PPK dan rakanan. Setelah penadatangan kontrak, kemudian oleh Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja yang menandakan bahwa pekerjaan sudah bisa untuk mulai dikerjakan.
(5)
commit to user
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah penulis sampaikan pada BAB sebelumnya dengan permasalahan yang diamati, maka sebagai penutup dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa dalam pelaksanaan pelelangan sederhana pengadaan peralatan uji sample lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta sudah sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No 54 Tahun 2010. Hal tersebut dibuktikan dengan pelaksanaan lelang yang berpedoman langsung dengan Perpres tersebut mengenai prosedur pengadaan barang di instansi pemerintah.
2. Tahap-tahap pelaksanaan pengadaan peralatan uji sample ini dilaksanakan mulai dari pengumuan pelelangan, Pendaftaran Untuk Mengenai Pelelangan, Pengambilan Dokumen Pelelangan Sederhana, Penjelasan (Aanwijzing), Penyusunan Berita Acara Penjelasan Dokumen Lelang dan Perubahannya, Pemasukan Penawaran, Pembukaan Penawaran, Penyusunan berita acara pembukaan penawaran, Evaluasi Berkas Penawaran Termasuk Evaluasi Kualifikasi, Usulan Hasil Evaluasi Penawaran Atau Usulan Pemenang, Penetapan Pemenang, pengmuman pemenang, masa sanggah, penunjukan pemenang, penandatanganan kontrak. 3. Dalam pelaksanaan lelang pengadaan uji sampke lingkungan di
Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta yang menjadi pemenang pelelangan adalah dari CV. Maxima Bangun Perkasa dan selanjutnya pemenang dapat langsung melaksanakan pekerjaan penyediaan barang. Dalam pelaksanaan lelang tersebut pihak Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta telah melaksanakan proyek tersebut dengan baik sesuai prosedur yang berlaku.
(6)
commit to user
B. SARAN
Pada dasarnya pelaksanaan pelelangan sederhana pengadaan peralatan uji sample lingkungan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta sudah dilaksanakan dengan baik karena sudah sesuai dengan prosedur yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan antara lain :
1. Masa sekarang ini proses pengadaan barang dilaksanakan sesuai dengan perkembangan teknologi dimasa saat ini untuk mempermudah dan menghemat waktu, biaya. Sehingga proses pengadaan barang dapat diselesaikan secara lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu ada baiknya dalam pelaksanaannya menggunakan teknologi, misalnya pada waktu pendaftaran lelang calon peserta lelang tidak harus datang ke instansi tersebut cukup dengan mendaftar lewat e-mail.
2. Adanya sosialisai lebih lanjut tentang peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pelaksanaan pengadaan barng atau jasa seperti Perpres Nomor 54 Tahun 2010. Mengingat bahwa peraturan perundang-undangan tersebut selain digunakan oleh instansi yang mengadakan pengadaan barang atau jasa juga nantinya bermanfaat bagi rekanan yang berniat untuk mengikuti pengadaan barang atau jasa kerena bisa digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam mengikuti pengadaan barang atau jasa.
3. Diperlukan perencanaan yang matang dalam setiap pengadaan, karena pengadaan menggunakan sistem pelelangan sangatlah rumit 4. Terkait dengan sanggahan banding dalam pelelangan pengadaan
sekarang ini biaya yang harus dikeluarkan dalam menyanggah dirasa terlalu mahal. Sehingga rekanan harus berfikir ulang dalam melakukan sanggahan oleh kerena itu ada baiknya jika sangghan biayanya tidak terlalu mahal.