PENGARUH PENGUASAAN ASPEK MEKANIS BAHASA TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNTING WACANA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LINTONGNIHUTA TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011.

(1)

PENGARUH PENGUASAAN ASPEK MEKANIS BAHASA TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNTING WACANA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LINTONGNIHUTA TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH

ARTHA FRIDA SIMAMORA NIM 061222110082

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2010


(2)

PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh Artha Frida Simamora, NIM 061222110082, Jenjang S-1, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan

Dinyatakan telah Memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, September 2010 Disetujui Oleh,

Dosen Pembimbing Skripsi,

Drs. Azhar Umar, M. Pd. NIP 19600611 198301 1 001


(3)

PENGESAHAN

Skripsi ini Diajukan oleh Artha Frida Simamora, NIM 061222110082, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia/S-1

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas negeri Medan

Skripsi Ini Telah Diuji dan Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, September 2010 Panitia Penguji

Tanda Tangan Ketua,

Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd.

NIP 19630910 198803 1 002

Sekretaris,

Dra.Rosmawaty, M.Pd.


(4)

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini Telah Diuji dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, September 2010

Tim Penguji,

Tanda Tangan 1. Drs. Azhar Umar, M.Pd.

NIP 19600611 198301 1 001

2. Drs. Tingkos Sinurat, M. Pd. NIP 19631001 198803 1 004

3. Dra. Rosmawaty, M. Pd. NIP 19610420 198703 2 002

4. Dra. Antilan Purba, M.Pd. NIP 19580308 198601 1 005


(5)

PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh Artha Frida Simamora, NIM 061222110082, Jenjang S-1, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan

Dinyatakan telah Memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, September 2010 Disetujui Oleh,

Dosen Pembimbing Skripsi,

Drs. Azhar Umar, M. Pd. NIP 19600611 198301 1 001


(6)

i ABSTRAK

Artha Frida Simamora. NIM 061222110082. Pengaruh Penguasaan Aspek Mekanis Bahasa terhadap Kemampuan Menyunting Wacana Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pembelajaran 2010/2011. Skripsi. Medan. Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaan aspek mekanis bahasa terhadap kemampuan menyunting tulisan. Sampel penelitian ini adalah 40 orang dari 236 populasi yang ada. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah penguasaan aspek mekanis bahasa secara khusus pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca, kemampuan menyunting wacana, dan pengaruh penguasaan aspek mekanis bahasa terhadap kemampuan menyunting wacana.

Untuk merealisasikan tujuan penelitian di atas, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-korelatif, yaitu teknik penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan serta berarti tidaknya hubungan itu. Alat pengumpulan data adalah tes pilihan berganda dan tes bentuk penugasan. Tes pilihan berganda digunakan untuk menjaring data penguasaan aspek mekanis bahasa, sedangkan tes penugasan digunakan untuk menjaring data kemampuan menyunting wacana.

Setelah dilakukan penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa penguasaan aspek mekanis bahasa siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun pembelajaran 2010/2011 adalah baik dengan skor rata-rata 74,63 dan standar deviasi 11,12. Kemampuan menyunting wacana siswa adalah baik dengan skor rata-rata 71,50 dan standar deviasi 7,61. Dari hasil analisis korelasi antara variabel X dan variabel Y diperoleh harga koefisien korelasi sebesar 0,749 dan setelah dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikan = 0,05 adalah 0,312 dan pada taraf signifikan = 0,01 adalah 0,424. Dengan demikian rhitung > rtabel yaitu 0,749>0,312, sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara variabel penguasaan aspek mekanis bahasa (X) dengan variabel kemampuan menyunting wacana siswa (Y). Berdasarkan hasil uji hipotesis Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengaruh penguasaan aspek mekanis bahasa dengan kemampuan menyunting wacana siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta tahun pembelajaran 2010/2011 .


(7)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 3

C.Batasan Masalah ... 4

D.Rumusan Masalah ... 4

E.Tujuan Penelitian ... 4

F.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kerangka Teoretis ... 6

1. Hakikat Penguasaan Aspek Mekanis Bahasa ... 6

a. Aspek Mekanis Bahasa ... 6

b.Pentingnya Ejaan ... 6


(8)

v

1) Pemakaian Huruf ... 7

2) Penulisan Kata ... 8

3) Pemakaian Tanda Baca ... 10

2. Penguasaan Aspek Mekanis Bahasa ... 25

3. Hakikat Kemampuan Menyunting Wacana ... 27

a. Menyunting Wacana ... 28

b. Langkah-langkah Menyunting ... 29

c. Menyunting Wacana dalam Bidang Aspek Mekanis Bahasa ... 29

d. Pengukuran Hasil Menyunting Wacana ... 30

B.Kerangka Konseptual ... 31

C.Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

B.Populasi dan Sampel ... 35

C.Metode Penelitian ... 36

D.Instrumen Penelitian ... 37

E.Teknik Mencari Data... 42

F.Prosedur Penelitian ... 42

G.Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 47


(9)

vi

B.Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 52

C.Uji Persyaratan Analisis ... 53

D.Pengujian Hipotesis ... 55

E.Temuan Penelitian ... 56

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 64

B.Saran ... 65


(10)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kasih dan anugrah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, jika ada kesalahan, kekurangan, dan kelemahan, baik dalam sistematika penulisan maupun tutur bahasanya, demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menghadapi kesulitan, tetapi berkat doa dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Teristimewa kepada Ayahanda P. Simamora dan Ibunda M. Tampubolon yang tercinta atas doa, motivasi, dan dukungan baik moral maupun materil bagi kesuksesan studi penulis.

2. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 3. Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan dan para pembantu dekan serta seluruh staf pegawai dan administrasi.

4. Drs. Azhar Umar, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan kepada penulis mulai pembuatan outline, proposal penelitian, hingga terselesainya skripsi ini.


(11)

iii

6. Drs. Tingkos Sinurat, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang merupakan Dosen Pembimbing Akademik.

7. Ibu Dra. Mursini, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

8. Seluruh Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya Dra. T. A. Siburian yang banyak memberi dukungan moril kepada penulis.

9. Seluruh staff pengajar dan pegawai di lingkungan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, terima kasih atas pengabdiannya.

10.Bapak Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Lintongnihuta beserta guru-guru dan siswa/I yang telah banyak memberikan bantuan baik berupa fasilitas maupun informasi kepada penulis selama mengadakan penelitian.

11.Adik-adikku tersayang Royenni, Herman, Roma, Nasib Duma, atas doa, dukungan dan semangat dari kalian. Semoga sehat selalu.

12.Buat KTB-ku: K’Lena, Beslina, Charina, Nurmedawaty, Ria, Sartika. Semoga sukses selalu.

13.Buat teman-temanku di UKMKP, IASMALIN, dan MITRA NUSANTARA. Tetap semangat.

14.Teman-teman satu kost Jl.Ambai No. 55 D, Pancing.

Medan, Agustus 2010 Penulis

Artha Frida Simamora NIM 061222110082


(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman I DESKRIPSI JUMLAH POPULASI SISWA ... 35 II KISI-KISI TES PENGUASAAN

ASPEK MEKANIS BAHASA ... 38 III KISI-KISI TES KEMAMPUAN

MENYUNTING WACANA ... 39 IV INTERPRETASI NILAI r ... 45 V HASIL TES PENGUASAAN

ASPEK MEKANIS BAHASA ... 48 VI DISTRIBUSI FREKUENSI PENGUASAAN ASPEK

MEKANIS BAHASA ... 49 VII HASIL TES KEMAMPUAN MENYUNTING

WACANA ... 50 VIII DISTRIBUSI FREKUENSI KEMAMPUAN MENYUNTING

WACANA ... 51 IX TINGKAT KECENDERUNGAN VARIABEL X ... 52 X TINGKAT KECENDERUNGAN VARIABEL Y ... 52 XI HASIL PERHITUNGAN UJI NORMALITAS SETIAP VARIABEL PENELITIAN ... 53 XI RINGKASAN ANAVA UNTUK


(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman I DISTRIBUSI FREKUENSI VARIABEL X ... 49 II DISTRIBUSI FREKUENSI VARIABEL Y ... 51


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah melalui pendidikan. Tujuan dari pendidikan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan individu maupun masyarakat. Di dalam pendidikan, tidak terlepas dari pengajaran bahasa. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang penting dipelajari di sekolah termasuk di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pengajaran bahasa Indonesia pada umumnya bertujuan agar seseorang terampil menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Seseorang dapat dikatakan terampil berbahasa apabila dia terampil dalam membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Keempat keterampilan ini sangat berhubungan satu dengan yang lainnya.

Menulis merupakan suatu keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Menulis mampu mendekatkan manusia dengan pikiran dan perasaannya. Dengan keterampilan menulis, kita juga dapat berkomunikasi dengan orang lain, dimana penyampaiannya secara tertulis mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Di dalam penyampaiannya secara tertulis itu, siswa perlu menguasai aspek mekanis bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sastriyani (www.apfi.pppsi.com) yang mengatakan bahwa, “Aspek mekanis bahasa mencakup tata bahasa, ejaan dan tanda baca.” Sesuai dengan pendapat di atas, aspek mekanis bahasa adalah apa yang terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). EYD mencakup penulisan huruf, pemakaian huruf,


(15)

2

penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Aspek mekanis bahasa yang akan dibahas dibatasi dalam hal pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Mengingat pentingnya ejaan tersebut, maka di setiap lembaga pendidikan di Indonesia, EYD telah menjadi salah satu materi dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini bertujuan agar siswa tidak hanya terampil berbahasa lisan tetapi terampil berbahasa tulis dalam arti mampu menerapkan ejaan dalam ragam bahasa tulis. Namun dalam kenyataannya tingkat penguasaan ejaan siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan dari pengalaman penulis ketika PPL di SMA Negeri 2 Tebing Tinggi, mereka kurang mampu menyunting wacana dengan baik dan benar.

Tujuan pembelajaran aspek mekanis bahasa adalah agar siswa tidak hanya terampil berbahasa tulis. Di samping siswa dapat menerapkan penulisan yang benar dalam ragam bahasa tulis, siswa diharapkan mampu mengembangkan kreatifitas baru dalam penulisan dan mampu menunjukkan kesalahan pada penulisan. Kreatifitas yang dimaksud adalah kemampuan menyunting sebuah wacana. Bila sudah mengetahui ejaan, sudah tentu dalam penerapannya kesalahan yang timbul akan sedikit. Jadi, dengan adanya Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan diharapkan pemakai bahasa dapat menggunakannya secara benar sebagai upaya untuk menjadikan bahasa Inonesia yang mempunyai kebakuan.

Menyunting dapat diartikan memperbaiki kesalahan dalam suatu penulisan. Seperti yang diungkapkan Ida (www.mbeproject.net) bahwa, “Di dalam menyunting selain lebih teliti dalam menulis, siswa juga terbiasa kritis terhadap kesalahan tulisan sekaligus memberikan solusi pembetulan.” Kemampuan menyunting berarti mampu menganalisis kesalahan berbahasa dalam tulisan


(16)

3

(kesalahan dalam bidang ejaan) sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mampu menyunting kesalahan dalam suatu penulisan maka diperlukan penguasaan aspek mekanis bahasa. Penyuntingan dapat difokuskan kepada sebuah wacana yang di dalamnya berkaitan dengan pemakaian huruf, penulisan kata, dan tanda baca. Ada tiga tahapan dalam menyunting, yakni: membaca cermat, menandai yang salah, dan memperbaiki kesalahan. Untuk menganalisis kesalahan berbahasa itu diperlukan adanya pemahaman yang mendalam tentang EYD. Dengan penguasaan aspek mekanis bahasa yaitu bidang ejaan, siswa diharapkan mampu menyunting sebuah wacana.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan berusaha mengungkapkan bagaimanakah pengaruh penguasaan aspek mekanis bahasa (ejaan dan tanda baca) terhadap kemampuan menyunting wacana siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pembelajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. penguasaan aspek mekanis bahasa (ejaan dan tanda baca) siswa masih rendah 2. siswa mendapat kesulitan untuk menyunting kesalahan dalam tulisan

3. kemampuan menyunting wacana siswa masih rendah 4. kesalahan yang masih sering terjadi adalah bidang ejaan.


(17)

4 C. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas dapat ditetapkan batasan masalah penelitian sebagai berikut: bagaimanakah pengaruh penguasaan aspek mekanis bahasa (ejaan dan tanda baca) terhadap kemampuan menyunting wacana siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pembelajaran 2010/2011.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana tingkat penguasaan aspek mekanis bahasa siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pembelajaran 2010/2011?

2. Bagaimanakah kemampuan siswa menyunting wacana siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pembelajaran 2010/2011?

3. Adakah pengaruh penguasaan aspek mekanis bahasa terhadap kemampuan menyunting wacana siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pembelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah tersebut dan untuk menghindari kesulitan-kesulitan yang mungkin akan terjadi dalam proses penelitian, maka dibuatlah tujuan penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu: 1. untuk menggambarkan tingkat penguasaan aspek mekanis bahasa yaitu

pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta


(18)

5

2. untuk menggambarkan kemampuan menyunting wacana pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta

3. untuk menggambarkan sejauh mana pengaruh penguasaan aspek mekanis bahasa terhadap kemampuan menyunting wacana pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian terhadap pengaruh penguasaan aspek mekanis bahasa terhadap kemampuan menyunting wacana siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pembelajaran 2010/2011 diharapkan memberikan sejumlah manfaat, antara lain:

1. secara teoretis/akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai penguasaan aspek mekanis bahasa terhadap kemampuan menyunting wacana serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka yang berminat untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan mengambil kancah penelitian yang berbeda

2. secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyunting wacana melalui penguasaan aspek mekanis bahasa.


(19)

64

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat penguasaan aspek mekanis bahasa siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta tahun pembelajaran 2010/2011 tergolong tinggi yaitu antara skor 50-90 dengan rata-rata 74,63.

2. Kemampuan menyunting wacana siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta tahun pembelajaran 2010/2011 tergolong sedang yaitu antara nilai 60-80 dengan rata-rata 71,5.

3. Hasil perhitungan koefisien korelasi yang diperoleh berdasarkan perhitungan sebesar 0,749 menunjukkan penguasaan aspek mekanis bahasa dengan kemampuan menyunting wacana berpengaruh positif. .Nilai rtabel product moment untuk sampel 40 dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh rtabel tersebut 0,312. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara penguasaan aspek mekanis bahasa dengan kemampuan menyunting wacana siswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta tahun pembelajaran 2010/2011.


(20)

65 B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang perlu disampaikan antara lain:

1. hendaknya seluruh siswa SMA Negeri 1 Lintongnihuta tahun pembelajaran 2010/2011 lebih meningkatkan penguasaan aspek mekanis bahasa

2. hendaknya seluruh siswa SMA Negeri 1 Lintongnihuta tahun pembelajaran 2010/2011 lebih meningkatkan kemampuan menyunting wacana

3. masih perlu diadakan penelitian lanjutan terhadap kemampuan menyunting tulisan pada aspek mekanis lainnya dan aspek kebahasaan yang lain sehingga dapat tercapai pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.


(21)

60

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: MSP

Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta . 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Badudu, J.S. 1998. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Depdiknas. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya . 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka Fuadi, Deti Syamrotul. 2005. Ringkasan dan Bank Soal Bahasa Indonesia Untuk

SMP/MTs. Bandung: Yrama Widya

http://one.indoskripsi.com/judul skripsi tugasmakalah/bahasa indonesia/pengertia n-karangan

http://massofa.wordpress.com/2009/02/05/analisis-kesalahan-ejaan-bahasa-indonesia-ragam-media-dalam-surat-kabar-harian-radar-tarakan-bab-2/ Kokasih, E. 2006. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Jakarta: Yrama

Widya

Lubis, Hasan A. Hamid. 1989. Problematika Bahasa. Medan: IKIP

Moeliono, M. Anton. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematis. Jakarta: Erlangga Sugihastuti. 2006. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelaja

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito.


(22)

61

Widjono. 2005. Cerdik Meyusun Proposal penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Magna Script

www.apfi.pppsi.com www.bambangtrim.com www.mbeproject.net www.puspendik.com


(23)

62 Lampiran 1

DATA PENGUASAAN ASPEK MEKANIS BAHASA (X) DAN KEMAMPUAN MENYUNTING WACANA (Y)

No. Nama Siswa X Y XY

1 Adi 75 80 5.625 6.400 6.000

2 Afni Sitohang 85 70 7.225 4.900 5.950 3 Agus Silitonga 85 70 7.225 4.900 5.950

4 Alpi 65 60 4.225 3.600 3.900

5 Annisa 65 60 4.225 3.600 3.900

6 Apriani Putri 85 70 7.225 4.900 5.950

7 Arif 85 80 7.225 6.400 6.800

8 Ayu Nurmiati 75 70 5.625 4.900 5.250 9 Besti Tambunan 90 80 8.100 6.400 7.200 10 Cici Silitonga 75 70 5.625 4.900 5.250 11 Daniati Lubis 80 80 6.400 6.400 6.400 12 Delpi Pasaribu 70 70 4.900 4.900 4.900 13 Dewi Siregar 85 70 7.225 4.900 5.950 14 Desi Pasaribu 75 70 5.625 4.900 5.250 15 Dornauli Tp.Bolon 65 65 4.225 4.225 4.225 16 Eva Hasibuan 60 60 3.600 3.600 3.600 17 Evi Hasibuan 65 60 4.225 3.600 3.900 18 Erika Hutabarat 65 60 4.225 3.600 3.900 19 Herniati Samosir 90 80 8.100 6.400 7.200 20 Hotmarito Siregar 60 70 3.600 4.900 4.200 21 Hotnida Gultom 70 70 4.900 4.900 4.900 22 Juliana Hasibuan 60 70 3.600 4.900 4.200 23 Justina Tambunan 85 80 7.225 6.400 6.800 24 Katrina Manalu 75 80 5.625 6.400 6.000 25 Labora Silaban 85 80 7.225 6.400 6.800 26 Lena Silaban 90 80 8.100 6.400 7.200 27 Lina Pasaribu 60 70 3.600 4.900 4.200 28 Marida Panjaitan 85 80 7.225 6.400 6.800

29 Marni 85 70 7.225 4.900 5.950

30 Marta Hasibuan 90 80 8.100 6.400 7.200 31 Mei Tobing 90 80 8.100 6.400 7.200 32 Montar Pasaribu 70 80 4.900 6.400 5.600 33 Mieke Manurung 65 70 4.225 4.900 4.550 34 Naomi Siahaan 80 80 6.400 6.400 6.400 35 Perawati Pane 85 80 7.225 6.400 6.800 36 Pridolin Latuik 60 60 3.600 3.600 3.600 37 Rahel Hutagalung 50 60 2.500 3.600 3.000 38 Rona Simatupang 70 70 4.900 4.900 4.900 39 Riyanti Aritonang 65 65 4.225 4.225 4.225 40 Selvia Silitonga 65 60 4.225 3.600 3.900


(24)

63 Lampiran 2

Perhitungan Validitas Tes Penguasaan Aspek Mekanis Bahasa

Validitas tes diuji dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.

n = 40

X = 28

2

X = 28

2

X = 784

XY = 377

Y = 466

2

Y = 6.274

 

2

Y = 217.156

Rxy =

 

 

 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n =

    

 

40 28 784

 

40 6.274

217.156

466 28 377 40    =

1.120 784



250.960 217.156

048 . 13 080 . 15    =

3.384

) 336 ( 032 . 2 = 144 . 358 . 11 032 . 2 = 184565 , 370 . 3 032 . 2 = 0,603

Dengan membandingkan rhitung dengan rtabel pada n = 40 pada taraf signifikan =0,05 diperoleh rtabel = 0,312. Berdasarkan kriteria rhitung > rtabel maka tes nomor 1 valid. Dengan cara yang sama diperoleh rhitung pada tabel lampiran 9.


(25)

Lampiran 3

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS TES PENGUASAAN ASPEK MEKANIS BAHASA

No.

Item rhitung rtabel Status

1 0,603 0,312 Valid

2 0,354 0,312 Valid

3 0,505 0,312 Valid

4 0,366 0,312 Valid

5 0,649 0,312 Valid

6 0,412 0,312 Valid

7 0,424 0,312 Valid

8 0,490 0,312 Valid

9 0,319 0,312 Valid

10 0,354 0,312 Valid

11 0,401 0,312 Valid

12 0,486 0,312 Valid

13 0,649 0,312 Valid

14 0,576 0,312 Valid

15 0,440 0,312 Valid

16 0,649 0,312 Valid

17 0,330 0,312 Valid

18 0,555 0,312 Valid

19 0,649 0,312 Valid

20 0,343 0,312 Valid


(26)

Perhitungan Reliabilitas Tes Penguasaan Aspek Mekanis Bahasa Untuk menghitung reliabilitas tes penguasaan aspek mekanis bahasa dihitung dengan menggunakan KR-20.

n = 40

pq = 4.604

2 S =

 

n n Y Y

2 2 = 40 40 156 . 217 274 . 6  = 40 1 , 854 = 21,1275

S = 4,596

Maka: rhitung =

            

2

2 1 S pq S n n =

               2 2 596 , 4 604 , 4 596 , 4 1 40 40

=

0,782

19

20

= 0,823

Dengan mengkonsultasikan harga rhitung terhadap harga rtabel dengan n=40 pada taraf signifikan =0,05 diperoleh rtabel = 0,312 sehingga rhitung> rtabel berarti tes yang diujikan reliabel.


(27)

Lampiran 5

Perhitungan Rata-rata dan Standar Deviasi Tes Penguasaan Aspek Mekanis Bahasa dengan Kemampuan Menyunting Wacana

1. Tes Penguasaan Aspek Mekanis Bahasa a. Rata-rata (Mean)

M =

n X

= 40 985 . 2

M = 74,63

b. Standar Deviasi (SD)

SD =

2 2 1  

n n X X n =

 

 

40 1

40 985 . 2 575 . 227 . 27 40 2   = 560 . 1 225 . 910 . 8 000 . 103 . 9 

= 1.257

= 11,12

2. Tes Kemampuan Menyunting Wacana Siswa a. Rata-rata (Mean)

M = n X

= 40 860 . 2 M = 71,50

b. Standar Deviasi (SD)

SD =

2 2 1  

n n X X n =

 

 

40 1

40 860 . 2 750 . 206 40 2   = 560 . 1 600 . 179 . 8 000 . 270 . 8 

= 57,95


(28)

Lampiran 6

UJI NORMALITAS TES PENGUASAAN ASPEK MEKANIS BAHASA

No X F FKUM Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)

1 50 1 1 -2,21 0,0136 0,0250 0,0114 2 60 5 6 -1,31 0,0951 0,1500 0,0549 3 65 8 14 -0,86 0,2483 0,3500 0,1017 4 70 4 18 -0,41 0,3409 0,4500 0,1091

5 75 5 23 0,03 0,5120 0,5750 0,0630 6 80 2 25 0,48 0,6844 0,6250 0,0594 7 85 10 35 0,93 0,8238 0,8750 0,0512 8 90 5 40 1,38 0,9162 1,0000 0,0838

Rata-rata 74,63 SD 11,12 Lhitung 0,1091 Ltabel 0,1401

Pengujian normalitas data variabel tes penguasaan aspek mekanis bahasa di atas, perhitungannya adalah sebagai berikut:

Diketahui rata-rata(M) = 74,63 dengan n = 40

Z1 =

SD M X1

=

12 , 11

63 , 74

50

=

12 , 11

63 , 24 

= -2,21  F

 

Z1 = F(-2,21)

= 0,0136

S

 

Z1 =

Sampel Fkumulatif

=

40 1

= 0,0250  Lhitung = F

   

Z1S Z1

= 0,01360,0250

= 0,0114


(29)

Dari daftar di atas diperoleh L hitung = 0,1091 dari daftar Liliefors untuk n=40 pada taraf signifikan  = 0,05 diperoleh Ltabel = 0,1401. Jadi, Lhitung < Ltabel sehingga data dikatakan berdistribusi normal.


(30)

Lampiran 7

UJI NORMALITAS TES KEMAMPUAN MENYUNTING WACANA

No. X F FKUM Zi S(Zi) F(Zi) Lhitung

1 60 8 8 -1,51 0,0655 0,2000 0,1345 2 65 2 10 -0,85 0,1977 0,2500 0,0523 3 70 15 25 -0,20 0,4247 0,1330 0,0492 4 80 15 40 1,12 0,8665 1,0000 0,1335

Rata-rata 71,50 SD 7,61 Lhitung 0,1345 Ltabel 0,1401

Pengujian normalitas data variabel kemampuan menyunting wacana di atas, perhitungannya adalah sebagai berikut:

Diketahui rata-rata(M) = 71,50 dengan n = 40

Z1 =

SD M Y1

=

61 , 7

50 , 71

60

=

61 , 7

50 , 11 

= -1,51  F

 

Z1 = F(-1,51)

= 0,0655

S

 

Z1 =

Sampel Fkumulatif

=

40 8

= 0,2000

 Lhitung = F

   

Z1S Z1 ) = 0,06550,0200

= 0,1345

Demikianlah cara untuk mencari Lhitung berikutnya.

Dari daftar di atas diperoleh L hitung =0,1345 sedangkan dari daftar Liliefors untuk n=40 pada taraf signifikan =0,05 diperoleh Ltabel = 0,1401 Jadi, Lhitung < Ltabel sehingga data dikatakan berdistribusi normal.


(31)

Lampiran 8

Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana, Uji Kelinearan dan Keberartian Persamaan Regresi Y atas X

Persamaan regresi linear sederhana yaitu: Y =a + bx

Keterangan: Y = Variabel terikat X = Variabel Bebas a = konstanta

b = koefisien regresi Y atas x harga koefisien a dan b dapat dicari dengan rumus:

a =

 

 

2 2

2

 

X X

n

Y X X

Y

b =

 

2

2

 

X X

n

Y X XY

n

Untuk pengujian ini terlebih dahulu dilakukan pengelompokan skor variabel bebas (X) kemudian dikalikan dengan skor variabel terikat (Y). 1. Perhitungan persamaan regresi Y atas X dari tabel penelitian diperoleh:

X = 2.985 Y = 2.860 X2= 227.575 Y2 = 206.750 XY = 215.900

n = 40


(32)

a =

 

 

2 2 2

  X X n Y X X Y =

 



 

2

985 . 2 575 . 227 40 900 . 215 985 . 2 575 . 227 860 . 2   = 225 . 910 . 8 000 . 103 . 9 500 . 461 . 644 500 . 864 . 650   = 775 . 192 000 . 403 . 6 = 33,214

b =

 

2

2

  X X n Y X XY n =

 



 

2

985 . 2 575 . 227 40 860 . 2 985 . 2 900 . 215 40   = 225 . 910 . 8 000 . 103 . 9 100 . 537 . 8 000 . 636 . 8   = 775 . 192 900 . 98 = 0,513

Sehingga persamaan regresi sederhana Y atas X adalah: Y = 33,214 + 0,513X

2. Uji Linearitas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana Y atas X

Dengan memasukkan harga yang diperoleh di atas, maka jumlah kuadrat yang berkaitan dengan uji linearitas dan uji keberartian persamaan regresi adalah:

1. Jumlah Kuadrat Total JK (T) = Y2 = 206.750 2. Jumlah Kuadrat Regresi JK (a)

JK (a) =

 

n Y 2

=

40 2860 2 = 204.490


(33)

3. Jumlah kuadrat Regresi JK (b/a)

JK (b/a) = b

 

      

n Y X XY

= 0,513



     40 860 . 2 985 . 2 900 . 215

= 0,513 

     40 100 . 537 . 8 900 . 215

= 0,513 (215.900- 213.427,5) = 0,513(2.472,5)

= 1.268,3925 4. Jumlah Kuadrat Sisa JK(S)

JK(S) = JK (T) - JK(a) –JK(b/a)

=206.750 – 204.490 –1.268,3925 = 991,6075

5. Jumlah Kuadrat Kekeliruan Eksperimen JK (E) JK (E) =

 

         n Y Y 2 2

Sebelum menghitung jumlah kuadrat kekeliruan eksperimen JK(E) skor X dikelompokkan terlebih dahulu.


(34)

Di bawah ini disajikan hasil perhitungan JK (E)

HASIL PERHITUNGAN JUMLAH KUADRAT KEKELIRUAN EKSPERIMEN JK(E)

No. X K n Y Y2 (Y)2 (Y)2/n JK(E)

1 50 1 1 80 6.400

2 60

2 5

70 4.900

21900 21780 120

2 60 70 4.900

4 60 60 3.600

5 60 60 3.600

6 60 70 4.900

7 65

3 8

80 6.400

43700 43512,5 187,5

8 65 70 4.900

9 65 80 6.400

10 65 70 4.900

11 65 80 6.400

12 65 70 4.900

13 65 70 4.900

14 65 70 4.900

15 70

4 4

65 4.225

15025 15006,25 18,75

16 70 60 3.600

17 70 60 3.600

18 70 60 3.600

19 75

5 5

80 6.400

27500 27380 120

20 75 70 4.900

21 75 70 4.900

22 75 70 4.900

23 75 80 6.400

24 80

6 2 80 6.400

25 80 80 6.400

26 85

7 10

80 6.400

59500 59290 210

27 85 70 4.900

28 85 80 6.400

29 85 70 4.900

30 85 80 6.400

31 85 80 6.400

32 85 80 6.400

33 85 70 4.900

34 85 80 6.400

35 85 80 6.400

36 90

8 5

60 3.600

19925 19845 80

37 90 60 3.600

38 90 70 4.900

39 90 65 4.225

40 90 60 3.600


(35)

Dari tabel jumlah kuadrat eksperimen JK(E) Y atas X dapat diketahui bahwa besar JK (E) = 736,25

6. Jumlah Kuadrat Tuna Cocok JK (TC) JK (TC) = JK(S)-JK(E) = 991,6075 – 736,25 = 255,3575

7. Varians Regresi (S2) RJK

RJK (a) = JK (a) = 204.490 8. Varians Regresi (S2 reg) = RJK (b/a)

S2 reg = RJK (b/a)

= 1.268,3925

9. Varians Residu (Res) = RJK (S) RJK (S) =

2 ) (  n

S JK

=

2 40

6075 , 991

= 26,094

10.Varians Tuna Cocok (S2TC) = RJK (TC) RJK (TC) =

2 ) (

k

TC JK

=

2 8

3575 , 255

= 42,56

Derajat kebebasan (db) regresi total = n = 40 Derajat kebebasan (db) regresi a = 1


(36)

Derajat kebebasan (db) residu = n-2 = 40-2 = 38 Derajat kebebasan (db) tuna cocok = k-2 = 8-2 = 6 Derajat kebebasan (db) regresi = n-k = 40-8= 32 11.Varians Kekeliruan (S2e) = RJK (E)

RJK (E) =

k n

E JK

 ) (

=

32 25 , 736

= 23,007

12.Uji Linearitas persamaan regresi digunakan rumus: Fhitung =

) (

) (

E RJK

TC RJK

=

007 , 23

56 , 42

= 1,84

Dengan mengkonsultasikan Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikan =0,05 dan derajat kebebasan (db) pembilang = k-2 = 8-2 = 6 dan derajat kebebasan penyebut (dk) = n-k = 40-8 = 32, diperoleh daftar distribusi dengan interpolasi sebagai berikut:

F0,05 (6:32) = 2,40. jadi Fhitung < Ftabel (1,84< 2,40) sehingga dapat disimpulkan persamaan regresi Y = 33,214 + 0,513X adalah linear pada taraf signifikan =0,05.


(37)

13.Uji Keberartian Persamaan Regresi digunakan rumus Fhitung =

) (Re

) (Re

s RJK

g RJK

=

0949 , 26

3925 , 268 . 1

= 48,60

Dengan mengkonsultasikan Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikan =0,05 derajat kebebasan (db) pembilang =1 dan derajat kebebasan (dk) penyebut = n-2 = 40-2 = 38 diperoleh Fhitung dari daftar distribusi F dengan interpolasi sebagai berikut

F0,05(1:38) = 4,10. Jadi Fhitung > Ftabel (48,60>4,10) dan dapat disimpulkan koefisien arah regresi Y atas X berarti linear.


(38)

Lampiran 9

Perhitungan Koefisien Korelasi

Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel penelitian digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar dari Pearson. Dari deskripsi data diperoleh harga-harga sebagai berikut:

X = 2.985 Y = 2.860 X2 = 227.575 Y2 = 206.750 XY = 215.900 n = 40


(39)

Dengan memasukkan harga-harga tersebut ke dalam rumus, maka diperoleh:

r

xy =

 

 

 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n =

 

2

 

2

860 . 2 750 . 206 40 985 . 2 575 . 227 40 ) 860 . 2 )( 985 . 2 ( ) 900 . 215 ( 40    =

9.103.000 8.910.225



8.270.000 8.179.600

100 . 537 . 8 000 . 636 . 8    =

192.775



90.400

900 . 98 = 000 . 860 . 426 . 17 900 . 98 = 83 , 010 . 132 900 . 98 = 0,749

Karena rhitung ≥ rtabel dimana rhitung atau

r

xy = 0,749 memiliki interpretasi yang tinggi berarti ada hubungan yang signifikan antara penguasaan aspek mekanis bahasa dengan kemampuan menyunting wacanasiswa kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta tahun pembelajaran 2010/2011 dengan taraf signifikan =0,05.


(40)

Lampiran 10

Instrumen Tes Penguasaan Aspek Mekanis Bahasa Petunjuk

1. Tuliskan identitas Anda pada baris yang telah tersedia di bawah ini: Nama :

Kelas :

2. Bacalah soal dengan seksama!

3. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang Anda anggap paling benar di lembar jawaban yang telah disediakan!

4. bila terjadi kesalahan dan Anda ingin memperbaikinya, maka tambahkan dengan garis dua =, dan silang jawaban yang Anda anggap benar!

SOAL Perhatikan wacana berikut!

NOL TAK BERARTI TIDAK ADA

Tulisan ini saya buat sebagai tanggapan atas artikel misteri bilangan nol yang ditulis oleh saudara Yousmichad Yusda (Kompas, 24/5/2002). Setelah dibaca tulisan tersebut, saya ditemukan banyak kesalahan mungkin yang menurut orang awam itu hal tidak berarti. Tetapi bagi orang yang didalami matematika disalahkan itu cukup fatal.

Sekurang-kurangnya ada enam kesalahan yang sempat saya temui dalam tulisan sdr.Yusdja. Kesalahan, pertama pernyataan anda bahwa bukanlah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol...seperti ide jika sesuatu yang dikalikan 0 maka menjadi tidak ada.

Koreksi saya, nol itu tidak berarti tiada Di contohkan berikut memang bisa menipu. Disuatu lapangan terdapat dua mobil yang di parkir. Satu jam kemudian, kedua mobil itu di pindahkan. Jadi, tidak ada lagi mobil yang di parkir dilapangan tersebut. Kita dapat menyatakan bahwa banyaknya mobil yang diparkir dilapangan tersebut sekarang adalah nol buah. Disini, nol buah mobil menunjukkan bahwa memang tidakada mobil dilapangan. Tetapi, nol disini adalah nilai. Nol disini berfungsi mempresentasikan ketiadaan tersebut dalam suatu konstanta numerik. Jadi, bukan berarti nol tidak ada.

Didalam matematika nol adalah bilangan, sedangkan kosong dan tiada adalah sifat. Bilangan tidak sama dengan sifat. Contoh yang paling jelas adalah antara himpunan nol dengan himpunan kosong. Himpunan nol adalah himpunan yang anggotanya hanya satu unsur, yaitu nol; sedangkan himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota.

Mengapa sesuatu yang tidak ada sering dinyatakan bahwa banyaknya adalah nol? Dalam matematika, nol adalah bilangan yang menjadi unsur identitas dalam operasi penjumlahan. Bilangan apapun bila ditambahkan dengan nol hasilnya adalah bilangan nol itu sendiri. Begitulah sesuatu yang tidak ada. Jika kemudian sesuatu itu didatangkan dalam kuantitas tertentu maka banyaknya sesuatu itu didatangkan dalam kuantitas tertentu maka banyaknya sesuatu itu sekarang adalah sama banyaknya dengan banyaknya sesuatu yang didatangkan.


(41)

Soal nomor 1 s.d 12 berdasarkan wacana 1:

1. Penulisan huruf kapital yang paling tepat pada kalimat berikut adalah...

a. Tulisan ini saya buat sebagai tanggapan atas artikel Misteri Bilangan Nol yang ditulis oleh saudara Yousmichad Yusdja (Kompas, 24/5/2002). b. Tulisan ini saya buat sebagai tanggapan atas artikel misteri bilangan nol

yang ditulis oleh Saudara Yousmichad yusdja (Kompas, 24/5/2002). c. Tulisan ini saya buat sebagai tanggapan atas artikel Misteri Bilangan Nol

yang ditulis oleh Saudara Yousmichad Yusdja (Kompas, 24/5/2002). d. Tulisan ini saya buat sebagai tanggapan atas artikel misteri bilangan nol

yang ditulis oleh Saudara Yousmichad Yusdja (Kompas, 24/5/2002). 2. Pada kalimat 2 paragraf 1, manakah kalimat yang benar...

a. Setelah dibaca tulisan tersebut, saya ditemukan banyak kesalahan mungkin yang menurut orang awam itu hal tidak berarti.

b. Setelah dibaca tulisan tersebut, banyak saya temukan kesalahan mungkin yang menurut orang awam itu hal tidak berarti.

c. Setelah membaca tulisan tersebut, saya menemukan banyak kesalahan mungkin yang menurut orang awam itu hal tidak berarti.

d. Setelah membaca tulisan tersebut, saya menemukan banyak kesalahan yang mungkin menurut orang awam itu hal tidak berarti.

3. Pemakaian kata yang depan yang tepat terdapat pada kalimat...

a. Tetapi, bagi orang yang didalami matematika disalahkan itu cukup fatal. b. Tetapi, bagi orang yang mendalami matematika kesalahan itu cukup fatal. c. Tetapi, bagi orang yang kedalam matematika mensalahkan itu cukup fatal. d. Tetapi, bagi orang yang didalam matematika disalahkannya itu

cukup fatal.

4. Contoh penggunaan tanda petik (“) yang tepat untuk menyatakan judul adalah: a. “Misteri bilangan “nol”

b. “Nol tak berarti tiada” c. “Nol Tidak berarti Tiada” d. “Misteri Bilangan Nol”

5. Sekurang-kurangnya ada enam kesalahan yang sempat saya temui dalam tulisan sdr. Yusdja.

Kalimat di atas tidak sesuai dengan EYD, seharusnya…

a. Sekurangnya ada enam kesalahan yang sempat saya temukan dalam tulisan Sdr. Yusdja.

b. Sekurangnya ada enam kesalahan yang saya sempatkan temui dalam tulisan Sdr. Yusdja.

c. Sekurang-kurangnya ada enam permasalahan yang sempat saya temukan dalam tulisan Sdr. Yusdja.

d. Sekurangnya ada enam kesalahan yang sempat ditemukan dalam tulisan Sdr. Yusdja.


(42)

6. Penggunaan tanda koma yang tepat pada kalimat di bawah ini adalah...

a. Kesalahan, pertama pernyataan anda bahwa bukankah bilangan nol itu mewakili seesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol...seperti ide jika sesuatu yang dikalikan 0 maka menjadi tidak ada. b. Kesalahan pertama pernyataan anda, bahwa bukankah bilangan nol itu

mewakili seesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol... seperti ide jika sesuatu yang dikalikan 0 maka menjadi tidak ada.

c. Kesalahan pertama pernyataan anda bahwa, bukankah bilangan nol itu mewakili seesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada yakni, nol... seperti ide jika sesuatu yang dikalikan 0 maka menjadi tidak ada.

d. Kesalahan pertama, pernyataan anda bahwa bukankah bilangan nol itu mewakili seesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni, nol... seperti ide jika sesuatu yang dikalikan 0 maka menjadi tidak ada.

7. Perhatikan kembali paragraf II berikut:

Kesalahan, pertama pernyataan anda bahwa bukanlah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni

nol…seperti ide jika sesuatu yang dikalikan 0 maka menjadi tidak ada.

Apabila kalimat di atas diberi tanda petik (“) maka tanda petik yang tepat

berada pada kalimat…

a. “bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol...seperti ide jika sesuatu yang dikalikan 0 maka

menjadi tidak ada”

b. “Kesalahan, pertama pernyataan Anda”

c. “bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu

ada, yakni nol...seperti ide jika sesuatu”

d. “mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada”

8. Apabila paragraf ke II disempurnakan sesuai dengan EYD maka menjadi… a. Sekurang-kurangnya, ada enam kesalahan yang sempat saya temui dalam

tulisan sdr. Yusdja. Kesalahan, pertama pernyataan anda bahwa bukanlah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol...seperti ide jika sesuatu yang dikalikan 0 maka memjadi tidak ada.

b. Sekurang ada enam kesalahan yang sempat saya temui dalam tulisan sdr. Yusdja. Kesalahan, pertama pernyataan anda bahwa bukanlah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol...seperti ide jika sesuatu yang dikalikan 0 maka memjadi tidak ada. c. Sekurang-kurangnya ada enam kesalahan yang sempat saya temui dalam

tulisan sdr. Yusdja. Kesalahan, pertama “pernyataan Anda” bahwa bukanlah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol...seperti ide jika sesuatu yang dikalikan 0 maka memjadi tidak ada.

d. Sekurangnya ada enam kesalahan yang sempat saya temui dalam tulisan sdr. Yusdja. Kesalahan pertama, pernyataan Anda bahwa “Bukanlah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol...seperti ide jika sesuatu yang dikalikan 0 maka memjadi


(43)

9. Penggunaan kata depan yang tepat terdapat pada kalimat...

a. Koreksi saya, nol itu tidak berarti tiada. Di contohkan berikut memang bisa menipu. Disuatu lapangan terdapat dua mobil yang di parkir.

b. Koreksi saya, nol itu tidak berarti tiada Dicontohkan berikut memang bisa menipu. Di suatu lapangan terdapat dua mobil yang diparkir.

c. Koreksi saya, nol itu tidak berarti tiada Di contohkan berikut memang bisa menipu. Disuatu lapangan terdapat dua mobil yang diparkir.

d. Koreksi saya, nol itu tidak berarti tiada Dicontohkan berikut memang bisa menipu. Disuatu lapangan terdapat dua mobil yang di parkir.

10. Koreksi saya, nol itu tidak berarti tiada. Di contohkan berikut memang bisa menipu. Disuatu lapangan terdapat dua mobil yang di parkir.

Kalimat di atas belum sesuai dengan EYD, seharusnya...

a. Koreksi saya, nol itu tidak berarti tiada. di contohkan berikut memang bisa menipu sisuatu lapangan. Terdapat dua mobil yang di parkir.

b. Koreksi saya, nol itu tidak berarti tiada Contoh berikut memang bisa menipu. Di suatu lapangan terdapat dua mobil yang diparkir.

c. Koreksi saya nol, itu tidak berarti tiada Contoh berikut memang bisa menipu. Di suatu lapangan terdapat dua mobil yang diparkir.

d. Koreksi saya nol itu tidak berarti tiada, contoh berikut memang bisa menipu. Disuatu lapangan terdapat dua mobil yang diparkir.

11. Penggunaan kata berimbuhan yang tepat terdapat pada kalimat…

a. Satu jam kemudian, ke dua mobil tersebut di pindahkan. Jadi, tidak ada lagi mobil yang di parkir dilapangan tersebut.

b. Satu jam kemudian, kedua mobil tersebut di pindah kan. Jadi, tidak ada lagi mobil yang diparkir di lapangan tersebut.

c. Satu jam kemudian, kedua mobil tersebut di-pindahkan. Jadi, tidak ada lagi mobil yang di parkir di-lapangan tersebut.

d. Satu jam kemudian, kedua mobil tersebut dipindahkan. Jadi, tidak ada lagi mobil yang di parkir di lapangan tersebut.

12. Kita dapat mengatakan bahwa banyaknya mobil yang diparkir dilapangan tersebut sekarang adalah nol buah. Disini, nol buah mobil menunjukkan bahwa memang tidakada mobil dilapangan. Penggunaan awalan di-yang tepat adalah...

a. Disini, di parkir, dilapangan b. Diparkir, di lapangan, di sini c. di parkir, di sini, dilapangan d. diparkir, disini, dilapangan

Soal nomor 13 s.d 20 berdasarkan wacana berikut:

MEDAN (Waspada): PPTI (Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia) Sumut melaksanakan penyuluhan kesehatan penyakit Tuberkulosis. Paru-paru dan bahaya rokok yamg diikuti seratusan siswa kelas-I SMUN 1 Medan di aula sekolah tersebut, Sabtu (26/5).


(44)

Ketua pengurus PPTI Sumut, Drs.TH.Simatupang mengatakan, penyuluhan tersebut bertujuan memberi kesadaran bagi masyarakat, utamanya kalangan siswa untuk meninggalkan rokok terutama pada pelaksanaan Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada 31 Mei 2003 mendatang.

“Matikan rokok anda sebelum rokok mematikan anda melalui berbagai penyakit di antaranya sakit jantung dan sakit tuberkulosis paru-paru. Pelihara udara bersih dan sehat, lindungi mereka yang bukan

perokok,” katanya.

Pada tahap awal, dia berharap warga Medan tidak menghisap rokok yang merupakan sumber penyakit tersebut dengan memanfaatkan momen peringatan hari tanpa tembakau sedunia pada dihujung Mei 2003 ini, “Untuk menghentikan rokok perlu ditanam niat yang kuat dari dalam

diri sendiri.”

“Kalau para guru memberi contoh buruk dengan merokok di dalam kelas, sebaiknya para siswa secara arif dapat mengingatkan guru tersebut

untuk berhenti merokok untuk menjaga kesehatan bersama,” tutur dia.

Penyakit ini memiliki tanda awal berupa batuk berdahak disertai darah lebih 4 minggu, sesak waktu bernafas, keringat malam hari, demam 2 minggu, berat badan menyusut dan suara parau, jelas Parhusip.

Untuk mencegah semakin menularnya tuberkulosis, katanya, perlu dilakukan tindakan berupa hentikan merokok tutup, mulut saat batuk, jangan meludah sembarangan dan lakukan pengobatan ke dokter.

Sementara itu penyuluhan kesehatan tersebut, terlihat ricuh akibat siswa-siswa meninggalkan aula sebelum acara berakhir sedang Wakil Kepala SMUN 1 Medan Drs.S.Tanjung yang berindak selaku moderator penyuluhan tak kuasa menahan kepergian siswanya.

Akibatnya tim penyuluhan membatalkan sesi tanya jawab dan menyesalkan ulah para siswa yang kurang menghargai mereka. “Ini diluar dugaan karena melihat siswa kelas-II yang dipulangkan lebih awal untuk menyusun bangku untuk Ebtanas siswa kelas III lalu siswa kelas-I yang ikut penyuluhan pun ikut-ikutan pulang.”

Sumber:

Waspada, 30 Mei 2003. Jelang Hari Tanpa tembakau 31 mei. Matikan Rokok Sebelum

Rokok Mematikan Anda. Hal. IV

13.Pada paragraf I terdapat kalimat, “Paru-paru dan bahaya rokok yang diikuti seratusan siswa...”

Kata yang digarisbawahi di atas sebaiknya diubah menjadi... a. seratus

b. ratusan c. 100

d. Semua benar

14.Pada judul berita, “Jelang hari Tanpa Tembakau 31 Mei”. Kata jelang seharusnya diubah menjadi...

a. Menjelang b. Sebelum


(45)

c. Menghadapi d. Menyongsong

15. Pada paragraf III baris pertama dan kedua pada kalimat tersebut diakhiri dengan…

a. Titik dua b. titik koma c. tanda kutip d. tanda titik

16. Paragraf 4 terdapat pada kutipan sedunia, kata tersebut harus ditandai dengan...

a. tanda pisah b. tanda hubung c. tanda garis miring d. tanda sama dengan

17. Pada kata dihujung, pada paragraf IV, pilihan katanya tidak tepat, seharusnya…

a. Akhir Mei 2003. b. Permulaan Mei 2003. c. Penghujung mei 2003. d. Terakhir Mei 2003.

18.Pada paragraf VI, terdapat kalimat, “..., sebaiknya para siswa secara arif dapat mengingatkan guru tersebut... ”

Kata para tidak perlu dipakai karena... a. kata para sudah berlebihan

b. kata para sudah menyatakan siswa c. kata para sudah menyatakan hubungan d. a dan c benar

19. Pada paragraf IX, “Sementara itu penyuluhan kesehatan tersebut, terlihat ricuh akibat siswa-siswa...”

Pemakaian dan penghilangan tanda koma pada kalimat di atas sebaiknya... a. “Sementara itu, penyuluhan kesehatan tersebut terlihat ricuh akibat siswa-siswa...”

b. “Sementara itu penyuluhan kesehatan tersebut terlihat ricuh, akibat siswa-siswa...”

c. “Sementara itu penyuluhan kesehatan tersebut, terlihat ricuh akibat siswa-siswa...”

d. Semua benar

20. Pada paragraf X, tanda penghubung pada kelas-2 dan kelas-1, seharusnya... a. Ada

b. dihilangkan

c. ada tetapi pakai huruf d. ada tetapi pakai angka


(46)

Lampiran 10 Nama : Kelas :

LEMBAR JAWABAN

TES PENGUASAAN ASPEK MEKANIS BAHASA

1. a b c d 11. a b c d

2. a b c d 12. a b c d

3. a b c d 13. a b c d

4. a b c d 14. a b c d

5. a b c d 15. a b c d

6. a b c d 16. a b c d

7. a b c d 17. a b c d

8. a b c d 18. a b c d

9. a b c d 19. a b c d


(47)

Lampiran 11

Kunci Jawaban Tes Penguasaan Aspek Mekanis Bahasa

1. C 2. D 3. B 4. D 5. A 6. D 7. A 8. D 9. B 10.B 11. D 12. B 13. B 14. A 15. C 16. B 17. C 18. A 19. A 20. B


(48)

Lampiran 12

Instrumen Tes Kemampuan Menyunting Wacana Petunjuk

1. Tuliskan nama Anda di sebelah kanan atas pada lembar jawaban yang telah disediakan!

2. Waktu yang tersedia bagi Anda untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 30 menit.

SOAL

Dahulu, sebelum cara imunisasi di temukan selama-puluhan abad, puluhan ribu penduduk dunia mati, akibat berbagai penyakit. Di Inggris sebelum ditemukan Vaksin cacar kurang lebih delapan puluh ribu orang, mati karena penyakit itu. Penemuan vaksin sejak abad ke-18 sangat memperkecil angka kematian tersebut. Tahun 1796 jenner dari Inggris menemukan vaksin Rabies yang dikembangkan oleh Pasteur pada tahun 1885. Kemudian menyusul pula, pengembangan vaksin tipus tahun 1941. Selanjutnya, tahun 1950 ditemukanlah vaksin-vaksin untuk mencegah kurang lebih tiga puluh macam penyakit yang menyerang binatang piaraan, tahun 1955 di hadapan khalayak ramai yang berkumpul di universitas Michigan diumumkanlah hasil pengembangan dan percobaan vaksin polio. Meskipun demikian, tak ada vaksin yang benar-benar telah sempurna. Sehingga para ilmuwan masih ditantang terus baik untuk menyempurnakan vaksin itu, maupun dengan cara-cara imunisasi


(49)

Lampiran 13 Perbaikannya:

Dahulu sebelum cara imunisasi ditemukan selama puluhan abad, puluhan ribu penduduk dunia mati akibat berbagai penyakit. Di Inggris, sebelum ditemukan vaksin cacar, kurang lebih delapan puluh ribu orang mati karena penyakit itu. Penemuan vaksin sejak abad ke-18 sangat memperkecil angka kematian tersebut. Tahun 1796 Jenner dari Inggris menemukan vaksin rabies yang dikembangkan oleh Pasteur pada tahun 1885. Kemudian menyusul pula pengembangan vaksin tipus tahun 1941. Selanjutnya, tahun 1950 ditemukanlah vaksin-vaksin untuk mencegah kurang lebih tiga puluh macam penyakit yang menyerang binatang piaraan. Tahun 1955 di hadapan khalayak ramai yang berkumpul di Universitas Michigan diumumkanlah hasil pengembangan dan percobaan vaksin polio. Meskipun demikian, tak ada vaksin yang benar-benar telah sempurna, sehingga para ilmuwan masih ditantang terus, baik untuk menyempurnakan vaksin itu maupun dengan cara-cara imunisasi.


(1)

Ketua pengurus PPTI Sumut, Drs.TH.Simatupang mengatakan, penyuluhan tersebut bertujuan memberi kesadaran bagi masyarakat, utamanya kalangan siswa untuk meninggalkan rokok terutama pada pelaksanaan Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada 31 Mei 2003 mendatang.

“Matikan rokok anda sebelum rokok mematikan anda melalui berbagai penyakit di antaranya sakit jantung dan sakit tuberkulosis paru-paru. Pelihara udara bersih dan sehat, lindungi mereka yang bukan perokok,” katanya.

Pada tahap awal, dia berharap warga Medan tidak menghisap rokok yang merupakan sumber penyakit tersebut dengan memanfaatkan momen peringatan hari tanpa tembakau sedunia pada dihujung Mei 2003 ini, “Untuk menghentikan rokok perlu ditanam niat yang kuat dari dalam diri sendiri.”

“Kalau para guru memberi contoh buruk dengan merokok di dalam kelas, sebaiknya para siswa secara arif dapat mengingatkan guru tersebut untuk berhenti merokok untuk menjaga kesehatan bersama,” tutur dia.

Penyakit ini memiliki tanda awal berupa batuk berdahak disertai darah lebih 4 minggu, sesak waktu bernafas, keringat malam hari, demam 2 minggu, berat badan menyusut dan suara parau, jelas Parhusip.

Untuk mencegah semakin menularnya tuberkulosis, katanya, perlu dilakukan tindakan berupa hentikan merokok tutup, mulut saat batuk, jangan meludah sembarangan dan lakukan pengobatan ke dokter.

Sementara itu penyuluhan kesehatan tersebut, terlihat ricuh akibat siswa-siswa meninggalkan aula sebelum acara berakhir sedang Wakil Kepala SMUN 1 Medan Drs.S.Tanjung yang berindak selaku moderator penyuluhan tak kuasa menahan kepergian siswanya.

Akibatnya tim penyuluhan membatalkan sesi tanya jawab dan menyesalkan ulah para siswa yang kurang menghargai mereka. “Ini diluar dugaan karena melihat siswa kelas-II yang dipulangkan lebih awal untuk menyusun bangku untuk Ebtanas siswa kelas III lalu siswa kelas-I yang ikut penyuluhan pun ikut-ikutan pulang.”

Sumber:

Waspada, 30 Mei 2003. Jelang Hari Tanpa tembakau 31 mei. Matikan Rokok Sebelum

Rokok Mematikan Anda. Hal. IV

13.Pada paragraf I terdapat kalimat, “Paru-paru dan bahaya rokok yang diikuti seratusan siswa...”

Kata yang digarisbawahi di atas sebaiknya diubah menjadi... a. seratus

b. ratusan c. 100

d. Semua benar

14.Pada judul berita, “Jelang hari Tanpa Tembakau 31 Mei”. Kata jelang seharusnya diubah menjadi...

a. Menjelang b. Sebelum


(2)

c. Menghadapi d. Menyongsong

15. Pada paragraf III baris pertama dan kedua pada kalimat tersebut diakhiri dengan…

a. Titik dua b. titik koma c. tanda kutip d. tanda titik

16. Paragraf 4 terdapat pada kutipan sedunia, kata tersebut harus ditandai dengan...

a. tanda pisah b. tanda hubung c. tanda garis miring d. tanda sama dengan

17. Pada kata dihujung, pada paragraf IV, pilihan katanya tidak tepat, seharusnya…

a. Akhir Mei 2003. b. Permulaan Mei 2003. c. Penghujung mei 2003. d. Terakhir Mei 2003.

18.Pada paragraf VI, terdapat kalimat, “..., sebaiknya para siswa secara arif dapat mengingatkan guru tersebut... ”

Kata para tidak perlu dipakai karena... a. kata para sudah berlebihan

b. kata para sudah menyatakan siswa c. kata para sudah menyatakan hubungan d. a dan c benar

19. Pada paragraf IX, “Sementara itu penyuluhan kesehatan tersebut, terlihat ricuh akibat siswa-siswa...”

Pemakaian dan penghilangan tanda koma pada kalimat di atas sebaiknya... a. “Sementara itu, penyuluhan kesehatan tersebut terlihat ricuh akibat siswa-siswa...”

b. “Sementara itu penyuluhan kesehatan tersebut terlihat ricuh, akibat siswa-siswa...”

c. “Sementara itu penyuluhan kesehatan tersebut, terlihat ricuh akibat siswa-siswa...”

d. Semua benar

20. Pada paragraf X, tanda penghubung pada kelas-2 dan kelas-1, seharusnya... a. Ada

b. dihilangkan

c. ada tetapi pakai huruf d. ada tetapi pakai angka


(3)

Lampiran 10 Nama : Kelas :

LEMBAR JAWABAN

TES PENGUASAAN ASPEK MEKANIS BAHASA

1. a b c d 11. a b c d

2. a b c d 12. a b c d

3. a b c d 13. a b c d

4. a b c d 14. a b c d

5. a b c d 15. a b c d

6. a b c d 16. a b c d

7. a b c d 17. a b c d

8. a b c d 18. a b c d

9. a b c d 19. a b c d


(4)

Lampiran 11

Kunci Jawaban Tes Penguasaan Aspek Mekanis Bahasa

1. C 2. D 3. B 4. D 5. A 6. D 7. A 8. D 9. B 10.B 11. D 12. B 13. B 14. A 15. C 16. B 17. C 18. A 19. A 20. B


(5)

Lampiran 12

Instrumen Tes Kemampuan Menyunting Wacana Petunjuk

1. Tuliskan nama Anda di sebelah kanan atas pada lembar jawaban yang telah disediakan!

2. Waktu yang tersedia bagi Anda untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 30 menit.

SOAL

Dahulu, sebelum cara imunisasi di temukan selama-puluhan abad, puluhan ribu penduduk dunia mati, akibat berbagai penyakit. Di Inggris sebelum ditemukan Vaksin cacar kurang lebih delapan puluh ribu orang, mati karena penyakit itu. Penemuan vaksin sejak abad ke-18 sangat memperkecil angka kematian tersebut. Tahun 1796 jenner dari Inggris menemukan vaksin Rabies yang dikembangkan oleh Pasteur pada tahun 1885. Kemudian menyusul pula, pengembangan vaksin tipus tahun 1941. Selanjutnya, tahun 1950 ditemukanlah vaksin-vaksin untuk mencegah kurang lebih tiga puluh macam penyakit yang menyerang binatang piaraan, tahun 1955 di hadapan khalayak ramai yang berkumpul di universitas Michigan diumumkanlah hasil pengembangan dan percobaan vaksin polio. Meskipun demikian, tak ada vaksin yang benar-benar telah sempurna. Sehingga para ilmuwan masih ditantang terus baik untuk menyempurnakan vaksin itu, maupun dengan cara-cara imunisasi


(6)

Lampiran 13 Perbaikannya:

Dahulu sebelum cara imunisasi ditemukan selama puluhan abad, puluhan ribu penduduk dunia mati akibat berbagai penyakit. Di Inggris, sebelum ditemukan vaksin cacar, kurang lebih delapan puluh ribu orang mati karena penyakit itu. Penemuan vaksin sejak abad ke-18 sangat memperkecil angka kematian tersebut. Tahun 1796 Jenner dari Inggris menemukan vaksin rabies yang dikembangkan oleh Pasteur pada tahun 1885. Kemudian menyusul pula pengembangan vaksin tipus tahun 1941. Selanjutnya, tahun 1950 ditemukanlah vaksin-vaksin untuk mencegah kurang lebih tiga puluh macam penyakit yang menyerang binatang piaraan. Tahun 1955 di hadapan khalayak ramai yang berkumpul di Universitas Michigan diumumkanlah hasil pengembangan dan percobaan vaksin polio. Meskipun demikian, tak ada vaksin yang benar-benar telah sempurna, sehingga para ilmuwan masih ditantang terus, baik untuk menyempurnakan vaksin itu maupun dengan cara-cara imunisasi.